Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ANITA NURFITRIA

NIM : 1611020146

KELAS : C / IV

REFLEKSI DIRI

Sebagai syarat untuk melanjutkan ke semester selanjutnya selain adanya Ujian


Laboratorium yaitu dengan diadakannya Praktek Klinik Keperawatan. Mengapa harus
diadakannya praktek Klinik Keperawatan ? Karena sebagai mahasiswa ilmu keperawatan
dan sebagai calon perawat yang nantinya akan memberikan pelayanan kesehatan kepada
klien mewajibkan saya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang profesional, begitu pun
dengan mahasiswa-mahasiswi profesi lain. Maka, harus diadakannya praktek klinik tersebut
sejak semester 3. Pada tanggal 2 April 2018 Kelas C Keperawatan S1 berangkat awal ke
Rumah Sakit, kelas kami dibagi menjadi beberapa kelompok besar dan saat di Rumah Sakit
dibentuk kembali kelompok kecil agar memudahkan pembagian shift saat di Ruangan. Ada
mahasiswa yang Praktek di RSUD Ajibarang, RS Islam Purwokerto, RS Wijayakusuma
Purwokerto dan RS Dr.Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Kebetulan saya ditempatkan di
RS Dr.Goeteng Purbalingga selama 2 minggu. Sebelum berangkat ke Rumah Sakit kelas
kami diberi bimbingan oleh dosen Mata Kuliah Keperawatan Dewasa yaitu ibu Mustiah dan
oleh pihak Rumah Sakit Goeteng Purbalingga. Kami diberi arahan saat akan memasuki
Rumah Sakit tersebut. Kami diberi tugas selama 2 minggu tersebut yaitu minggu pertama
PenKes, membuat SAP, membuat leaflet dan membuat lembar balik, Asuhan Keperawatan
(askep) dan Laporan Pendahuluan (LP), selanjutnya minggu kedua melakukan Pemeriksaan
Fisik pada pasien dengan sistem tertentu.

Pada hari pertama kami dibagi menjadi 4 kelompok kecil masing-masing 6 anak
mengikuti kegiatan Apel , setelah Apel kami disuruh ke Ruang Diklat untuk penyerahan dari
pihak Fakultas dan Rumah Sakit, setelah itu kami melakukan orientasi Ruangan Di Rumah
Sakit Dr. Goeteng dibimbing oleh mba Norma, cukup luas dan banyak pasien disana baik
yang rawat jalan maupun rawat inap. Setelah Orientasi ruangan kami dibagi Ruangan oleh
masing-masing CI, kelompokku minggu pertama di Ruang Menur (Bedah) dan minggu kedua
di Ruang Kenanga (Dalam). Saat masuk ruangan kami menaruh tas di paintry dan bertemu
CI, setelah itu orientasi ruangan Menur dan perkenalan perawat diruang tersebut, perawat
diruang Menur cukup ramah. Aku adalah seorang yang sangat pemalu, tidak suka banyak
bicara, tidak suka berdebat, dan jarang suka keramaian, mungkin bisa dibilang aku Introvert
karena kurang suka berbicara kepada orang yang baru dikenal. Di Rumah Sakit mana
mungkin aku terus-terusan menjadi anak yang pemalu? Bagaimana jika tugasku terabaikan
karena tidak berani melakukan pengkajian pada pasien? Memalsukan data bukan solusinya.

Saat hari pertama itu aku memilih pasien kelolaanku, aku memilih pasien dengan
gangguan sistem perkemihan dengan diagnosa dokter Urolitiasis, aku harus melakukan
pengkajian saat itu juga sebelum pasienku pulang kerumah, dari jam 10 pagi aku tidak berani
dan masih mengumpulkan niat untuk melakukan pengkajian, aku berfikir bagaimana caranya
agar aku bisa melakukan pengkajian dan tidak gugup atau malu saat berhadapan sengan
pasien. Tepat setelah sholat dhuhur aku baru menemukan ide agar aku bisa melakukan
pengkajian dan mengurangi rasa grogi dan malu, aku mengajak teman sekelompokku untuk
ikut denganku saat aku melakukan pengkajian akupun masih mengenakan masker saat
melakukan pengkajian, tidak sopan memang, tapi bagaimana lagi? Keringatku mengalir deras
saat bertanya kepada pasien, aku mencoba untuk tarik nafas namun kurang berhasil, suaraku
gemetar dan gagap, keringat masih menetes deras di dahiku. Lalu temanku membantu aku
dalam melakukan pengkajian, ikut menanyakan data yang kurang tentang pasien, 10 menit
berlalu aku sudah melakukan pengkajian, namun aku masih belum puas saat melakukan
pengkajian tadi, aku belum melakukannya sendiri, aku masih belum berani. Hari berikutnya
aku mendatangi pasienku, aku datangi sendiri dan aku melakukan pengkajian lagi hasilnya
lumayan, aku berhasil menenangkan diriku sendiri, aku mencoba agar suaraku tidak gemetar
namun keringat masih bercucuran, kali ini aku berhasil dengan melakukan pengkajian
sendiri. Itu salah satu pencapaian yang sukses bagiku, dan berharap untuk praktek klinik
semester selanjutnya bisa melakukan apapun secara mandiri dan tidak gugup serta berani
untuk berbicara kepada pasien, perawat dan staff di Rumah Sakit.

Kendalaku selanjutnya yaitu sifat malasku dalam mengerjakan tugas. Dari SMP aku
selalu mengerjakan tugas saat sudah mendekati tanggal deadline dan jika belajar
menggunakan Sistem Kebut Semalam (SKS), kenapa? Karena merasa selalu mendapat ide
saat sudah mendekati deadline, tapi ini adalah kebiasaan yang buruk dan harus diubah ini
adalah sifat yang harus dihilangkan, tidak baik bagi masa depan saat mengerjakan sesuatu,
apalagi aku sudah bukan anak kecil lagi, sebentar lagi mengerjakan skripsi. Saat semua teman
kelompokku mengerjakan Askep, LP, membuat leaflet dan lembar balik aku harus mengikuti
temanku, lalu aku ikut mengerjakannya, saat bosan mengerjakan tugas, aku harus memancing
diri sendiri atau diberi penyemangat agar aku membuang rasa malas tersebut, aku
menempelkan foto kedua orang tuaku di pojok kanan atas agar bisa berfikir aku dikuliahkan
bukan untuk malas-malasan, kedua orang tuaku berharap lebih dan aku tidak boleh menyia-
nyiakannya. Tugas minggu pertama melakukan Pendidikan Kesehatan dengan media leaflet,
dan Power Point, aku selalu tidak Percaya Diri saat akan menunjukan hasil kerjaku didepan
umum dan aku merasa tidak bisa berbicara di depan umum apalagi didepan keluarga pasien
yang kemungkinan besar akan bertanya pada materi yang akan aku bawakan, kebetulan aku
mempunyai minus dan silindris jadi aku memakai kacamata untuk mengatasi ketidak
percayaan diri, kacamata yang aku punya tidak dipakai agar aku tidak melihat langsung
kepada audience dan aku tidak tahu jika para audience melihat aku atau power pointku,
untungnya aku masih bisa melihat tulisan di layar laptopku.

Minggu kedua di ruang Kenanga (Dalam) syukurnya aku sudah bisa menguasai diri
untuk berinteraksi kepada pasien, untuk bertanya kepada perawat ruangan dan CI. Perlahan
namum pasti, semuanya membutuhkan proses dan perjuangan yang tidak mudah, kurang baik
jika sudah sebesar ini masih menjadi dewasa yang tidak suka bertanya pada orang lain, tidak
bisa berbicara di depan umum, sudah bukan anak kecil lagi, sudah bukan anak SMA lagi,
sudah bukan jurusan Farmasi lagi, walaupun awalnya aku tidak tahu jika harus masuk
perawat tapi harus tetap menjalaninya, harus lebih ikhlas lagi karena untuk masa depan yang
lebih baik, karena untuk mencapai gelar S,Kep tidak semudah mencuci tangan butuh tenaga
yang ekstra untuk mencapainya. Lagipula aku akan menjadi Istri dan memiliki anak nantinya
karena Anak yang Pintar berasal dari Ibu yang cerdas bukan seorang pemalas. Semoga
kedepannya bisa menjadi lebih baik dan membuang jauh jauh sifat pemalu dan sukar
bertanya itu, toh ada pepatah mengatakan “malu bertanya sesat dijalan”. Dan saya berharap di
semester selanjutnya bisa lebih ikhlas untuk kuliah perawat ini, karena banyak sekali orang
yang kurang beruntung diluar sana mengharapkan pendidikan lebih seperti saya, namun tidak
mampu baik dalam finansial maupun kemampuan belajarnya, harus lebih banyak sekali
bersyukur karena kebahagiaan yang sesungguhnya ialah saat kita mampu mensyukuri sesuatu
yang kita miliki dan jangan pernah mencela profesi orang lain karena kita tidak tahu dimasa
depan mereka yang kita cela mungkin akan lebih baik dari kita.

Anda mungkin juga menyukai