Anda di halaman 1dari 3

Lampiran cerita :

BILAL BIN RABAH RA (muazzin)

Bilal bin Rabah merupakan orang berkulit hitam dari Habsyah (Ethiopia) yang memeluk
agama Islam ketika masih menjadi budak. Dia merupakan salah satu sahabat Nabi
yang dipilih untuk mengumandangkan azan pada zamannya. Peristiwa tersebut terjadi
pada tahun pertama Hijriah.

Ketika dia ketahuan memeluk agama Islam, dia terus-terusan disiksa setiap hari oleh
sang majikan agar meninggalkan Islam.

Abu Bakar menemukan Bilal bin Rabah di bawah terik matahari. Saat itu, dia sedang
mendapat hukuman dari majikannya bernama Umayyah di tengah padang pasir yang
sangat panas dan lehernya pun diikat.

Bilal ditelentangkan menghadap matahari dan dadanya ditindih dengan batu yang
sangat besar sehingga membuat napas Bilal terasa sesak.

Dikutip dari buku Kisah azan Terakhir Sahabat Nabi Bilal bin Rabbah, karya Muham
Sakura Dragon, Umayyah dengan kejamnya menyiksa Bilal dan berkata, "Kamu tidak
akan kulepaskan dari siksaan ini hingga kamu mau mendustakan Muhammad dan
kembali mengikuti agamamu yang dulu. Sembahlah Latta dan Uzza", ucap Umayyah
dengan lantang.
Bilal pun hanya dapat menjawab dengan lirih "Ahad! Ahad! Ahad!" dia bermaksud
mengucap Allahu Ahad (Allah Maha Esa).

Sang majikan melakukan itu semua karena ingin mengembalikan Bilal kepada ajaran
agamanya yang lama. Abu Bakar membebaskan Bilal dengan membelinya dari
Umayyah. Kemudian Bilal dibawa Abu Bakar menuju ke rumahnya untuk dirawat dan
diobati luka-lukanya.

Pada saat Rasulullah hijrah menuju Madinah, Bilal senantiasa menemani dan menjaga
Rasullulah kemana pun, termasuk dalam setiap peperangan. Awalnya untuk
mengetahui waktu salat, umat Islam berkumpul terlebih dahulu untuk menentukan
waktu salat.

Karena menyulitkan akhirnya Nabi Muhammad memanggil salah satu umat untuk
membunyikan terompet. Namun Rasullullah mengubahnya, dia beranggapan jika orang
Yahudi menggunakan cara yang sama untuk memanggil kaumnya.

Tiba-tiba datanglah sahabat Nabi bernama Abdullah bin Zaid. Abdullah bin Zaid
bermimpi bahwa ia bertemu seorang pria yang menggunakan dua helai kain berwarna
hijau sambil membawa lonceng. Dia menawarkan diri untuk membeli bel tersebut, bel
tersebut akan digunakan untuk memanggil orang-orang untuk salat.
Abdullah kembali menawarkan kepada Rasulullah SAW panggilan salat yang lebih baik
yaitu empat kali seruan "Allahu Akbar" dua kali seruan "Asyhadualla Ilaaha Illallah" dua
kali seruan "Asyhadu Annamuhammadarrasulullah" lalu dua kali "Hayya 'Alas Shalah"
dan dua kali seruan "Hayya 'Alal Falah" lalu "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha
Illallah".
Nabi Muhammad SAW menyetujui pendapat Abdullah, dan memintanya untuk segara
menemui Bilal untuk mengajarkan azan tersebut padanya. Bilal dipilih Rasulullah
menjadi muadzin karena ia memiliki suara yang indah.

Selain itu Bilal mempunyai suara keras sehingga dapat menjangkau jarak jauh
sekalipun. Bilal menjadi muadzin pertama yang mengumandangkan azan di kota
Madinah.

Bilal sangat menikmati perannya sebagai muadzin, hingga suatu ketika Rasulullah
meninggal dunia. Bilal bersiap untuk mengumandangkan azan pertamanya setelah
Rasul meninggal. Namun saat dia berucap "Allahu Akbar" dan hendak mengucap nama
Rasulullah, dia tidak kuasa menahan kesedihan itu.

Bilal menangis terisak-isak hingga dia tidak dapat meneruskan azannya. Dia lalu
berkata bahwa tidak akan pernah lagi mengumandangkan azan. Bilal meminta Abu
Bakar untuk membiarkannya pergi ke Suriah dan kemudian menetap di Kota Damakus
hingga akhir hayatnya.

Setelah Rasulullah SAW wafat, Bilal hanya mengumandangkan azan sebanyak dua
kali, yakni saat Umar bin Khattab datang ke Damakus dan ketika dia mengunjungi
makam Rasulullah SAW di Madinah.

Anda mungkin juga menyukai