MEMPERKENALKAN DIRI
Drama ini didasarkan pada kisah nyata tentang seorang tokoh dan peristiwa sejarah.
Terlepas dari adanya adegan dramatis karakter dan kejadian lain. Itu dibuat secara
bersamaan dengan aspek historis, dalam melestarikan esensi dari cerita yang
mengilhami generasi sekarang. Ini Tetap menjadi salah satu cerita tertua umat
manusia dalam mencari kebebasan dan keseteraan.
Fijar (Bilal) :
Bilal berjalan di satu pasar sudut pasar mencari air untuk tuannya. Di dalam pasar bilal
melihat seorang pedagang berhala sedang berkata lantang.
Valen (Uqbah):
Fijar (Bilal) :
Bilal melihat pedagang berhala dengan jengah. Lalu ia tertabrak oleh orang asing
(Ihsan) dan kemudian melihat kab’ah yang di atasnya ada sebuah berhala.
Ihsan (Safwan) :
Ingin membidik Ghufaira dengan anak panah dengan di pegangi 2 orang anak
buahnya.Lalu datang bilal. (Radit dan Syamil)
Bilal :
Bilal berkelahi dengan sofwan dan anak buahnya. Kemenangan ada di Bilal. Ghufaira
membujuknya agar tak menyakiti safwan.
Uqbah mendatangi Bilal yang telah berkelahi dengan putranya (Sofwan) di rumahanya.
Dan kemudian Bilal di cambuk oleh algojonya. Terdengar sebuah cambukan berkali-
kali tetapi tak terdengar keluhan atau tangisan.
Di malam hari Bilal mengobati lukanya dan memandang rembulan dengan tatapan
yang penuh arti lalu teringat ketika masa kecilnya.
Bilal pergi ke pasar mengendarai seekor kuda, dan bertemu dengan Saad bin abi
waqosh yang tengah berlatih memanah dengan target butir-butir apel yang diacungkan
oleh seorang pedagang buah. Tentu apel itu apel busuk.
Bilal:
Bilal bertemu dengan seorang anak kecil (Ihsan) yang kelaparan, lalu memberinya
makanan, karena terlihat olehnya anak itu ingin mencuri sebuah makanan. Bilal
bertemu dengan Abu bakar di sebuah pasar.
Abu Bakar:
Kamu lebih memilih kehilangan apa yang kamu miliki daripada menyebabkan
kerugian bagi para dewa?
Bilal:
Abu Bakar:
Jika kamu peduli pada seorang pengemis, lebih baik dari pada berhala? Katakan
padaku jangan-jangan kamu percaya pada janji-janji Imam.
Bilal:
Saya minta maaf tuan, saya hanya seorang budak. Saya tidak tahu apa-apa
Abu Bakar:
Bilal:
Abu Bakar:
Betul
Abu Bakar:
Apakah kamu berlutut karena kamu pikir saya seorang imam, atau kamu takut?
Berdirilah dan jangan takut?
Bilal :
Bilal:
Abu bakar bercerita tentang ketakutan manusia pada berhala bila penyakit atau
kematian datang kepada mereka.
Abu Bakar:
Bilal:
Bilal
Suhaib mengambil air di dekat para berhala dan kena cambuk para kafir oleh abu
Jahal. Bilal ingin menolong tapi terkena cambukan. Muncullah Hamzah dan berkelahi
dengan Abu Jahal dan teman-temannya.
Tidak ada air minum gratis semua harus membayar untuk berhala ini. .
Suhaib:
Terdiam
Hamzah:
Di salah satu rumah besar umayah. Bilal mendengar tentang beberapa pedagang yang
masuk islam, salah satunya Abu Bakar. Dan bilal di curigai berteman dengan Abu
Bakar, hal ini di ketahui dari pembatu setia Sofwan. Umayah merasa khawatir, karena
tidak semua orang menyembah berhala.
Umayyah:
4
Bilal :
Ya benar!, Semua orang sama setara dengan yang lainnya. Kita akan mati dan
dikuburkan. Di bawah tanah yang sama. Saya percaya bahwa saya lelaki bebas. Sama
seperti kamu.
Umayah:
Bilal di kurung dan tidak beri makan dan minum dan terus di bujuk oleh Umayah agar
Bilal mempercayai dan menyembah berhala hasilnya bibit-bibit keimanan Nampak
pada perilaku dan ucapannya. Hal ini membuat Umayyah marah.
Bilal di seret oleh dua algojo dan di letakan di sebuah tanah lapang di saksikan oleh
orang banyak.
Orang Bertopeng:
Lihat siapa yang lebih kuat dari berhala ini atau dia akan teriak minta tolong!
Abu Bakar:
Umayah:
Abu Bakar:
Umayah:
Lihatlah!
Empat orang pengawal membawa batu besar dan meletakkannya diatas tubuh bilal.
Sofwan:
Bilal:
Cuma satu Tuhan. Cuma satu Tuhan. Ahad-Ahad-Ahad. Saya orang bebas.
Abu Bakar:
Umayah:
5
Abu Bakar:
Ya?
Bilal menjadi manusia yang bebas dan menjadi muslim taat bersama Abu bakar,
hamzah, dan saudara seimannya.
Perlengkapan drama :
1. Ember kecil
2. Panah kecil
3. Baner Ghufaira,
4.