Pengambilan Sampel Cairan Tubuh
Pengambilan Sampel Cairan Tubuh
• Setiap cairan tubuh memiliki komposisi yang unik dan adanya komponen spesifik dalam
satu cairan versus lainnya adalah basis identifikasi. komponen utama darah, semen,
saliva, cairan vagina, urin, dan keringat. Ada beberapa komponen yang umum di antara
lebih dari satu fluida, namun perbedaan kontribusi relatifnya membuat pengujian
komponen ini efektif. Salah satu contohnya adalah banyaknya amilase dalam air liur
dibandingkan dengan jumlah yang lebih kecil dalam air mani dan cairan vagina. Contoh
lain adalah rasio sitrat terhadap laktat bila membandingkan air mani dan cairan vagina.
Urea adalah komponen dalam urin, air mani, dan keringat, tapi ini digunakan sebagai
indikator urin berdasarkan konsentrasi yang jauh lebih tinggi dalam cairan itu.
Analisa Bercak Darah
James SH, Edel CF. Bloodstain Pattern Interpretation. In: Introduction to Forensic Sceiences, 2nd edition. US: CRC Press. 2000. p. 176-239
Pemeriksaan bentuk, lokasi dan distribusi pola dari bercak darah dengan tujuan
menginterpretasikan kejadian fisik yang menyebabkan hal tersebut. Pola noda darah
adalah akibat langsung dari sifat benda dan kekuatan yang menciptakan mereka
sehingga pola bercak darah adalah bukti visual adanya bercak atau tumpahan darah
pada TKP.
Lamanya/ usia bercak darah
• Bercak darah yang masih segar : Merah terang
• 24 jam : Merah kecoklatan
• Lebih dari 24 jam : Kehitaman
Darah
No Kecepatan Gambar
+ -
Tes Prinsipal
+ -
+
- Golongan darah
Tes Luminol
Ja Hyun An1, Kyoung-Jin Shin, Woo Ick Yang & Hwan Young Lee. Body fluid identification in forensics.Korea: Department of Forensic Medicine,
Yonsei University College of Medicine, 2Human Identification Research Center, Yonsei University. Korea Copyright @ 2012 by the The Korean
Society for Biochemistry and Molecular Biology. Available at www.jbmb.or.kr
• Salah satu tes presumptif terdiri dari penyemprotan sampel yang dicurigai
dengan larutan luminol (C8H7N3O2) dan hidrogen peroksida (H2O2).
Tes Benzidine (Tes Adler)
Ja Hyun An1, Kyoung-Jin Shin, Woo Ick Yang & Hwan Young Lee. Body fluid identification in forensics.Korea: Department of Forensic Medicine, Yonsei University College of Medicine,
2Human Identification Research Center, Yonsei University. Korea Copyright @ 2012 by the The Korean Society for Biochemistry and Molecular Biology. Available at www.jbmb.or.kr
Hasil:
Hasil positif pada reaksi Benzidin adalah bila timbul warna biru
gelap pada kertas saring.
Reaksi Phenolphtalein
Gefrides Lisa, MS, FABC and Welch Katie, MS, FABC. Forensic Biology: Serology and DNA, The Forensic Laboratory Handbook , Procedures and Practice.USA:© Springer
Science+Business Media, LLC. 2011.
Budiyanto, Arif, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.1997.
1. Tes Teichmann
Cara Kimiawi Budiyanto, Arif, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.1997
Cara pemeriksaan:
• Seujung jarum bercak kering diletakkan pada kaca obyek tambahkan 1butir
kristal NaCL dan 1 tetes asam asetat glacial, tutup dengan kaca penutup dan
dipanaskan.
2. Test Takayama (Tes kristal B Hemokromogen)
Blood Detection by Chemical Methods. Biotech A Blood Detection. Available at www.nzic.org.nz. Diakses
tanggal 10 November 2014.
Cara kerja:
• Tempatkan sejumlah kecil sampel yang berasal dari
bercak pada gelas objek dan biarkan reagen takayama
mengalir dan bercampur dengan sampel. Setelah fase
dipanaskan, lihat di bawah mikroskop.
3. Pemeriksaan Wagenaar
Budiyanto, Arif, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.1997.
• Cara pemeriksaan:
• Seujung jarum bercak kering diletakkan pada kaca obyek, letakkan juga
sebutir pasir, lalu tutup dengan kaca penutup sehingga antara kaca obyek dan
kaca penutup terdapat celah untuk penguapan zat. Kemudian pada satu sisi
diteteskan aseton dan pada sisi lain di tetes kan HCL encer, kemudian
dipanaskan.
• Hasil:
Hasil positif bila terlihat Kristal aseton hemin berbentuk batang berwarna
coklat. Hasil negative selain menyatakan bahwa bercak tersebut bukan bercak
darah, juga dapat dijumpai pada pemeriksaan terhadap bercak darah yang
struktur kimiawinya telah rusak, misalnya bercak darah yang sudah lama
sekali, terbakar dan sebagainya.
Cara Serologi
Budiyanto, Arif, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.1997.
Cara pemeriksaan :
• Antiserum ditempatkan pada tabung kecil dan
sebagian kecil ekstrak bercak darah
ditempatkan secara hati-hati pada bagian tepi
antiserum. Biarkan pada temperatur ruang
kurang lebih 1,5 jam. Pemisahan antara
antigen dan Antibodi akan mulai berdifusi ke
lapisan lain pada perbatasan kedua cairan.1
Hasil:
• Akan terdapat lapisan tipis endapan atau
precipitate pada bagian antara dua larutan.
Pada kasus bercak darah yang bukan dari
manusia maka tidak akan muncul reaksi
apapun.
2. Tes presipitatin dalam agar
Budiyanto, Arif, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.1997.
• Cara pemeriksaan :
Gelas obyek dibersihkan dengan spiritus sampai bebas lemak,
dilapisi dengan selapis tipis agar buffer. Setelah agak
mengeras, dibuat lubang pada agar dengan diameter kurang
lebih 2 mm, yang dikelilingi oleh lubang-lubang sejenis.
Masukkan serum anti-globulin manusia ke lubang di tengah
dan ekstrak darah dengan berbagai derajat pengenceran di
lubang-lubang sekitarnya. Letakkan gelas obyek ini dalam
ruang lembab (moist chamber) pada temperature ruang selama
satu malam.
• Hasil :
Hasil positif memberikan gambaran presipitum jernih pada
perbatasan lubang tengah dan lubang tepi.
3. Pemeriksaan Mikroskopik
Budiyanto, Arif, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.1997.
• Cara pemeriksaan :
Darah yang masih basah atau baru mengering ditaruh pada kaca
obyek kemudian ditambahkan 1 tetes larutan garam faal, dan ditutup
dengan kaca penutup, lihat dibawah mikroskop. Cara lain, dengan
membuat sediaan apus dengan pewarnaan Wright atau Giemsa.
• Hasil :
Pemeriksaan mikroskopik kedua sediaan tersebut hanya dapat
menentukan kelas dan bukan spesies darah tersebut. Kelas mamalia
mempunyai sel darah merah berbentuk cakram dan tidak berinti,
sedangkan kelas lainnya berbentuk oval atau elips dan tidak berinti
Bila terlihat adanya drum stick dalam jumlah lebih dari 0,05%, dapat
dipastikan bahwa darah tersebut berasal dari seorang wanita.
Penentuan Golongan Darah
Budiyanto, Arif, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.1997.
Jumlah besar:pindahkan
Jumlah besar : contoh darah
darah yang tergenag ke
yang diambil dalam jumlah
botol dengan pipet
yang lebih banyak, caranya
tambahkan cairan saline
sama dengan darah jumlah
kedalamnya kira-kira 1/5
yang kecil.
dari jumlah darahnya,
KESIMPULAN
• Ketika noda merah ditemukan pada tempat kejadian perkara, maka noda tersebut
dapat dicurigai sebagai darah dan barang bukti.
mengandung
bermacam-macam Urin memiliki tampilan
garam anorganik dan warna yang bervariasi
senyawa organik
Presumptif
(dugaan)
Identifikasi
Konfirmasi
penyerangan
seksual,
berguna pelecehan,
dalam kasus dan
kenakalan
(mischief).
Sifat fluida menyebabkan
sulit dideteksi karena Rentan dengan hasil urine menyebar (difus)
sensitivitas tes yang positif palsu dan terdilusi pada
rendah permukaan sulit
ditemukan
ditemukan pada konsentrasi yang lebih tinggi dalam urin daripada cairan
tubuh lainnya.
Metode lain yang menggunakan reagen semprot yang mengandung urease dan bromothymol biru telah dilakukan
untuk mengidentifikasi noda urin.
Teknik lain yang menggunakan urease dan bromothymol biru adalah difusi gel radial.
Metode ini bersifat kualitatif dan kuantitatif dengan diameter lingkaran reaksi yang proporsional dengan akar kuadrat
konsentrasi urea.
Semen dan noda keringat menunjukkan sedikit hasil positif palsu karena adanya urea yang juga terkandung dalam
cairan ini.
Deteksi Ion Organik: Kreatinin
di Indonesia identifikasi
personal melalui bercak
urine dengan metode
analisis DNA (DNA profiling)
belum banyak dilakukan
Teknik lain yang tengah dikembangkan
Urin adalah cairan tubuh yang sulit Pemeriksaan urine ini bisa
dideteksi karena sensitivitas berguna dalam kasus
penyerangan seksual,
rendah dari tes yang ada dan hasil pelecehan, dan kenakalan
positif palsu. (mischief).