Anda di halaman 1dari 6

Definisi Prostate Specific Antigen (PSA) adalah protein yang dihasilkan oleh sel prostat untuk mengatur

kekentalan (viskositas) cairan semen (sperma). PSA dalam darah ada dalam dua bentuk, yaitu :
Complexed PSA/CPSA (terikat dengan protein lain) dan Free PSA (tidak terikat dengan protein lain).

Tes PSA adalah mengukur PSA total dalam darah yang terdiri dari PSA kompleks dan Free PSA. Kadar PSA
total dipakai untuk mendapatkan persen (%) Free PSA.

Kadar PSA akan meningkat pada sel prostat yang mengalami keganasan (kanker), seperti peradangan,
infeksi, dan pembesaran prostat, sehingga pengukuran konsentrasi PSA berfungsi sebagai penanda
tumor (kanker) atau kelainan prostat

Total Prostate Specific Antigen (tPSA) terdiri dari PSA bebas dan PSA kompleks yang bertujuan untuk
mengukur kadar protein yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat. Kadar yang tinggi merupakan indikasi
adanya kanker prostat, peningkatan ringan juga dapat disebabkan oleh pembesaran prostat, infeksi atau
setelah melakukan sexual. Hasil PSA Total yang normal tidak menyingkirkan adanya indikasi kanker
prostat.

*Apa itu tes PSA?

Tes PSA adalah tes darah yang sering digunakan untuk skrining kanker prostat. Tes ini mengukur jumlah
Prostat Specific Antigen (PSA) dalam darah Anda. PSA itu sendiri adalah protein yang khusus diproduksi
oleh kelenjar prostat.

Setelah Anda ambil darah di klinik atau rumah sakit, sampel darah dikirim ke laboratorium untuk
dianalisis. Hasil tes biasanya dilaporkan sebagai nanogram per mililiter (ng/mL).

Berapa kadar PSA yang normal?

Kadar PSA tiap orang bisa berbeda-beda, tergantung pada usianya. Berikut adalah gambaran umum
kadar PSA normal per kelompok usia:

Usia 40-49 kadar PSA normal 2,5 ng/mL

Usia 50-59 kadar PSA norma 4,5 ng/mL

Usia 60-69 kadar PSA normal 5,0 ng/mL

Usia 70-75 kadar PSA normal 7,2 ng/mL


Apa artinya jika hasil tes PSA saya lebih dari normal?

Tingkat PSA tinggi dalam darah sering dikaitkan dengan risiko kanker prostat. Namun, kebanyakan pria
dengan tingkat PSA tinggi ternyata tidak memiliki kanker prostat.

Pasalnya, peningkatan kadar PSA bukan cuma disebabkan oleh kanker saja. Ada berbagai kondisi lain
yang tidak ada hubungannya dengan kanker prostat namun juga bisa mempengaruhi tingginya kadar PSA
dalam darah, seperti:

Usia. Semakin tua usia seseorang, kadar PSA dalam darah juga semakin meningakat.

Ejakulasi. Kadar PSA dalam darah akan meningkat sedikit setelah Anda mengalami ejakulasi.

Pembesaran kelenjar prostat, atau dalam bahasa medisnya disebut dengan Benign Prostatic Hyperplasia
(BPH). Meski kelenjar prostat mengalami pembesaran, namun kondisi ini bukanlah kanker prostat.

Prostatitis. Peradangan pada kelenjar prostat yang seringnya disebabkan karena infeksi.

Penangan medis. Semua penanganan medis yang dilakukan di sekitar kelenjar prostat bisanya juga akan
meningkan kadar PSA dalam darah.

Bahkan ada kondisi dimana kadar PSA rendah akibat obat-obatan yang digunakan untuk mengobati BPH
dan juga akibat obat kemoterapi dosis tinggi. Obesitas juga dapat mengakibatkan hasil yang rendah.

Maka ketika dokter menemukan kadar PSA Anda tinggi, mereka umumnya akan menyarankan Anda
untuk menjalani pemeriksaan biopsi untuk mencari tahu apakah benar ada sel kanker pada sampel
jaringan prostat Anda.

Biopsi bertujuan untuk memastikan diagnosis kanker prostat. Meski demikian, hanya sekitar 25% pria
yang ditemukan memiliki kanker prostat setelah menjalani biopsi sebagai rujukan tes PSA.

Variasi tes PSA


Dokter Anda mungkin menggunakan cara lain untuk menafsirkan hasil tes PSA sebelum memutuskan
merekomendasikan prosedur biopsi untuk menguji jaringan kanker. Metode lain ini dimaksudkan untuk
meningkatkan akurasi tes PSA sebagai alat skrining meliputi:

Kecepatan PSA. Kecepatan PSA adalah perubahan tingkat PSA dari waktu ke waktu. Kenaikan PSA yang
cepat dapat mengindikasikan adanya kanker atau bentuk kanker yang agresif. Namun, penelitian terbaru
meragukan nilai kecepatan PSA dalam memprediksi temuan kanker prostat dari biopsi.

Persentase PSA terikat. PSA bersirkulasi dalam darah dengan dua bentuk, yaitu menempel pada protein
darah tertentu atau tidak terikat (bebas). Nah, jika Anda memiliki tingkat PSA tinggi namun persentase
PSA terikat yang rendah, kemungkinan besar Anda terkena kanker prostat.

Kepadatan PSA. Pengukuran kepadatan PSA menyesuaikan nilai PSA untuk volume prostat. Mengukur
kepadatan PSA umumnya membutuhkan MRI atau USG transrectal.

Ada cara lain untuk mendeteksi kanker prostat selain lewat PSA

Tes PSA merupakan salah satu alat yang digunakan untuk memastikan ada tidaknya tanda-tanda awal
kanker prostat. Uji skrining umum lainnya yang sering dilakukan selain tes PSA adalah pemeriksaan colok
dubur.

Dalam tes ini, dokter akan memasukkan jarinya yang sudah dilumasi dengan glukosa ke rektum untuk
mencapai prostat. Dengan merasakan atau menekan prostat, dokter akan menilai apakah Anda memiliki
benjolan ataupun area yang tidak normal atau tidak.

Baik tes PSA maupun pemeriksaan colok dubur, keduanya sama-sama memberikan informasi untuk
memastikan diagnosis kanker prostat. Hasil yang tidak normal dalam tes ini dapat menyebabkan dokter
Anda merekomendasikan prosedur biopsi prostat.

Tes PSA tidak hanya untuk memastikan diagnosis kanker prostat


Tes PSA tidak hanya dilakukan untuk memastikan diagnosis kanker prostat saja. Pada pria yang telah
didiagnosis kanker prostat, tes ini dapat digunakan untuk menilai efektifivas pengobatan serta
pemeriksaan kanker yang berulang.

Bagikan artikel ini:

Review Date: Januari 17, 2018

Last Modified: Januari 12, 2018

Sumber

Skrining PSA memiliki sensitivitas 27% dan spesifisias 97%. Berbagai penelitian menyatakan bahwa
pemeriksaan PSA dapat mendiagnosis kanker prostat lebih dini. Meskipun demikian, hal ini tidak
berhubungan dengan mortalitas kanker prostat. Studi PLCO, ERSCP, dan CAP menyatakan bahwa tidak
ada perbedaan bermakna antara tingkat mortalitas kelompok skrining PSA dan kelompok kontrol. Oleh
karena itu, potensi manfaat skrining PSA dianggap relatif lebih kecil dibandingkan potensi risikonya.[7,8]

Usia

Kadar PSA dapat meningkat seiring bertambahnya usia. Peningkatan ini disebabkan oleh pertumbuhan
jaringan prostat seiring semakin menuanya usia seseorang. Meski demikian, Anda tetap disarankan
untuk mempertahankan kadar PSA di tingkat yang rendah.

Ejakulasi

Kadar PSA dalam darah dapat meningkat setelah Anda ejakulasi. Biasanya kadar PSA akan kembali
normal dalam kurun waktu 24 jam setelah ejakulasi. Namun tak jarang, kadar PSA baru kembali normal
setelah 2-3 hari.

Peradangan kelenjar prostat

Kelenjar prostat dapat mengalami peradangan yang dikenal dengan istilah prostatitis. Peradangan inilah
yang dapat menyebabkan kadar PSA menjadi tinggi. Prostatitis umumnya menyerang pria yang berusia di
bawah 50 tahun. Prostatitis yang disebabkan oleh bakteri dapat diobati dengan antibiotik, sedangkan
prostatitis yang tidak disebabkan oleh bakteri bersifat lebih tahan lama dan penanganannya akan lebih
sulit.
Prosedur medis

Semua prosedur medis yang dilakukan di sekitar kelenjar prostat biasanya akan membuat kadar PSA
meningkat. Hal ini terjadi karena kelenjar prostat mengalami cedera atau luka. Contoh prosedur medis
yang dapat memengaruhi prostat adalah pemasangan kateter di dalam kandung kemih atau operasi
prostat dan daerah di sekitarnya.

Pembesaran kelenjar prostat

BPH atau benign prostatic hyperplasia adalah kondisi ketika kelenjar prostat mengalami pembesaran,
tetapi bukan karena kanker prostat. Apabila tidak menyebabkan masalah, BPH tidak perlu disembuhkan.
Namun ada kalanya BPH menyebabkan sulit buang air kecil atau justru sering buang air kecil. Jika terjadi
kondisi ini, maka BPH perlu ditangani.

Infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) juga bisa menyebabkan peningkatan kadar PSA. Ini terjadi akibat ISK
mengiritasi kelenjar prostat sehingga produksi sel prostat menjadi lebih banyak.

Potensi Risiko Skrining Psa

Pemeriksaan PSA digunakan dalam tata laksana kanker prostat, yaitu dalam proses skrining dan evaluasi
terapi. Sebagai skrining, batasan/cut-off yang digunakan adalah 3,0 ng/mL atau 4,0 ng/mL.[1] Dulu,
skrining PSA dilakukan rutin karena berpotensi untuk mendeteksi kanker prostat lebih dini. Namun,
akhir-akhir ini berbagai penelitian menunjukkan bahwa skrining PSA memiliki potensi risiko.

Positif Palsu

Penelitian the Prostate, Lung, Colorectal, and Ovarian (PLCO) menyatakan bahwa dari 68.436 subjek yang
menjalani 14 kali skrining PSA, sekitar 10,4% di antaranya pernah mendapat hasil positif palsu minimal
pada 1 kali pemeriksaan. Sekitar 85% dari subjek yang mendapat hasil positif palsu melakukan skrining
ulang. Subjek yang melakukan pemeriksaan radiologi untuk mengonfirmasi adalah 44,1%. Sebanyak
45,5% subjek menjalani prosedur invasif, termasuk biopsi. Sementara itu, studi European Randomized
Study of Screening for Prostate Cancer (ERSPC) mengatakan bahwa positif palsu ditemukan pada 17,8%
dari 61.604 subjek.[3,4]

Overdiagnosis
Suatu meta analisis tahun 2010 memperkirakan bahwa overdiagnosis kanker prostat terjadi pada 29–
50% skrining PSA. Sebab, skrining PSA meningkatkan diagnosis kanker prostat hingga 1,46 kali lipat.[5]

Komplikasi Biopsi

Studi yang dipublikasi tahun 2012 melaporkan bahwa komplikasi yang dapat terjadi pasca biopsi adalah
nyeri (43,6%), demam (17,5%), hematuria (65,8%), hematochezia (36,8%), dan hemoejakulasi (92,6%).
Gejala tersebut dapat menetap hingga 35 hari. Komplikasi pasca biopsi akan memberikan pengalaman
tak menyenangkan bagi pasien, terutama nyeri dan gejala infeksi. Hal ini dapat menyebabkan pasien
enggan untuk melakukan biopsi di kemudian hari. Dari studi tersebut, tidak ada kasus kematian yang
terjadi akibat komplikasi perdarahan dan infeksi. [6]

Komplikasi Terapi

Secara garis besar, pengobatan kanker prostat stadium awal dibedakan menjadi terapi konservatif dan
terapi non-konservatif (tindakan operatif ataupun radiasi). Terapi non-konservatif berhubungan dengan
komplikasi yang lebih sering dibandingkan kelompok konservatif. Komplikasi yang dimaksud adalah
inkontinensia urine, disfungsi ereksi, gangguan pada usus besar, ataupun inkontinensia feses. Meskipun
demikian, terdapat perbedaan antar hasil studi. Beberapa studi justru mengatakan bahwa komplikasi
terapi non-konservatif lebih ringan dibandingkan terapi konservatif atau komplikasi keduanya tidak
berbeda bermakna.[7]

Potensi Manfaat Skrining PSA

Skrining PSA memiliki sensitivitas 27% dan spesifisias 97%. Berbagai penelitian menyatakan bahwa
pemeriksaan PSA dapat mendiagnosis kanker prostat lebih dini. Meskipun demikian, hal ini tidak
berhubungan dengan mortalitas kanker prostat. Studi PLCO, ERSCP, dan CAP menyatakan bahwa tidak
ada perbedaan bermakna antara tingkat mortalitas kelompok skrining PSA dan kelompok kontrol. Oleh
karena itu, potensi manfaat skrining PSA dianggap relatif lebih kecil dibandingkan potensi risikonya.[7,8]

Anda mungkin juga menyukai