Anda di halaman 1dari 9

PEDOMAN BNSP 201Rev.

1 - 2006

Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Umum


Lembaga Sertifikasi Profesi

1. Ruang Lingkup
Pedoman ini merupakan persyaratan untuk LSP dengan persyaratan tertentu, termasuk
pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi profesi.

CATATAN Di beberapa negara, lembaga yang memverifikasi kesesuaian kompetensi profesi


dengan persyaratan yang ditetapkan disebut “lembaga sertifikasi”, di negara lain disebut “lembaga
registrasi”,”lembaga asesmen dan registrasi” atau “lembaga sertifikasi/registrasi/lembaga lisensi”,
dan yang lainnya menyebut “registrar”. Pedoman ini menggunakan istilah “Lembaga Sertifikasi
Profesi”. Namun demikian, istilah ini digunakan dalam arti luas.

2. Acuan Normatif
Dokumen yang diacu berikut diperlukan dalam penerapan pedoman ini. Apabila ada perubahan
(amademen), dokumen yang diacu menggunakan dokumen yang mutakhir. Kosakata umum SNI
19-9000-2001, Sistem manajemen mutu – Dasar-dasar dan Kosakata.

3. Istilah dan Definisi

3.1 Banding
Permintaan dari pemohon, kandidat atau profesi yang disertifikasi untuk mempertimbangkan
kembali keputusan yang merugikan yang dibuat oleh LSP terkait dengan status sertifikasi yang
diajukan oleh yang bersangkutan.

3.2 Peserta Uji Kompetensi


Pemohon yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk dapat ikut serta dalam proses
sertifikasi.

3.3 Proses sertifikasi


Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh LSP untuk menetapkan bahwa seseorang memenuhi
persyaratan kompetensi yang ditetapkan, mencakup permohonan, evaluasi, keputusan sertifikasi,
survailen dan sertifikasi ulang.

3.4 Skema sertifikasi


Persyaratan sertifikasi spesifik yang berkaitan dengan kategori profesi yang ditetapkan dengan
menggunakan standar dan aturan khusus yang sama, serta prosedur yang sama.

3.5 Sistem sertifikasi


Kumpulan prosedur dan sumber daya untuk melakukan proses sertifikasi sesuai dengan skema
sertifikasinya, untuk menerbitkan sertifikat kompetensi termasuk pemeliharaannya.

3.6 Kompetensi
Kemampuan yang dapat diperagakan untuk menerapkan pengetahuan dan/atau keterampilan
sesuai dengan atribut personal sebagaimana yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

3.7 Keluhan
Permintaan penilaian kesesuaian selain banding, oleh suatu organisasi perorangan terhadap LSP,
untuk melakukan tindakan perbaikan yang berkaitan dengan kegiatan LSP atau pelanggannya.

3.8 Evaluasi
Proses penilaian profesi terhadap pemenuhan persyaratan yang ditetapkan dalam skema
sertifikasi untuk mengambil keputusan sertifikasi

1 dari 9
PEDOMAN BNSP 201Rev. 1 - 2006

3.9 Ujian
Mekanisme yang merupakan bagian dari asesmen untuk mengukur kompetensi calon dan
menggunakan satu atau lebih metode misalnya metode tertulis, lisan, praktek dan pengamatan.

3.10 Asesor kompetensi


Seseorang yang mempunyai kualifikasi yang relevan dan kompeten untuk melaksanakan dan/atau
menilai ujian.

3.11 Kualifikasi
Peragaan dari atribut personal, pendidikan, pelatihan dan/atau pengalaman kerja Profesi.

4. Persyaratan untuk LSP

4.1 Lembaga sertifikasi

4.1.1 Kebijakan, prosedur, dan administrasi lembaga sertifikasi harus terkait dengan kriteria
sertifikasi, harus jujur dan wajar terhadap seluruh calon dan harus memenuhi semua persyaratan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. LSP tidak boleh menggunakan prosedur yang
menghambat dan menghalangi akses oleh pemohon dan calon, kecuali yang ditetapkan dalam
pedoman ini.

4.1.2 LSP harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk pemberian, pemeliharaan,
perpanjangan, penundaan atau pencabutan sertifikasi serta perluasan/pengurangan ruang lingkup
sertifikasi yang diajukan.

4.1.3 LSP harus membatasi persyaratan, evaluasi dan keputusan sertifikasinya, sesuai dengan
hal-hal spesifik yang berkaitan dengan ruang lingkup sertifikasi.

4.2 Struktur organisasi

4.2.1 Struktur LSP harus dibentuk sedemikian rupa sehingga memberikan kepercayaan kepada
pihak terkait atas kompetensi, ketidakberpihakan dan integritasnya. Secara khusus, lembaga
sertifikasi harus :
a) independen dan tidak memihak dalam kaitannya dengan pemohon, calon dan profesi yang
disertifikasi, termasuk dengan pemilik dan pelanggannya dan harus mengambil langkah
yang dapat menjamin operasi yang layak;
b) bertanggung jawab atas keputusannya berkaitan dengan pemberian, pemeliharaan,
perpanjangan, penundaan dan pencabutan sertifikasi serta perluasan/pengurangan ruang
lingkup yang diajukan.
c) mengidentifikasi manajemen (kelompok atau profesi) yang memiliki tanggung jawab
menyeluruh untuk:
1) evaluasi, sertifikasi dan survailen sebagaimana ditetapkan dalam pedoman ini, dalam
persyaratan kompetensi dan dalam dokumen relevan lain yang berlaku.
2) perumusan kebijakan operasi LSP, yang berkaitan dengan sertifikasi profesi.
3) keputusan sertifikasi,
4) penerapan kebijakan dan prosedurnya
5) keuangan lembaga sertifikasi, dan
6) pendelegasian kewenangan kepada beberapa komite atau perorangan untuk
melakukan kegiatan yang ditetapkan atas namanya.
d) memiliki dokumen legalitas hukum atau bagian dari legalitas hukum

4.2.2 LSP harus memiliki struktur terdokumentasi yang menjaga ketidakberpihakan termasuk
ketentuan yang menjamin ketidakberpihakan pengoperasian LSP. Struktur ini harus melibatkan
partisipasi semua pihak penting yang terkait dalam pengembangan kebijakan dan prinsip-prinsip
tentang substansi dan fungsi sistem sertifikasi, tanpa adanya pihak yang mendominasi.

4.2.3 LSP harus membentuk komite skema atau nama lain, yang harus bertanggung jawab dalam
2 dari 9
PEDOMAN BNSP 201Rev. 1 - 2006

pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi untuk setiap jenis sertifikasi yang
dipertimbangkan. Komite skema harus diwakili oleh pihak penting terkait secara seimbang (tanpa
ada pihak yang lebih mendominasi). Jika ada skema sertifikasi yang dikembangkan oleh organisasi
selain lembaga sertifikasi, maka pengembangan skema tersebut harus mengikuti prinsip-prinsip
yang sama.

4.2.4 LSP harus:


a) memiliki sumber keuangan yang diperlukan untuk operasi sistem sertifikasi dan untuk
membiayai pertanggunggugatan (liability) yang mungkin timbul.
b) memiliki kebijakan dan prosedur yang membedakan antara sertifikasi profesi dan kegiatan
lainnya,
c) menjamin bahwa kegiatan lembaga yang terkait tidak mengkompromikan kerahasiaan
objektivitas dan ketidakberpihakan dari sertifikasinya.

4.2.5 LSP tidak boleh menawarkan atau memberikan pelatihan atau membantu pihak lain dalam
penyiapan jasa tersebut.

4.2.6 LSP harus menetapkan kebijakan dan prosedur (seperti pedoman pelaksanaan) untuk
penyelesaian banding dan keluhan yang diterima dari pemohon, calon, profesi yang disertifikasi
dan atasan/institusi tempat profesi yang disertifikasi bekerja serta dari pihak lain mengenai proses
kriteria sertifikasi, termasuk kebijakan dan prosedur untuk kinerja profesi yang disertifikasi.
Kebijakan dan prosedur tersebut harus menjamin bahwa banding dan keluhan diselesaikan secara
independen, tegas dan tidak berpihak.

4.2.7 LSP harus memperkerjakan personil permanen atau personil kontrak dalam jumlah yang
memadai dengan pendidikan, pelatihan, pengetahuan teknis dan pengalaman yang diperlukan
untuk melaksanakan fungsi sertifikasi sesuai dengan jenis, rentang dan volume pekerjaan yang
dilakukan di bawah tanggung jawab manajemen.

4.3 Pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi

4.3.1 LSP harus menetapkan metode dan mekanisme untuk digunakan dalam mengevaluasi
kompetensi calon dan harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang sesuai untuk
pengembangan awal dan pemeliharaan berkelanjutan dari metode dan mekanisme tersebut.
CATATAN lampiran A memberikan panduan untuk pengembangan dan pemeliharaan skema
sertifikasi.

4.3.2 LSP harus menetapkan suatu proses pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi
yang mencakup kaji ulang dan validasi skema yang dilakukan oleh komite skema.

4.3.3 LSP harus segera memberikan informasi mengenai setiap perubahan di dalam persyaratan
kepada wakil-wakil komite. LSP harus mempertimbangkan pendapat yang disampaikan oleh
komite skema sebelum memutuskan bentuk perubahan yang tepat dan tanggal efektif berlakunya
perubahan. Setelah pengambilan keputusan dan publikasi mengenai perubahan persyaratan, LSP
harus memberikan informasi kepada pihak-pihak yang terkait dan profesi yang disertifikasi. LSP
harus memverifikasi bahwa setiap profesi yang disertifikasi memenuhi persyaratan yang diubah
dalam periode waktu, yang penetapannya harus mempertimbangkan pendapat komite skema.

4.3.4 Kriteria kompetensi profesi yang dievaluasi harus ditetapkan oleh LSP sesuai dengan
pedoman ini dan dokumen relevan lainnya. Jika diperlukan penjelasan untuk penerapan dokumen
tersebut terhadap skema sertifikasi yang spesifik, maka penjelasan tersebut harus dirumuskan
oleh para ahli, disahkan oleh komite skema dan dipublikasikan oleh lembaga sertifikasi.

4.3.5 Sertifikasi tidak boleh dibatasi atas dasar keuangan atau kondisi lain yang tidak semestinya,
seperti keanggotaan dalam asosiasi atau kelompok. Sertifikat kelulusan suatu lembaga pelatihan
yang diakui dapat menjadi persyaratan skema sertifikasi. Pengakuan atau persetujuan tersebut
oleh LSP, tidak boleh dilakukan dengan mengkompromikan ketidakberpihakan atau mengurangi
bobot persyaratan evaluasi dan sertifikasi.
3 dari 9
PEDOMAN BNSP 201Rev. 1 - 2006

4.3.6 LSP harus mengevaluasi metode ujian calon. Penyelenggaraan ujian harus jujur, absah dan
dapat dipertanggungjawabkan. Minimum 1 (satu) tahun sekali, metodologi dan prosedur yang tepat
(seperti pengumpulan dan pemeliharaan data statistik) harus ditetapkan untuk menegaskan
kembali kejujuran, keabsahan, kepercayaan dan kinerja umum setiap ujian dan semua perbaikan
perbedaan yang teridentifikasi.

4.4 Sistem manajemen

4.4.1 LSP harus menggunakan sistem manajemen yang didokumentasikan dan mencakup semua
persyaratan pedoman ini serta menjamin efektifitas penerapan persyaratan tersebut.

4.4.2 LSP harus menjamin bahwa:


a) sistem manajemen ditetapkan dan dipelihara sesuai dengan pedoman ini, dan
b) sistem manajemennya dimengerti dan diterapkan pada semua tingkat organisasi.

4.4.3 LSP harus mempunyai sistem pengendalian dokumen dan audit internal serta kaji ulang
manajemen yang sudah diterapkan termasuk ketentuan untuk perbaikan berkelanjutan, tindakan
koreksi dan pencegahan.

4.5 Subkontrak

4.5.1 Jika LSP memutuskan untuk mensubkontrakkan pekerjaan yang berkaitan dengan asesmen
kepada asesor subkontrak, maka perjanjian terdokumentasi yang mencakup pengaturan, termasuk
kerahasiaan dan pencegahan konflik kepentingan harus dituliskan. Keputusan sertifikat tidak boleh
disubkontrakkan.

4.5.2 LSP harus:


a) bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang disubkontrakkan dan tetap bertanggung
jawab atas pemberian, pemeliharaan, perpanjangan, perluasan dan pengurangan ruang
lingkup, penundaan atau pencabutan sertifikasi.
b) menjamin bahwa subkontraktor tersebut kompeten dan memenuhi ketentuan yang berlaku
dalam pedoman ini, dan tidak terlibat baik secara langsung atau melalui atasannya dengan
pelatihan atau pemeliharaan sertifikasi personel sedemikian rupa sehingga kerahasiaan dan
kenetralan dapat dikompromikan.
c) memelihara daftar subkontraknya dan menilai serta memantau kinerjanya sesuai prosedur
yang didokumentasikan.

4.6 Rekaman

4.6.1 LSP harus memelihara sistem rekaman sesuai dengan kondisi dan peraturan perundang-
undangan, termasuk cara-cara untuk mengkonfirmasikan status profesi yang disertifikasi.
Rekaman harus membuktikan bahwa proses sertifikasi telah dipenuhi secara efektif, khususnya
yang berkaitan dengan formulir permohonan, laporan evaluasi, kegiatan survailen, dan dokumen
lain yang terkait dengan pemberian, pemeliharaan, perpanjangan, perluasan, pengurangan,
penundaan dan pencabutan sertifikasi.

4.6.2 Rekaman harus diidentifikasi, diatur dan dimusnahkan dengan cara yang sesuai untuk
menjamin integritas proses dan kerahasiaan informasi tersebut. Rekaman harus disimpan selama
periode waktu tertentu untuk memberikan jaminan kepercayaan berkelanjutan, minimal satu siklus
sertifikasi penuh, atau sebagaimana yang dipersyaratkan dalam perjanjian pengakuan, kontrak,
hukum dan kewajiban lainnya.

4.7 Kerahasiaan
LSP harus menjaga kerahasiaan semua informasi yang diperoleh selama proses kegiatannya,
melalui komitmen terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Komitmen tersebut
harus dilaksanakan oleh semua individu/personil yang bekerja di lembaga sertifikasi, termasuk
anggota komite dan lembaga atau individu dari luar yang bekerja atas namanya. Informasi tersebut
4 dari 9
PEDOMAN BNSP 201Rev. 1 - 2006

tidak boleh diberikan kepada pihak yang tidak berwenang tanpa persetujuan tertulis dari organisasi
atau individu dari mana informasi diperoleh, kecuali bila perundang-undangan mensyaratkan
informasi tersebut harus diungkapkan. Bila lembaga sertifikasi disyaratkan oleh peraturan
perundang-undangan untuk mengumumkan informasi tersebut, organisasi atau individu yang
bersangkutan harus diberitahu sebelumnya tentang informasi yang diberikan.

4.8 Keamanan
Seluruh soal-soal ujian dan bahan-bahan yang terkait harus dipelihara dalam suatu lingkungan
yang aman oleh LSP, atau subkontraktornya untuk melindungi kerahasiaan bahan-bahan tersebut
selama masa pakainya.

5 Persyaratan untuk personil permanen atau yang dikontrak oleh lembaga sertifikasi

5.1 Umum

5.1.1 LSP harus menetapkan persyaratan kompetensi bagi personil permanen atau yang dikontrak
yang terlibat dalam proses sertifikasi.

5.1.2 LSP mewajibkan personil permanen atau yang dikontrak untuk menandatangai dokumen
yang menyatakan komitmennya untuk memenuhi peraturan yang ditetapkan oleh lembaga
sertifikasi, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan kerahasiaan dan kebebasan dari pengaruh
komersial dan pengaruh lainnya dari setiap hubungan sebelum dan/atau saat ini dengan profesi
yang diuji yang dapat mengkompromikan kenetralannya.

5.1.3 Uraian tugas dan tanggung jawab yang terdokumentasi dengan jelas harus tersedia bagi
setiap Profesi permanen atau yang dikontrak. Mereka harus dilatih sesuai dengan bidang
tugasnya, sehingga yang bersangkutan menyadari pentingnya sertifikasi yang ditawarkan. Semua
personil yang terlibat dalam setiap aspek kegiatan sertifikasi harus memiliki kualifikasi pendidikan,
pengalaman dan keahlian teknis yang sesuai dengan kriteria kompetensi untuk tugas yang
ditetapkan.

5.1.4 LSP harus membuat dan memelihara dokumentasi mutakhir mengenai kualifikasi setiap
personil. Informasi tersebut harus mudah diakses oleh personil permanen atau yang dikontrak dan
harus mencakup:
a) nama dan alamat;
b) organisasi dan jabatannya;
c) pendidikan, jenis dan status personil;
d) pengalaman dan pelatihan yang relevan dengan bidang tugasnya;
e) tanggung jawab dan kewajibannya dalam lembaga sertifikasi;
f) penilaian kinerja;
g) tanggal pemuktakhiran rekaman
h) tanggal pemutakhiran rekaman

5.2 Persyaratan Asesor Kompetensi

5.2.1 Asesor kompetensi harus memenuhi persyaratan LSP berdasarkan persyaratan kompetensi
yang berlaku dan dokumen relevan lainnya.
Dalam proses pemilihan asesor yang ditugaskan untuk suatu ujian atau bagian dari suatu ujian
harus dijamin bahwa asesor kompetensi tersebut minimal:
a) mengerti skema sertifikasi yang relevan;
b) memiliki pengetahuan yang cukup mengenai metode ujian dan dokumen ujian yang relevan;
c) memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang yang akan diuji;
d) mampu berkomunikasi dengan efektif baik secara lisan maupun tulisan dalam bahasa yang
digunakan dalam ujian, dan
e) bebas dari kepentingan apapun sehingga dapat melakukan penilaian (asesmen) dengan
tidak memihak dan tidak diskriminatif.

5 dari 9
PEDOMAN BNSP 201Rev. 1 - 2006

5.2.2 Jika seseorang asesor kompetensi mempunyai potensi konflik kepentingan dalam ujian
dengan calon, LSP harus mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa kerahasiaan dan
kenetralan ujian tidak dikompromikan (lihat 4.2.5). Langkah-langkah tersebut harus direkam.

6. Proses sertifikasi

6.1 Permohonan

6.1.1 Berdasarkan permintaan pemohon, LSP harus memberikan uraian rinci yang mutakhir
mengenai proses sertifikasi untuk setiap skema sertifikasi yang sesuai (termasuk biaya). Di
samping itu LSP memberikan dokumen yang memuat persyaratan sertifikasi, hak pemohon, serta
kewajiban profesi yang disertifikasi termasuk kode etik profesi (lihat 6.6.2).

6.1.2 LSP harus mensyaratkan kelengkapan permohonan, yang ditandatangi oleh pemohon yang
meminta sertifikasi dan mencakup:
a) lingkup sertifikasi yang diajukan;
b) pernyataan bahwa profesi yang bersangkutan setuju memenuhi persyaratan sertifikasi dan
memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk evaluasi;
c) rincian kualifikasi yang relevan didukung dengan bukti dan rekomendasi;
d) informasi umum pemohon, seperti nama, alamat dan informasi lain yang disyaratkan untuk
identifikasi Profesi.

6.2 Evaluasi

6.2.1 LSP harus mengkaji ulang permohonan sertifikasi untuk menjamin bahwa:

a) LSP mempunyai kemampuan untuk memberikan sertifikasi sesuai ruang lingkup yang
diajukan;
b) LSP menyadari kemungkinan adanya kekhususan kondisi pemohon dan dengan alasan
yang tepat dapat mengakomodasikan keperluan khusus pemohon seperti bahasa dan/atau
ketidakmampuan (disabilities) lainnya;
c) pemohon mempunyai pendidikan, pengalaman dan pelatihan yang disyaratkan dalam
skema.

6.2.2 LSP harus menguji kompetensi profesi berdasarkan persyaratan skema melalui satu atau
lebih metode seperti tertulis, lisan, praktek, pengamatan atau cara lain.

6.2.3 Ujian harus direncanakan dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat menjamin bahwa
semua persyaratan skema diverifikasi secara objektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi
sehingga memadai untuk menegaskan kompetensi calon.

6.2.4 LSP harus membuat prosedur pelaporan yang menjamin kinerja dan hasil evaluasi termasuk
kinerja dan hasil ujian, yang didokumentasikan secara tepat dan dimengerti.

6.3 Keputusan sertifikasi

6.3.1 Keputusan sertifikasi yang ditetapkan untuk seorang calon oleh LSP harus berdasarkan
informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi. Personel yang membuat keputusan
sertifikasi tidak boleh berperan serta dalam pelaksanaan ujian atau pelatihan calon.

6.3.2 LSP harus memberikan sertifikasi kepada semua Profesi yang disertifikasi. LSP harus
memelihara kepemilikan sertifikat. Sertifikat tersebut dapat dalam bentuk surat, kartu atau media
lainnya, yang ditandatangi atau disahkan oleh Personel LSP yang bertanggung jawab.

6.3.3 Sertifikat tersebut minimal harus memuat informasi berikut:


a) nama Personel yang disertifikasi dan nomor sertifikat;
b) nama lembaga sertifikasi;
6 dari 9
PEDOMAN BNSP 201Rev. 1 - 2006

c) acuan persyaratan kompetensi atau dokumen relevan lain, termasuk hal-hal yang menjadi
dasar dalam sertifikasi;
d) ruang lingkup sertifikasi termasuk batasannya;
e) tanggal efektif sertifikasi dan masa berlaku;

6.4 Survailen

6.4.1 LSP harus menetapkan proses survailen untuk memantau pemenuhan profesi yang
disertifikasi dengan persyaratan skema sertifikasi yang relevan.

6.4.2 LSP harus memiliki prosedur dan aturan untuk pemeliharaan sertifikasi sesuai dengan skema
sertifikasi. Aturan tersebut termasuk frekuensi dan cakupan kegiatan survailen harus disahkan oleh
komite skema. Aturan tersebut harus cukup menjamin adanya evaluasi yang jujur untuk
mengkonfirmasikan kompetensi Personel yang disertifikasi.

6.5 Sertifikasi ulang

6.5.1 LSP harus menetapkan persyaratan sertifikasi ulang sesuai dengan persyaratan kompetensi
dan dokumen relevan lain untuk menjamin bahwa profesi yang disertifikasi selalu memenuhi
sertifikasi yang mutakhir.

6.5.2 LSP harus memiliki prosedur dan aturan untuk pemeliharaan sertifikat sesuai dengan skema
sertifikasi. Aturan tersebut termasuk frekuensi dan cakupan kegiatan sertifikasi ulang harus
disahkan oleh komite skema. Aturan tersebut harus cukup menjamin adanya evaluasi yang jujur
untuk mengkonfirmasikan kompetensi profesi yang disertifikasi.

6.6 Penggunaan sertifikat

6.6.1 LSP harus mensyaratkan bahwa profesi yang disertifikasi menandatangani persetujuan
untuk:
a) memenuhi ketentuan skema sertifikasi yang relevan;
b) menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang
diberikan;
c) tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan LSP dan tidak memberikan
persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP dianggap dapat
menyesatkan atau tidak sah;
d) menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang
memuat acuan LSP setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan
sertifikat kepada LSP yang menerbitkannya, dan
e) tidak menyalahgunakan sertifikat.

6.6.2 Acuan sertifikasi yang tidak sesuai atau penyalahgunaan sertifikat dalam publikasi, katalog,
dll, harus ditangani oleh LSP dengan tindakan perbaikan seperti penundaan atau pencabutan
sertifikasi, pengumuman pelanggaran dan, jika perlu tindakan hukum lainnya.

7 dari 9
PEDOMAN BNSP 201Rev. 1 - 2006

Lampiran A
(Informatif)
Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi Profesi
A.1 Skema sertifikasi profesi sebaiknya hanya dibuat sebagai jawaban atas persyaratan
pemerintah yang spesifik (misalnya perlindungan masyarakat) atau kebutuhan pasar (seperti
kredibilitas, kepercayaan dan peningkatan profesi/pekerjaan).

A.2 LSP yang menawarkan skema sertifikasi seharusnya berusaha memperoleh informasi dari
pihak yang terkait mengenai hal-hal berikut ini:
a) deskripsi bidang spesifik untuk profesi yang akan disertifikasi
b) deskripsi persyaratan kualifikasi/kompetensi, persyaratan dan prosedur evaluasi, termasuk
survailen dan sertifikasi ulang;
c) tingkat dukungan yang diberikan oleh pihak terkait terhadap skema sertifikasi dan bukti
keberterimaannya terhadap cakupan skema sertifikasi tersebut;
d) organisasi/badan/atau Profesi yang seharusnya bertanggung jawab dalam pengembangan
skema sertifikasi yang diusulkan.

A.3 Analisis pekerjaan/praktek seharusnya dilakukan secara periodik (sedikitnya lima tahun sekali)
untuk menghasilkan atau menegaskan hal-hal berikut:
a) deskripsi target populasi kandidat dan pernyataan tujuan atau hasil yang diharapkan dalam
sertifikasi;
b) daftar tugas yang penting dan kritis yang dilaksanakan oleh Personel yang kompeten dalam
profesinya;
c) daftar persyaratan sertifikasi, termasuk dasar dan mekanisme evaluasi yang dipilih untuk
setiap persyaratan
d) spesifikasi struktur ujian, dimana ujian lisan atau tertulis merupakan bagian dari proses
evaluasi yang mencakup garis besar, jenis pertanyaan yang dibuat, tingkat kognitif
pertanyaan, jumlah pertanyaan untuk setiap subjek, lama waktu pengujian, metode
penetapan tingkat keberterimaan nilai, metode penilaian.
e) ulasan tentang bagaimana seharusnya skema yang diusulkan mencapai tranparansi pasar.

A.4 Semua mekanisme seharusnya disiapkan oleh personel yang mengerti tentang sertifikasi
profesi dan subjek yang relevan, serta terlatih dalam mempersiapkan mekanisme tersebut.

A.5 Semua ujian seharusnya sesuai dengan spesifikasi ujian, menjamin penerapan yang sama
dan tidak bias.

A.6 LSP seharusnya menetapkan pengendalian untuk rotasi soal-soal ujian dan revisinya dalam
rangka memelihara objektivitas dan kerahasiaannya.

8 dari 9
PEDOMAN BNSP 201Rev. 1 - 2006

Daftar Pustaka

(1) ISO 9001-2000, Sistem manajemen mutu – Persyaratan


(2) SNI19-2004-2001, Sistem manajemen mutu – Pedoman untuk perbaikan kinerja
(3) ISO 19011:2002, Guidelines for quality and/or environmental management systems auditing.

9 dari 9

Anda mungkin juga menyukai