Praktikum Pembuatan Sabun Transparan
Praktikum Pembuatan Sabun Transparan
H2C O C R3 R3 C OH H2C OH
trigliserida asam lemak gliserol
Gambar 5.1. Reaksi hidrolisis trigliserida (Budimarwanti).
Sabun merupakan hasil reaksi penyabunan antara asam lemak dengan alkali
menghasilkan sabun dan gliserol. Salah satu bentuk sabun adalah sabun transparan
(Bunta, 2013). Sabun transparan adalah jenis sabun yang bening sehingga tampak
tembus pandang dan menghasilkan busa yang lebih lembut dan tampak lebih menarik
(Priani dan Lukmayani, 2010). Sama halnya dengan sabun mandi biasa, sabun
transparan juga merupakan hasil reaksi penyabunan antara asam lemak dengan basa
kuat, hanya saja penampakannya transparan (Bunta, 2013). Sabun ini mudah sekali larut
karena mempunyai sifat sukar mengering.
Faktor yang mempengaruhi transparansi sabun adalah:
- Kandungan alkohol
Etanol digunakan sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun transparan karena
sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak.
- Gula
Gula bersifat humektan, dikenal membantu pembusaan sabun. Semakin putih warna
gula akan semakin jernih sabun transparan yang dihasilkan. Terlalu banyak gula,
produk sabun menjadi lengket, pada permukaan sabun keluar gelembung kecil-kecil.
Gula yang paling baik untuk sabun transparan adalah gula yang apabila dicairkan
berwarna jernih seperti gliserin, karena warna gula sangat mempengaruhi warna
sabun transparan akhir. Gula lokal yang berwarna agak kecoklatan, hasil sabun akhir
juga tidak bening, jernih tanpa warna tetapi juga agak kecoklatan.
- Gliserin
Gliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan
air untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin merupakan humektan sehingga dapat
ber fungsi sebagai pelembap pada kulit. Pada kondisi at mosfer sedang ataupun pada
kondisi kelembaban tinggi, gliserin dapat melembapkan kulit dan mudah di bilas.
Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening maka hal yang paling essensial adalah
kualitas gula, alkohol dan gliserin. Oleh karena itu pemilihan material dipertimbangkan
dengan warna dan kemurniannya (Arita dkk, 2009).
O
H2C O C (CH2)16CH3 H2C OH
O
kalor HC OH + 3 CH3(CH2)16CO2-Na+
HC O C (CH2)16CH3 + 3 NaOH
O
5.7. Dokumentasi
5.9. Pembahasan
A. Fungsi bahan yang digunakan
- Minyak digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan sabun transparan
- NaOH digunakan sebagai katalis dalam pembuatan sabun transparan
- Asam stearat digunakan untuk membantu mengeraskan sabun dan mengatur
busa sabun
- Penambahan etanol berfungsi untuk melarutkan sabun sehingga menjadi
transparan
- Penambahan gliserin berfungsi untuk melembabkan kulit
- Gula pasir berfungsi untuk membantu transparansi sabun
- Penambahan pewangi bertujuan agar sabun yang dihasilkan beraroma wangi
dan lebih menarik.
B. Faktor-faktor kesalahan yang terjadi
- Kesalahan terjadi karena proses pencampuran antara minyak dan NaOH yang
tidak merata. Hal ini menyebabkan sabun transparan tidak terbentuk
- Penambahan asam stearat yang terlalu sedikit sehingga sabun yang dihasilkan
tidak keras
- Penggunaan gula pasir yang berwarna coklat (tidak berwarna putih) juga
menyebabkan sabun tidak transparan
5.10. Kesimpulan
Memahami proses pembuatan sabun transparan serta reaksi penyabunan
DAFTAR PUSTAKA