2929 9280 1 PB PDF
2929 9280 1 PB PDF
Rony Puasa*)
Abstrak
Pemeriksaan malaria yang merupakan Gold Standart adalah dengan menggunakan mikroskop.
Sediaan darah malaria sebelum diidentifikasi perlu dilakukan pewarnaan dengan zat pewarna
giemsa. Tujuan dari pewarnaan adalah agar sel–sel dari plasmodium dapat terwarnai dan mudah
diidentifikasi. Zat pewarna giemsa sebelum digunakan sebagai pewarna pada sediaan darah
malaria, giemsa tersebut dibuat pengenceran dengan konsentrasi tertentu. Variasi lamanya waktu
pewarnaan akan berpengaruh terhadap hasil pembacaan sediaan darah malaria tersebut. Variasi
konsentrasi yang dianjurkan, baik WHO dan Kementerian Kesehatan adalah 3% dengan lama
waktu pewarnaan 45–60 menit. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui
perbedaan atau kesamaan jumlah parasit malaria dari setiap variasi waktu pewarnaan
menggunakan konsentrasi giemsa 3%. Metode Penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan
jenis penelitian Studi Perbandingan (Comparatif Study), hasilnya diuji menggunakan Uji Anova.
Ada perbedaan yang signifikan antara lama waktu pewarnaan standar 50 menit dengan variasi
waktu 40, 30, dan 20 menit.
Abstract
negatif terhadap pariwisata. Untuk mendiagnosa laboratorium, karena eritrosit akan lisis dan
penyakit malaria secara tepat perlu dilakukan plasmodium terlihat dengan jelas, sehingga
pemeriksaan darah di laboratorium. Ada mudah untuk dihitung jumlahnya. Namun dari
beberapa cara yang dapat dipakai untuk segi waktu akan menyita waktu pasien untuk
mengidentifikasi parasit malaria dalam darah menunggu hasil dilaboratorium dan berdampak
seperti; pemeriksaan menggunakan Rapid kepada pemberian pengobatan oleh dokter,
Diagnosa Test (RDT), pemeriksaan mikroskopis, (Direktur Jenderal PP dan PL Kementerian
dan pemeriksaan menggunakan Polimerase Chain Kesehatan, 2014).
Reaction (PCR.). Pemeriksaan malaria yang Pemeriksaan malaria dengan menggunakan
mudah dilakukan adalah dengan menggunakan konsentrasi giemsa 3% hingga keluarnya hasil
RDT, namun pemeriksaan menggunakan RDT paling cepat dapat menyita waktu 2 jam.
mempunyai kekurangan, sedangkan Pewarnaan sediaan malaria harus dilakukan
menggunakan PCR harus menggunakan biaya dengan waktu yang maksimal dengan harapan
yang mahal (Staf Pengajar Departemen zat pewarna giemsa yang digunakan dapat
Parasitologi, FKUI, Jakarta, 2008). Salah satu diserap sampai dasar sediaan darah. Eritrosit
tekhnik diagnosa malaria yang paling diyakini yang lisis secara sempurna sampai pada dasar
dan dapat menemukan jenis serta stadium dari sediaan darah tebal akan mempermudah untuk
parasit Plasmodium adalah pemeriksaan menghitung jumlah plasmodium, dan bila
mikroskopis. Pemeriksaan mikroskopis eritrosit tidak lisis secara sempurna maka
merupakan Gold Standart untuk identifikasi kemungkinan ada plasmodium yang tidak
malaria. Cara pemeriksaan ini merupakan terhitung disebabkan terhalang oleh eritrosit
pemeriksaan yang dianjurkan oleh World Health yang tidak lisis tersebut. Menghitung jumlah
Organization (WHO) dan Kementrian Kesehatan parasit malaria yang dianjurkan oleh WHO dan
Republik Indonesia, (Direktur Jenderal PP dan Kemenkes memiliki nilai kesalahan batas bawah
PL Kementerian Kesehatan, 2014). dan batas atas dari nilai standar sebesar 25%.
Pewarnaan giemsa merupakan campuran Menghitung parasit malaria merupakan hal
antara larutan metilen blue dengan larutan eosin, yang sering dilakukan terhadap keberhasilan
bila sediaan darah diwarnai dengan larutan dari suatu pengobatan ataupun resistensi
tersebut, maka akan terlihat eritrosit berwarna terhadap obat yang anti malaria yang diberikan.
merah muda, inti leukosit menjadi lembayung Spesies Plasmodium yang di hitung dalam
tua, sitoplasma parasit malaria menjadi biru, inti pemeriksaan sediaan darah malaria adalah
parasit berwarna merah, dan butir kromatin Plasmodium falcifarum karena spesies ini dapat
parasit menjadi merah-karmin (Cabogun, 2016). menyebabkan malaria otak dan berisiko
Variasi konsentrasi giemsa yang masih dipakai kematian.
di sarana kesehatan, baik pemerintah maupun
swasta antara lain; 5% dengan lama pewarnaan 2. Metode
45 menit, 10% dengan lama waktu 20–25 menit,
20% dengan lama waktu 15 menit, (Departemen Metode penelitian ini adalah deskriptif
Parasitologi Medis US NAMRU-2 Jakarta, dengan jenis penelitian Studi Perbandingan
2009), dan 3% dengan lama waktu 45–60 menit. (Comparatif Study), hasilnya diuji menggunakan
Variasi konsentrasi yang dianjurkan, baik WHO Uji Anova. Uji ini digunakan untuk
dan Kementrian Kesehatan adalah 3% dengan membandingkan satu rata-rata populasi
lama waktu pewarnaan 45–60 menit. Variasi dengan satu rata-rata populasi yang lain,
konsentrasi dan lama pewarnaan berpengaruh (Suseno Bimo, 2010).
terhadap hasil pembacaan sediaan darah Populasi dalam penelitian ini adalah pasien
(Direktur Jenderal PP dan PL Kementerian malaria falcifarum positif yang telah
Kesehatan, 2014). diperiksa oleh Laboratorium RSUD Dr. H.
Dengan adanya ketentuan WHO dan Chasan Boesoirie Ternate. Sampel yang
Kementrian Kesehatan tentang konsentrasi digunakan pada penelitian ini adalah darah
giemsa 3% yang dituangkan dalam buku pasien malaria falcifarum positif. Besaran sampel
panduan pemeriksaan mikroskopis malaria, adalah 1 sampel pasien positif malariakemudian
maka sarana kesehatan sudah mulai mengikuti dimultipikasi menjadi 120 sediaan darah tebal
anjuran tersebut. Hasil dari pewarnaan dengan yang diwarnai dengan giemsa 3% dengan quota
konsentrasi giemsa 3% baik untuk melakukan setiap variasi waktu sebagai berikut ;
identifikasi parasit malaria oleh petugas 1) 50 menit sebanyak 30 sediaan
dan hanya inti yang berupa bulatan yang penampungan sampel yang tidak terlalu lebar
berwarna merah pasti di asumsikan sebagai sehingga dimungkinkan sampel yang dipipet
endapan pewarnaan atau atrefag dan diabaikan hanya bagian atas atau sebaliknya.
dari perhitungan parasit. Identifikasi plasmodium pada sediaan
Jumlah Plasmodium falcifarum yang darah tebal dapat dipengaruh oleh beberapa
ditemukan bervariasi pada satu variasi yang faktor seperti : kualitas giemsa, lama pewarnaan,
dibuat oleh peneliti, ini dapat disebabkan oleh konsentrasi giemsa, keadaan mikroskop dan
wadah penampung sampel yang berbentuk pembuatan sediaan. Seperti hasil penelitian yang
silider dengan diameter kurang lebih 1 cm, telah dilakukan oleh Suryanta dkk, diperoleh
sehingga eritrosit pada bagian bawah tabung bahwa konsentrasi giemsa dan lama waktu
tidak tercampur dengan benar. Dengan tidak pewarnaa berpengaruh terhadap kualitas sebuah
tercampur dengan benar antara plasma dan sediaan. Kualitas sediaan yang baik akan
eritrosit, maka plasmodium yang berada dalam menghasilkan hasil identifikasi yang tepat juga.
eritrosit akan tidak terambil.
Jumlah plasmodium yang ditemukan 4. Simpulan dan Saran
dibandingkan dengan jumlah leukosit atau sel
darah putih yang ditemukan dan dikalikan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dengan nilai leukosit normal (8000). Sediaan diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai
darah yang baik bila ditemukan 10 sampai 20 berikut :
leukosit per lapangan pandang besar (LPB), a. Ada perbedaan yang signifikan antara lama
namun dalam penelitian ini leukosit tidak selalu waktu pewarnaan standar 50 menit dengan
ditemukan dalam jumlah 10 sampai 20 LPB, hal variasi waktu 40, 30, dan 20 menit setelah
ini dapat disebabkan oleh pasien tanpa disertai data penelitian dianalisa menggunakan uji
infeksi yang lain. Hal lain yang dapat Anova.
menyebabkan jumlah leukosit tidak sesuai b. Hasil perhitungan jumlah plasmodium
dengan teori disebabkan ketebalan sediaan yang yang variatif dari tiap – tiap variasi waktu
tidak merata dimana proses pembuatan diakhiri pewarnaan dapat disebabkan oleh
pada bagian tengah. pemipetan sampel yang kurang tepat, hal
Secara teori penggunaan darah tebal ini karena tidak terlalu lebarnya wadah
mempunyai kelebihan dimana sejumlah besar penampungan sampel.
sel darah merah yang terhemolisis. Parasit yang c. Plasmodium yang tidak terhitung
ada terkontaminasi pada area yang lebih kecil disebabkan oleh proses lisis dari eritrosit
sehinga akan lebih cepat terlihat di bawah belum sempurna, sehingga tidak nampak
mokroskop dan dapat menemukan parasit lebih sebagai sito plasma yang berwarna biru
cepat karena volume darah yang digunakan pada sediaan diabaikan dari perhitungan
lebih banyak. Jumlah parasit lebih banyak dalam parasit.
satu lapang pandang, sehingga pada infeksi d. Hasil perhitungan jumlah leukosit yang
ringan lebih mudah ditemukan. Sedangkan variatif disebabkan oleh ketebalan sediaan
kelemahan dari darah tebal bentuk parasit yang yang tidak merata dimana proses
kurang lengkap morfologinya. pembuatan diakhiri pada bagian tengah.
Penggunaan waktu standar 50 menit yang e. Dengan waktu yang maksimal 50 menit
dianjurkan oleh WHO dan Kementrian membuat penyerapan zat warna giemsa
Kesehatan yang dipakai sebagai variabel konsentrasi 3% dapat terserap dengan baik
dependen dalam penelitian ini memberikan hasil oleh plasmodium.
yang sesuai dengan teori pemeriksaan malaria Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini
yang dikembang sekarang, hal ini terjadi karena maka perlu disarankan adalah :
dengan waktu yang relatif lama memberikan a. Untuk sarana kesehatan agar dapat
peluang untuk terjadi proses hemolisis secara menggunakan giemsa 3% dengan lama
sempurna dan penyerapan plasmodium waktu pewarnaan selama 50–60 menit
terhadap pewarna giemsa lebih maksimal. sebagaimana ketentuan WHO dan
Dari data setiap tabel variasi waktu Kementrian Kesehatan, untuk identifikasi
diperoleh nilai yang sangat variatif antara satu Plasmodiun. agar mendapatkan morfologi
sampel dan sampel yang lain pada waktu yang Plasmodium falcifarum yang baik.
sama. Hal ini dapat terjadi karena kurang b. Untuk sarana kesehatan agar dapat
homogennya sampel oleh karena tempat menggunakan giemsa 3% dengan lama