SKRIPSI
Oleh
REVAN MAIRJAL
NIM. 2016120460
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Akuntansi dari
Universitas Pamulang
Oleh
REVAN MAIRJAL
NIM. 2016120460
i
MOTTO
“Hidup ini seperti sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak”
(Albert Einstein)
“Pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang kamu gunakan untuk merubah
dunia”
(Nelson Mandela)
”Akal budi dan pengetahuan adalah laksana raga dan jiwa tanpa raga, jiwa
menjadi kosong belaka kecuali hanya berupa angin hampa. Tanpa jiwa, raga
hanyalah kerangka tulang tanpa perasaan”
(Kahlil Gibran)
“Pendidikan adalah tiket ke masa depan. Hari esok dimiliki oleh orang-orang yang
mempersiapkan dirinya sejak hari ini”
(Malcolm X)
“Yang hebat di dunia ini bukanlah tempat di mana kita berada melainkan arah
yang kita tuju”
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
Oleh
REVAN MAIRJAL
NIM. 2016120460
Skripsi tersebut telah disetujui untuk diajukan kepada majelis penguji skripsi,
Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang, Pada
tanggal 12 November 2019, oleh:
iii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh
REVAN MAIRJAL
NIM. 2016120460
NIDN. NIDN.
iv
LEMBAR PERNYATAAN
REVAN MAIRJAL
NIM : 2016120460
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Telepon : 081214399833
Email : revanmairjal123@gmail.com
4. Universitas Pamulang
REVAN MAIRJAL
NIM : 2016120460
vi
DAFTAR PERSEMBAHAN
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Empiris pada PT BPR Artha Mitra Usaha Periode 2014-2019) ini dengan
baik. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
Pamulang.
bantuan, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penyusunan proposal
skripsi ini berlangsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis ingin
1. Bapak Dr. (HC). Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya yang
2. Bapak Dr. H. Dayat Hidayat, M.M. selaku Rektor Universitas Pamulang yang
4. Bapak H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA, CMA selaku Dekan Fakultas
viii
5. Ibu Effriyanti, SE., M.Sa., Akt, CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi yang telah
7. Bapak dan Ibu jajaran staf Universitas Pamulang terkhusus staf akuntansi.
8. Kedua orang tau dan adik-adik tersayang yang selalu memberikan kasih
9. Semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini yang tidak bisa
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis
berharap skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca dan dunia ilmu
pengetahuan.
REVAN MAIRJAL
NIM : 2016120460
ix
ABSTRAK
x
ABSTRACT
xi
DAFTAR ISI
xii
3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................... 47
3.3 Variabel dan Pengukuran .............................................................. 47
3.4 Populasi dan Sampel ..................................................................... 51
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 52
3.6 Teknik Analisis.............................................................................. 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian...................................................
4.2 Deskripsi Sampel ........................................................................... 54
4.3 Analisis Statistik Deskriptif...............................................................
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda .....................................................
4.5 Uji Hipotesis ......................................................................................
4.6 Hasil dan Pembahasan .......................................................................
BAB V PENUTUP .................................................................................................
5.1 Kesimpulan ........................................................................................
5.2 Saran ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
LAMPIRAN .............................................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB I
PENDAHULUAN
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Artinya kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) jauh
lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Kegiatan Bank
dana saja. Bahkan dalam menghimpun dana Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
dilarang untuk menerima simpanan giro. Begitu pula dalam hal jangkauan wilayah
modal awal yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan modal awal bank
umum. Larangan lainnya bagi BPR adalah tidak diperkenankan ikut kliring
(Kamsir, 2014). Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2017) larangan lainnya bagi
melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai Pedagang Valuta
Asing (PVA) dengan izin OJK, melakukan penyertaan modal, melakukan usaha
Bank Indonesia melalui Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/26/DKBU Tanggal
1
19 September 2012 tentang pedoman kebijakan dan prosedur perkreditan bagi
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang paling kurang mencakup: pertama pokok-
pokok kebijakan perkreditan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang mengacu pada
memberikan informasi dengan lengkap dan jelas mengenai kredit yang ditawarkan
debitur yang mencakup nama kredit yang ditawarkan, manfaat dan risiko yang
jangka waktu kredit yang ditawarkan, dan kejelasan mengenai bentuk dan isi
maka Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang baik akan senantiasa menjaga kualitas
2
Dalam Liputan6.com Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap kasus
dengan nilai Rp24.225 miliar yang tidak sesuai prosedur. Pengungkapan kasus ini
menjelaskan bahwa pengungkapan kasus ini berawal dari temuan dalam proses
Satuan Kerja Penyidikan Sektor Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan. Dalam
prosesnya diketahui jika pemberian kredit tidak sesuai dengan prosedur sehingga
pencabutan izin usaha PT BPR Bali KS Agung Sedana yang beralamat di Jalan
Raya Kerobokan Nomor 15Z, Kuta, Badung Bali terhitung sejak tanggal
03 November 2017.
prosedur yang diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/26/DKBU
debitur yang benar melakukan peminjaman uang atau melakukan kredit sehingga
terjadi debitur pada PT BPR KS Bali Agung Sedana sehingga kredit tersebut
3
dinyatakan kredit fiktif dan dari fenomena tersebut terindikasi bahwa tidak akan
terjadi penyaluran kredit jika PT BPR KS Bali Agung Sedana tidak memiliki dana
Perkreditan Rakyat (BPR) dalam menghimpun dana pihak ketiga, karena dana
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam melakukan penyaluran kredit selain dana
yang berasal dari modal Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sendiri, simpanan dari
bank lain dan juga dana pinjaman. Dana pihak ketiga yang dihimpun
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dari masyarakat terdiri dari tabungan, deposito
berjangka, dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. Bagi bank yang
merupakan bisnis keuangan, kegiatan membeli dan menjual barang juga terjadi,
hanya bedanya dalam bisnis bank yang dijual dan dibeli adalah jasa keuangan.
membeli jasa keuangan yang tersedia dimasyarakat dan membeli jasa keuangan
dapat diperoleh dari berbagai sumber dana yang ada, terutama sumber dana dari
memiliki permodalan yang baik atau dana yang bersumber dari bank itu sendiri.
Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah
dana yang diperoleh dari dalam bank. Perolehan dana ini biasanya digunakan
apabila bank mengalami kesulitan untuk memperoleh dana dari luar. Kemudian
dana ini dapat pula dicari sesuai dengan tujuan bank (Kamsir, 2014). Permodalan
4
menunjukan kemampuan manajemen untuk mengawasi serta mengontrol risiko
yang terjadi, yang bisa mempengaruhi besarnya modal bank. Bank apabila
dengan efisien dan efektif yang akan memberikan keuntungan pada bank tersebut.
Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar bunga yang
relatif lebih besar dari pada jika meminjam ke lembaga lain (Kamsir, 2014).
Kecukupan modal pada bank tercermin pada capital adequacy ratio (CAR).
Capital adequacy ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh
seluruk aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga,
tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping
adequacy ratio (CAR) maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk
bank. Menurut Basyaib, dalam Adnan (2016) Ukuran bank atau yang umumnya
kecilnya perusahaan berdasarkan berbagai cara yaitu dengan total aset, total
penjualan, atau total modal. Total aset merupakan faktor penting lainnya yang
dapat mempengaruhi jumlah penyaluran kredit diluar dana pihak ketiga dan
kecukupan modal, dana lain tersebut bisa berasal dari simpanan dari bank lain dan
5
juga pinjaman diterima. Sehingga semakin besar total aset suatu bank
dan kecukupan modal secara simultan terhadap jumlah penyaluran kredit yang
diteliti oleh Oktaviani (2012) Dana Pihak Ketiga (DPK), Return On Assets
(ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Jumlah
SBI berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran kredit perbankan, dan pada
penelitian Susan Pratiwi & Lela Hindasah (2014) bahwa Dana Pihak Ketiga
(DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Net Interst
Margin (NIM) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh secara simultan
Cipta, Gede Putu Agus Jana Susila (2014) dana pihak ketiga, rasio kecukupan
secara parsial terhadap jumlah penyaluran kredit yang diteliti oleh Febry Amithya
penyaluran kredit, pada penelitian Oktaviani (2012) dana pihak ketiga (DPK)
Huda (2014) dana pihak ketiga (DPK) berpengaruh terhadap jumlah penyaluran
kredit, pada penelitian Adnan, Ridwan dan Fildza (2016) dana pihak ketiga (DPK)
berpengaruh terhadap jumlah penyaluran kredit, dan pada penelitian Susan Pratiwi
6
& Lela Hindasah (2014) dana pihak ketiga (DPK) berpengaruh terhadap jumlah
penyaluran kredit.
parsial terhadap jumlah penyaluran kredit yang diteliti Febry Amithya Yuwono
kredit. Pada penelitian Oktaviani (2012) capital adequacy ratio (CAR) memiliki
pengaruh terhadap jumlah penyaluran kredit, dan pada penelitian Galih Fahrul
penyaluran kredit, dan pada penelitian Susan Pratiwi & Lela Hindasah (2014)
kredit. pada penelitian Adnan, Ridwan dan Fildza (2016) capital adequacy ratio
permasalahan dalam penelitian ini, yakni mengenai pengaruh dana pihak ketiga
(DPK), serta perbedaan pengaruh dari kecukupan modal yang diukur dengan
capital adequacy ratio (CAR) terhadap jumlah penyaluran kredit. Penelitian ini
terletak pada sampel penelitian. Dari penjelasan yang telah dikemukakan diatas,
untuk memberikan pembaruan dalam penelitian ini. Oleh karena itu penulis
7
(DPK) Dan Kecukupan Modal Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit Dengan
Ukuran Bank Sebagai Pemoderasi (Studi Empiris Pada PT BPR Artha Mitra
berikut:
penyaluran kredit?
penyaluran kredit?
4. Apakah ukuran bank dapat memoderasi hubungan antara dana pihak ketiga
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
8
2. Untuk mengetahui pengaruh dana pihak ketiga secara parsial terhadap
1. Bagi Penulis
perkuliahan.
9
3. Bagi Akademis
1. Bagi Perusahaan
penelitian ini, maka garis besar materi pembahasan dari masing-masing bab
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bagian awal dalam melakukan penelitian ini yang
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
antara lain:
Teori ini mengemukakan bahwa suatu bank akan tetap likuid jika sebagian
dan dapat dicairkan dalam keadaan bisnis yang normal (usual business).
Teori ini beranggapan bahwa likuiditas suatu bank akan lebih terjamin jika
Menurut teori ini, likuiditas suatu bank akan dapat dipertahankan jika bank
cukup banyak, baik dari rekanan maupun call money atau sumber lainnya.
13
Sehingga dari berbagai teori diatas dapat disimpulkan bahwa bank adalah
salah satu lembaga yang harus senantiasa menjaga likuiditasnya dengan berbagai
cara, diantaranya adalah memberikan kredit dalam jangka pendek, memiliki aset
yang cukup banyak, baik dari rekanan maupun call money atau sumber lainnya,
hal ini dilakukan karena dana yang digunakan oleh bank sebagian besar
merupakan dana dari pihak ketiga atau masyarakat yang sewaktu-waktu harus
dikembalikan.
informasi keuangan dan akuntansi menggunakan satuan uang sebagai alat ukur
dan hitung (Martiani dkk, 2014). Menurut Thomas dkk (2011) akuntansi
pemerintah, dan publik. Menurut Keiso dkk (2001) akuntansi keuangan (financial
14
satuan uang sebagai alat ukur dan hitung. Namun pengertian akuntansi keuangan
informasi keuangan suatu entitas, yang berguna bagi para pemangku kepentingan
pinjaman.
tersebut.
2.3 Bank
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2017) bank adalah badan usaha yang
1. Bank Sentral
Menurut Sujarweni (2017) Bank Sentral yaitu bank yang tugasnya dalam
menerbitkan uang kertas dan logam sebagai alat pembayaran yang sah
2. Bank Umum
15
Menurut Sujarweni (2017) Bank Umum yaitu bank yang bukan saja dapat
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas
2) Memberikan kredit.
Indonesia (BI).
lain.
4. Bank Syariah
16
Menurut Sujarweni (2017) Bank Syariah yaitu bank yang beroperasi
berdasarkan prinsip bagi hasil (sesuai kaidah ajaran islam tentang hukum
riba).
1. Peran Intermediasi
2. Peran Pembayaran
nama nasabahnya
3. Peran Penjamin
investasi dan tabungan untuk tujuan jangka panjang untuk kehidupan yang
17
lebih baik dimasa mendatang dengan membangun, mengatur dan
memproteksi tabungan.
Peran bank dalam menjamin nilai surat berharga dan melindungi barang-
nasabahnya.
7. Peran Agensi
sosial.
bank yang menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu.
18
dengan beban (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2008). Menurut Martiani dkk
pendapatan dan beban suatu entitas untuk periode tertentu, sehingga dapat
1) Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan
ekonomi.
3) Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban.
19
3. Laporan Arus Kas
maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kas. Laporan arus kas harus
perubahan kas dan setara kas entitas selama periode tertentu, menunjukkan
Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji
satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. Penyajian laporan
2014).
tersendiri mengenai Posisi Devisa Neto, menurut jenis mata uang dan
20
aktivitas lainnya (Kamsir, 2014). Menurut Martiani dkk (2014) Catatan
atas apa dalam empat laporan diatas. Laporan ini memberikan penjelasan
atau rincian pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi
keuangan.
dikemudia hari dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. Menurut
Syaifuddin (2007) kata “kredit” berasal dari bahasa Yunani “credere”, artinya
“kepercayaan” yang dalam praktek sehari-hari berkembang lebih luas lagi antara
lain:
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
21
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga,
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menyatakan kredit adalah penyediaan uang atau
lain yang mewajibkan pihak peminjam (debitur) untuk melunasi utangnya setelah
berikut:
1. Kepercayaan
yang diberikan baik berupa uang, barang, atau jasa akan benar-benar
22
diberikan oleh bank karena sebelum dana diluncurkan, sudah dilakukan
2. Kesepakatan
ditandatangani oleh kedua belah pihak, yaitu pihak bank dan nasabah.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka
Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki
jangka waktu.
4. Risiko
Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan dua hal, yaitu risiko kerugian
23
semakin besar risikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Risiko
ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja maupun risiko
5. Balas Jasa
kredit atau jasa tersebut yang dikenal dengan nama bunga bagi bank
prinsip konvensional. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan
bank, sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasa
berikut:
1. Character (Karakter)
24
positif dan kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung jawab dalam
2. Capacity (Kapasitas)
yang akan dibiayai dengan kredit bank. Jadi jelaskan maksud dari
penilaian kapasitas disini adalah untuk menilai sampai sejauh mana hasil
1) Pendekatan Historis
2) Pendekatan Financial
25
3) Pendekatan Educational
4) Pendekatan Yuridis
5) Pedekatan Manajerial
6) Pendekatan Teknis
26
3. Capital (Modal)
yang kuat agar tidak mudah terkena goncangan dari luar, misalnya dalam
situasi pasar modal dengan suku bunga yang tinggi, maka sebaliknya
4. Collateral (Jaminan)
melunasi kredit dari usahanya yang normal. Jaminan juga dapat sebagai
pada kurun waktu yang akan dating pada saatnya kredit tersebut harus
Kondisi ekonomi adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi dan
keadaan perekonomian pada suatu saat, maupun untuk suatu kurun waktu
27
tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran
Menurut Meganingsih dkk (2010) simpanan atau dana pihak ketiga adalah
dana yang dipercayakan oleh masyarakat (diluar Bank Umum dan BPR lain)
yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, atau alat
berjangka waktu.
keamanan dan kesehatan sebuah bank. Modal juga merupakan faktor penentu
28
perhitungan permodalan bank dengan menggunakan capital adequacy ratio
rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruk aktiva bank yang mengandung
resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai
dari dana modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-
sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain.
industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang sehat, kuat dan produktif
dari ATMR.
29
3. Modal pelengkap hanya dapat diperhitungkan paling tinggi 100% dari
modal inti.
2) Modal sumbangan.
7) Modal pelengkap.
8) ATMR.
7. Tahapan pemenuhan:
2024.
2) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp 3 miliar namun kurang dari
30
8. BPR dilarang melakukan distribusi laba jika:
9. BPR yang mendapatkan izin usaha dengan modal disetor kurang dari Rp 6
miliar wajib memenuhi jumlah modal inti minimum paling lambat lima
Menurut Basyaib, dalam Adnan (2016) Ukuran bank atau yang umumnya
kecilnya perusahaan berdasarkan berbagai cara yaitu dengan total aset, total
20 Tahun 2008, kriteria untuk perusahaan kecil adalah memiliki kekayaan bersih
dikatakan jika perusahaan besar memiliki dana yang besar pula, hal tersebut
31
dikarenakan banyaknya kekayaan yang dimiliki perusahaan besar. Oleh karena
itu, pada perusahaan perbankan yang berukuran besar, kemungkinan dana yang
dimilikinya juga besar sehingga dapat mempengaruhi kredit yang akan disalurkan.
1. Kas.
deposito).
6. Kredit.
32
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
35
Dalam penelitian Adnan, Ridwan dan Fildzah (2016) mengenai pengaruh
ukuran bank, DPK, CAR, dan LDR terhadap penyaluran kredit pada perusahaan
penelitian ini adalah penyaluran kredit dan variabel independen dalam penelitian
ini adalah ukuran bank, DPK, CAR, dan LDR. Dari penelitian tersebut diperoleh
hasil bahwa Ukuran Bank memiliki pengaruh positif terhadap penyaluran kredit,
penyaluran kredit.
Suwendra (2016) mengenai pengaruh DPK, CAR dan NPL, dan terhadap
kredit dan variabel independen dalam penelitian ini adalah DPK, CAR, NPL.
Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa DPK dan CAR berpengaruh positif
Dalam penelitian I Gede Oggy Pratama Putra dan Surya Dewi Rustariyuni
(2015) mengenai pengaruh DPK, BI Rate, NPL terhadap penyaluran kredit modal
kerja pada BPR di Provinsi Bali tahun 2009-2014. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah penyaluran kredit modal kerja dan variabel independen
dalam penelitian ini adalah DPK, BI Rate, NPL. Dari penelitian tersebut di
peroleh hasil bahwa DPK, BI Rate dan NPL mempunyai pengaruh signifikan
36
secara simultan terhadap penyaluran kredit modal kerja, dan secara parsial
diperoleh bahwa DPK, BI Rate dan NPL mempunyai pengaruh signifikan dan
Dalam peelitian Ni Made Anik Nasa Suryawati, Wayan Cipta dan Gede
Putu Agus Jana Susila (2014) mengenai analisis pengaruh DPK, CAR, NPL, LDR
terhadap penyaluran kredit (studi kasus pada LPD Desa Pakraman Pemaron
kredit dan variabel independen dalam penelitian ini adalah DPK, CAR, NPL, dan
LDR. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa DPK, CAR dan LDR
CAR, NPL dan ROA terhadap penyaluran kredit. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah penyaluran kredit dan variabel independen dalam penelitian
ini adalah DPK, CAR, NPL, ROA. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa
DPK dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit,
penyaluran kredit.
pengaruh DPK, CAR, ROA, NIM dan NPL terhadap penyaluran kredit pada Bank
kredit dan variabel independen dalam penelitian ini adalah DPK, CAR, ROA,
37
NIM, dan NPL. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa DPK berpengaruh
positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit, CAR dan ROA tidak
mempunyai berpengaruh dan bernilai negatif terhadap penyaluran kredit, dan NPL
DPK, LDR, NPL, CAR, ROA, dan BOPO terhadap jumlah penyaluran kredit
(studi pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
kredit dan variabel independen dalam penelitian ini adalah DPK, LDR, NPL,
CAR, ROA, dan BOPO. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa LDR
penyaluran kredit.
pengaruh DPK, LDR, CAR, NPL, ROA, dan SBI terhadap jumlah penyaluran
kredit (studi empiris Bank yang terdaftar di BEI). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah jumlah penyaluran kredit dan variabel independen dalam
penelitian ini adalah DPK, LDR, CAR, NPL, ROA, SBI. Dari penelitian tersebut
diperole hasil bahwa DPK dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap
jumlah penyaluran kredit, CAR, ROA dan SBI berpengaruh positif tidak
kredit
38
Dalam penelitian Oktaviani (2012) mengenai pengaruh DPK, ROA, CAR,
NPL dan jumlah SBI terhadap penyaluran kredit perbankan (studi pada Bank
penelitian ini adalah Penyaluran Kredit dan variabel independen dalam penelitian
ini adalah DPK, ROA, CAR, NPL dan Jumlah SBI. Dari penelitian tersebut
diperoleh hasil bahwa DPK dan CAR berpengaruh positif dan signifikan
signifikan terhadap penyaluran kredit. ROA dan NPL tidak berpengaruh terhadap
penyaluran kredit.
NPL, dan ROA terhadap penyaluran kredit modal kerja (studi pada Bank Umum
dalam penelitian ini adalah penyaluran kredit modal kerja dan variabel
independen dalam penelitian ini adalah CAR, NPL, dan ROA. Dari penelitian
tersebut diperoleh hasil bahwa CAR dan ROA berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penyaluran kredit modal kerja dan NPL berpengaruh negatif dan
yang penting (Sugiyono, dalam Usman, 2019). Kerangka berfikir yang baik akan
menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti, jadi secara
39
teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Bila
dalam penelitian ada variabel moderator atau intervening, maka juga perlu
dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar
Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigm penelitian harus didasarkan
Ha1
Jumlah Penyaluran
Ha3 Kredit (Y)
Kecukupan Modal (X2)
Ha4 Ha5
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Keterangan:
Simultan
Parsial
Pemoderasi
40
2.10 Pengembangan Hipotesis
karena dalam definisi bank menurut UU perbankan No. 10 Tahun 1998 adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Dana–dana yang
dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling
diandalkan oleh bank (bisa mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang dikelola
oleh bank (Dendawijaya, dalam Yuwono, 2012). Dana-dana yang telah diterima
tersebut merupakan dana pihak ketiga. Oleh sebab itu semakin besar Dana Pihak
Ketiga yang diterima semakin meningkat pula peranan bank dalam menyalurkan
dana tersebut kepada pihak yang kekurangan dana dengan bentuk pemberian
kredit.
pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh
kegiatan operasi bank (Ali, dalam Huda, 2014). Semakin tinggi CAR maka
semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk
41
kata lain besarnya nilai CAR akan meningkatkan kepercayaan diri perbankan
dalam menyalurkan kredit. Dengan CAR diatas 20%, perbankan bisa memacu
pertumbuhan kredit hingga 20-25 persen setahun (Wibowo, dalam Huda 2014).
karena modal dan dana pihak ketiga (DPK) adalah dana utama yang dapat
digunakan dalam penyaluran kredit. Dana pihak ketiga (DPK) adalah dana yang
paling rendah biaya yang harus dikeluarkan sebagai timbal baliknya dibandingkan
sumber dana lainnya. Dari penyaluran kredit berkualitas Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) akan mendapatkan keuntungan atau laba yang dapat menambah modal
penyaluran kredit (BMPK) sehingga Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dapat lebih
H1: Diduga dana pihak ketiga dan kecukupan modal mempunyai pengaruh secara
Bank dapat memanfaatkan dana dari pihak ketiga ini untuk ditempatkan pada pos-
42
pos yang menghasilkan pendapatan bagi bank, salah satunya yaitu dalam bentuk
dari jumlah penyaluran kredit oleh karena itu pemberian kredit merupakan
(Dendawijaya, dalam Oktaviani, 2012). Selain itu, dana pihak ketiga (DPK)
adalah sumber dana terbesar paling mudah didapat oleh Bank Perkreditan Rakyat
dibandingkan dengan sumber dana lainnya, sehingga dana pihak ketiga (DPK)
menjadi dana yang paling diandalkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam
penyaluran kredit.
Amithya Yuwono (2012) bahwa dana pihak ketiga (DPK) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit, pada penelitian Susan Pratiwi dan
Lela Hindasah (2014) bahwa dana pihak ketiga (DPK) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit dan pada penelitian Galih Fahrul
Huda (2014) bahwa dana pihak ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan
kredit.
Penyaluran Kredit
43
CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang
CAR merupakan faktor internal dalam bank dalam menentukan penyaluran kredit
penyediaan modal minimum sebesar 10%. Jika CAR tinggi maka akan
Jumlah CAR yang tinggi akan membuat kepercayaan diri pada bank dalam
melakukan penyaluran kredit. Oleh sebab itu, jika kecukupan modal yang dimiliki
oleh suatu bank tinggi maka jumlah penyaluran kredit yang akan diberikan dapat
meningkat.
Amithya Yuwono (2012) capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh positif tidak
capital adequacy ratio (CAR) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
jumlah penyaluran kredit dan pada penelitian Himaniar Triasdini (2010) bahwa
capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah
44
2.10.4 Ukuran Bank Dapat Memoderasi Hubungan Antara Dana Pihak
Ukuran bank merupakan skala ukuran besar kecilnya suatu bank dengan
mengunakan total aset, total penjualan, atau total modal sebagai skala
pengukurannya (Basyaib, dalam Adnan, 2016). Semakin besar suatu bank, maka
semakin besar total aset yang dimilikinya, yang berarti bank memiliki dana yang
besar pula. Sehingga kemungkinan kredit yang disalurkan juga semakin besar.
sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (Dendawijaya, dalam
Huda, 2014). Setelah menghimpun dana dari masyarakat luas, kegiatan bank
Besarnya ukuran bank atau total aset bank adalah faktor yang akan
kelebihan dana yang dimilikinya, karena besarnya total aset yang dimiliki bank
mengembalikan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank. Oleh karena itu
semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula dana pihak ketiga
yang akan dimilikinya, sehingga akan mempengaruhi jumlah kredit yang bisa
45
H4: Diduga ukuran bank memperkuat pengaruh kecukupan modal terhadap jumlah
penyaluran kredit.
berupa total aset, total penjualan maupun total modal (Basyaib, dalam Yudi,
2018). Perusahan/bank yang berukuran besar biasanya memiliki akses yang lebih
besar dan lebih luas dalam mendapatkan pinjaman, akan menjadi lebih mudah
perbankan (Yuwono, 2012). Jika nilai CAR tinggi maka akan meningkatkan
dari aktivitas penyaluran kredit perbankan. Dengan tingkat CAR yang besar
kreditnya. Oleh karena itu semakin tinggi kecukupan modal, maka semakin besar
Besarnya ukuran bank atau total aset bank dengan kecukupan modal
adalah dua faktor yang saling berkesinambungan, semakin besar aset suatu bank
maka semakin besar juga modal yang harus setor suatu bank, namun walaupun
memiliki dana yang besar dengan permodalan yang besar bank diharapkan
46
keuntungan yang bisa dijadikan sebagai penambah modal yang dimiliki dengan
laba yang dihasilkan. Karena jika tidak menerapkan prinsip kehati-hatian kredit
yang bermasalah bisa menambah beban yang harus dikeluarkan oleh bank.
adalah:
H5: Diduga ukuran bank memperkuat pengaruh dana pihak ketiga terhadap jumlah
penyaluran kredit.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yang beralamat di Ruko Pamulang Permai Blok SH-22 No 16, Jalan Pamulang
PT BPR Artha Mitra Usaha hal ini didasarkan pertimbangan objektif sesuai
48
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
Menurut Meganingsih dkk (2010) kredit adalah penyediaan uang atau tagihan
pinjam-meminjam antara Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan pihak lain yang
waktu tertentu dengan pemberian bunga. Untuk menghindari distribusi data yang
tidak normal maka data sampel yang ada akan ditransformasi dalam bentuk
logaritma narutal (Ln), karena selisih jumlah kredit yang terlalu besar. Menurut
Menurut Meganingsih dkk (2010) simpanan atau dana pihak ketiga adalah
dana yang dipercayakan oleh masyarakat (diluar Bank Umum dan BPR lain)
49
dana. Untuk menghindari distribusi data yang tidak normal maka data sampel
yang ada akan ditransformasi dalam bentuk logaritma narutal (Ln), karena selisih
jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang terlalu besar. Menurut Febrianto (2013)
jumlah dana pihak ketiga (DPK) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Dana Pihak Ketiga = Ln (Tabungan+ Deposito)
2. Kecukupan Modal
adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruk aktiva bank yang
mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain)
ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari
sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-
Keterangan:
1) Jumlah modal terdiri dari modal inti (modal disetor, agio, disagio -/-,
laba ditahan, laba tahun-tahun lalu, rugi tahun-tahun lalu -/-, laba tahun
tahun berjalan -/-, kekurangan ppap yang seharusnya dibentuk -/-, agunan
yang diambil alih jatuh tempo -/-, goodwill -/-) dan modal pelengkap
50
(surplus revaluasi aktiva tetap, penyisihan penghapusan aktiva produktif
1. Ukuran Bank
Ukuran bank dalam penelitian ini diukur menggunakan skala besarnya total
aset yang dimiliki. Untuk menghindari distribusi data yang tidak normal maka
data sampel yang ada akan ditransformasi dalam bentuk logaritma narutal (Ln),
karena selisih jumlah ukuran bank (total aset) yang terlalu besar. Menurut Adnan
(2016) ukuran bank (total aset) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
51
Tabel 3.1
Operasional Variabel
3.4.1 Pepulasi
terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan
PT BPR Artha Mitra Usaha yaitu dari laporan keuangan bulan Januari 2017
sampai dengan laporan keuangan bulan Oktober 2019 yaitu sebanyak 34 laporan
keuangan bulanan.
3.4.2 Sampel
populasi yang digunakan untuk penelitian (Sujarweni, 2016). Dalam penelitian ini
52
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain sampel jenuh adalah
dengan populasi.
sebagai berikut:
1. Metode Dokumentasi
dan Lela, 2014). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan
berupa laporan keuangan bulanan PT BPR Artha Mitra Usaha dari bulan
Januari 2017 sampai dengan bulan Oktober 2019. Data yang dikumpulkan
adalah dana pihak ketiga (DPK), capital adequacy ratio (CAR), ukuran
53
2. Metode Observasi Berperan Serta (Participant Observation)
penelitian ini akan menganalisis masalah yang diwujudkan dengan nilai tertentu
berganda karena menguji hubungan antara satu variabel dependen terhadap lebih
dari satu variabel independen (Sujarweni, 2016). Pengolahan data penelitian ini
54
Menurut Susanti (2010) statistik deskriptif berarti data ringkasan
berbentuk angka dan fakta atau data kuantitatif yang disajikan dalam bentuk-
penyebaran, simpangan baku, korelasi dan regresi linear. Mean menunjukkan nilai
independen dana pihak ketiga (DPK), kecukupan modal dan juga variabel
tahun 2014-2019.
asumsi klasik. Suatu model penelitian dikatakan cukup baik dan dapat digunakan
untuk memprediksi jika lolos serangkaian uji asumsi klasik yang melandasinya.
Uji asumsi klasik yang akan dilakukan terdiri dari: uji normalitas, uji
variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak
55
Smirnov (Sujarweni, 2016). Syarat pengambilan keputusan uji Normalitas
sangat kuat. Selain itu untuk diuji ini juga untuk menghindari kebiasaan dalam
masing variabel independen terhadap variabel dependen. Jika VIF yang dihasilkan
pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Untuk data time series
autokorelasi sering terjadi. Tapi untuk data yang sampelnya crossection jarang
terjadi karena variabel pengganggu satu berbeda dengan yang lain. Menurut
Santoso (2002) pendeteksian autokorelasi dapat dilihat pada angka D-W (Durbin
56
3.6.2.4 Uji Heteroskedastisitas
lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat
heteroskedastisitas jika:
Variabel independen dalam penelitian ini adalah dana pihak ketiga (DPK),
kecukupan modal. Ada dua teknik analisis data yang dipergunakan dalam
penelitian ini, yakni analisis linear berganda yang dipergunakan untuk menguji
hipotesis pertama, kedua dan ketiga. Adapun model regresi yang dipakai pada
57
Y = a + β₁X₁ + β₂X₂ + ε
Keterangan:
a : Konstanta
β1, β2 : Koefisien Regresi Variabel Dana Pihak Ketiga dan Kecukupan Modal
X2 : Ln Kecukupan Modal
digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh anatara dua variabel.
dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan (Algifari,
(besaran) untuk menyatakan tingkat kekuatan hubungan dalam bentuk persen (%).
r + k = 100%
dilakukan pengujian dengan menguji persamaan regresi secara parsial dan secara
simultan.
58
3.6.5.1 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
dengan membandingkan antara nilai kritis F (F-Tabel) dengan nilai F-Hitung (F Ratio)
yang terdapat pada Tabel Analysis of Variance dari hasil perhitungan. Pengujian
variabel dependen yang dapat dijelaskan (explained) oleh perubahan nilai semua
terhadap variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi nilai
1. Perumusan Hipotesis
Atau
59
2. Jika p (sig.) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
mampu menerangkan variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji
adalah apakah suau parameter (bi) sama dengan nol, atau H0 : bi = 0. Artinya
2. Jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak.
Atau
60
variabel indpenden). Menurut Ghozali (2018) untuk menggunakan MRA
Y = α + β₁X₁ + β₂X₂ + ε
Keterangan:
a : Konstanta
X2 : Ln Kecukupan modal
Z : Ln Ukuran bank
Jika persamaan (2) dan (3) tidak berbeda secara signifikan atau β4 = 0;
Apabila persamaan (1) dan (2) tidak berbeda namun berbeda dengan persamaan
merupakan variabel quasi moderator jika persamaan (1), (2), dan (3) harus
berbeda satu dengan yang lainnya atau β3 ≠ β4 ≠ 0 (Ghozali, dalam Astuti (2019).
61
BAB IV
bergerak dibidang perbankan yang semula bernama “PT BPR Harco Bahagia“
dengan Akta pendirian No. 58 Notaris Adam Kasdarmadji, SH, Jakarta tanggal 14
tambahan No. 706, berita Negara RI No. 8 tanggal 27 Januari 1995. Yang
mendirikan BPR Harco Bahagia adalah Zacky Abubakar Bahfeen, Frieda Zacky
200.000.000,-.
Junus Hair Muniaga, SH pada tanggal 01 Oktober 1996 dengan Akta No. 3
dasar, susunan pemegang saham, Direksi dan Komisaris pada tanggal 23 Oktober
BPR Harco Bahagia menjadi PT BPR Artha Mitra Usaha dengan akta No. 18,
Notaris Roro Maya Angelina Hartanti Purwadi, SH, Tangerang, yang disahkan
62
2004, yang diumumkan dalam berita Negara RI No. 22 tanggal 16 Maret 2004.
Dan mendapat persetujuan dari Bank Indonesia sesuai salinan Kep. Dir
sehingga 2 (dua) akta yang terakhir adalah Akta No. 01 tanggal 01 Juli 2014
dihadapan Notaris Rr. Maya Angelica Hartanti Purwai, SH, Tangerang Selatan
Akta No. 02 tanggal 12 Mei 2017 dihadapan Notaris Rr. Maya Angelica
Tangerang Selatan, telah diterima dan dicatat didalam Sistem Administrasi Badan
PT BPR Artha Mitra Usaha yang bermodal dasar Rp 2.000.000.000,- (Dua milyar
63
masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito serta mengoptimalkan
Bank kami telah menjalin kerjasama dengan lembaga perbankan yang lain
penempatan dana antar bank yaitu BPR Central Artha Rezeki, BPR Karunia
Kanaka, BPR NBP dan BPR Swadaya Tunggal. Sedangan Perbankan yang telah
menjadi rekanan bisnis dalam penempatan dana kita antara lain Bank CIMB
masyarakat ada 2 macam yaitu pinjaman tetap (bunga diangsur setiap bulan
sedangkan pokok pada saat jatuh tempo atau bertahap) dan pinjaman flate (pokok
+ bunga diangsur setiap bulan). Sedangkan jenis penggunaan kredit adalah untuk
sedangkan suku bunga tabungan kami berikan 5% pa dan suku bunga deposito
Simpanan), namun masih terdapat beberapa deposan yang diatas suku bunga LPS
64
1. Visi
2. Misi
finansialnya.
65
4.3 Analisis Statistik Deskriptif
Hasil uji statistik deskriptif secara ringkas disajikan dalam table 4.1
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Jumlah Penyaluran Kredit 34 15.81 16.81 16.3732 .32369
Dana Pihak Ketiga 34 15.62 16.66 16.3126 .26111
Kecukupan Modal 34 2.78 3.24 3.0185 .10187
Ukuran Bank 34 16.13 17.13 16.7879 .25824
Valid N (listwise) 34
Sumber: Hasil output SPSS 25
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
66
adalah sebesar 16.3732 atau sebesar Rp 13.554.967 (dalam rupiah) dan
Ln dana pihak ketiga menunjukan nilai minimum sebesar 15.62 dan nilai
maximum sebesar 16.66, artinya jumlah dana pihak ketiga terkecil yang
rupiah) dan jumlah dana pihak ketiga terbesar yang dihimpun perusahaan
dana pihak ketiga (DPK) adalah sebesar 16.3126 atau sebesar 12.518.440
dan nilai maximum sebesar 3.24, artinya besaran capital adequacy ratio
adalah sebesar 30.185 atau sebesar 20.57% dan standar deviasi adalah
sebesar 0.10187.
67
27.481.286 (dalam rupiah) dengan nilai rata-rata ukuran bank/total aset
Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika
model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan bebas dari asumsi klasik
(Sujarweni, 2016). Hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan adalah sebagai
beikut:
telah terdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan
Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika Sig < 0,05 maka data tidak
68
Tabel 4.2
Unstandardized Residual
N 34
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .15080887
Most Extreme Differences Absolute .098
Positive .071
Negative -.098
Test Statistic .098
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Hasil output SPSS 25
statistik sebesar 0.098 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu sebesar 0.200 atau
lebih besar dari α = 0,05 yang menunjukan bahwa data terdistribusi secara normal.
sangat kuat. Selain itu untuk diuji ini juga untuk menghindari kebiasaan dalam
masing variabel independen terhadap variabel dependen. Jika VIF yang dihasilkan
diantara 1-10 maka tidak terjadi multikolinieritas (Sujarweni, 2016). Hasil uji
69
Tabel 4.3
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .314 2.130 .148 .884
Dana Pihak -.102 .152 -.082 -.672 .507 .481 2.080
Ketiga
Kecukupan -.570 .275 -.180 -2.074 .047 .965 1.036
Modal
Ukuran 1.158 .152 .924 7.603 .000 .490 2.042
Bank
a. Dependent Variable: Jumlah Penyaluran Kredit
Sumber: Hasil output SPSS 25
Berdasarkan tabel 4.3 diatas angka yang didapat dalam kolom VIF untuk
dana pihak ketiga (DPK) adalah sebesar 2.080, untuk kecukupan modal (CAR)
adalah sebesar 1.036 dan untuk ukuran bank adalah sebesar 2.042 yang artinya
VIF yang dihasilkan berada diantara 1-10. Maka dapat dinyatakan bahwa model
pendeteksian autokorelasi dapat dilihat pada angka D-W (Durbin Watson) dengan
kriteria angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif, angka D-W di
antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, angka D-W di atas +2 berarti
70
ada autokorelasi negatif. Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .885 .783 .761 .15817 1.127
a. Predictors: (Constant), Ukuran Bank, Kecukupan Modal, Dana Pihak Ketiga
b. Dependent Variable: Jumlah Penyaluran Kredit
Sumber: Output SPSS 25
1.127 atau berada diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi sehingga
lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat
heteroskedastisitas jika titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau di sekitar
angka 0, titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,
berpola. Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
71
Gambar 4.1
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil gambar 4.1 diatas titik-titik data menyebar diatas dan
dibawah atau di sekitar angka 0, titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas
penyebaran titik-titik data tidak berpola. Maka dapat dinyatakan tidak terjadi
selanjutnya.
72
4.5 Analisis Regresi Linear Berganda
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2,
independen (Y). maka hasil uji regresi linear berganda adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std. Sig.
Model B Error Beta t
1 (Constant) 5.473 3.398 1.611 .117
berikut:
Persamaan
Y= 5.473 regresi
+ 0.724tersebut dapat KM
DPK - 0.300 diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta (a) sebesar 5.473 menunjukan bahwa jika variabel dana
pihak ketiga (DPK) dan capital adequacy ratio (CAR) bernilai 0, maka
73
2. Nilai koefisien dana pihak ketiga (β₁) sebesar 0.724 menunjukan jika dana
(besaran) untuk menyatakan tingkat kekuatan hubungan dalam bentuk persen (%).
Tabel 4.5
Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 .604 .365 .324 .26621
a. Predictors: (Constant), Kecukupan Modal, Dana Pihak Ketiga
b. Dependent Variable: Jumlah Penyaluran Kredit
Sumber: Output SPSS 25
dana pihak ketiga dan kecukupan modal dalam menjelaskan jumlah penyaluran
kredit sebesar 36.5%. sedangkan sisanya sebesar 63.5% dijelaskan oleh variabel
74
4.7 Uji Hipotesis
diterima atau ditolak. Adapun hasil uji hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji F
ANOVAa
Sum of
Total 3.458 33
bahwa nilai F hitung sebesar 8.895 dengan nilai signifikan 0.000b, sedangkan
untuk mencari F tabel dengan jumlah sampel (n) = 34, jumlah variabel (k) = 3,
diperoleh nilai F tabel sebesar 3.30. sehingga F hitung 8.895 > F tabel 3.30 dan
75
secara sistematik diperoleh nilai signifikan 0.001b < taraf signifikan 0.05.
Sehingga Ha1 diterima yang artinya dana pihak ketiga (DPK) dan kecukupan
Tabel 4.7
Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Dalam penelitian ini diperoleh nilai t tabel sebesar 2.03951 dan taraf
sebagai berikut:
1. Dana pihak ketiga (DPK) memiliki t hitung sebesar 4.041 dimana nilai
t hitung > t tabel atau sebesar 4.041 > 2.03951 dan nilai signifikan sebesar
0.000 < 0.05 sehingga Ha2 diterima yang artinya dana pihak ketiga (DPK)
76
2. Kecukupan modal memiliki t hitung sebesar -0.654 dimana nilai
t hitung < t tabel atau sebesar -0.654 < 2.03951 dan nilai signifikan sebesar
0.518 > 0.05, sehingga Ha2 ditolak yang artinya kecukupan modal tidak
Tabel 4.8
77
Setelah membandingkan ketiga regresi diatas, diperoleh hasil bahwa β3 ≠ 0
variabel independen yaitu dana pihak ketiga (DPK) dan kecukupan modal
Tabel 4.9
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 165.485 66.386 2.493 0.019
Dana Pihak Ketiga -8.176 3.569 -6.596 -2.291 0.030
Kecukupan Modal -12.169 7.878 -3.829 -1.545 0.134
Ukuran Bank -8.735 3.980 -6.969 -2.195 0.037
DPK*UB 0.483 0.214 11.764 2.256 0.032
KM*UB 0.695 0.471 4.008 1.474 0.152
a. Dependent Variable: Jumlah Penyaluran Kredit
Sumber: Hasil Output SPSS 25
Dalam penelitian ini diperoleh nilai t tabel sebesar 2.04227 dan taraf
sebagai berikut:
1. Variabel interaksi dana pihak ketiga (DPK) dengan ukuran bank memiliki
nilai t hitung sebesar 2.256 dimana nilai t hitung > t tabel atau sebesar 2.256 >
2.04227 dan nilai signifikan sebesar 0.032 < 0.05, sehingga Ha4 diterima yang
78
artinya ukuran bank dapat memoderasi hubungan antara dana pihak ketiga
t hitung sebesar 1.474 dimana nilai t hitung < t tabel atau sebesar 1.474 <
2.04227 dan nilai signifikan sebesar 0.152 > 0.05, sehingga Ha5 ditolak yang
pengaruh dana pihak ketiga dan kecukupan modal terhadap jumlah penyaluran
kredit dengan ukuran bank sebagai pemoderasi. Metode analisis yang digunakan
Regression Analysis), adapun hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
4.9.1 Pengaruh Secara Simultan Dana Pihak Ketiga Dan Kecukupan Modal
dana pihak ketiga dan kecukupan modal berpengaruh secara simultan terhadap
jumlah penyaluran kredit. Hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung sebesar 8.895
dimana nilai F hitung > F tabel atau sebesar 8.895 > 3.30 dan secara sistematik
diperoleh nilai signifikan 0.001b < taraf signifikan 0.05. Berdasarkan analisis
tersebut dapat disimpulkan bahwa banyaknya jumlah dana pihak ketiga yang
79
dihimpun dan besarnya kecukupan modal yang dimiliki oleh bank perkreditan
rakyat (BPR) akan meningkatkan jumlah kredit yang disalurkan oleh bank
oleh Oktaviani (2012), yang melakukan penelitian pada Bank Umum go public di
menunjukkan bahwa dana pihak ketiga (DPK) dan ukuran bank berpengaruh
Penyaluran Kredit
ketiga berpengaruh secara parsial terhadap jumlah penyaluran kredit. Hal ini
dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar 2.256 dimana nilai t hitung > t tabel atau
sebesar 2.256 > 2.04227 dan nilai signifikan sebesar 0.032 < 0.05. Berdasarkan
analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dana pihak ketiga yang
dihimpun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) maka semakin tinggi pula penyaluran
kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tersebut. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
yang memiliki dana pihak ketiga yang tinggi berarti memiliki kelebihan dana yang
Febry Amithya Yuwono (2012), yang melakukan penelitian pada bank yang
80
terdaftar di BEI. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dana pihak ketiga
Penyaluran Kredit
modal tidak berpengaruh secara parsial terhadap jumlah penyaluran kredit. Hal ini
dibuktikan dengan nilai t hitung < t tabel atau sebesar -0.654 < 2.03951 dan nilai
signifikan sebesar 0.518 > 0.05. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan
Susan Pratiwi & Lela Hindasah (2014), yang melakukan penelitian pada Bank
tidak berpengaruh terhadap jumlah penyaluran kredit. Namun penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febry Amithya Yuwono (2012),
yang melakukan penelitian pada bank yang terdaftar di BEI, yang hasil
dapat memoderasi hubungan antara dana pihak ketiga terhadap jumlah penyaluran
kredit. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar 2.256 dimana nilai
81
t hitung > t tabel atau sebesar 2.256 > 2.04227 dan nilai signifikan sebesar
0.032 < 0.05. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran bank
dapat memoderasi hubungan antara dana pihak ketiga (DPK) terhadap jumlah
penyaluran kredit.
penyaluran kredit. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar 1.474 dimana
nilai t hitung < t tabel atau sebesar 1.474 < 2.04227 dan nilai signifikan sebesar
0.152 > 0.05. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran bank
kredit.
82
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
83
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
Bank Indonesia. 2012. Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/26/DKBU Tanggal
13/09/2012.
Basaadi, Adnan dkk. 2016. Pengaruh Ukuran Bank, Dana Pihak Ketiga, Capital
Adequacy Ratio, dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Penyaluran Kredit
Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2015. Skripsi. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.
Febrianto. Dwi Fajar. 2013. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, LDR, NPL,
CAR, ROA, dan BOPO Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit (Studi pada
Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009-
2012). Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Huda, Galih Fahrul. 2014. Pengaruh DPK, CAR, NPL DAN Roa Terhadap
Penyaluran Kredit (Studi Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2009-2012). Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2008. Standar Akuntansi Keuangan Usaha Kecil &
Menengah. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi
Indonesia.
Martani, Dwi dkk. 2014. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:
Salemba Empat.
Oktaviani. 2012. Pengaruh DPK, ROA, CAR, NPL, dan Jumlah SBI Terhadap
Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum Go Public di
84
Indonesia Periode 2008-2011). Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Susanti, Meilia Nur Indah. 2010. Statistik Deskriptif & Induktif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Usman, Rian. 2019. Pengaruh Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 dan
Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah Dengan E-SPT Sebagai Variabel Moderating
(Studi Kasus di Dinas Koperasi dan UKM Tangerang Selatan).
Pratiwi, Susan & Lela Hindasah. 2014. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital
Adequacy Ratio , Return nn Asset , Net Interest Margin dan Non
Performing Loan Terhadap Penyaluran Kredit Bank Umum di Indonesia.
Jurnal. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah.
85
Yudi, Kevin. 2018. Pengaruh CAR, LDR, DPK, dan Ukuran Bank (Bank Size)
Terhadap Kredit Yang Diberikan Perbankan Di Indonesia Periode 2008-
2017. Skripsi. Surabaya: Universitas Surabaya.
Yuwono, Febry Amithya. 2012. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan To
Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On
Assets, Dan Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Jumlah Penyaluran
Kredit (Studi Empiris: bank yang terdaftar di BEI). Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
86