Anda di halaman 1dari 34

Unsur Golongan V B dan Unsur Golongan VI B

Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kimia Unsur Transisi
Dosen Pengampu :
Ferli Septi Irwansyah, M.Si
Citra Deliana Dewi S, M.Si

Disusun oleh :
Kelompok 2 (1)
Muhamad Rifqi F (1172080042)
Novia Nurmayanti (1172080049)
Rizka Alia Hapsari (1172080060)
Sabili Abdul H (1172080063)
Suchika Rahmadona (1172080068)
Wardah Latiefah M (1172080075)
Pendidikan Kimia VB

PRODI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

1. 1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1. 2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1. 3. Tujuan............................................................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................. 2

2. 1. Unsur Transisi Golongan VB ........................................................................................... 2

2.1.1. Vanadium .................................................................................................................. 3

2.1.2. Niobium .................................................................................................................... 7

2.1.3. Tantalum ................................................................................................................. 11

2.1.4. Dubnium ................................................................................................................. 13

2. 2. Unsur Transisi Golongan VIB........................................................................................ 15

2.2.1. Khrom ..................................................................................................................... 16

2.2.2. Molibden ................................................................................................................. 21

2.2.3. Wolfarm .................................................................................................................. 25

2.2.4. Seaborgium ............................................................................................................. 27

BAB 3 PENUTUP ..................................................................................................................... 30

3. 1. Kesimpulan..................................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 31

i
KATA PENGANTAR
Bismillahirramanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan
yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi
seluruh alam semesta.
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang merupakan salah satu
tugas mata kuliah Kimia Unsur Transisi yang berjudul “KIMIA UNSUR TRANSISI
GOLONGAN VB DAN GOLONGAN VIB”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat umunya bagi para pembaca dan khususnya kami yang
membuat. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan.

Bandung, 7 Oktober 2019

Penyusun

ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Sampai saat ini sudah ditemukan 115 macam unsur dengan sifat-sifat yang khas
untuk setiap unsur. Ketika unsur yang di kenal sudah banyak, para ahli berupaya
membuat pengelompokan sehingga unsur-unsur tersebut tertata dengan baik. Puncak dari
usaha-usaha para ahli tersebut adalah terciptanya suatu daftar yang disebut sistem
periodik unsur-unsur. Sistem periodik ini mengandung banyak informasi mengenai sifat-
sifat unsur sehingga dapat membantu kita dalam mempelajari dan mengenali unsur-unsur
yang kini jumlahnya 155 macam. Dalam sistem periodik unsure, terdapat dua golongan,
yaitu golongan A sebagai golongan utama dan golongan B yang dikenal sebagai
golongan transisi.
Latar belakang pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah dari
golongan VB dan VIB yaitu vanadium, niobium, tantalum, dubnium, kromium,
molibdenum, wolfram dan seaborgium. Mempelajari sifat-sifat golongan VB dan VIB
serta mengenali lebih jauh mengenai golongan VB dan VIB tersebut.

1. 2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah unsur golongan VB dan VIB?
2. Apa sifat-sifat unsur golongan VB dan VIB?
3. Bagaimana cara memperoleh unsur golongan VB dan VIB?
4. Apa kegunaan dari unsur-unsur golongan VB dan VIB?
5. Apa bahaya yang dapat di timbulkan dari unsur golongan VB dan VIB?

1. 3. Tujuan
1. Mengetahui sejarah unsur golongan VB dan VIB.
2. Mengetahui sifat-sifat unsur golongan VB dan VIB.
3. Mengetahui cara memperoleh unsur golongan VB dan VIB.
4. Mengetahui kegunaan unsur-unsur golongan VB dan VIB.
5. Mengetahui bahaya yang di timbulkan dari unsur-unsur golongan VB dan VIB.

1
BAB 2 PEMBAHASAN
2. 1. Unsur Transisi Golongan VB
Unsur Transisi golongan VB terdiri darii 4 unsur yaitu V, Nb, Ta, dan Db.
Elektron terluar V ( 3d3 4S2 ), Nb ( 4d4 4S1 ), Ta ( rd3 4S2 ). Bilangan oksidasi
bervariasi, stabilitas bilangan oksidasi +5 meningkat dari V-Nb-Ta. Dengan demikian
V+5 mudah direduksi menjadi V+2 sedang Nb+5 dan Ta+5 tetap stabil, V+5 merupakan
oksidator yang baik. Sifat unik tiap-tiap unsure berkurang dangan berkurangnya ukuran
kation. Dengan demikian sifat unik V+4 > V+3 > V+2. Akibatnya VCl4 bersifat kovalen.
Sifat oksidanya, V2O5 amphoter tetapi lebih bersifat asam, sedang Nb2O5 dan
Ta2O5 lebih sedikit basa. Pada suhu kamar tidak reaktif tetapi pada pemanasan bereaksi
membentuk halida VCl5, VCl4, VCl3, dan VI3. sedang Nb dan Ta hanya membentuk
halida tipe MX5. Semua halida bersifat kovalen, mudah menguap. Dengan H2 membentuk
senyawa non-stoikiometrik, VH0,7 ; NbH0,86 dan TaH0,76. Kecenderungan membentuk
komplek : V > Nb > Ta Jari-jari ( ion dan atom ) Nb dengan Ta hampir sama sebagai
akibat lanthanida contraction, sehingga sifat keduanya hampir sama. Senyawa logam-
logam ini dengan bilangan oksidasi rendah tampah berwarna karena adanya orbital d
yang berisi sebagian.

Sifat-sifat Vanadium (V23) Niobium Tantalum Dubnium


(Nb41) (Ta73) (Db105)
Konfigurasi 2 8 11 2 2 8 18 12 1 2 8 18 32 11 2 8 18 32 32
2 11 2
Massa atom (g/mol) 50,94 92,91 130,95 268

Massa jenis 6,1 8,4 16,6 -


Titik cair 1900 2468 2996 -
Titik didih 3450 3300 5425 -
Jari jari atom 1.34 1,46 1,49 -
Jari-jari ion 0,59 0,70 0,73 -
Potensial ionisasi 6,74 6,80 7,00 -
pertama

2
Elektronegativitas 1,6 1,6 1,5 -
Bilangan oksidasi -1, 0, +1, +2, +3, +1, +2, +3, +1, +2, +3, +3, +4, +5
+4, +5 +4, +5 +4, +5
Kalor uap 106 - 180 -
Kalor lebur 4,2 6,4 6,8 -
Kapasitas kalor (25 oC) 24.89 24,60 25,36 -
J/(mol.K)
Sifat magnetic Paramagnetik - - -

2.1.1. Vanadium

senyawa vanadium tersebar melimpah dalam kerak bumi. Vanadium umumnya


terdapat disebagian besar tanah dalam jumlah bervariasi dan diserap oleh tanaman.
Dalam biologi atom vanadium merupakan komponen penting beberapa enzim terutama
nitrogenase vanadium yang digunakan oleh beberapa mikroorganisme nitrogen.
Vanadium merupakan bagian unsur golongan VB dan logam transisi blok d yang banyak
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti banyak digunakan dalam pembuatan
logam tahan karat. Vanadium juga merupakan unsur yang paling ringan dalam satu
50 51
periode dan memiliki dua isotop stabil yaitu 𝑉 dan 𝑉 dengan kelimpahan masing-
masing atom 0.25% dan 99.75%. vanadium memiliki beberapa bentuk oksidasi (antara 2+
dan 5+). (Richards, 2006)
Meskipun penggunaannya banyak untuk kehidupan sehari-hari vanadium serta
senyawaannya harus digunakan dengan penanganan khusus karena bersifat racun. Hal
ini dapat menimbulkan beberapa kerusakan dan gangguan terhadap kesehatan
pada makhluk hidup.

3
a. Sejarah
Vanadium ditemukan pada tahun 1801 oleh ilmuwan Spanyol Andres Manuel del
Rio. Del Rio menemukan unsur baru dalam bijih timah coklat (sekarang dikenal sebagai
mineral vanadinite, Pb5 [VO4]3Cl) di New Spain (Meksiko). Del Rio pindah ke Meksiko
sebagai profesor Kimia dan Mineralogi di Royal School of Mines, Mexico City. Dia
memberi nama panchromo atau panchromium elemen barunya yang berarti ‘semua
warna’ karena beragam warna yang ditemukannya saat menyelidiki garam unsur
tersebut.Ia kemudian mengganti nama elemen eritrono atau erythronium, dari kata
Yunani eruthros, yang berarti merah. Nama baru terinspirasi oleh warna merah yang
terlihat ketika garam oksida golongan 1 atau atau 2 dari unsur baru – misalnya natrium
vanadium oksida dipanaskan atau diasamkan. Pada tahun 1805, kimiawan Perancis
Hippolyte Victor Collet Descotils meneliti bijih timah dan mengumumkan bahwa
eritronium sebenarnya adalah murni kromium sebuah analisis yang, sayangnya, del Rio
terima. Tidak ada yang lebih terdengar dari unsur ini sampai 1830, ketika Nils Gabriel
Sefström di Stockholm, Swedia, menemukan logam baru dalam bijih besi Swedia. Dia
menyebut vanadium elemen baru ini setelah ‘Vanadis’ dewi kecantikan Skandinavia
karena senyawa multi warnayang indah yang dibentuk oleh logam.

Pada tahun yang sama, kimiawan Jerman Friedrich Wöhler menginvestigasi kembali
bijih timah Meksiko dan menemukan bahwa vanadium identik dengan del erythronium
(5)
Rio. Logam ini pertama kali diisolasi oleh Sir Henry E. Roscoe pada tahun 1867, di
Manchester, Inggris, dengan mereduksi vanadium klorida dengan hidrogen. Mineral
diberi nama roscoelite vanadium untuk menghormati karya Rocoe. (moskalyk, 2003)

b. Sifat fisika
Simbol dan golongan : V, logam transisi
Warna : Keperakan
Massa Atom : 50,9415
Bentuk : Padat
Titik Leleh pada 1 atm : 1910 oC, 2193 K
Titik didih pada 1 atm : 3407 oC, 3673 K
Elektron : 23

4
Proton : 23
Neutron : 28
Kulit Elektron : 2,8,11,2
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d3 4s2
Massa jenis @ 20oC : 6,1 g/cm3
Elektronegativitas : Skala pauling: 1.63
Struktur Kristal : Kubus berpusat badan (bcc)
Kelimpahan di bumi : 86 ppm
Kelimpahan di kerak : 138 ppm
Kelimpahan di laut : ~30-37 nmol/kg
Kelimpahan di inti : 150 ppm
c. Sifat kimia
1. Vanadium oksida (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat.
2. Vanadium sukar larut dalam HCl dan H2SO4 , tetapi larut dalam HF dan HNO3.
3. Vanadium tahan terhadap korosi karena memiliki lapisan pelindung oksida
dipermukaannya.
4. Tahan terhadap larutan basa dan juga air garam. Tetapi dapat teroksidasi diatas
660oC.
5. Memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu yaitu +1,+2,+3,+4,+5. Yang paling
stabil +4 dan yang paling umum +3.
6. Memiliki tingkat oksidasi tertinggi jika berikatan dengan unsur yang sangat
elektronegatif seperti O dan F.
d. Sintesis
Dengan senyawa antara lain:
1) Vanadinite, ekstraksi dari bijih ini melibatkan beberapa tahap
 Pemisahan PbCL2
Bijih direaksikan dengan HCl pekat, terbentuk PbCl2 (akan mengendap) dan
VO2Cl (dioxovandium chlorida)tetap dalam larutan.
 Pembuatan V2O5
Setelah PbCL2 dipanaskan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3
sehingga terbentuk NH4VO3 yang bila dipanaskan akan terbentuk V2O5.

5
 Reduksi NH4VO3
V2O5 direduksi dengan Ca pada 900-950oC untuk memperoleh vanadium murni.
2) Carnotite, ekstraksi ini terdapat beberapa tahap
 Pembuatan Na3VO4
Carnotite dicairkan denga Na2CO3larutan yang diperoleh di ekstraksi denga air
untuk mengendapkan Fe(OH), kemudian larutan di pekatkan dan didinginkan
maka di dapat Na3VO4.
 Pembuatan V2O5
Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3, sehingga
terbentuk NH4VO3 (amonium metavanadate), yang dipanaskan untuk
mendapatkan V2O5.
 Reduksi V2O5
Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam Vanadium murni.
3) Pembuatan logam vanadium terdapat 3 cara, yaitu dengan
Logam ini sangat sulit di peroleh dalam keadaan murni sebab titik cair yang tinggi
dan reaktivitas terhadap O2, N2, dan C pada suhu tinggi.
 Vanadium ±99% dapat diperoleh dengan mereduksi V2O5. Dengan Al (proses
thermit)
 Vanadium murni diperoleh dengan mereduksi VCl3 dengan Na atau dengan H2
pada suhu 900oC, VCl3 diperoleh dari reaksi V2O5 dengan S2Cl2 pada suhu 300oC.
 Reduksi VCl4 dengan Mg dapat memperoleh 99.3% vanadium.
e. Kegunaan
1. Kegunaan vanadium secara umum
Vanadium digunakan dalam memproduksi logam tahan karat dan peralatan yang
digunakan dalam kecepatan tinggi. Vanadium karibida sangat penting dalam
pembuatan baja, sekitar 80% vanadium yang sekarang dihasilkan digunakan sebagai
ferro vanadium atau sebagai sebagai bahan tambahan baja. Foil vanadium digunakan
sebagai zat pengikat dalam melapisi titanium pada baja. Vanadium petoksida
digunakan dalam pembuatan keramik dan sebagai katalis. Vanadium juga digunakan
untuk menghasilkan magnet superkonduktif dengan medan magnet sebesar 175000

6
Gauss. Penggunaan utama dalam paduan vanadium, terutama dengan baja. Sejumlah
kecil vanadium menambah kekuatan, ketangguhan, dan tahan panas.
2. Kegunaan vanadium dalam bidang industri
 Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang
tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi.
 Untuk membuat logam campuran
f. Dampak
Seseorang yang terpapar debu vanadium peroksida yang ditemukan menderita iritasi
mata, hidung dan tenggorokan yang para. Penyerapan vanadium oleh manusia terjadi
melalui bahan makanan, seperti gandum, kacang kedelai, minyak zaitun, minyak bunga
matahari, apel dan telur. Jika terpapar vanadium melalui udara dapat menyebabkan
bronkitis dan pneumonia. Bahaya kesehatan yang berhubungan dengan vanadium
tergantung pada keadaan oksidasinya. Sementara konsentrasi maksimum V2O5 yang
masih diizinkan terdapat di udara adalah 0.05 (selama 8 jam kerja, rata-rata selama 40
jam per minggu).

2.1.2. Niobium

a. Sejarah
Menurut mitologi Yunani: Niobe, putri Tantalus pertama kali ditemukan oleh
CharlesHatchett pada tahun 1801. Hatchett menemukan niobium dalam bijih columbit
yang dikirim keinggris pada tahun 1750-an oleh John Winthrop, gubernur pertama
Connecticut. Ada cukupbanyak kebingungan tentang perbedaan antara niobium dengan
tantalum yang berkaitan erat. Pada tahun 1846, Heinrich Rose dan Jean Charles
melakukan eksperime dan menemukan suatuelemen. Rose tidak menyadari pekerjaan
Hatchett dan meberi nama elemen tersebut niobium.Pada tahun 1864 Christian

7
Blomstrand adalah ilmuwan pertama yang menyiapkan logam murni.Blomstrand
mengurangi klorida niobium dengan memanaskannya dalam suasana
hidrogen.Columbium dengan simbol Cb adalah nama awal yang diberikan
kepada elemen ini olehHatchett. Setelah terjadi kontroversi, diputuskan bahwa
columbium dan niobium adalah unsuryang sama. Akhirnya kesepakatan internasional
(sekitar tahun 1950) dicapai untuk menggunakan nama niobium, meskipun nama
columbium bertahan dalam industri metalurgi AS. (HAMMOND, 2017)

b. Sifat fisika
nomor atom : 41
berat atom : 92,906 g/mol
titik leleh : 2.468 ° C (4474 ° F)
Titik didih : 4927 ° C (8901 ° F)
berat jenis : 8.57g/mL (20 ° C)
oksidasi : +2, +3, +4, +5
elektron konfigurasi : [Kr]4d45s1
Warna : Putih berkilau
Kelarutan : Larut dalam campuran HNO3-HF
c. Sifat kimia
Unsur Niobium memiliki konfigurasi elektron [Kr] 4d4 5s1. Sifat kemagnetan yang
dimiliki niobium adalah paramagnetic. Hal tersebut dapat dilihat pada konfigurasi
niobium dimana orbital 4d hanya tersisi 4 elektron tidak berpasangan dan orbital 5s terisi
1 elektron yang juga tidak berpasangan.
Unsur niobium dapat membentuk senyawa kompleks [NbCl6]2- . Senyawa kompleks
ini berwarna kuning, memiliki bilangan oksidasi +4 dan bilangan koordinasi 6.
Berdasarkan teoriikatan valensi , kompleks ini memiliki hibridisasi sp3d2 dengan bentuk
octahedral.
Berikut beberapa sifat kimia dari unsur niobium:
1. Niobium adalah logam langka lunak, bisa ditempa, dan berwarna putih berkilau
2. Memiliki struktur kristal kubus dengan sifat fisik dan kimia mirip tantalum.

3. Mudah bereaksi dengan oksigen, karbon, halogen, nitrogen, dan sulfur

8
4. Logam ini inert terhadap asam, bahkan awua regia pada suhu kamar, tetapi
bereaksi dengan panas, asam pekat, terutama oleh basa dan oksidator.

d. Kegunaan
1. Niobium digunakan untuk produksi paduan logam tahan suhu tinggi dan stainless
steel khusus.
2. Niobium mampu memberikan kekuatan lebih besar pada logam lain, terutama
ketika terkenasuhu rendah.
3. Niobium karbida digunakan dalam alat pemotong. Unsur ini juga digunakan
dalam paduan stainless steel untuk reaktor nuklir, jet, rudal, alat pemotong, pipa,
magnet super, dan batang las.
4. Paduan niobium-timah dan niobium-titanium digunakan sebagai kabel magnet
superkonduktor untuk menghasilkan medan magnet yang sangat kuat.
5. Niobium juga digunakan dalam bentuk murni untuk membuat superconducting
accelerating structures untuk akselerator partikel.
6. Paduan Niobium digunakan pula dalam bedah implan karena tidak bereaksi
dengan jaringan manusia
e. Sintesis
Niobium kira-kira 10 kali lebih banyak di kerak bumi daripada tantaluman. Niobium,
lebihbanyak dari pada timbal dan lebih sedikit dari tembaga dalam kerak bumi. Mineral
Niobium, serikolumbit-tantalite, di mana kolumbit (FeNb2O6) dan tantalite (FeTa2O6)
terjadi pada rasio sangat bervariasi, yang merupakan sumber komersial utama
Niobium. Piroklor, kalsium natrium niobate, juga merupakan sumber komersial
utama. Niobium alami terjadi sepenuhnya sebagai isotop stabil niobium-93. Brasil
dan Kanada merupakan produsen utama mineral niobium konsentrat dan
cadangan bijih yang luas juga di Nigeria, Republik Demokratik Kongo dan Rusia.
(HAMMOND, 2017)
Prosedur produksi untuk niobium merupakan proses yang kompleks, masalah
utama proses ini adalah proses pemisahan dari tantalum. Pemisahan dari tantalum
dipengaruhi oleh ekstraksi pelarut dalam proses cair-cair; niobium ini kemudian
diendapkan dan dipanggang untuk menghasilkan niobium pentoksida, yang direduksi
menjadi bubuk niobium melalui proses metallothermic dan hidridisasi. Serbuk

9
dikonsolidasikan dan dimurnikan lebih lanjut dengan elektron-beam leleh. Vacuum
sintering serbuk juga digunakan untuk konsolidasi. Niobium juga dapat diperoleh dengan
baik melalui elektrolisis garam menyatu atau reduksi kompleks fluoro dengan logam
yang sangat reaktif seperti natrium.

Cara yang lain yaitu niobium dapat diekstraksi dari bijih dengan menggabungkan
bijih dengan alkali, dan kemudian campuran diekstraksi dan menghasilkan asam
fluorida (HF).Niobium tetap dalam larutan HF. Pengasaman larutan HF diikuti oleh
ekstraksi lebih lanjut dengan Metil Isobutil Keton dan memberikan suatu larutan organik
yang mengandung niobium.
1) Reaksi dengan udara dan air

Nb tidak bereaksi dengan air dan udara pada kondisi normal, karena
permukaan logamnya telah dilapisi oleh lapisan oksida.

2) Reaksi dengan oksigen

 Nb(s) + O2(g) →NbO2(s)

3) Reaksi dengan Halogen

 2Nb (s) + 5F2 (g) →2NbF5(s)

 2Nb(s) + 5Cl2 (g) →2NbCl5 (s)

 2Nb (s) +5Br2 (g) →2NbBr5 (s)

 2Nb (s) + 5I2 (g) →2NbI5 (s)

4) Reaksi dengan Karbon

 Nb(s) + C(s) →NbC(s)

5) Alloy Unsur
niobium memiliki beberapa alloy atau perpaduan dengan unsur lain. Berikut
contoh alloy dari niobium:

10
 Nb-Ti merupakan alloy dari niobium titanium yang digunakan dalam industri
pembuatan superconducting magnets.

 Ferroniobium dan nickel-niobium

 Niobium 1%-zirkonium digunakan dalam peroketan dan industri nuklir

 C-103 merupakan alloy niobium yang mengandung 10% hafnium dan 1%


titanium

 C-129Y dan C-30098.

f. Bahaya

Dalam bentuk bubuk itu mengiritasi mata dan kulit dan bisa menjadi bahaya
kebakaran. Banyak senyawa niobium sangat beracun.

2.1.3. Tantalum
Tantalium merupakan salah satu unsur transisi golongan VB dengan bilangan
oksidasi +5. Tantalium diemukan oleh Andres Gustav Ekeberg pada tahun 1802, banyak
ahli kimia yang menduga nibium dan tantalum adalah unsur yang sama. Pada tahun 1844,
Rowe membedakannya dan Marignac pada tahun 1866 yan menunjkan bahwa asam nioat
dan tantalat adalah dua asam yang berbeda. Ahli kimia sebelumnya hanya mengisolasi
unsur yang belu murni. Unsur ini baru didapatkan murni dan bisa ditempa untuk pertama
kalinya oleh vonBolton pada tahun 1903. Tantalum sendiri dapat diteukan dalam mineral
kolumbit-tantalit. (sunardi, 2006)
a. Sifat Fisika
Nomor Atom : 57
Titik Leleh : 5467.73ᵒF (3019.85ᵒC)
Massa Atom : 180.95
Fasa : Solid (Hard)
Warna : Logam perak-abu-abu.
Titik didih : 9856ᵒF (5458ᵒC)
Elektronegativitas : 1.5 (skala pauling)
Jari-jari atom : 146 pm
11
b. Sifat Kimia
Tantalum dalam keadaan murni dapat idtempa dan bisa dibentuk mejadi kaawat halus
yang digunakan sebagai filame untuk menguapkan logam seperti aluunium. Tanalum
sendiri hamper tidak bisa dilarutkan secara kmiawi pad suhu dibawah 150ᵒC, dan hanya
bisa dilarutkan oleh asm fluoride, larutan asam yang mengandung ion fluoride, dan sulfur
trioksida bebas. Senyawa basa ambat bereaksi terhadap tantalum. Pada suhu tinggi,
antalum menjadi lebih raktif juga memiliki kemampuan mengumpulkan pengotor pada
lapisan strukturnya, lapisan oksida tantalum sangat stabil, sifat dielektrik yang baik.
c. Kegunaan
Tantalum sangat tahan terhadap korosi, juga tidak menimbulkan reaksi kekebalan
pada manusia. untuk alasan ini, ia digunakan untuk membuat peralatan bedah yang perlu
tertanam secara permanen dalam tubuh manusia, seperti penggantian sendi pinggul dan
foil spesial dan kabel untuk memperbaiki saraf yang sobek. sebagai paduan, tantalium
menambah ketahanan korosi pada logam lain, serta kekerasan dan titik peleburan yang
lebih tinggi. untuk alasan ini, paduan tantalium berguna dalam pembuatan bagian jet,
roket dan perangkat lainnya yang menghasilkan suhu tinggi. tantalum juga digunakan
secara luas dalam membuat bagian elektronik dan zat yang disebut tantalum oksida, yang
merupakan salah satu bahan paling sulit yang pernah dibuat. Kemudian, digunakan dalam
pembuatan anak timbangan dalam laboratorium, pembuatan lensa kamera, pembuatan
peralatan karbit yang terbuat dari logam serta untuk memproduksi variasi campuran
logam yang memiliki titik didih tinggi serta kekuatan yang baik.
d. Pembuatan/sintesis
Tantalum didapatkan melalui pemisahan dari niobium yang membutuhkan proses
yang rumit. Metode yang biasa digunakan untuk menghasilakn tantalum yaitu elektrolisis
kalium fluorotantalat cair, reduksi kalium fluorotantalat dengan natrium, atau
mereaksikan tantalum karbida dengan tantalum oksida. Telah dikenali 25 isotop tantalum,
sedangkan yang ada di alam hanyalah dua isotop saja.
e. Kristal
Struktur Kristal dari antalum yaitu berbentuk BCC atau Body Centerd Cubic

12
2.1.4. Dubnium

a. Sejarah
Dubnium (Db), unsur transuranium radioaktif buatan diproduksi di Grup V b dari
tabel periodik, nomor atom 105. Penemuan Dubnium (elemen 105), seperti
rutherfordium (elemen 104), Dubnium telah menjadi masalah sengketa antara Soviet
dan ilmuwan Amerika. Soviet mungkin telah mensintesis beberapa atom unsur 105
pada tahun 1967 di Institut Bersama untuk Penelitian Nuklir di Dubna, Rusia, Uni
Soviet, dengan membombardir amerisium-243 dengan ion neon-22, memproduksi
isotop unsur 105 yang memiliki nomor massa 260 dan 261 setengah-hidup dari 0,1
detik dan 3 detik. Karena kelompok Dubna tidak mengusulkan nama untuk elemen
pada saat mereka mengumumkan data-awal mereka praktek yang telah menjadi
kebiasaan setelah penemuan baru elemen-itu menduga oleh para ilmuwan Amerika
bahwa Soviet tidak memiliki bukti eksperimental yang kuat untuk mendukung klaim
mereka. Ilmuwan Soviet berpendapat, bagaimanapun, bahwa mereka tidak
mengusulkan nama pada tahun 1967 karena mereka lebih suka mengumpulkan lebih
banyak data tentang sifat-sifat kimia dan fisik elemen sebelum melakukannya. Setelah
menyelesaikan penelitian lebih lanjut, mereka mengusulkan nama nielsbohrium.

Pada tahun 1970 sekelompok peneliti di Lawrence Radiation Laboratory dari


University of California di Berkeley mengumumkan bahwa mereka telah mensintesis
isotop 260 dari unsur 105, dimana mereka mengusulkan nama hahnium untuk elemen

13
tersebut, untuk menghormati Otto Hahn, penemu fisi nuklir. Tim Amerika tidak bisa
menduplikasi percobaan Soviet; namun, ketika anggotanya membombardir
kalifornium-249 dengan inti atom nitrogen-15, mereka memproduksi "hahnium-260,"
yang memiliki paruh sekitar 1,6 detik. Sebagai bukti lebih lanjut dari penemuan
mereka, para ilmuwan di Berkeley mengukur jumlah energi yang dipancarkan oleh
"hahnium-260" karena pembusukan, serta unsur-unsur yang dihasilkan dalam proses;
karakteristik ini cukup berbeda dari unsur yang dikenal sebelumnya dalam sistem
periodik. The International Union of Pure and Applied Chemistry akhirnya
menetapkan bahwa elemen diberi nama Dubnium

b. Sifat fisika
Nomor atom : 105
Massa atom : 262
Jumlah neutron : 157
Fasa pada suhu kamar : Padat
Klasifikasi unsur : Logam
Nomor periode :7
Nomor golongan : VB
Bilangan Oksidasi : +5
Elektron konfigurasi : [rn]5f 14 6d3 7s2
Struktur kristal : Body Cantered Cubic
c. Sifat kimia
1. Sintetis dalam tabel periodik yang cepat meluruh
2. Bersifat radioaktif (Anwardah, 2017)
d. Kegunaan
Dalam hakikatnya, Dubnium hanya untuk kepentingan riset saja. Karena masih
sedikit yang diketahui tentang nya dan belum diketahui memiliki fungsi apa saja
(Anwardah, 2017)

e. Sintesis
Unsur ini tidak dapat ditemukan secara langsung di alam bebas. Unsur ini
merupakan salah satu unsur yang ditemukan dari hasil sintesis. Selain itu, unsur ini

14
belum diketahui terlalu banyak, sehingga kelimpahannya pun belum terlalu banyak
diketahui.
Unsur Dubnium dapat dibuat dengan menembaki unsur amerisium dengan atom –
atom neon, dan menghasilkan isotop – isotop dubnium, dan dengan cepat meluruh
dengan memancarkan energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik. (Anwardah,
2017)
f. Bahaya
Dilihat dari sifatnya, unsur dubnium sangat tidak stabil maka jumlah yang
terbentuk akan mudah terurai ke elemen lain dengan sangat cepat. Oleh karena
waktunya yang sangat cepat, sampai saat ini belum ada alasan yang ditemukan untuk
mempelajari pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Selain itu juga, keterangan
lainnya tentang unsur ini belum diketahui secara pasti.
2. 2. Unsur Transisi Golongan VIB
Unsur dalam golongan VI B termasuk dalam unsur transisi yaitu unsur blok d
yang konfigurasi elektronnya diakhiri oleh sub kulit d. Unsur-unsur yang termasuk
dalam golongan VI B yaitu Kromium (Cr), Molibdenum (Mo),Tungsten (W), dan
Seaborgium (Sg). Beberapa sifat golongan ini dapat kita lihat dalam Sistem Periodik
Unsur. Konfigurasi elektron terluar unsur ini adalah (n-1)d5 ns1 .

Beberapa karakteristik unsur dalam satu golongan adalah:

 Titik Didih dan Titik Leleh


Titik didih dan titik lelehnya (dari unsur Cr sampai Sg) semakin besar nilainya.
 Jari –jari Atom
Telah diketahui dari tabel Sistem Periodik Unsur bahwa semakin banyak Nomor
Atom maka semakin banyak kulit yang dimiliki atom tersebut sehingga semakin
besar jari-jarinya. Jadi dapat dikatakan bahwa dari unsur Cr sampai Sg, jari-jari
makin besar.
 Kerapatan
Dari data yang terlihat pada table di atas, kerapatan dari unsur Cr sampai Sg
semakin besar, kecuali untuk Rutherfordium belum diketahui kerapatannya.
 Elektronegativitas

15
Besarnya keelektronegativitas unsur golongan IVB dari atas ke bawah (Cr sampai
Sg) semakin menurun. Pernyataan ini didukung dengan adanya sumber yaitu
Tabel Pauling.
 Potensial Reduksi Standart (V)
Besarnya potensial reduksi standart dari atas ke bawah (Cr sampai Sg) semakin
bernilai negative (kecil).
 Energi Ionisasi
Besarnya Energi Ionisasi dari atas ke bawah (Cr sampai Sg), cenderung menurun
harganya.

2.2.1. Khrom

Kromium ditemukan di mineral yang dikenal sebagai timbal merah Siberia.


Mineral tersebut pertama kali dijelaskan pada tahun 1766 oleh ahli mineral Jerman
Johann Gottlob Lehmann (1719-67). Para ilmuwan bingung tentang elemen mineral
baru ini. Itu memiliki bentuk dan warna yang tidak terlihat pada mineral lainnya. Dalam
beberapa kasus, ditemukan, seperti yang dikatakan beberapa orang, “menempel seperti
rubi kecil sampai kuarsa.”

Namun, studi tentang timbal merah Siberia sulit dilakukan. Itu hanya ditambang di
satu lokasi di Jerman dan para penambang merasa sulit untuk dilepas. Para ilmuwan
hanya memiliki sedikit mineral untuk dipelajari. Mereka menduga bahwa itu
mengandung timbal serta arsenik, molibdenum, atau logam lainnya.

Pada tahun 1797, Vauquelin memulai penelitiannya sendiri mengenai keunggulan


merah Siberia. Ia yakin mineral itu mengandung unsur baru. Tak satu pun unsur yang
diketahui bisa menjelaskan hasilnya. Dia melaporkan “logam baru, memiliki sifat yang
sama sekali tidak seperti logam lainnya.”

16
Setahun kemudian, Vauquelin mampu mengisolasi sampel kecil dari logam itu
sendiri. Ia memanaskan arang (Karbon yang hampir murni) dengan senyawa kromium,
kromium trioksida (Cr2O3). Ketika reaksinya selesai, dia menemukan jarum logam
kromium kecil:

Nama kromium disarankan oleh dua ahli kimia Prancis, Antoine Francois de
Fourcroy (1755-1809) dan René-Just Haüy (1743-1822), karena kromium membentuk
begitu banyak senyawa berwarna yang berbeda. Warnanya berkisar dari ungu dan hitam
hingga hijau, oranye, dan kuning.

a. Sifat fiska
Karakteristik 24Cr

Densitas/gr cm-3 7,14


Titikleleh/oC 1900
Titikdidih/oC 2690
Jari-jariatomik/pm 128
(bilangankoordinasi = 12)
Jari-jariionik/pm
M6+ ; M5+ ; M4+ ; M3+ ; M2+ 44 ; 49 ; 55 ; 61,5 ; 73 (1.s) ; 80 (h.s)
(bilangan koordinasi 6)
Konfigurasielektronik [18Ar] 3d5 4s1
elektronegativitas 1,6

b. Sifat kimia

Struktur kristal kubus berpusat badan


(bcc)
Kecepatan suara 5940 m/s (suhu 20 °C)
batang ringan
Ekspansi kalor 4,9 µm/(m·K)
(suhu 25 °C)
Konduktivitas termal 93,9 W/(m·K)

17
Resistivitas listrik 125 n Ω·m (suhu 20 °C)
Bilangan oksidasi +2, +3, +4, +6 (oksida
asam kuat)
Energi Ionisasi E1: 652,9 kJ/mol
E2: 1590,6 kJ/mol
E3: 2987 kJ/mol

Isotop kromium terstabil


Iso- Kelim- Waktu paruhModa Pro-
top pahan (t1/2) peluruhan duk

50
Cr 4.345% > 1,8×1017y εε 50
Ti

ε 51
V
51
Cr syn 27,7025 d
γ -

52 52
Cr 83,789% Cr stabil dengan 28 neutron

53 53
Cr 9,501% Cr stabil dengan 29 neutron

54 54
Cr 2,365% Cr stabil dengan 30 neutron

1. Tidak bereaksi dengan air pada suhu ruangan.


2. Tidak bereaksi denfan oksigen pada suhu ruangan
3. Reaksi dengan halogen
Krom bereaksi dengan fluoride pada 4000 C dan pada tekanan 200-300
atm membentuk chromium (IV) fluoride.
Reaksi: Cr(s) + 3F2(g) → CrF6(s)
Dibawah kondisi ekstrim, chromium (V) fluoride dapat dibentuk.
Reaksi : 2Cr(s) + 5F2(g) → 2CrF5(s)
Dibawah kondisi lebih normal, reaksi chromium dengan halogen
membentuk chromium (III) trihalides.
Reaksi : 2Cr(s) + 3X2(g) → 2CrX3(S)
4. Reaksi dengan asam

18
Logam kromium larut dalam asam klorida encer untuk membentuk larutan
yang mengandung Cr aquated (II) ion bersama-sama dengan gas hidrogen.
Cr (s) + 2HCl (aq) → Cr2 + (aq) + 2Cl-(aq) + H2 (g)
c. Kegunaan
1. Digunakan untuk mengeraskan baja, untuk pembuatan stainless steel, dan untuk
membentuk paduan
2. Digunakan dalam plating untuk menghasilkan permukaan yang indah dan keras,
serta untuk mencegah korosi
3. Digunakan untuk memberi warna hijau pada kaca zamrud
4. Digunakan sebagai katalis. seperti K2Cr2O7 merupakan agen oksidasi dan
digunakan dalamanalisis kuantitatif dan juga dalam penyamakan kulit
5. Merupakan suatu pigmen, khususnya krom kuning
6. Digunakan dalam industri tekstil sebagai mordants
7. Industri yang tahan panas menggunakan kromit untuk membentuk batu bata dan
bentuk, karenamemiliki titik lebur yang tinggi, sedang ekspansi termal, dan stabil
struktur Kristal
8. Dibidang biologi kromium memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa
9. Digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr-51 yang digunakan untuk mengukur
volume darah dan kelangsungan hidup sel darah merah
10. Digunakan sebagai pigmen merah untuk cat minyak, khususnya senyawa PrCrO4
11. Digunakan dalam pembuatan batu permata yang berwarna. Warnanya kerap
digunakan adalah warna merah, yang diperoleh dari kristal aluminium oksida
yang kedalamnya dimasukkan kromium
12. Bahan baku dalam pembuatan kembang api. Hal ini diperoleh dari Hasil
pembakaran amoniumdikromat, (NH4)2Cr2O7, yang berisi pellet dari raksa
tiosianat (HgCNS).

d. Sintesis

Sekitar 28,8 juta metrik ton (MT) bijih kromit yang dipasarkan diproduksi pada
tahun 2013, dan yang diubah menjadi ferokromium sebanyak 7,5 MT. Menurut John F.

19
Papp, yang menulis untuk USGS: Ferokromium adalah ujung akhir penggunaan bijih
kromit, [dan] baja nirkarat adalah ujung akhir penggunaan ferokromium.
Produser terbesar bijih kromium pada tahun 201 adalah Afrika Selatan (48%),
Kazakhstan (13%), Turki (11%), India (10%) dengan beberapa negara lainnya yang
memproduksi sekitar 18% dari produksi dunia.
Dua produk utama pengolahan bijih kromium adalah ferokromium dan logam
kromium. Untuk produk-produk tersebut, proses peleburan bijih tersebut sangat
berbeda. Untuk produksi ferokromium, bijih kromit (FeCr2O4) direduksi dalam skala
besar dalam tungku busur listrik atau peleburan yang lebih kecil dengan baik aluminium
maupun silikon dalam suatu reaksi aluminotermik.
Untuk produksi kromium murni, besi harus dipisahkan dari kromium dalam dua
tahap proses pemanggangan dan pelindian (leaching). Bijih kromit dipanaskan dengan
campuran kalsium karbonat dan natrium karbonat dengan adanya udara. Kromium
dioksidasi menjadi bentuk heksavalennya, sementara besi membentuk Fe2O3 yang
stabil. Pelindian selanjutnya pada suhu yang lebih tinggi melarutkan kromat dan
meninggalkan oksida besi yang tidak larut. Kromat diubah menjadi dikromat
menggunakan asam sulfat.

Dikromat dikonversi menjadi kromium(III) oksida melalui reduksi dengan karbon


dan kemudian direduksi dalam suatu reaksi aluminotermik menjadi kromium.

e. Kelimpahan
Kromium adalah unsur paling melimpah ke-22 di kerak bumi dengan konsentrasi
rata-rata 100 ppm. Senyawa kromium ditemukan di lingkungan dari erosi batuan yang
mengandung kromium, dan dapat disebarluaskan oleh letusan gunung berapi. Latar
belakang khas konsentrasi kromium di media lingkungan adalah: atmosfir <10 ngˑm−3;
tanah <500 mgˑkg−1; vegetasi <0,5 mgˑkg−1; air tawar <10 ugˑL−1; air laut <1 ugˑL−1;
sedimen <80 mgˑkg−1.

20
Kromium ditambang sebagai bijih kromit (FeCr2O4). Sekitar dua per lima bijih dan
konsentrat kromit di dunia diproduksi di Afrika Selatan, sementara Kazakhstan, India,
Rusia, dan Turki juga merupakan produsen substansial. Deposit kromit yang belum
dimanfaatkan berlimpah, namun secara geografis terkonsentrasi di Kazakhstan dan
Afrika bagian selatan
2.2.2. Molibden
Pada tahun 1778 seorang ahli kimia terkenal Swedia, C. W. Scheele telah berhasil
membuat suatu oksida unsur baru dari mineral molibdenit, MoS2, dengan demikian ia
mampu membedakan mineral ini dengan grafit yang pada waktu itu diduga identik.
Kemudian setelah 3 tahun kemudian, P.J. Helm berhasil mengisolasi molibdenum dari
pemanasan molibdenit dengan batubara. Nama molibdenum berasal dari bahasa Yunani,
molibdos, yang artinya mengandung makna kebingungan ketika menghadapi mineral-
mineral lunak hitam yang dapat dipakai untuk menulis, yaitu grafit yang disebut timbel
hitam dan plumbako. (Sugiyani, 2010)

a. Sifat fisika

Nama, Lambang, Nomor atom Molibdenum, Mo, 42

Deret Kimia Logam transisi

Golongan, periode, Blok VIB, 5, d

Penampilan abu-abu

Massa atom 95,94(2) g/mol

Konfigurasi Elektron [Kr] 4d5 5s1

Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 18, 13, 1

Fase Padat

Massa jenis (sekitar suhu kamar) 10,28 g/cm3

21
Titik lebur 2896 K, 2623 oC, 4753 oF

Titik didih 4912 K, 4639 oC, 8382 oF

Kalor peleburan 37,48 kJ/mol

Kalor penguapan 617 kJ/mol

Kapasitas kalor (25 oC) 24,06 J/(mol.K)

Resistivitas listrik (20 °C) 53.4 nΩ·m

Konduktivitas termal (300 K) 138 W/(m·K)

Ekspansi termal (25 °C) 4.8 µm/(m·K)

b. Sifat kimia

Struktur Kristal Cubic body centered

Bilangan oksidasi +3, +4, +5, +6 (oksida asam


kuat)

Elektronegativitas 1,8 (skala Pauling)

Energi Ionisasi E1: 684,3 kJ/mol

E2: 1560 kJ/mol

E3: 2618 kJ/mol

Jari-jari atom 139 pm

Jari-jari atom (terhitung) 190 pm

Jari-jari kovalen 145 pm

Reaksi-reaksi:

 Tidak bereaksi dengan air pada suhu ruangan

22
 Tidak bereaksi dengan oksigen pada suhu ruangan/normal. Pada temperature tinggi
membentuk Molibdenum (VI) trioxide. Reaksi: 2Mo(s) + 3O2(g) → 2MoO3(S)
 Reaksi dengan halogen
Pada temperatur ruangan Mo breaksi dengan fluorine membentuk Molibdenum (VI)
fluoride. Reaksi :Mo(S) + 3F2(g) → MoF6(l)
c. Kegunaan
Sekitar 75 persen dari molibdenum yang digunakan di Amerika Serikat pada tahun
1996 dijadikan campuran untuk baja dan besi. Hampir setengah dari campuran ini
digunakan untuk membuat stainless dan baja tahan panas. Hasilnya dapat digunakan
dalam pesawat terbang, pesawat ruang angkasa, dan rudal bagian. Penggunaan penting
lainnya adalah campuran molibdenum dalam produksi alat-alat khusus, seperti: busi,
shaft baling-baling, senapan barel, peralatan listrik digunakan pada temperatur tinggi, dan
boiler pelat.
Penggunaan penting lainnya adalah sebagai katalis molibdenum. Katalis adalah zat
yang digunakan untuk mempercepat atau memperlambat suatu reaksi kimia. Katalis tidak
mengalami perubahan wujud selama reaksi. Katalis molybdenum digunakan dalam
berbagai operasi kimia, dalam industri minyak bumi, dan dalam produksi polimer dan
plastik. Pada jumlah yang kecil, molibdenum efektif untuk mengeraskan baja.
Molibdenum digunakan pada komponen pesawat terbang, peluru, filamen pada pemanas
elektrik dan lapisan pelindung pada ketel. Molibdenum orange merupakan pigmen antara
merah-kuning ke merah-orange terang dan digunakan pada cat, tinta, plastik, dan
senyawa-senyawa karet.
Molibdenum disulfida merupakan pelumas yang baik, terutama pada suhu tinggi.
Molibdenum juga digunakan pada beberapa aplikasi elektronik, sebagai pelapis logam
konduktif pada transistor film-tipis.
Molibdenum merupakan salah satu bahan paduan baja yang menjadikan baja
bersifat keras dan kuat. Selain itu, molibdenum digunakan dalam oksida dan sistem lain
sebagai katalis untuk berbagai reaksi, salah satu contoh adalah “amonoksidasi”
akrilonitril menurut persamaan reaksi (Cotton & Wilkinson, 1989)
MoS2 digunakan sebagai pelumas padat yang ditambahkan ke oli dan digunakan
sebagai katalis dalam reaksi hidrogenasi.

23
d. Sintesis

Produksi molibdenum dunia adalah 250.000 t pada tahun 2011, produsen terbesar
adalah China (94.000 t), Amerika Serikat (64.000 t), Chile (38.000 t), Peru (18.000 t) dan
Meksiko (12.000 t). Total cadangan diperkirakan mencapai 10 juta ton, dan sebagian
besar terkonsentrasi di China (4,3 Mt), AS (2,7 Mt) dan Chile (1,2 Mt). Berdasarkan
benua, 93% produksi molibdenum dunia terbagi secara merata antara Amerika Utara,
Amerika Selatan (terutama di Cile), dan China. Eropa dan seluruh Asia (kebanyakan
Armenia, Rusia, Iran dan Mongolia) menghasilkan sisanya.

Dalam pengolahan molibdenit, bijih tersebut pertama kali dipanggang di udara pada
suhu 700 °C (1292 °F). Prosesnya menghasilkan gas belerang dioksida dan
molibdenum(VI) oksida:

Bijih yang teroksidasi biasanya diekstraksi dengan larutan amonia dalam air untuk
menghasilkan amonium molibdat:

Tembaga, ketakmurnian dalam molibdenit, kurang larut dalam amonia. Untuk


menghilangkannya dari larutan, tembaga diendapkan dengan hidrogen sulfida. Amonium
molibdat diubah menjadi amonium dimolibdat, yang diisolasi sebagai padatan.
Memanaskan padatan ini menghasilkan molibdenum trioksida:

Trioksida mentah dapat dimurnikan lebih lanjut dengan sublimasi pada 1100 °C
(2010 °F). Logam molibdenum dihasilkan melalui reduksi oksida dengan hydrogen:

e. Kelimpahan
Molibdenum dapat ditemui di alam bebas. Sebaliknya, walaupun ia masih menjadi
bagian dari suatu senyawa. Selain molybdenite, biasanya Molibdenum terjadi sebagai

24
mineral wulfenite (PbMo0 4) dan Powellite (CaMoO4). Dapat ditemukan di kerak bumi
yang diperkirakan sekitar 1 hingga 1,5 bagian per juta. Sekitar dua-pertiga dari semua
Molibdenum di dunia berasal dari Kanada, Chili, Cina, dan Amerika Serikat. Di Amerika
Serikat, bijih Molibdenum ditemukan terutama di Alaska, Colorado, Idaho, Nevada, New
Mexico, dan Utah.

2.2.3. Wolfarm

Wolfram adalah suatu unsur logam transisi golongan 6 B dalam tabel periodik
yang memiliki lambang W dan nomor atom 74. Nama unsur ini diambil dari bahasa Latin
wolfranium dan sering disebut wolfram. Selain itu, wolfram juga dikenal dengan nama
tungsten berasal dari bahasa Swedia yang berarti batu berat. (Cotton, 1989)

Kelimpahan dalam Kerak bumi sekitar 1,25 bagian per juta berat. Wolfram
adalah logam langka yang keras dan berwarna putih keperakkan, ditemukan pada mineral
seperti wolframit (Fe(Mn)WO4 ) dan schelit (CaWO4 ). Wolfram diidentifikasi sebagai
unsur baru pada tahun 1781, dan diisolasi pertama kali pada tahun 1783. (Bowser, 1993)

a. Sifat fisika

Nomor atom 74

Massa atom 183,84

Potensial ionisasi 7,98 V

25
Afinitas elektron -119 kJ/mol

Titik leleh 3422 oC, 3695 K

Titik didih 5550 oC, 5823 K

Keelektronegatifan 2,36

Bilangan oksidasi +6, +5, +4, +3, +2, +1, 0, -1, -2

Massa jenis pada 20oC: 19,3 g/cm3

b. Sifat kimia
 Tahan terhadap asam, logam wolfram tidak mudah mengalami korosi
 Tahan terhadap panas
 Wolfram bersifat paramagnetic
 Reaksi dengan oksigen
Pada suhu ruangan, wolfram dapat bereaksi dengan oksigen, dengan reaksi
sebagai berikut :
2 W (s) + 3 O2 (g) → 2 WO3 (s)
 Reaksi dengan halogen
Pada suhu ruangan wolfram bereaksi langsung dengan fluorin membentuk
wolfram heksaflourida, dengan reaksi sebagai berikut ;
W (s) + 3 F2 (g) → WF6 (s)
Wolfram dapat bereaksi langsung dengan klorin dan bromin pada suhu 250 oC,
dengan reaksi sebagai berikut : (Cotton & Wilkinson, 1989)
W (s) + 3 Cl2 (g) → WCl6 (s)
W (s) + 3 Br2 (g) → WBr6 (s)

26
c. Kegunaan

1. Wolfram dan paduannya secara luas digunakan untuk filamen lampu pijar dan
tabung elektronik.

2. Wolfram juga digunakan sebagai filamen dalam lampu tungsten halogen. Lampu-
lampu ini menggunakan halogen seperti bromin dan yodium untuk mencegah
filamen tungsten peneurunan dan karena itu lebih hemat energi daripada bola
lampu pijar standar.

3. Baja berkecepatan tinggi (yang dapat memotong material dengan kecepatan lebih
tinggi dari baja karbon), mengandung wolfram hingga 18%.

4. Wolfram digunakan dalam paduan logam berat karena kekerasannya dan dalam
aplikasi suhu tinggi seperti pengelasan.

5. Wolfram karbida digunakan untuk melapisi alat pemotong

d. Sintesis
Wolfram diambil secara pemanasan langsung hingga meleleh dari campuran bijihnya
dengan alkali, kemudian diendapkan dalam air sebagai WO3 dengan penambahan asam.
Reduksi dengan H2 pada suhu sekitar 850 oC terhadap oksida ini akan menghasilkan
serbuk logam abu-abu. Adapun persamaan reaksi sebagai berikut : (Cotton &. W., 1989)
WO3 (s) + 3 H2 (g) → W (s) + 3 H2O (l)

2.2.4. Seaborgium
Seborgium meruakan salah satu unsur logam transisi golongan VIB yang dibuat
melalui fusi nuklir. Seaborgium pertama kali diproduksi oeh tim ilmuwan yang dipimpin
oleh Albert Ghiorso yang bekerja di Lawrence Berkeley Laboratory di Berkeley,
California pada tahun 1974. Seaborgium yang mereka dapatkan hasil dari memborbardir
atom Californium-249 dengan ion Linear Accelerator. Benturan atom yang dihasilkan
seaborgium-263 dan empat neutron bebas. Seaborgium-263 adalah isotope seaborgium
dengan paruh sekitar 1 detik.

27
Nama seaborgium dengan symbol kimia “Sg” diumumkan pada hari minggu, 13
maret 1993 di 207 pertemuan nasional American Chemical Society di San Diego. Nama
seobirgium juga dipilih untuk mengormati Nobel 1951 yang lahir pada tahun 1012 di
Ishpeming, Michigan, Seaborg menerima Ph.D dalam kimi adari UC Berkeley pada tahun
1937. Seaborg cukup terkenal karena perannya dalam penemuan plutonium. Seaborg
menggunakan penemuan plutonium sebagai batu loncatan untuk penciptaan serangkaian
unsur transuranium-aerisium, kurium, berkelium, californium, einsteinium, fermium,
mendelevium, nobelium, dan sekarang seaborgium serta kemungkinan adanya pegubahan
nama dari unsur-unsur tersebut. (sunardi, 2006)
a. Sifat fisika

Seaborgium termasuk gol 6, periode 7, blok d, termasuk golongan logam dan


memiliki keadaan oksidasi Sg6+ dan memiliki energi ionisasi 730.

No. atom : 106

Elektron : 2,8,18,32,32,12,2

Konfigurasi elektron : [Rn] 5f14 6d4 7s2

Jumlah Elektron : 106

Jumlah Neutron : 160

Jumlah Proton : 106

massa molekul relative : 266 g/mol

b. Sifat kimia

Sifat kimia Seaborgium mirip dengan Wolfram. Dikarenakan unsur ini memiliki
nomor atom lebih tinggi daripada Uranium, sehingga Seaborgium memiliki sejumlah
sifat kimia yaitu ketidakstabilan dan radioaktivitas yang mengakibatkan seaborgium
berbahaya.

c. Sintesis

Seaborgium hanya digunakan dalam penelitian, salah satunya dibuat


dengan reaksi 249Cf(18O,4n)263X (membombardir atom Californium-249 dengan ion
28
oksigen) dengan menggunakan mesin yang disebut Super-Heavy Ion Linear
Accelerator. Benturan atom memancarkan alfa menjadi Rutherfordium (Seaborgium),
kemudian emisi alfa menjadi Nobelium, dilanjutkan dengan peluruhan alfa antara
Seaborgium dan Nobelium. Unsur ini diidentifikasi memiliki energi alfa 9.06 dan
9.25MeV dengan masa paruh waktu sekitar 0.9+/-0.2 detik.

Seperti elemen berat sintetis lain, seaborgium tidak memiliki komersial karena sangat
mahal untuk memproduksi dan hidup terlalu pendek untuk menjadi sangat produktif.

29
BAB 3 PENUTUP
3. 1. Kesimpulan
Dari materi diats dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur logam transisi golongan
VB dan VIB yaitu Vanadiaum (V), Niobium (Nb), Tantalum (Ta), Dubniuim (Db)
sebagai golongan VB dan Khrom (Cr), Molibden (Mo), Walfram (W), Seaborgium (Sg)
sebagai golongan VIB. Sifat – sifat unsure golongan V B sama dengan unsure logam
transisi lainnya, yaitu mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi, mempunyai
bilangan oksidasi lebih dari 1 sehingga dapat membentuk senyawa dengan berbagai
tingatan oksidasi, bersifat paramagnetik, dan dapat membentuk senyawa kompleks.
Sedangkan, untuk golongan VI B itik didih, titikleleh, jari-jari atom, kerapatan,
elektronegativitas, dan energi ionisasi dari atas kebawah (kromium sampai seaborgium)
adalah semakin besar.

30
DAFTAR PUSTAKA

Anwardah. (2017, November 14). Retrieved from https://sainskimia.com/unsur-kimia-


darmstadtium/

Bowser, J. (1993). Inorganic Chemistry. California: Brooks Publishing Company.

Cotton, & Wilkinson. (1989). Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.

Cotton, &. W. (1989). Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Pres.

HAMMOND, C. (2017). CRC Handbook of chemistry and physics. amsterdam: CRC press.

moskalyk, R. a. (2003). processing of vanadium: a review. . minerals engineering, 793-805.

Richards, R. (2006). Vanadium:inorganic & coordination chemistry . chichester: wiley.

Sugiyani, S. d. (2010). Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: Graha Ilmu.

sunardi. (2006). unsur kimia deskripsi dan Pmanfaatannya. bandung : Yrma Widya.

31

Anda mungkin juga menyukai