Anda di halaman 1dari 307

LAMPIRAN A NERACA MASSA A-1

LAMPIRAN A
NERACA PANAS

Pabrik beroperasi selama 330 hari dalam 1 tahun, dengan kapasitas produksi cumene
sebesar 30.000 ton/tahun.

Kapasitas produksi cumene = 30.000 × × × = 3.787,88

Basis Perhitungan = 1.000 kg/jam propilen


Pada perhitungan ini digunakan perhitungan dengan alur maju dengan
menggunakan basis perhitungan. Hal ini dikarenakan untuk mempermudah
menentukan jumlah bahan yang akan direcycle kembali.

A.1. Perhitungan Neraca Massa Berdasarkan Basis 1.000 kg/jam propilene


dengan Recycle.
Cumene diproduksi dari proses alkilasi menggunakan bantuan katalis QZ-2000 dengan
konversi reaksi 99% dan selektivitas reaksi 31:1. Spesifikasi bahan baku yang
digunakan disajikan dalam Tabel A.1dan A.2 sebagai berikut :

Tabel A.1. Komponen dalam Propilene


Komponen % Berat kg/jam Kmol/jam
Propilene 99,4 % 994 23,667
Propana 0,6 % 6 0,136

Reaksi yang terjadi adalah :


C3H6 + C6H6 C6H5-C3H7
Perbandingan mol antara propilene dan benzene untuk umpan reaktor adalah 1:2

Tabel A.2. Komponen dalam Benzene


Komponen % Berat kg/jam Kmol/jam
Benzene 99,9 % 3718,699 47,606
Toluena 0,1 % 3,722 0,0404

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-2

Perhitungan awal dengan recycle yang berasal dari menara distilasi I


Benzene : 1.931,2675 kg/jam
Toluena : 1,6988 kg/jam
Cumene : 19,6827 kg/jam

A.1.1. Reaktor (R-210)


Pada reaktor (R-210), berlangsung reaksi alkilasi antara propilene dan benzene
menjadi cumene dengan menggunakan bantuan QZ-2000.
Reaksi yang terjadi :
C3H6 + C6H6 C6H5-C3H7
Propilene + Benzene Cumene

C3H6 + C6H5-C3H7 C3H7-C6H4-C3H7


Propilene + Cumene DIPB

Konversi Reaksi : 99%


Selektivitas antara reaksi utama dan samping adalah 31:1

Propilene, Propana, Propilene, Propana, Cumene


Reaktor
Toluena, Benzene, Cumene R-120 Benzene, Toluena, DIPB
(dari furnace dan vaporizer) (ke heater)

Bahan Masuk
Bahan masuk reaktor merupakan gross feed (campuran antara feed dan recycle) berupa
campuran uap propilene, propana, toluena, benzene,cumene dari furnace dan menara
distilasi (D-210)
Laju alir dan komposisi gross feed disajikan pada Tabel A.3 sebagai berikut :
Laju alir gross feed = 4.734,919 kg/jam.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-3

Tabel A.3. Laju Alir Komponen Masuk Reaktor


No Komponen Fraksi Massa Laju Alir (kg/jam)
1. Propilene 0,20993 994,0000
2. Propana 0,00127 6,0000
3. Benzene 0,78386 3.711,5360
4. Toluena 0,00078 3,7152
5. Cumene 0,00416 19,6827
Total 1,00000 4.734,9195

/
- Komponen Propilene = , /
= 23,6211 kmol/jam
/
- Komponen Propana = , /
= 0,1361 kmol/jam
. , /
- Komponen Benzene = , /
= 47,5144 kmol/jam
, /
- Komponen Toluena = , /
= 0,0403 kmol/jam
, /
- Komponen Cumene = , /
= 0,163 kmol/jam

Didalam reaktor, gross feed mengalami reaksi alkilasi dengan konversi reaksi 1
sebesar 99% mol dan konversi reaksi 2 adalah sebesar 90%

Reaksi 1
Senyawa yang bereaksi adalah propylene dan benzene.
Propilene : × 23,7572 kmol/jam × = 22,7846 kmol/jam

Benzene : × 22,7846 kmol/jam = 22,7846 kmol/jam

Cumene : × 22,7846 kmol/jam = 22,7846 kmol/jam

C3H6 + C6H6 C6H5-C3H7


Mula-mula : 23,7572 47,6636 0,6458
Reaksi : 22,7846 22,7846 22,7846
Sisa : 0,9726 24,7701 22,9483

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-4

Reaksi 2
Senyawa yang bereaksi adalah propylene dan cumene
Propilene : × 0,9726 kmol/jam × = 0,0274 kmol/jam

Cumene : × 0,0274 kmol/jam = 0,0274 kmol/jam

DIPB : × 0,0274 kmol/jam = 0,0274 kmol/jam

C3H6 + C6H5-C3H76 C3H7-C6H4-C3H7


Mula-mula : 0,9726 22,9483
Reaksi : 0,0274 0,0274 0,0274
Sisa : 0,9452 22,9210 0,0274

Bahan Keluar
Hasil dari reaktor berupa campuran uap (propilene, propana, benzene,toluena, cumene
dan DIPB) dialirkan menuju alat expander.
- Mol campuran propilen dan propana = 0,9452 kmol/jam
BM campuran = (BM.Propana × X.Propana ) + (BM.Propilen × X.Propilen)
BM campuran = (44,097 × 0,004) + (42,081 × 0,996)
BM campuran = 42,0891
Massa campuran = Mol campuran × BM campuran
Massa campuran = 39,7828 kg/jam
- Mol campuran benzene dan toluena = 24,7701 mol/jam
BM campuran = (BM.Benzene × X.Benzene ) + (BM.Toluena × X.Toluena)
BM campuran = (78,114 × 0,999) + (92,141 × 0,001)
BM campuran = 78,128
Massa campuran = Mol campuran × BM campuran
Massa campuran = 1.935,24 kg/jam
- Komponen Propilene = X. Propilene × Massa campuran
= 0,996 × 39,7828 kg/jam
= 39,6237 kg/jam
- Komponen Propana = X. Propana × Massa campuran
= 0,004 × 39,7828 kg/jam

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-5

= 0,1591 kg/jam
- Komponen Benzena = X. Benzene × Massa campuran
= 0,999 × 1.935,24 kg/jam
= 1.933,3004 kg/jam
- Komponen Toluena = X. Toluena × Massa campuran
= 0,001 × 1.935,24 kg/jam
= 1,9352 kg/jam
- Komponen Cumene = 22,9210 kmol/jam
= (22,9210 kmol/jam) × (120,19 kg/kmol)
= 2.755,4698 kg/jam
- Komponen DIPB = 0,0274 kmol/jam
= (0,0274kmol/jam) × (162,28 kg/kmol)
= 4,4312 kg/jam.

Tabel A.4. Neraca Massa Reaktor (R-120)


Komponen Masuk (kg/jam) Komponen Keluar (kg/jam)
Dari Furnace (Q-110) dan Vaporizer Ke Heater (E-122)
(V-216)
Propilene 994,0000 Propilene 39,6237
Propana 6,0000 Propana 0,1591
Benzene 3.711,5360 Benzene 1933,3004
Toluena 3,71525 Toluena 1,9352
Cumene 19,6827 Cumene 2755,4698
DIPB - DIPB 4,4312
Total 4.734,9195 Total 4.734,9195

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-6

A.1.2. Separator Drum (H-124)


Pada Separator Drum, larutan (benzene, toluena, cumene, DIPB) hasil pengembunan
kondensor dipisahkan dari gas propilene dan propana.

Propilene, Propana, Benzene, Toluena


(ke tangki penyimpanan)

Propilene, Propana, Benzene, Toluene


Separator
Toluena, Benzene, Cumene Drum (H-124) Cumene, DIPB
DIPB ( ke menara distilasi )
( dari kondensor)

Bahan Masuk
Bahan masuk Separator Drum berasal dari kondensor berupa campuran gas dan cairan
yang mempunyai laju dan komposisi yang sama dengan bahan keluar dari reaktor,
karena selama pengaliran bahan dari reaktor ke Separator Drum tidak mengalami
perubahan massa.
- Komponen Propilene = 39,6237 kg/jam
- Komponen Propana = 0,1591 kg/jam
- Komponen Benzena = 1.933,3004 kg/jam
- Komponen Toluena = 1,9352 kg/jam
- Komponen Cumene = 2.755,4698 kg/jam
- Komponen DIPB = 4,4312 kg/jam
Total = 4.734,9195 kg/jam

Bahan Keluar
Hasil perhitungan laju alir dan aliran gas propilen dan propena keluar dari Separator
Drum.
• Laju alir gas propilen 94,3% = 42 kg/jam
- Komponen Propilene = 39,6237 kg/jam
- Komponen Propana = 0,1591 kg/jam
- Komponen Benzene = 2 kg/jam

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-7

- Komponen Toluena = 0,2172 kg/jam

• Laju alir larutan


Laju alir dari larutan hasil pemisahan Separator Drum dihitung dengan neraca
massa Separator Drum.
Laju alir bahan masuk = Laju alir bahan keluar
Laju alir bahan masuk = Laju alir gas propilen 94,3 % + Laju alir larutan
4.734,9195 kg/jam = 42 kg/jam + Laju alir larutan
Laju alir larutan = (4.734,9195 - 40) kg/jam = 4.692,9195 kg/jam
- Komponen Benzena = (1.933,3004 – 2,000) kg/jam = 1931,3004 kg/jam
- Komponen Toluena = (1,9352 – 0,2171) kg/jam = 1,7181 kg/jam
- Komponen Cumene = 2.755,4698 kg/jam
- Komponen DIPB = 4,4312 kg/jam
Total = 4.692,9195 kg/jam

Tabel A.5. Neraca Massa Separator Drum


Komponen Masuk (kg/jam) Komponen Keluar (kg/jam)
Dari Kondensor (E-123) Ke Tangki Penyimpanan (F-125)
Propilene 39,6237 Propilene 39,6237
Propana 0,1591 Propana 0,1591
Benzene 1933,3004 Benzene 2,0000
Toluena 1,9352 Toluena 0,2172
Cumene 2755,4698 Ke Menara Distilasi (D-210)
DIPB 4,4312 Benzene 1.931,3004
Toluena 1,7181
Cumene 2755,4698
DIPB 4,4312
Total 4.734,9195 Total 4.734,9195

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-8

A.1.3. Menara Distilasi


Pada menara distilasi, larutan (benzene,toluena,cumene, Diisopropil-benzene) hasil
Separator Drum dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didihnya.

Kondensor

Hasil Atas (D)

Feed (F) Menara


Distilasi

Reboiler

Hasil Bawah (W)

Bahan Masuk
Bahan masuk menara distilasi merupakan larutan hasil pemisahan pada Separator
Drum.
Feed (F) = 4.692,9195 kg/jam
- Komponen Benzena = 1.931,3004 kg/jam
- Komponen Toluena = 1,7181 kg/jam
- Komponen Cumene = 2.755,4698 kg/jam
- Komponen DIPB ( Diisopropil-benzene) = 4,4312 kg/jam

Bahan Keluar
Hasil Bawah (W)
Hasil bawah menara distilasi merupakan produk cumene dengan kemurnian 99,8 %.
Hasil perhitungan laju komposisi produk cumene adalah sebesar :
W = laju produk cumene 99,83 % = 2.740,2705 kg/jam
- Komponen Benzena = 0,000012 × 2.740,2705 = 0,0329 kg/jam
- Komponen Toluena = 0,000007 × 2.740,2705 = 0,0192 kg/jam

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-9

- Komponen Cumene = 0,9983 × 2.740,2705 = 2.735,7871 kg/jam


- Komponen DIPB = 0,0016 × 2.740,2705 = 4,4312 kg/jam

1. Perhitungan Suhu didih (Tbubble) Hasil Bawah Menara Distilasi


Suhu didih dari hasil bawah menara distilasi dihitung berdasarkan pada komposisi
hasil bawah menara distilasi yaitu komposisi dari produk cumene 99,83 % Hasil
perhitungan suhu didih hasil bawah menara distilasi digunakan untuk menentukan
suhu embun dan menghitung komposisi dari hasil atas menara distilasi sebagai aliran
recycle. Untuk menghitung suhu didih hasil bawah menara distilaasi maka diperlukan
fraksi mol produk cumene Spesifikasi produk benzene recycle yang dihasilkan
disajikan pada tabel A.6

Tabel A.6.Fraksi Mol an Massa Hasil Bawah Menara Distilasi


Komponen Fraksi Massa Fraksi Mol
Benzene 0,000012 0,0000185
Toluena 0,000007 0,0000092
Cumene 0,9983 0,9987741
DIPB 0,00168 0,0011982

• Menghitung tekanan uap murni setiap komponen (Po)


Tekanan uap murni setiap komponen dari hasil bawah menara distilasi dihitung
dengan menggunakan persamaan Antoine:
Log Po = A + + C × log (T) + D × T + E + T2

Dimana :
Po = Tekanan uap murni komponen (mmHg)
T = Suhu (K)
Data A, B, C, D, dan E diperoleh dari Yaw’s Handbook (1990) dan disajikan pada
Tabel A.7 sebagai berikut:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-10

Tabel A.7. Data untuk Menghitung Tekanan Uap Murni


Komponen A B C D E
Benzene 31,772 -2725,4 -8,4443 -5,3534E-09 2,7187E-06
Toluene 34,077 -3037,9 -9,1635 1,0289E-11 2,7035E-06
Cumene -0,9234 -2955,8 7,1685 -2,5369E-02 1,4858E-05
DIPB 31,844 -3809,9 -7,8983 8,3393E-11 8,1613E-07

• Trial suhu didih


Trial : Tbubble = 153,46 = 426,46 K
Contoh perhitungan tekanan uap komponen benzene pada Tbubble = 426,46 K
Log Po = A + + C × log (T) + D × T + E + T2
− ,
Log Po = 31,772 + ,
) + (-8,443) × log (426,46) + (-5,353.10-9 × 426,46) +

(-7187.10-6 + 426,46)
Po = 4658,11 mmHg

Tekanan uap murni komponen toluena, cumene dan diisopropylbenzene dihitung


dengan cara yang analog dengan contoh perhitungan tekanan uap murni komponen
benzene. Hasil perhitungan tekanan uap murni setiap komponen pada Tbuble =
153,46°C
- Po Benzene = 4.658,11 mmHg
- Po Toluena = 2.219,54 mmHg
- Po Cumene = 193,678 mmHg
- Po diisopropyl-benzene = 760,68 mmHg
-
• Cek trial
Konstanta kesetimbangan cair-uap (K) untuk setiap komponen dengan cumene
dijadikan sebagai dasar untuk menghitung volatilitas relatif dari setiap komponen
dalam hasil atas menara distilasi. Trial dianggap cocok apabila satu per jumlah dari
fraksi mol dikali dengan volatilitas relatif (1/Σ(xi.αi)) sama dengan konstanta
kesetimbangan uap-cair (k) komponen cumene. Hasil perhitungan untuk cek trial
komposisi hasil dasar menara distilasi disajikan pada Tabel A.8 sebagai berikut:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-11

Tekanan (P) = 1 atm = 760 mmHg

Tabel A.8. Hasil Perhitungan untuk Cek Trial Suhu Embun Hasil Atas Menara
Distilasi
Komponen x Po (mmHg) K = Po/P α x. α y =x.k
Benzene 0,0000185 4658,107 6,1291 6,124 0,00011 0,000113
Toluene 0,0000092 2219,535 2,9204 2,918 0,00003 0,000027
DIPB 0,0011982 193,6778 0,2548 0,255 0,00031 0,000305
Cumene 0,9987741 760,6802 1,0009 1,000 0,99877 0,999555
Total 1 K cumene sebagai dasar 0,99922 1,0000

K cumene = (1/Σ(xi.αi)) = 1,0009 (Trial Cocok)


Jadi suhu didih hasil bawah menara distilasi pada tekanan 1 atm adalah 153,46oC

Hasil Atas (D)


Hasil atas menara distilasi akan dialirkan ke alat vaporizer untuk kemudian akan
dialirkan menuju reaktor sebagai aliran recycle bersama dengan aliran fresh feed. Hasil
perhitungan laju komposisi recycle adalah sebesar :
D = laju feed – laju produk cumene
D = 4.692,9195 - 2.740,2705 = 1.952,6490 kg/jam.
- Komponen Benzena = 0,9891 × 1.952,6490 = 1.931,2675 kg/jam
- Komponen Toluena = 0,0009 × 1.952,6490 = 1,6988 kg/jam
- Komponen Cumene = 0,0101 × 1.952,6490 = 19,6827 kg/jam

2. Perhitungan Suhu Embun (Tdew) Hasil Atas Menara Distilasi


Suhu embun dari hasil atas menara distilasi dihitung berdasarkan pada komposisi
hasil atas menara distilasi yaitu komposisi dari produk benzene recycle . Untuk
menghitung suhu embun hasil atas menara distilaasi maka diperlukan fraksi mol
produk benzene recycle . Spesifikasi produk benzene recycle yang dihasilkan disajikan
pada tabel A.9

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-12

Tabel A.9. Fraksi Mold an Massa Hasil Atas Menara Distilasi


Komponen Fraksi Massa Fraksi Mol
Benzene 0,9891 0,9927
Toluene 0,0009 0,0007
Cumene 0,0101 0,0066

• Menghitung tekanan uap murni setiap komponen (Po)


Trial Tdew = 82,28°C = 355,28 K
Tekanan uap murni setiap komponen dari hasil atas menara distilasi dihitung
dengan menggunakan persamaan (1) pada suhu didih (Tdew) = 82,28. Tekanan uap
murni komponen benzene, toluena dan cumene dihitung dengan cara yang analog
dengan contoh perhitungan tekanan uap murni komponen benzene pada bagian
A.7. Hasil perhitungan tekanan uap murni setiap komponen pada Tdew = 82,28°C:
- Po Benzene = 805,834 mmHg
- Po Toluena = 312,875 mmHg
- Po Cumene = 79,996 mmHg

• Cek trial
Konstanta kesetimbangan cair-uap (K) untuk setiap komponen dengan cumene
dijadikan sebagai dasar untuk menghitung volatilitas relatif dari setiap komponen
dalam hasil atas menara distilasi. Trial dianggap cocok apabila jumlah dari fraksi
mol uap dibagi dengan volatilitas relatif (Σyi/αi) sama dengan konstanta
kesetimbangan uap-cair (k) komponen cumene. Hasil perhitungan untuk cek trial
suhu embun hasil atas menara distilasi disajikan pada Tabel A.10 sebagai berikut:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-13

Tabel A.10.Hasil Perhitungan Cek Trial Suhu Embun Hasil Atas Menara Distilasi

Komponen Y Po (mmHg) K = Po/P α y/α x = y/K


Benzene 0,9927 805,8341 1,0603 10,0735 0,0985 0,9362
Toluena 0,0007 312,8748 0,4117 3,9111 0,00018 0,0018
Cumene 0,0066 79,99583 0,1053 1 0,00624 0,0625
Total 1 K cumene sebagai dasar 0,1053 1,000
K cumene = ∑ = 0,1053 (Trial Cocok)

Jadi suhu embun hasil atas menara distilasi pada tekanan 1 atm adalah 82,28oC.

Tabel A.11. Neraca Massa Menara Distilasi


Komponen Masuk (kg/jam) Komponen Keluar (kg/jam)
Dari Separator Drum (H-124) Ke Vaporizer (V-216)
Benzene 1.931,3004 Benzene 1931,2675
Toluena 1,7181 Toluena 1,6988
Cumene 2755,4698 Cumene 19,6827
DIPB 4,4312 Ke Tangki Penyimpanan Cumene (F-
222)
Benzene 0,0329
Toluena 0,0192
Cumene 2735,7871
DIPB 4,4312
Total 4.692,9195 4.692,9195

A.2. Perhitungan Neraca Massa Berdasarkan Kapasita Produksi 30.000/tahun

Kapasitas produksi per jam dengan kemurnian 0,9983 :

= 30.000 × × × = 3.787,88

Perhitungan dengan basis 1.000 kg/jam fresh feed propilen didapatkan produk cumene
sebesar 2.740,9195 kg/jam. Untuk mendapatkan produk sebesar 3.787,88 kg/jam maka
scale up yang perlu dilakukan adalahh :

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-14

/ . ,
= = 1,3823
/ . ,

Faktor scale – up merupakan faktor yang harus dikalikan dengan tiap – tiap alur dalam
neraca massa untuk mendapatkan neraca massa aktual.
Jumlah produk recycle yang berasal dari menara distilasi sesuai dengan kapasitas
produksi adalah :
Benzene : 2.669,5911 kg/jam
Toluena : 2,3748kg/jam
Cumene : 27,2074 kg/jam

A.2.1. Reaktor (R-210)


Pada reaktor (R-210), berlangsung reaksi alkilasi antara propilene dan benzene
menjadi cumene dengan menggunakan bantuan QZ-2000.
Reaksi yang terjadi :
C3H6 + C6H6 C6H5-C3H7
Propilene + Benzene Cumene

C3H6 + C6H5-C3H7 C3H7-C6H4-C3H7


Propilene + Cumene DIPB

Konversi Reaksi : 99%


Selektivitas antara reaksi utama dan samping adalah 31:1

Propilene, Propana, Propilene, Propana, Cumene


Reaktor
Toluena, Benzene, Cumene R-120 Benzene, Toluena, DIPB
(dari furnace dan vaporizer) (ke heater)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-15

Bahan Masuk
Bahan masuk reaktor merupakan gross feed (campuran antara feed dan recycle) berupa
campuran uap propilene, propana, toluena, benzene,cumene dari furnace dan menara
distilasi
Laju alir dan komposisi gross feed disajikan pada Tabel A.12 sebagai berikut :
Laju alir gross feed = 6.545.0792 kg/jam.

Tabel A.12. Laju Alir Komponen Masuk Reaktor


No Komponen Fraksi Massa Laju Alir (kg/jam)
1. Propilene 0,20993 1.374,0062
2. Propana 0,00127 8,2938
3. Benzene 0,78386 5.130,4562
4. Toluena 0,00078 5,13559
5. Cumene 0,00416 27,2074
Total 1,00000 6545,0792

. , /
- Komponen Propilene = = 32,6515 kmol/jam
, /
, /
- Komponen Propana = , /
= 0,1881 kmol/jam
. , /
- Komponen Benzene = , /
= 65,6791 kmol/jam
, /
- Komponen Toluena = , /
= 0,0557 kmol/jam
, /
- Komponen Cumene = , /
= 0,2263 kmol/jam

Didalam reaktor, gross feed mengalami reaksi alkilasi dengan konversi reaksi 1
sebesar 99% mol dan konversi reaksi 2 adalah sebesar 90%

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-16

Reaksi 1
Senyawa yang bereaksi adalah propilene dan benzene
Propilene : × 32,8395 kmol/jam × = 31,4952 kmol/jam

Benzene : × 31,4952 kmol/jam = 31,4952 kmol/jam

Cumene : × 31,4952 kmol/jam = 31,4952 kmol/jam

C3H6 + C6H6 C6H5-C3H7


Mula-mula : 32,8395 65,7348 0,2263
Reaksi : 31,4952 31,4952 31,4952
Sisa : 1,3444 34,2396 31,7215

Reaksi 2
Senyawa yang bereaksi adalah propilene dan cumene
Propilene : × 0,13444 kmol/jam × = 0,0378 kmol/jam

Cumene : × 0,0378 kmol/jam = 0,0378 kmol/jam

DIPB : × 0,0378 kmol/jam = 0,0378 kmol/jam

C3H6 + C6H5-C3H76 C3H7-C6H4-C3H7


Mula-mula : 1,3444 31,7215
Reaksi : 0,0378 0,0378 0,0378
Sisa : 1,3066 31,6837 0,0378

Bahan Keluar
Hasil dari reaktor berupa campuran uap (propilene, propana, benzene,toluena, cumene
dan DIPB) dialirkan menuju alat expander.
- Mol campuran propilen dan propana = 1,3066 kmol/jam
BM campuran = (BM.Propana × X.Propana ) + (BM.Propilen × X.Propilen)
BM campuran = (44,097 × 0,004) + (42,081 × 0,996)
BM campuran = 42,0891
Massa campuran = Mol campuran × BM campuran

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-17

Massa campuran = 54,99182 kg/jam


- Mol campuran benzene dan toluena = 34,7215 mol/jam
BM campuran = (BM.Benzene × X.Benzene ) + (BM.Toluena × X.Toluena)
BM campuran = (78,114 × 0,999) + (92,141 × 0,001)
BM campuran = 78,128
Massa campuran = Mol campuran × BM campuran
Massa campuran = 2.675,076 kg/jam
- Komponen Propilene = X. Propilene × Massa campuran
= 0,996 × 54,99182 kg/jam
= 54,7719 kg/jam
- Komponen Propana = X. Propana × Massa campuran
= 0,004 × 54,99182 kg/jam
= 0,2200 kg/jam
- Komponen Benzena = X. Benzene × Massa campuran
= 0,999 × 2.675,076 kg/jam
= 2.672,4001 kg/jam
- Komponen Toluena = X. Toluena × Massa campuran
= 0,001 × 2.675,076 kg/jam
= 2,6751 kg/jam
- Komponen Cumene = 31,6837 kmol/jam
= (31,6837 kmol/jam) × (120,19 kg/kmol)
= 3.808,8859 kg/jam
- Komponen DIPB ( Diisopropil-benzene) = 0,0378 kmol/jam
= (0,0378 kmol/jam) × (162,28
kg/kmol) = 6,1253 kg/jam.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-18

Tabel A.13. Neraca Massa Reaktor


Komponen Masuk (kg/jam) Komponen Keluar (kg/jam)
Dari Furnace (Q-110) dan Vaporizer Ke Heater (E-122)
(V-216)
Propilene 1.374,0062 Propilene 54,7719
Propana 8,2938 Propana 0,2200
Benzene 5.130,4562 Benzene 2672,4011
Toluena 5,13559 Toluena 2,6751
Cumene 27,2074 Cumene 3808,8859
DIPB - DIPB 6,1253
Total 6.545,0792 Total 6.545,0792

A.2.2. Separator Drum


Pada Separator Drum, larutan (Benzene, Toluena, Cumene, DIPB) hasil pengembunan
kondensor dipisahkan gas propilene dan propana.

Propilene, Propana, Benzene, Toluena


(ke tangka penyimpanan)

Propilene, Propana, Benzene, Toluene


Separator
Toluena, Benzene, Cumene Drum (H-124) Cumene, DIPB
DIPB ( ke menara distilasi )
( dari kondensor)

Bahan Masuk
Bahan masuk Separator Drum berasal dari kondensor berupa campuran gas dan cairan
yang mempunyai laju dan komposisi yang sama dengan bahan keluar dari reaktor,
karena selama pengaliran bahan dari reaktor ke Separator Drum tidak mengalami
perubahan massa.
- Komponen Propilene = 54,7719 kg/jam
- Komponen Propana = 0,2200 kg/jam
- Komponen Benzena = 2.672,4011 kg/jam

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-19

- Komponen Toluena = 2,6751 kg/jam


- Komponen Cumene = 3.808,8859 kg/jam
- Komponen DIPB = 6,1253 kg/jam
Total = 6.545,0792 kg/jam

Bahan Keluar
Hasil perhitungan laju alir dan aliran gas propilen dan propena keluar dari Separator
Drum.
• Laju alir gas propilen 94,3% = 58,0566 kg/jam
- Komponen Propilene = 54,7719 kg/jam
- Komponen Propana = 0,2200 kg/jam
- Komponen Benzene = 2,7646 kg/jam
- Komponen Toluena = 0,3002 kg/jam
• Laju alir larutan
Laju alir dari larutan hasil pemisahan Separator Drum dihitung dengan neraca
massa Separator Drum.
Laju alir bahan masuk = Laju alir bahan keluar
Laju alir bahan masuk = Laju alir gas propilen 94,3 % + Laju alir larutan
6.545,0792 kg/jam = 58,0566 kg/jam + Laju alir larutan
Laju alir larutan = (6.545,0792 – 58,0566) kg/jam = 6.487,0226 kg/jam
- Komponen Benzena = (2.672,4011 – 2,7646) kg/jam = 2.669,6365 kg/jam
- Komponen Toluena = (2,6751 – 0,3002) kg/jam = 2,3749 kg/jam
- Komponen Cumene = 3.808,8859 kg/jam
- Komponen DIPB = 6,1253 kg/jam
Total = 4.692,9195 kg/jam

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-20

Tabel A.14. Neraca Massa Separator Drum


Komponen Masuk (kg/jam) Komponen Keluar (kg/jam)
Dari Kondensor (E-123) Ke Tangki Penyimpanan (F-125)
Propilene 54.7719 Propilene 54.7719
Propana 0.2200 Propana 0.2200
Benzene 2672.4011 Benzene 2.7646
Toluena 2.6751 Toluena 0.3002
Cumene 3808.8859 Ke Menara Distilasi (D-210)
DIPB 6.1253 Benzene 2669.6365
Toluena 2.3749
Cumene 3808.8859
DIPB 6.1253
Total 6.545,0792 Total 6.545,0792

A.2.3. Menara Distilasi


Pada menara distilasi, larutan (benzene,toluena,cumene, Diisopropil-benzene) hasil
Separator Drum dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didihnya.

Kondensor

Hasil Atas (D)

Feed (F) Menara


Distilasi

Reboiler

Hasil Bawah (W)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-21

Bahan Masuk
Bahan masuk menara distilasi merupakan larutan hasil pemisahan pada Separator
Drum.
Feed (F) = 6.545,0792 kg/jam
- Komponen Benzena = 2.669,6365 kg/jam
- Komponen Toluena = 2,3749 kg/jam
- Komponen Cumene = 3.808,8859 kg/jam
- Komponen DIPB = 6,1253 kg/jam

Bahan Keluar
Hasil Bawah (W)
Hasil bawah menara distilasi merupakan produk cumene dengan kemurnian 99,8 %.
Hasil perhitungan laju komposisi produk cumene adalah sebesar :
W = laju produk cumene 99,83 % = 3.787,88 kg/jam
- Komponen Benzena = 0,000012 × 3.787,88 = 0,0455 kg/jam
- Komponen Toluena = 0,000007 × 3.787,88 = 0,0266 kg/jam
- Komponen Cumene = 0,9983 × 3.787,88 = 3.781,6785 kg/jam
- Komponen DIPB = 0,00168 × 23.787,88 = 6,1253 kg/jam

1. Perhitungan Suhu didih (Tbubble) Hasil Bawah Menara Distilasi


Suhu didih dari hasil bawah menara distilasi dihitung berdasarkan pada komposisi
hasil bawah menara distilasi yaitu komposisi dari produk cumene 99,83 %. Hasil
perhitungan suhu didih hasil bawah menara distilasi digunakan untuk menentukan
suhu embun dan menghitung komposisi dari hasil atas menara distilasi sebagai aliran
recycle. Untuk menghitung suhu didih hasil bawah menara distilaasi maka diperlukan
fraksi mol produk cumene. Spesifikasi produk cumene yang dihasilkan disajikan pada
tabel A.15

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-22

Tabel A.15 Fraksi Mol dan Massa Hasil Bawah Menara Distilasi
Komponen Fraksi Massa Fraksi Mol
Benzene 0,000012 0,0000185
Toluena 0,000007 0,0000092
Cumene 0,9983 0,9987741
DIPB 0,00168 0,0011982

• Menghitung tekanan uap murni setiap komponen (Po)


Tekanan uap murni setiap komponen dari hasil bawah menara distilasi dihitung
dengan menggunakan persamaan Antoine:
Log Po = A + + C × log (T) + D × T + E + T2

Dimana :
Po = Tekanan uap murni komponen (mmHg)
T = Suhu (K)
Data A, B, C, D, dan E diperoleh dari Yaw’s Handbook (1990) dan disajikan pada
Tabel A.16. sebagai berikut:

Tabel A.16. Data untuk Menghitung Tekanan Uap Murni


Komponen A B C D E
Benzene 31,772 -2725,4 -8,4443 -5,3534E-09 2,7187E-06
Toluene 34,077 -3037,9 -9,1635 1,0289E-11 2,7035E-06
Cumene -0,9234 -2955,8 7,1685 -2,5369E-02 1,4858E-05
DIPB 31,844 -3809,9 -7,8983 8,3393E-11 8,1613E-07

• Trial suhu didih


Trial : Tbubble = 153,46 = 426,46 K
Contoh perhitungan tekanan uap komponen benzene pada Tbubble = 426,46 K
Log Po = A + + C × log (T) + D × T + E + T2
− ,
Log Po = 31,772 + ) + (-8,443) × log (426,46) + (-5,353.10-9 × 426,46) +
,

(-7187.10-6 + 426,46)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-23

Po = 4658,11 mmHg
Tekanan uap murni komponen toluena, cumene dan diisopropylbenzene dihitung
dengan cara yang analog dengan contoh perhitungan tekanan uap murni komponen
benzene. Hasil perhitungan tekanan uap murni setiap komponen pada Tbuble =
153,46°C
- Po Benzene = 4.658,11 mmHg
- Po Toluena = 2.219,54 mmHg
- Po Cumene = 193,678 mmHg
- Po DIPB = 760,68 mmHg

• Cek trial
Konstanta kesetimbangan cair-uap (K) untuk setiap komponen dengan cumene
dijadikan sebagai dasar untuk menghitung volatilitas relatif dari setiap komponen
dalam hasil atas menara distilasi. Trial dianggap cocok apabila satu per jumlah dari
fraksi mol dikali dengan volatilitas relatif (1/Σ(xi.αi)) sama dengan konstanta
kesetimbangan uap-cair (k) komponen cumene. Hasil perhitungan untuk cek trial
komposisi hasil dasar menara distilasi disajikan pada Tabel A.17. sebagai berikut:
Tekanan (P) = 1 atm = 760 mmHg

Tabel A.17. Hasil Perhitungan untuk Cek Trial Suhu Embun Hasil Atas Menara
Distilasi
Komponen x Po (mmHg) K = Po/P α x. α y =x.k
Benzene 0,0000185 4658,107 6,1291 6,124 0,00011 0,000113
Toluene 0,0000092 2219,535 2,9204 2,918 0,00003 0,000027
DIPB 0,0011982 193,6778 0,2548 0,255 0,00031 0,000305
Cumene 0,9987741 760,6802 1,0009 1,000 0,99877 0,999555
Total 1 K cumene sebagai dasar 0,99922 1,0000

K cumene = (1/Σ(xi.αi)) = 1,0009 (Trial Cocok)


Jadi suhu didih hasil bawah menara distilasi pada tekanan 1 atm adalah 153,46oC

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-24

Hasil Atas (D)


Hasil atas menara distilasi akan dialirkan ke alat vaporizer untuk kemudian akan
dialirkan menuju reaktor sebagai aliran recycle bersama dengan aliran fresh feed. Hasil
perhitungan laju komposisi recycle adalah sebesar :
D = laju feed – laju produk cumene
D = 6.487,0226 - 3.787,88 = 2.699,1467 kg/jam.
- Komponen Benzena = 0,9891 × 2.699,1467 = 2.669,5911 kg/jam
- Komponen Toluena = 0,0009 × 2.699,1467 = 2,3483 kg/jam
- Komponen Cumene = 0,0101 × 2.699,1467 = 27,2074 kg/jam

2. Perhitungan Suhu Embun (Tdew) Hasil Atas Menara Distilasi


Suhu embun dari hasil atas menara distilasi dihitung berdasarkan pada komposisi
hasil atas menara distilasi yaitu komposisi dari produk benzene recycle . Untuk
menghitung suhu embun hasil atas menara distilaasi maka diperlukan fraksi mol
produk benzene recycle . Spesifikasi produk benzene recycle yang dihasilkan disajikan
pada tabel A.18

Tabel A.18. Fraksi Mold an Massa Hasil Atas Menara Distilasi


Komponen Fraksi Massa Fraksi Mol
Benzene 0,9891 0,9927
Toluene 0,0009 0,0007
Cumene 0,0101 0,0066

• Menghitung tekanan uap murni setiap komponen (Po)


Trial Tdew = 82,28°C = 355,28 K
Tekanan uap murni setiap komponen dari hasil atas menara distilasi dihitung
dengan menggunakan persamaan (1) pada suhu didih (Tdew) = 82,28. Tekanan uap
murni komponen benzene, toluena dan cumene dihitung dengan cara yang analog
dengan contoh perhitungan tekanan uap murni komponen benzene pada bagian
A.7. Hasil perhitungan tekanan uap murni setiap komponen pada Tdew = 82,28°C:
- Po Benzene = 805,834 mmHg
- Po Toluena = 312,875 mmHg

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN A NERACA MASSA A-25

- Po Cumene = 79,996 mmHg

• Cek trial
Konstanta kesetimbangan cair-uap (K) untuk setiap komponen dengan cumene
dijadikan sebagai dasar untuk menghitung volatilitas relatif dari setiap komponen
dalam hasil atas menara distilasi. Trial dianggap cocok apabila jumlah dari fraksi
mol uap dibagi dengan volatilitas relatif (Σyi/αi) sama dengan konstanta
kesetimbangan uap-cair (k) komponen cumene. Hasil perhitungan untuk cek trial
suhu embun hasil atas menara distilasi disajikan pada Tabel A.19 sebagai berikut:

Tabel A.19. Hasil Perhitungan Cek Trial Suhu Embun Hasil Atas Menara Distilasi
Komponen Y Po (mmHg) K = Po/P Α y/α x = y/K
Benzene 0,9927 805,8341 1,0603 10,0735 0,0985 0,9362
Toluena 0,0007 312,8748 0,4117 3,9111 0,00018 0,0018
Cumene 0,0066 79,99583 0,1053 1 0,00624 0,0625
Total 1 K cumene sebagai dasar 0,1053 1,000

K cumene = ∑ ∝ = 0,1053 (Trial Cocok)

Jadi suhu embun hasil atas menara distilasi pada tekanan 1 atm adalah 82,28oC.
Tabel A.20. Neraca Massa Menara Distilasi
Komponen Masuk (kg/jam) Komponen Keluar (kg/jam)
Dari Separator Drum (H-124) Ke Vaporizer (V-216)
Benzene 2669.6365
Benzene 2669.5911
Toluena 2.3749
Toluena 2.3483
Cumene 3808.8859
Cumene 27.2074
DIPB 6.1253
Ke Tangki Penyimpanan Cumene
(F-222)

Benzene 0.0455
Toluena 0.0266
Cumene 3781.6785
DIPB 6.1253

Total 6.487,0226 6.487,0226

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-1

LAMPIRAN B
NERACA PANAS

B.1. Data Kapasitas Panas (Cp)


Data kapasitas panas (Cp) diambil dari Chemical Properties Handbook (Yaws, 1999).
Kapasitas panas (Cp) untuk fase cair dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
Cp = A + BT + CT2 + DT3

∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT dT

= [AT + 𝑇 + 𝑇 + 𝑇 ]

= A(T − T + T −T + T −T + T −T

Data A, B, C, dan D untuk menghitung kapasitas panas fase cair masing-masing


komponen disajikan pada Tabel B.1 sebagai berikut.

Tabel B.1. Data untuk Menghitung Kapasitas Panas Fase Cair


Komponen A B C D
Propilene 54,718 0,3451 -1,6315E-03 3,8755E-06
Propana -195,448 2,7211 -6,1900E-03 5,1736E-06
Benzene -31,662 1,3043 -3,6078E-03 3,8243E-06
Toluene 83,703 0,5167 -1,4910E-03 1,9725E-06
Cumene 124,621 0,6329 -1,7331E-03 2,2146E-06
DIPB 163,267 0,7277 -1,7067E-03 2,3273E-06

Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
Cp dalam satuan Joule/mol
Kapasitas panas (Cp) untuk fase gas dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
Cp = A + BT + CT2 + DT3 + ET4

∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT + ET4 dT

= [AT + T + T + T + T ]

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-2

= A(T − T + T −T + T −T + T −T + T −

Data A, B, C, D, dan E untuk menghitung kapasitas panas fase gas masing-masing


komponen disajikan pada Tabel B.2 sebagai berikut.

Tabel B.2. Data untuk Menghitung Kapasitas Panas Fase Gas


Komponen A B C D E
Propilene 31,298 0,07245 1,9481E-04 -2,158E-07 31,298
Propana 28,277 0,11600 1,9597E-04 -2,327E-07 28,277
Benzene -31,368 0,47460 -3,1137E-04 8,524E-08 -31,368
Toluene -24,097 0,52187 -2,9827E-04 6,122E-08 -24,097
Cumene 10,149 0,51138 -1,7703E-05 -2,261E-07 10,149
DIPB -70,177 1,22830 -9,8495E-04 4,221E-07 -70,177

B.2. Furnace (Q-110)


Pada Furnace (Q-110), feed masuk berupa propilen, propana, benzene dan toluene
dalam fase cair yang berasal dari tangki penampung benzene dan propilene pada suhu
30oC dan tekanan 25 atm. Di dalam furnace terjadi penguapan produk propilene,
propana, benzene dan Toluene dan pemanasan hingga mencapai suhu 350oC. Produk
keluar furnace berupa propilen, propana, benzene dan toluene dalam fase gas pada
suhu 350oC yang kemudian dialirkan menuju ke Reaktor. Panas disuplai dari
pembakaran bahan bakar dan udara yang digunakan untuk menguapkan fase cair
menjadi fase gas dan menaikkan suhu hingga 350oC.

Q Loss
Propilene, Propana, Toluene Propilene, Propana, Toluene
Furnace
Benzene (fase cair) (Q-110) Benzene (fase gas)
(dari tangki penampung) (ke reaktor)

Q Pemanas

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-3

Komponen masuk furnace disajikan pada Tabel B.3 sebagai berikut.

Tabel B.3 Komponen Masuk Furnace


Komponen BM Massa Mol (mol/jam) Fraksi Mol
(gram/mol) (gram/jam)
Propilene 42,0810 1.374.006,20 32.651,46 0,50722
Propana 44,0970 8293,80 188,08 0,00292
Benzene 78,1140 2460865,14 31.503,50 0,48939
Toluene 92,1410 2787,34 30,25 0,00047

Neraca Panas di Furnace adalah sebagai berikut.


HFeed + QPemanas = HProduk + QLoss

Contoh perhitungan H propilen masuk furnace adalah sebagai berikut.


Feed masuk furnace berupa propilene dalam fase cair.
T1 = Suhu referensi = 0oC = 273 K
T2 = Suhu feed furnace = 30 oC = 303 K
Cp = A + BT + CT2 + DT3

∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT dT

= [AT + T + T + T ]

= A(T − T + T −T + T −T + T −T

= 3.344,8692 J/mol
ΔH = n ∫ Cp dT

= 32.651,46266 mol/jam × 3.344,8692 J/mol


= 109.214.873,6 J/jam.

Perhitungan H setiap komponen masuk furnace dilakukan dengan cara seperti di atas
dan hasilnya disajikan pada Tabel B.4 sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-4

Tabel B.4. Panas Feed Masuk Furnace


𝑻
BM Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen H (Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Propilen 42,081 1.374.006,20 32.651,460 3.344,869 109.214.873,569
Propana 44,097 8.293,80 188,080 5.947,882 1.118.682,538
Benzene 78,114 2.460.865,14 31.503,500 4.081,880 128.593.534,699
Toluene 92,141 2.787,34 30,250 4.678,992 141.543,329
HFeed Masuk 239.068.634,135

Perhitungan komponen keluar Furnace adalah sebagai berikut:


Perhitungan trial titik didih furnace adalah sebagai berikut.
Data untuk perhitungan tekanan uap jenuh (P0) diambil dari Chemical Properties
Handbook
(Yaws, 1999).
Tekanan uap jenuh (P0) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
Log(P0) = A + + C log(T) + DT + ET2 (B.4)

+ + + +
P0 = T

Trial T = 95,01oC = 368,01 K


Perhitungan P0 setiap komponen feed masuk furnace dilakukan dengan cara seperti di
atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.5

Contoh perhitungan K (Koefisien kesetimbangan fase) untuk benzene adalah sebagai


berikut.
Tekanan total dalam furnace (P) sebesar 25 atm = 19.000 mmHg

K =
.
K = = 1,9167
.

Perhitungan K setiap komponen dalam furnace dilakukan dengan cara seperti diatas
Dan hasilnya disajikan pada Tabe B.5

Contoh perhitungan α, K toluene digunakan sebagai dasar karena toluenememiliki


nilai K yang paling kecil.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-5

α Benzene =
,
= = 76,8019
,

Perhitungan α setiap komponen lain dalam furnace dilakukan dengan cara seperti di
atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.5

Contoh perhitungan nilai x.α untuk benzene adalah sebagai berikut.


X. α = X. α
= 0,50722 × 76,80193
= 38,9555
Perhitungan nilai x.α untuk setiap komponen dalam furnace dilakukan dengan cara
seperti diatas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.5

Contoh perhitungan nilai Yi untuk propilene adalah sebagai berikut.


Yi = K.x = , × , = 0,97221

Perhitungan nilaii Yi untuk setiap komponen dalam furnace dilakukan dengan cara
seperti di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.5

Tabel B.5 Perhitungan untuk Trial Titik Didih Umpan Masuk Furnace
Komponen Pi0 Ki Xi Xi.αi Yi
Propilen 36418,115 1,917 76,802 38,956 0,972
Propana 30144,972 1,587 63,573 0,186 0,005
Benzene 1168,234 0,061 2,464 1,206 0,030
Toluene 474,182 0,025 1,000 0,000 0,000
Total 1 40, 347 1,000

Konstanta kesetimbangan fase cair-uap (K) komponen toluene dijadikan sebagai dasar
untuk menghitung volatilitas relatif dari setiap komponen umpan masuk menara
distilasi.
Trial dianggap cocok apabila satu per jumlah dari fraksi mol dikali dengan volatilitas
relatif (1/Σ(xi.αi)) sama dengan konstanta kesetimbangan fase cair-uap (K) komponen
Toluene serta jumlah y (fraksi mol) semua komponen sama dengan 1.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-6

Perhitungan K Toluene dengan menggunakan rumus dari Geankoplis persamaan 11.7-


5 halaman 742 sebagai berikut.
K cumene. ∑ α . = 1

K cumene = ∑ = 0,025
.

Pembuktian trial T = 95,01oC dinyatakan cocok karena diperoleh nilai K Toluene hasil
perhitungan sebesar 1

Hproduk = Hpreheating + Hvaporizer+ HSuperheater

Perhitungan H setiap komponen keluar furnace dilakukan dengan 2 cara, untuk


Hpreheating menggunakan perhitungan entalpi panas pada fase cair dan HSuperheater
menggunakan perhitungan entalpi panas pada fase gas dan hasilnya disajikan pada
Tabel B.6 dan B.7

Tabel B.6. Panas Preheating Keluar Furnace


𝐓
BM Massa Mol ∫𝐓 𝐂𝐩 dT
Komponen H(Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Propilen 42,081 1.374.006,20 32.651,462 8.712,638 284.480.361,363
Propana 44,097 8.293,80 188,080 14.026,832 2.638.178,110
Benzene 78,114 2.460.865,14 31.503,509 9.383,700 295.619.476,081
Toluene 92,141 2.787,34 30,250 10.653,808 322.286,413
Hpreheating 583.060.301,967

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-7

Tabel B.7. Panas Superheater Keluar Furnace


𝐓
BM Massa Mol ∫𝐓 𝐂𝐩 dT
Komponen H(Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Propilen 42,081 1374006,20 32.651,462 23.559,349 769.247.201,420
Propana 44,097 8293,80 188,080 48.448,733 9.112.277,586
Benzene 78,114 2460865,14 31.503,509 43.451,915 1.368.887.820,609
Toluene 92,141 2787,34 30,250 42.754,234 1.293.350,513
HSuperheater 2.148.540.650,12

Di dalam furnace terjadi proses penguapan feed yang berada dalam fase cair menjadi
fase gas. Data entalpi penguapan (ΔHv) diambil dari Chemical Properties Handbook
(Yaws, 1999). Entalpi penguapan (ΔHv) dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut.

ΔHv = A. −

Data A, Tc, dan n untuk menghitung entalpi penguapan (ΔHv) masing-masing


komponen disajikan pada Tabel B.8 sebagai berikut.

Tebel B.8. Data untuk Menghitung Entalpi Penguapan


Komponen A Tc n
Propilene 26,89 369,82 0,365
Propana 26,098 364,76 0,358
Benzene 49,888 562,16 0,489
Toluene 50,139 591,79 0,383

Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
Entalpi penguapan (ΔHv) dalam satuan kJ/mol
Contoh perhitungan ΔHv propilen adalah sebagai berikut.
T = Suhu penguapan = 95,01oC = 368,01 K

ΔHv = A. −

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-8

, ,
= 26,89 . − ,

= 3.857,687 J/mol
Q = mol. ΔHv

= 32.651,4657 . 3.857,687

= 125.969.123,2

Perhitungan Panas Penguapan (Q) setiap komponen dilakukan dengan cara seperti di
atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B. 9 sebagai berikut.

Tabel B.9. Panas Penguapan Furnace


BM Massa Mol ΔHv
Komponen Q (Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Propilen 42,081 1.374.006,20 32.651,462 3.857,687 125.959.123,199
Propana 44,097 8293,80 188,080 0 0
Benzene 78,114 2.460.865,14 31.503,509 29.662,911 934.485.798,834
Toluene 92,141 2787,34 30,250 34.547,531 1.045.091,045
1.061.490.013,078
Hvaporizer Total

Hproduk = Hpreheating + Hvaporizer+ HSuperheater


Hproduk = (583.060.301,967 + 2.148.540.650,12 + 1.061.490.013,078) Joule/jam.

Hproduk = 3.793.090.965,173Joule/jam

Asumsi bahwa panas yang hilang (Qloss) sebesar 20% dari total panas yang masuk
furnace
Qloss = 20%. Qin
Qloss = 0,2. (Hfeed+ Qpemanas)

Subtitusi persamaan Qloss ke persamaan neraca panas furnace sebagai berikut.


HFeed + QPemanas = HProduk + QLoss
HFeed + QPemanas = HProduk + 0,2. (Hfeed+ Qpemanas)
0,8. (Hfeed+ Qpemanas) = HProduk

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-9

Qpemanas = P
,
– HFeed
. . . ,
Qpemanas = ( ,
- 239.068.634,135 ) Joule/jam

Qpemanas = 4.502.295.072,331 Joule/jam

Q loss = 0,20. (Hfeed+ Qpemanas)


Qloss = 0,20 × (239.068.634,135 + 4.502.295.072 Joule/jam
Qloss = 948.272.741,293 Joule/mol

Tabel B.10 Neraca Panas Furnace


Komponen Q in ( Joule/jam) Komponen Q out ( Joule/jam)
Dari Tangki Penampung Ke Reaktor (Q-110)
Propilen 109.214.873,569 Propilen 1.179.686.685,982
Propana 1.118.682,538 Propana 11.750.455,696
Benzene 128.593.534,699 Benzene 2.598.993.095,524
Toluene 141.543,329 Toluene 2.660.727,971
Q Pemanas 4.502.295.072,331 Q Loss 948.272.741,293
Total 4.741.363.706.466 Total 4.741.363.706,466

B.3. Reaktor (R-120)


Pada Reaktor (R-120), feed masuk berupa propilene, propana, benzene, toluene dan
cumene dalam fase gas yang berasal dari Furnace (Q-110) dan Vaporizer (V-216) pada
suhu 350oC. Di dalam reaktor terjadi reaksi alkilasi propilene dan benzene dengan
bantuan katalis membentuk cumene dan reaksi samping antara propilene dan cumene
membentuk diisopropil benzene (DIPB) pada suhu 350oC tekanan 25 atm. Konversi
reaksi di dalam reaktor pada suhu 350oC sebesar 99%, sehingga produk keluar reaktor
mengandung propilene, propana, benzene, cumene dan DIPB. Produk reaksi dari
reaktor kemudian dialirkan menuju ke Expander (G-121). Reaksi yang berlangsung
merupakan reaksi eksotermis.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-10

Q Reaksi
Propilene, Propana, Toluene Propilene, Propana, Toluene
Benzene,Cumene Reaktor Benzene,Cumene,DIPB
(dari furnace) (ke heater)

Q Pendingin

1. Menentukan persamaan laju reaksi (-rA)


Terdapat 2 reaksi dalam pembentukan cumene, namun karena selektivitas antara reaksi
utama dan reaksi samping bernilai sangat kecil yaitu 31:1, sehingga pada perancangan
reaktor ini reaksi samping diabaikan.
Persamaan kinetika reaksi untuk pembentukan cumene adalah sebagai berikut.
-rA = k. CA. CB (mol/liter.s)
Dengan kecepatan reaksi :

K = 2,8 x 107 exp ( ) (liter/mol.s)

(Turton et al, 2003)

2. Menentukan Persamaan Neraca Massa

V = FAO ∫

=∫
. .

=∫
. . − . − .

=∫ f x dx

f x =
. . − . − .

Untuk feed berupa gas maka menggunakan persamaan gas ideal :


PA.V = nA. R. T.
.
CAO = = =
Z. . Z. .

CA = CAO. ( +ε
. −
CA = Z. .
.( +ε

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-11

− .
CB = +ε
. − . .
CB = Z. .
.(

Maka persamaan –rA menjadi


-rA = k.CA.CB
− − .
-rA = k. CAO. ( ×
+ε +ε

− –
-rA = k. CAO2. ( +ε
×
+𝜀

. − −
-rA = k. × ( × [ ]
Z. . +ε +ε

Perbandingan mol antara benzene dan propilene adalah 2:1, sehingga yB/yA = 2
. − −
-rA = k. × ( Z. .
× +ε
[ +ε
]
. − + −
-rA = k. × ( Z. .
× [ +ε
]

= .P − + −
× × [ ]
.R.T +ε

3. Menentukan Persamaan Neraca Panas


ΔHin + HReaksi = ΔHout + QPendingin
∑ F . Cp in (Tin-Tref) +FAO.x.- ΔHreaksi = ∑ F . Cp out (Tin-Tref) + QPendingin
[(FAO.CPA + FBO.CPB)× (Tin-Tref)] + FAO. XA. -ΔHreaksi = {[FAO.(1-XA).CPA] + [FBO-
FAO.XA)].CPB + [FCO-(FAO.XA)]}.(Tout-Tref) + QPendingin

Dihitung nilai T pada berbagai XA (konversi) dengan QPendingin sebesar 340.000.000


Joule
Dengan menggunakan excel maka diperoleh nilai T pada berbagai XA, nilai k dan f(x).
Hasil yang diperoleh disajikan dalam Tabel B.11

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-12

Tabel B.11 Hasil Perhitungan Reaktor


Konversi T (Kelvin) K (m3/mol.s) F(x)
0,11 623 5,158 × 10-5 0,09515
0,22 646 0,000105 0,0523
0,33 668 0,000199 0,03128
0,44 690 0,000363 0,01979
0,55 712 0,000414 0,0133
0,66 733 0,000606 0,00994
0,77 754 0,000853 0,00835
0,88 774 0,001184 0,00992
0,99 793 0,00158 0,0650

Dari perhitungan T keluar reaktor sebesar 793 k = 520oC pada konversi sebesar 99%.
Maka volume reaktor yang dibutuhkan adalah :
= f(x)

V reaktor = FAO. F(x)


.
V reaktor = 9,1220 × 0,0650

V reaktor = 0,867 m3

Neraca Panas di Reaktor adalah sebagai berikut.


Qin = Qout
HFeed × - ΔHreaksi = HProduk + QPendingin
Feed masuk reaktor berupa propilene dalam fase gas
Contoh perhitungan Q propilene masuk reaktor adalah sebagai berikut.
T1 = Suhu referensi = 25oC = 298 K
T2 = Suhu feed masuk reaktor = 350 oC = 623 K
Cp = A + BT + CT2 + DT3 + ET4

∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT + ET4 dT

= [AT + T + T + T + T ]

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-13

= A(T − T + T −T + T −T + T −T + T −

T
= 30.030,40 J/mol
ΔH = n ∫ Cp dT

= 32.651,46266 mol/jam × 30.030,40 J/mol


= 980.536.568,452 J/jam.

Perhitungan H setiap komponen masuk reaktor dilakukan dengan cara seperti di atas
dan hasilnya disajikan pada Tabel B.12 sebagai berikut.

Tabel B.12 Panas Feed Masuk Reaktor


𝑻
BM Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen H(Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Propilen 42,081 1.374,002 32.651,462 28.448,907 928.898.443,731
Propana 44,097 8,293 188,080 33.569,366 6.313.754,074
Benzene 78,114 5.130,456 65.679,087 41.434,715 2.721.394.292,840
Toluene 92,141 5,135 55,736 51.070,871 2.846.497,733
Cumene 120,194 27,207 226,362 72.103,172 16.321.445,007
H Feed Masuk 3.675.774.433,384

Panas untuk produk keluar reaktor dihitung dengan cara yang sama dan hasilnya
disajikan pada Tabel B.13 sebagai berikut
T1 = Suhu referensi = 25oC = 298 K
T2 = Suhu produk keluar reaktor = 520 oC = 793 K

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-14

Tabel B.13 Panas Keluar Reaktor


𝑻
BM Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen H (Joule/jam)
(gram/mol) (kg/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Propilen 42,081 54,771 1.301,581 48.730,262 63.426.412,550
Propana 44,097 0,220 4,988 57.894,250 288.791,556
Benzene 78,114 2.672,401 34.211,551 71.558,966 2.448.143.229,615
Toluene 92,141 2,675 29,032 88.049,535 2.556.291,061
Cumene 120,194 3.808,885 31.689,484 123.892,216 3.926.080.465,521
DIPB 162,275 6,125 37,746 178.061,993 6.721.180,957
H Produk Total 6.447.216.371,260

Di dalam reakor terjadi reaksi alkilasi yang merupakan reaksi eksotermik. Berikut
merupakan reaksi alkilasi propilene dan benzene membentuk cumene
C3H6 + C6H6 C6H5-C3H7
ΔHorxn atau panas reaksi pada suhu 25oC = 298 K dihitung dengan cara sebagai berikut.
ΔHorxn = ∆H fi produk - ∆H fi reaktan

Data ΔHf masing-masing komponrn pada suhu 25oC = 298 K untuk menghitung panas
reaksi diperoleh dari Yaws dan disajikan pada Tabel B.14 sebagai berikut (Yaws,
1999).
Tabel B.14 Entalpi Pembentukan
Komponen ΔHf (Kj/mol)
Propilene 19,707
Benzene 82,907
Cumene 4,013

Konversi reaksi di dalam reaktor sebesar 99% mol. Perhitungan mol untuk panas
reaksi diperoleh dari konversi reaksi dikali dengan mol propilene masuk reaktor
sebagai berikut.
Mol = konversi × mol propilene
= 0,99 × 32.839,5
= 31.495,2 mol/jam

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-15

Perhitungan panas reaksi pembentukan cumene di reaktoradalah sebagai berikut


ΔHorxn = [( , ] - [( , + , ]

ΔHorxn = -98,601 KJ
ΔHorxn = -98.601,214 Joule
ΔHorxn 623 K = n × ΔHorxn × ∫ Cp -∫ Cp

ΔHorxn 623 K = 31.495,2 × [72.103,172 – (41,434,716 +28.448,90) ]

ΔHorxn 623 K = 3.111.216.371,260 Joule/jam


HFeed × - ΔHreaksi = HProduk + QPendingin
3.675.774.433,384 + 3.111.441.938 = 6.447.216.371,260 + QPendingin
QPendingin = 340.000.000 Joule/jam

Digunakan pendingin dowtherm A pada temperatur masuk 30oC dan temperatur keluar
100oC didapat Cp Downtherm A sebagai pendingin ∫ Cp dt = 2.028.629 j/kmol
QPendingin = mol × ∫ Cp dt
340.000.000 Joule/jam = mol × 2.028.629 J/kmol
Mol = 16,1684 kmol/jam
Massa Dowtherm A = mol × BM rata-rata
BM rata-rata diperoleh dari data dow chemical = 166 kg/kmol
Massa Dowtherm A = 16,1684 kmol/jam × 166 kg/kmol
Massa Dowtherm A = 2.683,960 kg/jam

Menghitung Ketebalan Isolator :


Bahan isolasi : jenis Cork Board.
kCork Board = 0,025 Btu/hr. ft2 . (℉/ft) = 0,043 W/m. K
Trial tebal isolator = 0,25 m
Berikut adalah spesifikasi reaktor yang didapatkan dari Lampiran C:
IDreaktor = 0,9906 m
L reaktor = 2,5 m
ODreaktor = 1,0000 m
OD isolator = ODreaktor + 2. Tebal isolator
= 1 m + 2 x 0,25 m = 1,5 m

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-16

Ain reaktor (Ain) = . IDreaktor . Lreaktor


= . 0,9906 m . 2,54 m = 7,9441 m2
Aout reaktor (Aout) = . ODreaktor . Lreaktor
= . 1 m. 2,54 m = 8,7376 m2

ALM = = 8,33455 m2
( )

Ain isolasi = 8,7376 m2


Aout isolasi = . ODisolator . Lreaktor
= . 1,5 m. 2,54 m = 11,9634 m2

ALM isolator = =10,2661 m2
( )

QLoss pada reaktor dapat diperoleh dari persamaan sebagai berikut.


QLoss = 5% QPendingin
QLoss = 17.000.000 J/jam = 3.722,2 W

Menghitung Twall dengan persamaan:


QLoss = ho. Ao. (T3-T4) (Geankoplis, pers. 4.3-11)
Dari tabel 4.1-2 (Geankoplis, 2003) diperoleh:
hout (koefisien konveksi) udara diam (ho) = 3 W/m2. K
Dimana T3 adalah Twall dan T4 adalah suhu lingkungan, yaitu 30℃ = 303 K

Twall = .
+ T4
. , /
= + 303 K
. ,

= 320,04 K = 47,04 ℃ (syarat Twall < 50℃)


Trial tebal isolator sebesar 0,25 m memenuhi karena Twall < 50℃

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-17

Tabel B.15. Neraca Panas Reaktor


Komponen Q in ( Joule/jam) Komponen Q out ( Joule/jam)
Dari Furnace (Q-110) Ke Heater (G-121)
Propilen 928.898.443,731 Propilen 63.426.412,550
Propana 6.313.754,074 Propana 288.791,556
Benzene 2.721.394.292,840 Benzene 2.448.143.229,615
Toluene 2.846.497,733 Toluene 2.556.291,061
Cumene 16.321.445,007 Cumene 3.926.080.465,521
DIPB 6.721.180,957
Q Pendingin 3.111.216.371,260 Q Reaksi 340.000.000
Total 6.787.216.371,384 Total 6.787.216.371,384

B.3. Heater (E-122)


Pada heater umpan masuk berupa propilene, propana, benzene, toluene, cumene dan
diisopropilbenzene dalam fase gas yang berasal dari expander. Didalam heater feed
akan mengalami kenaikan suhu dari 34,64oC menjadi 131,6oC. Propilene, propana,
benzene, toluene, cumene dan DIPB yang telah mengalami kenaikan suhu akan
dialiran menuju kondensor. Pemanas yang digunakan adalah flue gas yang berasal
dari reboiler. Komponen masuk heater disajikan pada Tabel B.16 sebagai berikut
Q Loss
Propilene, Propana, Toluene Propilene, Propana, Toluene
Benzene,Cumene,DIPB Heater Benzene,Cumene,DIPB
(dari expander) 34,64oC (ke kondensor) 131,6oC

Q Pemanas

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-18

Tabel B.16. Komponen masuk heater


BM Massa Mol
Komponen Fraksi Mol
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam)
Propilene 42,0810 54.771,854 1301,582 0,0193
Propana 44,0970 219,967 4,988 0,0001
Benzene 78,1140 2.672.401,108 34211,551 0,5085
Toluene 92,1410 2.675,076 29,032 0,0004
Cumene 120,194 3.808.885,905 31689,485 0,4710
DIPB 162,275 6.125,280 37,746 0,0006

Neraca panas di Heater adalah sebagai berikut.


Qin = Qout
HFeed + QPemanas = HProduk + QLoss
Perhitungan H komponen umpan masuk kondensor menggunakan rumus dan
hasilnya disajikan pada Tabel B.17
T1 = Suhu referensi = 0oC = 273 K
T2 = Suhu produk masuk heater = 34,64 oC = 344,6 K
Cp = A + BT + CT2 + DT3 + ET4

∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT + ET4 dT

= [AT + T + T + T + T ]

= A(T − T + T −T + T −T + T −T + T −

T
= 2.214,249 Joule/mol
ΔH = n ∫ Cp dT

= 1.301,582 mol/jam × 2.214,249 Joule J/mol


= 2.882.026,108 J/jam.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-19

Tabel B.17. Panas Feed Masuk Heater


𝑻
BM Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen H(Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Propilene 42,0810 54.771,854 1.301,582 2.214,249 2.882.026,108
Propana 44,0970 219,967 4,988 2.538,007 12.660,237
Benzene 78,1140 2.672.401,108 34.211,551 2.847,400 97.413.984,889
Toluene 92,1410 2.675,076 29,032 3.594,071 104.344,590
Cumene 120,194 3.808.885,905 31.689,485 5.272,079 167.069.457,012
DIPB 162,275 6.125,280 37,746 7.382,790 278.672,995
H Feed masuk 267.761.145,831

Panas untuk produk keluar heater dihitung dengan cara yang sama dan hasilnya
disajikan pada Tabel B.18 sebagai berikut.
T1 = Suhu referensi = 0oC = 273 K
T2 = Suhu produk keluar heater = 131,6 oC = 404,6 K

Tabel B.18. Panas Produk Keluar Heater


𝑻
BM Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen H(Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Propilene 42,0810 54.771,854 1.301,582 2.214.249 1.2104.918,103
Propana 44,0970 219,967 4,988 2.538.007 53.788,291
Benzene 78,1140 2.672.401,108 34.211,551 2.847.400 434.937.629,674
Toluene 92,1410 2675,076 29,032 3.594.071 460.518,167
Cumene 120,194 3.808.885,905 31.689,485 5.272.079 723.426.971,178
DIPB 162,275 6.125,280 37,746 7.382.790 1.229.179,949
H Produk Total 1.172.213.005,361

Asumsi bahwa panas yang hilang (Qloss) sebesar 10% dari total panas yang masuk pada
heater.
Qloss = 10%. Qin
Qloss = 0,1. (Hfeed+ Qpemanas)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-20

Subtitusi persamaan Qloss ke persamaan neraca panas heater sebagai berikut.


HFeed + QPemanas = HProduk + QLoss
HFeed + QPemanas = HProduk + 0,1. (Hfeed+ Qpemanas)
0,9. (Hfeed+ Qpemanas) = HProduk
Qpemanas = P
– HFeed
,
. . .
Qpemanas = ( ,
– 267.761.145,8 ) Joule/jam

Qpemanas = 1.034.597.749,015 Joule/jam

Q loss = 0,10. (Hfeed+ Qpemanas)


Qloss = 0,10 × (267.761.145,8+1.034.597.749 Joule/jam
Qloss = 130.245.889,485 Joule/mol

Tabel B.19. Neraca Panas Heater


Komponen Q in ( Joule/jam) Komponen Q out ( Joule/jam)
Dari Reaktor (R-120) Ke Kondensor (E-123)
Propilen 2.882.026.108 Propilen 1.2104.918,103
Propana 12.660.237 Propana 53.788,291
Benzene 97.413.984.889 Benzene 434.937.629,674
Toluene 104.344.590 Toluene 460.518,167
Cumene 167.069.457.012 Cumene 723.426.971,178
DIPB 278.672.995 DIPB 1.229.179,949
Q Pemanas 1.034.597.749,015 Q Loss 130.245.889,485
Total 1.302.458.893,845 Total 1.302.458.893,845

B.4. Kondensor (E-123)


Pada kondensor umpan masuk berupa propilene, propana, benzene, toluene, cumene
dan diisopropilbenzene dalam fase gas yang berasal dari heater. Di dalam kondensor
perubahan fase. Feed masuk kondensor pada suhu 131,6oC mengalami proses
pengembunan yaitu perubahan fase gas menjadi cair pada suhu 99,55oC. Proses
pengembunan hanya terjadi pada benzene, toluene, cumene dan DIPB sedangkan gas
propilenen dan propana tidak mengalami proses pengembunan. Benzene, toluene,

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-21

cumene dan DIPB fase cair beserta gas propilen dan propana kemudian dialirkan
menuju ke Separator Drum untuk dilakukan proses pemisahan.

Q Loss
Propilene, Propana, Toluene Propilene, Propana, Toluene
Benzene,Cumene,DIPB Kondensor Benzene,Cumene,DIPB
(dari heater) 131,6oC (ke separator drum) 99,55oC

Q Pendingin

Komponen masuk kondensor disajikan pada Tabel B.20 sebagai berikut.

Tabel B.20. Komponen Masuk Kondensor


BM Massa Mol Fraksi
Komponen
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) Mol
Propilene 42,081 54.771,854 1301,582 0,0193
Propana 44,097 219,967 4,988 0,0001
Benzene 78,114 2.672.401,108 34211,551 0,5085
Toluene 92,141 2.675,076 29,032 0,0004
Cumene 120,194 3.808.885,905 31689,485 0,4710
DIPB 162,275 6.125,280 37,746 0,0006

Neraca Panas di Kondensor adalah sebagai berikut.

Qin = Qout

= Hproduk + Qloss + Qpendingin

Perhitungan H komponen umpan masuk kondensor menggunakan rumus dan


hasilnya disajikan pada Tabel B.21
T1 = Suhu referensi = 0oC = 273 K
T2 = Suhu produk masuk kondensor = 131,6 oC = 404,6 K
Cp = A + BT + CT2 + DT3 + ET4

∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT + ET4 dT

= [AT + T + T + T + T ]

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-22

= A(T − T + T −T + T −T + T −T + T −

T
= 9.300,161 Joule/mol
ΔH = n ∫ Cp dT

= 1.301,582 mol/jam × 2.214,249 Joule J/mol


= 2.882.026,108 J/jam.

Tabel B.21 Panas Feed Kondensor


𝑻
BM Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen H(Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Propilene 42,081 54.771,854 1.301,582 9.300,161 12.104.918,103
Propana 44,097 219,967 4,988 10.782,977 53.788,291
Benzene 78,114 2.672.401,108 34.211,551 12.713,181 43.493.7629,674
Toluene 92,141 2.675,076 29,032 15.862,204 460.518,167
Cumene 120,194 3.808.885,905 31.689,485 22.828,613 723.426.971,178
DIPB 162,275 6.125,280 37,746 32.564,252 1.229.179,949
HFeed masuk 1.172.213.005,361

Di dalam kondensor terjadi proses pengembunan benzene, toluene, cumene dan DIPB
yang berada dalam fase gas menjadi fase cair. Data massa umpan masuk menara yang
mengalami pengembunan disajikan dalam Tabel B.22

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-23

Tabel B.22 Data Massa Komponen Cair dalam Kondensor


BM Massa Massa
Komponen Mol
(gram/mol) kg/hari gram/hari
Benzene 78,114 2.672,401 2.672.401,108 34.211,551
Toluene 92,141 2,675 2.675,076 29,032
Cumene 120,194 3.808,885 3.808.885,905 31.689,485
DIPB 162,275 6,125 6.125,280 37,746

Perhitungan trial suhu embun pada kondensor adalah sebagai berikut.


Data untuk perhitungan tekanan uap jenuh (P0) diambil dari Chemical Properties
Handbook (Yaws, 1999).
Tekanan uap jenuh (P0) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
Log(P0) = A + + C log(T) + DT + ET2

+ + . + . + .
P0 = T

Data A, B, C, D, dan E untuk menghitung tekanan uap jenuh masing-masing


komponen disajikan pada Tabel Bsebagai berikut.

Tabel B.23. Data untuk Menghitung Tekanan Uap Jenuh


Komponen A B C D E
Benzene 31,772 -2725,4 -8,4443 -5,3534E-09 2,7187E-06
Toluene 34,077 -3037,9 -9,1635 1,0289E-11 2,7035E-06
Cumene -0,9234 -2955,8 7,1685 -2,5369E-02 1,4858E-05
DIPB 31,844 -3809,9 -7,8983 8,3393E-11 8,1613E-07

Contoh perhitungan tekanan uap jenuh (P0) Benzene adalah sebagai berikut.
Trial T = 131,6 oC
+ + . + . + .
P0 = T

= 2.927,574 mmHg
Perhitungan P0 setiap komponen masuk kondensor dilakukan dengan cara seperti
diatas

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-24

Dan hasilnya disajikan pada Tabe B.24


Contoh perhitungan K (Koefisien kesetimbangan fase) untuk benzene adalah sebagai
berikut.
Tekanan total dalam kondensor (P) sebesar 1 atm = 760 mmHg

K =
. ,
K = = 3,8520

Perhitungan K setiap komponen masuk kondensor dilakukan dengan cara seperti diatas
Dan hasilnya disajikan pada Tabe B.24

Contoh perhitungan α, K cumene digunakan sebagai dasar karena diisopropilbenzene


memiliki nilai K yang paling kecil.
α Benzene =
,
= ,
= 31,3636

Perhitungan α setiap komponen dalam kondensor dilakukan dengan cara seperti di atas
dan hasilnya disajikan pada Tabel B.24
Contoh perhitungan nilai untuk benzene adalah sebagai berikut.
,
= ,
= 0,01653

Perhitungan nilai untuk setiap komponen dalam kondensor dilakukan dengan cara

seperti diatas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.24

Contoh perhitungan nilai Xi untuk benzene adalah sebagai berikut.


,
Xi = = = 0,13457
,

Perhitungan nilaii Xi untuk setiap komponen dalam kondensor dilakukan dengan


cara seperti di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.24

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-25

Tabl B.24. Perhitungan untuk Trial Titik Embun Kondensor

Pi0 𝐲𝐢
Komponen Ki αi Yi Xi
(mmHG) 𝛂𝐢
Benzene 2927,5745 3,85207 31,36460 0,51838 0,01653 0,13457
Toluene 1323,3694 1,74128 14,17793 0,00039 0,00003 0,00022
Cumene 424,1823 0,55813 4,54448 0,48066 0,10577 0,86119
DIPB 93,3401 0,12282 1,00000 0,00057 0,00057 0,00466
Total 0,12282 1,0000

Trial dianggap cocok apabila jumlah dari fraksi mol dibagi dengan volatilitas relatif

(Σyi/αi) sama dengan konstanta kesetimbangan fase cair-uap (K) komponen 2-

butanol serta jumlah x (fraksi mol) semua komponen sama dengan 1.

∑ = K DIPB
𝛼

0,12282 = 0,12882

Pembuktian trial T = 131,6oC dinyatakan cocok karena diperoleh nilai K DIPB hasil

perhitungan sebesar 0,12282.

Data entalpi pengembunan (ΔHv) diambil dari Chemical Properties Handbook (Yaws,
1999).
Entalpi pengembunan (ΔHv) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.

ΔHv = A. −

Data A, Tc, dan n untuk menghitung entalpi pengembunan (ΔHv) masing-masing


komponen disajikan pada Tabel B.25. sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-26

Tabel B.25. Data untuk Menghitung Entalpi Pengembunan


Komponen A Tc n
Benzene 49,888 562,16 0,489
Toluene 50,139 591,79 0,383
Cumene 57,201 631,15 0,363
DIPB 70,653 684 0,444

Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
Entalpi pengembunan (ΔHv) dalam satuan kJ/mol
Contoh perhitungan ΔHv benzene adalah sebagai berikut.
T = Suhu pengembunan = 131,6 = 404,6 K

ΔHv = A. −

, , ,
= 49,888 . − ,

= 26.783,39 J/mol
Q = mol. ΔHv

= 34211,551 . 26.783,39

= 916.301.565,7

Perhitungan Panas Pengembunan (Q) setiap komponen dilakukan dengan cara seperti
di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B. sebagai berikut

Tabel B.26. Panas Pengembunan dalam Kondensor


BM Massa Mol ΔHv
Komponen Q (Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Benzene 78,1140 2.672.401,107 34.211,551 26.783,397 916.301.565,707
Toluene 92,1410 2.675,076 29,032 32.264,112 936.705,251
Cumene 120,1940 3.808.885,904 31.689,484 39.434,837 1.249.669.653,005
DIPB 162,2750 6.125,280 37,746 47.477,760 1792109,643
Q Pengembunan Total 2.168.700.034,606

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-27

Perhitungan Qv kondensor adalah sebagai berikut.


Qin = Hfeed + Qpengembunan

= 1.172.213.005,361 + 2.168.700.034

= 3.340.913.038,967

Trial Titik Didih Kondensor


Perhitungan trial suhu didih kondensor menara distilasi adalah sebagai berikut.
Data untuk perhitungan tekanan uap jenuh (P0) diambil dari Chemical Properties
Handbook
(Yaws, 1999).
Tekanan uap jenuh (P0) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
Log(P0) = A + + C log(T) + DT + ET2

+ + + +
P0 = T

Trial T = 99,55oC = 372,55 K


Perhitungan P0 setiap komponen feed masuk kondensor dilakukan dengan cara seperti
di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.27
Contoh perhitungan K (Koefisien kesetimbangan fase) untuk benzene adalah sebagai
berikut.
Tekanan total dalam kondensor (P) sebesar 1 atm = 760 mmHg

K =
,
K = = 1,7424

Perhitungan K setiap komponen masuk kondensor dilakukan dengan cara seperti diatas
Dan hasilnya disajikan pada Tabe B.27

Contoh perhitungan α, K cumene digunakan sebagai dasar


α Benzene =
,
= = 8,6460
,

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-28

Perhitungan α setiap komponen lain dalam kondensor dilakukan dengan cara seperti
di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.27

Contoh perhitungan nilai x.α untuk benzene adalah sebagai berikut.


X. α = X. α
= 0,51838 × 8,6460
= 4,4818
Perhitungan nilai x.α untuk setiap komponen dalam kondensor dilakukan dengan cara
seperti diatas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.27

Contoh perhitungan nilai Yi untuk benzene adalah sebagai berikut.


Yi = K.α = , × , = 0,9032
Perhitungan nilai Y untuk setiap komponen umpan masuk kondensor menara distilasi
dilakukan dengan cara seperti di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.27

Tabel B.27. Perhitungan untuk Trial Titik Didih Kondensor


Komponen Pi0 Ki Xi Xi.αi Yi
Benzene 1324,2011 1,7424 0,5184 4,48186 0,90320
Toluene 545,5528 0,7178 0,0004 0,00139 0,00028
Cumene 153,1584 0,2015 0,4807 0,48066 0,09686
DIPB 26,4691 0,0348 0,0006 0,00010 0,00002
Total 1 4,96301 1,0000

Konstanta kesetimbangan fase cair-uap (K) komponen cumene dijadikan sebagai dasar
untuk menghitung volatilitas relatif dari setiap komponen umpan masuk menara
distilasi.
Trial dianggap cocok apabila satu per jumlah dari fraksi mol dikali dengan volatilitas
relatif (1/Σ(xi.αi)) sama dengan konstanta kesetimbangan fase cair-uap (K) komponen
cumene serta jumlah y (fraksi mol) semua komponen sama dengan 1.
Perhitungan K cumene dengan menggunakan rumus dari Geankoplis persamaan 11.7-
5 halaman 742 sebagai berikut.
K cumene. ∑ α . = 1

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-29

K cumene = ∑ = 0,0348
.

Pembuktian trial T = 99,55oC dinyatakan cocok karena diperoleh nilai K cumene hasil
perhitungan sebesar 0,0348

Perhitungan panas produk keluar kondenso dalam fase cair dan gas menggunakan
persamaan pada perhitungan sebelumnya dan hasil yang diperoleh disajikan dalam
Tabel B.28.

Tabel B.28. Panas Feed Keluar Kondensor


𝐓
BM Massa Mol ∫𝐓 𝐂𝐩 dT
Komponen Q (Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Propilen 42,081 54.771,854 1.301,581 6.811,837 8.866.161,242
Propana 44,097 219,967 4,988 7.871,140 39.263,292
Benzene 78,114 2.672.401,107 34.211,551 14.150,175 484.099.447,918
Toluene 92,141 2675,076 29,032 16.107,897 467.651,230
Cumene 120,194 3.808.885,904 31.689,484 22.215,237 703.989.412,389
DIPB 162,275 6.125,280 37,746 29.771,136 1.123.750,140
H Produk Total 1.198.585.686,211

Asumsi bahwa panas yang hilang (Qloss) sebesar 10% dari total panas yang masuk
kondensor.

Qloss = 10%. Qin

= 0,1 . Qv

= 0,1 × 3.340.913.038,967 J/jam

= 334.091.303,9 Joule/jam

Subtititusi Qloss ke persamaan neraca panas kondensor sebagai berikut.

Qin = Qout

= Qproduk + Qloss + Qpendingin

Q pendingin = Qin – Qproduk – Q loss

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-30

= (3.340.913.038,967 - 1.198.585.686,21- 334.091.303,9) Joule/jam

= 1.808.236.048,86 Joule/jam

Digunakan pendingin dowtherm A pada temperatur masuk 30oC dan temperatur keluar
100oC didapat Cp Downtherm A sebagai pendingin ∫ Cp dt = 21.028,639 kj/kmol
QPendingin = mol × ∫ Cp dt
1.808.236.048,86 Joule/jam = mol × 21.028.639 J/kmol
Mol = 85,989 kmol/jam
Massa Dowtherm A = mol × BM rata-rata
BM rata-rata diperoleh dari data dow chemical = 166 kg/kmol
Massa Dowtherm A = 85,989 kmol/jam × 166 kg/kmol
Massa Dowtherm A = 14.274,20 kg/jam

Tabel B.29 Neraca Panas Kondensor


Komponen Q in ( Joule/jam) Komponen Q out ( Joule/jam)
Dari Heater (E-122) Ke Separator Drum (H-124)
Propilen 12.104.918,103 Propilen 8.866.161,242
Propana 53.788,291 Propana 39.263,292
Benzene 1.351.239.195,381 Benzene 484.099.447,918
Toluene 1.397.223,419 Toluene 467.651,230
Cumene 1.973.096.624,183 Cumene 703.989.412,389
DIPB 3.021.289,592 DIPB 1.123.750,140
Q Loss 334,091.303,897
Q Pendingin 1.808.236.048,860
Total 3.340.913.039,967 Total 3.340.913.038,967

B.5. Separator Drum (H-124)


Pada Separator Drum (H-124), feed masuk berupa benzene, toluene, cumene dan
DIPB dalam fase cair serta propilen dan propana dalam fase gas yang berasal dari
kondensor pada suhu 99,55oC. Di dalam separator drum terjadi proses pemisahan fase
cair dan fase gas yang berlangsung pada tekanan 1 atm. Produk keluar separator drum
dalam fase cair selanjutnya dialirkan menuju ke Menara Distilasi (D-210) untuk

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-31

dilakukan pemisahan lebih lanjut, sedangkan produk gas keluar separator drum
dialirkan menuju ke tangki penampung gas propilene.

Q Loss
Benzene, Toluene, Cumene
Benzene,Cumene,DIPB Separator Drum DIPB (Cair)
Propilene, Propana (ke Menara distilasi) 99,55oc
(dari kondensor) (H-124) Propilen, Propana, Benzene,
99,55oC, 1 atm Toluene (gas)
(ke tangki penyimpanan propilen)

Q Pemanas

Perhitungan Q loss untuk separator drum adalah sebagai berikut.


Berdasarkan spesifikasi separator drum pada Lampiran C, separator drum berupa
tangki silinder vertikal dengan tutup atas dan tutup bawah berbentuk torispherical
dished head, sehingga Q loss dihitung pada tutup bawah berbentuk torispherical dan
badan tangki (shell) berbentuk silinder.
Perhitungan Q loss untuk tutup bawah separator drum berbentuk torispherical adalah
sebagai berikut.

Berdasarkan perhitungan pada Lampiran C separator drum, diperoleh data-data untuk


tutup bawah sebagai berikut.
td = Tebal tutup = 0,1875 in = 0,00047 m;
ID = Diameter dalam shell = 30 in = 0,762 m;
OD = Diameter luar shell = 30,375 in = 0,7715 m;
b = Tinggi dish dalam = 5,12453 in = 0,13018 m;
sf = Straight flange = 3 in = 0,0762 m.
Menghitung luas permukaan tutup separator drum berbentuk torispherical tanpa
bagian sf dengan menggunakan persamaan dari Buthod halaman 401 sebagai berikut.
A lengkung = 1,5708 × D2
Luas bagian sf pada torispherical dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
luas selimut silinder sebagai berikut.
A sf = π × D × sf

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-32

Berdasarkan kedua persamaan tersebut, luas permukaan tutup bawah separator drum
berbentuk torispherical dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut.
A = 1,5708 × D2 × π × D × sf
Perhitungan luas permukaan luar (Aout) tutup torispherical adalah sebagai berikut.
Aout = 1,5708 × (0,7715 m)2 × π ×0,7715 m × 0,0762 m
Aout = 1,1196 m2
Perhitungan luas permukaan dalam (Ain) tutup torispherical adalah sebagai berikut.
Ain = 1,5708 × (0,762 m)2 × π ×0,762 m × 0,0762 m
Ain = 1,0943m2
Menghitung luas permukaan rata-rata (Alm) tutup torispherical dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.

Alm =
( )

Alm = 1,1069 m2

Suhu di dalam separator drum sebesar 99,55oC jauh lebih besar dibandingkan dengan
suhu udara sekitar sebesar 30oC, sehingga perpindahan panas terjadi dari udara sekitar
ke separator drum. Perpindahan panas terjadi secara konveksi oleh udara sekitar,
perpindahan panas secara konduksi melalui dinding separator drum, serta perpindahan
panas secara konveksi oleh fluida di dalam separator drum. Panas yang berpindah
secara konveksi dalam separator drum memiliki nilai yang sama dengan panas yang
berpindah secara konduksi serta sama dengan panas overall, sehingga persamaan
perpindahan panas yang digunakan adalah sebagai berikut.
Qoverall = Qkonveksi luar

∆ = hout × Aout × (T1 – T2)
+ +
ℎ × × ℎ ×

Dimana:
T1 = Suhu fluida dalam separator drum (K);
T2 = Suhu dinding luar torispherical (K);
T4 = Suhu udara (K);
hin = Koefisien perpindahan panas fluida dalam separator drum (W/m.K);
Ain = Luas permukaan dalam torispherical (m2);

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-33

Δx = Tebal torispherical (m);


k = Konduktivitas termal torispherical (W/m.K);
Alm = Luas permukaan rata-rata torispherical (m2);
hout = Koefisien perpindahan panas udara (W/m.K);
Aout = Luas permukaan luar torispherical (m2).
Berdasarkan Lampiran C, bahan konstruksi yang digunakan dalam perancangan
separator drum berupa steel alloy SS-316. Konduktivitas termal steel alloy SS-316
pada berbagai suhu diperoleh dari Product Data Sheet AK Steel UNS S31600 dan
UNS S31603 yang disajikan dalam Tabel B. sebagai berikut.

Tabel B.30. Konduktivitas Termal Steel Alloy SS-316 pada Berbagai Suhu
T(oC) k (W/m.K)
100 16,2
500 21,4

Separator drum beroperasi pada suhu 99,55oC, sehingga kondukivitas termal steel
alloy SS- 316 diperoleh dari ekstrapolasi. Hasil dari ekstrapolasi nilai k adalah
16,194 .

Koefisien perpindahan panas dalam separator drum hin untuk condensing organic
diperoleh dari Tabel 4.1-2 Geankoplis halaman 241 yaitu antara 1.100–2.800 W/m2.K.
Pada perancangan separator drum, diambil hin di antara 1.100–2.800 W/m2.K yaitu
sebesar 1.950 W/m2.K.
Untuk menghitung besarnya perpindahan panas yang terjadi pada torispherical, perlu
dilakukan trial suhu dinding luar torispherical (T2) hingga diperoleh nilai Qoverall =
Qkonveksi luar.
Trial T2 = 309,37 K
Menghitung nilai Tf dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
− , + ,
Tf = = = 340,96 K
. .
Mencari nilai dan bilangan Prandtl (NPr) pada suhu Tf = 335,188 K dari Tabel A.
μ

Lampiran A Geankoplis halaman 241


. .
Nilai μ
dan NPr yang diperoleh adalah :

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-34

. .
= 107.334.183,7
μ

NPr = 0,7017
Menghitung nilai bilangan Grashof (NGr) dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut.
. .
NGr = μ
× L3 × ΔT

NGr = 143.435.252 × (0,5425)3 × (344,06-304,41)


NGr = 63.831.918,12

Berdasarkan Tabel 4.7-2 Geankoplis halaman 280, untuk silinder vertikal dengan nilai
NPr.NGr 104-109, diperoleh persamaan untuk menghitung koefisien perpindahan
panas di luar separator drum (hout) sebagai berikut.
∆ /
hout = 1,37 ×

hout = 102,47866 .

Menghitung Qkonveksi luar dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.


Qkonveksi luar = hout × Aout × (T1-T2)
Qkonveksi luar = 102,478 × 1,0943× (372,55-30,37)
Qkonveksi luar = 7.085,3772 Joule/s
Menghitung Qoverall pada separator drum dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut

Qoverall = ∆
+ +
ℎ × × ℎ ×

Qoverall = 7.085,3756 Joule/s


Pada T2 = 30,37 K, diperoleh nilai Qkonveksi luar = 7.085,3772 Joule/s dan nilai Qoverall =
7.085,3756 Joule/s, sehingga trial T2 K cocok.
Berdasarkan perhitungan diatas, Qloss pada bagian torispherical untuk separator drum
sebesar 7.085,3756 Joule/

Perhitungan Q loss untuk shell separator drum berbentuk silinder adalah sebagai
berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-35

Berdasarkan perhitungan pada Lampiran C separator drum, diperoleh data-data untuk


tutup bawah sebagai berikut.
ts = Tebal shell = 0,1875 in = 0,00047 m;
ID = Diameter dalam shell = 30 in = 0,762 m;
OD = Diameter luar shell = 30,375 in = 0,7715 m;
Hs = Tinggi shell = 2,5 ft = 0,762 m;
Hc = Tinggi cairan dalam shell =0,3 ft = 0,09144 m.
Menghitung luas permukaan shell separator drum berbentuk silinder dengan
menggunakan persamaan selimut silinder sebagai berikut.
A shell = π × D × Hs
Perhitungan luas permukaan luar (Aout) shell adalah sebagai berikut.
A = π × OD × Hs
= π × 0,7715 × 0,762
= 1,8459 m2
Perhitungan luas permukaan dalam (Ain) shell adalah sebagai berikut.
A = π × OD × Hs
= π × 0,762 × 0,762
= 1,8232 m2
Menghitung luas permukaan rata-rata (Alm) tutup torispherical dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.

Alm =
( )

Alm = 1,8345 m2

Suhu di dalam separator drum sebesar 99,55oC jauh lebih besar dibandingkan dengan
suhu udara sekitar sebesar 30oC, sehingga perpindahan panas terjadi dari udara sekitar
ke separator drum. Perpindahan panas terjadi secara konveksi oleh udara sekitar,
perpindahan panas secara konduksi melalui dinding separator drum, serta perpindahan
panas secara konveksi oleh fluida di dalam separator drum. Panas yang berpindah
secara konveksi dalam separator drum memiliki nilai yang sama dengan panas yang
berpindah secara konduksi serta sama dengan panas overall, sehingga persamaan
perpindahan panas yang digunakan adalah sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-36

Qoverall = Qkonveksi luar



∆ = hout × Aout × (T1 – T2)
+ +
ℎ × × ℎ ×

Dimana:
T1 = Suhu fluida dalam separator drum (K);
T2 = Suhu dinding luar torispherical (K);
T4 = Suhu udara (K);
hin = Koefisien perpindahan panas fluida dalam separator drum (W/m.K);
Ain = Luas permukaan dalam torispherical (m2);
Δx = Tebal torispherical (m);
k = Konduktivitas termal torispherical (W/m.K);
Alm = Luas permukaan rata-rata torispherical (m2);
hout = Koefisien perpindahan panas udara (W/m.K);
Aout = Luas permukaan luar torispherical (m2).
Berdasarkan Lampiran C, bahan konstruksi yang digunakan dalam perancangan
separator drum berupa steel alloy SS-316. Konduktivitas termal steel alloy SS-316
pada berbagai suhu diperoleh dari Product Data Sheet AK Steel UNS S31600 dan
UNS S31603 yang disajikan dalam Tabel B.31. sebagai berikut.

Tabel B.31.Konduktivitas Termal Steel Alloy SS-316 pada Berbagai Suhu


T(oC) k (W/m.K)
100 16,2
500 21,4

Separator drum beroperasi pada suhu 99,55oC, sehingga kondukivitas termal steel
alloy SS- 316 diperoleh dari ekstrapolasi. Hasil dari ekstrapolasi nilai k adalah
16,194 .

Koefisien perpindahan panas dalam separator drum hin untuk condensing organic
diperoleh dari Tabel 4.1-2 Geankoplis halaman 241 yaitu antara 1.100–2.800 W/m2.K.
Pada perancangan separator drum, diambil hin di antara 1.100–2.800 W/m2.K yaitu
sebesar 1.950 W/m2.K.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-37

Untuk menghitung besarnya perpindahan panas yang terjadi pada shell, perlu
dilakukan trial suhu dinding luar shell (T2) hingga diperoleh nilai Qoverall = Qkonveksi luar.
Trial T2 = 309,37 K
Menghitung nilai Tf dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
− , + ,
Tf = = = 340,96 K
. .
Mencari nilai dan bilangan Prandtl (NPr) pada suhu Tf = 335,188 K dari Tabel A.
μ

Lampiran A Geankoplis halaman 241


. .
Nilai μ
dan NPr yang diperoleh adalah :
. .
= 107.334.183,7
μ

NPr = 0,7017
Menghitung nilai bilangan Grashof (NGr) dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut.
. .
NGr = μ
× L3 × ΔT

NGr = 143.435.252 × (0,5425)3 × (344,06-304,41)


NGr = 63.831.918,12

Berdasarkan Tabel 4.7-2 Geankoplis halaman 280, untuk silinder vertikal dengan nilai
NPr.NGr 104-109, diperoleh persamaan untuk menghitung koefisien perpindahan
panas di luar separator drum (hout) sebagai berikut.
∆ /
hout = 1,37 ×

hout = 102,47866 .

Menghitung Qkonveksi luar dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.


Qkonveksi luar = hout × Aout × (T1-T2)
Qkonveksi luar = 102,478 × 1,8459× (372,55-30,37)
Qkonveksi luar = 11922,111 Joule/s
Menghitung Qoverall pada separator drum dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut

Qoverall = ∆
+ +
× × ×

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-38

Qoverall = 11.922,69 Joule/s


Pada T2 = 30,37 K, diperoleh nilai Qkonveksi luar = 11.922,111 Joule/s dan nilai Qoverall =
11.922,69 Joule/s, sehingga trial T2 K cocok.
Berdasarkan perhitungan diatas, Qloss pada bagian torispherical untuk separator drum
sebesar 11.922,111 Joule/s

Menghitung Qloss total pada separator drum dengan menggunakan persamaan


sebagai berikut.
Total Qloss = Qloss torispherical + Qloss shell

Total Qloss = 7.085,3756 + 11.922,111

Total Qloss = 19.036,489

Total Qloss = 68.531.361,309

Berdasarkan perhitungan di atas, terjadi perpindahan panas dari udara sekitar ke dalam
separator drum sebesar 68.531.361,309 Joule/jam. Panas yang berasal dari lingkungan
dapat menurunkan suhu dalam separator drum. Oleh sebab itu, separator drum
dilengkapi dengan coil pemanas untuk menghilangkan panas dari udara sekitar
sehingga suhu di dalam separator drum dapat dijaga pada 99,55oC.

Neraca Panas di Separator Drum adalah sebagai berikut.


Qin = Qout
Hfeed + Qpemanas = Hproduk + Qloss
.
Perhitungan H feed masuk separator drum adalah sebagai berikut.
Feed masuk separator drum berupa benzene,cumene, toluene dan diisopropilbenzene
dalam fase cair serta propilen dan propena dalam fase gas. Berdasarkan perhitungan
neraca massa separator drum pada Lampiran A, diperoleh komposisi feed masuk
separator drum yang disajikan dalam Tabel B.32. sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-39

Tabel B.32. Komposis Feed Masuk Separator Drum


BM Massa Massa Mol
Komponen
(gram/mol) (kg/jam) (gram/jam) (mol/jam)
Propilen 42,081 54,771 54.771,854 1.301,581
Propana 44,097 0,220 219,967 4,988
Benzene 78,114 2.672,401 2.672.401,107 34.211,551
Toluene 92,141 2,675 2.675,076 29,032
Cumene 120,194 3.808,885 3.808.885,904 31.689,484
DIPB 162,275 6,125 6.125,280 37,746

Contoh perhitungan Panas Benzene (C6H6) masuk separator drum adalah sebagai
berikut
T1 = Suhu referensi = 0oC = 273 K
T2 = Suhu benzene masuk separator drum = 99,55 oC = 372,55 K
Cp = A + BT + CT2 + DT3

∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT dT

= [AT + T + T + T ]

= A(T − T + T −T + T −T + T −T

= 14.150,175 J/mol
Q = n ∫ Cp dT

= 34.211,5512 mol/jam × 9.920,8615 J/mol


= 484.099.447,918 J/jam.

Perhitungan H setiap komponen cair masuk separator drum dilakukan dengan cara
seperti di atas dan hasilnya disaikan pada Tabel B.33. Sebagai berikut

Perhitungan Hpropilen (C3H8) fase gas masuk separator drum adalah sebagai berikut.
Cp = A + BT + CT2 + DT3 + ET4

∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT + ET4 dT

= [AT + 𝑇 + 𝑇 + 𝑇 + 𝑇 ]

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-40

= A(T − T + T −T + T −T + T −T + T −

T
= 6.811,837 J/mol
Q = n ∫ Cp dT

= 1.301,5816 mol/jam × 6.811,837 J/mol


= 8.861.161,242 J/jam.

Tabel B.33. Panas Feed Masuk Separator Drum


𝑻
BM Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen Q (Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Propilen 42,081 54.771,854 1.301,581 6.811,836 8.866.161,241
Propana 44,097 219,967 4,988 7.871,140 39.263,292
Benzene 78,114 2.672.401,107 34.211,551 14.150,175 484.099.447,917
Toluene 92,141 2675,0762 29,032 16.107,897 467.651, 230
Cumene 120,194 3.808.885,904 31.689,484 22.215,237 703.989.412,388
DIPB 162,275 6.125,280 37,746 29.771,135 1.123.750,140
Total 6.545.079,191 67.274,384 96.927,422 1.198.585.686,211

Perhitungan H produk keluar separator drum adalah sebagai berikut.


Produk keluar separator drum terdiri dari 2 aliran menuju ke 2 alat berbeda yaitu
benzene, toluene, cumene dan DIPB dalam fase cair yang dialirkan menuju ke menara
distilasi serta propilene, propana, benzene, toluene dalam fase gas yang dialirkan
menuju ke tangki penampung. Berdasarkan perhitungan neraca massa separator drum
pada Lampiran A, diperoleh komposisi produk keluar separator drum menuju menara
distilasi yang disajikan dalam Tabel B.34 dan komposisi produk keluar separator
drum menuju tangki penampung propilen yang disajikan dalam tabel B.35 sebagai
berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-41

Tabel B.34. Komposisi Produk Keluar ke Tangki Penampung Propilene


BM Massa Massa
Komponen Mol
(gram/mol) kg/jam (gram/jam)
Propilen 42,081 54,771 54.771,854 1.301,581
Propana 44,097 0,220 219,967 4,988
Benzene 78,114 2,764 2.764,600 35,391
Toluene 92,141 0,300 300,178 3,257

Tabel B.35. Komposisi Produk Keluar ke Menara Distilasi


BM Massa Massa
Komponen Mol
(gram/mol) kg/jam (gram/jam)
Benzene 78,114 2.669,64 2.669.636,51 34.176,16
Toluene 92,141 2,37 2374,90 25,77
Cumene 120,194 3.808,89 3.808.885,90 31.689,48
DIPB 162,275 6,13 6.125,28 37,75

Perhitungan H setiap komponen keluar separator drum menuju menara distilasi


dilakukan dengan cara seperti perhitungan komponen masuk separator drum dan
hasilnya disajikan pada Tabel B.36

Tabel B.36. Panas Produk Keluar Separator Drum menuju Menara Distilasi
𝑻
BM Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen Q (Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Benzene 78,114 2.669.636,508 34176,159 14.150,175 483.598.646,848
Toluene 92,141 2.374,898 25,775 16107,897 415.174,692
Cumene 120,194 3.808.885,905 31.689,485 22.215,237 703..989.412,389
DIPB 162,275 6.125,280 37,746 29.771,136 1.123750,140
HProduk Total 1.189.126.984.069

PerhitunganH setiap komponen keluar separator drum menuju tangki penampungan


dilakukan dengan cara seperti perhitungan gas propilen masuk ke separator dan
hasilnya disajikan pada Tabel B.37 sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-42

Tabel B.37. Panas Produk Keluar Separator Drum menuju Tangki Penampung
𝑻
BM Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen Q (Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)

Propilen 42,0810 54.771,854 1.301,582 6.811,837 8.866.161,242


Propana 44,0970 219,967 4,988 7.871,140 39.263,292
Benzene 78,1140 2.764,600 35,392 53,894 500.801,070
Toluene 92,1410 300,178 3,258 24,144 52.476,538
HProduk Total 9.458.702,142

Tabel B.38. Neraca Panas Separator Drum


Komponen Q in (Joule/jam) Komponen Q out (Joule/jam)
Dari Kondensor (E-123) Ke Menara Distilasi (D-210)
Propilen 8.866.161,242 Benzene 483.598.646,848
Propana 39.263,292 Toluene 415.174,692
Benzene 484.099.447,918 Cumene 703.989.412,389
Toluene 467.651,230 DIPB 1.123.750,140
Cumene 703.989.412,389 Ke Tangki Penampung (F-125)
DIPB 1.123.750,140 Propilen 8.866.161,242
Propana 39.263,292
Benzene 500.801,070
Toluene 52.476,538
Q Pemanas 68.531.361,308 Q Loss 68.531.361,308
Total 1.267.117.047,519 1.267.117.047,519

B.6. Menara Distilasi (D-210)


Pada Menara Distilasi, feed masuk berupa benzene, toluene,cumene dan DIPB
dalam fase cair yang berasal dari separator drum pada suhu 99,55oC (fase cair jenuh).
Di dalam menara distilasi terjadi proses pemisahan cumene dan DIPB dari benzene
dan toluene yang didasarkan pada perbedaan titik didih dan berlangsung pada tekanan
1 atm. Konversi pemisahan di dalam menara distilasi sebesar 99% benzene sehingga
hasil puncak keluar menara distilasi (distilat) mengandung benzene dan toluene pada

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-43

suhu 80,06oC yang kemudian dialirkan menuju reaktor sebagai hasil recycle. Hasil
dasar keluar menara distilasi (bottom) mengandung benzene, toluene, cumene dan
DIPB pada suhu 153,46oC yang kemudian dialirkan menuju menara distilasi-2.
Menara distilasi dilengkapi dengan kondensor dan reboiler untuk melakukan proses
pemisahan.
Q Loss

Benzene, Toluene
Benzene,Cumene,DIPB Cumene , DIPB
Toluene Menara Distilasi (ke cooler)
(Dari separator drum) (D-210) Benzene, Toluene,Cumene (gas)
(ke vaporizer)

Q Reboiler

Berdasarkan perhitungan dari Lampiran A, diperoleh suhu pengembunan pada


kondensor menara distilasi (kondensor) sebesar 82,28oC dan suhu hasil dasar menara
distilasi (reboiler) sebesar 153,46oC.

Neraca Panas Menara Distilasi


Qin = Qout
Hfeed + Qreboiler = Hproduk + Qkondensor + Qloss
F.h F + Qreboiler = D.hD + B. hB + Qkondensor + Qloss
Contoh perhitungan Q Benzene (C6H6) masuk menara distilasi adalah sebagai berikut
T1 = Suhu referensi = 0oC = 273 K
T2 = Suhu benzene masuk menara distilasi = 99,55 oC = 372,55 K
Cp = A + BT + CT2 + DT3

∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT dT

= [AT + T + T + T ]

= A(T − T + T −T + T −T + T −T

= 14.150,175 J/mol
Q = n ∫ Cp dT

= 34.176,159 mol/jam × 14.150,1753 J/mol

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-44

= 483.598.646,848 J/jam.

Perhitungan H setiap komponen masuk menara distilasi dilakukan dengan cara seperti
di atas dan hasilnya disaikan pada Tabel B.39 Sebagai berikut

Tabel B.39. Panas Feed Masuk Menara Distilasi


BM 𝑻
Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen (gram/m Q (Joule/jam)
(gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
ol)
Benzene 78,114 2.669,636 34.176,159 14.150,175 483.598.646,848
Toluene 92,141 2,374 25,775 16.107,897 415.174,692
Cumene 120,194 3.808,885 31.689,485 22.215,237 703.989.412,389
DIPB 162,267 6,125 37,746 29.771,136 1.123.750,140
HFeed Total 1.189.126.984,068

Perhitungan trial suhu didih kondensor menara distilasi adalah sebagai berikut.
Data untuk perhitungan tekanan uap jenuh (P0) diambil dari Chemical Properties
Handbook
(Yaws, 1999).
Tekanan uap jenuh (P0) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
Log(P0) = A + + C log(T) + DT + ET2

+ + + +
P0 = T

Trial T = 80,6oC = 353,6 K


Perhitungan P0 setiap komponen feed masuk kondensor menara distilasi dilakukan
dengan cara seperti di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.41
Contoh perhitungan K (Koefisien kesetimbangan fase) untuk benzene adalah sebagai
berikut.
Tekanan total dalam kondensor (P) sebesar 1 atm = 760 mmHg

K =
,
K = = 1,0072

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-45

Perhitungan K setiap komponen masuk kondensor dilakukan dengan cara seperti diatas
Dan hasilnya disajikan pada Tabe B.41

Contoh perhitungan α, K diisopropilbenzene digunakan sebagai dasar karena


diisopropilbenzene memiliki nilai K yang paling kecil.
α Benzene =
,
= ,
= 10,2385

Perhitungan α setiap komponen lain dalam kondensor dilakukan dengan cara seperti
di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.41

Berdasarkan perhitungan dari Lampiran A, komposisi dan jumlah feed masuk


kondensor menara distilasi disajikan dalam Tabel B.40 sebagai berikut.

Tabel B.40. Komposisi Feed Masuk Kondensor


Massa Fraksi BM Mol
Komponen Fraksi mol
(kg/jam) Massa (kg/kmol) (kmol/jam)
Benzene 2.669,591 0,98905 78,114 34,175 0,99268
Toluene 2,348 0,00087 92,141 0,025 0,00074
Cumene 27,207 0,01008 120,194 0,226 0,00658

Contoh perhitungan nilai x.α untuk benzene adalah sebagai berikut.


X. α = X. α
= 0,99268 × 10,2385
= 10,1636
Perhitungan nilai x.α untuk setiap komponen dalam kondensor dilakukan dengan cara
seperti diatas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.41
Contoh perhitungan nilai Yi untuk benzene adalah sebagai berikut.
Yi = K.x = , × , = 0,9999

Perhitungan nilaii Xi untuk setiap komponen dalam kondensor dilakukan dengan


cara seperti di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.41

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-46

Perhitungan nilai y untuk setiap komponen umpan masuk kondensor menara distilasi
dilakukan dengan cara seperti di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.41

Tabel B.41 Perhitungan untuk Trial Titik Didih Umpan Masuk Kondensor Menara
Distilasi
Komponen Pi0 Ki Xi Xi.αi Yi
Benzene 765,4979 1,0072 0,99268 10,1636 0,9999
Toluene 295,3850 0,3887 0,00074 0,0029 0,0003
Cumene 74,7668 0,0984 0,00658 0,0066 0,0006
Total 1 10,1731 1

Konstanta kesetimbangan fase cair-uap (K) komponen cumene dijadikan sebagai dasar
untuk menghitung volatilitas relatif dari setiap komponen umpan masuk menara
distilasi.
Trial dianggap cocok apabila satu per jumlah dari fraksi mol dikali dengan volatilitas
relatif (1/Σ(xi.αi)) sama dengan konstanta kesetimbangan fase cair-uap (K) komponen
cumene serta jumlah y (fraksi mol) semua komponen sama dengan 1.
Perhitungan K cumene dengan menggunakan rumus dari Geankoplis persamaan 11.7-
5 halaman 742 sebagai berikut.
K cumene. ∑ α . = 1

K cumene = ∑ = 0,0984
.

Pembuktian trial T = 80,6oC dinyatakan cocok karena diperoleh nilai K cumene hasil
perhitungan sebesar 0,0984.

Panas untuk hasil puncak keluar menara distilasi (distilat) dihitung dengan cara yang
sama dengan panas feed masuk menara distilasi dan hasilnya disajikan pada Tabel
B.42 sebagai berikut.
T1 = Suhu referensi = 0oC = 273 K
T2 = Suhu distilasi (distilat) keluar menara distilasi =80,6oC = 353,6 K

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-47

Tabel B.42. Panas Hasil Puncak Keluar Menara Distilasi (D-310)


Komponen BM Massa Mol 𝑻 Q (Joule/jam)
∫𝑻 𝑪𝒑 dT
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam)
(Joule/mol)
Benzene 78,114 2.669.591,056 34.175,577 7.190,079 245.725.094,037
Toluene 92,141 2.348,258 25,485 9.018,534 229.841,674
Cumene 120,194 27.207,399 226,362 13.091,446 2.963.410,687
HDistilat total 248.918.346,4

Panas untuk hasil dasar keluar menara distilasi (bottom) dihitung dengan cara yang
sama dengan panas feed masuk menara distilasi dan hasilnya disajikan pada Tabel
B.43 sebagai berikut.
T1 = Suhu referensi = 0oC = 273 K
T2 = Suhu hasil dasar keluar menara distilasi (bottom) = 153,46 oC = K

Tabel B.43. Panas Hasil Dasar Keluar Menara Distilasi (D-310)


𝑻
BM Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen Q (Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Benzene 78,114 45,451 0,582 22.650,496 13.179,407
Toluene 92,141 26,640 0,289 25.710,599 7.433,579
Cumene 120,194 3.781.678,506 31.463,122 35.277,067 1.109.926.658,312
DIPB 162 6125,280 37,746 47.574,985 1.795.779,531
Qbottom total 1.111.743.050,829

Panas total produk keluar menara distilasi adalah sebagai berikut.


Qproduk Total = QDistilat + QBottom
= 248.918.346,4joule/jam + 1.111.743.050,829joule/jam
= 1.360.661.397,226 joule/jam

Perhitungan Reflux Minimum (Rmin)


Komponen kunci ringan : Benzene
Komponen kunci berat : Cumene

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-48

Berdasarkan perhitungan dari Lampiran B, komposisi dan jumlah feed masuk menara
distilasi disajikan dalam Tabel B.44 sebagai berikut

Tabel B.44. Komposisi Feed Masuk Menara Distilasi


Komponen Massa Fraksi BM Mol Fraksi
(kg/jam) Massa (kg/kmol) (kmol/jam) mol
Benzene 2.672,963 0,41184 78,114 34,218 0,51870
Toluene 2,378 0,00037 92,141 0,0258 0,00039
Cumene 3.808,746 0,58684 120,194 31,6883 0,48034
DIPB 6,128 0,00094 162,275 0,0378 0,00057

Titik didih dan titik embun umpan masuk menara distilasi memiliki nilai yang sama
dengan titik didih dan titik embun Menara distilasi
Tdew = 131,6oC
Tbubble = 99,55oC

Kondisi umpan masuk menara distilasi dinyatakan dalam nilai q, dimana untuk cold
feed memiliki nilai q lebih besar dari 1. Perhitungan nilai q dengan menggunakan
rumus dari Geankoplis persamaan 11.4-22 halaman 710 sebagai berikut.
− + + −
Q= −

Mencari nilai Hv – hL yang merupakan entalpi penguapan dari feed pada suhu
didihnya dengan menggunakan data-data dari Yaws yang disajikan dalam Tabel B.45
sebagai berikut (Yaws, 1999).

Tabel B.45. Data untuk Menghitung Entalpi Penguapan


Komponen A Tc n Tb
Benzene 49,888 562,16 0,489 353,24
Toluene 50,139 591,79 0,383 383,78
Cumene 57,201 631,15 0,363 425,56
DIPB 70,653 684 0,444 476,33

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-49

Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
Entalpi penguapan (ΔHv) dalam satuan kJ/mol
Contoh perhitungan ΔHv benzene adalah sebagai berikut.
T = Suhu pengembunan = 353,24 K

ΔHv = A. −

, ,
= 49,888 . − ,

= 30.745,730 J/mol

Perhitungan entalpi penguapan untuk kompenen lainnya dilakukan dengan cara yang
sama dan hasilnya disajikan dalam Tabel B.46 sebagai berikut.

Tabel B.46.Entalpi Penguapan Feed Menara Distilasi


Panas Penguapan
Komponen Fraksi Mol
(Joule/mol)
Benzene 30.745,730 0,51838
Toluene 33.594,004 0,00039
Cumene 38.069,328 0,48066
DIPB 41.617,850 0,00057

Perhitungan panas penguapan feed menara distilasi dengan menggunakan persamaan


sebagai berikut.
ΔHv = ∑ . ΔHvi
ΔHv = (0,51838 × 30.745,73) + (0,00039 × 33.594,0003) + (0,48066 × 38.069,3282)
+ (0,00057 × 41.617,8508)
ΔHv = 34.272,2258 J/mol.

Kapasitas panas liquid (CpL) untuk komponen masuk menara distilasi diperoleh dari
Yaws dan disajikan dalam Tabel B.47 sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-50

Tabel B.47. Kapasita Panas Feed Masuk Menara Distilasi


Komponen Kapasitas Panas (Joule/mol.K) Fraksi Mol
Benzene 158,753 0,51838
Toluene 179,311 0,00039
Cumene 243,663 0,48066
DIPB 332,455 0,00057

CpL = ∑ x . Δ Cpi
CpL = (0,51838 × 158,753) + (0,00039 ×179,311) + (0,48066 × 243,663) + (0,00057
× 332,455)
CpL = 199,673 J/mol.

Perhitungan nilai q adalah sebagai berikut.


− + + −
q=

. , + , , − ,
q=
. ,

q=1

Perhitungan untuk mencari nilai refluks minimum (Rm) dengan menggunakan rumus
dari Geankoplis persamaan 11.7-20 halaman 748 sebagai berikut.
×
Rm + 1 = ∑ −

Untuk mencari nilai Rm dierlukan nilai θ yang diperoleh dari trial dan eror dengan
menggunakan rumus dari Geankoplis persamaan 11.7-19 halaman 748 sebagai berikut.
×
1-q = ∑ −

Perhitungan nilai Rm dilakukan pada suhu rata-rata distilat dan bottom sebagai berikut.
Tavg = TD + TB
Tavg = 82,2oC + 153,47oC
Tavg = 117,83oC

Menghitung nilai α setiap komponen dalam feed pada suhu rata-rata 117,83oC dan
hasilnya disajikan dalam tabel B.48.sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-51

Tabel.B.48. α Komponen Feed Masuk Menara Distilasi pada Suhu Rata-rata


117,83oC
Komponen XiF XiD Pio Ki αi XiF.αi yi
Benzene 0,51838 0,99268 2.120,5051 2,7901 7,5409 3,9090 0,89022
Toluene 0,00039 0,00074 923,3955 1,2150 3,2837 0,0013 0,00029
Cumene 0,48066 0,00658 281,2023 0,3700 1 0,4807 0,10946
DIPB 0,00057 56,0042 0,0737 0,1992 0,0001 0,00003
Total 4,3910 1,0000

Perhitungan nilai θ dengan trial dan eror sebagai berikut.


×
1-q = ∑

, × , , × , × , , × ,
1-1 = , −𝜃
+ + +
, −𝜃 −𝜃 , −𝜃
, , , ,
0= , −𝜃
+ , −𝜃
+ −𝜃
+ , −𝜃

Trial nilai θ yang terletak diantara α kunci berat dan α kunci ringan yaitu antara 1
×
sampai 7,5409 sehingga diperoleh nilai ∑ −
sama dengan 0

Trial nilai θ = 1,7157


, , , ,
0= , − ,
+ , − ,
+ − ,
+ , − ,

0 = 0 (cocok)
Perhitungan nilai Rm
×
Rm + 1 = ∑ −
, × , , × , × ,
Rm + 1 = + +
, − , , − , − ,

Rm + 1 = 1,2774
Rm = 0,2774
Berdasarkan Geankoplis halaman 717, diketahui bahwa refluks operasi (Rop) berkisar
antara 1,2 Rm sampai 1,5 Rm. Pada perhitungan ini, digunakan Rop maksimal yaitu 1,5
Rm.
Rop = 1,5. Rm
Rop = 1,5 × 0,2774
Rop = 0,4161

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-52

Aliran panas dalam menara distilasi disajikan dalam Gambar B.2. sebagai berikut

Gambar B.2 Aliran Panas dalam Menara Distilasi

Neraca Panas d Kondensor Menara Distilasi (D-210) adalah sebagai berikut.


Qv =(L+D).hD + Qkondensor + Qloss
Neraca massa dalam kondensor menara distilasi adalah sebagai berikut.
V = L+D
Dimana,
V : uap masuk kondensor menara distilasi;
L : cairan refluks keluar kondensor menara distilasi;
D : cairan hasil puncak (distilat) keluar kondensor menara distilasi.
Nilai L dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
R=

L =R.D
Dimana,
R : Refluks operasi
Contoh perhitungan L dan V dari benzene adalah sebagai berikut.
Perhitungan L benzene dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
R=

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-53

L = R.D
L = 0,416 × 2.669,5910
L =1.110,9550 kg/jam.
Perhitungan L dan V setiap komponen dalam kondensor menara distilasi dilakukan
dengan cara seperti di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.49 sebagai berikut.

Tabel.B.49. Massa L dan V Kondensor Menara Distilasi


Komponen kg/jam (distilasi) kg/jam (L) kg/jam ( V)
Benzene 2.669,591 1.110,955 3.780,546
Toluene 2,348 0,977 3,325
Cumene 27,207 11,322 38,529
Total 2.699,146 1.123,254 3.822,401

Perhitungan entalpi setiap komponen V masuk kondensor menara distilasi dilakukan


dengan cara seperti perhitungan pada komponen masuk menara distilasi, dan
hasilnya disajikan pada Tabel B.50. sebagai berikut.
T = 82,28oC

Tabel B.50. Entalpi Komponen V Masuk Kondensor Menara Distilasi


𝑻
BM Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen Q (Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Benzene 78,114 3.780.546,09 48.397,804 7.360,511 356.232.612,634
Toluene 92,141 3.325,489 36,091 9.230,465 333.139,559
Cumene 120,194 38.529,806 320,563 13.394,685 4.293.846,792
Qv feed total 721.719.197,972

Perhitungan panas pengembunan adalah sebagai berikut.


Contoh perhitungan ΔHv benzene adalah sebagai berikut.
T = Suhu pengembunan = 82,28 = 355,28 K

ΔHv = A. −

, ,
= 49,888 . − ,

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-54

= 8.252,971 J/mol
Q = mol. ΔHv

= 48.397,804 . 8.252,971

= 1399.425.674,2

Perhitungan Panas Pengembunan (Q) setiap komponen dilakukan dengan cara seperti
di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.51. sebagai berikut.

Tabel B.51. Panas Pengembunan pada Kondensor Menara Distilasi


BM Massa Mol ΔHv
Komponen Q (Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Benzene 78,1140 3.780.546,094 48.397,804 8.252,971 399.425.674,152
Toluene 92,1410 3.325,489 36,091 7.064,900 254.981,489
Cumene 120,1940 38.529,806 320,563 42.357,588 13.578.295,336
Q Pengembunan Total 413.258.950,977

Perhitungan Qv kondensor adalah sebagai berikut.


Qv = Qvfeed + Qlatent

Qv = (721.719.197,972 + 413.258.951)

= 1.134.978.148,949

Menghitung entalpi D keluar kondensor menara distilasi pada titik didih kondensor
menara distilasi dengan cara perhitungan seperti perhitungan diata, dan hasilnya
disajikan pada tabel B.52 sebagai berikut.

Tabel B.52. Entalpi Komponen L dan D Keluar Kondensor Menara Distilasi


BM Massa Mol hD ( (L+D).hD
Komponen
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) Joule/mol) (Joule/jam)
Benzene 78,1140 3.780.546,094 48.397,804 11.319,8292 547.854.880,023
Toluene 92,1410 3.325,489 36,091 12.902,1704 465.656,207
Cumene 120,1940 38.529,806 320,563 17.819,5382 5.712.293,035
Total Q keluar kondensor 554.032.829,265

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-55

Menghitung panas kondensor (Qkondensor) dengan menggunakan persamaan neraca


panas kondensor menara distilasi sebagai berikut.
Qv =(L+D).hD + Qkondensor
1.134.978.148,949 = 554.032.829,265 + Qkondensor

Qkondensor = 580.935.319,68381 J/jam

Neraca Panas di Menara Distilasi adalah sebagai berikut


Qin = Qout
Ffeed + Qreboiler = Hproduk + Qkondensor + Qloss
F.h F + Qreboiler = D.hD + B. hB + Qkondensor + Qloss

Asumsi bahwa panas yang hilang sebesar (Qloss) sebesar 5% dari total panas yang
masuk menara distilasi.
Qloss = 5%. Qin
Qloss = 0,05. (F.h F + Qreboiler)
Subtitusi persamaan Qloss ke persamaan neraca panas menara distilasi sebagai berikut.
F.h F + Qreboiler = D.hD + B. hB + Qkondensor + Qloss
F.h F + Qreboiler = D.hD + B. hB + Qkondensor + 0,05. (F.h F + Qreboiler)
0,95 (F.h F + Qreboiler) = D.hD + B. hB + Qkondensor
. + . + − , .
Qreboiler = ,

Nilai DhD diperoleh dar Q distilat total, nilai B.Hb diperoleh dar Q bottom total, nilai
F.hF diperoleh dari Q feed total. Perhitungan nilai Qreboiler adalah sebagai berikut.
. . , + . . . , + . . , − , . . . /
Qreboiler = ,

Qreboiler = 854.669.560 Joule/jam


Q loss = 0,05. (F.h F + Qreboiler)
Qloss = 0,05 × ( . . . + . . , Joule/jam
Qloss = 102.218.827,2 Joule/mol

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-56

Tabel B.53. Neraca Panas Menara Distilasi


Komponen Q in ( Joule/jam) Komponen Q out (Joule/jam)
Dari Separator Drum (H-124) Ke Vaporizer (V-216)
Benzene 483.598.646,848 Benzene 245.725.094,037
Toluene 415.174,692 Toluene 229.841,674
Cumene 703.989.412,389 Cumene 2.963.410,687
DIPB 1.123.750,140 Ke Cooler (E-219)
Benzene
13.179,407
Toluene
7.433,579
Cumene 1.109.926.658,312
DIPB 1.795.779,531
Q Kondensor 580.945.319,683
Q Reboiler 854.669.560,047
Q Loss 102.189.827,206
Total 2.043.796.544,115 2.043.796.544,115

B.7. Cooler (E-219)


Pada Cooler feed masuk berupa benzene, toluene, cumene dan DIPB dalam fase cair
yang berasal dari reboiler pada suhu 153,46oC. Di dalam cooler terjadi pendinginan
benzene, toluene, cumene dan DIPB pada tekanan 1 atm. Produk keluar cooler I
kemudian dialirkan menuju ke Tangki Penyimpanan Cumene. Pendinginan dalam
cooler dengan menggunakan air pendingin pada suhu 30oC .

Q Loss
Benzene, Toluene Benzene, Toluene
Cumene DIPB Kondensor Cumene DIPB
(dari Menara distilasi) 153,46oC (ke tangki penyimpanan) 40oC
Q Pendingin

Neraca Panas di Cooler adalah sebagai berikut.


Qin = Qout
HFeed = HProduk + Q Pendingin + Qloss
Contoh perhitungan H benzene masuk cooler adalah sebagai berikut.
T1 = Suhu referensi = 0oC = 273 K
T2 = Suhu benzene masuk cooler= 153,46 oC = 426,47K
Cp = A + BT + CT2 + DT3

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-57

∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT dT

= [AT + 𝑇 + 𝑇 + 𝑇 ]

= A(T − T + T −T + T −T + T −T

= 22.650,496 J/mol
Q = n ∫ Cp dT

= 0,582 mol/jam × 22.650,496 J/mol


= 13.179,407 J/jam.

Perhitungan H setiap komponen masuk cooler dilakukan dengan cara seperti di atas
dan hasilnya disaikan pada Tabel B.54 sebagai berikut

Tabel B.54. Panas Feed Masuk Cooler


𝑻
BM Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen Q (Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Benzene 78,114 0,0455 0,5819 22650,496 13.179,407
Toluene 92,141 0,0266 0,2891 25710,599 7.433,579
Cumene 120,194 3781,6785 31463,1222 35277,067 1.109.926.658,312
DIPB 162,267 6,1253 37,7463 47574,985 1.795.779,531
HFeed total 1.111.743.050,829

Panas untuk produk cooler dihitung dengan cara yang sama dan hasilnya disajikan
pada Tabel B. 54sebagai berikut
T1 = Suhu referensi = 0oC = 273 K
T2 = Suhu benzene keluar cooler = 40 oC = 313 K

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-58

Tabel.54. Panas Produk Keluar Cooler


𝑻
BM Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen Q (Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Benzene 78,114 0,045 0,581 5.477,382 3.187,067
Toluene 92,141 0,026 0,289 6.269,267 1.812,602
Cumene 120,194 3.781,678 31.463,122 8.680,391 273.112.208,129
DIPB 162,267 6,125 37,746 11.542,123 435.672,414
Hproduk total 273.552.880,212

QLoss = 5% × Qin
QLoss = 0,05 × 1.111.743.050,829 Joule/jam
QLoss = 55.587.152,54 Joule/jam

Menghitung QPendingin dengan persamaan neraca panas cooler sebagai berikut.


HFeed = HProduk + Q Pendingin + Qloss
QPendingin = HFeed - HProduk - Qloss

QPendingin = (1.111.743.050,829 - 273.552.880,212 - 55.587.152,54) Joule/jam

QPendingin = 782.603.018,075 Joule/jam

Tabel.56. Neraca Panas Cooler


Komponen Q in ( Joule/jam) Komponen Q out ( Joule/jam)
Dari Menara Distilasi (D-210) Ke Tangki Penyimpanan (F-222)
Benzene 13.179,407 Benzene 3.187,067
Toluene 7.433,579 Toluene 1.812,602
Cumene 1.109.926.658,312 Cumene 273.112.208,129
DIPB 1.795.779,531 DIPB 435.672,414
Q Loss 55.587.152,54
Q Pendingin 782.603.018,075
Total 1.111.743.050,829 1.111.743.050,829

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-59

B.8. Vaporizer (V-216)

Pada Vaporizer (V-216), feed masuk berupa benzene, toluene dan cumene dalam fase
cair yang berasal dari tangki akumulator suhu 80,6oC dan tekanan 1 atm. Di dalam
vaporizer terjadi penguapan dan pemanasan benzene, toluene dan cumene pada suhu
350oC tekanan 25 atm. Produk keluar vaporizer berupa benzene toluene dan cumene
dalam fase gas pada suhu 350oC yang kemudian dialirkan menuju ke reaktor sebagai
produk recycle. Panas disuplai dari fuel gas yang dihasilkan dari furnace yang
digunakan untuk menguapkan fase cair menjadi fase gas dan menaikkan suhu hingga
350oC. Komponen masuk vaporizer disajikan pada Tabel B.57. sebagai berikut.

Q Loss

Benzene,Cumene,DIPB (cair) Benzene,Cumene,DIPB (gas)


o
(dari Menara distilasi) 82 C Heater (ke reaktor) 350oC

Q Pemanas

Tabel B.57. Komposisi Feed Masuk Vaporizer


BM
Komponen Massa(kg/jam) Massa (gram/jam) Mol (mol/jam)
(gram/mol)
Benzene 78,114 2.669,591 2.669.591,056 34.175,577
Toluene 92,141 2,348 2.348,257 25,485
Cumene 120,194 27,207 27.207,398 226,362

Neraca Panas di Furnace adalah sebagai berikut.


HFeed + QPemanas = QPenguapan + HProduk + QLoss

Contoh perhitungan H propilen masuk vaporizer adalah sebagai berikut.


Feed masuk furnace berupa propilene dalam fase cair.
T1 = Suhu referensi = 0oC = 273 K
T2 = Suhu feed vaporizer = 80,6 oC = 353,6 K
Cp = A + BT + CT2 + DT3

∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT dT

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-60

= [AT + T + T + T ]

= A(T − T + T −T + T −T + T −T

= 11.319,83 J/mol
ΔH = n ∫ Cp dT

= 34.175,5574 mol/jam × 11.319,83 J/mol


= 386.861.699,7 J/jam.
Perhitungan H setiap komponen masuk vaporizer dilakukan dengan cara seperti di atas
dan hasilnya disajikan pada Tabel B.57 sebagai berikut.

Tabel B.57. Panas Masuk Vaporizer


𝑻
BM Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen Q (Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Benzene 78,114 2.669.591,056 34.175,577 11.319,829 386.861.699,700
Toluene 92,141 2.348,257 25,485 12.902,170 328.818,010
Cumene 120,194 27.207,398 226,362 17.820,295 4.033.844,401
HFeed total 391.224.362,112
Perhitungan H keluar furnace adalah sebagai berikut.

Produk keluar furnace berupa benzene, Toluene dan cumene dalam fase gas.

T1 = Suhu referensi = 0oC = 273 K


T2 = Suhu feed vaporizer = 350 oC = 623 K
Cp = A + BT + CT2 + DT3 + ET4

∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT + ET4 dT

= [AT + T + T + T + T ]

= A(T − T + T −T + T −T + T −T + T −

T
= 50.768,933 J/mol
ΔH = n ∫ Cp dT

= 34.175,5774 mol/jam × 50.768,933 J/mol


= 1.735.057.618,6997 J/jam

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-61

Perhitungan H setiap komponen keluar vaporizer dilakukan dengan cara seperti di atas
dan hasilnya disajikan pada Tabel B.58 sebagai berikut.

Tabel B.58. Panas Keluar Vaporizer


𝑻
BM Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen Q (Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Benzene 78,114 2.669.591,056 34.175,577 43.638,520 1.491.371.626,936
Toluene 92,141 2.348,257 25,485 53.574,549 1.365.373,135
Cumene 120,194 27.207,398 226,362 72.603,392 16.434.676,188
HProduk Total 1.509.171.676,260

Di dalam vaporizer terjadi proses penguapan feed yang berada dalam fase cair menjadi
fase gas. Data entalpi penguapan (ΔHv) diambil dari Chemical Properties Handbook
(Yaws, 1999). Entalpi penguapan (ΔHv) dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut.

ΔHv = A. −

Data A, Tc, dan n untuk menghitung entalpi pengembunan (ΔHv) masing-masing


komponen disajikan pada Tabel B.58 sebagai berikut.

Tebel B.58. Data untuk Menghitung Entalpi Penguapan


Komponen A Tc n
Benzene 49,888 562,16 0,489
Toluene 50,139 591,79 0,383
Cumene 57,201 631,15 0,363

Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
Entalpi penguapan (ΔHv) dalam satuan kJ/mol
Contoh perhitungan ΔHv benzene adalah sebagai berikut.
T = Suhu penguapan = 80,6oC = 353,6 K

ΔHv = A. −

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-62

, ,
= 49,888 . − ,

= 30.719,811 J/mol
Q = mol. ΔHv

= 34.175,5774 . 30.719,811

=1.049.867.306

Perhitungan Panas Penguapan (Q) setiap komponen dilakukan dengan cara seperti di
atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.60 sebagai berikut.

Tabel B.60. Panas Penguapan Vaporizer


BM Massa Mol ΔHv
Komponen Q (Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Benzene 78,114 2.669.591,056 34.175,577, 30.719,812 1.049.867.306
Toluene 92,141 2.348,257 485 35.383,206 901.757,994
Cumene 120,194 27.207,398 226,362 42451,042 9.609.318,636
Q Penguapan Total 1.060.378.383

Asumsi bahwa panas yang hilang (Qloss) sebesar 20% dari total panas yang masuk
vaporizer
Qloss = 10%. Qin
Qloss = 0,1. (Hfeed+ Qpemanas)

Subtitusi persamaan Qloss ke persamaan neraca panas vaporizer sebagai berikut.


HFeed + QPemanas = QPenguapan + HProduk + QLoss
HFeed + QPemanas = QPenguapan + HProduk + 0,1. (Hfeed+ Qpemanas)
0,9. (Hfeed+ Qpemanas) = QPenguapan + HProduk
P + P
Qpemanas = – HFeed
,
. . . + . . . ,
Qpemanas = ( ,
- 391.224.362,1) Joule/jam

Qpemanas = 2.463.831.259 Joule/jam

Q loss = 0,10. (Hfeed+ Qpemanas)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN B NERACA PANAS B-63

Qloss = 0,10 × (391.224.362,1+2.463.831.259 Joule/jam


Qloss = 285.505.562,1 Joule/mol

Tabel B.61. Neraca Panas Vaporizer


Komponen Q in ( Joule/jam) Komponen Q out ( Joule/jam)
Dari Reaktor Ke Kondensor
Benzene 386.861.699,700 Benzene 2.541.238.933,436
Toluene 328.818,010 Toluene 2.267.131,130
Cumene 4.033.844,401 Cumene 26.043.994,824
Q Pemanas 2.463.831.259,212 Q Loss 285.505.562,100
Total 2.855.055.621 Total 2.855.055.621,000

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-1

LAMPIRAN C
SPESIFIKASI ALAT

C.1. Tangki Penyimpanan Benzena ( F-111)


Fungsi : Untuk menyimpan benzena yang digunakan dalam proses
produksi
Tipe : Tangki silinder vertikal dengan tutup atas berbentuk kerucut
(conical roof) dan tutup bawah berbentuk flat
Dasar pemilihan : Desain sederhana dan cocok menyimpan bahan berkapasitas
besar
Kondisi operasi : Tekanan = 1 atm, Suhu = 30ºC
Waktu tinggal : 14 hari
Jumlah : 3 buah

Perhitungan Volume Tangki


Data densitas (ρ) diambil dari Chemical Properties Handbook (Yaws, 1999). Densitas
(ρ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
− −
= A [B ]

Data A, B, n, dan Tc untuk menghitung densitas masing-masing komponen disajikan


pada Tabel C.3 sebagai berikut:

Tabel C.1. Data untuk Menghitung Densitas


Rumus
Komponen A B n Tc
Molekul
Benzena C6H6 0,3009 0,2677 0,2818 562,16
Toluena C7H8 0,3 0,2711 0,2989 591,79

Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
ρ dalam satuan gram/cm3

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-2

Contoh perhitungan benzena pada suhu 30oC=303 K adalah sebagai berikut:

= A [B− −
]

,
− −
= , [ , , ]

kg
= ,
m

Perhitungan ρ untuk toluena dilakukan dengan cara seperti di atas dan diperoleh

pada 30oC=303 K sebesar 860,5594

Berdasarkan perhitungan neraca massa pada Lampiran A, komposisi feed yang


digunakan dalam produksi cumene disajikan dalam Tabel C.4 sebagai berikut.

Tabel C.2. Komposisi Feed dalam Proses Produksi Cumene

Komponen Massa (kg/jam) Fraksi Massa Densitas (kg/m3)


Benzena 2.460,8651 0,999 846,9995
Toluena 2,7873 0,001 860,1594
Total 2.463,6524 1,000

Menghitung densitas campuran feed yang digunakan sebagai bahan baku proses
produksi cumene dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

=
xi
Σ i

=
, ,
+
kg kg
, ,
m m

kg
= ,
m

lb
= ,
ft

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-3

Menghitung volume cairan dalam tangki dengan menggunakan persamaan sebagai


berikut:

masa feed total


Volume cairan =
campuran

kg
,
jam × jam
=
kg
,
m

= . , m

Untuk perancangan tangki penympanan digunakan 3 buah tangki, sehingga volume


untuk 1 buah tangki adalah 407,209 m3.

Menentukan H/D optimum untuk tangki penyimpanan benzena dimana ketebalan


tangki bergantung pada nilai H/D dengan menggunakan persamaan 3.9 Brownell &
Young halaman 42 sebagai berikut:

C
D= H×
C +C +C +C

C
= H×
C + C

C
= H×
C

= H

Dimana:
D = diameter tangki
H = tinggi tangki
C1 = biaya fabricated shell
C2 = biaya fabricated bottom
C3 = biaya fabricated roof (atap)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-4

C4 = biaya installed foundation


C5 = harga tanah yang dibebankan ke harga tangki
Untuk tangki penyimpanan berukuran besar dan tertutup, diestimasikan C1 = 2C2 = C3
serta C4 = C5 = 0, sehingga perbandingan diameter dan tinggi tangki peyimpanan
adalah sebagai berikut:
C
D= H×
C +C +C +C
C
= H×
C + C
C
= H×
C

= H

H
=
D
Ditetapkan tinggi shell sama dengan dari diameter tangki, HS = D

Volume tangki = × D × Hs

= ×D × D

. m = D

D = . , m
D = , m
D = , ft = ft

H= D

= × , m

= , m
= , ft = ft

Dari Brownell & Young Lampiran E halaman 348 dengan lebar plate 72 in, pada
diameter tangki 40 ft = 480 in dan tinggi tangki 18 ft diperoleh volume tangki sebesar

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-5

4.030 barrel = 480,53 m3 = 16.442,4 ft3. Perancangan tangki, digunakan plate dengan
lebar 6 ft = 72 in, sehingga tangki penyimpanan benzena tersusun atas 3 buah course.
Sehingga pada perancangan tangki penyimpanan benzena diambil diameter tangki 40
ft dan tinggi shell 18 ft.

Perhitungan Tebal Course


Bahan kostruksi : Carbon steel SA-283 grade D
Allowable working stress (f) : 12.650 psi (Brownell & Young Tabel 13.1, halaman
251)
Tipe pengelasan : Double-welded butt joint dengan efisiensi 80
(Brownell & Young Tabel 13.2, halaman 254)
Faktor korosi : 0,125 in
Perhitungan tebal shell dengan menggunakan persamaan 3.16 Brownell & Young
halaman 45 sebagai berikut:
P×D
ts = +c
×f×E
Dimana:
ts = tebal shell (in)
P = tekanan intenal (psi)
D = diameter dalam (in)
f = allowable working stress (psi)
E = efisiensi sambungan
c = faktor korosi.
Tekanan internal (P) dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan 3.17 Brownell
& Young halaman 46 sebagai berikut:
H−
P= ×

Dimana:
P = tekanan internal (psi);
ρ = densitas bahan dalam tangki (lb/ft3);
H = tinggi shell (ft).
Tebal shell tangki penyimpanan benzena dapat dihitung dengan mensubstitusikan
persamaan Brownell & Young 3.17 ke persamaan 3.16 sebagai berikut:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-6

P×D
ts = +c
×f×E
H−

ts = +c
×f×E
P× H− ×D
ts = +c
× ×f×E
* Course 1
Perancangan tangki dengan menggunakan 3 plate coarse dan allowable untuk vertical
welded joint (jarak sambungan antar plate) = in, serta lebar plate = 6 ft. Menghitung
× H− ×D
t = +c
× ×f×E
lb
, × − ft × in
= ft + , in
in
× . psi × ,
ft

= , = in

Tebal standar untuk course 1 diambil 3/16 in


* Course 2
P× H− − ×D
t = +c
× ×f×E
lb
, × − − × in
= ft + , in
in
× . psi × ,
ft
= , in
Tebal standar untuk course 2 diambil 3/16
* Course 3
P× H− ×D
t = +c
× ×f×E
lb
, × − − × in
= ft + , in
in
× . psi × ,
ft
= , in
Tebal standar untuk course 3 diambil 3/16

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-7

Perhitungan Tebal Tutup (Self-Supporting Cone Roof)


Menghitung tebal self-supporting cone roof dengan sudut θ 10o menggunakan rumus
dari Megyesy Lampiran A halaman 166 sebagai berikut:
D
td =
sin

=
sin °
= , in
Berdasarkan perhitungan di atas, ditetapkan tebal tutup sesuai standar sebesar 1,5 in
Perhitungan tinggi cone roof adalah sebagai berikut:
Hd
Tan = D

Hd = D × tan

= ft × tan

= 3,5265 ft
= 1,07 m
Tinggi Tangki Total = H +H
= + ,
= , ft
= , m

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-8

Spesifikasi Tangki Penyimpanan Benzena (F-111)


Tangki Penyimpanan Benzena (F-111)
Identifikasi: Tanggal : 22 Desember 2017
Nama alat : Tangki Penyimpanan Benzena Oleh : Rosalie Maria.W.P
Nomor alat: F-120 Jeni Pabontong
Waktu penyimpanan : 14 hari
Jumlah : 3 buah
Fungi: Menyimpan bahan baku sebagai bahan baku produksi
Operasi: Kontinyu
Dasar Pemilihan: Desain alat sederhana dan cocok untuk menyimpan bahan
berkapasitas besar.
Tipe Tangki silinder vertikal dengan tutup atas berbentuk kerucut (conical roof) dan
tutup bawah berbentuk flat
Dimensi:
Kondisi operasi : P = 1 atm, T = 30ºC
Volume tangki : , m = . , ft
Diameter dalam shell : 480 in = 40 ft = m
Tinggi tangki total : 21,526 ft = , m
Tinggi shell : 18 ft = 12,192 m
Tinggi head : 7,9347 ft = 5,4864 m
Tebal shell course 1 : 0,1480 in
Tebal shell course 2 : 0,1480 in
Tebal shell course 3 : 0,1480 in
Tebal head : 1,5 in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade D
Kontrol : Level Indicator

C.2. Tangki Penyimpanan Propilene (F-112)


Fungsi : Untuk menyimpan gas propilen yang digunakan dalam proses
produksi
Tipe : Tangki silinder horisontal dengan tutup berbentuk elliptical
dished head
Dasar pemilihan : Cocok untuk fluida bertekanan tinggi
Kondisi operasi : Tekanan = 25 atm, Suhu = 30ºC
Waktu tinggal : 14 hari
Jumlah : 5 buah

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-9

Perhitungan Volume Tangki


Data densitas (ρ) diambil dari Chemical Properties Handbook (Yaws, 1999). Densitas
(ρ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

= A [B− −
]

Data A, B, n, dan Tc untuk menghitung densitas masing-masing komponen disajikan


pada Tabel C. sebagai berikut:

Tabel C.1. Data untuk Menghitung Densitas


Rumus
Komponen A B n Tc
Molekul
Propilen C3H8 0,2331 0,2752 0,3025 364,76
Propana C3H6 0,22151 0,27744 0,287 369,82

Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
ρ dalam satuan gram/cm3
Contoh perhitungan propilen pada suhu 30oC=303 K adalah sebagai berikut:
− −
= A [B ]

,
− −
= , [ , , ]

kg
= ,
m

Perhitungan ρ untuk propilene dilakukan dengan cara seperti di atas dan diperoleh

pada 30oC=303 K sebesar 493,45

Berdasarkan perhitungan neraca massa pada Lampiran A, komposisi feed yang


digunakan dalam produksi cumene disajikan dalam Tabel C.4 sebagai berikut

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-10

Tabel C.3. Komposisi Feed dalam Tangki Penyimpanan Propilen

Komponen BM (gram/mol) Massa (kg/jam) Mol(kmol/jam)


Propilen 42 1.374,01 32,72
Propena 44 8,29 0,19
Total 1.382,3 32,90

Menghitung densitas campuran feed yang digunakan sebagai bahan baku proses
produksi cumene dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

=
xi
Σ i

=
, ,
+
kg kg
, ,
m m

kg
= ,
m

lb
= ,
ft

Menghitung volume cairan dalam tangki dengan menggunakan persamaan sebagai


berikut :

Volume cairan =

. , ×
=
,

= 937,549 m3

Menghitung volume tangki sebagai berikut:


volume gas
Volume tangki =
jumlah tangki
, m
=

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-11

= , m3

Volume tangki = ×D ×L+ × ×D

= ×D × D+ × ×D

, m = D

, m =D
D = , m
= , ft = 12 ft = 144 in
L= D
= , m
= , ft

Perhitungan Tebal Shell


Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212 grade B
Allowable working stress (f) : 17.500 psi (Brownell & Young Tabel 13.1, halaman
251)
Tipe pengelasan : Double-welded butt joint dengan efisiensi 80%
(Brownell & Young Tabel 13.2, halaman 254)
Faktor korosi (c) : 0,125 in
P = atm
P = , ×P
= , × atm
= atm
= , psi
Perhitungan tebal shell dengan menggunakan persamaan 3.16 Brownell & Young
halaman 45 sebagai berikut:
P×D
ts = +c
×f×E
Dimana:
ts = tebal shell (in)
P = tekanan intenal (psi)
D = diameter dalam (in)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-12

f = allowable working stress (psi)


E = efisiensi sambungan
c = faktor korosi
P×D
ts = +c
×f×E
, psi × in
= + ,
× . psi × ,
= , in = 2,5 in
Tebal shell standar untuk tangki penyimpanan gas propilen diambil 2,5 in.
Menghitung OD shell dengan persamaan sebagai berikut:
OD = ID + × ts
= in + × ,
= in

Perhitungan Tebal Tutup Elliptical Dished Head


Perhitungan tebal tutup elliptical dished head dengan menggunakan persamaan 13.10
Brownell & Young halaman 256 sebagai berikut:
P×D
td = +c
×f×E− , ×P
Dimana:
td = tebal tutup (in)
P = tekanan intenal (psi)
D = diameter dalam (in)
f = allowable working stress (psi)
E = efisiensi sambungan
c = faktor korosi
P×D
td = +c
×f×E− , ×P
, psi × in
= + ,
× . psi × , − , × , psi
= , in
Tebal tutup elliptical dished head standar untuk tangki penyimpanan gas prolpilen
diambil 2.5 in.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-13

Perhitungan Tinggi Head


Menghitung inside depth of dish (IDD) dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
ID
IDD =

in
=

= in
Berdasarkan Tabel 5.11 Brownell & Young halaman 94, untuk tebal tangki = 3 in,
diperoleh nilai sf = 3 3/4 in.
Menghitung tinggi head dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
tinggi head = IDD + sf + td
= in + , in + , in
= , in
Menghitung panjang tangki total dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
L total = × tinggi head + L
ft
= × , in × + , ft
in
= , ft
= , m

Spesifikasi Tangki Penyimpanan Gas Propilen (F-112)


Tangki Penyimpanan Propilene (F-112)
Identifikasi: Tanggal : 18 Desember 2016
Nama alat : Tangki Penyimpanan Gas Propilen Oleh : Rosalie Maria.W.P
Nomor alat: F-112 Jeni Pabontong
Waktu Penyimpanan : 14 hari
Jumlah : 5 buah
Fungi: Menyimpan bahan baku sebagai bahan baku produksi
Operasi: Kontinyu
Dasar Pemilihan: Cocok untuk menyimpan fluida bertekanan tinggi
Tipe : Tangki silinder horisontal dengan tutup berbentuk elliptical dished head
Dimensi:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-14

Kondisi operasi : P = 25 atm, T = 30ºC


Volume tangki : , = . ,
Diameter dalam shell : 144 in = 12 ft = 3,6576 m
Panjang tangki total : 94,40 = ,
Panjang shell : 148,7815 ft = 45,3486 m
Tinggi head : 42,25 in = 5,25 ft = 1,6 m
Tebal shell : 2,5 in
Tebal head : 2,5 in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212 grade B
Kontrol : Level Indicator, PICA

C.3. Furnace (Q-110)

Fungsi : Mengubah fase benzena dan propilen dari fase cair menjadi
fase gas serta menaikan suhu feed sebelum masuk reaktor
Tipe : End Fires Horizontal Tube Box
Dasar pemilihan : Desain sederhana, cocok digunakan untuk pemanasan antara
5-50 MBtu/jam
Kondisi operasi : Tekanan operasi = 25 atm
Jumlah : 1 buah

Panas yang dibutuhkan untuk memanaskan benzena dan propilen dari suhu 30oC
menjadi 350oC sebesar 4.502.295.072 Joule/jam. Bahan bakar yang digunakan pada
furnace berupa batu bara yang berasal dari Kuala Samboja, Kalimantan Timur (Pusat
Sumberdaya geologi, Badan Geologi 2011). Batu bara yang digunakan merupakan
formasi Balikpapan dengan total sumber daya mencapai 13.013.263 ton. Berdasarkan
analisis ultimat, kandungan batu bara formasi Balikpapan yang digunakan disajikan
dalam Tabel C.4 sebagai berikut:

Tabel C.4. Kandungan dalam batu bara Formasi Balikpapan


Komponen %Berat Fraksi massa

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-15

Karbon 77,31 0,7631


Hidrogen 5,51 0,0551
Nitrogen 1,57 0,0157
Sulfur 0,91 0,0091
Oksigen 15,70 0,157

Menghitung HHV batu bara dengan menggunkan persamaan rumus dari Himmelblau
halaman 449 sebagai berikut:
O
HHV = . C+ . (H − ) + . S

,
= ,. × , + . ( , − )+ . × ,

Btu
= . ,
lb
Joule
= ,. . ,
Kg
Menghitung LHV bartu bara dengan menggunakan rumus dari Himmelblau halaman
449 sebagai berikut:
LHV = HHV − × %H
Joule
= . . , − , × ,
Kg
Joule
= , . ,
Kg
Efisiensi furnace sebesar 75%, sehingga panas yang harus disuplai dari batu bara (QF)
dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Q
Qf =
efisiensi
. . .
=
%
Joule
= . . .
jam
Btu
= . . ,
jam
Perhitungan massa batu bara yang dibutuhkan dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-16

Qf
M =
LHV
Joule
. . .
jam
=
Joule
, . , Kg
kg
= ,
jam
lb
= ,
jam
M
Mol =
BM
kg gram
, jam × kg
= gram
,
mol
mol
= . ,
jam

Batu bara masuk furnace dibakar dengan udara berlebih 50% yang terdiri dari 21%
mol gas oksigen (O2) dan 79% mol gas nitrogen (N2), sehingga mol komponen masuk
furnace adalah sebagai berikut:
mol
Mol = %× . ,
jam
mol
= . ,
jam
mol
Mol = × . ,
jam
mol
= . ,
jam

C + O2 CO2
Mula-mula : 16.112,5380 24.168,8070
Reaksi : 16.112,5380 16.112,5380 16.112,5380
Sisa - 8.056,269 16.112,5380

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-17

Gas keluar furnace terdiri dari gas oksigen sisa reaksi, gas nitrogen inert, dan gas
karbondioksida hasil reaksi. Komposisi gas keluar furnace disajikan dalam Tabel C.5
sebagai berikut:
Tabel C.5 Komposisi Gas Keluar Furnace
Komponen Rumus Molekul Mol (mol/jam)
Oksigen O2 8056,2690
Nitogen N2 90920,7504
Karbondioksida CO2 16112,5380

Perhitungan panas reaksi pembakaran batu bara dalam furnace adalah sebagai berikut.
Data panas pembakaran (ΔHc) dari Lampiran F Himmelblau halaman 665 disajikan
dalam Tabel C.6. sebagai berikut:

Tabel C.6. Panas Pembakaran (ΔHc) Gas dalam Furnace


Komponen Rumus Molekul ΔHc (kJ/mol)
Karbon C -393,51
Oksigen O2 0
Karbondioksida CO2 0

Perhitungan panas reaksi pembakaran pada suhu 25oC adalah sebagai berikut:
̂ = ∑ ni. ∆H
∆H ̂ ̂
− ∑ ni. ∆H

mol kJ mol kJ
= ([ . , × ]+[ . , × ]
jam mol jam mol
mol kJ
−[ . , × , ])
jam mol
kJ
= . . ,
jam
j
=
jam
Data A, B, C, D, dan E untuk menghitung kapasitas panas fase gas masing-masing
komponen disajikan pada Tabel C.7 sebagai berikut:

Tabel C.7. Data untuk Menghitung Kapasitas Panas Fase Gas


Komponen A B C D E

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-18

Oksigen 29,526 -8,8999.10-3 3,8083.10-5 -3,2629.10-8 8,8607.10-12


Nitrogen 29,342 -3,5395.10-3 1,0076.10-5 -4,3116.10-9 2,5935.10-13
Karbondioksida 27,437 4,2315.10-2 -1.9555.10-5 3,9968.10-9 -2.9872.10-13

Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
Cp dalam satuan Joule/mol
Dari perhitungan panas reaksi pembakaran diperoleh bahwa Q produk keluar furnace
yang terdiri dari oksigen, nitrogen, dan karbondioksida dalam fase gas sebesar
J/jam. Dengan menggunakan persamaan kapasitas panas, dilakukan trial
suhu T2 untuk mengetahui suhu gas keluar furnace. Trial T2 dilakukan hingga panas
produk total keluar furnace sebesar J/jam.

Contoh perhitungan Q oksigen (O2) dengan trial nilai T2 sebesar 1.598,72oC.


T1 = Suhu referensi = 25oC = 298 K
T2 = Suhu oksigen keluar furnace = 1.598,72oC = 1871,72 K
Cp = A + BT + CT + DT + ET

∆H = ∫ A + B × T + C × T + D × T dT

B C D
∆H = [A × T + ×T + ×T + ×T ]

B C D
∆H = A × T − T + × (T − T ) + (T −T )+ (T −T )

E
+ (T −T )

− ,
= , × , − + × , −

,
+ × , −

− , ×
+ × , −

, ×
+ × , −

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-19

J
= . ,
mol

Q = n ∫ Cp dT

mol J
= , × . ,
jam mol
j
= . . ,
mol

Perhitungan H setiap komponen produk keluar furnace dilakukan dengan cara seperti
di atas dan hasilnya disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel C.8. Panas Produk Keluar Furnace (Q-110)


T
Komponen ∫ 2 Cp dT Mol Q
T1
(mol/jam) (Joule/jam)
(Joule/mol)
Oksigen 54.828,67 8056,2690 441.714.510,4
Nitrogen 50.038,46 90920,7504 4.549.533.918
Karbondioksida 83.735,81 16112,5380 1.349.196.418
HProduk Total 6.340.444.846

Trial cocok dimana pada T2 = 1.598,72oC, diperoleh nilai Q Produk Total sebesar
J/jam. Jadi suhu gas keluar furnace sebesar 1.598,72oC. Desain furnace
dengan menggunakan metode Lobo and Evans sebagai berikut (Kern, 1950).
Steam untuk atomisasi batu bara = 0,3 lb/lb batu bara
Diameter luar pipa (OD) = 5 in
Jarak antar pusat pipa (PT) = 8,5 in
Panjang pipa = 15 ft
Pengaturan = 1 deret pipa
Fluks rata-rata seksi radian = 12.000 Btu/jam.ft2.
Panas yang dihasilkan oleh batu bara (QF) sebesar 6.003.060.096 Joule/jam =
5.689.802,411 Btu/jam.
Mol dan massa setiap komponen dalam furnace disajikan dalam Tabel C.9. sebagai
berikut:

Tabel C.9 Mol dan Massa Komponen dalam Furnace

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-20

Mol BM Massa Massa Massa


Komponen
(mol/jam) (gram/mol (gr/jam) (kg/jam) (lb/jam)
Karbon 16.112,5380 12,0112 193.530,9170 193,5309 426,7356
Oksigen 24.168,8070 31,9988 773.372,8236 773,3728 1.705,2870
Nitrogen 90.920,7504 28,0134 2.546.999,3490 2.546,9993 5.616,1335

Neraca panas berdasarkan metode Lobo Evans berdasarkan Kern persamaan 19.11
halaman 698 adalah sebagai berikut.
Q = QF + QA + QR + QS – QW – QG
Dimana,
Q = Total panas pada seksi radian (Btu/jam);
QF = Panas yang dihasilkan oleh batu bara LHV (Btu/jam)
QA = Panas yang dihasilkan oleh udara pembakar (Btu/jam)
QR = Panas yang dihasilkan oleh flue gas yang diresirkulasi (Btu/jam)
QS = Panas yang dihasilkan oleh steam yang digunakan untuk atomisasi batu bara
(Btu/jam) QW = Panas yang hilang melalui dinding furnace (Btu/jam)
QG = Panas flue gas keluar seksi radian furnace (Btu/jam)
lb
Massa = ,
jam
Massa = Massa + Massa
lb lb
= , + ,
jam jam
lb
= ,
jam
lb
Massa = Massa × ,
lb batu bara
lb lb
= , × ,
jam lb batu bara
lb
= ,
jam
Perhitungan panas udara pembakar (QA) adalah sebagai berikut.
Udara yang digunakan sebanyak , lb/jam yang terdiri atas 21% mol oksigen
(O2) dan 79% mol nitrogen (N2).

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-21

Panas udara pembakar (QA) dalam furnace dihitung dengan cara yang sama seperti
perhitungan panas produk keluar furnace dan hasilnya disajikan pada tabel sebagai
berikut. T1 = Suhu referensi = 25oC = 298 K
° + ,
T2 = suhu udara dalam furnace = = , ° = ,

Tabel C.10. Panas Udara Pembakar dalam Furnace (Q-110)


T
∫ Cp dT
2
Komponen Mol Q
T1
(mol/jam) (Joule/jam)
(Joule/mol)
Oksigen 31467,15 24168,8070 760.523.545,5
Nitogen 28.424,39 90920,7504 2.658.959.999
QA 3.419.483.545

Perhitungan kehilangan panas melalui dinding furnace QW adalah sebagai berikut.


Berdasarkan Kern halaman 699, besarnya kehilangan panas melalui dinding furnace
sebesar 2% dari QF:
Qw = % × Qf
Btu
= %× . . ,
jam
Btu
= ,
jam

Perhitungan panas flue gas keluar seksi radian furnace (QG) adalah sebagai berikut.
Flue gas keluar seksi radian furnace terdiri atas oksigen, nitrogen, dan karbondioksida
pada suhu 1.598,72oC.
Kapasitas panas flue gas keluar seksi radian furnace dihitung dengan cara yang sama
seperti perhitungan kapasitas panas produk keluar furnace dan hasilnya disajikan pada
tabel sebagai berikut.
T1 = Suhu referensi = 25oC = 298 K
T2 = Suhu flue gas keluar seksi radian furnace = 1.598,72oC = 1871,72 K

Tabel C.11. Kapasitas Panas Flue Gas Keluar Seksi Radian Furnace (Q-110)
T
Komponen ∫ 2 Cp dT Mol Fraksi Mol
T1
(mol/jam)
(Joule/mol)
Oksigen 54828,67 8056,2690 0,0700
Nitrogen 50038,46 90.920,7504 0,7900

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-22

Karbondioksida 83.735,81 16.112,5380 0,1400


HProduk Total 115.089,5574 1,0000

Perhitungan entalpi setiap komponen flue gas keluar seksi radian furnace adalah
sebagai berikut.
Contoh perhitungan entalpi oksigen adalah sebagai berikut:
H =X × Cp
Joule
= , × . ,
mol
Joule
= ,
mol
Joule
,
= mol
BM oksigen
Joule
,
= mol
, gram/mol
joule
= ,
gram
Entalpi setiap komponen flue gas keluar seksi radian furnace dihitung dengan cara
yang sama dan hasilnya disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel C.12. Entalpi Flue Gas Keluar Seksi Radian Furnace (Q-110)
Mol Fraksi H BM H
Komponen
(mol/jam) mol (joule/mol) (gr/mol) (joule/gr)
Oksigen 8.056,2690 0,07 3.838,0068 31,9988 119,9422
Nitrogen 90.920,7504 0,79 39.530,3798 28,0134 1.411,1235
Karbondioksida 16.112,5380 0,14 11.723,0133 44,0100 266,3715

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-23

Total 115.089,5574 1 1797,4377

Entalpi flue gas keluar seksi radian furnace sebesar 1.797,44 Joule/gram = 772,75
Btu/lb. Perhitungan QG dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
QG = H × M +M +M
Btu
= , × , + , + ,
lb
btu
= . .
jam
QR sama dengan 0 karena tidak ada flue gas yang diresirkulasi dan QS diabaikan,
sehingga persamaan Q dalam furnace sebagai berikut:
Q=Q +Q −Q −Q
Btu Btu Btu
= . . , + . . , − ,
jam jam jam
Btu
− . .
jam
Btu
= . . ,
jam
Perhitungan jumlah pipa yang dibutuhkan dalam furnace adalah sebagai berikut.
Menghitung luas permukaan 1 buah pipa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
A = × L × OD
ft
= × ft × in ×
in
= , ft
Menghitung jumlah pipa yang dibutuhkan dalam furnace dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

Q
Nt =
flux rata − rata seksi radian × A
Btu
. . , jam
=
Btu jam
. × × , ft
jam. Ft hari
= ,
= buah

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-24

Perancangan pipa dalam furnace adalah sebagai berikut.


Jumlah pipa di sisi kiri = 4 buah
Jumlah pipa di sisi atas = 6 buah
Jumlah pipa di bridge wall = 2 buah
Panjang sisi kiri = 3,75 ft
Panjang sisi atas = 5,125 ft
Panjang bridge wall = 3 ft
Lebar furnace = 15 ft.

Spesifikasi Furnace (Q-110)


Furnace (Q-110)
Identifikasi: Tanggal : 22 Desember 2017
Nama alat : Furnace Oleh : Rosalie M.W.Purwanto
Kode Alat : Q-110 Jeni Pabontong
Jumlah Alat : 1 buah
Fungsi: Mengubah fase benzena dan propilen dari fase cair menjadi fase gas
serta menaikan suhu feed sebelum masuk reaktor mencapai 350oC
Operasi : kontinu
Dasar pemilihan : Desain sederhana, cocok digunakan untuk pemanasan antara
5-50 MBtu/jam
Tipe : End Fires Horizontal Tube Box
Dimensi :
Panjang furnace : 5,125 ft =1,525 m
Lebar furnace (Panjang tube) : 15 ft = 4,572 m
Tinggi Furnace : 3,75 ft = 1,143 m
Jumlah tube : 12
Jumlah burner :3
Diameter dalam burner : 20 in
Bahan konstruksi : Bata tahan api
Kontrol : Temperature Controller, Ratio Controller

C.4. Reaktor (R-120)

Fungsi : Mereaksikan propilene dengan benzene untuk membentuk


cumene.
Tipe : Fixed Bed Multitube
Dasar Pemilihan : Desain sederhan dan mudah dilakukan perawatan

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-25

Kondisi Operasi : Tekanan = 25 atm


Suhu = 350oC
Jumlah : 1 buah

C.4.1. Menentukan Massa Katalis


1. Spesifikasi Katalis
Bahan Katalis : Zeolit QZ-2000
Bentuk : Extrudate
Diameter : 1,6 mm
ABD : 550 kg/m3=
Umur katalis : 5 tahun
Fraksi ruang kosong : 0,4
2. Menghitung berat katalis
Volume katalis = (1-ɛ) × Volume reaktor
= (1-0,4) × 0,8678 m3
= 0,52068 m3

Vkatalis =

Massa Katalis = Vkatalis × katalis


Massa Katalis = 0,5206 m3 ×550 kg/m3
Massa Katalis = 286,374 kg
3. Menghitung volume 1 buah tube
Dipilih tube dengan ukuran standar (Kern, table 10)
OD : 1,5 in = 0,0381 m
ID : 1,4 in = 0,03759 m
BWG : 18
V tube = × D2 × L

Tinggi tube standar yang dipilih adalah 2,54 meter


V 1 tube = × D2 × L
,
V 1 tube = × 0,037592 × 2,54 m

V 1 tube = 0,002826

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-26

4. Menghitung jumlah tube (Nt)


Jumlah tube yang dibutuhkkan :

Nt =
,
Nt = = 307 tube
,

C.4.2. Menghitung tebal shell


Tebal shell dihitung dengan menggunakan persamaan 13-1 Brownell halaman 254,
yaitu
×
ts = × ×
+C

Bahan : Alloy steel SA 353


Kondisi Operasi
Suhu (T) =
P operasi = 25 atm
P desain = 120% × Poperasi = 30 atm = 440,88 psia
Fall = 12.650
E = 0,8 (Brownell, halaman 342)
C = 0,125 in (Brownell, halaman 254)
IDs = 39 in
×
ts = × ×
+ 0,125 in
, ×
ts = × . × ,
+ 0,125 in

t = 0,8597 in
Distandarkan menjadi = 0,875 in = in

Diameter luar shell (ODs) = IDs + 2 × ts


= (39 + 2× 0,875)
= 40,75 in

C.3.3 Menghitung tebal head


× ×
th =
× × − , ×

Spesfikasi head
Jenis head yang dipilih adalah toripherical dished head

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-27

Bahan head yang digunakan adalah Carbon Steel SA-283 grade D


Fall = 12.650
E = 0,8
C = 0,125 in
P = 1 atm
P design = 120% × P operasi = 30 atm = 440,88 psia
Berdasarkan pada Tabel 5.7 Brownell, untuk diameter luar shell 42 dan tebal shell =
7/8 in, maka diperoleh
Icr = 2,625
r = 40
,
W = ×[ + ]
,
W = ×[ + ]
,

W = 1,595
, × × ,
th = + 0,125
× . × , − , × ,

th =1,5208 = 1,625
distandarkan menjadi : 1,625 in = 1 5/8 in

Menghitung tinggi head

Berdasarkan Tabel 5.6 Brownell,untuk tebal head (th) 1 5/8 in, diperoleh :
Straight flange (sf) = 1,5-2 in; diambil sf = 1,75 in
,
a= = = 20,375

AB = a – icr
= 20,375– 2,625
= 17,75

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-28

BC = r – icr
= 40-2,625
= 37,375
b = r - √ BC − AB

= 40 - √ , − ,
= 7,1088 in

Tinggi head untuk elleptical head (t)


t = sf + b + th = 1,75 + 7,1088 in + 0,8597 in = 9,7185 in

C.3.4. Menghitung tinggi reaktor


Tinggi reaktor merupakan tinggi tube yang digunakan ditambah dengan dua kali tinggi
head.
Tinggi reaktor dihitung denggan menggunakan persamaan.
Hr = L + 2 × b + 2 × th
L = 100 in
Hf = 100 in + (2 × 7,1088) + (2 × 0,8597)
Hf = 115,37 in
Hf = 2,93 meter = 3 meter

Spesifikasi Reaktor (R-120)

Reaktor
Identifikasi: Tanggal : 21 Desember 2017
Nama alat : Reaktor Oleh : Rosalie Maria.W.P
Nomor alat : R-120 Jeni Pabontong
Jumlah : 1 buah
Fungsi : Mereaksikan propilene dan benzene menjadi isopropilbenzene (Cumene)
dengan bantuan katalis
Operasi : Kontinyu
Dasar Pemilihan : Desain sederhana dan mudah dalam perawatan
Tipe : Fixed Bed Multitube
Kondisi Operasi : Tekanan : 25 atm

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-29

Suhu Umpan Masuk : 350oC


Suhu Produk Keluar : 520oC
Suhu Dowterm A masuk : 30oC
Suhu Dowterm A keluar : 100oC
Dimensi:
- Tube
Diameter dalam : 1,4 in = 0,03759 m
Diameter luar : 1,5 in = 0,0381 m
Panjang : 2,54 m
Jumlah : 307 tube
Jumlah pass : 1
Susunan :triangular pitch
- Shell
Diameter dalam : 39 in = 0,9906 m
Diameter luar : 40,75 in = 1,0350 m
Jumlah pass : 1
Bahan konstruksi : Alloy steel SA 353
Bentuk head : toripherical dished head
Tinggi head : 9,7185 in = 0,2468 m
Tebal head : 0,8597 in = 0,0218 m

Volume reactor : 0,8678 m3


Kontrol : Temperatur Controller

C.5. Expander (G-121)


Fungsi : Menurunkan tekanan gas keluar reaktor pada tekanan 25 atm
menjadi 1 at
Rasio Operasi : 8
Operasi : Kontinyu
Jumlah : 1 buah

Berdasarkan lampiran A, jumlah mol total gas benzena yang diproduksi dalam satu
jam sebesar 67,2743 kmol/jam = 67.274,3842 mol/jam = 6.545,0792 kg/jam
Tekanan gas masuk expander : 25 atm = 25,325 bar

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-30

Suhu gas masuk expander : 520°C = 793 K = 1428 °R


Tekanan gas keluar expander : 1 atm = 1,013 bar
Jumlah stage :3
Menghitung suhu keluar expander setiap stage sebagai berikut:

Menggunakan persamaan: = dimana T dalam Renkim dan P dalam psia

K= 1,4
• Stage 1 (25 atm ke 16 atm)

T P
=( )
T P
, −
T , psia ,
=
°R , psia
= , °R
= , °C
= , K
• Stage 2 (16 atm ke 8 atm)

T P
=( )
T P
, −
T , psia ,
=
, °R , psia
= , °R
= , °C
= , K
• Stage 3 ( 8 atm ke 1 atm)

T P
=( )
T P
, −
T , psia ,
=
, °R , psia
= , °R
= , °C
= , K

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-31

Menghitung Ws dengan menggunakan persamaan dari Perry halaman 4-40 sebagai


berikut:

n×γ×R×T P ×
W = × [( ) − ]
, × γ− P

, −
× , × , × , × ,
W = × [( ) − ]
, × , − ,

Joule
= ,
mol
= , × . ,

= 252.766.177

Joule
= , ,
s

= , hp

Berdasarkan perhitungan di atas, digunakan expander dengan power sebesar 94,15 hp

Spesifikasi Expander (G-121)

Expander (G-121)
Identifikasi: Tanggal: 21 Desember 2017
Nama alat : Expander Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor alat : G-121 Jeni Pabontong
Jumlah : 1 buah
Fungsi : Menurunkan tekanan gas benzena dari furnace pada tekanan 25 atm
menjadi 1 atm
Operasi : kontinyu
Dimensi:
Kapasitas : 6545,0792 kg/jam
Efisiensi : 80%
Power motor : 94,1554 Hp

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-32

Bahan konstruksi : Carbon steel

C.6. Heater (E-122)


Fungsi : Memanaskan propilene, propana, benzene, toluene, cumene
dan DIPB yang berasal dari expander sebelum diumpakan ke
kondensor.
Tipe : Heat Exchanger horizontal 1-2 dengan aliran counter current
Dasar pemilihan : Desain sederhana dan luas perpindahan panas besar
Kondisi operasi : Suhu pemanasan = 99,55 oC
Tekanan operasi = 1 atm
Jumlah : 1 buah

Berdasarkan perhitungan neraca panas heater pada Lampiran B, diperoleh Q pemanas


yang dibutuhkan sebesar 1.034.597,749 J/jam = 980.609,33 btu/jam
Komposisi fluida dingin masuk heater disajikan dalam Tabel C.13. sebagai berikut :

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-33

Tabel C.13. Komposis Fluida Dingin Masuk Heater

BM Massa Mol
Komponen Fraksi Mol
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam)
Propilene 42,0810 54.771,854 1301,582 0,0193
Propana 44,0970 219,967 4,988 0,0001
Benzene 78,1140 2.672.401,108 34211,551 0,5085
Toluene 92,1410 2.675,076 29,032 0,0004
Cumene 120,194 3.808.885,905 31689,485 0,4710
DIPB 162,275 6.125,280 37,746 0,0006

Media pemanas yang digunakan untuk menyuplai panas pada heater adalah flue gas
keluar dari reboiler menara distilasi hasil pembakaran furnace. Berdasarkan
perhitungan spesifikasi alat reboiler menara distilasi, diperoleh flue gas keluar
reboiler terdiri atas gas oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida pada suhu 506oC =
779 K. Komposisi flue gas keluar reboiler yang digunakan sebagai media pemanas
dalam heater disajikan dalam Tabel C.14 sebagai berikut.

Tabel C.14. Komposisi Flue Gas Masuk Heater


BM Mol Fraksi Massa
Komponen Massa (g/jam)
(gram/mol) (mol/jam) Mol (lb/jam)
Oksigen 31,9988 8.056,2690 0,07 257.790,9412 568,4290
Nitrogen 28,0134 90.920,7504 0,79 2.546.999,3492 5.616,1336
Karbondioksida 44,01 16.112,5380 0,14 709.112,7994 1.563,5937
Total 31,9988 115.089,55747 3.513.903,0898 7.748,1563

Panas flue gas keluar reboiler menara distilasi pada suhu sebesar 1.734.533.984 J/jam.
Panas dari flue gas tersebut diambil sebesar 1.034.597,749 J/jam untuk proses
pemanasan pada heater, sehingga panas flue gas keluar heater dapat dihitung sebagai
berikut.
Qflue gas = 1.734.533.984 joule/jam - 1.034.597,749 joule/jam
Qflue gas = 699.936.235 Joule/jam

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-34

Dari perhitungan di atas, diperoleh bahwa Q Flue Gas keluar heater yang terdiri dari
oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida dalam fase gas sebesar 699.936.235 Joule/jam.
Dengan menggunakan persamaan kapasitas panas dapat diketahui suhu gas keluar
vaporizer. Suhu flue gas yang keluar dari vaporizer dan masuk ke reboiler menara
distilasi adalah sebesar 212oC = 485 K.

(1).Data-data fluida panas dan fluida dingin heater


Dari lampiran B massa fluida gas keluar furnace adalah = 3.513.903,0898 gram/jam =
7.748,1563 lb/jam.
Massa fluida dingin = 6.545,0791 g/jam = 14.429,4129 lb/jam

(2). Menghitung Δt

Perhitungan Δt untuk aliran counter current dengan menggunakan persamaan 5.14


Kern halaman 89 sebagai berikut.
T −t − T −t
∆t =
T −t
ln
T −t
T1 = suhu fluida panas masuk cooler = 506oC = 942,8oF
T2 = suhu fluida panas keluar cooler = 212oC = 413,6oF
t1 = suhu fluida dingin masuk cooler = 34,65oC = 94,33oF
t2 = suhu fluida dingin keluar cooler = 131,6oC = 268,88oF
∆t = 474,71oC
Menghitung tav dan Tav
Perhitungan tav dan Tav adalah sebagai berikut:
t +t
t =

= , °F
T +T
T =

= , °F

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-35

Mencari FT (Faktor Koreksi ΔtLMTD) FT dicari dari Gambar 18 Kern halaman 828
sebagai berikut. Mencari nilai R sebagai parameter dalam grafik dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
T −T
R=
t −t
, − ,
R=
, − ,
R= ,
Mencari nilai S sebagai absis dalam grafik dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
t −t
S=
T −t
, − ,
=
, − ,
= ,
Dari figure 18 halaman 828, pada S sebagai absis sebesar 0,2057 dan R sebagai
parameter sebesar 3,0321 , diperoleh nilai sebagai ordinat sebesar 0,95.
Menghitung Δt dengan menggunakan persamaan 7.42 Kern halaman 144 sebagai
berikut:
∆T = ∆T .F
= , × , 5
= , °F

Trial nilai UD = 21,5 Btu/hr.ft2.oF


Mencari luas transfer panas (A) dengan menggunakan persamaan 7.42 Kern halaman
144 sebagai berikut:
Q = U . A. ∆T
Q
A=
U . ∆T
. , Btu/Jam
=
, Btu/jam. ft . °F × ,
= , ft
Berdasarkan tabel 10 halaman 843
OD/Diameter luar pipa = 1 in

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-36

BWG = 13
ID/Diameter dalam pipa = 0,81 in = 0,0675 ft
at” = 0,2618
L/panjang pipa = 12 ft
Mencari jumlah pipa yang dibutuhkan dalam cooler dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.:
A
N =
L. at"
,
=
× ,

= ,
Berdasarkan Tabel 9 Kern halaman 842, cooler menggunakan 1 in OD tubes on 1 1/4
in triangular pitch dengan jumlah passes 2 dan jumlah tube 32 buah, sehingga
diperoleh diameter dalam shell sebesar 10 in.
Luas transfer panas dalam cooler dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
A = N . . L. at"

= ft × × ,

= ,
Menghitung nilai UD terkoreksi sebagai berikut:
Q
UD =
A. ∆T
. , Btu/Jam
=
, ft . , °F
= , Btu/jam. ft . °F

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-37

Ditetapkan fluida panas dialirkan melalui tube, sedangkan fluida dingin dialirkan
melalui shell.
Fluida Dingin: sisi shell Fluida Panas : sisi tube
(4). Spasi baffle B = in (4).Dari Tabel 10, a ′ = , in
C’ = PT – OD tube= 1,25 – 1 = 0,25 in at =
N.at *
Pers. 7.48 (Kern, 1965)
.n
ID.C' .B
as = Pers. 7.1 (Kern, 1965) . ,
. 𝑇
at =
in. , in. , in .
as = . , in
= 0,0347 ft2
at = 0,0572 ft2

Kecepatan fluks massa: (5).Kecepatan fluks massa:


G = Pers. 7.2 (Kern, 1965) = Pers. 7.2 (Kern, 1965)

. , lb/jam . , lb/jam
G = =
, ,
Gs = 415.567,345 lb/jam.ft2 Gt = 135.381,425 lb/hr.ft2
(6). IDt = 0,81 in = 0,0675 ft
(6). μ pada tav = 0,4974 lb/jam.ft
,
(Tabel 10, Kern, 1965, halman 843)
De = (Figure 28,Kern,1965, hal.838)
μ pada Tav = 0,07483 lb/jam.ft
× .
Res = μ
Re = μ
Pers. 6.5 (Kern, 1965)

Res = 50.120,1217 , ft. . , lb/j. ft


=
. , lb/j. ft
Re = . ,
(7). jH = 100 (7). L/D = 12/0,0675 = 177,77
Figure 28, Kern, 1965, halaman 838 jH = 300
(Figure 24, Kern, 1965, halaman 834)

(8). k pada tav = 0,0599 Btu/jam.ft.oF (8). k pada Tav = 0,0325 Btu/hr.ft.oF
Cp pada tav = 6,6552 Btu/ lb.oF Cp pada Tav = 0,6863 Btu/lb.oF
.μ / .𝜇 /
Pr1/3 = Pr1/3 =

Pr1/3 = 3,807 Pr1/3 = 1,1644

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-38

(9). (9).
/ .μ /

= jH. . ∅
= jH. .

= 380,6 Btu/hr.ft2.oF ∅
= , Btu/hr.ft2.oF

Persamaan 6.15 b, Kern, 1965, halaman 112 Persamaan 6.15 a, Kern, 1965, halaman
112
10. Suhu dinding pipa (tw) (10). Persamaan 6.15 a, Kern, 1965,


halaman 111
tw = tav + + ( Tav - tav)
+
∅ ∅ = ×
∅ ∅
tw = 547,207 oF

= 168,358 × 0,81
Persamaan 6.31, Kern, 1965, hal.98


= 136,370 Btu/hr. ft2.oF

Persamaan 6.31, Kern, 1965, hal.98


(11). μw pada tw = 0,40315 lb/jam.ft (11). μw pada tw = 0,0373 lb/jam.ft
μ , μ ,
∅ = μ
∅ = μ

, , , ,
∅ = ∅ = ,
,

∅ =1,074 ∅ = 1,2671

ho terkoreksi = ∅ ×∅ h terkoreksi = ∅
×∅

ho = 380,6 ×1,074 = 408,801 Btu/hr. ft2.oF h = 136,370 ×1,2671


h = 172,79 Btu/hr. ft2.oF

Evaluasi Pressure drop


Pressure Drop
Fluida Dingin: sisi shell Fluida Panas : sisi tube
(1). Re = 50.120,1217 (1). Re = . ,
f = 0,0025 ft2/in2 Dari Gambar 26 (Kern, 1965),
Ds = 10/12 = 0,8333 ft diperoleh nilai f = 0,0002
s = 2,6721 s = 0,5966
Gambar 29 (Kern, 1965)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-39

(2). Number of crosses: . . .


(2). ∆P = , × . .
(N+1) = L/B
Pers. 12.48 (Kern, 1965)
(N+1) = 12 x (12/5) = 28,8
, . . , . .
Pers. 7.43 (Kern, 1965) ∆P =
, × . , .
∆P = , psi

(3). ∆P =
. . . + (3). Untuk Gt = . , lb/j.ft2
, × . . .∅

∆P = , psi = , Gambar 27 (Kern, 1965)


. ′

Pers. 7.44 (Kern, 1965) ∆P = .


. . ′
Pers. 7.46 (Kern, 1965)
= 0,0167 ≤ ∆P allowable = 2 psi, sehingga ×
∆P = . , = 0,013 psi
memenuhi syarat.
Maka,
∆P = ∆P + ∆P
∆P = , + 0,013= 0,0301 psi
Pers. 7.47 (Kern, 1965)
∆P ≤ ∆P allowable = 10 psi)

(12). Koefisien transfer panas menyeluruh (Uc)


Perhitungan dengan menggunakan persamaan 6.38 Kern halaman 121 sebagai
berikut.
×
Uc =
+
, + ,
Uc = , + ,

Uc = 121,456 Btu/hr. ft2.oF

(13). Faktor Koreksi



R = = 0,0379 jam. ft ℉/Btu Pers. 6.13 (Kern, 1965)
×

Rd required = 0,003 jam. ft ℉/Btu


Rd> Rdrequired sehingga memenuhi syarat dan trial Ud benar.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-40

Ringkasan Perhitungan
Fluida Dingin
Flue Gas (tube)
(shell)
408,801 h outside (Btu/jam.ft2.oF) 172,7952
UC = 121,45 Btu/jam. ft ℉
UD = , Btu/jam. ft ℉
Rdcalculated = 0,0379jam. ft ℉/Btu
Rd required = 0,003 jam. ft ℉/Btu
0,0167 psi ∆P calculated 0,0301 psi
2 psi ∆P allowable 10 psi

Spesifikasi Heater (E-122)

Heater (E-122)
Identifikasi : Tanggal:21 Desember 2017
Nama alat : Heater Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor alat: E-122 Jeni Pabontong
Jumlah : 1 unit
Fungsi : Memanaskan propilene, propane, benzene, toluene, cumene dan DIPB yang
berasal dari expander sebelum diumpakan ke kondensor
Operasi : Kontinyu
Dasar Pemilihan :Mudah dalam pengoperasian serta biaya operasi lebih murah.
Tipe : Shell and tube heat exchanger 1-2 dengan aliran counter current.
ID tube : 0,81 in Tube passes :2
OD tube : 1 in Shell passes :1
BWG : 13 Jumlah tube : 32
ID shell : 12 in Pressure drop shell : 0,0167 psi
Baffle spacing :5 in Pressure drop tube : 0,013 psi
Pitch : 1,25 in
Kontrol :Temperature Controller

C.7. Kondensor (E-123)


Fungsi : Mengembunkan benzene, toluena , cumene dan DIPB
sebelum diumpankan ke Menara Distilasi.
Tipe : Kondensor horisontal 1-2 dengan aliran counter current
Dasar pemilihan : Desain sederhana dan luas perpindahan panas besar
Kondisi operasi : Suhu pengembunan = 99,55 oC
Tekanan operasi = 1 atm
Jumlah : 1 buah

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-41

Fluida panas masuk kondensor pada suhu 131,6oC. Berdasarkan perhitungan neraca
massa kondensor pada Lampiran A, komposisi massa dan mol feed masuk kondensor
disajikan dalam Tabel C.15. sebagai berikut.

Tabel C.15. Komposisi Massa dan Mol Fluida Panas Masuk Kondensor
BM
Komponen Massa (gram/jam) Mol (mol/jam)
(gram/mol)
Propilen 42,081 54,771,854 1.301,582
Propana 44,097 219,967 4,988
Benzene 78,114 2.672.401,108 34.211,551
Toluena 92,141 2.675,076 29,032
Cumene 120,194 3.808.885,905 31.689,485
DIPB 162,275 6.125,280 37,746

(1). Berdasarkan perhitungan neraca panas kondensor pada Lampiran B, diperoleh


panas pendingin yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu dari 131,6 oC menjadi
99,55oC serta pengembunan benzene, toluena, cumene dan DIPB 99,55oC sebesar
1.808.236.048,86 Joule/jam.
Media pendingin yang digunakan dalam kondensor adalah dowterm A. Massa
pendingin dowterm A yang dibutuhkan untuk mengembunkan
benzene,toluene,cumene dan DIPB adalah 14.271.215,38 g/jam = 31.469,2207 lb/jam.
Q fluida dingin = 1.808.236.048,86 J/jam
= 1.713.876 btu/jam
Massa fluida panas adalah : 6.548.963,910 g/jam = 14.415,909 lb/jam.

(2). Menghitung ΔtLMTD


Perhitungan untuk aliran counter current dengan menggunakan persamaan 5.14 Kern
halaman 80 sebagai berikut.
T −t − T −t
∆t =
T −t
ln
T −t
Dimana:
T1 = suhu fluida panas masuk kondensor =131,6 = 662oF
T2 = suhu fluida panas keluar kondensor = 99,55oC = 160,88oF
t1 = suhu fluida dingin masuk kondensor = 30oC = 86oF

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-42

t2 = suhu fluida dingin keluar kondensor = 100oC = 212oF


T −t − T −t
∆t =
T −t
ln
T −t
= 209,17 oF
Menghitung tav dan Tav
Perhitungan tav dan Tav adalah sebagai berikut:
t +t
t =

= 149oF
T + tT
T =

= , o
F
Mencari FT (Faktor Koreksi ΔtLMTD) FT dicari dari Gambar 18 Kern halaman 828
sebagai berikut. Mencari nilai R sebagai parameter dalam grafik dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
T −T
R=
t −t
− ,
R=

R= ,
Mencari nilai S sebagai absis dalam grafik dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
t −t
S=
T −t

=

= ,

Dari figure 18 halaman 818, pada S sebagai absis sebesar 0,2187 dan R sebagai
parameter sebesar 3,9771, diperoleh nilai sebagai ordinat sebesar 0,9.
Menghitung Δt dengan menggunakan persamaan 7.42 Kern halaman 144 sebagai
berikut:
∆T = ∆T .F

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-43

= , oF × ,
= , °F

Trial nilai UD = 33 Btu/hr.ft2.oF


Mencari luas transfer panas (A) dengan menggunakan persamaan 7.42 Kern halaman
144 sebagai berikut:
Q = U . A. ∆T
Q
A=
U . ∆T
. . Btu/Jam
=
Btu/jam. ft . °F × ,
= , ft

Berdasarkan tabel 10 halaman 843


OD/Diameter luar pipa = 1 in
BWG = 16
ID/Diameter dalam pipa = 0,87 in
at” = 0,2618
L/panjang pipa = 16 ft
Mencari jumlah pipa yang dibutuhkan dalam kondensor dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.:
A
N =
L. at"
=
Berdasarkan Tabel 9 Kern halaman 842, cooler menggunakan 1 in OD tubes on 1 1/4
in triangular pitch dengan jumlah passes 2 dan jumlah tube 66 buah, sehingga
diperoleh diameter dalam shell sebesar 13 1/4 in.
Luas transfer panas dalam cooler dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
A = N . . L. at"
ft
= ft × × ,
ft
= , ft

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-44

Menghitung nilai UD terkoreksi sebagai berikut:


Q
UD =
A. ∆T
= , Btu/jam. ft . °F

Ditetapkan fluida dingin dialirkan melalui tube, sedangkan fluida panas dialirkan
melalui shell
Fluida Panas: sisi shell Fluida Dingin: sisi tube

(4). Spasi baffle B = , in (4).Dari Tabel 10, a ′ = , in


C’ = PT – OD tube= 1,25 – 1 = 0,25 in at =
N.at *
Pers. 7.48 (Kern, 1965)
.n
ID.C' .B
as = Pers. 7.1 (Kern, 1965) . ,
. 𝑇
at =
, in. , in. , in .
as = . , in
= 0,1219 ft2
at = 0,1361 ft2
(5).Kecepatan fluks massa: (5).Kecepatan fluks massa:
G = Pers. 7.2 (Kern, 1965) = Pers. 7.2 (Kern, 1965)

. , lb/jam . , lb/jam
G = =
, ,
Gs = 118.242,3446 lb/jam.ft2 Gt = 231.178,9961 lb/jam.ft2
G’ = .
= 13,0164 lb/jam.ft (6). IDt = 0,87 in = 0,07250 ft
(Tabel 10, Kern, 1965, halman 843)

μ pada tav = 3,7979 lb/jam.ft


.
Re = Pers. 6.5 (Kern, 1965)
μ

, ft × . , lb/j. ft
=
, lb/j. ft
Re = . ,
(7). L/D = 16/0,07250 = 221
jH = 20
(Figure 24, Kern, 1965, halaman 834)
(8). k pada tav = 0,0759 Btu/hr.ft.oF
Cp pada Tav = 0,407 Btu/lb.oF

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-45

.𝜇 /
Pr1/3 =

Pr1/3 = 2,7308
(9). Trial ho = 250 Btu/jam.ft2.F (9).
.μ /
= jH. .


= 57,178 Btu/hr.ft2.oF

Persamaan 6.15 a, Kern, 1965, halaman


112
(10). Persamaan 6.15 a, Kern, 1965,
halaman 111

= ×
∅ ∅

= 49,7455

∅ = 1, sehingga hio = 49,7455


(11). Suhu dinding pipa (tw) (11). μw pada tw = 0,0373 lb/jam.ft
ℎ ,
tw = tav + ℎ + ( Tav - tav) μ
+ℎ ∅ = μ
tw = 367,88 oF , ,
∅ = ,
Persamaan 6.31, Kern, 1965, hal.98
Cek Trial ho ∅ = 1,2671
+ o h terkoreksi = ×∅
tf = = 389,7 F ∅

kf = 0,01900 h = 136,370 ×1,2671


sf = 2,6721 h = 172,79 fBtu/hr. ft2.oF
μf =0,1115 cP
Dari Kern Figure 12.9 halaman 267 diperoleh
nilai ho = 250 Btu/jam.ft2.F
Trial ho cocok sehingga ho = 250 Btu/jam.ft2.F

Evaluasi Pressure Drop


Pressure Drop
Fluida Dingin: sisi shell Fluida Panas : sisi tube

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-46

(1). Viskos pada Tav = 0,2726 lb/ft.jam (1). Re = . ,


De = 0,72/12 = 0,06 ft Dari Gambar 26 (Kern, 1965),
Gs = 118.242,3446 lb/jam.ft2 diperoleh nilai f = 0,00027
Gambar 28 (Kern, 1965) s = 1,29 ft2/in2
+
Res = = 26.016,18113
𝜇

f = 0,0025 ft2/in2
Ds =13,25 in = 1,1041 ft
s = 2,6721 ft2/in2
Gambar 29 (Kern, 1965)
(2). Number of crosses: . . .
(2). ∆P = , × . .
(N+1) = L/B
Pers. 12.48 (Kern, 1965)
(N+1) = 16 x (12/13,25) = 14,490
∆P
Pers. 7.43 (Kern, 1965)
, . . , . .
=
, × . , .
∆P = , psi

(3). ∆P =
. . . + (3). Untuk Gt = . , lb/j.ft2
, × . . .∅

∆P = , psi = , Gambar 27 (Kern, 1965)


. ′

Pers. 7.44 (Kern, 1965) ∆P = .


. . ′
Pers. 7.46 (Kern, 1965)
= 0,0265 ≤ ∆P allowable = 2 psi, sehingga ×
∆P = ,
. , = 0,0062 psi
memenuhi syarat.
Maka,
∆P = ∆P + ∆P
∆P = , + 0,0062 = 0,0301 psi
Pers. 7.47 (Kern, 1965)
∆P ≤ ∆P allowable = 10 psi)

(12). Koefisien transfer panas menyeluruh (Uc)


Perhitungan dengan menggunakan persamaan 6.38 Kern halaman 121 sebagai
berikut.
×
Uc = +

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-47

, ×
Uc = , +

Uc = 41,489 Btu/hr. ft2.oF


(13). Faktor Koreksi

R = ×
= 0,0062 jam. ft ℉/Btu Pers. 6.13 (Kern, 1965)

Rdrequired = 0,003 jam. ft ℉/Btu


Rd> Rdrequired sehingga memenuhi syarat dan trial Ud benar.

Ringkasan Perhitungan
Fluida Panas (shell) Fluida Dingin (tube)
2o
250 h outside (Btu/jam.ft . F) 49,745
UC = 41,489 Btu/jam. ft ℉
UD = , Btu/jam. ft ℉
Rdcalculated = 0,0062jam. ft ℉/Btu
Rd required = 0,003 jam. ft ℉/Btu
0,033411 psi ∆P calculated 0,2382 psi
2 psi ∆P allowable 10 psi

Spesifikasi Kondensor (E-123)

Kondensor (E-123)
Identifikasi : Tanggal:21 Desember 2017
Nama alat : Kondensor Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor alat: E-123 Jeni Pabontong
Jumlah : 1 unit
Fungsi :Mengembunkan benzene, toluena , cumene dan DIPB sebelum
diumpankan ke Menara Distilasi.
Operasi : Kontinyu
Dasar Pemilihan : Mudah dalam pengoperasian serta biaya operasi lebih murah.
Tipe : Shell and tube heat exchanger 1-2 dengan aliran counter current.
ID tube : 0,87 in Tube passes :2
OD tube : 1 in Shell passes :1
BWG : 16 Jumlah tube : 32
ID shell : 13,25 in Pressure drop shell : 0,03341 psi
Baffle spacing :13,25 in Pressure drop tube : 0,02382 psi
Pitch : 1,25 in
Kontrol :Temperature Controller

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-48

C.8. Separator Drum (H-124)


Fungsi : Memisahkan benzena, toluena, cumene dan DIPB dalam fase
cair dengan propilen dan propena dalam fase gas
Tipe : Tangki silinder vertikal dengan tutup atas berbentuk
torispherical dished head dan tutup bawah berbentuk
torispherical dished head serta dilengkapi dengan jaket
pemanas
Kondisi Operasi : Tekanan operasi = 1 atm dan Suhu operasi = 99,55ºC
Dasar Pemilihan : Desain alat sederhana serta cocok untuk pemisahan cairan dan
gas
Waktu Tinggal : 0,3 sekon
Jumlah : 1 buah

Perhitungan Volume Separator drum


Data densitas (ρ) diambil dari Chemical Properties Handbook (Yaws, 1999).
Densitas (ρ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

= A [B− −
]

Data A, B, n, dan Tc untuk menghitung densitas masing-masing komponen disajikan


pada Tabel C.16 sebagai berikut:

Tabel C.16. Data untuk Menghitung Densitas

Komponen Rumus A B N Tc
Molekul
Propilen C3H6 0,2331 0,2725 0,3025 364,76
Propane C3H8 0,22151 0,27744 0,287 396,82
Benzena C6H6 0,3009 0,2677 0,2818 562,16
Toluena C7H8 0,3 0,2711 0,2989 591,79
Cumene C9H12 0,2824 0,2618 0,29 631,15
DIPB C12H8 0,2705 0,2354 0,404 684

Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
ρ dalam satuan gram/cm3
Contoh perhitungan ρ benzena pada suhu 99,55oC= 372,55 K adalah sebagai berikut:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-49

= A [B− −
]

,
,
− −
= , [ , , ]

= , gr/cm
= , kg/m

Perhitungan ρ untuk toluena, cumene dan DIPB pada suhu 99,55oC= 377,55 K
dilakukan dengan cara seperti di atas serta diperoleh ρT sebesar 0,7914 gram/cm3 =
791,43 kg/m3, ρC sebesar 0,7946 gram/cm3 = 794,6 kg/m3 dan ρD sebesar 0,7750
gram/cm3 = 775,03 kg/m3.

Densitas gas propilen dan propena pada suhu 99,55oC=377,55 K dihitung dengan
menggunakan persamaan gas ideal sebagai berikut.
P. V = n. R. T
m
P. V = . R. T
BM
m P. BM
=
V R. T
P. BM
=
R. T
kg
atm × ,
= kmol
m . atm
, × , K
kmol. K
kg
= ,
m

Perhitungan ρ untuk propane dilakukan dengan cara seperti di atas, diperoleh ρP


sebesar 1,4424 kg/m3.
Massa dan mol setiap komponen dalam separator drum disajikan dalam Tabel C.17.
sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-50

Tabel C.17. Massa dan Mol Komponen dalam Separator Drum

BM Massa
Komponen Mol (mol/jam)
(gram/mol) (gram/jam)
Propilen 42,0810 54.771,8544 1.301,5816
Propana 44,0970 219,9673 4,9883
Benzene 78,1140 2.672.401,1076 34.211,5512
Toluene 92,1410 2675,0762 29,0324
Cumene 120,1940 3.808.885,9047 31.689,4845
DIPB 162,2750 6.125,2804 37,7463

Waktu tinggal di dalam separator drum untuk pemisahan cairan dan gas ditetapkan
selama 0,3 sekon. Perhitungan volume separator drum dilakukan dengan cara sebagai
berikut. Perhitungan volume cairan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
VCairan = VBenzene + VToluena + VCumene + VDIPB
. T. . .
VCairan = + + +
T

VCairan = 0,0408 m3 = 1,44264 ft3


Perhitungan volume gas dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

VGas = VPropilen + VPropena

. .
VGas = +

VGas = 0,19065 m3

Perhitungan volume separator drum adalah sebagai berikut:

VBahan = VCairab + VGas

VBahan = 0,0408 m3 + 0,1065 m3

VBahan = 0,2315 m3

VBahan = 8,1755 ft3

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-51

Vseparaotor drum = −

,
Vseparaotor drum = − ,

Vseparaotor drum = 9,0839 m3

Ditetapkan tinggi shell sama dengan diameter tangki, Hs=D.

V dished head = 0,000049D3 (Brownell & Young, persamaan 5.11)

Volume Tangki = V shell + × dished head

= D Hs + × , D

= D D+ , D

, ft = D + , D

D = 2,5 ft

Mencari ketinggian cairan (Hc) dalam separator drum dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
V =V +V
= D Hc + × , D

1,44264 = , Hc + × , ,

Hc = , ft
Hc = 0,3 ft

Perhitungan Tekanan Tangki


Massa dan mol setiap komponen cair dalam separator drum disajikan dalam Tabel
C.18 sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-52

Tabel C.18. Massa Komponen Cair dalam Separator Drum


Komponen Massa Fraksi massa
Benzene 2.672.401,108 0,4115
Toluene 2.675,076 0,0004
Cumene 3.808.885,905 0,5872
DPIB 6.125,280 0,0009

Menghitung densitas campuran cairan dalam separator drum dengan menggunakan


rumus sebagai berikut:

=
Xi
Σ i

=
X X X X
+s + +

=
, , , ,
+ + +
kg kg kg kg
, , , ,
m m m m
kg
= ,
m
lb
= ,
ft
P operasi = 1 atm = 14,7 psi
× Hc
P =

lb
, × , ft
= ft
in lb
ft lbf
lbf
= ,
in
= , psi
P =P +P
= , psi + , psi
= , psi
P = , ×P

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-53

= , psi

Perhitungan Tebal Shell


Bahan konstruksi : SA-347 Grade C
Allowable working stress : 18.750 psi
Tipe pengelasan : Double welded but joint dengan efisiensi 80%
Faktor korosi (c) : 0,125 in
Rumus untuk menghitung tebal shell adalah sebagai berikut:
P. ID
ts = +c
f. E − , P
Dimana,
ts : tebal shell (in)
P : tekanan internal (psi)
ID : diameter dalam shell (in)
f : allowable working stress (psi)
E : efisiensi sambungan
c : faktor korosi (in)
Perhitungan tebal shell separator drum adalah sebagai berikut:
P. ID
ts = +
f. E − , P
,
lb
.× in
= in + , in
lb lb
. × , − , × ,
in in
= , in
Berdasarkan perhitungan di atas, ditetapkan tebal shell sesuai standar sebesar 0,1875in

Perhitungan Tebal Tutup (Torispherical Dished Head)


OD = ID + 2.ts
= 30 in + 2 x 0,1875 in
OD = 30,375 in
Dari Tabel 5.7 Brownel & Young halaman 89, pada OD = 30 in dan tebal = 0,1875 in
= 3/16 in, diperoleh nilai r = 30 in dan icr = in.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-54

ID
a=

= in
AB = a − icr
= in − in

= , in
BC = r − icr
= , in − in

= , in

b = r − √AB − BC

= , −√ , − ,
= . in

Menghitung stress-intensification factor untuk torispherocal dished head dengan


menggunakan rumus dari Brownell & Young persamaan 7.76 halaman 138 sebagai
berikut:
r
W= +√
icr

, in
= +√
in

= ,

Menghitung tebal torispherical dished head dengan menggunakan rumus dari


Brownell & Young persamaan 7.77 halaman 138 sebagai berikut:

P×r×W
td = +C
×f×E− , ×P
lb
, × in × ,
= in + , in
lb
× psi × , − , × ,
in
= , in

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-55

= 0,1875 in

Berdasarkan perhitungan di atas, ditetapkan tebal torispherical dished head sesuai


standar sebesar 0,1875 in. Berdasarkan Brownell & Young Tabel 5.8 halaman 93 pada
ketebalan 0,1875 in = 3/16 in diperoleh nilai panjang straight flange (sf) sebesar 3 in.
panjang straight flange (sf) = 3 in Perhitungan tinggi dished head (OA) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

OA = td + b + sf
= , in + , in + 3 in
= , in
= , ft
= , m
Tinggi support untuk separator drum = 6 ft
Tinggi tangki total = H +H +H
= , + , +
= ,
= ,

Perancangan jaket pemanas


Dari perhitungan pada neraca panas Separator Drum Lampiran B diperoleh panas
yang dihilangkan untuk menjaga suhu separator drum 99,55oC sebesar
68.531.361,309 Joule/jam.
Pemanas yang digunakan dalam separator drum berupa flue gas yang berasal dari
reboiler menara distilasi.
Flue gas yang ditransfer = Q = 68.531.361,309 Joule/jam.
Massa flue gas = 3.513.903,09 gram/jam
Berdasarkan literatur, spasi jaket pemanas umumnya berada pada kisaran 2-3 in
(Kennedy,2013). Pada perancangan ini digunakan spasi jaket pemanas sebesar 2 in
Tebal jaket pemanas yang digunakan = tebal shell separator = 0,1875 in
Total tebal jaket = Spasi jaket + Tebal
= 2 in + 0,1875 in = 2,1875 in = 0,0555 m

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-56

Diameter dalam jaket pemanas (ID jaket) sama dengan diameter luar shell separator
drum (OD shell) sebesar 30 in = 0,762
Diameter luar jaket pendingin (OD jaket) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.
OD jaket = ID Jaket + 2 x Tebal jaket
= 30 + 2 x 1,1875
= 32,375 in = 0,8128
Tinggi jaket pemanas (H jaket) sama dengan tinggi shell separator drum sebesar 2,5 ft

Spesifikasi Separator drum (H-214)


Separator drum (H-214)
Identifikasi:
Nama alat : Separator drum
Nomor alat: H-124
Jumlah : 1 buah
Fungi: Memisahkan benzena, toluena, cumene dan DIPB dalam fase cair
dengan propilen dan propena dalam fase gas
Operasi: Kontinyu
Dasar Pemilihan: Desain alat sederhana dan cocok untuk pemisahan cair dan
gas
Tipe: Tangki silinder vertikal dengan tutup atas berbentuk torispherical dished
head dan tutup bawah berbentuk torispherical dished head serta dilengkapi
dengan jaket pendingin
Dimensi:
Kondisi operasi : P = 1 atm, T = 47ºC
Waktu tinggal : 0,3 sekon
Volume tangki : , ft = ,
Diameter dalam shell : 30 in = 0,762 m
Diameter luar shell : 30,375 in = 0,771525 m
Tinggi tangki : 9,1927 ft = 2,801 m
Tinggi shell : 2,5 ft = 0,762 m
Tinggi head : 0,6927 ft = 0,2111 m
Tinggi support : 6 ft
Tebal shell : 0,3125 in
Tebal head : 0,3125 in
Bahan konstruksi : SA-347 Grade C
Kontrol : Temperature Controller, Level Controller

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-57

C.9. Menara Distilasi (D-210)

Fungsi : Memisahkan Cumene sebagai produk bawah dan benzene


sebagai produk atas.
Tipe : Single pass crosflow sieve tray column
Dasar pemilihan : Pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih.
Jumlah : 1 buah
Kondisi Operasi : Tekanan Operasi = 1 atm
Suhu hasil puncak = 82,28 oC
Suhu hasil dasar (bottom) = 153,5 6 oC
Heavy key : Cumene
Light key : Benzene

Berdasarkan perhitungan dari Lampiran A untuk hasil puncak menara distilasi


diperoleh data sebagai berikut.
Klight = 1,0577
Kheavy = 0,1049

αLD =

,
=
,

= 10,0812

Berdasarkan perhitungan dari Lampiran A untuk hasil dasar menara distilasi diperoleh
data sebagai berikut.
Klight = 6,1291
Kheavy = 1,0009

αLW =

,
=
,

= 6,1236
αLav = √α × α
=√ , × ,

= 7,8571

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-58

Jumlah Tray Minimum (Nm)


Jumlah tray minimum dihitung dengan menggunakan persamaan Fenske dari
Geankoplis persamaan 11.7-12 halaman 745 (1993) sebagai berikut.

[( ) ( )]
N min = (Geankoplis, 1993)

dengan αLav = √α × α
dimana :
XLD : Fraksi mol komponen kunci ringan pada distilat
XHD : Fraksi mol komponen kunci berat pada distilat
XLW : Fraksi mol komponen kunci ringan pada hasil dasar
XHW : Fraksi mol komponen kunci berat pada hasil dasar
αLav : Volalitas relatif komponen kunci ringan rata-rata
αLD : Volalitas relatif komponen kunci ringan pada suhu hasil distilat
αLW : Volalitas relatif komponen kunci ringan pada suhu hasil dasar
Berdasarkan perhitungan neraca massa menara distilasi dalam Lampiran A diperoleh
data-data sebagai berikut.
Komposisi hasil puncak menara distilasi disajikan pada Tabel C.19 Sebagai berikut

Tabel C.19.Komposisi Hasil Puncak Menara Distilasi


Komponen Massa BM Mol Fraksi
(kg/jam) (kg/kmol) (kmol/jam)
Benzene 2.669,5911 78,114 34,176 0,9927
Toluene 2,3483 92,141 0,02548 0,0007
Cumene 27,2074 120,194 0,226 0,0066
Total 2.699,1467

Komposisi hasil dasar menara distilasi disajikan dalam Tabel C.20. sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-59

Tabel C.20.Komposisi Hasil Dasar Menara Distilasi


Komponen Massa BM Mol Fraksi
(kg/jam) (kg/kmol) (kmol/jam)
Benzene 0,0463 78,114 0,00059 0,0000188
Toluene 0,0271 92,141 0,00029 0,0000093
Cumene 3808,7467 120,194 31,46173 0,9987729
DIPB 6,1287 162,275 0,03777 0,0011989
Total 3787,7130 31,50038 1

Perhitungan jumlah tray minimum (Nm) yang dibutuhkan adalah sebagai berikut

[( ) ( )]
N min =

, ,
[ ]
, ,
=
,

= 7,711

Jumlah Tray Ideal


Berdasarkan perhitungan pada Appenix B menara distilasi, diperoleh nilai reflux
minimum (Rm) sebesar 0,2496 dan niai reflux (R) sebesar 0,37445
Dengan menggunakan data dan , dari gambar 11.7-3 halaman 749
+ +

(Geankopllis 1993) dapat diperoleh jumlah tray minimum (Nm) dan jumlah tray
ideal (N).
Ordinat : +
= 0,3237

Parameter : = 0,2419
+

Dari gambar 11.7-3 dari Geankoplis pada = 0,3237 dan = 0,2419,


+ +

diperoleh nilai = 0,52

Jumlah tray ideal dapat dihitung sebagai berikut


= 0,52
,
N= = = 14,8291
, ,

Efisiensi Tray Menara Distilasi

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-60

Efisiensi tray menara distilasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 11.5-9
Geankoplis halaman 728 sebagai berikut.
E0 = 0,492. (μ .α)-0,245

dengan : α =

Dimana : E0 = Efiesiensi tray ;


μ = Viskositas molar umpan pada suhu rata-rata distilat dan bottom (cP) ;
α = volatilitas relatif pada suhu rata-rata ;
α = volalitas komponen kunci ringan pada suhu rata-rata ;
α = volalitas komponen kunci berat pada suhu rata-rata.

Berdasarkan perhitungan pada Lampiran B, diperoleh suhu embun distilat (Td)


sebesar 82,2oC dan suhu didih bottom (Tw) sebesar 153,46oC
Menghitung viskositas molar umpan (μ ) dengan mencari viskositas setiap
komponen feed dalam fase cair dengan menggunakan data-data dari Chemical
Properties Handbook (Yaws, 1999).
Viskositas senyawa dalam fase cair (μ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut.
log (μ) = A + + C.T + D.T2

+ + . + .
μ= T

Dimana :
μ = Viskositas senyawa dalam fase cair (cP)
T = suhu (K)
Data A, B, C dan D untuk menghitung iskositas senyawa dalam fse cair (μ) disajikan
pada Tabel C.21. Sebagai berikut.

Tabel C.21. Data untuk Menghitung Viskositas Fase Cair

Komponen A B C D
Benzene -7,4005 1181,5 0,0149 -0,000013713
Toluene -5,1649 810,68 0,0105 -0,000010488
Cumene -5,9339 963,84 0,0119 -0,000011108
Diisopropylbenzene -3,5276 825,82 0,0048 -4,9109E-06

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-61

Contoh perhitungan viskositas Benzene (μB) adalah sebagai berikut.


T = suhu rata-rata hasil puncak (distilat) dan hasil dasar (bottom) = 390,83 K

log (μ) = A + + C.T + D.T2

+ + . + .
μB = T

,
− , + + , . , +− ,. ,
μB = ,

μB = 0,2245 cP
Perhitungan viskositas toluena (μT), cumene(μC) dan diisopropylbenzene (μD)
dengan cara seperti diatas dan diperoleh nilai (μT), (μC) , dan (μD) berturut-turut
sebesar 0,2576 cP, 0,3064 cP dan 0,5143cP.
Menghitung μ dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
μ = xi . μ
Dimana :
xi = fraksi mol komponen feed
μ = viskositas komponen feed (cP)
Berdasarkan perhitungan neraca massa menara distilasi dalam Lampiran A, diperoleh
komposisi feed menara distilasi dan disajikan dalam Tabel C.22 sebagai berikut.

Tabel C.22. Komposisi Feed Menara Distilasi


Komponen Massa Fraksi BM Mol Fraksi
(kg/jam) Massa (kg/kmol) (kmol/jam) mol
Benzene 2.672,9636 0,41184 78,114 34,218 0,51870
Toluena 2,3787 0,00037 92,141 0,0258 0,00039
Cumene 3.808,7467 0,58684 120,194 31,6883 0,48034
DIPB 6,1287 0,00094 162,275 0,0378 0,00057

Perhitungan viskositas molar feed adalah sebagai berikut.


μ = μB.xB + μT. xT + μC. xC + μD. xD
μ = 0,51870 × 0,2245 + 0,00039 × 0,2576 + 0,48034 × 0,3064 + 0,00057 × 0,5143
μ = 0,2641 cP
Menghitung volalitas relatif (α) dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-62

α=

Data α dan α diperoleh dari perhitungan neraca panas menara distilasi Lampiran
B Tabel, sehingga perhitungan α adalah sebagai berikut.
,
α= = 7,5411

Menghitung efisiensi tray (E0)


E0 = 0,492. (μ .α)-0,245
E0 = 0,492 × (0,1247.7,5411)-0,245
E0 = 0,41559
E0 = 41,560%

Jumlah Tray Aktual

Jumlah tray aktual menara distilasi dihitung dengan menggunakan persamaan

sebagai berikut.

E0 =

Dimana : E0 = efisiensi tray menara distilasi


N = Jumlah tray menara distilasi
Na = jumlah tray aktual menara distilasi
Perhitungan jumlah tray aktual adalah sebagai berikut.
E0 =

0,41559 =

Na = 35 (dengan reboiler)
Na = 34 tray

Lokasi Tray Umpan Masuk Menaara Disitlasi


Lokasi tray umpan masuk menara distilasi ditinjau dengan menggunakan persamaan
Fenske dari Geankoplis persamaan 11.7-21 halaman 750 sebagai berikut.
X XLW
Log = 0,206 x log [ XHF XHD
]
LF

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-63

Dimana:
XHF = fraksi mol komponen kunci berat umpan
XLF = fraksi mol komponen kunci ringan umpan
XLW = Fraksi mol komponen kunci ringan pada hasil dasar
XHW = Fraksi mol komponen kunci berat pada hasil dasar
W = Laju hasil dasar (kmol/jam)
D = Laju distilat (kmol/jam)
Ne = Jumlah tray di atas umpan;
Ns = Jumlah tray di bawah umpan;
Data-data untuk perhitungan lokasi tray umpan masuk menara distilasi adalah sebagai
berikut.
N = 35 buah
Dari Tabel diperoleh data sebagai berikut
XHF =0,4803
XLF = 0,5186
Dari Tabel diperoleh data sebagai berikut
XLW = 0,000018
W = 31,5003 kmol/jam
Dari Tabel diperoleh data sebagai berikut
XHD = 0,00657
D = 34,4702 kmol/jam
X XLW
Log = 0,206 x log [ XHF ]
LF XHD

, , ,
Log = 0,206 x log [ , ]
, ,

Ne = 1,206 Ns
Jumlah plate termasuk reboiler = 35 plate, sedangkan jumlah plate tanpa reboiler
adalah 34 plate.
Ne + Ns =N
= 35
1,206 Ns + Ns = 35
Ns = 15,86 ≈ 16
Ne = 35-16 = 19

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-64

Jadi lokasi tray umpan masuk menara distilasi berada 19 tray dari atas atau 16 tray
dari bawah menara distilasi.

Perancangan Menara Distilasi


Menghitung laju alir massa pada bagian enriching dan stripping menara distilasi.
Bagian Enriching
Dari perhitungan pada Lampiran B, diperoleh komposisi L (cairan) dan V (uap) pada
menara distilasi yang disajikan dalam Tabel C.23. sebagai berikut.

Tabel C.23 Komposis L dan V Menara Distilasi


Komponen Massa L Massa V BM Mol L Mol V
( kg/jam) ( kg/jam) (kg/mol) (kmol/jam) (kmol/jam)
Benzena 1.110,9550 37.80,5460 78,1140 14,2222 48,3978
Toluena 0,9772 3,3254 92,1410 0,0106 0,0361
Cumene 11,3224 38,5298 120,1940 0,0942 0,3206
Total 1.123,2546 3.822,4013 14,32703 48,75446

Bagian stripping
Pada bagian stripping, terdapat L’ sebagai cairan dan V’ sebagai uap dimana besarnya
nilai V’sama dengan nilai V. L’ dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut.
L’ = L + F
Contoh perhitungan L’ benzena adalah sebagai berikut.
L’ = L + F
L’ = 1.110,9550 kg/jam + 2.669,5910 kg/jam
L’ = 3.780,5915 kg/jam
Perhitungan L’ untuk setiap komponen dilakukan dengan cara yang sama dan hasilnya
disajikan dalam Tabel C.24. sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-65

Tabel C.24 Komposis L’ dan V’ Menara Distilasi


Komponen Massa L’ Massa V’ BM Mol L’ Mol V’
( kg/jam) ( kg/jam) (kg/mol) (kmol/jam) (kmol/jam)
Benzena 3.780,5915 3.780,5461 78,114 48,3984 48,3978
Toluena 3,3521 3,3255 92,141 0,0364 0,0361
Cumene 3.820,2083 38,5298 120,194 31,7837 0,3206
DIPB 6,1253 0,0000 162,275 0,0377 0,0000
Total 7.610,2773 3.822,4014 80,25620 48,75446

Menghitung berat molekul (BM) rata-rata untuk setiap posisi pada enriching dan
stripping menara distilasi.
Bagian enriching
Atas
Data fraksi mol distilat diperoleh dari Lampiran C tabel
BM liq = Σ XDi . BMi
= (0,9927×78,114 ) + (0,0007 × 92,141) + (0,0066 × 120,194)
= 78,401 kg/kmol
BM vap = BM liq = 78,401 kg/kmol
(untuk total kondensor XD YD)

Bawah
Data fraksi mol feed diperoleh dari Lampiran C Tabel.
BM liq = Σ XFi . BMi
=(0,51870×78,114) + (0,0039×92,141) + (0,48034×120,194) +
(0,00057×162,275)
= 98,3803 kg/kmol
BM vap = BM liq = 98,3803 kg/kmol

Bagian stripping
Atas
BM liq = BM vap = 98,3803 kg/kmol

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-66

Bawah
Data fraksi mol bottom diperoleh dari Lampiran C Tabel
BM liq = Σ XBi . BMi
= (0,002. 46,0684) + (0,989. 18,0153) + (0,009. 192,124)
= 120,243 kg/kmol
(digunakan partial reboiler dengan anggapan XB = YB)

Dari Tabel C.24 diperoleh data-data sebagai berikut.


V = 48,7544 kmol/jam
L = 14,3270 kmol/jam
V’ = 48,7544 kmol/jam
L’ = 80,25620 kml/jam
Perhitungan massa V dan L pada seksi enriching dan stripping posisi atas dan bawah
dilakukan dengan mengalikan mol dengan BM rata-rata pada tiap posisi dan hasilnya
disajikan dalam Tabel C. 25. sebagai berikut

Tabel C.25. Massa V dan L pada Tiap Posisi Enriching dan Stripping
V BM L BM
Kmol/jam Kmol/jam (kg/kmol) Kmol/jam Kmol/jam (kg/kmol)
Enriching
Atas
48,7545 3.822,4014 78,4011 14,3270 1.123,2547 48,7545
Bawah
48,7545 4.797,1376 98,3938 14,3270 1.409,6916 48,7545
Stripping
Atas
48,7545 4.797,1376 98,3938 80,2562 7.896,7142 48,7545
Bawah
48,7545 5.862,4014 120,2434 80,2562 9.650,2772 48,7545

Perancangan menara distilasi didasarkan pada kondisi beban operasi terbesar (rate)
yaitu seksi stripping bagian bawah. Komposisi massa V’ dan L’ pada seksi
stripping bagian bawah disajikan dalam Tabel sebagai berikut
L’ = 9.650,2772 kg/jam = 21.275,1941 lb/jam
V’ = 5.862,4014 kg/jam = 12924,2672 lb/jam

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-67

Densitas campuran cairan (ρL)


Menghitung densitas setiap komponen dalam cairan dengan menggunakan data
perhitungan
densitas (ρ) dari Chemical Properties Handbook(Yaws, 1999). Densitas (ρ) dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
− −
= A [B ]

Data A, B, n, dan Tc untuk menghitung densitas masing-masing komponen disajikan


pada Tabel C.26 sebagai berikut:

Tabel C.26. Data untuk Menghitung Densitas


Komponen Rumus A B n Tc
Molekul
Benzena C6H6 0,3009 0,2677 0,2818 562,16
Toluena C7H8 0,3 0,2711 0,2989 591,79
Cumene C9H12 0,2824 0,2618 0,29 631,15
DIPB C12H18 0,2705 0,2354 0,404 684

Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
ρ dalam satuan gram/cm3
Contoh perhitungan benzena pada suhu 153,46oC = 426,46 K adalah sebagai berikut:

= A [B−

]

, ,
− −
= , [ , , ]

kg
= ,
m

Perhitungan setiap komponen cairan dilakukan dengan cara seperti diatas dan hasilnya
disajikan pada Tabel C.27. sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-68

Tabel C.27.Densitas Komponen Cairan

Komponen Densitas (kg/m3) Fraksi Massa


Benzena 727,56 0,49677
Toluena 731,69 0,00044
Cumene 742,57 0,50198
DIPB 717,01 0,00080

Menghitung densitas campuran feed yang digunakan sebagai bahan baku proses
produksi cumene dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

=
xi
Σ i

=
, , , ,
+ + +
kg kg kg kg
, , , ,
m m m m
kg
= ,
m

lb
= ,
ft

Densitas campuran uap (ρv)


Densitas campuran uap dihitung dengan menggunakan persamaan gas ideal sebagai
berikut.
P.V = n.R.T
P.V = . R. T
.
= .
× ,
ρ = , × ,

ρv = 3,4360 kg/m 3

ρv = 0,2145 lb/ft3
Menghitung kecepatan aliran volumetris uap (Q)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-69


Q =
. , /
Q =
, /ft

Q = 60.251,44515 ft3/jam
= 16,7365 ft3/s

Menghitung kecepatan aliran volumetris cairan (q)



Q =

. , /
=
, /

= 210,31037 ft3/jam
= 0,0484 ft3/s
= 0,43700 US galon/s

Parameter aliran
Menghitung parameter aliran dengan menggunakan rumus

Fw =


,
. , ,
Fw = ×
. , ,

Fw = 0,1125
Menghitung kapasitas uap (Csb)
Asumsi : spasi tray : 12 in
Dari Grafik Kapasitas flooding untuk tray tipe sieve, pada FW sebagai
absis sebesar 0,1125 dan parameter spasi tray sebesar 12 in, diperoleh
nilai Csb sebagai ordinat sebesar 0,28.

Menghitung tegangan permukaan cairan (σ)

Data tegangan permukaan (σ) cairan diambil dari Chemical Properties


Handbook (Yaws, 1999). Tegangan permukaan (σ) dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-70

Σ = A. −

Data A, Tc, an n untuk menghitung tegangan permukaan masing-masing cairan


disajikan pada Tabel C. 28.sebagai berikut

Tabel C.28. Data untuk Menghitung Tegangan Permukaan


Komponen A Tc n
Benzene 71,95 562,16 1,2389
Toluene 66,85 591,79 1,2456
Cumene 63,8 631,15 1,3056
DIPB 72,975 684 1,6314
Keterangan :
T dan Tc dalam satuan Kelvin
σ dalam satuan dyne/cm
Perhitungan setiap σ dilakukan sesuai dengan rumus dan hasilnya disajikan pada
Tabel C. 29.sebagai berikut.

Tabel C.29. Tegangan Permukaan Cairan dalam Menara Distilasi


Komponen σ (dyne/cm) Fraksi Massa
Benzene 13,5052 0,49677
Toluene 14,6895 0,00044
Cumene 15,6083 0,50198
DIPB 15,7790 0,00080

Menghitung tegangan permukaan campuran cairan dalam menara distilasi


menggunkan rumus sebagai berikut.
σ campuran = xi . σi
= (0,49677 × 13,5052) + (0,00044 × 14,6895) + (0,50198 × 15,6083)
+ (0,0080 × 15,7790)
= 14,5633 dyne/cm
Menghitung Csb pada tegangan permukaan dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-71

σ ,
=
σ=

, ,
= × 0,2 ft/s

Csb = 0,1877
Dari grafik didapat rumus Csb sebagai berikut.

Csb = ,
𝜌
[ ]
𝜌𝐿− 𝜌

Dengan menggunakan rumus Csb, akan diperoleh nilai Unf sebagai berikut.
,
Unf = Csb . [ ]
−ρ

Unf =2,7389 ft/s

Seleksi Tray
Tray yang digunakan adalah tipe tray crossflow tunggal denan segmental downcomer
dan diambil nilai Ad = 0,12A, serta panjang weir = 0,77 Dt.
Luas neto (An)
An = At - Ad
= At - 0,12 At = 0,88 At
Tinggi weir (hw) = 2 in
Ukuran lubang = 3/16 in
Tebal tray (14G) = 0,074 in

Menghitung Diameter Menara


Diambil persentas floading perancangan F* = 80% = 0,8
U∗ = F* × Unf
= 0,8 × 2,7389
= 2,1911ft/s
At = , × ∗

, /
=
, , /

= 8,6799 ft2
Diameter menara

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-72

Dt =√

,
=√

= 3,3252 ft

Dipilih diameter standar = 3,5 ft


Luas akhir menara (At)
At = . Dt2

At = 9,6124 ft
Tabulasi luas-luas menara
Luas Menara (At) = 9,6163 ft
Luas downcomer (Ad) = 1,1539 ft
Luas Neto (An) = 8,4623 ft2
Luas Aktif (Aa) = 7,3083 ft2
Luas Lubang (Ah) = 0,9616 ft2
Cek Floading

Un =

Un = 1,9777 ft/s

F = F*. ∗

.
= ,
=0,7221 = 72,210 %

Dari grafik kapasitas floading untuk tray tipe sieve, pada Fw sebagai absis sebesar 0,11
dan parameter floading sebesar 72 % diperoleh nilai ѱ sebagai ordinat sebesar 0,025
e = . L’. (1- )
e = 0,025 × 21.275,1941 lb/jam × (1-0,025)
e = 185,500 lb/jam.

Menghitung pressure drop tray


Kecepatan gas pada lubang dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
Uh =

= 17,4044 ft/s

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-73

,
= = 0,3947
,
,
= = 0,1315
,

Dari grafik koefisien orifice dan luas bebs untuk trat tipe sieve, pada Ah/Aa sebagai
absis sebesar 13,16% diperoleh nilai sebagai ordinat sebesar 1,78

ΔPkering = 0,186. . U2h . .

= 0,469 in
Oleh karena nilai ѱ <0,1 maka tidak ada koreksi terhadap ΔPkering

Fva = . ρv0,5

= 1,0606

Dari Grafik faktor aerasi dan densitas relatif busa untuk tray tipe sieve, pada Fva
sebagai absis sebesar 1,06 diperoleh nilai faktor aerasi (Qp) sebagai ordinat sebesar
0,65.
Iw = 0,77. Dt

= 0,77 × (3,5 ft) ×

= 27,72 in
,
how = 0,48 .

how= 0,02976

ha = Qp. (hw+how)
ha = 0,65 × (2 in × 0,02976)
= 1,3193 in
Pressure drop tray total
∆PT = ∆Pkering + ha
= 0,469 + 1,3193
= 1,788 cm

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-74

Titik weep
, .σ
hσ =
.

= 0,06770 in
∆Pkering + hσ = 0,469 +0,06770
= 0,537 in
hw + how = 2,2029 in
Dari grafik korelasi untuk estimasi weepage dari tray tipe sieve, pada hw+how absis
sebesar 2,2029 dan Δp kering sebgai ordinat sebesar 0,469, diperoleh titik operasi
diatas garis releven sehingga kondisi weeping tidak menjadi masalah.

Waktu tinggal cairan dalam Downcomr



Vd = .

= 0,1116 ft/s

Waktu tinggal=

= , /
= 8,960 s

Waktu tinggal dalam perancangan ini memenuhi syarat karena telah melebihi waktu
tinggal minimum yaitu 3s.

Gradien cairan (Δ)


Tinggi busa pada tray (hf)

hf = . −

= 4,3978 in
Jari-jari hidraulik dari massa teraerasi (Rd)

Df = = 2,655 ft
.
Rh = . + .
= 0,2872 ft

Kecepatan massa teraerasi (Uf)


Dari grafik Faktor aerasi dan densitas relatif busa untuk tray tipe sieve, pada Fva
sebagai absis sebesar 1,0606 diperoleh nilai ∅ 0,3
, .
Uf = = 0,00331 ft/s
.∅.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-75

Modulus Reynolds (Reh)


Menghitung viskositas (μL) dengan mencari viskositas setiap komponen cairan
menggunakan data-data dari Chemical Properties Handbook (Yaws,1999) dan
disajiakan pada Tabel C.30.
Tabel C.30. VIskositas Cairan
Komponen μL (cP)
Benzene 0.1699
Toluene 0.2025
Cumene 0.2404
DIPB 0.3654

Perhitungan viskositas cairan adalah sebagai berikut.


μL = μBenzene.Xbenzene + μToluene.Xtoluene + μcumene.Xcumene +
μdipb.Xdipb
μL = 0,2055 cp
= 0,000139 lb/ft.s
. .
Reh = μ
= 314,5410

Dari Gambar Faktor friksi tray tipe sieve, pada Reh sebagai absis sebesar 314,54 dan
hw sebagai parameter sebesar 2 in = 50 mm, diperoleh nilai f sebagai ordinat sebesar
0,095.
Perhitungan gradient cairan (Δ)
Lw = 0,77.Dt
= 2,5604
Data f diperoleh dari Geankoplis Lampiran A.1-5 (Standard Acceleration of Gravity)
sebesar 32.174 ft/s2
.. .
Δ =
.

= 0,000258 ft
= 0,00309 in
Tinggi massa teraerasi dalam downcomer
Diambil jarak antara apron downcomer dan tray sebesar 1,5 in

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-76

Ada = jarak × Lw
= 0,3200 ft2

hda = 0,03.
.

=4,4913.10-6 in

Tinggi cairan bening (hdc)


hdc = ΔPT + hda + hw + how +Δ
= 3,821 in

Tinggi cairan teraerasi=

= 5,9795 in
Tinggi cairan teraserasi sebesar 5,9795 in lebih kecil dri 1/2 x spasi tray = 1/2*12 =6
nin. Hal ini menunjuka pemilihan spasi tray = 1 ft = 12 in sudah memenuhi syarat.

Tinggi Shell Menara Distilasi


Perhitungan tinggi kolom distilasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Hs = (N-1).t + VDS + BSS
Hs = (N-1).t + VDS + BSS
Dimana:
N = jumlah tray aktual menara distilasi;
T = spasi antar tray (ft);
VDS = Vapor Disenganging Space (ft);
BSS = Bottom Separator Space (ft);

Hs = (N-1).t + VDS + BSS


= 41 ft
= 12,505 m

Menghitung Tebal Shell


Bahan Konstuksi : Carbon steel SA-212 grade B
Allowance working stress : 17.500 psi (Brownell & Young Tabel 13.1, halaman
251)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-77

Tipe pengelasan : Doubl- welded butt joint dengan efisiensi 80%


(Brownell & Young Table 13.2, halaman 254)
Faktor korosi (c) : 0,125 in

Perhitungan tekanan total dalam Menara distilasi adalah sebagai berikut.

ρ cairan = 735,0118786 = 45,8858342

P operasi = 1 atm = 14,7 psi


×
P hidrostatis =

= 13,0647307 psi
P Total = 27,7647307
Perhitungan tebal shell dengan menggunakan persamaan 3.16 Brownwll &Young
halaman 45 sebagai berikut.
×
t = × ×
+

Dimana:
t = tebal ℎ in ;
P = tekanan intenal (psi);
D = diameter dalam (in);
f = allowable working stress (psi);
E = efisiensi sambungan;
c = faktor korosi.
Menghitung tebal shell Menara distilasi sebagai berikut.
×
t = × ×
+c

= 0,1666 in
Berdasarkan perhitungan diatas, ditetapkan tebal shell sesuai standar sebesar 0,1875
in.

Perhitungan Tebal Tutup (Torispherical Dished Head)


Tutup atas dan tutup bawah menggunakan torispherical dished head.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-78

Perhitungan tebal tutup torispherical dished head dengan menggunakan persamaan


7.77 Brownell & Young halaman 138 sebagai berikut.
× ×
t = × × − , ×
+c

Dimana:
t = tebal tutup (in);
P = tekanan intenal (psi);
r = inside crown radius (in);
W = stress-intensification factor untuk torespheriscal dished head;
f = allowable working stress (psi);
E = efesiensi sambungan;
c = faktor korosi.
W dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 7.76 Brownell & Young halaman
138 sebagai berikut.

W= ×[ +√ ]

Dimana:
r = r = inside crown radius (in);
r = r = radius knuckcle (in);
Diameter dalam menara distilas = 3,5 ft = 42 in
Tabel shell Menara distilasi = 0,1875 in
Diameter luar Menara distilasi = ID + 2 × t
= 42,375 in
Dari Tabel 5.7 Brownell & Young halaman 90, diperoleh OD standar = 42 in, icr =
2,625 in, dan r = 42 in.

a= = = in

AB = a – icr
= 18,375 in
BC = r – icr
= 39,375 in
AC = √BC − AB
= 34,8245 in
b = r – AC

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-79

= 7,1754 in
Perhitungan nilai W adalah sebagai berikut.

W= ×[ +√ ]

= 1,75
Perhitungan tebal tutup torispherical dished head untuk menara distilasi adalah
sebagai berikut.
× ×
t =
× × − , ×

= 0.1867 in
Berdasarkan perhitungan diatas, ditetapkan tebal tutup sesuai standar sebesar 0,1875
in.

Penentuan Tinggi Head


Berdasarkan Tabel 5.6 Brownell & Young halaman 88, untuk tebal tangki = ⁄ in,
diperoleh nilai sf = 2,5 in.
Menghitung tinggi head dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.

Tinggi head = b + sf + t
= 9,8733 in
= 0,8224 ft
Mengitung tinggi total menara dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
H = H +H +S
= 46,8224ft
= 14,2805 m ≈ 14,5 m

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-80

Spesifikasi Menara Distilasi (D-210)


Menara Distilasi (D-210)
Identifikasi: Tanggal : 21 Desember 2017
Nama Alat : Menara Distilasi Oleh : Rosalie Maria W. P.
Nomor Alat : D-210 Jeni Pabontong
Jumlah : 1 buah
Fungsi :
Operasi : Kontinyu
Dasar pemilihan : Pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih
Tipe : single pass crossflow siive tray column

Dimensi :
Kondisi operasi : P = 1 atm
Diameter menara : 3,5 ft =42 in
Tinggi menara : 46,8224 ft =14,5 m
Tinggi tutup : 0,8224 ft
Tinggi shell : 41ft = 12,205 m
Tinggi support : 5 ft
Spasi tray : 1 ft = 12 in
Jumlah tray : 36
Tebal shell : 0,1875 in
Tebal tutup : 0,1875 in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212 grade B
Kontrol : Flow Controller, PICA

C.10. Kondensor Menara Distilasi (E-211)


Fungsi : Mengembunkan hasil puncak Menara distilasi.
Tipe : Kondensor horisontal 1-2 dengan aliran counter current
Dasar pemilihan : Desain sederhana dan luas perpindahan panas besar
Kondisi operasi : Suhu pengembunan = 80,6 oC
Tekanan operasi = 1 atm
Jumlah : 1 buah

(1). Berdasarkan perhitungan neraca panas kondensor Menara distilasi pada Lampiran
B, diperoleh panas pendingin yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu dari 82,28oC
menjadi 80,06oC serta pengembunan benzene, toluena, cumene dan DIPB 80,06oC

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-81

sebesar 580.945.319,7 Joule/jam. Media pendingin yang digunakan dalam kondensor


adalah air dengan suhu air masuk kondensor 30oC dan suhu air keluar kondensor 50oC.
Perhitungan massa air pendingin yang dibutuhkan dalam kondensor adalah dengan
cara menghitung kapasitas panas air pendingin yang digunakan.
Kapasitas panas air pendingin berdasaarkan hasil perhitungan adalah = 1.505,5781
J/mol = 83.643,2304 J/kg
Menghitung massa air pendingin yang dibutuhkan dalam kondensor Menara distilasi
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
Q kondensor = 580.945.319,7 J/jam = 550.629,8501 btu/jam.

Q = m. ∫ Cp. dT

m = T
∫T .

. . , /
m = . , /

= 6.945,5150 kg/jam
= 15.312,2215 lb/jam

Fluida panas masuk kondensor pada suhu 82,28oC. Berdasarkan perhitungan neraca
massa kondensor pada Lampiran A, komposisi massa dan mol feed masuk kondensor
Menara distilasi disajikan dalam Tabel C.31. sebagai berikut.

Tabel C.31. Komposisi Massa dan Mol Fluida Panas Masuk Kondensor

BM
Komponen Massa (gram/jam) Mol (mol/jam)
(gram/mol)
Benzene 78,114 3.780.546,0940 48.397,8044
Toluena 92,141 3.325,4892 36,0913
Cumene 120,194 38.529,8060 320,5635

(2). Menghitung ΔtLMTD


Perhitungan untuk aliran counter current dengan menggunakan persamaan 5.14 Kern
halaman 80 sebagai berikut.
T −t − T −t
∆t =
T −t
ln
T −t

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-82

Dimana:
T1 = suhu fluida panas masuk kondensor =82,28 oC = 179,96oF
T2 = suhu fluida panas keluar kondensor = 80,6oC = 177.08oF
t1 = suhu fluida dingin masuk kondensor = 30oC = 86oF
t2 = suhu fluida dingin keluar kondensor = 50oC = 122oF
T −t − T −t
∆t =
T −t
ln
T −t
= 73,27 oF
Menghitung tav dan Tav
Perhitungan tav dan Tav adalah sebagai berikut:
t +t
t =

= 104oF
T + tT
T =

= , o
F

Mencari FT (Faktor Koreksi ΔtLMTD) FT dicari dari Gambar 18 Kern halaman 828
sebagai berikut. Mencari nilai R sebagai parameter dalam grafik dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
T −T
R=
t −t
R = 0,08
Mencari nilai S sebagai absis dalam grafik dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
t −t
S=
T −t
= ,

Dari figure 18 halaman 818, pada S sebagai absis sebesar 0,38314 dan R sebagai
parameter sebesar 0,08, diperoleh nilai sebagai ordinat sebesar 1
Menghitung Δt dengan menggunakan persamaan 7.42 Kern halaman 144 sebagai
berikut:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-83

∆T = ∆T .F
= , oF ×
= , °F

Trial nilai UD = 40 Btu/hr.ft2.oF


Mencari luas transfer panas (A) dengan menggunakan persamaan 7.42 Kern halaman
144 sebagai berikut:
Q = U . A. ∆T
Q
=
U . ∆T
. , Btu/Jam
=
Btu/jam. ft . °F × ,
= , ft

Berdasarkan tabel 10 halaman 843


OD/Diameter luar pipa = 1 in
BWG = 14
ID/Diameter dalam pipa = 0,83 in
at” = 0,2618
L/panjang pipa = 16 ft
Mencari jumlah pipa yang dibutuhkan dalam kondensor dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.:
A
N =
L. at"
= , ≈ 45
Berdasarkan Tabel 9 Kern halaman 842, cooler menggunakan 1 in OD tubes on 1 1/4
in square pitch dengan jumlah passes 2 dan jumlah tube 45 buah, sehingga diperoleh
diameter dalam shell sebesar 12 in.
Luas transfer panas dalam cooler dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
A = N . . L. at"
ft
= ft × × ,
ft

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-84

= , ft
Menghitung nilai UD terkoreksi sebagai berikut:
Q
UD =
A. ∆T
= , Btu/jam. ft . °F

Ditetapkan fluida dingin dialirkan melalui tube, sedangkan fluida panas dialirkan
melalui shell
Fluida Panas: sisi shell Fluida Dingin: sisi tube
(4). Spasi baffle B = , in (4).Dari Tabel 10, a ′ = , in
C’ = PT – OD tube= 1,25 – 1 = 0,25 in at =
N.at *
Pers. 7.48 (Kern, 1965)
.n
ID.C' .B
as = . 𝑇
Pers. 7.1 (Kern, 1965) . ,
at =
, in. , in. , in .
as = . , in
= 0,1219 ft2
at = 0,03044 ft2
(5).Kecepatan fluks massa: (5).Kecepatan fluks massa:
G = Pers. 7.2 (Kern, 1965) = Pers. 7.2 (Kern, 1965)

. , lb/jam . , lb/jam
G = =
, ,
Gs = 118.242,3446 lb/jam.ft2 Gt = 503.029,6156 lb/jam.ft2
G’ = .
= 13,0164 lb/jam.ft (6). IDt = 0,83 in = 0,06916 ft
(Tabel 10, Kern, 1965, halman 843)

μ pada tav = 1,5869 lb/jam.ft


.
Re = Pers. 6.5 (Kern, 1965)
μ

, ft × . , lb/j. ft
=
, lb/j. ft
Re = . ,
(7). L/D = 16/0,06916 = 231,34
jH = 100
(Figure 24, Kern, 1965, halaman 834)
(8). k pada tav = 0,3641 Btu/hr.ft.oF
Cp pada tav = 0,9988 Btu/lb.oF

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-85

.𝜇 /
Pr1/3 =

Pr1/3 = 1,6328
(9). Trial ho = 250 Btu/jam.ft2.F (9).
.μ /
= jH. .


= 859,6321 Btu/hr.ft2.oF

Persamaan 6.15 a, Kern, 1965, halaman


112
(10). Persamaan 6.15 a, Kern, 1965,
halaman 111

= ×
∅ ∅

= 713,4947

∅ = 1, sehingga
hio = 713,4947 btu/jam.ft2.oF
(11). Suhu dinding pipa (tw)

tw = tav + +
+ ( Tav - tav)

tw = 123,3358 oF
Persamaan 6.31, Kern, 1965, hal.98
Cek Trial ho
+ o
tf = = 150,92 F

kf = 0,0079 Btu/jam.ft2.oF
sf = 2,70675
μf =0,1115 cP
Dari Kern Figure 12.9 halaman 267 diperoleh
nilai ho = 250 Btu/jam.ft2.F
Trial ho cocok sehingga ho = 250 Btu/jam.ft2.F

Evaluasi Pressure Drop


Pressure Drop
Fluida Panas: sisi shell Fluida Dingin : sisi tube

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-86

(1). Viskos pada Tav = 0,2171lb/ft.jam (1). Re = . ,


De = 0,99/12 = 0,0825 ft Dari Gambar 26 (Kern, 1965),
Gs = 291.471,4801 lb/jam.ft2 diperoleh nilai f = 0,00025
Gambar 28 (Kern, 1965) s = 1 ft2/in2
+
Res = = 1.107.410,77 Dari Tabel 6, Kern 1965
𝜇

f = 0,0015 ft2/in2
Ds =12 in = 1 ft
s = 2,7175 ft2/in2
Gambar 29 (Kern, 1965)
(2). Number of crosses: . . .
(2). ∆P = , × . .
(N+1) = L/B
Pers. 12.48 (Kern, 1965)
(N+1) = 16 x (12/12) = 16
∆P
Pers. 7.43 (Kern, 1965)
, . . , . .
=
, × . , .
∆P = , psi

(3). ∆P =
. . . + (3). Untuk Gt = . , lb/j.ft2
, × . . .∅

∆P = , psi = , Gambar 27 (Kern, 1965)


. ′

Pers. 7.44 (Kern, 1965) ∆P = .


. . ′
Pers. 7.46 (Kern, 1965)
= 0,0871 ≤ ∆P allowable = 2 psi, sehingga ×
∆P = . , = 0,256 psi
memenuhi syarat.
Maka,
∆P = ∆P + ∆P
∆P = , + 0,256 = 0,8167 psi
Pers. 7.47 (Kern, 1965)
∆P ≤ ∆P allowable = 10 psi)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-87

(12). Koefisien transfer panas menyeluruh (Uc)


Perhitungan dengan menggunakan persamaan 6.38 Kern halaman 121 sebagai berikut.
×
Uc =
+
, ×
Uc =
, +

Uc = 185,1319 Btu/hr. ft2.oF

(13). Faktor Koreksi



R = = 0,0196 jam. ft ℉/Btu Pers. 6.13 (Kern, 1965)
×

Rdrequired = 0,003 jam. ft ℉/Btu

Rd> Rdrequired sehingga memenuhi syarat dan trial Ud benar

Ringkasan Perhitungan
Fluida Panas (shell) Fluida Dingin (tube)
2o
250 h outside (Btu/jam.ft . F) 713,4947
UC = , Btu/jam. ft ℉
UD = , Btu/jam. ft ℉
Rdcalculated = 0,0196jam. ft ℉/Btu
Rd required = 0,003 jam. ft ℉/Btu
0,08711 psi ∆P calculated 0,8167psi
2 psi ∆P allowable 10 psi

Spesifikasi Kondensor Menara Distilasi (E-211)


Kondensor Menara Distilasi (E-211)
Identifikasi : Tanggal:21 Desember 2017
Nama alat : Kondensor Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor alat: E-211 Jeni Pabontong
Jumlah : 1 unit
Fungsi : Mengembunkan hasil puncak Menara distilasi
Operasi : Kontinyu
Dasar Pemilihan :Mudah dalam pengoperasian serta biaya operasi lebih murah.
Tipe : Shell and tube heat exchanger 1-2 dengan aliran counter current.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-88

ID tube : 0,83 in Tube passes :2


OD tube : 1 in Shell passes :1
BWG : 14 Jumlah tube : 32
ID shell : 12 in Pressure drop shell : 0,08711 psi
Baffle spacing :5 in Pressure drop tube : 0,8167 psi
Pitch : 1,25 in
Kontrol :Temperature Controller

C.11. Reboiler Menara Distilasi ( E-217)


Fungsi : Untuk menguapkan kembali hasil dasar Menara distilasi
untuk dikembalikan ke dalam Menara distilasi.
Tipe : Heat Exchanger horizontal 1-2 dengan aliran counter current
Dasar pemilihan : Desain sederhana dan luas perpindahan panas besar
Kondisi operasi : Suhu pemanasan = 153,46 oC
Tekanan operasi = 1 atm
Jumlah : 1 buah

Berdasarkan perhitungan neraca panas Menara distilasi pada Lampiran B, diperoleh Q


pemanas yan dibutuhkan sebesar 854.669.660 J/jam = 810.070,3384 btu/jam
Komposisi fluida dingin masuk reboiler disajikan dalam Tabel C.32. sebagai berikut :

Tabel C.32. Komposis Fluida Dingin Masuk Reboiler

BM Massa
Komponen Mol (mol/jam) Fraksi Mol
(gram/mol) (gram/jam)
Benzene 78,1140 45.45138 0.58186 0,0000184
Toluene 92,1410 26.64027 0.28913 0,00000917
Cumene 120,194 3.781.678.50588 31463.12217 0,99877
DIPB 162,275 6.125.28040 37.74630 0,00120

Media pemanas yang digunakan untuk menyuplai panas pada reboiler adalah flue gas
keluar dari vaporizer hasil pembakaran furnace. Berdasarkan perhitungan spesifikasi
alat vaporizer menara distilasi, diperoleh flue gas keluar vaporizer terdiri atas gas
oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida pada suhu 735oC = 1008 K. Komposisi flue
gas keluar vaporizer yang digunakan sebagai media pemanas dalam heater disajikan

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-89

dalam Tabel C.33 sebagai berikut.

Tabel C.33. Komposisi Flue Gas Masuk Reboiler


BM Mol Fraksi Massa
Komponen Massa (g/jam)
(gram/mol) (mol/jam) Mol (lb/jam)
Oksigen 31,9988 8..056,2690 0,07 257.790,9412 568,4290
Nitrogen 28,0134 90.920,7504 0,79 2.546.999,3492 5.616,1336
Karbondioksida 44,01 16112,5380 0,14 709.112,7994 1.563,5937
Total 31,9988 115.089,55747 3.513.903,0898 7.748,1563

Panas flue gas keluar vaporizer pada suhu 735oC sebesar 2.589.203.544 J/jam. Panas
dari flue gas tersebut diambil sebesar 810.070,3384 J/jam untuk proses penguapan
pada reboiler sehingga panas flue gas keluar reboiler dapat dihitung sebagai berikut.
Qflue gas = 2.589.203.544 - 810.070,3384
= 1.734.533.984 Joule/jam

Dari perhitungan di atas, diperoleh bahwa QFlue Gas keluar heater yang terdiri dari
oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida dalam fase gas sebesar 1.734.533.984
Joule/jam. Dengan menggunakan persamaan kapasitas panas dapat diketahui suhu gas
keluar vaporizer. Suhu flue gas yang keluar dari vaporizer dan masuk ke reboiler
menara distilasi adalah sebesar 506oC = 779 K.

(1).Data-data fluida panas dan fluida dingin heater


Dari lampiran B massa fluida gas keluar furnace adalah = 3.513.903,0898 gram/jam =
7.748,1563 lb/jam.
Massa fluida dingin = 3.787,8658 g/jam = 8.350,8269 lb/jam

(2). Menghitung Δt

Perhitungan Δt untuk aliran counter current dengan menggunakan persamaan 5.14


Kern halaman 89 sebagai berikut.
T − − T −
∆t =
T −
ln
T −

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-90

T1 = suhu fluida panas masuk cooler = 735oC = 942,8oF


T2 = suhu fluida panas keluar cooler = 346oC = 413,6oF
t1 = suhu fluida dingin masuk cooler = 313,46oC = 308,228oF
t2 = suhu fluida dingin keluar cooler = 153,46oC = 308,228oF
∆t = 633,45 oC
Menghitung tav dan Tav
Perhitungan tav dan Tav adalah sebagai berikut:
t +t
t =

= , °F
T +T
T =

= . , °F
Penguapan bersifat isothermal boiling range, sehingga diperoleh FT =1

Trial nilai UD = 12,8 Btu/hr.ft2.oF


Mencari luas transfer panas (A) dengan menggunakan persamaan 7.42 Kern halaman
144 sebagai berikut:
Q = U . A. ∆T
Q
=
U . ∆T
. , btu/jamBtu/Jam
=
, Btu/jam. ft . °F × ,
= , ft

Berdasarkan tabel 10 halaman 843


OD/Diameter luar pipa = 1 in
BWG = 16
ID/Diameter dalam pipa = 0,87 in
at” = 0,2618
L/panjang pipa = 12 ft
Mencari jumlah pipa yang dibutuhkan dalam cooler dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-91

A
N =
L. at"
,
=
× ,

= ,

Berdasarkan Tabel 9 Kern halaman 842, cooler menggunakan 1 in OD tubes on 1 1/4


in triangular pitch dengan jumlah passes 2 dan jumlah tube 32 buah, sehingga
diperoleh diameter dalam shell sebesar 10 in.
Luas transfer panas dalam cooler dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
A = N . . L. at"
ft
= ft × × ,
ft
= , ft
Menghitung nilai UD terkoreksi sebagai berikut:
Q
UD =
A. ∆T
. , btu/jamBtu/Jam
=
, Btu/jam. ft . °F × ,
= , ft

Ditetapkan fluida panas dialirkan melalui tube, sedangkan fluida dingin dialirkan
melalui shell.
Fluida Dingin: sisi shell Fluida Panas : sisi tube
(4).Dari Tabel 10, a ′ = , in
N.at *
at = Pers. 7.48 (Kern, 1965)
.n

. ,
at =
.
at = 0,056599 ft2
(5).Kecepatan fluks massa:
= Pers. 7.2 (Kern, 1965)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-92

. , lb/jam
=
,
Gt = 117.396,3829 lb/jam.ft2
(6). IDt = 0,87 in = 0,0725 ft
(Tabel 10, Kern, 1965, halman 843)

μ pada Tav = 0,1937 lb/jam.ft


.
Re = Pers. 6.5 (Kern, 1965)
μ

, ft × . , lb/jam. ft
=
, lb/j. ft
Re = . ,
(7). L/D = 12/0,0725 = 220,6896
jH = 70
(Figure 24, Kern, 1965, halaman 834)
(8). k pada Tav = 0,1208 Btu/hr.ft.oF
Cp pada Tav = 2,6553 Btu/lb.oF
.𝜇 /
Pr1/3 =

Pr1/3 = 1,6205
(9). Trial ho = 300 Btu/jam.ft2.F (9).
.μ /

= jH. .

= , Btu/hr.ft2.oF

Persamaan 6.15 a, Kern, 1965, halaman


112
10. Suhu dinding pipa (tw) (10). Persamaan 6.15 a, Kern, 1965,


halaman 111
tw = tav + + ( Tav - tav)
+
∅ ∅

=∅ ×
tw = 758,14oC oF
= 189,124 × 0,87

Persamaan 6.31, Kern, 1965, hal.98
Δtw = tw-tav) ∅
= 164,5385 Btu/hr. ft2.oF
Δtw = 449,91oF ∅ = 1, sehingga
hio = 164,538 btu/jam.ft2.oF

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-93

Dari figure 15.11 Kern halaman 474 diperoleh


ho >>300
sehingga diambil = 300 Btu/jam.ft2.oF

Evaluasi Pressure Drop


Pressure Drop
Fluida Dingin: sisi shell Fluida Panas : sisi tube
∆P untuk penguapan diabaikan. (1). Re = . ,
Dari Gambar 26 (Kern, 1965),
diperoleh nilai f = 0,00025
s = 1,002469
. . .
(2). ∆P = , × . .

Pers. 12.48 (Kern, 1965)


∆P
, . . , . .
=
, × . , . ,
∆P = , psi
(3). Untuk Gt =117.396,3829 lb/jam.ft2

. ′
= , Gambar 27 (Kern, 1965)
.
∆P = . . ′
Pers. 7.46 (Kern, 1965)
×
∆P = ,
. , = 0,0399 psi

Maka,
∆P = ∆P + ∆P
∆P = , + 0,0399= 0,0689 psi
Pers. 7.47 (Kern, 1965)
∆P ≤ ∆P allowable = 10 psi)

(11). Koefisien transfer panas menyeluruh (Uc)


Perhitungan dengan menggunakan persamaan 6.38 Kern halaman 121 sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-94

×
Uc =
+
, +
Uc =
, +

Uc = 106,259 Btu/hr. ft2.oF

(12). Koefisien transfer panas menyeluruh perancangan (UD)


A’t = 0,2618 ft2/ft
A = a’t × L × Nt
A = 0,2618 ft2/ft × 12 ft × 32
A = 100,5312 ft2

UD = = 12,7206 btu/jam.ft2.oF
,∆

Cek fluks Panas = = 8.057,8998 Btu/jam.ft2

Fluks panas sebesar 8.057,8998 Btu/jam.ft2 < fluks panas maksimum sebesar 100
Btu/jam.ft2, sehingga memenuhi syarat

Faktor Koreksi

R = ×
= 0,0692 jam. ft ℉/Btu Pers. 6.13 (Kern, 1965)

Rdrequired = 0,003 jam. ft ℉/Btu


Rd> Rdrequired sehingga memenuhi syarat dan trial Ud benar.

Ringkasan Perhitungan
Fluida Dingin
Flue Gas (tube)
(shell)
300 h outside (Btu/jam.ft2.oF) 164,124
UC = 106,259 Btu/jam. ft ℉
UD = , Btu/jam. ft ℉
Rdcalculated = 0,06922 ft ℉/Btu
Rd required = 0,003 jam. ft ℉/Btu
∆P calculated 0,00689 psi
∆P allowable 10 psi

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-95

Spesifikasi Reboiler Menara Distilasi (E-217)


Reboiler Menara Distilasi (E-217)
Identifikasi : Tanggal:21 Desember 2017
Nama alat : Reboiler Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor alat: E-217 Jeni Pabontong
Jumlah : 1 unit
Fungsi : Mengembunkan hasil puncak Menara distilasi
Operasi : Kontinyu
Dasar Pemilihan :Mudah dalam pengoperasian serta biaya operasi lebih murah.
Tipe : Shell and tube heat exchanger 1-2 dengan aliran counter current.
ID tube : 0,87 in Tube passes :2
OD tube : 1 in Shell passes :1
BWG : 16 Jumlah tube : 32
ID shell : 12 in Pressure drop tube : 0,00689 psi
Pitch : 1,25 in
Kontrol :Temperature Controller

C.12. Tangki akumulator (F-212)


Fungsi : Menampung sementara hasil kondensasi dari Kondensor
Menara Distilasi
Tipe : Tangki silinder vertikal dengan tutup atas berbentuk
torispherical dished head dan tutup bawah berbentuk flat.
Dasar pemilihan : Desain sederhana dan cocok untuk menampung bahan cairan.
Kondisi operasi : Tekanan operasi = 1 atm
Suhu Operasi = 30oC
Waktu tinggal : 10 menit

Tangki akumulator berfungsi untuk menampung sementara kondensat dari kondensor


menara distilasi yang terdiri atas benzene, toluena, cumene, kompreor. Berdasarkan
perhitungan neraca panas menara distilasi pada Lampiran B, diperoleh komposisi
kondensat dari kondenser menara distilasi yang disajikan pada Tabel C.34. sebagai
berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-96

Tabel C.34. Komposisi Kondensat Menara Distilasi


Massa Massa BM Mol Fraksi
Komponen
(kg/jam) (gram/jam) (gram/mol) (mol/jam) Massa
Benzene 3.780,5461 3.780.546,0942 78,114 50602,4561 0,98905
Cumene 3,3255 3.325,4892 92,141 37,7421 0,00087
Toluena 38,5298 38.528,8060 120,194 335,0989 0,01008
Total 3.822,4013 3.822.401,389 48.754,4592 1,000

Data densitas (ρ) diambil dari Chemical Properties Handbook (Yaws, 1999).
Densitas (ρ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
T
ρ = A B− −
T

Data A, B, n dan Tc untuk menghitung densitaaas masing-maing komponen disajikan


pada Tabel C.35. sebagai berikut.

Tabel C.35. Data untuk Menghitung Densitas


Komponen Rumus Molekul A B n Tc
Benzene C6H6 0,3009 0,2677 0,2818 562,16
Toluene C7H8 0,3 0,2711 0,2989 591,79
Cumene C9H12 0,2824 0,2618 0,29 631,15

Keterangan :
T dalam satuan Kelvin
ρ dalam satuan gram/cm3
Contoh perhitungan ρ benzene pada suhu 30oC = 303 K adalah ebagai berikut.
− − ,
ρb = 0,3009 ( , , )

ρb = 0,8680 gram/cm3
ρb = 868 kg/m3
Perhitungan ρ untuk toluena dan cumene pada suhu 30oC = 303 K dilakukan dengan
cara seperti di atas sehingga diperoleh ρT sebesar 0,8601 gram/cm3 = 860,1 kg/m3, dan
ρc sebesar 0,8557 gram/cm3 = 855,7 kg/m3
Menghitung densitas campuran kondensat menara distilasi dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-97

ρ campuran =

ρ

ρ campuran = , , ,
+ +
, , ,

ρ campuran = 867,96 kg/m 3

Menghitung volume cairan dalam tangki akumulator dengan menggunakan persamaan


ebagai berikut.

Volume cairan =

. , × ×
Volume cairan =
,

Volume cairan = 0,7339 m3


Volume cairan = 25,920 ft3
Perhitungan volume tangki akumulator adalah sebagai berikut.
VTangki Akumulator = −
,
= − ,

= 32,4002v ft3
Berdasarkan Tabel 4-27 Ulrich halaman 249, diperoleh nilai rasio H dan D sebesar 3-
5. Dalam perancangan diambil Hs = 4D

V dished head = 0,000049D3 (Brownell & Young, persamaan 5.11)


Volume tangki = V shell + V dished head
= D2Hs + 0,000049D3

= × D2 ×4D + 0,000049D3

101,6284 ft3 = πD3 + 0,000049D3


D = 2,1770
Tinggi shell = 4D
= 4 × 2,3 = 8,8 ft
Pada perancangan tangki akumulator, diambil diameter tangki 2,3 ft = 0,7112 meter
dan tinggi shell 9 ft = 2,6542 m
Mencari ketinggian cairan (Hc) dalam tangki akumulator dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-98

Vcairan = V shell + V dished head


= D2Hc + 0,000049D3

81,3027 ft3 = × D2 ×4D + 0,000049D3

81,3027 ft3 = × (2,3)2 × Hc + 0,000049 × (2,3)2

Hc = 6,2417 ft
Hc = 6,3 ft
Perhitungan Tekanan Tinggi
P operasi = 1 atm = 14,7 psi
×
P hidrostatis =

, × ,
=

= 2,0695

= 2,0695 psi
P total = P operasi + P hidrostatis
= 14,7 psi + 2,0695
= 16,769
P desain =1,2 P total
= 20,123 psi

Perhitungan Tebal Shell


Bahan konstruksi : Steel alloy SS-316
Allowable working stres (f) :18.750 pi (Brownell & Young hal 342)
Tipe pengelasan : Double welded but joint dengan efisiensi 80%
(Brownell & Young Tabel 13.2. hal 254)
Faktor korosi (c) : 0,125 in

Rumus untuk menghitung tebal shell adalah sebagai berikut.


.
ts = +c
. − ,

Dimana,
ts : tebal shell (in);

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-99

P : tekanan internal (psi);


ID : diameter dalam shell (in);
f : allowable working stress (psi);
E : efisiensi sambungan;
c : faktor korosi (in).
Perhitungan tebal shell tangki akumulator adalah sebagai berikut.
.
ts = +c
. − ,

, . ×
= + ,
. × , − , × ,

= 0,1427 in
Berdasarkan perhitungan di atas, ditetapkan tebal shell sesuai standar sebesar 0,1875
in.

Perhitungan Tebal Tutup ( Torispherical Dished Head)


Bagian tutup atas dan tutup bawah tangki akumulator

OD = ID + 2.ts
= 28+ 2×0,1875
= 28,375 in
Dari Tabel 5.7 Brownel & Young halaman 89, pada OD = 28 in dan tebal = 0,1875 in
= in

Diperoleh nilai r = 26 dan icr = 1,75


a =

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-100

= 14
AB = a – icr
= 14-1,75
= 12,25
BC = r – icr
= 26-1,75
= 24,25
b = r - √ BC − AB

= 36 - √ , − ,
= 5,0715 in
Menghitung stress-intensification factor untuk torispherocal dished head dengan
menggunakan rumus dari Brownell & Young persamaan 7.76 halaman 138 sebagai
berikut.

W = ( + √ )

= ( + √ ,
)

= 1,7136
Menghitung tebal torispherical dished head dengan menggunakan rumus dari
Brownell & Young persamaan 7.77 halaman 138 sebagai berikut.
. .
td = +c
.. − ,

, . × × ,
= + ,
× . × , − , × ,

= 0,1663
Berdasarkan perhitungan di atas, ditetapkan tebal torispherical dished head sesuai
standar sebesar 0,1875 in.
Berdasarkan Brownell & Young Tabel 5.8 halaman 93 pada ketebalan 0,1875 in =
in diperoleh nilai panjang straight flange (sf) sebesar 2 in.

Perhitungan tinggi dished head (OA) dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
OA = td + b + sf

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-101

= 0,1875 + 5,0715 + 2 in
= 7,2590 in
= 0,6049 ft
= 0,1843 m
Tinggi tangki total = H shell + H dished head
= 8,8 ft + 0,1843 ft
= 9,4049 ft
= 2,8661 m

Spesifikasi Tangki Akumulator (F-212)


Tangki Akumulator
Identifikasi Tanggal : 22 Desember 2017
Nama Alat : Tangki Akumulator Oleh : Rosalie Maria W. P
Nomor alat : F-212 Jeni Pabontong
Jumlah : 1 buah
Fungi : Untuk menampung sementara hasil kondensasi dari Kondensor Menara
Distilasi
Operasi : Kontinyu
Dasar Pemilihan : Desain alat sederhana dan cocok untuk menampung bahan
cairan
Tipe : Tangki silinder vertikal dengan tutup atas berbentuk torispherical dished
head dan tutup bawah berbentuk flat
Dimensi :
Kondisi operasi : P = 1 atm, T= 30oC
Waktu tinggal : 10 menit
Volume tangki : 32.4002 ft3
Diameter dalam shell : 28 in = 0,7112 m
Diameter luar shell : 28,375 in = 07207 m
Tinggi tangki : 9,4049 ft = 2,8661 m
Tinggi shell : 8,8 ft = 2,642 m
Tinggi head : 0,7011 ft = 0,2136 m
Tebal shell : 0,1875 in
Tebal head :0,1875 in
Bahan kontruksi : Steel alloy SS-316
Kontrol : Level Controller

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-102

C.13. Tangki Penampung Benzene Recycle (F-214)


Fungsi : Menampung hasil distilat menara distilasi sebelum dialirkan
menuju vaporizer.
Tipe : Tangki silinder vertikal dengan tutup atas berbentuk
torispherical dished head dan tutup bawah berbentuk flat.
Dasar pemilihan : Desain sederhana dan cocok untuk menampung bahan cairan.
Kondisi operasi : Tekanan operasi = 1 atm
Suhu Operasi = 30oC
Waktu tinggal : 10 menit

Tangki penampung benzene recycle berfungsi untuk menampung sementara benzene


hasil distilat menara distilasi sebelum dialirkan menuju Vaporizer. Berdasarkan
perhitungan neraca panas menara distilasi pada Lampiran B, diperoleh komposisi
distilat menara distilasi yang disajikan pada Tabel C.36 sebagai berikut.

Tabel C.36. Komposisi Distilat Menara Distilasi


Massa Massa BM Fraksi
Komponen Mol (mol/jam)
(kg/jam) (gram/jam) (gram/mol) Massa
Benzene 2.669.5910 2.669.591.0562 78,114 34.175.5774 0,98905
Cumene 2.3482 2.348.2576 92,141 25.4855 0,00087
Toluena 27.2074 27.207.3989 120,194 226.3624 0,01008
Total 2.699.1467 2.699.146.7127 34.427,4252 1,000

Data densitas (ρ) diambil dari Chemical Properties Handbook (Yaws, 1999).
Densitas (ρ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
T
ρ = A B− −
T

Data A, B, n dan Tc untuk menghitung densitaaas masing-maing komponen disajikan


pada Tabel C.37. sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-103

Tabel C.37. Data untuk Menghitung Densitas


Komponen Rumus Molekul A B n Tc
Benzene C6H6 0,3009 0,2677 0,2818 562,16
Toluene C7H8 0,3 0,2711 0,2989 591,79
Cumene C9H12 0,2824 0,2618 0,29 631,15

Keterangan :
T dalam satuan Kelvin
ρ dalam satuan gram/cm3
Contoh perhitungan ρ benzene pada suhu 30oC = 303 K adalah ebagai berikut.
− − ,
ρb = 0,3009 ( , , )

ρb = 0,8680 gram/cm3
ρb = 868 kg/m3
Perhitungan ρ untuk toluena dan cumene pada suhu 30oC = 303 K dilakukan dengan
cara seperti di atas sehingga diperoleh ρT sebesar 0,8601 gram/cm3 = 860,1 kg/m3, dan
ρc sebesar 0,8557 gram/cm3 = 855,7 kg/m3
Menghitung densitas campuran kondensat menara distilasi dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.

ρ campuran =

ρ

ρ campuran = , , ,
+ +
, , ,

ρ campuran = 867,96 kg/m 3

Menghitung volume cairan dalam tangki akumulator dengan menggunakan persamaan


ebagai berikut.

Volume cairan =

. , × ×
Volume cairan =
,

Volume cairan = 0,5182 m3


Volume cairan = 18,303 ft3
Perhitungan volume tangki akumulator adalah sebagai berikut.
VTangki Akumulator =

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-104

,
= − ,

= 22,879 ft3
Berdasarkan Tabel 4-27 Ulrich halaman 249, diperoleh nilai rasio H dan D sebesar 3-
5. Dalam perancangan diambil Hs = 4D

V dished head = 0,000049D3 (Brownell & Young, persamaan 5.11)


Volume tangki = V shell + V dished head
= D2Hs + 0,000049D3

= × D2 ×4D + 0,000049D3

22,8791 ft3 = πD3 + 0,000049D3


D = 1,9386 ≈ 2 ft
Tinggi shell = 4D
= 4 × 2 = 8 ft
Pada perancangan tangki akumulator, diambil diameter tangki 2 ft = 0,6096 meter dan
tinggi hell 8 ft = 2,4384 m
Mencari ketinggian cairan (Hc) dalam tangki akumulator dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
Vcairan = V shell + V dished head
= D2Hc + 0,000049D3

81,3027 ft3 = × D2 ×4D + 0,000049D3

81,3027 ft3 = × (2)2 × Hc + 0,000049 × (2)2

Hc = 5,8289 ft
Hc = 6 ft
Perhitungan Tekanan Tinggi
P operasi = 1 atm = 14,7 psi
×
P hidrostatis =

, ×
=

= 0,6396

= 0,6396 psi

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-105

P total = P operasi + P hidrostatis


= 14,7 psi + 0,6396
= 15,3396
P desain =1,2 P total
= 18,4076psi

Perhitungan Tebal Shell


Bahan konstruksi : Steel alloy SS-316
Allowable working stres (f) :18.750 pi (Brownell & Young hal 342)
Tipe pengelasan : Double welded but joint dengan efisiensi 80%
(Brownell & Young Tabel 13.2. hal 254)
Faktor korosi (c) : 0,125 in

Rumus untuk menghitung tebal shell adalah sebagai berikut.


.
ts = . − ,
+c

Dimana,
ts : tebal shell (in);
P : tekanan internal (psi);
ID : diameter dalam shell (in);
f : allowable working stress (psi);
E : efisiensi sambungan;
c : faktor korosi (in).
Perhitungan tebal shell tangki akumulator adalah sebagai berikut.
.
ts = +c
. − ,

, . ×
= + ,
. × , − , × ,

= 0,1397 in
Berdasarkan perhitungan di atas, ditetapkan tebal shell sesuai standar sebesar 0,1875
in.
Perhitungan Tebal Tutup ( Torispherical Dished Head)
Bagian tutup atas dan tutup bawah tangki akumulator

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-106

OD = ID + 2.ts
= 24+ 2×0,1875
= 24,375 in
Dari Tabel 5.7 Brownel & Young halaman 89, pada OD = 28 in dan tebal = 0,1875 in
= in

Diperoleh nilai r = 24 dan icr = 1,5


a =

= 12
AB = a – icr
= 14-1,5
= 10,5
BC = r – icr
= 24-1,5
= 23,5
b = r - √ BC − AB

= 36 - √ , − ,
= 4,1002 in
Menghitung stress-intensification factor untuk torispherocal dished head dengan
menggunakan rumus dari Brownell & Young persamaan 7.76 halaman 138 sebagai
berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-107

W = ( + √ )

= ( + √ , )

= 1,75
Menghitung tebal torispherical dished head dengan menggunakan rumus dari
Brownell & Young persamaan 7.77 halaman 138 sebagai berikut.
. .
td = +c
.. − ,

, . × × ,
= + ,
× . × , − , × ,

= 0,1636
Berdasarkan perhitungan di atas, ditetapkan tebal torispherical dished head sesuai
standar sebesar 0,1875 in.
Berdasarkan Brownell & Young Tabel 5.8 halaman 93 pada ketebalan 0,1875 in =
in diperoleh nilai panjang straight flange (sf) sebesar 2 in.

Perhitungan tinggi dished head (OA) dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
OA = td + b + sf
= 0,1875 + 4,1002 + 2 in
= 6,2877 in
= 0,5239 ft
= 0,1507 m
Tinggi tangki total = H shell + H dished head
= 8 ft + 0,52389 ft
= 8,5239 ft
= 2,5981 m

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-108

Spesifikasi Tangki Penampung Benzene Recycle (F-212)


Tangki Penampung Benzene Recycle (F-212)
Identifikasi Tanggal : 22 Desember 2017
Nama Alat : Tangki Akumulator Oleh : Rosalie Maria W. P
Nomor alat : F-212 Jeni Pabontong
Jumlah : 1 buah
Fungi : Untuk menampung sementara hasil kondensasi dari Kondensor Menara
Distilasi
Operasi : Kontinyu
Dasar Pemilihan : Desain alat sederhana dan cocok untuk menampung bahan
cairan
Tipe : Tangki silinder vertikal dengan tutup atas berbentuk torispherical dished
head dan tutup bawah berbentuk flat
Dimensi :
Kondisi operasi : P = 1 atm, T= 30oC
Waktu tinggal : 10 menit
Volume tangki : 22,879 ft3
Diameter dalam shell : 24 = 0,6096 m
Diameter luar shell : 24,375 in = 0,61912 m
Tinggi tangki : 8,5239 ft = 2,5981 m
Tinggi shell : 8 ft = 3,9624 m
Tinggi head : 0,52389 ft = 0,1507 m
Tebal shell : 0,1875 in
Tebal head :0,1875 in
Bahan kontruksi : Steel alloy SS-316
Kontrol : Level Controller

C.14. Vaporizer (V-216)


Fungsi : Menguapkan benzene dari tangki penampung recycle dan
menaikan suhu benzene dari 80 oC menjadi 350oC
Tipe : Shell and tube heat exchanger 1-2 dengan aliran counter
current
Dasar pemilihan : Mudah dalam pengoperasian serta biaya operasi lebih murah
Kondisi operasi : Tekanan operasi 25 atm
Jumlah : 1 buah
Berdasarkan perhitungan neraca massa menara distilasi pada Appendix A, komposisi
cairan masuk cooler disajikan dalam tabel C.38. sebagai berikut:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-109

Tabel C.38. Komposisi Cairan Masuk Vaporizer

Komponen BM (gram/mol) Massa (gram/jam) Mol (mol/jam)

Benzene 78,114 2.669.591,0562 34175,5774


Toluena 92,141 2.348,2576 25,4855
Cumene 120,194 2.7207,3989 226,3624
Total 2.699.147 34427,43

Berdasarkan perhitungan neraca panas vaporizer pada Appendix B, diperoleh panas


yang dibutuhkan untuk mengubah fase dan menaikan suhu benzene dari 80,2oC
menjadi 350oC adalah sebesar 2.740.276.904 Joule/jam. Media pemanas yang
digunakan adalah flue gas yang berasal dari furnace dengan suhu masuk = 1300oC.
Berdasarkan perhitungan neraca panas furnace pada Appendix B, diperoleh flue gas
keluar furnace terdiri atas gas oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida pada suhu
1.598,71 oC = 1.872 K.
Komposisi flue gas keluar furnace yang digunakan sebagai media pemanas dalam
reboiler menara distilasi disajikan dalam Tabel C.39. sebagai berikut.

Tabel C.39. Komposisi Flue Gas


BM Mol Fraksi Massa
Komponen Massa (g/jam)
(gram/mol) (mol/jam) Mol (lb/jam)
Oksigen 31,9988 8.056,2690 0,07 257.790,9412 568,4290
Nitrogen 28,0134 90.920,7504 0,79 2.546.999,3492 5.616,1336
Karbondioksida 44,0100 16.112,5380 0,14 709.112,7994 1.563,5937
Total 31,9988 11.5089,55747 3.513.903,0898 7.748,1563

Panas flue gas keluar furnace pada suhu 1.598,71 oC = 1.872 K sebesar 6.340.444.846
Joule/jam. Sebelum ke vaporizer dilakukan proses heat exchanger dengan bantuan
udara secara konveksi.
Panjang pipa yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu flue gas dari 1.598,71 oC
menjadi 1.300oC adalah sebagai berikut menggunakan persamaan sebagai berikut.

∫ ,
Cp dt flue gas = h × A × ΔT

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-110

Berdasarkan Tabel 4.7-2 Geankoplis halaman 280, untuk silinder horisontal diperoleh
persamaan untuk menghitung koefisien perpindahan panas
Tudara = 30oC = 303 K
/
h = 1,24 × ∆T
/
h = 1,24 × −
h = 14,40 W/m2.K
Ukuran pipa yang digunakan adalah :
NPS = 3,5 in
Sch.No= 40
ID = 4 in =0,1016 mm
OD = 3,548 in = 0,09012 mm

∫ Cp dt flue gas = h × A × ΔT

1.287.410.043 × = 14,40 . .
× A × (1872-303) K

357.613,9008 = 22.602,08 .
×A

A = 15,828 m2
A = × D2 × L
,
15,828 = ×0,090122 × L

L = 55,91m = 56 meter

Panas flue gas yang masuk ke vaporizer sebesar 6.340.444.846 Joule/jam -


1.287.410.043 Joule/jam = 5.053.034.803 Joule/jam. Panas flue gas tersebut diambil
sebesar 2.740.276.904 Joule/jam untuk proses penguapan dan untuk menaikan suhu
benzene, sehingga panas flue gas keluar vaporizer dapat dihitung sebagai berikut.
Qflue gas = 5.053.034.803 joule/jam - 2.740.276.904 joule/jam
Qflue gas = 2.312.757.900 Joule/jam
Dari perhitungan di atas, diperoleh bahwa Q Flue Gas keluar vaporizer yang terdiri
dari oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida dalam fase gas sebesar 2.312.757.900
Joule/jam. Dengan menggunakan persamaan kapasitas panas dapat diketahui suhu gas
keluar vaporizer. Suhu flue gas yang keluar dari vaporizer dan masuk ke reboiler
menara distilasi adalah sebesar 662oC = 935 K.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-111

(1) Data-data fluida panas dan fluida dingin


Dari appendix B massa fluida gas keluar furnace adalah = 3.513.903,0898 gram/jam =
7.748,1563 lb/jam.
Massa fluida dingin = 2.699.147 g/jam = 5.950,5928 lb/jam

V = Vaporising
(2) Menghitung ∆t {
S = Superheating
T ′−t ′ − T −t
∆t =
T′ − t ′
ln
T −t
T1 = 1.300oC = 2372oF
T2 = 735oC = 1.355 oF
t1 = 80,6oC = 176,36oF
t2 = 350oC = 662oF
T1’ = 992 oC = 1.817,6 F
t1’ = 80,6 oC = 176,36oF
. , − , − . − ,
∆t =
. , − ,
ln
. , − ,
= . , °F
∆t = T1- t2 = 2.372oF - 662oF = 1.710 °F
. . ,
= = 722,720 Btu/jam. °F
∆ . ,
. ,

= .
= 639,670 Btu/jam. °F

∆t = = 639,67 oF

1. Trial nilai U = 36 Btu/jam.ft2.°F


Mencari luas transfer panas (A) dengan menggunakan persamaan 7.42 Kern halaman
144 sebagai berikut:
Q = U . A. ∆T
Q
A=
U . ∆T

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-112

. . , Btu/Jam
=
Btu
jam . ft .× , °F

= ,
Berdasarkan tabel 10 halaman 843
OD/Diameter luar pipa = 1 in
BWG = 16
ID/Diameter dalam pipa = 0,87 in = 0,0675 ft
at” = 0,2618
L/panjang pipa = 12 ft
Mencari jumlah pipa yang dibutuhkan dalam cooler dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.:
A
N =
L. at"
, ft
=
ft
× ,
ft
= ,
Berdasarkan Tabel 9 Kern halaman 842, vaporizer menggunakan 1 in OD tubes on 1
1/4 in triangular pitch dengan jumlah passes 2 dan jumlah tube 32 buah, sehingga
diperoleh diameter dalam shell sebesar 10 in.
Luas transfer panas dalam cooler dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
A = N . . L. at"
ft
= . ft. ,
ft
= , ft
Menghitung nilai UD terkoreksi sebagai berikut:
Q
UD =
A. ∆T
. . , Btu/Jam
=
, ft . , °F
= Btu/jam. ft . °F

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-113

Tahap Vaporisasi
Fluida dingin : sisi shell Fluida panas : sisi tube
(4). Spasi baffle B = in (4).Dari Tabel 10, a ′ = , in
C’ = PT – OD tube= 1,25 – 1 = 0,25 in at =
N.at *
Pers. 7.48 (Kern, 1965)
.n
ID.C' .B
as = Pers. 7.1 (Kern, 1965) . ,
. 𝑇
at =
in. , in. in .
as = = 0,034 ft2
. , in at = 0,06599 ft2
(5). Kecepatan fluks massa: (5). Kecepatan fluks massa:

G = Pers. 7.2 (Kern, 1965) G = Pers. 7.2 (Kern, 1965)

. , lb/jam . , lb/jam
G = G =
, , ft
Gs = 171.377,1831 lb/jam.ft2 Gt = 117.376,1513 lb/j.ft2

(6). μ pada t’ = 0,7576 lb/jam.ft


,
De = = 0,06 (Figure 28,Kern,1965, hal.838)

×
Res =
μ

Res = 13.572,00
(7). Dari Figure 28,Kern,1965, hal.838)
jH = 90
(8). k pada t’ = 0,07461 Btu/jam.ft.oF
Cp pada t’ = 0,4511 Btu/ lb.oF
.μ /
Pr1/3 =

Pr1/3 = 0,5004
(9). (9). Trial hio = 100 Btu/jam.ft2.F
.μ /
ho = jH. .

ho = 56 Btu/hr.ft2.oF
Persamaan 6.15 b, Kern, 1965, halaman 112
10. Suhu dinding pipa (tw)
tw = 1874 oF

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-114

Persamaan 6.31, Kern, 1965, hal.98


Δtw = (tw-tav)
Δtw = 10,5oF
Dari figure 15.11 Kern halaman 474
diperoleh ho = 200
Uv pada tahap vaporisasi
×
Uv = = 43,75 Btu/hr. ft2.oF
+

Av pada tahap vaporisasi


Av = = 10 ft2
. ∆

Tahap Superheating
(6). μ pada tav = 0,2573 lb/jam.ft (6). IDt = 0,87in = 0,0725 ft
,
De = = 0,06 (Figure 28,Kern,1965, hal.838) (Tabel 10, Kern, 1965, halman 843)

Res =
× μ pada Tav = 0,1213 lb/jam.ft
μ
.
Re = μ
Pers. 6.5 (Kern, 1965)
Res = 39.963,313
Re = . ,
(7). Dari Figure 28,Kern,1965, hal.838) (7). L/D = 12/0,0675 = 165,51
jH = 150 jH = 200
(Figure 24, Kern, 1965, halaman
834)
(8). k pada tav = 0,04535 Btu/hr.ft.oF (8). k pada Tav = 0,0325 Btu/hr.ft.oF
Cp pada tav = 0,5814 Btu/lb.oF Cp pada Tav = 0,7273 Btu/lb.oF
.μ / .μ /
Pr1/3 = Pr1/3 =

Pr1/3 = 0,2956 Pr1/3 = 1,095


(9). (9).
.μ / .μ /
= jH. . = jH. .
∅ ∅

= 33 Btu/hr.ft2.oF = , Btu/hr.ft2.oF
∅ ∅

Persamaan 6.15 b, Kern, 1965, halaman 112 Persamaan 6.15a, Kern, 1965,
∅ = 1 dianggap karena bukan fraksi minyak bumi) halaman 112

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-115

∅ = 1 dianggap karena bukan


fraksi minyak bumi)
Us pada tahap vaporisasi
×
Us = = 28,75 Btu/hr. ft2.oF
+

As pada tahap vaporisasi


As = = 20 ft2
. ∆

Luas permukaan bersih total Ac


Ac = As + Av = 20+ 10 = 30 ft2
(13). Weighted clean overall coefficient, Uc

Uc = = 45,07 Btu/jam. ft . °F

Evaluasi Pressure Drop


Pressure Drop
Fluida dingin : shell Fluida panas : tube
Tahap Vaporisasi
(1).
Re = . ,
f = 0,002 ft2/in2
Gambar 29 (Kern, 1965)
(2.). Panjang zona vaporisas

Lv = L. = 4 ft

(3). Number of crosses:


(N+1) = L/B
(N+1) = 12 x (4/5) = 9,6
Pers. 7.43 (Kern, 1965)
(4).
S = 0,4379
f. Gs . Ds. N +
∆P =
, × . De. s

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-116

Pers. 12.47 (Kern, 1965)


∆P
, × . , lb/jam. ft × ,
=
, × × , × ,
∆P =1,1342 psi
∆P ≤ ∆P allowable = 10 psi)
Tahap Superheating
(1). Re = . ,
Res = 39.963,313 Dari Gambar 26 (Kern, 1965),
f = 0,003 ft2/in2 diperoleh nilai f = 0,00025
Gambar 29 (Kern, 1965) s = 1,0024
(2). Panjang zone superheating f. G . L. n
∆P =
Ls = L-Lv = 12-4 = 8 ft , × . ID. s
Pers. 12.48 (Kern, 1965)
(3). Number of crosses: ∆P
(N+1) = L/B , . . , . .
=
(N+1) = 12 x (8/5) = 19,2 , × . , .

Pers. 7.43 (Kern, 1965) ∆P


= , psi

(4). ∆P ≤ ∆P allowable = 10 psi)

S = 0,8758
f. Gs . Ds. N +
∆P =
, × . De. s
Pers. 12.47 (Kern, 1965)
∆P
, × . , lb/jam. ft × ,
=
, × × , × ,
∆P =0,6167 psi
∆P ≤ ∆P allowable = 5 psi)
∆P = ∆P + ∆P
∆P = , + 0,6167= 1,7509 psi
∆P ≤ ∆P allowable = 10 psi)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-117


R = ×
= 0,0053 Btu/hr. ft2.oF Pers. 6.13 (Kern, 1965)

Rd required = 0,003 Btu/hr. ft2.oF

Rd> Rdrequired sehingga memenuhi syarat

Ringkasan Perhitungan

Fluida Dingin
Flue gas (tube)
(shell)
56 (Vaporisasi) h outside (Btu/jam.ft2.oF) 200 (Vaporisasi)
33 (Superheating) , (Superheating)
UC = 45,07 Btu/jam. ft ℉
UD = Btu/jam. ft ℉
Rdcalculated = 0,0053jam. ft ℉/Btu
Rd required = 0,003 jam. ft ℉/Btu
1,7509 psi ∆P calculated , psi
10 psi ∆P allowable 10 psia

Spesifikasi Vaporizer (V-216)

Vaporizer (V-216)
Identifikasi : Tanggal:21 Desember 2017
Nama alat : Vaporizer Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor alat: V-216 Jeni Pabontong
Jumlah : 1 unit
Fungsi : Menguapkan benzene dari tangki penampung recycle dan menaikan suhu
benzene dari 80,06 oC menjadi 350oC
Operasi : Kontinyu
Dasar Pemilihan :Mudah dalam pengoperasian serta biaya operasi lebih murah.
Tipe : Shell and tube heat exchanger 1-2 dengan aliran counter current.
ID tube : 0,87 in Tube passes :2
OD tube : 1 in Shell passes :1
BWG : 16 Jumlah tube : 32
ID shell : 10 in Pressure drop shell : 1,7509 psi
Baffle spacing : 5 in Pressure drop tube : , psi
Pitch : 1,25 in
Kontrol : Temperature Controller

C.15. Tangki Penyimpanan Cumene (F-222)


Fungsi : Untuk menyimpan cumene sebagai produk
Tipe : Tangki silinder vertikal dengan tutup atas berbentuk kerucut
(conical roof) dan tutup bawah berbentuk flat

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-118

Dasar pemilihan : Desain sederhana dan cocok untuk menyimpan produk dalam
kapasitas besar
Kondisi operasi : Tekanan = 1 atm, Suhu = 30ºC
Waktu tinggal : 7 hari
Jumlah : 5 buah

Perhitungan Volume Tangki


Berdasarkan perhitungan neraca massa menara distilasi pada Appendix A, diperoleh
komposisi feed menuju tangki penyimpanan cumene yang disajikan dalam tabel C.40
sebagai berikut:
Tabel C.40. Komposisi Feed Masuk Tangki Penampung Cumene
Massa Mol
Komponen BM Massa(kg/jam) Mol(mol/jam)
(g/jam (kmol/jam)
Cumene 120,000 3.781,6785 3.781.678,5 31.513,9875 31,5139
Benzena 78,114 0,0454 45,4 0,5818 0,0005
Toluena 92,000 0,0266 26,6 0,2895 0,0002
DIPB 162,275 6,1252 6.125,2 37,7462 0,0377
Total 3.787,8758 3.787.875,9 31.552,6052 31,5526

Perhitungan densitas cairan


Data densitas (ρ) diambil dari Chemical Properties Handbook (Yaws, 1999). Densitas
(ρ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

= A [B− −
]

Data A, B, n, dan Tc untuk menghitung densitas masing-masing komponen disajikan


pada Tabel C.41 sebagai berikut:

Tabel C.41. Data untuk Menghitung Densitas


Komponen A B n Tc
Cumene 0,2824 0,2618 0,29 631,15
Benzena 0,3009 0,2677 0,2818 562,16
Toluena 0,3 0,2711 0,2989 591,79
DIPB 0,2705 0,2354 0,404 648

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-119

Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
ρ dalam satuan gram/cm3
Contoh perhitungan benzena pada suhu 30oC=303 K adalah sebagai berikut:
− −
= A [B ]

,
− −
= , [ , , ]

kg
= ,
m
Perhitungan ρ untuk toluena, benzena dam DIPB dilakukan dengan cara seperti di atas
dan diperoleh densitas seperti pada tabel C.42 sebagai berikut:

Tabel C.42 Densitas Feed yang Masuk Tangki Penyimpanan

q
Komponen q (kg/m3)
(gr/cm3)
Cumene 0,8550 855,7236
Benzena 0,8680 868,0972
Toluena 0,8601 860,1594
DIPB 0,8301 830,0999

Menghitung densitas campuran menggunakan persamaan sebagai berikut:

=
xi
Σ
fi

=
, , , ,
+ + +
kg kg kg kg
, , , ,
m m m m

kg
= ,
m

lb
= ,
ft

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-120

Menghitung volume cairan dalam tangki dengan menggunakan persamaan sebagai


berikut:

massa feed total


Volume cairan =
campuran

kg jam
,
jam × hari ×
hari
=
kg
,
m

= , m

Untuk perancangan tangki penyimpanan digunakan 5 buah tangki, sehingga volume


untuk 1 buah tangki adalah 637,45 m3.

Menentukan H/D optimum untuk tangki penyimpanan cumene dimana ketebalan


tangki bergantung pada nilai H/D dengan menggunakan persamaan 3.9 Brownell &
Young halaman 42 sebagai berikut:

C
D= H×
C +C +C +C

C
= H×
C + C

C
= H×
C

= H

Dimana:
D = diameter tangki
H = tinggi tangki
C1 = biaya fabricated shell
C2 = biaya fabricated bottom
C3 = biaya fabricated roof (atap)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-121

C4 = biaya installed foundation


C5 = harga tanah yang dibebankan ke harga tangki
Untuk tangki penyimpanan berukuran besar dan tertutup, diestimasikan C1 = 2C2 = C3
serta C4 = C5 = 0, sehingga perbandingan diameter dan tinggi tangki peyimpanan
adalah sebagai berikut:
C
D= H×
C +C +C +C
C
= H×
C + C
C
= H×
C

= H

H
=
D
Ditetapkan tinggi shell sama dengan dari diameter tangki, HS = D

Volume tangki = × D × Hs
D

= ×D × D
D

, m = D

D = , m=
D = , ft = ft = in

H= D

= × m

= , m
= , ft =18 ft

Dari Brownell & Young Appendix E halaman 348 pada diameter tangki 45 ft = 540 in
dan tinggi tangki 18 ft diperoleh volume tangki sebesar 5.100 barrel = 810 m3 =
28.634,376 ft3. Perancangan tangki, digunakan plate dengan lebar 6 ft = 72 in,

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-122

sehingga tangki penyimpanan benzena tersusun atas 3 buah course. Sehingga pada
perancangan tangki penyimpanan cumene diambil diameter tangki 45 ft dan tinggi
shell 18 ft.
Perhitungan Tebal Shell Course
Bahan kostruksi : Carbon steel SA-283 grade D
Allowable working stress (f) : 12.650 psi (Brownell & Young Tabel 13.1, halaman
251)
Tipe pengelasan : Double-welded butt joint dengan efisiensi 80
(Brownell Young Tabel 13.2, halaman 254)
Faktor korosi : 0,125 in
Perhitungan tebal shell dengan menggunakan persamaan 3.16 Brownell & Young
halaman 45 sebagai berikut:
P×D
ts = +c
×f×E
Dimana:
ts = tebal shell (in)
P = tekanan intenal (psi)
D = diameter dalam (in)
f = allowable working stress (psi)
E = efisiensi sambungan
c = faktor korosi.
Tekanan internal (P) dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan 3.17 Brownell
& Young halaman 46 sebagai berikut:
H−
P= ×

Dimana:
P = tekanan internal (psi);
ρ = densitas bahan dalam tangki (lb/ft3);
H = tinggi shell (ft).
Tebal shell tangki penyimpanan cumene dapat dihitung dengan mensubstitusikan
persamaan Brownell & Young 3.17 ke persamaan 3.16 sebagai berikut:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-123

P×D
ts = +c
×f×E
H−

ts = +c
×f×E
P× H− ×D
ts = +
× ×f×E
* Course 1
Perancangan tangki dengan menggunakan 3 plate coarse dan allowable untuk vertical
welded joint (jarak sambungan antar plate) = in, serta lebar plate = 6 ft. Menghitung
× H− ×D
t = +c
× ×f×E
lb
, × − × in
= ft + , in
in
× . psi × ,
ft

= , in = in

* Course 2
P× H− ×D
t = +c
× ×f×E
lb
, × − − × in
= ft + , in
in
× . psi × ,
ft
= , in = in

* Course 3
P× H− ×D
t = +c
× ×f×E
lb
, × − − × in
= ft + , in
in
× . psi × ,
ft
= , in =

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-124

Perhitungan Tebal Tutup (Self-Supporting Cone Roof)


Menghitung tebal self-supporting cone roof dengan sudut θ 10o menggunakan rumus
dari Megyesy Appendix A halaman 166 sebagai berikut:
D
d=
sin

=
sin °
= , in
Berdasarkan perhitungan di atas, ditetapkan tebal tutup sesuai standar sebesar in

Perhitungan tinggi cone roof adalah sebagai berikut:


Hd
Tan = D

Hd = D × tan

= × tan

= 3,9673 ft
= 1,2 m
Tinggi Tangki Total = H +H
= + ,
= , ft
= , m

Spesifikasi Tangki Penyimpanan Cumene (F-222)


Tangki Penyimpanan Benzena (F-222)
Identifikasi:
Nama alat : Tangki Penyimpanan Cumene
Nomor alat: F-222
Waktu Penyimpanan : 7 hari
Jumlah : 5 buah
Fungi: Menyimpan Cumene sebagai hasil produksi
Operasi: Kontinyu
Dasar Pemilihan: Desain alat sederhana
Tipe Tangki silinder vertikal dengan tutup atas berbentuk kerucut (conical
roof) dan tutup bawah berbentuk flat
Dimensi:
Kondisi operasi : P = 1 atm, T = 30ºC

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-125

Volume tangki : , m
Diameter dalam shell : 540 in = 45 ft
Tinggi tangki total : 21,96 ft = 6,693 m
Tinggi shell : 18 ft
Tinggi head : 6,1705 ft = 1,8820 m
Tebal shell course 1 : 0,3125 in
Tebal shell course 2 : 0,25 in
Tebal shell course 3 : 0,1875
Tebal head : 0,6478 in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade D
Kontrol : Level Indicator, Ratio Controlle

C.16. Pompa I (L-113)


Fungsi :Memompa cairan benzena dan toluena dari tangki
penampungan ke furnace
Tipe : High pressure pump
Dasar Pemilihan : Cocok untuk mengalirkan fluida dengan viskositas di bawah
0,2 Pa.s
Operasi : Kontinyu
Jumlah : 1 buah
Kondisi Operasi : Suhu 30ºC dan tekanan 1 atm

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-126

Berdasarkan perhitungan pada neraca massa pada Lampiran A, diperoleh komposisi


aliran massa keluar tangki penampungan menuju ke furnace yang disajikan pada Tabel
C.43 sebagai berikut:
Tabel C.43. Komposisi Cairan Masuk Furnace
Massa fraksi Mol Densitas
Komponen BM fraksi mol
(kg/jam) massa (kmol/jam) (kg/m3)
Benzena 2.460,865 0,9988 78,114 31,5035 0,9999 868,0973
Toluena 2,7873 0,0011 92 0,0302 0,0001 860,1594
Total 2.463,652 1 31,5338 1

Massa total campuran = 2.463,652 kg/jam = 5.432,354 lb/jam


Menghitung densitas campuran cairan keluar tangki penampungan dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:

=
xi
Σ i

=
, ,
+
kg kg
, ,
m m
kg
= ,
m
lb
= ,
ft
Menghitung laju volumetrik (qf) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
massa total campuran
q =
Densitas campuran
lb
, jam
=
lb
,
ft
ft
= ,
jam
ft
= ,
s
m
= ,
s

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-127

Menghitung diameter dalam pipa optimum dengan trial aliran adalah aliran turbulen
(NRe>2.100) menggunakan persamaan 15 Peter and Timmerhaus halaman 496
sebagai berikut:
, ,
ID = , ×q ×
Dimana:
qf = laju volumetrik fluida (ft3/s)
ρ = densitas fluida (lb/ft3)
, ,
ID = , ×q ×
, ,
= , × , × ,
= , in
Berdasarkan Lampiran A.5 Tabel A.5-1 Geankoplis halaman 996-997, digunakan
ukuran pipa standar sebagai berikut:
D nominal : 1,25 in
Schedule : 40
ID : 1,38 in = 0,0350 m
OD : 1,66 in
Ap : 0,000965 m2

Menghitung kecepatan linear (v) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:


q
v= f
A
m
, s
=
, m
m
= ,
s
Menghitung bilangan Reynold (NRe)
Menghitung viskositas setiap komponen dalam fase cair dengan menggunakan data-
data dari Chemical Properties Handbook (Yaws, 1999).
Viskositas senyawa dalam fase cair (μ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut.
B
log μ = A + + C. T + D. T
T

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-128

+ + . + .
𝜇=
Dimana: μ = viskositas senyawa (cP)
T = suhu (K).
Data A, B, C, dan D untuk menghitung viskositas senyawa (μ) disajikan pada Tabel
C.44 sebagai berikut:
Tabel C.44. Data Untuk Menghitung Viskositas
Komponen A B C D
Benzena -7,4005 1,18E+03 0,0149 -1,37E-05
Toluena -5,1649 8,11E+02 0,0105 -1,05E-05

Contoh perhitungan viskositas untuk benzena sebagai berikut:


T= 30°C = 303 K
, × −
− , + + , × , +(− , × × , )
μ = ,

= ,
Perhitungan viskositas campuran (μ) adalah sebagai berikut.
μ = X .μ + X .μ
= , × , + , × ,
= ,

= ,

Menghitung bilangan Reynold (NRe) dengan menggunakan persamaan sebagai


berikut:
× v × ID
NRe =
μ
kg m
, × , × , m
m s
=
kg
,
ms
= .
Berdasarkan perhitungan bilangan Reynold di atas, diperoleh nilai NRe sebesar 43.800
dimana NRe>2.100, sehingga trial aliran turbulen cocok.
Berdasarkan persamaan 2.7-28 Geankoplis halaman 68 diperoleh persamaan energi
mekanik sebagai berikut:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-129

P −P
v −v +g z −z + + ∑ F + Ws =
α
Dimana ƩF merupakan total friksional loss yang meliputi:
1. Losses karena sudden contraction (hc)
2. Losses karena friksi pada pipa lurus (Ff)
3. Losses karena friksi pada elbow, union, dan valve (hf)
4. Losses karena sudden enlargement (hex)

Perhitungan Σf
1. Losses karena sudden contraction (hc)
Menghitung nilai koefisien contraction loss (Kc) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
A
kc = , ( − )
A
Dimana:
A1 = luas penampang separator drum (m2)
A2 = luas penampang pipa (m2).
Perhitungan A1 dan A2 adalah sebagai berikut:

A = ID

= ,

= ,

A = ID

= ,

= , m
A , m
=
A , m
= ,
A
k = , ( − )
A
= , − ,
= ,

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-130

Menghitung hc dengan persamaan 2.10-16 Geankoplis halaman 98 sebagai berikut:


v
h =k .
α
Dimana:
Kc = Koefisien contraction loss
v2 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
α = 1 untuk aliran turbulen
v
h =k .
α
,
= , .
.
m
= ,
s

2. Losses karena friksi pada pipa lurus (Ff)


Mencari faktor friksi (f) dari Figure 2.10-3 Geankoplis halaman 94
Pipa yang digunakan adalah pipa commercial steel dengan nilai ε = 0,000046 m.
Diameter = 0,0350 m
ε , m
= = ,
D , m
ϵ
Dari Figure 2.10-3 pada NRe sebagai absis sebesar 43.800 dan sebagai parameter

sebesar
0,00013, diperoleh nilai f sebagai ordinat sebesar 0,006
Menghitung losses karena friksi pada pipa lurus (Ff) dengan persamaan 2.10-6
Geankoplis halaman 93 sebagai berikut:
∆L v
F = f .
D
Dimana:
f = Faktor friksi
ΔL = Panjang pipa lurus (m)
D = Diameter dalam pipa (m)
v = Kecepatan alir fluida dalam pipa (m/s)
∆L = , + + + + ++
= , m

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-131

∆L v
F = f .
D
m
, m , s
= . , .
, m

= ,

3. Losses karena friksi pada elbow, union, dan valve (hf)


Pada perancangan, digunakan 3 buah elbow 90o, union, dan 1 buah gate valve wide
open. Berdasarkan Tabel 2.10-1 Geankoplis halaman 99, diperoleh Kf untuk elbow
90o sebesar 0,75, Kf untuk union sebesar 0,04, dan Kf untuk gate valve wide open
sebesar 0,17.

Menghitung jumlah union yang dibutuhkan dengan persamaan sebagai berikut:


Panjang pipa lurus
n = −
panjang pipa perbatang
,
= −

=
Jumlah union yang dibutuhkan adalah 17 unit union untuk pipa lurus dan 2 unit union
untuk pompa, sehingga jumlah total union yang dibutuhkan adalah 19 unit.
Menghitung Kf total dengan persamaan sebagai berikut:
K = × K elbow ° + K gate valve wide open + + K union
= × , + , + + ,
= ,
Menghitung losses karena elbow, union, dan valve (hf) dengan menggunakan
persamaan 2.10-17 Geankoplis halaman 99 sebagai berikut:
V
h =

Dimana:
Kf = loss factor untuk fitting dan valve
v1 = kecepatan alir fluida dalam pipa
V
h =K

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-132

,
= , ×

m
= ,
s

4. Losses karena sudden enlargement (hex)


Menghitung nilai koefisien expansion loss (Kex) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
A
K =( − )
A
Dimana:
A1 = luas penampang pipa (m2)
A2 = luas penampang menara distilasi (m2)

Karena A1 jauh lebih kecil dari A2, maka dapat diabaikan, sehingga Kex = 1.

Menghitung hex dengan persamaan 2.10-15 Geankoplis halaman 98 sebagai berikut:

ℎ =K .

Dimana:
Kex = Koefisien expansion loss
v1 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
α = 1 untuk aliran turbulen

h =K .

,
= ×
.
m
= ,
s

Menghitung total frictional loss (ƩF) dengan persamaan 2.10-18 Geankoplis halaman
100 sebagai berikut:

∑F = h + F +h + h

m m m m
= , + , + , + ,
s s s s

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-133

m
= ,
s

Menghitung power pompa


Data-data untuk menghitung power pompa adalah sebagai berikut.
P1 tangki penampungan = 1 atm = 101.325 N/m2
P2 furnace = 25 atm = 2,533×106 N/m2
Z1 tangki penampungan =5m
Z2 lokasi umpan masuk ke furnace = 7,5 m
Kapasitas pompa = 2463,652 kg/jam = 0,6843 kg/s.
Asumsi : v masuk pompa = v keluar pompa
v1 (velocity liquid pada titik 1 tangki) = 0 m/s;
v2 (velocity liquid pada titik 2 furnace) = 0,7085 m/s.
Menghitung –Ws dengan menggunakan persamaan energi mekanik sebagai berikut:
P −P
v −v +g z −z +( ) + ∑ F + Ws =
α
P −P
− = v − +g z −z +( ) + ∑F
α
, × − .
= , − + , , − +
. ,
+ ,
joule
= ,
kg
joule
= ,
s

Efisiensi pompa Berdasarkan Figure 14.37 Peter and Timmerhaus halaman 520, pada
kapasitas sebagai absis sebesar 0,0298 ft3/s = 13,3751 gal/min, diperoleh nilai efisiensi
pompa sebagai ordinat sebesar 20%.
Menghitung brake hp dengan persamaan 2.7-30 Geankoplis halaman 69 sebagai
berikut:
−ws
brake Hp =

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-134

joule
, s
=
,
joule
= ,
s
= , kW
= , hp
Efisiensi motor
Berdasarkan Figure 14.38 Peter and Timmerhaus halaman 521, pada broke HP sebagai
absis sebesar 13,0467 hp, diperoleh efisiensi motor sebagai ordinat sebesar 87%.
Menghitung Wp dengan persamaan sebagai berikut:
brake HP
W =

, hp
=
,
= , hp
= , watt
Berdasarkan perhitungan di atas, digunakan pompa dengan power motor sebesar 15
hp

Spesifikasi Pompa I

Pompa I(L-113)
Identifikasi: Tanggal: 21 Desember 2017
Nama Alat : Pompa I Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor Alat : L-113 Jeni Pabontong
Jumlah :1
Fungsi: Memompa campuran cairan benzena dan toluena dari tangki penampungan
ke furnace
Operasi: Kontinyu
Dasar Pemilihan: Cocok untuk mengalirkan cairan dengan tekanan tinggi
Tipe: High pressure pump
Dimensi:
Kapasitas : 2463,652 kg/jam = 5432,354 lb/jam
Laju Volumetrik : 0,0298 ft3/s
Ukuran Pipa : 1,25 in schedule 40
Efisiensi Pompa : 20%
Efisiensi Motor : 87%
Power Motor : 15 hp
Bahan Konstruksi: carbon steel

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-135

C.17. Pompa II
Fungsi : Memompa cairan benzena, toluena, cumene dan DIPB dari
separator drum menuju menara distilasi
Tipe : centrifugal pump
Dasar Pemilihan : Cocok untuk mengalirkan fluida dengan viskositas di bawah
0,2 Pa.s
Operasi : Kontinyu
Jumlah :1
Kondisi Operasi : Suhu 99,55ºC dan tekanan 1 atm

Berdasarkan perhitungan pada neraca massa separator drum pada Lampiran A,


diperoleh komposisi aliran massa keluar flusdrum menuju ke menara distilasi yang
disajikan pada Tabel C.45 sebagai berikut:
Tabel C.45. Komposisi Cairan Masuk Menara Distilasi
Massa fraksi Mol fraksi Densitas
Komponen BM
(kg/jam) massa (kmol/jam) mol (kg/m3)
Benzena 2.669,6365 0,4115 78,114 34,1761 0,5179 793,9306
Toluena 2,3748 0,0003 92 0,0258 0,0003 791,4325
Cumene 3.808,8859 0,5871 120 31,7407 0,4810 750,8424
DIPB 6,1252 0,0009 162,275 0,0377 0,0005 752,9963
Total 6.487,0225 1 65,9804 1

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-136

Massa total campuran = 6.487,0225 kg/jam = 14.303,8848 lb/jam


Menghitung densitas campuran cairan keluar flushdrum dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:

=
xi
Σ
i

=
, , , ,
+ + +
kg kg kg kg
, , , ,
m m m m
kg
= ,
m
lb
= ,
ft
Menghitung laju volumetrik (qf) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
massa total campuran
q =
Densitas campuran
lb
. , jam
=
lb
,
ft
ft
= ,
jam
ft
= ,
s
m
= ,
s
Menghitung diameter dalam pipa optimum dengan trial aliran adalah aliran turbulen
(NRe>2.100) menggunakan persamaan 15 Peter and Timmerhaus halaman 496
sebagai berikut:
, ,
ID = , ×q ×
Dimana:
qf = laju volumetrik fluida (ft3/s)
ρ = densitas fluida (lb/ft3)
, ,
ID = , ×q ×

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-137

, ,
= , × , × ,
= , in

Berdasarkan Lampiran A.5 Tabel A.5-1 Geankoplis halaman 996-997, digunakan


ukuran pipa standar sebagai berikut:
D nominal : 2,5 in
Schedule : 40
ID : 2,469 in = 0,0627 m
OD : 2,875 in
Ap : 0,003089 m2

Menghitung kecepatan linear (v) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:


q
v= f
A
m
, s
=
, m
m
= ,
s
Menghitung bilangan Reynold (NRe)
Menghitung viskositas setiap komponen dalam fase cair dengan menggunakan data-
data dari Chemical Properties Handbook (Yaws, 1999).
Viskositas senyawa dalam fase cair (μ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut.
B
log μ = A + + C. T + D. T
T
+ + . + .
𝜇=
Dimana: μ = viskositas senyawa dalam fase cair (cP)
T = suhu (K).
Data A, B, C, dan D untuk menghitung viskositas senyawa (μ) disajikan pada Tabel
C.46. sebagai berikut:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-138

Tabel C.46. Data Untuk Menghitung Viskositas


Komponen A B C D
Benzena -7,4005 1,18E+03 0,0149 -1,37E-05
Toluena -5,1649 8,11E+02 0,0105 -1,05E-05
Cumene -5,9339 9,64E+02 0,0119 -1,11E-05
DIPB -3,5276 8,26E+02 0,0048 -4,91E-06

Contoh perhitungan viskositas untuk benzena sebagai berikut:


T= 99,55°C = 372,55 K
, × −
− , + + , × , +(− , × × , )
μ = ,

= ,
Perhitungan viskositas campuran (μ) adalah sebagai berikut.
μ = X .μ + X .μ + X .μ +X .μ
= , × , + , × , + , × , + , × ,
= , cP
kg
= ,
ms
Menghitung bilangan Reynold (NRe) dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
× v × ID
NRe =
μ
kg m
, × ,
m s × , m
=
kg
, ms
= .

Berdasarkan perhitungan bilangan Reynold di atas, diperoleh nilai NRe sebesar


120.000 dimana NRe>2.100, sehingga trial aliran turbulen cocok.
Berdasarkan persamaan 2.7-28 Geankoplis halaman 68 diperoleh persamaan energi
mekanik sebagai berikut:
P +P
v −v +g z −z + + ∑ F + Ws =
α
Dimana ƩF merupakan total friksional loss yang meliputi:
1. Losses karena sudden contraction (hc)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-139

2. Losses karena friksi pada pipa lurus (Ff)


3. Losses karena friksi pada elbow, union, dan valve (hf)
4. Losses karena sudden enlargement (hex)

Perhitungan Σf
1. Losses karena sudden contraction (hc)
Menghitung nilai koefisien contraction loss (Kc) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
A
kc = , ( − )
A
Dimana:
A1 = luas penampang separator drum (m2)
A2 = luas penampang pipa (m2).
Perhitungan A1 dan A2 adalah sebagai berikut:

A = ID

= ,

= , m

A = ID

= ,

= , m
A , m
=
A , m
= ,
A
k = , ( − )
A
= , − ,
= ,
Menghitung hc dengan persamaan 2.10-16 Geankoplis halaman 98 sebagai berikut:
v
h =k .
α
Dimana:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-140

Kc = Koefisien contraction loss


v2 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
α = 1 untuk aliran turbulen
v
h =k .
α
,
= , .
.
m
= ,
s

2. Losses karena friksi pada pipa lurus (Ff)


Mencari faktor friksi (f) dari Figure 2.10-3 Geankoplis halaman 94
Pipa yang digunakan adalah pipa commercial steel dengan nilai ε = 0,000046 m.
Diameter = 0,0627 m
ε , m
= = ,
D , m
ϵ
Dari Figure 2.10-3 pada NRe sebagai absis sebesar 120.000 dan sebagai parameter

sebesar
0,0007, diperoleh nilai f sebagai ordinat sebesar 0,0045.
Menghitung losses karena friksi pada pipa lurus (Ff) dengan persamaan 2.10-6
Geankoplis halaman 93 sebagai berikut:
∆L v
F = f .
D
Dimana:
f = Faktor friksi
ΔL = Panjang pipa lurus (m)
D = Diameter dalam pipa (m)
v = Kecepatan alir fluida dalam pipa (m/s)
∆L = , + + + + , + ,
= , m
∆L v
F = f .
D
m
, m ,
= . , . s
, m

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-141

= ,

3. Losses karena friksi pada elbow, union, dan valve (hf)


Pada perancangan, digunakan 3 buah elbow 90o, union, dan 1 buah gate valve wide
open. Berdasarkan Tabel 2.10-1 Geankoplis halaman 99, diperoleh Kf untuk elbow
90o sebesar 0,75, Kf untuk union sebesar 0,04, dan Kf untuk gate valve wide open
sebesar 0,17.
Menghitung jumlah union yang dibutuhkan dengan persamaan sebagai berikut:
Panjang pipa lurus
n = −
panjang pipa perbatang
,
= −

=
Jumlah union yang dibutuhkan adalah 6 unit union untuk pipa lurus dan 2 unit union
untuk pompa, sehingga jumlah total union yang dibutuhkan adalah 8 unit.
Menghitung Kf total dengan persamaan sebagai berikut:
K = × K elbow ° + K gate valve wide open + × K union
= × , + , + × ,
= ,
Menghitung losses karena elbow, union, dan valve (hf) dengan menggunakan
persamaan 2.10-17 Geankoplis halaman 99 sebagai berikut:
V
h =

Dimana:
Kf = loss factor untuk fitting dan valve
v1 = kecepatan alir fluida dalam pipa
V
h =K

,
= , ×

m
= ,
s

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-142

4. Losses karena sudden enlargement (hex)


Menghitung nilai koefisien expansion loss (Kex) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
A
K =( − )
A
Dimana:
A1 = luas penampang pipa (m2)
A2 = luas penampang menara distilasi (m2)

Karena A1 jauh lebih kecil dari A2, maka dapat diabaikan, sehingga Kex = 1.

Menghitung hex dengan persamaan 2.10-15 Geankoplis halaman 98 sebagai berikut:

ℎ =K .

Dimana:
Kex = Koefisien expansion loss
v1 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
α = 1 untuk aliran turbulen

h =K .
m
,
= ×
.
m
= ,
s
Menghitung total frictional loss (ƩF) dengan persamaan 2.10-18 Geankoplis halaman
100 sebagai berikut:

∑F = h + F +h + h

m m m m
= , + , + , + ,
s s s s
m
= ,
s

Menghitung power pompa


Data-data untuk menghitung power pompa adalah sebagai berikut.
P1 separator drum = 1 atm = 101.325 N/m2;

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-143

P2 menara distilasi = 1 atm = 101.325 N/m2;


Z1 separator drum = 2,2 m;
Z2 lokasi umpan masuk ke menara distilasi = 6,211 m;
Kapasitas pompa = 6.487,0225 kg/jam = 1,8019 kg/s.
Asumsi : v masuk pompa = v keluar pompa
v1 (velocity liquid pada titik 1 separator drum) = 0 m/s;
v2 (velocity liquid pada titik 2 menara distilasi) = 0,7595 m/s.
Menghitung –Ws dengan menggunakan persamaan energi mekanik sebagai berikut:
P −P
v −v +g z −z +( ) + ∑ F + Ws =
α
P −P
−Ws = v −v +g z −z +( )+∑F
α
, − ,
= .
, − + , , − , + + ,1891
,

joule
= ,
kg
joule
= ,
s
Efisiensi pompa Berdasarkan Figure 14.37 Peter and Timmerhaus halaman 520, pada
kapasitas sebagai absis sebesar 0,0786 ft3/s = 35,2781 gal/min, diperoleh nilai efisiensi
pompa sebagai ordinat sebesar 30%.
Menghitung brake hp dengan persamaan 2.7-30 Geankoplis halaman 69 sebagai
berikut:
−ws
brake Hp =

joule
, s
=
,
joule
= ,
s
= , kW
= , hp

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-144

Efisiensi motor
Berdasarkan Figure 14.38 Peter and Timmerhaus halaman 521, pada broke HP sebagai
absis sebesar 0,3457 hp, diperoleh efisiensi motor sebagai ordinat sebesar 80%.
Menghitung Wp dengan persamaan sebagai berikut:
brake HP
W =

, hp
=
,
= , hp
= , watt
Berdasarkan perhitungan di atas, digunakan pompa dengan power motor sebesar 0,5
hp

Spesifikasi Pompa II

Pompa II (L-126)
Identifikasi: Tanggal: 21 Desember 2017
Nama Alat : Pompa II Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor Alat : L-126 Jeni Pabontong
Jumlah :1
Fungsi: Memompa campuran cairan benzena, toluena, cumene dan DIBP dari
flusdrum menuju menara distilasi
Operasi: Kontinyu
Dasar Pemilihan: Cocok untuk mentransportasikan fluida dengan viskositas di
bawah 0,2 Pa.s
Tipe: Centrifugal Pump
Dimensi:
Kapasitas : 6.487 kg/jam = 14.303,8848 lb/jam
Laju Volumetrik : 0,0786 ft3/s
Ukuran Pipa : 2,5 in schedule 40
Efisiensi Pompa : 30%
Efisiensi Motor : 80%
Power Motor : 0,5 hp
Bahan Konstruksi: carbon steel

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-145

C. 18. Pompa III (L-126)

Fungsi : Memompa kondensat dari Tangki Akumulator (F-212) kembali


ke Menara Distilasi (D-210) dan menuju ke alat vaporizer
Tipe : Centrifugal pump
Dasar pemilihan : Cocok untuk untuk mentransportasikan fluida dengan viskositas
di bawah 0,2 Pa.s
Operasi : kontinyu
Jumlah : 1 buah

Berdasarkan perhitungan pada neraca massa Menara Distilasi pada Lampiran A dan
neraca panas Menara Distilasi pada Lampiran B, diperoleh komposisi aliran massa
keluar kondensat, L, dan D menuju ke Menara Distilasi dan Vaporizer yang disajikan
pada Tabel C.47. sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-146

Tabel C.47. Komposis Massa Kondensat Keluar Menara Distilasi


Massa Fraksi Massa L Fraksi Massa D Fraksi
Komponen
(kg/jam) Massa (kg/jam) Massa (kg/jam) Massa
Benzene 3.780,5460 0,9891 1.110,9550 0,9891 2.669,5910 0,9891
Toluena 3,3254 0,0009 0,97723 0,0009 2,3482 0,0009
Cumene 38,4913 0,0101 12,3224 0,0101 27,2074 0,0101
Total 3.822,4013 1.123,2546 2.699,14671

Pompa II digunakan untuk 3 aliran sebagai berikut.


1. Aliran 1 : aliran fluida dari tangki akumulator menuju ke percabangan aliran
(tee);
2. Aliran 2 : aliran fluida dari percabangan aliran (tee) menuju ke menara
distilasi);
3. Aliran 3 : aliran fluida dari percabangan aliran (tee) menuju ke tangki
penampung

Berdasarkan perhitungan spesifikasi tangki akumulator pada Lampiran C, diperoleh

densitas benzene sebesar 867,9637 = 54,1852

Menghitung laju volumetri (qf) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.

qf =

Massa
Massa Densitas qf qf qf
Aliran total
(lb/jam) (lb/ft3) (ft3/jam) (ft3/s) (m3/s)
(kg/jam)
Aliran 1 3.822,4014 8.426,9426 54,1852 155,5210 0,0432 0,0012
Aliran 2 1.123,2547 24.76,3497 54,1852 45,7016 0,0127 0,0004
Aliran 3 2.699,1467 5.950,5928 54,1852 109,8194 0,0305 0,0009

Menghitung diameter dalam pipa optimum dengan trial aliran adalah aliran turbulen
(NRe>2.100) menggunakan persamaan 15 Peter and Timmerhaus halaman 496
sebagai berikut

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-147

IDopt = 3,9 × qf 0,45 × ρ0,13


Dimana,
qf = laju volumetrik fluida (ft3/s)
ρ = densitas fluida (lb/ ft3)

ID OD
Qf Densitas IDT op
Aliran standar Schedule standar
( ft3/s) (lb/ft3) (in)
(in) (in)
Aliran 1 0,0432 54,1852 1,5938 1,610 40 1,900
Aliran 2 0,0127 54,1852 0,9185 1,049 40 1,315
Aliran 3 0,0305 54,1852 1,3628 1,380 40 1,660

Menghitung kecepata linear (v) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.


v =

Menghitung Ap dengan menggunakan persamaan luas lingkaran sebagai berikut.


Ap = × π × ID2

Aliran qf (m3/s) ID (in) ID (m) Ap (m2) V,(m/s)


Aliran 1 0,0012 1,6100 0,0409 0,0013 0,9320
Aliran 2 0,0004 1,0490 0,0266 0,0006 0,6453
Aliran 3 0,0009 1,3800 0,0351 0,0010 0,8957

Menghitung bilangan Reynold (NRe)


Menghitung viskositas setiap komponen dalam fase cair dengan menggunakan data-
data dari Chemical Properties Handbook (Yaws, 1999).
Viskositas senyawa dalam fase cair (μ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut.
log (μ) = A + + C.T + D.T2

+ + . + .
μ= T

Dimana :

μ = Viskositas senyawa dalam fase cair (cP)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-148

T = suhu (K)

Data A, B, C dan D untuk menghitung viskositas senyawa dalam fse cair (μ)

disajikan pada Tabel C.48. Sebagai berikut.

Tabel C.48.Data Untuk Menghitung Viskositas Fase Cair

Komponen A B C D
Benzene -7,4005 1181,5 0,0149 -0,000013713
Toluene -5,1649 810,68 0,0105 -0,000010488
Cumene -5,9339 963,84 0,0119 -0,000011108

Contoh perhitungan viskositas Benzene (μB) adalah sebagai berikut.


T = suhu rata-rata hasil puncak (distilat) dan hasil dasar (bottom) = 30oC = 303 K
log (μ) = A + + C.T + D.T2

+ + . + .
μB = T

,
− , + + , . +− ,.
μB =
μB = 0,5682 cP
Perhitungan viskositas toluena (μT) dan cumene(μC) dengan cara seperti diatas dan
diperoleh nilai (μT) dan (μC) berturut-turut sebesar 0,5360 cP dan 0,6807 cP.
Menghitung μ dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
μ = xi . μ
Dimana :
xi = fraksi mol komponen feed
μ = viskositas komponen feed (cP)
Berdasarkan perhitungan neraca massa menara distilasi dalam Lampiran A, diperoleh
komposisi feed menara distilasi dan disajikan dalam Tabel C.58 sebagai berikut.
Perhitungan viskositas molar feed adalah sebagai berikut.
μ = μB.xB + μT. xT + μC. xC + μD. xD

μ = 0,9927 × 0,5682 + 0,0007 × 0,5360 + 0,0066 × 0,6807

μ = 0,5689 cP

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-149

Menghitung bilangan Reynold (NRe) dengan menggunakan persamaan sebagai

berikut.
× ×
(NRe) =
μ

Density
Aliran v (m/s) ID (m) μ ( kg/m.s) Nre
(kg/m3)
Aliran 1 867,9638 0,9320 0,0409 0,0006 58134,7655
Aliran 2 867,9638 0,6453 0,0266 0,0006 26.221,6949
Aliran 3 867,9638 0,8957 0,0351 0,0006 47.891,1444

Berdasarkan perhitungan bilangan Reynold di atas, diperoleh nilai NRe >2.100,


sehingga aliran turbulen cocok.
Berdasarkan persamaan 2.7-28 Geankoplis halaman 68 diperoleh persamaan energi
mekanik sebagai berikut.

(v - v ) + g ( - )+ + ∑ F + Ws = 0

Dimana ∑ F merupakan total friksional loss yang meliputi

1. Losses karena sudden contraction (hc);


2. Losses karena friksi pada pipa lurus (Ff);
3. Losses karena friksi pada elbow, union, dan valve (hf);
4. Losses karena sudden enlargement (hex).

Perhitungan ∑ 𝐅
1. Losses karena sudden contraction (hc)
Menghitung nilai koefisien contraction loss (Kc) dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.

KC = 0,55 −

Dimana:
A1 = luas penampang alat 1 (m2);
A2 = luas penampang pipa (m2).
Perhitungan A1 dan A2 adalah sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-150

Aliran 1

A1 = × π × ID2

= × π × (0,9652)2

= 0,7313 m2
A2 = × π × ID2

= × π × (0,04089)2

= 0,00179 m2
,
= ,
= 0,00179

Aliran 2
A1 = × π × ID2

= × π × (0,04089)2

= 0,001312 m2
A2 = × π × ID2

= × π × (0,02664)2

= 0,000557 m2
,
= ,
= 0,42445

Aliran 3
A1 = × π × ID2

= × π × (0,04089)2

= 0,001312 m2
A2 = × π × ID2

= × π × (0,03505)2

= 0,0009643 m2
,
= ,
= 0,7347

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-151

Menghitung hc dengan persamaan 2.10-16 Geankoplis halaman 98 sebagai berikut.

hc = Kc ×

Dimana:
Kc = Koefisien contraction loss;
v = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s);
α = 1 untuk aliran turbulen.

hc
Aliran A1 (m2) A2 (m2) A2/A1 Kc α v (m/s)
( m/s2)
Aliran 1 0,9652 0,0013 0,0017 0,5490 1,000 0,9320 0,2384
Aliran 2 0,0021 0,0005 0,4244 0,2165 1,000 0,6452 0,0659
Aliran 3 0,0021 0,0009 0,7347 0,1458 1,000 0,8957 0,0585

2. Losses karena friksi pada pipa lurus (Ff)


Mencari faktor friksi (f) dari Figure 2.10-3 Geankoplis halaman 94
Pipa yang digunakan adalah pipa commercial steel dengan nilai ε = 0,000046 m.
ε
Dari Figure 2.10-3 pada NRe sebagai absis dan sebagai parameter, diperoleh

nilai f sebagai ordinat.


Menghitung losses karena friksi pada pipa lurus (Ff) dengan persamaan 2.10-6
Geankoplis halaman 93 sebagai berikut.
Δ
Ff = 4f. .

Dimana :
f = Faktor friksi;
ΔL = Panjang pipa lurus (m);
D = Diameter dalam pipa (m);
v = Kecepatan alir fluida dalam pipa (m/s).

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-152

ID v Ff
Aliran ɛ /ID Nre f ΔL (m)
(m) (m/s) (m2/s2
Aliran 1 0,0409 0,0011 58.134,7655 0,0060 3,0000 0,9320 0,7648
Aliran 2 0,0266 0,0017 26.221,6949 0,0065 18,0000 0,6453 3,6572
Aliran 3 0,0351 0,0013 47891,1444 0,0055 10,0000 0,8957 2,5180

3. Losses karena friksi pada elbow, union dan valve (hf)


Berdasarkan Tabel 2.10-1 Geankoplis halaman 99, diperoleh Kf untuk elbow 90o
sebesar 0,75, Kf untuk union sebesar 0,04, Kf untuk gate valve wide open sebesar
0,17, dan Kf untuk tee sebesar 1.
Menghitung jumlah union yang dibutuhkan dengan persamaan sebagai berikut.

Nn = –1

Panjang pipa per batang = 4 m


Menghitung Kf total dengan persamaan sebagai berikut.
Menghitung losses karena elbow, union, tee, dan valve (hf) dengan
menggunakan persamaan 2.10-17 Geankoplis halaman 99 sebagai berikut.

Hf = Kf .

Dimana :
Kf = loss factor untuk fitting dan valve;
v1 = kecepatan alir fluida dalam pipa

Jumlah Jumlah Jumlah Jumla Gate


Aliran Kf v = m/s hf
Elbow 90oC Tee Union Valve
Aliran 1 0 1 2 0 1,004 0,9320 0,4360
Aliran 2 2 0 4 1 1,83 0,6452 0,3809
Aliran 3 3 0 2 1 2,5 0,8957 1,0029

4. Losses karena sudden enlargement (hex)


Menghitung nilai koefisien expansion loss (Kex) dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.

Kex = −

Dimana :
A1 = luas penampang pipa (m2);

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-153

A2 = luas penampang alat (m2).

Karena A1 jauh lebih kecil dari A2, maka dapat diabaikan, sehingga Kex = 1.

Hex = Kex .

Dimana :
Kex = Koefisien expansion loss;
v1 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s);
α = 1 untuk aliran turbulen.

hex
Aliran A1 A2 A2/A1 Kex α v (m/s)
(m/s2)
Aliran 1 0,0013 - - - 1,0000 0,9320 0,00000
Aliran 2 0,0005 ∞ 0 1,0000 1,0000 0,6452 0,2081
Aliran 3 0,0009 ∞ 0 1,0000 1,0000 0,8957 0,4011

Menghitung total frictional loss (∑ F dengan persamaan 2.1-18 Geankoplis halaman


100 sebagai berikut.

(∑ F = hc + Ff + hf + hex

hc Ff hf hex F m m.F
Aliran
(m2/s2) (m2/s2) (m2/s2) (m2/s2) (m2/s2) (kg/s) (J/s)
Aliran 1 0,2384 0,7647 0,4361 0,0000 1,4393 1,0618 1,5282
Aliran 2 0,0659 3,6572 0,3810 0,2082 4,3123 0.3120 1,3455
Aliran 3 0,0585 2,5180 1,0029 0,4011 4,0443 0,7497 2,9845
Total 5,8582

Menghitung power pompa


Data-data untuk menghitung power pompa adalah sebagai berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-154

Aliran P (N/m2) Z (m) v (m/s) m (kg/jam) m (kg/s)


Aliran 1 101.325 3,4500 0,0000 3.822,4014 1,1618
Aliran 2 101.325 14,5000 0,6453 1.123,2547 0,3120
Aliran 3 101.325 3,5000 0,8957 2.699,1467 0,7498

Menghitung –Ws dengan menggunakan persamaan energi mekanik sebagai berikut.



(v − v ) + g(z2-z1) + +∑ F + Ws = 0
𝛼

Aliran 1
×V +Z + = 150,8493 J/kg = 159 J/s

Aliran 2
×V +Z + = 259,0469 J/kg =80,8265 J/s

Aliran 3
×V +Z + = 151,4399 J/kg = 113,5440 J/s

-Ws = [(Aliran 3+Aliran 2)-Aliran 1] + ∑


= 40,3794 J/s

Efisiensi Pompa
Berdasarkan Figure 14.37 Peter and Timmerhaus halaman 520, pada kapasitas sebagai
absis sebesar 0,04511 ft3/s = 106,3375 gal/min, diperoleh nilai efisiensi pompa
sebagai ordinat sebesar 25%.
Menghitung brake hp dengan persamaan 2.7-30 Geankoplis halaman 69 sebagai
berikut.

Brake HP =
,
=
,

=161,5178 joule/s
= 0,1615 kW
= 0,2165 hp

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-155

Efisiensi motor
Berdasarkan Figure 14.38 Peter and Timmerhaus halaman 521, pada broke HP
sebagai absis sebesar 4,0551 hp, diperoleh efisiensi motor sebagai ordinat sebesar
84%.
Menghitung Wp dengan persamaan sebagai berikut.
,
Wp = = = 0,2578 hP
,

Berdasarkan pertimangan diatas, digunakan pompa dengan power motor sebesar 0,5
hp

Spesifikasi Pompa III (L-213)


Pompa II (L-213)
Identifikasi: Tanggal: 21 Desember 2017
Nama Alat : Pompa III Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor Alat : L-213 Jeni Pabontong
Jumlah :1
Fungsi: Memompa kondensat dari Tangki akumulator (F-212) kembali ke menara
distilai (D-210) dan menuju ke tangki penampungan benzene recycle (F-214).
Operasi: Kontinyu
Dasar Pemilihan: Cocok untuk mentransportasikan fluida dengan viskositas di
bawah 0,2 Pa.s
Tipe: Centrifugal Pump
Dimensi:
Kapasitas : 3.822,4013kg/jam
Laju Volumetrik : 0,0786 ft3/s
Efisiensi Pompa : 25%
Efisiensi Motor : 80%
Power Motor : 0,5 hp
Bahan Konstruksi: carbon steel

C.19. Pompa IV (L-215)


Fungsi : Memompa cairan benzena, toluena, cumene dan DIPB dari
reboiler menuju cooler
Tipe : centrifugal pump
Dasar Pemilihan : Cocok untuk mengalirkan fluida dengan viskositas di bawah
0,2 Pa.s
Operasi : Kontinyu

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-156

Jumlah :1
Kondisi Operasi : Suhu 153,47ºC dan tekanan 1 atm

Berdasarkan perhitungan pada neraca massa pada Lampiran A, diperoleh komposisi


aliran massa keluar reboiler menuju ke cooler yang disajikan pada Tabel C.49. sebagai
berikut:
Tabel C.49. Komposisi Cairan Masuk Cooler
Massa fraksi Mol Densitas
Komponen BM fraksi mol
(kg/jam) massa (kmol/jam) (kg/m3)
Benzena 0,0454 1,199E-05 78,114 0,0005 1,84E-05 727,5592
Toluena 0,0266 7,033E-06 92 0,0002 9,17E-06 731,6877
Cumene 3781,6785 0,9983 120 31,5139 0,9987 685,925
DIPB 6,1252 0,0016 162,275 0,0377 0,0011 690,7703
Total 3787,8758 1 31,5526 1

Massa total campuran = 3787,8758 kg/jam = 8352,2663 lb/jam


Menghitung densitas campuran cairan keluar reboiler dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:

=
xi
Σ i

=
, , , ,
+ + +
kg kg kg kg
, , , ,
m m m m

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-157

kg
= ,
m
lb
= ,
ft
Menghitung laju volumetrik (qf) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
massa total campuran
q =
Densitas campuran
lb
, jam
=
lb
,
ft
ft
= ,
jam
ft
= ,
s
m
= ,
s
Menghitung diameter dalam pipa optimum dengan trial aliran adalah aliran turbulen
(NRe>2.100) menggunakan persamaan 15 Peter and Timmerhaus halaman 496
sebagai berikut:
, ,
ID = , ×q ×
Dimana:
qf = laju volumetrik fluida (ft3/s)
ρ = densitas fluida (lb/ft3)
, ,
ID = , ×q ×
, ,
= , × , × ,
= , in

Berdasarkan Lampiran A.5 Tabel A.5-1 Geankoplis halaman 996-997, digunakan


ukuran pipa standar sebagai berikut:
D nominal : 2 in
Schedule : 40
ID : 2,067 in = 0,0525 m
OD : 2,375 in
Ap : 0,002165 m2

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-158

Menghitung kecepatan linear (v) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:


q
v= f
A
m
,
= s
, m
m
= ,
s

Menghitung bilangan Reynold (NRe)


Menghitung viskositas setiap komponen dalam fase cair dengan menggunakan data-
data dari Chemical Properties Handbook (Yaws, 1999).
Viskositas senyawa dalam fase cair (μ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut.
B
log μ = A + + C. T + D. T
T
+ + . + .
𝜇=
Dimana: μ = viskositas senyawa (cP)
T = suhu (K).
Data A, B, C, dan D untuk menghitung viskositas senyawa (μ) disajikan pada Tabel
C.50 sebagai berikut:

Tabel C.50. Data Untuk Menghitung Viskositas


Komponen A B C D
Benzena -7,4005 1,18E+03 0,0149 -1,37E-05
Toluena -5,1649 8,11E+02 0,0105 -1,05E-05
Cumene -5,9339 9,64E+02 0,0119 -1,11E-05
DIPB -3,5276 8,26E+02 0,0048 -4,91E-06

Contoh perhitungan viskositas untuk benzena sebagai berikut:


T= 153,47°C = 426,47 K
, × −
− , + + , × , +(− , × × , )
μ = ,

= ,
Perhitungan viskositas campuran (μ) adalah sebagai berikut.
μ = X .μ + X .μ + X .μ +X .μ

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-159

= , × , + , × , + , × ,
+ , × ,
= ,

= ,

Menghitung bilangan Reynold (NRe) dengan menggunakan persamaan sebagai


berikut:
× v × ID
NRe =
μ
kg m
, × ,
s
× , m
= m
kg
, ms
= .
Berdasarkan perhitungan bilangan Reynold di atas, diperoleh nilai NRe sebesar
106.000 dimana NRe>2.100, sehingga trial aliran turbulen cocok.
Berdasarkan persamaan 2.7-28 Geankoplis halaman 68 diperoleh persamaan energi
mekanik sebagai berikut:
P +P
v −v +g z −z + + ∑ F + Ws =
α
Dimana ƩF merupakan total friksional loss yang meliputi:
1. Losses karena sudden contraction (hc)
2. Losses karena friksi pada pipa lurus (Ff)
3. Losses karena friksi pada elbow, union, dan valve (hf)
4. Losses karena sudden enlargement (hex)

Perhitungan Σf
1. Losses karena sudden contraction (hc)
Menghitung nilai koefisien contraction loss (Kc) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
A
kc = , ( − )
A
Dimana:
A1 = luas penampang separator drum (m2)
A2 = luas penampang pipa (m2).

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-160

Perhitungan A1 dan A2 adalah sebagai berikut:

A = ID

= ,

= , m

A = ID

= ,

= , m
A , m
=
A , m
= ,
A
k = , ( − )
A
= , − ,
= ,

Menghitung hc dengan persamaan 2.10-16 Geankoplis halaman 98 sebagai berikut:


v
h =k .
α
Dimana:
Kc = Koefisien contraction loss
v2 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
α = 1 untuk aliran turbulen
v
h =k .
α
,
= , .
.
m
= ,
s

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-161

2. Losses karena friksi pada pipa lurus (Ff)


Mencari faktor friksi (f) dari Figure 2.10-3 Geankoplis halaman 94
Pipa yang digunakan adalah pipa commercial steel dengan nilai ε = 0,000046 m.
Diameter = 0,0525 m
ε , m
= = ,
D , m
ϵ
Dari Figure 2.10-3 pada NRe sebagai absis sebesar 106.000 dan sebagai parameter

sebesar
0,0008, diperoleh nilai f sebagai ordinat sebesar 0,005
Menghitung losses karena friksi pada pipa lurus (Ff) dengan persamaan 2.10-6
Geankoplis halaman 93 sebagai berikut:
∆L v
F = f .
D
Dimana:
f = Faktor friksi
ΔL = Panjang pipa lurus (m)
D = Diameter dalam pipa (m)
v = Kecepatan alir fluida dalam pipa (m/s)
∆L = + + + , + + + ,
= , m
∆L v
F = f .
D
m
, m , s
= . , .
, m

= ,

3. Losses karena friksi pada elbow, union, dan valve (hf)


Pada perancangan, digunakan 3 buah elbow 90o, union, dan 1 buah gate valve wide
open. Berdasarkan Tabel 2.10-1 Geankoplis halaman 99, diperoleh Kf untuk elbow
90o sebesar 0,75, Kf untuk union sebesar 0,04, dan Kf untuk gate valve wide open
sebesar 0,17.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-162

Menghitung jumlah union yang dibutuhkan dengan persamaan sebagai berikut:


Panjang pipa lurus
n = −
panjang pipa perbatang
,
= −

=
Jumlah union yang dibutuhkan adalah 5 unit union untuk pipa lurus dan 1 unit union
untuk pompa, sehingga jumlah total union yang dibutuhkan adalah 7 unit.
Menghitung Kf total dengan persamaan sebagai berikut:
K = × K elbow ° + K gate valve wide open + × K union
= × , + , + × ,
= ,
Menghitung losses karena elbow, union, dan valve (hf) dengan menggunakan
persamaan 2.10-17 Geankoplis halaman 99 sebagai berikut:
V
h =

Dimana:
Kf = loss factor untuk fitting dan valve
v1 = kecepatan alir fluida dalam pipa
V
h =K

,
= , ×

m
= ,
s

4. Losses karena sudden enlargement (hex)


Menghitung nilai koefisien expansion loss (Kex) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
A
K =( − )
A
Dimana:
A1 = luas penampang pipa (m2)
A2 = luas penampang menara distilasi (m2)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-163

Karena A1 jauh lebih kecil dari A2, maka dapat diabaikan, sehingga Kex = 1.

Menghitung hex dengan persamaan 2.10-15 Geankoplis halaman 98 sebagai berikut:

h =K .

Dimana:
Kex = Koefisien expansion loss
v1 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
α = 1 untuk aliran turbulen

ℎ = . 𝛼

,
= ×
.

= ,

Menghitung total frictional loss (ƩF) dengan persamaan 2.10-18 Geankoplis halaman
100 sebagai berikut:

∑F = h + F +h + h

m m m m
= , + , + , + ,
s s s s
m
= ,
s

Menghitung power pompa


Data-data untuk menghitung power pompa adalah sebagai berikut.
P1 reboiler = 1 atm = 101.325 N/m2
P2 cooler = 1 atm = 101.325 N/m2
Z1 reboiler = 1,3 m
Z2 lokasi umpan masuk ke menara distilasi = 7 m
Kapasitas pompa = 3787,8758 kg/jam = 1,0521 kg/s.
Asumsi : v masuk pompa = v keluar pompa
v1 (velocity liquid pada titik 1 reboiler) = 0 m/s;
v2 (velocity liquid pada titik 2 cooler) = 0,7085 m/s.
Menghitung –Ws dengan menggunakan persamaan energi mekanik sebagai berikut:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-164

P −P
v −v +g z −z +( ) + ∑ F + Ws =
α
P −P
−Ws = v −v +g z −z +( ) + ∑F
α
. − .
= , − + , − , +( )+ ,
. ,
joule
= ,
kg
joule
= ,
s
Efisiensi pompa Berdasarkan Figure 14.37 Peter and Timmerhaus halaman 520, pada
kapasitas sebagai absis sebesar 0,0459 ft3/s = 20,6 gal/min, diperoleh nilai efisiensi
pompa sebagai ordinat sebesar 30%.
Menghitung brake hp dengan persamaan 2.7-30 Geankoplis halaman 69 sebagai
berikut:
−ws
brake Hp =

joule
, s
=
,
joule
= ,
s
= , kW
= , hp
Efisiensi motor
Berdasarkan Figure 14.38 Peter and Timmerhaus halaman 521, pada broke HP sebagai
absis sebesar 0,2782 hp, diperoleh efisiensi motor sebagai ordinat sebesar 80%.
Menghitung Wp dengan persamaan sebagai berikut:
brake HP
W =

, hp
=
,
= , hp
= , watt

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-165

Berdasarkan perhitungan di atas, digunakan pompa dengan power motor sebesar 0,5
hp

Spesifikasi Pompa IV

Pompa IV (L-218)
Identifikasi: Tanggal: 21 Desember 2017
Nama Alat : Pompa IV Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor Alat : L-218 Jeni Pabontong
Jumlah :1
Fungsi: Memompa campuran cairan benzena, toluena, cumene dan DIBP dari
reboiler menuju cooler
Operasi: Kontinyu
Dasar Pemilihan: Cocok untuk mentransportasikan fluida dengan viskositas di
bawah 0,2 Pa.s
Tipe: Centrifugal Pump
Dimensi:
Kapasitas : 3787,8758 kg/jam = 8352,2663 lb/jam
Laju Volumetrik : 0,0459 ft3/s
Ukuran Pipa : 2 in schedule 40
Efisiensi Pompa : 30%
Efisiensi Motor : 80%
Power Motor : 0,5 hp
Bahan Konstruksi: carbon steel

C.20. Pompa V
Fungsi : Memompa cairan benzena, toluena, cumene dan DIPB dari
cooler ke tangki penyimpanan cumene
Tipe : centrifugal pump
Dasar Pemilihan : Cocok untuk mengalirkan fluida dengan viskositas di bawah
0,2 Pa.s
Operasi : Kontinyu
Jumlah : 1 buah
Kondisi Operasi : Suhu 40ºC dan tekanan 1 atm

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-166

Berdasarkan perhitungan pada neraca massa pada Lampiran A, diperoleh komposisi


aliran massa keluar cooler menuju ke tangki penyimpanan yang disajikan pada Tabel
C.51 sebagai berikut:

Tabel C.51. Komposisi Cairan Masuk Tangki Penyimpanan


Massa Fraksi Mol Fraksi
Komponen BM Densitas
(kg/jam) massa (kmol/jam) mol
Benzena 0,04545 1,2E-05 78,114 0,00058 1,84E-05 858,013
Toluena 0,0266 7,033E-06 92 0,00029 9,18E-06 850,718
Cumene 3.781,6790 0,9983639 120 31,51399 0,998776 813,869
DIPB 6,1252 0,0016171 162,275 0,03774 0,001196 819,177
Total 3.787,876 1 31,55261 1

Massa total campuran = 3.787,876 kg/jam = 8.352,266 lb/jam


Menghitung densitas campuran cairan keluar cooler dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:

=
xi
Σ i

=
, , , ,
+ + +
kg kg kg kg
, , , ,
m m m m
kg
= ,
m

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-167

lb
= ,
ft

Menghitung laju volumetrik (qf) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:


massa total campuran
q =
Densitas campuran
lb
,
jam
=
lb
,
ft
ft
= ,
jam
ft
= ,
s
m
= ,
s
Menghitung diameter dalam pipa optimum dengan trial aliran adalah aliran turbulen
(NRe>2.100) menggunakan persamaan 15 Peter and Timmerhaus halaman 496
sebagai berikut:
, ,
ID = , ×q ×
Dimana:
qf = laju volumetrik fluida (ft3/s)
ρ = densitas fluida (lb/ft3)
, ,
ID = , ×q ×
, ,
= , × , × ,
= , in

Berdasarkan Lampiran A.5 Tabel A.5-1 Geankoplis halaman 996-997, digunakan


ukuran pipa standar sebagai berikut:
D nominal : 2 in
Schedule : 40
ID : 2,067 in = 0,525 m
OD : 2,375 in
Ap : 0,002165 m2

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-168

Menghitung kecepatan linear (v) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:


q
v= f
A
m
,
= s
, m
m
= ,
s

Menghitung bilangan Reynold (NRe)


Menghitung viskositas setiap komponen dalam fase cair dengan menggunakan data-
data dari Chemical Properties Handbook (Yaws, 1999).
Viskositas senyawa dalam fase cair (μ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut
B
log μ = A + + C. T + D. T
T
+ + . + .
𝜇=
Dimana: μ = viskositas senyawa (cP)
T = suhu (K).
Data A, B, C, dan D untuk menghitung viskositas senyawa (μ) disajikan pada Tabel
C.52 sebagai berikut:

Tabel C.52. Data Untuk Menghitung Viskositas


komponen A B C D
Benzena -7,4005 1,18E+03 0,0149 -1,37E-05
Toluena -5,1649 8,11E+02 0,0105 -1,05E-05
Cumene -5,9339 9,64E+02 0,0119 -1,11E-05
DIPB -3,5276 8,26E+02 0,0048 -4,91E-06

Contoh perhitungan viskositas untuk benzena sebagai berikut:


T= 40°C = 313 K
, × −
− , + + , × , +(− , × × , )
μ = ,

= ,
Perhitungan viskositas campuran (μ) adalah sebagai berikut.
μ = X .μ + X .μ + X .μ +X .μ

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-169

= , × , + , × , , + , × ,
+ , × ,
= ,

= ,

Menghitung bilangan Reynold (NRe) dengan menggunakan persamaan sebagai


berikut:
× v × ID
NRe =
μ
kg m
, × ,
s
× , m
= m
kg
, ms
= .
Berdasarkan perhitungan bilangan Reynold di atas, diperoleh nilai NRe sebesar 42.100
dimana NRe>2.100, sehingga trial aliran turbulen cocok.
Berdasarkan persamaan 2.7-28 Geankoplis halaman 68 diperoleh persamaan energi
mekanik sebagai berikut:
P +P
v −v +g z −z + + ∑ F + Ws =
α
Dimana ƩF merupakan total friksional loss yang meliputi:
1. Losses karena sudden contraction (hc)
2. Losses karena friksi pada pipa lurus (Ff)
3. Losses karena friksi pada elbow, union, dan valve (hf)
4. Losses karena sudden enlargement (hex)

Perhitungan Σf
1. Losses karena sudden contraction (hc)
Menghitung nilai koefisien contraction loss (Kc) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
A
kc = , ( − )
A
Dimana:
A1 = luas penampang separator drum (m2)
A2 = luas penampang pipa (m2).

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-170

Perhitungan A1 dan A2 adalah sebagai berikut:

A = ID

= ,

= ,

A = ID

= ,

= , m
A , m
=
A , m
= ,
A
k = , ( − )
A
= , − ,
= ,

Menghitung hc dengan persamaan 2.10-16 Geankoplis halaman 98 sebagai berikut:


v
h =k .
α
Dimana:
Kc = Koefisien contraction loss
v2 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
α = 1 untuk aliran turbulen
v
h =k .
α
,
= , .
.
m
= ,
s

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-171

2. Losses karena friksi pada pipa lurus (Ff)


Mencari faktor friksi (f) dari Figure 2.10-3 Geankoplis halaman 94
Pipa yang digunakan adalah pipa commercial steel dengan nilai ε = 0,000046 m.
Diameter = 0,0525 m
𝜀 ,
= = ,
,
ϵ
Dari Figure 2.10-3 pada NRe sebagai absis sebesar 42.100 dan sebagai parameter

sebesar
0,00013, diperoleh nilai f sebagai ordinat sebesar 0,0008
Menghitung losses karena friksi pada pipa lurus (Ff) dengan persamaan 2.10-6
Geankoplis halaman 93 sebagai berikut:
∆L v
F = f .
D
Dimana:
f = Faktor friksi
ΔL = Panjang pipa lurus (m)
D = Diameter dalam pipa (m)
v = Kecepatan alir fluida dalam pipa (m/s)
∆L = , + + + + , + , +
= , m
∆L v
F = f .
D
m
, m , s
= . , .
, m

= ,

3. Losses karena friksi pada elbow, union, dan valve (hf)


Pada perancangan, digunakan 3 buah elbow 90o, union, dan 1 buah gate valve wide
open. Berdasarkan Tabel 2.10-1 Geankoplis halaman 99, diperoleh Kf untuk elbow
90o sebesar 0,75, Kf untuk union sebesar 0,04, dan Kf untuk gate valve wide open
sebesar 0,17.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-172

Menghitung jumlah union yang dibutuhkan dengan persamaan sebagai berikut:


Panjang pipa lurus
n = −
panjang pipa perbatang
,
= −

=
Jumlah union yang dibutuhkan adalah 5 unit union untuk pipa lurus dan 2 unit union
untuk pompa, sehingga jumlah total union yang dibutuhkan adalah 7 unit.
Menghitung Kf total dengan persamaan sebagai berikut:
K = × K elbow ° + K gate valve wide open + × K union
= × , + , + × ,
= ,
Menghitung losses karena elbow, union, dan valve (hf) dengan menggunakan
persamaan 2.10-17 Geankoplis halaman 99 sebagai berikut:
V
h =

Dimana:
Kf = loss factor untuk fitting dan valve
v1 = kecepatan alir fluida dal\am pipa
V
h =K

,
= , ×

m
= ,
s

4. Losses karena sudden enlargement (hex)


Menghitung nilai koefisien expansion loss (Kex) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
A
K =( − )
A
Dimana:
A1 = luas penampang pipa (m2)
A2 = luas penampang menara distilasi (m2)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-173

Karena A1 jauh lebih kecil dari A2, maka dapat diabaikan, sehingga Kex = 1.

Menghitung hex dengan persamaan 2.10-15 Geankoplis halaman 98 sebagai berikut:

ℎ =K .

Dimana:
Kex = Koefisien expansion loss
v1 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
α = 1 untuk aliran turbulen

ℎ =K .

,
= ×
.
m
= ,
s
Menghitung total frictional loss (ƩF) dengan persamaan 2.10-18 Geankoplis halaman
100 sebagai berikut:

∑F = h + F +h + h

m m m m
= , + , + , + ,
s s s s
m
= ,
s

Menghitung power pompa


Data-data untuk menghitung power pompa adalah sebagai berikut.
P1 tangki penampungan = 1 atm = 101.325 N/m2
P2 tangki penyimpanan = 1 atm = 101.325 N/m2
Z1 cooler = 1,3 m
Z2 tinggi tangki penyimpanan = 11 m
Kapasitas pompa = 3787,266 kg/jam = 1,0521 kg/s.
Asumsi : v masuk pompa = v keluar pompa
v1 (velocity liquid pada titik 1 cooler) = 0 m/s;
v2 (velocity liquid pada titik 2 tangki cumene) = 0,5971 m/s.
Menghitung –Ws dengan menggunakan persamaan energi mekanik sebagai berikut:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-174

P −P
v −v +g z −z +( ) + ∑ F + Ws =
α
P −P
−Ws = v −v +g z −z +( ) + ∑F
α
. − .
= , − + , − , +( )+ ,
. ,
joule
= ,
kg
joule
= . ,
s
Efisiensi pompa Berdasarkan Figure 14.37 Peter and Timmerhaus halaman 520, pada
kapasitas sebagai absis sebesar 0,0459 ft3/s = 20,6 gal/min, diperoleh nilai efisiensi
pompa sebagai ordinat sebesar 25%.
Menghitung brake hp dengan persamaan 2.7-30 Geankoplis halaman 69 sebagai
berikut:

−ws
brake Hp =

joule
, s
=
,
joule
= ,
s
= , kW
= , hp

Efisiensi motor
Berdasarkan Figure 14.38 Peter and Timmerhaus halaman 521, pada broke HP sebagai
absis sebesar 0,5541 hp, diperoleh efisiensi motor sebagai ordinat sebesar 80%.
Menghitung Wp dengan persamaan sebagai berikut:
brake HP
W =

, hp
=
,
= , hp

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-175

= , watt
Berdasarkan perhitungan di atas, digunakan pompa dengan power motor sebesar 1 hp

Spesifikasi Pompa V

Pompa V(L-221)
Identifikasi: Tanggal: 21 Desember 2017
Nama Alat : Pompa V Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor Alat : L-221 Jeni Pabontong
Jumlah :1
Fungsi: Memompa campuran cairan benzena, toluena, cumene dan DIPB dari
cooler ke tangki penyimpanan cumene
Operasi: Kontinyu
Dasar Pemilihan: Cocok untuk mentransportasikan fluida dengan viskositas di
bawah 0,2 Pa.s
Tipe: Centrifugal Pump
Dimensi:
Kapasitas : 3.787,876 kg/jam = 8.352,266 lb/jam
Laju Volumetrik : 0,0459 ft3/s
Ukuran Pipa : 2 in schedule 40
Efisiensi Pompa : 25%
Efisiensi Motor : 80%
Power Motor : 1 hp
Bahan Konstruksi: carbon steel

C.21. Pompa VI
Fungsi : Memompa cairan benzena, toluena dan cumene dari tangki
penampungan sementara menara distilasi ke vaporizer
Tipe : High pressure pump
Dasar Pemilihan : Cocok untuk mengalirkan fluida dengan degan tekanan tinggi
Operasi : Kontinyu
Jumlah : 1 buah
Kondisi Operasi : Suhu 99,55ºC dan tekanan 1 atm

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-176

Berdasarkan perhitungan pada neraca massa pada Lampiran A, diperoleh komposisi


aliran massa kondensor menara distilasi menuju vaporizer yang disajikan pada Tabel
C.53. sebagai berikut:
Tabel C.53. Komposisi Cairan Masuk Vaporizer
Massa Fraksi Mol Fraksi
Komponen (kg/jam) massa BM (kmol/jam) mol Densitas
Benzena 2669,5910 0,98905 78,114 34,1755 0,992673 793,9306
Toluena 2,3482 0,00087 92,000 0,0255 0,000741 791,4325
Cumene 27,2073 0,01008 120,000 0,2267 0,006586 750,8424
Total 2.699,1467 1 34,4278 1

Massa total campuran = 2.699,1467 kg/jam = 5.951,6185 lb/jam


Menghitung densitas campuran cairan keluar kondensor dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:

=
xi
Σ i

=
, , ,
+ + +
kg kg kg
, , ,
m m m
kg
= ,
m

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-177

lb
= ,
ft

Menghitung laju volumetrik (qf) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:


massa total campuran
q =
Densitas campuran
lb
,
jam
=
lb
,
ft
ft
= ,
jam
ft
= ,
s
m
= ,
s
Menghitung diameter dalam pipa optimum dengan trial aliran adalah aliran turbulen
(NRe>2.100) menggunakan persamaan 15 Peter and Timmerhaus halaman 496
sebagai berikut:
, ,
ID = , ×q ×
Dimana:
qf = laju volumetrik fluida (ft3/s)
ρ = densitas fluida (lb/ft3)
, ,
ID = , ×q ×
, ,
= , × , × ,
= , in

Berdasarkan Lampiran A.5 Tabel A.5-1 Geankoplis halaman 996-997, digunakan


ukuran pipa standar sebagai berikut:
D nominal : 1,5 in
Schedule : 40
ID : 1,61 in = 0,0409 m
OD : 1,9 in
Ap : 0,001313 m2

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-178

Menghitung kecepatan linear (v) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:


q
v= f
A
m
,
= s
, m
m
= ,
s
Menghitung bilangan Reynold (NRe)
Menghitung viskositas setiap komponen dalam fase cair dengan menggunakan data-
data dari Chemical Properties Handbook (Yaws, 1999).
Viskositas senyawa dalam fase cair (μ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut
B
log μ = A + + C. T + D. T
T
+ + . + .
𝜇=
Dimana: μ = viskositas senyawa (cP)
T = suhu (K).
Data A, B, C, dan D untuk menghitung viskositas senyawa (μ) disajikan pada Tabel
C.54. sebagai berikut:
Tabel C.54. Data Untuk Menghitung Viskositas
Komponen A B C D
Benzena -7,4005 1,18E+03 0,0149 -1,37E-05
Toluena -5,1649 8,11E+02 0,0105 -1,05E-05
Cumene -5,9339 9,64E+02 0,0119 -1,11E-05

Contoh perhitungan viskositas untuk benzena sebagai berikut:


T= 99,55°C = 372,55 K
, × −
− , + + , × , +(− , × × , )
μ = ,

= ,
Perhitungan viskositas campuran (μ) adalah sebagai berikut.
μ = X .μ + X .μ + X .μ
= , × , + , × , + , × ,

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-179

= ,
kg
= ,
ms
Menghitung bilangan Reynold (NRe) dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
× v × ID
NRe =
μ
kg m
, × , × , m
m s
=
kg
,
ms
= .
Berdasarkan perhitungan bilangan Reynold di atas, diperoleh nilai NRe sebesar 89.900
dimana NRe>2.100, sehingga trial aliran turbulen cocok.
Berdasarkan persamaan 2.7-28 Geankoplis halaman 68 diperoleh persamaan energi
mekanik sebagai berikut:
P −P
v −v +g z −z + + ∑ F + Ws =
α
Dimana ƩF merupakan total friksional loss yang meliputi:
1. Losses karena sudden contraction (hc)
2. Losses karena friksi pada pipa lurus (Ff)
3. Losses karena friksi pada elbow, union, dan valve (hf)
4. Losses karena sudden enlargement (hex)
Perhitungan Σf
1. Losses karena sudden contraction (hc)
Menghitung nilai koefisien contraction loss (Kc) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
A
kc = , ( − )
A
Dimana:
A1 = luas tangki (m2)
A2 = luas penampang pipa (m2).

Perhitungan A1 dan A2 adalah sebagai berikut:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-180

A = ID

= ,

= ,

A = ID

= ,

= , m
A , m
=
A , m
= ,
A
k = , ( − )
A
= , − ,
= ,

Menghitung hc dengan persamaan 2.10-16 Geankoplis halaman 98 sebagai berikut:


v
h =k .
α
Dimana:
Kc = Koefisien contraction loss
v2 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
α = 1 untuk aliran turbulen
v
h =k .
α
,
= , .
.
m
= ,
s
2. Losses karena friksi pada pipa lurus (Ff)
Mencari faktor friksi (f) dari Figure 2.10-3 Geankoplis halaman 94
Pipa yang digunakan adalah pipa commercial steel dengan nilai ε = 0,000046 m.
Diameter = 0,0409 m

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-181

𝜀 ,
= = ,
,
ϵ
Dari Figure 2.10-3 pada NRe sebagai absis sebesar 88.900 dan sebagai parameter

sebesar
0,001, diperoleh nilai f sebagai ordinat sebesar 0,005
Menghitung losses karena friksi pada pipa lurus (Ff) dengan persamaan 2.10-6
Geankoplis halaman 93 sebagai berikut:
∆L v
F = f .
D
Dimana:
f = Faktor friksi
ΔL = Panjang pipa lurus (m)
D = Diameter dalam pipa (m)
v = Kecepatan alir fluida dalam pipa (m/s)
∆L = , + + + , +
= m
∆L v
F = f .
D
m
m , s
= . , .
, m

= ,

3. Losses karena friksi pada elbow, union, dan valve (hf)


Pada perancangan, digunakan 2 buah elbow 90o, union, dan 1 buah gate valve wide
open. Berdasarkan Tabel 2.10-1 Geankoplis halaman 99, diperoleh Kf untuk elbow
90o sebesar 0,75, Kf untuk union sebesar 0,04, dan Kf untuk gate valve wide open
sebesar 0,17.

Menghitung jumlah union yang dibutuhkan dengan persamaan sebagai berikut:


Panjang pipa lurus
n = −
panjang pipa perbatang

= −

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-182

Jumlah union yang dibutuhkan adalah 2 unit union untuk pipa lurus dan 2 unit union
untuk pompa, sehingga jumlah total union yang dibutuhkan adalah 4 unit.
Menghitung Kf total dengan persamaan sebagai berikut:
K = ×K °+K + ×K
= × , + , + × ,
= ,
Menghitung losses karena elbow, union, dan valve (hf) dengan menggunakan
persamaan 2.10-17 Geankoplis halaman 99 sebagai berikut:

ℎ =

Dimana:
Kf = loss factor untuk fitting dan valve
v1 = kecepatan alir fluida dalam pipa
V
h =K

,
= , ×

m
= ,
s
4. Losses karena sudden enlargement (hex)
Menghitung nilai koefisien expansion loss (Kex) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
A
K =( − )
A
Dimana:
A1 = luas penampang pipa (m2)
A2 = luas penampang kondensor menara distilasi (m2)

Karena A1 jauh lebih kecil dari A2, maka dapat diabaikan, sehingga Kex = 1.

Menghitung hex dengan persamaan 2.10-15 Geankoplis halaman 98 sebagai berikut:

ℎ =K .

Dimana:
Kex = Koefisien expansion loss
v1 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-183

α = 1 untuk aliran turbulen

ℎ =K .

,
= ×
.
m
= ,
s
Menghitung total frictional loss (ƩF) dengan persamaan 2.10-18 Geankoplis halaman
100 sebagai berikut:

∑F = h + F +h + h

m m m m
= , + , + , + ,
s s s s
m
= ,
s

Menghitung power pompa


Data-data untuk menghitung power pompa adalah sebagai berikut.
P1 tangki kondensor = 1 atm = 101.325 N/m2
P2 vaporizer = 25 atm = 2.533.000 N/m2
Z1 tangki =1m
Z2 vaporizer =5m
Kapasitas pompa = 2699,1467 kg/jam = 0,7497 kg/s.
Asumsi : v masuk pompa = v keluar pompa
v1 (velocity liquid pada titik 1 tangki) = 0 m/s;
v2 (velocity liquid pada titik 2 vaporizer) = 0,7196 m/s.
Menghitung –Ws dengan menggunakan persamaan energi mekanik sebagai berikut:
P −P
v −v +g z −z +( ) + ∑ F + Ws =
α
P −P
−Ws = v −v +g z −z +( ) + ∑F
α
. . − .
= , − + , − +( )+ ,
. ,
joule
= ,
kg

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-184

joule
= ,
s
Efisiensi pompa Berdasarkan Figure 14.37 Peter and Timmerhaus halaman 520, pada
kapasitas sebagai absis sebesar 0,0327 ft3/s = 14,6767 gal/min, diperoleh nilai efisiensi
pompa sebagai ordinat sebesar 20%.
Menghitung brake hp dengan persamaan 2.7-30 Geankoplis halaman 69 sebagai
berikut:

−ws
brake Hp =

joule
,
= s
,
joule
= . .
s
= , kW
= , hp

Efisiensi motor
Berdasarkan Figure 14.38 Peter and Timmerhaus halaman 521, pada broke HP sebagai
absis sebesar 16,2575 hp, diperoleh efisiensi motor sebagai ordinat sebesar 83%.
Menghitung Wp dengan persamaan sebagai berikut:
brake HP
W =

, hp
=
,
= , hp
= . , watt
Berdasarkan perhitungan di atas, digunakan pompa dengan power motor sebesar 17
hp

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-185

Spesifikasi Pompa VI

Pompa VI(L-215)
Identifikasi: Tanggal: 21 Desember 2017
Nama Alat : Pompa VI Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor Alat : L-215 Jeni Pabontong
Jumlah :1
Fungsi: Memompa campuran cairan benzena, toluen dan cumene tangki
penampungan sementara ke vaporizer serta menaikka tekanan
Operasi: Kontinyu
Dasar Pemilihan: cocok untuk mengalirkan cairan dengan tekanan tinggi
Tipe: high pressure pump
Dimensi:
Kapasitas : 2699,1467 kg/jam = 5951,6185 lb/jam
Laju Volumetrik : 0,03339 ft3/s
Ukuran Pipa : 1,5 in schedule 40
Efisiensi Pompa : 20%
Efisiensi Motor : 83%
Power Motor : 17 hp
Bahan Konstruksi: carbon steel

C.22. Cooler (E-219)


Fungsi :Mendinginkan cumene dari reboiler pada suhu 153,46ºC
menjadi 40 ºC sebelum dialirkan ke tangki penyimpanan
Tipe : Shell and tube heat exchanger 1-2 dengan aliran counter
current
Dasar pemilihan : Mudah dalam pengoperasian serta biaya operasi lebih murah
Kondisi operasi :Tekanan operasi 1 atm
Jumlah :1 buah

Berdasarkan perhitungan neraca massa menara distilasi pada Lampiran A, komposisi


cairan masuk cooler disajikan dalam tabel C.55. sebagai berikut:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-186

Tabel C.55. Komposisi Cairan Masuk Cooler

Massa Massa Mol Mol


Komponen BM
(kg/jam) (g/jam) (mol/jam) (kmol/jam)
Cumene 120,000 3.781,6785 3.781.678,506 31.513,9875 31,5139
Benzena 78,114 0,0454 45,451 0,5818 0,0005
toluena 92,000 0,0266 26,640 0,2895 0,00028
DIPB 162,275 6,1252 6.125,280 37,7462 0,0377
Total 3.787,875 3.787.875,878 31.552,6052 31,5526

Media pendingin yang digunakan dalam cooler adalah air pendingin dengan suhu
masuk cooler sebesar 30oC = 86oF dan suhu air pendingin keluar cooler I sebesar
48,89oC = 120oF. Berdasarkan perhitungan neraca panas cooler pada Lampiran B,
diperoleh panas pendinginan yang dibutuhkan dalam cooler sebesar 835.388.410
Joule/jam.
Entalpi air pendingin untuk kondensor menara distilasi dihitung dengan menggunakan
persamaan:

∆H = ∫ Cp dT

Kapasitas panas dihitung dengan menggunakan persamaan dari Chemical Properties


Handbook (Yaws, 1999), yaitu:
Cp = A + B × T + C × T + D × T
Substitusi persamaan Cp ke ∆H:

∆H = ∫ Cp dT

∆H = ∫ A + B × T + C × T + D × T dT

B C D
∆H = [A × T + ×T + ×T + ×D ]

B C D
∆H = A × T − T + × T −T + T −T + T −T

Dimana:
∆H = Entalpi (J/mol)
Cp = Kapasitas panas air pendingin (J/mol.K)
T1 = Suhu air pendingin masuk (K) = 86°F = 30°C = 303 K

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-187

T2 = Suhu air pendingin keluar (K) = 120°F = 48,89°C = 321,89 K


Data A, B, C, dan D diperoleh dari Yaws, 1999, yaitu:
A = 92,053
B = -3,9953×10-2
C = -2,1103×10-4
D = 5,3469×10-7
B C D
∆H = A × T − T + × (T − T ) + (T −T )+ (T −T )

− , ×
= , × , − + × , −

− , ×
+ × , −

, ×
+ × , −

= , J/mol
Massa air pendingin (Mair pendingin) yang dibutuhkan untuk cooler I dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
Q =M × ∆H
Q
M =
∆H
. . ,
=
,
kg
= .
jam
= , lb/jam

2. Menghitung ∆t
Perhitungan ΔtLMTD untuk aliran counter current dengan menggunakan persamaan
5.14 Kern halaman 89 sebagai berikut.
T −t − T −t
∆t =
T −
ln
T −
Dimana:
T1 = suhu fluida panas masuk cooler = 153,47oC = 308,246oF
T2 = suhu fluida panas keluar cooler = 40oC = 104oF

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-188

t1 = suhu fluida dingin masuk cooler = 30oC = 86oF


t2 = suhu fluida dingin keluar cooler = 48,89oC = 120oF
T −t − T −t
∆t =
T −
ln
T −
, − − −
∆t =
, −
ln

= , °F
Menghitung tav dan Tav
Perhitungan tav dan Tav adalah sebagai berikut:
t +t
t =

= , °F
T +T
T =

= , °F
Mencari FT (Faktor Koreksi ΔtLMTD) FT dicari dari Gambar 18 Kern halaman 828
sebagai berikut. Mencari nilai R sebagai parameter dalam grafik dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
T −T
R=
t −t
, −
R=

R= ,
Mencari nilai S sebagai absis dalam grafik dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
t −t
S=
T −t

=
, −
= ,
Dari figure 18 halaman 818, pada S sebagai absis sebesar 0,1529 dan R sebagai
parameter sebesar 6, diperoleh nilai sebagai ordinat sebesar 0,9.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-189

Menghitung Δt dengan menggunakan persamaan 7.42 Kern halaman 144 sebagai


berikut:
∆T = ∆T .F
= , × ,
= , °F
Berdasarkan perhitungan neraca panas cooler diperoleh pendinginan yang dibutuhkan
untuk menurunkan suhu feed dari 153,47oC menjadi 40oC sebesar 835.388.410,2
J/Jam
= 791.579,1481 Btu/Jam
3. Trial nilai U = 120 Btu/jam.ft2.°F
Mencari luas transfer panas (A) dengan menggunakan persamaan 7.42 Kern halaman
144 sebagai berikut:
Q = U . A. ∆T
Q
=
U . ∆T
. , Btu/Jam
=
Btu/jam. ft . °F × ,
= ,
Berdasarkan tabel 10 halaman 843
OD/Diameter luar pipa = 1 in
BWG = 13
ID/Diameter dalam pipa = 0,81 in = 0,0675 ft
at” = 0,2618
L/panjang pipa = 16 ft
Mencari jumlah pipa yang dibutuhkan dalam cooler dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.:
A
N =
L. at"
, ft
=
ft
× ,
ft
= ,

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-190

Berdasarkan Tabel 9 Kern halaman 842, cooler menggunakan 1 in OD tubes on 1 1/4


in triangular pitch dengan jumlah passes 2 dan jumlah tube 52 buah, sehingga
diperoleh diameter dalam shell sebesar 12 in.
Luas transfer panas dalam cooler dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
= N . . L. at"
ft
= . ft. ,
ft
= , ft
Menghitung nilai UD terkoreksi sebagai berikut:
Q
UD =
A. ∆T
. , Btu/Jam
=
, ft . , °F
= , Btu/jam. ft . °F

Fluida panas: sisi shell Fluida dingin: sisi tube


Asumsi digunakan spasi baffle maksimum sehingga B Dari Tabel 10, a ′ = , in
N.at *
= = = 2,4 in at = Pers. 7.48 (Kern,
.n
C’ = PT – OD tube= 1,25 – 1 = 0,25 in 1965)
ID.C' .B . ,
as = . 𝑇
Pers. 7.1 (Kern, 1965) at =
.
in. , in. , in
as = = 0,04 ft 2
at = 0,0929 ft2
. , in

Kecepatan fluks massa: Kecepatan fluks massa:


G = Pers. 7.2 (Kern, 1965) = Pers. 7.2 (Kern,

, lb/jam 1965)
G =
, , lb/jam
=
Gs = 208.806,6578 lb/jam.ft 2
,
Gt = 250.994,46 lb/j.ft2

G" = Pers. 12.43 (Kern, 1965) Pada tavg = 103oF,



.
= , kg/m

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-191

, lb/jam ρair = 63,3201 lb/ft3


G" =

ft . 𝜇 = 0,6156 cp = 1,4893lb/j.ft
"
G =0,5791 lb/j.ft 2
V= .
. , /.
V= . , /
= 1,1010 ft/s

Asumsi h = ho = 200 Btu/jam/ft2.oF .


= Pers. 6.5 (Kern,
𝜇
Dari perhitungan pada tube, diperoleh hio = 972
1965)
Btu/j.ft2.oF
Re
, ft. . , lb/j. ft
=
, lb/j. ft
Re = . ,
h hi = 1200 Btu/j.ft2.oF
t =t + T −t
h +h Gambar 25 (Kern, 1965)
Pers. 5.31 (Kern, 1965) .
hio =
t = ℉+ , − ℉ × ,
+ hio = = 972 Btu/j.ft2.oF
tw = 120,6℉
+
t = Pers. 12.19 (Kern, 1965)
+ ,
t = = , ℉

Saat tf = , ℉,
maka:
kf = 0,0744 Btu/j.ft.oF (Yaws’ Handbook)
sf = 1,0004 Tabel 6 (Kern, 1965)
μ = 0,5759 cp (Yaws’ Handbook)
Dengan menggunakan Gambar 12.9 (Kern, 1965),
maka:
h = ho = 200 Btu/jam.ft2.oF
Pressure Drop
Fluida panas: sisi shell, cumene Fluida dingin: sisi tube, air
pendingin
Tav = 206,123oF Re = . ,

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-192

µ vapor = 0,35791 x 2,42 = 0,8661 lb/j.ft Dari Gambar 26 (Kern, 1965),


(Yaws’ Handbook) diperoleh nilai f = 0,00025
De = 0,72/12 = 0,0600 ft s = 1,04 Tabel 6 (Kern,
Gambar 28 (Kern, 1965) 1965)
D ×G f. G . L. n
Re = ∆P =
μ , × . ID. s
Pers. 7.37 (Kern, 1965) Pers. 12.48 (Kern, 1965)
, ft × . , lb/jam. ft ∆P
Re =
, lb/j. ft , . . , . .
=
Re = . , , × . , .
f = 0,002 ft /in 2 2
∆P = , psi
Gambar 29 (Kern, 1965) Untuk Gt =495.856,8796lb/j.ft2
Number of crosses: = , Gambar 27 (Kern,
. ′
(N+1) = L/B
1965)
(N+1) = 16 x (12/2,4) = 80
.
Pers. 7.43 (Kern, 1965) ∆P = . . ′
Pers. 7.46 (Kern,

BM = 18,2295gr/mol = 18,2295lbm/lbmol 1965)


Tc = 206,123oF ×
∆P = . , = 0,048 psi
3 2 o
R = 10,731 ft .lbf/in .lbmol. R
Maka,
ρuap = P.BM/R.T
∆P = ∆P + ∆P
ρuap = 0,1998 lb/ft3
∆P = 0,3432 + 0,048= 0,3912 psi
,
s= = = , Pers. 7.47 (Kern, 1965)
,

Diameter shell =Ds=12 in/12 =1 ft ∆P ≤ ∆P allowable = 10 psi)


f. Gs . Ds. N +
∆P =
, × . De. s
Pers. 12.47 (Kern, 1965)
, × . , × ×
∆P =
, × × , × ,
∆P =7,96 psi
∆P ≤ ∆P allowable = 10 psi)

× ×
U = +
= = , Btu/jam. ft ℉ Pers. 6.38 (Kern, 1965
+

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-193


R = ×
= 0,0022jam. ft ℉/Btu Pers. 6.13 (Kern, 1965)

Rdrequired = 0,002jam. ft ℉/Btu

Ringkasan Perhitungan

Distilat (shell) Air pendingin (tube)


2o
200 h outside (Btu/jam.ft . F)
UC = 165,8703 Btu/jam. ft ℉
UD = , Btu/jam. ft ℉
Rdcalculated = 0,0022jam. ft ℉/Btu
Rd required = 0,002 jam. ft ℉/Btu
7,96 psi ∆P calculated 0,3912 psi
10 psi ∆P allowable 10 psi

Spesifikasi Cooler:

Cooler (E-219)
Identifikasi : Tanggal:21 Desember 2017
Nama alat : Cooler Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor alat: E-219 Jeni Pabontong
Jumlah : 1 unit
Fungsi :Mendinginkan cumene dari reboiler dari suhu 153,47ºC menjadi 40ºC
sebelum dimasukkan tangki penyimpanan
Operasi : Kontinyu
Dasar Pemilihan :Mudah dalam pengoperasian serta biaya operasi lebih murah.
Tipe : Shell and tube heat exchanger 1-2 dengan aliran counter current.
ID tube : 0,81 in Tube passes :2
OD tube : 1 in Shell passes :1
BWG : 13 Jumlah tube : 52
ID shell : 12 in Pressure drop shell : 7,96 psi
Baffle spacing : 2,4 in Pressure drop tube : 0,3912 psi
Pitch : 1,25 in
Kontrol : Temperature Controller

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-194

C. 23. Gudang Penyimpanan Cumene


Fungsi : Menyimpan produk cumene yang dikemas dalam drum
Tipe : Gedung beratap dengan konstruksi menggunakan beton
dengan atap galvalum
Dasar pemilihan : Cocok untuk menampung produk cumene dalam jumlah
besar serta melindungi produk dari kontak dengan panas serta
hujan
Waktu simpan : 90 hari
Jumlah : 1 buah

Cumene hasil produksi dari Tangki Penyimpanan cumene dikemas ke dalam drum
volume 55 galon untuk selanjutnya disimpan di dalam gudang penyimpanan cumene.
Berdasarkan perhitungan neraca massa pada Lampiran A, jumlah produk cumene
99,8% yang dihasilkan setiap jam sebesar 3.787,876 kg. Densitas dari produk cumene
99,8% yang dihasilkan sebesar
855,6811 kg/m3. Volume produk MEK yang dihasilkan setiap jamnya dapat dihitung
dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
massa
olme =

. , kg/jam
=
, kg/m
m
= ,
jam
gallon
= ,
jam
gallon
= .
hari
Sebanyak 30% produk cumene yang diproduksi setiap hari dijual secara eceran (retail)
dalam kemasan drum. Produk cumene dikemas dalam drum kapasitas 55 galon dengan
diameter drum yang digunakan sebesar 22,5 in = 0,5715 m dan tinggi drum sebesar
33,5 in = 0,8509 m. Jumlah drum yang dibutuhkan untuk menampung cumene hasil
produksi selama 1 hari dapat dihitung sebagai berikut:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-195

gallon
volume = %× .
hari
gallo
= ,
hari

Volume cumene
Jumlah Drum =
kapasitas drum
gallo
,
= hari
gallon
drum
=
hari
Dimensi drum yang digunakan untuk menyimpan cumene dapat dilihat pada Gambar
C.. sebagai berikut:

Gambar C.1. Dimensi Drum Cumene

Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa dalam 1 hari produksi


menghasilkan 153 drum cumene kapasitas 55 galon. Cumene yang telah dikemas
dalam drum kemudian dibawa menuju gudang penyimpanan cumene dan ditata di atas
palet. Palet yang digunakan adalah palet kayu dengan ukuran 48 in x 48 in = 1,2192
m x 1,2192 m dengan tinggi palet 15,4 cm = 0,154 m dan ketebalan palet 0,625 in =
1,5875 cm. Beban maksimum yang dapat ditahan oleh palet berukuran 48 in x 48 in
sebesar 3.700 lb = 1.678,3089 kg. Palet digunakan sebagai alas untuk menyimpan
produk cumene dimana 1 palet ukuran 48 in x 48 in digunakan untuk menyimpan 4
drum MEK. Jumlah palet yang dibutuhkan untuk menyimpan cumene hasil produksi
1 hari dapat dihitung sebagai berikut:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-196

jumlah drum
Jumlah Palet =
kapasitas palet
drum
=
drum
palet
= palet

Palet-palet yang masing-masing berisi 4 drum cumene selanjutnya ditata ke dalam rak
yang terbuat dari baja. Satu rak terdiri atas 4 susun palet yang ditata vertikal dan 3
deret palet yang ditata horisontal, sehingga 1 rak mampu menampung 12 palet.
Dimensi rak dan susunan palet tampak depan pada rak dapat dilihat pada Gambar C...
sebagai berikut.

Gambar C.2. Dimensi Rak dan Susunan Palet

Jumlah rak yang dibutuhkan untuk menyimpan palet-palet berisi drum cumene hasil
produksi selama 1 hari dapat dihitung sebagai berikut:
jumlah palet
Jumlah Rak =
kapasitas rak

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-197

palet
=
rak

= rak

Jumlah rak yang dibutuhkan untuk menyimpan palet-palet berisi drum cumene hasil
produksi selama 1 hari dapat dihitung sebagai berikut:

rak
jumlah rak = × hari
hari

= rak

Penataan rak di dalam gudang penyimpanan cumene dilakukan dengan menempatkan


9 rak memanjang horisontal sebanyak 3 kolom sepanjang gudang dan 10 rak
memanjang vertikal. Dimensi dan penataan rak dalam gudang penyimpanan cumene
untuk baris pertama sampai sepuluh dapat dilihat pada Gambar C.3. sebagai berikut:

Gambar C. 3. Dimensi dan Penataan Rak

Di dalam gudang penyimpanan cumene antara 2 baris rak diberi jarak 4,5 meter
sebagai jalur forklift untuk mentransportasikan serta menata palet-palet dalam area
penyimpanan.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-198

Berdasarkan perhitungan dan penataan,maka luas penyimpanan cumene yang


dibutuhkan sebesar:

=( × + , × )×( × , + × , )
= . ,

C.24. Tangki Penyimpanan Gas Propilen (Produk Samping) (F-125)


Fugsi : Untuk menyimpan gas propilen sebagai produk samping
dalam proses produksi
Tipe : tangki silinder horisontal dengan tutup berbentuk elliptical
dished head
Dasar pemilihan : Dapat menyimpan produk dengan tekanan tinggi
Kondisi operasi : Tekanan = 1 atm, Suhu = 71,06ºC
Waktu tinggal : 7 hari
Jumlah : 1 buah

Perhitungan Volume Tangki


Berikut adalah komposisi feed dalam tangki penyimpanan propilen:

Tabel C.56. Komposisi Feed dalam Tangki Penyimpanan Propilen

Massa Mol fraksi


Komponen BM (kg/jam) (kmol/jam) mol
Benzena 78,114 2,7646 0,0353 0,0270
Toluena 92,00 0,3001 0,0032 0,0024
Propilen 42,00 54,7718 1,3040 0,9961
Propena 44,00 0,2199 0,0049 0,0038
Total 58,0566 1,3090 1,0000

Perhitungan BM campuran gas dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

BM = ∑ y BM

= , × , + , × + , × + , ×

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-199

kg
= ,
kmol
Densitas campuran gas dihitung dengan menggunakan persamaan gas ideal sebagai
berikut:
P. V = n. R. T
m
P. V = . R. T
BM
m P. BM
=
V R. T
P. BM
=
R. T
kg
atm × ,
= kmol
m . atm
, × , K
kmol. K
kg
= ,
m
Volume gas dalam tangki dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
massa gas total
volume gas =
campuran
kg
, jam
× jam
=
kg
,
m
= , m
= . , ft
Menghitung volume tangki sebagai berikut:
volume gas
Volume tangki =
jumlah tangki
, m
=

= , m

Volume tangki = ×D ×L× × ×D

= ×D × D× × ×D

, m = D

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-200

, m =D
D = , m
= , in
L= D
= , m
= , ft

Perhitungan Tebal Shell


Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212 grade B
Allowable working stress (f) : 17.500 psi (Brownell & Young Tabel 13.1, halaman
251)
Tipe pengelasan : Double-welded butt joint dengan efisiensi 80%
(Brownell & Young Tabel 13.2, halaman 254)
Faktor korosi (c) : 0,125 in
P = atm
P = , ×P
= , × atm
= atm
= , psi
Perhitungan tebal shell dengan menggunakan persamaan 3.16 Brownell & Young
halaman 45 sebagai berikut:
P×D
ts = +c
×f×E
Dimana:
ts = tebal shell (in)
P = tekanan intenal (psi)
D = diameter dalam (in)
f = allowable working stress (psi)
E = efisiensi sambungan
c = faktor korosi
P×D
ts = +
×f×E

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-201

, psii × , in
= + ,
× , psi × ,
= , in
Tebal shell standar untuk tangki penyimpanan gas propilen diambil 0,25 in.
Menghitung OD shell dengan persamaan sebagai berikut:
OD = ID + × ts
= , in + ×
= , in

Perhitungan Tebal Tutup Elliptical Dished Head


Perhitungan tebal tutup elliptical dished head dengan menggunakan persamaan 13.10
Brownell & Young halaman 256 sebagai berikut:
P×D
td = +c
×f×E− , ×P
Dimana:
td = tebal tutup (in)
P = tekanan intenal (psi)
D = diameter dalam (in)
f = allowable working stress (psi)
E = efisiensi sambungan
c = faktor korosi
P×D
td = +c
×f×E− , ×P
, psi × , in
= + ,
× . psi × , − , × , psi
= , in
Tebal tutup elliptical dished head standar untuk tangki penyimpanan gas prolpilen
diambil 2 in.
Perhitungan Tinggi Head
Menghitung inside depth of dish (IDD) dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
ID
IDD =

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT C-202

, in
=

= , in
Berdasarkan Tabel 5.11 Brownell & Young halaman 94, untuk tebal tangki = 2 in,
diperoleh nilai sf = 3 in.
Menghitung tinggi head dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
tinggi head = IDD + sf + td
= , in + in + in
= , in
Menghitung panjang tangki total dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
L total = × tinggi head + L
ft
= × , in + + , ft
in
= , ft
= , m

Spesifikasi Tangki Penyimpanan Gas Propilen (F-125)


Tangki Penyimpanan Benzena (F-125)
Identifikasi:
Tanggal:21 Desember 2017
Nama alat : Tangki Penyimpanan Gas Propilene
Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor alat: F-125
Jeni Pabontong
Jumlah : 1 buah
Fungi: Menyimpan gas propilen sebagai produk samping dari proses produksi
Operasi: Kontinyu
Dasar Pemilihan: Dapat menyimpan produk dengan tekanan tinggi
Tipe Tangki silinder horisontal dengan tutup berbentuk elliptical dished head
Dimensi:
Kondisi operasi : P = 25 atm, T = 71,06ºC
Volume tangki : = ,
Diameter dalam shell : 128,27 in = 10,68 ft = 3,25 m
Panjang tangki total : 93,2965 = ,
Panjang shell : 87,1599 ft = 26,566 m
Tinggi head : 36,82 in = 3,06 ft = 0,93 m
Tebal shell : 2 in
Tebal head : 2 in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212 grade B
Kontrol : Level Indicator, Ratio Controlle

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN D PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI D-1

LAMPIRAN D
PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI

Pabrik cumene ini direncanakan akan beroperasi pada tahun 2020. Oleh
karena itu perkiraan biaya peralatan dihitung dengan menggunakan cost index
untuk mengkonversi biaya peraltan saat ini menjadi biaya peralatan saat tahun
2020. Adapun perhitungan menggunakan cost index adalah sebagai berikut :

Cost index tahun X


Biaya peralatan tahun X= × Biaya peralatan tahun Y
Cost index tahun Y
Keterangan:
Y = tahun saat ini/tahun patokan untuk biaya alat yang diketahui
X = tahun rencana didirikannya
Cost index yang digunakan adalah dari Chemical Engineering Plant Cost
Index (CEPCI). Data cost index tersebut dibuat grafik dengan tahun sebagai sumbu
x dan cost index sebagai sumbu y, kemudian dilakukan linearisasi, berikut
merupakan data cost index (CEPCI) dari tahun 2006 hingga 2013.

Tabel D.1. Chemical Engineering Plant Cost Index


Tahun Cost Index
2006 499,6
2007 525,4
2008 575,4
2009 521,9
2010 550,8
2011 585,7
2012 584,6
2013 567,3

Dari data diatas dibuat grafik dan linearisasi menggunakan Sigma Plot dan
diperoleh grafik dan persamaan berikut ini:

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN D PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI D-2

Grafik Tahun Vs Cost Index CEPCI


600
590
580
570
560
Cost Index

550
540
530
520
y = 9,8774x - 19297
510
R² = 0,5585
500
490
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tahun

Gambar D.1 Grafik Chemical Engineering Plant Cost Index

Dari persamaan diatas diperoleh data cost index dari tahun 2017 hingga tahun
2022 sebagai berikut :

Tabel D.2. Cost Index Tahun 2017 – 2022


Tahun Cost Index
2016 615,8
2017 625,7
2018 645,6
2019 645,5
2020 665,3

Berikut merupakan contoh perhitungan peralatan pabrik di PT. Cumene Industry


Indonesia :

Nama alat : Furnace (Q-110)


Jumlah alat : 1 unit
Harga tahun 2017/unit : Rp 311.719.000
,
Harga tahun 2020/unit : ,
x Rp . . =Rp 371.221.110,41

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN D PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI D-3

Harga total alat : 371.221.110,41 /unit x 1 unit = Rp . . ,


Dengan cara yang sama, didapatkan harga untuk peralatan utilitas, proses, dan bak
penampung yang dapat dilihat pada Tabel D.2, Tabel D.3 dan Tabel D.4

Tabel D.3 Harga Alat Utilitas


Nama Alat Jumlah Harga
Bak penampung air sungai 1 Rp 35.495.108,57
Bak penampung sementara 1 1 Rp 3.080.707,54
Bak penampung air 1 Rp 2.410.988,51
Tangki koagulan 4 Rp 248.999.177,78
Tangki sand filter 2 Rp 25.449.323,12
Cooling tower 1 Rp 3.819.005,79
Pompa 1 1 Rp 5.337.711,36
Pompa 2 1 Rp 1.403.541,63
Pompa 3 1 Rp 1.403.541,63
Pompa 4 1 Rp 1.973.464,60
Pompa 5 1 Rp 10.099.362,97
Tandon air sanitasi 1 Rp 16.086.651,09
Bak cooling tower 1 Rp 7.099.021,71
Generator 1 Rp 9.376.066,41

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN D PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI D-4

Tabel D.4 Harga Alat Proses


Nama Alat Jumlah Harga Total
Furnace 1 Rp 371.221.110,41
Reaktor 1 Rp 403.501.207
Heater 1 Rp 80.700.241
Kondensor 1 1 Rp 88.770.266
Separator drum 1 Rp 290.520.869
Menara distilasi 1 Rp 807.002.414
Tangki penampung
propilen 5 Rp 8.715.626.071
Tangki penampung
benzene 3 Rp 1.210.503.621
Kondensor menara distilasi 1 Rp 80.700.241
Reboiler menara distilasi 1 Rp 69.402.208
Vaporizer 1 Rp 161.400.483
Cooler 1 Rp 129.120.386
Expander 1 Rp 64.560.193
Tangki akumulator 1 Rp 242.100.724
Tangki propilen 1 Rp 193.680.579
Tangki penyimpanan
cumene 5 Rp 1.170.153.500
Tangki penampung recycle 1 Rp 129.120.386
Pompa 1 1 Rp 8.773.789
Pompa 2 1 Rp 1.435.972
Pompa 3 1 Rp 1.199.390
Pompa 4 1 Rp 1.435.972
Pompa 5 1 Rp 2.871.944
Pompa 6 1 Rp 12.564.755
Cyclone 1 Rp 32.280.096,56

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN D PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI D-5

Harga total peralatan = harga total peralatan utilitas + harga total peralatan proses

= Rp. 17.183.706.298,92

D.2. Perhitungan Harga Bahan Baku


Massa Propilen yang dibutuhkan per tahun = 10.947,82 ton
Harga Proilen per tahun = Rp 13.300.000
Total Harga Propilen = Rp 182.834.617.002,35
Dengan cara yang sama didapatkan data pada Tabel D.5 berikut :

D.5.Tabel Harga Bahan Baku


Kebutuhan
Bahan Baku Harga (Rp/kg) Total harga (Rp)
(ton/tahun)
Propilen 10.947,82 13.257.440 182.834.617.002,35
Benzene 18.920,85 12.214.720 291.135.690.874,68
Katalis 0,2863 26.600.00 9.595.917,13
Jumlah Harga Total 473.970.307.877,03

D.3 Perhitungan Harga Utilitas


Perhitungan harga utilitas meliputi biaya listrik, bahan bakar, dan bahan
lainnya yang digunakan pada unit utilitas.
D.3.1. Perhitungan biaya listrik
Kebutuhan listrik pabrik menggunakan listrik yang disuplai oleh PLN.
Berdasarkan ketentuan PLN daerah Cilacap, biaya listrik untuk keperluan industri:
Beban listrik terpasang diatas 200kVA = diatas 200 kW
Biaya beban : Rp. 32.000/bulan
Tarif listrik (PLN,2017) :
WBP (waktu beban puncak) : Rp 1.035,78/kWh (pkl. 18.00-22.00)
LWBP (luar waktu beban puncak) : Rp 1.035,78/kWh (pk. 22.00-18.00)

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN D PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI D-6

a. Biaya listrik untuk penerangan


Contoh Perhitungan untuk Pos Keamanan
kWh WBP = 0.048 x 4 = 0.192 kWh
kWh LWBP = 0.048 x 9 = 0.432 kWh
Dengan cara yang sama, biaya listrik untuk penerangan dapat dihitung sebagai
berikut:
Tabel D.6 Biaya Listrik untuk penerangan
Waktu Waktu Harga Harga
kWh kWh
Area kW (WBP) (LWBP) (WBP) (LWBP)
(WBP) (LWBP)
jam jam (Rp) (Rp)
Pos Keamanan 0,048 4 9 0,19 0,432 198,87 447,456
Toilet pria 0,162 4 9 0,65 1,458 671,19 1,510,167
Toilet Wanita 0,162 4 9 0,65 1,458 671,19 1,510,167
Parkir Mobil 0,750 4 9 3 6,750 3.107,30 6,991,515
Parkir Motor 0,750 4 9 3 6,750 3.107,30 6,991,515
Gudang 46,750 4 9 187 420,750 193.691 435.804,440
Kantor 0,138 4 20 0,55 2,760 571,75 2.858,752
Mushola 0,030 4 20 0,12 0,600 124,29 621,468
Kantin 0,084 0 9 0 0,756 0 783,049
Klinik 0,012 4 9 0,05 0,108 49,71 111,864
Area Proses 75,250 4 9 301 677,250 311.770 701.482,010
Utilitas 2,750 4 20 11 55 11.394 56.967,900
Laboratorium 0,240 4 9 0,96 2,160 994,35 2.237,284
Bengkel 0,084 4 9 0,34 0,756 348,02 783,049
Taman 0,750 4 9 3 6,750 3.107,30 6.991,515
Area Jalan 11 4 20 44 220 45.574 227.871,600
Jumlah 575.380 1.453.963,700
Total 2.029.343,679

a. Biaya listrik untuk alat elektronik lainnya


Biaya elektronik untuk alat elektronik lainnya antara lain digunakan untuk
kebutuhan kantor, seperti AC, komputer dan alat- alat perkantoran lainnya.
Kebutuhan listrik untuk alat elektronik lainnya digunakan hanya pada saat jam
kantor, yaitu jam 08.00-17.00 dan termasuk dalam Luar Waktu Beban Puncak
(LWBP).
Dari bab VII diketahui kebutuhan listrik untuk alat elektronik lainnya adalah
15,44 kW.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN D PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI D-7

Maka biaya yang harus dibayar adalah :


= daya pemakaian peralatan elektronik lain x lama pemakaian x tarif LWBP
= 15,44 x 9 jam/ hari x Rp 1035.78/kWh = Rp 143.931,989 Rp/hari
b. Biaya listrik untuk alat proses
Biaya listrik untuk area proses dihitung dengan cara yang sama dengan
perhitungan biaya listrik pada bagian penerangan. Biaya listrik untuk alat proses
dilihat pada Tabel D.7 berikut:

Tabel D.7 Biaya Listrik untuk Alat Proses


Waktu Waktu Harga Harga
Nama Power kWh kWh
(WBP) (LWBP) (WBP) (LWBP)
Alat (kW) (WBP) (LWBP)
jam jam (Rp) (Rp)
Pompa 1 11,185 4 20 44,741 223,710 46.343 231.714
Pompa 2 0,372 4 20 1,491 7,457 1.545 7.724
Pompa 3 0,186 4 20 0,745 3,728 772 3.861
Pompa 4 0,372 4 20 1,491 7,457 1.545 7.724
Pompa 5 0,745 4 20 2,982 14,912 3.089 15.446
Pompa 6 13 4 20 50,707 253,540 52.522 262.608
Expander 70 4 20 280,846 1.404,200 290.895 1.454.475
Jumlah 396.710 1.983.552
Total 2.380.262

c. Biaya listrik untuk alat utilitas


Biaya listrik untuk area utilitas dihitung dengan cara yang sama dengan
perhitungan biaya listrik pada bagian penerangan. Biaya listrik untuk alat proses
dapat dilihat pada Tabel D.8 berikut.

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN D PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI D-8

Tabel D.8 Biaya Listrik untuk Utilitas


Waktu Waktu Harga
Nama kWh kWh Harga
kW (WBP) (LWBP) (LWBP)
Alat (WBP) (LWBP) (WBP) (Rp)
jam jam (Rp)
Pompa 1 1,4914 4 20 5,965 29,828 6.179,049 30.895,245
Pompa 2 0,01248 4 20 0,049 0,249 51,706 258,530
Pompa 3 0,01228 4 20 0,049 0,245 50,877 254,387
Pompa 4 0,1052 4 20 0,420 2,104 435,856 2.179,281
Pompa 5 1,1185 4 20 4,474 22,370 4.634,079 23.170,398
Cooling
1,1185 4 20 4,474 22,370 4.634,079 23.170,398
tower
Jumlah 15.985,648 79.928,242
Total 95.913,890

Menghitung biaya listrik saat pabrik beroperasi :


Total biaya listrik per hari saat pabrik beroperasi = biaya listrik penerangan + alat
proses + utilitas + alat elektronik lainnnya.
Total biaya listrik pada saat pabrik beroperasi = Rp 4.649.451,5238
Dalam setahun pabrik beroperasi selama 330 hari, maka total biaya listrik per tahun
saat pabrik beroperasi adalah sebagai berikut :
= 330 hari x Rp 4.649.451,5238
= Rp 1.534.319.003 per tahun
Biaya listrik saat pabrik tidak beroperasi (libur) :
Biaya/hari = Rp 2.029.343,679
Dalam satu tahun pabrim tidak beroperasi selama 35 hari, maka biaya/tahun :
Biaya saat pabrik tidak beroperasi/tahun = 35 hari x Rp 2.029.343,679
= Rp 71.027.028,76
Biaya beban listrik :
Beban terpasang = diatas 200 kVa
Biaya beban listrik tiap bulan = Rp 32.000/bulan
Biaya beban listrik tiap tahun = Rp 384.000/tahun
Total biaya listrik per tahun
= total biaya listrik per tahun saat pabrik beroperasi + total biaya listrik per tahun
saat pabrik tidak beroperasi + biaya beban tiap tahun.
= Rp 1.605.730.032

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN D PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI D-9

D.3.2.Perhitungan biaya air


Dari bab VII diketahui air yang dibutuhkan untu sanitasi adalah 6,55 m3/hari.
Harga air per m3 = Rp 4.000
Biaya air per tahun = Rp 9.563.000
Perhitungan biaya bahan bakar
a. IDO
Dari bab VII diketahui bahan bakar IDO yang digunakan adalah 5,6928 m3/tahun.

Harga IDO tahun 2017 = Rp 9.250/liter

,
Harga IDO tahun 2020 = .
x Rp . = Rp 9.980,302 /liter

Biaya/tahun = 5,6928 m3x 1000 L/m3 x Rp 9.980,302 /liter

= Rp 56.815.864
b. Batu bara
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran C, dapat diketahui total batu bara
yang dibutuhkan adalah 4.644,7420 kg/hari, maka total batu bara yang dibutuhkan
per tahun 1.532.764,862 kg/tahun = 1.532,7648 ton/tahun
Harga batu bara: 932.850,1472/ton
. , ton/tahun
total biaya batu bara = = . . . , Rp/tahun
. , /ton

Dowterm
Kebutuhan dowterm/tahun: 73.364,77 liter/tahun
Harga dowterm: 1.600/liter
Total biaya: 117.383.632 Rp/tahun
Sehingga total biaya utilitas yang dibutuhkan adalah :
Biaya utilitas/tahun = 4.427.465.397,91 Rp/tahun

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN D PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI D-10

D.4 Perhitungan Harga Produk


Berdasarkan perhitungan pada Lampiran A, dapat diketahui kapasitas
produksi cumene yang dihasilkan adalah 30.000 ton/tahun dan produk propilen
459.808 kg/tahun.
Produk dikemas dalam drum dengan kapasitas 55 gallon/drum dan truck
tank dengan kapasitas 10.000 L. Rincian harga jual produk sebagai berikut:
• Harga jual cumene di Indonesia:
* Menghitung harga jual cumene dengan menggunakan drum
Densitas cumene: 855,68 kg/m3
, × −
Cumene 1 drum = gallon × ×855,68 kg/m3

= ,
Jumlah drum = 15.718 drum/tahun
Harga cumene/kg = Rp. 7.500
Harga packing cumene = Rp. 150.000
Total harga cumene/drum = Rp. 1.485.938,88
Total harga cumene = Rp. 23.357.812.880,20
Biaya transportasi ditanggung oleh pembeli (konsumen).
* Menghitung harga jual cumene dengan menggunakan tank truck
Harga jual menggunakan tank truck:
Cumene 1 tank = 8.556,8 kg
Harga cumene/kg = Rp. 7.500
Total harga cumene = Rp. 9.000.000.000
Total harga jual cumene di Indonesia = Rp. 32.375.812.880,20 /tahun
• Harga jual cumene di luar negeri
Cumene 1 drum = 178,1311 kg
Jumlah drum = 145.595,845
Harga cumene/kg = Rp. 19.950 /kg
Total harga cumene/drum = Rp. 3.703.717,12
• Menghitung harga propilen
Densitas propilen = 0,0441 kg/L
Propilen 1 tabung = 2.505,1618
Jumlah tabung/tahun = 183

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN D PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI D-8

Tabel D.8 Biaya Listrik untuk Utilitas


Waktu Waktu Harga
Nama kWh kWh Harga
kW (WBP) (LWBP) (LWBP)
Alat (WBP) (LWBP) (WBP) (Rp)
jam jam (Rp)
Pompa 1 1,4914 4 20 5,965 29,828 6.179,049 30.895,245
Pompa 2 0,01248 4 20 0,049 0,249 51,706 258,530
Pompa 3 0,01228 4 20 0,049 0,245 50,877 254,387
Pompa 4 0,1052 4 20 0,420 2,104 435,856 2.179,281
Pompa 5 1,1185 4 20 4,474 22,370 4.634,079 23.170,398
Cooling
1,1185 4 20 4,474 22,370 4.634,079 23.170,398
tower
Jumlah 15.985,648 79.928,242
Total 95.913,890

Menghitung biaya listrik saat pabrik beroperasi :


Total biaya listrik per hari saat pabrik beroperasi = biaya listrik penerangan + alat
proses + utilitas + alat elektronik lainnnya.
Total biaya listrik pada saat pabrik beroperasi = Rp 4.649.451,5238
Dalam setahun pabrik beroperasi selama 330 hari, maka total biaya listrik per
tahun saat pabrik beroperasi adalah sebagai berikut :
= 330 hari x Rp 4.649.451,5238
= Rp 1.534.319.003 per tahun
Biaya listrik saat pabrik tidak beroperasi (libur) :
Biaya/hari = Rp 2.029.343,679
Dalam satu tahun pabrim tidak beroperasi selama 35 hari, maka biaya/tahun :
Biaya saat pabrik tidak beroperasi/tahun = 35 hari x Rp 2.029.343,679
= Rp 71.027.028,76
Biaya beban listrik :
Beban terpasang = diatas 200 kVa
Biaya beban listrik tiap bulan = Rp 32.000/bulan
Biaya beban listrik tiap tahun = Rp 384.000/tahun
Total biaya listrik per tahun
= total biaya listrik per tahun saat pabrik beroperasi + total biaya listrik per tahun
saat pabrik tidak beroperasi + biaya beban tiap tahun.
= Rp 1.605.730.032

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN D PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI D-9

D.3.2.Perhitungan biaya air


Dari bab VII diketahui air yang dibutuhkan untu sanitasi adalah 6,55 m3/hari.
Harga air per m3 = Rp 4.000
Biaya air per tahun = Rp 9.563.000
Perhitungan biaya bahan bakar
a. IDO
Dari bab VII diketahui bahan bakar IDO yang digunakan adalah 5,6928 m3/tahun.

Harga IDO tahun 2017 = Rp 9.250/liter

,
Harga IDO tahun 2020 = .
x Rp . = Rp 9.980,302 /liter

Biaya/tahun = 5,6928 m3x 1000 L/m3 x Rp 9.980,302 /liter

= Rp 56.815.864
b. Batu bara
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran C, dapat diketahui total batu bara
yang dibutuhkan adalah 4.644,7420 kg/hari, maka total batu bara yang dibutuhkan
per tahun 1.532.764,862 kg/tahun = 1.532,7648 ton/tahun
Harga batu bara: 932.850,1472/ton
. , ton/tahun
total biaya batu bara = = . . . , Rp/tahun
. , /ton

Dowterm
Kebutuhan dowterm/tahun: 73.364,77 liter/tahun
Harga dowterm: 1.600/liter
Total biaya: 117.383.632 Rp/tahun
Sehingga total biaya utilitas yang dibutuhkan adalah :
Biaya utilitas/tahun = 4.427.465.397,91 Rp/tahun

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN D PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI D-10

D.4 Perhitungan Harga Produk


Berdasarkan perhitungan pada Lampiran A, dapat diketahui kapasitas
produksi cumene yang dihasilkan adalah 30.000 ton/tahun dan produk propilen
459.808 kg/tahun.
Produk dikemas dalam drum dengan kapasitas 55 gallon/drum dan truck
tank dengan kapasitas 10.000 L. Rincian harga jual produk sebagai berikut:
• Harga jual cumene di Indonesia:
* Menghitung harga jual cumene dengan menggunakan drum
Densitas cumene: 855,68 kg/m3
, × −
Cumene 1 drum = gallon × ×855,68 kg/m3

= ,
Jumlah drum = 15.718 drum/tahun
Harga cumene/kg = Rp. 7.500
Harga packing cumene = Rp. 150.000
Total harga cumene/drum = Rp. 1.485.938,88
Total harga cumene = Rp. 23.357.812.880,20
Biaya transportasi ditanggung oleh pembeli (konsumen).
* Menghitung harga jual cumene dengan menggunakan tank truck
Harga jual menggunakan tank truck:
Cumene 1 tank = 8.556,8 kg
Harga cumene/kg = Rp. 7.500
Total harga cumene = Rp. 9.000.000.000
Total harga jual cumene di Indonesia = Rp. 32.375.812.880,20 /tahun
• Harga jual cumene di luar negeri
Cumene 1 drum = 178,1311 kg
Jumlah drum = 145.595,845
Harga cumene/kg = Rp. 19.950 /kg
Total harga cumene/drum = Rp. 3.703.717,12
• Menghitung harga propilen
Densitas propilen = 0,0441 kg/L
Propilen 1 tabung = 2.505,1618
Jumlah tabung/tahun = 183

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN D PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI D-11

Harga propilen/kg = 7.000/kg


Harga packing = Rp. 200.000
Total harga jual = Rp 39.927.526.057,88
Total harga jual produk = Rp. 612.879.315.682,77 /tahun

D.5 Perhitungan Gaji Pekerja


Jumlah karyawan di pabrik Cumene ini adalah 135 orang. Karyawan dalam
1 tahun dihitung sebanyak 13 bulan gaji dengan rincian 1 bulan gaji digunakan
untuk tunjangan hari raya (THR). Gaji karyawan disajikan pada tabel D.11

Tabel D.11 Rincian Gaji Pekerja


Jumlah Total Gaji/tahun
No Jabatan Gaji (Rp)
Gaji/bulan (Rp) (Rp)
1. Direktur Utama 62.985.600 62.985.600 818.812.800
2. General Manager 44.089.920 44.089.920 573.168.960
3. Manajer Produksi 25.194.240 25.194.240 327.525.120
4. Manajer Keuangan 25.194.240 25.194.240 327.525.120
5. Manajer Pemasaran 25.194.240 25.194.240 327.525.120
Manajer SDM dan
6. 62.985.600 62.985.600 818.812.800
Umum
Kepala Bagian
7. 18.895.680 18.895.680 245.643.840
Produksi
8. Kepala Bagian QC 18.895.680 18.895.680 245.643.840
9. Kepala Bagian Utilitas 18.895.680 18.895.680 245.643.840
Kepala Bagian Teknik 18.895.680 18.895.680 245.643.840
11. Kepala Bagian PPIC 18.895.680 18.895.680 245.643.840
Kepala Bagian
12. 18.895.680 18.895.680 245.643.840
Pemasaran
Kepala Bagian
13. 18.895.680 18.895.680 245.643.840
Logistik
14. Kepala Bagian SDM 18.895.680 18.895.680 245.643.840
15. Kepala Bagian Umum 18.895.680 18.895.680 245.643.840
Kepala Bagian
16. Keuangan dan 18.895.680 18.895.680 245.643.840
Administrasi
Kepala Bagian
17. Pembelian dan 18.895.680 18.895.680 245.643.840
Penjualan
Karyawan
18. 3.149.280 37.791.360 491.287.680
Laboratorium
19. Karyawan Produksi 3.149.280 163.762.560 2.128.913.280
20. Karyawan Utilitas 3.149.280 44.089.920 573.168.960

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN D PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI D-12

Karyawan Maintance
21. 3.149.280 12.597.120 163.762.560
(Teknisi)
22. Karyawan PPIC 3.149.280 6.298.560 81.881.280
Karyawan
23. 3.149.280 6.298.560 81.881.280
Administrasi
24. Karyawan Keuangan 3.149.280 6.298.560 81.881.280
25. Karyawan Penjualan 3.149.280 6.298.560 81.881.280
26. Karyawan Pembelian 3.149.280 6.298.560 81.881.280
27. Karyawan Pemasaran 3.149.280 6.298.560 81.881.280
28. Karyawan HRD 3.149.280 6.298.560 81.881.280
Karyawan Logistik dan
29. 3.149.280 6.298.560 81.881.280
Gudang
30. Karyawan Keamanan 2.771.366 22.170.931,20 288.222.105,60
31. Karyawan Kebersihan 2.771.366 47.365.171,20 615.747.225,60

D.6. Perhitungan Harga Tanah dan Bangunan


Harga tanah dan bangunan dihitung menggunakan harga pada tahun 2020.
Untuk harga bangunan dibagi menjadi empat, yaitu :
• Bangunan kantor, meliputi : pos keamanan, kantin, toilet, musholla, klinik
dan kantor.
• Bangunan produksi, meliput : gudang, area proses, area utilitas, bengkel dan
generator.
• Taman
• Jalan, meliputi : area parkir, jalan, dan area perluasan.

Harga Tanah
Harga tanah = Rp 1.000.000/m2
Luas Tanah = 42.450,5 m2
Harga tanah =Rp.42.450.500.000
Harga bangunan
Harga bangunan dapat dilihat pada Tabel D.12 sebagai berikut

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


LAMPIRAN D PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI D-13

D.12. Harga Bangunan Pabrik


Area Luas (m2) Harga/m2 (Rp) Total (Rp)
Produk 28.054 1.000.000 28.054.000.000,00
Kantor 1.031 1.000.000 1.031.000.000,00
Jalan 2.915,50 300.000 874.650.000,00
Taman 100 500.000 50.000.000,00
Harga Total Bangunan 30.009.650.000,00

Harga total tanah dan bangunan = 72.460.150.000

Prarencana Pabrik Cumene dengan Kapasitas 30.000 Ton/tahun


FLOWSHEET PRARENCANA PABRIK CUMENE
KAPASITAS 30.000 TON/TAHUN
24 F-222 Tangki Penyimpanan Cumene
PC 23 L-221 Pompa VI
22 E-219 Cooler
F-125 21 L-218 Pompa V
20 E-217 Reboiler
5
19 V-216 Vaporizer
H-114

9
6 TC 18 L-215 Pompa IV
E-123
17 F-214 Tangki Penyimpanan
Sementara
TC
16 L-213 Pompa III
PC

LI

E-122 7 15 F-212 Tangki Akumulator


G-121 TC
8 14 E-211 Kondensor Menara Distilasi
R-120 13 D-210 Menara Distilasi
4 H-124
2 3 12 L-126 Pompa II
F-112 11 F-125 Tangki Penampungan Propilen
10 H-124 Flusdrum Separator
Q-110
9 E-123 Kondensor
Fly ash
8 E-122 Heater
L-126 7 G-121 Expander
6 R-120 Reaktor
5 H-114 Cyclone
RC 4 L-113 Pompa I
Bottom ash
F-111 E-211 3 F-112 Tangki Penampungan Propilen

11
LI 2 F-111 Tangki Penampungan Benzena
1 Q-110 Furnace
1
F-212 LC No. Kode Alat Nama Alat
TC Nama Mahasiswa:
V-216 1. Rosalie M. W. Purwanto/5203014039
L-113 13 2. Jeni Pabontong/5203014055
PC L-213 Mengetahui/Menyetujui
F-214 Pembimbing I Pembimbing II
10 14 TC
FC

L-215 Ir. Yohanes Ery Susiany Retnoningtyas,


Sudaryanto, MT. ST.,MT.
D-210 16 NIK:521.89.0151 NIK:521.98.0348

Flowsheet Prarencana Pabrik Cumene

Batu Bara TC Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik
RC Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
TC 15 F-222 2018
LI
E-217
Udara
12 E-219 L-221
Keterangan
L-218
CTW LC Aliran Proses
Flue gas Aliran Batu Bara
Dowterm A Aliran Udara
CTW Aliran Flue Gas
Aliran Bottom Ash dan Fly Ash
Aliran Dowterm A
Dowterm A
TC Temperature Controller
FC Flow Controller
LC Level Controller
Aliran massa (kg/jam)
PI Pressure Indicator
Komponen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
RC Ratio Controller
Propilen 1374,006 - 1374,006 1374,006 1374,006 1374,006 1374,006 54,771 54,771 54,771 - - - - - -
LI Level Indicator
Propana 8,293 - 8,293 8,2938 8,293 8,293 8,293 0,219 0,219 0,219 - - - - - -
Nomor Aliran
Benzena - 2460,865 2460,865 5130,456 5130,456 5130,456 5130,456 34,239 2672,401 2,764 2669,591 0,045 2669,591 2669,591 0,045 0,045
Toluena - 2,787 2,787341 5,133 5,133 5,133 5,133 0,029 2,675 0,301 2,348 0,026 2,3482 2,348 0,026 0,026
Cumene - - - 27,207 27,207 27,207 27,207 31,683 3808,886 - 27,207 3781,678 27,2074 27,207 3781,679 3781,679
DIPB - - - 6545,099 6545,099 6545,099 6545,099 0,037 6,1252 - - 6,125 - - 6,125 6,125

Anda mungkin juga menyukai