KABUPATEN KENDAL
1. Pendahuluan.
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Terkait dengan
hal tersebut, mengenai hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
telah ditaur dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 18 a. Dalam pasal tersebut
ditegaskan bahwa hubungan dan kewenangan antara tingkat pemerintahan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah akan diatur oleh Undang-
undang khusus. Kedudukan dan peran pemerintahan daerah dalam konfigurasi
kehidupan bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan semakin penting. Kondisi
tersebut tercermin pada perkembangan undang-undang yang mengatur tentang
pemerintah daerah mulai dari Undang-undang nomor 5 tahun 1974 sampai
dengan undang-undang nomor 32 tahun 2004 (dan perubahannnya).
Untuk meningkatkan pembangunan di daerah di era otonomi daerah, setiap
daerah perlu untuk menggali segenap potensi yang dimilikinya dalam upaya
meningkatkan pembangunan di daerah yang berujung pada peningkatan
kesejahteraan masyarakatnya. Otonomi daerah adalah hak wewenang dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Oleh sebab itu, permasalahan yang muncul dan menjadi
penting dalam otonomi daerah adalah masalah penggalian potensi dan
penentuan prioritas pembangunan.
Selain itu, disadari atau tidak, bangsa ini sudah masuk dalam tatanan dunia
baru yang disebut globalisasi. Globalisasi merupakan pergerakan atau aliran
sumber daya yang bebas mengalir dan melewati batas-batas negara.
Konsekuensi dari globalisasi adalah tingkat persaingan yang semakin ketat. Di
era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat pada skala ekonomi global,
peningkatan daya saing daerah menjadi krusial. Hal-hal yang menjadi indikator
wilayah kecamatan Singorojo antara lain padi yang meliputi padi sawah dan padi
gogo, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah. Hasil perhitungan LQ
menunjukkan bahwa padi secara keseluruhan bukan merupakan produk
tanaman pangan basis di Kabupaten Kendal. Namun jika dikelompokkan
menurut jenisnya, padi Gogo merupakan komoditas basis. Selain padi Gogo,
produksi tanaman pangan yang termasuk basis di Kabupaten Kendal adalah
jagung. Sebaran produksi jagung yaitu Cening, Banyuringin, Kedungsari,
Ngareanak, Singorojo , kertosari dan Kalirejo. Sementara itu padi banyak
tersebar di desa Sukodadi, Kaliputih, Getas, Cacaban, Merbuh dan Trayu.
2) Tanaman Perkebunan; kelapa merupakan sumberdaya hayati yang banyak
dihasilkan di kecmatan tersebut. Selain itu, juda terdapat potensi pisang (Pisang
Raja Bulu) dan durian. Dirian banyak di hasilkan di desa Kalirejo, Kertosari,
2. Dukungan IPTEK.
Potensi-potensi yang ada di Kecamatan Singorojo pada dasarnya masih
dikelola secara subsisten. Dalam survei lapangan yang dilakukan terungkap bahwa
dalam mengelola potensi masyarakat belum berpikir bisnis atau komersial, tetapi
lebih menekankan pada kecukupan pemenuhan kebutuhan keluarga. Teknologi
yang digunakan adalah teknologi sederhana. Konsisi demikian dapat dikaitkan
dengan tingkat pendidikan masyarakat yang relatif rendah serta kecenderungan
sifat penduduk desa yang menerima kondisi apa adanya. Dengan melihat potensi
pertanian tanaman pangan dan populasi ternak besar yang berada diwilayah
kecamatan Singorojo dapat dilihat bahwa pertanian tanaman pangan padi sawah
dapat dikembangkan menjadi tanaman padi sawah organik. Makanan olahan
berbahan dasar jagung, pisang dan durian dapat dikembangkan sebagai produk
pendukung pariwisata sebagai oleh-oleh kas Singorojo.
a. Teknologi sederhana
a. Keberagaman jenis tanaman pangan
b. Pegelolaan bersifat subsisten
b. Ketersediaan lahan tanaman pangan
Faktor Internal c. Pengelolan pasca panen untuk
memadai.
meningkatkan nilai tambah masih
c. Ketersediaan sumberdaya manusia
lemah
d. Dukungan pemerintah
d. Faktor kelembagaan petani termasuk
sistem informasi manajemen
Faktor Eksternal e. Keterbatasan anggaran
Faktor Eksternal
a. Belum terkenal
a. Dukungan sumberdaya
b. Skala industri rumah tangga
b. Berbasis sumberdaya lokal
Faktor Internal c. Manajemen perusahaan lemah
d. Akses modal dan pasar rendah
e. Mutu produk belum
terstandardisasi
Faktor Eksternal
PERMASALAHAN UMUM
ARAH KEBIJAKAN UMUM SASARAN
PENGEMBANGAN
POTENSI WILAYAH
PERKEBUNAN
a. Hasil dipengaruhi Pengembangan Produk a. Mengeliminasi
faktor iklim olahan berbasis hasil pengaruh-pengaruh
b. Kapasitas produksi perkebunan yang ada negatif perubahan ikim
relatif kecil b. Meningkatnya kapasitas
c. Sulit memanfaatkan produksi
economies of scale c. Pemanfaatan economies
karena skala produksi of scale
kecil d. Meningkatnya akses
d. Akses informasi informasi
e. Akses pasar relatif e. Meningkatnya akses
PERMASALAHAN UMUM
ARAH KEBIJAKAN UMUM SASARAN
PENGEMBANGAN POTENSI
WILAYAH
INDUSTRI
1. Kualitas/mutu produk Peningkatun mutu produk, a. Meningkatnya
2. Skala usaha kecil penguatan kelembagaan mutu produksi
3. Keterbatasan Modal dan pembentukan jejaring b. Meningkatnya
4. Lemahnya akses dan
jejaring/kemitraan jangauan pasar
5. Sistem manajemen
lemah
Adapun, beberapa program dan kegiatan yang sesuai dengan arah permasalahan,
arah kebijakan serta sasaran adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Program dan Kegiatan
Program dan Kegiatan Bidang Pembanganunan SKPD Terkait
Pertanian
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Dinas Pertanian
Pelatihan petani dan pelaku agribisnis (leading untuk
Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku pertanian),
agrobisnis Disperindag, Bappeda,
Peningkatan kemampuan lembaga petani Disnakertrans
Peningkatan sistem insentif dan disnisentif bagi
6. Penutup