Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ENTERPRISE ARCHITECTURE

ENTERPRISE ARCHITECTURE- D

Disusun Oleh :

Septri Megahita Yolanda. S 185150409111020

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
A. Apa itu TOGAF?
 TOGAF adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam bentuk dukungan,
produksi, penggunaan dan pemeliharaan dari enterprise architecture.
 Versi pertama dari TOGAF yaitu dikembangakn pada tahun 1995 berdasarkan US
Department of Defense Technical Architecture Framework for Information
Management (TAFIM)
 Kunci dari metode TOGAF adalah untuk mengembangkan sebuah enterprise
architecture yang ditujukan untuk kebutuhan bisnis.

B. Apa itu arsitektur dalam konteks TOGAF?


 Didalam TOGAF arsitektur mempunyai 2 arti tergantung dari konteksnya :
1. Sebuah deskripsi dari sebuah sistem, atau detail dari rencana terhadap sebuah
sistem pada suatu tingkatan komponen sebagai panduan untuk melakukan
implementasi.
2. Struktur dari komponen, keterkaitan mereka, prinsip serta pedoman yang
mengatur desain dan berevolosi dari waktu ke waktu.

C. ADM
 ADM digunakan untuk membantu dari konsep 3 level perulangan :
1. Cycling around the ADM : ADM ditunjukan secara melingkar menunjukkan bahwa
penyelesaian 1 fase dari pekerjaan arsitektur secara langsung ke feed fase
selanjutnya dari pekerjaan arsitektur.
2. Iterating between phases : TOGAF menjelaskan konsep fase perulangan silang.
(sebagai contoh mengembalikan bisnis arsitektur dalam penyelesaian teknologi
arsitektur.
3. Cycling around a single phase : TOGAF mendukung pelaksanaan dari aktivitas
dalam fase single ADM sebagai teknik untuk menguraikan konten arsitktur.
 ADM adalah kerangka kerja agnostic dan membantu arsitek IT mengisi framework
yang mungkin sudah dipakai.
 9 Fase dalam ADM :
1. Permulaan
2. Visi dari arsitektur
3. Bisnis arsitektur
4. I. S arsitektur
5. Arsitektur teknologi
6. Peluang dan solusi
7. Perencanaan migrasi
8. Tata kelola implementasi
9. Manajemen perubahan arsitektur
 4 domain :
1. Bisnis
2. Data
3. Aplikasi
4. Teknologi

D. Penjelasan Fase ADM


1. Permulaan
o Fase ini menjelaskan tentang persiapan dan aktivitas permulaan yang
dibutuhkan untuk mempersiapkan agar memenuhi arahan bisnis untuk
sebuah arsitektur enterprise yang baru, termasuk dari pengertian spesifik dari
kerangka kerja arsitektur dan definisi dari prinsipnya.
o Mempersiapkan organisasi untuk proyek TOGAF yang sukses.
o Fase ini adalah tentang mendefinisikan “dimana, apa, mengapa, Siapa dan
bagaimana kita melakukan arsitektur” dalam permasalahan arsitektur.
o Pendekatannya :
a. Mendefinisikan enterprise
- Batasan dari enterprise akan menentukan stakeholder yang
mana akan memperoleh keuntungan yang paling banyak dari
arsitektur enterprise yang baru atau yang sudah ditingkatkan.
- Penting untuk menunjuk sebuah sponsor pada tahap ini
- Enterprise mungkin termasuk beberapa organisasi dan tugas
sponsor adalah untuk memastikan seluruh stakeholder
termasuk dalam bagian yang sama dalam perkerjaan
arsitektur.
b. Identifikasi pengemudi utama dan elemen didalam konteks
organisasi
- Penting untuk memahami dari konteks seputar arsitektur.
Sebagai contoh, termasuk pertimbangan :
1. Model iklan dan biaya untuk arsitektur enterprise.
2. Stakeholder
3. Niat dan budaya organisasi
4. Proses saat ini yang mendukung pelaksanaan dari
perubahan dan operasi dari IT.
5. Dasar arsitektur
6. Kemampuan terhadap enterprise
c. Mendefinisikan kebutuhan dari arsitektur
- Keharusan untuk mengetahui kebutuhan bisnis dan kinerja
matriks. Satu atau lebih kebutuhan yang mengikuti
persyaratan perlu diartikulasikan sehingga sponsor dapat
mengidentifikasi pembuat keputusan dan stakeholder
menghasilkan permintaan untuk pekerjaan arsitektur :
1. Kebutuhan bisnis
2. Aspirasi budaya
3. Niat dari organisasi
4. Ramalan kebutuhan financial
d. Mendefinisikan prinsip arsitektur yang akan memberitahu beberapa
pekerjaan arsitektur
- Pekerjaan arsitektur diberitahu oleh prinsip bisnis maupun
prinsip arsitektur
- Prinsip arsitektur sendiri juga biasanya didasarkan dalam
prinsip bisnis
- Tergantung pada organisasi, prinsip dapat ditetapkan dalam
domain yang berbeda dan pada tingkat yang berbeda. dua
domain utama yaitu :
1. Enterprise : prinsip yang memberikan dasar untuk
pembuatan keputusan sepanjang enterprise, dan
menginformasikan bagaimana organisasi mengatur tentang
memenuhi misi.
2. Arsitektur : prinsip dari seperangkat prinsip yang
berhubungan dengan pekerjaan arsitektur. Mereka
mencerminkan tingkat consensus di perusahaan dan
mimikirkan prinsip – prinsip enterprise.
e. Mendefinisikan tentang kegunaan dari framework
f. Mendefinisikan hubungan antara manajamen dan framework
g. Melakukan evaluasi dari kematangan sebuah arsitektur enterprise
o Langkah dalam fase permulaan :
1. Batasan dari organisasi yang terkena dampak
2. Mengkonfirmasi tata kelola dan mendukung kerangka kerja
3. Mendefinisikan dan mendikirikan tim dan organisasi perusahaan
4. Indentifikasi dan mendirikan prinsip arsitektur
5. Menyesuaikan TOGAF dan jika beberapa, pilihan kerangka arsitektur yang
lainnya
6. Mengimplementasi alat arsitektur
2. Visi Arsitektur (Fase A)
o Mendesripsikan tahap awal dari sebuah siklus pengembangan arsitektur.
Yang termasuk informasi tentang mendefinisikan batasan, identifikasi
stakeholder, membuat visi arsitektur dan mendapatkan persetujuan
o Membuat visi arsitektur :
- Visi dari arsitektur menyediakan sponsor dengan kunci untuk
mengusulkan keuntungan dari kemampuan untuk stakeholder dan
membuat keputusan dengan perusahaan.
- Visi arsitektur mendeskripsikan bagaimana kemampuan baru akan
bertemu dengan tujuan dan strategi bisnis serta ditujukan untuk
stakeholder ketika diimplementasikan.
- Visi arsitektur menyediakan potongan pertama, tingkatan tinggi yang
mendeskripsikan dasar dan target dari domain arsitektur, bisnis, data,
aplikasi, dan teknologi.
o Skenario bisnis :
1. Problem : identifikasi, dokumentasi, dan menentukan peringkat masalah
2. Environment : identifikasi lingkungan bisnis dan teknikal dari scenario dan
dokumentasi model scenario
3. Objectives : identifikasi dan dokumentasi dari objek yang diinginkan
4. Human Actors : identifikasi Siapa saja yang berpartisipasi
5. Computer Actors : identifikasi actor komputer dan mode teknologi
6. Roles and Responsibilities : identifikasi dan dokumentasi role dan tanggung
jawab.
7. Refine : memeriksa untuk suatu tujuan dan dihilangkan jika memungkinkan
o Langkah dari fase ini :
1. Mendirikan proyek arsitektur
2. Identifikasi stakeholder, perusahaan dan kebutuhan bisnis
3. Menyetujui dan meneliti tujuan bisnis, bisnis driver, dan kendala
4. Mengevaluasi kemampuan bisnis
5. Menilai kesiapan untuk perubahan bisnis
6. Menentukan batasan
7. Menyetujui dan meneliti dari prinsip arsitektur, termasuk prinsip bisnis
8. Mengembangkan visi arsitektur
9. Mendefinisikan target dari nilai arsitektur
10. Mengidentifikasi resiko perubahan bisnis dan aktifitas migrasi
11. Mengembangkan pernyataan dari pekerjaan arsitektur; aman dan
disetujui
3. Arsitektur bisnis (Fase B)
o Mendeskripsikan pengembangan arsitektur bisnis untuk mendukung
persetujuan visi arsitektur
o Pemodelan bisnis
- Pemodelan bisnis harusnya merupakan ekstemsi logical dari bisnis
scenario dari visi arsitektur, jadi arsitektur bisa dipetakan dari level
kebutuhan bisnis yang tinggi hingga yang rendah dan di detailkan.
- Macam – macam dari alat pemodelan dan teknik mungkin
dipekerjakan :
1. Model aktivitas : bisa juga disebut model bisnis proses yaitu
menjelaskan tentang fungsi terkait dengan aktivitas bisnis
perusahaan, data dan pergantian informasi antara aktifitas
2. Model use case : dapat mendeskripsikan bisnis proses lain atau
fungsi dari sistem tergantung dari fokus modelnya dimana
3. Model class : menjelaskan tentang informasi static dan hubungan
antar informasi
o Gudang arsitektur
- Mendukung kontinum perusahaan adalah konsep dari sebuah
gudang arsitektuy yang mana bisa digunakan pada kelas yang
berbeda di tingkatan yang berbeda dari abstraksi yang dibuat oleh
ADM.
- Komponen utamanya adalah :
1. Architecture metamodel : deskripsi kesesuaian aplikasi organisasi
dari sebuah kerangka arsitektur, termasuk dari metamodel untuk
konten arsitektur.
2. Architecture capability : mendefinisikan parameter, struktur dan
proses yang mendukung tata kelola dari gudang arsitektur
3. Architecture landscape : menunjukan tampilan arsitektur dari
building bloks yang digunakan dengan organisasi jaman sekarang.
4. Standards information base : menangkap standar dengan
arsitektur baru, yang mana termasuk dalam standar industry, produk
pilihan dan layanan dari supplier.
5. References library : menyediakan pedoman, template, pola, dan
bentuk lain.
6. Governance log : menyediakan sebuah rekaman aktifitas tata
kelola dari perusahaan
o Langkah dari fase ini :
1. Pilih model referensi, sudut pandang dan alat
2. Kembangkan dasar dari arsitektur bisnis
3. Kembangkan deskripsi dari arsitektur bisnis yang dituju
4. Lakukan gap analisis
5. Menjelaskan komponen dari roadmap
6. Menyelesaikan dampak dari arsitektur
7. Mengadakan review stakeholder secara formal
8. Menyelesaikan bisnis arsitektur
9. Membuat dokumen pendefinisian arsitektur

4. Arsitektur Sistem Informasi (Fase C)


o Mendeskripsikan dari pengembangan sistem informasi arsitektur untuk
sebuah objek arsitektur, termasuk dalam pengembangan arsitektur data dan
aplikasi.
o Data dari bagian arsitektur fase C :
- Mengembangkan data target yang memungkinkan bisnis arsitektur
dan visi arsitektur ketika ditujukan untuk permintaan untuk
pekerjaan arsitektur dan kepentingan stakeholder.
- Identifikasi kandidat roadmap arsitektur berdasarkan dasar dan
target data arsitektur.
o Langkah dari fase C :
1. Pilih model referensi, sudut pandang dan alat
2. Kembangkan dasar dari arsitektur bisnis
3. Kembangkan deskripsi dari arsitektur bisnis yang dituju
4. Lakukan gap analisis
5. Menjelaskan komponen dari roadmap
6. Menyelesaikan dampak dari arsitektur
7. Mengadakan review stakeholder secara formal
8. Menyelesaikan bisnis arsitektur
9. Membuat dokumen pendefinisian arsitektur
5. Arsitektur Teknlogi (Fase D)
o Menjelaskan mengenai pengembangan dari teknologi arsitektur untuk
sebuah proyek arsitektur.
o Langkah dalam Fase D :
1. Pilih model referensi, sudut pandang dan alat
2. Kembangkan dasar dari arsitektur bisnis
3. Kembangkan deskripsi dari arsitektur bisnis yang dituju
4. Lakukan gap analisis
5. Menjelaskan komponen dari roadmap
6. Menyelesaikan dampak dari arsitektur
7. Mengadakan review stakeholder secara formal
8. Menyelesaikan bisnis arsitektur
9. Membuat dokumen pendefinisian arsitektur

6. Peluang dan Solusi (Fase E)


o Peluang dan solusi melakukan perencanaan implementasi awal dan
identifikasi kendaraan pengiriman untuk arsitektur yang ditentukan dalam
fase sebelumnya.
o Langkah dalam fase E :
1. Menentukan atribut perusahaan utama
2. Menentukan kendala bisnis pada implementasi
3. Mengkaji hasil analisis kesenjangan dari fase B ke D
4. Mengkaji persyaratan yang berhubungan dengan fungsi bisnis
5. Mengkonsolidasikan dan merekonsiliasi persyaratan interoperabilitas
6. Memperbaiki dan memvalidasi dependensi
7. Mengkonfirmasi kesiapan dan risiko untuk transformasi bisnis
8. Merumuskan implementasi dan strategi migrasi
9. Mengidentifikasi dan mengelompokkan pekerjaan utama
10. Identifikasi arsitektur transisi
11. Membuat peta jalan arsitektur dan implementasi serta rencana migrasi

7. Perencanaan Migrasi (Fase F)


o Membahas formulasi sekumpulan urutan arsitektur transisi dengan
implementasi yang mendukung dan rencana migrasi
o Langkah dalam fase F :
1. Mengkonfirmasi interaksi manajemen framework untuk implementasi dan
rencana migrasi
2. Menetapkan nilai bisnis untuk setiap paket kerja
3. Memperkirakan kebutuhan sumber daya, waktu pengerjaan proyek, dan
ketersediaan kendaraan pengiriman
4. Memprioritaskan proyek migrasi melalui pelaksanaan penliaian biaya dan
validasi resiko
5. Mengkonfirmasikan roadmap arsitektur dan meningkatkan dokumen
definisi arsitektur
6. Menggabungkan implementasi dan perencanaan dari migrasi
7. Melengkapi siklus pengembangan arsitektur dan dokumen pembelajaran

8. Implementasi Tata Kelola (Fase G)


o Melakukan pengawasan implementasi pada arsitektur
o Fase G membangun koneksi antara arsitektur dan organisasi implementasi
melalui kontrak arsitektur.
o Detail proyek sedang dikembangkan, termasuk:
1. Nama, deskripsi, dan tujuan
2. Ruang lingkup, hasil kerja, dan kendala
3. Ukuran efektivitas
4. Kriteria kinerja
5. Resiko dan masalah
o Tata kelola implementasi terkait erat dengan tata kelola arsitektur secara
keseluruhan
9. Manajemen Perubahan Arsitektur
o Tujuan :
Pastikan bahwa siklus hidup arsitektur dipertahankan
-
-
Pastikan Kerangka Tata Kelola Arsitektur dijalankan
-
Pastikan Kemampuan Arsitektur Perusahaan memenuhi
persyaratan saat ini
o Langkah-langkah Utama
- Menetapkan Proses Realisasi Nilai
- Menyebarkan Alat Pemantau
- Mengelola Risiko
- Menyediakan Analisis untuk Manajemen Perubahan Arsitektur
- Mengembangkan Persyaratan Perubahan untuk Memenuhi
Target Kinerja
- Mengelola Proses Tata Kelola
- Aktifkan Proses untuk Menerapkan Perubahan

10. Requirement Management


o Tujuan
- Pastikan bahwa proses Manajemen Persyaratan dipertahankan
dan beroperasi untuk semua fase ADM yang relevan
- Kelola persyaratan arsitektur yang diidentifikasi selama
pelaksanaan siklus ADM atau fase
- Pastikan bahwa persyaratan arsitektur yang relevan tersedia
untuk digunakan oleh
- setiap fase saat fase dieksekusi

E. Applying Iteration to the ADM


 Architecture Context memungkinkan mobilisasi awal kegiatan arsitektur
dengan menetapkan pendekatan, prinsip, ruang lingkup, dan visi arsitektur.
 Architecture Definition memungkinkan pembuatan konten arsitektur dengan
bersepeda melalui fase Arsitektur Bisnis, Sistem Informasi, dan
Teknologi. Iterasi ini juga memungkinkan uji kelayakan dan kelayakan untuk
dilakukan dengan melihat peluang dan perencanaan migrasi.
 Transition Planningmendukung pembuatan peta jalan perubahan formal
untuk arsitektur yang ditentukan.
 Architecture Governance mendukung tata kelola kegiatan perubahan yang
berkembang menuju Arsitektur Target yang ditetapkan.
 Architecture Goverance adalah orientasi dari aristektur perusahaan dan arsitektur
lainnya yang dikelola dan dikendalikan pada perusahaan yang berkembang. Yang
mencangkup, kontrol sistem dan pemantauan, memastikan standart internal dan
eksternal, mendukung manajemen yang efektif, memastikan akutanbilitas pada
pemangku keputusan
 Architecture Governance Framework Structure conceptual Secara konseptual, tata
kelola arsitektur adalah pendekatan, serangkaian proses, orientasi budaya, dan
serangkaian tanggung jawab yang dimiliki yang memastikan integritas dan efektivitas
arsitektur organisasi. Kerangka Tata Kelola Arsitektur adalah bagian integral dari
Enterprise Continuum, dan mengelola semua konten yang relevan baik untuk arsitektur
itu sendiri maupun untuk proses tata kelola arsitektur.
 Architecture Governance Framework Organizational Structure praktik dan orientasi
di mana arsitektur perusahaan dan arsitektur lainnya dikelola dan dikendalikan. Untuk
memastikan bahwa pengendalian ini efektif dalam organisasi, perlu dibentuk struktur
organisasi yang benar untuk mendukung semua kegiatan tata kelola.

Anda mungkin juga menyukai