Anda di halaman 1dari 140

PISCES

A. Pengertian
Pisces adalah anggota vertebrata (bertulang
belakang) bersifat poikiloterm, hidup di air dan bernafas
dengan insang (Schultze, 1993).
Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya
adalah mempunyai tulang belakang, insang dan sirip, dan
terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai medium
dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki
kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan
menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan
tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau
gerakan air yang disebabkan oleh arah angin
(Radiopoetra,2005)
B. Karakteristik
1. Ciri-ciri
a. Mempunyai sisik, sirip, dan ekor
b. Memiliki gurat sisi
c. Jantung hanya memiliki 2 ruang
d. Sisik tumbuh dari lapisan dermal kulit dan
memiliki kelenjar mucus.

Dita Y Daud Page 1


Sirip Punggung
C. Morfologi Pisces
.Sirip dada
Operkulum Gurat sisi

Mulut Sirip ekor


Mata
Sirip perut Sirip Anal

Gambar 1. Morfologi Ikan Nila (Oreochormis Niloticus)


(Koleksi Pribadi, 2017)

Menurut Shariffudin (2011) Bagian tubuh ikan


dimulai dari anterior sampai posterior berturut-turut
yaitu, kepala, tubuh, dan ekor. Kepala atau caput adalah
bagian tubuh, mulai dari ujung mulut sampai bagian
belakang operculum. Tubuh atau truncus yaitu bagian
tubuh, mulai dari batas akhir operculum sampai anus.
Ekor atau cauda yaitu bagian tubuh, mulai dari anus
sampai bagian ujung sirip ekor (Radiopoetra, 2005).
Setiap jenis ikan ukuran bagian-bagian tubuh
tersebut berbeda-beda, tergantung jenis ikannya. Adapun

Dita Y Daud Page 2


organ-organ yang terdapat pada setiap bagian-bagian
tersebut adalah:
1. Bagian Kepala
Bagian kepala, yaitu mulai dari ujung moncong
terdepan sampai dengan ujung tutup insang paling
belakang. Pada bagian kepala terdapat mulut, rahang
atas, rahang bawah, gigi, sungut, hidung, mata, insang,
tutup insang, otak, jantung, dan sebagainya.Kepala ikan
umumnya tidak bersisik, tetapi ada juga yang bersisik.
Bagian-bagian pada kepala ikan yang penting adalah.
a. Tulang-tulang Tambahan Tutup Insang.
Menurut Shariffudin (2011), jika dilihat dari arah
luar, celah insang tertutup oleh tutup insang (apparatus
opercularis). Tulang-tulang tutup insang terdiri dari:
1) Operculare, berupa tulang yang paling besar dan
letaknya paling dorsal.
2) Opreoperculare, berupa tulang sempit yang
melengkung seperti sabit dan terletak di depan
sekali.

Dita Y Daud Page 3


3) Interoperculare, juga merupakan tulang yang sempit
dan terletak di antara os operculare dan os
preoperculare.
4) Suboperculare, bagian tulang yang terletak di bawah
sekali.
Pada bagian bawah tulang-tulang penutup insang
terdapat suatu selaput tipis yang menutupi tulang-tulang
di atasnya, disebut membran branchiostega. Membran ini
diperkuat oleh radii branchiostega yaitu berupa tulang-
tulang kecil yang terletak pada bagian ventral dari
pharynx (Shariffudin, 2011)
b. Bentuk Mulut.
Ada berbagai macam bentuk mulut ikan dan hal
tersebut berkaitan erat dengan jenis makanan yang
dimakannya. Bentuk mulut ikan dapat dibedakan atas:

Dita Y Daud Page 4


1) Bentuk seperti tabung (tube like)

Gambar 2. Mulut Bentuk Tabung Contoh Spesies Ikan


Salmon (Oncorhynchus myki) (Koleksi
Della, 2014).

2) Bentuk seperti paruh (beak like)

Gambar 3. Mulut Bentuk Paruh Contoh Spesies Ikan


Bandeng (Chanos chanos) (Koleksi Nur,
2014).

3) Bentuk seperti gergaji (saw like)

Gambar 4. Mulut Bentuk Gergaji Contoh Spesies Hiu


Gergaji (Pritis microdon) (Arratia, 2001).

Dita Y Daud Page 5


4) Bentuk seperti terompet

Gambar 5. Mulut Bentuk Terompet Spesies


Campylomormyrus elephas (Arratia,
2001).

Berdasarkan dapat tidaknya mulut ikan tersebut


disembulkan, maka bentuk mulut ikan dapat dibedakan
atas:

a b

Mulut yang tidak dapat


Mulut yang dapat disembul disembul
Gambar 2. a. Ikan Nila (Oreochormis niloticus) (Koleksi
Dita, 2017) b. Ikan lele Belang (Clarias
sp) (Koleksi Eripuspita, 2014).

1) Mulut yang dapat disembulkan, misalnya pada ikan


nila (Oreochormis niloticus).

Dita Y Daud Page 6


2) Mulut yang tidak dapat disembulkan, misalnya pada
ikan lele (Clarias batrachus).
c. Letak Mulut.
Mulut pada ikan memiliki berbagai bentuk dan
posisi yang tergantung dari kebiasaan makan dan
kesukaan pada makanannya (feeding dan foot habits).
Perbedaan bentuk dan posisi mulut ini juga kadang
diikuti dengan keberadaan gigi dan perbedaan bentuk
gigi pada ikan. Bentuk mulut pada ikan dapat
digolongkan dalam:
1) Inferior, yaitu mulut yang terletak di bawah hidung,
misalnya pada ikan pare kembang (Neotrygon kuhlii)
dan ikan hiu (Squalus achanthias).

Gambar 3. Ikan Hiu (Squalus achanthias) (Koleksi


Pribadi, 2017)

Dita Y Daud Page 7


2) Subterminal, yaitu mulut yang terletak dekat ujung
hidung agak ke bawah, misalnya pada ikan
kuro/senangin (Eleutheronema tetradactylum) dan
ikan setuhuk putih (Makaira indica).

Gambar 4. Ikan Lele Dumbo (Clarias batrachus)


(Koleksi Mohamad, 2014).

3) Terminal, yaitu mulut yang terletak di ujung hidung,


misalnya pada ikan tambangan (Lutjanus johni) dan
ikan mas (Cyprinus carpio carpio).

Gambar 5. Ikan Mujair (Oreochormis mossambicus)


(Koleksi Della, 2013).

Dita Y Daud Page 8


5) Superior, yaitu mulut yang terletak di atas hidung,
misalnya pada ikan julung-julung (Hemirhamphus far)
dan ikan kasih madu (Kurtus indicus).

Gambar 6. Ikan Julung-julung (Dermogenis sp)


(Storer, 1957).

d. Letak Sungut.
Sungut ikan berfungsi sebagai alat peraba dalam
mencari makanan dan umumnya terdapat pada ikan-ikan
yang aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal)
atau ikan-ikan yang aktif mencari makan di dasar
perairan.

Dita Y Daud Page 9


Gambar 7. Letak Sungut pada Ikan Angler (Melanocetus
johnsonii) (Johnson, 1996).

Gambar 8. Letak Sungut Ekor Merah (Epalzeorhynchus


frenatus) (Koleksi Della, 2014).

Gambar 9. Letak Sungut Ikan Arwana (Clarias


batrachus) (Johnson dan Patterson, 1996).

Dita Y Daud Page 10


Gambar 10. Letak Sungut Ikan Lele Belang (Cralias sp)
(Koleksi Pribadi, 2017).

Menurut Sharifuddin (2011) Letak dan jumlah


sungut juga berguna untuk identifikasi. Letak, bentuk,
dan jumlah sungut berbeda-beda. Ada yang terletak pada
hidung, bibir, dagu, sudut mulut, dan sebagainya. Bentuk
sungut dapat berupa rambut, pecut/cambuk, sembulan
kulit, bulu, dan sebagainya. Ada ikan yang memiliki satu
lembar sungut, satu pasang, dua pasang, atau beberapa
pasang.
e. Bentuk-bentuk gigi ikan
Menurut Lagler (1977)Berdasarkan bentuknya, gigi
rahang dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk yaitu:
Cardiform, villiform, canine, incisor, comb-like teeth,
dan molariform.
1) Gigi Molarlike berbentuk pendek, tajam dan runcing.
Bentuk ini didapatkan pada family Ichtaluridae dan
Serranidae.

Dita Y Daud Page 11


Gambar 11. Bentuk Gigi Molar-like pada Ikan Hulu’u
(Glossogobius giuru) (Koleksi Megiarti,
2014).

2) Gigi villiform mirip dengan gigi cardiform, hanya


lebih panjang dan memberikan gambaran seperti
rumbai-rumbai, misalnya pada Belone dan Pteroi.

Gambar 12. Bentuk Gigi Viliform pada Kakap Merah


(Lutjanus campechanus) (Koleksi Amelia,
2014).

Dita Y Daud Page 12


3) Gigi canine menyerupai gigi anjing, seringkali
berbentuk taring; bentuknya panjang dan
mengerucut, lurus atau melengkung dipergunakan
untuk mencengkram.

Gambar 13. Bentuk Gigi Canine pada Ikan Hiu (Squalus


achanthias) (Ilham, 2014).

4) Gigi incisor mempunyai pinggiran yang tajam yang


disesuaikan untuk memotong.

Gambar 14. Bentuk Gigi Canine pada Colosoma


macropomum (Bond, 1979).
Adaptasi terhadap makanan juga terjadi pada gigi.
Pada cyclostomata dan ostracodermata tidak mempunyai

Dita Y Daud Page 13


gigi sebenarnya, sebab hewan ini mempunyai gigi tanduk
yang dihasilkan oleh epidermis. Gigi sebenarnya
homolog dengan sisik placoid, yang mungkin timbul dari
sisik yang menutupi bibir seperti pada ikan hiu muda
(Squaliformes) dimana sisik placoid menjadi gigi pada
rahang.
Osteichthyes mempunyai tiga jenis gigi berdasarkan
tempat tumbuhnya yaitu rahang, rongga mulut, dan
pharyngeal.
1) Rahang. Pada daerah rahang gigi tumbuh pada
premaxilla, maxilla dan dentary.
2) Rongga. Pada langit-langit rongga mulut, gigi 50
terdapat pada vover, palatine, pterygoid dan
parasphenoid. Gigi juga terdapat pada tulang
glossohyal (tulang lidah) dan basibranchial di antara
insang.
3) Pharyngeal. Gigi pharyngeal terdapat pada berbagai
elemen lengkung insang pada banyak species ikan.
Gigi pharyngeal family Cyprinidae dan
Catostomidae merupakan modifikasi elemen bawah
lengkung insang yang terakhir.

Dita Y Daud Page 14


f. Lidah Ikan
Pada Amphioxus tidak dilengkapi lidah sedangkan
pada Cyclostomata lidahnya hampir tidak ada.
Petromizon lidahnya berfungsi seperti alat penghisap,
ikan ini melekat dengan corong mulut pada pada ikan
lain, dan dengan gigi tanduk dari lidah ia memarut kulit
dan daging dari mangsanya. Pada Myxinoidea gigi
tanduk dari lidah digunakan untuk mengebor kulit kulit
ikan mangsanya, kemudian ia masuk ke dalamnya dan
hidup sebagai parasit. Lidah ikan merupakan suatu
peninggian dari dasar mulut yang diselaputi oleh selaput
lendir, disokong oleh rangka Hiobrankhial yang tidak
dapat bergerak tanpa adanya kelenjar (Radiopoetra,
2005).
g. Celah Hidung dan telinga ikan.
Lubang hidung sepasang; Lubang hidung pada kelas
chondrichtyes hanya berfungsi untuk penciuman, dan
untuk bernafas.

Dita Y Daud Page 15


Celah Hidung

Gambar 15. Celah Hidung pada Ikan Hiu (Squalus


achanthias) (Koleksi Dita, 2017).
h. Mata Ikan
Mata ikan terlindung dalam rongga mata. Mata
terbuka lebar karena tidak tertutup oleh kelopak mata
kecuali Elasmobranchi. Mata ikan mengalami modifikasi
dalam bentuk dan strukturnya. Letak mata pada ikan
umumnya lateral pada masing-masing sisi tetapi pada
ikan yang hidup di perairan dalam matanya terletak pada
dorsal. Adapun bagian–bagian mata ikan yaitu iris, lensa
mata, retina, dan kornea (Mahardono, et al, 1979).
Pada keadaan terang contractilemyoid elementary
pada dasar robe dan cone mendekati lensa. Hal ini
menyebabkan ikan yang mencari makan pada siang hari
akan mempunyai cone lebih banyak sedangkan ikan yang
mencari makan pada malam hari akan mempunyai robe

Dita Y Daud Page 16


yang lebih banyak dibandingkan conenya (Rahardjo,
1985).
Adaptasi mata ikan terhadap cahaya berbeda untuk
setiap jenis ikannya, hal tersebut disebabkan karena
setiap jenis ikan mempumyai tingkat sensivitas cahaya
yang berbeda beda. Sensifitas mata ikan dalam merespon
cahaya dapat diidentifikasi berdasarkan kontraksi dari sel
kon dengan melihat pergerakan dari elipsoid kon di
dalam lapisan sel penglihatan (Visual cell Layer) (Hajar,
2008).

Gambar 16. Anatomi Mata Ikan (Miles, 1973)

i. Rahang Ikan

Dita Y Daud Page 17


Rahang merupakan struktur yang kompleks
dibangun oleh sejumlah tulang sejati terutama tulang
dermal (unsur tulang rawan yang direduksi). Pada ikan
hiu Rahang beraneka ragam dan diduga telah berevolusi
dari rongga insang yang pertama. Rahang ini tidak
melekat pada cranium dan mempunyai deposit mineral
tambahan yang memberikannya kekuatan yang lebih
besar.

Rahang Atas

Rahang Bawah

Gambar 16. Rahang pada Ikan Kakap Merah (Lutjanus


campechanus) (Koleksi Hartati, 2014).

j. Alat bantu pernafasan


Selain bernapas dengan insang, ada pula kelompok
ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis),
yaitu ikan paru-paru (Dipnoi). Pernapasan ikan paru-paru
menyerupai pernapasan pada Amphibia. Selain
mempunyai insang, ikan paru-paru mempunyai satu atau

Dita Y Daud Page 18


sepasang gelembung udara seperti paru-paru yang dapat
digunakan untuk membantu pernapasan, yaitu pulmosis.
Pulmosis banyak dikelilingi pembuluh darah dan
dihubungkan dengan kerongkongan oleh Duktus
pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan masuk dan
keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan
sebaliknya, sekaligus memungkinkan terjadinya difusi
udara ke kapiler darah (Sukia, 2005).

Lengkung Insang

Rigi-rigi
Insang

Kapiler Darah
Gambar 17. Bagian insang pada ikan cakalang
(Katsuwonus pelamis) (Koleksi Della,
2014).

Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan lele,


gabus, gurami, dan betok memiliki alat bantu pernapasan
yang disebut labirin. Labirin merupakan perluasan ke
atas dalam rongga insang, dan membentuk lipatan-lipatan
Dita Y Daud Page 19
sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Rongga
labirin berfungsi menyimpan udara (O2), sehingga ikan-
ikan tersebut dapat bertahan hidup pada perairan
yang kandungan oksigennya rendah. Selain dengan
labirin, udara (O2) juga disimpan di gelembung renang
yang terletak di dekat punggung (Sukia, 2005).
2. Bagian Badan
Seluruh badan ikan umumnya mempunyai sisik
(squama). Sisik disebut juga rangka dermal, yang
berhubungan dengan rangka luar (exoskeleton). Sisik
atau squama membentuk rangka luar terutama pada ikan-
ikan primitif, misalnya pada ikan tangkur kuda
(Hippocampus histrix) yang memiliki sisik sangat keras
(Radiopoetra, 2005).
a. Sisik Ikan
Sisik yang sangat fleksibel ditemukan pada ikan-ikan
moderen. Ikan-ikan yang tidak mempunyai sisik antara
lain Ameiurus nebulosus dari famili Ictaluridae,
Lampetra tridentata dari famili Petromyzontidae, dan
ikan belut Monopterus albus dari famili Synbranchidae.
Beberapa ikan hanya mempunyai sisik hanya pada

Dita Y Daud Page 20


bagian-bagian tubuh tertentu saja, misalnya Polyodon
spathula dan ikan cakalang Katsuwonus pelamis.
Menurut bentuknya, sisik ikan dapat dibedakan atas
beberapa tipe yaitu:
1) Cosmoid, terdapat pada ikan-ikan purba yang telah
punah.
2) Placoid, merupakan sisik tonjolan kulit, banyak
terdapat pada ikan yang termasuk kelas
Chondrichthyes.

Gambar 18. Bentuk Sisik Placoid pada Ikan Hiu (Squalus


achanthias) (Koleksi Ilham, 2014).

3) Cycloid, berbentuk seperti lingkaran, umumnya


terdapat pada ikan yang berjari-jari sirip lemah
(Malacopterygii).

Dita Y Daud Page 21


Gambar 19. Bentuk Sisik cycloid pada Ikan Mujair
(Oreochormis mossambicus) (Koleksi
Pribadi, 2017).

4) Ganoid, merupakan sisik yang terdiri atas garam-


garam ganoin, banyak terdapat pada ikan dari
golongan Actinopterygii.

Gambar 20. Bentuk Sisik Ctenoid pada Ikan Kakap


Merah (Lutjanus campechanus) (Koleksi
Hartati, 2014).

Dita Y Daud Page 22


b. Gurat Sisi
Pada bagian tengah badan ikan, sebelah kanan dan
kiri, mulai dari kepala sampai ke pangkal ekor, terdapat
suatu bangunan yang kelihatannya seperti garis
memanjang, yang disebut garis rusuk atau gurat sisi
(linea lateralis). Pada ikan yang bersisik, garis rusuk ini
dibentuk oleh sisik yang memiliki pori-pori. Garis rusuk
berfungsi sebagai indera keenam pada ikan, yaitu untuk
mengetahui perubahan tekanan air yang terjadi
sehubungan dengan aliran arus air, untuk mengetahui jika
ikan itu mendekati atau menjauhi benda-benda keras, dan
untuk osmoregulasi (Lagler, 1997).

a b

Gurat Sisi Tunggal Gurat Sisi Ganda


Gambar 21. a. Ikan dengan Satu Gurat Sisi pada Ikan
Cakalang (Katsuwonus pelamis) (Koleksi
pribadi, 2014), b. Ikan dengan Dua Gurat
Sisi pada Ikan Batu (Cirrhilabrus
bathyphilus) (Koleksi Fatma, 2014).

Dita Y Daud Page 23


Garis rusuk yang biasa disingkat dengan “L.l.” berbeda
dengan garis sisi (linea transversalis) yang biasa
disingkat dengan “L.tr.” atau “l.l.”. Sisik-sisik yang
dilalui oleh garis rusuk mempunyai lubang di tengah-
tengahnya sedangkan sisik-sisik yang dilalui oleh garis
sisi tidak mempunyai lubang atau pori.
Setiap jenis ikan mempunyai garis rusuk yang
berbeda-beda. Pada gambar di bawah akan
memperlihatkan beberapa contoh garis rusuk yang
ditemukan pada berbagai jenis ikan. Ada yang hanya
memiliki satu dan ada yang lebih, ada yang lengkap
tetapi ada pula yang terputus-putus, ada yang berbentuk
garis lurus dan ada pula yang bengkok, ada yang
menyerupai garis melengkung ke atas dan ada pula yang
seperti garis melengkung ke bawah (Lagler, 1997).
c. Sirip Ikan
Sirip-sirip merupakan anggota gerak pada ikan. Ikan
dapat bergerak dan beradapada posisi yang
diinginkannya karena adanya sirip-sirip tersebut.
Sirip ini ada yang berpasangan (bersifat ganda) dan
ada juga yang tunggal. Sirip yang berpasangan adalah:

Dita Y Daud Page 24


1) Sirip dada (pinnae pectoralis = pinnae thoracicae =
pectoral fins), disingkat dengan P atau P1.

Sirip Dada

Gambar 22. Sirip Dada pada Ikan Hiu (Squalus


achanthias) (Koleksi Ilham, 2014).

2) Sirip perut (pinnae abdominalis = pinnae pelvicalis =


pinnae ventralis = pelvic fins = ventral fins),
disingkat dengan V atau P2.

Gambar 23. Sirip Perut pada Ikan Nila (Oreochormis


niloticus) (Koleksi Melisa, 2014).

Sirip yang tidak berpasangan atau sirip tunggal


adalah:
Dita Y Daud Page 25
1) Sirip punggung (pinna dorsalis = dorsal fin),
disingkat dengan D. Jika sirip punggung terdiri atas
dua bagian, maka sirip punggung pertama (di bagian
depan) disingkat dengan D1, sedangkan sirip
punggung kedua (yang di belakang) disingkat
dengan D2.

Sirip Punggung
Tunggal

Sirip Punggung
Ganda

b
Gambar 24. a. Sirip Punggung Tunggal pada Ikan Nila
(Oreochormis niloticus) (Koleksi Melisa,
2014), b. Sirip Punggung Ganda pada Ikan
Hiu (Squalus achanthias) (Koleksi Ilham,
2014).

2) Sirip dubur (pinna analis = anal fin), disingkat


dengan

Dita Y Daud Page 26


Sirip Anal

Gambar 25. Sirip Anal pada Ikan Kakap Merah


(Koleksi Hartati, 2014).
3) Sirip ekor (pinna caudalis = caudal fin), disingkat
dengan C.

SiripEkor

Gambar 26. Sirip Ekor pada Ikan Mujair


(Oreochormis mossambicus) (Koleksi
Melisa, 2014).

Ikan-ikan yang mempunyai baik sirip-sirip yang


berpasangan maupun siripsirip tunggal disebut ikan
bersirip lengkap. Namun demikian ada juga ikan-ikan
yang tidak bersirip lengkap. Ikan buntal (Triodon
macropterun) tidak mempunyai sirip perut, sedangkan

Dita Y Daud Page 27


ikan bawal (Parastromateus niger) juvenil memiliki sirip
perut tetapi pada saat dewasa sirip ini tidak berkembang
dan bahkan tereduksi (Storer, 1957).
Sirip ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang
hanya sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh spesies
ikan, yaitu :
1) Jari-jari sirip keras. Merupakan jari-jari sirip yang
tidak berbuku-buku dan keras.
2) Jari jari sirip lemah. Merupakan jari jari sirip yang
,
dapat ditekuk, lemah dan berbukubuku.
3) Jari jari sirip lemah mengeras. Merupakan jari jari
sirip yang keras tetapi berbuku-buku (Storer, 1957).

Penggolongan ikan juga dapat dilakukan berdasarkan


tipe pinna caudalis yang dimiliki suatu jenis ikan. Tipe
pinna caudalis ikan secara umum terbagi atas :
1) Protocercal. Merupakan bentuk pinna caudalis yang
tumpul dan simetris dimana columna vertebralis
terakhir mencapai ujung ekor.

Dita Y Daud Page 28


2) Diphycercal. Merupakan bentuk pinna caudalis yang
membulat atau meruncing, simetris dengan ruas
vertebrae terakhir tidak mencapai ujung sirip.
3) Heterocercal. Merupakan bentuk pinna caudalis
yang simetris dengan sebagian ujung ventral lebih
pendek.
4) Homocercal. Merupakan bentuk pinna caudalis yang
berlekuk atau tidak dan ditunjang oleh jari-jari sirip
ekor.
Pada beberapa jenis ikan, ada sirip yang mengalami
modifikasi menjadi semacam alat peraba, penyalur
sperma, penyalur cairan beracun, dan lain-lain.
Ikan gurami (Osphronemus gouramy) mempunyai
sirip perut yang bermodifikasi menjadi alat peraba. Sirip
punggung pertama pada ikan remora (Remora remora)
berubah fungsinya menjadi alat penempel. Jari-jari
mengeras sirip dada ikan lele (Clarias batrachus)
berfungsi sebagai alat penyalur cairan beracun. Ikan
terbang (Hyrundichthys oxycephalus) memiliki sirip dada
yang sangat panjang sehingga ikan ini dapat terbang di
atas permukaan air (Storer, 1957).

Dita Y Daud Page 29


Setiap sirip disusun oleh “membrana”, yaitu suatu
selaput yang terdiri dari jaringan lunak, dan “radialia”
atau “jari-jari sirip” yang terdiri dari jaringan tulang atau
tulang rawan. Radialia ini ada yang bercabang dan ada
pula yang tidak, tergantung pada jenisnya.
Berdasarkan letak sirip perut terhadap sirip dada,
dapat dibedakan empat macam letak sirip perut, yaitu:
1) Abdominal, yaitu jika letak sirip perut agak jauh ke
belakang dari sirip dada, misalnya pada ikan bulan-
bulan (Megalops cyprinoides) dan ikan japuh
(Dussumieria acuta).
2) Subabdominal, yaitu jika letak sirip perut agak dekat
dengan sirip dada, misalnya pada ikan kerong-
kerong (Therapon theraps) dan ikan karper perak
(Hypophthalmichthys molitrix)
3) Thoracic, yaitu jika sirip perut terletak tepat di
bawah sirip dada, misalnya pada ikan layang
(Decapterus russelli) dan ikan bambangan (Lutjanus
sanguineus).
4) Jugular, yaitu jika sirip perut terletak agak lebih ke
depan dari pada sirip dada, misalnya pada ikan kasih

Dita Y Daud Page 30


madu (Kurtus indicus) dan ikan tumenggung
(Priacanthus tayenus).
d. Bagian-bagian yang Sering Ditemukan pada
Badan Ikan
(Lagler,1997) Selain beberapa bagian-bagian
yang telah disebutkan di atas, pada badan ikan juga
sering ditemukan:
1) Finlet (jari-jari sirip tambahan), merupakan
sembulan-sembulan kulit yang tipis dan pendek,
umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang
mempunyai satu jari-jari. Finlet terletak di antara
sirip punggung dan sirip ekor, dan di antara sirip
dubur dan sirip ekor. Finlet ditemukan misalnya
pada ikan kembung perempuan (Rastrelliger
brachysoma) dan ikan tenggiri (Scomberomorus
commerson)

Dita Y Daud Page 31


Finlet

Keel

Gambar 27. Beberapa ciri khusus pada badan ikan


(Katsuwonus pelamis) (Koleksi pribadi,
2017).

2) Scute (skut, sisik duri), merupakan kelopak tebal


yang mengeras dan tersusun seperti genting. Skut
yang ditemukan pada daerah perut disebut
abdominal scute (misalnya pada Clupeoides
hypselosoma), sedangkan skut yang terdapat pada
daerah pangkal ekor disebut caudal scute (misalnya
pada ikan selar, Caranx heberi).
3) Keel (kil, lunas), merupakan rigi-rigi yang pada
bagian tengahnya terdapat puncak yang meruncing,
ditemukan pada bagian batang ekor ikan. Kil
misalnya terdapat pada ikan tongkol (Thunnus

Dita Y Daud Page 32


tonggol), ikan slengseng (Scomber australasicus),
dan ikan-ikan lain dari famili Scomberidae.
4) Adipose fin (sirip lemak), merupakan sembulan kulit
di belakang sirip punggung dan sirip dubur, agak
panjang dan tinggi tetapi agak tipis sehingga serupa
dengan selaput tebal dan banyak mengandung lemak.
Sirip lemak ini misalnya terdapat pada ikan keting
(Ketengus typus Bleeker, 1847) dan ikan jambal
(Pangasius pangasius).
5) Interpelvic process (cuping), merupakan
pertumbuhan kulit yang menyerupai lidah-lidah yang
terdapat di antara kedua sirip perut. Cuping ini
ditemukan misalnya pada ikan tongkol (Auxis
thazard thazard) (Lacepède, 1800) dan ikan
cakalang (Katsuwonus pelamis) (Storer, 1957).
3. Bagian Ekor
Kent (1954) membagi bentuk ekor ikan atas empat
macam. Bagian ini berdasarkan perkembangan arah
ujung belakang notochord atau vertebrae, yaitu:
1) Protocercal, ujung belakang notochord atau
vertebrae berakhir lurus pada ujung ekor, umumnya

Dita Y Daud Page 33


ditemukan pada ikan-ikan yang masih embrio dan
ikan Cyclostomata.
2) Heterocercal, ujung belakang notochord pada bagian
ekor agak membelok ke arah dorsal sehingga cauda
terbagi secara tidak simetris, misalnya pada ikan
cucut.
3) Homocercal, ujung notochord pada bagian ekor juga
agak membelok ke arah dorsal sehingga cauda
terbagi secara tidak simetris bila dilihat dari dalam
tetapi terbagi secara simetris bila dilihat dari arah
luar, terdapat pada Teleostei.
4) Diphycercal, ujung notochord lurus ke arah cauda
sehingga sirip ekor terbagi secara simetris baik dari
arah dalam maupun dari arah luar, terdapat pada ikan
Dipnoi dan Latimeria menadoensis.
Jika ditinjau dari bentuk luar sirip ekor, maka
secara morfologis dapat dibedakan beberapa bentuk sirip
ekor, yaitu:
1) Rounded (membundar), misalnya pada ikan Lele
Clarias gariepinus).

Dita Y Daud Page 34


Gambar 28. Bentuk Ekor Rounded pada Ikan Lele
Dumbo (Clarias batrachus) (Koleksi
Jusrianti, 2014).o.,

2) Truncate (berpinggiran tegak), misalnya pada ikan


Mujair (Oreochormis mossambicus).

Gambar 29. Bentuk ekor Truncate pada Ikan Mujair


(Oreochormis mossambicus) (Koleksi
pribadi, 2017).

3) Pointed (meruncing), misalnya pada ikan sembilang


(Plotosus canius).

Dita Y Daud Page 35


Gambar 30. Bentuk Ekor Meruncing pada Ikan
Gabus (Canna striata) (Koleksi Dwi,
2014).

4) Emarginate (berpinggiran berlekuk tunggal),


misalnya pada ikan Zebra (Pterois sp.)

Gambar 31. Bentuk ekor Emarginate pada Ikan


Zebra (Pterois sp). (Koleksi Irsyad,
2014).

5) Double emarginate (berpinggiran berlekuk ganda),


misalnya pada ikan Batu (Drepane punctata).

Dita Y Daud Page 36


Gambar 32. Bentuk ekor Double Emarginate pada
Ikan Batu (Cirrhilabrus bathyphilus)
(Koleksi Fatma, 2014).

6) Forked/Furcate (bercagak), misalnya pada ikan mas


(Cyprinus carprio).

Gambar 33. Bentuk ekor Forked pada Ikan Mas


(Ciprinus caprio) (Koleksi Adam,
2014).

7) Lunate (bentuk sabit), misalnya pada ikan tuna mata


besar (Thunnus obesus).

Dita Y Daud Page 37


Gambar 34. Bentuk ekor Lunate pada Ikan Cakalang
(Katsuwonus pelamis) (Koleksi pribadi,
2014).

8) Epicercal (bagian daun sirip atas lebih besar),


misalnya pada ikan cucut martil (Eusphyra blochii ).

Gambar 35. Bentuk ekor Epicercal pada Ikan Hiu


(Squalus achanthias) (Koleksi Ilham,
2014).

Dita Y Daud Page 38


9) Hypocercal (bagian daun sirip bawah lebih besar),
misalnya pada ikan terbang (Exocoetus volitans).

Gambar 36. Bentuk ekor Hipocercal pada Caracas sp


(Stiassny, 1996).

4. Bentuk-bentuk Tubuh Ikan


Bentuk tubuh ikan biasanya berkaitan erat dengan
tempat dan cara mereka hidup. Secara umum, tubuh ikan
berbentuk setangkup atau simetris bilateral, yang berarti
jika ikan tersebut dibelah pada bagian tengah-tengah
tubuhnya (potongan sagittal) akan terbagi menjadi dua
bagian yang sama antara sisi kanan dan sisikiri. Selain
itu, ada beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-
simetrisbilateral, yang mana jika tubuh ikan tersebut
dibelah secara melintang (crosssection) maka terdapat
perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri tubuh, misalnya

Dita Y Daud Page 39


pada ikan langkau (Psettodes erumei) dan ikan
lidah(Cynoglossus bilineatus).
Bentuk tubuh simetris dapat dibedakan atas:
1) Datar (flat/depressed)

Gambar 37. Bentuk Tubuh Datar pada Ikan Pari (Leucora


erinace) (Koleksi Dita, 2017).
2) Ideal (Fusiform, streamline)

Gambar 38. Bentuk Tubuh Ikan Hiu ((Squalus


achanthias) (Koleksi Dita, 2017).

Dita Y Daud Page 40


3) Eel-like (elongated)

Gambar 39. Bentuk Tubuh Ikan Lele (Clarias bathracus)


(Koleksi Mohamad, 2014).

4) Pipih (ke bawah = depressed dan ke samping =


compressed)

Dita Y Daud Page 41


Gambar 40. Bentuk Tubuh Ikan Mujair (Oreochormis
mossambicus) (Koleksi Dita, 2017).

Tidak semua ikan mempunyai bentuk tubuh


sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Misalnya
pada ikan Eurypegasus draconis dari famili Pegasidae,
ikan sapi Acanthostracion quadriformis (famili
Ostraciidae), ikan tangkur kuda Hippocampus kuda
(famili Syngnathidae). Bentuk tubuh ikan Ictalurus
punctatus dari famili Ictaluridae dan golongan lele
Clarias batrachus merupakan kombinasi dari beberapa
bentuk tubuh, yaitu bagian kepala berbentuk picak,
bagian badan berbentuk cerutu, dan bagian ekor
berbentuk pipih (Kent, 1954).
D. Anatomi dan Fisiologi

Dita Y Daud Page 42


Gambar 41. Anatomi Pisces (Stiassny, 1996).

1. Organ Sensor berupa Gurat Sisi. Gurat sisi merupakan


sistem saraf yang terdapat pada bagian sisi dari tubuh.
Gurat sisi memanjang dari depan hingga belakang, dan
memiliki tanda berupa sisik yang tersusun berbeda
dari yang lain. Fungsi gurat sisi untuk mengetahui
adanya predator dan mengetahui tekanan air pada
tubuh (Affandi, 1992).
2. Vertebral column atau celah vertebral merupakan
lubang yang terdapat pada vertebra (tulang belakang).
Celah ini berisi sel-sel saraf yang berkaitan dengan
otak. Selain itu, otak juga dilindungi oleh kranium
yang keras yang terbuat dari tulang atau tulang rawan
(cartilago) (Jarvik, 1977).
3. Memiliki labirin (Berg, 1940).
Karakter fisiologis yang paling mudah adalah hidup di
bawah permukaan air. Kebanyakan ikan tidak dapat
bertahan hidup di luar air lebih dari 1 jam (Jonson dan
Patterson, 1996).

Dita Y Daud Page 43


Menurut Arratia (2001), bahwa selain hidup di
bawah permukaan air ada beberapa karakter fisiologis
ikan sebagai berikut:
1. Sistem Integumen
Sistem integumen adalah kulit dan derivat
integumen. Kulit terdiri atas dua lapisan yaitu epidermis
dan dermis, sedangkan derivat integumen berasal dari
lapisan kulit yang sebenarnya dan berhubungan langsung
dengan habitat ikan sehingga dapat beradaptasi dengan
lingkungannya dengan baik (Arratia, 2004).
a. Struktur Kulit
1) Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang
disebut epidermis dan lapisan dalam yang disebut
dermis atau corium (Arratia, 2001).

Dita Y Daud Page 44


Gambar 42. Struktur Kulit (Larger, 1977).

2) Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang


dihasilkan oleh sel-sel yang dalam terdiri dari lapisan
sel yang selalu giat mengadakan pembelahan untuk
mengantikan sel-sel sebelah luar yang lepas dan untuk
persediaan pengembangan tubuh. Lapisan tersebut
dinamakan stratum germinativum (lapisan Malphigi).
Dermis lebih tebal daripada epidermis dan tediri dari
sel-sel yang susunannya lebih kompak. Lapisan
epidermis berperan dalam pembentukan (Jordan,
1932).
b. Organ Indera Kulit
1) Lendir
Lendir dihasilkan oleh mucin yang bersentuhan
dengan air. Muci terletak didalam epidermis, kelenjar
tersebut akan menentukan ketebalan lendir yang
menutupi kulit. Lendir berguna untuk mengurangi
gesekan dengan air agar dapat berenang lebih cepat,
mencegah keluar masuknya air melalui kulit, mencegah

Dita Y Daud Page 45


infeksi dan menutup luka dan mencegah tubuh agar tidak
mengalami kekeringan (Goujet, 1984).

2) Pigmen Warna
Ikan yang hidup di dasar laut, bagian dasar perut
bewarna pucat dan bagian punggung bewarna gelap.
Warna tubuh yang cerah dan beraneka ragam biasanya
dimiliki oleh ikan-ikan yang hidup di sekitar karang.
Menurut Mallat (1984), bahwa warna ikan disebabkan
oleh schemachrome (karena konfigurasi fisik) dan
biochrome (pigmen pembawa warna).
Schemachrome putih terdapat pada rangka,
gelembung renang sisik, biru dan ungu pada iris mata,
warna-warna pelangi pada sisik, mata dan membran usus.
Ikan yang termasuk biochrome ialah:
a) Carotenoid; berwarna kuning, merah dan corak
lainnya.
b) Chromolipoid; berwarna kuning sampai coklat.
c) Indigoid; berwarna biru, merah dan hijau.

Dita Y Daud Page 46


d) Melanin; kebanyakan berwarna hitam atau coklat
Porphyrin atau pigmen empedu; berwarna merah,
kuning, hijau, biru dan coklat.
e) Flavin; berwarna kuning tetapi sering dengan
fluoresensi kehijau-hijauan.
f) Purin; berwarna putih atau keperak-perakan Pterin;
berwarna putih, kuning, merah dan jingga (Mallat,
1984).
Sel khusus yang memberikan warna ada dua
macam yaitu:
(1) Iridocyte (leucophore dan guanophore), sel Iridocyt
dinamakan sel cermin karena mengandung bahan
yang dapat memantulkan warna di luar tubuh. Bahan
yang terkandung dalam sel cermin antara lain guanin
kristal (warna keputih-putihan) sebagai hasil buangan
metabolisme (Schultze, 1993).
(2) Chromatophore terdapat di dalam dermis. Sel
Chromatophore mempunyai butir-butir pigmen yang
merupakan sumber warna sesungguhnya. Butir
pigmen dapat menyebar ke seluruh sel atau
mengumpul pada suatu titik. Gerakan inilah yang

Dita Y Daud Page 47


menyebabkan perubahan warna. Jika butir-butir
pigmen mengumpul pada suatu titik maka warna
yang dihasilkan secara keseluruhan nampak pucat.
Pada saat butir pigmen menyebar, maka warna akan
terlihat jelas tergantung pada butir pigmen tersebut.
Umumnya satu warna khas tergantung pada
kombinasi chromatophore dasar yang mengandung
satu warna. Chromatophore dasar ada empat jenis
yaitu erythrophore (merah dan jingga), xanthophore
(kuning), melanophore (hitam), dan leucophore
(putih) (Schultze, 1993).
3) Organ Cahaya
Terdapat dua sumber cahaya yang dikeluarkan
oleh ikan dan keduanya terdapat pada kulit, yaitu warna
yang dikeluarkan oleh bakteri yang bersimbiosis dengan
ikan dan cahaya yang dikeluarkan oleh ikan itu sendiri.
Fungsi organ cahaya pada ikan sebagai tanda
pengenal individu ikan sejenis untuk memikat mangsa,
menerangi lingkungan sejenis, mengejutkan musuh, dan
melarikan diri, sebagai penyesuaian terhadap tidak

Dita Y Daud Page 48


adanya cahaya di laut dalam dan diduga sebagai ciri ikan
beracun (Affandi, 1992).

2. Sistem Pencernaan
Secara skematik proses pencernaan pada Pisces
dapat di gambarkan sebagai berikut:
Mulut Masuk Ke Faring Eshophagus (Terletak
Antara Mulut Dan Lambung) Intestinum (Segmen
Terpanjang Dari Saluran Pencernaan) Masuk Ke
Rectum (Segmen Paling Ujung) Kloaka (Carroll, 1988).

Dita Y Daud Page 49


Saluran pencernaan yang terdiri atas mulut,
kerongkongan, lambung, usus dan anus. Ikan mempunyai
lidah yang pendek yang terdapat pada dasar mulut dan
tidak dapat digerakkan.
Ikan tidak mempunyai kelenjar ludah, tetapi
mempunyai kelenjar lendir untuk mempermudah
jalannya makanan. Agar kelebihan air pada makanan
dapat dibuang, maka palatin yang terletak di rongga
mulut akan membantu mengurangi kelebihan air tersebut.
Jika makanan yang dicerna oleh berbagai kelenjar di
dalam rongga mulut tadi masih terdapat material yang
bukan berasal dari makanan, maka makanan akan
disaring oleh faring (Jasin, 1984).
Setelah dicerna oleh faring, makanan akan masuk
ke lambung melalui esofagus yang berbentuk seperti pipa
yang terletak di belakang insang. Lambung mempunyai
dua fungsi, selain sebagai penampung makanan, lambung
juga sebagai pencerna makanan. Lambung terjadi proses
pencernaan protein, lemak, dan karbohidrat. Proses
pencernaannya ada yang dilakukan secara kimiawi dan
mekanik (Affandi, 1992).

Dita Y Daud Page 50


Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel
mucus yang mengandung mukopolisakarida dan
berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja
asam klorida. Lambung mempunyai sel-sel penghasil
cairan gastric yang terletak dibagian bawah dari lapisan
epithelium yang berfungsi untuk mensekresikan peptin
dan asam klorida. Setelah melalui lambung, makanan
akan masuk lagi di intestinum. Bagian intestinum
merupakan segmen terpanjang dari saluran pencernaan
atau tractus digesti. Di bagian depan usus terdapat dua
saluran, yaitu kantung empedu dan pankreas. Kandung
empedu berwarna hijau kebiruan. Kandung empedu
berfungsi menampung cairan empedu. Pankreas terletak
berdekatan dengan usus depan dan lambung. Saluran
pankres bermuara pada usus depan.
Pada lapisan usus terdapat tonjolan-tonjolan atau
prisma atau villi yang membentuk seperti sarang tawon
pada usus bagian depan dan akan lebih beraturan pada
usus bagian belakang. Rectum merupakan segmen
saluran pencernaan yang paling terujung. Segmen rectum
berfungsi sebagai penyerap air dan ion. Rectum pada

Dita Y Daud Page 51


larva ikan selain sebagai penyerap air dan ion, juga
sebagai penyerap protein. Kloaka merupakan ujung
saluran pencernaan (Storer dan Usinger, 1957)
3. Sistem Respirasi
Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang
merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk
lipatan-lipatan (Arratia, 2004).

Gambar 44. Sistem Pernapasan (Stiassny, 1996).

Gambar 45. Organ Respirasi Pisces (Koleksi Pribadi,


2014).
Dita Y Daud Page 52
a. Fase Inspirasi

Gambar 46. Fase Inspirasi (Stiassny, 1996).


Secara skematik fase inspirasi pada pisces dapat
di gambarkan sebagai berikut:
Oksigen Disaring Oleh Rigi-Rigi Di Lengkung
Insang Masuk Ke Insang (Melalui Rongga Mulut)
Kapiler Darah (Pada Filamen Insang) Jaringan yang
Membutuhkan (Di dalam Tubuh) (Romer, 1959).

Dita Y Daud Page 53


b. Fase Ekspirasi

Gambar 47. Fase Ekspirasi (Stiassny, 1996)

Secara skematik fase ekspirasi pada pisces dapat


di gambarkan sebagai berikut:
Karbondioksida Insang Meninggalkan
Darah (larut dalam air) (Berg, 1940).
Filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki
banyak kapiler sehingga memungkinkan O2 berdifusi
masuk dan CO2 berdifusi keluar (Bond, 1979). Berikut
ini adalah bagian-bagian insang:
a) Tulang lengkung insang sebagai tempat melekatnya
tulang tapis insang dan daun insang, mempunyai

Dita Y Daud Page 54


banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf
(Omar dkk, 2011).
b) Tulang tapis insang berfungsi dalam sistem
pencernaan untuk mencegah keluarnya organisme
makanan melalui celah insang (Omar dkk, 2011).
c) Daun insang berfungsi sebagai dalam sistem
pernafasan dan peredaran darah, tempat terjadinya
pertukaran gas O2 dengan CO2 (Omar dkk, 2011).
Pada saat berada di dalam air, mulut dan tutup
insang selalu membuka dan menutup. Pada waktu mulut
membuka, oksigen dalam air masuk ke dalam rongga
mulut, tutup insang menutup dan akhirnya mengalir
melalui insang.
Air akan disaring terlebih dahulu oleh rigi-rigi
pada lengkung insang kemudian masuk ke insang.
Pengikatan oksigen dan pelepasan karbondioksida terjadi
di dalam insang. Oksigen diikat oleh sel darah merah dan
karbondioksida meninggalkan darah dan larut dalam air
(Nelson, 2006).
Oksigen dalam darah diedarkan ke seluruh bagian
tubuh oleh pembuluh nadi. Setelah oksigen diambil oleh

Dita Y Daud Page 55


sel-sel tubuh, darah berkumpul lagi di pembuluh balik
untuk kembali ke jantung, kemudian oleh jantung darah
dipompa lagi ke insang (Nelson, 2006).
4. Sistem Ekskresi

Gambar 48. Organ Ekskresi (Jordan, 1932).


Alat pengeluaran ikan terdiri dari:
a. Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O.
b. Kulit, kelenjar kulit dapat mengeluarkan lendir
sehingga memiliki tubuh yang licin untuk
memudahkan gerak di dalam air.
c. Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan
urin (Affandi, 1992).

Dita Y Daud Page 56


Terdapat dua tipe ginjal pada ikan, yaitu;
1) Pronefros
Ginjal pronefros hanya terdapat pada
perkembangan embriona, tetapi saat dewasa tidak
fungsional, fungsinya akan digantikan oleh mesonephros,
kecuali lamprey (Affandi, 1992).
2) Mesonefros
Ginjal mesonefros, berfungsi seperti opistonefros
pada embrio amniota. Jumlah glomerulus ikan air tawar
lebih banyak dan diameternya lebih besar dibandingkan
dengan ikan laut (Affandi, 1992).
Air garam cenderung menyebabkan tubuh
terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam rendah dapat
menyebabkan naiknya konsentrasi garam tubuh. Ginjal
ikan harus berperan besar untuk menjaga keseimbangan
garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki kelenjar
eksresi garam pada insang, yang berperan dalam
mengeliminasi kelebihan garam.
Ginjal berfungsi untuk menyaring sesuatu yang
terlarut dalam air darah dan hasilnya akan dikeluarkan
lewat korpus renalis. Tubulus yang bergulung berperan

Dita Y Daud Page 57


penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil yang
hilang pada bagian tubulus nefron, termasuk air dan yang
lain, diabsorpsi lagi ke dalam aliran darah. Korpus renalis
lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut,
sehingga cairan tubuh tidak banyak keluar karena penting
untuk menjaga over difusi.
Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan ikan air
laut, memiliki korpus renalis yang besar dan
mengeluarkan air relatif banyak, seperti pada ikan air
tawar. Bangunan seperti kantung kemih pada beberapa
jenis ikan hanya untuk penampung urine sementara dan
umumnya hanya berupa perluasan dari bagian akhir
duktus ekskretori (Affandi, 1992).
Untuk mempertahankan proses fisiologi di dalam
tubuh, ikan melakukan osmoregulasi melalui:
(a) Ginjal
(b) Kulit
(c) Membran mulut (Affandi, 1992).

Dita Y Daud Page 58


(1) Osmoregulasi Ikan Air Tawar

Gambar 49. Osmoregulasi Ikan Air Tawar (Omar, 2011).

Secara skematik proses osmeregulasi ikan air


tawar dapat di tuliskan sebagai berikut:

Cairan (banyak) Ginjal Glomeruli Badan


Malpighi Tubuli Ginjal Urine Konsentrsi
Tinggi (Omar, 2011).
Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari
lingkungannya dengan cara osmosis dengan memasukkan
garam dari lingkungan ke dalam tubuh. Ginjal akan
memompa keluar kelebihan air sebagai air seni.
Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah
banyak dengan diameter besar untuk lebih dapat
Dita Y Daud Page 59
menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan
sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya.
Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuh
ginjal, glukosa akan diserap kembali pada tubuh
proximallis dan garam-garam diserap kembali pada
tubuli distal. Dinding tubuh ginjal bersifat impermiable
(tidak dapat ditembus) terhadap air. Urine yang
dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi
(Omar, 2011).
(2) Osmoregulasi Ikan Air Laut

Gambar 50. Osmoregulasi Ikan Air Laut (Omar, 2011).


Secara skematik proses osmeregulasi ikan air laut
dapat di tuliskan sebagai berikut:

Dita Y Daud Page 60


Cairan (Sedikit) Ginjal Glomeruli Badan
Malpighi Tubuli Ginjal Urine Konsentrasi
Rendah (Omar, 2011).
Ikan air laut memiliki konsentrasi garam yang
tinggi di dalam darahnya. Ikan air laut cenderung untuk
kehilangan air di dalam sel-sel tubuh karena proses
osmosis, sehingga aktif mengeluarkan garam dari tubuh.
Untuk mengatasi kehilangan air, ikan meminum air laut
sebanyak-banyaknya. Sehingga kandungan garam akan
meningkat di dalam cairan dan volume air seni yang
dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan ikan air
tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai penahan
air (Omar, 2011).
5. Sistem Reproduksi
Skematik proses sistem reproduksi dimulai dari
sel Sperma Menuju oviduk Membuahi Sel Telur
Zigot (Oosit yang telah Dibuahi) Embrio (Omar, 2011).

Dita Y Daud Page 61


Gambar 51. Sistem Reproduksi (a) Jantan Dan (b)
Betina (Larger, 1977).

Proses perkawinan didahului dengan pematangan


sel-sel telur dan sel-sel sperma di dalam testis. Betina
memiliki Ovary dan jantan memiliki testis (Omar, 2011).
Sistem kelamin pada ikan dapat dibedakan atas
sistem kelamin betina dan sistem kelamin jantan. Pada
ikan bertulang sejati, sistem kelamin betina disusun oleh:
a. Ovarium, pada ikan umumnya ada dua buah, tampak
seperti agar-agar yang jernih, terdapat bintik-bintik
karena berisi sel telur (ova). Alat penggantung
ovarium disebut mesovarium.

Dita Y Daud Page 62


b. Saluran telur (oviduct), merupakan saluran tempat
lewatnya ova, sangat pendek dan bersatu pada bagian
belakangnya untuk selanjutnya bermuara pada porus
genitalia.
Sistem kelamin jantan ikan disusun oleh:
a. Testes, terletak di bawah gelembung renang dan di
atas intestinum. Bentuk testes agak kompak dan
berwarna putih. Di dalam testes dihasilkan
spermatozoa. Proses pembentukan spermatozoa
disebut spermatogenesis. Bentuk spermatozoa
bermacam-macam tergantung kepada spesies ikan.
Alat penggantung testes disebut mesorchium.
b. Vasa deferensia, merupakan dua buah saluran
sperma yang bergabung pada bagian belakangnya
membentuk suatu ruang genital yang terbuka ke arah
luar, terletak di antara ureter atau papila urinaria dan
anus.
c. Lubang genital (porus genitalia), merupakan lubang
yang terbuka ke arah luar dan tempat pelepasan
sperma (Burhannudin, 2008).

Dita Y Daud Page 63


6. Sistem Sirkulasi

Gambar 61. Sistem Sirkulasi Pada Ikan (Mallat, 1984).

Mekanisme Sirkulasi:

Darah Bilik Jantung Aorta Insang

Oksigen Diikat Dan Karbondioksida Dilepas Ke

Seluruh Tubuh (Schultze, 1993).

Sistem peredaran darah terdiri dari jantung


beruang dua, yaitu sebuah bilik (ventrikel) dan sebuah
serambi (antrium). Jantung terletak dibawah faring di
dalam rongga parikambium, yaitu bagian dari rongga
tubuh yang terletak di anterior (muka). Fungsi jantung
memompa darah. Selain itu, terdapat organ sinus

Dita Y Daud Page 64


venosus, yaitu struktur penghubung berupa rongga yang
menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan
jantung (Schultze, 1993).
Darah merupakan suatu fluida (plasma) tempat
beberapa bahan terlarut dan tempat erythrocyte dan
leucocyte (Schultze, 1993).
Darah dari seluruh tubuh yang mengandung
karbon dioksida mengalir ke sinus venosus, kemudian
masuk ke atrium. Sinus venosus adalah ruang atau
rongga jantung yang terletak diantara ventrikel dan
atrium. Pada saat jantung mengendur, darah mengalir
melalui klep, masuk kedalam ventrikel. Dari ventrikel
darah diteruskan ke konus ateriosus, Kemudian menuju
aorta ventralis dan dilanjutkan ke insang.
Di Insang, aorta bercabang-cabang menjadi
kapiler-kapiler (Pembuluh-pembuluh kecil). Kapiler-
kapiler insang melepaskan karbon dioksiada dan
mengambil oksigen dari air. Dari kapiler-kapiler insang,
darah mengalir ke aorta dorsalis yang bercabang-cabang.
Dari cabang-cabang aorta dorsalis ini darah
mendistribusikan ke kapiler-kapiler seluruh bagian tubuh.

Dita Y Daud Page 65


Selain darah juga mengambil kabron dioksida untuk
dibawa kembali ke jantung melalaui vena kava dan sinus
venosus (Schultze, 1993).
Sistim peredaran darah pada ikan bersifat tunggal,
yaitu hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran
darah.Pada sistem darah mengalir dari jantung, menuju
ke insang, kemudian ke seluruh tubuh, dan akhirnya
kembali lagi ke jantung. Jantung berfungsi memompakan
darah yang kadar oksigennya rendah menuju ke insang
untukmengikat oksigen dan selanjutnya diedarkan ke
seluruh tubuh.Jantung terdapat di dalam rongga
pericardium. Jantung dibungkus olehsuatu selaput yang
disebut pericardium dan terdiri atas:
a. Sinus venosus, berdinding tipis dan berwarna merah
coklat, terdapat padabagian caudo-dorsal dari bagian
jantung yang lain. Menerima darah dari venahepatica
dan ductus Cuvier.
b. Atrium (serambi), berdinding tipis dan berwarna
merah tua, bersifat tunggal dan menerima darah dari
sinus venosus.

Dita Y Daud Page 66


c. Ventikel (bilik), berwarna merah muda karena
dindingnya tebal, bersifat tunggal, menerima darah
dari atrium.
Bulbus arteriosus (conus arteriosus), merupakan
lanjutan dari ventrikel, berwarna putih, menerima darah
dari ventrikel dan mengalirkannya ke aorta ventralis
(Burhannudin, 2008).
7. Sistem Saraf

Gambar 62. Organ Saraf pada Pisces (Mallat, 1984).

Mekanisme Kerja Saraf:

Saraf Kelenjar Endokrin Hormon


Jaringan Tubuh (Affandi, 1992).
Sistem saraf dapat dikatakan sebagai sistem
koordinasi untuk mengantisipasi perubahan kondisi

Dita Y Daud Page 67


lingkungan. Perubahan lingkungan akan diinformasikan
ke sistem saraf (saraf pusat), saraf akan merangsang
kelenjar endokrin untuk mengeluarkan hormon-hormon
yang dibutuhkan hormon dikirim ke organ yang
mebutuhkan (Arratia, 2004).
8. Sistem Otot

Gambar 63. Sistem Otot Pada Ikan (Omar, 2011).

Sistem muscularis atau sistem otot pada ikan


adalah sama dengan sistem otot pada vertebrata lain. Otot
sangat penting bagi kehidupan ikan terutama dalam
pergerakan tubuh, peredaran darah dan aktivitas
tubuh. Berdasarkan strukturnya, otot terbagi atas otot
lurik, otot jantung dan otot polos.Berdasarkan
Dita Y Daud Page 68
pergerakannya otot terbagi atas otot sadar atau
voluntary (otot lurik) dan otot tak sadar atau
involuntary (otot polos dan otot jantung) (Jasin, 1984).
a) Otot Polos
Serabut otot polos lebih sederhana dan kecil
dibandingkan dengan serabut otot lainnya.Kontraksi otot
polos lambat dan kerjanya lama. Otot polos antara lain
terdapat pada:
1) Otot polos yang terdapat pada dinding saluran
pencernaan, baik yang melingkar maupun yang
memanjang. Otot polos digunakan untuk
menggerakkan makanan (gerakan peristaltik).
2) Otot polos yang terdapat pada saluran peredaran
darah, yaitu urat daging melingkar berguna untuk
mengatur tekanan darah.
3) Otot polos yang terdapat pada mata yang digunakan
dalam mengatur akomodasi dengan menggerakkan
lensa mata dan mengatur intensitas cahaya.

b) Otot Jantung

Dita Y Daud Page 69


Jaringan otot jantung memperlihatkan garis-garis
melintang pada serabutnya. Pada otot jantung tidak ada
serabut yang terpisah, masing-masing berhubungan satu
sama lainnya. Otot jantung berkontraksi kuat dan terus
menerus bekerja, sampai individu mati.Kerja otot jantung
sifatnya involuntary karena bekerja diluar rangsangan
otak(Jasin, 1984).
c) Otot Bergaris
Otot bergaris disebut juga otot rangka karena
melekat pada rangka atau kulit, dan disebut voluntary
karena kerjanya dipengaruhi oleh rangsangan otak. Bila
dilihat secara keseluruhan, otot bergaris pada seluruh
tubuh ikan terdiri dari kumpalan blok otot atau urat
daging. Tiap-tiap blok otot dinamakan myotome (pada
saat embryo disebut myomer) (Jasin, 1984).
d) Otot Listrik
Pada beberapa Elasmobranchii dan Teleostei, otot-
otot tertentu sudah jauh berubah atau merupakan
modifikasi dari sel-sel otot yang dapat menghasilkan,
menyimpan, dan mengeluarkan muatan listrik. Jumlah
ikan yang diketahui mempunyai organ listrik kira-kira

Dita Y Daud Page 70


250 spesies. Ikan yang hidup pada daerah beriklim
sedang mempunyai voltage yang lebih tinggi dari pada
ikan yang hidup pada daerah dingin.Pada umumnya ikan
laut mempunyai voltase tinggi dibanding ikan air tawar,
kecuali electric eel (Electrophoros sp) dan elektric cat
fish (Malapterurus electricus) (Jasin, 1984).
9.Sistem Rangka

Gambar 64. Sistem Rangka Pada Ikan (Omar, 2011).

Menurut Jasin (1984), bahwa yang termasuk ke


dalam sistem rangka antara lain tulang belakang, tulang
sejati, tulang rawan, jaringan pengikat (connective
tissue), sisik-sisik,komponen-komponen gigi, jari-jari
sirip, dan penyokong sel pada sistem saraf. Rangka

Dita Y Daud Page 71


merupakan struktur yang berfungsi sebagai penyokong
tegaknya tubuh dan dapat dibedakan atas:
1) Rangka luar (exoskeleton), berupa sisik (squama).
2) Rangka dalam (endoskeleton), berupa tulang-
tulang yang menyusun rangka tubuh ikan.
Tulang banyak mengandung garam kalsium,
fosfor, magnesium, dan sebagainya. Pada ikan bertulang
sejati (Osteichthyes), tulang yang keras sebenarnya
berasal dari tulang rawan. Proses pembentukan tulang
dari tulang rawan menjadi tulang sejati disebut osifikasi.
Rangka pada ikan mempunyai fungsi antara lain:
1) Memberi bentuk kepada tubuh
2) Sebagai penunjang tubuh
3) Melindungi bagian tubuh sebelah dalam, seperti
otak, jantung, hati, alat pencernaan, dan lain-lain
4) Menghasilkan garam kalsium
5) Sebagai alat gerak pasif
6) Sebagai salah satu tempat pembuatan darah
(Burkannudin, 2008).

Dita Y Daud Page 72


E. Klasifikasi
Ikan terbagi menjadi beberapa kelas, kelas agnatha
(ikan tanpa rahang), kelas gnatostomata (ikan berahang),
kelas chondrichthyes (ikan bertulang rawan), kelas
osteichthyes (ikan bertulang sejati). Pisces terbagi atas 3
sub kelas yaitu:

1. Kelas Agnatha
Aghnata berasal dari 2 kata A=Tidak , Gnathos=
Rahang, hewan yang termasuk ikan primitif belum punya
rahang, hidup parasit ataupun pemakan bangkai
(Scavanger),bentuknya mirip seperti belut yang memiliki
mulut pengisap bundar (Radiopoetra, 2005).
a. Ciri-ciri
a) Badannya memanjang berbebtuk silinder ,sedangkan
ekornya pipih ,kulitnya licin tanpa sisik , diliengkapi
kelenjar lendir (Mucus) .Sirip tengah dorsal
disokong oleh tulang -tulang sirip bertulang rawan
,memiliki sepasang mata .
b) Tidak mempunyai rahang.
c) Mulutnya ventro anterior dan merupakan mulut
pengisap,dipinggirnya terdapat Tentakel.
Dita Y Daud Page 73
d) Kantong hidung terdapat disebelah tengah atas dan
jumlahnya hanya satu.
e) Tengkorak kepala dan lengkung insang
(Viceral)terdiri dari tulang rawan dan Notocord
masih didapati /dilengkapi Archus neuralis yang
tidak sempurna.
f) Jantung terdiri dari 2 ruang (Serambi & Bilik) .darah
merah berbentuk bulat-bulat dan berinti juga
memiliki butir-butir darah putih.
g) Insang terdiri dari 6-14 pasang terdapat di sisi
Pharynx berbentuk kantong.
h) Ginjalnya sepasang bermuara di Papilurogenitalis.
i) Suhu tubuh tidak tetap (Poililoterm).
j) Alat kelamin (Gonad) sebuah tidak memiliki saluran
kepapila urogenitalis .Pembuahan terjadi di Luar
tubuh,telur yang sudah dibuahi menetas menjadi
Larva (Ammocoete = Pride) dan ada yang langsung
menjadi hewan (anak) dewasa.
k) Otaknya berkembang baik ,dengan 8 atau 10 pasang
saraf Cranial,mempunyai alat pendengaran dengan
1atau 2 bentuk saluran setengah lingkaran.

Dita Y Daud Page 74


l) Mempunyai Indra pembau
b. Morfologi
Tubuh dapat dibedakan atas Caput (kepala),truncus
(batang tubuh) dan Cauda (ekor).Bentuk Silinder dengan
bagian ekor yang pipih. Tubuhnya tidak ditutupi oleh
sisik. Sirip terdapat di dorsal tengah tubuh ada 2 bagian
dan sirip ekor adalah Asimetris. Diujung kepala arah
ventral terdapat bentuk mangkok yang disebut
(Buccal)funnel yang tepinya dilengkapi dengan papil-
papil lunak dan didalamnya terdapat gigi-gigi zat
tanduk.Papil-papil lunak tadi sebagai alat perasa.Dengan
adanya gigi memungkinkan Lamprey melekat dan
memarut badan ikan lain.Air ludahnya mengandung
bahan kimia yang mampu mencegah pembekuan darah
(Radiopoetra, 2005).

1. Struktur rahang
Insang terdapat di dalam kantong-kantong otot,
yang terbuka keluar melalui serangkaian celah yang
terdiri dari 7 buah celah kecil di dalam berhubungan
dengan sebuah saluran yang bermuara di dalam mulut.

Dita Y Daud Page 75


Sepasang mata besar terdapat sebelah Lateral. Sepanjang
latero-median terdapat saluran yang berisi indra peraba,
dimana saluran ini memanjang sampai ekor. Tubuh
seluruhnya ditutupi (dibungkus) jaringan epithel dengan
kelenjar lendir. Contohnya ikan Lamprey(Petromizon
marrins) (Bond, 1979).
Lamprey adalah salah satu jenis ikan yang
primitif, muncul pada zaman Devon,400 juta bertahun-
tahun yang lalu. Ikan ini tidak memiliki tulang rahang,
memiliki tujuh pasang lubang insang (gill-holes) dan
mulut itu dilengkapi dengan Suctorial. Lamprey dapat
menyerang ikan yang lebih besar. Menurut sejarah,
Lamprey ditemukan di Danau Ontario (Radiopoetra,
2005).

c. Anatomi dan Fisiologi


1. Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan makanan dimulai dari mulut
(terdapat lidah)- Pharycs yang pendek - Oesopagus -
Intestimumm (tidak ada lambung) yang mempunyai klep
disebelah anterior, didalam Intestinum terdapat lekukan

Dita Y Daud Page 76


Spiral (thyosole)=Klep spiral = Anus. Kelenjar
pencernaan adanya hati pada umumnya tanpa saluran dan
tidak punya Pancreas (Schultze, 1993).
2. Sistem Ekskresi
Terdapat 2 buah Ginjal (Tingkat Mesonepros)
dilengkapi saluran sampai ke sinus Urogenitalis
selanjutnya ke Papila Urogenitalis (Schultze,1993).
3. Sistem Respirasi
Terdapat 7 pasang insang berisi lembaran-lembaran
insang yang mengandung bayak kapiler-kapiler darah.
Air tidak masuk melalui mulut seperti Ikan biasa.
4. Sistem Reproduksi
Telur yang dibuahi berkembang menjadi larva
Ammocoete (Pride) yang sangat berbeda dengan hewan
dewasa.Pada fase belum dewasa tidak dapat dibedakan
jantan dan betina (Hernafrodit). Hewan betina
mempunyai Ovary menghasilkan beribu-ribu telur dan
hewan jantan mempunyai testis menghasilkan
sperma.Saluran kelamin tidak ada pada kedua jenis
kelamin tersebut.Gamet tumpah ke dalam Coelom
melalui sepasang lubang (Porus genitalis) masuk ke

Dita Y Daud Page 77


dalam Sinus Urogenitalis kemudian keluar (tumpah) ke
dalam air dan disana terjadi pembuahan (Schultze, 1993).
5. Sistem Sirkulasi
Jantung terdiri dari 2 bagian yaitu: Serambi dan
bilik Ventikel memompakan darah ke Arteri dan Atrium
menerima darah dan pembuluh-pembuluh Vena.Tidak
mempunyai sistem Porta Nasalis.
6. Sistem Rangka
1) Tulang tempurung kepala.
2) Tulang rawan Lingulis dan tulang cincin sekitar
buccalis.
3) Tulang-tulang archus yang terdapt di atas Notochord
seolah-olah seperti Archus neuralis pada Vertebrata.
4) Notochord sebagai sumbu tubuh yang dbungkus oleh
jaringan ikat.
Batang tubuh dan ekor tersusun oleh segmen-
segmen otot pendek bentuk seperti pada jenis-jenis ikan-
ikan lain.Otot radial terdapat pada bagian Buccalis dan
pada lidah sebagai otot daging Protractor.
7. Sistem Saraf

Dita Y Daud Page 78


Otak pada Lamprey masih sangat primitif otak
depan berisi sepasang lobun Olfaktorius,arah belakang
ada Cerebralhemipers kecil,melekat ke dienophalus.Di
bawah dienophalon terdapat Infudibulum dan pada
bagian Dorsal terdapat struktur Pineal.Pada otak tengah
terdapat sepasang Lobus Optius (yang lebar).Pada Otak
belakang terdapat Cerebellum (Rudimentair)kecil. Arah
Ventral terdapat modullus Oblongata yang lebih besar.
Dari Otak keluar 10 pasang Saraf Cranialis.Nervercord
berbentuk sabuk dan terdapat akar belakang (Dorsal) dan
Ventral sebagai saraf Spinalis. Sistem saraf simpatis
belum berkembang (Schultze, 1993).
d. Klasifikasi Agnatha
Kelas agnatha terbagi atas dua ordo yaitu:
1. Ordo Myxiniformes
Klasifikasi Ilmiah Hagfish
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Agnatha
Ordo : Myxiniformes
Family : Myxinidae
Genus : Myxine
Spesies : Myxineglutinosa

Dita Y Daud Page 79


Gambar 65. Myxine glutinosa (Miles, 1973).
1) Ciri-ciri
Menurut Miles (1973), bahwa ciri-ciri ordo
myxiniformes antara lain:
a) Tidak mempunyai sisik
b) Tidak mempunyai sirip berpasangan
c) Mata mereduksi, namun tetap sensitif terhadap
cahaya
d) Mempunyai gigi tanduk dilidahnya yang berguna
untuk mencengkram mangsanya
e) Terdapat tentakel disekeliling mulut

2) Habitat
Hidup di dasar perairan dan biasanya menggali
lubang (Miles, 1973).
3) Penyebaran
Penyebaran meliputi Atlantik, Pasifik, India, Kutub
Utara, Antartika Samudra, Bering, Mediterania, dan Laut
Karibia (Miles, 1973).
4) Keunikan

Dita Y Daud Page 80


Hagfish dapat memancarkan lendir dalam jumlah
yang banyak dan lengket. Lendir digunakan untuk
melawan dan menghindar dari predator (Miles, 1973).
5) Peranan
Peranan di ekosistem sebagai predator organisme
bentuk dan mangsa vertebrata lainnya (Schultze, 1993).

2. Ordo Petromyzontiformes

Klasifikasi Ilmiah Lamprey


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Agnatha
Ordo : Myxiniformes
Family : Petromyzontidae
Genus : Petromyzon
Spesies : Petromyzonmarinus
(Miles, 1973).
Gambar 66. Petromyzon marinus (Carrol, 1988).

1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
petromyzontiformes antara lain:
a) Tidak memiliki sisik
b) Tidak memiliki gelembung renang

Dita Y Daud Page 81


c) Tidak mempunyai tentakel
d) Mulut dipenuhi deretan gigi dan memiliki lidah
e) Memiliki sebuah cincin internal tulang rawan di tepi
mulut
f) Memiliki lubang hidung tunggal di sisi dorsal
g) Memiliki mulut berbentuk bulat yang digunakan untuk
menghisap
h) Bersifat parasit. Lamprey menempel, menghisap darah
dan meninggalkan ikan yang sudah lemah dengan luka
yang terbuka (Piska, 1997).
2) Habitat
Di temukan dilingkungan laut dan perairan tawar.
Biasanya larva mengubur dirinya di dalam substrat
lumpur (Schultze, 1993).
3) Penyebaran
Tersebar di Samudra Atlantik Utara, Teluk
Meksiko, Florida, Norwegia (Islandia dan Laut Barents),
Mediterania Barat Laut dan Afrika Utara (Schultze,
1993).
4) Keunikan

Dita Y Daud Page 82


Ludah lamprey mengandung zat anti-coagulant
yang membuat luka di tubuh inangnya tetap terbuka
sehingga lamprey bisa terus menghisap darah inangnya
tersebut (Schultze, 1993).
5) Peranan Ekologi
Lamprey laut parasit memiliki efek yang
merugikan pada ikan dalam ekosistem. Lamprey laut
tidak memiliki predator yang dikenal kecuali manusia
(Schutlze, 1993).

2. Kelas Condrichthyes
Chondrichythyes berasal dari dua kata Chondros =
tulang rawan, ichtyhes = ikan) (Bond, 1979).
a. Ciri-ciri
Menurut Lagler dan Bardach(1997), bahwa ciri-ciri
Chondrichthyes antara lain:
a) Mulut terletak di bagian ventral tubuh
b) Memiliki dua pasang sirip dan 5-7 celah insang
c) Tubuh ditutupi dengan sisik tipe plakoid
d) Gurat sisi berkembang baik
e) Telinga hanya di bagian dalam, tidak ada telinga
tengah atau telinga luar
Dita Y Daud Page 83
f) Sirip dada dan sirip perut berpasangan, sedangkan
sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur tidak
berpasangan (Schultze, 1993).
b. Fisiologi
1) Sistem Pencernaan
Rahang tertutup dengan gigi (berasal homolog
dengan sisik). Faring terbuka lateral ke dalam 5 pasang
celah insang. Esofagus di sebelah posterior faring, terus
bersatu dengan bagian kardial lambung, terus kebagian
pilorik lambung, lalu berkelok ke depan membentuk
huruf U. Terus ke duodenum lalu usus yang berkatup
spiral, akhirnya ke rectum dan kloaka (Sukiya, 2005).
2) Sistem Respirasi
Celah insang yang terakhir mengandung
semibranch (setengah insang) pada dinding anterior.
Celah–celah insang lainnya baik dinding anterior maupun
posterior mempunyai setengah insang. Jadi pada tiap sisi
faring ada 9 buah setengah insang (Sukiya, 2005).
Sisa insang (insang vestigial) yang di sebut
pseudobranch pada tiap spirakulum. Pseudobranch
adalah sepasang celah insang pertama dari 6 pasang celah

Dita Y Daud Page 84


insang pada waktu embrio. Air masuk melalui mulut,
melewati faring, lalu keluar melewati celah – celah
insang (Sukiya, 2005).
3) Sistem Sirkulasi
Jantung hanya mempunyai satu atrium dorsal
(aurikel) yang menerima darah dari sinus venosus, dan
satu ventrikel ventral yang memompa darah ke konus
arteriosus. Dari konus darah selanjutnya menuju aorta
ventral yang lalu bercabang–cabang menjadi 5 buah
arteri brankial aferen, terus masuk ke dalam insang.
Dalam insang terdapat kapiler–kapiler darah. Dalam
kapiler-kapiler di tapis oleh arteri brankial eferen.
Kapiler-kapiler lalu bersatu membentuk aorta dorsalis,
dan dari sini darah masuk kedalam seluruh tubuh
(Sukiya, 2005).
4) Sistem Ekskresi
Pada ikan Chondrichthyes, ginjal berbentuk
sepasang lembaran (pita) sangat panjang berwarna
kecoklatan yang terletak pada tiap sisi garis tengah atau
ruang pleuroperitoneum (posisi retroperitoneum). Ginjal

Dita Y Daud Page 85


mengeluarkan ekskret ke kloaka melalui saluran Wolff
(saluran mesonefros) (Sukiya, 2005).
5) Sistem Saraf
Otak dibagi menjadi 5 bagian dengan sepuluh
pasang saraf cranial. Korda spinalis mengeluarkan saraf
spinal yang tersusun segmental. Memilik sistem saraf
otonom (Sukiya, 2005).
6) Sistem Reproduksi
Jenis kelamin terpisah, gonade berpasangan,
saluran reproduksi bermuara pada kloaka, fertilisasi
internal, ovipar (Sukiya, 2005).
c. Klasifikasi
Kelas Chondrichthyes terbagi atas empat ordo.
1. Ordo Rajiformes

Klasifikasi Ilmiah Ikan Pari


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Condrichthyes
Ordo : Rajiformes
Family : Rajidae
Genus : Leucoraja
Spesies : Leucoraja erinace
(Nelson, 1976).

Dita Y Daud Page 86


Gambar 67. Leucoraja erinace (Koleksi pribadi, 2017).

1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
rajiformes antara lain:
a) Memiliki mulut bagian perut dan segi empat
b) Mata dan spirakel di dekat bagian atas permukaan
punggung
c) Memiliki banyak gigi yang berada di sepanjang
rahang
d) Celah insang di bagian bawah
e) Memiliki dua sirip punggung
2) Habitat
Terdapat di air tawar dan di lautan
(Nikolsky,1963).
3) Penyebaran
Tersebar di Perairan tropis Asia Tenggara (Thailand,
Indonesia, Papua Nugini) dan Amerika Selatan (Sungai
Amazon) (Nelson, 1976).
4) Keunikan

Dita Y Daud Page 87


Memiliki taji sebagai satu bentuk untuk
mempertahankan diri. Memiliki daya jelajah lebih jauh
dan lebih sensitif terhadap kehadiran manusia (Nelson,
1976).
5) Peranan
Peran di ekosistem sebagai predator organisme
bentik dan mangsa vertebrata yang lebih besar dan Tidak
dianggap penting secara ekonomis tapi di daerah tertentu
rajidae di pasarkan untuk diambil dagingnya (Nelson,
1976).
2. Ordo Squatiniformes

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Condrichthyes
Ordo : Squatiniformes
Family : Squatinidae
Genus : Squatina
Spesies :Squatinadumeri
(Nelson, 1976).
Gambar 68. Squatina dumeri (Jarvik, 1977)

1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
squatiniformes antara lain:
Dita Y Daud Page 88
a) Mulut terletak dibagian terminal
b) Kepala dan bagian dari sirip memiliki rona
kemerahan. Ada sebuah titik merah yang terletak pada
kedua tenggorokan dan perut.
c) Gigi berbentuk kerucut dengan basis luas dan tepi
halus. Terdapat 20 gigi di bagian atas dan 18 di bagian
bawah.
d) Memiliki dentikel kulit yang berada di sisi punggung.
2) Habitat dan Penyebaran
Ikan hiu hidup di Samudera dan Lautan di seluruh
dunia dan beberapa tumbuh dalam air tawar (Nelson,
1976).
3) Penyebaran
Tersebar di Thailand dan Amerika Selatan (Sungai
Amazon) (Nelson, 1976).
4) Keunikan
Memiliki mata yang besar untuk menerangi dalam
laut dengan lampu yang suram (Piska, 1997).
5) Peran
Squatina dumeri merupakan predator yang memakan
berbagai predator laut kecil lainnya. Sampai akhir tahun

Dita Y Daud Page 89


1970-an hiu tidak dipasarkan. Pada tahun 1978 pada awal
dan pertengahan 1980-an daging hiu beku dipasarkan
(Piska, 1997).

3. Ordo Squaliformes

Klasifikasi Ilmiah Ikan Hiu


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Condrichthyes
Ordo : Squaliformes
Family : Squalidae
Genus : Squalus
Spesies :Squalusacanthias
(Nikolsky,1963).
Gambar 69. Squalus acanthias (Koleksi pribadi, 2017).

1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
squaliformes antara lain:
a) Memiliki moncong pendek
b) Memiliki mulut dibagian depan dan tidak ada sirip
dubur
c) Memiliki sirip punggung yang tegak dan tebal
d) Memilki badan yang besar

Dita Y Daud Page 90


2) Habitat
Biasanya terdapat dilautan (Nikolsky,1963).
3) Penyebaran
Penyebaran meliputi Atlantik Barat, Selatan New
England, Amerika Serikat ke Teluk Meksiko, Jamaika,
Venezuela dan Columbia(Nikolsky,1963).
4) Keunikan
Dapat bertahan hidup enam minggu tanpa makan
dan dapat merasakan setetes darah dari jarak 2,5 km
(Nelson, 1976).
5) Peranan
Peranan Ekologi sebagai predator, memangsa
ikan bertulang, hiu kecil, gurita, cumi-cumi, dan kepiting.
Family squalidae digunakan untuk minyak dan sebagai
makanan ikan, dan merupakan hewan peneitian di
beberapa daerah (Nelson, 1976).

Dita Y Daud Page 91


4. Ordo Lamniformes

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Condrichthyes
Ordo : Lamniformes
Family : Lamnidae
Genus : Carcharodon
Spesies :Carcharodon megalodon
(Piska, 1997).
Gambar 70. Carcharodon megalodon (Jarvik, 1977).

1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
lamniformes antara lain:
a) Tubuh besar, kulit tebal, dengan wajah runcing
b) Mulut cukup pada putaran mata dan hitam
c) Memiliki dua sirip punggung, yang pertama dimensi
menengah dan yang kedua cebol
d) Sirip dada lebar dan falcades
e) Sirip ekor simetris dan berbentuk bulan sabit
2) Habitat
ordo lamniformes biasanya terdapat dilautan dalam
(Piska, 1997).
Dita Y Daud Page 92
3) Penyebaran
Tersebar Atlantic Barat, Selatan New England,
Amerika Serikat ke Teluk Meksiko, Jamaika, Venezuela
dan Columbia (Nikolsky,1963).
4) Keunikan
Memiliki gigi yang segitiga, sangat bergerigi ke
perbatasan. Gigi dari rahang superior dan inferior sangat
mirip (Piska, 1997).
5) Peranan
Peranan Ekologi: Hiu putih besar adalah predator
puncak, mempengaruhi populasi mangsa hiu termasuk
anjing laut, gajah laut dan singa laut. Peranan Ekonomi:
Manusia berburu hiu putih utuk diambil bagian tubuhnya.
Rahang utuh dari hiu putih besar bisa dijual untuk ribuan
dolar. Produk yang di perdagangkan termasuk sirip,
rahang, gigi, daging, tulang rawan, dan kulit. Minyak hati
digunakan dalam obat-obatan dan bangkai dapat
digunakan untuk pakan ikan (Piska,1997).

Dita Y Daud Page 93


3. Kelas Osteichthyes
Osteichythyes berasal dari dua kata Osteich =
tulang sejati, ichtyhes = ikan. Jadi Osteichthyes adalah
ikan yang mempunyai rangka dari tulang sejati (Bond,
1979).
a. Ciri Umum
Menurut Laglerdan Bardach(1997), bahwa ciri-
ciri Osteichthyes antara lain:
a) Celah insang satu masing-masing kepala
b) Mulut terdapat dibagian depan tubuh
c) Sirip ekor simetris dibagian atas dan bawah
d) Adanya gelembung renang sehingga tidak tenggelam
saat tidak berenang
e) Bersifat ovipar
b. Anatomi Dan Fisiologi
1) Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut
(cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi
kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan
lidah. Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus
melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang.

Dita Y Daud Page 94


Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke
lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak
jelas batasnya dengan usus. Dari lambung, makanan
masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok
dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus (Sukiya,
2005).
2) Sistem Pernapasan
Insang merupakan ciri system pernafasan ikan.
Secara embriologis, celah insang tumbuh sebagai hasil
dari serentetan evaginasi faring yang tumbuh ke luar dan
bertemu dengan invaginasi dari luar. Setiap mulut dibuka
maka air dari luar akan masuk menuju faring keluar lagi
melewati celah insang (Djuhanda, 1981).
3) Sistem Sirkulasi
Peredaran ikan Osteichthyes peredaran darah
tunggal (dalam satu kali peredaran, darah melalui jantung
satu kali). Sistem peredaran darah pada ikan terdiri dari:
jantung beruang dua, yaitu sebuah-bilik (ventrikel) dan
sebuah serambi (atrium). Pada ikan, jantung umumnya
terletak di belakang insang. Ikan bertulang sejati
(Osteichthyes) memiliki letak jantung relatif lebih ke

Dita Y Daud Page 95


depan dibandingkan dengan ikan bertulang rawan
(Chondrichthyes). Jantung disusun oleh otot jantung
yang bekerja tidak di bawah pengaruh rangsang
(involuntary).
Jantung terletak dibawah faring di dalam rongga
pericardium, yaitu bagian dari rongga tubuh yang terletak
dianterior (muka). Terdapat organ sinus venosus, yaitu
struktur penghubung berupa rongga yang menerima
darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung
(Sukiya, 2005).
4) Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi adalah sistem untuk
mempertahankan melestarikan spesies dengan
menghasilkan keturunan yang fertil. Embriologi adalah
urutan proses perkembangan dari zygot (hasil
pembuahan sel telur oleh sel sperma) sampai menjadi
anak ikan dan seterusnya (Djuhanda, 1981).
5) Sistem Rangka
Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes), tulang
yang keras sebenarnya berasal dari tulang rawan. Proses

Dita Y Daud Page 96


pembentukan tulang dari tulang rawan menjadi tulang
sejati disebut osifikasi (Djuhanda, 1981).
6) Sistem Ekskresi
Sistem pembuangan proses metabolisme tubuh
(berupa gas, cairan, dan padatan) melalui kulit, ginjal,
dan saluran pencernaan). Organ-organ dalam sistem
ekskresi: kulit, saluran penceraan, dan ginjal(Sukiya,
2005).

c. Klasifikasi Osteichthyes
Kelas osteichthyes dibagi terbagi atas 25 ordo.
1. Ordo Acipenseriformes

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Acipenseriformes
Family : Acipenseridae
Genus : Acipenser
Spesies :Acipenser fulvescens
(Young, 1986).
Gambar 71. Acipenser fulvescens (Omar, 2011).

Dita Y Daud Page 97


1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
acipenseriformes antara lain:
a) Memiliki 4 sungut di depan mulut yang digunakan
untuk mengarahkan makanan ke mulut
b) Tubuh tertutup oleh lima baris kepingan tulang
c) Moncong panjang
d) Ekor heterocercal
2) Habitat
Biasanya di bawah dasar sungai atau danau dengan
substrat pasir atau kerikil (Young, 1986).
3) Penyebaran
Tersebar di Amerika Utara dari Teluk Hudson ke
Alabama. Ditemukan di sepanjang sungai Great Lakes-St
Lawrence dan di danau-danau besar di New York dan
Vermont, termasuk Danau Cayuga dan Danau Champlain
(Piska, 1997).
4) Keunikan
Acipenser fulvescens dapat bertahan hidup
beberapa minggu tanpa makan. Makanannya hewan lain
yang berukuran kecil dibandingkan dengan ukuran

Dita Y Daud Page 98


badannya. Makanan Acipenser fulvescens berupa larva
serangga, cacing, udang karang, siput, dan ikan kecil
lainnya (Piska, 1997).

5) Peranan
Peranan Ekologi: Acipenseridae diberi status
terancam punah sebelum tahun 1950. Acipenseridae
berada diantara predator teratas di Ponto-Caspian.
Peranan Ekonomi: Acipenseridae dikenal secara
komersial sebagai makanan yang paling mahal di dunia
(Piska, 1997).
2. Ordo Amiiformes

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Amiiiformes
Family : Amiidae
Genus : Amia
Spesies :Amia calva
(Piska, 1997).
Gambar 72. Amia calva (Omar, 2011).

Dita Y Daud Page 99


1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
amiiformes antara lain:
a) Tubuh panjang dan berbentuk silinder
b) Memiliki sirip punggung yang sangat panjang.
Sirip memiliki 46-50 duri
c) Sirip perut terletak di bagian perut pertengahan
tubuh
d) Sirip dubur terdiri dari 9-10 jari lunak dan terletak
bagian perut pada titik tengah dari sirip dorsal
e) Sirip dada berbentuk bulat terdiri dari 16-19 duri
2) Habitat
Hidup di kolam, sungai, danau, dan rawa-rawa dan
juga mendiami selokan (Young, 1986).
3) Penyebaran
Tersebar di Pantai Timur dan Barat dibagian South
Dakota, Nebraska, Missouri, Kansas, Oklahoma dan
Tengah (Young, 1986).
4) Keunikan
Memiliki kemampuan dapat bertahan hidup di
kolam yang kering untuk waktu yang relatif lama.

Dita Y Daud Page 100


Bowfin dapat bertahan selama 21 hari terkubur dalam
lumpur kolam kering (Piska, 1997).

5) Peranan
Peranan Ekologi: Amia calva adalah predator paling
besar di dalam ekosistem. Peranan Ekonomi: Family
Amildae tidak dicari untuk daginggnya tetapi untuk
telurnya (Piska,1997)
3. Ordo Anguiliformes

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Anguiliformes
Family : Muraenidae
Genus : Gymnthorax
Spesies :Gymnthorax
funebris
(Nikolsky,1963).
Gambar 73. Gymnothorax funebris (Omar, 2011).
1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
anguiliformes antara lain:
a) Berbentuk silindris panjang seperti ular
b) Gigi besar dan bermata halus

Dita Y Daud Page 101


c) Pada rahang atas, ada dua baris gigi, sementara di
bagian bawah, hanya ada satu
d) Tidak memilki sirip perut
e) Tidak memiliki sirip dada
f) Sirip punggungnya membentang dari tubuh dan
terus-menerus dengan sirip ekor
2) Habitat
Di daerah di berbatu, terumbu karang, mangrove,
sungai, dengan substrat berpasir atau berlumpur. Tinggal
di celah-celah batu dan gua-gua kecil, biasanya tidak
lebih dari kedalaman 30 meter (Nikolsky,1963).
3) Penyebaran
Tersebar di bagian barat Samudera Atlantik,
termasuk Teluk Meksiko dan Laut Karibia
(Nikolsky,1963).
4) Keunikan
Tubuh ditutupi oleh lendir kuning. Lendir berfungsi
untuk melindungi belut ini dari parasit dan bakteri (Piska,
1997).

Dita Y Daud Page 102


5) Peranan
Peranan Ekologi: Family Muraenidae adalah
predator puncak, beberapa spesies Muraenidae menjaga
hubungan mutualistik dengan ikan gabi,Kepiting dan
beberapa udang. Peranan Ekonomis: Family Muraenidae
adalah objek menarik bagi penyelam dan wisatawan di
terumbu karang dan habitat alam lainnya. Secara
komersial Muraenidae dijual sebagai hewan peliharaan di
dalam aquarium dan di jual sebagai makanan (Piska,
1997)..
4. Ordo Batrachoidioformes

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Batrachoidioformes
Family : Batrachoidae
Genus : Sanopus
Spesies : Sanopus
splendidus (Nikolsky,1963).
Gambar 74. Sanopus splendidus(Omar, 2011).

Dita Y Daud Page 103


1) Ciri-ciri
Menurut Nelson (2006), menyatakan bahwa ciri-
ciri ordo batrachoidioformes antara lain:
a) Bentuk siripnya menyatu
b) Jumlah sirip dubur 17-18 jari dan lunak
c) Sirip punggung lunak (19-22).
2) Habitat
Didasar laut (berasosiasi dengan karang laut
iklim/rentang subtropics (Nikolsky, 1963).
3) Penyebaran
Penyebaran meliputi Atlantik Tengah Bagian Barat
dan Teluk Meksiko (Piska, 1997).
4) Keunikan
Memiliki jaringan adiposa yang banyak sehingga
terlihat gemuk (Piska, 1997).
5) Peranan
Minyak hati Sanopus splendidus digunakan sebagai
obat dan daging digunakan sebagai pakan ikan (Piska,
1997).

Dita Y Daud Page 104


5. Ordo Beloniformes
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Beloniformes
Family : Belonidae
Genus : Exocuetus
Spesies :E. Pecilopterus
(Nikolsky,1963).
Gambar 75. Exocuetus pecilopterus (Gardiner, 1984).

1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
beloniformes antara lain:
a) Tubuh berbentuk pipih memanjang
b) Sirip ventral terdapat didaerah abdomen
c) Sirip dada berukuran besar dan panjang
d) Tipe sisik cycloid
2) Habitat
Ditemukan didaerah tropis dan subtropis dengan
kondisi perairan tidak keruh dan berlumpur (Piska,
1997).

Dita Y Daud Page 105


3) Penyebaran
Tersebar didaerah tropis dan subtropis temasuk di
Indonesia (Nikolsky,1963).
4) Keunikan
Ikan terbang memiliki sirip dada yang sangat
panjang sehingga dapat terbang di atas permukaan air
(Piska, 1997)
5) Peranan
Beloniformes dijadikan objek menarik bagi
penyelam dan wisatawan terumbu karang dan habitat
alam lainnya (Piska,1997).
6. Ordo Characiformes

Klasifikasi Ilmiah Piranha


Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Characiformes
Family : Characidae
Genus : Pygocentrus
Spesies:Pygocentrusnatteri
(Nikolsky,1963).
Gambar 76. Pygocentrus natteri (Omar, 2011).

Dita Y Daud Page 106


1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
characiformes antara lain:
a) Memiliki sirip adiposa dan hampir selalu
berkembang dengan baik
b) Karnivora atau omnivora
c) Garis lateral sering decurved dan kadang-kadang
tidak lengkap
d) Tidak memiliki sungut
2) Habitat
Biasanya ditemukan di sungai dan danau (Piska,
1997).
3) Penyebaran
Tersebar di Afrika, Texas di Amerika Utara,
Amerika Tengah dan Selatan (Piska, 1997).
4) Keunikan
Dapat bertahan hidup dalam kondisi ekstrim
konsentrasi oksigen rendah(Piska, 1997).
5) Peranan
Peranan Ekologi: Serrasalmus marginatus
mengambil parasit crustacean dari tubuh P. nattereri.

Dita Y Daud Page 107


Peranan Ekonomis: Pygocentrus ratteri adalah salah satu
piranha yang paling umum diperdagangkan (Piska,1997)
7. Ordo Clupeiformes

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Clupeiformes
Family : Clupeidae
Genus : Hilsa
Spesies :Hilsa kelee
(Nikolsky,1963).
Gambar 77. Hilsa kelee (Gardiner, 1984).

1) Ciri-ciri
Menurut Nelson (2006), menyatakan bahwa ciri-
ciri ordo clupeiformes antara lain:
a) Tubuh lebar dan amat pipih
b) Jari-jari sirip punggung akhir tidak memanjang
c) Dua sirip dubur terakhir tidak membesar
d) Bintik hitam di belakang atas tutup insang, sering
terdapat hingga 10 bintik samar pada bagian tengah
sisi samping.

Dita Y Daud Page 108


2) Habitat
Hilsa kelee Ditemukan di pelagis pantai
(Nikolsky,1963).
3) Penyebaran
Penyebaran meliputi Indonesia dan Pasifik Barat
(Nikolsky,1963).
4) Keunikan
Dapat bertahan hidup dalam kondisi ekstrim
konsentrasi oksigen rendah (Piska, 1997)
5) Peranan
Peranan Ekologi: Merupakan ordo yang paling
melimpah didanau Ontario dan merupakan mangsa utama
salmonoids danau besar. Keberadaannya di Great Lakes
telah menyebabkan penurunan spesies ikan karena
persaingan. Peranan Ekonomi: Clupeiformes mewakili
perikanan komersial yang penting di samudra Atlantik.
Ordo Clupeiformes diolah menjadi ikan asap, ikan asin
untuk dikonsumsi (Piska,1997)

Dita Y Daud Page 109


8. Ordo Cyprinodontiformes

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Cyprinodontiformes
Family : Cyprinodontidae
Genus : Cyprinodon
Spesies :Cyprinodon diabolis
(Nikolsky,1963)
Gambar 78.Cyprinodon diabolis (Omar, 2011)

1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
cyprinodontiformes antara lain:
a) Berukuran kecil 15 mm – 20 mm
b) Gelembung udara berhubungan dengan
esophagungan perantaraan suatu saluran
c) Sirip-sirip tanpa spina atau dengan satu spina
pada tiap sirip punggung,
d) Sirip dada atau sirip ekor, sirip perut terletak di
daerah abdomen.
2) Habitat

Dita Y Daud Page 110


Biasanya terdapat di air tawar (Nikolsky,1963).
3) Penyebaran
Cyprinodon diabolis ditemukan di Devil’s Hole di
Nevada, Amerika Serikat (Piska, 1997).
4) Keunikan
Cyprinodon diabolis berukuran kecil, 15 sampai 20
mm panjangnya dan hanya ditemukan dalam satu lokasi,
yang disebut Devil's Hole di Nevada USA (Piska, 1997).

5) Peranan
Peranan Ekologi: Cyprinodontidae mengontrol
kadar ganggang dan organisme kecil lainnya di Delvis
Hole. Peranan Ekonomis: Berguna untuk tujuan
pendidikan dan penelitian (Piska, 1997).
9. Ordo Cypriniformes
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Cypriniformes
Family : Cypriniidae
Genus : Cyprinus
Spesies :Cyprinus carpio
(Young, 1986).
Gambar 79. Cyprinus carpio (Koleksi Adam, 2014).

Dita Y Daud Page 111


1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
cypriniformes antara lain:
a) Bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak
(compressed)
b) Mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat
disembulkan (prootaktil)
c) Di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut
d) Sisik tipe lingkaran (sikloid)
e) Sirip punggung (dorsal) memanjang dan bagian
belakangnya berjari keras. Sirip ketiga dan keempat
bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan
permukaan sirip perut (ventral).
f) Tipe sirip dubur (anal) mirip dengan sirip punggung,
yakni berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi.
g) Garis rusuk atau gurat sisi (linea lateralis) pada ikan
tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh
melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang
pangkal ekor.

Dita Y Daud Page 112


2) Habitat
Di perairan tawar seperti di tepi sungai atau danau
(Piska, 1997).
3) Penyebaran
Ikan mas adalah asli ke Eropa tetapi telah
diperkenalkan secara luas dan kini ditemukan di seluruh
dunia kecuali kutub dan Asia utara (Nikolsky,1963).
4) Keunikan
Sangat mudah bertelur, sisik bewarna keperakan
dan keemasan (Piska, 1997).
5) Peranan
Peranan Ekologi: Memberi makan ikan mas telah
terbukti mengurangi tumbuhan dan menurunkan kualitas
air secara keseluruhan. Peranan Ekonomis: Carp adalah
ikan yang dianggap penting di sebagian besar dunia
kecuali di Australia dan Amerika Utara dimana ikan
dianggap enak dan dijual sebagai ikan hias (Piska, 1997).

Dita Y Daud Page 113


10. Ordo Doctylopteriformes

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Doctylopteriformes
Family : Dastylopteridae
Genus : Dactylopterus
Spesies:Dactylopterusvolitans
(Young, 1986).
Gambar 80.Dactylopterusvolitans(Omar, 2011)

1) Ciri-ciri
Menurut Nelson (2006), menyatakan bahwa ciri-
ciri ordo doctylopteriformes antara lain:
a) Bentuk tubuh memanjang, agak pipih kebagian
belakang
b) Mulut berukuran besar
c) Kepala berukuran besar
2) Habitat
Banyak ditemukan di perairan laut(Piska, 1997).
3) Penyebaran
Tersebar Asia Tenggara, Laut Indonesia dan Cina
(Piska, 1997).
Dita Y Daud Page 114
4) Keunikan
Memiliki sirip thorachalis yang mirip seperti sayap
(Young, 1986).
5) Peranan
Family Dastylopteridae berguna untuk tujuan
pendidikan dan penelitian (Piska, 1997).

11. Ordo Echeneiformes

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Echeneiformes
Family : Echeneididae
Genus : Remora
Spesies :Remora australis
(Young, 1986).
Gambar 81. Remora australis(Gardiner, 1984)

1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
echeneiformes antara lain:
a) Sirip punggung terbagi dua
b) Sirip ekor seperti kipas

Dita Y Daud Page 115


c) Memiliki mulut yang lancip
2) Habitat
Biasanya terdapat di perairan laut (Nikolsky,1963).
3) Penyebaran
Tersebar diseluruh belahan dunia (Nikolsky,1963).
4) Keunikan
Mempunyai sirip depan yang tajam yang berfungsi
untuk melindungi diri dari mangsanya (Piska, 1997).
5) Peranan
Peranan Ekologi: Remora australis memakan
parasit kecil. Peranan ekonomis: Remora australis
merupakan hewan parawisata (Piska,1997)

12. Ordo Gadiformes

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Gadiformes
Family : Euchlichtydae
Genus : Gadus
Spesies :Gadus morhua
(Berg,1940)
Gambar 82. Gadus morhua (Gardiner, 1984).

Dita Y Daud Page 116


1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
gadiformes antara lain:
a) Bentuk tubuh lancip memanjang
b) Sirip punggung terpisah tiga hampir berdekatan
c) Gurat sisi terlihat jelas
2) Habitat
Banyak terdapat di perairan pantai
(Nikolsky,1963).
3) Penyebaran
Tersebar di Kanada, Samudra Pasifik dan
Vouncher Utara (Piska, 1997).
4) Keunikan
Dari fase larva menuju fase dewasa hanya
membutuhkan waktu 60 jam (Piska, 1997).
5) Peranan
Peranan Ekologi: Gadiformes merupakan
predator teratas di ekosistemnya. Peran ekonomis:
Gadiformes merupakan perikanan komersial yang
penting di bagian Eusrasia digunakan sebagai sumber

Dita Y Daud Page 117


meinyak, daging dimakan. Gadiformes juga diolah
sebagai tepung ikan (Piska, 1997).

13. Ordo Gymnotiformes


Klasifikasi Ilmiah
Kindom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Gymnotiformes
Family : Gymnotidae
Genus : Electrophorus
Spesies : Electrophorus electricus
(Berg,1940)
Gambar 83. Electrophorus electricus (Omar, 2011)
1) Ciri-ciri
Menurut Nelson (2006), menyatakan bahwa ciri-
ciri ordo gymnotiformes antara lain:
a) Bentuk tubuh memanjang
b) Operkulum berbentuk segitiga
2) Habitat
Electrophorus electricus didasar laut (Piska, 1997).
3) Penyebaran
Hanya terdapat di Amerika Selatan
(Nikolsky,1963).

Dita Y Daud Page 118


4) Keunikan
Organ listrik dalam tubuhnya sebanyak 80% dan
spesimen rata-rata dapat memberikan 1 amp sekitar pada
400 volt.Tegangan ini bisa dengan mudah membunuh
manusia dewasa (Piska, 1997).
5) Peranan
Menghasilkan tegangan setinggi 650 volt.
Peranan Ekonomi: Gymnotidae memiliki nilai ekonomi
yang rendah untuk manusia. Kadang-kadang dikonsumsi
penduduk setempat dari daerah Amazon. Tapi umumnya
dihindari karena serangan listrik yang diberikan
(Piska,1997).
14. Ordo Lophiiformes
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Lophiiformes
Family : lophiidae
Genus : Lophius
Spesies :Lophiuspiscatorius
(Berg,1940).
Gambar 84. Lophius piscatorius (Omar, 2011).

Dita Y Daud Page 119


1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
lophiiformes antara lain:
a) Bersifat karnifora
b) Mulut besar dan bergigi
c) Mulut sedikit menghadap ke atas
d) Memilki bentuk tubuh yang membulat
2) Habitat
Ordo lophiiformes biasanya hidup di dasar laut
(Piska, 1997).
3) Penyebaran
Ordo lophiiformes tersebar disamudra Pasifik,
Samudra Hindia, dan Laut Mediterania (Young, 1986).
4) Keunikan
Di bagian atas ikan terdapat antena yang bisa
digerakan sebagai umpan untuk menarik perhatian
mangsa ikan yang biasa sering naik kepermukaan laut
untuk menyerang burung laut (Piska, 1997).

Dita Y Daud Page 120


5) Peranan
Lophius piscalorius dimanfaatkan untuk minyak
dan sebagai makanan ikan dan sebagai hewan penelitian
(Piska, 1997).
15. Ordo Mastacembeliformes

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Mastacembeliformes
Family : Mastacembelidae
Genus : Mastacembelus
Spesies :Mastacembelus sp
(Berg,1940)
Gambar 85.Mastacembulus sp(Gardiner, 1984)
1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
mastacembeliformes antara lain:
a) Bentuk tubuh memanjang seperti ular tanpa sirip perut
b) Memiliki 1-3 garis gelap zig zag longitudinal yang
membentuk pola reticulate
c) Sirip dubur dan sirip punggung memanjang dan
tersambung kesirip ekor
d) Warna tubuh coklat kusam

Dita Y Daud Page 121


2) Habitat
Dipesisir rawa-rawa, disungai berpasir, didataran
tinggi, sungai, dataran rendah dan lahan basah
(Nikolsky,1963).
3) Penyebaran
Tersebar di Australia dan Amerika Tengah
(Nikolsky,1963).
4) Keunikan
Dapat bertahan hidup dalam keadaan kering. Sirip
punggung didahului oleh banyak duri yang digunakan
untuk melindungi diri dari predator (Piska, 1997).
5) Peranan
Mastacembelidae merupakan predator yang
mempengaruhi populasi mangsa ikan di ekosistem laut
(Piska, 1997).

Dita Y Daud Page 122


16. Ordo Mugliformes

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Mugliformes
Family : Muglidae
Genus : Mugil
Spesies :Mugil cephalus
(Nikolsky,1963)
Gambar 86. Mugil cephalus (Nelson, 2006)

1) Ciri-ciri
Menurut Nelson (2006), menyatakan bahwa ciri-
ciri ordo mugliiformes antara lain:
a) Sebagian mata ikan ditutupi oleh lemak
b) Warna tubuhnya biru atau hijau kelabu
c) Sirip dubur pendek
d) Sirip ekor bercabang
2) Habitat
Di perairan laut yang dangkal dekat pantai, seperti
teluk, rataan terumbu, kolam, hutan mangrove, dan
estuaria (Piska, 1997).

Dita Y Daud Page 123


3) Penyebaran
Tersebar di Samudra Pasifik dan Laut Cina Selatan
(Nikolsky,1963).
4) Keunikan
Memiliki serangkaian pori dan tabung kanal
sepanjang setiap sisi tubuh, yang digunakan untuk
merasakan getaran (Piska, 1997).
5) Peranan
Beberapa ordo Mugiliformes menjaga hubungan
mutualistik dengan ikan di ekosistem laut (Piska, 1997).
17. Ordo Ophiocephaliformes
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Ophiocephaliformes
Family : Engraulidae
Genus : Channa
Spesies:Channa striata
(Nikolsky,1963)
Gambar 87. Channa striata (Koleksi Dwi, 2014)

Dita Y Daud Page 124


1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
ophiocephaliformes antara lain:
a) Tipe sisik cycloid
b) Sirip punggung dan sirip dubur terdiri dari jari-jari
lemah
c) Sirip perut memiliki 6 jari-jari
2) Habitat
Ordo Ophiocephaliformes di air tawar
(Nikolsky,1963).
3) Penyebaran
Penyebaran meliputi Asia dan India (Piska, 1997).
4) Keunikan
Memiliki gelembung renang yang sangat panjang
(Piska, 1997).
5) Peranan
Beberapa ordo Engraulidae menjaga hubungan
mutualistik dengan ikan di ekosistem laut (Piska, 1997).

Dita Y Daud Page 125


18. Ordo Pegasiformes
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Pegasiformes
Family : Pegasidae
Genus : Ablabys
Spesies : Ablabysmacraconthus
(Nikolsky,1963).
Gambar 88. Ablabys macraconthus (Arratia, 2004)

1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
pegasiformes antara lain:
a) Perut ramping
b) Sirip punggung dan punggung tidak berduri
c) Terdapat cincin tulang belakang
2) Habitat
Di perairan laut (Young, 1986).
3) Penyebaran
Tersebar di Australia, Afrika dan Indonesia (Piska,
1997).

Dita Y Daud Page 126


4) Keunikan
Bentuknya unik yakni seperti ngengut sehingga
disebut ngangat laut dan memiliki sirip yang beracun
(Piska, 1997).
5) Peranan
Ablabys macraconthus menjaga hubungan
mutualistik dengan ikan di ekosistem laut (Piska, 1997).
19. Ordo Perciformes
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Perciformes
Family : Serranidae
Genus : Cromileptes
Spesies :Cromileptesaltivelis
(Nikolsky,1963)
Gambar 89. Cromileptes altivelis (Koleksi Hartati, 2014)

1) Ciri-ciri
Menurut Nelson (2006), menyatakan bahwa ciri-
ciri ordo perciformes antara lain:
a) Tubuh berbentuk memanjang agak membulat
b) Memiliki dua sisi punggung yang berpisah
c) Bagian perut dan bawah berwarna keperakan

Dita Y Daud Page 127


2) Habitat
Habitat Cromileptes altivelis di laut tropis dan
subtropis (Piska, 1997).
3) Penyebaran
Cromileptes altivelis tersebar di Pasifik Barat,
Thailand, Malaysia dan Indonesia (Young, 1986).
4) Keunikan
Cromileptes altivelis memiliki filamen pada sirip
dada yang memanjang dan melewati sirip ekor (Piska,
1997).
20. Ordo Percomorphoiformes
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo :Percomorphoiformes
Family : Cichilidae
Genus : Petrophyllum
Spesies :Petrophyllumscale
(Nelson, 1976)
Gambar 90. Pterophyllum scale (Nelson, 2006).

1) Ciri-ciri

Dita Y Daud Page 128


Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
percomorphoiformes antara lain:
a) Memiliki bentuk tubuh yang ramping
b) Mempunyai sirip punggung yang runcing dan
panjang
c) Mempunyai tubuh yang relatif kecil
2) Habitat
Di lingkungan perairan yang banyak ditumbuhi
berbagai macam tumbuhan air (Nikolsky,1963).
3) Penyebaran
Tersebar di Australia, Afrika Barat, AsiaTimur dan
Selatan, di Amerika Tengah dan Selatan
(Nikolsky,1963).
4) Keunikan
Memiliki sirip yang panjang menyerupai kumis dan
tubuh berbentuk segi empat (Nelson, 1976).
5) Peranan
Family Cichilidae dimanfaatkan sebagai ikan hias
di aquarium (Piska, 1997).

Dita Y Daud Page 129


21. Ordo Pleuronectiformes
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom
: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Osteichthyes
Ordo : Pleuronectiformes
Family
: Pleuronectidae
Genus: Limanda
Spesies
:Limanda limanda
(Nelson, 1976).
Gambar 91. Limanda limanda (Nelson, 2006).

1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
pleuronectiformes antara lain:
a) Sudut mulut lebih dekat kearah moncong dari pada
kearah tutup insang
b) Badan berbentuk pipih
c) Tidak memiliki sirip dada
d) Terdapat 12-14 sisik antara gurat sisi
2) Habitat
Di perairan laut berlumpur dan berpasir
(Nikolsky,1963).
Dita Y Daud Page 130
3) Penyebaran
Tersebar di Australia, Begawan Solo dan
Lamongan (Nikolsky,1963).
4) Keunikan
Dapat menyamar sesuai dengan lingkungan dan
memiliki tulang hidung yang besar membentuk sebuah
mimbar (Piska, 1997).
5) Peranan
Family Pleuronectidae merupakan ikan komersial
yang penting di bagian Eurasia digunakan sebagai
sumber minyak dan diolah menjadi tepung ikan
(Piska,1997)
22. Ordo Siluriformes
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Siluriformes
Family : Siluridae
Genus : Clarias
Spesies :Clariasbathracus
(Nelson, 1976)
Gambar 92. Clarias bathracus (Koleksi Della, 2014).

Dita Y Daud Page 131


1) Ciri-ciri
Menurut Nelson (2006), menyatakan bahwa ciri-
ciri ordo siluriformes antara lain:
a) Sudut mulut lebih dekat kearah moncong dari pada
kearah tutup insang
b) Memiliki sungut
c) Umumnya memiliki dua gurat sisi
2) Habitat
Habitat ikan lele diair tawar (Piska, 1997).
3) Penyebaran
Tersebar diseluruh belahan dunia, termasuk
Indonesia (Nelson, 1976).
4) Keunikan
Dapat bertahan hidup didarat selama beberapa jam,
karena memiliki organ abbrorescent yang berbentuk
seperti karang yang berfungsi sebagai organ pernapasan
tambahan (Young, 1986).
5) Peranan
Peranan Ekologi: di ekosistem sebagai predator
organisme bentuk dan mangsa vertebrata yang lebih
besar (Nelson, 1976).
Dita Y Daud Page 132
23. Ordo Symbranchiformes
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Symbranchiformes
Family : Symbranchidae
Genus : Monopterus
Spesies:Monopterus albus
(Nelson, 1976)
Gambar 93. Monopterus albus (Koleksi Yudi, 2014)

1) Ciri-ciri
Menurut Piska (1997), bahwa ciri-ciri ordo
symbranchiformes antara lain:
a) Bentuk tubuh memanjang, silindris (semakin
kearah caudal semakin kecil)
b) Tidak terdapat sirip dada
c) Memiliki celah insang tunggal yang terdapat pada
sisi ventral
d) Tidak bersisik
e) Sirip dorsal, sirip ekor dan sirip dubur menyatu.
2) Habitat

Dita Y Daud Page 133


Habitat belut dirawa-rawa atau lumpur, sungai, dan
biasanya hidup di sawah (Nikolsky,1963).
3) Penyebaran
Tersebar di Australia, Afrika Barat, AsiaTimur dan
Selatan, di Amerika Tengah dan Selatan
(Nikolsky,1963).
4) Keunikan
Belut hanya memilki sirip punggung dan memiliki
yang licin karena mengandung banyak lendir (Nelson,
1976).
5) Peranan
Secara Ekologi Monopterus albus dapat dijadikan
indicator pencemar lingkungan karena mudah
beradaptasi. Lenyapnya Monopterus albus menandakan
kerusakan lingkungan yang sangat parah (Nikolsky,
1963).

Dita Y Daud Page 134


24. Ordo Syngnathiformes
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Syngnathiformes
Family : Syngnathidae
Genus : Hippocampus
Spesies :Hippocampus
whitei
(Nikolsky,1963)
Gambar 94. Hippocampus whitei (Arratia, 2004)

1) Ciri-ciri
Menurut Nelson (1976), bahwa ciri-ciri ordo
syngnathiformes antara lain:
a) Tubuh tertutup oleh lapisan sisik atau cincin-
cincin bertulang.
b) Mulut terletak diujung moncong yang berbentuk
tabung.
c) Ukuran bervariasi sekitar 4-30 cm.

Dita Y Daud Page 135


d) Sirip dorsal dan sirip pektoral terletak dibagian
bawah.

2) Habitat
Habitat kuda laut diperairan tropis, disepanjang
pantai, diantara ganggang laut dan tumbuhan lainnya
(Nikolsky,1963).
3) Penyebaran
Tersebar diseluruh belahan dunia, termasuk
Indonesia (Nikolsky,1963).
4) Keunikan
Jantan dapat menyimpan telur yang sudah dibuahi
didalam selaput perutnya selama 2 sampai 6 minggu
hingga telur menetas (Piska, 1997).
5) Peranan
Dimanfaatkan sebagai ikan hias dan sebagai
bahan obat tradisional Cina untuk mengobati berbagai
penyakit seperti asma, tulang patah, kelainan ginjal, dan
impoten (Piska, 1997).

Dita Y Daud Page 136


25. Ordo Tetraodontiformes
Klasifikasi Ilmiah Ikan Buntal
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Tetraodoniformes
Family : Diodonidae
Genus : Diodon
Spesies : Diodonholo
canthus
(Piska, 1997)
Gambar 95. Diodon holocanthus (Arratia, 2001).

1) Ciri-ciri
Menurut Nelson (2006), menyatakan bahwa ciri-
ciri ordo tetraodontiformes antara lain:
a) Sisik mengalami modifikasi menjadi seperti spina
atau duri.
b) Dinding tubuh berupa lempeng tulang.
c) Celah insang kecil.
2) Habitat
Habitat ikan buntal di dasar laut (Nikolsky,1963).
3) Penyebaran
Tersebar di perairan Amerika Selatan, Afrika, dan
Asia Tenggara (Nikolsky,1963).

Dita Y Daud Page 137


4) Keunikan
Apabila ikan buntal mati akan mengeluarkan racun
yang dapat merusak ekosistem (Djamali dkk, 1994).
5) Peranan
Peran ekologi: Merupakan predator peran
ekonomi: telur ikan buntal dikenal sebagai makanan yang
sangat mahal (Piska, 1997).

Dita Y Daud Page 138


DAFTAR PUSTAKA
Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono.
1992. Ikhtiologi. Universitas IlmuHayat. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.

Bin, Sharifuddin. 2011. Ikhtiologi. Universitas


Hassanudin: Makassar

Campbell. Neil A. 1999. Biologi edisi kelima jilid 2.


Jakarta: Erlangga

Djarubito, Mukayat. 1989 Zoologi Dasar. Jakarta:


Erlangga.

Djamali, A., Burhanuddin, dan M. Hutomo. 1994. Fauna


Ikan-ikan Laut Berbisa dan Beracun di Indonesia.
Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia.

Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Bogor:


Yayasan Dewi Sri

Jasin, Maskoeri. 1984. Zoologi Vertebrata. Surabaya:


Wijaya utama

Kent, G.G. 1954. Comparative Anatomy of the


Vertebrates. New York: McGraw Hill Book
Company, Inc.

Nelson, J. S. 2006. Fishes Of The World. 4th Ed. New


York: John Wiley and Sons.

Dita Y Daud Page 139


Nikolsky, C.V. 1963. The Ecology of Fishes. London:
Academic Press

Omar, Sharfrudin Andy. 2011. Ikhtiologi. Makasar:


Universitas Ilmu Kelautan dan Perikanan.
Universitas Hasannudin.

Piska, RaviShankar. 1997. Practical Manual Of Fish


Biology And Ecologi (Fisheries). Hyderabad:
University College of Science, Osmania University

Radiopoetra. 2005. Zoologi. Jakarta: Sapdodadi NV

Sukiya, 2005. Biologi Vertebrata. Malang: Universitas


Negeri Malang

Storer, T.J. and R.L. Usinger. 1957. General Zoology.


New York: McGraw Hill Book Company, Inc.

Dita Y Daud Page 140

Anda mungkin juga menyukai