Laporan M. Daffa Anadi P PDF
Laporan M. Daffa Anadi P PDF
oleh
Muhammad Daffa Anadi Putra
14.60.07850
Bogor
2018
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Disetujui oleh,
Disahkan oleh,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan yang berjudul Analisis
Kualitas Air Distribusi Zona 3 di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Laporan ini
disusun atas dasar praktik yang telah dilakukan penulis di Laboratorium PDAM
Tirta Pakuan Kota Bogor, yang dilaksanakan dari tanggal 3 Januari 2018 sampai
tanggal 30 April 2018. Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai persyaratan
untuk mengikuti ujian akhir semester VIII di Sekolah Menengah Kejuruan SMAK
Bogor.
Secara garis besar isi laporan meliputi pendahuluan, institusi tempat
prakerin, kegiatan di laboratorium, metode analisis yang meliputi parameter
fisika, kimia, dan mikrobiologi, hasil analisis dan pembahasan, simpulan dan
saran, daftar pustaka, serta lampiran.
Pada penulisan laporan ini penulis tidak sedikit menemui hambatan, namun
berkat bimbingan, arahan, dan dukungan dari semua pihak sehingga laporan ini
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Yang
Terhormat:
1. Bapak H. Deni Surya Senjaya ST, MM., Direktur Utama PDAM Tirta
Pakuan Kota Bogor, atas izin untuk pelaksanaan prakerin.
2. Ibu Dwika Riandari, M.Si., selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan
SMAK Bogor.
3. Bapak Ruly Satriadi., selaku Kasubbag Laboratorium dan pembimbing
instansi.
4. Bapak Adi Gunadi, S.T., selaku Kepala Bagian Produksi
5. Bapak Asep Yoga Suningrat, S.Si., selaku Kasubbag Pengolahan.
6. Ibu Amilia Sari Ghani, S.S., selaku Wakasek Bidang Hubungan
Kerjasama Industri.
7. Bapak R. Rudi Hendrakusumah, S.Pd., selaku pembimbing dari sekolah
yang dukungannya tiada henti untuk penulis selama prakerin hingga
penyusunan laporan ini.
i
ii
8. Staff laboratorium Ibu Tuti, Pak Ade, Pak Andri, Pak Jenar, Pak Mangku,
dan Pak Taufik atas bantuan, kritik, saran, dan masukan yang sangat
berarti selama di laboratorium.
9. Ibu, Ayah,Adik-adik dan seluruh keluarga terkasih yang telah turut serta
membantu penulis baik moril maupun materil.
10. Alifa Salsabila Deniswara,An-nur Rani Suksesi,Diera Monica, Nazila
Asmaadhiya Urrahmah dan Rizka Febria Kuntari selaku rekan
seperjuangan melewati hari-hari di PDAM dalam suka maupun duka.
11. Angelina Gunawan serta Yuliani Oktavia yang telah menemani hari-hari di
PDAM.
12. Seluruh personil Actinitrov Revival di angkatan 60. Terima kasih untuk
segala perjuangan, kerja keras dan kebersamaannya selama empat
tahun dengan kenangannya sangat indah dan tak terlupakan.
13. Semua pihak penuh jasa yang mungkin terlupa. Terima kasih atas segala
bantuannya.
Penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman
2.1. Sejarah dan Perkembangan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ............... 3
iii
iv
LAMPIRAN .................................................................................................... 62
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Logo PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ................................................ 3
Gambar 2. Prasedimentasi .................................................................................. 8
Gambar 3. Koagulasi ........................................................................................... 8
Gambar 4. Flokulasi............................................................................................. 9
Gambar 5. Sedimentasi ....................................................................................... 9
Gambar 6. Aerasi............................................................................................... 10
Gambar 7. Filtrasi .............................................................................................. 10
Gambar 8. Desinfeksi ........................................................................................ 11
Gambar 9. Reservoir ......................................................................................... 11
Gambar 10. Struktur Geometri Air ..................................................................... 18
Gambar 11. Air Baku Sungai Cisadane ............................................................. 25
Gambar 12. Conductivity Meter Sension 5 ......................................................... 51
Gambar 13. pH Meter ........................................................................................ 51
Gambar 14. Spektrofotometer UV-Vis................................................................ 52
Gambar 15. Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) ................................. 53
Gambar 16. Turbidimeter ................................................................................... 54
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
viii
BAB I PENDAHULUAN
1
2
3. Jalan Palasari
4. Jalan Rancamaya
3
4
2.4. Ketenagakerjaan
a. Prasedimentasi
Gambar 2. Prasedimentasi
b. Koagulasi
Gambar 3. Koagulasi
c. Flokulasi
Gambar 4. Flokulasi
d. Sedimentasi
Gambar 5. Sedimentasi
e. Aerasi
Aerasi merupakan proses terjadinya kontak antara air dengan udara
bebas yang bertujuan untuk menambah kandungan O2 dan
mengurangi kandungan CO2 dalam air.
Gambar 6. Aerasi
f. Filtrasi
Gambar 7. Filtrasi
g. Desinfeksi
Gambar 8. Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses penambahan desinfektan ke dalam clean
water untuk menghilangkan bakteri-bakteri patogen menggunakan
gas klor.
h. Reservoir
Gambar 9. Reservoir
PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menggunakan mata air dan air
permukaan sebagai sumber air baku untuk diolah menjadi air minum.
Presentasi penggunaannya yaitu sebanyak 20 % berasal dari mata air
dan 80 % berasal dari air permukaan, yaitu air sungai.
Distribusi air oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dilakukan dengan
dua cara. Cara pertama yang paling dominan, yaitu langsung dialirkan
dengan gaya gravitasi, karena sebagian besar daerah distribusi terletak di
dataran yang lebih rendah dari fasilitas produksi. Cara ke dua dengan
bantuan booster pump untuk daerah distribusi yang lebih tinggi. Total
produksi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor berasal dari empat mata air,
yaitu Kota Batu, Tangkil, Palasari, dan Bantar Kambing serta didukung
pula oleh empat instalasi pengolahan air sungai.
Berikut ini adalah produksi air PDAM Tirta Pakuan Bogor per Januari
2018 :
13
Dari berbagai sumber mata air yang ada, PDAM Tirta Pakuan
Kota Bogor mampu mengalirkan zona-zona pelayanan air minumnya,
seperti:
a. Mata air Tangkil melayani pelanggan di zona 1 (sebagian Bogor
Selatan).
b. Mata air Bantar Kambing, melayani pelanggan zona 2 (Gunung
Gadung hingga Cipaku) dansebagian untuk membantu melayani
pelanggan zona 3 melalui reservoir Cipaku.
c. WTP Cipaku melayani pelanggan zona 3 (Sebagian Bogor
Timur,sebagian Bogor Selatan dan sebagian Bogor Barat).
d. WTP Dekeng melayani pelanggan zona 4 (seluruh Bogor Utara,
Tanah Sareal, Bogor Tengah dan sebagian Bogor Barat dan Bogor
Timur).
e. WTP Palasari melayani pelanggan zona 5 (Sebagian Bogor
Selatan).
f. Mata air Kota Batu melayani pelanggan zona 6 (Sebagian Bogor
Barat) dan interkoneksi dengan pelayanan zona 3.
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk hajat
hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu,
sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan
baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk
berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan
memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun kepentingan
generasi masa mendatang.Aspek penghematan dan pelestarian sumber
daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air. (Effendi, 2003)
Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar
1368 juta km3. Air terdapat dalam berbagai bentuk. Misalnya uap air, es,
cairan, dan salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah,
dan gunung es. Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut
dan atmosfir melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara terus-
menerus.
Sumber air merupakan bagian dari suatu daur hidrologi. Siklus air
atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer, ke bumi, dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi,
presipitasi, evaporasi, dan transpirasi. Proses siklus hidrologi berlangsung
terus-menerus dan membuat air menjadi sumber daya alam yang
terbaharui. Jumlah air di bumi sangat banyak.Baik dalam bentuk cairan,
gas / uap, maupun padat / es. Pemanasan air laut oleh sinar matahari
merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara
terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi
dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan
gerimis atau kabut.Secara umum sumber air dikategorikan sebagai
berikut:
14
15
b. Air danau/rawa
Air danau adalah air permukaan yang berasal dari air hujan
atau air tanah yang keluar ke permukaan tanah, terkumpul pada suatu
tempat yang relatif rendah/cekung.
c. Mata air
Air di dalam tanah mengalir pada lapisan tanah berpasir atau
berbatuan, atau mengalir melalui celah lapisan batu. Bila aliran ini
terhalang oleh suatu lapisan kedap air (seperti tanah liat, tanah padat,
batu/cadas), maka air akan mengalir dan muncul ke permukaan tanah.
Inilah yang disebut dengan mata air. Air mata air berasal dari air hujan
yang masuk meresap kedalam tanah dan muncul keluar tanah kembali
karena kondisi batuan geologis di dalam tanah.
Kondisi geologis mempengaruhi kualitas air mata air, pada
umumnya kualitasnya baik dan bisa digunakan untuk keperluan sehari-
hari, tetapi harus dimasak sebelum diminum.Mata air adalah suatu titik
di mana air mengalir ke luar dari permukaan tanah, yang berarti
dengan sendirinya adalah suatu tempat di mana permukaan muka air
tanah (akuifer) bertemu dengan permukaan tanah.PDAM Tirta Pakuan
Kota Bogor menggunakan empat buah mata air sebagai sumber air
bersih yang seluruhnya harus memenuhi persyaratan sebagai air
bersih sebelum diproses lebih lanjut menjadi air minum.Mata air yang
dijadikan sebagai sumber air bersih biasanya berada di kawasan yang
tidak padat penduduk dan berjarak minimal 20 meter dari pemukiman
penduduk.Hal ini bertujuan untuk tetap menjaga kelesatarian dari mata
air tersebut dan mencegah terjadinya kontaminasi dari kegiatan
manusia.
Bergantung dengan asupan sumber air seperti hujan atau
lelehan salju yang menembus bumi, sebuah mata air bersifat
17
3.4.1. Suhu
3.4.2. Kekeruhan
3.4.3. Warna
Warna dalam air dapat disebabkan oleh adanya ion logam (besi
dan mangan), humus, plankton, dan buangan industri. Warna air
biasanya dihilangkan terutama untuk penggunaan air industri dan air
minum.
3.4.4. Bau
3.4.5. Rasa
3.4.6. Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS)dan Daya Hantar Listrik (DHL)
semakin tinggi pula nilai DHL. Asam, basa, dan garam merupakan
penghantar listrik yang baik, sedangkan bahan organik, misalnya
sukrosa dan benzene tidak dapat mengalami disosiasi, merupakan
penghantar listrik yang jelek.
Klorida dalam bentuk ion Cl- adalah salah satu anion anorganik
yang banyak terdapat dalam air. Hal ini disebabkan oleh sifatnya
yang mudah larut. Kadar klorida yang tinggi (> 250 mg/L) dapat
menyebabkan rasa asin pada air.
dalam air dipengaruhi oleh sumber air tersebut. Selain itu juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik air seperti suhu, pH, tekanan osmotik,
tekanan hidrostatik, aerasi, dan penetrasi sinar matahari. (Fardiaz, 1992)
Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong koliform
dan hidup secara normal didalam kotoran manusia maupun hewan, oleh
karena itu disebut juga koliform fekal. E.coli adalah bakteri yang
termasuk dalam famili enterobacteriaceae, bersifat gram negatif,
berbentuk batang, dan tidak membentuk spora.
Bakteri koliform lainnya berasal dari hewan dan tanaman mati
dan disebut juga koliform nonfekal, misalnya Enterobacter aerogenes.
lebih rendah, karena itu klor akan lebih banyak dalam bentuk HOCl pada
pH rendah. Klor yang terdapat dalam air sebagai asam hipoklorit dan ion
hipoklorit itulah yang diartikan sebagai free available chlorine atau dikenal
klor tersedia bebas. HOCl dan OCl- merupakan klor aktif atau biasa
disebut klor bebas. HOCl merupakan sisa klor bebas yang paling efektif
sebagai desinfektan dibandingkan dengan OCl- sebagai bentuk klor
bebas yang kedua. Sedangkan Cl- adalah klor tidak aktif.
Gas klor memiliki daya desinfeksi beberapa jam setelah
pembubuhannya, selain itu gas klor juga dapat mengoksidasi logam-
logam berbahaya yang terdapat di dalam air. Selain klorinasi yang
merupakan teknik desinfeksi paling umum dan dominan dipakai, ada
beberapa cara lain yang mungkin dapat dipakai untuk beberapa situasi,
diantaranya:
1. Cara Pemanasan
Pemanasan mungkin adalah metode pertama yang digunakan
untuk proses desinfeksi, cara ini masih merupakan cara
penanggulangan darurat yang baik untuk air dengan jumlah yang
kecil (sedikit). Prosesnya yaitu dengan memanaskan air sampai
mendidih. Pendidihan ini digunakan untuk mendesinfeksi air minum
bila kualitas bakteriologis air minum tidak memenuhi standar
kualitas air minum. Cara ini tidak sesuai digunakan untuk skala
besar, karena memerlukan energi panas yang tinggi sehingga
memerlukan biaya yang besar. Oleh karena itu, metode ini hanya
sesuai untuk pemakaian air yang terbatas (misal rumah tangga).
2. Cara Radiasi
Sinar matahari adalah suatu cara desinfeksi alami, radiasi
dengan sinar ultra violet yang ditimbulkan matahari disebut juga
“Desinfeksi UV”. Radiasi dengan sinar UV dapat pula dihasilkan dari
lampu yang dirancang khusus untuk proses desinfeksi. Metode ini
secara umum digunakan untuk proses desinfeksi air minum
kemasan.
28
3. Cara Kimiawi
Zat-zat kimia yang bisa digunakan sebagai desinfektan adalah
brom, iodine, ozon, klor, dan senyawa klor.(Materi Pelatihan dan
Pengawasan Kualitas Air, 2009)
Kualitas air adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik
fisik, kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran
kondisi air relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas air
seringkali menjadi ukuran standar terhadap kondisi kesehatan ekosistem
air dan kesehatan manusia terhadap air minum. Dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan dan pengawasan kualitas air yang
digunakan masyarakat serta agar terhindar dari gangguan kesehatan
yang tidak diinginkan maka standar kualitas air bersih di Indonesia telah
ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
32 tahun 2017 tentang kualitas air bersih.
Air yang didistribusikan ke pelanggan terlebih dulu diperiksa di
laboratorium dengan mengacu pada standar Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
kualitas air minum yang diperiksa setiap hari.
29
Fisika
0C
1 Suhu suhu udara ± 30C suhu udara ± 3
2 Warna Pt-Co 50 15
3 Bau tidak berbau
4 Rasa tidak berasa
5 Kekeruhan NTU 25 5
6 DHL µS/cm
7 TDS mg/L 1500 500
Kimia
8 pH 6.5 - 9.0 6.5 - 8.5
Bikarbonat
9 mg/L
(HCO3-)
10 Kalsium (Ca2+) mg/L
Karbondioksida
11 mg/L
(CO2)
12 Klorida (Cl-) mg/L 600 250
Kesadahan
13 mg/L 500 500
(CaCO3)
Besi (Fe
14 mg/L 1 0,3
terlarut)
Mangan (Mn
15 mg/L 0,5 0,4
terlarut)
16 Nitrat (NO3-) mg/L 10 50
-)
17 Nitrit (NO2 mg/L 1 3
2-)
18 Sulfat (SO4 mg/L 400 250
19 Sisa Klor (Cl2) mg/L
20 Aluminium (Al3+) mg/L 0,2
Zat Organik
21 mg/L 10 10
(KMnO4)
Mikrobiologi
22 Coliform /100 mL 10 0
23 E. Coli /100 mL 0
BAB IV KEGIATAN DI LABORATORIUM
30
31
a. Pendinginan
a. Suhu
b. Kekeruhan
Metode:SNI 06-6989.25-2005
Dasar: Perbandingan intensitas cahaya yang diserap oleh sampel air
dibawah kondisi tertentu dibandingkan dengan intensitas cahaya
yang diserap oleh suspensi standar yang direferensikan. Semakin
besar intensitas cahaya yang diserap, semakin besar nilai
kekeruhannya.
Cara Kerja:
1) Dihubungkan dengan sumber arus listrik, kemudian
Turbidimeter dikalibrasi dengan larutan standar dengan nilai
kekeruhan tertentu (0,1; 10; 100; dan 1000 NTU) .
2) Dimasukkan contoh ke dalam tabung turbidimeter, kemudian
diseka dengan tisu.
3) Diperiksa dan baca skala yang ditunjukkan oleh alat.
33
c. Bau
Cara kerja:
1) Sampel dimasukkan ke dalam piala gelas 100 mL.
2) Dideteksi baunya dengan indera penciuman (hidung).
3) Jika berbau, ditentukan baunya secara spesifik.
d. Rasa
Cara kerja:
1) Sampel dimasukkan ke dalam piala gelas 100 mL.
2) Dicicipi sampel air dan dibiarkan beberapa saat dalam mulut,
lalu dirasakan dengan lidah.
3) Disimpulkan apakah air berasa atau tidak.
34
e. Daya Hantar Listrik (DHL) dan Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS)
Cara Kerja:
1) Konduktometer dikalibrasi dengan larutan KCl 0,01 M.
2) Tekan cal untuk mengkalibrasi dan menunjukkan angka 1415
μS/cm.
3) Dibilas elektroda konduktometer.
4) Dimasukkan contoh ke dalam piala gelas 100 mL.
5) Dicelupkan elektroda ke piala gelas yang sudah terisi contoh.
6) Tekan read untuk mengukur. Jika ingin mengetahui TDS
tekan TDS dan jika ingin mengetahui DHL tekan cond.
7) Dicatat hasil yang tertera pada alat.
Reaksi:
H-OH →H+ + OH-
Cara Kerja:
1) pH meter dikalibrasi dahulu dengan larutan buffer pH 4 dan 7.
2) Dicatat nilai slope yang tertera pada alat pH-meter. Alat dapat
digunakan jika nilai slope lebih dari ≥ 95 %.
35
Metode: Titrimetri
Dasar: CO2 bebas bereaksi dengan NaOH membentuk Na2CO3,
berlangsungnya reaksi ini digunakan untuk mengukur konsentrasi
CO2 bebas dalam air. Titik akhir dari reaksi yang berlangsung dapat
diamati dengan melihat perubahan warna indikator PP dari tak
berwarna menjadi merah muda seulas. Titik akhir titrasi dengan
memakai indikator PP adalah pada pH 8,3.
Reaksi:
6NaOH + 3CO2 →3Na2CO3 + 3H2O
Cara kerja:
1) Dipipet 100 mL sampel ke dalam erlenmeyer 250 mL.
2) Ditambahkan beberapa tetes indikator PP.
3) Dititar dengan NaOH 0,01 N hingga larutan berwarna merah
muda seulas.
Perhitungan:
Volume Penitar ×N Penitar ×BM CO2 (44)
Kadar CO2 mg/L = X 1000
Volume Contoh
Bobot Asam Oksalat (mg)
Normalitas NaOH =
Volume Penitar ×Fp ×BE Asam Oksalat (63)
36
Reaksi:
Ca2+ + EBT→ Ca EBT
(dalam air) (merah anggur)
Ca EBT + EDTA → Ca EDTA + EBT
(biru)
Cara Kerja:
1) Dimasukkan 25 mL contoh ke dalam erlenmeyer 250 mL.
2) Ditambahkan 1 mL buffer pH 10.
3) Ditambahkan 50 mg indikator EBT hingga larutan merah
anggur.
4) Dititar dengan EDTA 0,01 M sampai larutan berwarna biru.
Perhitungan:
Volume Penitar ×N Penitar ×BM CaCO3 (100)
Kadar CaCO3 = x 1000
Volume Contoh
Bobot ZnSO4 (mg)
Molaritas EDTA =
Volume Penitar ×Fp × Bst EDTA (287,54)
37
d. Kalsium (Ca2+)
Reaksi:
Mg2+ + 2 OH-→ Mg(OH)2
Ca2+ + H In2- → CaIn- + H+
CaIn- + H2Y2- → CaY2- + H Ind2- + H+
Cara kerja:
1) Dipipet 25 mL sampel ke dalam erlenmeyer 250 mL.
2) Ditambahkan ± 25 mL air suling.
3) Ditambahkan 1-2 mL NaOH 8 %.
4) Dihomogenkan, lalu didiamkan selama 3-5 menit.
5) Ditambahkan ± 0,1 gram indikator murexide.
6) Dititar dengan EDTA 0,01 M hingga larutan berwarna ungu
(violet).
Perhitungan:
Kadar Ca2+mg/L= volume penitar x M penitar x BM Ca2+ (40) x 1000
Volume contoh
Bobot ZnSO4 (mg)
Molaritas EDTA =
Volume Penitar ×Fp × Bst EDTA (287,54)
38
Metode: Titrimetri
Dasar: Nilai alkalinitas menggambarkan konsentrasi ion-ion karbonat,
bikarbonat, dan hidroksida. Ion-ion hidroksil yang terdapat dalam
sampel air sebagai hasil disosiasi atau hidrolisis senyawa-senyawa
tersebut diatas direaksikan dengan larutan standar asam sehingga
diperoleh nilai alkalinitas air. Alkalinitas dalam air dinetralkan dengan
asam (HCl atau H2SO4) menggunakan indikator sindur metil (SM).
Reaksi:
2 HCO3- + H2SO4 →2 CO2 + SO42- + 2 H2O
Cara kerja:
➢ Untuk sampel dengan nilai pH >8,2 (CO3)
1) Dipipet 50 mL sampel ke dalam erlenmeyer 250 mL.
2) Ditambahkan 2-3 tetes indikator PP, lalu dititar dengan H2S04
0,02 N hingga larutan berwarna merah muda seulas (a mL).
3) Ditambahkan 2-3 tetes indikator SM (larutan kuning) dan
dititar dengan H2SO4 0,05 N hingga larutan berubah warna
menjadi sindur (b mL).
Perhitungan:
Kadar karbonat (CO32-) = a mL x N penitar x BM CO32- (60) x 1000
Volume contoh
Kadar bikarbonat (HCO3-) = b mL x N penitar x BM HCO3- (61) x 1000
Volume contoh
Bobot Na−Borat (mg)
Normalitas H2SO4 =
Volume Penitar ×Fp ×BE Na−Borat (190,685)
39
f. Klorida (Cl-)
Reaksi:
Hg2+ + 2 Cl-→ HgCl2
Diphenyl Carbazone
Cara Kerja:
1) Dimasukkan 50 mL contoh ke dalam erlenmeyer 250 mL.
2) Ditambahkan beberapa tetes indikator diphenyl carbazone
(larutan biru).
3) Ditambahkan beberapa tetes HNO3 2,1 % hingga larutan
hijau.
4) Dititar dengan Hg(NO3)2 0,01 N sampai larutan berubah dari
hijau ke biru.
Perhitungan:
Volume Penitar ×N Penitar ×BM Cl (35,5)
Kadar Cl-mg/L= x 1000
Volume Contoh
Bobot NaCl (mg)
Normalitas Hg(NO3)2=
Volume Penitar ×Fp ×BM NaCl (58,44)
40
g. Sisa Klorin
Cara kerja:
1) Diambil contoh air dalam tabung kolorimeter klor sampai
tanda garis, kemudian dimasukkan tablet DPD No.1 dan
dikocok hingga melarut sempurna.
2) Jika terdapat sisa klor, maka akan timbul warna merah.
3) Diperiksa dengan alat kolorimeter dengan cara menyamakan
warna yang ada pada komparator dengan warna pada contoh.
h. Zat Organik
Reaksi:
Zat Organik + 2 KMnO4 + 3H2SO4 → 2MnSO4 + 4CO2 ↑+ K2SO4
2KMnO4 + 5(COOH)2 + 3 H2SO4 → 2 MnSO4 + 10 CO2 ↑+ 8 H2O +
K2SO4
5 (COOH)2 + 2 KMnO4 + 3 H2SO4 → 2 MnSO4 + 10 CO2 ↑+ 8 H2O
Cara Kerja:
➢ Kenormalan KMnO4
1) Dipipet 100 mL air suling.
2) Ditambahkan 10 mL larutan H2SO4 4 N.
3) Ditambahkan 5 mL KMnO4 0,01 N (dari buret).
4) Dipanaskan, dihitung 5 menit dari mendidih.
5) Ditambahkan 10 mL larutan asam oksalat 0,01 N.
41
➢ Pengerjaan Sampel
1) Diukur 100 mL air suling.
2) Ditambahkan 10 mL larutan H2SO4 4 N.
3) Ditambahkan 10 mL KMnO4 0,01 N (dari buret).
4) Dipanaskan, dihitung 5 menit dari mendidih.
5) Ditambahkan 10 mL larutan asam oksalat 0,01 N.
6) Dititrasi kelebihan asam oksalat dengan KMnO4 0,01 N.
sampai terbentuk warna merah muda seulas.
Perhitungan:
Normalitas KMnO4 = V Asam Oksalat x N Asam Oksalat
V KMnO4
((10 + a)× b −( 10 ×c))× 36,1
Zat Organik mg/L = x 1000
Volume Contoh
Keterangan:
a = Volume KMnO40,01N ( mL)
b = Normalitas KMnO4
c = Normalitas asam oksalat
31,6= bst KMnO4
42
Reaksi:
Cara Kerja:
1) Dipipet 1 mL larutan standar induk Fe 1000 ppm ke dalam
labu ukur 100 mL (10 ppm).
2) Dibuat deret standar 0,10 - 1,00 ppm (0.00, 0.10, 0.20, 0.40,
0.60, 0.80,1.00 ppm) dari larutan standar 10 ppm ke dalam
labu ukur 100 mL lalu dihimpitkan.
3) Dipipet 50 mL sampel kedalam piala gelas 100 mL.
4) Sampel dan deret standar diukur dengan AAS.
Perhitungan:
Absorbansi
Kadar besi mg/L=
Slope
43
j. Mangan (Mn2+)
Reaksi:
Cara Kerja:
1) Dipipet 1 mL larutan standar induk Mn 1000 ppm ke dalam
labu ukur 100 mL (10 ppm).
2) Dibuat deret standar 0,10 - 1,00 ppm (0.00, 0.10, 0.20, 0.40,
0.60, 0.80, 1.00 ppm) dari larutan standar 10 ppm ke dalam
labu ukur 100 mL.
3) Dipipet 50 mL sampel kedalam piala gelas 100 mL.
4) Sampel dan deret standar diukur dengan AAS
Perhitungan:
Absorbansi
Kadar Mangan mg/L=
Slope
k. Aluminium (Al3+)
Metode: SNI-06.6989.35.2005
Dasar: Aluminium bereaksi dengan eriokromsianin R pada pH 6
membentuk senyawa kompleks yang berwarna merah muda sampai
merah. Sehingga dapat diukur serapannya dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang 535 nm.
44
Reaksi :
Al3+ + 3 CH3COO- + 2 H2O → Al(OH)2CH3COO + 2 CH3COOH
Cara kerja :
1) Dibuat deret standar Aluminium 0-0,25 ppm dalam labu ukur
100 mL.
2) Dipipet sampel ke dalam erlenmeyer dan 2 buah labu ukur 50
mL, masing-masing sebanyak 25 mL.
3) Ke dalam erlenmeyer dibubuhi beberapa tetes indikator SM,
lalu ditambahkan H2SO4 0,02 N hingga larutan berwarna
sindur. Kemudian, dicatat volume penambahannya.
4) Ditambahkan H2SO4 0,02 N sebanyak jumlah yang
ditambahkan ke erlenmeyer, lalu ditambahkan 1 mL berlebih.
5) Ditambahkan 1 mL EDTA 0,01 M ke dalam labu ukur I
(sebagai blanko).
6) Ditambahkan 1 mL asam askorbat 0,1 %.
7) Ditambahkan 10 mL larutan buffer asetat.
8) Ditambahkan 5 mL larutan pewarna (Eriochrom Cyanine R).
9) Dihimpitkan dengan air suling hingga tanda tera, lalu
dihomogenkan.
10) Didiamkan selama 5-10 menit.
11) Diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
535 nm.
Perhitungan:
Absorbansi
Kadar Aluminium =
Slope
l. Nitrat (NO3-)
Cara kerja:
1) Dipipet 5,00 mL dari larutan standar nitrat 1000 ppm ke dalam
labu ukur 100 mL (50ppm).
2) Dibuat deret standar 0,00– 5,00 ppm (0.00, 0.50, 1.00, 2.00,
3.00, 4.00, 5.00 ppm) ke dalam labu ukur 100 mL, lalu
dihimpitkan dengan air suling.
3) Dipipet 50 mL sampel yang akan diperiksa ke dalam piala
gelas 100 mL.
4) Diperiksa pada spektrofotometer dengan panjang gelombang
220 nm dan 275 nm.
Perhitungan:
Absorbansi
Kadar Nitrat mg/L =
Slope
m. Nitrit (NO2-)
Reaksi:
NO2- + + 2 H2O
As. Sulfanilat
46
+
+HCl
p-naftilaminazobenzenesulfonat
Cara Kerja:
Perhitungan:
Absorbansi
Kadar Nitrit mg/L=
Slope
n. Sulfat (SO42-)
Reaksi:
BaCl2 + SO42- → BaSO4 + 2 Cl-
Putih
Cara kerja:
1) Dibuat deret standar 0,00 – 5,00 ppm (0.00 , 0.50, 1.00, 2.00,
3.00, 4.00, 5.00 ppm) ke dalam labu ukur 100 mL lalu
dihimpitkan dengan air suling.
2) Dipipet 50 mL blanko dan contoh ke dalam piala gelas 100
mL.
3) Masing-masing ditambahkan 10 mL buffer sulfat dan satu
spatula BaCl2.
4) Larutan diaduk sampai BaCl2 tidak berbentuk hablur lagi.
5) Diamkan 1-2 menit.
6) Diperiksa dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
420 nm.
Perhitungan:
Absorbansi
Kadar sulfat mg/L =
Slope
o. Sianida (CN-)
Metode: DR 890
Dasar: Metode piridine-pyrazolone memberikan warna biru dengan
sianida bebas.
Cara Kerja:
1) Dinyalakan alat kolorimeter DR 890.
2) Ditekan tombol program, lalu ditekan angka 23 (nomor
metode untuk sianida).
3) Diisi tabung contoh I dengan contoh.
4) Diisi tabung contoh II dengan contoh.
5) Ditambah pereaksi CyaniVer 3 ke tabung I, lalu dikocok untuk
melarutkan dan menghomogenkan.
6) Lalu ditekan timer pada alat, dan disetel untuk 30 detik.
48
p. Ammonia (NH4+)
Metode: DR 890
Dasar: Senyawa ammonia bergabung dengan klorin membentuk
monokloramin. Monokloramin bereaksi dengan salisilat membentuk 5-
aminosalisilat. 5-aminosalisilat dioksidasi dengan adanya natrium
nitropusida sebagai katalis membentuk senyawa berwarna biru.
Warna biru ini akan tertutup oleh warna kuning dari pereaksi yang
berlebih, membentuk warna hijau.
Cara Kerja:
1) Dinyalakan alat kolorimeter DR 890.
2) Ditekan tombol program, lalu ditekan angka 64 (nomor
metode untuk ammonia).
3) Diisi tabung contoh I dengan air suling.
4) Diisi tabung contoh II dengan contoh.
5) Ditambah pereaksi salisilat ke dua tabung secara bersamaan,
lalu dikocok untuk melarutkan dan menghomogenkan.
6) Lalu ditekan timer pada alat, dan disetel untuk 3 menit.
7) Setelah alat berbunyi, pada kedua tabung ditambahkan
pereaksi sianurat, lalu dikocok.
8) Timer ditekan kembali, dan disetel untuk 15 menit.
9) Setelah alat berbunyi, dimasukkan tabung contoh I dan
ditutup, kemudian ditekan tombol zero.
10) Tabung contoh II dimasukkan dan ditutup, kemudian ditekan
tombol read. Lihat dan catat hasil pembacaan.
49
Cara Kerja:
1) Disiapkan alat vacuum filter holder yang telah disterilisasi.
2) Diletakkan kertas saring di atas holder dengan memakai
pinset.
3) Dimasukkan contoh air sebanyak 100 mL kedalam corong
stainless yang sebelumnya telah disterilisasi.
4) Disaring contoh dengan menggunakan vacuum.
5) Diangkat kertas saring dengan memakai pinset steril dan
masukkan ke dalam Petrifim.
6) Diinkubasi pada suhu 37 ± 0,5 oC selama 24 jam.
7) Dihitung jumlah bakteri yang tumbuh dengan dengan bantuan
alat colony counter.
Perhitungan:
Jumlah Bakteri ×100
Jumlah koloni/100 mL =
Volume Contoh
b. Eschericia coli
Cara Kerja:
1) Disiapkan alat vacuum filter holder yang telah disterilisasi.
2) Diletakkan kertas saring diatas holder dengan memakai
pinset.
3) Dimasukkan contoh air sebanyak 100 mL kedalam corong
stailess yang sebelumnya telah disterilisasi.
4) Disaring contoh dengan menggunakan vacuum.
5) Diangkat kertas saring dengan memakai pinset steril dan
masukkan ke dalam media.
6) Diinkubasi pada suhu 37 ± 0,5 oC selama 48 jam.
7) Dihitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh berwarna biru
dengan bantuan alat colony counter.
Perhitungan:
Jumlah Bakteri ×100
Jumlah koloni/100 mL =
Volume Contoh
4.2.1. Konduktometer
4.2.2. pH meter
A=ε.t.c
Keterangan:
A = absorban
ε= epsilon (molar absorbancy index)
t = tebal media (cm)
c = konsentrasi (mol/L)
Abs
ppm
4.2.5. Turbidimeter
2 Warna Pt-Co 15 0
55
56
24 Coliform /100 mL 0 0
25 E. Coli /100 mL 0 0
5.2. Pembahasan
Suhu yang diperoleh dari hasil analisis air Distribusi Zona 3 yang
memiliki suhu 25,2 °C telah memenuhi standar Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk
standar air minum, yaitu memiliki sesuai dengan suhu udara atau dengan
deviasi maksimum 3 °C.
Bau dan rasa yang dihasilkan dari air Distribusi Zona 3 tidak ada
karena di Clear Well Cipaku (CWC) pun tidak ada bau dan rasa airnya.
Warna pada air Distribusi Zona 3 adalah 0 Pt-Co telah memenuhi
standar Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
492/Menkes/Per/IV/2010 untuk standar air minum, yaitu batas syarat 15
Pt-Co.
Kekeruhan air dari Distribusi Zona 3 sebesar 1,16 NTU. Hasil ini telah
sesuai dengan standar Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk standar air minum, dengan batas
maksimum 5 NTU.
Total zat padat terlarut dalam air Distribusi Zona 3 sebesar 68,1
mg/L. Hasil ini telah sesuai dengan standar Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk
kualitas air minum, yaitu zat padat terlarut maksimal 500 mg/L.
pH air Distribusi Zona 3 sebesar 7,19. Hasil ini telah sesuai
dengan standarKeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
492/Menkes/Per/IV/2010 untuk standar air minum, yaitu pH berkisar 6,5—
8,5.
57
6.1. Simpulan
6.2. Saran
59
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2009. Materi pelatihan pengawasan air. Bekasi: Balai Diklat Air Bersih
dan PLP.
Badan Standarisasi Nasional. 2009. SNI 6989.5:2009. Air dan Limbah – Cara Uji
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi pengelolaan Sumber Daya dan
Ligkungan Perairan. Yogyakarta: Kasinius.
60
61
Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor. 2014. Panduan Praktik Kerja Industri.
Bogor: Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor.
Winarno, F.G. 1986. Air Untuk Industri Pangan. Jakarta: PR Gramedia Pustaka
Utama.
LAMPIRAN
Keterangan
Secara keselurahan logo ini bermakna PDAM yang dimiliki Kota Bogor
dari dahulu merupakan Kerajaan Pakuan, menggunakan sumber air yang berasal
dari dua buah Gunung yaitu Gunung Salak dan Gunung Pangrango yang akan
selalu terjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya.
62
63
79 l/dt
Intake Ciherang Pondok Instalasi WTP Dekeng
Reservoir IV
Air Baku 600 l/dt 541 l/dt 12.000 M3
571 l/dt
Distribusi 547 l/dt Zone 4
S. Cisadane
= METER ELECTRONIC
= POMPA
= KATUP TERTUTUP
= SUMBER MATA AIR
64
Batas
No. Parameter Satuan Syarat Keterangan
Min Max
Fisika
o
1 Suhu C Suhu udara - Intensitas rasa paling tinggi pada suhu kamar.
± 3 oC
2 Warna TCU 15 - Pada air dengan suhu rendahvirus akan bertahan hidup.
- Pada pH tertentu dan suhu tinggi penguraian asam hipoklorit lebih
kuat.
- Kecepatan pembentukan thihalometan (THMs) bertambah
dengan naiknya suhu.
- Suhu rendah kandungan oksigen terlarut dalam air lebih besar
kecepatan korosi meningkat.
- Mempengaruhi terhadap segi estetika.
3 Bau - Tdk berbau - Menyebabkan protes terhadap masyarakat.
4 Kekeruhan NTU 15 - Kekeruhan tinggi mengakibatkan mikroorganisme terlindungi dari
efek desinfeksi.
5 Zat Padat mg/Lt - 1000 - Memberi rasa tidak enak pada lidah, rasa mual, "cardiac
Terlarut (TDS) disease" dan toxemia pada wanita hamil.
- Mempengaruhi kesadahan , sifat-sifat korosif serta tendensi
'terhadap pembentukan kerak
Kimia
1 Derajat 6,5 8,5 - Menyebabkan korosifitas.
Keasaman (pH)
- Pembentukan H2S bila pH<7 dan terbentuk Trikloroamin bila pH >7
yangbersifat racun.
- Menimbulkan rasa pahit jika pH > 7.
2 Al (Alumunium) mg/Lt - 0,2 - Gangguan pada otak / mudah lupa.
- Menimbulkan kekeruhan sehingga berdampak pada esteika.
3 Fe (Besi / mg/Lt - 0,3 - Menyebabkan rasa tidak enak.
Jumlah)
- Berpengaruh terhadap estetika ( warna, endapan dan rasa).
4 CO2 mg/Lt - Menyebabkan korosi pada pipa karena bersifat korosif.
(Karbondioksida)
5 Cl (Chlorida) mg/Lt - 250 - Menimbulkan rasa asin dan amis.
6 Kesadahan mg/Lt - 500 - Mengurangi efektifitas dalam penggunaan sabun pembersih.
Jumlah
- Kadar CaCO3 100 mg/L memberikan kesetimbangan antara
korosi dan problem pelapisan.
- Kadar Ca2+ sebesar 100-300 mg/L menyebabkan rasa air.
7 Mn (Mangan) mg/Lt - 1,0 - Menyebabkan kerusakan pada hati dan bersifat racun ringan.
- Konsentrasi Mn > 0,15 mg/L akan mempengaruhi rasa.
- Konsentrasi Mn > 0,2 mg/L akan mempengaruhi rasa dan
meninggalkan noda pada pakaian.
8 NO3 (Nitrat) mg/Lt - 50 - Cenderung berubah menjadi nitrit yang dapat bereaksi dengan
hemoglobin dalam darah membentuk "methaeglobin" yang
dapat menghambat perjalanan oksigen.
9 NO2 (Nitrit) mg/Lt - 3 - Menyebabkan oksidasi hemoglobin menjadi methaeglobin,
menghambat perjalananoksigen ke otak dan dapat
mengakibatkan Blue Babies pada bayi yang baru lahir bila kadar
> 10 mL/l
68
(Phenolik)
24 Bakteri pathogen 0 0 - Menyebabkan penyakit perut seperti typhus, paratyphus, disentri
dan cholera.
- Menyebabkan infeksi pada mata, kulit dsb.
25 S atau H2 S mg/Lt - 0,05 - H2S bersifat sangat beracun dan berbau busuk.
(Sulfida)
- Menghalangi kerja enzim tertentu.
- Bila terhisap pada dosis 1400-2100 mg/m3 dalam waktu 30 menit
menyebabkan kematian dengan melumpuhkan pusat pernapasan.
- Menimbulkan rasa & bau tidak enak pada dosis 0,05-0,1 mg/m3.
- Menyebabkan bingung, mabuk kronis, batuk, pusing dan ngantuk
pada dosis 70-700 mg/m3
26 Cu (Tembaga) mg/Lt - 1,0 - Menimbulkan rasa tidak enak dan dapat menyebabkan kerusakan
pada hati.
- Mempertinggi korosi dan meninggalkan noda jika kandungan
Cu>1,0 mg/L
27 Zat Organik mg/Lt - 10 - Menimbulkan bau tidak sedap dan menyebabkan sakit perut.
Ket:
- DikutIp dari " Pengaruh Penyimpangan Standar Kualitas Air Minum Terhadap Kesehatan " oleh Dra. Tri Tugaswati.
- Telah dimuat dalam majalah Kesehatan Masyarakat (Journal of Healt) No. 20 th VIII/79, hal 26, 27,28.
- Dikutip dari Modul " Gambaran umum penyediaan & Pengolahan Air Minum " bab 7.1 Pengaruh parameter
yang menyimpang terhadap kesehatan, pada Pelatihan Water Quality Edisi Maret 2003.
Lampiran 5. Contoh Perhitungan
= 50,78 mg/L
volumepenitar×NNaOH×BMCO2 (44)
Kadar CO2 = x1000
volumecontoh
4,35 ×0,00109 × 40
= x 1000
25,00
= 7,58 𝑚𝑔/𝐿
70
71
= 71.10 𝑚𝑔/𝐿
Absorbansi
Kadar Nitrat =
slope
1,1913
=
0,27705
= 4.3 mg/L
Absorbansi
Kadar Nitrit =
slope
0,0211
=
1,05612
= 0,02 mg/L
Absorbansi
Kadar Sulfat =
slope
0,0641
=
0,01107
= 4,56 𝑚𝑔/𝐿
= 1,01 mg/L
Keterangan:
a = Volume KMnO40,01N ( mL)
b= Normalitas KMnO4
c = Normalitas asam oksalat
31,6= bst KMnO4
0 ×100
=
100
=0 koloni/100 mL