Anda di halaman 1dari 3

Bilal Bin Rabah

‫بالل بن رباح الحبشي‬


Nama : Bilal Bin Rabah
Tempat Lahir : As-sarah
Nama ayah : Rabah
Nama Ibu : Hamamah

Bilal bin Rabah dulunya adalah seorang budak atau hamba sahaya.
Namun, setelah memasuki agama Islam kehidupannya berubah hingga
akhirnya Bilal menikah dengan seorang wanita dari Yaman. Simak
bagaimana Bilal bin Rabah memasuki agama Islam di bawah ini

1.Nasab Dan Perilaku Bilal Bin Rabah


Nama lengkap Bilal adalah Bilal bin Rabah Al-Habasyi, Ia berasal dari
negeri Habasyah (sekarang Ethiopia). Ia biasa dipanggil Abu Abdillah dan
digelari Muazin Ar-Rasul. Bilal lahir di daerah as-Sarah sekitar 43 tahun
sebelum hijrah.

Ayahnya bernama Rabah dan Ibunya bernama Hamamah seorang hamba


sahaya hitam di antara hamba sahaya Makkah, sebab itulah sebagian orang
memanggilnya dengan sebutan Ibnu As-Sauda.

Sebagai keturunan Afrika, Bilal mewarisi warna kulit hitam, rambut


keriting dan postur tubuh yang sangat tinggi.

Orang tua Bilal adalah tawanan yang dibawa dari Ethiopia ke Arabia. Bilal
dan ayahnya adalah tawanan perang yang kemudian diperjual belikan
sebagai budak. Begitulah Bilal tumbuh di Ummul Qura, seorang hamba
sahaya milik anak yatim dari Bani Abdud Dar, anak dari Umayyah bin
Khalaf seorang pemuka kekufuran.

Bilal memiliki sifat teguh pendirian, tenang, berwibawa, cerdas dan kuat
daya ingatannya. Bilal memiliki akhlak yang bagus dan istimewa bila
dibandingkan dengan kebanyakan sahabatnya. Sejak kecil sampai remaja,
Bilal menggunakan waktunya untuk menjadi pembantu majikannya.

2.Masuknya Bilal Bin Rabah ke dalam Islam


Bilal hidup dipinggiran kota Mekkah dan menjadi sorang budak. Bilal
mengikuti semua perintah majikannya seperti, memenuhi kebutuhan,
membersihkan rumah, mengembala hewan ternak tanpa bayaran dan
penghargaan.
Bilal sebelum mememluk agama Islam, hidupnya dalam keterpaksaan dan
hina. Ketika itu, Rasulullah SAW menerangi kota Mekkah dan
menyebarkan Islam tentang adanya kebenaran. Bilal masuk Islam lewat
ajakan Abu Bakar dalam usia 30 tahun.
Bilal sering mendengar nama Muhammad disebut oleh Ummayah bin
Khalaf saat berbincang dengan kawan-kawan dan orang terkemuka
kabilahnya.
Pada malam hari, Abu Bakar mengunjungi rumah Bilal dan mengajaknya
untuk masuk Islam. Tapi, Bilal masih menanyakan tentang kebenaran
Rasulullah SAW.

Abu Bakar menjelaskan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan semua


manusia sederajat bagaikan gigi dari sisir yang sama, juga mengajarkan
bahwa manusia bebas tidak lebih baik dari budak dan sebaliknya, kecuali
keluhuran, keimanan dan ketakwaan.
Saat itu pula Bilal mengucapkan dua kalimat syahadat. Mendengar itu
tidak ada perasaan lain di hati Bilal kecuali keharuan. Sejak saat itu, Bilal
bin Rabah mengikuti ajaran Rasulullah SAW dengan penuh keimanan.
3.Bilal Bin Rabah menikah
Bilal bin Rabah diajak untuk meminang dua orang wanita untuk dirinya
dan saudaranya. Saudaranya yang dijuluki Abu Ruwaihah menginginkan
wanita dari kalangan warga Yaman.
Mereka pun meminang wanita tersebut dan menerima lamaran. Bilal
meminang seorang wanita bernama Hind. Keluarga Hind menemui
Rasulullah SAW untuk menanyai mengenai Bilal dan meminta pendapat
Rasul.
Rasulullah diam sejenak dan berkata bahwa Bilal adalah manusia surga,
maka keluarga Hind tidak keberatan untuk menikahkan Bilal dengan Hind.
4.Ahlak Bilal Bin Rabah yang patut di puji
Sikap Bilal patut untuk dipuji, pasalnya meskipun Bilal hanya seorang
budak, tapi karena ketakwaan Bilal menjadi orang yang patut dipuji.

1. Bilal memilih istiqomah dan tetap memilih menjadi muslim meski


sekalipun disiksa karena diam-diam masuk Islam. Karena
majikannya tidak terima dengan pilihan Bilal. Meskipun begitu Bilal
tetap sabar.
2. Menjadi muadzin pertama kali, sangat merdu dan lantang.
3. Senantiasa menjaga wudhu dimanapun dan kapanpun. Hal ini seperti
yang tertulis dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda

5.Meninggalnya Bilal Bin Rabah


Bilal meninggal dunia pada tahun 20 H, usianya sekitar 60 tahun pada
zaman kekhalifahan Umar bin Khattab. Setelah wafatnya Rasulullah, Bilal
turut dalam pasukan yang pergi ke Syam untuk berperang. Bilal pergi ke
Syam sebagai muslim yang tekun ibadah dan zuhud terhadap dunia.

Bilal meninggal dikarenakan sakit serius yang menimpanya hingga


membuatnya terus terbaring di pembaringn masa terakhirnya. Penyakitnya
itu membuat wajah ilal memucat dan matanya ditutupi cairan.

Nama Bilal masih menggema hingga saat ini karena kecintaanya terhadap
Rasul, bahkan di sejumlah masjid di Indonesia.

Bagitulah kisah Bilal bin Rabah yang ceritanya patut masuk dalam sejarah
muslim karena ketakwaannya terhadap agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai