Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2 GEOMORFOLOGI

Ir. SOETOTO, SU.

Disusun Oleh:

1. Efrat N Nainggolan / 151.10.1001 / 09


2. Akhmad Fabreza Ansyari / 171101044 /
3. Gerry Rizki A / 171101019 /

KELAS : B

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2018
1. Berdasarkan keberadaan airnya sepanjang tahun:
1) Sungai Code
Sungai Code memiliki intensitas aliran yang tetap sepanjang tahun. Dulu,
air di Sungai Code sangat jernih dan sering dimanfaatkan warga sekitar
untuk kebutuhan sehari-hari. Namun setelah tahun 1958-an, air di Sungai
Code mulai mengeruh sehingga tidak digunakan sebagai keperluan rumah
tangga lagi. Pada musim hujan, sungai ini sering meluap, namun tidak
menyebabkan banjir yang berlebihan. Air sungai Code ini tidak pernah
mengalami kekeringan walau pada musim kemarau. Dari hasil wawancara
dengan penduduk asli yang telah lama tinggal di bantaran Sungai Code,
maka kami menarik kesimpulan bahwa Sungai Code termasuk jenis sungai
Perennial Periodik karena ketika musim kemarau airnya surut tapi tidak
sampai kering sedangkan pada musim penghujan airnya memiliki jumlah
yang banyak.
2) Sungai Winongo
Sungai Winongo agak surut ketika mengalami kemarau panjang, namun
ketika musim penghujan air pada Sungai Winongo akan meluap. Kami
menyimpulkan bahwa Sungai Winongo termasuk sungai perennial periodik
karena ketika musim kemarau airnya surut tapi tidak sampai kering
sedangkan pada musim penghujan airnya memiliki jumlah yang banyak.
2. Berdasarkan kedalamannya,
1) Sungai Code
Sungai Code termasuk dalam Ravine karena kedalaman lembahnya
berkisar 4-5 m.

Gambar 1. Dataran banjir Kali Code yang menunjukkan bahwa kedalaman


lembahnya 4-5 m
2) Sungai Winongo
Sungai Winongo termasuk dalam Ravine karena kedalaman lembahnya
berkisar 3-4 m.

Gambar 2. Air terjun Kali Winongo yang tidak begitu deras dengan kedalaman
lembah 3-4 m

3. Berdasarkan tingkat erosinya


1) Sungai Code
Sungai Code termasuk berstadia muda menuju dewasa karena setelah
melakukan perhitungan dan pengukuran melalui foto udara didapatkan
hasilnya bahwa:
ABC < 1,5 X AC, yakni 2,1 cm adalah panjang ABC dan 1,8 cm adalah
panjang AC. Maka 2,1 cm < 2,7 cm
2) Sungai Winongo
Sungai Winongo termasuk berstadia dewasa karena setelah melakukan
perhitungan dan pengukuran melalui foto udara didapatkan hasilnya
bahwa:
ABC > 1,5 X AC, yakni 5,2 cm adalah panjang ABC dan 1,4 cm adalah
panjang AC. Maka 5,2 cm > 2,1 cm
4. Daerah kota Jogjakarta yang terliput pada foto udara memiliki stadia :

Menurut kami daerah Yogyakarta memiliki Stadia daerah muda. Hal ini
berdasarkan pengamatan pada citra foto satellite Yogyakarta. Daerah
bertingkat erosi muda ditandai oleh :
a. Sungai-sungai yang belum berkembang luas
b. Sungai-sungai dipisahkan oleh divides yang luas
c. Aliran sungai terpisah dengan jelas
Daerah Yogyakarta dikatakan berstadia muda dikarenakan memenuhi
ciri-ciri yang telah disebutkan di atas. Stadia daerah Yogyakarta sangat
ditentukan oleh sungai-sungai yang mengalir di daerah tersebut. Berdasarkan
pengamatan saya pada gambar citra satellite devides antara Kali Code dan Kali
Winongo dapat dikatakan masih cukup luas karena kedua sungai ini berstadia
dewasa dan erosi lateral oleh kedua sungai dihambat oleh dinding tanggul yang
dibangun pemerintah. Sehingga mempertahankan daerah antara kedua sungai
tetap luas.

Gambar 3. Devide antara Kali Code dan Winongo

Anda mungkin juga menyukai