Ada Separator Drum N Furnace PDF
Ada Separator Drum N Furnace PDF
LAMPIRAN A
NERACA PANAS
Pabrik beroperasi selama 330 hari dalam 1 tahun, dengan kapasitas produksi cumene
sebesar 30.000 ton/tahun.
Bahan Masuk
Bahan masuk reaktor merupakan gross feed (campuran antara feed dan recycle) berupa
campuran uap propilene, propana, toluena, benzene,cumene dari furnace dan menara
distilasi (D-210)
Laju alir dan komposisi gross feed disajikan pada Tabel A.3 sebagai berikut :
Laju alir gross feed = 4.734,919 kg/jam.
/
- Komponen Propilene = , /
= 23,6211 kmol/jam
/
- Komponen Propana = , /
= 0,1361 kmol/jam
. , /
- Komponen Benzene = , /
= 47,5144 kmol/jam
, /
- Komponen Toluena = , /
= 0,0403 kmol/jam
, /
- Komponen Cumene = , /
= 0,163 kmol/jam
Didalam reaktor, gross feed mengalami reaksi alkilasi dengan konversi reaksi 1
sebesar 99% mol dan konversi reaksi 2 adalah sebesar 90%
Reaksi 1
Senyawa yang bereaksi adalah propylene dan benzene.
Propilene : × 23,7572 kmol/jam × = 22,7846 kmol/jam
Reaksi 2
Senyawa yang bereaksi adalah propylene dan cumene
Propilene : × 0,9726 kmol/jam × = 0,0274 kmol/jam
Bahan Keluar
Hasil dari reaktor berupa campuran uap (propilene, propana, benzene,toluena, cumene
dan DIPB) dialirkan menuju alat expander.
- Mol campuran propilen dan propana = 0,9452 kmol/jam
BM campuran = (BM.Propana × X.Propana ) + (BM.Propilen × X.Propilen)
BM campuran = (44,097 × 0,004) + (42,081 × 0,996)
BM campuran = 42,0891
Massa campuran = Mol campuran × BM campuran
Massa campuran = 39,7828 kg/jam
- Mol campuran benzene dan toluena = 24,7701 mol/jam
BM campuran = (BM.Benzene × X.Benzene ) + (BM.Toluena × X.Toluena)
BM campuran = (78,114 × 0,999) + (92,141 × 0,001)
BM campuran = 78,128
Massa campuran = Mol campuran × BM campuran
Massa campuran = 1.935,24 kg/jam
- Komponen Propilene = X. Propilene × Massa campuran
= 0,996 × 39,7828 kg/jam
= 39,6237 kg/jam
- Komponen Propana = X. Propana × Massa campuran
= 0,004 × 39,7828 kg/jam
= 0,1591 kg/jam
- Komponen Benzena = X. Benzene × Massa campuran
= 0,999 × 1.935,24 kg/jam
= 1.933,3004 kg/jam
- Komponen Toluena = X. Toluena × Massa campuran
= 0,001 × 1.935,24 kg/jam
= 1,9352 kg/jam
- Komponen Cumene = 22,9210 kmol/jam
= (22,9210 kmol/jam) × (120,19 kg/kmol)
= 2.755,4698 kg/jam
- Komponen DIPB = 0,0274 kmol/jam
= (0,0274kmol/jam) × (162,28 kg/kmol)
= 4,4312 kg/jam.
Bahan Masuk
Bahan masuk Separator Drum berasal dari kondensor berupa campuran gas dan cairan
yang mempunyai laju dan komposisi yang sama dengan bahan keluar dari reaktor,
karena selama pengaliran bahan dari reaktor ke Separator Drum tidak mengalami
perubahan massa.
- Komponen Propilene = 39,6237 kg/jam
- Komponen Propana = 0,1591 kg/jam
- Komponen Benzena = 1.933,3004 kg/jam
- Komponen Toluena = 1,9352 kg/jam
- Komponen Cumene = 2.755,4698 kg/jam
- Komponen DIPB = 4,4312 kg/jam
Total = 4.734,9195 kg/jam
Bahan Keluar
Hasil perhitungan laju alir dan aliran gas propilen dan propena keluar dari Separator
Drum.
• Laju alir gas propilen 94,3% = 42 kg/jam
- Komponen Propilene = 39,6237 kg/jam
- Komponen Propana = 0,1591 kg/jam
- Komponen Benzene = 2 kg/jam
Kondensor
Reboiler
Bahan Masuk
Bahan masuk menara distilasi merupakan larutan hasil pemisahan pada Separator
Drum.
Feed (F) = 4.692,9195 kg/jam
- Komponen Benzena = 1.931,3004 kg/jam
- Komponen Toluena = 1,7181 kg/jam
- Komponen Cumene = 2.755,4698 kg/jam
- Komponen DIPB ( Diisopropil-benzene) = 4,4312 kg/jam
Bahan Keluar
Hasil Bawah (W)
Hasil bawah menara distilasi merupakan produk cumene dengan kemurnian 99,8 %.
Hasil perhitungan laju komposisi produk cumene adalah sebesar :
W = laju produk cumene 99,83 % = 2.740,2705 kg/jam
- Komponen Benzena = 0,000012 × 2.740,2705 = 0,0329 kg/jam
- Komponen Toluena = 0,000007 × 2.740,2705 = 0,0192 kg/jam
Dimana :
Po = Tekanan uap murni komponen (mmHg)
T = Suhu (K)
Data A, B, C, D, dan E diperoleh dari Yaw’s Handbook (1990) dan disajikan pada
Tabel A.7 sebagai berikut:
(-7187.10-6 + 426,46)
Po = 4658,11 mmHg
Tabel A.8. Hasil Perhitungan untuk Cek Trial Suhu Embun Hasil Atas Menara
Distilasi
Komponen x Po (mmHg) K = Po/P α x. α y =x.k
Benzene 0,0000185 4658,107 6,1291 6,124 0,00011 0,000113
Toluene 0,0000092 2219,535 2,9204 2,918 0,00003 0,000027
DIPB 0,0011982 193,6778 0,2548 0,255 0,00031 0,000305
Cumene 0,9987741 760,6802 1,0009 1,000 0,99877 0,999555
Total 1 K cumene sebagai dasar 0,99922 1,0000
• Cek trial
Konstanta kesetimbangan cair-uap (K) untuk setiap komponen dengan cumene
dijadikan sebagai dasar untuk menghitung volatilitas relatif dari setiap komponen
dalam hasil atas menara distilasi. Trial dianggap cocok apabila jumlah dari fraksi
mol uap dibagi dengan volatilitas relatif (Σyi/αi) sama dengan konstanta
kesetimbangan uap-cair (k) komponen cumene. Hasil perhitungan untuk cek trial
suhu embun hasil atas menara distilasi disajikan pada Tabel A.10 sebagai berikut:
Tabel A.10.Hasil Perhitungan Cek Trial Suhu Embun Hasil Atas Menara Distilasi
Jadi suhu embun hasil atas menara distilasi pada tekanan 1 atm adalah 82,28oC.
= 30.000 × × × = 3.787,88
Perhitungan dengan basis 1.000 kg/jam fresh feed propilen didapatkan produk cumene
sebesar 2.740,9195 kg/jam. Untuk mendapatkan produk sebesar 3.787,88 kg/jam maka
scale up yang perlu dilakukan adalahh :
/ . ,
= = 1,3823
/ . ,
Faktor scale – up merupakan faktor yang harus dikalikan dengan tiap – tiap alur dalam
neraca massa untuk mendapatkan neraca massa aktual.
Jumlah produk recycle yang berasal dari menara distilasi sesuai dengan kapasitas
produksi adalah :
Benzene : 2.669,5911 kg/jam
Toluena : 2,3748kg/jam
Cumene : 27,2074 kg/jam
Bahan Masuk
Bahan masuk reaktor merupakan gross feed (campuran antara feed dan recycle) berupa
campuran uap propilene, propana, toluena, benzene,cumene dari furnace dan menara
distilasi
Laju alir dan komposisi gross feed disajikan pada Tabel A.12 sebagai berikut :
Laju alir gross feed = 6.545.0792 kg/jam.
. , /
- Komponen Propilene = = 32,6515 kmol/jam
, /
, /
- Komponen Propana = , /
= 0,1881 kmol/jam
. , /
- Komponen Benzene = , /
= 65,6791 kmol/jam
, /
- Komponen Toluena = , /
= 0,0557 kmol/jam
, /
- Komponen Cumene = , /
= 0,2263 kmol/jam
Didalam reaktor, gross feed mengalami reaksi alkilasi dengan konversi reaksi 1
sebesar 99% mol dan konversi reaksi 2 adalah sebesar 90%
Reaksi 1
Senyawa yang bereaksi adalah propilene dan benzene
Propilene : × 32,8395 kmol/jam × = 31,4952 kmol/jam
Reaksi 2
Senyawa yang bereaksi adalah propilene dan cumene
Propilene : × 0,13444 kmol/jam × = 0,0378 kmol/jam
Bahan Keluar
Hasil dari reaktor berupa campuran uap (propilene, propana, benzene,toluena, cumene
dan DIPB) dialirkan menuju alat expander.
- Mol campuran propilen dan propana = 1,3066 kmol/jam
BM campuran = (BM.Propana × X.Propana ) + (BM.Propilen × X.Propilen)
BM campuran = (44,097 × 0,004) + (42,081 × 0,996)
BM campuran = 42,0891
Massa campuran = Mol campuran × BM campuran
Bahan Masuk
Bahan masuk Separator Drum berasal dari kondensor berupa campuran gas dan cairan
yang mempunyai laju dan komposisi yang sama dengan bahan keluar dari reaktor,
karena selama pengaliran bahan dari reaktor ke Separator Drum tidak mengalami
perubahan massa.
- Komponen Propilene = 54,7719 kg/jam
- Komponen Propana = 0,2200 kg/jam
- Komponen Benzena = 2.672,4011 kg/jam
Bahan Keluar
Hasil perhitungan laju alir dan aliran gas propilen dan propena keluar dari Separator
Drum.
• Laju alir gas propilen 94,3% = 58,0566 kg/jam
- Komponen Propilene = 54,7719 kg/jam
- Komponen Propana = 0,2200 kg/jam
- Komponen Benzene = 2,7646 kg/jam
- Komponen Toluena = 0,3002 kg/jam
• Laju alir larutan
Laju alir dari larutan hasil pemisahan Separator Drum dihitung dengan neraca
massa Separator Drum.
Laju alir bahan masuk = Laju alir bahan keluar
Laju alir bahan masuk = Laju alir gas propilen 94,3 % + Laju alir larutan
6.545,0792 kg/jam = 58,0566 kg/jam + Laju alir larutan
Laju alir larutan = (6.545,0792 – 58,0566) kg/jam = 6.487,0226 kg/jam
- Komponen Benzena = (2.672,4011 – 2,7646) kg/jam = 2.669,6365 kg/jam
- Komponen Toluena = (2,6751 – 0,3002) kg/jam = 2,3749 kg/jam
- Komponen Cumene = 3.808,8859 kg/jam
- Komponen DIPB = 6,1253 kg/jam
Total = 4.692,9195 kg/jam
Kondensor
Reboiler
Bahan Masuk
Bahan masuk menara distilasi merupakan larutan hasil pemisahan pada Separator
Drum.
Feed (F) = 6.545,0792 kg/jam
- Komponen Benzena = 2.669,6365 kg/jam
- Komponen Toluena = 2,3749 kg/jam
- Komponen Cumene = 3.808,8859 kg/jam
- Komponen DIPB = 6,1253 kg/jam
Bahan Keluar
Hasil Bawah (W)
Hasil bawah menara distilasi merupakan produk cumene dengan kemurnian 99,8 %.
Hasil perhitungan laju komposisi produk cumene adalah sebesar :
W = laju produk cumene 99,83 % = 3.787,88 kg/jam
- Komponen Benzena = 0,000012 × 3.787,88 = 0,0455 kg/jam
- Komponen Toluena = 0,000007 × 3.787,88 = 0,0266 kg/jam
- Komponen Cumene = 0,9983 × 3.787,88 = 3.781,6785 kg/jam
- Komponen DIPB = 0,00168 × 23.787,88 = 6,1253 kg/jam
Tabel A.15 Fraksi Mol dan Massa Hasil Bawah Menara Distilasi
Komponen Fraksi Massa Fraksi Mol
Benzene 0,000012 0,0000185
Toluena 0,000007 0,0000092
Cumene 0,9983 0,9987741
DIPB 0,00168 0,0011982
Dimana :
Po = Tekanan uap murni komponen (mmHg)
T = Suhu (K)
Data A, B, C, D, dan E diperoleh dari Yaw’s Handbook (1990) dan disajikan pada
Tabel A.16. sebagai berikut:
(-7187.10-6 + 426,46)
Po = 4658,11 mmHg
Tekanan uap murni komponen toluena, cumene dan diisopropylbenzene dihitung
dengan cara yang analog dengan contoh perhitungan tekanan uap murni komponen
benzene. Hasil perhitungan tekanan uap murni setiap komponen pada Tbuble =
153,46°C
- Po Benzene = 4.658,11 mmHg
- Po Toluena = 2.219,54 mmHg
- Po Cumene = 193,678 mmHg
- Po DIPB = 760,68 mmHg
• Cek trial
Konstanta kesetimbangan cair-uap (K) untuk setiap komponen dengan cumene
dijadikan sebagai dasar untuk menghitung volatilitas relatif dari setiap komponen
dalam hasil atas menara distilasi. Trial dianggap cocok apabila satu per jumlah dari
fraksi mol dikali dengan volatilitas relatif (1/Σ(xi.αi)) sama dengan konstanta
kesetimbangan uap-cair (k) komponen cumene. Hasil perhitungan untuk cek trial
komposisi hasil dasar menara distilasi disajikan pada Tabel A.17. sebagai berikut:
Tekanan (P) = 1 atm = 760 mmHg
Tabel A.17. Hasil Perhitungan untuk Cek Trial Suhu Embun Hasil Atas Menara
Distilasi
Komponen x Po (mmHg) K = Po/P α x. α y =x.k
Benzene 0,0000185 4658,107 6,1291 6,124 0,00011 0,000113
Toluene 0,0000092 2219,535 2,9204 2,918 0,00003 0,000027
DIPB 0,0011982 193,6778 0,2548 0,255 0,00031 0,000305
Cumene 0,9987741 760,6802 1,0009 1,000 0,99877 0,999555
Total 1 K cumene sebagai dasar 0,99922 1,0000
• Cek trial
Konstanta kesetimbangan cair-uap (K) untuk setiap komponen dengan cumene
dijadikan sebagai dasar untuk menghitung volatilitas relatif dari setiap komponen
dalam hasil atas menara distilasi. Trial dianggap cocok apabila jumlah dari fraksi
mol uap dibagi dengan volatilitas relatif (Σyi/αi) sama dengan konstanta
kesetimbangan uap-cair (k) komponen cumene. Hasil perhitungan untuk cek trial
suhu embun hasil atas menara distilasi disajikan pada Tabel A.19 sebagai berikut:
Tabel A.19. Hasil Perhitungan Cek Trial Suhu Embun Hasil Atas Menara Distilasi
Komponen Y Po (mmHg) K = Po/P Α y/α x = y/K
Benzene 0,9927 805,8341 1,0603 10,0735 0,0985 0,9362
Toluena 0,0007 312,8748 0,4117 3,9111 0,00018 0,0018
Cumene 0,0066 79,99583 0,1053 1 0,00624 0,0625
Total 1 K cumene sebagai dasar 0,1053 1,000
Jadi suhu embun hasil atas menara distilasi pada tekanan 1 atm adalah 82,28oC.
Tabel A.20. Neraca Massa Menara Distilasi
Komponen Masuk (kg/jam) Komponen Keluar (kg/jam)
Dari Separator Drum (H-124) Ke Vaporizer (V-216)
Benzene 2669.6365
Benzene 2669.5911
Toluena 2.3749
Toluena 2.3483
Cumene 3808.8859
Cumene 27.2074
DIPB 6.1253
Ke Tangki Penyimpanan Cumene
(F-222)
Benzene 0.0455
Toluena 0.0266
Cumene 3781.6785
DIPB 6.1253
LAMPIRAN B
NERACA PANAS
∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT dT
= [AT + 𝑇 + 𝑇 + 𝑇 ]
= A(T − T + T −T + T −T + T −T
Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
Cp dalam satuan Joule/mol
Kapasitas panas (Cp) untuk fase gas dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
Cp = A + BT + CT2 + DT3 + ET4
∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT + ET4 dT
= [AT + T + T + T + T ]
= A(T − T + T −T + T −T + T −T + T −
Q Loss
Propilene, Propana, Toluene Propilene, Propana, Toluene
Furnace
Benzene (fase cair) (Q-110) Benzene (fase gas)
(dari tangki penampung) (ke reaktor)
Q Pemanas
∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT dT
= [AT + T + T + T ]
= A(T − T + T −T + T −T + T −T
= 3.344,8692 J/mol
ΔH = n ∫ Cp dT
Perhitungan H setiap komponen masuk furnace dilakukan dengan cara seperti di atas
dan hasilnya disajikan pada Tabel B.4 sebagai berikut.
+ + + +
P0 = T
K =
.
K = = 1,9167
.
Perhitungan K setiap komponen dalam furnace dilakukan dengan cara seperti diatas
Dan hasilnya disajikan pada Tabe B.5
α Benzene =
,
= = 76,8019
,
Perhitungan α setiap komponen lain dalam furnace dilakukan dengan cara seperti di
atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.5
Perhitungan nilaii Yi untuk setiap komponen dalam furnace dilakukan dengan cara
seperti di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.5
Tabel B.5 Perhitungan untuk Trial Titik Didih Umpan Masuk Furnace
Komponen Pi0 Ki Xi Xi.αi Yi
Propilen 36418,115 1,917 76,802 38,956 0,972
Propana 30144,972 1,587 63,573 0,186 0,005
Benzene 1168,234 0,061 2,464 1,206 0,030
Toluene 474,182 0,025 1,000 0,000 0,000
Total 1 40, 347 1,000
Konstanta kesetimbangan fase cair-uap (K) komponen toluene dijadikan sebagai dasar
untuk menghitung volatilitas relatif dari setiap komponen umpan masuk menara
distilasi.
Trial dianggap cocok apabila satu per jumlah dari fraksi mol dikali dengan volatilitas
relatif (1/Σ(xi.αi)) sama dengan konstanta kesetimbangan fase cair-uap (K) komponen
Toluene serta jumlah y (fraksi mol) semua komponen sama dengan 1.
K cumene = ∑ = 0,025
.
Pembuktian trial T = 95,01oC dinyatakan cocok karena diperoleh nilai K Toluene hasil
perhitungan sebesar 1
Di dalam furnace terjadi proses penguapan feed yang berada dalam fase cair menjadi
fase gas. Data entalpi penguapan (ΔHv) diambil dari Chemical Properties Handbook
(Yaws, 1999). Entalpi penguapan (ΔHv) dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut.
ΔHv = A. −
Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
Entalpi penguapan (ΔHv) dalam satuan kJ/mol
Contoh perhitungan ΔHv propilen adalah sebagai berikut.
T = Suhu penguapan = 95,01oC = 368,01 K
ΔHv = A. −
, ,
= 26,89 . − ,
= 3.857,687 J/mol
Q = mol. ΔHv
= 32.651,4657 . 3.857,687
= 125.969.123,2
Perhitungan Panas Penguapan (Q) setiap komponen dilakukan dengan cara seperti di
atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B. 9 sebagai berikut.
Hproduk = 3.793.090.965,173Joule/jam
Asumsi bahwa panas yang hilang (Qloss) sebesar 20% dari total panas yang masuk
furnace
Qloss = 20%. Qin
Qloss = 0,2. (Hfeed+ Qpemanas)
Qpemanas = P
,
– HFeed
. . . ,
Qpemanas = ( ,
- 239.068.634,135 ) Joule/jam
Q Reaksi
Propilene, Propana, Toluene Propilene, Propana, Toluene
Benzene,Cumene Reaktor Benzene,Cumene,DIPB
(dari furnace) (ke heater)
Q Pendingin
V = FAO ∫
−
=∫
. .
=∫
. . − . − .
=∫ f x dx
f x =
. . − . − .
− .
CB = +ε
. − . .
CB = Z. .
.(
+ε
− –
-rA = k. CAO2. ( +ε
×
+𝜀
. − −
-rA = k. × ( × [ ]
Z. . +ε +ε
Perbandingan mol antara benzene dan propilene adalah 2:1, sehingga yB/yA = 2
. − −
-rA = k. × ( Z. .
× +ε
[ +ε
]
. − + −
-rA = k. × ( Z. .
× [ +ε
]
= .P − + −
× × [ ]
.R.T +ε
Dari perhitungan T keluar reaktor sebesar 793 k = 520oC pada konversi sebesar 99%.
Maka volume reaktor yang dibutuhkan adalah :
= f(x)
V reaktor = 0,867 m3
∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT + ET4 dT
= [AT + T + T + T + T ]
= A(T − T + T −T + T −T + T −T + T −
T
= 30.030,40 J/mol
ΔH = n ∫ Cp dT
Perhitungan H setiap komponen masuk reaktor dilakukan dengan cara seperti di atas
dan hasilnya disajikan pada Tabel B.12 sebagai berikut.
Panas untuk produk keluar reaktor dihitung dengan cara yang sama dan hasilnya
disajikan pada Tabel B.13 sebagai berikut
T1 = Suhu referensi = 25oC = 298 K
T2 = Suhu produk keluar reaktor = 520 oC = 793 K
Di dalam reakor terjadi reaksi alkilasi yang merupakan reaksi eksotermik. Berikut
merupakan reaksi alkilasi propilene dan benzene membentuk cumene
C3H6 + C6H6 C6H5-C3H7
ΔHorxn atau panas reaksi pada suhu 25oC = 298 K dihitung dengan cara sebagai berikut.
ΔHorxn = ∆H fi produk - ∆H fi reaktan
Data ΔHf masing-masing komponrn pada suhu 25oC = 298 K untuk menghitung panas
reaksi diperoleh dari Yaws dan disajikan pada Tabel B.14 sebagai berikut (Yaws,
1999).
Tabel B.14 Entalpi Pembentukan
Komponen ΔHf (Kj/mol)
Propilene 19,707
Benzene 82,907
Cumene 4,013
Konversi reaksi di dalam reaktor sebesar 99% mol. Perhitungan mol untuk panas
reaksi diperoleh dari konversi reaksi dikali dengan mol propilene masuk reaktor
sebagai berikut.
Mol = konversi × mol propilene
= 0,99 × 32.839,5
= 31.495,2 mol/jam
ΔHorxn = -98,601 KJ
ΔHorxn = -98.601,214 Joule
ΔHorxn 623 K = n × ΔHorxn × ∫ Cp -∫ Cp
Digunakan pendingin dowtherm A pada temperatur masuk 30oC dan temperatur keluar
100oC didapat Cp Downtherm A sebagai pendingin ∫ Cp dt = 2.028.629 j/kmol
QPendingin = mol × ∫ Cp dt
340.000.000 Joule/jam = mol × 2.028.629 J/kmol
Mol = 16,1684 kmol/jam
Massa Dowtherm A = mol × BM rata-rata
BM rata-rata diperoleh dari data dow chemical = 166 kg/kmol
Massa Dowtherm A = 16,1684 kmol/jam × 166 kg/kmol
Massa Dowtherm A = 2.683,960 kg/jam
Twall = .
+ T4
. , /
= + 303 K
. ,
Q Pemanas
∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT + ET4 dT
= [AT + T + T + T + T ]
= A(T − T + T −T + T −T + T −T + T −
T
= 2.214,249 Joule/mol
ΔH = n ∫ Cp dT
Panas untuk produk keluar heater dihitung dengan cara yang sama dan hasilnya
disajikan pada Tabel B.18 sebagai berikut.
T1 = Suhu referensi = 0oC = 273 K
T2 = Suhu produk keluar heater = 131,6 oC = 404,6 K
Asumsi bahwa panas yang hilang (Qloss) sebesar 10% dari total panas yang masuk pada
heater.
Qloss = 10%. Qin
Qloss = 0,1. (Hfeed+ Qpemanas)
cumene dan DIPB fase cair beserta gas propilen dan propana kemudian dialirkan
menuju ke Separator Drum untuk dilakukan proses pemisahan.
Q Loss
Propilene, Propana, Toluene Propilene, Propana, Toluene
Benzene,Cumene,DIPB Kondensor Benzene,Cumene,DIPB
(dari heater) 131,6oC (ke separator drum) 99,55oC
Q Pendingin
Qin = Qout
∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT + ET4 dT
= [AT + T + T + T + T ]
= A(T − T + T −T + T −T + T −T + T −
T
= 9.300,161 Joule/mol
ΔH = n ∫ Cp dT
Di dalam kondensor terjadi proses pengembunan benzene, toluene, cumene dan DIPB
yang berada dalam fase gas menjadi fase cair. Data massa umpan masuk menara yang
mengalami pengembunan disajikan dalam Tabel B.22
+ + . + . + .
P0 = T
Contoh perhitungan tekanan uap jenuh (P0) Benzene adalah sebagai berikut.
Trial T = 131,6 oC
+ + . + . + .
P0 = T
= 2.927,574 mmHg
Perhitungan P0 setiap komponen masuk kondensor dilakukan dengan cara seperti
diatas
K =
. ,
K = = 3,8520
Perhitungan K setiap komponen masuk kondensor dilakukan dengan cara seperti diatas
Dan hasilnya disajikan pada Tabe B.24
Perhitungan α setiap komponen dalam kondensor dilakukan dengan cara seperti di atas
dan hasilnya disajikan pada Tabel B.24
Contoh perhitungan nilai untuk benzene adalah sebagai berikut.
,
= ,
= 0,01653
Perhitungan nilai untuk setiap komponen dalam kondensor dilakukan dengan cara
Pi0 𝐲𝐢
Komponen Ki αi Yi Xi
(mmHG) 𝛂𝐢
Benzene 2927,5745 3,85207 31,36460 0,51838 0,01653 0,13457
Toluene 1323,3694 1,74128 14,17793 0,00039 0,00003 0,00022
Cumene 424,1823 0,55813 4,54448 0,48066 0,10577 0,86119
DIPB 93,3401 0,12282 1,00000 0,00057 0,00057 0,00466
Total 0,12282 1,0000
Trial dianggap cocok apabila jumlah dari fraksi mol dibagi dengan volatilitas relatif
∑ = K DIPB
𝛼
0,12282 = 0,12882
Pembuktian trial T = 131,6oC dinyatakan cocok karena diperoleh nilai K DIPB hasil
Data entalpi pengembunan (ΔHv) diambil dari Chemical Properties Handbook (Yaws,
1999).
Entalpi pengembunan (ΔHv) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
ΔHv = A. −
Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
Entalpi pengembunan (ΔHv) dalam satuan kJ/mol
Contoh perhitungan ΔHv benzene adalah sebagai berikut.
T = Suhu pengembunan = 131,6 = 404,6 K
ΔHv = A. −
, , ,
= 49,888 . − ,
= 26.783,39 J/mol
Q = mol. ΔHv
= 34211,551 . 26.783,39
= 916.301.565,7
Perhitungan Panas Pengembunan (Q) setiap komponen dilakukan dengan cara seperti
di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B. sebagai berikut
= 1.172.213.005,361 + 2.168.700.034
= 3.340.913.038,967
+ + + +
P0 = T
K =
,
K = = 1,7424
Perhitungan K setiap komponen masuk kondensor dilakukan dengan cara seperti diatas
Dan hasilnya disajikan pada Tabe B.27
Perhitungan α setiap komponen lain dalam kondensor dilakukan dengan cara seperti
di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.27
Konstanta kesetimbangan fase cair-uap (K) komponen cumene dijadikan sebagai dasar
untuk menghitung volatilitas relatif dari setiap komponen umpan masuk menara
distilasi.
Trial dianggap cocok apabila satu per jumlah dari fraksi mol dikali dengan volatilitas
relatif (1/Σ(xi.αi)) sama dengan konstanta kesetimbangan fase cair-uap (K) komponen
cumene serta jumlah y (fraksi mol) semua komponen sama dengan 1.
Perhitungan K cumene dengan menggunakan rumus dari Geankoplis persamaan 11.7-
5 halaman 742 sebagai berikut.
K cumene. ∑ α . = 1
K cumene = ∑ = 0,0348
.
Pembuktian trial T = 99,55oC dinyatakan cocok karena diperoleh nilai K cumene hasil
perhitungan sebesar 0,0348
Perhitungan panas produk keluar kondenso dalam fase cair dan gas menggunakan
persamaan pada perhitungan sebelumnya dan hasil yang diperoleh disajikan dalam
Tabel B.28.
Asumsi bahwa panas yang hilang (Qloss) sebesar 10% dari total panas yang masuk
kondensor.
= 0,1 . Qv
= 334.091.303,9 Joule/jam
Qin = Qout
= 1.808.236.048,86 Joule/jam
Digunakan pendingin dowtherm A pada temperatur masuk 30oC dan temperatur keluar
100oC didapat Cp Downtherm A sebagai pendingin ∫ Cp dt = 21.028,639 kj/kmol
QPendingin = mol × ∫ Cp dt
1.808.236.048,86 Joule/jam = mol × 21.028.639 J/kmol
Mol = 85,989 kmol/jam
Massa Dowtherm A = mol × BM rata-rata
BM rata-rata diperoleh dari data dow chemical = 166 kg/kmol
Massa Dowtherm A = 85,989 kmol/jam × 166 kg/kmol
Massa Dowtherm A = 14.274,20 kg/jam
dilakukan pemisahan lebih lanjut, sedangkan produk gas keluar separator drum
dialirkan menuju ke tangki penampung gas propilene.
Q Loss
Benzene, Toluene, Cumene
Benzene,Cumene,DIPB Separator Drum DIPB (Cair)
Propilene, Propana (ke Menara distilasi) 99,55oc
(dari kondensor) (H-124) Propilen, Propana, Benzene,
99,55oC, 1 atm Toluene (gas)
(ke tangki penyimpanan propilen)
Q Pemanas
Berdasarkan kedua persamaan tersebut, luas permukaan tutup bawah separator drum
berbentuk torispherical dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut.
A = 1,5708 × D2 × π × D × sf
Perhitungan luas permukaan luar (Aout) tutup torispherical adalah sebagai berikut.
Aout = 1,5708 × (0,7715 m)2 × π ×0,7715 m × 0,0762 m
Aout = 1,1196 m2
Perhitungan luas permukaan dalam (Ain) tutup torispherical adalah sebagai berikut.
Ain = 1,5708 × (0,762 m)2 × π ×0,762 m × 0,0762 m
Ain = 1,0943m2
Menghitung luas permukaan rata-rata (Alm) tutup torispherical dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.
−
Alm =
( )
Alm = 1,1069 m2
Suhu di dalam separator drum sebesar 99,55oC jauh lebih besar dibandingkan dengan
suhu udara sekitar sebesar 30oC, sehingga perpindahan panas terjadi dari udara sekitar
ke separator drum. Perpindahan panas terjadi secara konveksi oleh udara sekitar,
perpindahan panas secara konduksi melalui dinding separator drum, serta perpindahan
panas secara konveksi oleh fluida di dalam separator drum. Panas yang berpindah
secara konveksi dalam separator drum memiliki nilai yang sama dengan panas yang
berpindah secara konduksi serta sama dengan panas overall, sehingga persamaan
perpindahan panas yang digunakan adalah sebagai berikut.
Qoverall = Qkonveksi luar
−
∆ = hout × Aout × (T1 – T2)
+ +
ℎ × × ℎ ×
Dimana:
T1 = Suhu fluida dalam separator drum (K);
T2 = Suhu dinding luar torispherical (K);
T4 = Suhu udara (K);
hin = Koefisien perpindahan panas fluida dalam separator drum (W/m.K);
Ain = Luas permukaan dalam torispherical (m2);
Tabel B.30. Konduktivitas Termal Steel Alloy SS-316 pada Berbagai Suhu
T(oC) k (W/m.K)
100 16,2
500 21,4
Separator drum beroperasi pada suhu 99,55oC, sehingga kondukivitas termal steel
alloy SS- 316 diperoleh dari ekstrapolasi. Hasil dari ekstrapolasi nilai k adalah
16,194 .
Koefisien perpindahan panas dalam separator drum hin untuk condensing organic
diperoleh dari Tabel 4.1-2 Geankoplis halaman 241 yaitu antara 1.100–2.800 W/m2.K.
Pada perancangan separator drum, diambil hin di antara 1.100–2.800 W/m2.K yaitu
sebesar 1.950 W/m2.K.
Untuk menghitung besarnya perpindahan panas yang terjadi pada torispherical, perlu
dilakukan trial suhu dinding luar torispherical (T2) hingga diperoleh nilai Qoverall =
Qkonveksi luar.
Trial T2 = 309,37 K
Menghitung nilai Tf dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
− , + ,
Tf = = = 340,96 K
. .
Mencari nilai dan bilangan Prandtl (NPr) pada suhu Tf = 335,188 K dari Tabel A.
μ
. .
= 107.334.183,7
μ
NPr = 0,7017
Menghitung nilai bilangan Grashof (NGr) dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut.
. .
NGr = μ
× L3 × ΔT
Berdasarkan Tabel 4.7-2 Geankoplis halaman 280, untuk silinder vertikal dengan nilai
NPr.NGr 104-109, diperoleh persamaan untuk menghitung koefisien perpindahan
panas di luar separator drum (hout) sebagai berikut.
∆ /
hout = 1,37 ×
hout = 102,47866 .
Perhitungan Q loss untuk shell separator drum berbentuk silinder adalah sebagai
berikut.
Alm = 1,8345 m2
Suhu di dalam separator drum sebesar 99,55oC jauh lebih besar dibandingkan dengan
suhu udara sekitar sebesar 30oC, sehingga perpindahan panas terjadi dari udara sekitar
ke separator drum. Perpindahan panas terjadi secara konveksi oleh udara sekitar,
perpindahan panas secara konduksi melalui dinding separator drum, serta perpindahan
panas secara konveksi oleh fluida di dalam separator drum. Panas yang berpindah
secara konveksi dalam separator drum memiliki nilai yang sama dengan panas yang
berpindah secara konduksi serta sama dengan panas overall, sehingga persamaan
perpindahan panas yang digunakan adalah sebagai berikut.
Dimana:
T1 = Suhu fluida dalam separator drum (K);
T2 = Suhu dinding luar torispherical (K);
T4 = Suhu udara (K);
hin = Koefisien perpindahan panas fluida dalam separator drum (W/m.K);
Ain = Luas permukaan dalam torispherical (m2);
Δx = Tebal torispherical (m);
k = Konduktivitas termal torispherical (W/m.K);
Alm = Luas permukaan rata-rata torispherical (m2);
hout = Koefisien perpindahan panas udara (W/m.K);
Aout = Luas permukaan luar torispherical (m2).
Berdasarkan Lampiran C, bahan konstruksi yang digunakan dalam perancangan
separator drum berupa steel alloy SS-316. Konduktivitas termal steel alloy SS-316
pada berbagai suhu diperoleh dari Product Data Sheet AK Steel UNS S31600 dan
UNS S31603 yang disajikan dalam Tabel B.31. sebagai berikut.
Separator drum beroperasi pada suhu 99,55oC, sehingga kondukivitas termal steel
alloy SS- 316 diperoleh dari ekstrapolasi. Hasil dari ekstrapolasi nilai k adalah
16,194 .
Koefisien perpindahan panas dalam separator drum hin untuk condensing organic
diperoleh dari Tabel 4.1-2 Geankoplis halaman 241 yaitu antara 1.100–2.800 W/m2.K.
Pada perancangan separator drum, diambil hin di antara 1.100–2.800 W/m2.K yaitu
sebesar 1.950 W/m2.K.
Untuk menghitung besarnya perpindahan panas yang terjadi pada shell, perlu
dilakukan trial suhu dinding luar shell (T2) hingga diperoleh nilai Qoverall = Qkonveksi luar.
Trial T2 = 309,37 K
Menghitung nilai Tf dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
− , + ,
Tf = = = 340,96 K
. .
Mencari nilai dan bilangan Prandtl (NPr) pada suhu Tf = 335,188 K dari Tabel A.
μ
NPr = 0,7017
Menghitung nilai bilangan Grashof (NGr) dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut.
. .
NGr = μ
× L3 × ΔT
Berdasarkan Tabel 4.7-2 Geankoplis halaman 280, untuk silinder vertikal dengan nilai
NPr.NGr 104-109, diperoleh persamaan untuk menghitung koefisien perpindahan
panas di luar separator drum (hout) sebagai berikut.
∆ /
hout = 1,37 ×
hout = 102,47866 .
Berdasarkan perhitungan di atas, terjadi perpindahan panas dari udara sekitar ke dalam
separator drum sebesar 68.531.361,309 Joule/jam. Panas yang berasal dari lingkungan
dapat menurunkan suhu dalam separator drum. Oleh sebab itu, separator drum
dilengkapi dengan coil pemanas untuk menghilangkan panas dari udara sekitar
sehingga suhu di dalam separator drum dapat dijaga pada 99,55oC.
Contoh perhitungan Panas Benzene (C6H6) masuk separator drum adalah sebagai
berikut
T1 = Suhu referensi = 0oC = 273 K
T2 = Suhu benzene masuk separator drum = 99,55 oC = 372,55 K
Cp = A + BT + CT2 + DT3
∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT dT
= [AT + T + T + T ]
= A(T − T + T −T + T −T + T −T
= 14.150,175 J/mol
Q = n ∫ Cp dT
Perhitungan H setiap komponen cair masuk separator drum dilakukan dengan cara
seperti di atas dan hasilnya disaikan pada Tabel B.33. Sebagai berikut
Perhitungan Hpropilen (C3H8) fase gas masuk separator drum adalah sebagai berikut.
Cp = A + BT + CT2 + DT3 + ET4
∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT + ET4 dT
= [AT + 𝑇 + 𝑇 + 𝑇 + 𝑇 ]
= A(T − T + T −T + T −T + T −T + T −
T
= 6.811,837 J/mol
Q = n ∫ Cp dT
Tabel B.36. Panas Produk Keluar Separator Drum menuju Menara Distilasi
𝑻
BM Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen Q (Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
Benzene 78,114 2.669.636,508 34176,159 14.150,175 483.598.646,848
Toluene 92,141 2.374,898 25,775 16107,897 415.174,692
Cumene 120,194 3.808.885,905 31.689,485 22.215,237 703..989.412,389
DIPB 162,275 6.125,280 37,746 29.771,136 1.123750,140
HProduk Total 1.189.126.984.069
Tabel B.37. Panas Produk Keluar Separator Drum menuju Tangki Penampung
𝑻
BM Massa Mol ∫𝑻 𝑪𝒑 dT
Komponen Q (Joule/jam)
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam) (Joule/mol)
suhu 80,06oC yang kemudian dialirkan menuju reaktor sebagai hasil recycle. Hasil
dasar keluar menara distilasi (bottom) mengandung benzene, toluene, cumene dan
DIPB pada suhu 153,46oC yang kemudian dialirkan menuju menara distilasi-2.
Menara distilasi dilengkapi dengan kondensor dan reboiler untuk melakukan proses
pemisahan.
Q Loss
Benzene, Toluene
Benzene,Cumene,DIPB Cumene , DIPB
Toluene Menara Distilasi (ke cooler)
(Dari separator drum) (D-210) Benzene, Toluene,Cumene (gas)
(ke vaporizer)
Q Reboiler
∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT dT
= [AT + T + T + T ]
= A(T − T + T −T + T −T + T −T
= 14.150,175 J/mol
Q = n ∫ Cp dT
= 483.598.646,848 J/jam.
Perhitungan H setiap komponen masuk menara distilasi dilakukan dengan cara seperti
di atas dan hasilnya disaikan pada Tabel B.39 Sebagai berikut
Perhitungan trial suhu didih kondensor menara distilasi adalah sebagai berikut.
Data untuk perhitungan tekanan uap jenuh (P0) diambil dari Chemical Properties
Handbook
(Yaws, 1999).
Tekanan uap jenuh (P0) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
Log(P0) = A + + C log(T) + DT + ET2
+ + + +
P0 = T
K =
,
K = = 1,0072
Perhitungan K setiap komponen masuk kondensor dilakukan dengan cara seperti diatas
Dan hasilnya disajikan pada Tabe B.41
Perhitungan α setiap komponen lain dalam kondensor dilakukan dengan cara seperti
di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.41
Perhitungan nilai y untuk setiap komponen umpan masuk kondensor menara distilasi
dilakukan dengan cara seperti di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.41
Tabel B.41 Perhitungan untuk Trial Titik Didih Umpan Masuk Kondensor Menara
Distilasi
Komponen Pi0 Ki Xi Xi.αi Yi
Benzene 765,4979 1,0072 0,99268 10,1636 0,9999
Toluene 295,3850 0,3887 0,00074 0,0029 0,0003
Cumene 74,7668 0,0984 0,00658 0,0066 0,0006
Total 1 10,1731 1
Konstanta kesetimbangan fase cair-uap (K) komponen cumene dijadikan sebagai dasar
untuk menghitung volatilitas relatif dari setiap komponen umpan masuk menara
distilasi.
Trial dianggap cocok apabila satu per jumlah dari fraksi mol dikali dengan volatilitas
relatif (1/Σ(xi.αi)) sama dengan konstanta kesetimbangan fase cair-uap (K) komponen
cumene serta jumlah y (fraksi mol) semua komponen sama dengan 1.
Perhitungan K cumene dengan menggunakan rumus dari Geankoplis persamaan 11.7-
5 halaman 742 sebagai berikut.
K cumene. ∑ α . = 1
K cumene = ∑ = 0,0984
.
Pembuktian trial T = 80,6oC dinyatakan cocok karena diperoleh nilai K cumene hasil
perhitungan sebesar 0,0984.
Panas untuk hasil puncak keluar menara distilasi (distilat) dihitung dengan cara yang
sama dengan panas feed masuk menara distilasi dan hasilnya disajikan pada Tabel
B.42 sebagai berikut.
T1 = Suhu referensi = 0oC = 273 K
T2 = Suhu distilasi (distilat) keluar menara distilasi =80,6oC = 353,6 K
Panas untuk hasil dasar keluar menara distilasi (bottom) dihitung dengan cara yang
sama dengan panas feed masuk menara distilasi dan hasilnya disajikan pada Tabel
B.43 sebagai berikut.
T1 = Suhu referensi = 0oC = 273 K
T2 = Suhu hasil dasar keluar menara distilasi (bottom) = 153,46 oC = K
Berdasarkan perhitungan dari Lampiran B, komposisi dan jumlah feed masuk menara
distilasi disajikan dalam Tabel B.44 sebagai berikut
Titik didih dan titik embun umpan masuk menara distilasi memiliki nilai yang sama
dengan titik didih dan titik embun Menara distilasi
Tdew = 131,6oC
Tbubble = 99,55oC
Kondisi umpan masuk menara distilasi dinyatakan dalam nilai q, dimana untuk cold
feed memiliki nilai q lebih besar dari 1. Perhitungan nilai q dengan menggunakan
rumus dari Geankoplis persamaan 11.4-22 halaman 710 sebagai berikut.
− + + −
Q= −
Mencari nilai Hv – hL yang merupakan entalpi penguapan dari feed pada suhu
didihnya dengan menggunakan data-data dari Yaws yang disajikan dalam Tabel B.45
sebagai berikut (Yaws, 1999).
Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
Entalpi penguapan (ΔHv) dalam satuan kJ/mol
Contoh perhitungan ΔHv benzene adalah sebagai berikut.
T = Suhu pengembunan = 353,24 K
ΔHv = A. −
, ,
= 49,888 . − ,
= 30.745,730 J/mol
Perhitungan entalpi penguapan untuk kompenen lainnya dilakukan dengan cara yang
sama dan hasilnya disajikan dalam Tabel B.46 sebagai berikut.
Kapasitas panas liquid (CpL) untuk komponen masuk menara distilasi diperoleh dari
Yaws dan disajikan dalam Tabel B.47 sebagai berikut.
CpL = ∑ x . Δ Cpi
CpL = (0,51838 × 158,753) + (0,00039 ×179,311) + (0,48066 × 243,663) + (0,00057
× 332,455)
CpL = 199,673 J/mol.
q=1
Perhitungan untuk mencari nilai refluks minimum (Rm) dengan menggunakan rumus
dari Geankoplis persamaan 11.7-20 halaman 748 sebagai berikut.
×
Rm + 1 = ∑ −
Untuk mencari nilai Rm dierlukan nilai θ yang diperoleh dari trial dan eror dengan
menggunakan rumus dari Geankoplis persamaan 11.7-19 halaman 748 sebagai berikut.
×
1-q = ∑ −
Perhitungan nilai Rm dilakukan pada suhu rata-rata distilat dan bottom sebagai berikut.
Tavg = TD + TB
Tavg = 82,2oC + 153,47oC
Tavg = 117,83oC
Menghitung nilai α setiap komponen dalam feed pada suhu rata-rata 117,83oC dan
hasilnya disajikan dalam tabel B.48.sebagai berikut.
Trial nilai θ yang terletak diantara α kunci berat dan α kunci ringan yaitu antara 1
×
sampai 7,5409 sehingga diperoleh nilai ∑ −
sama dengan 0
0 = 0 (cocok)
Perhitungan nilai Rm
×
Rm + 1 = ∑ −
, × , , × , × ,
Rm + 1 = + +
, − , , − , − ,
Rm + 1 = 1,2774
Rm = 0,2774
Berdasarkan Geankoplis halaman 717, diketahui bahwa refluks operasi (Rop) berkisar
antara 1,2 Rm sampai 1,5 Rm. Pada perhitungan ini, digunakan Rop maksimal yaitu 1,5
Rm.
Rop = 1,5. Rm
Rop = 1,5 × 0,2774
Rop = 0,4161
Aliran panas dalam menara distilasi disajikan dalam Gambar B.2. sebagai berikut
L =R.D
Dimana,
R : Refluks operasi
Contoh perhitungan L dan V dari benzene adalah sebagai berikut.
Perhitungan L benzene dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
R=
L = R.D
L = 0,416 × 2.669,5910
L =1.110,9550 kg/jam.
Perhitungan L dan V setiap komponen dalam kondensor menara distilasi dilakukan
dengan cara seperti di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.49 sebagai berikut.
ΔHv = A. −
, ,
= 49,888 . − ,
= 8.252,971 J/mol
Q = mol. ΔHv
= 48.397,804 . 8.252,971
= 1399.425.674,2
Perhitungan Panas Pengembunan (Q) setiap komponen dilakukan dengan cara seperti
di atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.51. sebagai berikut.
Qv = (721.719.197,972 + 413.258.951)
= 1.134.978.148,949
Menghitung entalpi D keluar kondensor menara distilasi pada titik didih kondensor
menara distilasi dengan cara perhitungan seperti perhitungan diata, dan hasilnya
disajikan pada tabel B.52 sebagai berikut.
Asumsi bahwa panas yang hilang sebesar (Qloss) sebesar 5% dari total panas yang
masuk menara distilasi.
Qloss = 5%. Qin
Qloss = 0,05. (F.h F + Qreboiler)
Subtitusi persamaan Qloss ke persamaan neraca panas menara distilasi sebagai berikut.
F.h F + Qreboiler = D.hD + B. hB + Qkondensor + Qloss
F.h F + Qreboiler = D.hD + B. hB + Qkondensor + 0,05. (F.h F + Qreboiler)
0,95 (F.h F + Qreboiler) = D.hD + B. hB + Qkondensor
. + . + − , .
Qreboiler = ,
Nilai DhD diperoleh dar Q distilat total, nilai B.Hb diperoleh dar Q bottom total, nilai
F.hF diperoleh dari Q feed total. Perhitungan nilai Qreboiler adalah sebagai berikut.
. . , + . . . , + . . , − , . . . /
Qreboiler = ,
Q Loss
Benzene, Toluene Benzene, Toluene
Cumene DIPB Kondensor Cumene DIPB
(dari Menara distilasi) 153,46oC (ke tangki penyimpanan) 40oC
Q Pendingin
∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT dT
= [AT + 𝑇 + 𝑇 + 𝑇 ]
= A(T − T + T −T + T −T + T −T
= 22.650,496 J/mol
Q = n ∫ Cp dT
Perhitungan H setiap komponen masuk cooler dilakukan dengan cara seperti di atas
dan hasilnya disaikan pada Tabel B.54 sebagai berikut
Panas untuk produk cooler dihitung dengan cara yang sama dan hasilnya disajikan
pada Tabel B. 54sebagai berikut
T1 = Suhu referensi = 0oC = 273 K
T2 = Suhu benzene keluar cooler = 40 oC = 313 K
QLoss = 5% × Qin
QLoss = 0,05 × 1.111.743.050,829 Joule/jam
QLoss = 55.587.152,54 Joule/jam
Pada Vaporizer (V-216), feed masuk berupa benzene, toluene dan cumene dalam fase
cair yang berasal dari tangki akumulator suhu 80,6oC dan tekanan 1 atm. Di dalam
vaporizer terjadi penguapan dan pemanasan benzene, toluene dan cumene pada suhu
350oC tekanan 25 atm. Produk keluar vaporizer berupa benzene toluene dan cumene
dalam fase gas pada suhu 350oC yang kemudian dialirkan menuju ke reaktor sebagai
produk recycle. Panas disuplai dari fuel gas yang dihasilkan dari furnace yang
digunakan untuk menguapkan fase cair menjadi fase gas dan menaikkan suhu hingga
350oC. Komponen masuk vaporizer disajikan pada Tabel B.57. sebagai berikut.
Q Loss
Q Pemanas
∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT dT
= [AT + T + T + T ]
= A(T − T + T −T + T −T + T −T
= 11.319,83 J/mol
ΔH = n ∫ Cp dT
Produk keluar furnace berupa benzene, Toluene dan cumene dalam fase gas.
∫ Cp dT = ∫ A + BT + CT + DT + ET4 dT
= [AT + T + T + T + T ]
= A(T − T + T −T + T −T + T −T + T −
T
= 50.768,933 J/mol
ΔH = n ∫ Cp dT
Perhitungan H setiap komponen keluar vaporizer dilakukan dengan cara seperti di atas
dan hasilnya disajikan pada Tabel B.58 sebagai berikut.
Di dalam vaporizer terjadi proses penguapan feed yang berada dalam fase cair menjadi
fase gas. Data entalpi penguapan (ΔHv) diambil dari Chemical Properties Handbook
(Yaws, 1999). Entalpi penguapan (ΔHv) dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut.
ΔHv = A. −
Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
Entalpi penguapan (ΔHv) dalam satuan kJ/mol
Contoh perhitungan ΔHv benzene adalah sebagai berikut.
T = Suhu penguapan = 80,6oC = 353,6 K
ΔHv = A. −
, ,
= 49,888 . − ,
= 30.719,811 J/mol
Q = mol. ΔHv
= 34.175,5774 . 30.719,811
=1.049.867.306
Perhitungan Panas Penguapan (Q) setiap komponen dilakukan dengan cara seperti di
atas dan hasilnya disajikan pada Tabel B.60 sebagai berikut.
Asumsi bahwa panas yang hilang (Qloss) sebesar 20% dari total panas yang masuk
vaporizer
Qloss = 10%. Qin
Qloss = 0,1. (Hfeed+ Qpemanas)
LAMPIRAN C
SPESIFIKASI ALAT
Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
ρ dalam satuan gram/cm3
= A [B− −
]
,
− −
= , [ , , ]
kg
= ,
m
Perhitungan ρ untuk toluena dilakukan dengan cara seperti di atas dan diperoleh
Menghitung densitas campuran feed yang digunakan sebagai bahan baku proses
produksi cumene dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
=
xi
Σ i
=
, ,
+
kg kg
, ,
m m
kg
= ,
m
lb
= ,
ft
kg
,
jam × jam
=
kg
,
m
= . , m
C
D= H×
C +C +C +C
C
= H×
C + C
C
= H×
C
= H
Dimana:
D = diameter tangki
H = tinggi tangki
C1 = biaya fabricated shell
C2 = biaya fabricated bottom
C3 = biaya fabricated roof (atap)
= H
H
=
D
Ditetapkan tinggi shell sama dengan dari diameter tangki, HS = D
Volume tangki = × D × Hs
= ×D × D
. m = D
D = . , m
D = , m
D = , ft = ft
H= D
= × , m
= , m
= , ft = ft
Dari Brownell & Young Lampiran E halaman 348 dengan lebar plate 72 in, pada
diameter tangki 40 ft = 480 in dan tinggi tangki 18 ft diperoleh volume tangki sebesar
4.030 barrel = 480,53 m3 = 16.442,4 ft3. Perancangan tangki, digunakan plate dengan
lebar 6 ft = 72 in, sehingga tangki penyimpanan benzena tersusun atas 3 buah course.
Sehingga pada perancangan tangki penyimpanan benzena diambil diameter tangki 40
ft dan tinggi shell 18 ft.
Dimana:
P = tekanan internal (psi);
ρ = densitas bahan dalam tangki (lb/ft3);
H = tinggi shell (ft).
Tebal shell tangki penyimpanan benzena dapat dihitung dengan mensubstitusikan
persamaan Brownell & Young 3.17 ke persamaan 3.16 sebagai berikut:
P×D
ts = +c
×f×E
H−
P×
ts = +c
×f×E
P× H− ×D
ts = +c
× ×f×E
* Course 1
Perancangan tangki dengan menggunakan 3 plate coarse dan allowable untuk vertical
welded joint (jarak sambungan antar plate) = in, serta lebar plate = 6 ft. Menghitung
× H− ×D
t = +c
× ×f×E
lb
, × − ft × in
= ft + , in
in
× . psi × ,
ft
= , = in
=
sin °
= , in
Berdasarkan perhitungan di atas, ditetapkan tebal tutup sesuai standar sebesar 1,5 in
Perhitungan tinggi cone roof adalah sebagai berikut:
Hd
Tan = D
Hd = D × tan
= ft × tan
= 3,5265 ft
= 1,07 m
Tinggi Tangki Total = H +H
= + ,
= , ft
= , m
= A [B− −
]
Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
ρ dalam satuan gram/cm3
Contoh perhitungan propilen pada suhu 30oC=303 K adalah sebagai berikut:
− −
= A [B ]
,
− −
= , [ , , ]
kg
= ,
m
Perhitungan ρ untuk propilene dilakukan dengan cara seperti di atas dan diperoleh
Menghitung densitas campuran feed yang digunakan sebagai bahan baku proses
produksi cumene dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
=
xi
Σ i
=
, ,
+
kg kg
, ,
m m
kg
= ,
m
lb
= ,
ft
Volume cairan =
. , ×
=
,
= 937,549 m3
= , m3
= ×D × D+ × ×D
, m = D
, m =D
D = , m
= , ft = 12 ft = 144 in
L= D
= , m
= , ft
in
=
= in
Berdasarkan Tabel 5.11 Brownell & Young halaman 94, untuk tebal tangki = 3 in,
diperoleh nilai sf = 3 3/4 in.
Menghitung tinggi head dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
tinggi head = IDD + sf + td
= in + , in + , in
= , in
Menghitung panjang tangki total dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
L total = × tinggi head + L
ft
= × , in × + , ft
in
= , ft
= , m
Fungsi : Mengubah fase benzena dan propilen dari fase cair menjadi
fase gas serta menaikan suhu feed sebelum masuk reaktor
Tipe : End Fires Horizontal Tube Box
Dasar pemilihan : Desain sederhana, cocok digunakan untuk pemanasan antara
5-50 MBtu/jam
Kondisi operasi : Tekanan operasi = 25 atm
Jumlah : 1 buah
Panas yang dibutuhkan untuk memanaskan benzena dan propilen dari suhu 30oC
menjadi 350oC sebesar 4.502.295.072 Joule/jam. Bahan bakar yang digunakan pada
furnace berupa batu bara yang berasal dari Kuala Samboja, Kalimantan Timur (Pusat
Sumberdaya geologi, Badan Geologi 2011). Batu bara yang digunakan merupakan
formasi Balikpapan dengan total sumber daya mencapai 13.013.263 ton. Berdasarkan
analisis ultimat, kandungan batu bara formasi Balikpapan yang digunakan disajikan
dalam Tabel C.4 sebagai berikut:
Menghitung HHV batu bara dengan menggunkan persamaan rumus dari Himmelblau
halaman 449 sebagai berikut:
O
HHV = . C+ . (H − ) + . S
,
= ,. × , + . ( , − )+ . × ,
Btu
= . ,
lb
Joule
= ,. . ,
Kg
Menghitung LHV bartu bara dengan menggunakan rumus dari Himmelblau halaman
449 sebagai berikut:
LHV = HHV − × %H
Joule
= . . , − , × ,
Kg
Joule
= , . ,
Kg
Efisiensi furnace sebesar 75%, sehingga panas yang harus disuplai dari batu bara (QF)
dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Q
Qf =
efisiensi
. . .
=
%
Joule
= . . .
jam
Btu
= . . ,
jam
Perhitungan massa batu bara yang dibutuhkan dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
Qf
M =
LHV
Joule
. . .
jam
=
Joule
, . , Kg
kg
= ,
jam
lb
= ,
jam
M
Mol =
BM
kg gram
, jam × kg
= gram
,
mol
mol
= . ,
jam
Batu bara masuk furnace dibakar dengan udara berlebih 50% yang terdiri dari 21%
mol gas oksigen (O2) dan 79% mol gas nitrogen (N2), sehingga mol komponen masuk
furnace adalah sebagai berikut:
mol
Mol = %× . ,
jam
mol
= . ,
jam
mol
Mol = × . ,
jam
mol
= . ,
jam
C + O2 CO2
Mula-mula : 16.112,5380 24.168,8070
Reaksi : 16.112,5380 16.112,5380 16.112,5380
Sisa - 8.056,269 16.112,5380
Gas keluar furnace terdiri dari gas oksigen sisa reaksi, gas nitrogen inert, dan gas
karbondioksida hasil reaksi. Komposisi gas keluar furnace disajikan dalam Tabel C.5
sebagai berikut:
Tabel C.5 Komposisi Gas Keluar Furnace
Komponen Rumus Molekul Mol (mol/jam)
Oksigen O2 8056,2690
Nitogen N2 90920,7504
Karbondioksida CO2 16112,5380
Perhitungan panas reaksi pembakaran batu bara dalam furnace adalah sebagai berikut.
Data panas pembakaran (ΔHc) dari Lampiran F Himmelblau halaman 665 disajikan
dalam Tabel C.6. sebagai berikut:
Perhitungan panas reaksi pembakaran pada suhu 25oC adalah sebagai berikut:
̂ = ∑ ni. ∆H
∆H ̂ ̂
− ∑ ni. ∆H
mol kJ mol kJ
= ([ . , × ]+[ . , × ]
jam mol jam mol
mol kJ
−[ . , × , ])
jam mol
kJ
= . . ,
jam
j
=
jam
Data A, B, C, D, dan E untuk menghitung kapasitas panas fase gas masing-masing
komponen disajikan pada Tabel C.7 sebagai berikut:
Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
Cp dalam satuan Joule/mol
Dari perhitungan panas reaksi pembakaran diperoleh bahwa Q produk keluar furnace
yang terdiri dari oksigen, nitrogen, dan karbondioksida dalam fase gas sebesar
J/jam. Dengan menggunakan persamaan kapasitas panas, dilakukan trial
suhu T2 untuk mengetahui suhu gas keluar furnace. Trial T2 dilakukan hingga panas
produk total keluar furnace sebesar J/jam.
∆H = ∫ A + B × T + C × T + D × T dT
B C D
∆H = [A × T + ×T + ×T + ×T ]
B C D
∆H = A × T − T + × (T − T ) + (T −T )+ (T −T )
E
+ (T −T )
− ,
= , × , − + × , −
,
+ × , −
−
− , ×
+ × , −
−
, ×
+ × , −
J
= . ,
mol
Q = n ∫ Cp dT
mol J
= , × . ,
jam mol
j
= . . ,
mol
Perhitungan H setiap komponen produk keluar furnace dilakukan dengan cara seperti
di atas dan hasilnya disajikan pada tabel sebagai berikut:
Trial cocok dimana pada T2 = 1.598,72oC, diperoleh nilai Q Produk Total sebesar
J/jam. Jadi suhu gas keluar furnace sebesar 1.598,72oC. Desain furnace
dengan menggunakan metode Lobo and Evans sebagai berikut (Kern, 1950).
Steam untuk atomisasi batu bara = 0,3 lb/lb batu bara
Diameter luar pipa (OD) = 5 in
Jarak antar pusat pipa (PT) = 8,5 in
Panjang pipa = 15 ft
Pengaturan = 1 deret pipa
Fluks rata-rata seksi radian = 12.000 Btu/jam.ft2.
Panas yang dihasilkan oleh batu bara (QF) sebesar 6.003.060.096 Joule/jam =
5.689.802,411 Btu/jam.
Mol dan massa setiap komponen dalam furnace disajikan dalam Tabel C.9. sebagai
berikut:
Neraca panas berdasarkan metode Lobo Evans berdasarkan Kern persamaan 19.11
halaman 698 adalah sebagai berikut.
Q = QF + QA + QR + QS – QW – QG
Dimana,
Q = Total panas pada seksi radian (Btu/jam);
QF = Panas yang dihasilkan oleh batu bara LHV (Btu/jam)
QA = Panas yang dihasilkan oleh udara pembakar (Btu/jam)
QR = Panas yang dihasilkan oleh flue gas yang diresirkulasi (Btu/jam)
QS = Panas yang dihasilkan oleh steam yang digunakan untuk atomisasi batu bara
(Btu/jam) QW = Panas yang hilang melalui dinding furnace (Btu/jam)
QG = Panas flue gas keluar seksi radian furnace (Btu/jam)
lb
Massa = ,
jam
Massa = Massa + Massa
lb lb
= , + ,
jam jam
lb
= ,
jam
lb
Massa = Massa × ,
lb batu bara
lb lb
= , × ,
jam lb batu bara
lb
= ,
jam
Perhitungan panas udara pembakar (QA) adalah sebagai berikut.
Udara yang digunakan sebanyak , lb/jam yang terdiri atas 21% mol oksigen
(O2) dan 79% mol nitrogen (N2).
Panas udara pembakar (QA) dalam furnace dihitung dengan cara yang sama seperti
perhitungan panas produk keluar furnace dan hasilnya disajikan pada tabel sebagai
berikut. T1 = Suhu referensi = 25oC = 298 K
° + ,
T2 = suhu udara dalam furnace = = , ° = ,
Perhitungan panas flue gas keluar seksi radian furnace (QG) adalah sebagai berikut.
Flue gas keluar seksi radian furnace terdiri atas oksigen, nitrogen, dan karbondioksida
pada suhu 1.598,72oC.
Kapasitas panas flue gas keluar seksi radian furnace dihitung dengan cara yang sama
seperti perhitungan kapasitas panas produk keluar furnace dan hasilnya disajikan pada
tabel sebagai berikut.
T1 = Suhu referensi = 25oC = 298 K
T2 = Suhu flue gas keluar seksi radian furnace = 1.598,72oC = 1871,72 K
Tabel C.11. Kapasitas Panas Flue Gas Keluar Seksi Radian Furnace (Q-110)
T
Komponen ∫ 2 Cp dT Mol Fraksi Mol
T1
(mol/jam)
(Joule/mol)
Oksigen 54828,67 8056,2690 0,0700
Nitrogen 50038,46 90.920,7504 0,7900
Perhitungan entalpi setiap komponen flue gas keluar seksi radian furnace adalah
sebagai berikut.
Contoh perhitungan entalpi oksigen adalah sebagai berikut:
H =X × Cp
Joule
= , × . ,
mol
Joule
= ,
mol
Joule
,
= mol
BM oksigen
Joule
,
= mol
, gram/mol
joule
= ,
gram
Entalpi setiap komponen flue gas keluar seksi radian furnace dihitung dengan cara
yang sama dan hasilnya disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel C.12. Entalpi Flue Gas Keluar Seksi Radian Furnace (Q-110)
Mol Fraksi H BM H
Komponen
(mol/jam) mol (joule/mol) (gr/mol) (joule/gr)
Oksigen 8.056,2690 0,07 3.838,0068 31,9988 119,9422
Nitrogen 90.920,7504 0,79 39.530,3798 28,0134 1.411,1235
Karbondioksida 16.112,5380 0,14 11.723,0133 44,0100 266,3715
Entalpi flue gas keluar seksi radian furnace sebesar 1.797,44 Joule/gram = 772,75
Btu/lb. Perhitungan QG dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
QG = H × M +M +M
Btu
= , × , + , + ,
lb
btu
= . .
jam
QR sama dengan 0 karena tidak ada flue gas yang diresirkulasi dan QS diabaikan,
sehingga persamaan Q dalam furnace sebagai berikut:
Q=Q +Q −Q −Q
Btu Btu Btu
= . . , + . . , − ,
jam jam jam
Btu
− . .
jam
Btu
= . . ,
jam
Perhitungan jumlah pipa yang dibutuhkan dalam furnace adalah sebagai berikut.
Menghitung luas permukaan 1 buah pipa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
A = × L × OD
ft
= × ft × in ×
in
= , ft
Menghitung jumlah pipa yang dibutuhkan dalam furnace dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Q
Nt =
flux rata − rata seksi radian × A
Btu
. . , jam
=
Btu jam
. × × , ft
jam. Ft hari
= ,
= buah
Vkatalis =
V 1 tube = 0,002826
Nt =
,
Nt = = 307 tube
,
t = 0,8597 in
Distandarkan menjadi = 0,875 in = in
Spesfikasi head
Jenis head yang dipilih adalah toripherical dished head
W = 1,595
, × × ,
th = + 0,125
× . × , − , × ,
th =1,5208 = 1,625
distandarkan menjadi : 1,625 in = 1 5/8 in
Berdasarkan Tabel 5.6 Brownell,untuk tebal head (th) 1 5/8 in, diperoleh :
Straight flange (sf) = 1,5-2 in; diambil sf = 1,75 in
,
a= = = 20,375
AB = a – icr
= 20,375– 2,625
= 17,75
BC = r – icr
= 40-2,625
= 37,375
b = r - √ BC − AB
= 40 - √ , − ,
= 7,1088 in
Reaktor
Identifikasi: Tanggal : 21 Desember 2017
Nama alat : Reaktor Oleh : Rosalie Maria.W.P
Nomor alat : R-120 Jeni Pabontong
Jumlah : 1 buah
Fungsi : Mereaksikan propilene dan benzene menjadi isopropilbenzene (Cumene)
dengan bantuan katalis
Operasi : Kontinyu
Dasar Pemilihan : Desain sederhana dan mudah dalam perawatan
Tipe : Fixed Bed Multitube
Kondisi Operasi : Tekanan : 25 atm
Berdasarkan lampiran A, jumlah mol total gas benzena yang diproduksi dalam satu
jam sebesar 67,2743 kmol/jam = 67.274,3842 mol/jam = 6.545,0792 kg/jam
Tekanan gas masuk expander : 25 atm = 25,325 bar
K= 1,4
• Stage 1 (25 atm ke 16 atm)
−
T P
=( )
T P
, −
T , psia ,
=
°R , psia
= , °R
= , °C
= , K
• Stage 2 (16 atm ke 8 atm)
−
T P
=( )
T P
, −
T , psia ,
=
, °R , psia
= , °R
= , °C
= , K
• Stage 3 ( 8 atm ke 1 atm)
−
T P
=( )
T P
, −
T , psia ,
=
, °R , psia
= , °R
= , °C
= , K
, −
× , × , × , × ,
W = × [( ) − ]
, × , − ,
Joule
= ,
mol
= , × . ,
= 252.766.177
Joule
= , ,
s
= , hp
Expander (G-121)
Identifikasi: Tanggal: 21 Desember 2017
Nama alat : Expander Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor alat : G-121 Jeni Pabontong
Jumlah : 1 buah
Fungsi : Menurunkan tekanan gas benzena dari furnace pada tekanan 25 atm
menjadi 1 atm
Operasi : kontinyu
Dimensi:
Kapasitas : 6545,0792 kg/jam
Efisiensi : 80%
Power motor : 94,1554 Hp
BM Massa Mol
Komponen Fraksi Mol
(gram/mol) (gram/jam) (mol/jam)
Propilene 42,0810 54.771,854 1301,582 0,0193
Propana 44,0970 219,967 4,988 0,0001
Benzene 78,1140 2.672.401,108 34211,551 0,5085
Toluene 92,1410 2.675,076 29,032 0,0004
Cumene 120,194 3.808.885,905 31689,485 0,4710
DIPB 162,275 6.125,280 37,746 0,0006
Media pemanas yang digunakan untuk menyuplai panas pada heater adalah flue gas
keluar dari reboiler menara distilasi hasil pembakaran furnace. Berdasarkan
perhitungan spesifikasi alat reboiler menara distilasi, diperoleh flue gas keluar
reboiler terdiri atas gas oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida pada suhu 506oC =
779 K. Komposisi flue gas keluar reboiler yang digunakan sebagai media pemanas
dalam heater disajikan dalam Tabel C.14 sebagai berikut.
Panas flue gas keluar reboiler menara distilasi pada suhu sebesar 1.734.533.984 J/jam.
Panas dari flue gas tersebut diambil sebesar 1.034.597,749 J/jam untuk proses
pemanasan pada heater, sehingga panas flue gas keluar heater dapat dihitung sebagai
berikut.
Qflue gas = 1.734.533.984 joule/jam - 1.034.597,749 joule/jam
Qflue gas = 699.936.235 Joule/jam
Dari perhitungan di atas, diperoleh bahwa Q Flue Gas keluar heater yang terdiri dari
oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida dalam fase gas sebesar 699.936.235 Joule/jam.
Dengan menggunakan persamaan kapasitas panas dapat diketahui suhu gas keluar
vaporizer. Suhu flue gas yang keluar dari vaporizer dan masuk ke reboiler menara
distilasi adalah sebesar 212oC = 485 K.
(2). Menghitung Δt
= , °F
T +T
T =
= , °F
Mencari FT (Faktor Koreksi ΔtLMTD) FT dicari dari Gambar 18 Kern halaman 828
sebagai berikut. Mencari nilai R sebagai parameter dalam grafik dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
T −T
R=
t −t
, − ,
R=
, − ,
R= ,
Mencari nilai S sebagai absis dalam grafik dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
t −t
S=
T −t
, − ,
=
, − ,
= ,
Dari figure 18 halaman 828, pada S sebagai absis sebesar 0,2057 dan R sebagai
parameter sebesar 3,0321 , diperoleh nilai sebagai ordinat sebesar 0,95.
Menghitung Δt dengan menggunakan persamaan 7.42 Kern halaman 144 sebagai
berikut:
∆T = ∆T .F
= , × , 5
= , °F
BWG = 13
ID/Diameter dalam pipa = 0,81 in = 0,0675 ft
at” = 0,2618
L/panjang pipa = 12 ft
Mencari jumlah pipa yang dibutuhkan dalam cooler dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.:
A
N =
L. at"
,
=
× ,
= ,
Berdasarkan Tabel 9 Kern halaman 842, cooler menggunakan 1 in OD tubes on 1 1/4
in triangular pitch dengan jumlah passes 2 dan jumlah tube 32 buah, sehingga
diperoleh diameter dalam shell sebesar 10 in.
Luas transfer panas dalam cooler dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
A = N . . L. at"
= ft × × ,
= ,
Menghitung nilai UD terkoreksi sebagai berikut:
Q
UD =
A. ∆T
. , Btu/Jam
=
, ft . , °F
= , Btu/jam. ft . °F
Ditetapkan fluida panas dialirkan melalui tube, sedangkan fluida dingin dialirkan
melalui shell.
Fluida Dingin: sisi shell Fluida Panas : sisi tube
(4). Spasi baffle B = in (4).Dari Tabel 10, a ′ = , in
C’ = PT – OD tube= 1,25 – 1 = 0,25 in at =
N.at *
Pers. 7.48 (Kern, 1965)
.n
ID.C' .B
as = Pers. 7.1 (Kern, 1965) . ,
. 𝑇
at =
in. , in. , in .
as = . , in
= 0,0347 ft2
at = 0,0572 ft2
. , lb/jam . , lb/jam
G = =
, ,
Gs = 415.567,345 lb/jam.ft2 Gt = 135.381,425 lb/hr.ft2
(6). IDt = 0,81 in = 0,0675 ft
(6). μ pada tav = 0,4974 lb/jam.ft
,
(Tabel 10, Kern, 1965, halman 843)
De = (Figure 28,Kern,1965, hal.838)
μ pada Tav = 0,07483 lb/jam.ft
× .
Res = μ
Re = μ
Pers. 6.5 (Kern, 1965)
(8). k pada tav = 0,0599 Btu/jam.ft.oF (8). k pada Tav = 0,0325 Btu/hr.ft.oF
Cp pada tav = 6,6552 Btu/ lb.oF Cp pada Tav = 0,6863 Btu/lb.oF
.μ / .𝜇 /
Pr1/3 = Pr1/3 =
(9). (9).
/ .μ /
.μ
= jH. . ∅
= jH. .
∅
= 380,6 Btu/hr.ft2.oF ∅
= , Btu/hr.ft2.oF
∅
Persamaan 6.15 b, Kern, 1965, halaman 112 Persamaan 6.15 a, Kern, 1965, halaman
112
10. Suhu dinding pipa (tw) (10). Persamaan 6.15 a, Kern, 1965,
∅
halaman 111
tw = tav + + ( Tav - tav)
+
∅ ∅ = ×
∅ ∅
tw = 547,207 oF
∅
= 168,358 × 0,81
Persamaan 6.31, Kern, 1965, hal.98
∅
= 136,370 Btu/hr. ft2.oF
, , , ,
∅ = ∅ = ,
,
∅ =1,074 ∅ = 1,2671
ho terkoreksi = ∅ ×∅ h terkoreksi = ∅
×∅
(3). ∆P =
. . . + (3). Untuk Gt = . , lb/j.ft2
, × . . .∅
Ringkasan Perhitungan
Fluida Dingin
Flue Gas (tube)
(shell)
408,801 h outside (Btu/jam.ft2.oF) 172,7952
UC = 121,45 Btu/jam. ft ℉
UD = , Btu/jam. ft ℉
Rdcalculated = 0,0379jam. ft ℉/Btu
Rd required = 0,003 jam. ft ℉/Btu
0,0167 psi ∆P calculated 0,0301 psi
2 psi ∆P allowable 10 psi
Heater (E-122)
Identifikasi : Tanggal:21 Desember 2017
Nama alat : Heater Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor alat: E-122 Jeni Pabontong
Jumlah : 1 unit
Fungsi : Memanaskan propilene, propane, benzene, toluene, cumene dan DIPB yang
berasal dari expander sebelum diumpakan ke kondensor
Operasi : Kontinyu
Dasar Pemilihan :Mudah dalam pengoperasian serta biaya operasi lebih murah.
Tipe : Shell and tube heat exchanger 1-2 dengan aliran counter current.
ID tube : 0,81 in Tube passes :2
OD tube : 1 in Shell passes :1
BWG : 13 Jumlah tube : 32
ID shell : 12 in Pressure drop shell : 0,0167 psi
Baffle spacing :5 in Pressure drop tube : 0,013 psi
Pitch : 1,25 in
Kontrol :Temperature Controller
Fluida panas masuk kondensor pada suhu 131,6oC. Berdasarkan perhitungan neraca
massa kondensor pada Lampiran A, komposisi massa dan mol feed masuk kondensor
disajikan dalam Tabel C.15. sebagai berikut.
Tabel C.15. Komposisi Massa dan Mol Fluida Panas Masuk Kondensor
BM
Komponen Massa (gram/jam) Mol (mol/jam)
(gram/mol)
Propilen 42,081 54,771,854 1.301,582
Propana 44,097 219,967 4,988
Benzene 78,114 2.672.401,108 34.211,551
Toluena 92,141 2.675,076 29,032
Cumene 120,194 3.808.885,905 31.689,485
DIPB 162,275 6.125,280 37,746
= 149oF
T + tT
T =
= , o
F
Mencari FT (Faktor Koreksi ΔtLMTD) FT dicari dari Gambar 18 Kern halaman 828
sebagai berikut. Mencari nilai R sebagai parameter dalam grafik dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
T −T
R=
t −t
− ,
R=
−
R= ,
Mencari nilai S sebagai absis dalam grafik dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
t −t
S=
T −t
−
=
−
= ,
Dari figure 18 halaman 818, pada S sebagai absis sebesar 0,2187 dan R sebagai
parameter sebesar 3,9771, diperoleh nilai sebagai ordinat sebesar 0,9.
Menghitung Δt dengan menggunakan persamaan 7.42 Kern halaman 144 sebagai
berikut:
∆T = ∆T .F
= , oF × ,
= , °F
Ditetapkan fluida dingin dialirkan melalui tube, sedangkan fluida panas dialirkan
melalui shell
Fluida Panas: sisi shell Fluida Dingin: sisi tube
. , lb/jam . , lb/jam
G = =
, ,
Gs = 118.242,3446 lb/jam.ft2 Gt = 231.178,9961 lb/jam.ft2
G’ = .
= 13,0164 lb/jam.ft (6). IDt = 0,87 in = 0,07250 ft
(Tabel 10, Kern, 1965, halman 843)
, ft × . , lb/j. ft
=
, lb/j. ft
Re = . ,
(7). L/D = 16/0,07250 = 221
jH = 20
(Figure 24, Kern, 1965, halaman 834)
(8). k pada tav = 0,0759 Btu/hr.ft.oF
Cp pada Tav = 0,407 Btu/lb.oF
.𝜇 /
Pr1/3 =
Pr1/3 = 2,7308
(9). Trial ho = 250 Btu/jam.ft2.F (9).
.μ /
= jH. .
∅
ℎ
= 57,178 Btu/hr.ft2.oF
∅
= ×
∅ ∅
= 49,7455
∅
f = 0,0025 ft2/in2
Ds =13,25 in = 1,1041 ft
s = 2,6721 ft2/in2
Gambar 29 (Kern, 1965)
(2). Number of crosses: . . .
(2). ∆P = , × . .
(N+1) = L/B
Pers. 12.48 (Kern, 1965)
(N+1) = 16 x (12/13,25) = 14,490
∆P
Pers. 7.43 (Kern, 1965)
, . . , . .
=
, × . , .
∆P = , psi
(3). ∆P =
. . . + (3). Untuk Gt = . , lb/j.ft2
, × . . .∅
, ×
Uc = , +
Ringkasan Perhitungan
Fluida Panas (shell) Fluida Dingin (tube)
2o
250 h outside (Btu/jam.ft . F) 49,745
UC = 41,489 Btu/jam. ft ℉
UD = , Btu/jam. ft ℉
Rdcalculated = 0,0062jam. ft ℉/Btu
Rd required = 0,003 jam. ft ℉/Btu
0,033411 psi ∆P calculated 0,2382 psi
2 psi ∆P allowable 10 psi
Kondensor (E-123)
Identifikasi : Tanggal:21 Desember 2017
Nama alat : Kondensor Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor alat: E-123 Jeni Pabontong
Jumlah : 1 unit
Fungsi :Mengembunkan benzene, toluena , cumene dan DIPB sebelum
diumpankan ke Menara Distilasi.
Operasi : Kontinyu
Dasar Pemilihan : Mudah dalam pengoperasian serta biaya operasi lebih murah.
Tipe : Shell and tube heat exchanger 1-2 dengan aliran counter current.
ID tube : 0,87 in Tube passes :2
OD tube : 1 in Shell passes :1
BWG : 16 Jumlah tube : 32
ID shell : 13,25 in Pressure drop shell : 0,03341 psi
Baffle spacing :13,25 in Pressure drop tube : 0,02382 psi
Pitch : 1,25 in
Kontrol :Temperature Controller
= A [B− −
]
Komponen Rumus A B N Tc
Molekul
Propilen C3H6 0,2331 0,2725 0,3025 364,76
Propane C3H8 0,22151 0,27744 0,287 396,82
Benzena C6H6 0,3009 0,2677 0,2818 562,16
Toluena C7H8 0,3 0,2711 0,2989 591,79
Cumene C9H12 0,2824 0,2618 0,29 631,15
DIPB C12H8 0,2705 0,2354 0,404 684
Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
ρ dalam satuan gram/cm3
Contoh perhitungan ρ benzena pada suhu 99,55oC= 372,55 K adalah sebagai berikut:
= A [B− −
]
,
,
− −
= , [ , , ]
= , gr/cm
= , kg/m
Perhitungan ρ untuk toluena, cumene dan DIPB pada suhu 99,55oC= 377,55 K
dilakukan dengan cara seperti di atas serta diperoleh ρT sebesar 0,7914 gram/cm3 =
791,43 kg/m3, ρC sebesar 0,7946 gram/cm3 = 794,6 kg/m3 dan ρD sebesar 0,7750
gram/cm3 = 775,03 kg/m3.
Densitas gas propilen dan propena pada suhu 99,55oC=377,55 K dihitung dengan
menggunakan persamaan gas ideal sebagai berikut.
P. V = n. R. T
m
P. V = . R. T
BM
m P. BM
=
V R. T
P. BM
=
R. T
kg
atm × ,
= kmol
m . atm
, × , K
kmol. K
kg
= ,
m
BM Massa
Komponen Mol (mol/jam)
(gram/mol) (gram/jam)
Propilen 42,0810 54.771,8544 1.301,5816
Propana 44,0970 219,9673 4,9883
Benzene 78,1140 2.672.401,1076 34.211,5512
Toluene 92,1410 2675,0762 29,0324
Cumene 120,1940 3.808.885,9047 31.689,4845
DIPB 162,2750 6.125,2804 37,7463
Waktu tinggal di dalam separator drum untuk pemisahan cairan dan gas ditetapkan
selama 0,3 sekon. Perhitungan volume separator drum dilakukan dengan cara sebagai
berikut. Perhitungan volume cairan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
VCairan = VBenzene + VToluena + VCumene + VDIPB
. T. . .
VCairan = + + +
T
. .
VGas = +
VGas = 0,19065 m3
VBahan = 0,2315 m3
Vseparaotor drum = −
,
Vseparaotor drum = − ,
= D Hs + × , D
= D D+ , D
, ft = D + , D
D = 2,5 ft
Mencari ketinggian cairan (Hc) dalam separator drum dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
V =V +V
= D Hc + × , D
1,44264 = , Hc + × , ,
Hc = , ft
Hc = 0,3 ft
=
Xi
Σ i
=
X X X X
+s + +
=
, , , ,
+ + +
kg kg kg kg
, , , ,
m m m m
kg
= ,
m
lb
= ,
ft
P operasi = 1 atm = 14,7 psi
× Hc
P =
lb
, × , ft
= ft
in lb
ft lbf
lbf
= ,
in
= , psi
P =P +P
= , psi + , psi
= , psi
P = , ×P
= , psi
ID
a=
= in
AB = a − icr
= in − in
= , in
BC = r − icr
= , in − in
= , in
b = r − √AB − BC
= , −√ , − ,
= . in
, in
= +√
in
= ,
P×r×W
td = +C
×f×E− , ×P
lb
, × in × ,
= in + , in
lb
× psi × , − , × ,
in
= , in
= 0,1875 in
OA = td + b + sf
= , in + , in + 3 in
= , in
= , ft
= , m
Tinggi support untuk separator drum = 6 ft
Tinggi tangki total = H +H +H
= , + , +
= ,
= ,
Diameter dalam jaket pemanas (ID jaket) sama dengan diameter luar shell separator
drum (OD shell) sebesar 30 in = 0,762
Diameter luar jaket pendingin (OD jaket) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.
OD jaket = ID Jaket + 2 x Tebal jaket
= 30 + 2 x 1,1875
= 32,375 in = 0,8128
Tinggi jaket pemanas (H jaket) sama dengan tinggi shell separator drum sebesar 2,5 ft
αLD =
,
=
,
= 10,0812
Berdasarkan perhitungan dari Lampiran A untuk hasil dasar menara distilasi diperoleh
data sebagai berikut.
Klight = 6,1291
Kheavy = 1,0009
αLW =
,
=
,
= 6,1236
αLav = √α × α
=√ , × ,
= 7,8571
[( ) ( )]
N min = (Geankoplis, 1993)
dengan αLav = √α × α
dimana :
XLD : Fraksi mol komponen kunci ringan pada distilat
XHD : Fraksi mol komponen kunci berat pada distilat
XLW : Fraksi mol komponen kunci ringan pada hasil dasar
XHW : Fraksi mol komponen kunci berat pada hasil dasar
αLav : Volalitas relatif komponen kunci ringan rata-rata
αLD : Volalitas relatif komponen kunci ringan pada suhu hasil distilat
αLW : Volalitas relatif komponen kunci ringan pada suhu hasil dasar
Berdasarkan perhitungan neraca massa menara distilasi dalam Lampiran A diperoleh
data-data sebagai berikut.
Komposisi hasil puncak menara distilasi disajikan pada Tabel C.19 Sebagai berikut
Komposisi hasil dasar menara distilasi disajikan dalam Tabel C.20. sebagai berikut.
Perhitungan jumlah tray minimum (Nm) yang dibutuhkan adalah sebagai berikut
[( ) ( )]
N min =
, ,
[ ]
, ,
=
,
= 7,711
(Geankopllis 1993) dapat diperoleh jumlah tray minimum (Nm) dan jumlah tray
ideal (N).
Ordinat : +
= 0,3237
Parameter : = 0,2419
+
Efisiensi tray menara distilasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 11.5-9
Geankoplis halaman 728 sebagai berikut.
E0 = 0,492. (μ .α)-0,245
dengan : α =
+ + . + .
μ= T
Dimana :
μ = Viskositas senyawa dalam fase cair (cP)
T = suhu (K)
Data A, B, C dan D untuk menghitung iskositas senyawa dalam fse cair (μ) disajikan
pada Tabel C.21. Sebagai berikut.
Komponen A B C D
Benzene -7,4005 1181,5 0,0149 -0,000013713
Toluene -5,1649 810,68 0,0105 -0,000010488
Cumene -5,9339 963,84 0,0119 -0,000011108
Diisopropylbenzene -3,5276 825,82 0,0048 -4,9109E-06
+ + . + .
μB = T
,
− , + + , . , +− ,. ,
μB = ,
μB = 0,2245 cP
Perhitungan viskositas toluena (μT), cumene(μC) dan diisopropylbenzene (μD)
dengan cara seperti diatas dan diperoleh nilai (μT), (μC) , dan (μD) berturut-turut
sebesar 0,2576 cP, 0,3064 cP dan 0,5143cP.
Menghitung μ dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
μ = xi . μ
Dimana :
xi = fraksi mol komponen feed
μ = viskositas komponen feed (cP)
Berdasarkan perhitungan neraca massa menara distilasi dalam Lampiran A, diperoleh
komposisi feed menara distilasi dan disajikan dalam Tabel C.22 sebagai berikut.
α=
Data α dan α diperoleh dari perhitungan neraca panas menara distilasi Lampiran
B Tabel, sehingga perhitungan α adalah sebagai berikut.
,
α= = 7,5411
sebagai berikut.
E0 =
0,41559 =
Na = 35 (dengan reboiler)
Na = 34 tray
Dimana:
XHF = fraksi mol komponen kunci berat umpan
XLF = fraksi mol komponen kunci ringan umpan
XLW = Fraksi mol komponen kunci ringan pada hasil dasar
XHW = Fraksi mol komponen kunci berat pada hasil dasar
W = Laju hasil dasar (kmol/jam)
D = Laju distilat (kmol/jam)
Ne = Jumlah tray di atas umpan;
Ns = Jumlah tray di bawah umpan;
Data-data untuk perhitungan lokasi tray umpan masuk menara distilasi adalah sebagai
berikut.
N = 35 buah
Dari Tabel diperoleh data sebagai berikut
XHF =0,4803
XLF = 0,5186
Dari Tabel diperoleh data sebagai berikut
XLW = 0,000018
W = 31,5003 kmol/jam
Dari Tabel diperoleh data sebagai berikut
XHD = 0,00657
D = 34,4702 kmol/jam
X XLW
Log = 0,206 x log [ XHF ]
LF XHD
, , ,
Log = 0,206 x log [ , ]
, ,
Ne = 1,206 Ns
Jumlah plate termasuk reboiler = 35 plate, sedangkan jumlah plate tanpa reboiler
adalah 34 plate.
Ne + Ns =N
= 35
1,206 Ns + Ns = 35
Ns = 15,86 ≈ 16
Ne = 35-16 = 19
Jadi lokasi tray umpan masuk menara distilasi berada 19 tray dari atas atau 16 tray
dari bawah menara distilasi.
Bagian stripping
Pada bagian stripping, terdapat L’ sebagai cairan dan V’ sebagai uap dimana besarnya
nilai V’sama dengan nilai V. L’ dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut.
L’ = L + F
Contoh perhitungan L’ benzena adalah sebagai berikut.
L’ = L + F
L’ = 1.110,9550 kg/jam + 2.669,5910 kg/jam
L’ = 3.780,5915 kg/jam
Perhitungan L’ untuk setiap komponen dilakukan dengan cara yang sama dan hasilnya
disajikan dalam Tabel C.24. sebagai berikut.
Menghitung berat molekul (BM) rata-rata untuk setiap posisi pada enriching dan
stripping menara distilasi.
Bagian enriching
Atas
Data fraksi mol distilat diperoleh dari Lampiran C tabel
BM liq = Σ XDi . BMi
= (0,9927×78,114 ) + (0,0007 × 92,141) + (0,0066 × 120,194)
= 78,401 kg/kmol
BM vap = BM liq = 78,401 kg/kmol
(untuk total kondensor XD YD)
Bawah
Data fraksi mol feed diperoleh dari Lampiran C Tabel.
BM liq = Σ XFi . BMi
=(0,51870×78,114) + (0,0039×92,141) + (0,48034×120,194) +
(0,00057×162,275)
= 98,3803 kg/kmol
BM vap = BM liq = 98,3803 kg/kmol
Bagian stripping
Atas
BM liq = BM vap = 98,3803 kg/kmol
Bawah
Data fraksi mol bottom diperoleh dari Lampiran C Tabel
BM liq = Σ XBi . BMi
= (0,002. 46,0684) + (0,989. 18,0153) + (0,009. 192,124)
= 120,243 kg/kmol
(digunakan partial reboiler dengan anggapan XB = YB)
Tabel C.25. Massa V dan L pada Tiap Posisi Enriching dan Stripping
V BM L BM
Kmol/jam Kmol/jam (kg/kmol) Kmol/jam Kmol/jam (kg/kmol)
Enriching
Atas
48,7545 3.822,4014 78,4011 14,3270 1.123,2547 48,7545
Bawah
48,7545 4.797,1376 98,3938 14,3270 1.409,6916 48,7545
Stripping
Atas
48,7545 4.797,1376 98,3938 80,2562 7.896,7142 48,7545
Bawah
48,7545 5.862,4014 120,2434 80,2562 9.650,2772 48,7545
Perancangan menara distilasi didasarkan pada kondisi beban operasi terbesar (rate)
yaitu seksi stripping bagian bawah. Komposisi massa V’ dan L’ pada seksi
stripping bagian bawah disajikan dalam Tabel sebagai berikut
L’ = 9.650,2772 kg/jam = 21.275,1941 lb/jam
V’ = 5.862,4014 kg/jam = 12924,2672 lb/jam
Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
ρ dalam satuan gram/cm3
Contoh perhitungan benzena pada suhu 153,46oC = 426,46 K adalah sebagai berikut:
= A [B−
−
]
, ,
− −
= , [ , , ]
kg
= ,
m
Perhitungan setiap komponen cairan dilakukan dengan cara seperti diatas dan hasilnya
disajikan pada Tabel C.27. sebagai berikut.
Menghitung densitas campuran feed yang digunakan sebagai bahan baku proses
produksi cumene dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
=
xi
Σ i
=
, , , ,
+ + +
kg kg kg kg
, , , ,
m m m m
kg
= ,
m
lb
= ,
ft
ρv = 3,4360 kg/m 3
ρv = 0,2145 lb/ft3
Menghitung kecepatan aliran volumetris uap (Q)
′
Q =
. , /
Q =
, /ft
Q = 60.251,44515 ft3/jam
= 16,7365 ft3/s
. , /
=
, /
= 210,31037 ft3/jam
= 0,0484 ft3/s
= 0,43700 US galon/s
Parameter aliran
Menghitung parameter aliran dengan menggunakan rumus
′
Fw =
′
√
,
. , ,
Fw = ×
. , ,
Fw = 0,1125
Menghitung kapasitas uap (Csb)
Asumsi : spasi tray : 12 in
Dari Grafik Kapasitas flooding untuk tray tipe sieve, pada FW sebagai
absis sebesar 0,1125 dan parameter spasi tray sebesar 12 in, diperoleh
nilai Csb sebagai ordinat sebesar 0,28.
Σ = A. −
σ ,
=
σ=
, ,
= × 0,2 ft/s
Csb = 0,1877
Dari grafik didapat rumus Csb sebagai berikut.
Csb = ,
𝜌
[ ]
𝜌𝐿− 𝜌
Dengan menggunakan rumus Csb, akan diperoleh nilai Unf sebagai berikut.
,
Unf = Csb . [ ]
−ρ
Seleksi Tray
Tray yang digunakan adalah tipe tray crossflow tunggal denan segmental downcomer
dan diambil nilai Ad = 0,12A, serta panjang weir = 0,77 Dt.
Luas neto (An)
An = At - Ad
= At - 0,12 At = 0,88 At
Tinggi weir (hw) = 2 in
Ukuran lubang = 3/16 in
Tebal tray (14G) = 0,074 in
, /
=
, , /
= 8,6799 ft2
Diameter menara
Dt =√
,
=√
= 3,3252 ft
At = 9,6124 ft
Tabulasi luas-luas menara
Luas Menara (At) = 9,6163 ft
Luas downcomer (Ad) = 1,1539 ft
Luas Neto (An) = 8,4623 ft2
Luas Aktif (Aa) = 7,3083 ft2
Luas Lubang (Ah) = 0,9616 ft2
Cek Floading
Un =
Un = 1,9777 ft/s
F = F*. ∗
.
= ,
=0,7221 = 72,210 %
Dari grafik kapasitas floading untuk tray tipe sieve, pada Fw sebagai absis sebesar 0,11
dan parameter floading sebesar 72 % diperoleh nilai ѱ sebagai ordinat sebesar 0,025
e = . L’. (1- )
e = 0,025 × 21.275,1941 lb/jam × (1-0,025)
e = 185,500 lb/jam.
= 17,4044 ft/s
,
= = 0,3947
,
,
= = 0,1315
,
Dari grafik koefisien orifice dan luas bebs untuk trat tipe sieve, pada Ah/Aa sebagai
absis sebesar 13,16% diperoleh nilai sebagai ordinat sebesar 1,78
= 0,469 in
Oleh karena nilai ѱ <0,1 maka tidak ada koreksi terhadap ΔPkering
Fva = . ρv0,5
= 1,0606
Dari Grafik faktor aerasi dan densitas relatif busa untuk tray tipe sieve, pada Fva
sebagai absis sebesar 1,06 diperoleh nilai faktor aerasi (Qp) sebagai ordinat sebesar
0,65.
Iw = 0,77. Dt
= 27,72 in
,
how = 0,48 .
how= 0,02976
ha = Qp. (hw+how)
ha = 0,65 × (2 in × 0,02976)
= 1,3193 in
Pressure drop tray total
∆PT = ∆Pkering + ha
= 0,469 + 1,3193
= 1,788 cm
Titik weep
, .σ
hσ =
.
= 0,06770 in
∆Pkering + hσ = 0,469 +0,06770
= 0,537 in
hw + how = 2,2029 in
Dari grafik korelasi untuk estimasi weepage dari tray tipe sieve, pada hw+how absis
sebesar 2,2029 dan Δp kering sebgai ordinat sebesar 0,469, diperoleh titik operasi
diatas garis releven sehingga kondisi weeping tidak menjadi masalah.
= 0,1116 ft/s
Waktu tinggal=
= , /
= 8,960 s
Waktu tinggal dalam perancangan ini memenuhi syarat karena telah melebihi waktu
tinggal minimum yaitu 3s.
hf = . −
= 4,3978 in
Jari-jari hidraulik dari massa teraerasi (Rd)
−
Df = = 2,655 ft
.
Rh = . + .
= 0,2872 ft
Dari Gambar Faktor friksi tray tipe sieve, pada Reh sebagai absis sebesar 314,54 dan
hw sebagai parameter sebesar 2 in = 50 mm, diperoleh nilai f sebagai ordinat sebesar
0,095.
Perhitungan gradient cairan (Δ)
Lw = 0,77.Dt
= 2,5604
Data f diperoleh dari Geankoplis Lampiran A.1-5 (Standard Acceleration of Gravity)
sebesar 32.174 ft/s2
.. .
Δ =
.
= 0,000258 ft
= 0,00309 in
Tinggi massa teraerasi dalam downcomer
Diambil jarak antara apron downcomer dan tray sebesar 1,5 in
Ada = jarak × Lw
= 0,3200 ft2
hda = 0,03.
.
=4,4913.10-6 in
= 5,9795 in
Tinggi cairan teraserasi sebesar 5,9795 in lebih kecil dri 1/2 x spasi tray = 1/2*12 =6
nin. Hal ini menunjuka pemilihan spasi tray = 1 ft = 12 in sudah memenuhi syarat.
= 13,0647307 psi
P Total = 27,7647307
Perhitungan tebal shell dengan menggunakan persamaan 3.16 Brownwll &Young
halaman 45 sebagai berikut.
×
t = × ×
+
Dimana:
t = tebal ℎ in ;
P = tekanan intenal (psi);
D = diameter dalam (in);
f = allowable working stress (psi);
E = efisiensi sambungan;
c = faktor korosi.
Menghitung tebal shell Menara distilasi sebagai berikut.
×
t = × ×
+c
= 0,1666 in
Berdasarkan perhitungan diatas, ditetapkan tebal shell sesuai standar sebesar 0,1875
in.
Dimana:
t = tebal tutup (in);
P = tekanan intenal (psi);
r = inside crown radius (in);
W = stress-intensification factor untuk torespheriscal dished head;
f = allowable working stress (psi);
E = efesiensi sambungan;
c = faktor korosi.
W dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 7.76 Brownell & Young halaman
138 sebagai berikut.
W= ×[ +√ ]
Dimana:
r = r = inside crown radius (in);
r = r = radius knuckcle (in);
Diameter dalam menara distilas = 3,5 ft = 42 in
Tabel shell Menara distilasi = 0,1875 in
Diameter luar Menara distilasi = ID + 2 × t
= 42,375 in
Dari Tabel 5.7 Brownell & Young halaman 90, diperoleh OD standar = 42 in, icr =
2,625 in, dan r = 42 in.
a= = = in
AB = a – icr
= 18,375 in
BC = r – icr
= 39,375 in
AC = √BC − AB
= 34,8245 in
b = r – AC
= 7,1754 in
Perhitungan nilai W adalah sebagai berikut.
W= ×[ +√ ]
= 1,75
Perhitungan tebal tutup torispherical dished head untuk menara distilasi adalah
sebagai berikut.
× ×
t =
× × − , ×
= 0.1867 in
Berdasarkan perhitungan diatas, ditetapkan tebal tutup sesuai standar sebesar 0,1875
in.
Tinggi head = b + sf + t
= 9,8733 in
= 0,8224 ft
Mengitung tinggi total menara dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
H = H +H +S
= 46,8224ft
= 14,2805 m ≈ 14,5 m
Dimensi :
Kondisi operasi : P = 1 atm
Diameter menara : 3,5 ft =42 in
Tinggi menara : 46,8224 ft =14,5 m
Tinggi tutup : 0,8224 ft
Tinggi shell : 41ft = 12,205 m
Tinggi support : 5 ft
Spasi tray : 1 ft = 12 in
Jumlah tray : 36
Tebal shell : 0,1875 in
Tebal tutup : 0,1875 in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212 grade B
Kontrol : Flow Controller, PICA
(1). Berdasarkan perhitungan neraca panas kondensor Menara distilasi pada Lampiran
B, diperoleh panas pendingin yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu dari 82,28oC
menjadi 80,06oC serta pengembunan benzene, toluena, cumene dan DIPB 80,06oC
Q = m. ∫ Cp. dT
m = T
∫T .
. . , /
m = . , /
= 6.945,5150 kg/jam
= 15.312,2215 lb/jam
Fluida panas masuk kondensor pada suhu 82,28oC. Berdasarkan perhitungan neraca
massa kondensor pada Lampiran A, komposisi massa dan mol feed masuk kondensor
Menara distilasi disajikan dalam Tabel C.31. sebagai berikut.
Tabel C.31. Komposisi Massa dan Mol Fluida Panas Masuk Kondensor
BM
Komponen Massa (gram/jam) Mol (mol/jam)
(gram/mol)
Benzene 78,114 3.780.546,0940 48.397,8044
Toluena 92,141 3.325,4892 36,0913
Cumene 120,194 38.529,8060 320,5635
Dimana:
T1 = suhu fluida panas masuk kondensor =82,28 oC = 179,96oF
T2 = suhu fluida panas keluar kondensor = 80,6oC = 177.08oF
t1 = suhu fluida dingin masuk kondensor = 30oC = 86oF
t2 = suhu fluida dingin keluar kondensor = 50oC = 122oF
T −t − T −t
∆t =
T −t
ln
T −t
= 73,27 oF
Menghitung tav dan Tav
Perhitungan tav dan Tav adalah sebagai berikut:
t +t
t =
= 104oF
T + tT
T =
= , o
F
Mencari FT (Faktor Koreksi ΔtLMTD) FT dicari dari Gambar 18 Kern halaman 828
sebagai berikut. Mencari nilai R sebagai parameter dalam grafik dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
T −T
R=
t −t
R = 0,08
Mencari nilai S sebagai absis dalam grafik dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
t −t
S=
T −t
= ,
Dari figure 18 halaman 818, pada S sebagai absis sebesar 0,38314 dan R sebagai
parameter sebesar 0,08, diperoleh nilai sebagai ordinat sebesar 1
Menghitung Δt dengan menggunakan persamaan 7.42 Kern halaman 144 sebagai
berikut:
∆T = ∆T .F
= , oF ×
= , °F
= , ft
Menghitung nilai UD terkoreksi sebagai berikut:
Q
UD =
A. ∆T
= , Btu/jam. ft . °F
Ditetapkan fluida dingin dialirkan melalui tube, sedangkan fluida panas dialirkan
melalui shell
Fluida Panas: sisi shell Fluida Dingin: sisi tube
(4). Spasi baffle B = , in (4).Dari Tabel 10, a ′ = , in
C’ = PT – OD tube= 1,25 – 1 = 0,25 in at =
N.at *
Pers. 7.48 (Kern, 1965)
.n
ID.C' .B
as = . 𝑇
Pers. 7.1 (Kern, 1965) . ,
at =
, in. , in. , in .
as = . , in
= 0,1219 ft2
at = 0,03044 ft2
(5).Kecepatan fluks massa: (5).Kecepatan fluks massa:
G = Pers. 7.2 (Kern, 1965) = Pers. 7.2 (Kern, 1965)
. , lb/jam . , lb/jam
G = =
, ,
Gs = 118.242,3446 lb/jam.ft2 Gt = 503.029,6156 lb/jam.ft2
G’ = .
= 13,0164 lb/jam.ft (6). IDt = 0,83 in = 0,06916 ft
(Tabel 10, Kern, 1965, halman 843)
, ft × . , lb/j. ft
=
, lb/j. ft
Re = . ,
(7). L/D = 16/0,06916 = 231,34
jH = 100
(Figure 24, Kern, 1965, halaman 834)
(8). k pada tav = 0,3641 Btu/hr.ft.oF
Cp pada tav = 0,9988 Btu/lb.oF
.𝜇 /
Pr1/3 =
Pr1/3 = 1,6328
(9). Trial ho = 250 Btu/jam.ft2.F (9).
.μ /
= jH. .
∅
ℎ
= 859,6321 Btu/hr.ft2.oF
∅
= ×
∅ ∅
= 713,4947
∅
∅ = 1, sehingga
hio = 713,4947 btu/jam.ft2.oF
(11). Suhu dinding pipa (tw)
tw = tav + +
+ ( Tav - tav)
tw = 123,3358 oF
Persamaan 6.31, Kern, 1965, hal.98
Cek Trial ho
+ o
tf = = 150,92 F
kf = 0,0079 Btu/jam.ft2.oF
sf = 2,70675
μf =0,1115 cP
Dari Kern Figure 12.9 halaman 267 diperoleh
nilai ho = 250 Btu/jam.ft2.F
Trial ho cocok sehingga ho = 250 Btu/jam.ft2.F
f = 0,0015 ft2/in2
Ds =12 in = 1 ft
s = 2,7175 ft2/in2
Gambar 29 (Kern, 1965)
(2). Number of crosses: . . .
(2). ∆P = , × . .
(N+1) = L/B
Pers. 12.48 (Kern, 1965)
(N+1) = 16 x (12/12) = 16
∆P
Pers. 7.43 (Kern, 1965)
, . . , . .
=
, × . , .
∆P = , psi
(3). ∆P =
. . . + (3). Untuk Gt = . , lb/j.ft2
, × . . .∅
Ringkasan Perhitungan
Fluida Panas (shell) Fluida Dingin (tube)
2o
250 h outside (Btu/jam.ft . F) 713,4947
UC = , Btu/jam. ft ℉
UD = , Btu/jam. ft ℉
Rdcalculated = 0,0196jam. ft ℉/Btu
Rd required = 0,003 jam. ft ℉/Btu
0,08711 psi ∆P calculated 0,8167psi
2 psi ∆P allowable 10 psi
BM Massa
Komponen Mol (mol/jam) Fraksi Mol
(gram/mol) (gram/jam)
Benzene 78,1140 45.45138 0.58186 0,0000184
Toluene 92,1410 26.64027 0.28913 0,00000917
Cumene 120,194 3.781.678.50588 31463.12217 0,99877
DIPB 162,275 6.125.28040 37.74630 0,00120
Media pemanas yang digunakan untuk menyuplai panas pada reboiler adalah flue gas
keluar dari vaporizer hasil pembakaran furnace. Berdasarkan perhitungan spesifikasi
alat vaporizer menara distilasi, diperoleh flue gas keluar vaporizer terdiri atas gas
oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida pada suhu 735oC = 1008 K. Komposisi flue
gas keluar vaporizer yang digunakan sebagai media pemanas dalam heater disajikan
Panas flue gas keluar vaporizer pada suhu 735oC sebesar 2.589.203.544 J/jam. Panas
dari flue gas tersebut diambil sebesar 810.070,3384 J/jam untuk proses penguapan
pada reboiler sehingga panas flue gas keluar reboiler dapat dihitung sebagai berikut.
Qflue gas = 2.589.203.544 - 810.070,3384
= 1.734.533.984 Joule/jam
Dari perhitungan di atas, diperoleh bahwa QFlue Gas keluar heater yang terdiri dari
oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida dalam fase gas sebesar 1.734.533.984
Joule/jam. Dengan menggunakan persamaan kapasitas panas dapat diketahui suhu gas
keluar vaporizer. Suhu flue gas yang keluar dari vaporizer dan masuk ke reboiler
menara distilasi adalah sebesar 506oC = 779 K.
(2). Menghitung Δt
= , °F
T +T
T =
= . , °F
Penguapan bersifat isothermal boiling range, sehingga diperoleh FT =1
A
N =
L. at"
,
=
× ,
= ,
Ditetapkan fluida panas dialirkan melalui tube, sedangkan fluida dingin dialirkan
melalui shell.
Fluida Dingin: sisi shell Fluida Panas : sisi tube
(4).Dari Tabel 10, a ′ = , in
N.at *
at = Pers. 7.48 (Kern, 1965)
.n
. ,
at =
.
at = 0,056599 ft2
(5).Kecepatan fluks massa:
= Pers. 7.2 (Kern, 1965)
. , lb/jam
=
,
Gt = 117.396,3829 lb/jam.ft2
(6). IDt = 0,87 in = 0,0725 ft
(Tabel 10, Kern, 1965, halman 843)
, ft × . , lb/jam. ft
=
, lb/j. ft
Re = . ,
(7). L/D = 12/0,0725 = 220,6896
jH = 70
(Figure 24, Kern, 1965, halaman 834)
(8). k pada Tav = 0,1208 Btu/hr.ft.oF
Cp pada Tav = 2,6553 Btu/lb.oF
.𝜇 /
Pr1/3 =
Pr1/3 = 1,6205
(9). Trial ho = 300 Btu/jam.ft2.F (9).
.μ /
∅
= jH. .
ℎ
= , Btu/hr.ft2.oF
∅
∅
halaman 111
tw = tav + + ( Tav - tav)
+
∅ ∅
∅
=∅ ×
tw = 758,14oC oF
= 189,124 × 0,87
∅
Persamaan 6.31, Kern, 1965, hal.98
Δtw = tw-tav) ∅
= 164,5385 Btu/hr. ft2.oF
Δtw = 449,91oF ∅ = 1, sehingga
hio = 164,538 btu/jam.ft2.oF
. ′
= , Gambar 27 (Kern, 1965)
.
∆P = . . ′
Pers. 7.46 (Kern, 1965)
×
∆P = ,
. , = 0,0399 psi
Maka,
∆P = ∆P + ∆P
∆P = , + 0,0399= 0,0689 psi
Pers. 7.47 (Kern, 1965)
∆P ≤ ∆P allowable = 10 psi)
×
Uc =
+
, +
Uc =
, +
UD = = 12,7206 btu/jam.ft2.oF
,∆
Fluks panas sebesar 8.057,8998 Btu/jam.ft2 < fluks panas maksimum sebesar 100
Btu/jam.ft2, sehingga memenuhi syarat
Faktor Koreksi
−
R = ×
= 0,0692 jam. ft ℉/Btu Pers. 6.13 (Kern, 1965)
Ringkasan Perhitungan
Fluida Dingin
Flue Gas (tube)
(shell)
300 h outside (Btu/jam.ft2.oF) 164,124
UC = 106,259 Btu/jam. ft ℉
UD = , Btu/jam. ft ℉
Rdcalculated = 0,06922 ft ℉/Btu
Rd required = 0,003 jam. ft ℉/Btu
∆P calculated 0,00689 psi
∆P allowable 10 psi
Data densitas (ρ) diambil dari Chemical Properties Handbook (Yaws, 1999).
Densitas (ρ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
T
ρ = A B− −
T
Keterangan :
T dalam satuan Kelvin
ρ dalam satuan gram/cm3
Contoh perhitungan ρ benzene pada suhu 30oC = 303 K adalah ebagai berikut.
− − ,
ρb = 0,3009 ( , , )
ρb = 0,8680 gram/cm3
ρb = 868 kg/m3
Perhitungan ρ untuk toluena dan cumene pada suhu 30oC = 303 K dilakukan dengan
cara seperti di atas sehingga diperoleh ρT sebesar 0,8601 gram/cm3 = 860,1 kg/m3, dan
ρc sebesar 0,8557 gram/cm3 = 855,7 kg/m3
Menghitung densitas campuran kondensat menara distilasi dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.
ρ campuran =
∑
ρ
ρ campuran = , , ,
+ +
, , ,
Volume cairan =
. , × ×
Volume cairan =
,
= 32,4002v ft3
Berdasarkan Tabel 4-27 Ulrich halaman 249, diperoleh nilai rasio H dan D sebesar 3-
5. Dalam perancangan diambil Hs = 4D
= × D2 ×4D + 0,000049D3
Hc = 6,2417 ft
Hc = 6,3 ft
Perhitungan Tekanan Tinggi
P operasi = 1 atm = 14,7 psi
×
P hidrostatis =
, × ,
=
= 2,0695
= 2,0695 psi
P total = P operasi + P hidrostatis
= 14,7 psi + 2,0695
= 16,769
P desain =1,2 P total
= 20,123 psi
Dimana,
ts : tebal shell (in);
, . ×
= + ,
. × , − , × ,
= 0,1427 in
Berdasarkan perhitungan di atas, ditetapkan tebal shell sesuai standar sebesar 0,1875
in.
OD = ID + 2.ts
= 28+ 2×0,1875
= 28,375 in
Dari Tabel 5.7 Brownel & Young halaman 89, pada OD = 28 in dan tebal = 0,1875 in
= in
= 14
AB = a – icr
= 14-1,75
= 12,25
BC = r – icr
= 26-1,75
= 24,25
b = r - √ BC − AB
= 36 - √ , − ,
= 5,0715 in
Menghitung stress-intensification factor untuk torispherocal dished head dengan
menggunakan rumus dari Brownell & Young persamaan 7.76 halaman 138 sebagai
berikut.
W = ( + √ )
= ( + √ ,
)
= 1,7136
Menghitung tebal torispherical dished head dengan menggunakan rumus dari
Brownell & Young persamaan 7.77 halaman 138 sebagai berikut.
. .
td = +c
.. − ,
, . × × ,
= + ,
× . × , − , × ,
= 0,1663
Berdasarkan perhitungan di atas, ditetapkan tebal torispherical dished head sesuai
standar sebesar 0,1875 in.
Berdasarkan Brownell & Young Tabel 5.8 halaman 93 pada ketebalan 0,1875 in =
in diperoleh nilai panjang straight flange (sf) sebesar 2 in.
Perhitungan tinggi dished head (OA) dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
OA = td + b + sf
= 0,1875 + 5,0715 + 2 in
= 7,2590 in
= 0,6049 ft
= 0,1843 m
Tinggi tangki total = H shell + H dished head
= 8,8 ft + 0,1843 ft
= 9,4049 ft
= 2,8661 m
Data densitas (ρ) diambil dari Chemical Properties Handbook (Yaws, 1999).
Densitas (ρ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
T
ρ = A B− −
T
Keterangan :
T dalam satuan Kelvin
ρ dalam satuan gram/cm3
Contoh perhitungan ρ benzene pada suhu 30oC = 303 K adalah ebagai berikut.
− − ,
ρb = 0,3009 ( , , )
ρb = 0,8680 gram/cm3
ρb = 868 kg/m3
Perhitungan ρ untuk toluena dan cumene pada suhu 30oC = 303 K dilakukan dengan
cara seperti di atas sehingga diperoleh ρT sebesar 0,8601 gram/cm3 = 860,1 kg/m3, dan
ρc sebesar 0,8557 gram/cm3 = 855,7 kg/m3
Menghitung densitas campuran kondensat menara distilasi dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.
ρ campuran =
∑
ρ
ρ campuran = , , ,
+ +
, , ,
Volume cairan =
. , × ×
Volume cairan =
,
,
= − ,
= 22,879 ft3
Berdasarkan Tabel 4-27 Ulrich halaman 249, diperoleh nilai rasio H dan D sebesar 3-
5. Dalam perancangan diambil Hs = 4D
= × D2 ×4D + 0,000049D3
Hc = 5,8289 ft
Hc = 6 ft
Perhitungan Tekanan Tinggi
P operasi = 1 atm = 14,7 psi
×
P hidrostatis =
, ×
=
= 0,6396
= 0,6396 psi
Dimana,
ts : tebal shell (in);
P : tekanan internal (psi);
ID : diameter dalam shell (in);
f : allowable working stress (psi);
E : efisiensi sambungan;
c : faktor korosi (in).
Perhitungan tebal shell tangki akumulator adalah sebagai berikut.
.
ts = +c
. − ,
, . ×
= + ,
. × , − , × ,
= 0,1397 in
Berdasarkan perhitungan di atas, ditetapkan tebal shell sesuai standar sebesar 0,1875
in.
Perhitungan Tebal Tutup ( Torispherical Dished Head)
Bagian tutup atas dan tutup bawah tangki akumulator
OD = ID + 2.ts
= 24+ 2×0,1875
= 24,375 in
Dari Tabel 5.7 Brownel & Young halaman 89, pada OD = 28 in dan tebal = 0,1875 in
= in
= 12
AB = a – icr
= 14-1,5
= 10,5
BC = r – icr
= 24-1,5
= 23,5
b = r - √ BC − AB
= 36 - √ , − ,
= 4,1002 in
Menghitung stress-intensification factor untuk torispherocal dished head dengan
menggunakan rumus dari Brownell & Young persamaan 7.76 halaman 138 sebagai
berikut.
W = ( + √ )
= ( + √ , )
= 1,75
Menghitung tebal torispherical dished head dengan menggunakan rumus dari
Brownell & Young persamaan 7.77 halaman 138 sebagai berikut.
. .
td = +c
.. − ,
, . × × ,
= + ,
× . × , − , × ,
= 0,1636
Berdasarkan perhitungan di atas, ditetapkan tebal torispherical dished head sesuai
standar sebesar 0,1875 in.
Berdasarkan Brownell & Young Tabel 5.8 halaman 93 pada ketebalan 0,1875 in =
in diperoleh nilai panjang straight flange (sf) sebesar 2 in.
Perhitungan tinggi dished head (OA) dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
OA = td + b + sf
= 0,1875 + 4,1002 + 2 in
= 6,2877 in
= 0,5239 ft
= 0,1507 m
Tinggi tangki total = H shell + H dished head
= 8 ft + 0,52389 ft
= 8,5239 ft
= 2,5981 m
Panas flue gas keluar furnace pada suhu 1.598,71 oC = 1.872 K sebesar 6.340.444.846
Joule/jam. Sebelum ke vaporizer dilakukan proses heat exchanger dengan bantuan
udara secara konveksi.
Panjang pipa yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu flue gas dari 1.598,71 oC
menjadi 1.300oC adalah sebagai berikut menggunakan persamaan sebagai berikut.
∫ ,
Cp dt flue gas = h × A × ΔT
Berdasarkan Tabel 4.7-2 Geankoplis halaman 280, untuk silinder horisontal diperoleh
persamaan untuk menghitung koefisien perpindahan panas
Tudara = 30oC = 303 K
/
h = 1,24 × ∆T
/
h = 1,24 × −
h = 14,40 W/m2.K
Ukuran pipa yang digunakan adalah :
NPS = 3,5 in
Sch.No= 40
ID = 4 in =0,1016 mm
OD = 3,548 in = 0,09012 mm
∫ Cp dt flue gas = h × A × ΔT
1.287.410.043 × = 14,40 . .
× A × (1872-303) K
357.613,9008 = 22.602,08 .
×A
A = 15,828 m2
A = × D2 × L
,
15,828 = ×0,090122 × L
L = 55,91m = 56 meter
V = Vaporising
(2) Menghitung ∆t {
S = Superheating
T ′−t ′ − T −t
∆t =
T′ − t ′
ln
T −t
T1 = 1.300oC = 2372oF
T2 = 735oC = 1.355 oF
t1 = 80,6oC = 176,36oF
t2 = 350oC = 662oF
T1’ = 992 oC = 1.817,6 F
t1’ = 80,6 oC = 176,36oF
. , − , − . − ,
∆t =
. , − ,
ln
. , − ,
= . , °F
∆t = T1- t2 = 2.372oF - 662oF = 1.710 °F
. . ,
= = 722,720 Btu/jam. °F
∆ . ,
. ,
∆
= .
= 639,670 Btu/jam. °F
∆t = = 639,67 oF
∑
∆
. . , Btu/Jam
=
Btu
jam . ft .× , °F
= ,
Berdasarkan tabel 10 halaman 843
OD/Diameter luar pipa = 1 in
BWG = 16
ID/Diameter dalam pipa = 0,87 in = 0,0675 ft
at” = 0,2618
L/panjang pipa = 12 ft
Mencari jumlah pipa yang dibutuhkan dalam cooler dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.:
A
N =
L. at"
, ft
=
ft
× ,
ft
= ,
Berdasarkan Tabel 9 Kern halaman 842, vaporizer menggunakan 1 in OD tubes on 1
1/4 in triangular pitch dengan jumlah passes 2 dan jumlah tube 32 buah, sehingga
diperoleh diameter dalam shell sebesar 10 in.
Luas transfer panas dalam cooler dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
A = N . . L. at"
ft
= . ft. ,
ft
= , ft
Menghitung nilai UD terkoreksi sebagai berikut:
Q
UD =
A. ∆T
. . , Btu/Jam
=
, ft . , °F
= Btu/jam. ft . °F
Tahap Vaporisasi
Fluida dingin : sisi shell Fluida panas : sisi tube
(4). Spasi baffle B = in (4).Dari Tabel 10, a ′ = , in
C’ = PT – OD tube= 1,25 – 1 = 0,25 in at =
N.at *
Pers. 7.48 (Kern, 1965)
.n
ID.C' .B
as = Pers. 7.1 (Kern, 1965) . ,
. 𝑇
at =
in. , in. in .
as = = 0,034 ft2
. , in at = 0,06599 ft2
(5). Kecepatan fluks massa: (5). Kecepatan fluks massa:
. , lb/jam . , lb/jam
G = G =
, , ft
Gs = 171.377,1831 lb/jam.ft2 Gt = 117.376,1513 lb/j.ft2
×
Res =
μ
Res = 13.572,00
(7). Dari Figure 28,Kern,1965, hal.838)
jH = 90
(8). k pada t’ = 0,07461 Btu/jam.ft.oF
Cp pada t’ = 0,4511 Btu/ lb.oF
.μ /
Pr1/3 =
Pr1/3 = 0,5004
(9). (9). Trial hio = 100 Btu/jam.ft2.F
.μ /
ho = jH. .
ho = 56 Btu/hr.ft2.oF
Persamaan 6.15 b, Kern, 1965, halaman 112
10. Suhu dinding pipa (tw)
tw = 1874 oF
Tahap Superheating
(6). μ pada tav = 0,2573 lb/jam.ft (6). IDt = 0,87in = 0,0725 ft
,
De = = 0,06 (Figure 28,Kern,1965, hal.838) (Tabel 10, Kern, 1965, halman 843)
Res =
× μ pada Tav = 0,1213 lb/jam.ft
μ
.
Re = μ
Pers. 6.5 (Kern, 1965)
Res = 39.963,313
Re = . ,
(7). Dari Figure 28,Kern,1965, hal.838) (7). L/D = 12/0,0675 = 165,51
jH = 150 jH = 200
(Figure 24, Kern, 1965, halaman
834)
(8). k pada tav = 0,04535 Btu/hr.ft.oF (8). k pada Tav = 0,0325 Btu/hr.ft.oF
Cp pada tav = 0,5814 Btu/lb.oF Cp pada Tav = 0,7273 Btu/lb.oF
.μ / .μ /
Pr1/3 = Pr1/3 =
Persamaan 6.15 b, Kern, 1965, halaman 112 Persamaan 6.15a, Kern, 1965,
∅ = 1 dianggap karena bukan fraksi minyak bumi) halaman 112
Lv = L. = 4 ft
S = 0,8758
f. Gs . Ds. N +
∆P =
, × . De. s
Pers. 12.47 (Kern, 1965)
∆P
, × . , lb/jam. ft × ,
=
, × × , × ,
∆P =0,6167 psi
∆P ≤ ∆P allowable = 5 psi)
∆P = ∆P + ∆P
∆P = , + 0,6167= 1,7509 psi
∆P ≤ ∆P allowable = 10 psi)
−
R = ×
= 0,0053 Btu/hr. ft2.oF Pers. 6.13 (Kern, 1965)
Ringkasan Perhitungan
Fluida Dingin
Flue gas (tube)
(shell)
56 (Vaporisasi) h outside (Btu/jam.ft2.oF) 200 (Vaporisasi)
33 (Superheating) , (Superheating)
UC = 45,07 Btu/jam. ft ℉
UD = Btu/jam. ft ℉
Rdcalculated = 0,0053jam. ft ℉/Btu
Rd required = 0,003 jam. ft ℉/Btu
1,7509 psi ∆P calculated , psi
10 psi ∆P allowable 10 psia
Vaporizer (V-216)
Identifikasi : Tanggal:21 Desember 2017
Nama alat : Vaporizer Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor alat: V-216 Jeni Pabontong
Jumlah : 1 unit
Fungsi : Menguapkan benzene dari tangki penampung recycle dan menaikan suhu
benzene dari 80,06 oC menjadi 350oC
Operasi : Kontinyu
Dasar Pemilihan :Mudah dalam pengoperasian serta biaya operasi lebih murah.
Tipe : Shell and tube heat exchanger 1-2 dengan aliran counter current.
ID tube : 0,87 in Tube passes :2
OD tube : 1 in Shell passes :1
BWG : 16 Jumlah tube : 32
ID shell : 10 in Pressure drop shell : 1,7509 psi
Baffle spacing : 5 in Pressure drop tube : , psi
Pitch : 1,25 in
Kontrol : Temperature Controller
Dasar pemilihan : Desain sederhana dan cocok untuk menyimpan produk dalam
kapasitas besar
Kondisi operasi : Tekanan = 1 atm, Suhu = 30ºC
Waktu tinggal : 7 hari
Jumlah : 5 buah
= A [B− −
]
Keterangan:
T dalam satuan Kelvin
ρ dalam satuan gram/cm3
Contoh perhitungan benzena pada suhu 30oC=303 K adalah sebagai berikut:
− −
= A [B ]
,
− −
= , [ , , ]
kg
= ,
m
Perhitungan ρ untuk toluena, benzena dam DIPB dilakukan dengan cara seperti di atas
dan diperoleh densitas seperti pada tabel C.42 sebagai berikut:
q
Komponen q (kg/m3)
(gr/cm3)
Cumene 0,8550 855,7236
Benzena 0,8680 868,0972
Toluena 0,8601 860,1594
DIPB 0,8301 830,0999
=
xi
Σ
fi
=
, , , ,
+ + +
kg kg kg kg
, , , ,
m m m m
kg
= ,
m
lb
= ,
ft
kg jam
,
jam × hari ×
hari
=
kg
,
m
= , m
C
D= H×
C +C +C +C
C
= H×
C + C
C
= H×
C
= H
Dimana:
D = diameter tangki
H = tinggi tangki
C1 = biaya fabricated shell
C2 = biaya fabricated bottom
C3 = biaya fabricated roof (atap)
= H
H
=
D
Ditetapkan tinggi shell sama dengan dari diameter tangki, HS = D
Volume tangki = × D × Hs
D
= ×D × D
D
, m = D
D = , m=
D = , ft = ft = in
H= D
= × m
= , m
= , ft =18 ft
Dari Brownell & Young Appendix E halaman 348 pada diameter tangki 45 ft = 540 in
dan tinggi tangki 18 ft diperoleh volume tangki sebesar 5.100 barrel = 810 m3 =
28.634,376 ft3. Perancangan tangki, digunakan plate dengan lebar 6 ft = 72 in,
sehingga tangki penyimpanan benzena tersusun atas 3 buah course. Sehingga pada
perancangan tangki penyimpanan cumene diambil diameter tangki 45 ft dan tinggi
shell 18 ft.
Perhitungan Tebal Shell Course
Bahan kostruksi : Carbon steel SA-283 grade D
Allowable working stress (f) : 12.650 psi (Brownell & Young Tabel 13.1, halaman
251)
Tipe pengelasan : Double-welded butt joint dengan efisiensi 80
(Brownell Young Tabel 13.2, halaman 254)
Faktor korosi : 0,125 in
Perhitungan tebal shell dengan menggunakan persamaan 3.16 Brownell & Young
halaman 45 sebagai berikut:
P×D
ts = +c
×f×E
Dimana:
ts = tebal shell (in)
P = tekanan intenal (psi)
D = diameter dalam (in)
f = allowable working stress (psi)
E = efisiensi sambungan
c = faktor korosi.
Tekanan internal (P) dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan 3.17 Brownell
& Young halaman 46 sebagai berikut:
H−
P= ×
Dimana:
P = tekanan internal (psi);
ρ = densitas bahan dalam tangki (lb/ft3);
H = tinggi shell (ft).
Tebal shell tangki penyimpanan cumene dapat dihitung dengan mensubstitusikan
persamaan Brownell & Young 3.17 ke persamaan 3.16 sebagai berikut:
P×D
ts = +c
×f×E
H−
P×
ts = +c
×f×E
P× H− ×D
ts = +
× ×f×E
* Course 1
Perancangan tangki dengan menggunakan 3 plate coarse dan allowable untuk vertical
welded joint (jarak sambungan antar plate) = in, serta lebar plate = 6 ft. Menghitung
× H− ×D
t = +c
× ×f×E
lb
, × − × in
= ft + , in
in
× . psi × ,
ft
= , in = in
* Course 2
P× H− ×D
t = +c
× ×f×E
lb
, × − − × in
= ft + , in
in
× . psi × ,
ft
= , in = in
* Course 3
P× H− ×D
t = +c
× ×f×E
lb
, × − − × in
= ft + , in
in
× . psi × ,
ft
= , in =
=
sin °
= , in
Berdasarkan perhitungan di atas, ditetapkan tebal tutup sesuai standar sebesar in
Hd = D × tan
= × tan
= 3,9673 ft
= 1,2 m
Tinggi Tangki Total = H +H
= + ,
= , ft
= , m
Volume tangki : , m
Diameter dalam shell : 540 in = 45 ft
Tinggi tangki total : 21,96 ft = 6,693 m
Tinggi shell : 18 ft
Tinggi head : 6,1705 ft = 1,8820 m
Tebal shell course 1 : 0,3125 in
Tebal shell course 2 : 0,25 in
Tebal shell course 3 : 0,1875
Tebal head : 0,6478 in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade D
Kontrol : Level Indicator, Ratio Controlle
=
xi
Σ i
=
, ,
+
kg kg
, ,
m m
kg
= ,
m
lb
= ,
ft
Menghitung laju volumetrik (qf) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
massa total campuran
q =
Densitas campuran
lb
, jam
=
lb
,
ft
ft
= ,
jam
ft
= ,
s
m
= ,
s
Menghitung diameter dalam pipa optimum dengan trial aliran adalah aliran turbulen
(NRe>2.100) menggunakan persamaan 15 Peter and Timmerhaus halaman 496
sebagai berikut:
, ,
ID = , ×q ×
Dimana:
qf = laju volumetrik fluida (ft3/s)
ρ = densitas fluida (lb/ft3)
, ,
ID = , ×q ×
, ,
= , × , × ,
= , in
Berdasarkan Lampiran A.5 Tabel A.5-1 Geankoplis halaman 996-997, digunakan
ukuran pipa standar sebagai berikut:
D nominal : 1,25 in
Schedule : 40
ID : 1,38 in = 0,0350 m
OD : 1,66 in
Ap : 0,000965 m2
+ + . + .
𝜇=
Dimana: μ = viskositas senyawa (cP)
T = suhu (K).
Data A, B, C, dan D untuk menghitung viskositas senyawa (μ) disajikan pada Tabel
C.44 sebagai berikut:
Tabel C.44. Data Untuk Menghitung Viskositas
Komponen A B C D
Benzena -7,4005 1,18E+03 0,0149 -1,37E-05
Toluena -5,1649 8,11E+02 0,0105 -1,05E-05
= ,
Perhitungan viskositas campuran (μ) adalah sebagai berikut.
μ = X .μ + X .μ
= , × , + , × ,
= ,
= ,
P −P
v −v +g z −z + + ∑ F + Ws =
α
Dimana ƩF merupakan total friksional loss yang meliputi:
1. Losses karena sudden contraction (hc)
2. Losses karena friksi pada pipa lurus (Ff)
3. Losses karena friksi pada elbow, union, dan valve (hf)
4. Losses karena sudden enlargement (hex)
Perhitungan Σf
1. Losses karena sudden contraction (hc)
Menghitung nilai koefisien contraction loss (Kc) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
A
kc = , ( − )
A
Dimana:
A1 = luas penampang separator drum (m2)
A2 = luas penampang pipa (m2).
Perhitungan A1 dan A2 adalah sebagai berikut:
A = ID
= ,
= ,
A = ID
= ,
= , m
A , m
=
A , m
= ,
A
k = , ( − )
A
= , − ,
= ,
sebesar
0,00013, diperoleh nilai f sebagai ordinat sebesar 0,006
Menghitung losses karena friksi pada pipa lurus (Ff) dengan persamaan 2.10-6
Geankoplis halaman 93 sebagai berikut:
∆L v
F = f .
D
Dimana:
f = Faktor friksi
ΔL = Panjang pipa lurus (m)
D = Diameter dalam pipa (m)
v = Kecepatan alir fluida dalam pipa (m/s)
∆L = , + + + + ++
= , m
∆L v
F = f .
D
m
, m , s
= . , .
, m
= ,
=
Jumlah union yang dibutuhkan adalah 17 unit union untuk pipa lurus dan 2 unit union
untuk pompa, sehingga jumlah total union yang dibutuhkan adalah 19 unit.
Menghitung Kf total dengan persamaan sebagai berikut:
K = × K elbow ° + K gate valve wide open + + K union
= × , + , + + ,
= ,
Menghitung losses karena elbow, union, dan valve (hf) dengan menggunakan
persamaan 2.10-17 Geankoplis halaman 99 sebagai berikut:
V
h =
Dimana:
Kf = loss factor untuk fitting dan valve
v1 = kecepatan alir fluida dalam pipa
V
h =K
,
= , ×
m
= ,
s
Karena A1 jauh lebih kecil dari A2, maka dapat diabaikan, sehingga Kex = 1.
ℎ =K .
Dimana:
Kex = Koefisien expansion loss
v1 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
α = 1 untuk aliran turbulen
h =K .
,
= ×
.
m
= ,
s
Menghitung total frictional loss (ƩF) dengan persamaan 2.10-18 Geankoplis halaman
100 sebagai berikut:
∑F = h + F +h + h
m m m m
= , + , + , + ,
s s s s
m
= ,
s
Efisiensi pompa Berdasarkan Figure 14.37 Peter and Timmerhaus halaman 520, pada
kapasitas sebagai absis sebesar 0,0298 ft3/s = 13,3751 gal/min, diperoleh nilai efisiensi
pompa sebagai ordinat sebesar 20%.
Menghitung brake hp dengan persamaan 2.7-30 Geankoplis halaman 69 sebagai
berikut:
−ws
brake Hp =
joule
, s
=
,
joule
= ,
s
= , kW
= , hp
Efisiensi motor
Berdasarkan Figure 14.38 Peter and Timmerhaus halaman 521, pada broke HP sebagai
absis sebesar 13,0467 hp, diperoleh efisiensi motor sebagai ordinat sebesar 87%.
Menghitung Wp dengan persamaan sebagai berikut:
brake HP
W =
, hp
=
,
= , hp
= , watt
Berdasarkan perhitungan di atas, digunakan pompa dengan power motor sebesar 15
hp
Spesifikasi Pompa I
Pompa I(L-113)
Identifikasi: Tanggal: 21 Desember 2017
Nama Alat : Pompa I Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor Alat : L-113 Jeni Pabontong
Jumlah :1
Fungsi: Memompa campuran cairan benzena dan toluena dari tangki penampungan
ke furnace
Operasi: Kontinyu
Dasar Pemilihan: Cocok untuk mengalirkan cairan dengan tekanan tinggi
Tipe: High pressure pump
Dimensi:
Kapasitas : 2463,652 kg/jam = 5432,354 lb/jam
Laju Volumetrik : 0,0298 ft3/s
Ukuran Pipa : 1,25 in schedule 40
Efisiensi Pompa : 20%
Efisiensi Motor : 87%
Power Motor : 15 hp
Bahan Konstruksi: carbon steel
C.17. Pompa II
Fungsi : Memompa cairan benzena, toluena, cumene dan DIPB dari
separator drum menuju menara distilasi
Tipe : centrifugal pump
Dasar Pemilihan : Cocok untuk mengalirkan fluida dengan viskositas di bawah
0,2 Pa.s
Operasi : Kontinyu
Jumlah :1
Kondisi Operasi : Suhu 99,55ºC dan tekanan 1 atm
=
xi
Σ
i
=
, , , ,
+ + +
kg kg kg kg
, , , ,
m m m m
kg
= ,
m
lb
= ,
ft
Menghitung laju volumetrik (qf) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
massa total campuran
q =
Densitas campuran
lb
. , jam
=
lb
,
ft
ft
= ,
jam
ft
= ,
s
m
= ,
s
Menghitung diameter dalam pipa optimum dengan trial aliran adalah aliran turbulen
(NRe>2.100) menggunakan persamaan 15 Peter and Timmerhaus halaman 496
sebagai berikut:
, ,
ID = , ×q ×
Dimana:
qf = laju volumetrik fluida (ft3/s)
ρ = densitas fluida (lb/ft3)
, ,
ID = , ×q ×
, ,
= , × , × ,
= , in
= ,
Perhitungan viskositas campuran (μ) adalah sebagai berikut.
μ = X .μ + X .μ + X .μ +X .μ
= , × , + , × , + , × , + , × ,
= , cP
kg
= ,
ms
Menghitung bilangan Reynold (NRe) dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
× v × ID
NRe =
μ
kg m
, × ,
m s × , m
=
kg
, ms
= .
Perhitungan Σf
1. Losses karena sudden contraction (hc)
Menghitung nilai koefisien contraction loss (Kc) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
A
kc = , ( − )
A
Dimana:
A1 = luas penampang separator drum (m2)
A2 = luas penampang pipa (m2).
Perhitungan A1 dan A2 adalah sebagai berikut:
A = ID
= ,
= , m
A = ID
= ,
= , m
A , m
=
A , m
= ,
A
k = , ( − )
A
= , − ,
= ,
Menghitung hc dengan persamaan 2.10-16 Geankoplis halaman 98 sebagai berikut:
v
h =k .
α
Dimana:
sebesar
0,0007, diperoleh nilai f sebagai ordinat sebesar 0,0045.
Menghitung losses karena friksi pada pipa lurus (Ff) dengan persamaan 2.10-6
Geankoplis halaman 93 sebagai berikut:
∆L v
F = f .
D
Dimana:
f = Faktor friksi
ΔL = Panjang pipa lurus (m)
D = Diameter dalam pipa (m)
v = Kecepatan alir fluida dalam pipa (m/s)
∆L = , + + + + , + ,
= , m
∆L v
F = f .
D
m
, m ,
= . , . s
, m
= ,
=
Jumlah union yang dibutuhkan adalah 6 unit union untuk pipa lurus dan 2 unit union
untuk pompa, sehingga jumlah total union yang dibutuhkan adalah 8 unit.
Menghitung Kf total dengan persamaan sebagai berikut:
K = × K elbow ° + K gate valve wide open + × K union
= × , + , + × ,
= ,
Menghitung losses karena elbow, union, dan valve (hf) dengan menggunakan
persamaan 2.10-17 Geankoplis halaman 99 sebagai berikut:
V
h =
Dimana:
Kf = loss factor untuk fitting dan valve
v1 = kecepatan alir fluida dalam pipa
V
h =K
,
= , ×
m
= ,
s
Karena A1 jauh lebih kecil dari A2, maka dapat diabaikan, sehingga Kex = 1.
ℎ =K .
Dimana:
Kex = Koefisien expansion loss
v1 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
α = 1 untuk aliran turbulen
h =K .
m
,
= ×
.
m
= ,
s
Menghitung total frictional loss (ƩF) dengan persamaan 2.10-18 Geankoplis halaman
100 sebagai berikut:
∑F = h + F +h + h
m m m m
= , + , + , + ,
s s s s
m
= ,
s
joule
= ,
kg
joule
= ,
s
Efisiensi pompa Berdasarkan Figure 14.37 Peter and Timmerhaus halaman 520, pada
kapasitas sebagai absis sebesar 0,0786 ft3/s = 35,2781 gal/min, diperoleh nilai efisiensi
pompa sebagai ordinat sebesar 30%.
Menghitung brake hp dengan persamaan 2.7-30 Geankoplis halaman 69 sebagai
berikut:
−ws
brake Hp =
joule
, s
=
,
joule
= ,
s
= , kW
= , hp
Efisiensi motor
Berdasarkan Figure 14.38 Peter and Timmerhaus halaman 521, pada broke HP sebagai
absis sebesar 0,3457 hp, diperoleh efisiensi motor sebagai ordinat sebesar 80%.
Menghitung Wp dengan persamaan sebagai berikut:
brake HP
W =
, hp
=
,
= , hp
= , watt
Berdasarkan perhitungan di atas, digunakan pompa dengan power motor sebesar 0,5
hp
Spesifikasi Pompa II
Pompa II (L-126)
Identifikasi: Tanggal: 21 Desember 2017
Nama Alat : Pompa II Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor Alat : L-126 Jeni Pabontong
Jumlah :1
Fungsi: Memompa campuran cairan benzena, toluena, cumene dan DIBP dari
flusdrum menuju menara distilasi
Operasi: Kontinyu
Dasar Pemilihan: Cocok untuk mentransportasikan fluida dengan viskositas di
bawah 0,2 Pa.s
Tipe: Centrifugal Pump
Dimensi:
Kapasitas : 6.487 kg/jam = 14.303,8848 lb/jam
Laju Volumetrik : 0,0786 ft3/s
Ukuran Pipa : 2,5 in schedule 40
Efisiensi Pompa : 30%
Efisiensi Motor : 80%
Power Motor : 0,5 hp
Bahan Konstruksi: carbon steel
Berdasarkan perhitungan pada neraca massa Menara Distilasi pada Lampiran A dan
neraca panas Menara Distilasi pada Lampiran B, diperoleh komposisi aliran massa
keluar kondensat, L, dan D menuju ke Menara Distilasi dan Vaporizer yang disajikan
pada Tabel C.47. sebagai berikut.
qf =
Massa
Massa Densitas qf qf qf
Aliran total
(lb/jam) (lb/ft3) (ft3/jam) (ft3/s) (m3/s)
(kg/jam)
Aliran 1 3.822,4014 8.426,9426 54,1852 155,5210 0,0432 0,0012
Aliran 2 1.123,2547 24.76,3497 54,1852 45,7016 0,0127 0,0004
Aliran 3 2.699,1467 5.950,5928 54,1852 109,8194 0,0305 0,0009
Menghitung diameter dalam pipa optimum dengan trial aliran adalah aliran turbulen
(NRe>2.100) menggunakan persamaan 15 Peter and Timmerhaus halaman 496
sebagai berikut
ID OD
Qf Densitas IDT op
Aliran standar Schedule standar
( ft3/s) (lb/ft3) (in)
(in) (in)
Aliran 1 0,0432 54,1852 1,5938 1,610 40 1,900
Aliran 2 0,0127 54,1852 0,9185 1,049 40 1,315
Aliran 3 0,0305 54,1852 1,3628 1,380 40 1,660
+ + . + .
μ= T
Dimana :
T = suhu (K)
Data A, B, C dan D untuk menghitung viskositas senyawa dalam fse cair (μ)
Komponen A B C D
Benzene -7,4005 1181,5 0,0149 -0,000013713
Toluene -5,1649 810,68 0,0105 -0,000010488
Cumene -5,9339 963,84 0,0119 -0,000011108
+ + . + .
μB = T
,
− , + + , . +− ,.
μB =
μB = 0,5682 cP
Perhitungan viskositas toluena (μT) dan cumene(μC) dengan cara seperti diatas dan
diperoleh nilai (μT) dan (μC) berturut-turut sebesar 0,5360 cP dan 0,6807 cP.
Menghitung μ dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
μ = xi . μ
Dimana :
xi = fraksi mol komponen feed
μ = viskositas komponen feed (cP)
Berdasarkan perhitungan neraca massa menara distilasi dalam Lampiran A, diperoleh
komposisi feed menara distilasi dan disajikan dalam Tabel C.58 sebagai berikut.
Perhitungan viskositas molar feed adalah sebagai berikut.
μ = μB.xB + μT. xT + μC. xC + μD. xD
μ = 0,5689 cP
berikut.
× ×
(NRe) =
μ
Density
Aliran v (m/s) ID (m) μ ( kg/m.s) Nre
(kg/m3)
Aliran 1 867,9638 0,9320 0,0409 0,0006 58134,7655
Aliran 2 867,9638 0,6453 0,0266 0,0006 26.221,6949
Aliran 3 867,9638 0,8957 0,0351 0,0006 47.891,1444
Perhitungan ∑ 𝐅
1. Losses karena sudden contraction (hc)
Menghitung nilai koefisien contraction loss (Kc) dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.
KC = 0,55 −
Dimana:
A1 = luas penampang alat 1 (m2);
A2 = luas penampang pipa (m2).
Perhitungan A1 dan A2 adalah sebagai berikut.
Aliran 1
A1 = × π × ID2
= × π × (0,9652)2
= 0,7313 m2
A2 = × π × ID2
= × π × (0,04089)2
= 0,00179 m2
,
= ,
= 0,00179
Aliran 2
A1 = × π × ID2
= × π × (0,04089)2
= 0,001312 m2
A2 = × π × ID2
= × π × (0,02664)2
= 0,000557 m2
,
= ,
= 0,42445
Aliran 3
A1 = × π × ID2
= × π × (0,04089)2
= 0,001312 m2
A2 = × π × ID2
= × π × (0,03505)2
= 0,0009643 m2
,
= ,
= 0,7347
hc = Kc ×
Dimana:
Kc = Koefisien contraction loss;
v = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s);
α = 1 untuk aliran turbulen.
hc
Aliran A1 (m2) A2 (m2) A2/A1 Kc α v (m/s)
( m/s2)
Aliran 1 0,9652 0,0013 0,0017 0,5490 1,000 0,9320 0,2384
Aliran 2 0,0021 0,0005 0,4244 0,2165 1,000 0,6452 0,0659
Aliran 3 0,0021 0,0009 0,7347 0,1458 1,000 0,8957 0,0585
Dimana :
f = Faktor friksi;
ΔL = Panjang pipa lurus (m);
D = Diameter dalam pipa (m);
v = Kecepatan alir fluida dalam pipa (m/s).
ID v Ff
Aliran ɛ /ID Nre f ΔL (m)
(m) (m/s) (m2/s2
Aliran 1 0,0409 0,0011 58.134,7655 0,0060 3,0000 0,9320 0,7648
Aliran 2 0,0266 0,0017 26.221,6949 0,0065 18,0000 0,6453 3,6572
Aliran 3 0,0351 0,0013 47891,1444 0,0055 10,0000 0,8957 2,5180
Nn = –1
Hf = Kf .
Dimana :
Kf = loss factor untuk fitting dan valve;
v1 = kecepatan alir fluida dalam pipa
Kex = −
Dimana :
A1 = luas penampang pipa (m2);
Karena A1 jauh lebih kecil dari A2, maka dapat diabaikan, sehingga Kex = 1.
Hex = Kex .
Dimana :
Kex = Koefisien expansion loss;
v1 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s);
α = 1 untuk aliran turbulen.
hex
Aliran A1 A2 A2/A1 Kex α v (m/s)
(m/s2)
Aliran 1 0,0013 - - - 1,0000 0,9320 0,00000
Aliran 2 0,0005 ∞ 0 1,0000 1,0000 0,6452 0,2081
Aliran 3 0,0009 ∞ 0 1,0000 1,0000 0,8957 0,4011
(∑ F = hc + Ff + hf + hex
hc Ff hf hex F m m.F
Aliran
(m2/s2) (m2/s2) (m2/s2) (m2/s2) (m2/s2) (kg/s) (J/s)
Aliran 1 0,2384 0,7647 0,4361 0,0000 1,4393 1,0618 1,5282
Aliran 2 0,0659 3,6572 0,3810 0,2082 4,3123 0.3120 1,3455
Aliran 3 0,0585 2,5180 1,0029 0,4011 4,0443 0,7497 2,9845
Total 5,8582
Aliran 1
×V +Z + = 150,8493 J/kg = 159 J/s
Aliran 2
×V +Z + = 259,0469 J/kg =80,8265 J/s
Aliran 3
×V +Z + = 151,4399 J/kg = 113,5440 J/s
Efisiensi Pompa
Berdasarkan Figure 14.37 Peter and Timmerhaus halaman 520, pada kapasitas sebagai
absis sebesar 0,04511 ft3/s = 106,3375 gal/min, diperoleh nilai efisiensi pompa
sebagai ordinat sebesar 25%.
Menghitung brake hp dengan persamaan 2.7-30 Geankoplis halaman 69 sebagai
berikut.
−
Brake HP =
,
=
,
=161,5178 joule/s
= 0,1615 kW
= 0,2165 hp
Efisiensi motor
Berdasarkan Figure 14.38 Peter and Timmerhaus halaman 521, pada broke HP
sebagai absis sebesar 4,0551 hp, diperoleh efisiensi motor sebagai ordinat sebesar
84%.
Menghitung Wp dengan persamaan sebagai berikut.
,
Wp = = = 0,2578 hP
,
Berdasarkan pertimangan diatas, digunakan pompa dengan power motor sebesar 0,5
hp
Jumlah :1
Kondisi Operasi : Suhu 153,47ºC dan tekanan 1 atm
=
xi
Σ i
=
, , , ,
+ + +
kg kg kg kg
, , , ,
m m m m
kg
= ,
m
lb
= ,
ft
Menghitung laju volumetrik (qf) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
massa total campuran
q =
Densitas campuran
lb
, jam
=
lb
,
ft
ft
= ,
jam
ft
= ,
s
m
= ,
s
Menghitung diameter dalam pipa optimum dengan trial aliran adalah aliran turbulen
(NRe>2.100) menggunakan persamaan 15 Peter and Timmerhaus halaman 496
sebagai berikut:
, ,
ID = , ×q ×
Dimana:
qf = laju volumetrik fluida (ft3/s)
ρ = densitas fluida (lb/ft3)
, ,
ID = , ×q ×
, ,
= , × , × ,
= , in
= ,
Perhitungan viskositas campuran (μ) adalah sebagai berikut.
μ = X .μ + X .μ + X .μ +X .μ
= , × , + , × , + , × ,
+ , × ,
= ,
= ,
Perhitungan Σf
1. Losses karena sudden contraction (hc)
Menghitung nilai koefisien contraction loss (Kc) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
A
kc = , ( − )
A
Dimana:
A1 = luas penampang separator drum (m2)
A2 = luas penampang pipa (m2).
A = ID
= ,
= , m
A = ID
= ,
= , m
A , m
=
A , m
= ,
A
k = , ( − )
A
= , − ,
= ,
sebesar
0,0008, diperoleh nilai f sebagai ordinat sebesar 0,005
Menghitung losses karena friksi pada pipa lurus (Ff) dengan persamaan 2.10-6
Geankoplis halaman 93 sebagai berikut:
∆L v
F = f .
D
Dimana:
f = Faktor friksi
ΔL = Panjang pipa lurus (m)
D = Diameter dalam pipa (m)
v = Kecepatan alir fluida dalam pipa (m/s)
∆L = + + + , + + + ,
= , m
∆L v
F = f .
D
m
, m , s
= . , .
, m
= ,
=
Jumlah union yang dibutuhkan adalah 5 unit union untuk pipa lurus dan 1 unit union
untuk pompa, sehingga jumlah total union yang dibutuhkan adalah 7 unit.
Menghitung Kf total dengan persamaan sebagai berikut:
K = × K elbow ° + K gate valve wide open + × K union
= × , + , + × ,
= ,
Menghitung losses karena elbow, union, dan valve (hf) dengan menggunakan
persamaan 2.10-17 Geankoplis halaman 99 sebagai berikut:
V
h =
Dimana:
Kf = loss factor untuk fitting dan valve
v1 = kecepatan alir fluida dalam pipa
V
h =K
,
= , ×
m
= ,
s
Karena A1 jauh lebih kecil dari A2, maka dapat diabaikan, sehingga Kex = 1.
h =K .
Dimana:
Kex = Koefisien expansion loss
v1 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
α = 1 untuk aliran turbulen
ℎ = . 𝛼
,
= ×
.
= ,
Menghitung total frictional loss (ƩF) dengan persamaan 2.10-18 Geankoplis halaman
100 sebagai berikut:
∑F = h + F +h + h
m m m m
= , + , + , + ,
s s s s
m
= ,
s
P −P
v −v +g z −z +( ) + ∑ F + Ws =
α
P −P
−Ws = v −v +g z −z +( ) + ∑F
α
. − .
= , − + , − , +( )+ ,
. ,
joule
= ,
kg
joule
= ,
s
Efisiensi pompa Berdasarkan Figure 14.37 Peter and Timmerhaus halaman 520, pada
kapasitas sebagai absis sebesar 0,0459 ft3/s = 20,6 gal/min, diperoleh nilai efisiensi
pompa sebagai ordinat sebesar 30%.
Menghitung brake hp dengan persamaan 2.7-30 Geankoplis halaman 69 sebagai
berikut:
−ws
brake Hp =
joule
, s
=
,
joule
= ,
s
= , kW
= , hp
Efisiensi motor
Berdasarkan Figure 14.38 Peter and Timmerhaus halaman 521, pada broke HP sebagai
absis sebesar 0,2782 hp, diperoleh efisiensi motor sebagai ordinat sebesar 80%.
Menghitung Wp dengan persamaan sebagai berikut:
brake HP
W =
, hp
=
,
= , hp
= , watt
Berdasarkan perhitungan di atas, digunakan pompa dengan power motor sebesar 0,5
hp
Spesifikasi Pompa IV
Pompa IV (L-218)
Identifikasi: Tanggal: 21 Desember 2017
Nama Alat : Pompa IV Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor Alat : L-218 Jeni Pabontong
Jumlah :1
Fungsi: Memompa campuran cairan benzena, toluena, cumene dan DIBP dari
reboiler menuju cooler
Operasi: Kontinyu
Dasar Pemilihan: Cocok untuk mentransportasikan fluida dengan viskositas di
bawah 0,2 Pa.s
Tipe: Centrifugal Pump
Dimensi:
Kapasitas : 3787,8758 kg/jam = 8352,2663 lb/jam
Laju Volumetrik : 0,0459 ft3/s
Ukuran Pipa : 2 in schedule 40
Efisiensi Pompa : 30%
Efisiensi Motor : 80%
Power Motor : 0,5 hp
Bahan Konstruksi: carbon steel
C.20. Pompa V
Fungsi : Memompa cairan benzena, toluena, cumene dan DIPB dari
cooler ke tangki penyimpanan cumene
Tipe : centrifugal pump
Dasar Pemilihan : Cocok untuk mengalirkan fluida dengan viskositas di bawah
0,2 Pa.s
Operasi : Kontinyu
Jumlah : 1 buah
Kondisi Operasi : Suhu 40ºC dan tekanan 1 atm
=
xi
Σ i
=
, , , ,
+ + +
kg kg kg kg
, , , ,
m m m m
kg
= ,
m
lb
= ,
ft
= ,
Perhitungan viskositas campuran (μ) adalah sebagai berikut.
μ = X .μ + X .μ + X .μ +X .μ
= , × , + , × , , + , × ,
+ , × ,
= ,
= ,
Perhitungan Σf
1. Losses karena sudden contraction (hc)
Menghitung nilai koefisien contraction loss (Kc) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
A
kc = , ( − )
A
Dimana:
A1 = luas penampang separator drum (m2)
A2 = luas penampang pipa (m2).
A = ID
= ,
= ,
A = ID
= ,
= , m
A , m
=
A , m
= ,
A
k = , ( − )
A
= , − ,
= ,
sebesar
0,00013, diperoleh nilai f sebagai ordinat sebesar 0,0008
Menghitung losses karena friksi pada pipa lurus (Ff) dengan persamaan 2.10-6
Geankoplis halaman 93 sebagai berikut:
∆L v
F = f .
D
Dimana:
f = Faktor friksi
ΔL = Panjang pipa lurus (m)
D = Diameter dalam pipa (m)
v = Kecepatan alir fluida dalam pipa (m/s)
∆L = , + + + + , + , +
= , m
∆L v
F = f .
D
m
, m , s
= . , .
, m
= ,
=
Jumlah union yang dibutuhkan adalah 5 unit union untuk pipa lurus dan 2 unit union
untuk pompa, sehingga jumlah total union yang dibutuhkan adalah 7 unit.
Menghitung Kf total dengan persamaan sebagai berikut:
K = × K elbow ° + K gate valve wide open + × K union
= × , + , + × ,
= ,
Menghitung losses karena elbow, union, dan valve (hf) dengan menggunakan
persamaan 2.10-17 Geankoplis halaman 99 sebagai berikut:
V
h =
Dimana:
Kf = loss factor untuk fitting dan valve
v1 = kecepatan alir fluida dal\am pipa
V
h =K
,
= , ×
m
= ,
s
Karena A1 jauh lebih kecil dari A2, maka dapat diabaikan, sehingga Kex = 1.
ℎ =K .
Dimana:
Kex = Koefisien expansion loss
v1 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
α = 1 untuk aliran turbulen
ℎ =K .
,
= ×
.
m
= ,
s
Menghitung total frictional loss (ƩF) dengan persamaan 2.10-18 Geankoplis halaman
100 sebagai berikut:
∑F = h + F +h + h
m m m m
= , + , + , + ,
s s s s
m
= ,
s
P −P
v −v +g z −z +( ) + ∑ F + Ws =
α
P −P
−Ws = v −v +g z −z +( ) + ∑F
α
. − .
= , − + , − , +( )+ ,
. ,
joule
= ,
kg
joule
= . ,
s
Efisiensi pompa Berdasarkan Figure 14.37 Peter and Timmerhaus halaman 520, pada
kapasitas sebagai absis sebesar 0,0459 ft3/s = 20,6 gal/min, diperoleh nilai efisiensi
pompa sebagai ordinat sebesar 25%.
Menghitung brake hp dengan persamaan 2.7-30 Geankoplis halaman 69 sebagai
berikut:
−ws
brake Hp =
joule
, s
=
,
joule
= ,
s
= , kW
= , hp
Efisiensi motor
Berdasarkan Figure 14.38 Peter and Timmerhaus halaman 521, pada broke HP sebagai
absis sebesar 0,5541 hp, diperoleh efisiensi motor sebagai ordinat sebesar 80%.
Menghitung Wp dengan persamaan sebagai berikut:
brake HP
W =
, hp
=
,
= , hp
= , watt
Berdasarkan perhitungan di atas, digunakan pompa dengan power motor sebesar 1 hp
Spesifikasi Pompa V
Pompa V(L-221)
Identifikasi: Tanggal: 21 Desember 2017
Nama Alat : Pompa V Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor Alat : L-221 Jeni Pabontong
Jumlah :1
Fungsi: Memompa campuran cairan benzena, toluena, cumene dan DIPB dari
cooler ke tangki penyimpanan cumene
Operasi: Kontinyu
Dasar Pemilihan: Cocok untuk mentransportasikan fluida dengan viskositas di
bawah 0,2 Pa.s
Tipe: Centrifugal Pump
Dimensi:
Kapasitas : 3.787,876 kg/jam = 8.352,266 lb/jam
Laju Volumetrik : 0,0459 ft3/s
Ukuran Pipa : 2 in schedule 40
Efisiensi Pompa : 25%
Efisiensi Motor : 80%
Power Motor : 1 hp
Bahan Konstruksi: carbon steel
C.21. Pompa VI
Fungsi : Memompa cairan benzena, toluena dan cumene dari tangki
penampungan sementara menara distilasi ke vaporizer
Tipe : High pressure pump
Dasar Pemilihan : Cocok untuk mengalirkan fluida dengan degan tekanan tinggi
Operasi : Kontinyu
Jumlah : 1 buah
Kondisi Operasi : Suhu 99,55ºC dan tekanan 1 atm
=
xi
Σ i
=
, , ,
+ + +
kg kg kg
, , ,
m m m
kg
= ,
m
lb
= ,
ft
= ,
Perhitungan viskositas campuran (μ) adalah sebagai berikut.
μ = X .μ + X .μ + X .μ
= , × , + , × , + , × ,
= ,
kg
= ,
ms
Menghitung bilangan Reynold (NRe) dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
× v × ID
NRe =
μ
kg m
, × , × , m
m s
=
kg
,
ms
= .
Berdasarkan perhitungan bilangan Reynold di atas, diperoleh nilai NRe sebesar 89.900
dimana NRe>2.100, sehingga trial aliran turbulen cocok.
Berdasarkan persamaan 2.7-28 Geankoplis halaman 68 diperoleh persamaan energi
mekanik sebagai berikut:
P −P
v −v +g z −z + + ∑ F + Ws =
α
Dimana ƩF merupakan total friksional loss yang meliputi:
1. Losses karena sudden contraction (hc)
2. Losses karena friksi pada pipa lurus (Ff)
3. Losses karena friksi pada elbow, union, dan valve (hf)
4. Losses karena sudden enlargement (hex)
Perhitungan Σf
1. Losses karena sudden contraction (hc)
Menghitung nilai koefisien contraction loss (Kc) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
A
kc = , ( − )
A
Dimana:
A1 = luas tangki (m2)
A2 = luas penampang pipa (m2).
A = ID
= ,
= ,
A = ID
= ,
= , m
A , m
=
A , m
= ,
A
k = , ( − )
A
= , − ,
= ,
𝜀 ,
= = ,
,
ϵ
Dari Figure 2.10-3 pada NRe sebagai absis sebesar 88.900 dan sebagai parameter
sebesar
0,001, diperoleh nilai f sebagai ordinat sebesar 0,005
Menghitung losses karena friksi pada pipa lurus (Ff) dengan persamaan 2.10-6
Geankoplis halaman 93 sebagai berikut:
∆L v
F = f .
D
Dimana:
f = Faktor friksi
ΔL = Panjang pipa lurus (m)
D = Diameter dalam pipa (m)
v = Kecepatan alir fluida dalam pipa (m/s)
∆L = , + + + , +
= m
∆L v
F = f .
D
m
m , s
= . , .
, m
= ,
= −
Jumlah union yang dibutuhkan adalah 2 unit union untuk pipa lurus dan 2 unit union
untuk pompa, sehingga jumlah total union yang dibutuhkan adalah 4 unit.
Menghitung Kf total dengan persamaan sebagai berikut:
K = ×K °+K + ×K
= × , + , + × ,
= ,
Menghitung losses karena elbow, union, dan valve (hf) dengan menggunakan
persamaan 2.10-17 Geankoplis halaman 99 sebagai berikut:
ℎ =
Dimana:
Kf = loss factor untuk fitting dan valve
v1 = kecepatan alir fluida dalam pipa
V
h =K
,
= , ×
m
= ,
s
4. Losses karena sudden enlargement (hex)
Menghitung nilai koefisien expansion loss (Kex) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
A
K =( − )
A
Dimana:
A1 = luas penampang pipa (m2)
A2 = luas penampang kondensor menara distilasi (m2)
Karena A1 jauh lebih kecil dari A2, maka dapat diabaikan, sehingga Kex = 1.
ℎ =K .
Dimana:
Kex = Koefisien expansion loss
v1 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
ℎ =K .
,
= ×
.
m
= ,
s
Menghitung total frictional loss (ƩF) dengan persamaan 2.10-18 Geankoplis halaman
100 sebagai berikut:
∑F = h + F +h + h
m m m m
= , + , + , + ,
s s s s
m
= ,
s
joule
= ,
s
Efisiensi pompa Berdasarkan Figure 14.37 Peter and Timmerhaus halaman 520, pada
kapasitas sebagai absis sebesar 0,0327 ft3/s = 14,6767 gal/min, diperoleh nilai efisiensi
pompa sebagai ordinat sebesar 20%.
Menghitung brake hp dengan persamaan 2.7-30 Geankoplis halaman 69 sebagai
berikut:
−ws
brake Hp =
joule
,
= s
,
joule
= . .
s
= , kW
= , hp
Efisiensi motor
Berdasarkan Figure 14.38 Peter and Timmerhaus halaman 521, pada broke HP sebagai
absis sebesar 16,2575 hp, diperoleh efisiensi motor sebagai ordinat sebesar 83%.
Menghitung Wp dengan persamaan sebagai berikut:
brake HP
W =
, hp
=
,
= , hp
= . , watt
Berdasarkan perhitungan di atas, digunakan pompa dengan power motor sebesar 17
hp
Spesifikasi Pompa VI
Pompa VI(L-215)
Identifikasi: Tanggal: 21 Desember 2017
Nama Alat : Pompa VI Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor Alat : L-215 Jeni Pabontong
Jumlah :1
Fungsi: Memompa campuran cairan benzena, toluen dan cumene tangki
penampungan sementara ke vaporizer serta menaikka tekanan
Operasi: Kontinyu
Dasar Pemilihan: cocok untuk mengalirkan cairan dengan tekanan tinggi
Tipe: high pressure pump
Dimensi:
Kapasitas : 2699,1467 kg/jam = 5951,6185 lb/jam
Laju Volumetrik : 0,03339 ft3/s
Ukuran Pipa : 1,5 in schedule 40
Efisiensi Pompa : 20%
Efisiensi Motor : 83%
Power Motor : 17 hp
Bahan Konstruksi: carbon steel
Media pendingin yang digunakan dalam cooler adalah air pendingin dengan suhu
masuk cooler sebesar 30oC = 86oF dan suhu air pendingin keluar cooler I sebesar
48,89oC = 120oF. Berdasarkan perhitungan neraca panas cooler pada Lampiran B,
diperoleh panas pendinginan yang dibutuhkan dalam cooler sebesar 835.388.410
Joule/jam.
Entalpi air pendingin untuk kondensor menara distilasi dihitung dengan menggunakan
persamaan:
∆H = ∫ Cp dT
∆H = ∫ Cp dT
∆H = ∫ A + B × T + C × T + D × T dT
B C D
∆H = [A × T + ×T + ×T + ×D ]
B C D
∆H = A × T − T + × T −T + T −T + T −T
Dimana:
∆H = Entalpi (J/mol)
Cp = Kapasitas panas air pendingin (J/mol.K)
T1 = Suhu air pendingin masuk (K) = 86°F = 30°C = 303 K
= , J/mol
Massa air pendingin (Mair pendingin) yang dibutuhkan untuk cooler I dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
Q =M × ∆H
Q
M =
∆H
. . ,
=
,
kg
= .
jam
= , lb/jam
2. Menghitung ∆t
Perhitungan ΔtLMTD untuk aliran counter current dengan menggunakan persamaan
5.14 Kern halaman 89 sebagai berikut.
T −t − T −t
∆t =
T −
ln
T −
Dimana:
T1 = suhu fluida panas masuk cooler = 153,47oC = 308,246oF
T2 = suhu fluida panas keluar cooler = 40oC = 104oF
= , °F
T +T
T =
= , °F
Mencari FT (Faktor Koreksi ΔtLMTD) FT dicari dari Gambar 18 Kern halaman 828
sebagai berikut. Mencari nilai R sebagai parameter dalam grafik dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
T −T
R=
t −t
, −
R=
−
R= ,
Mencari nilai S sebagai absis dalam grafik dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
t −t
S=
T −t
−
=
, −
= ,
Dari figure 18 halaman 818, pada S sebagai absis sebesar 0,1529 dan R sebagai
parameter sebesar 6, diperoleh nilai sebagai ordinat sebesar 0,9.
, lb/jam 1965)
G =
, , lb/jam
=
Gs = 208.806,6578 lb/jam.ft 2
,
Gt = 250.994,46 lb/j.ft2
Saat tf = , ℉,
maka:
kf = 0,0744 Btu/j.ft.oF (Yaws’ Handbook)
sf = 1,0004 Tabel 6 (Kern, 1965)
μ = 0,5759 cp (Yaws’ Handbook)
Dengan menggunakan Gambar 12.9 (Kern, 1965),
maka:
h = ho = 200 Btu/jam.ft2.oF
Pressure Drop
Fluida panas: sisi shell, cumene Fluida dingin: sisi tube, air
pendingin
Tav = 206,123oF Re = . ,
× ×
U = +
= = , Btu/jam. ft ℉ Pers. 6.38 (Kern, 1965
+
−
R = ×
= 0,0022jam. ft ℉/Btu Pers. 6.13 (Kern, 1965)
Ringkasan Perhitungan
Spesifikasi Cooler:
Cooler (E-219)
Identifikasi : Tanggal:21 Desember 2017
Nama alat : Cooler Oleh: Rosalie Maria W.P
Nomor alat: E-219 Jeni Pabontong
Jumlah : 1 unit
Fungsi :Mendinginkan cumene dari reboiler dari suhu 153,47ºC menjadi 40ºC
sebelum dimasukkan tangki penyimpanan
Operasi : Kontinyu
Dasar Pemilihan :Mudah dalam pengoperasian serta biaya operasi lebih murah.
Tipe : Shell and tube heat exchanger 1-2 dengan aliran counter current.
ID tube : 0,81 in Tube passes :2
OD tube : 1 in Shell passes :1
BWG : 13 Jumlah tube : 52
ID shell : 12 in Pressure drop shell : 7,96 psi
Baffle spacing : 2,4 in Pressure drop tube : 0,3912 psi
Pitch : 1,25 in
Kontrol : Temperature Controller
Cumene hasil produksi dari Tangki Penyimpanan cumene dikemas ke dalam drum
volume 55 galon untuk selanjutnya disimpan di dalam gudang penyimpanan cumene.
Berdasarkan perhitungan neraca massa pada Lampiran A, jumlah produk cumene
99,8% yang dihasilkan setiap jam sebesar 3.787,876 kg. Densitas dari produk cumene
99,8% yang dihasilkan sebesar
855,6811 kg/m3. Volume produk MEK yang dihasilkan setiap jamnya dapat dihitung
dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
massa
olme =
. , kg/jam
=
, kg/m
m
= ,
jam
gallon
= ,
jam
gallon
= .
hari
Sebanyak 30% produk cumene yang diproduksi setiap hari dijual secara eceran (retail)
dalam kemasan drum. Produk cumene dikemas dalam drum kapasitas 55 galon dengan
diameter drum yang digunakan sebesar 22,5 in = 0,5715 m dan tinggi drum sebesar
33,5 in = 0,8509 m. Jumlah drum yang dibutuhkan untuk menampung cumene hasil
produksi selama 1 hari dapat dihitung sebagai berikut:
gallon
volume = %× .
hari
gallo
= ,
hari
Volume cumene
Jumlah Drum =
kapasitas drum
gallo
,
= hari
gallon
drum
=
hari
Dimensi drum yang digunakan untuk menyimpan cumene dapat dilihat pada Gambar
C.. sebagai berikut:
jumlah drum
Jumlah Palet =
kapasitas palet
drum
=
drum
palet
= palet
Palet-palet yang masing-masing berisi 4 drum cumene selanjutnya ditata ke dalam rak
yang terbuat dari baja. Satu rak terdiri atas 4 susun palet yang ditata vertikal dan 3
deret palet yang ditata horisontal, sehingga 1 rak mampu menampung 12 palet.
Dimensi rak dan susunan palet tampak depan pada rak dapat dilihat pada Gambar C...
sebagai berikut.
Jumlah rak yang dibutuhkan untuk menyimpan palet-palet berisi drum cumene hasil
produksi selama 1 hari dapat dihitung sebagai berikut:
jumlah palet
Jumlah Rak =
kapasitas rak
palet
=
rak
= rak
Jumlah rak yang dibutuhkan untuk menyimpan palet-palet berisi drum cumene hasil
produksi selama 1 hari dapat dihitung sebagai berikut:
rak
jumlah rak = × hari
hari
= rak
Di dalam gudang penyimpanan cumene antara 2 baris rak diberi jarak 4,5 meter
sebagai jalur forklift untuk mentransportasikan serta menata palet-palet dalam area
penyimpanan.
=( × + , × )×( × , + × , )
= . ,
BM = ∑ y BM
= , × , + , × + , × + , ×
kg
= ,
kmol
Densitas campuran gas dihitung dengan menggunakan persamaan gas ideal sebagai
berikut:
P. V = n. R. T
m
P. V = . R. T
BM
m P. BM
=
V R. T
P. BM
=
R. T
kg
atm × ,
= kmol
m . atm
, × , K
kmol. K
kg
= ,
m
Volume gas dalam tangki dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
massa gas total
volume gas =
campuran
kg
, jam
× jam
=
kg
,
m
= , m
= . , ft
Menghitung volume tangki sebagai berikut:
volume gas
Volume tangki =
jumlah tangki
, m
=
= , m
= ×D × D× × ×D
, m = D
, m =D
D = , m
= , in
L= D
= , m
= , ft
, psii × , in
= + ,
× , psi × ,
= , in
Tebal shell standar untuk tangki penyimpanan gas propilen diambil 0,25 in.
Menghitung OD shell dengan persamaan sebagai berikut:
OD = ID + × ts
= , in + ×
= , in
, in
=
= , in
Berdasarkan Tabel 5.11 Brownell & Young halaman 94, untuk tebal tangki = 2 in,
diperoleh nilai sf = 3 in.
Menghitung tinggi head dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
tinggi head = IDD + sf + td
= , in + in + in
= , in
Menghitung panjang tangki total dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
L total = × tinggi head + L
ft
= × , in + + , ft
in
= , ft
= , m
LAMPIRAN D
PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI
Pabrik cumene ini direncanakan akan beroperasi pada tahun 2020. Oleh
karena itu perkiraan biaya peralatan dihitung dengan menggunakan cost index
untuk mengkonversi biaya peraltan saat ini menjadi biaya peralatan saat tahun
2020. Adapun perhitungan menggunakan cost index adalah sebagai berikut :
Dari data diatas dibuat grafik dan linearisasi menggunakan Sigma Plot dan
diperoleh grafik dan persamaan berikut ini:
550
540
530
520
y = 9,8774x - 19297
510
R² = 0,5585
500
490
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tahun
Dari persamaan diatas diperoleh data cost index dari tahun 2017 hingga tahun
2022 sebagai berikut :
Harga total peralatan = harga total peralatan utilitas + harga total peralatan proses
= Rp. 17.183.706.298,92
,
Harga IDO tahun 2020 = .
x Rp . = Rp 9.980,302 /liter
= Rp 56.815.864
b. Batu bara
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran C, dapat diketahui total batu bara
yang dibutuhkan adalah 4.644,7420 kg/hari, maka total batu bara yang dibutuhkan
per tahun 1.532.764,862 kg/tahun = 1.532,7648 ton/tahun
Harga batu bara: 932.850,1472/ton
. , ton/tahun
total biaya batu bara = = . . . , Rp/tahun
. , /ton
Dowterm
Kebutuhan dowterm/tahun: 73.364,77 liter/tahun
Harga dowterm: 1.600/liter
Total biaya: 117.383.632 Rp/tahun
Sehingga total biaya utilitas yang dibutuhkan adalah :
Biaya utilitas/tahun = 4.427.465.397,91 Rp/tahun
= ,
Jumlah drum = 15.718 drum/tahun
Harga cumene/kg = Rp. 7.500
Harga packing cumene = Rp. 150.000
Total harga cumene/drum = Rp. 1.485.938,88
Total harga cumene = Rp. 23.357.812.880,20
Biaya transportasi ditanggung oleh pembeli (konsumen).
* Menghitung harga jual cumene dengan menggunakan tank truck
Harga jual menggunakan tank truck:
Cumene 1 tank = 8.556,8 kg
Harga cumene/kg = Rp. 7.500
Total harga cumene = Rp. 9.000.000.000
Total harga jual cumene di Indonesia = Rp. 32.375.812.880,20 /tahun
• Harga jual cumene di luar negeri
Cumene 1 drum = 178,1311 kg
Jumlah drum = 145.595,845
Harga cumene/kg = Rp. 19.950 /kg
Total harga cumene/drum = Rp. 3.703.717,12
• Menghitung harga propilen
Densitas propilen = 0,0441 kg/L
Propilen 1 tabung = 2.505,1618
Jumlah tabung/tahun = 183
,
Harga IDO tahun 2020 = .
x Rp . = Rp 9.980,302 /liter
= Rp 56.815.864
b. Batu bara
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran C, dapat diketahui total batu bara
yang dibutuhkan adalah 4.644,7420 kg/hari, maka total batu bara yang dibutuhkan
per tahun 1.532.764,862 kg/tahun = 1.532,7648 ton/tahun
Harga batu bara: 932.850,1472/ton
. , ton/tahun
total biaya batu bara = = . . . , Rp/tahun
. , /ton
Dowterm
Kebutuhan dowterm/tahun: 73.364,77 liter/tahun
Harga dowterm: 1.600/liter
Total biaya: 117.383.632 Rp/tahun
Sehingga total biaya utilitas yang dibutuhkan adalah :
Biaya utilitas/tahun = 4.427.465.397,91 Rp/tahun
= ,
Jumlah drum = 15.718 drum/tahun
Harga cumene/kg = Rp. 7.500
Harga packing cumene = Rp. 150.000
Total harga cumene/drum = Rp. 1.485.938,88
Total harga cumene = Rp. 23.357.812.880,20
Biaya transportasi ditanggung oleh pembeli (konsumen).
* Menghitung harga jual cumene dengan menggunakan tank truck
Harga jual menggunakan tank truck:
Cumene 1 tank = 8.556,8 kg
Harga cumene/kg = Rp. 7.500
Total harga cumene = Rp. 9.000.000.000
Total harga jual cumene di Indonesia = Rp. 32.375.812.880,20 /tahun
• Harga jual cumene di luar negeri
Cumene 1 drum = 178,1311 kg
Jumlah drum = 145.595,845
Harga cumene/kg = Rp. 19.950 /kg
Total harga cumene/drum = Rp. 3.703.717,12
• Menghitung harga propilen
Densitas propilen = 0,0441 kg/L
Propilen 1 tabung = 2.505,1618
Jumlah tabung/tahun = 183
Karyawan Maintance
21. 3.149.280 12.597.120 163.762.560
(Teknisi)
22. Karyawan PPIC 3.149.280 6.298.560 81.881.280
Karyawan
23. 3.149.280 6.298.560 81.881.280
Administrasi
24. Karyawan Keuangan 3.149.280 6.298.560 81.881.280
25. Karyawan Penjualan 3.149.280 6.298.560 81.881.280
26. Karyawan Pembelian 3.149.280 6.298.560 81.881.280
27. Karyawan Pemasaran 3.149.280 6.298.560 81.881.280
28. Karyawan HRD 3.149.280 6.298.560 81.881.280
Karyawan Logistik dan
29. 3.149.280 6.298.560 81.881.280
Gudang
30. Karyawan Keamanan 2.771.366 22.170.931,20 288.222.105,60
31. Karyawan Kebersihan 2.771.366 47.365.171,20 615.747.225,60
Harga Tanah
Harga tanah = Rp 1.000.000/m2
Luas Tanah = 42.450,5 m2
Harga tanah =Rp.42.450.500.000
Harga bangunan
Harga bangunan dapat dilihat pada Tabel D.12 sebagai berikut
9
6 TC 18 L-215 Pompa IV
E-123
17 F-214 Tangki Penyimpanan
Sementara
TC
16 L-213 Pompa III
PC
LI
11
LI 2 F-111 Tangki Penampungan Benzena
1 Q-110 Furnace
1
F-212 LC No. Kode Alat Nama Alat
TC Nama Mahasiswa:
V-216 1. Rosalie M. W. Purwanto/5203014039
L-113 13 2. Jeni Pabontong/5203014055
PC L-213 Mengetahui/Menyetujui
F-214 Pembimbing I Pembimbing II
10 14 TC
FC