EMULSIFIER
(Mata Kuliah Teknologi Emulsi)
Disusun Oleh:
Kelompok 5B
Maulana 1802301044
Muhammad Khusayri 1802301013
Raudatul Jannah 1802301049
Saprina Dewi 1802301023
Yessica Rahma W 1802301056
Perhitungan :
𝑆−𝐴 10−0
1) Agar-agar (15)= × 100% = × 100% = 100%
S 10
10−0
(30)= × 100% = 100%
10
10−9,6
(45) = × 100% = 4%
10
10−9,5
(60) = × 100% = 5%
10
10−9,3
(75) = × 100% = 7%
10
10−9,3
(90) = × 100% = 7%
10
10−9
(105) = × 100% = 10%
10
10−8,9
(120) = × 100% = 11%
10
10−0
2) Gelatin (15)= × 100% = 100%
10
10−0
(30)= × 100% = 100%
10
10−9,5
(45) = × 100% = 5%
10
10−9,5
(60) = × 100% = 5%
10
10−9,5
(75) = × 100% = 5%
10
10−9,3
(90) = × 100% = 7%
10
10−9
(105) = × 100% = 10%
10
10−9
(120) = × 100% = 10%
10
10−0
3) Putih Telur (15) = × 100% = 100%
10
10−0
(30)= × 100% = 100%
10
10−9,8
(45) = × 100% = 2%
10
10−9,5
(60) = × 100% = 5%
10
10−9,2
(75) = × 100% = 8%
10
10−9,1
(90) = × 100% = 9%
10
10−9,5
(105) = × 100% = 5%
10
10−8,3
(120) = × 100% = 17%
10
10−0
4) Kuning Telur(15) = × 100% = 100%
10
10−0
(30)= × 100% = 100%
10
10−9,5
(45) = × 100% = 15%
10
10−9,4
(60) = × 100% = 6%
10
10−9,3
(75) = × 100% = 7%
10
10−9
(90) = × 100% = 10%
10
10−8,8
(105) = × 100% = 12%
10
10−8,7
(120) = × 100% = 13%
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan yang telah dilakukan
adalah :
1. Emulsi adalah suspensi yang stabil dari suatu bahan cair di dalam bahan cair
lain, dimana bahan-bahan cair itu tidak tercampur.
2. Emulsifier adalah suatu zat yang diperlukan untuk membentuk suatu selaput
(film) disekitar butiran yang terdispersi, sehingga mencegah bersatunya
kembali butir-butiran tersebut.
3. Daya kerja emulsifier disebabkan oleh bentuk melokulnya yang dapat
terikat baik pada minyak atau air.
5.2 Saran
Dengan berlangsungnya praktikum ini diharapkan kita dapat mengerti
penerapan emulsifier yang sesungguhnya dalam industry pangan maupun
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pongolahan bahan makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 1997. “Ilmu Meracik Obat”. Gadjah Mada University Press
Yogyakarta.
Ansel C. Howard. 1989. “Penuntun Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Empat, UI-Press,
Jakarta.
Cahyadi, W., 2008. Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Bumi
Aksara, Jakarta.
Dirjen POM. 1979. “Farmakope Indonesia Edisi III”. Depkes RI. Jakarta.
Kamianti. 1991. “Kimia Kedokteran Edisi I”. Binarupa Aksara. Jakarta.
Lachman, Leon. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi III. UI Press.
Jakarta.
Martin, Alfred dkk. 1993. “Farmasi Fisika Edisi III. UI-Press. Jakarta.
Tim penyusun. 1987. “Dasar-dasar Ilmu Resep dan Meracik Obat”. Sekolah
Menengah Farmasi. Makassar.
Tim Penyusun. 2013, “Penuntun Praktikum Farmasi Fisika”. Fak.ultas Farmasi
UMI. Makassar.