Anda di halaman 1dari 28

CRITICAL BOOK REVIEW SOSIOLOGI OLAHRAGA

NAMA : DANDI WARISTA TARIGAN

NIM : 6183121029

DOSEN : YAN INDRA SIREGAR M.Pd

MATA KULIAH : SOSIOLOGI OLAHRAGA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER 2020

KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat
nafas kehidupan dan kesehatan dan dengan ridhaNyalah makalah “SOSIOLOGI
OLAHRAGA” ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini ditulis guna memenuhi tugas matakuliah Sosiologi Olahraga pada semester III
tahun 2020 ini. Semoga dengan terselesaikannnya makalah ini dapat menjadi manfaat bagi
pembaca sekalian.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
1. Bapak Yan Indra Siregar M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah “Sosiologi
Olahraga” jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Medan.
2. Kepada teman teman PKO C
3. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada keluarga yang telah
memberikan dorongan dan motivasi dalam penyelesaian makalah ini.
4. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR…………………………………….......……..1

B.TUJUAN…………………………………………………….……………........................1

C.MANFAAT……………………………………………………….……............................1

D. IDENTITAS BUKU………………………………………………….……....…………..1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3

A. PEMBAHASAN ISI BUKU………………………………………………............……..3

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ISI BUKU…………………............……...........22

BAB III PENUTUP…………………............……..............................................................24

A. KESIMPULAN…………………............……..…………………............……..……….24

B. SARAN…………………............……..…………………............……..………....……..24

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR
Sering kali kitabingungmemilihbukureferensiuntukkitabacadanpahami.
Terkadangkitamemilihsatubuku, namunkurangmemuaskanhatikita. Misalnyadarisegibahasa,
pembahasantentangsosiologi olahraga.Olehkarenaitupenulismembuat Critical Book
iniuntukmempemudahmembacadalammemilihbukureferensi,
terkhususpadapokokbahasantentangsosiologi olahraga.

B. Tujuan
1. Memenuhi tugas Critical Book Report matakuliahsosiologi olahraga.
2. Mengetahuikekurangandankelebihansebuahbukubertemasosiologi olahraga
denganmembandingkannyadenganbukulainnya.
3. Menambahpengetahuansertawawasanmengenaisosiologi olahraga.
C. Manfaat
1. Melatihdanmengasahkemampuanmahasiswadalammengkritiksebuahbuku.
2. Mahasiswacalon guru lebihmemahamisosiologi olahraga,
karenatelahmembacabeberapabukudengantema yang sama.
3. Menambahpengalamanteoritismahasiswa/icalon guru,
sehingganantinyaakanbanyakmembantudalampengalamanpraktikmengajarlangsung.
D. Identitas Buku
Buku I
Judul : Sosiologi Olahraga
Pengarang : Tim Dosen FIK UNIMED
Penerbit :-
Tahun Terbit : 2019
Kota Terbit : Medan
Jumlah Halaman : 89
ISBN :-

Buku II

Judul : Menelusuri Dan Menguak Nilai-Nilai Luhur Olahraga

4
Pengarang : Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram
Penerbit : Prenadamedia Group
Tahun Terbit : 2019
Kota Terbit : Jakarta Timur
Jumlah Halaman : 156
ISBN : 978-602-422-874-3

BAB II

5
PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku


a. Pembahasan BAB I
*Pembahasan buku I (Tim Dosen FIK UNIMED, 2019) berisi

BAB 1 : ILMU-ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI


A. Ilmu Sosial
Ilmu-ilmu sosial dinamakan demikian, oleh karena ilmu=ilmu tersebut mengambil
masyarakat atau kehidupan bersama sebagai obyek yang dipelajarinya. Ilmu-ilmu sosial
belum mempunyai kaidah-kaidah dan dalil tetap yang diterima oleh bagian terbesar
masyarakat, oleh karena ilmu-ilmu tersebut belum lama berkembang sedangkan yang
menjadi obyeknya adalah masyarakat manusia yang selalu berubah-berubah. Karena sifat
yang selalu berubah-berubah, hingga kini belum dapat diselidiki dan dianalisis secara tuntas
hubungan antara unsur-unsur di dalam masyarakat secara lebih mendalam. Lain halnya
dengan ilmu pengetahuan alam yang telah lama berkembang, sehingga telah mempunyai
kaidah-kaidah dan dalil-dalil yang teratur dan diterima oleh masyarakat, hal mana juga
disebabkan karena obyeknya bukan manusia.
Sosiologi jelas merupakan ilmu sosial yang obyeknya adalah masyarakat. Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena telah memenuhi segenap unsur-
unsur pengetahuan, yang ciri-ciri utamanya, yaitu:
1. Sosiologi bersifat empiris, yang berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut didasarkan
pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat
spekulatif.
2. Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk
menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi.
3. Sosiologi bersifat kumulatif, yang berarti bahwa teori-teori sosiologi dibentuk atas
dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas serta
memperhalus teori-teori yang lama.
4. Bersifat non-etis, yakni yang dipersoalkan bukanlah baik buruknya fakta tertenu, akan
tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.
B. Defenisi Sosiologi dan Sifat Hakikatnya
Sosiologi adalah suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam ataupun
pengetahuan kerohanian. Pembedaan tersebut bukanlah pembedaan mengenai metode, akan
tetapi menyangkut pembedaan isi, yang gunanya untuk membedakan ilmu-ilmu pengetahuan
yang bersangkut paut dengan gejala-gejala alam dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan. Khususnya, pembedaan tersebut diatas
membedakan sosiologi dari astronomi, fisika, geologi, biologi, dan lain-lain pengetahuan
alam yang dikenal.
C. Pengertian Sosiologi dan Olahraga
Menurut Selo Soemardjan dan Soemardi, sosiologi diartikan sebagai ilmu masyarakat yang
mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan sosial. Struktur sosial

6
adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah sosial (norma),
lembaga sosial, kelompok serta lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik
antara kemampuan ekonomi yang tinggi stabilitas politik dan hukum, stabilitas budaya dan
sebagainya.
Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan oleh
satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan, sedangkan dalam Webster’s
New Dictionary (1980) yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan,
dan aktivitas khusus seperti berburu dalam olahraga pertandingan.
Sosiologi olahraga merupakan ilmu terapan, yaitu kajian sosiologi pada masalah
keolahragaan. Proses sosial dalam olahraga menghasilkan karakteristik perilaku dalam
bersaing dan kerjasama membangun suatu permainan yang dinaungi oleh nilai, norma, dan
pranata yang sudah melembaga.

*Pembahasan buku II (Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram, 2019) berisi


BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Perubahan dan Perubahan
Olahraga semakin berkembang, dari fitrahnya manusia sebagai makhluk yang suka bermain,
(homuluden), kemudian berkembang sebagai budaya dan terus berkembang seiring dengan
perkembangan aspek kehidupan lainnya. Sekarang olahraga menjadi suatu peradaban dan
peradaban tersebut yaitu peradaban masyarakat dunia. Setiap harinya jutaan manusia
melakukan aktivitas olahraga di berbagai belahan bumi dengan motif dan penampilan
berbeda-beda. Pelakunya juga sangat heterogen. Mulai dari anak-anak sampai pada orangtua,
mula dari masyarakat ekonomi biasa sampai pada orang kaya, mulai dari masyrakat biasa
sampai pada pejabat tinggi. Heterogenitas pelakunya juga terlihat dari berbagai etni yang
membaur dalam suatu aktivitas olahraga.
Olahraga tidak hanya sekadar hobi, olahraga tidak hanya sekadar menjadi suatu kegiatan
sosial, tetapi olahraga tekah berkembang menjadi suatu kegiatan, profesi bisnis, bahkan telah
menjadi suatu industri besar dan telah menjadi suatu tiang penangga kekuatan perekonomian
suatu negara. Perkembangan yang demikian, telah membawa dampak yang sangat luas dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat. Oleh karenanya, perkembangan tersebut menjadi
kajian dalam sosiologi olahraga.
b. Pembahasan BAB II
*Pembahasan buku I (Tim Dosen FIK UNIMED, 2019) berisi

BAB 2 : SOSIOLOGI OLAHRAGA SEBAGAI ILMU


A. Sosiologi Olahraga sebagai Ilmu
Setiap ilmu pengetahuan harus mempunyai suatu masalah khusus yang menjadi lapangan
pembahasannya. Inilah yang disebut objek atau sasaran dari ilmu pengetahuan yang
bersangkutan. Objek dari sesuatu ilmu itu ada 2 macam yaitu objek material dan objek
formal. Objek material adalah bahan atau masalah yang menjadi sasaran pembahasan atau
penelitian yang bersifat umum dari suatu ilmu pengetahuan. Misalnya, manusia, masyarakat,
hukum, ekonomi, dan sebagainya. Sedangkan objek formal merupakan suatu segi dari objek

7
material yang difokuskan oleh suatu ilmu pengetahuan tertentu untuk diteliti dan dibahas.
Dengan kata lain merupakan sudut pandang dari ilmu pengetahuan tertentu terhadap objek
materialnya.
B. Masa Depan Sosiologi Olahraga
Sosiologi Olahraga yang masih sangat muda usia ini sangat potensial untuk berkembang di
masa depan. Para peniliti yang berminat dalam bidang ini menyadari akan banyaknya
kemungkinan untuk itu. Pertama, dengan menguasai pemahaman akan model-model teori
yang menjelaskan tentang perilaku individu dan kelompok dan kedua, dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi seperti komputer dan metode multi variat dari reduksi data dan dianalisis.
Kemajuan dalam disiplin lainpun tidak pula boleh diremehkan. Akan banyak jalan yang
terbuka ke arah penelitian apabila para ilmuwan yang berminat dalam sosiologi olahraga mau
mendalami teori-teori sosiologi.
C. Tradisi Agonistik
Agon adalah sejenjis kontes yang merupakan kompetisi yang diwatnai oleh perjuangan keras
untuk memperoleh keunggulan dari lawan. Dalam agon, kontestan bernafsu sekali untuk
keluar sebagai yang terbaik dengan mengarahkan kemampuan sendiri sehingga
keunggulannya sebagai pemenang tak dapat dibantah.
*Pembahasan buku II (Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram, 2019) berisi
BAB 2 : LANDASAN PEMBANGUNAN OLAHRAGA
A. Landasan ideologi
Landasan ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila dan UUD Tahun 1945. Landasan
ideologi ini merupakan dasar atau landasan bagi bangsa Indonesia. Landasan ideologi ini
merupakan dasar atau landasan bagi bangsa Indonesia, baik dalam kehidupan berbangsa
maupun bernegara dan merupakan pedoman yang harus diikuti dalam melaksanakan gerak
pembangunan pada seluruh aspek kehidupan masyarakat. Demikian halnya pembagunan dan
pengembangan dalam bidang keolahragaan nasional. Bahwa Pancasila dan UUD 1945
sebagai landasan pembangunan dalam bidang keolahragaan nasional, telah ditetapkan dengan
tegas dalam UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Pasal 2
“Keolahragaan Nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan UUD tahun 1945.
B. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna dan hakikat, nilai-nilai
berdasarkan kajian filsafat. Dalam konteks ini adalah makna, hakikat dan nilai-nilai dalam
yang terkandung dalam olahraga, berdasarkan kajian filsafat. Dengan kata lain, bahwa
landasan filosofi adalah landasan yang mengkaji makna dan hakikat olahraga itu sendiri serta
makna dan hakikat nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Olahraga mengandung nilai-nilai
luhur yang telah diakui secara universal. Pengakuan secara universal ini tentulah berdasarkan
pengamatan yang cermat dan penelitian yang telah memenuhi kaidah-kaidah ilmu
pengetahuan. Nilai-nila luhur yang terkandung dalam olahraga yaitu : nilai pendidikan,
kesehatan dan kebugaran, interaksi dan integrasi, nilai sportivitas, kejujuran, disiplin, kerja
sama, perjuangan, persahabatan, membangkitkan rasa nasionalisme, kebersamaan.
C. Landasan Yuridis

8
Landasan yuridis merupakan seperangkat peraturan dan perundang-undangan yang menjadi
titik tolak sistem pembangunan dan pengembangan olahraga. Landasan yuridis misalnya :
UU RI, ketetapan presiden, dan peraturan pemerintah. Landasan yuridis adalah landasan
hukum yang mendasari semua kegiatan olahraga, misalnya hak dan kewajiban seorang warga
negara Indonesia dalam olahraga. Landasan yuridis adalah seperankat peraturan dan
perundang-undangan yang menjadi landasan hukum pembangunan, pengembangan, kegiatan
atau aktivitas olahraga di Indonesia.
D. Landasan Kultural
Landasan kultural adalah landasan yang menekankan kepada nilai-nilai kebudayaan bangsa
yaitu suatu kultur budaya yang menjadi jati diri bangsa yang telah ada sejak aman dahulu dan
tidak terpengaruh oleh unsur budaya bangsa lain. Olahraga sudah merupakan bagian tak
terpisahkan dari kehidupan budaya masyarakat. Nilai-nilai kultural, baik yang dimiliki
komunitas setempat maupun masyarakat luas perlu diperhatikan di dalam perencanaan,
penyusunan, pendekatan, dan dalam pelaksanaan pembangunan dan aktivitas olahraga.
E. Landasan Sosiologis
Olahraga muncul dan berkembang di tengah-tengah masyarakat yang sangat majemuk.
Pergeseran nilai-nilai terhadap olahraga sebagai kebutuhan sekunder menjadi kebutuhan
primer, merupakan suatu indikator bahwa olahraga telah menempati posisi penting dalam
kehidupan sosial masyarakat. Kehadiran olahraga dalam masyarakat membawa fenomena
tersendiri dan spesifik. Fenomena tersebut kemudian mengalir dan berbaur kemudian
memunculkan lagi fenomena yang lebih spesifik, yaitu perilaku, masyarakat baik secara
individu maupun kelompok dalam situasi olahraga.
c. Pembahasan BAB III
*Pembahasan buku I (Tim Dosen FIK UNIMED, 2019) berisi
BAB 3 : DUNIA OLAHRAGA SEBAGAI SUATU PRANATA SOSIAL
A. Organisasi Olahraga
Organisasi olahraga dewasa ini telah berkembang demikian pesatnya sehingga cenderung
membentuk suatu pranata (lembaga sosial). Di dalam pranata terdapat:
1. Keberlanjutan organisasi.
2. Peran yang terspesialisasi.
3. Interaksi dinamis dengan penonton.
4. Tatanan sport (eport order).
B. Struktur
Dalam tatanan sport terdapat unsur-unsur yang terdiri dari:
1. Pemain-baik yang amatir maupun yang profesional.
2. Coach atau manajer dan para personil pendukung.
3. Wasit, juru dan tim official pertandingan.
4. Program pelatihan untuk para personil.
5. Badan-badan sponsor.
6. Manajemen-direktur dan staf olahraga sekolah.
7. Badan-badan pengayom organisasi olahraga komite olahraga nasional.

9
8. Kelompok fans atau supporter.
9. Kelompok lain yang terkait atlet.
10. Band cheerleaders.
11. Asosiasi alumni.
12. Media-pers-TV,radio.
13. Sponsor-sponsor media
14. Penerbit majalah buku olahraga.
15. Industri alat-alat olahraga.
C. Konflik-konflik Kepentingan
Konflik kepentingan yang serius, pertama-tama dapat terjadi antarpemain dan coach sebagai
konseluensi dari peran masing-masing. Dalam perannya, seorang coach merasa bahwa atlet
asuhnya harus menang agar ia dapat survive. Karena itu, organisasi tim biasanya bersifat
semi-militeristik dengan coach sebagai pemegang komando. Di pihak lain, pemain memang
ingin menang tetapi ingin juga selamat secara fisik, melanjutkan karier dan dihargai sebagai
manusia.
D. Sub-Budaya Olahraga
Sedemikian jauh telah dibahas tentang adanya struktur dalam pranata sport yang unsur-
unsurnya cenderenung terlibat dalam konflik kepentingan tetapi sekaligus membentuk
kerjasama yang disebut sebagai kerjasama antagonistic sehingga sport teap eksis. Latar
belakang kerjasama antagonistic itu akhirnya membentuk satu sub budaya olahraga. Menurut
Calhoun (1987), sub budaya ini mempunyai satu system sikap, nilai, keyakinan (belief) dan
pola perilaku yang dihayati bersama oleh semua unsur dalam pranata olahraga itu.
E. Keyakinan Dalam Sport
Semua lembaga sosial, termasuk sport, didukung oleh suatu system keyakinan atau ideologi
yang diyakini, dihayati dan dijunjung tinggi olah semua anggota lembaga itu, keyakinan itu
tentu saja ada yang benar berdasarkan fakta, ada yang salah, dan ada yang tidak terbuktikan.
Namun apakah benar, salah atau tidak terbuktikan, keyakinan tersebut diyakini oleh semua
anggota.
*Pembahasan buku II (Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram, 2019) berisi
BAB 3 : PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KAJIAN SOSIOLOGI OLAHRAGA
A. Pengertian Sosiologi Olahraga
1. Definisi dan Pengertian Sosiologi
Sosiologi olahraga bukanlah ilmu yang berdiri sendiri, tetapi merupakan ilmu yang
dikembangkan dari ilmu sosoiologi dan didukung oleh ilmu psikologi. Untuk menghindarkan
terjadinya salah pengertian tentang sosiologi olahraga, terlebih dahulu dikemukakan definisi
dan pengertian tentang ilmu sosiologi. Menurut Pitirim Sorokin sosiologi adalah suatu ilmu
yang mempelajarai hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala
sosial, misalnya ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi,
ekonomi dengan politik, dan sebagainya.
2. Pengertian Sosiologi Olahraga

10
Georg Anders, dalam Carl/Kayser/Mechiling/Preising (1984:h.193) mengemukakann yang
menjadi perhatian dari sosiologi olaharaga merupakan pengaruh olahraga terhadap perilaku
dan pemasyarakatan manusia. Sosiologi olahraga menyoroti olahraga sebagai suatu institusi
yang berada di tengah-tengah masyarakat yang menimbulkan fenomena sosial.
Kajian sosiologi olahraga ini menjadi semakin menarik dan semakin luas, karena situasi dan
kondisi sosial masyarakat terus-menerus mengalami perubahan. Perubahan tersebut sangat
dinamis, karena banyak variabel yang memengaruhinya. Perubahan situasi dan kondisi sosial
masyarakat pada hakikatnya merupakan perubahan cara pandang, persepsi, dan nilai-nilai.
Perubahan cara pandang, persepsi, dan nilai-nilai bermuara pada perubahan perilaku
masyarakat. Banyak variabel yang memengaruhi perubahan tersebut, antara lain: pendidikan,
kondisi ekonomii, kemajuan iptek, media massa, dan perubahan nilai-nilai itu sendiri yang
berkembang dalam kehidupan masyarakat.

B. Ruang Lingkup Kajian Sosiologi Olahraga

 Pengaruh olahraga terhadap interaksi sosial dan perilaku masyarakat.


 Olahraga dan pendidikan.
 Pengaruh pendidikan terhadap olahraga.
 Peran dan pengaruh institusi pendidikan terhadap perkembangan olahraga.
 Pengaruh organisasi dan isntitusi olahraga terhadap pembangunan dan perkembangan
olahraga.
 Fungsi olahraga dalam masyarakat.
 Olahraga dan keluarga.
 Olahraga dan pembentukan karakter.
 Dsb
d. Pembahasan BAB IV
*Pembahasan buku I (Tim Dosen FIK UNIMED, 2019) berisi
BAB 4 : MEMPERKENALKAN OLAHRAGA KEMASYARAKATAN
A. Olahraga dan Politik
Sekarang ini olahraga mencakup beberapa dari tingkatan masyarakat. Jaman sangat besar dan
tinggi pengaruhnya mencakup ketidakseimbangan unsur-unsur status. Hubungan antar suku,
kesibukan hidup, desain otomotif, model busana, konsep kepahlawanan, bahasa serta harga
diri untuk lebih baik atau lebih buruk.
B. Olahraga sebagai Alat Politik
Ketika Sosialis Nasional dipimpin oleh Adolf Hitler yang menjadi penguasa sampai tahun
1933, permainan kadang disebut sebagai Nazi yang mempunyai persiapan jadwal untuk Berli
(Richard Mandell, Olympiade Naz, Newyork-Macmlan 1970). Hitler telah menyediakan
tempat untuk pertandingan itu, tapi desakan dari propaganda dari menterinya telah
menggodanya untuk menggunakan mereka untuk tujuan propaganda. Dalam perbaikan akibat
perang ia menggunakan kesempatan untuk menunjukkan pada dunia alam Aryan.
C. Olahraga sebagai Suatu Konsep

11
Konsep adalah susunan yang mendasar dari ilmu pengetahuan dan komunikasi sehari-hari/
konsep mungkin dari anggapan sebagai kata/symbol yang mewakili suatu benda.
*Pembahasan buku II (Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram, 2019) berisi
BAB 4 : FUNGSI OLAHRAGA DALAM MASYARAKAT
A. Fungsi Keseimbangan Sosial
Di antara warisan terbesar olahraga yaitu komunikasi, interaksi dan integrasi sosial,
persahahabatan dan rasa kebersamaan. Nilai-nilai luhur ini mengambil peran yang sangat
penting di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang majemuk, dan di tengah-tengah
kehidupan sosial masyarakat yang semakin dinamis. Di tengah-tengah masyarakat yang
majemuk dan kehidupan sosial yang semakin dinamis, konflik, dan ketegangan sosial yang
dapat terjadi.
Apalagi pada saat sekarang, dengan perkembangan teknologi komunikasi, transformasi
informasi dapat berlangsung dengan cepat dan menyebar secara luas, seperti penggunaan
media sosial, untuk kepentingan tertentu, bahkan banyak yang bersifat mengadu domba,
sehingga menimbulkan keresahan dan bahkan perpecahan dalam masyarakat. Konflik dan
ketegangan sosial tersebut dapat saja terjadi antarsuku, antar-etnis dan antarkelompok
masyarakat tertentu. Dengan fungsi penyeimbang, maka konflik atau ketegangan sosial di
tengah-tengah masyarakat dapat dicegah, atau diminimalisasi.
B. Fungsi Kemasyarakatan
Olahraga apabila dikemas dengan baik akan menjadi wadah pertemuan yang dapat
memfasilitasi dan mendorong terjadinya komunikasi, interaksi, dan integrasi antargenerasi,
antar-etnis, daerah dan antarsuku. Olahraga mengandung nilai-nilai positif yang diperlukan
untuk membangun masyarakat. Komunikasi, interaksi dan integrasi, merupakan aspek-aspek
penting yang perlu dibangun untuk mencegah terjadinya konflik, ketegangan sosial, dan
selanjutnya untuk membangun rasa kebersamaan serta solidaritas.
C. Fungsi Pendidikan
Disiplin, kejujuran, sportivitas, kerjasama, tunduk dan taat pada aturan, persahabatan dan
interaksi sosial merupakan nilai-nilai luhur dan bersifat universal yang terkandung dalam
olahraga. Dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam olahraga, maka olahraga memiliki
potensi yang cukup besar untuk dijadikan sebagai instrumen pendidikan yang andal dan
efektif. Potensi tersebut perlu digali dan dikembangkan serta dikemas sedemikian rupa,
sehingga dapat menjadi suatu instrumen pendidikan yang efektif. Olahraga adalah miniatur
kehidupan.
D. Fungsi Pelestarian dan Aktualisasi Budaya
Fungsi pelestarian maksudnya adalah bahwa berbagai cabang olahraga lahir dari budaya atau
akar budaya suatu masyarakat, seperti: pencak silat, sepak takraw, layar, dayung, gulat,sumo,
kanu, kayak, loncat batu (pulau nias), panahan dan masih banyak lainnya. Olaharaga tersebut
menjadi cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan atau dilombakan, mulai tingkat
daerah ke tingkat internasional. Cabang-cabang olahraga tersebut memiliki organisasi yang
juga mulai dari tingkat daerah sampai ke tingkat internasional. Dengan cara yang demikian,
maka budaya yang berasal dari suatu daerah dapat bertahan dari terpaan badai globalisasi. Di
sinilah fungsinya olahraga sebagai pelestarian budaya.

12
e. Pembahasan BAB V
*Pembahasan buku I (Tim Dosen FIK UNIMED, 2019) berisi
BAB 5 : OLAHRAGA DALAM ILMU SOSIAL/TINGKAH LAKU
A. Olahraga dan Sifat-Sifatnya
Sifat-sifat Olahraga:
1. Marilah kita pertimbangkan perspektif ke masyarakat yang murni dari olahraga yang
merupakan tujuan utama dari buku ini.
2. Sosiologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari kehidupan
sosial manusia.
3. Kehidupan manusia sangatlah luas sehingga perlunya kiranya disiplin ilmu sosiologi.
4. Kegiatannya beberapa bidang ilmu pengetahuan memiliki sikap yang luas relevansi
sosial.
B. Organisasi Sosial dan Olahraga
Organisasi sosial dalam team baseball misalnya. Siapapun yang berpengetahuan tentang
baseball tahu tentang barisan pertahanan dasar. Meskipun pemain-pemainya berganti, dasar
sosial organisasi club base tetap sama. Dari tahun ke tahun perbedaan hasil pemain-pemain
muncul, hal ini disebabkan adanya jual beli liga minor.
*Pembahasan buku II (Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram, 2019) berisi
BAB 5 : PENGARUH PENDIDIKAN, INSTITUSI PENDIDIKAN, DAN ORGANISASI
OLAHRAGA TERHADAP PERKEMBANGAN OLAHRAGA
A. Olahraga dan Pendidikan
Olahraga dan pendidikan menjadi bahan kajian penting dalam sosiologi olahraga karena
keduanya terkait dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yaitu dalam artian
menyeluruh, baik yang terkait dengan kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan
kecerdasan kinestetik. Sebagaimana yang telah diungkapkan pada bagian terdahulu, bahwa
olahraga memiliki nilai-nilai luhur baik untuk kehidupan pribadi maupun untuk masyarakat.
Dalam konteks ini, maka yang menjadi kajian yaitu: bagaimana pengaruh olahraga terhadap
pendidikan. Lebih jelasnya lagi yaitu bagaiman pengaruh olahraga terhadap pencapaian
tujuan pendidikan.
B. Pengaruh Pendidikan Terhadap Olahraga
Pendidikan meningkatkan pengetahuan, memperluas wawasan seseorang, memperbaiki dan
mempertajam persepsi seseorang terhadap semua, yang kemudian memengaruhi perilaku baik
dalam berfikir maupun dalam bertindak atau berbuat. Perubahan perilaku tersebut tidak hanya
terkait tentang dirinya, tetapi juga berhubungan dengan orang lain atau objek lain. Demikian
juga engaruh pendidikan terhadap olahraga. Ketika pendidikan tersebut memengaruhi
persepsi seseorang dan memengaruhi perilaku seseorang terhadap olahraga, maka wilayah
tersebut menjadi kajian sosiologi olahraga.
C. Peran Pengaruh Institusi Pendidikan terhadap Perkembangan Olahraga
Institusi pendidikan merupakan komponen yang memiliki peran dan fungsi yang sangat
penting dalam pengembangan olahraga. Minimal ada dua alasan yang menyebabkan peran

13
dan fungsi institusi pendidikan berada pada posisi penting dan strategis dalam pengembangan
olahraga. Pertama, institusi pendidikan khusunya pendidikan dasar dan menengah (SD, SMP,
SMA, dan SMK), mengemban amanah UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 37 yang menyebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Penjas).
D. Pengaruh Organisasi dan Institusi Olahraga terhadap Pembangunan dan Perkembangan
Olahraga
Pranata sosial, budaya, lembaga-lembaga dan institusi sosial dalam masyarakat hubungannya
dengan olahraga merupakan kajian dalam sosiologi olahraga. Kajian yang dimaksud terkait
dengan pengaruhnya terhadap pengembangan olahraga. Sosiologi olahraga juga mengkaji
fenomena-fenomena sosial yang muncul dari organisasi-organisasi dan institusi-institusi
olahraga di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat. Fakta menunjukkan, bahwa
pembangunan dan perkembangan olahraga tidak bisa hanya ditangani atau diurus hanya oleh
tiga atau empat institusi atau organisasi. Pembangunan dan perkembangan olahraga juga
tidak bisa dikoordinasi hanya secara sentralistik. Demikian juga halnya, bahwa pembangunan
dan perkembangan olahraga tidak bisa hanya diurus oleh institusi-institusi atau organisasi-
organisasi khusus olahraga.
f. Pembahasan BAB VI
*Pembahasan buku I (Tim Dosen FIK UNIMED, 2019) berisi
BAB 6 : KEBUDAYAAN DAN NILAI NILAI
A. Nilai
Nilai nilai merupakan konsep konsep dari suatu hal yang diinginkan. Nilai nilai
merupakan asumsi asumsi mendasar, dengan asumsi asumsi tersebut tujuan tujuan individu
dan sosial dipilih. Salah satu tema penting yang muncul dari sosiologi literature olahraga
(OR) adalah bahwa OR bisa dipandang sebagai mikrosmos kehidupan masyarakat yang lebih
luas.
Area OR akan mengakomodasikan dirinya dan kebudayaannya pada aturan –aturan
dan tema-tema yang telah terbentuk di kebudayaan masyarakat yang lebih luas.OR memiliki
fungsi utama dalam disseminating dan menekankan nilai –nilai yang mengatur tingkah laku
dan tujuan-tujuan serta menentukan solusi bagi masalah yang di lingkungan kehidupan
sekuler.
B. Olahraga dan Penyimpangan Sosial
Tujuan dari sosialisi adalah untuk menghasilkan pembentukan secara individu yang ada dari
aturan atau norma sosial.Ciri positif penyimpangan di bidang olahraga adalah pembaharuan
ponymos”Fosbury Flop” yang mana seorang peloncat tinggi melintasi palang belakang
dengan kepala kebawah dan mendarat dengan punggung seperti yang akan kita lihat,akar dari
penyimpangan dapat secara individu atau secara sosial atau keduanya,pertimbangan kejadian
penyimpangan berikut ini di bidang olahraga.
C. Obat-Obatan dalam Olahraga
Penggunaan obat obatan dalam olahraga profesional lebih umum. Masalah etika
dalam olahraga merupakan hal yang menarik dibahas dalam olahraga. Olahraga merupakan

14
sebuah arena dimana nilai nilai etikanya satu sama lain diperlihatkan, diuji, dan dipelajari.
Struktur nilai tersebut dalam olahraga tidak hanya mencakup keterlibatan tubuh atau
intelektual tetapi juga manusia secara keseluruhan. Situasi kompetisi atau persaingan dalam
olahraga seringkali menonjol terutama yang berkaitan dengan unsur memenangkan suatu
pertandingan. Etika yang kurang bermoral seperti berbuat curang yang melukai kawan demi
kemenangan terkadang muncul. Inilah kata kunci yang akan menjadi pokok bahasan
berkaitan dengan isu etika dalam olahraga. Dalam olahraga terkadang pelajaran seperti sikap
fair play, kerjasama tim, sikap sportif, dan sebagainya.
Penggunaan doping dalam dunia olahraga menjadi persoalan yang sangat kompleks.
Masih banyak jenis obat terlarang lainnya yang belum terdeteksi oleh alat yang tersedia,
sehingga atlet yang menggunakan obat obatan tersebut tidak mendapat sangsi. Oleh karena
itu, doping menjadi isu etika yang sangat menonjol dalam dunia olahraga saat ini, dan
mendapat penanganan khusus pada setiap kegiatan olahraga, terutama pada kegiatan olahraga
multieven seperti olympic games, asian games, ataupun sea games, yang harus diperhatikan
oleh para atlet sekarang ini adalah sikap tanggung jawab baik untuk dirinya sendiri maupun
bagi orang lain. Sebab menyangkut masalah doping dalam olahraga sangat berkaitan erat
dengan eksistensi seseorang dan rasa percaya dirinya saat akan menghadapi sebuah event
pertandingan. Oleh karena itu, kerja keras dalam latihan dan dorongan moril dari semua
pihaklah yang akan menjadi obat yang lebih mujarab daripada menggunakan doping.
D. Kompetisi, Alienasi, dan Olahraga
Para pendukung olahraga kompetitif sering mengagung agungkan bahwa dimensi kompetitif
memiliki pengaruh yang positif bagi atlet. Olahraga kompetitif dapat mengembangkan
semangat bersaing (spirit kompetitif), dan dapat mengembangkan sikap berkeinginan untuk
menang. Olahraga kompetitif dapat mengajarkan pada kita mengenai nilai nilai kerja keras,
pengorbanan, persaingan yang matang dalam meraih tujuan. Olahraga kompetitif juga dapat
mengajarkan pada kita untuk dapat bersaing secara adil, mampu bersikap jujur dalam
menegakkan aturan, dapat menjadikan kita sebagai pemenang yang simpatik dan dapat
menjadi orang yang mau menerima kekalahan secara baik.
*Pembahasan buku II (Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram, 2019) berisi
BAB 6 : OLAHARAGA, AGAMA, ADAT, BUDAYA, SERTA WANITA DALAM
OLAHRAGA
A. Olahraga, Agama, Adat dan Budaya
Agama, adat dan budaya menjadi kajian dalam sosiologi olahraga, karena aspek-aspek
tersebut merupakan sendi-sendi kehidupan masyarakat di Indonesia yang sanagat
berpengaruh terhadap perilaku masyarakat. Indonesia dikenal sebagai negara yang
masyarakatnya sangat heterogen dan penuh dengan kemajemukan. Heterogenitas dan
kemajemukan tersebut terpelihara dengan baik, bahkan menjadi suatu kekuatan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut dapat terbentuk karena agama, adat, dan
budaya memberikan arah dan bimbingan perilaku masyarakat di Indonesia, sehingga terjadi
interaksi yang sangat baik dan melahirkan suatu komitmen yang kuat sebagai suatu bangsa
bhinneka tunggal ika.
B. Wanita Dan Olahraga
Banyak faktor pendukung yang menyebabkan bertambahnya kaum wanita dalam berolahraga,
antara lain: pendidikan (perluasan dan pemerataan pendidikan), olahraga di institusi-institusi

15
pendidikan seperti sekolah umum dan pesantren, media massa, pengaruh modernisasi dan
globalisasi, instansi-instansi pemerintah dan swasta yang mengharuskan dan bahkan
menyediakan hari untuk berolahraga, dukungan masyarakat, keluarga, dan sebagainya. Selain
itu, ketersediaan fasilitas yang tertutup, aman dan nyaman, juga merupakan faktor pendukung
bertambahnya kaum wanita dalam olahraga.
g. Pembahasan BAB VII
*Pembahasan buku I (Tim Dosen FIK UNIMED, 2019) berisi
BAB 7 : OLAHRAGA DAN TINGKATAN NASIONAL
A. Interaksi Sosial Olahraga
Olahraga merupakan aktivitas sosial, sama halnya dengan aktivitas lain dalam proses sosial
yang menyebabkan terjadinya interaksi antara satu individu dengan individu yang lainnya
serta dengan lingkungan dimana individu berada. Dalam interaksi sosial yang terjalin dengan
teratur dan tersusun, maka setiap orang mempunyai situasi tertentu yang menyebabkan
terjadinya perubahan pada “hal apa” yang harus diemban dan dikerkannya. Dalam kasus
olahraga pun, interaksi yang terjadi di antara partisipasinya melahirkan tingkatan tingkatan
tertentu atau stratifikasi sosial sebagai sistem lapisan masyarakat.
B. Perspektif Olahraga dalam Berbagai Dimensi Sosial
A. Olahraga sebagai media
Mulai dari persoalan infrastruktur dan sarana olahraga, para stakeholder, dalam hal ini
termasuk didalamnya atlet, pelatih, pembina, pengurus, pemerintah, dan sebagainya. Dalam
hal ini media selalu menyuguhkan informasi yang sifatnya konstruktif- motivasion khususnya
pada aspek metode dan proses dalam menggapai prestasi yang diharapkan.
B. Olahraga dalam politik
Dalam dunia politik, kalah menang itu biasa. Politikus siap menang, tetapi belum tentu siap
kalah. Itulah yang menyebabkan bangsa indonesia, seperti disebut beberapa kalangan,
sebagai bangsa yang ribut dan gaduh.
C. Olahraga dalam ekonomi
Olahraga memang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan jasmani kita. Namun dibalik
manfaat tersebut, olahraga juga mempunyai peluang bisnis yang menguntungkan. Apalagi
jika melihat minat dan antusiaisme masyarakat indonesia terhadap kompetisi olahraga tingkat
nasional maupun tingkat internasional sudah sangat tinggi. Olahraga berperan fungsi sebagai
media promosi dan kampanye pemasaran, baik itu menjadi ajang sasaran, pasar maupun
sebagai komoditi.
D. Pariwisata olahraga (sport tourism)
Pariwisata untuk olahraga (sport tourism) spilllane (1987) dapat dibagi menjadi dua kategori:
1. Big sport event yaitu peristiwa peristiwa olahraga besar seperti olympic games,
kejuaraan ski dunia, kujuaraan tinju dunia dan olahraga lainnya.

16
2. Sporting tourism of the practicioners yaitu peristiwa olahraga bagi mereka yang ingin
berlatih dan mempraktekkan sendiri seperti pendaki gunung, olahraga naik kuda,
berburu, memancing, dan lain lain.
Oleh sebab itu, olahraga peristiwa saat ini mendapat perhatian besar baik dari pihak
pemerintah swasta, industri olahraga, indutri pariwisata, akademi maupun masyarakat luas.
*Pembahasan buku II (Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram, 2019) berisi
BAB 7 : PERILAKU DAN INTERAKSI SOSIAL DALAM OLAHRAGA
A. Pengertian Perilaku dan Perilaku Sosial
1. Pengertian Perilaku
Skinner (dalam Umi Kulsum dan Muhamamd Jauhar, 2014: h. 61), mengemukakan “perilaku
merupakan respons suatu reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.
Karena perilaku ini terjadi melalui proses stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut “S-O-R” (Stimulus-Organisme-
Respons). Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku manusia, antara lain: genetika, sikap,
aksi, kinerja, respons, atau reaksi.
2. Pengertian Perilaku Sosial
Wowo Sunaryo Kuswana (2014:h.42) mengemukakan “Perilaku manusia dapat dilihat dari
dua sudut pandang, yakni perilaku dasar (umum) sebagai makhluk hidup, dan perilaku
makhluk sosial. Perilaku dalam arti umum, memiliki arti berbeda dengan perilaku sosial.
Perilaku sosial adalah perilaku spesifik yang diarahkan pada orang lain. Penerimaan perilaku
sangat tergantung pada norma-norma sosial dan diatur oleh berbagai sarana kontrol sosial”
3. Sebuah Diskripsi Interaksi Sosial dalam Olahraga
Pertandingan dipimpin oleh seorang wasit yang dibantu oleh dua orang hakim garis dan
diawasi oleh inspektur pertandingan. Pertandingan dilaksanakan berdasarkan suatu aturan
yang telah disepakati bersama. Setiap pelanggaran terhadap suatu peraturan akan diberikan
sanksi atau hukuman. Semua yang terlibat dalam suatu pertandingan harus mematuhi aturan.
Tidakla dapat dibayangkan bagaimana kacaunya suatu pertandingan yang dilakukan tanpa
aturan, daan hal itu tidak lah mungkin. Demikian juga dalam kehidupan bermasyarakat yang
melibatkan banyak orang dengan berbagai kepentingan profesi, etnis, dan budaya. Tanpa
adanya suatu aturan yang mengikat setiap anggota masyarakat, maka kehidupan
bermasyarakat itu sendiri akan kacau dan hancur.
h. Pembahasan BAB VIII
*Pembahasan buku I (Tim Dosen FIK UNIMED, 2019) berisi
BAB 8 : WANITA DALAM DUNIA OLAHRAGA
A. Wanita
Keterlibatan wanita jaman sekarang dalam olahraga bukan hal yang baru. Menurut
sejarahnya, wanita sudah menjadi penonton dan peserta. Kegiatan mereka sekarang berkisar
dari rekreasi sederhana di masa lampau menjadi pendidikan serius, internasional dan
kompetisi professioanal, bukan hanya itu, peraturan tentang jenis kelamin yang diharapkan

17
selama bertahun tahun telah terbukti sebagai hambatan hambatan hasil untuk mewujudkan
secara penuh potensi olahraga mereka. Meskipun peraturan peraturan wanita dalam olahraga
sekarang tidak berpedoman. Sebagian besar kegiatan secara harafiah. Ketidak adilan terhadap
sikap atau memihak sebagian pihak dan individu berdasarkan jenis kelamin masih
berlangsung dan tetap.
B. Olahraga sebagai Kelainan untuk Wanita
Ketika para wanita berkeinginan untuk memasuki dunia olahraga, peranan
partisipator, dia melakukan dengan berbagai resiko sebab kontes secara alamiah. Olahraga
mengedepankan agresive dominasi dan kemenangan kerja keras dan penggabungan dari dua
blok bangunan untuk wanita yang berolahraga dan bermain dengan bagus, dia harus
memasuki dunia dimana agresivitas secara positif dianjurkan. Bahkan ada tuduhan yang lebih
berat dari pada mempertanyakan kefeminiman seseorang adalah mempertanyakan saingan
dalam hal memilih jenis kelamin, bahkan wanita ini secara tidak adil dijuluki “lesbian” garis
alasannya seperti ini : jika mereka mau berolahraga yang idealnya untuk pria, mereka pasti
wanita frustasi.
Pada olimpiade, contoh untuk dengan penerapan ini untuk keikutsertaan wanita tidak
diperbolehkan untuk mengangkat yang berat berat, lempar lembing, loncat indah, lari
rintangan, atau lari jarak jauh. Para wanita diijinkan untuk lari dengan rintangan yang rendah.
Larangan untuk lari jarak jauh kelihatan sangat menjengkelkan ketika seseorang melihat
beberapa lomba marathon, wanita sudah ikut serta di dalamnya.
C. Cidera Atlet Wanita Berlainan
Atlet wanita biasanya berusaha menjaga keutuhan kepalanya lebih baik dari pada atlet pria,
tetapi mempunyai kecenderungan cedera pada lutut dan menderuta anemia, kata ahli ahli di
universitas minnesota.
Sebagian besar dokter kini percaya olahraga sebenarnya membantu mengurangi nyeri perut
saat menstruasi. Para ahli menyimpulkan tubuh wanita itu sama kuatnya dengan tubuh pria
meski demikian wanita berbeda dalam merespon tekanan yang ditimbulkan kegiatan fisik
yang menguras tenaga. Atlet wanita tidak hanya mengalami cedera, hanya karena mereka
adalah wanita.
D. Wanita Berolahraga Bukan untuk Memperoleh Pengakuan
Pendapat ini mengasumsikan bahwa semua olahraga untuk pria itu bagus tapi olahraga
khusus untuk wanita haruslah olahraga yang sebisa mungkin menghasilkan kecakapan.
Wyrick menyebutkan sebuah penelitian atlet atlet wanita olimpiade dalam olahraga lari,
lompat, lempar dan sebagainya dan juga renang. Even-even ini dipilih karena:
1. Membutuhkan penggunaan ketrampilan fisik yang maksimal
2. Menggunakan ukuran yang objektif
3. Menuntut pria dan wanita tampil dalam even bersama
*Pembahasan buku II (Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram, 2019) berisi
BAB 8 : OLAHRAGA DAN PEMBENTUKAN PERILAKU SOSIAL DAN KEBIASAAN
HIDUP SEHAT
A. Olahraga dan Pembentukan Perilaku Sosial

18
Olahraga memiliki potensi yang cukup besar terhadap pembentukan perilaku individu dan
masyarakat. Suatu pertanyaan yang menarik dan harus dapat dijawab dengan tuntas yaitu
“mengapa olahraga dapat dijadikan instrumen dalam membangun, membentuk, dan
mengubah perilaku.” Atau dengan pertanyaan lain, keunggulan apa yang dimiliki olahraga,
sehingga dikatakan sebagai instrumen yang efektif dalam pembentukan perilaku. Melalui
olahraga masayrakat berinteraksi. Melalui olahraga masyarakat dapat membangun keakraban
dan persahabatan. Melalui olahraga individu dapat mengenal dan mengidentifikasi potensi
yang dimilikinya.
B. Olahraga dan Pembentukan Kebiasaan Hidup Sehat
Kebiasaan hidup sehat merupakan suatu perilaku. Sebagaimana yang sudah dipaparkan pada
bagian terdahulu, bahwa perilaku dapat dibentuk atau diarahkan. Kebiasaan hidup sehat atau
perilaku hidup sehat yaitu sangat penting, karena hal tersebut merupakan suatu upaya
preventif atau pencegahan dari suatu keadaan yang tidak diinginkan. Diantara perilaku hidup
sehat yang dimaksud yaitu: waktu istirahat yang cukup, olahraga yang cukup sesuai
takarannya, menghindarkan makanan dan minuman yang kurang bagus untuk kesehatan dan
selalu berpikiran positif dalam hidup. Perilaku tersebut dilaksanakan dengan penuh
kesadaran.
i. Pembahasan BAB IX
*Pembahasan buku I (Tim Dosen FIK UNIMED, 2019) berisi
BAB 9 : OLAHRAGA DAN KELOMPOK KECIL
A. Pengertian Olahraga
Olahraga adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu atau lebih yang merupakan regu atau
rombongan, olahraga juga merupakan suatu bentuk bermain yang kompetitif.
B. Pengertian Kelompok
Kelompok adalah suatu organisasi atau perkumpulan banyak orang untuk menyamakan
pikiran dan tindakan dimana kedua hal tersebut akan memberikan keuntungan yang adil bagi
seluruh elemen yang terdapat didalamnya.
C. Kelompok Besar dan Kecil
A. Kelompok besar
Kelompok besar merupakan perkumpulan orang yang elit dimana kebutuhan
kelompok tersebut dapat dipenuhi, mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap
sehingga mudah dalam melakukan kegiatan olahraga.
B. Kelompok kecil
Dimana kelompok ini terbentuk karena adanya sifat malas, jarang mengikuti rapat
apabila ada pertemuan kelompok, walaupun ikut paling hanya duduk dan melamun.
Sehingga orang seperti ini apabila disaat tidak mengikuti rapat akan terlupakan atau
ada yang peduli disaat dia tidak datang. Maka akan timbul rasa ingin memisahkan diri
dari kelompok tersebut dan membuat kelompok baru.
D. Hubungan Olahraga dan Kelompok Kecil
Olahraga juga ada hubungannya dengan kelompok kecil. Olahraga dalam kelompok
kecil juga perlu dilakukan akan tetapi olahraga dalam kelompok kecil mungkin agak sulit

19
dilakukan karena kurangnya sarana yang dimiliki, sehingga olahraga yang dilakukan hanya
sekedarnya saja.
Terbentuknya kelompok kecil dalam suatu organisasi adalah hal yang wajar karena
sifat manusia yang selalu ingin berkumpul dengan orang orang yang sepemahaman dengan
dirinya, namun kita juga harus bisa memaksimalkan potensi dari seluruh anggota kelompok
sehingga tidak ada lagi nantinya anggota yang hanya numpang artinya aktif dalam mengikuti
rapat kelompok.
*Pembahasan buku II (Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram, 2019) berisi
BAB 9 : POTENSI OLAHRAGA TERHADAP PEMBENTUKAN KEMAMPUAN
KOGNITIF, AFEKTIF, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN PEMBENTUKAN
KARAKTER
A. Interaksi Perkembangan Motorik, Kognitif, dan Afektif
Perhatikanlah dengan cermat, seorang anak usia 3-4 tahun yang sedang bermain bola di
dalam rumah. Dia menendang bola dengan keras ke arah mana saja, tanpa memikirkan akibat
dari tendangannya tersebut. Dia tidak berfikir bahwa akibat dari tendangannya itu bisa
menyebabkan gelas diatas meja pecah, kaca lemari akan pecah atau bahkan keramik yang
mahal pun bisa pecah. Dia asyik bermain dan menendang bola. Semakin keras tendangannya,
dia semakin senang dan tertawa. Dia terfokus pada aksi-aksi motorik yang dilakukannya,
bahkan dia kagum dengan dampak tendangannya. Motoriknya bekerja dengan baik dan
kognitifnya juga bekerja dengan baik, namun baru sebatas bagaimana menendang bola
dengan keras.
B. Potensi Olahraga terhadap Pembentukan Kemampuan Kognitif
Yanuar Kiram (1994:h.8), mengemukakan bahwa “tidak ada aksi-aksi motorik manusia atau
gerak-gerak manusia yang merupakan gerak buta, atau gerak yang tidak beralasan. Semua
gerak yang dilakukan manusia merupakan gerak yang ditampilkan sebagai suatu respons dari
suatu stimulus. Sebagai suatu respons, pastilah terlebih dahulu melalui suatu proses berfikir
yang melibatkan domain-domain kognitif, afektif, psikomotor, dan emosional. Keempat
komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam menentukan bahwa
respons yang ditampilkan manusia merupakan hasil interaksi dari empat komponen yang
dimaksud.”
Olahraga memiliki potensi untuk: melatih kemampuan berfikir, melatih kemampuan
kalkulasi, melatih menetapkan keputusan, melatih berfikir sistematis, dsb.
C. Potensi Olahraga terhadap Pembentukan Nilai-Nilai Afektif
Toho Cholik Mutohir, dalam Rsuli Lutan (2001: h.23) mengemukakan bahwa “dari aspek
sosial, aktivitas jasmani bermanfaat bagi perkembangan sikap, nilai dan perilaku, juga untuk
mengembangkan keterampilan kerja sama, perilaku sosial dan hubungan saling mendukung,
meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi kecemasan akibat stress.” Salah satu ciri
utama dari olahraga yaitu “rule of the game” atau peraturan permainan. Peraturan dalam
olahraga, tidak hanya mengatur cara memainkan suatu cabang olahraga, tetapi juga mengatur
perilaku pemain. Di dalam olahraga semua pemain tidak dibenarkan mencederai orang lain,
tidak dibenarkan berkata dan bertindak tidak sopan. Di dalam olahraga semua pemain wajib
mematuhi peraturan. Pelanggaran terhadap aturan, dikenakan sanksi atau hukuman.

20
Olahraga memiliki potensi yang sangat besar dalam membentuk nilai-nilai efektif seperti:
mendidik dan melatih kedisiplinan, mendidik dan melatih kerjasama dan kolaborasi,
mendidik dan melatih untuk sosialisasi diri, mendidikan dan melatih kebersamaan, dsb.
D. Potensi Olahraga terhadap Pembentukan Kecerdasan Emosional
Semua pemain olahraga dididik dan dilatih untuk menaati aturan yang ada. Untuk dapat
menaati peraturan yang ada, seseorang pastilah mengerti tentang maksud dan tujuan aturan
tersebut, kemudian mereka harus mampu menahan dan mengendalikan diri dari perilaku atau
perbuatan yang menyimpang dari aturan yang dimaksud. Pengendalian diri, merupakan inti
dari kecerdasan emosional.
Olahraga memiliki potensi untuk: membentuk sikap tenggang rasa, membentuk sikap empati,
membentuk kemampuan memotivasi diri, mendidik dan melatih pengendalian diri, dsb.
E. Potensi Olahraga terhadap Pembentukan Karakter
Karakter atau istilah lain juga disebut watak, secara umum dapat diartikan sebagai sifat batin
yang memengaruhi pikiran, perilaku ang dimiliki manusia yang bukan merupakan sifat
bawaan, melainkan terbentuk oleh lingkungan. Lingkungan yang sangat berpengaruh dalam
pembentukan karakter yaitu lingkungan dimana seseorang hidup, tumbuh dan berkembang
serta berproses sehingga terbentuknya suatu karakter.
j. Pembahasan BAB X
*Pembahasan buku I (Tim Dosen FIK UNIMED, 2019) berisi
BAB 10 : OLAHRAGA, EKONOMI DAN POLITIK
A. Hubungan Olahraga dan Politik
Di dalam olahraga terdapat kerjasama dan persaingan dalam pertandingan yang tanpa
disadari adanya suatu kegiatan politik. Karena hubungan olahraga dan politik bukanlah
sesuatu yang baru. Bahkan bukan hanya politik, sebab olahraga memiliki multi makna social,
ekonomi, politik atau ideologi, dan kesehatan. Jadi dari pertalian antara olahraga politik atau
ideology, sudah tampak betapa olahraga dalam peradapan modern, bukan lagi sekedar
kegiatan yang netral, melainkan kental sekali kandungan multi maknanya.
Bila dilihat lebih dalam, contoh sepakbola memang mengajarkan banyak hal tentang
politik. Strategi memenangkan pertarungan politik, dan keterlibatan public di dalamnya, atau
yang biasa disebut demokrasi. Dalam demokrasi yang didahulukan adalah kepentingan umum
atau kelompok. Tujuan utama demokrasi adalah menciptakan ruang bagi terciptanya keadilan
dan kesejateraan bagi masyarakat.
Apabila dalam politik, patai politik adalah arena atau lapangan politik milik rakyat
dalam membangun demokrasi, maka dalam sepakbola, lapangan hijau menjadi “lapangan
politik “ milik rakyat untuk membangun kepentingan bersama dalam hal ini sepakbola dapat
mengajarkan bagaimana seharusnya sebuah pementasan arena politik partai dan para
pendukungnya dalam menjalankan tugas politiknya.
B. Hubungan Olahraga dan Ekonomi
Olahraga memang bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan jasmani kita. Namun dibalik
manfaat tersebut, olahraga mempunyai peluang bisnis yang menguntungkan. Apalagi jika

21
melihat minat atau atusisme masyarakat internasional terhadap kompetisi olahraga tingkat
nasional maupun internasional khususnya pada cabang sepakbola sudah sangat tinggi.
Sebagai contoh lain yang akan kita saksikan tim nasional indonesia mengadakan
pertandingan persahabatan melawan tim nasional uruguay, dari pertandingan ini indonesia
pasti akan mendapat keuntungan yang sangat besar dari sektor pariwisata.
Disini dapat dikatakan bahwa untuk membangun olahraga tidak harus menunggu
negara kita maju atau secara ekonomi sejajar dengan negara negara maju, justru didorong
oleh bagaimana olahraga dijadikan sebagai salah satu motivasi untuk membangun negara.
Fakta lain juga menunjukkan bahwa olahraga memiliki kontribusi yang signifikan pada upaya
mengurangi pengangguran.
*Pembahasan buku II (Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram, 2019) berisi
BAB 10 : OLAHRAGA, ILMU PENGETAHUAN, DAN TEKNOLOGI
Pengembangan iptek dalam dunia olahraga telah memberikan sumbangan yang cukup besar
dan sangat berkamkna. Pemelitian-penelitian yang terkait dengan manfaat olahraga untuk
berbagai aspek kesehatan telah memberikan sumbangan tersendiri terhadap peningkatan
kualitas kesehatan masyarakat yang berujung pada peningkatan kualitas hidup manusia.
Demikian juga penelitian-peneltian yang berhubungan dengan dampak aktivitas olahraga
terhadap kehidupan sosial masyarakat. Adapun dari sisi lain, pengembangan iptek dalam
dunia olahraga telah banyak membantu dalam peningkatan prestasi olahraga. Kajian-kajian
yang terkait dengan anatomi dan fisiologi serta sportmedisin telah memberikan kontribusi
yang luar biasa terhadap peningkatan prestasi olahraga.
k. Pembahasan BAB XI
*Pembahasan buku I (Tim Dosen FIK UNIMED, 2019) berisi
BAB 11 : OLAHRAGA DAN MASS MEDIA
A. Mass Media
Secara sosiologi perkembangan dari mass media (press, radio, dan televisi) mempunyai dasar
kebudayaan yang populer. Kebudayaan yang populer itu termasuk standarisasi dari barang
barang material, seni, gaya hidup, ide ide, cita rasa, gaya pakaian, dan nilai. Ini merupakan
produk sederhana dari mass media. Olahraga yang akan kita lihat menjadi elemen yang
paling tampak dan berpengaruh di dalam kebudayaan umum.
Salah satu faktor yang menentukan perbedaan adalah ulasan olahraga yang tepat melalui
press. Pada waktu yang sama perkumpulan olahraga yang pertama dimulai dan dibangun.
Hubungan antara olahraga dan mass media tersebut diharapkan cepat terjalin karena olahraga
menjadi alat promosi dalam penjualan.
B. Kebudayaan populer dan penggemar olahraga
a) Konsumen olahraga
Untuk mengetahui gambaran dari hubungan antara kebudayaan populer dan olahraga,
ada tipe dari aturan konsumsi aturan konsumsi aturan olahraga yang akan
teridentifikasi.
1. Konsumen langsung
2. Konsumen tidak langsung

22
Konsumen langsung adalah seseorang yang menonton kegiatan olahraga secara langsung,
seperti pergi kelintasan lari, lapangan sepakbola hijau, stadion base ball, gelanggang
olahraga, gedung olahraga, lapangan atau tenis.
Konsumen secara tidak langsung mengetahui kegiatan olahraga melalui mass media dari tv,
radio, buku, majalah, koran dan diskusi.
b) Ekonomi berpengaruh pada tv dan olahraga
Aspek ekonomi dari tv dan olahraga mungkin sangat penting dan dibutuhkan untuk
saling pengertian.
Dalam bab ini pembahasannya untuk menguji hubungan simbiotik antara mass media
dan olahraga. Mass media melalui produknya dari teknologi industri dan kemudian di
transmisi kedalam bentuk pesan untuk sampai pada pembaca. Istilah yang biasa
digunakan dalam aktivitas dari siaran radio, siaran tv, pers dan melalui layar lebar.
Perkembangan dari mass media berdasar pada penentuan dari populer or mass culture.
Televisi diperkenalkan di akhir tahun 1940 an dan saat ini mendominasi olahraga. Tv
telah mempengaruhi ekonomi, hak milik, hak monopoli, penjadwalan, pementasan,
management, dinamika dan juga estetika dari event olahraga.

*Pembahasan buku II (Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram, 2019) berisi


BAB 11 : OLAHRAGA, KELUARGA, DAN WAKTU SENGGANG
A. Olahraga dan Keluarga
Olahraga tidak hanya memiliki potensi untuk investasi kesehatan jangka panjang yang efektif
dan efisien, tetapi lebih dari itu, olahraga memiliki nilai-nilai pendidikan, pembentukan
karakter, interaksi, dan integrasi sosial. Olahraga juga membongkar keterasingan sosial.
Olahrga juga merupakan miniatur kehidupan. Dengan demikian, olahraga tidak hanya
sekadar bersentuhan dengan perilaku individu. Melainkan juga dapat membangun dan
membentuk perilaku sosial antar-individu, individu dengan kelompok.
B. Olahraga dan Waktu Senggang
Olahraga dan waktu senggang menjadi bahan kajian dalam sosiologi olahraga, karena
olahraga merupakan sesuatu yang sangat positif, produktif untuk dijadikan sebagai suatu
aktivitas dalam memanfaatkan waktu senggang, baik bersama keluarga maupun bersama
rekan sama-sama bekerja, maupun dengan komunitas tertentu. Olahraga selalu bermuatan
interaksi sosial yang dapat membongkar keterasingan sosial seseorang atau sekelompok
orang, olahraga dapat membuka alur komunikasi yang menjembatani interaksi dan itu berarti
olahraga selalu bersentuhan dengan perilaku manusia.

l. Pembahasan BAB XII


*Pembahasan buku II (Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram, 2019) berisi
BAB 12 : OLAHRAGA DAN PARIWISATA
Pada saat sekarang kita melihat, bahwa pariwisata berkembang demikian pesatnya. Hampir
seluruh daerah di Indonesia pemerintah menggali dan mengembangkan potensi wisata di
daerah masing-masing dan mulai membangun infrastruktur yang diperlukan. Ke depan,

23
pariwisata akan semakin berkembang. Olahraga memiliki potensi yang cukup besar untuk
mendukung pengembangan sektor pariwistasa. Hal ini disebabkan karea olahraga memiliki
unsur-unsur, yaitu: kegembiraan dan menyenangkan, memiliki tantangan yang sangat
digemari terutama oleh generasi muda, olahraga memiliki nilai kesehatan, wisata olahraga
memanfaatkan kondisi alam dan lingkungan yang ada, dsb. Dengan potensi yang ada dalam
olahraga, maka wisata olahraga akan semakin digemari oleh masyarakat.
m. Pembahasan BAB XIII
*Pembahasan buku II (Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram, 2019) berisi
BAB 13 : OLAHRAGA DAN MEDIA MASSA
Berbagai bentuk , jenis dan fungsinya, masyarakat sangat akrab dengan teknologi komunikasi
dan informasi, terutama kalangan remaja dan orang dewasa. Fasilitas untuk menggunakan
saluran tersedia dimana-mana. Ini berarti masyarakat sangat akrab dengan informasi. Peran
media massa terhadap perkembangan olahraga, yaitu: media massa sebagai instrumen
penyebarluasan informasi, media massa sebagai media pembinaan, media massa sebagai
sarana sosialisasi, promosi, dan mitra industri olahraga, media massa sebagai instrumen
menyampaikan kebijakan, media masssa sebagai pembentuk opsi, media massa sebagai
entertainment/hiburan, media massa sebagai media pembentukan dan pembangkit rasa
nasionalisme, media massa sebagai alat kontrol dan pengawasan.
n. Pembahasan BAB XIV
*Pembahasan buku II (Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram, 2019) berisi
BAB 14 : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI SESEORANG MEMILIH
TEMAN DALAM BEROLAHRAGA DAN MEMILIH CABANG OLAHRAGA
A. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Seseorang Memilih Teman dalam Berolahraga
Memilih teman merupakan suatu perilaku yang dipengaruhi oleh persepsi seseorang. Oleh
karenanya, memilih teman dalam berolahraga menjadi kajian dalam sosiologi olahraga.
Faktor-faktor yang memengaruhinya, yaitu: kedekatan emosional satu profesi, satu tempat
kerja, usia yang relatif sama, berdekatan tempat tinggal.
B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Seseorang dalam Memilih Cabang Olahraga
1. Bakat
Bakat merupakan potensi kemampuan yang dimiliki seseorang, yang dibawa sejak lahir,
untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu. Potensi kemampuan tersebut tidak akan
berkembang baik, bila tidak dikembangkan dan dibina dengan baik. Potensi kemampuan
tersebut, bila mengalami sentuhan pengembangan dan pembinaan dengan baik, akan
mendatangkan hasil yang maksimal.
2. Minat
Minat adalah sesuatu yang sangat memengaruhi seseorang, baik dalam bekerja, berkarier
maupun menuntut ilmu pengetahuan/belajar. Minat, selalu berhubungan dengan tujuan.
Dalam kehidupan olahraga kita melihat betapa seorang anak atau individu yang memiliki
minat yang tinggi terhadap sesuatu, selalu berupaya melakukan berbagai aktivitas untuk

24
mencapai tujuannya. Selain itu, dia juga aktif mengikuti latihan-latihan, apalagi dalam
mempersiapkan diri untuk mengikuti suatu kompetisi.
3. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud disini, meliputi: keluarga, teman, guru, pelatih, pembina dan
fasilitas yang tersedia. Sangat banyak kita temui di dalam masyarakat sebutan-sebutan
seperti: keluarga badminton, keluarga petinju, keluarga sepak bola. Kita mengerti bahwa di
dalam keluarga yang dimaksud, mereka sama-sama berkarier dalam bidang yang sama.
Tetapi kita jarang mempertanyakannya, kenapa hal tersebut dapat terjadi.
4. Pendidikan
Peningkatan pendidikan atau perbaikan pendidikan, mengakibatkan terjadinya perubahan
terhadap nilai-nilai dan persepsi seseorang terhadap sesuatu. Pendidikan mengakibatkan
bertambahnya ilmu pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Pendidikan menambah
wawasan seseorang untuk membuka cakrawala berfikir lebih luas lagi. Peningkatan
pendidikan mengakibatkan seseorang lebih kritis terhadap sesuatu dan kemungknan masa
depan yang lebih baik lagi.
5. Media Massa
Kita melihat bagaimana perilaku remaja termasuk orang dewasa sangat akrab dengan internet
yang menawarkan berbagai informasi, memperlihatkan bagaimana gaya hidup, dan
sebagainya. Dalam bidang olahraga kita melihat Muhammad Ali juara kelas berat tinju yang
legendaris di era 1970-an yang selalu ditayangkan di televisi memengaruhi minat olahraga
tinju di Indonesia.
6. Kondisi Ekonomi
Pada cabang olahraga golf, pada umumnya para pegolf berasal dari kalangan masyarakat
yang tingkat ekonominya sudah sangat baik (kaya). Hal ini disebabkan karena banyaknya
biaya yang diperlukan untuk ikut bermain golf. Kenyataan memperlihatkan kepada kita,
bahwa kondisi ekonomi masyarakat ikut menentukan cabang olahraga yang menjadi
pilihannya.
o. Pembahasan BAB XV
*Pembahasan buku II (Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram, 2019) berisi
BAB 15 : EFEK PROGRAM OLAHRAGA TERHADAP GENERASI MUDA
A. Masalah Generasi Muda
Generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang perlu dipersiapkan sedemikian rupa,
sehingga menjadi generasi cerdas, sehat, tangguh, dan memiliki kemampuan adaptasi yang
tinggi terhadap perubahan-perubahan yang semakin dinamis. Dalam rangka membangun dan
membentuk generasi muda, maka berbagai persoalan generasi muda perlu diidentifikasi
secara cermat, untuk kemudian segera diluncurkan program-program yang konkret,
operasional dan relevan untuk mengatasi masalah-masalah yang dimaksud.
B. Populasi dan Kondisi Generasi Muda
Keadaan populasi penduduk Indonesia :

25
1. Mayoritas generasi muda.
2. Mayoritas tinggal di pedesaan.
3. Mayoritas masih berpendidikan rendah.
4. Masih banyak pengangguran.
5. Siswa SD, SMP, SMA, SMK (49.833.002 orang).
C. Olahraga dan Kontribusinya terhadap Masalah Generasi Muda
Generasi muda memiliki masalah yang cukup serius. Dalam kaitan inilah, maka perlu
dipikirkan tentang program pembangunan dan pengembangan olahraga yang dapat
berkontribusi secara signifikan terhadap pemecahan berbagai persoalan yang dihadapi
generasi muda Indonesia. Olahraga memiliki nilai pendidikan. Olahraga juga dapat mencegah
terjadinya konflik
p. Pembahasan BAB XVI
BAB 16 : FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBANGUNAN DAN
PERKEMBANGAN OLAHRAGA
Banyak faktor yang memengaruhi pembangunan dan perkembangan olahraga. Rumitnya lagi
faktor-faktor tersebut saling berhubungan dan saling memengaruhi satu dengan lainnya,
misalnya faktor ekonomi, akan memengaruhi tingkat pendidikan masyarakat dan tingkat
pendidikan masyarakat tersebut, juga akan memengaruhi perkembangan olahraga. Faktor-
faktor yang memengaruhi, yaitu:
1. Kemauan politik pemerintah.
2. Kondisi ekonomi masyarakat.
3. Tingkat pendidikan masyarakat.
4. Media massa.
5. Perkembangan ilmu pengetahuan.
6. Keamanan.
7. Ketersediaan sarana dan prasarana.
q. Pembahasan BAB XVII
BAB 17 : FAKTOR PEMICU PERKEMBANGAN OLAHRAGA DAN TREN
PERKEMBANGAN OLAHRAGA
A. Faktor-Faktor Pemicu Perkembangan Olahraga
Dalam olahraga prestasi, selain bertambahnya cabang olahraga yang dipertandingkan, juga
bertambahnya nomor dan jenis yang dipertandingkan dari suatu cabang olahraga itu sendiri.
Sementara itu, olahraga-olahraga yang tidak dipertandingkan juga berkembang pesat
terutama yang berhubungan dengan olahraga rekreasi, sensai, dan olahraga yang bersifat
hiburan. Perkembangan olahraga yang demikian, tidak terlepas dari perilaku dan
perkembagan gaya idup mamsyarakat. Faktor pemicu perkembangan olahraga, yaitu:
1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
2. Bergesernya Paradigma Pembanguna dan Pengembangan Olahraga.
3. Gaya hidup.
4. Pengaruh Globalisasi.
B. TREN PERKEMBANGAN OLAHRAGA

26
Banyak faktor yang memengaruhi perkembangan olahraga, diantaranya demokratisasi, media
massa, teknologi, pendidikan, dan perbaikan ekonomi masyarakat. Faktor-faktor tersebut
berperan dalam memengaruhi tren perkembangan olahraga kedepan.
B. KelebihandanKekuranganBuku
1. Dilihatdariaspektampilanbuku (face value)
Dari aspektampilanbuku yang direview,sampulbuku I hanya putih polos sehingga
kurang menarikdan jumlahhalamanbukuinisekitar 32
halaman,tidaktebaldantidakterlaluberat. Sedangkan buku II sampul
bukuterlihatmenarikdenganpaduanwarnacerahsehinggamembuatpembacatertarikuntuk
membacabukuini. Jumlahhalamanbukuinisekitar 156 halaman,tebalnamun praktis
seperti novel.
2. Dari aspek layout dantataletak, sertatatatulis, termasukpenggunaan font adalah:
Dalam setiap halamanterdapatkolomparagraf yang padamasing-masingparagrafrata
antarakiridankanan(justify), untuk font hurufbagianjudul font nyasedikitlebihbesardari
font tulisan yang lain.
3. Dari aspektatabahasa, bukuI memilikisusunankalimat, pemilihan kata,
dankesesuaianantara paragraph juga cukupbaik, namun banyak penggunaan kata yang
bersalahan. Buku II memiliki susunan kalimat, pemilihan kata, dankesesuaianantara
paragraph juga cukupbaik, namun masih banyak di setiap paragraf yang banyak
menggunakan pengulangan kata-kata yang membuat terlalu monoton.

27
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari masing-masing buku yang telah direview banyak memiliki kelebihan dan
kekurangan, baik dari segi sampul, aspek layout, isi, tata bahasa. Pada buku I memiliki
pembahasan yang lebih mudah dipahami dan dicerna dan tidak, sedangkan buku II terlalu
banyak pengulangan-pengulangan kata di setiap paragraf.
B. SARAN
Buku yang telah direview dapat menjadi buku pegangan bagi individu yang ingin
mengetahui tentang sosiologi olahraga. Semoga pembaca dapat mengambil manfaat dan
mengambil nilai-nilai positif yang terkandung dalam buku.

28

Anda mungkin juga menyukai