Anda di halaman 1dari 3

Ciri – ciri Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu hal yang memiliki ciri – ciri tersendiri. Mungkin banyak orang
yang mengatakan ciri – ciri kecemasan itu seperti apa, dan dengan versi yang berbeda – beda
dari setiap orang. Tetapi ciri – ciri kecemasan menurut Jeffrey S. Nevid, dkk itu ada 3 yaitu ciri
fisik, behavioral, dan kognitif yang akan sedikit dijabarkan sebagai berikut :

a. Ciri fisik
Pada ciri fisik ini terlihat raut wajah yang gelisah, tangan atau anggota tubuh mengalami
tremor (gemetar), merasa pusing, keluar keringat berlebih, jari – jari atau anggota tubuh
lain menjadi dingin.
b. Ciri behavioral
Meliputi perilaku menghindar dan bergantung terhadap orang lain. Hal ini juga bisa
dipengaruhi karena peristiwa / kejadian masa lalu yang kurang baik. Sehingga
mengakibatkan kecemasan pada individu yang mengalaminya.
c. Ciri kognitif
Pada hal ini dapat diindikasikan dengan merasa cemas dan terancam oleh orang lain
(kehadiran orang lain). Misalnya, seorang individu yang sedang berjalan, kemudian ada
orang lain berjalan di belakangnya, karena dia mengalami kecemasan maka dia
menganggap bahwa orang itu akan menyakiti dirinya, akan berbuat jahat padanya, dan
lain sebagainya. Lalu indikasi yang lain yaitu sering mencemaskan hal – hal yang tidak
jelas. Misalnya, Si A berada di suatu tempat, dia menganggap di tempat itu seram karena
banyak setan, padahal kenyataannya tidak ada dan itu hanya asumsinya. Selanjutnya
adalah ketidakmampuan untuk mengatasi masalah. Dalam hal ini juga berkaitan dengan
kesulitan seseorang untuk mengambil keputusan. Sehingga sering kali seorang individu
hanya mengikuti orang disekitarnya dalam menentukan suatu keputusan. Ini dikarenakan
dia mengalami kecemasan dan khawatir tentang kepututusan yang dia ambil, apakah itu
nantinya benar atau salah. Padahal keputusan orang lain yang dia ikuti itu belum tentu
benar dan belum tentu sesuai dengan apa yang dia maksudkan. Namun individu
melakukan hal ini atas dasar menginginkan rasa aman.
Factor – factor yang Mempengaruhi Kecemasan

Selain ada ciri – ciri kecemasan yang telah sedikit dijelaskan di atas, ada juga factor – factor
yang mempengaruhi bagaimana kecemasan itu bisa terjadi atau bisa muncul. Untuk mengetahui
apa saja yang menyebabkan kecemasan itu muncul akan dijelaskan di bawah ini. Menurut Iyus
(dalam Saifudin & Kholidin, 2015) yang menyebabkan kecemasan itu timbul adalah sebagai
berikut :

a. Usia dan tahap perkembangan


Setiap individu memiliki rentang usia yang berbeda. Hal inilah yang mendasari penyebab
dari kecemasan itu sendiri. Masing – masing individu itu berbeda usia maka berbeda pula
tahap perkembangannya. Hal tersebut yang dapat mempengaruhi dinamika kecemasan
pada seseorang. Dibandingkan anak – anak, individu pada tahap remaja tingkat
kecemasannya akan lebih tinggi.
b. Lingkungan
Factor yang kedua adalah lingkungan dimana individu itu tinggal. Kecemasan sangat
bergantung pada kondisi lingkungan di sekitar, ada yang lingkungannya kondusif, dan
ada juga yang lingkungannya tidak kondusif. Seorang individu yang tinggal di
lingkungan kondusif, maka dapat dikatakan memiliki tingkat kecemasan yang tidak
terlalu tinggi (menurunkan resiko kecemasan). Misalnya, berita yang baru hangat menjadi
perbincangan yakni merebaknya virus korona di kota Wuhan, China. Individu yang
tinggal disana (di lingkungan itu) akan merasa sangat cemas apabila tertular virus. Untuk
mengatasi kecemasan tersebut, maka mayoritas individu dari lingkungan / daerah tersebut
akan berpindah ke kota yang lebih aman.
c. Pengetahuan dan pengalaman
Dari kedua hal itu, yakni pengetahuan dan pengalaman dinilai sangat penting untuk
membantu mengatasi masalah, terutama masalah psikis (termasuk kecemasan). Seseorang
yang paham betul akan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, maka setidaknya dia
bisa sedikit membantu dirinya sendiri untuk mengurangi atau menghilangkan kecemasan
dengan cara tepat yang telah dipelajarinya.
d. Peran keluarga
Dalam hal ini dapat dikaitkan dengan pola pengasuhan anak. Misalnya orang tua yang
menerapkan pola pengasuhan otoriter, secara tidak langsung akan menimbulkan
kecemasan tersendiri bagi anak. Karena sang anak harus melakukan apapun yang telah
diatur oleh orang tuanya, melakukan apapun yang diinginkan orang tuanya, dan apapun
yang ingin dilakukan oleh si anak itu dibatasi. Hal inilah yang sering kali menyebabkan
kecemasan pada anak, karena dia merasa tidak seperti anak – anak sebaya lainnya yang
mendapatkan pola asuh permisif ataupun otoritatif.

Anda mungkin juga menyukai