Anda di halaman 1dari 2

Sumpah yang dilakukan oleh saksi dalam peradilan umum.

Berdasarkan buku terbitan


Mahkamah Agung Republik Indonesia, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi
Pengadilan dalam 4 Lingkungan Peradilan (hal.236), dikatakan bahwa saksi memberi keterangan
mengenai suatu kejadian yang dia lihat, dia dengar atau dia alami sendiri. Untuk menyeragamkan
cara-cara dan lafaz sumpah di muka persidangan, maka yang menuntut lafaz sumpah adalah
hakim yang memimpin sidang, sedangkan petugas sumpah hanya memegang Kitab Al’Quran
bagi mereka yang beragama Islam di atas kepala daripada yang mengucap sumpah.

Lebih lanjut (hal.237), dijelaskan bahwa bunyi lafaz sumpah untuk saksi dan saksi ahli
pada pokoknya sama, dengan beberapa perbedaan yang disesuaikan dengan cara agama mereka
masing-masing, yaitu :

1. Saksi yang beragama Islam mengucapkan sumpah dengan cara berdiri dan
mengucapkan lafaz sumpah sebagai berikut :

“ WALLAHI ” atau “ DEMI ALLAH ”

“ SAYA BERSUMPAH BAHWA SAYA AKAN MENERANGKAN DENGAN


SEBENARNYA DAN TIADA LAIN DARIPADA YANG SEBENARNYA ”.

2. Saksi yang beragama Kristen Protestan / Khatolik dipersilahkan berdiri dan pada saat
saksi melafalkan sumpah tangan kiri saksi diletakkan diatas alkitab dan sambil
mengangkat tangan sebelah kanan sampai setinggi telinga dan merentangkan jari telunjuk
dan jari tengah sehingga membentuk huruf “ V ” , sedangkan untuk yang beragama
Khatolik dengan merentangkan jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis, dengan
mengucapkan sumpah/janji yang bunyinya sebagai berikut :

“ SAYA BERSUMPAH/BERJANJI BAHWA SAYA AKAN MENERANGKAN


DENGAN SEBENARNYA DAN TIADA LAIN DARIPADA YANG SEBENARNYA ”

“ SEMOGA TUHAN MENOLONG SAYA ”.

3. Saksi yang beragama Hindu berdiri sambil mengucapkan sumpah yang bunyinya
sebagai berikut :

“ OM ATAH PARAMA WISESA ”

“ SAYA BERSUMPAH BAHWA SAYA AKAN MENERANGKAN DENGAN


SEBENARNYA DAN TIADA LAIN DARI YANG SEBENARNYA ”

1
4. Saksi yang beragama Budha berdiri/bertulut sambil mengucapkan sumpah yang
berbunyi sebagai berikut :

“ DEMI SANG HYANG ADI BUDHA ”

“ SAYA BERSUMPAH BAHWA SAYA AKAN MENERANGKAN DENGAN


SEBENARNYA DAN TIADA LAIN DARI YANG SEBENARNYA ”.

5. Dalam hal ada saksi yang karena kepercayaannya tidak bersedia mengucapkan
sumpah, maka yang bersangkutan cukup mengucapkan janji sebagai berikut :

“ SAYA BERJANJI BAHWA SAYA AKAN MENERANGKAN DENGAN


SEBENARNYA DAN TIADA LAIN DARI YANG SEBENARNYA ”.

Berdasarkan hal tersebut di atas, memang tidak disebutkan mengenai lafal sumpah/janji
seorang saksi yang hanya memeluk suatu aliran kepercayaan. Namun demikian, lafal
sumpah/janji yang mesti diucapkan oleh saksi pada intinya hampir sama. Yaitu mereka
harus menerangkan atau menjelaskan dengan sebenar-benarnya.

Anda mungkin juga menyukai