Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. ANTROPOLOGI PSIKOLOGI

Skor Nilai :

BUNUH DIRI DI BALI:


PERSPEKTIF BUDAYA DAN LINGKUNGAN HIDUP
(I Ketut Widnya)

NAMA MAHASISWA : NADILA SARI PAKPAHAN


NIM : 3172122015
DOSEN PENGAMPU : DANIEL H. P. SIMANJUNTAK, S.Sos.,M.Si
DEDI ANDRIANSYAH, S.Pd.,M.Si
MATA KULIAH : ANTROPOLOGI PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ANTROPOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
SEPTEMBER 2019
i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
semua limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
Critical Journal Review yang berjudul “Bunuh Diri Di Bali: Perspektif Budaya
Dan Lingkungan Hidup'' oleh I Ketut Widnya dari Institut Dharma Negeri
dengan tepat waktu.

Terimakasih saya ucapkan kepada segala pihak yang telah membantu,


khususnya Bapak dosen pengampu pada mata kuliah ini yang telah memberikan
bimbingan dan arahan sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Journal Review
ini. Adapun maksud dan tujuan saya untuk menyusun Critical Journal Review ini,
yaitu dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Antropologi Psikologi. Saya
menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang ditemukan dalam Critical
Journal Review ini. Oleh sebab itu, saya mengharapkan masukan-masukan dan
kritik yang membangun dari pembaca agar dapat lebih baik kedepannya.

Medan, 13 September 2019

Nadila Sari Pakpahan


ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Rasionalisasi pentingnya CJR ..................................................................................... 1
B. Tujuan penulisan CJR ................................................................................................. 1
C. Manfaat CJR................................................................................................................ 1
D. Identitas Artikel dan Journal yang direview................................................................ 1
BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL ................................................................................ 2
A. Pendahuluan ................................................................................................................ 2
B. Deskripsi Isi ............................................................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................... 6
A. Pembahasan Isi Jurnal ................................................................................................. 6
B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Artikel Jurnal ............................................................. 8
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 10
B. Saran.......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CJR


Critical Journal Review merupakan salah satu strategi untuk bisa
mempermudah memahami inti dari jurnal ataupun dari hasil penelitian yang telah
dilakukan. Dengan mereview jurnal, kita akan lebih mudah untuk menganalisis
kelebihan dan kekurangan dari jurnal tersebut. Selain itu kita akan lebih terlatih
dalam meningkatkan kemampuan memahami suatu bacaan.

B. Tujuan penulisan CJR


Critical Journal Review ini dibuat untuk penyelesaian salah satu tugas mata
kuliah Antropologi Psikologi , untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam
menganalisis hasil penelitian, meningkatkan kemampuan dalam memahami,
mendeskripsikan, menganalisis, membandingkan, dan mensintesiskan isi suatu
bacaan serta menguatkan kemampuan dalam berpikir kritis.

C. Manfaat CJR
Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah
jurnal dan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang dikritik.

D. Identitas Artikel dan Journal yang direview


1. Judul Artikel : Bunuh Diri Di Bali: Perspektif Budaya Dan
Lingkungan Hidup
2. Nama Journal : Bumi Lestari Journal of Environment
3. Pengarang Artikel : I Ketut Widnya
4. Volume/No/Halaman : Vol. 8/ No.1
5. Tahun terbit : 2008
6. Kota terbit : Denpasar, Bali
7. ISSN : 2527-6158

1
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL

A. Pendahuluan

Pada bagian pendahuluan penulis menjelaskan mengenai bunuh diri di


Bali yang semakin meningkat jumlahnya dari tahun ketahun. Terdapat salah satu
tokoh yaitu Wibowo yang menyatakan bahwasanya kasus bunuh diri di Bali tidak
sepenuhnya terdata oleh pihak kepolisian. Sebab adanya pihak keluarga yang
sengaja menutupi kasus bunuh diri anggota keluarganya karena kejadian
tersebut dianggap aib (memalukan) dan bertentangan dengan agama.
Adanya anggapan bahwasanya bunuh diri di Bali semakin meningkat
pertahunnya dikarenakan jumlahnya yang melebihi kasus bunuh diri di tingkat
dunia. Tentunya hal ini sangat bertentangan dengan istilah atau sebutan dari pulau
Bali itu sendiri, yang dikenal dengan pulau surga dengan kerukunan dan
ketaatan masyarakatnya menjalankan ajaran-ajaran agama serta nilai
budayanya. Untuk itu penulis melakukan penelitiannya untuk mengetahui
pengkajian kasus bunuh diri di Bali dari perspektif budaya dan lingkungan
hidup.
Menurut penulis Bali merupakan daerah yang disebut dengan pulau surga
dikarenakan memiliki potensi lingkungan yang unik dan modalitas budaya mulia.
Dalam jurnal ini dikatakan terdapat suatu perubahan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat yang disebabkan oleh adanya modernisasi. Jurnal ini merupakan
sebuah kajian antropologi psikologi yang mengamati bagaimana tingkat bunuh
diri di Bali lebih tinggi dibandingkan dengan daerah- daerah lainnya. Hal ini dapat
ditinjau dari perspektif budaya dan lingkungan hidup di Bali.
Tentunya jurnal ini sesuai dengan topik yang saya minati karena peneliti
mengkajinya menggunakan kacamata antropologi psikologi dalam mengamati
kasus bunuh diri. Sebagai mahasiswa yang duduk di bangku Pendidikan
Antropologi tentunya hal tersebut sangat menambah wawasan kita. Dimana

2
budaya dan lingkungan hidup merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
jiwa manusia.
Dari jurnal ini saya mendapatkan simpulan bahwasanya budaya dan
lingkungan hidup berkaitan erat dengan psikologi manusia. Jurnal ini pantas untuk
direview dalam mengkaji psikologi manusia dalam sudut pandang antropologi.

B. Deskripsi Isi

Bali merupakan daerah tujuan wisata yang paling digemari para


pelancong dari seluruh dunia. Sehingga Bali mengalami proses modernisasi
yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah- daerah lain di Indonesia. Bali
semakin membuka diri lebih lebar terhadap modernisasi bersamaan dengan
dimulainya millennium ketiga sejak akhir abad ke-21. Pulau Bali, yang
terkenal dengan Pulau Surga, juga tidak luput dari gempuran arus modernisasi
tersebut. Bunuh diri adalah salah satu fakta kekuatan modernisasi yang tidak
mampu dibendung oleh kekuatan modal budaya Bali yang bersumber dari
ajaran agama Hindu. Bahkan seiring dengan akselerasi pembangunan dan
modernisasi, jumlah orang bunuh diri di Bali justru semakin meningkat.

Dilihat dari perspektif budaya, Triguna (2005: 187) melihat, kasus


bunuh diri orang Bali disebabkan karena orang Bali mengalami anomie.
Terminologi anomie (anormatif) pertama kali digunakan oleh Emile Durkheim
ketika membagi aksi-aksi bunuh diri menjadi tiga corak sesuai dengan
perbedaan faktor-faktor sosial yang mempengaruhinya. (al-Husain, 2005: 39-
41). Ketiga corak bunuh diri tersebut adalah: (1) Bunuh Diri Egoistis, yaitu
bunuh diri yang disebabkan oleh kerapuhan ikatan hubungan dalam keluarga
dan kekerabatan. Kasus bunuh diri yang dipicu oleh pertengkaran,
percekcokan dan perasaan dipojokkan, termasuk dalam kategori ini; (2)
Bunuh Diri Altruistis, yaitu bunuh diri yang terjadi akibat eratnya ikatan
kekeluargaan dan kekerabatan. Contoh bunuh diri ini adalah kasus hara-kiri,
kamikaze di Jepang, satya yang dilakukan para janda dalam masyarakat

3
Hindu kuno, dan semangat heroik dalam sejarah perang puputan di Bali
(“wirang mantuk ring rananggana”). Bentuk bunuh diri Altruistis memang
bertolak belakang dengan bunuh diri Egoistis; (3) Bunuh Diri Anormatif, yaitu
bunuh diri yang terjadi karena depresi eonomi, kekacauan, kemiskinan,
penyakit kronik yang tak pernah kunjung sembuh, dan permasalahan lain.
Triguna merumuskan terminologi anomie dalam konteks fenomena
bunuh diri orang Bali, hal itu terjadi karena orang Bali semakin mengalami
tekanan yang berlebihan pada individu-individu, sementara ikatan sosial
dengan kelompok sosialnya (keluarga, kerabat, krama) semakin melonggar.
Tekanan yang dimaksud adalh krisis ekonomi serta adanya persaingan
pekerjaan dengan para pendatang serta adanya ketidakmampuan pemerintah
dalam memberikan rasa aman kepada situasi dan kondisi yang berubah dengan
cepat.
Hasil riset terkini menunjukkan bahwa perilaku bunuh diri tidak hanya
disebabkan oleh faktor biologis, psikologis, atau sosial saja, seperti diyakini
sebelumnya. Seseorang dapat terpengaruh dengan lingkungan di sekitarnya,
baik materi, sosial, maupun ekonomi. Ini mencakup tekanan-tekanan tertentu
yang dalam kondisi-kondisi tertentu, atau di bawah pengaruh faktor keturunan
(gen) tertentu, atau pengaruh lingkungan tertentu, dapat menimbulkan
perilaku bunuh diri.
Faktor-faktor penyebab bunuh diri seperti sakit tak kunjung sembuh,
gangguan kejiwaan, kesulitan ekonomi, stress, depresi dan putus asa, untuk
sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan hidup.
Geriya (2007: 56-57) membenarkan adanya fakta kemerosotan
lingkungan hidup di Bali, yang dirumuskannya dalam lima kecenderungan,
sebagai berikut:
 Pertama, makin sesaknya ekosistem Bali yang berdampak membesarnya
tekanan terhadap lingkungan hidup.
 Kedua., makin padat dan heterogennya penduduk Bali.
 Ketiga, makin berkembanganya format ekonomi industri dan jasa disertai

4
dengan menurunya ekonomi agraris.
 Keempat, makin mengentalnya komitmen otonomi daerah dengan diiringi
bangkitnya semangat primodial yang kebablasan.
 Kelima, makin timbulnya kesadaran identitas sebagai bagian dari persoalan
dasar tentang arti makna kehidupan sebagai manusia.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Jurnal


Analisis saya menyatakan bahwasanya masyarakat Bali dalam melakukan
tindakan bunuh diri dilihat dari perspektif budaya dan lingkungan hidup. Pada
perspektif budaya dikatakan bahwa bunuh diri adalah salah satu fakta kekuatan
modernisasi yang tidak mampu dibendung oleh kekuatan modal budaya Bali yang
bersumber dari ajaran agama Hindu. Benar dikatakan jika budaya mempengaruhi
seseorang dalam mengatasi depresi atau mengatasi problematika kehidupan yang
berujung pada bunuh diri.
Jika dilihat dari perspektif lingkungan hidupnya faktor-faktor penyebab
bunuh diri seperti sakit tak kunjung sembuh, gangguan kejiwaan, kesulitan
ekonomi, stress, depresi dan putus asa. Lingkungan hidup berpengaruh pada kasus
meningkatnya bunuh diri di Bali yang disebabkan beberapa faktor diatas. Faktor-
faktor tersebut ditentukan oleh kondisi geografis.
Kesulitan masyarakat untuk melakukan pengolahan sumber daya alam yang
berakibat pada minimnya mata pencaharian dan pendapatan di wilayah tersebut
menyebabkan bunuh diri di Bali semakin meningkat.
Dilihat dari terminologi Anomie yang dibawakan oleh Emile Durkheim
ketika membagi aksi-aksi bunuh diri menjadi tiga corak sesuai dengan
perbedaan faktor-faktor sosial yang mempengaruhinya, bunuh diri pada
masyarakat Bali masuk dalam kategori bunuh diri egoistis yaitu bunuh diri
yang disebabkan oleh kerapuhan ikatan hubungan dalam keluarga dan
kekerabatan dan bunuh diri anormatif yaitu bunuh diri yang terjadi karena
depresi eonomi, kekacauan, kemiskinan.
Dikatakan jenis bunuh diri egoistis dikarenakan masyarakat Bali
tentunya menjadi masyarakat yang human ekonomikus dan individualis akibat
adanya pengaruh modernisasi. Dimana dalam keadaan ini nilai-nilai material
begitu diutamakan sehingga menyebabkan kerapuhan ikatan hubungan dalam

6
keluarga dan kekerabatan bahkan hilangnya sikap spiritual. Sedangkan untuk
jenis bunuh diri anormatif lebih menekankan pada depresi ekonomi yang
disebabkan adanya tekanan pada masyarakat Bali untuk mampu bersaing
dengan para pendatang dalam memperoleh pekerjaan.
Kualitas lingkungan hidup ikut mengambil peran dalam meningkatnya
kasus bunuh diri Bali, seperti makin sesaknya ekosistem Bali, masyarakat Bali
yang semakin heterogen, berkembang pesatnya ekonomi industri dan jasa,
mengentalnya komitmen otonomi daerah dengan diiringi bangkitnya semangat
primodial yang kebablasan, makin timbulnya kesadaran identitas sebagai bagian
dari persoalan dasar tentang arti makna kehidupan sebagai manusia. Kelima
indikator tersebut lebih berpotensi memacu kerusakan lingkungan. Sehingga
benar jika dikatakan Bali yang dulunya memiliki potensi lingkungan hidup
yang mempesona sehingga dijuluki pulau surga. Kini menjadi suatu tekanan
tersendiri bagi masyarakatnya dikarenakan banyaknya wisatawan yang datang
sehingga mempercepat modernisasi.
Perubahan atau modernisasi merupakan salah satu faktor utama dalam
membentuk pola pikir masyarakat Bali dalam melakukan tindakan bunuh diri
sehingga jumlah kasus bunuh diri terus meningkat dari tahun ke tahun. Adanya
ketidaksiapan mental pada diri masing individu untuk menerima modernisasi.
Masuknya budaya-budaya dari luar menyebabkan adanya kesenjangan budaya.
Hal ini dapat saya katakan sesuai dengan ruang lingkup kajian antropologi
psikologi yang melihat bagaimana hubungan kepribadian rata-rata dengan aspek
proyeksi. Dimana aspek proyeksi dalam hal ini yaitu kebudayaan lain.
Kepribadian rata-rata masyarakat Bali sangat berhubungan pada aspek
kebudayaan lain yang masuk pada kebudayaan masyarakat Bali itu sendiri.
Beberapa faktor yang harus dikuatkan dalam mengatasi kasus bunuh diri di
Bali yang semakin meningkat yaitu agama dan hubungan sosial antar
masyarakat.. Agama menjadi suatu pondasi bagi masyarakat Bali. Dengan begitu
banyak gejolak modernisasi dapat dibendung dengan adanya kekuatan agama.
Tekanan ekonomi, persaingan dengan para pendatang, dan tekanan-tekanan
lainnya dapat teratasi jika agama menjadi dasar untuk memecahkan dampak dari

7
modernisasi. Sama halnya dengan hubungan sosial antar masyarakat yang harus
tetap dijaga ditengah arus modernisasi yang mengakibatkan masing-masing
individu bersikap individualis dan human ekonomikus. orang Bali semakin
mengalami tekanan yang berlebihan pada individu-individu, sementara ikatan
sosial dengan kelompok sosialnya (keluarga, kerabat, krama) semakin
melonggar.

B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Artikel Jurnal


Isi artikel jurnal memiliki kelebihan dan kekurangan,
Kelebihannya antara lain:
1.Dari aspek ruang lingkup isi artikel
Jurnal ini sudah baik, karena di dalam artikel penulis sudah memaparkan
tujuan penelitian dengan jelas. Abstrak yang dibuat sudah mencakup isi dari
keseluruhan jurnal. Sebagai pereview jurnal ini, saya dapat dengan mudah
memahami konteks jurnal dan mengaitkan dengan Antropologi Psikologi
dikarenakan penulis yang ahli dalam memaparkan hasil penelitiannya dengan
sangat baik.

2. Dari aspek tata bahasa


Artikel jurnal penelitian ini menggunakan bahasa-bahasa yang efektif,
bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca. Jurnal ini memberikan banyak
istilah – istilah dalam Antropologi. Tentunya hal ini menambah perbendaharaan
kata bagi saya yang duduk di ranah Pendidikan Antropologi.

Jika dilihat dari kekurangan isi artikel jurnal meliputi:


1.Dari aspek ruang lingkup isi artikel
Kekurangan pada jurnal dapat dilihat dari sistematika penulisan. Dalam
jurnal hanya terdapat bagian abstrak kemudian dilanjutkan dengan pendahuluan,
penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Kemudian dilanjutkan dengan
daftar pustaka. Untuk bagian kedua, seharusnya penulis mencantumkan kalimat

8
“hasil penelitian”. Selain itu untuk penelitian yang dilakukan penulis dalam
jurnal tidak ditemukannya metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
kasus bunuh diri di Bali.
Selain itu jurnal ini juga memiliki kelemahan pada identitas jurnal yang
tidak tercantum dalam jurnal, baik penerbit, tahun terbit, issn, volume dan nomor
jurnal.

2. Dari aspek tata bahasa


Dalam tata bahasa, terdapat kesalahan penulisan atau typo pada kata
“efektif” yang ditulis menjadi epektif. Selain itu spasi setiap kata tidak sama.
Sehingga terlihat kurang rapi.

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari segi isi jurnal di atas dapat di simpulkan bahwasanya bunuh diri di
Bali disebabkan oleh modernisasi, tekanan krisis ekonomi, kurangnya ikatan
sosial, memudarnya budaya dan agama. Dalam kajiam antropologi psikologi
kasus bunuh diri di Bali sesuai dengan ruang lingkup kajian antropologi psikologi
yang melihat bagaimana hubungan kepribadian rata-rata dengan aspek proyeksi.
Dimana aspek proyeksi dalam hal ini yaitu kebudayaan lain. Kepribadian rata-rata
masyarakat Bali sangat berhubungan pada aspek kebudayaan pendatang atau
wisatawan yang masuk pada kebudayaan masyarakat Bali itu sendiri.

B. Saran
Saya dapat memahami bahwa meningkatnya kasus bunuh diri di Bali dapat
diatasi dengan adanya ikatan hubungan antar masyarakatnya, budaya dan agama
yang dipegang erat. Sehingga mampu bertahan ditengah arus modernisasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Widnya, I. K. (2008). Bunuh Diri di Bali: Perspektif Budaya dan Lingkungan


Hidup. Bumi Lestari Journal of Environment .

11

Anda mungkin juga menyukai