Makalah Unsur Golongan IV B
Makalah Unsur Golongan IV B
“GOLONGAN IVB”
Disusun Oleh :
Kelompok II
Anggota :
1. Destiana Sari 06101181722002
2. Kurnia Mega Lestari 06101381722047
3. Naura Afifah 06101381722051
4. Frida Rahmadian 06101381722057
5. Wafiqa Dinda Kenamon 06101381722064
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga makalah mata kuliah Kimia Anorganik II dengan materi
yang berkenaan dengan Logam Transisi Golongan IV B dapat diselesaikan secara tepat
waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan, baik secara isi
maupun bahasa yang digunakan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................... 1
1.3 TUJUAN ............................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................... 3
2.1 TITANIUM ........................................................................................................................ 3
2.1.1 Struktur Titanium ........................................................................................................... 3
2.1.2 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Titanium ............................................................................ 3
2.1.3 Reaksi Kimia dan Persenyawaan Titanium .................................................................... 4
2.1.4 Pembuatan Titanium ...................................................................................................... 5
2.1.5 Kegunaan Titanium ........................................................................................................ 7
2.2 ZIRKONIUM ..................................................................................................................... 7
2.2.1 Struktur Zirkonium ......................................................................................................... 7
2.2.2 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Zirkonium ......................................................................... 8
2.2.3 Reaksi Kimia dan Persenyawaan Zirkonium ................................................................. 8
2.3.4 Pembuatan Zirkonium .................................................................................................... 9
2.3.5 Kegunaan dan Kerugian Zirkonium ............................................................................... 9
2.3 HAFNIUM ....................................................................................................................... 10
2.3.1 Struktur Hafnium.......................................................................................................... 10
2.3.2 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Hafnium .......................................................................... 10
2.3.3 Reaksi dan Persenyawaan ............................................................................................ 11
2.3.4 Pembuatan Hafnium ..................................................................................................... 11
2.3.5 Kegunaan Hafnium ...................................................................................................... 12
2.4 RUTHERFORDIUM ....................................................................................................... 12
2.4.1 Struktur Rutherfordium ................................................................................................ 12
2.4.2 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Rutherfordium................................................................. 13
2.4.3 Pembuatan Rutherfordium ........................................................................................... 14
2.4.4 Kegunaan Rutherfordium ............................................................................................. 14
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................... 15
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Golongan IVB adalah salah satu golongan transisi yang memiliki konfigurasi yang
sub kulid d nya tidak terisi penuh atau terisi sebagian. Golongan IVB terdiri dari unsur
Titanium, Zirkonium, Hafnium dan Rutherfodium. Beberapa sifat golongan ini dapat kita
lihat dalam Sistem Periodik Unsur. Konfigurasi elektron terluar unsur ini adalah (n-1) d2
ns2.
Titanium mempunyai struktur elektron 3d24s2. Energi untuk mengeluarkan empat
elektron begitu besar, sehingga ion Ti4+ tidak bisa ada dan senyawaan titanium(IV) adalah
kovalen. Bilangan oksidasi yang sering dijumpai adalah +2, +3 dan +4, namun untuk Zr
dan Hf dijumpai bilangan oksidasi +1. Bilangan oksidasi +4 dikatakan lebih stabil dari
lainnya karena bilangan oksidasi yang lebih rendah mengalami disproporsionasi. Seperti
yang terjadi pada Titanium.
Logam-logam ini sangat keras, merupakan konduktor yang baik memunyai titik
didih dan titik cair yang tinggi. Tidak reaktif pada suhu kamar tetapi jika dipanaskan
dengan O2 pada suhu di atas 600 C akan membentuk MO2, sedang dengan halogen akan
membentuk MX4. Dalam larutan asam atau basa, logam ini tidaklah larut karena justru
membentuk oksidanya sebagai pelindung. Meskipun begitu, Zr larut dalam Aquaregia
sedang Ti dapat larut dalam HF yang kemudian membentuk H2TiF6 dan H2. Hf mempunyai
jari-jari atom yang sama dengan Zr dan oleh karena itu keduanya memiliki sifat yang
sama. Maka dari alasan inilah keduanya sukar dipisahkan.
1
5. Bagaimana kegunaan dari unsur-unsur golongan IVB?
1.3 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TITANIUM
3
c. Massa jenis air : 4,11 g/cm3 (pada titik lebur)
d. Titik lebur : 1941 K (1668 °C, 3034 °F)
e. Titik didih : 3560 K (3287 °C, 5949 °F)
f. Kalor peleburan : 14,15 kJ/mol
g. Kalor penguapan : 425 kJ/mol
h. Kapasitas kalor : 25,060 J/mol K(25 °C)
i. Penampilan : Logam perak metalik
j. Resistivitas listrik : 0,420 μΩ-m (20 °C)
k. Konduktivitas termal : 21,9 W/(mK) (300 K)
l. Ekspansi termal : 8,6 μm (mK) (25 °C)
4
Reaksi dengan Udara
Ketika Titanium dibakar di udara akan menghasilkan Titanium dioksida dengan
nyala putih yang terang dan ketika dibakar dengan Nitrogen murni akan
menghasilkan Titanium Nitrida.
Ti(s) + O2(g) → TiO2(s)
2Ti(s) + N2(g) →TiN(s)
Proses Kroll
Oksida (rutile atau ilmenite) pertama kali dikonversi menjadi klorida melalui
karboklorinasi dengan mereaksikan rutile atau ilmenite tersebut pada suhu nyala
merah dengan menggunakan karbon (C) dan klorin (Cl2) sehingga dihasilkan
TiCl4 (titanium tetraklorida) yang kemudian berlanjut dengan proses distilasi
fraksionasi untuk membebaskannya dari kotoran seperti FeCl3. Senyawa titanium
tetraklorida, kemudian direduksi oleh lelehan magnesium bersuhu 800 °C dalam
atmosfer argon. Ti yang dihasilkan masih berbentuk massa yang berbusa dimana
kelebihan Mg dan MgCl2 kemudian dibuang melalui penguapan pada suhu
10000C. Busa tersebut kemudian dilelehkan dalam loncatan listrik dan dicetak
menjadi batangan Ti murni ; harus digunakan atmosfer helium atau argon karena
titanium mudah bereaksi dengan N2 dan O2 jika dipanaskan.
Metode penemuan terbaru, proses FFC Cambridge dikembangkan untuk
menggantikan proses Kroll bila memungkinkan. Metode ini menggunakan serbuk
titanium dioksida (hasil pemurnian rutil) sebagai bahan baku untuk menghasilkan
hasil akhir yang berupa bubuk atau spons. Jika campuran serbuk oksida digunakan,
produk yang dihasilkan akan menghabiskan biaya yang lebih rendah daripada
proses multi tahap peleburan konvensional. Proses FFC Cambridge dapat
memproduksi titanium yang lebih langka dan mahal untuk industri penerbangan
dan barang-barang mewah, dan dapat dilihat di banyak produk yang saat ini
diproduksi dengan menggunakan bahan baku aluminium dan baja.
Titanium paduan biasanya dibuat dengan proses reduksi. Sebagai contoh,
cuprotitanium (reduksi rutile dengan tambahan tembaga), ferrocarbon titanium
(ilmenite direduksi dengan coke dalam tanur listrik), dan manganotitanium (Rutile
dengan mangan atau mangan oksida) yang direduksi.
2FeTiO3 + 7Cl2 + 6C → 2TiCl4 + 2FeCl3 + 6CO (900°C)
2FeTiO3 + 7Cl2 + 6C → 2TiCl4 + 2FeCl3 + 6CO (900°C)
TiCl4 + 2Mg → 2MgCl2 + Ti (1100 °C) TiCl4 + 2Mg → 2MgCl2 + Ti (1100 ° C)
6
2.1.5 Kegunaan Titanium
Titanium dioksida banyak digunakan sebagai pigmen putih dalam lukisan
outdoor karena memiliki sifat inert, daya pelapis mumpuni, serta tahan terhadap
paparan sinar UV matahari. Titanium dioksida juga pernah digunakan sebagai
pemutih dan agen opicifying pada enamel porselen sehingga tampak lebih cerah
dan tahan asam. Sebuah lipstik umumnya mengandung 10% titanium. Paduan
titaium dikenal memiliki karakteristik kuat meskipun berada pada suhu tinggi,
ringan, tahan korosi, dan kemampuannya menahan suhu ekstrim. Karena sifat-sifat
ini, paduan titanium terutama digunakan di pesawat terbang, pipa untuk
pembangkit listrik, pelapis baja, kapal laut, pesawat ruang angkasa, serta rudal.
Titanium dikenal memiliki kekuatan setara baja namun 45% lebih ringan. Dalam
bidang medis, titanium digunakan untuk membuat pinggul dan lutut buatan, serta
pen untuk memperbaiki tulang yang patah.
2.2 ZIRKONIUM
7
2.2.2 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Zirkonium
Sifat Fisika Zirkonium
a. No Atom : 40
b. Massa atom : 91,224
c. Titik leleh : 2128 K (1855°C or 3371°F)
d. Titik didih : 4682 K (4409°C or 7968°F)
e. Massa jenis : 6.52 gram/cm3
f. Fasa saat suhu kamar : Padat
g. Klasifikasi unsur : Logam
8
Reaksi dengan Asam
Hanya terdapat sedikit kemungkinan logam Zirkonium bereaksi dengan asam.
Zirkonium tidak dapat bercampur dengan asam hidrofluorik, HF, membentuk
kompleks fluoro.
Pada tahap ini kira-kira 2 % pengotor, yaitu hafnium(IV) klorida, HfCl4, dapat
dipisahkan dari zirconium(IV) klorida dengan sublimasi fraksional. Fraksi senyawa
hafnium menyublim pada suhu sekitar 319oC, dan senyawa zirconium pada suhu
sekitar 331oC. Kemudian, ZrCl4 murni direduksi dengan logam magnesium
menurut persamaan reaksi:
9
baja. Industri kertas dan kemasan menemukan senyawa zirkonium menjadi pelapis
permukaan yang baik karena kuat dan tahan air.
2.3 HAFNIUM
10
f. Kapasitas kalor : 25.73 J·mol−1·K−1
Sifat kimia dari hafnium dan zirkonium hampir identik, yang membuat
keduanya sulit dipisahkan. Metode yang digunakan pertama kristalisasi
fraksional garam amonium fluorida atau distilasi fraksinasi klorida belum terbukti
sesuai untuk produksi skala industri. Setelah zirkonium dipilih sebagai bahan untuk
program reaktor nuklir pada tahun 1940an, metode pemisahan harus
dikembangkan. Proses ekstraksi cair-cair dengan berbagai pelarut dikembangkan
dan masih digunakan untuk produksi hafnium. Sekitar setengah dari semua logam
hafnium diproduksi sebagai produk sampingan dari penyempurnaan
zirkonium. Produk akhir dari pemisahan tersebut adalah hafnium (IV) klorida.
11
Hafnium murni (IV) klorida diubah menjadi logam dengan cara reduksi
dengan magnesium atau natrium, seperti dalam proses Kroll.
2.4 RUTHERFORDIUM
12
mikroskop pada gelas khusus tempat jejak-jejak fisi ini terekam. Mereka
memperkirakan isotop ini dengan paruh waktu 0.3 ± 0.1 detik merupakan 260-
104, diproduksi oleh reaksi berikut:
Para peneliti menghitung bahwa isotop 259 telah dibuat. dengan ion-ion
neon yang memiliki energi 113 – 115 MeV. Unsur 104, unsur
pertama transactinide, ditebak memiliki sifat-sifat kimia mirip dengan hafnium. Ia
akan membentuk senyawa dengan klor misalnya. Para ilmuwan Soviet yang
melakukan eksperimen di atas berusaha mengenali unsur ini secara kimia dan telah
berusaha menunjukkan bahwa isotop ini lebih bergejolak ketimbang actinide
tetrachloride. Eksperimen ini tidak dapat memisahkan unsur baru tersebut secara
kimia, tetapi memberikan bukti yang cukup untuk evaluasi yang lebih jauh. Data
baru yang dikeluarkan ilmuwan Soviet mengurangi paruh waktu dari 0.3 ke 0.15
detik. Ilmuwan-ilmuwan Dubna menyarankan Penemuan ini tidak diterima secara
universal dan sintesis diulang di Dubna pada tahun 1966, yang menegaskan hasil
dari tahun 1964. Rutherfordium dibuat menggunakan cyclotron U300 di Dubna,
Rusia. Ini adalah bagian dari U400 yang lebih baru, digunakan dalam sintesis
flerovium dan livermorium yang pertama. Para peneliti di Dubna menyarankan
nama kurchatovium (Ku) untuk unsur yang baru ditemukan setelah Igor Kurchatov,
seorang ahli fisika nuklir Rusia. Pada tahun 1969, sebuah tim ilmuwan di
Universitas California, Berkeley yang dipimpin oleh Albert Ghiorso juga mencoba
untuk mensintesis rutherfordium. Mereka tidak berhasil dengan mengulangi
percobaan Rusia tetapi mereka berhasil mensintesis rutherfordium dengan
membombardir target californium dengan ion karbon-12 dan karbon-13. Mereka
menyarankan nama rutherfordium (Rf) setelah Ernest Rutherford, yang dikenal
sebagai bapak fisika nuklir dan kimia nuklir.
14
BAB III
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Unsur dalam golongan IV B termasuk dalam unsur transisi yaitu unsur blok d
yang konfigurasi elektronnya diakhiri oleh sub kulit d. Unsur-unsur yang termasuk
dalam golongan IV B yaitu Titanium (Ti), Zirkonium (Zr), Hafnium (Hf) dan
Rutherforfium. Titanium merupakan logam transisi yang ringan, kuat, tahan korosi
termasuk tahan air laut dan chlorine dengan warna putih-metalik-keperakan.
Titanium dihargai lebih mahal daripada emas karena sifat-sifat logamnya. Zirkonium
adalah logam kuat, bisa ditempa, ulet, dan berwarna perak abu-abu. Sifat kimia dan
fisika logam ini mirip dengan titanium. Zirkonium sangat tahan terhadap panas dan
korosi. Sifat kimia dari hafnium dan zirkonium hampir identik, yang membuat
keduanya sulit dipisahkan. Rutherfordium adalah unsur transaktinida atau super berat
pertama yang ditemukan. Rutherfordium padatan dalam kondisi normal dan struktur
kristal padat heksagonal dan merupakan logam yang sangat berat.
3.2 SARAN
Dari Pembuatan makalah kimia tentang unsur - unsur golongan IV B, maka
untuk pembuatan makalah selanjutnya diharapkan penulis dapat menyajikan
penjabaran materi yang lebih banyak lagi.
15
DAFTAR PUSTAKA
E.Brady, James. Kimia Universitas Asas dan Struktur,jilid 2, Tangerang. Binapura Aksara
H.Petrucci, Ralph. 1897. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Edisi Keempat jilid
3. Bogor. Erlangga
16