Anda di halaman 1dari 3

NAMA DANANG DEWANTORO

KELAS MP B
NIM 17101244018

Faktor-Faktor Kepribadian dan Kecakapan Pemimpin dalam Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terdapat dalam diri
si pemimpin, yang dapat digolongkan dalam faktor internal. Pengambilan keputusan erat
kaitannya dengan kepemimpinan karena pengambilan keputusan merupakan salah satu dari
fungsi seorang pemimpin. Berikut penjelasannya.

Faktor internal dalam pemimpin merujuk pada teori kememimpinan pribadi, yaitu ciri
atau sifat kepribadian yang membedakaan. Diantaranya adalah kecerdasan pribadi, percaya
diri, ukuran fisik, pengetahuan, kemantapan emosioinal dan sebagainya, yang terkombinasi
dalam gaya yang antisipatif (meramalkan perubahan), atau reaktif (mengamati lalu bertindak),
serta motif pribadi (Hosmer dalam Timpe, 1987: 205). Kecakapan dan kepribadian pengambil
keputusan juga mencakup penilaiannya, kebutuhan, tingkat intelegensi, kapasitas, kapabilitas,
keterampilan, dan sebagainya (Syamsi, 2000: 25). Syamsi (2000: 25-26) mengutip pernyataan
Eric Form perihal tipe pimpinan dalam melakukan pengambilan keputusan, diantaranya
sebagai berikut.

1. Tipe ketergantungan, pemimpin yang tidak tegas atau tidak kuat pendiriannya dalam
mengambil keputusan sehingga cenderung menyerahkan pengambilan keputusan kepada
bawahan atau orang lain. Hal ini dikarenakan pengambil keputusan kurang cakap dan
kurangnya penguasaan suatu masalah yang dihadapi.
2. Tipe eksploitatif, pada tipe ini si pengambil keputusan (pemimpin) memanfaatkan
kemampuan bawahan dalam mengambil keputusan untuk diaku (diekspolitasi) sebagai
miliknya. Dengan kata lain si pemimpin sebenarnya tidak mampu mengambil keputusan
tetapi memanfaatkan kemampuan bawahannya untuk memenuhi kepentingan pribadi.
3. Tipe tabungan, dalam tipe ini si pengambil keputusan cenderung menyimpan ide-idenya
untuk kepentingan pribadi dan enggan membagi kepandaiannya kepada orang lain.
4. Tipe pemasaran, pengambil keputusan suka memamerkan idenya dengan tujuan agar
dirinya dipuji orang lain.
5. Tipe produktif, pengambil keputusan tipe ini memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
visioner. Ia sangat peduli terhadap bawahan, mau bekerjasama, inisiatif, dan kreatif.
Wirawan (2017) mengatakan bahwa kebanyakan daerah di Indonesia, pengambilan
keputusan dilakukan dengan cara musyawarah, hal ini hampir sama terjadi pada tipe pemimpin
demokratis. Musyawarah dilakukan untuk mencapai mufakat sehingga tercapai kesepakatan
bulat, sementara di negara-negara Barat lebih mengandalkan voting. Jika seorang pemimpin
terbiasa dengan cara yang dilakukan tersebut maka si pemimpin cenderung menggunakan pola
demokrasi atau mufakat. Murtini dan Judianto (2001: 25-27) menuturkan bahwa tipe orang
yang demokratis memerlukan keterbukaan dan rasa partisipatif yang tinggi. Keterbukaan dan
partisipasi dimaksudkan untuk membentuk kepercayaan sehingga demokrasi dapat terwujud,
karena demokrasi yang dilandasi rasa percaya merupakan syarat untuk mencapai kesepakatan.
Sementara itu, McGregor dalam Supriyadi dan Suradji (2003: 67) berpendapat bahwa dalam
organisasi ragam budaya diperlukan pemimpin yang memiliki kepekaan dan kecakapan yang
tinggi untuk memahami keragaman budaya dalam lingkungan kerja dengan pegawai dan
pelanggan yang berlatar budaya dan etnis yang beraneka ragam.

Lebih lanjut Wirawan (2017, 726-727) menjelaskan bahwa seorang pemimpin yang
religius akan cenderung menggunakan cara-cara yang berhubungan dengan spiritualitas.
Contohnya adalah seorang kiyai yang jika dihadapkan pada pengambilan keputusan yang sulit,
dia akan melakukan salat tahajud dan berdoa. Contoh lain dapat dilihat ketika pada waktu-
waktu tertentu di sebagian desa di Jawa yang akan memulai menanam padi dengan melakukan
ritual terlebih dahulu dengan maksud memohon izin dan berkah kepada Dewi Sri sebelum
menanam padi di sawah. Ritual tersebut dipimpin oleh tetua adat setempat sebagai pengambil
keputusan dalam ritual tersebut.

Di era Revolusi Industri 4.0 ini nampak jelas bahwa kreatifitas individu sangat
diperlukan agar dapat eksis di masyarakat, terutama dalam hal pengambilan keputusan. Ridha
(2003, 18-19) mengatakan bahwa diperlukan 12 karakter pribadi untuk memiliki kreativitas
dengan kapasitas dan kemampuan yang tinggi, diantaranya yaitu:

1. Berwawasan luas 7. Reformatif


2. Tidak mudah puas 8. Visioner
3. Peka atau sensitif 9. Kemamapuan memahami dan menilai
4. Dinamis dan terbuka 10. Demokratis, suka bermusyawarah
5. Penggunaan waktu secara tepat dan 11. Kemampuan menentukan manfaat
optimal 12. Berani mengambil risiko
6. Pengembangan diri
Referensi

Murtini, Sri & Judianto. 2001. Kepemimpinan di Alam Terbuka. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Ridha, Akrim. 2003. Cara Cerdas Mengambil Keputusan. Cetakan kedua. Bandung: Syaamil
Cipta Media.

Supriyadi, Gering & Suradji. 2003. Kepemimpinan dalam Ragam Budaya. Cetakan kedua.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Cetakan kedua. Jakarta:
Bumi Aksara.

Timpe, A. Dale ed. 1987. Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis Kepemimpinan. Susanto B,
penerjemah. Jakarta (ID): Elex Media Komputindo. Terjemahan dari: The Art and
Science of Business Management Leadership.

Wirawan. 2017. Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan


Penelitian. Edisi kedua Cetakan ketiga. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai