Anda di halaman 1dari 2

Nasehat adalah Cinta

Nasehat adalah cinta. Saling menasehati itu tanda cinta. Karena nasehat berarti menginginkan
kebaikan pada orang lain. Kita ingin saudara kita itu jadi baik ketika dinasehati, bukan ingin
mereka direndahkan atau disalahkan.

“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” (QS. Al Hujurat: 10).

“Dan aku memberi nasehat kepadamu.” (QS. Al A’raf: 62).

“Aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu.” (QS. Al A’raf: 68).

Dari Abu Ruqoyyah Tamim bin Aus Ad Daari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama adalah nasehat.” Kami bertanya, “Untuk
siapa?” Beliau menjawab, “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-Nya, bagi pemimpin-
pemimpin kaum muslimin serta bagi umat Islam umumnya.” (HR. Muslim no. 55).

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Tidaklah sempurna iman seseorang di antara
kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya
sendiri.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45).

saling menasehati itu didasarkan karena kita adalah bersaudara sehingga kita ingin agar
saudara kita pun menjadi baik. Dan juga menunjukkan bahwa bentuk kasih dan sayang
terhadap sesama muslim adalah dengan saling menasehati.

Maka tidaklah tepat sikap sebagian orang yang berucap, biarkan sajalah saudara kita
beramal seperti itu. Padahal amalan yang dilakukan tidak ada tuntunan. Biarlah mereka jadi
pengagung kubur para wali. Padahal seperti itu adalah tingkah laku orang musyrik yang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perangi di masanya. Jika memang benar kita
mencintai saudara kita sesama muslim, maka nasehatilah mereka supaya terhindar dari
syirik, bid’ah, dan berbagai macam maksiat lainnya. Karena arti nasehat -menurut para
ulama- adalah menginginkan kebaikan pada orang lain. Sebagaimana kata Al Khottobi
rahimahullah,

ُ‫له للمنصوح الخيرُ إرادةُ هي جملة عن بها يعبر كلمةُ النصيحة‬


“Nasehat adalah kalimat ungkapan yang bermakna memberikan kebaikan kepada yang
dinasehati” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 219).

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Menasehati sesama muslim (selain ulil amri) berarti
adalah menunjuki berbagai maslahat untuk mereka yaitu dalam urusan dunia dan akhirat
mereka, tidak menyakiti mereka, mengajarkan perkara yang mereka tidak tahu, menolong
mereka dengan perkataan dan perbuatan, menutupi aib mereka, menghilangkan mereka
dari bahaya dan memberikan mereka manfaat serta melakukan amar ma’ruf nahi
mungkar.” (Syarh Shahih Muslim, 2: 35).

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin saat menerangkan hadits Jabir, yaitu
bagaimanakah cara menasehati sesama muslim, maka beliau katakan hal itu sudah
dijelaskan dalam hadits Anas: “Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian sampai
ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” Kata Syaikh Ibnu
‘Utsaimin, “Nasehat adalah engkau suka jika saudaramu memiliki apa yang kau miliki.
Engkau bahagia sebagaimana engkau ingin yang lain pun bahagia. Engkau juga merasa
sakit ketika mereka disakiti. Engkau bermuamalah (bersikap baik) dengan mereka
sebagaimana engkau pun suka diperlakukan seperti itu.” (Syarh Riyadhis Sholihin, 2: 400).

Anda mungkin juga menyukai