Makalah Bayi Tabung Fixed
Makalah Bayi Tabung Fixed
Makalah Bayi Tabung Fixed
Disusun Oleh :
Ardiansyah Trirachmadi
P17325118413
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi ataupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
Judul ……………………………………………………………………………………..1
Kata Pengantar …………………………………………………………………………2
Daftar Isi ………………………………………………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN
..…………………………………………………………………………………………...4
A. Latar Belakang ……………………………………………………….........4
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………...7
C. Tujuan ………………………………………………………………………8
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………...8
A. Pengertian Bayi Tabung ……………………………………………........8
B. Sejarah Bayi Tabung ………………………………………………........10
C. Dasar Hukum Bayi Tabung ……………………………………………..10
D. Dampak dan Akibat Bayi Tabung ………………………………………16
E. Pendapat Agama Mengenai Bayi Tabung …………………………….18
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….20
B. Saran ……………………………………………………………………...20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang :
4
sedikit. Ketika terindikasi, ICSI digunakan untuk meningkatkan tingkat
keberhasilan IVF.
Menurut pedoman NICE Britania, penggunaan IVF adalah tepat dalam
kasus infertilitas yang tak dapat dijelaskan bagi wanita yang belum hamil setelah
2 tahun hubungan seksual reguler tanpa kontrasepsi. Aturan ini tidak berlaku di
semua negara.
IVF juga dianggap cocok dalam kasus salah satu perluasannya menjadi
kepentingan, yaitu, suatu prosedur yang biasanya tidak diperlukan dalam prosedur
IVF itu sendiri, tetapi dianggap hampir tidak mungkin atau secara teknis sulit
melaksanakannya tanpa secara serentak melaksanakan metode IVF. Perluasan
tersebut misalnya diagnosis genetik praimplantasi (PGD) untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya kelainan genetik, serta donasi sel telur dan surogasi di mana
wanita yang menyediakan sel telur tidak sama dengan wanita yang akan menjalani
kehamilan dalam jangka waktu normal.
Tingkat keberhasilan
Tingkat keberhasilan IVF adalah persentase dari semua prosedur IVF yang
memberikan hasil sesuai keinginan. Tergantung pada jenis kalkulasi yang
digunakan, hasil tersebut mungkin merepresentasikan jumlah kehamilan yang
terkonfirmasi, disebut tingkat kehamilan, atau jumlah kelahiran hidup,
disebut tingkat kelahiran hidup. Tingkat keberhasilannya bergantung pada
berbagai faktor variabel seperti usia maternal, penyebab infertilitas, status embrio,
riwayat reproduksi, dan faktor-faktor gaya hidup.
Usia maternal (maternal age): kandidat IVF yang lebih muda lebih
memungkinkan untuk hamil. Wanita yang usianya lebih dari 41 tahun lebih
mungkin hamil dengan suatu sel telur donor.
Riwayat reproduksi: wanita yang sebelumnya pernah hamil dalam banyak kasus
lebih mungkin berhasil menggunakan IVF daripada wanita yang belum pernah
hamil.
Tingkat kelahiran hidup
Tingkat atau angka kelahiran hidup adalah persentase semua siklus IVF yang
menyebabkan kelahiran hidup. Tingkat ini tidak
termasuk keguguran atau kelahiran mati, dan kelahiran kembar dihitung sebagai
satu kehamilan. Sebuah ringkasan tahun 2012 disusun oleh Society for
Reproductive Medicine yang melaporkan rata-rata tingkat keberhasilan IVF di
Amerika Serikat untuk masing-masing kelompok umur yang menggunakan sel
telur non-donor:
5
Tingkat kehamilan 46,7 37,8 29,7 19,8 8,6
Tingkat kelahiran
55,1 33,8
hidup
Karena tidak semua siklus IVF yang dimulai akan mengarah pada pengambilan
oosit atau transfer embrio, laporan tingkat kelahiran hidup perlu menyebutkan
denominator, yaitu siklus mulai IVF, pemulihan IVF, atau transfer embrio.
Society for Assisted Reproductive Technology (SART) merangkum tingkat
keberhasilan tahun 2008-2009 pada klinik-klinik di Amerika Serikat bagi siklus
embrio segar yang tidak mencakup sel-sel telur donor dan menyajikan tingkat
kelahiran hidup berdasarkan usia calon ibu, dengan angka tertinggi 41,3% per
siklus mulai dan 47,3% per transfer embrio untuk pasien di bawah usia 35 tahun.
Upaya-upaya IVF dalam beberapa siklus menyebabkan peningkatan tingkat
kelahiran hidup kumulatif. Tergantung pada kelompok demografis, suatu
6
penelitian melaporkan 45% sampai 53% untuk tiga upaya, dan 51% sampai 71-
80% untuk enam upaya.
Tingkat kehamilan
Tingkat kehamilan dapat didefinisikan dengan berbagai cara. Di Amerika Serikat,
tingkat kehamilan yang digunakan oleh Society for Assisted Reproductive
Technology dan Centers for Disease Control (ditampilkan dalam tabel pada
bagian Tingkat keberhasilan di atas) didasarkan pada gerak jantung janin yang
diamati dalam pemeriksaan USG.
Ringkasan tahun 2009 yang disusun oleh Society for Reproductive Medicine
mencakup data berikut ini untuk Amerika Serikat.
B. Rumusan Masalah :
7
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan “Bayi Tabung” dari pandangan
medis
2) Untuk mengetahui bagaimana asal-usul diadakannya program “Bayi Tabung”
3) Untuk mengetahui dasar-dasar hokum yang mengatur legalitas dari program
“Bayi Tabung”
4) Untuk mengetahui dampak dan akibat yang ditimbulkan oleh program “Bayi
Tabung”
5) Untuk mengetahui bagaimana agama menyikapi dari adanya program “Bayi
Tabung”
BAB II
PEMBAHASAN
8
dan kemudian dipindahkan ke rahim wanita yang sama ataupun wanita yang lain,
dengan tujuan menciptakan keberhasilan kehamilan.
Teknik-teknik IVF dapat digunakan dalam berbagai jenis situasi, dan merupakan
salah satu teknik dalam teknologi reproduksi dengan bantuan untuk
penanganan infertilitas. Teknik-teknik IVF juga digunakan
dalam surogasi kehamilan, yang dalam kasus ini sel telur yang telah dibuahi
ditanam di dalam rahim 'titipan' wanita lain sehingga anak yang dilahirkan secara
genetik tidak terkait dengan wanita tersebut. Dalam beberapa situasi, sel-sel
sperma atau sel-sel telur donasi dapat digunakan. Sejumlah negara melarang atau
sebaliknya melakukan regulasi ketersediaan pengerjaan IVF sehingga
menimbulkan wisata fertilitas. Pembatasan atas ketersediaan IVF misalnya karena
biaya dan usia untuk menghasilkan suatu kehamilan yang sehat dalam jangka
waktu normal. Karena biaya prosedur ini, IVF umumnya diupayakan hanya
setelah pilihan lain yang lebih murah telah gagal.
IVF juga dianggap cocok dalam kasus salah satu perluasannya menjadi
kepentingan, yaitu, suatu prosedur yang biasanya tidak diperlukan dalam prosedur
IVF itu sendiri, tetapi dianggap hampir tidak mungkin atau secara teknis sulit
melaksanakannya tanpa secara serentak melaksanakan metode IVF. Perluasan
tersebut misalnya diagnosis genetik praimplantasi (PGD) untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya kelainan genetik, serta donasi sel telur dan surogasi di mana
wanita yang menyediakan sel telur tidak sama dengan wanita yang akan menjalani
kehamilan dalam jangka waktu normal.
9
B. Sejarah Bayi Tabung
Pada tahun 1977, Steptoe dan Edwards berhasil melakukan suatu fertilisasi
rintisan yang menyebabkan kelahiran bayi pertama yang dikandung menggunakan
metode IVF, yaitu Louise Brown pada tanggal 25 Juli 1978, di Rumah Sakit
Oldham General, Greater Manchester, Britania Raya.
Kelahiran sukses bayi tabung yang kedua terjadi di India hanya berselang 67 hari
setelah Louise Brown lahir. Bayi perempuan itu, bernama Durga, dikandung in
vitro menggunakan metode-metodenya Subhash Mukhopadhyay, seorang dokter
dan peneliti dari Kalkuta.
10
dahulu bagi setiap embrio melanggar kebebasan reproduksi pasangan-pasangan
infertil karena melarang mereka menggunakan IVF, yang seringkali melibatkan
pembuangan embrio-embrio yang tidak ditanamkan dalam rahim pasien. Pada
tanggal 10 September 2015, Presiden Luis Guillermo Solís menandatangani
sebuah dekret legalisasi fertilisasi in-vitro. Dekret tersebut dimasukkan dalam
surat kabar resmi negara pada tanggal 11 September. Para penentang praktik ini
sejak saat itu mengajukan gugatan hukum di hadapan Mahkamah Konstitusi Kosta
Rika.
Semua pembatasan utama di Australia pada wanita lajang namun infertil untuk
menggunakan IVF dicabut pada tahun 2002 setelah pengajuan banding terakhir ke
Pengadilan Tinggi Australia ditolak dengan alasan prosedural dalam kasus Leesa
Meldrum. Suatu pengadilan federal Victoria telah memutuskan pada tahun 2000
bahwa larangan yang ada atas semua wanita lajang dan lesbian untuk
menggunakan IVF merupakan diskriminasi gender. Pemerintah Victoria
mengumumkan perubahan dalam hukum IVF pada tahun 2007 dengan
menghilangkan pembatasan pada lesbian dan wanita lajang, sehingga
menjadikan Australia Selatan satu-satunya negara bagian yang masih
mempertahankan batasan tersebut.
Undang-undang federal di Amerika Serikat mencakup skrining kebutuhan dan
pembatasan dalam hal donasi, tetapi umumnya tidak berpengaruh pada pasangan
intim secara seksual. Namun, dokter mungkin diperlukan
untuk menyediakan perawatan karena undang-undang non-diskriminasi, seperti
misalnya di California. Negara bagian Tennessee mengusulkan suatu rancangan
undang-undang pada tahun 2009 yang akan menetapkan donor IVF sebagai
'adopsi'. Pada sesi yang sama diusulkan rancangan undang-undang lainnya yang
membatasi adopsi dari pasangan yang tidak menikah dan hidup bersama;
kelompok-kelompok aktivis menyatakan bahwa meloloskan rancangan undang-
undang yang pertama akan secara efektif menghentikan orang-orang yang tidak
menikah untuk menggunakan IVF. Tak satu pun dari kedua rancangan undang-
undang itu lolos.
11
Hukum Bayi Tabung Menurut Islam dan
Dalilnya
Bayi tabung atau dikenal juga sebagai pembuahan in vitro merupakan teknik pembuahan
atau inseminasi yakni pembuahan sel telur di bagian luar tubuh wanita. Bayi tabung
merupakan metode yang dilakukan sebagai solusi untuk mengatasi masalah kesuburan
atau tidak bisa memperoleh keturunan saat berbagai metode lain tidak berhasil untuk
dilakukan.
Ada beberapa hukum yang bekaitan dengan bayi tabung dan juga inseminasi buatan di
dalam rahim menurut pandangan Islam, yakni:
Metode bayi tabung dan juga inseminasi merupakan metode yang mempergunakan pihak
ketiga selain dari suami dan istri dalam memanfaatkan sperma, sel telur atau rahim dan
juga bisa dilaksanakan sesuah berakhir sebuah ikatan perkawinan. Dengan penggunaan
pihak ketiga ini, maka metode bayi tabung dikatakan haram seperti pendapat banyak
ulama mu’ashirin.
Nadwah Al Injab fi Dhouil Islam yang merupakan sebuah musyawarah para ulama di
Kuwait 11 sya’ban 1403 H [23 Maret tahun 1983] sudah berdiskusi mengenai bayi tabung
ini dan menghasilkan keputusan. Musyawarah ini menghasilkan keputusan berhubungan
dengan bayi tabung, hukumnya diperbolehkan secara syar’i apabila dilakukan antara
suami dan istri, masih mempunyai ikatan suami istri dan bisa dipastikan jika tidak
terdapat campur tangan nasab lainnya.
Akan tetapi, sebagian para ulama juga bersikap hati-hati dan tetap tidak
memperbolehkan supaya tidak terjadi perbuatan yang terlarang. Ini akhirnya
membulatkan kesepakatan jika hukum bayi tabung adalah haram apabila terdapat pihak
ketiga yang ikut andil dalam mendonorkan sperma, sel telur, janin atau pun rahim.
Apabila metode dengan inseminasi buatan yang terjadi di luar rahim antara sperma dan
sel telur dan ri suami istri sah akan tetapi fertilisasi atau pembuahan dilaksanakan pada
rahim wanita lainnya yang merupakan istri kedua dari pemilik sperma, maka para ulama
memiliki perbedaan pendapat dan lebih tepatnya tetap diharamkan sebab ada peran
pihak ketiga dalam pelaksanaannya.
Apabila metode yang dilakukan yakni bayi tabung dan inseminasi sesudah wafat sang
suami, maka para ulama juga memiliki perbedaan pendapat dan tetap mengharamkan
sebab sang suami sudah wafat sehingga akan pernikahan juga sudah berakhir. Jika
masa inseminasi dilakukan pada ‘iddah, maka ini menjadi pelanggaran karena saat
berada dalam masa ‘iddah masih membuktikan rahim tersebut kosong.
12
4. Diperbolehkan Dalam Ikatan Suami dan Istri
Apabila inseminasi buatan atau bayi tabung dilakukan saat masih berada dalam ikatan
suami istri, maka metode tersebut diperbolehkan oleh kebanyakan ulama kontemporer
sekarang ini. Namun, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yakni:
Inseminasi buatan atau bayi tabung dilakukan untuk menghasilkan anak dengan jenis
kelamin yang sesuai dengan keinginan memiliki dua rincian yakni:
Memilih jenis kelamin bayi tabung sesuai keinginan bisa dilakukan apabila tujuannya
untuk menyelamatkan penyakit turunan yakni apabila anak yang terlahir berjenis kelamin
laki – laki atau perempuan, maka ini akan membuat janin dalam kandungan meninggal
atau mewarisi penyakit turunan dari orang tua. Oleh karena itu, penentuan jenis kelamin
dalam keadaan darurat seperti ini diperbolehkan.
Sementara itu, apabila pemilihan jenis kelamin anak ditentukan sesuai keinginan saat
proses bayi tabung hanya berdasarkan keinginan pasangan tanpa hal yang darurat atau
mendasar, maka hal ini tidak diperbolehkan. Hal ini dikarenakan untuk mempunyai anak
sebetulnya masih memungkinkan namun tetap tidak boleh keluar dari cara yang sudah
dibenarkan yaitu dengan cara inseminasi alami. Ditambah lagi dengan inseminasi, ada
beberapa pelanggaran yang sudah dilakukan sehingga hanya boleh keluar dari
inseminasi alami apabila mengalami keadaan yang darurat saja.
13
Alasan Diperbolehkan Bayi Tabung
Ada juga beberapa alasan yang membuat metode bayi tabung dan juga inseminasi di
luar lahir wanita diperbolehkan yaitu:
“Dan sesungguhnya telah Kami meliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan”.
Dari kedua ayat tersebut, memperlihatkan jika manusia sudah diciptakan oleh Allah SWT
sebagai makhluk yang memiliki keistimewaan melebihi dari makhluk Allah yang lainnya.
Allah sendiri sudah memuliakan manusia, sehingga sudah sepantasnya manusia untuk
juga menghormati martabatnya sendiri sekaligus menghirmati martabat sesama manusia.
Bayi tabung atau inseminasi buatan yang dilakukan dengan cara donor mengartikan
merendahkan harkat manusia yang disejajarkan dengan hewan yang di inseminasi.
14
Ijtihad Ulama Mengenai Bayi Tabung
Berikut ini adalah pernyataan para tokoh ulama terkait melakukan proses bayi tabung,
diantaranya:
Para ulama menegaskan jika dikemudian hari, hal tersebut mungkin akan menimbulkan
masalah sulit dan berkaitan dengan warisan. Dalam fatwanya, para ulama MUI juga
membuat keputusan jika bayi tabung yang berasal dari sperma yang sudah dibekukan
dari sumai yang sudah meninggal juga haram hukumnya sebab akan menimbulkan
masalah berhubungan dengan penentuan nasab atau warisan.
Sedangkan proses bayi tabung yang berasal dari sperma dan sel telur yang tidak berasal
dari pasangan suami istri sah, maka fatwa MUI sudah secara tegas menyatakan jika hal
ini adalah haram hukumnya dengan asalam status yang sama dengan hubungan kelamin
lawan jenis di luar pernikahan sah atau zina.
1. Keputusan Pertama
Apabila bayi tabung masuk ke dalam rahim wanita bukan berasal dari mani suami
dan istri sah, maka bayi tabung tersebut adalah haram. Ini didasari dengan hadist
Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda, ““Tidak ada dosa yang lebih besar
setelah syirik dalam pandangan Allah SWT, dibandingkan perbuatan seorang lelaki
yang meletakkan spermanya (berzina) di dalam rahim perempuan yang tidak halal
baginya.
2. Keputusan Kedua
Jika sperma bayi tabung milik suami istri sah namun cara mengeluarkannya tidaklah
muhtaram, maka haram juga hukumnya. Mani muhtaram merupakan mani yang
dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang syara’. Apabila mani yang dikeluarkan
suami dibantu dengan tangan istri, maka juga masih diperbolehkan sebab istri
menjadi tempat untuk melakukan hal tersebut.
15
3. Keputusan Ketiga
Jika mani pada bayi tabung merupakan mani suami istri yang dikelaurkan dengan ara
muhtaram dan juga masuk dalam rahim istri, maka hukum bayi tabung tersebut
adalah mubah atau diperbolehkan.
Oleh karena masalah bayi tabung atau Athfaalul Anaabib tidak mempunyai hukum
secara spesifik dalam Al Quran dan As Sunnah bahkan dalam kajian fiqih klasik,
maka untuk menyelesaikan permasalahan ini harus dikaji menurut hukum Islam yakni
dengan memakai ijtihad yang sudah lazim digunakan para ahli ijtihad supaya bisa
ditemukan hukumnya yang sesuai dengan prinsip dan juga jiwa Al Quran serta As
Sunnah yang dijadikan sumber pokok hukum Islam.
Maslahahnya dari bayi tabung adalah bisa membantu pasangan suami istri
yang keduanya atau salah satu nya mandul atau ada hambatan alami pada suami
atau istri menghalangi bertemunya sel sperma dan sel telur.Misalnya karena tuba
falopii terlalu sempit atau ejakulasinya terlalu lemah.Namun akibat(mafsadah) dari
bayi tabung adalah:
16
Mengenai status anak hasil inseminasi dengan donor sperma atau ovum menurut
hukum islam adalah tidak sah dan statusnya sama dengan anak
hasil prostitusi.UU Perkawinan pasal 42 No.1/1974:”Anak yang sah adalah anak
yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah”maka memberikan
pengertian bahwa bayi tabung dengan bantuan donor dapat dipandang sah karena
ia terlahir dari perkawinan yang sah.Tetapi inseminasi buatan dengan sperma atau
ovum donor tidak di izinkan karena tidak sesuai dengan Pancasila,UUD 1945 pasal
29 ayat 1.
Teknik bayi tabung memisahkan persetubuhan suami – istri dari pembuahan bakal
anak. Dengan teknik tersebut, pembuahan dapat dilakukan tanpa persetubuhan.
Keterarahan perkawinan kepada kelahiran baru sebagaimana diajarkan oleh
Gereja tidak berlaku lagi. Dengan demikian teknik kedokteran telah mengatur dan
menguasai hukum alam yang terdapat dalam tubuh manusia pria dan wanita.
Dengan pemisahan antara persetubuhan dan pembuahan ini, maka bisa muncul
banyak kemungkinan lain yang menjadi akibat dari kemajuan ilmu kedokteran di
bidang pro-kreasi manusia.
Ada kemungkinan bahwa benih dari suami – istri tidak bisa dipindahkan ke dalam
rahim sang istri, oleh karena ada gangguan kesehatan atau alasan – alasan lain.
Dalam kasus ini, maka diperlukan seorang wanita lain yang disewa untuk
mengandung anak bagi pasangan tadi. Dalam perjanjian sewa rahim ini ditentukan
banyak persyaratan untuk melindungi kepentingan semua pihak yang terkait.
Wanita yang rahimnya disewa biasanya meminta imbalan uang yang sangat besar.
Suami – istri bisa memilih wanita sewaan yang masih muda, sehat dan punya
kebiasaan hidup yang sehat dan baik. praktik seperti ini biasanya belum ada
ketentuan hukumnya, sehingga kalau muncul kasus bahwa wanita sewaan ingin
mempertahankan bayi itu dan menolak uang pembayaran, maka pastilah sulit
dipecahkan.
17
Masalah ini dihadapi kalau salah satu dari suami atau istri mandul; dalam arti
bahwa sel telur istri atau sperma suami tidak mengandung benih untuk
pembuahan. Itu berarti bahwa benih yang mandul itu harus dicarikan
penggantinya melalui seorang donor.
Masalah ini akan menjadi lebih sulit karena sudah masuk unsur baru, yaitu benih
dari orang lain. Pertama, apakah pembuahan yang dilakukan antara sel telur istri
dan sel sperma dari orang lain sebagai pendonor itu perlu diketahui atau
disembunyikan identitasnya. Kalau wanita tahu orangnya, mungkin ada bahaya
untuk mencari hubungan pribadi dengan orang itu. Ketiga, apakah pria pendonor
itu perlu tahu kepada siapa benihnya telah didonorkan. Masih banyak masalah lain
lagi yang bisa muncul.
Praktik bayi tabung membuka peluang pula bagi didirikannya bank – bank
sperma. Pasangan yang mandul bisa mencari benih yang subur dari bank – bank
tersebut. Bahkan orang bisa menjual – belikan benih – benih itu dengan harga
yang sangat mahal misalnya karena benih dari seorang pemenang Nobel di bidang
kedokteran, matematika, dan lain-lain. Praktek bank sperma adalah akibat lebih
jauh dari teknik bayi tabung. Kini bank sperma malah menyimpannya dan
memperdagangkannya seolah – olah benih manusia itu suatu benda ekonomis.
Tahun 1980 di Amerika sudah ada 9 bank sperma non – komersial. Sementara itu
bank – bank sperma yang komersil bertumbuh dengan cepat. Wanita yang
menginginkan pembuahan artifisial bisa memilih sperma itu dari banyak
kemungkinan yang tersedia lengkap dengan data mutu intelektual dari pemiliknya.
Identitas donor dirahasiakan dengan rapi dan tidak diberitahukan kepada wanita
yang mengambilnya, kepada penguasa atau siapapun.
Masalah Orang Tua Anak Hasil Bayi Tabung atau Legaltas Bayi Tabung
Bayi yang benihnya berasal dari pasangan suami – istri namun dikandung dan
dilahirkan oleh wanita sewaan dapat menimbulkan persoalan siapakah orang tua
dari bayi itu. Bisa dikatakan bahwa bayi orang tua itu adalah pasangan yang
memiliki benih tadi. Tetapi wanita sewaan juga telah menyumbangkan darah dan
dagingnya selama mengandung bayi tersebut. Sudah pernah terjadi bahwa seorang
wanita sewaan tidak mau mengembalikan bayi yang telah dikandung dan
dilahirkannya. Orang tua bayi tersebut menuntut di pengadilan, namun hukum
yang dipakai untuk menyelesaikan masalah tersebut belum dibuat.
Kalau benih diambil dari seorang donor, maka timbul persoalan juga tentang
siapakah orang tua bayi itu. Secara biologis orang tua bayi itu adalah donor yang
telah memberikan benihnya, tetapi secara legal, orang tua anak itu adalah orang
tua yang menerima dan membesarkannya dalam keluarga. Mana yang disebut
18
orang tua? Orangtua biologis atau orang tua legal. Sebelum ada teknik bayi
tabung, maka orang tua biologis adalah orang tua legal.
Memilih jenis kelamin bayi tabung sesuai keinginan bisa dilakukan apabila tujuannya
untuk menyelamatkan penyakit turunan yakni apabila anak yang terlahir berjenis kelamin
laki – laki atau perempuan, maka ini akan membuat janin dalam kandungan meninggal
atau mewarisi penyakit turunan dari orang tua. Oleh karena itu, penentuan jenis kelamin
dalam keadaan darurat seperti ini diperbolehkan.
Sementara itu, apabila pemilihan jenis kelamin anak ditentukan sesuai keinginan saat
proses bayi tabung hanya berdasarkan keinginan pasangan tanpa hal yang darurat atau
mendasar, maka hal ini tidak diperbolehkan. Hal ini dikarenakan untuk mempunyai anak
sebetulnya masih memungkinkan namun tetap tidak boleh keluar dari cara yang sudah
dibenarkan yaitu dengan cara inseminasi alami. Ditambah lagi dengan inseminasi, ada
beberapa pelanggaran yang sudah dilakukan sehingga hanya boleh keluar dari
inseminasi alami apabila mengalami keadaan yang darurat saja.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ü Inseminasi buatan dengan sel sperma dan ovum dari suami istri sendiri
dan tidak ditransfer embrionya kedalam rahim wanita lain(ibu titipan)
DIPERBOLEHKAN oleh islam,jika keadaan kondisi suami istri yang
bersangkutan benar-benar memerlukan.Dan status anak hasil inseminasi
macam ini sah menurut Islam.
B. Saran
20
Makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa
namun manusia tidaklah ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat diperlukan guna memperbaiki makalah ini.
Daftar Pustaka :
www.tabloidbintang.com
www.bangkatribunnews.com
www.wikipedia.com
21
RIWAYAT HIDUP
Data Diri :
Riwayat Pendidikan :
22
Motto Hidup :
“Kau tidak akan tahu hari esok jika engkau tidak bangun dan bangkit hari ini”
23