Macam Macam Tungku
Macam Macam Tungku
Tanur ini digunakan untuk proses peleburan, pemurnian dan untuk proses
penahanan cairan logam pada temperatur tertentu (holding furnace). Tanur ini biasanya
memiliki kapasitas untuk menampung cairan logam sebanyak 5 – 25 ton. Keuntungan dari
penggunaan tanur busur api adalah:
• busur api yang terbentuk merupakan sumber panas tanpa resiko terkena kontaminasi,
sehingga kemurnian cairan logam dapat terjaga.
• penggunan panas dapat dikendalikan dengan mudah
• efisiensi panas sangat baik sekitar 70%, disamping muncul biaya yang tinggi akibat
kebutuhan listrik merupakan kerugian dari penggunaan tanur jenis ini.
• lapisan udara diatas cairan logam mudah untuk dikendalikan
• kehilangan (losses) bahan paduan seperti crom, nikel, dan tungsten yang rendah.
Material logam dapat mencair karena adanya elektroda yang dihubungkan dengan
rangkaian listrik (electrical circuit) yang akan membentuk suatu busur api yang akan
mencairkan logam. Electric arc-furnace menggunakan tiga buah elektrode yaitu sesuai
dengan jumlah phase dari aliran listrik yang digunakan. Arus yang digunakan adalah arus
bolak-balik 3 phase ( 3 alternating current). Pada electric arc-furnace ini bahan isian akan
dipanaskan dan dicairkan oleh adanya radiasi dari busur listrik (electric arc) yang terjadi
antara electrode-electrode yang digunakan. Pada instalasi electric arc furnace ini digunakan
step-down transformer yang berguna menurunkan tegangan (voltage) aliran listrik yang tinggi
yang akan digunakan memanaskan dan mencairkan bahan isian.
Tanur busur api memiliki lapisan baja berbentuk silinder dengan landasan berbentuk
lengkung atau datar yang ditopang rol penahan yang memungkinkan tanur untuk
dimiringkan. Sebagai gambaran, tanur busur api yang memiliki kapasitas 10 ton memiliki
diameter luar sebesar 3 meter, diameter dalam bahan tahan api sebesar 2,4 meter, tinggi 2,25
meter dan memiliki lapisan baja setebal 25 mm , sedangkan power input sebesar 850 kva
sampai dengan 30.000 kva.pppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp
Prinsip timbulnya panas pada tanur busur api adalah panas timbul akibat adanya
tahanan (resistansi) saat arus listrik mengalir. Dalam hal ini, logam yang dimuatkan dalam
tanur yang akan memberikan tahanan terhadap arus listrik. Saat logam mencair, terak akan
memberikan tahanan pada aliran arus listrik. Untuk mempertahankan pemberian panas saat
logam telah mencair, elektroda harus diangkat sehinnga elektroda tersebut hanya menyentuh
permukaan lapisan terak.ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp
Panas dihasilkan oleh loncatan electron (busur api) dengan aliran listrik dengan adanya
aliran listrik ini maka, akan menimbulkan aliran induksi dalam cairan yang akan
menyebabkan terjadinya gerak cairan,sehingga homogenisasi cairan dapat terjadi.
Elektroda
Elektodenya dibuat dari bahan Carbon atau grafit dimana elektrode dari bahan grafit
lebih menguntungkan sebab lebih tahan terhadap temperatur tinggi. Ketiga elektrode yang
digunakan, semakin lama akan semakin pendek di bagian ujung bawahnya disebabkan panas
yang terjadi pada ujung tersebut. Pada saat operasi/bekerja, ketiga elektrode diturunkan
secara bersama-sama hingga menyinggung bahan isian.ppppppppppppppppppppppppppp
Agar terbentuk busur api, tiga elektroda dipasang secara vertical dalam formasi
segitiga. Elektroda dikelilingi pendingin dan penutup untuk mendinginkan dan mengurangi
gas yang keluar lewat elektroda. Ketiga elektroda yang digunakan dapat dinaikan atau
diturunkan secara otomatis dengan menggunakan perangkat pengendali listrik atau hidrolik.
Sistem kendali manual dan otomatis digunakan untuk menaikkan, menurunkan, dan
menggeser elektroda saat proses peleburan berlangsung. Jika elektrode tersebut sudah
pendek, perlu diganti yang baru.ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp
Proses Pemuatan
Saat proses pemuatan penutup tanur dibuka, dan setelah material dimuatkan kedalam
tanur, kemudian penutup ditutup kembali, elektroda diturunkan , dan aliran listrik diberikan.
Elektroda diturunkan sampai dasar sampai cairan logam mulai terkumpul dan mulai naik.
Elektroda kemudian dinaikan secara bertahap seiring dengan kenaikan permukaan cairan
logam.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari proses peleburan dengan menggunakan
tanur busur api dapat dicapai dengan melakukan proses perencanaan dan pengendalian
pemuatan yang baik. Secara umum komposisi pemuatan adalah sebagai berikut :
Penggunaan sistem saluran dengan ukuran yang besar ( tebal ) akan mengakibatkan proses
peleburan menjadi semakin lama. Pemuatan bahan baku dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
Proses Peleburan
Proses peleburan baja dengan tanur busur api terbagi menjadi dua proses, yaitu :
• Proses terak asam
• Proses terak basa
Terak asam pada dasarnya mengandung Silika yang terdapat dalam ikatan ikatan kimia
FeMnS (iron manganese silicate).Terak ini terbentuk akibat reaksi oksidasi. Pada tahapan ini
terjadi proses pemurnian dari cairan logam yang dilakukan dengan pengendalian dalam
penghilangan (reduksi) beberapa unsur seperti carbon, mangan dan silicon melalui proses
oksidasi.
Pada proses terak basa, perhatian pada kandungan sulfur dan phosphor tidak perlu
dilakukan selama kedua unsur tersebut dapat dikurangi/dihilangkan dengan pemilihan
material yang tepat. Pada peleburan baja paduan, dapat dilakukan dengan melakukan
pemuatan menggunakan bahan baku dengan kandungan karbon yang rendah, dan untuk
mencapai kandungan kimia akhir dilakukan dengan menambahkan bahan paduan.
Pada tahap ini untuk pengikatan terak dilakukan dengan penambahan bijih besi dan
batu kapur yang ditambahkan pada saat pemuatan awal atau pada saat bahan baku telah
mencair. Penambahan bijih besi dan batu kapur saat awal proses peleburan dapat
mengakibatkan hilangnya unsur phosphor. Yang harus diperhatikan pada pemberian bijih
besi dan batu kapur adalah :pppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp
1) Pendingin air, digunakan pada tanur busur api untuk mendinginkan bagian-bagian penting
dari tanur, yaitu: pemegang, lengan dan penjepit elektroda, bagian penutup tanur, aerah
sekitar pintu.pppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp
2) Peralatan preheating (pemanasan awal) material yang akan dilebur, dilakukan dengan
menggunakan gas alam atau bahan bakan cair lainnya, akan mengurangi penggunaan energi
listrik saat proses peleburan. Dengan dilakukan pemanasan awal akan mengurangi waktu
peleburan serta akan mengurangi oksida – oksida dari bahan baku yang kemudian akan
memperpanjang usia bahan pelapis tanur dan elektroda.
3) Penghisap debu dan asap, sebagai peralatan pendukung pada tanur busur api:
2. Tanur Induksi
Secara umum tanur induksi digolongkan sebagai tanur peleburan (melting furnace)
dengan frekuensi kerja jala-jala (50 Hz) sampai frekuensi tinggi (10000 Hz) dan tanur
penahan panas (holding furnace) yang bekerja pada frekuensi jala-jala. Prinsip kerja
induction furnace hampir sama dengan kerja transformator, dimana ada lilitan litsrik
berfrekuensi tinggi, maka akan didapatkan/timbul arus induksi dalam lilitan sekunder yang
terdiri dari crucible dan isian logam cair.ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp
Arus induksi (arus Eddy) memanaskan dan mencairkan bahan isian. Pemilihan
frekuensi kerja tanur peleburan sangat erat hubungannya dengan material yang dilebur
maupun kapasitas peleburan, mengingat frekuensi kerja tersebut akan mengakibatkan
terjadinya gejolak cairan (stirring) selama proses peleburan dengan tinggi puncak yang
berbeda-beda. Sedangkan semakin tinggi frekuensi kerja maka akan naik pula kapasitas
peleburan. Dengan demikian kompromi antara kebutuhan kapasitas dengan akibat yang akan
ditimbulkan oleh gejolak cairan terhadap material perlu dilakukan.
Prinsip pemanasan pada benda yang diletakkan diantara medan electromagnetic arus
bolak-balik akan ditembus oleh medan listrik induksi mengakibatkan naiknya temperature
bahan. Laju kenaikkan temperature akan berbeda-beda untuk setiap jenis maupun ukuran
bahan sebab resistansi dari setiap bahan tersebut berbeda.
Sebatang silinder logam diletakan pada sebuah kumparan yang dialiri arus bolak-
balik, maka medan magnet yang terbentuk oleh kumparan akan menimbulkan arus induksi
pada silinder logam. Silinder logam menjadi panas oleh energi panas joule yang timbul akibat
lompatan electron dari arus induksi yang terhambat oleh resistansi dari logam.
Pada umumnya tanur induksi saluran digunakan sebagai alat penahan panas cairan
(holding furnace), sedangkan untuk keperluan peleburan tanur induksi yang digunakan adalah
jenis krus. Krus terbuat dari bahan refractory yang dipadatkan dan disinter didalam tanur
tersebut.
Diameter krus yang terlalu besar mengakibatkan panas akan terserap terlalu banyak
oleh bagian cairan yang tidak terjangkau induksi. Sehingga laju pemanasan cairan akan
menjadi terlalu lambat. Sebaliknya bila diameter krus terlalu kecil, akan terjadi overheat pada
cairan karena laju pemanasannya terlalu tinggi.ppppppppppppppppppppppppppppppppppp
Pemanasan tanur induksi efisiensi akan semakin tinggi pada bahan baku yang lebih
besar tanpa dipengaruhi oleh frekuensi kerjanya. Pada awal proses peleburan selalu dipilih
bahan baku dengan dimensi mendekati diameter dalam krus. Muatan awal ini minimum harus
dapat mengisi 20% dari kapasitas tanur.pppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp
Penggunaan tanur induksi frekuensi jala-jala, untuk peleburan dari bahan padat hanya
dapat dimulai dengan muatan awal yang dibuat sebagai balok yang massif (starting block).
Untuk menghindari pemakaian starting block harus disisakan sebanyak 1/3 dari kapasitas
tanur sebagai muatan awal. Hal ini disebabkan oleh besarnya kedalaman penetrasi sehingga
membutuhkan bahan baku berukuran besar.ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp
Tanur dengan frekuensi lebih tinggi (frekuensi medium) diawali dengan bahan
baku berukuran kecil. Selama bahan belum mencair, setiap potongan bahan akan terjadi arus
induksi yang mengakibatkan naiknya temperature potongan bahan tersebut. Laju kenaikan
temperature lebih tinggi pada potongan bahan yang paling dekat dengan kumparan.
Bahan baku yang telah mencair dipanaskan terus hingga mencapai temperature
ideal proses peleburan. Pada saat ini akan terjadi gejolak cairan (steering) akibat adanya gaya
yang timbul dari medan induksi dan bergerak secara pheryperal.
Gejolak cairan ini pada proses peleburan menjadi hal yang menguntungkan, dimana
akan terjadi distribusi temperature maupun homogenisasi paduan yang baik didalam cairan
terutama pada saat dilakukan rekarburisasi. Namun demikian gejolak yang besar juga akan
meningkatkan laju oksidasi serta erosi pada lining. Oleh karena itu rancangan tanur induksi
untuk peleburan bahan tertentu harus memperhatikan fenomena tersebut.
Daya yang diperlukan dari frekuensi arus yang disediakan pada kumparan induktor
tergantung pada kapasitas crucible (diameternya) dan jenis bahan isiannya. Inductioan
furnace biasanya beroperasi pada arus dengan frekuensi 500 - 2500 Cps (dapur kapaitas besar
beroperasi pada fkrekuensi rendah). Rating generator yang digunakan bervariasi dari 0,4 - 1
KW/kg bahan isian.ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp
Crucible dapur ini dapat bersifat asam atau basa, dengan lapisan asam dibuat dari
tanah quarsite dengan bahan pengikat bubuk asamboric sampai 1,5%, dan lapisan basa dibuat
dari bubuk magnesite (MgO) dengan bahan pengikat asam boric sampai 3%. Dapur Induction
furnace banyak digunakan dalam pembuatan baja paduan tinggi (high alloy stell) dan paduan
khusus (special purpose alloy).pppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp
Baja cair yang dihasilkan dari dapur-dapur seperti telah diterangkan di atas kemudian
ditap dalam ladle yang dipanaskan terlebih dahulu. Pemanasan ladle perlu dilakukan untuk
menjaga temperatur baja cair tidak banyak berkurang kapasitas lodle harus sesuai dengan
keperluan. Dari ladle tersebut baja cair dituangkan ke dalam cetakan logam (metal mould)
untuk menghasilkan ingot atau ke dalam cetakan pasir (sand mould) untuk menghasilkan baja
tuang (steel casting).
Selain Tanur Busur Api dan Tanur Induksi, terdapat beberapa jenis furnace yang
lainnya yaitu :
1. SALT BATH FURNACE
Salt bath furnace modern digunakan untuk sejumlah aplikasi perlakuan panas seperti:
. Preheating
• Austenitizing
• Martempering
• Pengerasan netral
• High-Speed Tool Pengerasan
• Tempering Nitridasi
• karburizing
• heat treatment solution
• Dip brazing
Vacuum furnace adalah jenis furnace yang dapat memanaskan bahan, biasanya logam,
pada temperatur sangat tinggi dan melaksanakan proses seperti mematri, sintering dan
perlakuan panas dengan konsistensi tinggi dan kontaminasi rendah.Dalam sebuah vacuum
furnace produk dalam tungku dikelilingi oleh ruang hampa. Tidak adanya udara atau gas
lainnya mencegah perpindahan panas dengan produk melalui konveksi dan menghilangkan
sumber kontaminasi.
Pemanas logam untuk temperatur tinggi biasanya menyebabkan oksidasi cepat, yang
tidak diinginkan.Vakum furnace menghilangkan oksigen dan mencegah hal ini terjadi.Gas
inert,seperti Argon,biasanya digunakan untuk mempercepat pendinginan logam sampai
kembali ke tingkat non-metalurgi (di bawah 400 ° F) setelah proses yang diinginkan dalam
tungku. Gas inert dapat ditekan untuk dua kali perlakuan atau lebih, kemudian mengalir
melalui daerah zona panas untuk mengambil panas sebelum melalui sebuah penukar panas
untuk membuang panas. Proses ini diulang sampai suhu yang diinginkan tercapai.
Penggunaan umum dari vakum furnace adalah untuk heat treatment baja paduan.
Banyak perlakuan panas yang dapat menggunakan vakum furnace misalnya hardening dan
tempering dari baja untuk menambah kekuatan dan ketangguhan. Pengerasan melibatkan
pemanasan baja ke suhu yang sudah ditentukan, kemudian didinginkan secara cepat.
Vacuum furnace yang ideal untuk aplikasi mematri. Mematri merupakan proses perlakuan
panas yang digunakan untuk menggabung dua atau lebih komponen dasar logam dengan
pelelehan lapisan tipis logam pengisi dalam celah antara logam tersebut.
Aplikasi lainnya dari vakum furnace adalah Vacuum karburasi, yang juga dikenal
sebagai Tekanan Rendah karburasi atau LPC.Dalam proses ini, gas (seperti asetilen)
dimasukkan dengan tekanan parsial ke zona panas pada suhu biasanya antara 1600F dan
1950F. Gas dimasukkan ke dalam molekul konstituen (dalam hal ini karbon dan hidrogen).
karbon tersebut kemudian menyebar ke daerah permukaan logam. Hal ini biasanya diulang
dalam berbagai durasi input gas dan waktu difusi. Setelah benda kerja sesuai dengan apa
yang diinginkan kemudian diinduksi biasanya menggunakan minyak atau gas bertekanan
tinggi (HPGQ) berupa nitrogen atau helium kemudian diquenching dengan cepat. Proses ini
juga dikenal sebagai pengerasan khusus.
3. MUFFLE FURNACE
Muffle furnace adalah tungku dimana bahan subyek dan semua produk pembakaran
termasuk gas dan abu terisolasi dari bahan bakar. Setelah pengembangan pemanas listrik
temperatur tinggi dengan elemen dan elektrifikasi yang berkembang di negara-negara maju,
muffle furnace dengan cepat berubah ke listrik. Saat ini, muflle furnace biasanya berupa
sebuah front-loading kotak-jenis oven atau kiln untuk aplikasi suhu tinggi seperti kaca
sekering, menciptakan lapisan enamel, keramik dan barang solder dan mematri. Muffle
furnace juga digunakan dalam banyak penelitian, misalnya oleh ahli kimia untuk menentukan
berapa proporsi sampel yang mudah terbakar dan non-volatile. jenis Vecstar, sekarang bisa
menghasilkan kerja suhu sampai 1800 derajat Celcius, yang memfasilitasi aplikasi metalurgi
lebih canggih. Muffle furnace yang panjang juga dapat digunakan untuk memanaskan benda
yang dibangun di banyak prinsip yang sama dengan jenis kiln kotak tersebut, bentuk tabung
hampa panjang, lebar, dan tipis yang digunakan dalam roll untuk menggulung proses
manufaktur. Kedua furnace yang disebutkan di atas biasanya dipanaskan sampai suhu yang
diinginkan untuk konduksi, konveksi, atau radiasi dan hambatan listrik dari elemen pemanas.
Oleh karena itu biasanya tidak ada pembakaran yang terlibat dalam kontrol suhu sistem, yang
memungkinkan untuk kontrol jauh lebih besar keseragaman suhu dan menjamin isolasi bahan
yang dipanaskan dari produk sampingan pembakaran bahan bakar.
Fluidized-bed furnace adalah tungku berbentuk silinder atau persegi dan terdiri
sebuah tungku Panjang Dari Ruang dan Reaksi Ruang untuk penyediaan ledakan Udara atau
distribusi gas ke perapian. Perapian, yang dirancang untuk menyediakan distribusi seragam
ledakan di atas penampang seluruh ruang reaksi, adalah sebuah kisi logam atau plat beton
dengan sebuah klep. Perapian,Yang dirancang untuk mengatur distribusi ledakan yang
seragam di seluruh penampang ruang Reaksi tetap permanent, sebuah kisi logam atau plat
bukaan yang terbuat dari beton atau teradang dibuat dari blok keramik berpori yang berupa
butiran padat tersuspensi oleh udara atau gas yang mengalir melalui grid dan membentuk
fluidized bed di mana interaksi antara bahan padat dan gas berlangsung. Butiran padat
tersuspensi dibuat dari udara atau gas yang mengalir membentuk grid di dalam fluidized bed
di mana Interaksi antara Bahan berlangsung dalam bentuk padat dan gas. Produk jadi
(misalnya, sinter) dibuang dari tungku melalui sebuah pintu di bagian atas dari fluidized bed.
Alat penukar panas dipasang di zona fluidized untuk melakukan pemanasan dalam bed
selama proses eksotermik (pembakaran) atau untuk memasok panas ke fluidized bed selama
proses endotermik (pengurangan).Tungku fluidized-bed Multichamber dengan beberapa bed
fluidized sekuensial digunakan untuk proses yang melibatkan pengolahan bahan dalam
beberapa langkah pada berbagai suhu dan berbagai komposisi fasa gas.Dibandingkan dengan
furnace listrik jenis lain (misalnya, rotary kiln), di dalam fluidized-bed furnace gas dan bahan
lebih efektif berinteraksi dan lebih seragam pada produk akhir, fluidized bed furnace juga
membuat seintensive mungkin dan otomatisasi proses berlangsung di dalamnya.