Anda di halaman 1dari 15

1

KEJAKSAAN NEGERI KENDAL

Peran Kejaksaan Negeri Kendal


Dalam Penyelenggaraan
Pemilihan Bupati dan
Wakil Bupati Kendal
Tahun 2015
Oleh : AMIRUDDIN, S.H.
1. Jaksa adalah adalah pejabat yang diberi wewenang oleh Undang-undang ini
untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
2. Penuntut Umum adalah Jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang ini
untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim.
Pasal 1 butir 6 huruf a dan b KUHAP
Pasal 1 butir 1 & 2 UU. No. 16 Th. 2004 ttg Kejaksaan

3
1. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disingkat PPK, adalah
panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk melaksanakan
Pemilu di tingkat Kecamatan atau nama lain.
2. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat PPS, adalah panitia
yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu
di tingkat Desa atau nama lain/Kelurahan.
Pasal 1 butir 9 & 10 UU No. 15 Th 2004
ttg Penyelenggara Pemilu

4
1. Pasal 18 ayat (4) UUD Negara RI Th 1945 “Gubernur, Bupati
dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintahan daerah provinsi,
Kabupaten, dan Kota dipilih secara demokratis “
2. UU Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu
3. UU Nomor 1 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah
dengan UU Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati
serta Walikota dan Wakil Walikota
4. UU No. 32 Th 2004 – UU No. 12 Th 2008 ttg Pemda

5
Wewenang
Penyidikan dan
Penuntutan

Jaksa Penuntut
POLRI
Umum
PenyidikTindak
Penuntutan
Pidana Pemilu
Tindak Pemilu

6
Penyidik

Penuntut Umum
Integrated
Criminal Justice
Hakim
System
(Sistem Peradilan
Pidana Terpadu) Advocat
(Pengacara)

LP sebagai fungsi
pendukung
7
DI DALAM UU NO. 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILU
DIATUR BEBERAPA PENGERTIAN LEMBAGA ANTARA LAIN:
1. KOMISI PEMILIHAN UMUM, SELANJUTNYA DISINGKAT KPU ADALAH
LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU YANG BERISIFAT NASIONAL,
TETAP DAN MANDIRI YANG BERTUGAS MELAKSANAKAN PEMILU
(PASAL 1 ANGKA 5).
2. PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, SELANJUTNYA DISINGKAT PPK,
ADALAH PANITIA YANG DIBENTUK OLEH KPU KABUPATEN/KOTA UNTUK
MELAKSANAKAN PEMILU DITINGKAT KECAMATAN ATAU NAMA LAIN
(PASAL 1 ANGKA 9).
3. PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, SELANJUTNYA DISINGKAT PPS ADALAH
PANITIA YANG DIBENTUK OLEH KPU KABUPATEN/KOTA UNTUK
MELAKSANAKAN PEMILU DITINGKAT DESA ATAU NAMA LAIN/
KELURAHAN (PASAL 1 ANGKA 10).
4. KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA, SELANJUTNYA
DISINGKAT KPPS ADALAH KELOMPOK YANG DIBENTUK PPS UNTUK
MELAKSANAKAN PEMUNGUTAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN
SUARA.
8
Kejaksaan RI merupakan Lembaga
Pemerintah yang Melaksanakan Kekuasaan
Negara di Bidang Penuntutan serta
Kewenangan Lain Berdasarkan Undang-
Undang SEBAGAI PEDOMAN
PENUNTUT UMUM
MELAKSANAKAN
TUGASNYA

1. UU Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara


Pemilu
2. UU Nomor 1 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah
dengan UU Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota
9
CONTOH DELIK
1. ORANG SEBAGAI INDIVIDU (Pasal 178) :
“Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan hak pilihnya,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 24
(dua puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah)
dan paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah)“.
2. ORANG DALAM KEDUDUKAN TERTENTU (Pasal 186) :
“Anggota PPS, anggota PPK, anggota KPU Kabupaten/Kota, dan anggota KPU Provinsi yang
dengan sengaja memalsukan daftar dukungan terhadap calon perseorangan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga
puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh
puluh dua juta rupiah).“.
3. LEMBAGA (Pasal 193 ayat (1)):“Dalam hal KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota tidak
menetapkan pemungutan suara ulang di TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 tanpa
alasan yang dibenarkan berdasarkan Undang-Undang ini, anggota KPU Provinsi dan anggota
KPU Kabupaten/Kota dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan
paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp6.000.000,00 (enam
juta rupiah) dan paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).
10
CATATAN :
 Sanksi pidana bersifat kumulatif dengan Frase “dan” berupa
penjara dan denda sehingga terhadap lembaga tidak
dimungkinkan hanya dihukum denda tapi juga penjara, yang
tidak mungkin untuk dilaksanakan.
 Pertanggungjawaban pidana terhadap Lembaga mirip dengan
pertanggungjawaban pidana korporasi dalam Tindak Pidana
Korupsi dan TPPU tetapi hanya dikenakan pidana denda.
 Sampai saat ini belum ada hukum acara terhadap
pertanggunjawaban pidana korporasi.
 Disarankan agar dihindari penerapan pertanggungjawaban
pidana terhadap Lembaga.

11
REKOMENDASI
1. NETRALITAS PENYELENGGARA PEMILU SANGAT
MENENTUKAN SUKSESNYA PELAKSANAAN PEMILU.
2. PROFESIONALITAS DAN KETAATAN TERHADAP
KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN OLEH
PENYELENGGARA PEMILU SANGAT MENENTUKAN
SUKSESNYA PEMILU.
3. KECEPATAN PEMBERIAN INFORMASI SECARA
TIMBAL BALIK ANTARA BAWASLU/PANWASLU,
PENYIDIK DAN PENUNTUT UMUM SANGAT
DIPERLUKAN GUNA MENENTUKAN LANGKAH
SECARA CEPAT DAN TEPAT.
12
Aparat Pegawai Kejaksaan Negeri Kendal???

Ikut Mensukseskan pelaksanaan Pemilukada Kab. Kendal tahun 2015;

Menghindari Golput:

Mengadakan Posko Pemilukada untuk menampung aduan/laporan masyarakat


pelaksanaan Pemilukada:

Melaporkan secara berjenjang ke pimpinan pelaksanaan pemilukada Kab. Kendal;

Menegakkan hukum dan menyelesaikan perkara pemilukada secara profesional,


cepat dan tepat serta proporsional sesuai hukum yang berlaku.

13
.

14
SEKIAN
&
TERIMA KASIH
15

Anda mungkin juga menyukai