Anda di halaman 1dari 7

Tanah dan Peradaban Manusia

Tanah merupakan elemen penting dalam kehidupan. Pada masa kerajaan tanah
dianggap sebagai milik raja dan menjadi simbol kekuasaan seorang raja. Memasuki masa
penjajahan, baik masa penjajahan kolonial Belanda maupun Inggris, tanah dianggap
sebagai sumber daya ekonomi yang berharga dimana raja atau pemerintah sebagai
pemiliknya. Dengan demikian rakyat sebagai penyewa dibebani berbagai macam pajak.
Kemudian kebijakan pemerintah kolonial berubah menjadi masa liberalisasi dimana
konsep tanah bukan lagi milik raja atau pemerintah tetapi menjadi milik swasta. Para
pemodal asing diperbolehkan memiliki aset agraria, dan rakyat sebagai pengolahnya.
Ketika itu perkebunan menghasilkan keuntungan luar biasa bagi pemodal asing, sementara
rakyat menderita dengan dipaksa menjadi tenaga kerja murah. Ketika Belanda hengkang
dan digantikan Jepang, rakyat didorong untuk mengolah tanah perkebunan yang
ditinggalkan pemodal asing lalu menyerahkan hasilnya pada pihak Jepang. Dengan izin
dan dorongan dari pihak Jepang, maka rakyat menganggap bahwa mereka telah
memperoleh tanahnya kembali yang dirampas Belanda.

Pada era reformasi sekarang, permasalahan terkait agraria masih terus berlangsung.
Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) memang masih menjadi undang-undang yang
tidak tergantikan, namun dianggap masih belum memadai. Kasus sengketa tanah masih
marak terjadi, baik yang terekspos maupun yang tertutupi. Kebijakan pemerintah
mengakibatkan masalah kepemilikan agraria menjadi rumit, dan akhirnya menimbulkan
protes dari berbagai pihak. Persoalan ini menunjukkan bahwa hak rakyat atas tanah
masih belum terlindungi dengan baik

Dalam sejarah peradaban umat manusia, tanah merupakan faktor paling utama dalam
menentukan produksi setiap fase peradaban. Tanah tidak hanya mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi, tetapi juga nilai filosofis, politik, sosial dan kultural. Tidak mengherankan jika
tanah menjadi harta istimewa yang tidak henti-hentinya memicu berbagai masalah sosial.
Permasalahan tanah yang dari segi empiris sangat lekat dengan peristiwa sehari-hari,
tampak semakin kompleks dengan terbitnya berbagai kebijakan deregulasi dan
debirokratisasi di bidang pertanahan menyongsong era perdagangan bebas. Kebijakan di
bidang pertanahan ditujukan untuk mencapai tiga hal pokok yang saling melengkapi, yakni
efisiensi dan pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, pelestarian lingkungan dan pola
penggunaan tanah yang berkelanjutan. Sebagai sumber agraria yang paling penting, tanah
merupakan sumber produksi yang sangat dibutuhkan sehingga ada banyak kepentingan
yang kerap melingkupinya.

Falsafah Indonesia dalam konsep hubungan antara manusia dengan tanah


menempatkan individu dan masyarakat sebagai kesatuan yang tak terpisahkan, bahwa
pemenuhan kebutuhan seseorang terhadap tanah diletakkan dalam kerangka kebutuhan
seluruh masyarakat sehingga hubungannya tidak bersifat individualistis semata, tetapi
lebih bersifat kolektif dengan tetap memberikan tempat dan penghormatan terhadap hak
perseorangan.

Peran penting tanah dalam kehidupan manusia adalah untuk tempat tinggal dan
tempat melakukan kegiatan, tempat tumbuhnya vegetasi yang sangat berguna bagi
kepentingan hidup manusia, tempat berkembangnya hewan yang sangat berguna bagi
manusia dan mengandung barang tambang atau bahan galian yang berguna bagi manusia.

Sebagaimana sifat alamiah manusia membutuhkan tanah sebagai tempat berkativitas


dan mencari penghidupan, maka hubungan manusia dan tanah adalah tidak dapat
terpisahkan. Sedemikian eratnya hingga melahirkan bentuk hubungan yang lebih kuat
yakni sosial, emosional dan spiritual. Ada pepatah Jawa yang menggambarkan betapa
emosionalnya hubungan tanah dengan manusia yang mendiami di atasnya, yakni :
“sedhumuk bathuk, senyari bumi,dibelani nganti tumekaning pati”. Yang terjemahan
bebasnya kira - kira : meskipun tanah cuma seluas jidat atau seukuran jari, akan tetap dibela
penguasaannya sampai titik darah penghabisan.

https://www.academia.edu/32541936/PERAN_TANAH_DALAM_KEHIDUPAN_MANUSI
A?auto=download

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/49906/Chapter%20I.pdf?sequence=4
&isAllowed=y

https://www.academia.edu/4727274/Hubungan_Manusia_dengan_Tanah

Pengertian Tanah
Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.
Ilmu tanah adalah pengkajian terhadap tanah sebagai sumber daya alam. Dalam ilmu ini
dipelajari berbagai aspek tentang tanah, seperti pembentukan, klasifikasi, pemetaan, berbagai
karakteristik fisik, kimiawi, biologis, kesuburannya, sekaligus mengenai pemanfaatan dan
pengelolaannya. Tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang
membentuk kerak bumi) dan atmosfer. Tanah menjadi tempat tumbuh tumbuhan dan
mendukung kehidupan hewan dan manusia.
Menurut ahli geologi (berdasarkan pendekatan Geologis) Tanah didefiniskan sebagai
lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami
serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel
halus)
Menurut Ahli Pertanaian Tanah adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi yang
terdiri dari bahan padat, air, udara, dan jasad-jasad hidup yang bersama-sama merupakan
medium bagi pertumbuhan tanaman.
Mengingat luasnya pengertian tentang tanah, maka perlu ada spesifikasi dari pengertian
tanah. Pada awalnya tanah dianggap sebagai media alam tumbuhnya vegetasi yang tedapat di
permukaan bumi. Berdasarkan definisi di atas, maka gurun pasir tidak dianggap sebagai tanah
karena tidak dapat berfungsi sebagai media tumbuhnya vegetasi. Namun demikian dalam
kenyataannya bahan pasir tersebut termasuk kategori tanah.
Pada saat ilmu kimia sedang berkembang, seorang ahli kimia bernama Berzelius (1803)
menyatakan bahwa tanah merupakan laboratorium kimia alam dimana proses dekomposisi dan
reaksi sintesis kimia berlangsung secara tenang (Isa Darmawijaya, 1990:4). Pada tahap ini
tanah sudah tidak dipandang lagi hanya sebagai alat produksi pertanian, melainkan sebagai
tempat berlangsungnya segala reaksi kimia yang terjadi di alam.
Batas atas dari tanah adalah batas antara tanah dan udara, air dangkal, tumbuhan hidup,
atau bahan tumbuhan yang belum mulai terlapuk. Batas horizontal tanah adalah wilayah
dimana tanah berangsur beralih kedalam, area-area tandus, batuan atau es.
Batas bawah yang memisahkan dari bahan bukan tanah yang terletak dibawahnya,
adalah yang paling sulit ditetapkan. Tanah tersusun dari horizon-horizon dekat permukaan
bumi yang berbeda kontras tehadap bahan induk di bawahnya, telah mengalami perubahan
interaksi antara iklim, relief dan jasad hidup selama waktu pembentukannya

Konsep dan Fungsi Tanah


Berbagai konsep tentang tanah berbeda – beda, berikut disampaikan konsep tanah
berdasarkan pandangan ahli ilmu tanah.

a. Tanah sebagai Pijakan Bumi

Makhluk hidup yang ada di muka bumi termasuk manusia tentu sudah menyadari bahwa
tanah merupakan landasan yang mendukung kegiatan dan tempat tinggal mereka. Tanah
mempengaruhi lokasi jalan rintis dan tempat berkemah. Pada awal peradapannya manusia telah
mengenal berbagai kemampuan daerah yang berbeda – beda untuk pertumbuhan tanaman dan
hewan. Tanah yang ada merupakan landasan untuk melakukan aktivitas yang mendukung
kehidupan.

Kehidupan apapun di muka bumi ini membutuhkan landasan, dan tanah adalah satu
landasan tempat berpijak bagi makhluk hidup.

b. Tanah sebagai Medium Untuk Pertumbuhan Tanaman

Dengan dimulainya pertanian tanah merupakan medium untuk pertumbuhan tanaman.


Tanah merupakan daerah peralihan antara yang hidup dan yang mati, tempat tumbuhan
menggabungkan energi surya dan karbon dioksida dari atmosfer dengan hara dan air dari tanah
menjadi jaringan hidup. 99% makanan kita diproduksi dari lahan. Peran tanah sebagai medium
pertumbuhan tanaman begitu penting sehingga akan dibahas lebih banyak.

Pada dasarnya, tumbuhan yang tumbuh diatas lahan tergantung pada tanah karena tanah
merupakan tempat tersedianya air dan unsur – unsur hara. Disamping itu, tanah harus
menyediakan lingkungan supaya akar dapat berfungsi. Lingkungan ini memerlukan ruangan
pori untuk pernafasan akar. Oksigen harus didifusikan ke luar dari tanah agar tidak
berakumulasi. Akar yang mencekram tanah menahan tanaman agar tegak.

1. Penunjang
Salah satu fungsi yang menonjol dari tanah adalah menunjang tumbuhan. Akar
yang mencekram tanah memungkinkan tumbuhan yang sedang tumbuh tetap tegak.
2. Unsur – unsur hara yang esensial
Paling sedikit ada 16 unsur dianggap perlu untuk pertumbuhan tanaman
berpembuluh. Unsur tersebut sangat dibutuhkan oleh tanaman dan tersedia di dalam
tanah.
3. Kebutuhan tumbuhan akan air
Rata – rata 500g air diperlukan untuk menghasilkan 1 gram bahan kering
tanaman. Sekitar 1% air yang diserap akan mengisi sel tanaman sedangkan selebihnya
akan diuapkan. Tanaman akan membatasi pertumbuhannya jika terjadi kekurangan air.
Kemampuan tanah menahan air melawan grafitasi menjadi sangat penting.

c. Tanah sebagai Mantel Batuan Yang Lapuk

Ahli geologi menjadi tertarik pada tanah sebagai produk pelapukan. Hasil pelapukan
batuan – batuan di muka bumi ini merupakan produk awal terjadinya tanah. Jenis batuan yang
dilapukan sesuai dengan kondisi geologi setempat. Pelapukan secara alami bisa terjadi
ratusan bahkan ribuan tahun lamanya, tanah inilah yang dapat melindungi batuan – batuan
yang akan dilapukan dengan proses alami.

d. Tanah sebagai Campuran Bahan

Tanah dianggap sebagai satu diantara empat komponen dasar semua benda selain api, air
dan udara. Sementara pengetahuan tentang tanah meningkat, orang menjadi lebih sadar akan
komponen yang membentuk tanah. Konsep tanah sebagai campuran bahan berguna dalam
membahas tanah sebagai bahan teknik. Tanah sebagai system 3 fase dan tanah sebagai produk
buatan pabrik:

1. Konsep tanah teknik


Konsep tanah teknik dimana tanah sebagai bahan teknik adalah bahan yang
terkonsolidasi yang tersusun dari partikel. Padat yang terpisah – pisah dengan cairan
dan gas yang menduduki ruangan – ruangan antar partikel tersebut.
2. Tanah sebagai sistem 3 fase
Tanah dapat didefinisikan sebagai sistem 3 fase yang terdiri atas padatan, cairan
dan gas. Pada kebanyakan tanah fase padat terdiri atas partikel mineral yang
membentuk kerangka yang padatnya humus atau partikel organik terabsorpsi. Ruangan
pori itu secara bersama – sama diisi oleh cairan dan gas.
Fase cairan kebanyakan adalah air dari presipitasi yang terdapat sebagai lapisan
yang mengelililngi partikel fase padat dan menduduki ruangan pori yang lebih kecil.
Ruangan pori yang lebih besar terisi oleh gas kecuali tanah dan atmosfir. Kegiatan
biologis seperti pernafasan akar dan penguraian bahan organik, menyerap oksigen dan
menghasilkan karbon dioksida. Akibatnya terdapat difusi (penyebaran) oksigen yang
terus-menerus dari atmosfer ke dalam tanah dan karbondioksida dari tanah ke atmosfer.
Volume tanah yang terisi berbagai fase berubah-ubah dari waktu ke waktu dan dari
tempat ketempat.
Volume udara dan air mempunyai hubungan timbal balik secara langsung satu
sama lain. Masuknya air ke dalam tanah akan mengeluarkan udara. Sementara itu air
dibuang melalui drainase, penguapan atau pertumbuhan tanaman. Ruangan pori yang
diduduki air menjadi terisi oleh udara.
3. Tanah sebagai produk buatan pabrik
Tanah yang dugunakan di rumah kaca adalah buatan, dalam arti tanah lapisan
atas, pasir dan bahan organik dicampur menjadi satu untuk memberikan perbandingan
empat komponen yang diinginkan. Tanah untuk tanaman bedengan dan pot gantung
biasanya dibuat dengan proporsi yang besar pada bahan organik sehingga tanah itu
ringan serta mudah dijual dan dipindahkan. Terdapat banyak contoh pembuatan tanah
atau tanah buatan manusia di dunia.

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai
kebutuhan air dan udara secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau
nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhanaa dan unsur-unsur esensial seperti: N, P,
K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl) dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota
(organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif
(pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu
menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomas dan produksi baik tanaman
pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.

Tanah berperan sebagai tempat tumbuh tanaman. Akar tanaman berjangkar pada
tanah sehingga dapat berdiri dan tumbuh dengan baik, tanah mampu menyediakan air dan
berbagai unsur hara baik makro mauoun mikro. Disamping itu, tanah juga mampu
menyediakan oksigen bagi pertumbuhan tanaman yang dikenal melalui system aerasi
tanah. tanah berperan sebagai tempat hidup organisme hidup termaksud mikroorganisme
dan makroorganisme tanah. Selain itu, juga sebagai tempat hidup berbagai vegetasi yang
hidup di atasnnya.
Tanah berperan sebagai tempat rekreasi dan pariwisata, jika kita membahas peran
ini, maka akan manuntun kita berpikir tentang lahan karena akan suatu tempat beserta
segala yang ada di tempat tersebut, termaksud nilai artistic. Keindahan , mstik , budaya
dll. Contoh : danau toba dengan pulau samosir.

Tanah dapat menjadi tempat penyangga atau buffer system, sehingga jika terdapat
senyawa – senyawa yang sifatnya meracun atau jumlahnya berlebihan, maka tanah
berperan sebagai penyaring racun atau menetralisir bahan atau senyawa tersebut. Tanah
juga dapat dijadikan sebagai tempat di dirikannya bangunan, jembatan, landasan pesawat
dan lain- lainnya.

Anda mungkin juga menyukai