A. IDENTITAS KLIEN
Nama : An. AA
Usia : 3 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Melayu/Indonesia
Alamat asal : Tebas Sambas
No. RM : 4911xx
Tanggal Masuk : 24 Maret 2018
Tanggal Pengkajian : 26 Maret 2018
Diagnosa Medik : Penurunan Kesadaran, Status Epileptikus, Sepsis
Penanggung Jawab & Biaya : Orangtua dan BPJS
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Kesadaran : Koma GCS E:1 V:1 M: 1
3. Tanda-tanda vital : Nadi 141x/menit, RR 18x/menit, T 35,5oC.
4. BB dan TB : 10 kg
5. Sistem Pernapasan
Inspeksi
Bentuk dada normal, tampak simetris, terdapat tarikan dinding dada, tidak ada
jejas maupun lesi, RR 18x/menit,
Palpasi
Pergerakan dada sama rata, tidak ada nyeri tekan dan nyeri pada dada
Perkusi
Terdengar bunyi sonor
Auskultasi
Terdengar bunyi crackles pada jalan nafas
6. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi
Bentuk dada normal,tidak ada penonjolan, tidak tampak adanya
Palpasi
Iktus cordis tidak teraba, tidak ada nyeri tekan pada area dada
Perkusi
Terdengar bunyi dullnes
Auskultasi
Terdengar S1S2 reguler
Capillary Refill Time (CRT) : > 3 detik
7. Sistem Persarafan
a. Sensasi Nyeri : Tidak terkaji, klien mengalami penurunan kesadaran
b. Kekuatan otot & Tonus otot : Tidak ada pergerakan otot.
Kekuatan otot : 0 0
0 0
c. Pola Istirahat & Tidur
Ibu Klien mengatakan sebelum sakit klien beristirahat dengan baik, tidur siang dari jam
11.00-14.00 dan tidur malam dari jam 20.00-06.00.
Ketika sakit klien selalu tidur dan tiba-tiba kejang ketika suhu tubuh terlampau tinggi.
Saat ini klien mengalami penurunan kesadaran
8. Sistem Pencernaan
a. Mulut dan Kerongkongan
Inspeksi
Bibir klien tampak pucat, kering dan mengelupas, tampak pengerasan bekas
darah, hipersaliva. Klien terpasang OPA
Palpasi
Tidak ada masa abnormal pada mulut
b. Abdomen
Inspeksi :
Bentuk simetris, tampak pergerakan perut ketika bernafas, tidak tampak
adanya distensi.
Auskultasi
Terdengar bisisng usus 15x/menit
Palpasi
Tidak teraba adanya massa abnormal
Perkusi
Terdengar bunyi timpani
c. Anus
Bentuk anus normal, tidak tampak adanya hemoroid
d. Pola Nutrisi
Sebelum sakit klien sehari-hari hanya dapat makan bubur 3x sehari, terkadang
habis dan terkadang tidak. Klien minum kurang lebih 300cc. sedangkan selama
sakit klien tidak ada makan dan minum.
e. Pola Eliminasi (BAB)
Keluarga mengatakan klien BAB 1x sehari saat pagi hari dengan konsistensi
lunak dan berbau khas feses. Psaat di RS pada tanggal 26 Maret, klien belum ada
BAB, klien menggunakan diapers.
9. Sistem Perkemihan
a. Pola Eliminasi (BAK)
Sebelum sakit BAK klien lancar, tidak ada gangguan berkemih, frekuensi BAK 4-5x/hari
dengan warna urine kuning.
Saat sakit klien menggunakan pampers. Jumlah urin yang keluar sekitar 100 cc
b. Genitalia
Bentuk penis normal, bentuk skrotum dan ukuran normal, tidak ada lesi dan jejas.
c. Mata
Inspeksi
Bentuk mata simetris, mata tidak bereaksi terhadap cahaya, pupil unisokor,
klien tidak mampu membuka mata, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik.
Palpasi
Tidak ada massa abnormal
G. MEDIKASI/ PENGOBATAN
Senin, 26 Maret 2018 Selasa, 27 Maret 2018
I NOC : NIC :
Respiratory status : airway patency and 1. Monitor airway klien 1. Untuk mengetahui keadaan jalan nafas klien
ventilation
2. Monitor status oksigenasi klien 2. Untuk mengetahui pernafasan klien
Kriteria Hasil :
3. Posisikan klien headtilt, chinlift, jawthrust atau 3. Untuk memaksimalkan jalan nafas
Menunjukan jalan nafas yang paten / tidak memberi penyanggah pada bahu
tercekik, irama nafas, frekuensi nafas 4. Memaksimalkan ventilasi
dalam rentang normal, tidak ada bunyi 4. Pelihara kepatenan jalan nafas
5. Memelihara jalan nafas
nafas abnormal. 5. Lakukan suction jika diperlukan
II NOC : NIC :
Respiratory status : Gas exchange, 1. Monitor rata-rata kedalaman, irama dan usaha 1. Untuk mengetahui status oksigenasi klien
ventilation respirasi
2. Melihat sejauh mana otot diafragma dapat
Kriteria Hasil : 2. Monitor kelemahan / kelelahan otot diafragma berperan
Memelihara kebersihan paru-paru dan 3. Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, 3. Mengetahui sejauh mana usaha nafas klien
bebas dari tanda-tanda distress penggunaan otot tambahan
4. Untuk memaksimalkan keseimbangan
pernafasan
4. Atur intake cairan untuk memaksimalkan
keseimbangan 5. Untuk memaksimalkan kerja paru
TTV dalam rentang normal 5. Pertahankan penggunaan ventilator untuk
memaksimalkan kerja paru
Syok prevention and management 1. Monitor status sirkulasi, warna kulit, suhu, HR, 1. Untuk mengetahui status sirkulasi
ritme, nadi perifer dan CRT
Kriteria Hasil : 2. Untuk mengetahui status oksigenasi
2. Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan
Nadi, irama jantung, frekuensi nafas, 3. Mengetahui TTV klien
irama pernafasan dalam rentang yang 3. Monitor suhu dan pernafasan
4. Mengetahui intake dan output klien
diharapkan
4. Monitor status cairan intake dan output
5. Mengetahui keadaan neurologis klien
Natrium, Kalium, Klorida dan Kalsium
5. Monitor fungsi neurologis
dalam batas normal 6. Supaya jalan nafas tetap bersih
6. Lihat dan pelihara kepatenan jalan nafas
7. Memaksimalkan ventilasi
7. Tempatkan pasien dalam posisi supine
Implementasi Keperawatan
Nama Pasien : An. AA Diagnosa Medis : Penurunan Kesadaran, Status Epileptikis, Sepsis
Waktu No.
Tanggal Implementasi Hasil
Dx.
Senin, 08.00 I 1. Memposisikan klien headtilt, chinlift, jawthrust atau memberi 1. Klien diposisikan dengan memberi botol infus
26 penyanggah pada bahu yang menyanggah leher klien
Maret
2018 2. Memonitor airway klien 2. Banyak cairan yang keluar pada hidung dan
08.05 mulut klien
3. Memonitor status oksigenasi klien
08.10 3. RR klien 18x/menit dibantu oleh ventilator
4. Memelihara kepatenan jalan nafas dengan cara mempertahankan
08.15 mayo 4. Klien terpasang OPA pada mulutnya
08.20 5. Melakukan suction 5. Hidung dan mulut klien disuction sehingga
jalan nafas kembali bersih
09.00 II 1. Rate 18x/menit, tampak penggunaan otot
bantu pernafasan, tampak pengembangan paru
09.05 1. Memonitor rata-rata kedalaman, irama dan usaha respirasi yang dibantu oleh ventilator
09.10 2. Memonitor kelemahan / kelelahan otot diafragma 2. Tidak tampak adanya kelelahan otot saat
09.15 bernafas karena klien bernafas dibantu oleh
3. Mencatat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot ventilator, pengembangan dada sama rata
09.20 tambahan
3. Pengembangan dada sama rata yang dibantu
4. Mengatur intake cairan untuk memaksimalkan keseimbangan oleh ventilator
5. Mempertahankan penggunaan ventilator untuk memaksimalkan 4. Klien terpasang infus asering 10 tpm
kerja paru
5. Penggunaan ventilator tetap dipertahankan
untuk klien bernafas
10.10 3. Monitor status cairan intake dan output 3. Infus Asering 10 tpm, output 50cc
10.15 4. Monitor fungsi neurologis 4. Neurologis sudah tidak berfungsi lagi, klien
mengalami penurunan kesadaran
10.20 5. Tempatkan pasien dalam posisi supine
5. Klien diposisikan supine dan diberikan
penyanggah pada leher
21.00 I 1. Klien diposisikan dengan memberi botol infus
1. Memposisikan klien headtilt, chinlift, jawthrust atau memberi yang menyanggah leher klien
penyanggah pada bahu
2. Banyak cairan yang keluar pada hidung dan
21.05 2. Memonitor airway klien mulut klien
21.10 3. Memonitor status oksigenasi klien 3. RR klien 18x/menit dibantu oleh ventilator
21.15 4. Memelihara kepatenan jalan nafas dengan cara mempertahankan 4. Penggunaan OPA tetap dipertahankan untuk
21.20 mayo jalan nafas klien
22.20 5. Mempertahankan penggunaan ventilator untuk memaksimalkan 4. Klien terpasang infus D5 ¼ NS 10 tpm makro
kerja paru
5. Penggunaan ventilator tetap dipertahankan
untuk mempertahankan kerja paru
Rabu, 04.00 III 1. Monitor status sirkulasi, warna kulit, suhu, HR, ritme, nadi perifer 1. Nadi 56x/menit, irama iregular, warna kulit
28 tampak sianosis, bibir tampak sianosis, Suhu
35oC, CRT >3 detik, akral dingin
No
Tanggal SOAP Paraf
Diagnosa
Singkawang,
Singkawang, Januari
Januari 2018
2018
Clinical
Clinical Instructur
Instructur
Rosilawati,
Aprisipa, S.ST
S.ST
NIP.
NIP. 19740322
19780426 199302
200604 22 002
018