Anda di halaman 1dari 65

BHD  Berikan 30 kompresi

dada diikuti dengan


(BANTUAN HIDUP DASAR)
2 tiupan
Kasus Anda sedang berjalan di  Recoil dada
tempat parkir RS, lalu sempurna
menemukan seorang laki-  Kecepatan minimal
laki berusia 50 tahun tidak 100 kali per menit
sadarkan diri di tengah 7. Periksa denyut nadi dan
jalan. pernafasan setelah 5
Persiapan 1. Manekin BHD siklus / 2 menit
alat dewasa  Bila nadi carotis
2. Kassa steril untuk tidak teraba, lakukan
bantuan nafas RJPO ulang
Prosedur 1. Amankan korban dari 8. Bila nadi carotis sudah
lingkungan sekitar teraba, periksa
2. Pastikan tidak adanya pernafasan (3M: melihat,
respon mendengar, merasakan)
 Panggil, tepuk, Bila nadi teraba tetapi
goyang pundak nafas tidak ada atau
korban tidak adekuat, lakukan
 Cari tanda tidak bantuan nafas (8-10 kali
bernafas atau per menit)
gasping Bila nafas telah adekuat,
3. Aktifkan sistem EMS posisikan pada posisi
(code blue) recovery
4. Periksa nadi carotis 9. Tim code blue datang
 Tentukan lokasi nadi
carotis, dan raba 5-
MFK
10 detik
 Jika tidak ada (MANAJEMEN FASILITAS DAN
denyut nadi, mulai KESEHATAN)
lakukan RJPO
1. Bagaimana tata cara penggunaan
5. Tentukan land mark
untuk kompresi dada: APAR ?
pada bagian tengah 2. Sebutkan titik kumpul yang ada di
tulang dada, bagian lingkungan RSPH ?
keras
3. Jika terjadi kebakaran (Code Red) apa
6. Melakukan teknik
kompresi dengan benar: yang anda lakukan, jelaskan alurnya ?
 Posisi tangan dan 4. Jika terjadi kebakaran (Code Red)
tubuh harus benar
siapa orang pertama yg bertugas
 Kedalaman
kompresi 5-6 cm memadamkan api ?
 Katakan hitungan (1- 5. Sebutkan ada berapa warna helem
10,1-20, 1-30) Code Red dan jelaskan tugas dan

1
peran masing-masing warna helem Selanjutnya petugas yang menemukan
tersebut ? titk api otomatis memakai helem warna
6. Dimana letak titik hydrant di RSPH ? merah bertugas ada memadamkan api
7. Jika terjadi becana alam apa yg harus di ikuti petugas yang lain memakai
anda lakukan saat anda ingin keluar helem warna biru, kuning, putih dan
dari ruangan/gedung? bertugas sesuai dengan tupoksinya.
8. Ada beberapa macam Code Darurat di 4. Orang yang pertama kali menemukan
RSPH ? titik api dan memakai helm warna
9. Bagaimana alur apabila ada pencurian merah. Petugas helm merah adalah
bayi dan anak ? karu/ pj shift.
10. Siapa ketua K3RSPH ? 5. Ada 4 warna Code Red

Jawaban : : Bertugas memadamkan api


: Bertugas mengamankan
1. Tata cara pengunaan Apar di RSPH asset
mengunakan TATS : Bertugas mengevakuasi
pasien
 T : Tarik kunci pengamanan
: Bertugas untuk
 A : Arahkan ke dasar api mengamankan Rekam
 T : Tekan ganggang medis dan Arsip penting
 S : Sapukan dari sisi ke sisi lainya

Hal yang perlu dilakukan oleh 6. Letak titik hydrant berada di depan Unit

petugas pemadam api : Gawat Darurat RSPHS


7. Jika terjadi bencana :
1) Memastikan jika Apar masih
1) Tetap tenang Jangan panik
layak digunakan
2) Janggan mengunakan lift
2) Pemadam berjarak 1-2 meter
3) Gunakan tangga darurat
dari titik Api
terdekat
3) Pemadam harus berada
4) Melepas sepatu yang ber hak
berlawanan dari arah anggin.
tinggi
2. Titik kupul dilingkungan RSPHS
5) Menutupi kepala dengan benda
3. Alurnya yaitu : Penemu pertama titik
yang keras
api, melaporkan ke perawat jika itu di
6) Jangan kembali keruangan
ruangan perawatan dan jika bukan
untuk mengambil benda apapun
diruangan perawatan langsung telfon
yang tertinggal
security pos 155 agar mengumumkan
7) Bergegas menuju titik kumpul
Code Red, kemudian code red akan
terdekat
disiarkan ke seluruh bagian rs.

2
8) Bersembunyi dibalik meja atau 11. Kapan saat sampah harus
dibawah kursi dibuang?
12. Kapan waktu pengambilan sampah
?
8. Code darurat RSPHS Ada 8
13. APD apa saja yang digunakan saat
pengambilan sampah ?
Code Kegawatan jantung/
14. Dimana tempat penampungan
Blue Resusitasi
sampah benda tajam ?
Code Kebakaran
15. Apa syarat dari safety box ?
Red
Code Bencana eksternal
16. Bagaimana Penempatan pasien
green dan internal
dengan airborne disease, misal
Code Ancaman bom TBC, Varicela?
Black
17. Bagaimana Transportasi pasien
Code Pencurian Bayi infeksius?
pink /anak-anak 18. Bagiamana cara Pengendalian
lingkungan yang sesuai dengan
9. Jika terjadi penculik bayi/anak anak kewaspadaan standart ppi?
maka ruangan telfon dengan berteriak 19. Sebutkan cara Etika batuk
code pink apabila ada yang orang yang 20. Bagimana Praktek menyuntik yang
dicurigai. Terutama pada area perina aman:
dan maternitas. 21. Bagaimana cara Pengelolaan
10. Ketua K3RS adalah Dokter Cesro sampah:
Maulana Sangka. 22. Bagaimana Alur Pajanan( tertususk
jarum bekas pasien, terciprat
tumpahan darah dimata):
PPI
(PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN Jawaban
INFEKSI)
1. 2 macam cuci tangan yaitu handrub
1. Ada berapa macam cuci tangan ? dan handwash
2. Ada berapa waktu handrub dan 2. Handrub waktunya 20 – 30 detik
handwash ? Handwash 40 – 60 detik
3. Sebutkan moment cuci tangan? 3. Moment cuci tangan :
4. Simulasikan cuci tangan? a. Sebelum kontak dengan
5. Bagaimana alur pajanan tertusuk pasien
jarum diruangan ? b. Sebelum melakukan
6. Apa saja macam – macam APD ? tindakan aseptic
7. APD apa saja yang digunakan saat c. Setelah kontak dengan
merawat pasien airborne disease ? pasien
8. APD apa saja yang digunakan saat d. Setelah kontak dengan
merawat luka ? cairan tubuh pasien
9. Simulasikan penggunaan APD e. Setelah kontak dengan
lengkap? lingkugan pasien
10. Sebutkan macam – macam tempat
sampah dan peruntukannya ?
4. –
5.

3
b. APD petugas
menggunakan masker
N95, sedangkan pasien
menggunakan masker
bedah
c. Edukasi pasien untuk
selalu memakai masker
bedah dan etika batuk
seta dokumentasikan
kedalam form edukasi
dalam dokumen rekam
medik
6. Macam – macam APD : 17. Pasangkan APD pada pasien yaitu
a. sarung tangan, masker bedah, sedangkan petugas
b. masker/Respirator menggunakan masker N 95
Partikulat, Edukasi pasien untuk selalu
c. pelindung mata (goggle), memakai masker bedah dan etika
d. perisai/pelindung wajah, batuk derta dokumentasi kan dalam
e. kap penutup kepala, rekam medic
f. gaun pelindung/apron, 18. Pengendalian lingkungan:
g. sandal/sepatu tertutup 1. Bersihkan troli tindakan
(Sepatu Boot). setiap selesai digunakan
7. APD saat merawat pasien airborne 2. Buang sampah bekas
adalah Masker N95 botol aquabidest, botol
8. APD merawat luka infus ke tempat sampah
a. Sarung tangan bersih botol infus
b. Sarung tangan steril 3. Buang bekas bungkus
9. – spuit, bungkus infus set,
10. Macam – macam tempat sampah : bungkus alkohol swab,
11. Sampah dibuang jika sudah 2/3 tissue di tempat sampah
12. Waktu pengambilan sampah non infeksius
Pagi jam 08.00 4. Buang selang infus set,
Siang jam 13.00 selang kateter, selang
Malam jam 20.00 NGT, Selang tranfusi set di
13. APD saat mengambil sampah tempat sampah infeksius
adalah sarung tangan kerja, dan 5. Buang spuit, jarum dan
sepatu ampul di safety box
14. Tempat penampungan sampah 6. Komunikasi ke CS untuk
benda tajam ada di TPS B3 membuang sampah jika
15. Syarat safety box : sudah terisi 1/3 bagian
a. Tahan tusuk (jangan sampai penuh)
b. Kedap air 7. Pengambilan sampah oleh
16. Diletakkan di ruang isolasi dengan CS dilakukan setiap pukul
tekanan negative (terdapat kipas 08.00, 13.00 dan 21.00
angin dan exhouse ) fdengan menggunakan
a. jarak tempat tidur> 2 troli sampah serta wajib
meter menggunakan Sarung
tangan kerja

4
19. Cara etika batuk DARAH/ CAIRAN TUBUH
1. Menggunakan tissue, kemudian MENGENAI KULIT TANPA LUKA
dilipat dan dibuang sampah / TUSUKAN
infeksius serta cuci tangan Cuci dengan sabun dan air
2. Menggunakan lengan baju mengalir
bagian dalam
3. Menggunakan masker DARAH/ CAIRAN TUBUH
MENGENAI MULUT
20. Praktek menyuntik yang aman: 1. Ludahkan dan kumur –
1. Menggunakan jarum steril dan kumur dengan air beberapa kali
sekali pakai 2. Lapor ke kepala ruang/
2. Menutup spuit dengan one kepala jaga
hand, dilarang menutup spuit 3. Perikas ke IGD
dengan re caping 4. Lapor komite PPI dan
3. Buang spuit bekas pakai mengisi form pajanan
kedalam safety box
DARAH/CAIRAN TUBUH
21. Cara pengelolaan sampah: TERPECIK MATA
1. Sampah non infeksius(kantong 1. Cuci mata dengan air
kresek warna hitam) : bungkus mengalir(eye wash)
makanan pasie, bungkus spuit, 2. Lapor ke kepala ruang/
bungkus infus set, bungkus kepala jaga
alkohol swab, tissue 3. Perikas ke IGD
2. Sampah infeksius( kantong 4. Lapor komite PPI dan
kresek warna kuning) : selang mengisi form pajanan
infus, selang cateter, selang
NGT, perban bekas pasien, DARAH / CAIRAN TUBUH
spalk bekas pasien Sampah MEMERCIK KE HIDUNG
benda tajam (safety box) : 1. Hembuskan keluar
jarum, spuit, ampul dan mess 2. Bersihkan dengan air

22. Alur Pajanan( tertususk jarum SKP


bekas pasien, terciprat tumpahan
(STANDARD KESELAMATAN PASIEN)
darah dimata):
TERTUSUK JARUM BEKAS 1. Apa yang anda ketahui tentang
PASIEN sasaran keselamatan pasien ?
1. Bilas dengan air mengalir Jawab :
dan sabun/ cairan antiseptik 6 sasaran keselamatan pasien di
sampai bersih RS ada 6 yaitu
2. Lapor ke kepala ruang atau a. Mengidentifikasi pasien dengan
benar
kepala jaga
b. Meningkatkan komunikasi yang
3. Periksa ke IGD
efektif
4. Lapor komite PPI dan
c. Meningkatkan keamana obat
mengisi form pajanan yang perlu diwaspadai
5. Bagian tubuh yang tertusuk d. Terlaksananya proses tepat
tidak boleh ditekan dan dihisap lokasi tepat prosedur dan tepat
dengan mulut

5
pasien yang menjalani tindakan - Recommendation : apa yang
dan prosedur perlu dilakukan untuk
e. Pengurangan risiko infeksi mengatasi masalah pasien saat
terkait pelayana kesehatan ini
f. Pengurangan risiko pasien - Rumah sakit konsisten dalam
jatuh melakukan verifikasi terhadap
2. Bagaimana prosedur rumah sakit akurasi dari komunikasi lisan
dalam melakukan identifikasi dengan tulis, baca kembali, dan
jawab : konfirmasi ulang (TBAK)
a. setiap pasien masuk rawat inap terhadap perintah yang telah
dipasangkan gelang identitas dibberikan
pasien - Pelaporan nilai kritis oleh analis
b. ada 2 identitas yaitu kepada DPJP ataupun perawat
menggunakan nama dan kepada DPJP dan
tanggal lahir yang disesuaikan tatalaksananya sesuai SPO
dengan tanda pengenal 6. Apa saja yang termasuk obat-
3. kapan dilakukannya proses obatan high alert ?
identifikasi pasien Jawab :
jawab : - Elektrolit pekat : KCL, MGSO4,
a. sebelum pemberian obat nacl 3%,
b. sebelum melakukan tindakan - NORUM (nama obat rupa
medis ucapan obat mirip)
c. sebelum pengambilan sampel - LASA (Look a like sound Alike)
laborat dan radiologi 7. Apa yang anda lakukan pada saat
d. sebelum tranfusi darah ada pasien jatuh?
e. sebelum memberikan diit atau Jawab :
makanan pasien Dilakukan tatalaksana pasien jatuh
4. Gelang identifikasi apa saja yang dan membuat laporan IKP
dikenakan di RS ? 8. Bagaimanakah standart
Jawab : prosedur cuci tangan yang
Gelang identittas biru untuk benar?
laki2 dan merah muda untuk Jawab
perempuan - Five moment
5. Jelaskan tata ccara komunikasi - 2 cara cuci tangan, waktu
yang efektif - 6 langkah cuci tangan
Jawab : 9. Bagaimana prosedur penandaan
- Rumah sakit menggunakan lokasi yang akan di operasi ?
teknik SBAR (situation- - Penandaan harus dilakukan
background-assesment- operator bedah, saat pasien
recommendation) dalam dalam kondisi sadar.
melaporkan kondisi pasien Penandaan dilakukan sebelum
untuk meningkatkan efektifitas pasien dipindahkan ke kamar
komunikasi antar pemberi
operasi dari ruang rawat inap.
layanan
Penandaan area operasi yang
- Situation : kondisi terkini yang
dilakukan dapat membuat
terjadi pada pasien
- Background : informasi penting pasien lebih nyaman dan
apa yang berhubungan dengan tenang, sebelum pasien
pasien terkini dipindahkan keruang
- Assesment : hasil pengkajian premedikasi.
kondisi pasien terkini

6
- Penandaan dilakukaan dengan ARK
memberi tanda panah titik
(AKSES RUMAH SAKIT)
(→○).
- Penandaan dilakukan dengan 1. Bagaimana proses skiring pasien?
menggunakan surgical marking  Regulasi terdapat pada
permanent yang berwarna pedoman pelayanan dan
hitam, sehingga tetap terlihat asuhan, pedoman
setelah dilakukan desinfeksi pelayanan IGD
dan drapping.  Skrining dilakukan di luar
- Tata cara penandaan area dan di dalam RS
operasi (site marking) :  Di luar RS  Petugas RS
- Prosedur : menanyakan anamnesis
a. Selamat pagi dan diagnosis serta kondisi
bapak/ibu/sdr/sdri… saya pasien yang akan diterima
dokter ……….. dari luar RS
b. Tolong sebutkan nama dan  Di dalam RS  Petugas RS
tanggal lahir (Parkir, satpam,
bapak/ibu/sdr/sdr ….. pendaftaran, tenaga
c. Dokter operator melakukan kesehatan) bisa melakukan
edukasi tindakan operasi dan skrining apakah pasien
melakukan penandaan area langsung ke IGD atau ke
operasi (→○) dan inisial IRJA
dokter operator. Penandaan 2. Bagaimana proses triase?
lokasi operasi harus  Regulasi terdapat pada
melibatkan pasien dan dibuat pedoman pelayanan dan
saat pasien masih sadar. asuhan, pedoman
d. Lokasi operasi ditandai pada pelayanan IGD
kasus operasi sisi (laterality),  Pasien datang di IGD,
struktur multiple (jari tangan, ditempatkan di triase
jari kaki) atau level multiple kemudian ditentukan
(tulang belakang). kegawatannya oleh staf
e. didokumentasikan. yang terlatih triase (buktinya
10. Bagaimanakah cara anda mengkaji adalah pelatihan triase yang
pasien risiko jatuh? dilakukan pada ...., berikut
Jawab: sertifikatnya)
- Risiko jatuh dikaji pada saat
 Triase yang digunakan
pengkajian awal pada pasien
adalah ATS (Australasaian
- Penilaian risiko jatuh pada anak
menggunakan scoring Triage Scale) ada ATS
HUMPTY DUMPTY, pasien 1,2,3,4,5
dewasa menggunakan MORSE  ATS 1 dikerjakan dengan
FALL SCALE, pada pasien segera, ATS 2 maksimal 10
geriatric menggunakan Ontario menit, ATS 3 maksimal 30
Modified stratify Sidney scoring menit, ATS 4 maksimal 60
, pada pasien rawat jalan menit, ATS 5 maksimal 120
menggunakan scoring Time up menit
and go test

7
 Jenis penyakit sesuai ATS di RM menurut usia, pakai
(terlampir dalam materi numeric, wong bakers, dll),
pelatihan triase) pasien tidak berkompeten
 Bila triase saat bencana (menggunakan PAINAD,
alam atau KLL massal FLACCS  isinya apa aja?)
menggunakan triase merah,  Kemudian diasesmen
kuning, hijau, hitam sesuai PQRST (Provoke,
3. Penyakit apa saja yg tidak bisa Quality, ....) dan dilakukan
dirawat di RSPH?? intervensi
 Terdapat pada daftar 6. Bagaimana cara asesmen ulang
penyakit di lampiran nyeri?
pedoman pelayanan dan  Asesmen ulang nyeri
asuhan, pedoman menggunakan form
pelayanan IGD asesmen ulang nyeri,
 Contoh CKD stage 5 yang dilakukan bila sudah
membutuhkan hemodialisa melakukan intervensi
(penunjang BUN, UR, CR) ;  Bila dilakukan intervensi
STEMI (penunjang distraksi-relaksasi maka
TROPONIN, CKMB) yang diasesmen ulang setelah 60
membutuhkan pemasangan menit
ring; Cidera Kepala  Bila dilakukan intervensi
Sedang-Berat (penunjang obat oral maka diasesmen
CT-SCAN); HIV/AIDS yang ulang setelah 60 menit
membutuhkan ruang isolasi  Bila dilakukan intervensi
(penunjang rapid test); injeksi maka diasesmen
Gangguan Jiwa dengan ulang setelah 30 menit
gaduh Gelisah 7. Apa bukti tentang pemberian
4. Bagaimana proses transfer antar pelayanan IGD sesuai prioritas?
unit dalam rumah sakit (contoh :  Pasien dilakukan triase
dari IGD ke IRNA)? kemudian ditentukan
 Pasien distabilkan dan kegawatannya, pasien
transportable dilayani sesuai
 Melengkapi daftar tilik kegawatannya
transfer, form transfer antar 8. Apa bukti pelaksanaan pelatihan
unit dan form lain triase, sudah pernah pelatihan
 Pasien ditransfer sesuai kapan?
dengan derajat pasien  Sesuai pelatihan kemarin
beserta petugas yang pada tanggal.... pembicara
sesuai (baca di form oleh...
transfer dan panduan  Menunjukkan sertifikat
rujukan pasien) 9. Apa bukti tentang pelaksanaan
5. Bagaimana cara skrining nyeri? triage berbasis bukti?
 Pasien diskrining nyeri,  Menunjukkan form triase
ditanyakan pasien merasa IGD ATS 1-5
nyeri atau tidak  pasien  Yang melakukan adalah
berkompeten staf yang terlatih
(menggunakan skala sesuai

8
10. Apa bukti tindak lanjut hasil skrining 20. Apa saja kriteria keluar masuk ICU?
di rekam medis?  Regulasi terdapat pada
 Di form asesmen igd, pedoman pelayanan ICU
menunjukkan pasien bisa  Penentuan indikasi pasien
dirawat/ dirujuk/ observasi/ yang masuk ke ICU dan
rawat jalan keluar dari ICU serta pasien
 Menunjukkan daftar jenis yang tidak dianjurkan untuk
pelayanan dirawat di ICU ditentukan
11. Bagaimana proses rujukan? berdasarkan kriteria
 Wajib baca skenario rujukan sebagai berikut :
12. Apa saja yang disiapkan sebelum Kriteria masuk ICU
rujuk? 1) Sistem
 Wajib baca skenario rujukan Cardiovaskuler :
13. Bagaimana menghindari a) Acute
penumpukan pasien di IGD? Coronary
 Baca SPO Triase di IGD Syndrome
14. Bagaimana bila terjadi kamar tidur (ACS) : tanpa
penuh? atau dengan
 Baca SPO Mengelola komplikasi
Pasien bila Kamar Tidur dan mungkin
Penuh disertai
15. Bagaimana cara menahan pasien penyakit
untuk observasi di IGD? penyerta
 Baca SPO Menahan Pasien lainnya
untuk Observasi b) Syok
16. Bagaimana ppengelolaan pasien Cardiogenik
dengan airborne disease? c) Kegawatan
 Baca SPO Pasien dengan irama jantung
Airborne Disease d) Gagal
17. Siapa yang melakukan asesmen jantung dan
medis dan keperawatan IGD? paru akut
e) Kegawatan
 Dokter dan perawat,
hipertensi
dibuktikan dengan SPK
disertai
RKK
kegawatan
18. Bagaimana jika pasien menolak
cardiovaskul
rawat inap?
er
 Pasien diedukasi pertama
f) Kegawatan
 dianjurkan rawat inap 
penyakit
Menolak  Diedukasi
jantung katup
kedua tentang akibat dan
g) Kegawatan
risiko  Menolak  TTD
penyakit
Pemberian Edukasi, TTD
jantung
Form Penolakan Tindakan,
kongenital
Membuat Surat Pernyataan
h) Kegawatan
penolakan sesuai template
vaskuler
19. Siapa yang melakukan triase?
(diseksi
 Staf yang terlatih triase
aorta, emboli

9
paru, hipovolemik
sumbatan yang
pembuluh mengakibatk
darah vena an
dalam dan hemodinamik
arteri periver) tidak stabil
i) Kegawatan 2) Sistem Pernafasan
kardiovaskul Pneumonia,
er lainnya COPD, asma, TBC
(endokarditis, yang sudah terjadi
miocarditis, komplikasi sampai
tamponade ke syok sepsis, dan
jantung, ada gagal nafas
trauma dengan atau tanpa
jantung) menggunakan
j) Pasien ventilator mekanik
cardiovaskul 3) Sistem Syaraf
er yang a) CVA
memerlukan Bleeding
pemantauan dengan
hemodinamik penurunan
untuk kesadaran
evaluasi tanpa adanya
terapi tindakan
k) Serangan trepanasi
asma berat b) CVA
l) Status Trombosis
epileptikus yang meluas
m) Anemia disertai
gravis dengan
dengan penurunan
hemodinamik kesadaran
tidak stabil c) GBS (Guillain
n) Bronkopneu Barre
monia syndrome )
dengan dengan
hemodinamik gejala sesak
tidak stabil nafas dengan
o) Kelainan atau tanpa
jantung penggunaan
kritikal ventilator
p) Gagal mekanik
jantung pada Kriteria Keluar
anak 1) Pasien sudah stabil
q) Kegawatan yang tidak lagi
jantung yang membutuhkan
diakibatkan pemantauan yang
oleh syok ketat tentang

10
pernafasan dan efektivitas-biaya
(C,A,B). dari pengobatan
2) Pasien meninggal medis dan klinis serta
3) Pasien di Rujuk kebutuhan pasien
untuk mengambil
Yang tidak perlu masuk keputusan.
ICU 3) Fasilitasi
1) Pasien dengan Tugas ini mencakup
fase terminal suatu interaksi antara MPP
penyakit (seperti dan para anggota tim
kanker stadium pemberi pelayanan
akhir) kesehatan, perwakilan
2) Pasien/keluarga pembayar, serta
yang menolak pasien/keluarga yang
mencari/menginginka
untuk dirawat di
n pembebasan dari
ICU (atas dasar
hambatan namun
inform consent)
dapat mempengaruhi
21. Apakah MPP itu? kinerja/hasil, serta
 Regulasi pada Panduan menjaga kontinuitas
MPP pelayanan.
 Manajer Pelayanan Pasien 4) Advokasi
(bukan PPA aktif), yang Mewakili kepentingan
berfungsi : pasien adalah inti dari
1) Asesmen utilitas peran MPP. Tetapi
Mampu mengakses peran ini juga
semua informasi dan menjangkau
data untuk pemangku
mengevaluasi kepentingan lain. MPP
diharapkan
manfaat/utilisasi,
melakukan advokasi
untuk kebutuhan
untuk opsi
manajemen
pengobatan yang
pelayanan pasien. dapat diterima setelah
(Semua informasi dan berkonsultasi dengan
data akurat, lengkap DPJP, termasuk
yang mudah diakses rencana pemulangan
tentang kebutuhan yang aman. Advokasi
klinis, finansial, serta perlu
sosial pasien) mempertimbangkan
2) Perencanaan sistem nilai pasien,
Dengan asesmen kemampuan finansial
yang lengkap, disusun termasuk atas
perencanaan untuk jaminan pembiayaan,
pelaksanaan pilihan, serta
manajemen kebutuhan pelayanan
kesehatannya
pelayanan pasien.
22. Kriteria P3 apa saja, kapan
Perencanaan tsb
dilakukan?
mencerminkan
kelayakan/kepatutan

11
 Adalah Perencanaan penunjukan DPJP
Pasien Pulang Utama, tugas dan
 Kriteria  ada 4  baca kewenangannya
form P3 ditetapkan Direktur /
 Segera dilakukan saat Kepala Rumah Sakit.
pasien diasesmen awal 4) Kriteria penunjukan
medis oleh DPJP DPJP Utama untuk
23. Penetapan DPJP bagaimana? seorang pasien dapat
 Sesuai Regulasi pada digunakan butir-butir
Panduan DPJP sebagai berikut :
1) Regulasi tentang a) DPJP Utama
penunjukan seorang dapat
DPJP untuk merupakan
mengelola seorang DPJP yang
pasien, pergantian pertama kali
DPJP, selesainya mengelola
DPJP karena asuhan pasien pada
medisnya telah tuntas, awal
ditetapkan Direktur / perawatan
Kepala Rumah Sakit. b) DPJP Utama
Penunjukan seorang dapat
DPJP dapat antara merupakan
lain berdasarkan DPJP yang
permintaan pasien, mengelola
jadwal praktek, jadwal pasien
jaga, konsul/rujukan dengan
langsung. Pergantian penyakit
DPJP perlu dalam
pengaturan rinci kondisi
tentang alih tanggung (relatif)
jawabnya. Tidak terparah
dibenarkan c) DPJP Utama
pergantian DPJP yang dapat
rutin, contoh: pasien A ditentukan
ditangani setiap melalui
minggu dengan pola kesepakatan
hari Senin oleh DrSp antar para
PD X, hari Rabu DrSp DPJP terkait
PD Y, hari Sabtu DrSp d) DPJP Utama
PD Z. dapat
2) Pasien berhak merupakan
memilih DPJP (UU pilihan dari
44/2009 pasal 32). pasien
3) Regulasi tentang 5) Pengaturan tentang
pelaksanaan asuhan pengelompokan Staf
medis oleh lebih dari Medis ditetapkan oleh
satu DPJP dan Direktur sesuai
kebutuhan.

12
Pengelompokan ketepatan
dapat dilakukan penggunaan obat,
antara lain dengan pemeriksaan
kategori per disiplin penunjang medik, dan
(Kelompok Staf Medis lengt og stay (LOS)
Bedah, Penyakit walau harus diakui
Dalam, Radiologi, bahwa perpanjangan
Mata dan LOS banyak faktor
sebagainya), kategori yang terkait dan dak
penyakit (Kelompok murni mengukur
Kerja / Tim Kanker kepatuhan DPJP.
Payudara, Kanker 24. Bagaimana jika ada pasien yang
Cerviks, dan akan mengajukan cuti dari rumah
sebagainya), kategori sakit?
organ (Kelompok  Tidak diijinkan sesuai
Kerja / Tim regulasi pedoman
Cerebrovasculer, pelayanan dan asuhan,
Cardiovasculer, Hati, pasien bila tetap ingin
dan sebagainya). pulang maka dianjurkan
6) Komite medis APS
bersama-sama 25. Bagaimana cara melaksanakan
dengan pimpinan transportasi sesuai hasil asesmen?
pelayanan medis  Baca SPO Ambulans untuk
melakukan monitoring transfer, SPO Permintaan
kepatuhan staf Ambulans
medis/DPJP terhadap  Asesmen kebutuhan
panduan praktik klinis. transportasi : (regulasi di
Monitoring dapat opanduan rujukan dan
dilakukan dengan panduan transportasi)
melakukan evaluasi
Petugas
Keterampilan yang Peralatan Utama dan Jenis
Derajat pendamping
dibutuhkan Kendaraan
(minimal)
0 petugas ambulan Bantuan hidup dasar (BHD) Kendaraan HDS*/ Ambulan
0,5 orang petugas ambulan Kendaraan HDS*/ Ambulan
Bantuan hidup dasar
tua/delirium dan paramedic
 Bantuan hidup dasar  Kendaraan HDS/ Ambulan
 Pemberian oksigen  Oksigen
 Pemberian obat-obatan  Suction
Petugas ambulan
1  Kenal akan tanda  Tiang infus portabel
dan perawat
deteriorasi  Infus pump baterai
 Keterampilan perawatan  Oksimetri
trakeostomi dan suction
 Semua ketrampilan di  Ambulans transport
Dokter,
atas, ditambah:  Semua peralatan di atas,
2 perawat,dan
 Penggunaan alat ditambah;
petugas ambulans
pernapasan

13
 Bantuan hidup lanjut  Monitor EKG dan tekanan
 Penggunaan kantong darah
pernapasan (bag-valve  Defibrillatorbila diperlukan
mask)
 Penggunaan defibrillator
 Penggunaan monitor
intensif
Dokter:  Ambulans Gawat Darurat
 Minimal 6 bulan  Monitor ICU portabel yang
pengalaman mengenai lengkap
perawatan pasien  Ventilator dan peralatan
intensif dan bekerja di rujukan yang memenuhi
ICU standar minimal.
 Keterampilan bantuan
hidup dasar dan lanjut
 Keterampilan
menangani
permasalahan jalan
napas dan pernapasan,
Dokter, perawat, minimal level ST 3 atau
3 dan petugas sederajat.
ambulan  Harus mengikuti
pelatihan untuk rujukan
pasien dengan sakit
berat / kritis
Perawat:
 Minimal 2 tahun bekerja
di ICU
 Keterampilan bantuan
hidup dasar dan lanjut
 Harus mengikuti
pelatihan untuk rujukan
pasien dengan sakit
berat / kritis

*HDS High Dependency Service  Menggunakan form PRMRJ


(Profil Ringkas Medis Rawat
26. Cara pengaduan pelayanan? Jalan)  contoh form ini
 Baca SPO Pengelolaan digunakan pada pasien
Pengaduan Pasien/ yang periksa ke beberapa
Keluarga DPJP dengan beberapa
27. Bagaimana pengelolan tetentang diagnosis (1 pasien periksa
pasien rawat jalan yang asuhannya ke IPD, Jantung, Paru)
kompleks? 28. Bagaimana metode skrining risiko
 Baca pedoman pelayanan jatuh pada pasien rawat jalan?
dan asuhan, pedoman
pelayanan IRJA

14
 Metode Time And Go  6. Apa bukti Anda melakukan asuhan
Baca SPO Skrining Risiko terintegritas dalam asesmen awal?
Jatuh Pasien Rawat Jalan 7. Apa bukti Anda melakukan asuhan
29. Bukti pelaksanaan evaluasi proses terintegritas dalam asesmen
rujukan dalam aspek mutu dan ulang?
keselamatan pasien? 8. Bagaimana alur tranfusi darah?
 Rapat evaluasi yang 9. Bagaimana alur code blue?
diadakan setiap.... oleh 10. Bagaimana jika ada pasien
unit.... yang dihadiri oleh.... penurunan kondisi?
30. Bagaimana pelaksanaan 11. Kapan discharge planning
dekontaminasi alat transportasi? dilakukan?
 Baca SPO Dekontaminasi 12. Bagaimana skrining pasien MPP?
Ambulans
31. Bagaimana cara pelaporan kepada 1. Untuk menskrining nyeri, kami
piha yang berwenang bila ada menanyakan apakah ada nyeri atau
indikasi kondisi pasien yang tidak pada pasien yang
membahayakan diri sendiri/ berkompeten. Pada pasien yang
lingkungan? tidak berkompeten menjawab,
 Baca SPO Perlindungan untuk pasien demensia kami
Pasien Terhadap menggunakan tools PAINAD, dan
Kekerasan untuk anak kami menggunakan
32. Bukti fasilitas kesehatan yang tools FLACC.
menerima dapat memenuhi 2. Asesmen ulang nyeri dilakukan
kebutuhan pasien yang dirujuk? berdasarkan terapi nyeri yang
 Dibuktikan dengan diberikan. Jika Nonfarmakologis
Perjanjian Kerja Sama, kami melakukan asesmen ulang 60
yang bisa melayani menit, jika pasien mendapat terapi
kebutuhan pasien yang antinyeri injeksi 30 menit, jika terapi
tidak dapat lkita layani oral 60 menit. Kemudian kami
(Contoh  PKS dengan melakukan pengkajian asesmen
RSSA, PKS dengan RS- ulang nyeri seperti berupa PQRST.
UMM, dll) P=Penyebab, Q=Quality, R=Regio,
S=Skala, T=Time.
PAP 3. Di form asesmen ulang nyeri.
(PELAYANAN ASUHAN PASIEN) 4. RS menghormati pelayanan
asuhan pada pasien yang
1. Bagaimana Anda menskrining menghadapi kematian dengan
nyeri? kebutuhan yang unik. Staf RS
2. Bagaimana Anda melakukan menghormati hak pasien terminal
asesmen ulang nyeri? dengan memberikan asuhan
3. Dimana Anda menulis asesmen dengan menanggapi permintaan
ulang nyeri? terkait dukungan agama berupa
4. Bagaimana Anda melakukan bimbingan kerohanian dengan
asuhan pasien yang mau rohaniawan maupun keluarga.
meninggal/ terminal? Bukti di dalam rekam medis
5. Apa bukti bahwa RS ini melakukan meliputi skrining, asesmen awal
asuhan yang seragam? dan assesmen ulang. Kami
dokumentasikan dalam form

15
asesmen tahap terminal. Asuhan PMI dan cek golongan darah.
dalam tahap terminal juga Perawat mengantarkan sampel,
memperhatikan rasa nyeri pasien pengantar PMI, dan persyaratan
dengan penilaian comfort scale. tranfusi ke Laboratorium.
5. RS Prima Husada melakukan Pemberian tranfusi darah sesuai
asuhan pasien yang seragam dengan SPO tranfusi dan
dengan memberikan pelayanan monitoring di form monitoring
oleh PPA yang kompeten nonstop tranfusi darah.
selama 3shift-24jam-7hari, dengan 9. Alur Code Blue
SDM yang sama, pelayanan
asuhan keperawatan yang sama
dan setara di seluruh area Rumah
Sakit. Dengan penerapan yang
setara sesuai regulasi PPK-CP,
pedoman menejemen nyeri,
pemberian tranfusi darah, dsb.
Walau di tiap tingkatan kelas
terdapat perbedaan fasilitas seperti
kelas III dan VVIP, namun
pelayanan asuhan kami pasti sama
dan setara.
6. Pada asesmen awal medis terdapat
masalah medis dan masalah
keperawatan, DPJP berkolaborasi
dengan PPJA untuk melakukan
asuhan yang terintegrasi.
7. Pada asesmen ulang, seluruh PPA
menuliskan di CPPT. DPJP menulis
di cppt 1x saat visite, PPJA setiap  Penolong yang mengetahui
akhir shift, apoteker dan gizi 1x di pertama kali harus segera
awal dan saat ada perubahan melakukan penilaian dini
kondisi. Untuk melakukan asuhan kesadaran korban.
yang terintegrasi, saat DPJP visite,
 Amankan pasien di tempat
DPJP membaca dulu catatan PPA
datar dan keras, posisikan
lain kemudian memberikan
pasien dalam posisi terlentang.
konfirmasi dan menuliskan notasi.
 Lakukan cek kesadaran
8. Alur tranfusi darah: Jika DPJP
dengan memanggil nama dan
mengadvicekan tranfusi darah,
menepuk bahu “Pak.. Pak..
DPJP memberikan informasi dan
/Buu.. Buu..”
edukasi pada pasien. Jika menolak,
 Jika tidak ada respon, cek nadi
keluarga pasien mengisi form
karotis dan pernafasan dengan
penolakan tindakan tranfusi dan
mendekatkan telinga di hidung
DPJP menjelaskan segala risiko
pasien sambil melihat
jika tidak dilakukan. Jika pasien
pergerakkan dada.
setuju keluarga pasien mengisi
 Jika tidak ada nadi dan nafas,
form persetujuan dan DPJP
aktifkan code blue dengan
mengisi form PMI. Perawat
menghubungi 103.
mengambil sampel darah untuk

16
 Sambil menunggu, lakukan
resusitasi. Dalam 1 siklus
terdapat 30 kompresi dan 2
ventilasi. Kompresi
menggunakan tangan terkuat
pada center of the chest
diantara dua papilla dengan
kecepatan 100-120x/menit dan
kedalaman 4-5cm dengan
recoil sempurna.
 Jika tim code blue sudah
datang, selesaikan 1 siklus
yang sedang berjalan,
kemudian resusitasi
dilanjutkan oleh tim code blue.
Segera laporkan jumlah siklus
yang sudah dilakukan.
10. Jika ada pasien penurunan kondisi,
kami skoring dengan menggunakan
form EWS. Jika skor EWS 2-3:
pengkajian ulang dilakukan oleh PJ
Shift setiap 2jam. Jika skor EWS 4-5:
pengkajian ulang dilakukan oleh PJ
Shift dan dokter jaga, dokter jaga
wajib melapor pada DPJP. Jika Skor
EWS: >6 aktifkan code blue.
11. Discharge planning dilakukan pada
saat asesmen awal dilakukan. Yang
mengisi adalah DPJP dengan
koordinasi dengan MPP.
12. Yang menskrining pasien MPP
adalah PPA. Kriteria pasien MPP
adalah: pasien dengan potensi
komplain tinggi, risiko tinggi, biaya
tinggi, biaya kompleks, kasus
kompleks, kasus yang melebihi rata2
lama rawat, rencana pemulangan
kritis, kasus kronik. Jika ada pasien-
pasien tersebut, PPA segera PAP (Gizi)
melapor kepada MPP bu Fefi.
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa dasar anda Dasar saya adalah untuk memenuhi standard sesuai pola ketenagaan dan
mengajukan pengembangan pelayanan.
kebutuhan SDM?

17
2. Sebutkan mutu unit 1. Kejadian kesalahan pemberian diit pada pasien rawat Inap
Gizi 2. Kejadian adanya benda asing dalam makanan
3. Angka ketidaklengkapan dokumentasi asuhan gizi
4. Angka ketidakpatuhan penggunaan APD pada petugas penjamah
makanan
5. Kejadian Complain menu makanan
3. Pedoman pelayanan 1. Pedoman pelayanan gizi
gizi dan terapi gizi Mengacu pada undang-undang Nomer 78 Than 2013 tentang
menggunakan pedoman pelayanan gizi Rumah Sakit
acuan?
2. Pedoman Terapi gizi
Mengacu pada PGRS,PGAT dan Pedoman Penyelenggaraan Tim
Terapi Terapi Gizi di Rumah Sakit Departemen Kesehatan Repblik
Indonesia 2009.
4 Bagaimana Status gizi dinilai dengan menggunakan criteria MUST (Malnutrition
prosedur pengkajian Universal Screening Tool) untuk mengidentifikasi dan mentatalaksana
awal status gizi pasien bayi yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atu obesitas.
pasien di rumah
sakit?

5 Apakah asuhan gizi Sudah karena memakai prinsip ADIME


pada rekam medis
sudah terintergrasi?

6 Kapan saja Ahli gizi Ahli gizi mengisi CPPT saat pasien baru masuk dan saat terjadi perubahan
mengisi CPPT? kondisi dari pasien.

7. Bagaiman Alur Perencanan Menu Pengadaan Bahan Makanan


Penyelengaraan Penerimaan dan penyimpanan bahan makanan
Makanan Persiapan dan pengolahan makanan
Distribusi Makanan

18
AP terduga, kemungkinan hasil bila
tidak dilakukan tindakan
(ASESMEN PASIEN)
f. Perawat melengkapi Asesmen
AP awal perawat dengan Lengkap
meliputi: Bio-psiko-sosio-kultural-
1. Bagaimana assesmen awal rawat spiritual, Risiko nutrisional,
inap (lengkap)? Asesmen kebutuhan fungsional,
a. Bahwa yang melakukan termasuk risiko jatuh, Skrining
asesemen awal rawat inap adalah nyeri, Asesmen nyeri dan harus
PPA yang kompeten dan Selesai dalam 24 jam, dan dibuat
berwenang. Rencana asuhan
b. Asesmen awal medis meliputi : g. Selanjutnya pasien dilakukan
kelengkapan, Keterlibatan manajemen nyeri oleh staf yang
keluarga, Riwayat kesehatan dan terlatih, dengan melakukan
pemeriksaan fisik, Diagnosis dan Edukasi kepada pasient tentang
masalah, dan harus Selesai kemungkinan timbulnya nyeri
dalam 24 jam. Kemudian Hasil akibat tindakan yang terencana,
asesmen PPA diintegrasikan, prosedur pemeriksaan, dan
dianalisis, dan dibuat Rencana pilihan yang tersedia untuk
asuhan. mengatasinya
c. Rencana asuhan PPA h. Rumah sakit menghormati dan
diintegrasikan mendukung hak pasien dengan
d. Saat melakukan asesemen awal melakukan asesmen dan
rawat inap PPA memperkenalkan manajemen nyeri yang sesuai
diri saat pertama ketemu pasien dengan Asesmen pasien nyeri,
dan menghormati hak pasien Asesmen ulang nyeri, Edukasi
terkait Kebutuhan privasi, tentang pelayanan untuk
Menghormasi kerahasiaan, mengatasi nyeri, laporan rasa
Kebutuhan privasi saat nyeri oleh pasien beserta
wawancara, pemeriksaan, asesmen dan manajemen nyeri
pengobatan, transfer, Pemberian
informasi tentang kondisi medis 2. Siapa yang berwenang melakukan
dan diagnosis, Informasi verbal asesmen ?
diperkuat dengan materi tertulis, PPA yang kompeten dan berwenang
Pemberian informasi tentang (dibuktikan dengan RKK dan SPK)
rencana asuhan dan tindakan
yang akan dilakukan dan 3. Bagaimana anda melakukan asesmen
berpartisipasi dalam mengambil ? (Perawat)
keputusan a. Bahwa yang melakukan asesemen
e. Pemberian informasi yang awal rawat inap keperawatan
disampaikan meliputi : diagnosis adalah perawat yang kompeten dan
(diagnosis kerja dan diagnosis berwenang. (buktinya SPK dan
RKK)
banding) dan dasar diagnosis,
b. Perawat melengkapi Asesmen
kondisi pasien, tindakan yang awal perawat dengan Lengkap
diusulkan, tata cara dan tujuan meliputi: Bio-psiko-sosio-kultural-
tindakan, manfaat dan risiko spiritual, Risiko nutrisional,
tindakan, nama orang Asesmen kebutuhan fungsional,
mengerjakan tindakan, termasuk risiko jatuh, Skrining
kemungkinan alternatif dari nyeri, Asesmen nyeri dan harus
tindakan, prognosis dari tindakan, Selesai dalam 24 jam, dan dibuat
kemungkinan hasil yang tidak Rencana asuhan

19
c. Rencana asuhan menghasilkan pasien, apoteker dan gizi 1x di awal
diagnosis dan masalah (medis dan dan saat ada perubahan kondisi
keperawatan). pasien.Untuk melakukan asuhan
d. Rencana asuhan PPA yang terintegtasi, saat DPJP visite,
diintegrasikan oleh DPJP dan DPJP membaca dulu catatan PPA
Perawat. lain kemudian memberikan konfirmasi
e. DPJP akan berkolaborasi dengan
dan menuliskan notasi.
perawat terhadap masalah tadi.

4. Bagaimana anda melakukan asesmen 7. Pemberian informasi diagnosis


? (Dokter) meliputi apa saja?
a. Bahwa yang melakukan asesemen a. Dokter melakukan Pemberian
awal rawat inap adalah dokter yang informasi yang disampaikan
kompeten dan berwenang meliputi : diagnosis (diagnosis kerja
dibuktikan dengan SPK dan RKK dan diagnosis banding) dan dasar
b. Asesmen awal medis meliputi : diagnosis, kondisi pasien, tindakan
kelengkapan, Keterlibatan yang diusulkan, tata cara dan
keluarga, Riwayat kesehatan dan tujuan tindakan, manfaat dan risiko
pemeriksaan fisik, Diagnosis dan tindakan, nama orang mengerjakan
masalah, dan harus Selesai dalam tindakan, kemungkinan alternatif
24 jam. Kemudian Hasil asesmen dari tindakan, prognosis dari
PPA diintegrasikan, dianalisis, dan tindakan, kemungkinan hasil yang
dibuat Rencana asuhan. tidak terduga, kemungkinan hasil
c. Rencana asuhan menghasilkan bila tidak dilakukan tindakan
diagnosis dan masalah b. Pemberian informasi tentang
d. Rencana asuhan PPA kondisi medis dan diagnosis,
diintegrasikan Informasi verbal diperkuat dengan
e. Dokter berkoordinasi dengan PPA materi tertulis, Pemberian informasi
lainnya untuk menyelesaikan tentang rencana asuhan dan
masalah itu. tindakan yang akan dilakukan dan
f. Buktinya ada di asesmen awal berpartisipasi dalam mengambil
medis bagian masalah. keputusan

8. Apa bukti pasien/keluarga terlibat


5. Bagaimana bentuk bahwa asesmen
dalam asesmen? Dicatat dimana?
awal itu itu terintegrasi ?
pada form asssesmen awal medis
Pada assesmen awal medis terdapat
terdapat ceklis pertanyaan
masalh medis dan masalah
alloanamnesa.
keperawatan, DPJP berkolaborasi
Dibuktikan dengan ttd pada form
dengan PPJA untuk melakukan
assesmen awal medis
asuhan yang terintegrasi.
9. Asesmen awal medis meliputi apa saja
6. Bagaimana bentuk assesmen ulang
?
itu terintegrasi?
Asesmen awal medis meliputi :
Bahwa bentuk assesmen ulang ,
kelengkapan, Keterlibatan keluarga,
seluruh PPA menuliskan di CPPT
Riwayat kesehatan dan pemeriksaan
menggunakan metode IAR(informasi-
fisik, Diagnosis dan masalah, dan
Analisa-Rencana) dengan penulisan
harus Selesai dalam 24 jam.
SOAP (Subyektif-Objektif-Asesmen-
Kemudian Hasil asesmen PPA
Planning ) dan DPJP menulis di
diintegrasikan, dianalisis, dan dibuat
CPPT minimal satu kali sehari saat
Rencana asuhan.
visite termasuk akhir minggu/ libur
dan PPJA minimal satu kali per shif
atau saat terjadi perubahan kondisi

20
10. Asesmen awal keperawatan 14. Bagaimana cara skrining risiko
meliputi apa saja ? nutrisional/gizi?
Asesmen awal perawat dengan Perawat melakukan skrining gizi
Lengkap meliputi: Bio-psiko-sosio- kepada seluruh pasien baru dengan
kultural-spiritual, Risiko nutrisional, mengisi formulir skrining yang
Asesmen kebutuhan fungsional, menngunakan metode Malnutrition
termasuk risiko jatuh, Skrining nyeri, screening Tools (MST) untuk pasien
Asesmen nyeri dan harus Selesai dewasa dan anak, Apabila skor lebih
dalam 24 jam, dan dibuat Rencana
lebih dari 2 maka beresiko malnutrisi
asuhan
dan harus konsul ke ahli gizi

11. Sebutkan kerangka waktu rawat 15. Bagaimana cara mengkaji pasien
inap, rawat jalan, IGD? resiko jatuh?
a. Asesmen awal rawat inap harus Skrining jatuh dilakukan di assesmen
diselesaikan selambat-lambatnya awal keperawatan igd dengan
dalam waktu 24 jam setelah pasien menanyakan apakah pasien pernah
masuk rawat inap; jatuh dalam 3 bulan terakhir,
b. Asesmen awal rawat jalan harus penggunaan alat bantu dan apakah
diselesaikan selambat-lambatnya ada kesulitan berjalan kemudian
dalam waktu 1 jam setelah dilanjutkan diassesmen rawat inap
dengan metode penilaian resiko jatuh
dilakukan asesmen;
diantaranya:
c. Asesmen gawat darurat harus
Resiko jatuh anak menngunakan
diselesaikan selambat-lambatnya scoring humpty dumpty
dalam waktu 2 jam setelah Resiko jatuh dewasa menggunakan
dilakukan asuhan sesuai skoring morse fall scale
kebutuhan pasien. Resiko jatuh geriatry menggunakan
skoring Ontario Modified Stratify -
12. Apa fungsi tolok ukur dan sasaran? Sydney Scoring
Beri contoh implementasi di rawat inap
(perawat IRNA), rawat jalan (perawat Untuk di rawat jalan skrining jatuh
IRJA). Ditulis dimana? Siapa yang dilakukan pada assesmen awal
monitoring? keperawatan dengan metode TUG
Tolak ukur dan sasaran berfungsi test (timed Up and go test) dengan
untuk menentukan kriteria pasien memperhatikan cara berjalan dan
pulang. menopang saat duduk
Contoh pasien hipertensi dengan tensi Jika salah satu dari pertanyaan ya
200/120 tolak ukur tensi 140/80 di maka beresiko rendah(edukasi), jika
monitoring di SOAP:bagian obyektif kedua pertanyaan jawabaya ya maka
O:tensi 160/90 (belum sesuai tolak beresiko tinggi(pasang penanda
ukur) di monitoring oleh perawat warna kunung dan edukasi) dan jika
Dilaporkan ke DPJP kedua jawabannya tidak maka tidak
beresiko( tidak dilakukan tindakan)
13. Kapan assesmen awal medis rawat
jalan diperbarui? 16. Bagaimana melakukan skrining
Untuk penyakit kronis assesmen awal nyeri?
medis rawat jalan diperbarui setelah 3 Untuk menskrining nyeri, kami
bulan menanyakan apakah ada nyeri atau
tidak pada pasien yang berkompeten.
Dan untuk penyakit akut diperbarui Pada pasien yang tidak berkompeten
setelah satu bulan

21
menjawab, untuk pasien demensia melakukan asesmen ulang 60 menit,
kami menggunakan tools PAINAD jika pasien mendapat terapi antinyeri
dan untuk pasien yang tidak stabil injeksi 30 menit, jika terapi oral 60
menggunakan comfort scale, dan menit. Kemudian kami melakukan
untuk anak kami menggunakan tools pengkajian asesmen ulang nyeri
FLACC. seperti berupa PQRST. P=Penyebab,
Q=Quality, R=Regio, S=Skala,
17. Bagaimana melakukan assesmen T=Time.
ulang nyeri?
Asesmen ulang nyeri dilakukan
berdasarkan terapi nyeri yang AP RADIOLOGI
diberikan. Jika Nonfarmakologis kami
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa dasar anda mengajukan Dasar saya adalah untuk memenuhi standar
kebutuhan SDM? sesuai pola ketenagaan dan pengembangan
pelayanan.
2. Apa yang melandasi anda dalam Saya bekerja sesuai dengan SOP yang telah
bekerja untuk keselamatan pasien? ditentukan
3. Bagaimana cara anda bekerja? Saya bekerja sesua jadwal jaga yang telah
ditentukan. Jadwal jaga radiologi dibagi
menjadi 3 shift. Yakni Pagi (06.30-14.00).
Siang (14.00-21.00), Malam (21.00-07.00)
3. Apa tujuan anda membuat pedoman Agar tercapainya standarisasi pelayanan
pelayanan? radiologi diagnostik
4. Bagaimana skenario mutu radiologi? 1. unit kerja meliputi ka unit dan staff unit.
2. Komite mutu memfasilitasi unit radiologi
untuk melakukan pengukuran kejadian
dan indikator mutu.
3. Kemudian dilakukan koordinasi program
mutu yg difasilitasikomite mutu untuk
persetujuan termasuk dalam memilih mutu
prioritas.
5. Bagaimanakan skenario rujukan 1. Radiologi menguraikan pelayanan saat ini
radiologi? dan melakukan identifikasi kemampuan
pelayanan yg tidak bias dilakukan di
rumah sakit.
2. Radiologi memilih radiologi luar
berdasarkan ijin dan sertifikat mutu (ISO)
3. Ka bid berkoordinasi dengan DPJP
melalui rapat
4. Radiologi mengumpulkan tawaran dari
radiologi luar.
5. Ka bidang berkoordinasi dengan radiologi
luar yang telah dipilih
6. Ka bidang bertanggung jawab atas
pelaksanaan
6. Bagaimana tata laksana pasien RI *RI
dan RJ 1. DPJP menulis surat permintaan foto yg
kemudian diserahkan ke unit radiologi.
2. perawat mengkonfirmasi akan dilakukan
pemeriksaan roentgen.

22
3. radiographer melakukan identifikasi
pasien seperti nama, alamat, umur, no rm,
dan pemeriksaan yg akan dilakukan.
4. hasil ekspertise akan didistribusikan oleh
radiographer sesuai ruangan pasien.
*RJ
1. DPJP menulis surat permintaan foto.
2. pasien membawa surat perminttan dan
kemudian diserahkan ke radiologi.
3. radiographer melakukan identifikasi
pasien seperti nama, alamat, umur, no rm,
dan pemeriksaan yg akan dilakukan.
4. hasil ekspertise akan diberikan kepada
pasien pada saat waktu control kembali
pasien tersebut.

7 Bagaimanakah alur rujukan RI dan *RI


RJ? 1. DPJP merencanakan pasien untuk rujuk
2. perawat ruangan mengkonfirmasi petugas
radiologi
3. Petugas radiologi mencatat nama pasien
serta pemeriksaan yg akan dilakukan
4. petugas radiologi menghubungi dan
mengkonfirmasi radiologi rujukan.
5. petugas radiologi menghubungi perawat
ruangan
6. petugas radiologi follow up ke radiologi
rujukan untuk hasil pembacaan.
7. petugas radiologi mengantar hasil
ekspertise ke ruangan pasien.
*RJ
1. DPJP merencanakan pasien untuk rujuk
2. perawat poli mengkonfirmasi petugas
radiologi
3. perawat poli mengantaerkan pasien
menuju ruangan radiologi.
4. pasien menyerahkan surat pengantar
pemeriksaan.
5. radiographer KIE pasien (menjelaskan
waktu dan tggal pemeriksaan, tempat
radiologi rujukan, alur pendaftaran
sebelum melakukan pemeriksan )
6. radiologi menghubungi dan
mengkonfirmasi rencana pasien rujukan
ke unit radiologi luar.
7. hasil ekspertise dapat diambil pada saat
waktu control
8. Apa pedoman kendali mutu Pedoman kendali mutu radiologi yaitu
radiologi? diadakannya Quality Control dan Quality
Assurance seperti menjaga dan maintenance
alat dari peralatan radiologi yang
mempengaruhi hasil gambaran
radiodiagnostik imajing

23
9. Apa saja yg tersedia di unit radiologi Tersedianya APD seperti apron, TLD, dan
dalam upaya mengendalikan dinding yg dilapisi Pb.
bahaya radiasi? Tersedianya simbol bahaya radiasi serta
lampu indikator yang terletak didepan pintu
radiologi
10. Apa yang anda lakukan jika terjadi 1. Matikan alat
kecelakaan radiasi? 2. Memandu pasien agar keluar dari ruang
radiologi.
3. Menghubungi PPR
4. Memberi label merah pada alat x-ray
5. Menghubungi teknisi alat
6. Membuat laporan yang selanjutnya
dilaporkan kepada direktur.
7. Hasil laporan tersebut akan dikirm oleh
PPR kepada BPFK/ BAPETEN
11 Bagaimana prosedur keselamatan 1. Menggunakan kolimasi sesuai luas
pasien saat dilakukan pemeriksaan aderah penyinaran.
? 2. Memperhatikan jumlah paparan medis.
3. Melakukan sesuai SPO
4. Memberikan pelindung pada bagian organ
yg peka terhadap radiasi.

24
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa dasar anda mengajukan Dasar saya adalah untuk memenuhi standard sesuai
kebutuhan SDM? pola ketenagaan dan pengembangan pelayanan.
2. Sebutkan mutu unit 6. Angka kerusakan sampel darah
laboratorium 7. Angka ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan
laboratorium
8. Angka komplikasi phlebotomi setelah pengambilan
sampel darah
9. Angka pengulangan pengambilan sampel darah
10. Kejadian kesalahan pemindahan hasil
laboratorium ke formulir pelaporan hasil
11. Kejadian keterlambatan hasil laboratorium cyto
12. Kejadian keterlambatan hasil laboratorium elektif
13. Kejadian keterlambatan hasil pemeriksaan
laboratorium rujukan cyto
14. Kejadian keterlambatan hasil pemeriksaan
laboratorium rujukan elektif
15. Kejadian tidak dilaporkan nilai kritis laboratorium
16. Kejadian tidak dilaporkan nilai kritis pasien
bedah laboratorium
17. Kejadian keterlambatan hasil laboratorium cyto
bedah
3. Sebutkan kendali mutu unit 3. Pemantapan Mutu Internal (PMI)
laboratorium Dengan cara Quality Control (QC) alat harian
laboratorium yang dijadikan grafik wesguard tiap
bulan nya
4. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
Dengan cara mendaftar pada lembaga PDS
PATKLIN atau BBLK Surabaya kemudian akan
dikirim Sampel pemeriksaan untuk di test dengan
nilai range pemeriksaan yang sudah ditentukan,
kegiatan tersebut di ikuti 2x dalam 1 tahun.
4 Bagaimana skenario rujukan 1. Unit laboratorium mengidentifikasi dan
laboratorium menguraikan kemampuan pelayanan
2. Kepala bidang dan Dokter Penanggung Jawab
Pasien melalui rapat menentukan permintaan daftar
pemeriksaan yang harus di rujuk
3. Laboratorium mengumpulkan tawaran dari Rumah
Sakit atau Laboratoriuum Swasta lain
4. Laboratorium memilih laboratorium rujukan
berdasarkan sertifika mutu (ISO,KAN) dan ijin
operasional yang berlaku
5. Kepala Bidang berkordinasi dan bertanggung jawab
atas semua pelayanan rujukan

25
5 Bagaimana cara menghitung Menggunakan analisa beban kerja berdasarkan
pola ketenagaan unit Permendagri No 12 Tahun 2008
laboratorium
6 Bagaimana cara audit reagen Menggunakan form audit reagen laboratorium yang
laboratorium berisi
1. Nama Reagen
2. Tanggal Penyimpanan
3. Tanggal Expired Date
4. Perubahan Warna
5. Perubahan Fisik
Audit reagen laboratorium dilakukan setiap 1 minggu
sekali
7 Sebutkan syarat penggunaan 1. Ada lemari penyimpanan B3
dan penyimpanan Bahan 2. Mempunyai daftar Material Safety Data Sheet
Berbahaya Beracun (B3) di (MSDS)
laboratorium 3. Penyimpanan sesuai dengan ketentuan suhu B3
8 Bagaimana Standart 1. Apabila mendapatkan hasil yang memenuhi kriteria
Prosedur Operasional (SPO) nilai kritis maka, wajib mengulangi pemeriksaan
pelaporan nilai kritis dengan perhatian khusus (spesial Attention).
laboratorium 2. Jika hasil pengulangan pemeriksaan tetap masuk
daftar nilai kritis
3. Laporkan hasil kritis kepada dokter spesialis
pathologi klinik untuk dikonfirmasi.
4. Laporkan hasil yang memenuhi kriteria nilai kritis
kepada dokter penanggung jawab < 30 menit,
dengan cara menelpon dokter penanggungjawab
5. Lapor perawat penanggungjawab pasien
diruangandan dicatat dalam lembar ”Catatan
Perkembangan Pasien Terintegerasi”.
6. Catat hasil nilai kritis di buku laporan nilai kritis
dengan format urutan:
a) Tanggal pelaporan.
b) Nama pasien.
c) Nomer RM.
d) Tanggal lahir.
e) Ruangan.
f) Jam didapatkan hasil nilai kritis.
g) Jam pelaporan nilai kritis.
h) Pelapor nilai kritis(staf laboratorium).
i) Penerima laporan ( DPJP dan Perawat
ruang).
j) Catat hasil pemeriksaan yang memenuhi
kriteria nilai kritis
9 Apa saja yang termasuk 1. Uji fungsi
kedalam program 2. Inspeksi berkala
pengelolaan alat laboratorium 3. Pemeliharaan berkala
4. Kaliberasi berkala

26
5. Identifikasi dan inventarisasi peralatan
laboratorium
6. Monitoring dan tindakan terhadap kegagalan
fungsi alat
7. Proses penarikan (recall)
8. Pendokumentasian

PAB dan keluarga untuk


bertanya dan memberi
(PELAYANAN ASUHAN BEDAH) pendapat agar dapat
1. T: Bagaimana alur pelayanan sebagai peserta aktif,
kemudian Dilakukan
bedah di RS Prima Husada?
verifikasi untuk
J: 1) Yang memberikan
memastikan pasien dan
pelayanan bedah adalah PPA keluarga dapat memahami
kompeten dan berwenang materi edukasi yang
2) PPA melakukan rencana diberikan. Informasi verbal
asuhan dengan diperkuat dengan materi
melengkapi Asesmen awal tertulis
medis meliputi : 7) Bila diperlukan, pemberian
kelengkapan, Keterlibatan edukasi kepada pasien
keluarga, Riwayat dan keluarga diberikan
kesehatan dan secara kolaboratif oleh
pemeriksaan fisik, professional pemberi
Diagnosis dan masalah, asuhan (PPA) terkait
dan harus Selesai dalam 8) Pasien diberi informasi
24 jam. Kemudian Hasil tentang rencana asuhan
asesmen PPA dan tindakan yang akan
diintegrasikan, dianalisis, dilakukan dan
dan dibuat Rencana berpartisipasi dalam
asuhan Berdasarkan hasil pengambilan keputusan
asesmen dan rencana 9) Dalam rekam medis
asuhan PPA lainnya, memuat pemberian
3) DPJP mengintegrasikan penjelasan tentang risiko,
rencana asuhan dan keuntungan dan alternatif
tindak lanjutnya operasi
4) Diagnosis pra operasi dan 10) Pasien diberi tahu
rencana operasi dicatat di bilamana “persetujuan
rekam medik pasien oleh tindakan” (informed
DPJP consent) diperlukan dan
5) Asemen pra anestesi bagaimana proses
dilakukan untuk setiap memberikan persetujuan
pasien yang akan operasi. 11) Bila dilakukan tindakan
Hasil asesmen medik yang memerlukan
didokumentasikan dalam persetujuan tindakan
rekam medis pasien kedokteran (informed
6) PPA melakukan edukasi consent), pasien dan
dangan cara PPA harus keluarga belajar tentang
menyediakan waktu yang risiko dan komplikasi yang
adekuat dalam dapat terjadi untuk dapat
memberikan edukasi, memberikan persetujuan
Harus mendorong pasien

27
12) Pemberian EDUKASI pasien, Surgical safety
PELAYANAN DAN check list, Time out, Tepat
ASUHAN ANESTESI lokasi, tepat prosedur,
diberikan kepada pasien tepat pasien
dan atau keluarga atau 21) Saat pasien tiba DI
pihak lain yang berwenang KAMAR OPERASI
yang memberikan dilakukan Asemen pra
keputusan dijelaskan induksi dilakukan untuk
tentang risiko, keuntungan setiap pasien sebelum
dan alternatif tindakan dilakukan induksi. Hasil
anestesi asesmen
13) Dokter spesialis anestesi didokumentasikan dalam
melaksanakan edukasi rekam medis pasien. Obat-
dan obat anestesi, dosis dan
mendokumentasikannya rute serta teknik anestesi
14) Pemberian EDUKASI didokumentasikan di
PELAYANAN DAN rekam medis pasien.
ASUHAN BEDAH 22) Dokter spesialis anestesi
diberikan Pasien, keluarga dan perawat yang
dan mereka yang mendampingi / penata
memutuskan diberi anestesi ditulis dalam form
edukasi tentang risiko, anestesi
manfaat, komplikasi, 23) Pemantauan status
dampak dan alternatif fisiologis pasien sesuai
prosedur/teknik terkait dengan panduan praktik
rencana operasi. klinis. Hasil pemonitoran
15) Penjelasan tentang risiko, dicatat di form anestesi
keuntungan dan alternatif 24) PASCA OPERASI Waktu
penggunaan darah dan masuk ruang pemulihan
produk darah. dan dipindahkan dari
16) Edukasi oleh dokter ruang pemulihan dicatat
penanggung jawab dalam form anestesi.
pelayanan (DPJP) dan Pasien dimonitor dalam
dicatat pada bagian masa pemulihan pasca
pemberian informasi anestesi sesuai regulasi.
dalam form persetujuan 25) Hasil pemonitoran dicatat
tindakan kedokteran. di form anestesi. Bukti
17) Edukasi tentang dalam rekam medis
kemungkinan timbulnya memuat laporan operas.
nyeri akibat tindakan yang Laporan operasi dapat
terencana dicatat di area asuhan
18) Pemberian edukasi intensif lanjutan.
kepada pasien dan Pelaksanaan rencana
keluarga terkait dengan asuhan pasca operasi
asuhan yang diberikan dalam bentuk SOAP
meliputi manajemen nyeri selesai dalam waktu 24
19) Transfer pasien antar unit jam. Rencana asuhan
pelayanan di dalam rumah pasca operasi meliputi
sakit dilengkapi dengan rencana asuhan medis,
form transfer pasien keperawatan, dan PPA
20) Untuk KESELAMATAN lainnya sesuai kebutuhan
PASIEN dilakukan kebutuhan pasien
Regulasi surgical safety 26) Pasien nyeri menerima
check list, Site marking, pelayanan untuk
Site marking melibatkan mengatasi nyeri sesuai

28
dengan kebutuhan 6. Apa beda materi tentang nyeri yang
dilakukan oleh staf yang diberikan sebelum tindakan dan
terlaith sesudah tindakan operasi?
27) Dan tetap menghormati a. Sebelum tindakan: kita
dan mendukung hak memberikan edukasi berupa
pasien dengan melakukan kemungkinan timbulnya nyeri
asesmen dan manajemen akibat tindakan yang terencana,
nyeri yang sesuai
prosedur pemeriksaan, dan
28) Edukasi kemungkinan
pilihan yang tersedia untuk
timbulnya nyeri akibat
tindakan yang terencana. mengatasi nyeri ada risiko nyeri
Pasien dan keluarga akan tindakan dan bagaimana
diberikan edukasi tentang mengatasinya
pelayanan untuk b. edukasi nyeri pasca tindakan:
mengatasi nyeri sesuai meliputi bagaimana mendorong
dengan latar belakang pasien dan keluarga untuk mau
agama, budaya, nilai-nilai berkomunikasi dan
pasien, dan keluarga. menyampaikan hal2 yang
29) Pemberian edukasi berkaitan nyeri yang dirasakan
tentang asesmen nyeri serta terapi nyeri yang
dan manajemen nyeri, tergantung kondisi nyeri pasien
Asesmen ulang nyeri, yang lebih spesifik (tunjukkan
Laporan rasa nyeri oleh leaflet materi edukasi)
pasien beserta asesmen
7. Bagaimana cara mengantisipasi
dan manajemen nyeri
agar tidak sampai terjadi salah
30) Dan setiap informasi yang
diberikan kepada paien pasien, salah lokasi dan salah
dan keluarga pasien prosdur pada pasien operasi?
diperkuat dengan materi Dengan melaksanakan Surgical
tertulis Safety Ceklist
8. Siapa yang memimpin Surgical
2. Kapan dilakukan asesmen awal Safety Ceklist? Perawat sirkuler
medis pasien bedah? 24 jam 9. Ada berapa tahap dalam SSC dan
sebelum pasien dioperasi untuk Jelaskan Proses pelaksanaannya?
operasi elektif, bila cito sebelum (IKO)
pasien diinduksi Ada 3:
3. Kapan dilakukan asesmen pra a. Sign In dilakukan sebelum
anestesi/ pra sedasi? 24 jam pasien diinduksi harus dihadiri
sebelum pasien dioperasi untuk oleh perawat sirkuler dan dokter
operasi elektif, bila cito sebelum anestesi yaitu proses
pasien diinduksi mengkonfirmasi identitas
4. Dimana asesmen awal medis pasien, lokasi yang akan
pasien bedah/ pra anestesi/ pra dioperasi, prosedur dan IC nya.
sedasi dilakukan? Di ruang rawat Memastikan penandaan telah
inap untuk pasien elektif dan boleh dilakukan (untuk operasi yg
dilakukan di ruang premedikasi perlu penandaan), mengecek
untuk pasien cito kesiapan mesin dan obat-
5. Kapan edukasi nyeri diberikan obatan anestesi serta
untuk pasien yang akan operasi? memperkirakan risiko apa saja
saat pemberian informasi tindakan yang mungkin terjadi selama
sebelum operasi dilakukan dan proses operasi
saat pasien merasa nyeri post b. Time out dilakukan sebelum
operasi pasien diincisi minimal harus

29
dihadiri oleh perawat sirkuler, Kriteria pemulihan dari sedasi dan
dokter operator dan dokter GA sesuai dengan aldrete score
anestesi. Yaitu mengkonfirmasi (dewasa), Steward score (anak-
nama pasien, prosedur yang anak), Bromage score (Spinal)
akan dilakukan dan lokasi 13. Kapan pasien boleh dipindahkan
operasinya. Menyampaikan dari ruang pemulihan?
adakah antibiotik profilaksis jika Untuk pasien dengan GA bila
ada diberikan jam berapa. aldrete score > 8, untuk anak-anak
Mengantisipasi hal kritis oleh bila nilai steward score >5, dan
dokter operator, dokter anestesi untuk SAB bila nilai bromage score
dan perawat instrumen. <2
Memasang hasil radiologi jika 14. Operasi apa yang perlu dilakukan
diperlukan penandaan?
c. Sign out dilakukan sebelum Operasi yang memiliki 2 sisi tubuh
pasien meninggalkan kamar dan multiple jaringan
operasi dihadiri oleh perawat 15. Jelaskan kondisi pada saat
sirkuler, dokter operator dan dilakukan penandaan pasien
dokter anestesi yaitu operasi ? pasien dalam keadaan
mengonfirmasi tindakan yang sadar/kooperatif, jika tidak maka
telah dilakukan, kelengkapan ada keluarga yang mendampingi.
instrumen kassa dan jarum, 16. Jika operasi appendik apa perlu
memastikan pemeriksaan PA ditandai ? Tidak
jika ada. Menyampaikan jika 17. Penandaan pada pasien operasi
ada permasalahan pada alat dengan menggunakan apa ?
selama proses operasi dan hal- pen surgical marker dengan tanda
hal khusus yang perlu lingkaran dan panah ke arah lokasi
diperhatikan selama pasien operasi
berada di ruang pemulihan. 18. Dimana saja dilakukan penandaan
10. Bagaimana kriteria pemulihan pasien operasi ? Pasien dan
pasien dari sedasi/ anestesi? Rekam Medik
Kriteria pemulihan dari sedasi dan 19. Kapan dilakukan penandaan
GA sesuai dengan aldrete score pasien operasi ?
(dewasa), Steward score (anak- Untuk operasi elektif dilaksanakan
anak), Bromage score (Spinal) 24 jam sebelum operasi, jika cito
11. Kapan pasien boleh dipindahkan penandaan operasi bisa dilakukan
dari ruang pemulihan? Untuk diruang pre operasi / medikasi .
pasien dengan GA bila aldrete 20. Siapa yang melakukan penandaan
score > 8, untuk anak-anak bila nilai ? DPJP Bedah
steward score >5, dan untuk SAB
bila nilai bromage score < 2
12. Bagaimana kriteria pemulihan
pasien dari sedasi/ anestesi?

30
MKE (MANAJAMEN KOMUNIKASI EFEKTIF)

 Cara komunikasi dengan  ada di ada regulasi pedoman


masyarakat, pasien ,
keluarga serta antar staff  RM (general consent. In form consent
klinis harga tarif kamar, penjelasan tata tertib
 Bukti pemberian informasi di rumah sakit)
admisi  Leaflet, poster, benner, buletin.
 Sebagai dasar strategi komunikasi
dengan komunitas dan populasi yang
dilayani di rumah sakit.(MARKETING)
 Bukti media informasi  Leaflet. Brosur , benner,web, call center.

 Bukti data demografi  Brosur, leaflet, buletin, web, tv show.

 Brosur, leaflet, banner, slide show TV,


web.

 Bukti media informasi  Bukti tentang daftar rujukan disertai


tentang jenis pelayaan kerja sama
waktu akses dan proses
mendapatkan pelyanan
 Rumah sakit menyediakan
informasi tentang kualitas
pelayanan  Leaflet bahasa asing (bahasa madura,
bahasa inggris)
MKE  Informasi untuk pasien dan  Penerjemah bahasa inggris, bahasa
keluarga juga menjelaskan madura dan bahasa difabel
akses terhadap layanan  RM (CPPT)
ynang disediakan rumah  RM ( ringkasan pasien pulang)
sakit  RM ringkasan medis rawat jalan
 Rumah sakit menyediakan  RM ( asessmen edukasi dan ormulir
informasi tentang alternatif pemberian adukasi)
asuhan dan pelayanan di
tempat lain apabila rumah  ada surat edaran direktur /pengumuman
sakit tidak dapat bahwa bila ada code blue dan code red
menyediakan asuhan dan tlp 155 disiarkan lewat speker dan
pelayanan yang dibutuhkan seluruh yang ada dirumah sakit
pasien terdengar
 RM transfer dan RM rujukan
 Materi komunikasi dan
edukasi pasien dan keluarga  LOP
diberikan dalam bahasa yang
dimengerti
 rumah sakit menyediakan  Di RM informasi dan edukasi
penerjemah sesuai
kebutuhan

 Komunikasi kolaboatif
 Bukti tentang ringkasan
pasien pulang

31
 Bukti tentang profil
ringkasan mediS rawat jalan.
 Bukti pelaksanaan asessmen
kebutuhan edukasi

 Adanya bukti proses


penyampaian yang akurat
dan tepat waktu diseluruh
rumah sakit termasuk yang
urgent

 bukti form memuat


pelaksanaan transfer dan
rujukan

 bukti pelaksanaan serah


terima pasien/operan dalam
shif atau antar sif ada di
bukti pelaksanan asesmen
dan kemampuan dan
kemauan belajar pasien a sd
e?

HPK 6. Apa yang anda lakukan jika pasien


membutuhkan pelayanan
(HAK PASIEN DAN KELUARGA)
kerohaniawan? Jelaskan!
1. Kapan pasien di edukasi mengenai
hak dan kewajiban pasien? 7. Bagaimana Rumah Sakit
memberikan perlindungan
2. Dalam bentuk apa penjelasan terhadap barang milik pasien?
mengenai hak pasien dan
kewajiban pasien tersebut? 8. Bagaimana prosedur pemberian
informasi dan edukasi terhadap
3. Berapa jumlah hak pasien dan pasien dan keluarga?
kewajiban pasien di RS Prima
Husada? Sebutkan masing-masing 9. Siapa yang berhak memberikan
salah satu contohnya! inform consent?

4. Apa yang anda lakukan bila ada 10. Tindakan apa saja yang perlu
pengunjung pasien yang diberikan inform consent?
menanyakan tentang diagnosa dan Sebutkan!
informasi medis pasien?
Jawaban:
5. Bagaimana Rumah Sakit 1. Saat pertama kali pasien masuk
melindungi kebutuhan privasi rawat inap di pendaftaran rawat
pasien? inap.

32
2. General consent tunjukkan nama pasien dan
ruangan pasien, dan
3. Hak Pasien: ada 18,contoh: (sebut didokumentasikan.
salah 1, lihat daftar di general
consent) Memperoleh informasi 7. Informasi mengenai barang
mengenai tata tertib dan peraturan berharga milik pasien dijelaskan
yang berlaku di rumah sakit. pada general consent saat pasien
masuk rawat inap.Tiap ruangan
Kewajiban pasien: ada 8,contoh: memiliki loker penyimpanan
(sebut salah 1, lihat daftar di barang berharga milik pasien,yang
general consent) Menghormati hak-
terkunci dan kuncinya dibawa oleh
hak pasien lain,pengunjung dan
perawat penanggungjawab.
hak tenaga kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di 8. Pasien diberikan informasi dan
rumah sakit. edukasi yang tertulis dan di
4. identifikasi kepada pengunjung apa tandatangani di form edukasi
yang bersangkutan berhak
9. PPA yang berkompeten dan sudah
menerima pelepasan diagnosa
mengikuti pelatihan.
pasien,karena staf hanya boleh
memberikan informasi kesehatan 10. Tindakan operasi, tindakan
pasien kepada orang-orang yang pemberian anastesi, tindakan
disetujui untuk menerima pemberian cairan pekat dan produk
pelepasan informasi medis pasien. darah, serta tindakan medis yang
(Daftarnya tercantum di form mempunyai resiko tinggi.
pelepasan informasi medis,
dibelakang General consent) PMKP

5. A. Pasien diberikan informasi (PENINGKATAN MUTU DAN


tentang privasi kesehatan pasien KESELAMATAN PASIEN)
pada awal masuk rawat inap yang 1. Kejadian insiden apa yang biasa nya
tercantum dalam form general terjadi di unit anda ?
consent.
Jawaban sesuai unit
B. Pasien diletakkan sesuai gender
pasien,pemberian sekat/menutup 1. Penetapan mutu prioritas ?
korden saat pasien dilakukan a. Penetapan mutu prioritas
tindakan, menutup sebagian tubuh dilakukan melalui rapat
pasien dengan selimut saat pasien semua kepala unit, komite
ditransfer pmkp, direktur dan dewas
b. Pilih prioritas pelayanan
6. Pertama kita edukasi pasien bahwa yang akan ditingkatkan
RS menyediakan permintaan mutu pelayanannya (INGAT
pelayanan rohaniawan, setelah : Topik bukan unit)
pasien setuju kita mintakan c. Susun design peningkatan
persetujuan dengan menggunakan mutu pelayanan :
form permintaan rohaniawan, a. Tetapkan tujuan dari
setelah itu kita menghubungi peningkatan mutu
rohaniawan lewat pendaftaran pelayanan prioritas
central,kita konfirmasi kapan tsb
rohaniawan bersedia hadir,dan kita

33
b. Tetapkan 2. oleh drg. Eka pada 1
implementasi februari untuk review
peningkatan mutu di materi PMKP
unit mana saja 10. Apa yang dimaksud dengan KTD,
c. Tetapkan KNC, KTC dan Sentinel?
standarisasi proses Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) /
asuhan yang Adverse Event merupakan Suatu
dilaksanakan (PPK- kejadian yang mengakibatka
CP) ncedera yang tidak diharapkan
d. Tetapkan pada pasien karena suatu tindakan
pengukuran mutu  (“commission”) atau karena tidak
IAK, IAM, 6 ISKP bertindak (“omission”), bukan
e. Rencanakan karena “underlying disease” atau
analisis data kondisi pasien.
2. Peran unit berkaitan dengan mutu Kejadian Nyaris Cedera (KNC) /
RS ? Near Miss merupakan suatu
Mendata permasalahan di unit Insiden yang belum sampai
masing-masing untuk diajukan terpapar ke pasien sehingga tidak
sebagai judul indikator mutu, menyebabkan cedera pada pasien.
melakukan pengumpulan data Kejadian Tidak Cedera (KTC)
melalui pengambil data, adalah insiden yang sudah terpapar
melakukan pelaporan IKP ke pasien, tetapi tidak menimbulkan
3. Apa yang dilihat/ harus dilaporkan ? cedera, dapat terjadi karena
Seluruh Insiden Keselamatan "keberuntungan" (misal; pasien
Pasien (KNC, KPC, KTD, terima suatu obat kontraindikasi
Sentinel) tetapi tidak timbul reaksi obat),
4. Siapa saja yang melaporkan ?
pj mutu yang telah dilatih dan Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
kompeten merupakan suatu KTD yang
5. Bagaimana cara melaporkannya ? mengakibatkan kematian atau
cedera yang serius
sesuai shif pj mutu setiap hari nya
mengisi billing tiap unit . KKS

6. Apakah pengambilan data valid/ (KOMPETENSI DAN KEWENANGAN


ngawur isinya ? STAF)

ada form supervisi dari karu A. KA UNIT KLINIS


1. Apa dasar anda
7. apa hasil dari pengumpulan data ? mengajukan kebutuhan unit
2. Bagaimana anda
Laporan berupa prosentase dan menentukan kebutuhan staf
jumlah kejadian di unit anda
3. Bagaimana anda
8. Kapan pernah dilakukan pelatihan
melakukan proses
?
rekrutmen
Bulan desember dan februari 4. Bagaimana prses anda
dilakukan seleksi
9. oleh siapa ? 5. Bagaimana anda
1. oleh dr.lovi pada 17 melakukan penempatan
desember mengenai staf
PMKP

34
6. Bagaimana proses anda 11. Area mana saja yang
diberikan kewenangan berpotensi terjadinya
klinis kekerasan
7. Kapan anda dilakukan 12. Apa tindak lanjut dari RS
rekredensial bila staf mengalami paparan
8. bagaimana anda dilakukan infeks
evaluasi kinerja, dimana C. STAF KLINIS
kami bisa mengetahui hasil 1. Bagaimana proses anda
evaluasi kinerja anda dilakukan rekrutmen
9. bagaimana anda dilakukan 2. Bagaimana proses anda
orientasi dilakukan seleksi
10. kapan anda dilakukan 3. Bagaimana anda
pemeriksaan kesehatan ditempatkan
oleh rumah sakit 4. Bagaiman proses anda
11. Apa bukti partisipasi anda diberikan kewenangan
dalam program peningkatan klinis
mutu RS 5. Kapan anda dilakukan
12. Kapan anda dilakukan rekredensial
pelatihan BHD 6. Bagaimana anda dilakukan
13. Area mana saja yang evaluasi kinerja, dimana
berpotensi terjadinya kami bisa mengetahui hasil
kekerasan evaluasi kinerja anda
14. Apa tindak lanjut dari RS 7. Bagaimana anda dilakukan
bila staf mengalami paparan orientasi
infeksi 8. Kapan anda dilakukan
B. KA UNIT NON KLINIS pemeriksaan kesehatan
1. Apa dasar anda oleh rumah sakit
mengajukan kebutuhan unit 9. Apa bukti partisipasi anda
2. Bagaimana anda dalam program peningkatan
menentukan kebutuhan staf mutu RS
di unit anda 10. Kapan anda dilakukan
3. Bagaimana anda pelatihan BHD
melakukan proses 11. Area mana saja yang
rekrutmen berpotensi terjadinya
4. Bagaimana prses anda kekerasan
dilakukan seleksi 12. Apa tindak lanjut dari RS
5. Bagaimana anda bila staf mengalami paparan
melakukan penempatan infeksi
staf D. STAF NON KLINIS
6. Bagaimana anda dilakukan 1. Bagaimana proses anda
evaluasi kinerja, dimana dilakukan rekrutmen
kami bisa mengetahui hasil 2. Bagaimana proses anda
evaluasi kinerja anda dilakukan seleksi
7. bagaimana anda dilakukan 3. Bagaimana anda
orientasi ditempatkan
8. kapan anda dilakukan 4. Bagaimana anda dilakukan
pemeriksaan kesehatan evaluasi kinerja, dimana
oleh rumah sakit kami bisa mengetahui hasil
9. Apa bukti partisipasi anda evaluasi kinerja anda
dalam program peningkatan 5. Bagaimana anda dilakukan
mutu RS orientasi
10. Kapan anda dilakukan 6. Kapan anda dilakukan
pelatihan BHD pemeriksaan kesehatan
oleh rumah sakit

35
7. Apa bukti partisipasi anda 5. Bagaimana cara menentukan mutu
dalam program peningkatan unit?
mutu RS staf di semua unit kerja termasuk
8. Kapan anda dilakukan staf klinis dilatih tentang
pelatihan BHD manajemen mutu sehingga dari unit
9. Area mana saja yang bisa memilih pengukuran mutu di
berpotensi terjadinya
unitnya, yang kemudian akan
kekerasan
dibahas di dalam PMKP 1 termasuk
10. Apa tindak lanjut dari RS
bila staf mengalami paparan menetapkan komite PMKP dan
infeksi penanggungjawab data, dimana
PMKP melaksanakan kegiatannya
a-h terutama d. unit difasilitasi oleh
TKRS mutu akan mengajukan
(TATA KELOLA RUMAH SAKIT) pengukuran mutu unit. termasuk di
dalam melengkapi profil indikator
Kepala Ruang mutu unit, dan kemudian
pengukuran ini masuk di renstra
1. Bagaimana Manajemen Kontrak
dan RKA salah 1 RKA dikaitkan
Laboratorium dan Radiologi?
dengan (TKRS 1.3) menyetujui
Jawabannya :
program mutu rs, jadi artinya
a. Identifikasi Kemampuan
program mutu unit akan dilakukan
pelayanan saat ini
koordinasi dg direktur dengan
b. Kebutuhan pelayanan ini
difasilitasi oleh komite pmkp dan
didasarkan atas permintaan
nantinya akan mendapatkan
DPJP
persetujuan menjadi program mutu
c. Rapat Kepala bidang
rs termasuk di dalamnya penentuan
penunjang Berkooridnasi
mutu Prioritas
dengan DPJP melalui rapat
6. Sebutkan Visi – Misi Rumah Sakit
komite medik
Prima Husada?
d. Lab memilih laboratorium luar
Visi RS Prima Husada
berdasar sertifikat mutu dan
Menjadi Rumah Sakit berkualitas
perjanjian kerjasama
prima seluruh lapisan masyarakat.
e. Dasar pemilihannya adalah ijin
Misi RS Prima husada
dan sertifikasi mutu (ISO)
1. Memberikan pelayanan
f. Mengumpulkna tawaran
kesehatan dengan aman tepat
g. Ke Bidang berkoordinir dan
cepat dan akurat
bertanggung jawab.
2. Mengutamakn kepuasan
2. Kapan dilakukan pembuatan
pasien
Program Kerja Unit?
3. Meningkatkan mutu pelayanan
Pembuatan program kerja unit
yang berkelanjutan.
dilakukan setiap awal tahun
berikutnya. PROGRAM NASIONAL
3. Unit anda di bawah siapa sesuai
SOTK RS? PONEK
Sesuai dengan SOTK 1. Apa kepanjangan dari PONEK 24
4. Kapan dialkukan pembuatan RBA? jam?
RBA dilakukan Setiap satu tahun Pelayanan Obstetri Neonatal
sekali yang dikerjakkan melalui Emergensi Komprehensif 24 Jam
rapat dengan kepela unit dan 2. Apa itu Rumah Sakit PONEK 24
kepala bidang beserta direktur. jam?

36
Rumah Sakit PONEK 24 Jam 7. Dimana letak pojok laktasi?
adalah Rumah sakit yang Pojok laktasi terletak di Poli
menyelenggarakan pelayanan Spesialis di depan ruang Poli
kegawatdaruratan maternal dan Obgyn
neonatal secara komprehensif dan
terintegrasi 24 jam. 8. Apa itu IMD? Jelaskan!
3. Sebutkan standart respontime yang IMD Inisiasi Menyusui Dini
harus dicapai dalam pelayanan adalah proses bayi menyusu
PONEK 24 Jam di Rumah sakit segera setelah dilahirkan, di mana
prima husada! bayi dibiarkan mencari puting susu
IGD >> standar respon time selama ibunya sendiri (tidak disodorkan ke
10 menit, puting susu). Dengan tujuan
kamar bersalin >> standart respon menghangatkan bayi dan
time kurang dari 30 menit, menciptakan bounding attacment
kamar bersalin >> mampu antara ibu dan bayi.
menyiapkan operasi dalam waktu Syarat :
kurang dari 30 menit a. Berat badan lahir di atas 2000
pelayanan darah >> kurang dari 1
gram.
jam.
kamar operasi >> siap (siaga 24 b. Suhu tubuh bayi stabil antara
jam) untuk melakukan operasi, bila 36,5-37,5ºC.
ada kasus emergensi obstetrik atau c. Bernapas spontan tanpa alat
umum. bantu napas
4. Bagaimanakah mekanisme alur d. Ibu dan bayi dalam kondisi sehat
pasien maternal dan neonatal / tidak ada komplikasi
masuk ke Rumah sakit prima
Husada? 9. Apa itu Rawat Gabung? Jelaskan!
5. Di rumah sakit Prima husada Rawat Ganung adalah satu cara
apakah ada Tim PONEK? Bila ada perawatan di mana ibu dan bayi
jelaskan secara singkat! yang baru dilahirkan tidak
Ada. dipisahkan, melainkan ditempatkan
Tim ponek RS.Prima Husada dalam sebuah ruangan, kamar atau
Sukorejo diketuai oleh dr.Santoso tempat bersama-sama selama 24
Rahardjo,Sp.OG, dengan anggota jam penuh dalam seharinya.
yang terdiri dari : Dengan tujuan agar Ibu dapat
Dokter spesialis anak menyusui bayinya sedini mungkin
Dokter spesialis anestesi kapan saja dibutuhkan dan
Perawat anestesi meningkatkan bounding antara ibu
Perawat ICU dan bayi
Perawat Ruang Neonatus Syarat : Bayi dan ibu dalam kondisi
Bidan Ruang maternitas sehat.
Bidan IGD
Bidan Poli 10. Apa itu PMK? Jelaskan!
PMK (Pelayanan Metode
6. Dimana letak Pojok PONEK IGD? Kangguru) adalah Cara tepat guna
Di dalam IGD di depan ruang melindungi bayi dengan berat
pendaftaran pasien IGD yang di badan lahir rendah,sebagai
siapkan untuk PONEK IGD apabila pengganti incubator.
ada keadaan emergency khusus Dengan tujuan :
pasien maternal. a. Meningkatkan hubungan emosi
ibu –anak

37
b. Menstabilkan suhu tubuh , dan keluarga melakukan
denyut jantung , dan pernafasan penandatanganan
bayi penolakan pemberian ASI
c. Meningkatkan pertumbuhan dan ekslusif Atas permintaan
berat badan bayi dengan lebih sendiri di form edukasi.
baik
d. Mengurangi stres pada ibu dan 12. Ada berapa mutu PONEK?
bayi Sebutkan!
e. Meningkatkan produksi asi a. Angka kematian ibu
f. Menurunkan resiko terinfeksi b. Angka kematian bayi
selama perawatan di rumah c. Angka keterlambatan operasi
sakit section caesaria (SC) >30
g. Mempersingkat masa rawat di menit
rumah sakit d. Angka keterlambatan
penyediaan labu darah >60
Syarat :
menit
a. Bayi dengan berat badan lahir
e. Kejadian eklamsi pada ibu
rendah (BBLR)
hamil
b. Berat lahir antara 1500-2250
f. Kejadian Infeksi Nifas
grm g. Kejadian partus lama pada ibu
c. Kondisi umum baik saat persalinan
d. Setelah keluar dari perawatan h. Kejadian Perdarahan Post
incubator, Ibu mau dan mampu Partum pada ibu pasca
melaksanakan metode kanguru persalinan
i. Kejadian Pre eklamsi pada ibu
11. Apa itu ASI Ekslusif? Apakah di RS hamil
prima Husada mendukung j. Kejadian tidak dilakukanya IMD
pemberian ASI ekslusif?Jelaskan! (Inisiasi Menyusui Dini ) pada
 ASI Ekslusif Adalah bayi baru lahir
pemberian ASI tanpa k. Kejadian keterlambatan
makanan dan minuman penanganan kegawatan
maternal >30 menit
tambahan lain pada bayi
dari umur 0—6 bulan.
TB DOTS
Tujuanya Menjalin kasih
saying antara ibu dan bayi, 1. Bagaimana cara skrining pasien TB
Mengurangi perdarahan di pendaftaran?
setelah persalinan, Anamnesa keluhan pasien, bila di
Mempercepat pemulihan dapat keluhan batuk, maka pasien
kesehatan ibu dan diberikan masker
Menunda kehamilan.
2. Apa Bukti dari skring pasien TB di
 Di Rumah sakit Prima RM?
Husada mendukung penuh Terdapat tanda pada Map Rekam
pemberian ASI ekslusif. Medis bagian pojok kanan atas,
Apabila ada keluarga ditandai dengan tanda stiker bulat
pasien menghendaki susu berwarna hijau. Yang
formula atas permintaan menandakan bahwa pasien
sendiri, maka keluarga tersebut terdiagnosa TBC.
dilakukan edukasi ulang

38
3. Dimanakah lokasi pojok diantarkan ke laboratorium
pengambilan dahak? menggunakan box khusus.
Di depan Poli Paru  Pengambilan dahak SPS
diambil saat posisi pasien
4. APD apa sajakah yang dipakai saat berada di rumah, dan
melakukan penanganan pasien pasien sudah membawa
dengan TB? tempat dahak yang sudah
a. Masker B29 diberikan dari RS. Disimpan
b. Masker bedah di dalam wadah tertutup
seperti kresek.
5. Bagaimanakah cara transfer pasien
TB? 10. Ada berapa etika batuk? Sebutkan
Saat transfer pasien dengan dan praktekan!
diagnosa TB petugas Ada 3
menggunakan masker bedah, 1. Dengan lengan baju bagian
sedangkan pasien menggunakan dalam
masker B29 2. Di tutup Dengan Tissu
3. Dengan memakai masker
6. Bagaimanakah cara penempatan
4. Cuci tangan.
ruang pasien TB?
GERIATRI
Pasien dengan diagnosa TBC
1. Siapakah geriatri itu?
ditempatkan di ruang isolasi yang
Geriatri adalah seseorang yang
memiliki
telah mencapai usia 60 (enam
puluh) tahun ke atas.
7. Vaksin apa yang dapat mencegah
TB? 2. Apakah jenis Tingkat Pelayanan
Vaksin BCG yang diberikan saat Geriatri di Rumah Sakit Prima
bayi berusia 1 bulan. Husada? Jelaskan alurnya!
Tingkat Sederhana
8. Apakah nama Obat pencegahan
TB?
OAT
11. Unit mana sajakah yang terkait
9. kapan pengambilan pemeriksaan dengan pelayanan geriatri di
dahak, baik sewaktu maupun SPS Rumah sakit prima husada?
saat pasien rawat jalan? Unit Rawat Jalan
 Pengambilan dahak
12. Dimanakah poli geriatri itu?
sewaktu diambil di pojok
Poli Penyakit Dalam
pengambilan seputum,
yang di tempatkan di botol
khusus yang akan

39
WAJIB
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana dokter SIP di RS Prima Husada, menandatangani Pakta Integritas,
memberikan RKK, Kontrak Kerja
pelayanan di RS ?
2 Skrining nyeri ? Dengan bertanya kepada pasien. Ada nyeri atau tidak (bagi
kompeten) dilanjutkan bagi yang tidak kompeten

3 Skrining risiko jatuh Dengan melakukan TUG Test (Timed Up and Go Test)
? 1. Pasien duduk di kursi dengan punggung menempel
pada sandaran kursi dan tangan pasien diletakkan
pada lengan kursi.
2. Kemudian pasien diminta untuk berdiri dan berjalan
sejauh 3 m (tandai area tersebut) dengan kecepatan
normal.
3. Setelah berjalan sejauh 3 m, pasien berjalan kembali
ke tempat duduk, dan duduk di kursi seperti posisi
semula.
4. Catat waktu yang diperlukan pasien dari duduk-
berjalan-duduk kembali
5. Saat melakukan tes, pasien menggunakan pakaian
dan alas kaki sehari-hari, pasien juga diperbolehkan
menggunakan alat bantu berjalan (yang secara rutin
digunakan untuk mobilisasi pasien). Dalam melakukan
tes ini, pasien tidak boleh dibantu oleh orang lain.
Tidak ada batas waktu dalam melakukan tes ini.
Pasien boleh berhenti dan beristirahat selama tes
berlangsung tetapi tidak boleh duduk.
Skor:
< 18 detik: normal
≥ 18 detik: risiko tinggi jatuh
4 Bagaimana cara unit Staf di semua unit kerja termasuk staf klinis dilatih tentang
menentukan mutu manajemen mutu sehingga dari unit bisa memilih
unit ? pengukuran mutu di unitnya, yang kemudian akan dibahas
di dalam PMKP 1 termasuk menetapkan komite PMKP dan
penanggungjawab data, dimana PMKP melaksanakan
kegiatannya a-h terutama d. unit difasilitasi oleh mutu akan
mengajukan pengukuran mutu unit. termasuk di dalam
melengkapi profil indikator mutu unit, dan kemudian
pengukuran ini masuk di TKRS 2 (renstra dan RKA) salah
1 RKA dikaitkan dengan (TKRS 1.3) menyetujui program
mutu RS, jadi artinya origram mutu unit akan dilakukan
koordinasi dg dorektur dg difasilitasi oleh komite PMKP dan
nantinya kan mendapat persetujuan menjadi program mutu
RS termasuk di dalamnya penentuan mutu Prioritas.
5 Bagaimana direktur Pengukuran prioritas meliputi iak, iam, iskp, bisa
menetapkan didasarkan pada diagnosis atau pelayanan, dan kami
pemilihan masih berorietnasi pada pelayanan klinis, dan berdasarkan
pengukuran pengajuan dari rapat koordinasi dnegan para manajer dan
prioritas? usulan dari unit kami lakukan pengukuran prioritas dg
dasar. dan skor ya terbanyak kami ajukan sebagai
pelayanan priortias, yaitu pelayanan bedah.dan disini kami
menetapkan pengukuran mutu berdasarkan area iak, iam,
iskp

40
6 Bagaimana anda Bahwa kebutuhan berdasarkan kebutuhan unit, dan
mendapatkan kebutuhan unit itu didasarkan pertama kali adalah untuk
kebutuhan SDM? memenuhi standard sesuai pola ketenagaan dan yang
kedua bila ada pengembangan pelayanan, (tunjukkan bukti
form dari unit)
7 Apa dasar anda Untuk memenuhi standard sesuai pola ketenagaandan bila
mengajukan ada pengembangan pelayanan (tunjukkan form)
kebutuhan unit?

8 Bagaimana proses Proses rekrutmen :


rekrutmen ? Seleksi administrasi  seleksi kompetensi ( dengan
interview dan tes tulis )  tes psikologi  wawancara 
kesehatan.

9 Bagaimana Dari staf medis memuat 3 (tiga) area umum, yaitu perilaku,
sistematika pengembangan profesional, dan kinerja klinis.
pengukuran OPPE
Sejak 2018 kami sesuai dengan SNARS, untuk yang 2017
masih menggunakan versi lama dengan 6 penilaian.
OPPE sesuai SNARS adalah sebagai berikut :
1. evaluasi perilaku memuat (a-c) yang
2. peningkatan profesionalisme meliputi : asuhan pasien,
pengetahuan medis, penerapan ppk, practice based
learning, komunikasi, profesioalisme. dan yang
3. kinerja klinis.
10 Kapan anda akan sesuai terapi. Terapi non farmakologi 60 menit,
melakukan asesmen Farmakologi oral 60 menit, injeksi 30 menit dicatat pada
ulang nyeri? form asesmen ulang nyeri
Dicatat dimana?
11 Kapan edukasi nyeri Saat pemberian informasi tindakan sebelum operasi
diberikan untuk dilakukan
pasien yang akan
operasi?

12 apa beda materi Sebelum tindakan kita memberikan edukasi berupa


yang diberikan kemungkinan timbulnya nyeri akibat tindakan yang
sebelum tindakan terencana, Prosedur pemeriksaan, dan pilihan yang
dan sesudah tersedia untuk mengatasi nyeri ada risiko nyeri akan
tindakan? tindakan dan bagaimana mengatasinya dan untuk edukasi
nyeri pasca tindakan meliputi bagaimana mendorong
pasien dan keluarga untuk mau berkomunikasi dan
menyampaikan hal2 yang berkaitan nyeri yang dirasakan
serta terapi nyeri yang tergantung kondisi nyeri pasien
yang lebih spesifik (tunjukkan leaflet materi edukasi)
13 bagaimana proses staf edukator yang terlatih memberikan penjelasan, hanya
dalam memberikan memberikan materi edukasi sesuai kompetensi,
edukasi bagi menyediakan waktu yang adekuat, kemudian melakukan
pasien? identifikasi kondisi pasien dan kebutuhan edukasinya, lalu
menyiapkan materi tertulis, kemudiaan saat proses
penyampaian, harus selalu mendorong pasien untuk selalu
aktif bertanya dan melakukan verifikasi

14 open disclosure 5 Elemen penting dari open disclosure :

41
1. permintaan maaf,
2. penjelasan faktual tentang apa yang terjadi,
3. kesempatan pasien untuk berbagi pengalaman,
4. diskusi tentang konsekuensi/ risiko potensial yang dapat
terjadi risiko potensial yang dapat terjadi,
5. penjelasan tentang langkah2, yang dapat kita lakukan
adalah pelayanan farmasi saat salah pemberian obat.

15 Kapan open 1. Harmful incident occurs


disclosure 2. No harm incident
dilaksanakan 3. Near miss incident

16 Bagaimana proses Profesional pemberiasuhan(PPA) sudah terampil


dalam memberikan melakukan komunikasi efektif dan hanya memberikan
edukasi bagi materi edukasi sesuai kompetensi, menyediakan waktu
pasien? yang adekuat, kemudian melakukan identifikasi kondisi
pasien dan kebutuhan edukasinya, lalu menyiapkan materi
tertulis, kemudiaan saat proses penyampaian, harus selalu
mendorong pasien untuk selalu aktif bertanya dan
melakukan verifikasi
17 Pelayanan Bank 1. tidak ada pelayanan untuk pemyimpanan darah.
Darah 2. pengelola permintaan darah adalah lab,.
3. yang mengambil darah ke PMI adalah kurir

42
SKENARIO PKPO vaksin harus menjamin garansi keaslian
(STAFF FARMASI) yakni :
ORGANISASI a. Sediaan farmasi - No.Ijin Edar dari
BPOM
TKRS 9 EP 1, PKPO 1 EP 1 b. Alkes  No.Ijin Edar dari Dirjen Binfar
dan CoA
Apakah unit Anda memiliki regulasi yang c. BMHP  No ijin edar dari Binfar
mengatur uraian tugas,tanggungjawab, d. B3  MSDS
dan wewenang? (Laporan kunjungan oleh Pengadaan.)
PKPO 2.1 EP 3
Jawab :
IFRS memiliki Pedoman pengorganisasian
Apakah pengadaan berdasarkan kontrak?
Dokumen : Semua pengadaan farmasi berdasarkan
Tunjukkan Pedoman Pengorganisasian kontrak. Dokumen yang dilampirkan pada
IFRS kontrak :
-Dokumen perjanjian kerjasama dengan
TKRS 10 EP 1 semua distributor (kepala)
-Laporan kunjungan kepada semua
Apakah unit anda memiliki pedoman distributor.
pelayanan? -Daftar lampiran pada perjanjian kerja
sama meliputi :
Jawab : -SIUP -NPWP -Izin PBF -PAK
Instalasi Farmasi memiliki Pedoman -Pejanjian Kerjasama
Pelayanan. (Staff memahami isi Pedoman -Nama Apt dan SIKA
-Alamat dan kantor PBF
Pelayanan, tempat penyimpanan
-Surat garansi jaminan keaslian obat.
Pedoman Pelayanan, dan tanggal berlaku
sejak awal 2018))
PKPO 2.1.1 EP 2
Dokumen :
Pedoman Pelayanan IFRS Bagaimana yang Anda lakukan ketika
PENGADAAN Dokter meresepkan obat mee too?
PKPO 2.1 EP 2 1. Petugas Farmasi mengisi Formulir
Kekosongan Obat konfirmasi kepada
Bagaimana proses pengadaan di RSPH?
Dokter terkait ketidaktersediaan obat
Setiap pengadaan di RSPH berdasarkan 2. Petugas Farmasi memberikan saran
kontrak dengan distributor dan atau subtitusi kepada Dokter
RS/Apotik yang memiliki kerjasama 3. Petugas Farmasi menulis pada Buku
dengan RS. Syarat yang harus ada dalam Komunikasi Dokter dan memintakan
kontrak yakni : paraf Dokter dalam waktu 1x24 jam.
1. Berasal dari distributor/jalur resmi. 4. Petugas farmasi mengisi formulir
2. Hak akses untuk meninjau proses kekosongan obat untuk dilaporkan
penyimpanan dan transportasi semua kepada Kepala Instalasi yang diketahui
distributor yang bekerjasama dengan oleh Direktur RS.
RS Prima Husada. 5. PKPO 2.1.1 EP 3
3. Semua pengadaan obat, alat kesehatan,
Apa yang Anda lakukan jika Dokter
bahan medis habis pakai, termasuk obat
meresepkan namun tidak tersedia?

43
Ketika obat kosong distributor/pabrik , 5. Kepala pengadaan melakukan
langkah yang dilakukan kepala pengadaan pembelian sesuai dengan rekomendasi
adalah : Apoteker, yakni :
1. Jika di RS memiliki nama dagang lain a. Jika kasus penyakit jarang tejadi
dengan komposisi yang sama, maka maka :
membuat surat pemberitahuan kepada Pengadaan pada apotek atau
Dokter tentang subtitusi obat tersebut. rumah sakit lain yang memiliki
(contoh : Codein, Codikaf) (contoh : kontrak dengan RS Prima Husada
elkana sirup : zamel/curcuma). dengan jumlah sesuai kebutuhan
2. Jika di RS tidak memiliki nama dagang pasien
lain dengan komposisi yang sama, b. Jika kasus sering terjadi maka :
maka dicari merk dagang lain dengan Pengadaan awal berdasarkan stok
komposisi yang sama. Selanjutnya, minimal yang ditentukan dengan
petugas farmasi mengisi Formulir mengkaji penggunaan obat
Kekosongan Obat yang disetujui sebelumnya.
Direktur. Petugas farmasi membuat
surat kekosongan obat dan saran
PENYIMPANAN
subtitusinya. (Contoh : Asam
traneksamat Plasminex) (Contoh : PKPO 3 EP 2, MFK 5 EP 6
Urotractin  Urinter)
Adakah zat kimia di unit Anda? Bagimana
3. Jika obat kosong distributor/pabrik
cara menulisan labelnya?
dimanapun, maka membuat surat
Pemberitahuan Obat Kosong tanpa Semua obat dan zat kimia yang digunakan
saran subtitusi. untuk mempersiapkan obat diberi label
Ketika obat kosong dikarenakan yang terdiri atas isi/ nama obat, tanggal
peresepan diluar formularium maka kadaluarsa, dan peringatan khusus.
dilakukan : (Contoh : alkohol 70% untuk menyiapkan
1. Petugas farmasi melakukan konfirmasi obat).
ke Dokter terkait ketidaktersediaan
obat. Setiap komunikasi dengan Dokter PKPO 3 EP 3
harus didokumentasikan pada Buku
Komunikasi Dokter. Bagaimana cara Anda menjamin stabilitas
menyimpanan obat?
2. Petugas farmasi mengisi Formulir
Kekosongan Obat.
Checklist monitoring suhu, kelembapan
3. Petugas farmasi menyarankan untuk ruangan, dan lemari pendingin semua unit
mengisi Form Pengajuan Obat Baru pelayanan yang terdapat obat termasuk
4. Jika dokter bersedia : ruang rawat inap.
a. Form diisi Dokter , diajukan kepada Proses penyimpanan obat selalu
Apoteker, KFT, dan KMKB untuk dipastikan agar kondisi obat tetap stabil.
memberikan rekomendasi yang Suhu penyimpanan obat tergantung pada
selanjutkan akan disetujui atau rekomendasi yang disarankan oleh pabrik.
tidak oleh Direktur. Suhu ruang : 15-250 C
b. Jika disetujui maka Apoteker Suhu lemari pendingin : 2-80 C
menginfokan Kepala pengadaan Kelembapan : 40-80%
untuk dilakukan pembelian. Monitoring suhu, kelembaban ruangan,
Jika Dokter tidak bersedia maka dan lemari pendingin dipantau setiap shift
tidak dilakukan pembelian. oleh petugas yang bertugas dan dilakukan

44
supervisi oleh IPSRS. Selain itu juga label B3 sesuai dengan klasifikasi. Bahan
dilakukan supervisi apoteker terkait suhu kimia yang terbuka diberi label yang secara
penyimpanan yang tertuang pada supervisi jelas dan terbaca yang terdiri atas isi/ nama
harian. obat, tanggal kadaluarsa, dan peringatan
khusus.
PKPO 3 EP 5 Bahan berbahaya di instalasi farmasi
(contoh : Alkohol 70%, alcohol 96%, dkk)
Apa yang Anda lakukan untuk menghindari
obat dari pencurian?
PKPO 3.1 EP 3
Selain adanya sistem penyimpanan yang
baik, dibuat pula sistem pengawasan obat, Bagaimana penyimpanan lemari narkotik
dengan tujuan agar sediaan farmasi dan psikotropik?
terlindung dari kehilangan dan pencurian,
yaitu dengan cara internal dan eksternal. Tempat penyimpanan narkotika dilarang
Sistem pengawasan internal meliputi : digunakan untuk menyimpan barang
1. Melakukan pencatatan pada kartu stok selain narkotika. Tempat penyimpanan
setiap pengambilan sediaan farmasi, psikotropika dilarang digunakan untuk
alat kesehatan, dan bahan medis habis menyimpan barang selain psikotropika.
pakai. Lemari khusus narkotika dan psikotropika
2. Random stock setiap pergantian shift harus terbuat dari bahan yang kuat, tidak
oleh kepala jaga. mudah dipindahkan dan mempunyai 2
Random stock adalah kegiatan (dua) buah kunci yang berbeda,
melakukan pengecekan stok sediaan diletakkan di tempat yang aman dan tidak
farmasi, alat kesehatan, dan bahan terlihat oleh umum, kunci lemari khusus
medis habis pakai secara random dikuasai oleh Apoteker penanggung
dilakukan oleh tenaga teknik jawab/Apoteker yang ditunjuk dan
kefarmasian untuk memastikan stok pegawai lain yang dikuasakan dengan
fisik sesuai dengan kartu stok dan billing Surat Delegasi. Kami selalu melakukan
SIM-RS. random stok dan serah terima obat
3. Melakukan kegiatan stok opname narkotik psikotropik beserta kuncinta.
setiap satu bulan sekali. Keamanan obat narkotika dan
4. Memiliki sistem IT inventori obat. psikotropika dapat di monitoring dari hasil
Sistem pengawasan eksternal meliputi : pelaporannya oleh apoteker
1.Memasang CCTV di area penyimpanan penanggungjawab melalui SIPNAP.
dan distribusi sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai. PKPO 3.1 EP 4
2.Terdapat finger print untuk memastikan
bahwa hanya petugas farmasi yang Bagaimana proses dalam melakukan
diperbolehkan masuk area Instalasi pelaporan narkotika dan psikotropika?
Farmasi.
Apoteker penanggungjawab instalasi
farmasi melakukan pelaporan penerimaan
PKPO 3.1 EP 2 dan pengeluaran sediaan farmasi narkotika
Apa bahan berbahaya dalam unit Anda? dan psikotropika melalui sipnap.
Bagaimana cara penyimpanannya? Laporan narkotik psikotropik diperoleh dari
data pemasukan obat yang berasal dari
Bahan berbahaya disimpan dalam lemari distributor dan data peresepan yang
khusus dimana tersedia APAR dan diberi

45
diakses melalui billing SIMRS. Hasil dari Penyimpanan elektrolit konsentrat di
sipnap dilakukan arsip oleh Apoteker. Instalasi Farmasi diberi stiker “High Alert”,
SKP 3.1 EP 2 “encerkan”, dan “LASA”.
Urutan penempelan :
Elektrolit konsentrat yang disimpan dalam
unit pelayanan?
Daftar elektrolit konsentrat di semua
tempat penyimpanan yang diperbolehkan
adalah Dektrosa 40%, MgSO4 40% (unit
yang yang ditetapkan) dan MgSO4 20%
(hanya di maternitas).

Dokumen :
-Daftar elektrolit konsentrat dalam box SKP 3 EP 3
emergency
-Daftar elektrolit konsentrat di IFRS Sebutkan daftar obat high alert?
-Cara perhitungan elektrolit konsentrat Dokumen :
PKPO 3.2 EP 2 Daftar obat high alert (Petugas paham isi
daftar obat high alert beserta
Bagaimana cara penyimpanan elektrolit
pelabelannya)
konsentrat?
SKP 2 dan 4 EP 2
Instalasi farmasi :
Obat resiko tinggi dan elektrolit konsentrat Bagaimana tata letak penyimpanan obat
disimpan secara terpisah, tersorot lampu, resiko tinggi dan elektolit konsentrat?
dan dibatasi dengan label berwarna
merah. Obat resiko tinggi dan elektrolit konsentrat
merupakan kategori obat high alert yang
Ruang rawat : disimpan secara terpisah, tersorot lampu,
1. Elektrolit konsentrat dilarang disimpan dan dibatasi dengan label berwarna merah.
di unit perawatan kecuali bila PKPO 3.3 EP 2
dibutuhkan secara klinis.
2. Elektrolit konsentrat yang disimpan Bagaimana cara penyimpanan produk
pada unit perawatan pasien harus nutrisi?
diletakkan pada box/troly emergency
dilengkapi dengan segel pengaman Produk nutrisi enteral maupun parenteral
untuk menghindari kesalahan, harus disimpan dengan baik dan benar sesuai
diberi label yang jelas dan disimpan dengan instruksi penyimpanan yang
pada area yang dibatasi ketat tertera dari produsen.
(restricted) untuk mencegah Produk nutrisi yang tersedia di RSPH
penatalaksanaan yang kurang hati- (contoh enteral : susu diabetasol,dll) ,
hati. (contoh parenteral : gabaxa, otsulip).
Tidak ada produk nutrisi yang diproduksi
PKPO 3.2 EP 3 sendiri oleh RS Prima Husada.
PKPO 3.3 EP 4
Bagaimana pelabelan elektrolit
Bagaimana tempat penyimpanan obat
konsentrat?
dari rumah?

Semua obat yang dibawa pasien dari

46
rumah harus dicatat dalam formulir Peserapan selalu dilakukan oleh semua
riwayat penggunaan obat oleh apoteker dokter yang memiliki SIP di RS Prima
dan berita acara serah terima obat yang Husada dengan melihat data daftar staff
dibawa dari rumah oleh TTK atau medis yang kompeten dan mempunyai
apoteker kemudian obat disimpan pada kewenangan klinis. Setiap rincian
keranjang pasien obat dari rumah di depo kewenangan klinis (RKK) disetujui oleh
farmasi rawat inap sesuai dengan Direktur. Dalam pelayanan kefarmasian,
stabilitas penyimpanan. RKK dokter yang perlu dipahami oleh staff
adalah :
1. Pembatasan peresepan khusus
2. Pemberian obat dalam sendi,
PKPO 3.3 EP 5 intrathecal, dan rute lainnya yang
membutuhkan keahlian khusus hanya
Bagaimana tempat penyimpanan obat
dilakukan oleh DPJP yang terlatih dan
program atau bantuan pemerintah?
memiliki sertifikasi.
PKPO 4 EP 3
Obat yang diberi oleh pemerintah (obat
hibah) di Rumah Sakit Prima Husada Bagaimana cara penulisan rekonsiliasi
adalah obat TBC yang disimpan dengan obat?
baik, benar, dan aman sesuai dengan
stabilitasnya. Penataan obat hibah Penulisan rekonsiliasi obat pada saat
diletakkan di rak tersendiri yang terpisah pasien masuk, pindah unit pelayanan, dan
dari obat lainnya. sebelum pulang dari rumah sakit dilakukan
oleh apoteker.
Tahapan proses rekonsiliasi obat yaitu:
PERESEPAN
1.Pengumpulan data
Apoteker mencatat data dan verifikasi obat
PKPO 4.2 EP 1
yang sedang dan akan digunakan pasien,
meliputi nama obat, dosis, frekuensi, rute,
Apakah unit Anda memiliki daftar staff
obat mulai diberikan, diganti, dilanjutkan
medis yang kompeten dan berwenang
dan dihentikan, riwayat alergi pasien serta
menulis resep umum dan khusus?
efek samping obat yang pernah terjadi.
Semua unit pelayanan memiliki daftar staff
Data obat yang dapat digunakan tidak lebih
medis yang kompeten dan berwenang
dari 3 (tiga) bulan sebelumnya. Semua
menulis resep umum dan khusus (petugas
obat yang digunakan oleh pasien baik
wajib memahami isinya)
resep maupun obat bebas termasuk herbal
harus dilakukan proses rekonsiliasi.
PKPO 4.2 EP 3
2.Komparasi
Apakah unit Anda memiliki daftar sstaf Apoteker membandingkan data obat yang
medis yang mempunyai kewenangan? pernah, sedang dan akan digunakan.
Instalasi farmasi memiliki specimen Ketika apoteker menemukan adanya
tandatangan Dokter yang berhak medication eror , maka dilakukan
meresepkan. konfirmasi kepada dokter.
3.Komunikasi
PKPO 4 EP 2 Melakukan komunikasi dengan pasien
dan/atau keluarga pasien atau perawat
Siapakah yang berkak memberikan mengenai perubahan terapi yang terjadi.
instruksi peresepan? Apoteker bertanggungjawab terhadap
informasi obat yang diberikan.

47
Petugas memahami SPO yang telah
PKPO 5.1 EP 2 disediakan dan selalu mengisi absensi saat
pencampuran.
Siapa yang melaksanakan pengkajian
resep? PKPO 5.1 EP 3
Pengkajian resep selalu dilakukan Setelah obat disiapkan apakah obat diberi
Apoteker yang meliputi syarat elemen a s/d label? Bagaimana cara penulisannya?
g baik d irawat jalan maupun rawat inap.
Setiap obat yang akan diberikan kepada
pasien selalu lengkap dengan label/ etiket
obat.

5.1 EP 5
Bagaimana pemberian obat rawat inap?
Pemberian obat selalu dalam bentuk yang
siap diberi
kan UDD (Unit Dose Dispensing).
Obat injeksi :

Pagi 07.00-08.00
Siang 15.00-16.00
PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT Malam 23.00-24.00
19.00-20.00

PKPO 5 EP 2 (pemakaian obat 2xsehari)

Apakah Anda dilatih dalam penyiapan obat Pagi 07.00-08.00


dan teknik aseptik? Siang 12.00-13.00
Malam 17.00-18.00
Staff TTK dan Apoteker dilatih memahami, 18.00-19.00
serta mempratekkan prinsip penyiapan (pemakaian obat 2xsehari)
obat dan teknik aseptik.
PKPO 6.1 EP 2
Bagaimana verifikasi sebelum obat
PKPO 5 EP 4
diberikan (daftar tilik obat rawat inap)?
Bagaimana cara pelaksaan penyiapan
Skenario (point 1-5) :
obat dan teknik aseptik?
1. Petugas IFRS mengantar obat ke
Petugas wajib paham : ruangan
-SPO Penggunaan LAF 2. Perawat menyiapkan DPO dan
-SPO Pencampuran Obat Suntik daftar tilik
-Absensi penggunaan LAF 3. Petugas IFRS melakukan verifikasi
- Lembar kerja UV LAF
obat dengan membacakan
identitas pasien, nama obat, dosis,

48
rute pemberian, dan waktu Pelaksanaan monitoring tentang
pemberikan kepatuhan terhadap formularium termasuk
4. Perawat mencocokkan dengan aspek persediaan dan aspek penggunaan
DPO yang sudah dikaji oleh tencantum pada judul indikator mutu
Apoteker bersamaan dengan Instalasi Farmasi dan Pengadaan yang
mengisi daftar tilik. dilaporkan oleh PJ Pengumpul Data.
5. TTD penyerah dan penerima obat. Apoteker di Instalasi Farmasi juga memiliki
6. Selanjutnya sebelum diberikan lembar monev untuk melakukan monitoring
kepada pasien, perawat penerima terhadap kepatuhan formularium.
obat harus melakukan verifikasi Nantinya di akhir, akan dilakukan match
ulang yang dibacakan kepada dengan PJ pengumpul data indikator mutu
perawat supervise seperti yang Instalasi Farmasi.
dilakukan TTK.
7. TTD penerima dan supervisi. Dokumen hasil indikator mutu IFRS:
1. Aspek persediaan
PKPO 5.1 EP 6 - Kejadian kekosongan stok sediaan
Bagaimana bukti penyerahan obat tepat farmasi, alat kesehatan, dan bahan
waktu? medis habis pakai.
- Kejadian kekosongan obat
1. Hasil indikator mutu angka emergency.
keterlambatan penyerahan obat rawat - Kejadian tidak tersedianya alkes
jalan. Standar : Racikan tidak lebih dari sesuai kebutuhan pasien.
60 menit, Nonracikan tidak lebih dari 30 2. Aspek penggunaan
menit. - Kejadian pemberian obat di luar
Nilai tersebut dapat diakses secara formularium
otomatis pada biling SIMRS bagian 3. Formulir kekosongan obat (gudang)
mutu. 4. Formulir kekosongan obat (RI dan RJ)
2. Daftar Pemberian Obat yang mencatat 5. Monev apoteker
jam pemberian obat oleh perawat
kepada pasien. Standar : tidak lebih
dari 30 menit. PKPO 7.1 EP 3
Form tersebut dapat menunjukkan
keterlambatan penyerahan obat oleh Bagaimana laporan IKP yang dilaporkan
perawat kepada pasien pada Komite KPRS?
3. PJ Pengumpul Data melakukan
Staff IFRS melaporkan setiap kejadian
pengkajian DPO dan pencatatan
pelaporan setiap hari indikator mutu kesalahan penggunaan obat dalam
unit “angka keterlambatan penyerahan laporan IKP. Laporan IKP dilakukan
obat rawat inap” pada biling SIMRS. grading oleh apoteker penanggungjawab.
Laporan IKP diserahkan kepada Komite
Lihat : Keselamatan Pasien Rumah Sakit disertai
-Melihat billing SIMRS dengan serah terima dokumen IKP antara
-Melihat hasil laporan mutu pada laporan IFRS dan komite KPRS.
bulanan IFRS
-Melihat DPO pada ruang rawat inap
SUPERVISI DAN EVALUASI
PEMANTAUAN TERAPI OBAT
PKPO 2 EP 3 PKPO 3.4 EP 1
Bagaimana pelaksanaan monitoring Regulasi pengelolaan obat emergensi di
tentang kepatuhan thd formularium? unit-unit pelayanan

49
Tunjukan Panduan Obat yang Perlu Petugas Gudang mendapat surat
Diwaspadai di setiap unit pelayanan penarikan dari distributor. Kemudian
petugas Gudang menarik obat tsb dari
pelayanan, selanjutnya diserahkan kepada
PKPO 1 EP 5 distributor disetai dengan berita acara
serah terima obat dari distributor.
Bagaimana pelaporan IKP?
Staff IFRS melaporkan setiap kejadian SKENARIO PKPO
kesalahan penggunaan obat dalam
(KA.INSTALASI DAN APOTEKER)
laporan IKP. Laporan IKP dilakukan
grading oleh apoteker penanggungjawab. TKRS 9 EP 1, PKPO 1 EP 1
Laporan IKP diserahkan kepada Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit disertai
Apakah unit Anda memiliki regulasi yang
dengan serah terima dokumen IKP
mengatur uraian tugas,tanggungjawab,
dengan komite KPRS. Setiap medication
dan wewenang?
error yang terjadi, juga disampaikan saat
rapat komite medik untuk ditentukan
IFRS memiliki Pedoman pengorganisasian
tindak lanjut.
Dokumen :
PKPO 1 EP 6 Tunjukkan Pedoman Pengorganisasian
IFRS
Bagaimana tindak lanjut terhadap
kesalahan penggunaan obat? TKRS 10 EP 1
Adanya kesalahan penggunaan obat, akan
dilakukan perbaikan dengan cara dibuat Apakah unit anda memiliki pedoman
PDSA oleh Apoteker bersama dengan tim pelayanan?
KPRS.
PDSA akan disosialisasikan sesegera Instalasi Farmasi memiliki Pedoman
mungkin kepada staff instalasi farmasi/ Pelayanan. (Staff memahami isi Pedoman
staff klinis terkait, yang dibuktikan dengan Pelayanan, tempat penyimpanan
sosialisasi pebaikan. Pedoman Pelayanan, dan tanggal berlaku
Dokumen : sejak awal 2018))
-Dokumen PDSA hasil rapat
-Rapat instalasi farmasi bulan April, Juli, Dokumen :
Oktober 2018 (sosialisasi PDSA).
Pedoman Pelayanan IFRS

PKPO 3.5 EP 2 TKRS 9 EP 3

Bagaimana pelaksanaan penarikan Apakah unit Anda memiliki pedoman


kembali (recall) penarikan obat rusak, pelayanan dan pedoman kerja?
kadaluarsa, ditarik pemerintah, sisa Pedoman Pelayanan dan Program Kerja
narkotika dan psikotropika yang rusak? IFRS tersedia pada unit Instalasi Farmasi
Daftar obat yang ditarik sepanjang tahun Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, dan
2018 adalah : Gudang IFRS
Albotyl
Enzymplex
Alur : PKPO 1 EP 2

50
Undangan, materi, absensi, notulen bulan
Apakah Anda melakukan supervisi? Februari 2018
Dan hasilnya berupa formularium 2018
Supervisi dilakukan oleh Apoteker dan yang dilengkapi dengan memorandum
Kepala Instalasi Farmasi yang telah perubahan isi dari formularium.
memiliki STRA dan SIPA. Supervisi ada 2 PENGADAAN
macam, dilakukan setiap hari dan setiap
minggu.
PKPO 2.1 EP 2
Supervisi harian mencakup keseluruhan
yang berkaitan dengan manajerial dan Bagaimana proses pengadaan di RSPH?
pelayanan klinik Instalasi Farmasi.
Setiap pengadaan di RSPH berdasarkan
Supervisi yang dilakukan meliputi
kontrak dengan distributor dan atau
perencanaan, pengadaan, penerimaan,
RS/Apotik yang memiliki kerjasama
penyimpanan, distribusi, pemusnahan dan
dengan RS. Syarat yang harus ada dalam
penarikan, peresepan, penyiapan obat,
kontrak yakni :
rekonsiliasi obat, konseling, visite,
1. Berasal dari distributor/jalur resmi.
pemantauan terapi obat, monitoring efek
2. Hak akses untuk meninjau proses
samping obat, pelaporan IKP, supervisi
penyimpanan dan transportasi semua
ruang rawat inap, catatan penggunaan
distributor yang bekerjasama dengan
obat pasien.
RS Prima Husada.
Supervisi mingguan lebih kepada 3. Semua pengadaan obat, alat kesehatan,
pemantauan di ruang yang memiliki box bahan medis habis pakai, termasuk obat
emergency, b3, dan reagen. vaksin harus menjamin garansi keaslian
yakni :
Setiap laporan supervisi Apoteker a. Sediaan farmasi - No.Ijin Edar dari
dilakukan rekap dalam satu bulan yang
BPOM
dilaporkan dan ditandatangani oleh Kepala
b. Alkes  No.Ijin Edar dari Dirjen Binfar
Instalasi.
dan CoA
FORMULARIUM c. BMHP  No ijin edar dari Binfar

d. B3  MSDS
PKPO 2 EP 1 (Laporan kunjungan oleh Pengadaan.)

Bagimana pembentukan Komite Farmasi PKPO 2.1 EP 3


dan Terapi?
- Tunjukkan SK pembentukan KFT Apakah pengadaan berdasarkan kontrak?
- Pedoman kerja KFT
- Program kerja KFT Semua pengadaan farmasi berdasarkan
- Laporan Triwulan KFT kontrak. Dokumen yang dilampirkan pada
kontrak :
-Dokumen perjanjian kerjasama dengan
semua distributor (kepala)
PKPO 2 EP 4
-Laporan kunjungan kepada semua
distributor.
Bagimana penyusunan formularium RS?
-Daftar lampiran pada perjanjian kerja
sama meliputi :
Kajian formularium dilakukan setiap 1 -SIUP -NPWP -Izin PBF -PAK
tahun sekali. Yang dihadiri oleh KFT. Bukti -Pejanjian Kerjasama
pelaksanaan kajian formularium adalah : -Nama Apt dan SIKA

51
-Alamat dan kantor PBF Pemberitahuan Obat Kosong tanpa
-Surat garansi jaminan keaslian obat. saran subtitusi.
Ketika obat kosong dikarenakan
PKPO 2.1.1 EP 2 peresepan diluar formularium maka
dilakukan :
Bagaimana yang Anda lakukan ketika 1. Petugas farmasi melakukan konfirmasi
Dokter meresepkan obat mee too? ke Dokter terkait ketidaktersediaan
1. Petugas Farmasi mengisi Formulir obat. Setiap komunikasi dengan Dokter
Kekosongan Obat konfirmasi kepada harus didokumentasikan pada Buku
Dokter terkait ketidaktersediaan obat Komunikasi Dokter.
2. Petugas Farmasi memberikan saran 2. Petugas farmasi mengisi Formulir
subtitusi kepada Dokter Kekosongan Obat.
3. Petugas Farmasi menulis pada Buku 3. Petugas farmasi menyarankan untuk
Komunikasi Dokter dan memintakan mengisi Form Pengajuan Obat Baru
paraf Dokter dalam waktu 1x24 jam. 4. Jika dokter bersedia :
4. Petugas farmasi mengisi formulir a. Form diisi Dokter , diajukan kepada
kekosongan obat untuk dilaporkan Apoteker, KFT, dan KMKB untuk
kepada Kepala Instalasi yang diketahui memberikan rekomendasi yang
oleh Direktur RS. selanjutkan akan disetujui atau
tidak oleh Direktur.
b. Jika disetujui maka Apoteker
PKPO 2.1.1 EP 3 menginfokan Kepala pengadaan
Apa yang Anda lakukan jika Dokter untuk dilakukan pembelian.
meresepkan namun tidak tersedia? Jika Dokter tidak bersedia maka
tidak dilakukan pembelian.
Ketika obat kosong distributor/pabrik , 5. Kepala pengadaan melakukan
langkah yang dilakukan kepala pengadaan pembelian sesuai dengan rekomendasi
adalah : Apoteker, yakni :
1. Jika di RS memiliki nama dagang lain a. Jika kasus penyakit jarang tejadi
dengan komposisi yang sama, maka maka :
membuat surat pemberitahuan kepada Pengadaan pada apotek atau
Dokter tentang subtitusi obat tersebut. rumah sakit lain yang memiliki
(contoh : Codein, Codikaf) (contoh : kontrak dengan RS Prima Husada
elkana sirup : zamel/curcuma). dengan jumlah sesuai kebutuhan
2. Jika di RS tidak memiliki nama dagang pasien
lain dengan komposisi yang sama, b. Jika kasus sering terjadi maka :
maka dicari merk dagang lain dengan Pengadaan awal berdasarkan stok
komposisi yang sama. Selanjutnya, minimal yang ditentukan dengan
petugas farmasi mengisi Formulir mengkaji penggunaan obat
Kekosongan Obat yang disetujui sebelumnya.
Direktur. Petugas farmasi membuat
PENYIMPANAN
surat kekosongan obat dan saran
subtitusinya. (Contoh : Asam PKPO 3 EP 2, MFK 5 EP 6
traneksamat Plasminex) (Contoh :
Adakah zat kimia di unit Anda? Bagimana
Urotractin  Urinter)
cara menulisan labelnya?
3. Jika obat kosong distributor/pabrik
dimanapun, maka membuat surat Semua obat dan zat kimia yang digunakan
untuk mempersiapkan obat diberi label

52
yang terdiri atas isi/ nama obat, tanggal medis habis pakai secara random
kadaluarsa, dan peringatan khusus. dilakukan oleh tenaga teknik
(Contoh : alkohol 70% untuk menyiapkan kefarmasian untuk memastikan stok
obat). fisik sesuai dengan kartu stok dan billing
SIM-RS.
PKPO 3 EP 3 7. Melakukan kegiatan stok opname
setiap satu bulan sekali.
Bagaimana cara Anda menjamin stabilitas 8. Memiliki sistem IT inventori obat.
menyimpanan obat? Sistem pengawasan eksternal meliputi :
1.Memasang CCTV di area penyimpanan
Checklist monitoring suhu, kelembapan dan distribusi sediaan farmasi, alat
ruangan, dan lemari pendingin semua unit
kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
pelayanan yang terdapat obat termasuk
2.Terdapat finger print untuk memastikan
ruang rawat inap.
bahwa hanya petugas farmasi yang
Proses penyimpanan obat selalu
diperbolehkan masuk area Instalasi
dipastikan agar kondisi obat tetap stabil.
Farmasi.
Suhu penyimpanan obat tergantung pada
rekomendasi yang disarankan oleh pabrik.
Suhu ruang : 15-250 C PKPO 3.1 EP 2
Suhu lemari pendingin : 2-80 C
Apa bahan berbahaya dalam unit Anda?
Kelembapan : 40-80%
Monitoring suhu, kelembaban ruangan, Bagaimana cara penyimpanannya?
dan lemari pendingin dipantau setiap shift
Bahan berbahaya disimpan dalam lemari
oleh petugas yang bertugas dan dilakukan
khusus dimana tersedia APAR dan diberi
supervisi oleh IPSRS. Selain itu juga
label B3 sesuai dengan klasifikasi. Bahan
dilakukan supervisi apoteker terkait suhu
kimia yang terbuka diberi label yang secara
penyimpanan yang tertuang pada supervisi jelas dan terbaca yang terdiri atas isi/ nama
harian. obat, tanggal kadaluarsa, dan peringatan
PKPO 3 EP 5 khusus.
Bahan berbahaya di instalasi farmasi
Apa yang Anda lakukan untuk menghindari (contoh : Alkohol 70%, alcohol 96%, dkk)
obat dari pencurian?
PKPO 3.1 EP 3
Selain adanya sistem penyimpanan yang
baik, dibuat pula sistem pengawasan obat, Bagaimana penyimpanan lemari narkotik
dengan tujuan agar sediaan farmasi dan psikotropik?
terlindung dari kehilangan dan pencurian,
yaitu dengan cara internal dan eksternal. Tempat penyimpanan narkotika dilarang
Sistem pengawasan internal meliputi : digunakan untuk menyimpan barang
5. Melakukan pencatatan pada kartu stok selain narkotika. Tempat penyimpanan
setiap pengambilan sediaan farmasi, psikotropika dilarang digunakan untuk
alat kesehatan, dan bahan medis habis menyimpan barang selain psikotropika.
pakai. Lemari khusus narkotika dan psikotropika
6. Random stock setiap pergantian shift harus terbuat dari bahan yang kuat, tidak
oleh kepala jaga. mudah dipindahkan dan mempunyai 2
Random stock adalah kegiatan (dua) buah kunci yang berbeda,
melakukan pengecekan stok sediaan diletakkan di tempat yang aman dan tidak
farmasi, alat kesehatan, dan bahan

53
terlihat oleh umum, kunci lemari khusus (restricted) untuk mencegah
dikuasai oleh Apoteker penanggung penatalaksanaan yang kurang hati-
jawab/Apoteker yang ditunjuk dan hati.
pegawai lain yang dikuasakan dengan PKPO 3.2 EP 3
Surat Delegasi. Kami selalu melakukan
random stok dan serah terima obat Bagaimana pelabelan elektrolit
narkotik psikotropik beserta kuncinta. konsentrat?
Keamanan obat narkotika dan
psikotropika dapat di monitoring dari hasil Penyimpanan elektrolit konsentrat di
pelaporannya oleh apoteker Instalasi Farmasi diberi stiker “High Alert”,
penanggungjawab melalui SIPNAP. “encerkan”, dan “LASA”.
Urutan penempelan :
PKPO 3.1 EP 4
Bagaimana proses dalam melakukan
pelaporan narkotika dan psikotropika?

Apoteker penanggungjawab instalasi


farmasi melakukan pelaporan penerimaan
dan pengeluaran sediaan farmasi narkotika
dan psikotropika melalui sipnap.
Laporan narkotik psikotropik diperoleh dari
data pemasukan obat yang berasal dari
distributor dan data peresepan yang
diakses melalui billing SIMRS. Hasil dari
sipnap dilakukan arsip oleh Apoteker. SKP 3 EP 3

Sebutkan daftar obat high alert?


PKPO 3.2 EP 2 Dokumen :
Bagaimana cara penyimpanan elektrolit Daftar obat high alert (Petugas paham isi
konsentrat? daftar obat high alert beserta
pelabelannya)
Instalasi farmasi :
SKP 2 dan 4 EP 2
Obat resiko tinggi dan elektrolit konsentrat
disimpan secara terpisah, tersorot lampu,
dan dibatasi dengan label berwarna Bagaimana tata letak penyimpanan obat
merah. resiko tinggi dan elektolit konsentrat?

Ruang rawat : Obat resiko tinggi dan elektrolit konsentrat


1. Elektrolit konsentrat dilarang disimpan merupakan kategori obat high alert yang
di unit perawatan kecuali bila disimpan secara terpisah, tersorot lampu,
dibutuhkan secara klinis. dan dibatasi dengan label berwarna merah.
2. Elektrolit konsentrat yang disimpan
pada unit perawatan pasien harus
PKPO 3.3 EP 2
diletakkan pada box/troly emergency
dilengkapi dengan segel pengaman Bagaimana cara penyimpanan produk
untuk menghindari kesalahan, harus nutrisi?
diberi label yang jelas dan disimpan
pada area yang dibatasi ketat Produk nutrisi enteral maupun parenteral

54
disimpan dengan baik dan benar sesuai Apakah unit ada memiliki MIMS dan
dengan instruksi penyimpanan yang Formularium?
tertera dari produsen. Semua unit pelayanan memiliki MIMS
Produk nutrisi yang tersedia di RSPH terbaru 2018. Formularium tersedia di
(contoh enteral : susu diabetasol,dll) , Komputer semua unit pelayanan..
(contoh parenteral : gabaxa, otsulip). PERESEPAN
Tidak ada produk nutrisi yang diproduksi
sendiri oleh RS Prima Husada. PKPO 4.2 EP 1
PKPO 3.3 EP 4
Bagaimana tempat penyimpanan obat Apakah unit Anda memiliki daftar staff
dari rumah? medis yang kompeten dan berwenang
menulis resep umum dan khusus?
Semua obat yang dibawa pasien dari
Semua unit pelayanan memiliki daftar staff
rumah harus dicatat dalam formulir
medis yang kompeten dan berwenang
riwayat penggunaan obat oleh apoteker
menulis resep umum dan khusus (petugas
dan berita acara serah terima obat yang wajib memahami isinya)
dibawa dari rumah oleh TTK atau
apoteker kemudian obat disimpan pada PKPO 4.2 EP 3
keranjang pasien obat dari rumah di depo
farmasi rawat inap sesuai dengan Apakah unit Anda memiliki daftar sstaf
stabilitas penyimpanan. medis yang mempunyai kewenangan?
Instalasi farmasi memiliki specimen
tandatangan Dokter yang berhak
PKPO 3.3 EP 5 meresepkan.
Bagaimana tempat penyimpanan obat
program atau bantuan pemerintah? PKPO 4 EP 2

Siapakah yang berkak memberikan


Obat yang diberi oleh pemerintah (obat instruksi peresepan?
hibah) di Rumah Sakit Prima Husada
adalah obat TBC yang disimpan dengan Peserapan selalu dilakukan oleh semua
baik, benar, dan aman sesuai dengan dokter yang memiliki SIP di RS Prima
stabilitasnya. Penataan obat hibah Husada dengan melihat data daftar staff
diletakkan di rak tersendiri yang terpisah medis yang kompeten dan mempunyai
dari obat lainnya. kewenangan klinis. Setiap rincian
kewenangan klinis (RKK) disetujui oleh
Direktur. Dalam pelayanan kefarmasian,
PKPO 3 EP 4
RKK dokter yang perlu dipahami oleh staff
Kapan dilakukan supervisi apoteker? adalah :
1. Pembatasan peresepan khusus
Supervisi Apoteker dilakukan setiap hari. 2. Pemberian obat dalam sendi,
(Apoteker harus memahami penyimpanan intrathecal, dan rute lainnya yang
obat, obat emergensi, B3, narkotika, membutuhkan keahlian khusus hanya
psikotripika, gas medis, dan obat dilakukan oleh DPJP yang terlatih dan
radioaktif).
memiliki sertifikasi.
PKPO 4 EP 3
PKPO 1 EP 3
Bagaimana cara penulisan rekonsiliasi
obat?

55
Pengkajian resep dilakukan rekap oleh PJ
Penulisan rekonsiliasi obat pada saat Pengumpul Data lnstalasi Farmasi melalui
pasien masuk, pindah unit pelayanan, dan indikator mutu IFRS yang disampaikan
sebelum pulang dari rumah sakit dilakukan kepada rapat KFT bulan Juni.
oleh apoteker.
PKPO 5.1 EP 2
Tahapan proses rekonsiliasi obat yaitu:
1.Pengumpulan data Siapa yang melaksanakan pengkajian
Apoteker mencatat data dan verifikasi obat resep?
yang sedang dan akan digunakan pasien,
meliputi nama obat, dosis, frekuensi, rute, Pengkajian resep selalu dilakukan
obat mulai diberikan, diganti, dilanjutkan Apoteker yang meliputi syarat elemen a s/d
dan dihentikan, riwayat alergi pasien serta g baik d irawat jalan maupun rawat inap.
efek samping obat yang pernah terjadi.
Data obat yang dapat digunakan tidak lebih
dari 3 (tiga) bulan sebelumnya. Semua
obat yang digunakan oleh pasien baik
resep maupun obat bebas termasuk herbal
harus dilakukan proses rekonsiliasi.
PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT
2.Komparasi
Apoteker membandingkan data obat yang PKPO 5 EP 2
pernah, sedang dan akan digunakan.
Ketika apoteker menemukan adanya Apakah Anda dilatih dalam penyiapan obat
medication eror , maka dilakukan dan teknik aseptik?
konfirmasi kepada dokter.
3.Komunikasi Staff TTK dan Apoteker dilatih memahami,
Melakukan komunikasi dengan pasien serta mempratekkan prinsip penyiapan
dan/atau keluarga pasien atau perawat obat dan teknik aseptik.
mengenai perubahan terapi yang terjadi.
Apoteker bertanggungjawab terhadap PKPO 5 EP 4
informasi obat yang diberikan.
Bagaimana cara pelaksaan penyiapan
obat dan teknik aseptik?

PKPO 4 EP 4 Petugas wajib paham :


-Daftar riwayat penggunaan obat dalam -SPO Penggunaan LAF
rekam medis -SPO Pencampuran Obat Suntik
-Absensi penggunaan LAF
-Riwayat pengobatan yang tertulis pada - Lembar kerja UV LAF
asesmen awal medis
Petugas memahami SPO yang telah
-Pengecekan RM
disediakan dan selalu mengisi absensi saat
pencampuran.
PKPO 4.1 EP 2 PKPO 5.1 EP 3
Bagaimana evaluasi terkait syarat elemen Setelah obat disiapkan apakah obat diberi
kelengkapan resep? label? Bagaimana cara penulisannya?

Pengkajian resep selalu dilakukan Setiap obat yang akan diberikan kepada
Apoteker yang meliputi syarat elemen a s/d pasien selalu lengkap dengan label/ etiket
g baik dirawat jalan maupun rawat inap. obat.

56
diadministrasikan oleh bidan/ perawat
minimal PK 1 yang terlatih. Vaksin boleh
diberikan oleh bidan/ perawat minimal PK
1 yang diberi mandat oleh dokter yang
bersangkutan dan sudah terlatih. Elektrolit
konsentrat dan injeksi sedasi ringan hanya
diberikan oleh perawat minimal PK 2 yang
terlatih atau perawat penanggungjawab
PKPO 5.1 EP 4 shift. Pemberian obat dalam sendi dan
Siapa yang melakukan pengkajian obat? intrathecal hanya dilakukan oleh DPJP
yang terlatih dan memiliki sertifikasi.
Pengkajian obat selalu dilakukan oleh PKPO 5.1 EP 6
apoteker saat melakukan pemberian obat.
Bagaimana bukti penyerahan obat tepat
Meliputi :
waktu?
-Identitas pasien
-Ketepatan obat 1. Hasil indikator mutu angka
- Dosis keterlambatan penyerahan obat rawat
- Rute pemberian jalan. Standar : Racikan tidak lebih dari
- Waktu pemberian 60 menit, Nonracikan tidak lebih dari 30
menit.
PKPO 5.1 EP 5 Nilai tersebut dapat diakses secara
otomatis pada biling SIMRS bagian
Bagaimana pemberian obat rawat inap? mutu.
Pemberian obat selalu dalam bentuk yang 2. Daftar Pemberian Obat yang mencatat
siap diberikan UDD (Unit Dose jam pemberian obat oleh perawat
Dispensing). kepada pasien. Standar : tidak lebih
dari 30 menit.
Obat injeksi : Form tersebut dapat menunjukkan
Pagi 07.00-08.00 keterlambatan penyerahan obat oleh
Siang 15.00-16.00 perawat kepada pasien
Malam 23.00-24.00 3. PJ Pengumpul Data melakukan
19.00-20.00 pengkajian DPO dan pencatatan
(pemakaian obat 2xsehari) pelaporan setiap hari indikator mutu
Pagi 07.00-08.00 unit “angka keterlambatan penyerahan
Siang 12.00-13.00 obat rawat inap” pada biling SIMRS.
Malam 17.00-18.00
Lihat :
18.00-19.00
(pemakaian obat 2xsehari) -Melihat billing SIMRS
PEMBERIAN OBAT -Melihat hasil laporan mutu pada laporan
bulanan IFRS
PKPO 6 EP 2 -Melihat DPO pada ruang rawat inap
Bagaimana pelaksaan pemberian obat PKPO 6.2 EP 2
oleh staff klinis yang berwenang, sesuai Apakah pasien menggunakan obat
SPK dan RKK?
sendiri?
Pada proses pemberian obat di rawat inap
Tidak ada pengobatan sendiri yang
dilakukan batasan terhadap
dilakukan oleh pasien. Pengobatan sendiri
bidan/perawat. Obat oral di rawat inap
diadministrasikan oleh bidan/ perawat (self administration) obat dari dalam
minimal PK 1. Obat injeksi di rawat inap maupun luar rumah sakit oleh pasien

57
dikelola/ diambil alih oleh Rumah Sakit monitoring dan evaluasi obat baru selama
karena merupakan tanggungjawab Rumah 3 bulan pertama.
Sakit. Setiap laporan kejadian, apoteker
melakukan pelaporan kepada KFT dan
PKPO 6.2 EP 3
PMKP untuk dilakukan tindak lanjut.
Bagaimana elaksanaan monitoring obat PKPO 2 EP 3
yang dibawa dari luar rumah sakit?
Bagaimana pelaksanaan monitoring
Obat yang digunakan pasien yang berasal tentang kepatuhan thd formularium?
dari luar rumah sakit harus dengan
Pelaksanaan monitoring tentang
persetujuan DPJP yang dikelola oleh
kepatuhan terhadap formularium termasuk
Instalasi Farmasi.
aspek persediaan dan aspek penggunaan
Penggunaan obat yang dibawa oleh pasien tencantum pada judul indikator mutu
dari luar rumah sakit didokumentasikan di Instalasi Farmasi dan Pengadaan yang
formulir riwayat penggunaan obat oleh dilaporkan oleh PJ Pengumpul Data.
apoteker serta dibuat berita acara Apoteker di Instalasi Farmasi juga memiliki
penerimaan obat dari rumah oleh TTK/ lembar monev untuk melakukan monitoring
apoteker. Obat yang dibawa pasien dari terhadap kepatuhan formularium.
rumah baik diteruskan atau untuk Nantinya di akhir, akan dilakukan match
dihentikan, harus dilakukan pencatatan dengan PJ pengumpul data indikator mutu
oleh petugas farmasi pada kartu stok, Instalasi Farmasi.
kemudian sisa obat harus dikembalikan
kepada pasien. Obat pasien yang dibawa
Dokumen hasil indikator mutu IFRS:
dari rumah disimpan pada keranjang
pasien obat dari rumah di depo farmasi 1. Aspek persediaan
rawat inap. - Kejadian kekosongan stok sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan
TERAPI OBAT medis habis pakai.
- Kejadian kekosongan obat
PKPO 2 EP 2
emergency.
Bagaimana pelaksanaan monitoring dan - Kejadian tidak tersedianya alkes
evaluasi penggunaan obat baru oleh KFT? sesuai kebutuhan pasien.
2. Aspek penggunaan
Monev obat baru
- Kejadian pemberian obat di luar
Pelaksanan monitoring dan evaluasi formularium
penggunaan obat baru dilakukan secara 3. Formulir kekosongan obat (gudang)
kolaboratif antara Instalasi Farmasi, 4. Formulir kekosongan obat (RI dan RJ)
Komite Farmasi Terapi, dan KPRS. 5. Monev apoteker

Dalam proses evaluasi obat baru, apabila


PKPO 7 EP 2
ditemukan ESO, ROTD, dan Medication
Eror wajib dilaporkan. Bagaimana cara pemantauan terapi obat?
ESO  ditulis dalam Form MESO, form Tahapan Pemantauan Terapi Obat :
IKP. 1. Seleksi
ROTD dan Medication Error  dilaporkan - Pasien yang masuk rumah sakit
dalam form IKP. dengan multi penyakit sehingga
Apoteker di Instalasi Farmasi juga memiliki menerima polifarmasi.
tools Checklist untuk melakukan - Pasien dengan gangguan fungsi
organ terutama hati dan ginjal.

58
- Pasien geriatri dan pediatric yang grading oleh apoteker penanggungjawab.
K/U lemah. Laporan IKP diserahkan kepada Komite
- Pasien hamil dan menyusui Keselamatan Pasien Rumah Sakit disertai
dengan terapi obat kategori C. dengan serah terima dokumen IKP antara
- Pasien dengan perawatan IFRS dan komite KPRS.
intensif.
- Pasien yang menerima obat
PKPO 7.1 EP 4
dengan indeks terapi sempit
(contoh:digoksin,fenitoin) Bukti pelaksanaan mencari akar masalah/
investigasi sederhana?
2. Pengumpulan data pasien.
Dilakukan rapat antara Apoteker dan tim
Data dasar pasien merupakan KPRS 3 bulan sekali untuk mencari akar
komponen penting dalam proses masalah dan investigasi sederhana.
PTO. Data tersebut dapat diperoleh Lampiran : Investigasi sederhana
dari:
a. Rekam medik.
b. Profil pengobatan PKPO 7.1 EP 5
pasien/pencatatan penggunaan
Bagaimana pelaksanaan upaya mencegah
obat.
dan menurunkan kesalahan penggunaan
c. Wawancara dengan pasien, obat?
anggota keluarga, dan tenaga
kesehatan lain. Adanya kesalahan penggunaan obat, akan
d. Lembar riwayat penggunaan obat dilakukan perbaikan dengan cara dibuat
PDSA oleh Apoteker bersama dengan tim
3. Identifikasi masalah terkait obat. KPRS.
4. Rekomendasi penyelesaian masalah PDSA akan disosialisasikan sesegera
terkait obat. mungkin kepada staff instalasi farmasi/
5. Pemantauan efektivitas dan efek staff klinis terkait, yang dibuktikan dengan
samping terapi obat. sosialisasi pebaikan.

PKPO 7 EP 3 Dokumen :
-Dokumen PDSA hasil rapat
Bagaimana monitoring ESO obat dan
-Rapat instalasi farmasi bulan April, Juli,
laporannya ke KFT?
Oktober 2018 (sosialisasi PDSA).
Setiap ESO yang terjadi selalu
disampaikan saat rapat KFT agar diketahui
SUPERVISI DAN EVALUASI
oleh staff medis sehingga dapat
menjadikan warning dalam peresepan. PKPO 3.4 EP 2, PKPO 3.4 EP 3
-UMAN Rapat KFT bulan April dan Juni Apa bukti daftar obat emergensi di setiap
tempat unit pelayanan termasuk tanggal
PKPO 7.1 EP 3
kadaluarsa?
Bagaimana laporan IKP yang dilaporkan
Box emergency dilengkapi dengan list
pada Komite KPRS?
daftar obat yang tertempel pada bagian
depan box emergency lengkap dengan
Staff IFRS melaporkan setiap kejadian jumlah dan tanggal ED.
kesalahan penggunaan obat dalam
laporan IKP. Laporan IKP dilakukan

59
Pengecekan box emergency dilakukan Adanya kesalahan penggunaan obat, akan
oleh apoteker : dilakukan perbaikan dengan cara dibuat
PDSA oleh Apoteker bersama dengan tim
1.Pengecekan segel  setiap hari
KPRS.
2. Pengecekan ED list daftar obat  setiap
PDSA akan disosialisasikan sesegera
hari
mungkin kepada staff instalasi farmasi/
3. Pengecekan kesesuaian jumlah dan staff klinis terkait, yang dibuktikan dengan
ED setiap minggu dengan membuka sosialisasi pebaikan.
segel box walaupun kondisi tersegel.
Dokumen :
Penggantian obat akan dilakukan ketika
-Dokumen PDSA hasil rapat
mendekati ED 3 bulan. -Rapat instalasi farmasi bulan April, Juli,
PKPO 1 EP 3 Oktober 2018 (sosialisasi PDSA).

Bagaimana pelaksanaan tentang kajian


pelayanan kefarmasian minimal 1 tahun PKPO 3.5 EP 2
sekali? Bagaimana pelaksanaan penarikan
Kajian pelayanan kefarmasian dan kembali (recall) penarikan obat rusak,
penggunaan obat dilakukan selama 1 kadaluarsa, ditarik pemerintah, sisa
narkotika dan psikotropika yang rusak?
tahun sekali. Kajian pelayanan
kefarmasian dan penggunaan obat dihadiri Daftar obat yang ditarik sepanjang tahun
oleh Kepala Instalasi dan jajaran Direksi 2018 adalah :
Rumah Sakit. Albotyl, Enzymplex
Alur :
Kajian pelayanan kefarmasian dan
Petugas Gudang mendapat surat
penggunaan obat dilakukan untuk
penarikan dari distributor. Kemudian
mengevaluasi pelayanan, dan mengurangi
petugas Gudang menarik obat tsb dari
resiko cedera pada pasien.
pelayanan, selanjutnya diserahkan kepada
PKPO 1 EP 5 distributor disetai dengan berita acara
serah terima obat dari distributor.
Bagaimana pelaporan IKP?
Staff IFRS melaporkan setiap kejadian
PKPO 3.5 EP 3
kesalahan penggunaan obat dalam
laporan IKP. Laporan IKP dilakukan Bagaimana pemusnahan obat narkotika
grading oleh apoteker penanggungjawab. dan psikotropika?
Laporan IKP diserahkan kepada Komite
Alur :
Keselamatan Pasien Rumah Sakit disertai
dengan serah terima dokumen IKP Dari hasil Stok Opname, diperoleh obat
dengan komite KPRS. Setiap medication yang ED. Obat tersebut dilakukan
error yang terjadi, juga disampaikan saat pemusnahan. Untuk pemusnahan
rapat komite medik untuk ditentukan narkotika, dilakukan Kepala Instalasi dan
tindak lanjut. Apoteker dengan sebelumnya mebuat
berita acara pemusnahan obat.
PKPO 1 EP 6 Pemusnahan obat disaksikan oleh Tenaga
Bagaimana tindak lanjut terhadap Teknis Kefarmasian dan/atau Apoteker
kesalahan penggunaan obat? Dinas Kesehatan Kab.Malang.

60
SKENARIO
PKPO Bagaimana pelabelan elektrolit
konsentrat?
(STAFF UNIT PELAYANAN)
SKP 3.1 EP 2 Penyimpanan elektrolit konsentrat di
Instalasi Farmasi diberi stiker “High Alert”,
Elektrolit konsentrat yang disimpan dalam “encerkan”, dan “LASA”.
unit pelayanan?
Urutan penempelan :
Daftar elektrolit konsentrat di semua
tempat penyimpanan yang diperbolehkan
adalah Dektrosa 40%, MgSO4 40% (unit
yang yang ditetapkan) dan MgSO4 20%
SKP 3 EP 3
(hanya di maternitas).
Sebutkan daftar obat high alert?
Dokumen : Dokumen :
-Daftar elektrolit konsentrat dalam box
emergency Daftar obat high alert (Petugas paham isi
-Daftar elektrolit konsentrat di IFRS daftar obat high alert beserta
-Cara perhitungan elektrolit konsentrat pelabelannya)

SKP 2 dan 4 EP 2
PKPO 3.2 EP 2
Bagaimana tata letak penyimpanan obat
Bagaimana cara penyimpanan elektrolit
resiko tinggi dan elektolit konsentrat?
konsentrat?

Obat resiko tinggi dan elektrolit konsentrat


Instalasi farmasi :
merupakan kategori obat high alert yang
Obat resiko tinggi dan elektrolit konsentrat
disimpan secara terpisah, tersorot lampu,
disimpan secara terpisah, tersorot lampu,
dan dibatasi dengan label berwarna merah.
dan dibatasi dengan label berwarna
merah.

PKPO 3.3 EP 4
Ruang rawat :
Bagaimana tempat penyimpanan obat
1. Elektrolit konsentrat dilarang disimpan
dari rumah?
di unit perawatan kecuali bila
dibutuhkan secara klinis.
Semua obat yang dibawa pasien dari
2. Elektrolit konsentrat yang disimpan
rumah harus dicatat dalam formulir
pada unit perawatan pasien harus
riwayat penggunaan obat oleh apoteker
diletakkan pada box/troly emergency
dan berita acara serah terima obat yang
dilengkapi dengan segel pengaman
dibawa dari rumah oleh TTK atau
untuk menghindari kesalahan, harus
apoteker kemudian obat disimpan pada
diberi label yang jelas dan disimpan
keranjang pasien obat dari rumah di depo
pada area yang dibatasi ketat
farmasi rawat inap sesuai dengan
(restricted) untuk mencegah
stabilitas penyimpanan.
penatalaksanaan yang kurang hati-
hati.
PKPO 1 EP 3

PKPO 3.2 EP 3

61
Apakah unit ada memiliki MIMS dan PKPO 6 EP 2
Formularium?
Bagaimana pelaksaan pemberian obat
Semua unit pelayanan memiliki MIMS
oleh staff klinis yang berwenang, sesuai
terbaru 2018. Formularium tersedia di
SPK dan RKK?
Komputer semua unit pelayanan..
PKPO 4.2 EP 1 Pada proses pemberian obat di rawat inap
dilakukan batasan terhadap
Apakah unit Anda memiliki daftar staff bidan/perawat. Obat oral di rawat inap
medis yang kompeten dan berwenang diadministrasikan oleh bidan/ perawat
menulis resep umum dan khusus? minimal PK 1. Obat injeksi di rawat inap
Semua unit pelayanan memiliki daftar staff diadministrasikan oleh bidan/ perawat
medis yang kompeten dan berwenang minimal PK 1 yang terlatih. Vaksin boleh
menulis resep umum dan khusus (petugas diberikan oleh bidan/ perawat minimal PK
wajib memahami isinya) 1 yang diberi mandat oleh dokter yang
bersangkutan dan sudah terlatih. Elektrolit
konsentrat dan injeksi sedasi ringan hanya
PKPO 5.1 EP 3 diberikan oleh perawat minimal PK 2 yang
Setelah obat disiapkan apakah obat diberi terlatih atau perawat penanggungjawab
label? Bagaimana cara penulisannya? shift. Pemberian obat dalam sendi dan
intrathecal hanya dilakukan oleh DPJP
Setiap obat yang akan diberikan kepada yang terlatih dan memiliki sertifikasi.
pasien selalu lengkap dengan label/ etiket
obat. PKPO 6.1 EP 2
Bagaimana verifikasi sebelum obat
diberikan (daftar tilik obat rawat inap)?
Skenario (point 1-5) :

1. Petugas IFRS mengantar obat ke


PKPO 5.1 EP 5 ruangan
Bagaimana pemberian obat rawat inap? 2. Perawat menyiapkan DPO dan daftar
tilik
Pemberian obat selalu dalam bentuk yang 3. Petugas IFRS melakukan verifikasi
siap diberikan UDD (Unit Dose obat dengan membacakan identitas
Dispensing). pasien, nama obat, dosis, rute
Obat injeksi : pemberian, dan waktu pemberikan
4. Perawat mencocokkan dengan DPO
Pagi 07.00-08.00 yang sudah dikaji oleh Apoteker
Siang 15.00-16.00 bersamaan dengan mengisi daftar tilik.
Malam 23.00-24.00 5. TTD penyerah dan penerima obat.
19.00-20.00 6. Selanjutnya sebelum diberikan kepada
(pemakaian obat 2xsehari) pasien, perawat penerima obat harus
melakukan verifikasi ulang yang
Pagi 07.00-08.00 dibacakan kepada perawat supervise
Siang 12.00-13.00 seperti yang dilakukan TTK.
Malam 17.00-18.00 7. TTD penerima dan supervisi.
18.00-19.00
PKPO 6.1 EP 3
(pemakaian obat 2xsehari)

PEMBERIAN OBAT

62
Bagaiamana pelaksanan double cek untuk unit “angka keterlambatan penyerahan
obat high alert? obat rawat inap” pada biling SIMRS.
Lihat :
Skenario (point 1-7) :
1. Petugas IFRS mengantar obat ke -Melihat billing SIMRS
ruangan -Melihat hasil laporan mutu pada laporan
2. Perawat menyiapkan DPO dan bulanan IFRS
daftar tilik -Melihat DPO pada ruang rawat inap
3. Petugas IFRS melakukan verifikasi
obat dengan membacakan PKPO 6.2 EP 2
identitas pasien, nama obat, dosis,
rute pemberian, dan waktu Apakah pasien menggunakan obat
pemberikan sendiri?
4. Perawat mencocokkan dengan Tidak ada pengobatan sendiri yang
DPO yang sudah dikaji oleh dilakukan oleh pasien. Pengobatan sendiri
Apoteker bersamaan dengan (self administration) obat dari dalam
mengisi daftar tilik. maupun luar rumah sakit oleh pasien
5. TTD penyerah dan penerima obat. dikelola/ diambil alih oleh Rumah Sakit
6. Selanjutnya sebelum diberikan karena merupakan tanggungjawab Rumah
kepada pasien, perawat penerima Sakit.
obat harus melakukan verifikasi
ulang yang dibacakan kepada
perawat supervise seperti yang PKPO 6.2 EP 3
dilakukan TTK.
7. TTD penerima dan supervisi. Bagaimana elaksanaan monitoring obat
yang dibawa dari luar rumah sakit?
PKPO 5.1 EP 6
Obat yang digunakan pasien yang berasal
Bagaimana bukti penyerahan obat tepat dari luar rumah sakit harus dengan
waktu? persetujuan DPJP yang dikelola oleh

1. Hasil indikator mutu angka Instalasi Farmasi.


keterlambatan penyerahan obat rawat
jalan. Standar : Racikan tidak lebih dari Penggunaan obat yang dibawa oleh pasien
60 menit, Nonracikan tidak lebih dari 30 dari luar rumah sakit didokumentasikan di
menit. formulir riwayat penggunaan obat oleh
Nilai tersebut dapat diakses secara apoteker serta dibuat berita acara
otomatis pada biling SIMRS bagian penerimaan obat dari rumah oleh TTK/
mutu. apoteker. Obat yang dibawa pasien dari
2. Daftar Pemberian Obat yang mencatat rumah baik diteruskan atau untuk
jam pemberian obat oleh perawat dihentikan, harus dilakukan pencatatan
kepada pasien. Standar : tidak lebih oleh petugas farmasi pada kartu stok,
dari 30 menit. kemudian sisa obat harus dikembalikan
Form tersebut dapat menunjukkan kepada pasien. Obat pasien yang dibawa
keterlambatan penyerahan obat oleh dari rumah disimpan pada keranjang
perawat kepada pasien
pasien obat dari rumah di depo farmasi
3. PJ Pengumpul Data melakukan
rawat inap.
pengkajian DPO dan pencatatan
pelaporan setiap hari indikator mutu SUPERVISI DAN EVALUASI

63
PKPO 3.4 EP 1 monitoring dan evaluasi obat baru selama
3 bulan pertama.
Regulasi pengelolaan obat emergensi di
Setiap laporan kejadian, apoteker
unit-unit pelayanan
melakukan pelaporan kepada KFT dan
Tunjukan Panduan Obat yang Perlu PMKP untuk dilakukan tindak lanjut.
Diwaspadai di setiap unit pelayanan
PKPO 3.4 EP 2, PKPO 3.4 EP 3 PKPO 7.1 EP 4
Apa bukti daftar obat emergensi di setiap Bukti pelaksanaan mencari akar masalah/
tempat unit pelayanan termasuk tanggal investigasi sederhana?
kadaluarsa?
Dilakukan rapat antara Apoteker dan tim
Box emergency dilengkapi dengan list KPRS 3 bulan sekali untuk mencari akar
daftar obat yang tertempel pada bagian masalah dan investigasi sederhana.
Lampiran : Investigasi sederhana
depan box emergency lengkap dengan
PKPO 7.1 EP 5
jumlah dan tanggal ED.
Pengecekan box emergency dilakukan Bagaimana pelaksanaan upaya mencegah
oleh apoteker : dan menurunkan kesalahan penggunaan
1.Pengecekan segel  setiap hari obat?
2. Pengecekan ED list daftar obat  setiap Adanya kesalahan penggunaan obat, akan
hari dilakukan perbaikan dengan cara dibuat
3. Pengecekan kesesuaian jumlah dan PDSA oleh Apoteker bersama dengan tim
ED setiap minggu dengan membuka KPRS.
segel box walaupun kondisi tersegel. PDSA akan disosialisasikan sesegera
Penggantian obat akan dilakukan ketika mungkin kepada staff instalasi farmasi/
mendekati ED 3 bulan. staff klinis terkait, yang dibuktikan dengan
SKENARIO PKPO sosialisasi pebaikan.
(KPRS, PMKP)
PKPO 2 EP 2
Dokumen :
Bagaimana pelaksanaan monitoring dan -Dokumen PDSA hasil rapat
evaluasi penggunaan obat baru oleh KFT? -Rapat instalasi farmasi bulan April, Juli,
Oktober 2018 (sosialisasi PDSA).
Monev obat baru
Pelaksanan monitoring dan evaluasi
PKPO 1 EP 5
penggunaan obat baru dilakukan secara
kolaboratif antara Instalasi Farmasi, Bagaimana pelaporan IKP?
Komite Farmasi Terapi, dan KPRS. Staff IFRS melaporkan setiap kejadian
Dalam proses evaluasi obat baru, apabila kesalahan penggunaan obat dalam
ditemukan ESO, ROTD, dan Medication laporan IKP. Laporan IKP dilakukan
Eror wajib dilaporkan. grading oleh apoteker penanggungjawab.
ESO  ditulis dalam Form MESO, form Laporan IKP diserahkan kepada Komite
IKP. Keselamatan Pasien Rumah Sakit disertai
ROTD dan Medication Error  dilaporkan dengan serah terima dokumen IKP
dalam form IKP. dengan komite KPRS. Setiap medication
Apoteker di Instalasi Farmasi juga memiliki error yang terjadi, juga disampaikan saat
tools Checklist untuk melakukan rapat komite medik untuk ditentukan
tindak lanjut.

64
PKPO 1 EP 6
Bagaimana tindak lanjut terhadap
kesalahan penggunaan obat?
Adanya kesalahan penggunaan obat, akan
dilakukan perbaikan dengan cara dibuat
PDSA oleh Apoteker bersama dengan tim
KPRS.

PDSA akan disosialisasikan sesegera


mungkin kepada staff instalasi farmasi/
staff klinis terkait, yang dibuktikan dengan
sosialisasi pebaikan.

Dokumen :
-Dokumen PDSA hasil rapat
-Rapat instalasi farmasi bulan April, Juli,
Oktober 2018 (sosialisasi PDSA).

65

Anda mungkin juga menyukai