Anda di halaman 1dari 8

PERAN MAHASISWA PERGERAKAN (PMII) PADA PERKEMBANGAN

TEKNOLOGI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DALAM


MENGHADAPI BONUS DEMOGRAFI INDONESIA TAHUN 2030

Disusun Oleh:

Muhammad Khanif Musoffa Rayon Al-Khawarizmi

KOMISARIAT TIDAR TAHUN 2020


A. Pendahuluan

Transisi demografi sangat menguntungkan ketika penduduk usia produktif


(15-64 tahun) mengalami jumlah terbesar jika dibandingkan dengan proporsi
penduduk usia non-produktif (0-14 tahun dan diatas 65 tahun). Karena pada
proporsi penduduk ini, terdapat suatu keuntungan yang bisa dinikmati oleh suatu
negara sebagai batu loncatan untuk memajukan negara yang bersangkutan.
Didalam ilmu demografi, kondisi ini disebut bonus demografi. Indonesia
diprediksi akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030 yang akan datang.
Berdasarkan paparan Surya Chandra, anggota DPR Komisi IX, dalam
Seminar masalah kependudukan di Indonesia di Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia bahwa jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) pada 2020-2030 akan
mencapai 70%, sedangkan 30% lainnya adalah penduduk dengan usia non-
produktif (dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun). Bila dilihat dari jumlahnya,
penduduk usia non-produktif mencapai 180 juta orang, sementara penduduk non-
produktif hanya 60 juta.
Penduduk usia produktif yang akan mengalami bonus demografi diantaranya
adalah pelajar tingkat atas, mahasiswa, dan tak terkecuali mereka yang sudah
maupun yang belum berkeluarga pada usia produktif. Mahasiswa sebagai generasi
muda mempunyai peran dalam persiapan bonus demografi di tahun 2030 yang
akan datang.
Menyongsong berjalannya bonus demografi yang hanya ada satu kali di
sebuah negara yang mana sejalan dengan perkembangan teknologi di era revolusi
industri 4.0 harus ada tindakan positif dan perlunya persiapan semaksimal
mungkin. Persiapan tersebut bisa di mulai pada masa sekarang, yaitu sebelum
terjadinya peristiwa tersebut dengan cara mengambil peran untuk menghadapi
bonus demografi di tahun yang akan datang.
Dengan adanya kondisi bonus demografi, tentu bisa menjadi peluang bagi
Indonesia untuk melanjutkan kesejahteraan serta memakmurkan masyarakat
apabila masyarakat usia produktif memiliki kualitas sumber daya yang dapat
menunjang serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan negara.

1
B. Pembahasan

Revolusi industri merupakan perubahan yang cepat di bidang ekonomi yaitu


dari kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi industri yang menggunakan mesin
dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai. Industri 4.0 sendiri
merupakan salah satu pelaksanaan proyek Strategi Teknologi Modern Jerman
2020 (Germany’s High-Tech Strategy 2020). Strategi tersebut diimplementasikan
melalui peningkatan teknologi sektor manufaktur, penciptaan kerangka kebijakan
strategis yang konsisten, serta penetapam prioritas tertentu dalam menghadapi
kompetisi global. Revolusi industri sebagai salah satu revolusi penting dunia juga
memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap Indonesia. Selain memasuki masa
awal Revolusi Industri 4.0, Indonesia juga pada saat yang sama telah masuk pada
awal era bonus demografi.
Bonus demografi merupakan kondisi dimana suatu wilayah atau negara
memiliki jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak apabila
dibandingkan dengan usia non-produktif. Dikatakan sebagai “bonus” karena
kondisi ini tidak terjadi secara terus menerus melainkan hanya terjadi dan tidak
bertahan lama. Salah satu beberapa kelompok usia produktif diantaranya yaitu
mahasiswa.
Menurut Sarwono (1978), Mahasiswa adalah setiap orang yang terdaftar
disebuah perguruan tinggi dengan batasan umur sekitar 18 – 30 tahun dan
dikatakan sebagai suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya,
karena adanya ikatan dengan suatu perguruan tinggi. Tak terkecuali dengan
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau yang lebih dikenal dengan PMII
merupakan suatu organisasi/gerakan yang bertujuan melahirkan kader-kader
bangsa yang mempunyai integritas diri sebagai hamba yang bertaqwa kepada
Allah SWT dan atas dasar ketaqwaanya berkiprah mewujudkan peran untuk
membangun masyarakat bangsa dan negara Indonesia menuju suatu tatanan
masyarakat yang adil dan makmur.
Indonesia akan menikmati bonus demografi pada tahun 2020-2030. Namun,
menurut proyeksi ILO hal itu tidak diikuti dengan ketersediaaan tenaga ahli. Hasil
ststistik data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
menjelaskan, bahwasanya Indonesia masih kekurangan tenaga ahli dengan jumlah
10,07% atau 13,4 juta jiwa tenaga ahli dari jumlah keseluruhan warga Indonesia
untuk menghadapi bonus demografi. Diproyeksikan pada tahun 2030 mendatang,
secara global segala pekerjaan akan digantikan sebanyak 800 juta lapangan kerja
oleh robot. Kenapa robot begitu penting, karena robot mudah diatur juga sangat
terukur, sehingga pabrik dan industri mampu meningkatkan prokduktivitas sekitar
250% dan mengurangi resiko kecacatan produk hingga 80% .
Dari permasalahan tersebut, peran mahasiswa pergerakan (PMII) dalam
kesuksesan bonus demografi lebih mengerucut pada partisipasinya mendorong
peningkatan kualitas kader. Sebab, peningkatan kualitas kader yang diperoleh,
akan menentukan kualitas kepribadian, keterampilan dan karakter yang didapat
dalam sebuah pendidikan yang nantinya akan mendistribusikan berbagai macam
kebutuhan bangsa dan negara. Terkhusus dalam bidang riset dan teknologi.
Berdasarkan paparan Fathor Rachman, Komisioner KPU Kabupaten Pamekasan,
dalam Seminar dengan tema Positioning PMII Pamekasan dalam Menghadapi
Bonus Demografi di Pembukaan Konferensi Cabang (Konfercab) Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) XXX bahwa PMII wajib memiliki program
yang mengacu pada peningkatan potensi SDM kader untuk menghadapi bonus
demografi. Mengingat, dunia kerja dan industri akan mencari SDM yang
berkualitas dan berkompeten, dengan dibekali hardskill dan networking skill yang
bagus.
Hardskill adalah keahlian utama yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan
lebih tepatnya ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis yang
berhubungan dengan bidang ilmunya. Sepertihalnya menekuni apa yang di
pelajari dan membuat karya berupa perkembangan ilmu pengetahuan dalam
cangkupan teknologi. Sedangkan, networking skill adalah kemampuan untuk
memperluas koneksi dan relasi. Menurut Dr. Frank Minirth (1994) dalam bukunya
berjudul You Can, beliau mengungkapkan bahwa networkingskill merupakan seni
berkomunikasi satu sama lain, berbagi ide, informasi dan sumber daya untuk
meraih kesuksesan individu ataupun kelompok. Dalam hal ini bukan hanya
hardskill dan networking skill saja yang diperlukan untuk mempersiapkan bonus
demografi, namun softskill juga diperlukan untuk menghadapi revolusi industri
4.0 demi kesuksesan bonus demografi 2030. Menurut World Economic Forum
(WEF) dalam Report Future of Jobs tahun 2018 ada 10 macam softkill untuk
mempersiapkan bonus demografi dan menghadapi revolusi industri 4.0,
diantaranya :
1. Complex problem solving = Kemampuan menyelesaikan masalah yang
komplek, mempertimbangkan berbagai kemungkinan sebagai solusi, dan
mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah yang sering trjadi di
lingkungan sekitar.
2. Critical thinking = Kemampuan berfikir rasional/kritis/koknitif dan
merumuskan strategi yang akan diharapkan dengan melihat gambaran yang
besar dan mampu menemukan solusi.
3. Creativvity = Kemampuan berinovasi, menciptakan hal-hal baru, dan cara-
cara baru dari sesuatu yang sudah ada sebelumya.
4. People management = Kemampuan mengelola, menggerakaan orang, dan
menggunakan sumber daya manusia.
5. Co-ordinating with others = Kemampuan untuk berkolaborasi dengan
orang lain.
6. Emotional intelligence = Kemampuan seseorang untuk mengatur,
mengevaluasi, menerima, dan mengendalikan emosi untuk mengelola diri
sendiri serta orang-orang disekitarnya.
7. Judgement & decision making = Kemampuan menilai atau mengambil
keputusan yang cepat dan tepat.
8. Service orientation = Kemampuan orientasi untuk memberikan pelayanan
yang terbaik layaknya berempati kepada orang lain.
9. Negotiation = Kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain.
10. Cognitive flexibility = Kemampuan seseorang untuk mudah beradaptasi dan
mudah menyesuaikan terhadap hal-hal baru.
10 skill tersebut tidak dimiliki oleh robot dan tidak bisa digantikan oleh mesin.
Hanya ada pada manusia yang sungguh-sungguh melatih diri secara terus menerus
dan berkesinambungan. Maka dari itu, menyiapkan secara baik calon-calon
penduduk usia produktif terutama kader-kader PMII yang memiliki karakteristik
sehat, cerdas, dan produktif adalah salah satu peran yang sangat penting dalam
menghadapi bonus demografi.

C. Penutup

Kesimpulan yang dapat diambil dari gagasan di atas yaitu bonus demografi
Indonesia merupakan hal yang dinikmati oleh negara sebagai akibat dari besarnya
proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan
yang sejalan dengan adanya revolusi industri 4.0. Mahasiswa pergerakan (PMII)
perlu mengetahui hal tentang bonus demografi yang menjadikan peluang bukan
sebaliknya menjadi permasalahan dikemudian hari. Perlunya penyampaian,
pengetahuan, persiapan terhadapat mahasiswa sebagai generasi muda dianggap
pernting agar bonus demografi menjadi peluang dengan meningkatnya sumber
daya manusia yang berkualitas.
Peran PMII sebagai mahasiswa pergerakan yang turut serta mempersiapkan
bonus demografi indonesia 2030, lebih dikerucutkan dalam partisipasinya
mendorong peningkatan kualitas kader. Sebab, peningkatan kualitas kader yang
diperoleh, akan menentukan kualitas kepribadian, keterampilan dan karakter yang
didapat dalam sebuah pendidikan yang nantinya akan mendistribusikan berbagai
macam kebutuhan bangsa dan negara. Melalui bidang ilmu pengetahuan yang
ditekuni dan diaplikasikan secara langsung, terkhusus dalam bidang riset dan
teknologi.
Langkah konkret yang di ambil dalam mewujutkan kader PMII yang
memiliki karakteristik sehat, cerdas, dan produktif untuk mempersiapkan bonus
demografi indonesia 2030, yaitu PMII wajib memiliki program yang mengacu
pada peningkatan potensi SDM kader untuk menghadapi bonus demografi.
Mengingat, dunia kerja dan industri akan mencari SDM yang berkualitas dan
berkompeten, dengan dibekali hardskill, softskill, dan networking skill yang bagus.
DAFTAR PUSTAKA

Afdhal, F. (2019). Peran Mahasiswa dalam Menghadapi Bonus Demografi


Indonesia. Indralaya: Universitas Sriwijaya.

Falikhah, Nur . (2017). Bonus Demografi Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia.
Banjarmasin :UIN Antasari Banjarmasin.

Konoras, Isyana Kurniasari. (2018). Problematika Pemerintah dalam


Menyongsong Bonus Demografi di Indonesia. Manado: Institut Agama
Islam Negeri Manado. Volume 22, Nomor 2.

Kring, Sriani Ameratunga. Maria Gabriella Breglia. (2015). Jobs and Skills for
Youth: Review of Policies for Youth Employment of Indonesia. Gneva: ILO
https://www.ilo.org/employment/Whatwedo/Publications/WCMS_336130/
lang--en/index.htm diakses pada 15 April 2020 pukul 13.43.

Mantra, Ida Bagoes. (2007). Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Prasetyo, Hoedi. Wahyudi Sutopo. (2018). Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek
Dan Arah Perkembangan Riset. J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri,
volume 13, Nomor 1.

Statistik Data Kependudukan dan Ketenagakerjaan . (2015). Bappenas


https:///www.bappenas.go.id/id/data-dan-informasi-utama/data-dan-statisti
k1/kemiskinan-ketenagakerjaan-dan-usaha-kecil-menengah/ diakses pada
13 April 2020 pukul 20.43.

Sulaiman. (2020). Hadapi Bonus Demografi, PMII Perlu di Tingkatkan Kualitas


Kader- Kader. Pemekasan: nuonline
https://www.nu.or.id/post/read/116550/hadapi-bonus-demografi--pmii-
perl u-tingkatkan-kualitas-kader diakses pada 15 April 2020 pukul 13.57.
Lampiran

BIODATAPENULIS
A. Data Pribadi
Nama : Muhammad Khanif Musoffa
Tempat, Tgl Lahir : Magelang, 12 Juli 2000
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat Sekarang : Kedungan, Kedungsari, Bandongan, Magelang
Telepon 08551244612
E-mail : khanif6610@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan
FORMAL :
 2006 – 2012 SDN Kedungsri, Paingan, Kedungsari,
Bandongan, Magelang 56151
 2012 – 2015 SMPN 2 Bandongan, Jl Kopral Purwadi km. 5
Bandongan, Magelang 56151
 2015 – 2018 MAN 4 Bantul, Jl Majapahit, Pringgolayan,
Pranti, Kec. Banguntapan, Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55198
 2018 – Sekarang Universitas Tidar, Jl Kapten Suparman No.39,
Tuguran, Protobangsan, Kec. Magelang Utara, Kota
Magelang, Jawa Tengah 56116
NON FORMAL :
 2015 – 2018 Pondok Pesantren Darul Mushlihin, Jurugentong,
Banguntapan Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55198
 2018 Mapaba II Rayon Al-Khawarizmi, Ponpes
Sirojul Muttaqin, Jetis, Kalinegoro,
Mertoyudan, Magelang 56172

C. Pengalaman Organisasi
 2016 – 2017 Organisasi Santri Darul Mushlihin Sebagai
Ketua Umum
 2018 – 2019 Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro Sebagai
Anggota Devisi Akademik
 2019 – 2020 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon
Al-khawarizmi Sebagai Anggota Biro
Keagamaan
 2020 – 2021 UKM IQSAN Sebagai Ketua Devisi Humas

Anda mungkin juga menyukai