Ecf86 MDL AKNOP Jaringan Irigasi
Ecf86 MDL AKNOP Jaringan Irigasi
MODUL 09
MODUL OPERASI
DIKLAT TEKNIS AKNOP JARINGAN IRIGASI
DAN PEMELIHARAAN
IRIGASI TINGKAT DASAR
DIKLAT TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN IRIGASI TINGKAT
DASAR
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya validasi
dan penyempurnaan Modul Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP)
Jaringan Irigasi sebagai Materi Substansi dalam Diklat Teknis Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi Tingkat Dasar. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar
Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang Sumber Daya Air (SDA).
Modul AKNOP Jaringan Irigasi disusun dalam 10 (sepuluh) bab yang terbagi atas
Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan modul yang sistematis diharapkan
mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami Angka Kebutuhan Nyata Operasi
dan Pemeliharaan (AKNOP) Jaringan Irigasi. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul
ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim Penyusun
dan Narasumber Validasi, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan
dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus
menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kompetensi
ASN di bidang SDA.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL................................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................... vi
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL..............................................................................vii
BAB I1PENDAHULUAN..................................................................................................I-1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................I-1
1.2. Deskripsi singkat................................................................................................I-3
1.3. Tujuan Pembelajaran..........................................................................................I-3
1.3.1 Kompetensi Dasar...................................................................................I-3
1.3.2 Indikator Keberhasilan............................................................................I-4
1.4. Materi Pokok.......................................................................................................I-4
1.5. Estimasi Waktu...................................................................................................I-4
BAB II1KEGIATAN OPERASI JARINGAN IRIGASI.......................................................II-1
2.1. Umum................................................................................................................ II-1
2.2. Perencanaan Operasi Jaringan Irigasi...............................................................II-1
2.3. Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi...............................................................II-5
2.4. Latihan............................................................................................................... II-8
2.5. Rangkuman.......................................................................................................II-8
BAB III1KEGIATAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI........................................III-1
3.1. Umum............................................................................................................... III-1
3.2. Inventarisasi Jaringan Irigasi............................................................................III-1
3.3. Perencanaan Pemeliharaan Jaringan Irigasi....................................................III-2
3.4. Pelaksanaan Pemeliharaan..............................................................................III-7
3.5. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan..............................................................III-9
3.6. Indikator Keberhasilan Kegiatan Pemeliharaan..............................................III-11
3.7. Latihan............................................................................................................ III-12
3.8. Rangkuman....................................................................................................III-12
BAB IV1KEGIATAN PEMELIHARAAN BENDUNG......................................................IV-1
4.1. Umum............................................................................................................... IV-1
4.2. Data Pendukung Kegiatan Pemeliharaan Bendung..........................................IV-1
4.3. Jenis-jenis Pemeliharaan Bendung..................................................................IV-2
4.4. Peran Serta P3A dalam Pemeliharaan Bendung..............................................IV-6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................ix
GLOSARIUM...................................................................................................................... x
DAFTAR TABE
Tabel 7. 1 – Kompetensi petugas pemeliharaan...........................................................VII-6
Y
Tabel 8. 1 - Usulan Anggaran Operasi.........................................................................VIII-5
Tabel 8. 2 - Usulan Biaya Pemeliharaan......................................................................VIII-6
DAFTAR GAMBA
Gambar II. 1 – Flowchart perencanaan O.......................................................................II-5
Gambar II. 2 – Flowchart mekanisme pembagian air......................................................II-8
Y
Gambar III. 1 – Flowchart kegiatan perencanaan pemeliharaan....................................III-7
Deskripsi
Modul AKNOP Jaringan Irigasi ini terdiri dari delapan kegiatan belajar
mengajar. Kegiatan belajar pertama membahas kegiatan operasi jaringan
irigasi. Kegiatan belajar kedua membahas kegiatan pemeliharaan jaringan
irigasi. Kegiatan belajar ketiga membahas kegiatan pemeliharaan bending.
Kegiatan belajar keempat membahas inventori jaringan irigasi. Kegiatan
belajar kelima membahas cara perhitungan AKNOP. Kegiatan belajar keenam
membahas organisasi dan SDM. Kegiatan belajar ketujuh membahas
perhitungan AKNOP. Kegiatan belajar kedelapan membahas blanko
pemeliharaan.
Peserta diklat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang
berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk
memahami AKNOP jaringan irigasi. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan
latihan atau evaluasi yang menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta diklat
setelah mempelajari materi dalam modul ini
Persyaratan
Dalam mempelajari modul pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan dapat
menyimak dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat
memahami dengan baik materi yang merupakan dasar OP irigasi. Untuk
menambah wawasan, peserta diharapkan dapat membaca terlebih dahulu
modul sebelumnya.
Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah
dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara/Fasilitator,
adanya kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi
Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat
Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board
dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahan
ajar.
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat peserta diklat diharapkan
mampu memahami AKNOP jaringan irigasi pada diklat teknis operasi dan
pemeliharaan irigasi tingkat dasar.
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasar survai yang dilakukan Bank Dunia , terdapat 1,5 juta Ha sawah
setiap tahun hilang karena bencana banjir, kerusakan infrastruktur irigasi,
atau akibat salinasi. Disamping itu diperkirakan 30 juta Ha sawah
beririgasi mengalami kerusakan berat dan 60 – 80 juta Ha mengalami
kerusakan ringan. Mengapa kerusakan irigasi sedemikian parah dan
besar? Sebagian besar studi berkesimpulan bahwa penyebab utama
adalah lemahnya kegiatan operasi dan pemeliharaan (OP) yang dilakukan
oleh pengelola irigasi.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-1
Modul 9 AKNOP Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-2
Modul 9 AKNOP Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-3
Modul 9 AKNOP Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-4
Modul 9 AKNOP Jaringan Irigasi
BAB II
KEGIATAN OPERASI JARINGAN IRIGASI
2.1. Umum
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-1
Modul 9 AKNOP Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-2
Modul 9 AKNOP Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-3
Modul 9 AKNOP Jaringan Irigasi
1) kondisi debit lebih besar dari 70% debit rencana air irigasi dari
saluran primer dan sekunder dialirkan secara terus-menerus
(continous flow) ke petak-petak tersier melalui pintu sadap tersier.
2) kondisi debit 50-70% dari debit rencana air irigasi dialirkan ke
petak-petak tersier dilakukan dengan rotasi. Pelaksanaan rotasi
dapat diatur antar saluran sekunder misalnya jaringan irigasi
mempunyai 2 (dua) saluran sekunder A dan sekunder B maka
rotasi dilakukan selama 3 (tiga) hari air irigasi dialirkan ke
sekunder A dan 3 (tiga) berikutnya ke sekunder B demikian
seterusnya setiap 3 (tiga) hari dilakukan penggantian sampai
suatu saat debitnya kembali normal.
3) Kondisi debit < 50% debit rencana, cara pemberian air terputus-
putus (intermitten)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-4
Modul 9 AKNOP Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-5
Modul 9 AKNOP Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-6
Modul 9 AKNOP Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-7
Modul 9 AKNOP Jaringan Irigasi
2.4. Latihan
2.5. Rangkuman
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-8
BAB III
KEGIATAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI
3.1. Umum
Untuk mendapatkan hasil pemeliharaan yang optimal, diperlukan tata
cara/prosedur yang tepat dengan mengacu pada tahapan sebagai
berikut:
a) Inventarisasi jaringan irigasi pada setiap daerah irigasi
b) Perencanaan pemeliharaan jaringan irigasi
c) Pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi
d) Pemantauan dan evaluasi pemeliharaan jaringan irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-9
hasil inventarisasi tersebut disusun program 5 tahunan yang akan diusulkan
untuk mendapatkan biaya pemeliharaan.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-16
adanya kesepakatan bersama antara kontraktor dengan
P3A/GP3A/IP3A mengenai jam kerja, upah kerja dan hal-hal
lainnya.
b) Pelaksanaan Pemeliharaan
1) P3A/GP3A/IP3A dan atau kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan pemeliharaan wajib memahami dan menerapkan
persyaratan teknis yang telah ditetapkan oleh Dinas/Pengelola
irigasi.
2) Pelaksanaan pemeliharaan tidak mengganggu kelancaran
pembagian air untuk tanaman, artinya pelaksanaannya
disesuaikan dengan jadwal pengeringan dan giliran air.
3) Dinas/Pengelola irigasi wajib menyampaikan kepada masyarakat
pemakai air mengenai rencana pengeringan paling lambat tiga
puluh hari sebelum pelaksanaan pengeringan.
4) Untuk pekerjaaan yang dilaksanakan oleh P3A/GP3A/IP3A agar
sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang dipersyaratkan, perlu
adanya bimbingan dari tenaga pendamping lapangan.
5) Untuk pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor, sebagai kontrol
sosial P3A dapat berperan serta secara swadaya mengawasi
pekerjaan.
6) Setelah pekerjaan perbaikan selesai dikerjakan harus dibuat
berita acara bahwa pekerjaan perbaikan telah selesai
dilaksanakan dan berfungsi baik.
3.7. Latihan
4.1. Umum
Pemeliharaan Bendung adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan
irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar
pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya melalui
kegiatan perawatan, perbaikan, pencegahan dan pengamanan yang harus
dilakukan secara terus menerus.
Ruang lingkup kegiatan pemeliharaan Bendung meliputi :
inventarisasi kondisi Bendung
perencanaan
pelaksanaan
pemantauan dan evaluasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IV-1
d) Inventarisasi Kerusak Bendung
e) Gambar pasca konstruksi (as built drawing) Bendung
f) Dokumen dan data pendukung lainnya.
a) Pengamanan Bendung
Pengamanan Bendung merupakan upaya untuk mencegah dan
menanggulangi terjadinya kerusakan Bendung yang disebabkan oleh
daya rusak air, hewan, atau oleh manusia guna mempertahankan
fungsi Bendung.
Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus oleh dinas yang
membidangi irigasi, anggota/ pengurus P3A/GP3A/IP3A, Kelompok
Pendamping Lapangan dan seluruh masyarakat setempat.
Setiap kegiatan yang dapat membahayakan atau merusak Bendung
dilakukan tindakan pencegahan berupa pemasangan papan larangan,
papan peringatan atau perangkat pengamanan lainnya.
Adapun tindakan pengamanan dapat dilakukan antara lain sebagai
berikut :
1) Tindakan Pencegahan
Melarang pengambilan batu, pasir dan tanah pada lokasi ±
500 m sebelah hulu dan ± 1.000 m sebelah hilir bendung
irigasi atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Melarang memandikan hewan selain di tempat yang telah
ditentukan dengan memasang papan larangan.
Menetapkan garis sempadan saluran dan sungai sekitar
Bendung sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Memasang papan larangan tentang penggarapan tanah dan
mendirikan bangunan di dalam garis sempadan saluran dan
Sungai sekitrar Bendung
Petugas pengelola petugas Bendung harus mengontrol patok-
patok batas tanah pengairan supaya tidak dipindahkan oleh
masyarakat.
Memasang papan larangan untuk kendaraan yang melintas
jalan inspeksi sekitar Bendung yang melebihi kelas jalan.
Melarang mandi di sekitar Bendung atau lokasi-lokasi yang
berbahaya.
Melarang mendirikan bangunan dan menanam pohon di
sekitar Bendung
Mengadakan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat dan
instansi terkait tentang pengamanan fungsi Bendung
2) Tindakan Pengamanan
Membuat bangunan pengamanan ditempat-tempat yang
berbahaya, misalnya : disekitar bangunan Bendung, sungai
yang tebingnya curam, daerah padat penduduk dan lain
sebagainya.
Pemasangan penghalang di jalan inspeksi dan tanggul-
tanggul sekitar Bendung berupa portal, patok.
b) Pemeliharaan Rutin
Merupakan kegiatan perawatan dalam rangka mempertahankan
kondisi Fungsi Bendung yang dilaksanakan secara terus menerus
tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti.
Kegiatan pemeliharaan rutin meliputi:
1) Yang bersifat Perawatan:
Memberikan minyak pelumas pada bagian pintu.
Membersihkan saluran sekitar Bendung dan bangunan dari
tanaman liar dan semak-semak.
Membersihkan saluran dan Bendung dari sampah dan
kotoran.
Pembuangan endapan lumpur di bangunan intake.
Memelihara tanaman lindung di sekitar bangunan dan di tepi
luar tanggul sekitar bendung.
2) Yang bersifat Perbaikan ringan
Menutup lubang-lubang bocoran kecil di Bendung dan saluran
bangunan sekitar bendung
Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran
yang retak atau beberapa batu muka yang lepas.
c) Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala merupakan kegiatan perawatan dan perbaikan
yang dilaksanakan secara berkala yang direncanakan dan
dilaksanakan oleh Pengamat / dinas yang membidangi Irigasi dan
dapat bekerja sama dengan P3A / GP3A / IP3A secara swakelola
berdasarkan kemampuan lembaga tersebut dan dapat pula
dilaksanakan secara kontraktual.
Pelaksanaan pemeliharaan berkala dilaksanakan secara periodik
sesuai kondisi Bendung. Setiap jenis kegiatan pemeliharaan berkala
dapat berbeda-beda periodenya, misalnya setiap tahun, 2 tahun, 3
tahun dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal musim tanam
serta waktu pengeringan.
Pemeliharaan berkala dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pemeliharaan
yang bersifat perawatan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan, dan
pemeliharaan yang bersifat penggantian.
Pekerjaan pemeliharaan berkala meliputi:
1) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Perawatan
Pengecatan pintu
Pembuangan lumpur di Bendung dan bangunan dan saluran
sekitar Bendung
2) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Perbaikan
Perbaikan Bendung, Bangunan Pengambilan dan Bangunan
Pengatur
Perbaikan Saluran sekitar Bendung
Perbaikan Pintu-pintu dan Skot Balk
Perbaikan Jalan Inspeksi sekitar Bendung
Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas,
dan POB, kendaraan dan peralatan
3) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Penggantian
Penggantian Pintu
Penggantian alat ukur
Penggantian peil schall
d) Penanggulangan/Perbaikan Darurat
Perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam dan atau kerusakan
berat akibat terjadinya kejadian luar biasa (seperti
Pengrusakan/penjebolan tanggul, Longsoran tebing yang menutup
Jaringan, tanggul putus dll) dan penanggulangan segera dengan
konstruksi tidak permanen, agar Bendung tetap berfungsi.
Kejadian Luar Biasa/Bencana Alam harus segera dilaporkan oleh POB
kepada pengamat dan kepala dinas secara berjenjang dan
selanjutnya oleh kepala dinas dilaporkan kepada Bupati. Lokasi,
tanggal/waktu, dan kerusakan akibat kejadian bencana/KLB
dimasukkan dalam Blangko 03-P dan lampirann
Perbaikan darurat ini dapat dilakukan secara gotong-royong,
swakelola atau kontraktual, dengan menggunakan bahan yang
tersedia di Pengamat/ Dinas/pengelola irigasi atau yang disediakan
masyarakat seperti (bronjong, karung plastik, batu, pasir, bambu,
batang kelapa, dan lain-lain).
Selanjutnya perbaikan darurat ini disempurnakan dengan konstruksi
yang permanen dan dianggarkan secepatnya melalui program
rehabilitasi.
4.4. Peran Serta P3A dalam Pemeliharaan Bendung
4.5. Latihan
1. Jelaskan dengan singkat data pendukung kegiatan pemeliharaan
bending!
2. Jelaskan jenis-jenis pemeliharaan bending!
3. Jelaskan peran serta P3A dalam pemeliharaan bendung
4.6. Rangkuman
perencanaan
pelaksanaan
5.1. Umum
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi V-1
Gambar V. 1 – Bangunan pengambilan dan pembilas
B
El. x
Tinggi
Tanggul
A A
AS. Bendung
aliran ke pengambilan
aliran melalui pembilas bawah Denah B
Pembilas bawah
pintu pembilas
keadaan terbuka
Pembilas bawah
d) Bangunan sadap 2 .
Setelah diketahui realisasi keadaan air dan tanaman pada tiap petak
tersier serta kebutuhan air di pintu pengambilan maka dengan
menggunakan blangko 07-O dapat dite
5.5. Latihan
5.6. Rangkuman
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi VI-1
f) Pintu penguras
Pintu Penguras cukup sering digerakkan perlu perhatian kita agar biaya
rutin tidak mengalami hambatan, volume dan biaya perlu di perhatikan
.
g) Kantong Lumpur
khusus kantong lumpur disarankan termasuk bagian kegiatan sekitar
Bendung, kegiatan disini adalah galian dan perbaikan saluran serta
pintu.
h) Bangunan bagi pertama.
Bangunan bagi pertama adalah batas dari kegiatan POB, volume dan
biaya harus di hitung untuk pintu dan beton atau pasangan batu
Bendung gerak dibagi dalam beberapa bagian, dibatasi oleh pilar-pilar dan
tembok tepi satu ke tepi lainnya. Tiap pintu dapat dibuka untuk membilas
endapan yang berada di hulu masing-masing pintu (tidak serupa dengan
bendung tetap yang rnenyebabkan endapan bertambah terus sampai
mencapai ketinggian mendekati mercu bendung).
Bendung gerak mempunyai perubahan ketinggian air (affux) kecil,
akibatnya bendung gerak sering dibangun bila tepi / tebing sungai rendah.
Pada bendung gerak yang agak kecil (kurang dan 200 in), hanya dibuat
pintu pelimpah / pintu spillway dan pintu kantong bilas. Pada konstruksi
yang lebih panjang dapat dibangun pembilas sungai dan diletakkan antara
pintu bilas dan pintu pelimpah / pintu gerak ( spillway gate ). Bangunan
pembersih lumpur boleh dibuat atau pun tidak. Umumnya bila tak
dilengkapi bangunan pembersih lumpur dan kandungan lumpurnya tinggi,
kantong lumpur perlu dibangun pada saluran induk di hilir pengambilan.
a) Pintu Gerak Bendung
Dianjurkan mengoperasikan dengan cara kolam tenang. Bila tak ada
pembilasan (pintu pembilas ditutup), pintu pengambilan dibuka untuk
memperoleh d :
b) Bendung gerak dengan pembilas sungai.
Debit melalui pembilas sungai dengan perbandingan (Vs/Vp >1) dan
debit sisa dan pembilasan dan pembilas sungai dialirkan melalui
bendung gerak (spillway bay), dengan membuka sernua pintu /
bendung gerak sama besar. Apabila ada endapan di muka pintu gerak
yang perlu dibilas, pintu tersebut dibuka penuh untuk mengaktifkan
pembilasan.
c) Bendung gerak tanpa pembilas sungai.
Debit sisa (sisa debit pengambilan ditambah debit pembilasan)
dialirkan melalui bendung gerak (spillway hat). Untuk pelimpahan,
secara menyeluruh bukaan pintu lebih disukai berbentuk miring
(wedge shape) dan pada membuka pintu dengan tinggi sarna. Pintu
dekat pembilas dibuka lebih tinggi selanjutnya berangsur mengecil
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi VI-3
makin jauh dan pembilas. Bila pengambilan air hanya pada satu sisi
saja maka bukaan pintu gerak pada sisi yang tak ada pengambilan
air dibuka paling kecil atau ditutup sama sekali. Dengan kata lain,
bila ada dua pengambilan (kiri-kanan) maka pintu gerak p
6.4. Latihan
6.5. Rangkuman
Perhitungan besarnya kebutuhan biaya untuk OP Bendung, dilakukan
berdasar aturan regulasi yang ada, dari mulai biaya rutin untuk
mengoperasikan pintu, perbaikan kecil, pembuangan sampah, gaji upah
pekerja. pengoperasian bangunan pengatur ini dilakukan oleh
petugas/POB/juru pengairan untuk mengatur debit air sesuai dengan
kebutuhan yang telah ditetapkan.
BAB VII
ORGANISASI DAN SDM
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi VII-1
Catatan : jumlah total paling sedkit lima puluh enam (56) orang , terdiri dari :
satu (1) orang pengamat; enam (6) orang staf; tujuh (7) orang Juru;
empat belas (14) orang PPA, dua puluh delapan (28) orang PS/PB
7.2.
a) Staf Operasi.
1) Menghimpun dan memproses laporan yang diterima, dan
melanjutkan laporan tersebut ke Sub Dinas atas
persetujuan/perintah pengamat.
2) Membantu Juru Pengairan dalam segi tehnik operasi dan
melaksanakan bimbingan terhadap P3A / GP3A dalam
pengelolaan air di jaringan tersier.
3) Melakukan pengisian skema pembagian air untuk periode 1/2
bulan yang akan datang berdasarkan pola tanam detail.
4) Menyusun laporan yang harus dikirim ke Sub Dinas mengenai
Kerusakan tanaman
Keadaan luas tanaman
Curah hujan bulanan
Debit sungai
Hasil ubinan dan produksi tanaman
b) Staf Pemeliharaan .
1) Membuat perkiraan Volume pekerjaan perbaikan yang
dilaksanakan secara berkala.
2) Melakukan inspeksi terhadap pekerjaan pemeliharaan yang
dilakukan secara berkala.
3) Memeriksa inventarisasi perlengkapan, peralatan dan bahan-
bahan serta membuat usulan permintaan sesuai dengan
kebutuhan kepada Sub Dinas.
4) Melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan oleh
P3A/GP3A, PPA atau lainnya.
5) Memeriksa keadaan bangunan pada bagian bawah permukaan
air selama periode pengeringan saluran bersama P3A/GP3A.
6) Memeriksa hasil laporan yang diterima dari juru mengenai:
Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan.
Laporan kerusakan bangunan fasilitas.
Pengusulan pekerjaan pemeliharaan berkala.
7) Menyiapkan laporan mengenai:
Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan.
Laporan kerusakan bangunan fasilitas.
Laporan pemeriksaan keadaan bangunan .
Permintaan anggaran tahunan untuk pemeliharaan
Instruksi kerja pekerjaan pemeliharaan berkala
Laporan hasil pemantauan pemeliharaan berkala.
Jadwal kerja tahunan untuk pemeliharaan berkala.
c) Staf Tata Usaha.
Staf Tata Usaha bertanggung jawab atas semua pekerjaan
administrasi dan management Kantor yang berhubungan dan yang
diluar pekerjaan teknik di bawah pengawasan dan petunjuk dari
Pengamat Pengairan.
d) Juru Pengairan.
1) Melaksanakan pembagian air (dengan memerintahkan PPA
untuk mengatur bukaan pintu ) sesuai dengan rencana yang
telah dibuat oleh pengamat.
2) Mengecek penyetelan bukaan pintu yang telah dilaksanakan
oleh PPA, selanjutnya melaksanakn pengukuran debit bendung,
debit saluran di wilayah kerjanyadan memasukan datanya ke
formulir
3) Mengecek tugas-tugas pemeliharaan rutin dari PPA serta P3A /
GP3A.
4) Mengumpulkan data tanaman dari masing-masing desa dan
memasukannya kedalam formulir
5) Mengumpulkan data curah hujan dan memasukannya ke formulir
6) Mengirim data debit, data tanaman dan data curah hujan ke
Pengamat setiap 1/2 bulanan dan sekali gus ikut rapat 1/2
bulanan.
7) Mengawasi terjadinya pelanggaran yang mungkin terjadi
misalnya adanya penyadapan air secara liar,
pengembalaan ternak di tanggul saluran dan lain - lain
pelanggaran, bersama dengan P3A / GP3A.
8) Melaksanakan pembinaan terhadap P3A/GP3A dan
menginformasikan kebijaksanaan tentang ke irigasian
khususnya dan pengairan pada umumnya, kepada masyarakat
petani anggota P3A / GP3A
9) Mengumpulkan data produksi/melaksanakan ubinan padi
bersama P3A/ GP3A setiap akhir musim tanam
10) Mencatat kerusakan Jaringan irigasi atau sarana pengairan
dalam formulir
11) Menghimpun rencana luas tanam dari masing-masing desa
dalam formulir
12) Memantau dan melaporkan kepada pengamat tentang
perubahan fungsi lahan sawah misalnya dari tanah sawah
menjadi lahan kering dan sebaliknya.
13) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pengamat.
7.7. Latihan
7.8. Rangkuman
b) Biaya Operasi
1) Gaji/Upah/Honor
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi VIII-1
2) Biaya Administrasi
Kesimpulan:
Sub Total :
4. Pemeliharaan bangunan
4.1. Operational rutin (listrik, air dll) Bulan
4.2 Perawatan kantor, rumah dinas Bulan
Sub Total Operasi :
8.3. Latihan
8.4. Rangkuman
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IX-1
BAB X
PENUTUP
10.1. Simpulan
Untuk menghitung berapa besar biaya yang di butuhkan untuk OP Bendung
maupun OP Jaringan Irigasi, kita perlu mengetahui terlebih dahulu kegiatan
kegiatan yang dilakukan dalam rangka operasi, khususnya kegiatan
pengisian blangko O, yang dilakukan oleh juru, pengamat, dan dinas
kabupaten,dinas Provinsi dan Balai SDA.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi X-1
DAFTAR PUSTAKA
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa,
irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan
irigasi.
Petak Primer adalah suatu petak yang merupakan gabungan beberapa
petak tersier, pengambilan airnya melalui saluran primer.
Petak Sekunder adalah suatu petak yang merupakan gabungan beberapa
petak tersier, pengambilan airnya melalui saluran sekunder yang
bersangkutan.
Petak Tersier adalah suatu petak yang merupakan gabungan beberapa
petak kuarter, merupakan kumpulan sawah - sawah yang mendapat air dari
saluran tersier / kuarter melalui bangunan bagi / sadap.
Pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan yang meliputi operasi,
pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi.
Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan
pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan
irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan,
menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan,
mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi.
Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan
jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar
pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya.
Pengamanan jaringan irigasi adalah upaya untuk mencegah dan
menanggulangi terjadinya kerusakan jaringan irigasi yang disebabkan oleh
daya rusak air, hewan atau oleh manusia guna mempertahankan fungsi
jaringan irigasi.
Rehabilitasi jaringan irigasi adalah kegiatan perbaikan jaringan irigasi guna
mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula
Peningkatan jaringan irigasi adalah kegiatan perbaikan jaringan irigasi
dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi