SOSIO-ANTROPOLOGI
DISUSUN OLEH:
PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT,yang mana atas berkat dan rahmatnya saya
dapat meneyelesaikan Critical Journal Review dengan baik untuk memenuhi tugas mata
kuliah Sosio- Antropologi.
Dengan selesainya Critical Journal Review ini, saya berterimakasih kepada ibu Ika Purnama
sari, S.Pd,M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Sosio-Antropologi yang telah
membimbing saya untuk menyelesaikan Critical Journal Review ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyelesaian Critical Journal Review ini masih banyak
memiliki kekurangan, namun saya telah berusaha sebaik mungkin untuk memberikan hasil
yang terbaik dalam menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu dengan segenap kerendahan
hati saya menerima segala kritik dan saran untuk dijadikan motivasi dmasa yang akan datang.
Semoga Critical Journal Review ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Relevansi Topik Jurnal ..........................................................................2
BAB IV PENUTUP..............................................................................................15
4.1 Kesimpulan...........................................................................................15
4.2 Saran.....................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Critical Journal Review (CJR) sangat penting untuk perkembangan pendidikan di masa yang
akan datang terutama untuk mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengkritik suatu
jurnal maka mahasiswa/i ataupun si pengkritik dapat membandingkan dua jurnal dengan tema
ataupun topik yang sama, setelah dapat mengkritik jurnal maka diharapkan mahasiswa/i dapat
membuat suatu jurnal karena sudah mengetahui bagaimana kriteria jurnal yang baik dan
benar untuk digunakan dan sudah mengerti bagaimana cara menulis atau langkah-langkah
apa saja yang diperlukan dalam penulisan jurnal tersebut. Oleh sebab itu maka akan banyak
tampil para penulis yang akan membantu perkembangan pendidikan di masa yang akan
datang.
Adapun tujuan penulis di dalam makalah ini adalah untuk menguraikan tentang isi dari dua
buah jurnal serta perbedaan antara kedua jurnal tersebut, hal ini dilakukan demi memenuhi
tugas Mata Kuliah Sosio-antropologi yaitu tentang Critical Journal Review dimana tujuannya
adalah tidak lain untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa di dalam menilai sebuah
jurnal. Pemilihan kedua jurnal yang akan di kritik ini pun sesuai dengan keterkaitan jurnal
dengan topik yang dibahas dalam mata kuliah Sosio-antropologi yaitu tentang Sosiologi
pendidikan dan Antropologi pendidikan. Di dalam makalah ini juga tidak ada maksud
untuk menyudutkan beberapa pihak tertentu. Pada makalah ini di sertakan keunggulan dan
kekurangan dari jurnal tersebut. Baik itu dari segi penulisan dan pemakaian bahasa, bahan
materi yang dusampaikan, maupun dari segi kelengkapan materi. Karena pada dasarnya tidak
ada jurnal yang sempurna. Dengan demikian, diharapkan tidak ada pihak-pihak yang
tersinggung atas penyajian makalah ini. Karena makalah ini dibuat dari sudut opini pembaca.
B. RELEVANSI TOPIK JURNAL
Pemilihan dua buah jurnal yang berjudul "Sosiologi Pendidikan Dalam Pembentukan
Karakter" dan "Kekerasan Dalam Dunia Pendidikan : Tinjauan Sosiologi Pendidikan" ini
cukup relevan dengan topik yang dibahas dalam mata kuliah Dasar-dasar Ilmu Sejarah yaitu
mengenai Sosiologi Pendidikan. Dimana topik yang dibahas kedua jurnal ini harus lah
berkaitan dengan Sosiologi Pendidikan, maka tentu saja dalam jurnal ini akan membahas
tentang Sosiologi Pendidikan terhadap dunia pendidikan baik dalam pembentukan karakter
maupun lainnya. Meskipun keduanya memiliki perbedaan yang besar dalam isi pembahasan
di setiap jurnal namun jika dilihat secara umum maka kedua jurnal ini tetap berpegang pada
pokok pembahasan yang satu yaitu tentang Sosiologi Pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu
jurnal ini dapat dijadikan bahan untuk Critical Journal Report untuk mata kuliah Sosio-
antropologi.
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
B. KAJIAN TEORI
Kajian teori yang digunakan pada jurnal ini mencakup tentang :
1. Apa itu Sosiologi Pendidikan
2. Apa saja teori-teori Sosiologi dan implikasinya terhadap praktik pendidikan sekarang
3. Bagaimana sosiologi sebagai pembentukan karakter
4. Analisis Sosial: Kondisi yang mempengaruhi konflik dengan kelompok luar dan
struktur kelompok
C. METODOLOGI PENELITIAN
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai
langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam
mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Dengan demikian, metode penelitian ialah
suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian
(Narbuko, Cholid dkkk 2004). Adapun Metode penelitian yang digunakan adalah
kepustakaan, dimana semua data yang di dapat dikumpulkan kemudian dianalisa dan
dipaparkan dari berbagai dokumen pelengkap data untuk memberikan kesimpulan dan sebuah
penelitian ini. Data yang digunakan diperoleh dari dokumen berupa buku, literatur-literatur
yang berkaitan dengan penelitian ini.
D. PEMBAHASAN
1. Sosiologi Pendidikan
Sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik itu
struktur, dinamika, masalah-masalah pendidikan, ataupun aspek-aspek lainnya secara
mendalam melalui analisis atau pendekatan sosiologis. Definisi Sosiologi pendidikan
menurut berbagai ahli akan dipaparkan sedikit guna mengetahui seperti apa sosiologi di mata
para ahli sosiologi di antaranya: F. G. Robbins adalah Sosiologi khusus yang tugasnya
menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan. Struktur mengandung pengertian teori
dan filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian, dan hubungan ke semuanya
dengan tata sosial masyarakat. Sedangkan dinamika yakni proses sosial dan kultural, proses
perkembangan kepribadian, dan hubungan ke semuanya dengan proses pendidikan. Definisi
Sosiologi pendidikan menurut H.P. Fairchild sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan
masalah-masalah pendidikan yang fundamental. Definisi Sosiologi pendidikan menurut Prof.
DR S. Nasution, M.A ialah Ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan
proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik. Definisi
Sosiologi pendidikan menurut Drs. Ary H. Gunawan Ilmu Pengetahuan yang berusaha
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.
Kajian sosiologi pendidikan menekankan implikasi dan akibat sosial dari pendidikan dan
memandang masalah-masalah pendidikan dari sudut totalitas lingkup sosial kebudayaan,
politik dan ekonomisnya bagi masyarakat. Apabila psikologi pendidikan memandang gejala
pendidikan dari konteks perilaku dan perkembangan pribadi, maka sosiologi pendidikan
memang gejala pendidikan sebagai bagian dari struktur sosial masyarakat. Dilihat dari objek
penyelidikannya sosiologi pendidikan adalah bagian dari ilmu sosial terutama sosiologi dan
ilmu pendidikan yang secara umum juga merupakan bagian dari kelompok ilmu sosial.
2. Teori Sosiologi Karl Marx dan Implikasinya terhadap Praktik Pendidikan Sekarang
Asumsi dasar pemikiran Karl Marx adalah bahwa kepentingan manusia adalah untuk
mempertahankan materi. Pandangan Marx yang agak ekstrem determinase sosial atas tingkah
laku individu, bahwa manusia pada hakikatnya mengejar kepentingannya sendiri. Marx
percaya bahwa manusia memiliki potensi untuk menjadi egois atau tidak egois tergantung
dari sifat hubungan-hubungan tempat ia lahir atau dimana ia berada.
Kita menegaskan bahwa manusia itu makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial, manusia itu
makhluk jasmani maupun rohani.8 Potensi jasmani, ruhani, dan akal manusia mampu
mengidentifikasi potensi kebaikan dan keburukan dalam tindakannya dalam kehidupan. Etika
sosial menemukan titik temu dengan ketiga potensi tersebut sebagai formulasi penyesuaian
diri manusia dalam menghadapi segala perubahan dan problematika hidup. Karena manusia
secara kodratinya sebagai makhluk yang dituntut membangun jalinan yang harmonis antara
Tuhan, manusia, dan semesta.9 Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Indonesia
sangat menentang pendapat Karl Marx. Bahkan pendapat Karl Marx apabila diterapkan pada
pendidikan di Indonesia tidak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal 3.
3. Sosiologi Pembentuk Karakter
Peran sosiologi dalam pembentukan karakter dari dunia pendidikan yaitu dalam kurikulum
sebelumnya guru diwajibkan untuk menyisipkan pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran, dan pendidikan karakter itu harus tercantum dalam silabus serta rencana
pembelajaran, maka dalam kurikulum baru, hal yang semacam dengan pendidikan karakter
sudah masuk dalam kompetisi inti di setiap mata pembelajaran, yaitu menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dan menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsive dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Dalam mata pelajaran sosiologi sendiri terdapat sisipan dalam kompetensi dasar, untuk
pembentukan karakter siswa, yaitu dari kompetensi dasar yang terdapat dalam silabus
pembelajaran sosiologi di sekolah terdapat kompetensi dasar yang mampu diterapkan dan
dilaksanakan oleh siswa sendiri. Adapun sisipan kompetensi dasar tersebut di antaranya
yaitu: Memperdalam nilai agama yang dianutnya dan menghormati agama lain, mensyukuri
keberadaan diri dan keberagaman sosial sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Kuasa,merespons secara positif berbagai gejala sosial di lingkungan sekitar, mengedepankan
fungsi sosiologi dalam mengkaji berbagai gejala sosial yang terjadi di masyarakat,
menerapkan metode-metode penelitian sosial untuk memahami gejala- sosial, melakukan
kajian, diskusi dan menyimpulkan fungsi sosiologi, memperdalam nilai agama yang
dianutnya dan menghargai keberagaman agama dengan menjunjung tinggi keharmonisan
dalam kehidupan bermasyarakat, menumbuhkan kesadaran individu untuk memiliki tanggung
jawab publik dalam ranah perbedaan sosial.
4. Analisis Sosial: Kondisi yang mempengaruhi konflik dengan kelompok luar dan
struktur kelompok
Dalam sebuah interaksi akan selalu ada konflik, baik skala besar maupun kecil. Timbulnya
konflik justru akan mampu menjadikan suatu hal bersifat positif atau sebaliknya. Justru
menurut Coser dalam sebuah bukunya “The Functions of Social Conflic, menyatakan bahwa
konflik dengan kelompok luar akan membantu pemantapan batas-batas struktural.
Sebaliknya, konflik dengan kelompok luar juga dapat mempertinggi integrasi dalam
kelompok itu. Ia juga menyatakan, tingkat konsensus kelompok sebelum konflik terjadi
merupakan hubungan timbal balik paling penting dalam konteks apakah dapat mempertinggi
kohesi kelompok. Kohesi sosial dalam kelompok mirip sekte itu tergantung pada penerimaan
secara total seluruh aspek-aspek kehidupan kelompok
E. KESIMPULAN
Sosiologi merupakan ilmu tentang hubungan manusia dan interaksi manusia. Maka, sebuah
pendidikan sosiologi akan lebih menekankan pada pembentukan dan pengajaran tentang ilmu
sosial itu sendiri. Dari penulisan tentang sosiologi pendidikan dalam pembentukan karakter
ini diharapkan mampu memberikan gambaran dan solusi bagaimana dalam menghadapi
permasalahan sosial dan peran penting dari sebuah pelajaran sosiologi pendidikan. Dimana,
sosiologi pendidikan merupakan sarana guna membentuk kepribadian yang baik. Tulisan ini
memberikan pesan akan peran aktif dan pentingnya sebuah pendidikan sosial guna
pembentukan karakter.
B. KAJIAN TEORI
Kajian teori pada jurnal ini akan membahas tentang permasalahan di dunia pendidikan berupa
kekerasan yang akan ditinjau dari sosiologi pendidikan baik penjelasan permasalahan, sebab
permasalahan dapat terjadi, hingga peran sosiologi pendidikan serta aspek lainnya dalam
upaya menyelesaikan permasalahan.
C. METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan dalam tulisan ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisa dengan
menggunakan kajian sosiologi pendidikan mengenai masalah sosial dalam hal ini kenakalan
pelajar yaitu kekerasan dalam dunia pendidikan.Metode yang digunakan dalam tulisan ini
adalah metode studi kasus yaitu metode dalam rangka mengeksplorasi masalah sosial secara
terbatas namun mendalam.
D. PEMBAHASAN
Kekerasan yang terjadi dalam dunia pendidikan, baik dari guru terhadap murid, murid
terhadap guru, dan sesama murid, tidak terlepas dari pengaruh pola relasi subjek-objek yang
terbangun dalam ilmu pengetahuan.Pola relasi yang demikian berakar pada perkara
objektivitas ilmu pengetahuan.Materi pelajaran berciri ilmu pengetahuan dan menekankan
kecakapan intelektual.Dengan ciri dan penekanannya yang demikian, pembelajaran terhadap
materi pelajaran, menuntut guru dan murid bersikap objektif terhadap isi materi
pelajaran.Dengan demikian, ciri ilmiah dari materi pelajaran merupakan hal yang paling
utama dalam mempelajari materi pelajaran. Karena isi materi pelajaran menekankan ciri
ilmiah, maka proses pembelajaran materi pelajaran merupakan proses transfer ilmu
pengetahuan dari guru kepada murid. Dalam proses yang demikian, sedapat mungkin emosi
dan sikap batin murid dan guru tidak memengaruhi kadar objektivitas ilmu pengetahuan.
Dalam menghadapi permasalahan kekerasan didunia pendidikan baik yang dilakukan oleh
guru maupun peserta didik perlu adanya evaluasi terhadap kedua pihak. Evaluasi yang
dilakukan oleh guru adalah bagaimana guru menyalurkan ilmu dan ditunjang akan pemberian
nilai-nilai moral dalam kegiatan belajar mengajar. Kepemilikan dan penguasaan ilmu
pengetahuan oleh guru, tidak berarti menjadikan hanya guru sebagai subjek.Meskipun murid
belum menguasai dan memiliki pengetahuan yang banyak, tetapi murid adalah subjek. Dalam
proses pendidikan, guru dan murid berada pada posisi yang setara, yakni sebagai subjek
pendidikan. Posisi setara itu terbangun melalui usaha menjalin relasi subjek-subjek antara
guru dan murid. Relasi yang demikian dimulai sejak setiap orang yang terlibat dalam proses
pendidikan menyatakan dirinya sebagai pendidik. Sebagai pendidik, mereka menganut
paradigma pendidikan yang tepat. Para pihak yang terlibat dalam proses pendidikan, baik
guru, murid, orang tua murid, karyawan sekolah, penjaga sekolah, petugas keamanan
sekolah, pengantar sekolah, maupun pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan
menyatakan bahwa dirinya (mereka semua) adalah pendidik. Dengan demikian, setiap tutur
kata dan tindakannya merupakan ungkapan keberadaannya sebagai pendidik
Selain itu perlu adanya pendidikan nilai yang diberikan kepada peserta didik guna
meminimalisir kekerasan yang kemungkinan dapat dilakukan oleh peserta didik. Pendidikan
nilai merupakan suatu upaya pembelajaran kepada peserta didik, untuk memahami dan
mengenal, menanamkan dan melestarikan, menyerap dan merealisasikan nilai-nilai luhur
dalam kehidupan manusia, yang berhubungan dengan kebenaran, kebaikan dan keindahan
dalam pembiasaan bertindak yang konsisten dengan tuntutan nilai.Keluarga sebagai
lingkungan yang pertama membentuk sifat, watak dan tabiat manusia, sudah sepantasnyalah
memiliki peranan yang sangat besar dalam pelaksanaan pendidikan nilai terhadap anak
E. PENUTUP
Kenakalan pelajar tidak terlepas dari pengaruh pola relasi subjek – objek yang terbangun
dalam ilmu pengetahuan.Pola relasi tersebut berakar pada perkara tidak objektivitas sistem
pendidikan di Indonesia yaitu mengenai prinsip, tujuan, organisasi sosial, kurikulum, metode
mengajar, evaluasi, anak didik, pendidik, fasilitas dan pembiayaan.Pendidikan moral sangat
penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan moral adalah pendidikan yang bukan
mengajarkan tentang akademik namun non akademik khususnya tentang sikap dan
bagaimana perilaku sehari-hari yang baik. Pendidikan moral sudah dikalahkan oleh
pendidikan yang lainnya, waktu di sekolah habis untuk mengejar nilai akademik. Murid-
murid dipaksa belajar agar nilainya pada saat ujian nanti membaik dan bisa mengharumkan
nama dimana dia bersekolah. Guru lupa ada pelajaran yang lebih penting dari semua itu yaitu
pendidikan moral. Kehancuran dalam dunia pendidikan terjadi karena nilai akademik
memburuk namun karena moral yang hancur. Pendidikan nilai merupakan suatu upaya
pembelajaran kepada peserta didik untuk memahami dan mengenal, menanamkan dan
melestarikan, menyerap dan merealisasikan nilai-nilai luhur dalam kehidupan manusia yang
berhubungan dengan kebenaran, kebaikan dan keindahan dalam pembiasaan bertindak yang
konsisten dengan tuntutan nilai.
BAB III
PEMBAHASAN CRITICAL JOURNAL REPORT
3.1 Relevansi Topik Jurnal dengan Karya-karya dan Bidang Keahlian Penulis
Dalam hal relevansi topik jurnal dengan karya-karya dan bidang keahlian penulis memiliki
keterkaitan. Dimana bidang keahlian penulis dalam dua jurnal ini cukup berkaitan secara
khusus maupun umum dengan Sosiologi. Penulis jurnal pertama merupakan dosen dibidang
Ilmu Tafsir di UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta yang tentu cukup membidangi secara umum
kajian Sosiologi. Dan untuk penulis jurnal kedua merupakan dosen Sosiologi di Universitas
Nusa Cendana Kupang yang tentu saja membidangi secara khusus sosiologi termasuk
sosiologi pendidikan.
3.6 Kesimpulan dan Saran yang diajukan Penulis serta Implikasinya pada Penelitian
Berikutnya
Kesimpulan mengenai dua jurnal ini adalah tentang bagaimana sosiologi pendidikan itu dapat
memberikan kontribusi bagi masyarakat umum maupun dunia pendidikan. Dimana kedua
kesimpulan yang berbeda dari kedua jurnal ini memberikan informasi yang ringkas namun
jelas dan memiliki kesesuaian dengan judul besar masing-masing jurnal.
Kedua jurnal tidak menyertakan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya sehingga
tidak dapat di informasikan bagaimana implikasi untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
3.7 Keunggulan dan Kelemahan Jurnal
Sama hal nya sebuah buku maka kedua jurnal ini juga memiliki keunggulan dan kekurangan
sebagai bagian dari sebuah karya tulis. Yang dimana keunggulan dari masing-masing jurnal
tentu berbeda sebagai salah satu nilai plus untuk masing-masing jurnal. Keunggulan pada
jurnal pertama adalah keilmiahan jurnal tersebut terlihat dari sistematis penulisan jurnal.
Penulis menyertakan tinjauan pustaka sebelum masuk ke bab pembahasan, yang artinya
penulis ingin pembaca memahami terlebih dahulu apa itu sosiologi beserta perkembangan
sosiologi hingga memunculkan cabang sosiologi pendidikan. Secara tidak langsung dengan
keberadaan jurnal ini menambah literatur untuk pengembangan dunia pendidikan di
Indonesia. Untuk keunggulan pada jurnal kedua terletak pada topik yang diusung sangat
menggambarkan bagaimana permasalahan pendidikan di Indonesia yang tidak dapat
dipungkiri, penulis juga ingin pembaca memahami serta melihat realitas yang terjadi di dunia
pendidikan dan mencoba untuk menelaah sebab akibatnya berdasarkan tinjauan sosiologi
pendidikan. Selain itu kajian teori yang digunakan juga sangat memiliki kekhasan dibidang
penulis.
Berbicara mengenai keunggulan kedua jurnal ini maka tentu saja akan diulas kekurangan dari
jurnal ini. Untuk kekurangan dari jurnal pertama adalah karena penulis berpegang pada
kepustakaan maka analisis nyata yang ada di kehidupan masyarakat tidak terlalu tersorot.
Sedangkan pada kekurangan jurnal kedua adalah isi dari jurnal cenderung menyajikan
bagaimana permasalahan itu terjadi tanpa ada pengantar dari segi sosiologi pendidikan itu
sendiri, sehingga pembaca tidak mendapatkan pemahaman awal atas sosiologi pendidikan itu
sendiri. Berbeda dengan jurnal pertama yang secara keseluruhan isi nya masih dapat
dipahami oleh kalangan umum. Hal yang sama dari kedua jurnal ini terletak pada kekurangan
di bagian saran, yang dimana kedua jurnal ini tidak menyertakan saran untuk penelitian
berikutnya oleh penulis. Dan juga kesamaan lain dari kedua jurnal ini terletak pada penulis,
yang dimana kedua jurnal ini ditulis oleh para penulis yang cukup relevan membidangi topik
ini secara umum yaitu tentang sosiologi pendidikan. Dengan demikian jurnal ini tampil
dengan memuat informasi yang nyata dan memiliki keselarasan dengan topik nya. Serta
sangat berkesinambungan antara jurnal satu dengan jurnal dua yang memiliki kelebihan dan
kekurangan yang saling menutupi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kedua jurnal yang dikritik pada Critical Journal Report ini membahas secara umum
mengenai sosiologi pendidikan baik berupa tinjauan terhadap permasalahan di dunia
pendidikan dan peran sosiologi dalam pengembangan karakter. Keduanya tentu memuat
informasi yang berbeda meskipun cenderung mengusung tema yang sama. Yang dimana pada
jurnal pertama membahas tentang bagaimana sosiologi pendidikan berperan dalam
pengembangan karakter melalui segala kajian sosiologi umum maupun khusus seperti
sosiologi pendidikan. Sedangkan pada jurnal kedua membahas tentang permasalahan di dunia
pendidikan berupa kekerasan yang ditinjau dari kacamata sosiologi pendidikan.
Tentu kedua jurnal ini sangat memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai
sumber bacaan bagi peminat dibidang sosiologi maupun kependidikan serta untuk masyarakat
umum. Dan diharapkan adanya arah pada penelitian ini di kemudian hari untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.
4.2 Saran
Sebagai sebuah karya tulis yang berbentuk laporan critical Journal Report maka
makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya sebagai penulis makalah ini
sangat mengharapkan sebuah keterlibatan dari para penulis untuk kesempurnaan makalah ini
kedepannya. Sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
di masa yang akan datang. Selain itu pada tahap saran ini saya juga menyertakan saran
kepada penulis kedua jurnal yang saya review untuk lebih memaksimalkan penulisan jurnal
dengan menyertakan saran untuk penelitian selanjutnya sehingga jurnal yang ditulis
kemungkinan memiliki arah dan berkesinambungan.