Anda di halaman 1dari 33

Makalah Hak Asasi Manusia Tentang

Ketenagakerjaan

Disusun Oleh :

Tyara Melia Tjarda (19012030)

Egi Sapiki (19012033)

Nur Hapifah (19012034)

Alisa Adistia Dieni (19012035)

Muhammad Aditia Reza (19012036)

Desi Kristina Putri (19012037)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR

TAHUN AJARAN 2019-2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan seizin dan rahmat-Nya makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1

1.3 Tujuan .................................................................................................... 2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 3

2.1 Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia .......................................... 3

2.2 Pengertian Hak Asasi Manusia .............................................................. 4

2.3 Macam – Macam Hak Asasi Manusia .................................................... 5

2.4 Dasar Hukum Hak Asasi Manusia ......................................................... 6

2.5 Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia................................................. 7

BAB III .......................................................................................................... 9


PEMBAHASAN ............................................................................................ 9

3.1 Pengertian Ketenagakerjaan ................................................................. 9

3.2 Macam-Macam Tenaga Kerja ............................................................... 9

3.3 Hak Asasi Manusia Dalam Ketenagakerjaan .................................... 111

3.4 Sistem Upah ....................................................................................... 122

3.5 Pengertian pengangguran .................................................................. 155

3.6 Macam-macam pengangguran ........................................................... 166

3.7 Sebab-sebab pengangguran .............................................................. 188

3.8 Dampak pengangguran ...................................................................... 200

3.9 Solusi mengatasi pengangguran ....................................................... 222

ii
3.10 Upaya Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja di Indonesia .................. 244

3.11 Kasus Pelanggaran HAM Ketenagakerjaan di Indonesia ................ 255

BAB IV ...................................................................................................... 288


4.1 Kesimpulan........................................................................................ 288

4.2 Saran ................................................................................................ 288

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 29

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah ketenagakerjaan adalah salah satu masalah pokok yang harus
dihadapi oleh negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia. Jumlah
penduduk yang terus meningkat tanpa diikuti pertambahan lapangan
pekerjaan selalu menjadi pemicu menjamurnya pengangguran.
Pada kenyataannya saat ini Indonesia sangat membutuhkan generasi
penerus yang terampil, mandiri dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sebagai sumber daya manusia berkualitas yang berfungsi sebagai tenaga
pembangun Indonesia. Dalam perencanaan pembangunan, data mengenai
ketenagakerjaan memegang peranan yang sangat penting. Tanpa tenaga
kerja tidak mungkin proses pembangunan dapat terlaksana. Makin lengkap
dan akurat data ketenagakerjaan yang tersedia makin jelas dan tepatlah
rencana pembangunan dapat dibuat.
Menyelasaikan masalah kekurangan lapangan pekerjaan bukanlah hal
yang mudah tetapi bukan tidak mungkin untuk dilakukan. Salah satu langkah
awal yang seharusnya dilakukan adalah meneliti seberapa besar lapangan
pekerjaan yang harus disediakan untuk menampung para angkatan kerja.
Untuk itu perlu diperkirakan jumlah tenaga kerja yang akan didayagunakan
dalam pembangunan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian ketenagakerjaan dan tenaga kerja?
2. Apa saja macam-macam tenaga kerja?
3. Apakah pengertian pengangguran?
4. Apa penyebab terjadinya pengangguran ?
5. Apa saja jenis-jenis pengangguran?
6. Bagaimana dampak pengangguran?
7. Bagaimana cara mengatasi pengangguran
8. Bagaimana data dan analisis masalah pengangguran di indonesia?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian ketenagakerjaan dan tenaga kerja
2. Mengetahui saja macam-macam tenaga kerja
3. Mengetahui Hak Asasi Manusia dibidang Ketegakerjaan
4. Mengetahui Kasus Pelangaran HAM dibidang Ketenagakerjaan

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia


Sejarah hak asasi manusia berawal dari dunia Barat (Eropa). Seorang
filsuf Inggris pada abad ke-17,John Locke, merumuskan adanya hak alamiah
(natural rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup,
hak kebebasan, dan hak milik. Pada waktu itu, hak masih terbatas pada
bidang sipil (pribadi) dan politik. Sejarah perkembangan hak asasi manusia
ditandai adanya tiga peristiwa penting di dunia Barat, yaitu Magna Charta,
Revolusi Amerika, dan Revolusi Prancis.
a. Magna Charta (1215)
Piagam perjanjian antara Raja John dari Inggris dengan para
bangsawan disebut Magna Charta. Isinya adalah pemberian jaminan
beberapa hak oleh raja kepada para bangsawan beserta keturunannya,
seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa adanya pemeriksaan pengadilan.
Jaminan itu diberikan sebagai balasan atas bantuan biaya pemerintahan
yang telah diberikan oleh para bangsawan. Sejak saat itu, jaminan hak
tersebut berkembang dan menjadi bagian dari system konstitusional Inggris.

b. Revolusi Amerika (1276)


Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan
penjajahan Inggris disebut Revolusi Amerika.Declaration of Independence
(Deklarasi Kemerdekaan) dan Amerika Serikat menjadi negara merdeka
tanggal 4 Juli 1776 merupakan hasil dari revolusi ini.Pengertian Hak Asasi
Manusia Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan
Inggris disebut Revolusi Amerika.Declaration of Independence (Deklarasi
Kemerdekaan) dan Amerika Serikat menjadi negara merdeka tanggal 4 Juli
1776 merupakan hasil dari revolusi ini.

3
2.2 Pengertian Hak Asasi Manusia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, Hak Asasi Manusia
adalah “seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.”
Pengertian Hak Asasi Manusia yang dikemukakan beberapa para ahli.

1. John Locke, Hak Asasi Manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir
yang secara kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat
diganggu gugat (bersifat mutlak).
2. Menurut Prof. Koentjoro Poerbo Pranoto (1976), Hak Asasi Manusia
adalah hak yang bersifat asasi. Artinya, hak-hak yang dimiliki manusia
menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya
sehingga bersifat suci.
3. Menurut G.J. Wolhots, hak-hak asasi manusia adalah sejulah hak yang
melekat dan berakar pada tabiat setiap pribadi manusia, bersifat
kemanusiaan
4. Jan Materson, anggota Komisi Hak Asasi Manusia PBB, merumuskan
pengertian HAM dalam “human right could be generally defines as those
right which are inherent in our nature and without which we cannot live
as human being” yang artinya HAM adalah hak-hak yang secara secara
inheren melekat dalam diri manusia, dan tanpa hak itu manusia tidaka
dapat hidup sebagai manusia
5. Prof. Darji Darmodiharjo, S. H. mengatakan : hak – hak asasi manusia
adalah dasar atau hak – hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir
sebagai anugrah tuhan yang maha esa. Hak – hak asasi itu menjadi dasr
dari hak dan kewajiban – kewajiban yang lain. (Achmad Iqbal)

4
2.3 Macam – Macam Hak Asasi Manusia
Macam – macam Hak Asasi Manusia

1. Hak Asasi Pribadi ( Personal Human Rights )

Hak ini merupakan hak yang berhubungan dengan kehidupan pribadi


setiap orang. Contoh dari personal human rights ini adalah kebebasan
untuk menyampaikan pendapat,bergerak, berpindah ke berbagai tempat.

2. Hak Asasi Politik ( Politic Rights )

Hak ini merupakan hak asasi dalam kehidupan politik seseorang.


Contohnya adalah hak untuk dipilih dan memilih,hak dalam keikutsertaan
kegiatan pemerintahan, hak dalam membuat petisi dan lain sebagainya.

3. Hak Asasi Ekonomi ( Property Rights )

Hak ini menyangkut hak individu dalam hal perekonomian. Contoh dari
hak property rights adalah kebebasan dalam hal jual-beli, perjanjian
kontrak, dan memiliki pekerjaan yang pantas.

4. Hak Asasi Peradilan ( Procedural Rights )

Hak dalam memperoleh perlakuan sama dalam tata cara pengadilan.


Contohnya adalah hak untuk mendapatkan pembelaan hokum, hak untuk
mendapatkan perlakuan pemeriksaan, penyidikan, penangkapan,
penggeledahan, da penyelidikan di muka umum.

5. Hak Asasi Sosial Budaya

Hak terkait dalam kehidupan masyarakat . Beberapa contohnya adalah


hak untuk menentukan, memilih, dan melakukan pendidikan, hak untuk
mendapatkan pengajaran

6. Hak Asasi Hukum ( Legal Equality Rights )

Hak untuk mendapatkan kependudukan yang sama dalam hukum dan


pemerintahan. Contohnya dalam bidang hukum dan pemerintahan, menjadi
pegawai sipil, perlindungan dan pelayanan hukum.

5
2.4 Dasar Hukum Hak Asasi Manusia
Bangsa Indonesia mempunyai pandangan dan sikap mengenai Hak
Asasi Manusia yang bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal,
nilai luhur budaya bangsa, serta berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.Pengakuan tersebut diatur dalam beberapa peraturan
perundang, antara lain sebagai berikut.

1. UU Nomor 5 Tahun 1998 yang berisi tentang ratifikasi terhadap aturan


anti kekejaman, penyiksaan, perlakuan, atau penghukuman yang
kejam, tidak berperikemanusiaan, dan merendahkan martabat.
2. UU Nomor 9 TAhun 1998 yang berisi tentang kebebasan menyatakan
pendapat
3. UU Nomor 11 Tahun 1998 yang mengatur tentang hak dan kewajiban
buruh di Indonesia
4. UU Nomor 8 Tahun 1999, berisikan tentang hak dan perlindungan
konsumen.
5. UU Nomor 19, 20, dan 21 Tahun 1999, berisi tentang perburuhan.
Dalam hal ini UU mengatur tentang penghapusan ekrja paksa, upah
minimum pekerja, dan diskriminsai dalam pekerjaan.
6. UU Nomor 26 Tahun 1999, berisikan tentang pencabutan hukum
subsversi yang dianggap membatasi hak berpendapat.
7. UU Nomor 39 Tahun 1999 , berisikan tentang HAM.
8. UU Nomor 40 Tahun 1999, berisikan tentang pers, hak dan
kewajibannya.
9. UU Nomor 26 TAhun 2006, berisikan tentang pengadilan terhadap
pelanggar HAM.
10. Undang-Undang 1945 pasal 27 ayat 1 sampai 3.
11. Undang-Undang 1945 pasal 28 a sampai 28 j

6
2.5 Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Pengertian pelanggaran HAM menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39
Tahun 1999 yakni “setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan
atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang
dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan
tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku”.
Di Indonesia terdapat berbagai pelenggaran Hak Asasi Manusia, entah
itu pelanggaran HAMyang bersifat berat maupun ringan.Berikut contoh kasus
belanggaran HAM di Indonesia :

1. Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998)


Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998. Peristiwa ini berkaitan
dengan gerakan di era reformasi yang gencar disuarakan di tahun 1998.
Gerakan tersebut dipicu oleh krisis moneter dan tindakan KKN presiden
Soeharto, sehingga para mahasiswa kemudian melakukan demo besar-
besaran di berbagai wilayah yang kemudian berujung dengan bentrok
antara mahasiswa dengan aparat kepolisian.
2. Kasus Marsinah 1993
Kasus Marsinah terjadi pada 3-4 Mei 1993. Seorang pekerja dan
aktivitas wanita PT Catur Putera Surya Porong, Jatim
Peristiwa ini berawal dari aksi mogok yang dilakukan oleh Marsinah dan
buruh PT CPS. Mereka menuntun kepastian pada perusahaan yang
telah melakukan PHK mereka tanpa alasan. Setelah aksi demo tersebut,
Marsinah malah ditemukan tewas 5 hari kemudian. Ia tewas di kawasan
hutan Wilangan, Nganjuk dalam kondisi mengenaskan dan diduga
menjadi korban pelanggaran HAM berupa penculikan, penganiayaan
dan pembunuhan.
3. Peristiwa Tanjung Priok (1984)
Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga
sekitar yang berawal dari masalah SARA dan unsur politis.Peristiwa ini

7
dipicu oleh warga sekitar yang melakukan demonstrasi pada pemerintah
dan aparat yang hendak melakukan pemindahan makam keramat Mbah
Priok. Para warga yang menolak dan marah kemudian melakukan unjuk
rasa, hingga memicu bentrok antara warga dengan anggota polisi dan
TNI.Dalam peristiwa ini diduga terjadi pelanggaran HAM dimana terdapat
ratusan korban meninggal dunia akibat kekerasan dan penembakan.
4. Penculikan aktivis 1997/1998
Peristiwa penghilangan orang secara paksa atau penculikan terhadap
para aktivis pro-demokrasi yang terjadi menjelang pelaksanaan
Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1997 dan Sidang Umum Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 1998 Jakarta Selatan.Peristiwa
penculikan ini dipastikan berlangsung dalam tiga tahap: Menjelang
pemilu Mei 1997, dalam waktu dua bulan menjelang sidang MPR bulan
Maret, sembilan di antara mereka yang diculik selama periode kedua
dilepas dari kurungan dan muncul kembali.
5. Peristiwa perbudakan buruh panci 2013
Kampung Bayur Opak RT 03/06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan
Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, terkuak setelah dua buruh yang
bekerja di pabrik itu berhasil melarikan diri. Andi Gunawan (20 tahun) dan
Junaidi (22) kabur setelah tiga bulan dipekerjakan dengan tidak layak.
Dalam waktu enam bulan dia bekerja di pabrik milik Juki Hidayat itu,
tidak sepeser pun uang yang diterima para buruh.
Setiap hari, para buruh harus bekerja lebih dari 12 jam untuk membuat
200 panci. Jika tidak mencapai target, lanjutnya, para pekerja akan
disiksa dan dipukul. Para pekerja yang rata-rata berumur 17 hingga 24
tahun ini hanya memiliki satu baju yang melekat di tubuh, karena
menurutnya baju, ponsel dan uang yang mereka bawa dari kampung
disita oleh sang majikan ketika baru tiba di pabrik tersebut. Para pekerja
diiming-imingi mendapat gaji Rp 600 ribu per bulannya.

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Ketenagakerjaan


Ketenagakerjaan, menurut Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menyebutkan bahwa
ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan masalah
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
1 .Tenaga kerja
Merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU
No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki
usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15
tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja
disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari
para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula
yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas
7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.

3.2 Macam-Macam Tenaga Kerja


Pada dasarnya ketenagakerjaan dapat diklasifikasikan minimal menjadi
tiga macam yakni tenaga kerja terdidik (skill labour), tenaga kerja terlatih
(trainer labour), tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour).

9
1. Tenaga kerja terdidik (skill labour)
Tenaga kerja terdidik (skill labour) adalah tenaga kerja yang
pernah memperoleh pendidikan formal dalam bidang tertentu tetapi
mereka belum pernah dilatih dalam bidang tersebut. Tenaga kerja
terdidik ini diidentikkan dengan tenaga kerja yang belum
berpengalaman.
2. Tenaga kerja Terlatih (trained labour)
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang telah bekerja dan
pernah mengikuti latihan sesuai dengan bidangnya, misalnya
seorang yang telah menamatkan studinya dalam bidang akuntansi,
maka mereka dapat digolongkan sebagai tenaga kerja terlatih.
Tenaga kerja terlatih ini dapat disamakan dengan tenaga kerja yang
sudah berpengalaman.
3. Tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour)
Yang dimaksud tenaga kerja tidak terlatih adalah tenaga kerja
di luar tenaga kerja terdidik dan juga tenaga kerja terlatih. Tenaga
kerja tidak terlatih ini merupakan bagian terbesar dari seluruh
tenaga kerja yang ada. Mereka umumnya hanya mengenyam
pendidikan formal pada tataran tingkat bawah dan tidak mempunyai
keahlian yang memadai karena memang belum ada pengalaman
kerja, sehingga pekerjaan yang dikerjakannyapun umumnya tidak
memerlukan keahlian secara spesifik. Misalnya seorang pelajar
(Tingkat Sekolah Dasar, Tingkat Sekolah Menengah, Tingkat
Sekolah Lanjutan Atas) droup out, maka mereka dapat digolongkan
pada tenaga kerja tidak terlatih

10
3.3 Hak Asasi Manusia Dalam Ketenagakerjaan
Menurut Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “Tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.” Pasal tersebut
menjelaskan bahwa setiap individu sebagai anggota warga negara berhak
untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan yang layak dalam
kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara. Lapangan pekerjaan
merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang
akan digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan
yang layak diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan
kebutuhan dasar,.seperti: pangan, sandang,dan papan.Pada era
globalisasi ini sering terlihat tingginya angka akan tuntutan hak tanpa
diimbangi dengan kewajiban . Disisi lain , masih terdapat pula hak yang kian
tak bersambut dengan kewajiban yang telah dilakukan . Kedua hal tersebut
merupakan pemicu terjadinya ketimpangan antara hak untuk mendapatkan
pekerjaan dan penghidupan yang layak dengan kewajiban yang tak kunjung
dilaksanakan .

Menurut UU No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan telah


mengatur perlindungan terhadap hak-hak pekerja antara lain:

1. Hak ini diatur dalam pasal 6 UU No 13 Tahun 2003 yang berbunyi “setiap
pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa
diskriminasi dari pengusaha”.
2. Hak ini diatur dalam pasal 18 ayat 1 UU No 13 Tahun 2003 yang berbunyi
“Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan komptensi kerja setelah
mengikuti pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga pelatihan kerja
pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta, atau pelatihan di tempat
kerja.”
3. Hak ini diatur dalam pasal 31 UU No 13 Tahun 2003 yang berbunyi “Setiap
tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih,
mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang
layak di dalam atau di luar negeri”
4. Setiap pekerja/buruh beserta keluarganya menurut pasal 99 UU No 13
Tahun 2003 berhak mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja. Jaminan

11
sosial tenaga kerja pada saat ini dapat berupa BPJS kesehatan dan BPJS
ketenagakerjaan.
5. Setiap pekerja/buruh dalam pasal 86 UU No 13 Tahun 2003 berhak
mendapatkan perlindungan yang terdiri dari:
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
b. Moral dan Kesusilaan.
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia dan nilai – nilai agama.
6. Menurut UU No 13 Tahun 2003 pasal 79 Pengusaha wajib memberi waktu
istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh.
7. Menurut UU No 13 Tahun 2003 pasal 12 (3) Setiap pekerja/buruh memiliki
kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan kerja sesuai dengan
bidang tugasnya.

3.4 Sistem Upah


Upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja
kepada pekerja atau buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut
perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk
tunjangan bagi pekerja atau buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan
atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Faktor yang mempengaruhi Upah
1. Biaya keperluan hidup minimum pekerja dan keluarganya
2. Peraturan undang-undang yang mengikat tentang upah minimum pekerja
(umr)
3. Produktivitas marginal tenaga kerja
4. Tekanan yang dapat diberikan oleh serikat buruh dan serikat pengusaha
5. Perbedaan jenis pekerjaan
6. Tingkat kebersaingan

Syarat dan tujuan Pemberian Upah


Syarat dan tujuan Pemberian Upah adalah mampu memuaskan kebutuhan dasar
pekerja, menyediakan sistem pemberian upah yang sebanding dengan

12
perusahaan lain di bidang yang sama, memiliki sifat adil, dan menyadari fakta
bahwa setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda. Tujuan pemberian upah
kepada tenaga kerja adalah memberikan rasa ketertarikan para tenaga kerja
berbakat untuk masuk ke perusahaan, membangun loyalitas dan
mempertahankan karyawan terbaik agar tidak berpindah ke perusahaan lain, dan
memberikan motivasi kepada karyawan agar bekerja lebih aktif.

Sistem upah di indonesia

Sistem upah didasarkan pada fungsi, yakni:

a) Menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarga


b) Mencermunkan imbalan atas hasil kerja seseorang
c) Menyediakan insentif untuk mendorong meningkatkan produktifivitas
kerja.
Sistem pemberian upah di Indonesia digolongkan sebagai berikut:

 Sistem Upah Menurut Waktu


Mendasarkan pembayaran upahnya menurut waktu kerja seorang pekerja.
Satuan waktunya ‘apat ditentukan per jam, per hari, per minggu atau per bulan.
Contohnya perusahaan Viave menetapkan pembayaran upahnya per hari
sebesar Rp 50,000.00, maka jika seorang pekerja bekerja selama 10 hari, upah
yang akan dia terima sebesar 10 hari X Rp 50,000.00 adalah Rp 500,000.00.
kebaikan sistem upah menurut waktu adalah pekerja tidak perlu bekerja terburu-
buru dan pekerja tahu dengan pasti jumlah upah yang akan diterima. Keburukan
sistem upah menurut waktu adalah pekerja biasanya kurang giat dan kurang teliti,
karena besarnya upah tidak didasarkan atas prestasi kerja

 Sistem Upah Borongan


Mendasarkan pemberian upah berdasarkan balas jasa atau suatu pekerja yang
dipaketkan atau diborongkan. Contohnya, upah untuk membangun tower sebuah
operator TV, pembuatannya diborongkan kepada perusahaan yang bergerak di
bidangnya. Kebaikan sistem upah borongan sebagai berikut: pertama, pekerja

13
mengetahui dengan pasti jumlah yang akan diterima; kedua, bagi majikan, tidak
perlu berhubungan langsung dengan pekerja dan mengetahui dengan pasti
berapa jumlah upah yang harus diberikan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Keburukannya yakni salah perhitungan, pekerja tidak dapat diselesaikan dan
terhenti di tengah jalan (tunda atau batal).

 Sistem Co-Partnership
Memberikan upah kepada pekerjanya berupa saham atau obligasi perusahaan.
Dengan obligasi atau saham tersebut, para pekerja merasa memiliki sendiri
perusahaan tersebut. Dalam sistem ini, pengusaha dan pekerja merupakan
partner atau mitra usaha. Kebaikan sistem co-partnership adalah apabila
mendapatkan keuntungan besar, maka pekerja menerima upah yang besar pula
sedangkan keburukan sistem co-partnership adalah pada saat perusahaan
mendapatkan kerugian, maka masing-masing uang yang ditanamkan dalam
saham tidak memberikan keuntungan.

 Sistem upah bagi hasil


Memberikan upah kepada pekerjanya dengan sistem bagi hasil, digunakan
dalam penggarapan lahan pertanian di mana pemilik lahan dan penggarap lahan
membagi hasil pertaniannya dengan presentase tertentu sesuai dengan
kesepakatan bersama

 Sistem Upah Menurut Prestasi


Berdasarkan prestasi kerja yang diperoleh para pekerja, besarnya upah
yang diperoleh seseorang oleh seorang pekerja bergantung banyak
sedikitnya hasil yang dicapai dalam waktu tertentu oleh para pekerja
tersebut.
 Sistem Upah Skala
Berdasarkan tingkat kemajuan dan kemunduran hasil penjualan. Jika hasil
penjualan meningkat, maka upah bertambah, dan sebaliknya. Kebaikan
sistem ini adalah pekerja giat bekerja dan produktivitasnya tinggi
sedangkan keburukan sistem ini adalah kualitas kerja kadang kurang

14
diperhatikan sebagai akibat pekerja bekerja terlampau keras dan jumlah
upah tidak tetap.
 Sistem Upah Premi
Kombinasi sistem upah prestasi yang ditambah dengan sejumlah premi
tertentu . contohnya, jika Elya sebagai pekerja menyelesaikan 200 potong
pakaian dalam 1 jam, maka dibayar Rp 5,000.00 dan jika terdapat
kelebihan dari 200 potong, maka diberikan premi misalnya prestasi
kerjanya 210 potong per jam, maka Elya akan mendapatkan Rp 5,000.00
ditambah (10/200X Rp 5,000.00) = Rp 5,250.00.
 Sistem Bonus
Memberikan upah kepada pekerja dari sebagian keuntungan pada akhir
tahun buku. Jadi selain upah tetap bulanan, pekerja mendapatkan upah
tambahan sebagai bonus atas partisipasinya dalam membangun
perusahaan sehingga mendapatkan keuntungan. Kebaikan sistem ini
adalah pekerja ikut bertanggung jawab bahkan berkepentingan atas
kemajuan perusahaan. Sedangkan keburukan sistem ini adalah tidak
semua pekerja mampu menunjukkan hasil yang dicapai atas kemajuan
perusahaan.
 Sistem Upah Indeks Biaya Hidup
Mengaitkan pemberian upah dengan turun naiknya biaya hidup, jika biaya
hidup meningkat, maka upah pekerja dinaikkan, dan sebaliknya. Upah
dibayarkan dalam bentuk barang, seperti sembako.

3.5 Pengertian pengangguran


Definisi pengangguran menurut para ahli:
menurut Sadono Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan dimana
seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
Menurut Payman J. Simanjuntak Pengangguran adalah orang yang tidak
bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja
kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha
memperoleh pekerjaan.

15
3.6 Macam-macam pengangguran
Secara garis besar, pengangguran dapat dibedakan menjadi dua
golongan, menurut lama waktu kerja dan menurut penyebabnya.
1) Jenis pengangguran menurut waktu kerja
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum
bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas,
maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
a) Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan
tertentu. Contoh : suatu kantor mempekerjakan 10 orang karyawan
padahal pekerjaan dalam kantor itu dapat dikerjakan dengan baik
walau hanya dengan 8 orang karyawan saja,sehingga terdapat
kelebihan 2 orang tenaga kerja. Orang-orang semacam ini yang
disebut dengan pengangguran terselubung.
b) Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan
pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini
merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama
seminggu. Contoh : seorang buruh bangunan yang telah
menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek untuk sementara
menganggur sambil menunggu proyek berikutnya.
c) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja
yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran
jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan
padahal telah berusaha secara maksimal.
2) Jenis Pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya :
Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya
dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a) Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-
turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.

16
b) Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh ketidakcocokan antara
keterampilan (kualifikasi) tenaga kerja yang dibutuhkan dan
keterampilan tenaga kerja yang tersedia.Perubahan struktur ekonomi
dan corak ekonomi dalam jangka panjang merupakan latar belakang
ketidakcocokan itu.
c) Pengangguran friksional (Frictional Unemployment) adalah
pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara
pemberi kerja dan pencari kerja (pergantian pekerjaan atau
pergeseran tenaga kerja). Pengangguran ini muncul dari kemauan
tenaga kerja yang bersangkutan. Ia menganggur untuk sementara
waktu dalam rangka mencari pekerjaan yang lebih baik, menantang
dan menunjang karirnya. Pengangguran ini sering disebut
pengangguran sukarela.
d) Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat
pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim
panen.
e) Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat
perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-
mesin
f) Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi).
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan
masyarakat (aggrerat demand). Contoh : suatu saat perekonomian
suatu negara mengalami masa pertumbuhan (menaik).Di saat lain,
mengalami resesi (menurun) atau bahkan depresi.Pada saat krisis
ekonomi, daya beli masyarakat menurun sehingga tingkat permintaan
terhadap barang dan jasa juga menurun.Turunnya permintaan
masyarakat terhadap barang dan jasa memaksa produsen untuk
menurunkan kegiatan produksi.Produsen melakukan ini antara lain
dengan cara mengurangi pemakaian faktor produksi, termasuk tenaga
kerja.

17
3.7 Sebab-sebab pengangguran
Pengangguran dapat terjadi karena beberapa sebab diantaranya:
1. Pengaruh Musim
Perubahan musim terjadi bukan hanya disektor pertanian saja. Tetapi
sektor terjadi juga pada sektor lain. Pada liburan dan tahun baru, misalnya
suasana sektor jasa tansportasi dan pariwisata menjadi sangat sibuk
dibanding dengan hari-hari biasa. Begitu pula hari menjelang, sedang dan
bulan suci Ramadhan, nampak permintaan antara barang dan jasa meningkat
dan selanjutnya akan membawa dampak otomatis terhadap permintaan
tenaga kerja disektor yang bersangkutan.
2. Adanya hambatan (ketidak lancaran) bertemunya pencari kerja dan
lowongan kerja
Jenis pengangguran ini biasanya terjadi karena hambatan teknis
(misalnya waktu dan tempat). Sering terjadi pencari kerja tidak mendapat
informasi yang lengkap tentang lowongan kerja. Sehingga mereka kehilangan
kesempatan untuk mendapat lowongan pekerjaan tersebut. Pilihannya
adalah tidak bekerja. Karena kondisi sudah tidak kondusif lagi.
3. Rendahnya Aliran Investasi
Investasi merupakan komponen aggregate demand yang mempunyai
daya ungkit terhadap perluasan tenaga kerja. Perubahan investasi membawa
dampak output (pendapatan). Secara otomatis meningkatnya output akan
membutuhkan sumberdaya untuk proses produksi (modal, tenaga kerja, dan
input lainnya). Dengan demikian permintaan tenaga kerja akan meningkat
dengan adanya peningkatan dan pengeluaran otonom tadi.
4. Rendahnya Tingkat Keahlian
Keahlian dan produktifitas sangan erat. Orang yang memiliki keahlian
akan memiliki produktifitas tinggi karena ia mampu memanfaatkan dirinya
pada aktivitas ekonomi produktif. Untuk meningkatkan keahlian dapat
dilakukan dengan cara diantaranya adalah melalui pendidikan, atihan,
magang, pendidikan formal, membangkitkan kecerdasan tenaga kerja lewat
pembinaan motifasi kerja.

18
5. Diskriminasi
Diskriminasi bukan hanya pada warna kulis saja, tetapi pada tingkat
pendidikan, ekonomi, hukum, agama dan lainnya. Misalnya bila pendidikan
dan pengembangan SDM tidak diberikan seluas-luasnya kepada publik,
dampak selanjutnya adalah terpuruknya sumber SDM. Dan dalam jangka
panjang kesempatan akan sulit diraih oleh tenaga kerja.
6. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar
daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang
terjadi
7. Budaya pilih-pilih pekerjaan
Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang
pendidikan. Dan lagi ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran
kebanyakan yang ditemukan di Indonesia bukan pengangguran terselubung,
melainkan pengangguran terbuka yang didominasi oleh kaum intelektual
(berpendidikan tinggi).
8. Pemalas
Selain budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang
menjamur di Indonesia adalah budaya malas. Malas mencari pekerjaan
sehingga jalan keluar lain yang ditempuh adalah dengan menyogok untuk
mendapatkan pekerjaan.
9. Tidak mau ambil resiko
“Saya bersedia tidak digaji selama 3 bulan pertama jika diterima bekerja di
kantor bapak. Dengan demikian bapak tidak akan rugi. Jika bapak tidak puas
dengan hasil kerja saya selama 3 bulan tersebut, bapak bisa pecat saya.”
Adakah yang berani mengambil resiko seperti itu? Kami yakin sedikit sekali.
Padahal kalau dipikir-pikir itu justru menguntungkan si pencari kerja selama
3 bulan tersebut ia bisa menimba pengalaman sebanyak-banyaknya.
Meskipun akhirnya dipecat juga, toh dia sudah mendapat pengalaman kerja
3 bulan.

19
3.8 Dampak pengangguran
Dampak yang ditimbulkan dari adanya pengangguran di Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Timbulnya kemiskinan. Dengan menganggur, tentunya seseorang tidak
akan bisa memperoleh penghasilan. Bagaimana mungkin ia bisa
memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Seseorang dikatakan miskin
apabila pendapatan perharinya dibawah Rp 7.500 perharinya
(berdasarkan standar Indonesia) sementar berdasarkan standar
kemiskinan PBB yaitu pendapatan perharinya di bawah $2 (sekitar Rp
17.400 apabila $1=Rp 8.700).
2. Pengangguran Dapat Menghilangkan Keterampilan, Karena Tidak
Digunakan Apabila Tidak Bekerja / Produktivitas. Tenaga kerja akan
menurun produktivitasnya jika tidak dimanfaatkan. Peningkatan rasa
frustasi, patah semangat, dan perasaan tidak berdaya, yang terjadi pada
pengangguran, dalam jangka panjang akan menimbulkan sikap masa
bodoh. Para penganggur tidak mampu mengelola dirinya dan tidak
mampu menangkap peluang secepatnya . mereka “tidak siap bekerja”,
jadi pengalaman dan pelatihan yang telah diperoleh sebelumnya , apalagi
dengan biaya yang besaar pula menjadi sia-sia. Jadi keterampilan yang
diperoleh hilang, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
3. Makin beragamnya tindak pidana kriminal. Seseorang pasti dituntut untuk
memenuhi kebutuhan pokok dalam hidupnya terutama makan untuk tetap
bisa bertahan hidup. Namun seorang pengangguran dalam keadaan
terdesak bisa saja melakukan tindakan criminal seperti mencuri,
mencopet, jambret atau bahkan sampai membunuh demi mendapat
sesuap nasi.
4. Bertambahnya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen, perdagangan
anak dan sebagainya. Selain maraknya tindak pidana krimanal, akan
bertambah pula para pengamen atau pengemis yang kadang
kelakuannya mulai meresahkan warga. Karena mereka tak segan-segan
mengancam para korban atau bisa melukai apabila tidak diberi uang.

20
5. Pengangguran akan Menimbulkan Ketidakstabilan Sosial dan Politik. Hal
ini terjadi karena adanya ketidaksinambungan antara pemerintah itu
sendiri dengan masyarakatnya, sehingga kontak social dan politik yang
ada, tidak berlangsung dengan baik. Dalam arti pemerintah mengabaikan
aspirasi masyarakat atau tidak menanggulangi pengangguran yang ada
dalam masyarakat, sehingga masyarakat menginginkan turun tangan dari
pemerintah. Tetapi pemerintah itu sendiri tidak memikirkan beban yang
ditanggung masyarakat. Sehingga terjadi perbedaan antara pemeritah
dengan masyarakat. Masalah seperti bisa memunculkan kekacauan
sosial dan politik seperti terjadinya demonstrasi dan perebutan
kekuasaan.
6. Terganggunya kondisi psikis seseorang. Misalnya, terjadi pembunuhan
akibat masalah ekonomi, terjadi pencurian dan perampokan akibat
masalah ekonomi, rendahnya tingkat kesehatan dan gizi masyarakat,
kasus anak-anak terkena busung lapar.
7. Penurunan Pendapatan Perkapita / Penerimaan Negara. Semakin besar
jumlah pengangguran maka, semakin menurun pendapatan perkapita
Negara dari pajak penghasilan. Begitu pendapatan menurun , semakin
menurun pula kemampuan pemerintah melayani kebutuhan warganya.
Pengangguran yang semakin tinggi membuat pendapatan dan
pengeluaran mereka tidak seimbang, pastilah pengeluaran akan semakin
tinggi sedangkan pendapatan rendah bahkan mungkin tidak ada
pendapatan.sehingga,Penurunan Pendapatan Pemerintah yang berasal
dari sektor pajak.
8. Meningkatnya Biaya Sosial Yang Harus Dikeluarkan Oleh Pemerintah.
Pengangguran mengakibatkan masyarakat harus menanggung sejumlah
biaya social , antara lain ada kaitan erat antara peningkatan
pengangguran dan kejahatan. Selain itu, masyarakat harus menanggung
biaya social biaya pengangguran melalui peningkatan tugas-tugas medis
yang berkaitan dengan perawatan psikologis, peningkatan kualitas
pengamanan wilayah, dan peningkatan volume peradilan karena
meningkatnya tindak kejahatan.

21
3.9 Solusi mengatasi pengangguran
Pengangguran dapat dihambat pertumbuhannya dengan melakukan
tindakan-tindakan sebagai berikut:
1. Memperluas dan membuka lapangan pekerjaan. Salah satunya bisa
diwujudkan dengan memberdayakan sektor informal padat karya, home
industry.
2. Menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Diharapkan dengan demikian
para lulusan sekolah ataupun perguruan tinggi tidak hanya memiliki tujuan
sebagai pegawai saja, namun lebih baik apabila mereka membuat usaha-
usaha yang dapat menyerap tenaga kerja sehingga dengan demikian
membantu pemerintah dalam mengatasi jumlah pengangguran yang kian
banyak. Dan bisa kita lihat akhir-akhir ini, sudah banyak sekali lulusan
muda berbakat yang sukses melakukan kegiatan usaha.
3. Mengadakan bimbingan, penyuluhan dan keterampilan tenaga kerja,
menambah keterampilan, dan meningkatkan pendidikan.
4. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang
kelebihan ke tempat atau sector ekonomi yang kekurangan
5. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan
kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan
modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas
khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di
bidangnya.Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan
lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong terwujudnya
pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan usaha,
menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan
UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
6. Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan
kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil
sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan
komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di

22
berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia.
7. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan
penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek)
Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan
terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan
rinci.
8. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena
terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik
Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal
itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang
pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan
kerja.
9. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia
(khususnya daerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan
melakukan promosi-promosi keberbagai negara untuk menarik para
wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi
dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan
kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah
setempat.
10. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki
keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan.
Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi akan menjadi
lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan
secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi
dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa
pelat baja.
11. Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan
menikah pada usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju
pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau melancarkan sistem
transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang

23
jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau
peternakan oleh pemerintah.
12. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri.
Perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri.
Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil. Hal itu dapat dilakukan
dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
13. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional
(Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas
pendidikan yang berorientasi kompetensi. Karena sebagian besar para
penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak siap
menghadapi dunia kerja.
14. Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena
Indonesia mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar
berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara
maritim dan agraris. Potensi kelautan dan pertanian Indonesia perlu
dikelola secara baik dan profesional supaya dapat menciptakan lapangan
kerja yang produktif.

3.10 Upaya Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja di Indonesia


Manusia adalah faktor produksi yang sangat penting selain tanah,
teknologi dan modal. Ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah dalam
meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia yaitu :

2. Mengadakan latihan-latihan kerja bagitenaga kerja agar memiliki


kemampuan kerjayang baik
3. Menyiapkan tenaga kerja terampil dengan meningkatkan pendidikan
formal bagipenduduk usia sekolah
4. Mengadakan pelatihan-pelatihan untukmemberikan ketrampilan kepada
tenaga kerjayg sedang mencari kerja agar dapat mengisi lowongan
sesuai dgn kebutuhan pasar tenaga kerja
5. Menyiapkan tenaga kerja yg mampu bekerjakeras dan produktif dengan
meningkatkankesehatan melalui perbaikan gizi penduduk.

24
3.11 Kasus Pelanggaran HAM Ketenagakerjaan di Indonesia
Kasus ( 1 )

Kasus Marsina

Marsinah lahir di Nglundo,10 April 1969 meninggal 8 Mei 1993 pada


umur 24 tahun adalah seorang aktivis dan buruh pabrik Jaman
Pemerintahan Orde Baru, berkerja pada PT. Catur Putra
Surya (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa Timur yang diculik dan kemudian
ditemukan terbunuh pada 8 Mei 1993 setelah menghilang selama tiga
hari. Mayatnya ditemukan di hutan di dusun Jegong, desa
Wilangan dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat.

Dua orang yang terlibat dalam otopsi pertama dan kedua jenazah
Marsinah, Haryono (pegawai kamar jenazah RSUD Nganjuk) dan Prof. Dr.
Haroen Atmodirono (Kepala Bagian Forensik RSUD Dr.
Soetomo Surabaya), menyimpulkan, Marsinah tewas akibat
penganiayaan berat.

Awal tahun 1993, Gubernur KDH TK I Jawa Timur mengeluarkan


Surat Edaran No. 50/Th. 1992 yang berisi imbauan kepada pengusaha
agar menaikkan kesejahteraan karyawannya dengan memberikan
kenaikan gaji sebesar 20% gaji pokok. Imbauan tersebut tentunya
disambut dengan senang hati oleh karyawan, namun di sisi pengusaha
berarti tambahnya beban pengeluaran perusahaan. Pada pertengahan
April 1993, Karyawan PT. Catur Putra Surya (PT. CPS) Porong
membahas surat edaran tersebut dengan resah. Akhirnya, karyawan PT.
CPS memutuskan untuk unjuk rasa tanggal 3 dan 4 Mei 1993 menuntut
kenaikan upah dari Rp1700 menjadi Rp2250.

Marsinah adalah salah seorang karyawati PT. Catur Putra Surya yang
aktif dalam aksi unjuk rasa buruh. Keterlibatan Marsinah dalam aksi unjuk
rasa tersebut antara lain terlibat dalam rapat yang membahas rencana
unjuk rasa pada tanggal 2 Mei 1993 di Tanggulangin, Sidoarjo.3

25
Mei 1993, para buruh mencegah teman-temannya bekerja. Komando
Rayon Militer (Koramil) setempat turun tangan mencegah aksi buruh.4
Mei 1993, para buruh mogok total mereka mengajukan 12 tuntutan,
termasuk perusahaan harus menaikkan upah pokok dari Rp 1.700 per hari
menjadi Rp 2.250. Tunjangan tetap Rp 550 per hari mereka perjuangkan
dan bisa diterima, termasuk oleh buruh yang absen.

Sampai dengan tanggal 5 Mei 1993, Marsinah masih aktif bersama


rekan-rekannya dalam kegiatan unjuk rasa dan perundingan-perundingan.
Marsinah menjadi salah seorang dari 15 orang perwakilan karyawan yang
melakukan perundingan dengan pihak perusahaan.

Siang hari tanggal 5 Mei, tanpa Marsinah, 13 buruh yang dianggap


menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim)
Sidoarjo. Di tempat itu mereka dipaksa mengundurkan diri dari CPS.
Mereka dituduh telah menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan
masuk kerja. Marsinah bahkan sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk
menanyakan keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil
pihak Kodim. Setelah itu, sekitar pukul 10 malam, Marsinah lenyap.

Mulai tanggal 6,7,8, keberadaan Marsinah tidak diketahui oleh rekan-


rekannya sampai akhirnya ditemukan telah menjadi mayat pada tanggal 8
Mei 1993.

Kasus ( 2 )

Pelanggaran Kontrak di PT Framas


Setelah ribuan pekerja diberhentikan tanpa pesangon PT Panarub, lagi lagi
sebuah perusahaan subkontraktor Adidas lain yaitu, PT Framas, Bekasi
memPHK 300 pekerja tanpa mengikuti aturan hukum ketenagakerjaan yang
berlaku. PT Framas berdalih bahwa para pekerja telah melebihi durasi kontrak ,
PT Framas kemudian tidak memperpanjang kontrak kerja dan melanggar semua
hak para pekerja. PT Framas melakukan 3 bulan kontrak kerja dan terus
memperpanjang status mereka sebagai pekerja tidak tetap (pekerja kontrak) per
3 bulan, selama lebih dari 3 tahun. Sejak Desember 2012, kontrak mereka tidak
diperpanjang dan mereka semua kehilangan pekerjaan tanpa pesangon.

26
Sekitar 300 pekerja menjadi korban dari kontrak kerja berkepanjangan yang tidak
sesuai ketentuan hukum tanpa jaminan kesejahteraan dan keamanan kerja. Dan
pada akhirnya, mereka dipecat secara tidak adil. Dari 300 pekerja, karena PT
Framas melakukan intimidasi dan tekanan, maka hanya 40 orang pekerja
memutuskan untuk memperjuangkan nasib mereka. Para pekerja ini, sebagian
besar adalah para pekerja yang tidak berserikat, sebagian lagi merupakan
anggota sebuah Serikat Pekerja di PT Framas namun menurut para anggotanya
tidak mau memperjuangkan nasib mereka. Proses bipartite dan aksi telah
dilakukan oleh para pekerja yang didampingin oleh TURC. Pihak pengusaha
secara terang-terang telah mengakui bahwa mereka memang melanggar
ketentuan hukum mengenai kontrak namun tidak ada upaya untuk memperbaiki.
Setalah proses bipartite tidak membuahkan hasil, para pekerja menempuh
proses penyelesaian perkara hubungan industrial , dengan meminta Dinas
Tenaga Kerja Daerah Bekasi untuk menjadi mediator antara pekerja dan
perusahaan.
Proses ini juga disertai desakan kepada brand, yaitu Adidas pada tanggal aksi di
depan Kantor Adidas Indonesia, Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Selatan 12920
pada 18 Maret, 2013 pukul 12.00 WIB. Dalam aksi tersebut para pekerja
menyampaikan tuntutan antara lain,
1. Adidas menekan PT Framas untuk menjamin hak-hak pekerja dan
menaati hukum ketenagakerjaan yang berlaku.
2. Mempekerjakan kembali buruh kontrak yang dipecat sebagai pekerja
tetap
3. Keselamatan dan kesehatan di tempat kerja harus dijamin
4. Menghilangkan praktek union busting yang dilakukan oleh PT Framas

Dari aksi tersebut , manager adidas Indonesia berjanji untuk


menjembatani permasalahan yang ada dengan PT Adidas. Sampai tulisan
ini diturunkan, proses mediasi masih berjalan dan menunggu adanya
anjuran dari mediator.

27
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Dari paparan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki manusia
sesuai dengan kiprahnya.Setiap individu mempunyai hak yang
ingin dipenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat kita juga perlu
melakukan kewajiban kita agar hak kita dapat terpenuhi.Setiap
individu mempunyai hak, akan tetapi setiap hak individu dibatasi
oleh hak orang lain.Maka dari itu kita sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa jangan pernah untuk menindas atau melanggar hak
asasi orang lain.
Hak Asasi Manusia dibidang Ketenagakerjaan sudah diatur oleh
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia sehiangga kini setiap
individu berhak menuntuthaknya apabila terlah melakukan
kewajibannya.

4.2 Saran
Sebaiknya untuk pemerintah lebih bersikap adil terhadap hak
hak yang harus diperoleh setiap individu dan menindak lanjuti
sampai tuntas kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Sebaiknya untuk para individu sebelum menuntut haknya,
alangkah lebih baik kita menjalankan kewajiban kita terlebih dahulu
sehiingga kita memperoleh hak hak yang kita inginkan.

28
DAFTAR PUSTAKA

https://www.romadecade.org/pengertian-ham/#!

http://pusathukum.blogspot.com/2015/03/Contoh-kasus-pelanggaran-HAM-di-
Indonesia.html

http://haryhanif.blogspot.com/2015/03/hak-dan-kewajiban-sebagai-warga-
negara.html

https://www.gadjian.com/blog/2018/03/07/hak-dan-kewajiban-pekerja-menurut-
uu-ketenagakerjaan/

https://id.wikipedia.org/wiki/Marsinah

29

Anda mungkin juga menyukai