Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PPKN

PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI


INTERNASIONAL
GERAKAN NON-BLOK

KELOMPOK 3

ANGGOTA :

-ANINDYA AQILA ADREYANI - NADIA DWI PERMATASARI

-NIADIA PUTRI - WANDI PRAYOGA

-SAFA TAHARA SABIKA -M. VITO PRATAMA

-PUTRI -ZAHRA NURULITA AMANDA

-DIAN WAHYU HANDOYO -SRIWAHYU DIONO

-TIARA FEBRIANTI

GURU PEMBIMBING

YENI ANGGRAINI

SMA N 1 BATANGHARI

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca .
Makalah ini membahas tentang gerakan non blok dan peranan gnb
terhadap indonesia. Untuk lebih jauh, penulis akan jabarkan di dalam makalah
ini.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman


yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harap kan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Muara bulian,02 februari 2020


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Di sela-sela puing kehancuran akibat Perang Dunia II, muncullah dua negara
adidaya yang saling berhadapan. Mereka berebut pengaruh terhadap
negaranegara yang sedang berkembang agar menjadi sekutunya. Dua negara
adidaya itu ialah Amerika Serikat dan Uni Soviet. Persaingan kekuatan di antara
dua blok itu mengakibatkan terjadinya Perang Dingin (the Cold War). Mereka
saling berhadapan, bersaing, dan saling memperkuat sistem persenjataan. Setiap
kelompok telah mengarahkan kekuatan bomnya ke negara lawan. Akibatnya,
situasi dunia tercekam oleh ketakutan akan meletusnya Perang Dunia III atau
Perang Nuklir yang jauh lebih mengerikan dibandingkan Perang Dunia I dan
Perang Dunia II. Menghadapi situasi dunia yang penuh konflik tersebut,
Indonesia menentukan sistem politik luar negeri bebas aktif. Prinsip
kebijaksanaan politik luar negeri Indonesia tersebut ternyata juga sesuai dengan
sikap negara-negara sedang berkembang lainnya. Oleh karena itu, mereka
sepakat untuk membentuk suatu kelompok baru yang netral, tidak memihak
Blok Barat ataupun Blok Timur. Kelompok inilah yang nantinya disebut
kelompok negara negara Non Blok.

1.2 Rumusan masalah

1. Faktor yang melatarbelkangi berdrinya GNB

2. Apa tujuan GNB

3. Apa asas GNB

4. Prinsip dasar GNB

5. Peranan indonesia dalam GNB


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Faktor yang melatarbelkangi berdrinya GNB

Upaya peran aktif indonesia juga ditunjukan melalui Gerakan Non-Blok.


Keikutsertaan indonesia sebagai penggagas, perintis, dan pendiri GNB
disebabkan oleh kesesuaian prinsip gerakan ini dengan politik luar negeri
bebas aktif. Gerakan Non-Blok (GNB) atau Non Aligned Movment (NAM)
merupakan gerakan yang tidak memihak / netral terhadap blok Barat dan blok
Timur.

Berikut beberapa faktor yang melatarbelakangi berdirnya Gerakan Non-Blok.

1) Munculnya dua blok, yaitu blok Barat dan blok Timur yang saling
memperebutkan pengaruh didunia sehingga menimbulkan The Cold
War(Perang Dingin).

2) Adanya kecemasan negara-negara yang baru merdeka dan negara-negara


berkembang, akan terjadinya perang nuklir, sehingga berupaya meredakan
ketegaan dunia.

3) Ditandatanganinya Dokumen Brioni tahun 1956 oleh Presiden Yoseph


Broz Tito (Yugoslavia), PM Jawaharlar Nehru (India), Presden Gamal Abdul
Nasser (Mesir), yang bertujuan mempersatukan negara-negara nonblok.

4) Terjadinya krisis Kuba 1961 karena UniSoviet membangun pangkalan


militer di Kuba secara besar-besaran, sehingga menghawatirkan Amerika
Serikat.

5) Pertemuan 5 orang negarawan pada sidang umum PBB di markas besar


PPB, yaitu Presiden Soekarno (Indonesia), PM Jawaharlar (India), Presiden
Gamal Abdul Nasser (Mesir), Presiden Yoseph Broz (Yugoslavia), dan
Presiden Kwame Nkrumah (Ghana).

2.2 Tujuan GNB

1). Menjaga Perdamaian Dunia


Tujuan utama dari adanya Gerakan Non Blok adalah menjaga perdamaian
dunia. perang dingin menimbulkan kedua blok berusaha untuk terus
memperluas wilayah pengaruh ideologinya. Akibatnya, perdamaian dunia
terus terusik. Banyak cara-cara yang dipakai oleh blok barat dan blok timur
untuk menanamkan ideologi nya, baik dengan cara terang-terangan maupun
secara sembunyi-sembunyi contohnya seperti mengirimkan mata-mata.
2). Menjamin Kemerdekaan dan Kesatuan Wilayah Negara Anggotanya
Tujuan kedua dari Gerakan Non Blok adalah menjamin kemerdekaan,
kedaulatan dan kesatuan wilayah dari negara anggota. Terdapat berbagai
program yang dilakukan dalam rangka menjamin ketiga hal tersebut. sebut
saja kerja sama internasional di bidang militer contoh seperti mengadakan
pelatihan bersama untuk mempertahankan wilayah perairannya.
3). Menentang Segala Bentuk Penjajahan
Tujuan ketiga dari adanya Gerakan Non Blok di dunia adalah menentang
segala bentuk penjajahan yang ada di dunia. penjajahan yang dimaksud
contohnya seperti kolonialisme, imperialisme, neo-kolonialisme, rasisme,
apartheid, dan semua bentuk penyerangan atau agresi militer, dominasi
negara asing, pendudukan, dan intervensi negara lain terhadap urusan dalam
negeri. Segala hal tersebut harus ditentang supaya perdamaian bisa tercipta.
4). Menentang Segala Bentuk Blok Politik
Tujuan keempat dari Gerakan Non Blok bagi perdamaian dunia ini adalah
menentang segala bentuk blok politik maksudnya semua negara anggota tidak
akan memihak ke dalam salah satu blok yang melakukan perang dingin
sehingga dampak perang tidak semakin besar serta perdamaian dunia bisa
selalu terjaga.
2.3 Asas GNB
Oleh karena itu, muncul lah Gerakan Non Blok (GNB) yang pertama kali
dipaparkan idenya oleh perdana menteri India pada masa itu, yakni
Jawaharlal Nehru. Beliau menyampaikan ide tersebut saat berpidato di
Colombo (Sri Lanka) pada tahun 1954. Dalam pidato tersebut, beliau juga
menjabarkan asas-asas GNB dalam menjalankan tugasnya.
Asas-asas diperlukan sebagai dasar dalam mencapai tujuan dari organisasi.
Dalam hal organisasi GNB, tujuan dari organisasi ini ialah mewujudkan
perdamaian dunia dengan tidak memihak ke dalam salah satu blok dalam
perang dingin. Asas-asas GNB biasa dikenal dengan sebutan Panchsheel atau
lima pengendali. Nah, apa saja yang menjadi asas-asas GNB dalam
menjalankan tugasnya? Berikut ini penjelasan lengkapnya:

1. Saling Menghormati Kedaulatan dan Integritas Teritorial


Asas Gerakan Non Blok yang pertama ialah saling menghormati kedaulatan
dan integritas teritorial. Artinya, di antara negara-negara yang tergabung di
dalam GNB harus saling menghormati kedaulatan di masing-masing negara.
tidak diperbolehkan untuk mengganggu kedaulatan negara lain dengan
melakukan upaya intervensi apa pun. Selain itu, integritas teritorial atau
keutuhan wilayah negara lain juga tidak boleh diganggu. Dengan kata lain,
sangat dilarang ketika ada negara yang berusaha mencaplok wilayah negara
lain.

2. Perjanjian Untuk Tidak Saling Melakukan Upaya Agresi


Asas Gerakan Non Blok dalam melaksanakan tugas yang selanjutnya yaitu
perjanjian untuk tidak saling melakukan upaya agresi. Di dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kata agresi memiliki arti penyerangan suatu negara
terhadap negara lain. agresi merupakan kata lain dari upaya penjajahan.

Dengan adanya asas ini, Mia adiharapkan antara negara yang satu dengan
negara yang lainnya akan menjadi lebih damai. Jika asas ini dilanggar, maka
negara yang melanggar akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

3. Tidak Mencampuri Tiap Urusan Dalam Negeri dari Negara Lainnya


Asas GNB yang ketiga yaitu tidak mencampuri tiap urusan dalam negeri dari
negara lainnya. Seperti yang disebutkan sebelumnya, dengan tidak memberi
intervensi atas urusan dalam negeri dari negara lainnya. hal ini akan
membantu pelaksanaan dari asas pertama yaitu saling menghormati
kedaulatan dan integritas teritorial.

Ada kalanya suatu negara mencampuri urusan dalam negeri dari negara
lainnya. Namun, hal ini boleh terjadi selama negara yang memiliki urusan
dalam negeri tersebut memberikan izin bagi negara lain untuk melakukan
pertimbangan atas urusan dalam negeri dari negaranya.

4. Setara dan Saling Menguntungkan


Negara-negara anggota Gerakan Non Blok harus menaati asas keempat yaitu
setara dan saling menguntungkan. Maksudnya, tidak ada negara yang lebih
tinggi dari negara lainnya. Semua negara di anggap setara sehingga antara
negara yang satu dengan negara yang lainnya dapat saling bekerja sama
dengan setara. Selain itu, ada hubungan saling menguntungkan di antara
mereka. Hubungan yang dimaksud dapat berupa macam-macam perjanjian
internasional. Perjanjian internasional dapat terjadi dalam bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan berbagai bidang yang lainnya.
5. Menjaga Perdamaian
Asas-asas GNB dalam menjalankan tugasnya yang terakhir dibahas dalam
kesempatan ini ialah asas yang paling penting, yakni menjaga perdamaian.
Menjaga perdamaian ini dapat dilakukan dengan berbagai upaya seperti
dengan menjalankan semua asas-asas GNB. Selain itu, di antara negara-
negara anggota GNB juga sering melakukan pelatihan militer bersama dan
penjagaan atas wilayah perairan secara bersama-sama.

Salah satu contoh kerja sama di bidang militer dalam rangka menjaga
perdamaian yaitu ketika Indonesia mengirimkan pasukan garuda ke perang
Vietnam. Selain itu, upaya menjaga perdamaian juga dilakukan dengan tidak
bergabung ke dalam blok mana pun dalam perang dingin. Saat ini memang
perang dingin sudah berakhir. Namun karena tujuan baik dari adanya
Gerakan Non Blok, maka gerakan ini masih tetap ada dengan tujuan
utamanya, yaitu menjaga perdamaian dunia
2.4 Prinsip Dasar GNB
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dari lima negara yang dilaksanakan di
Beogard tahun 1961 berhasil meletakan prinsip-prinsip dasar dan tujuan
pokok Gerakan Non Blok. Para anggota sepakat untuk menghormati,
menjunjung tinggi, dan melaksanakan prinsip-prinsip dasar yang meliputi:

 Mewujudkan perdamaian dunia berdasarkan prinsip-prinsip universal tentang


kesamaan kedaulatan, hak dan martabat antara negara-negara di dunia.
 Kemerdekaan nasional, kedaulatan, integritas wilayah, persamaan derajat,
dan kebebasan setiap negara untuk melaksanakan pembangunan di bidang
sosial, ekonomi dan politik.
 Kemerdekaan dan hak untuk menentukan nasib sendiri bagi bangsa-bangsa
yang masih terjajah oleh bangsa lain.
 Menghormati hak asasi manusia dan kemerdekaan yang fundamental.
 Menentang imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, perbedaan warna
kulit termasuk zionis dalam segala bentuk, serta menentang segala bentuk
ekspansi, dominasi serta pemusatan kekuatan.
 Menolak pembagian dunia atas blok atau persekutuan militer yang saling
bertentangan satu sama lainnya menarik semua kekuatan militer asing dan
mengakhiri pangkalan asing.
 Menghormati batas-batas wilayah Internasional yang sah dan telah diakui
serta menghindari campur tangan atas urusan dalam negeri negara-negara
lain.
 Menyelesaikan persengketaan secara damai.
 Mewujudkan suatu tata ekonomi dunia baru.
 Memajukan kerja sama internasional berdasarkan asas persamaan derajat.

2.5 Peran Indonesia dalam GNB

Gerakan Non Blok lahir pada tanggal 1 September 1962. GNB muncul
setelah dilaksanaknnya Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung,
Indonesia. Hal ini diawali saat Perdana Menteri Negara India, Jawaharlal
Nehru, memperkenalkan istilah Non Blok. Saat itu ia sedang berpidato yang
bertempatkan di Kota Colombo, Sri Lanka pada tahun 1954. Jawaharlal
Nehru pada pidatonya mengemukakan 5 poin yang menjadi landasan dasar
hubungan kerja sama Sino-India. Kelima poin tersebut kemudian diberi
julukan Panchsheel atau bisa diartikan sebagai 5 pengendali.
GNB bukanlah sebuah organisasi yang berwujud lembaga, sepertihalnya PBB
atau ASEAN. Satu-satunya pengurus dalam GNB adalah seorang ketua yang
dijabat oleh kepala negara/ pemerintah yang menjadi tuan rumah Konferensi
Tingkat Tinggi GNB (KTT GNB). KTT GNB dilaksanakan setiap 3 tahu
sekali. Negara manapun dapat diterima menjadi anggota GNB dengan syarat
sebagai berikut:
 Negara tersebut menganut politik bebas dan berdasarkan hidup berdampingan
secara damai.
 Negara tersebut mendukung berbagai gerakan kemerdekaan nasional.
 Bukan merupakan anggota salah satu pakta militer yang dibentuk oleh kedua
Blok dalam Perang Dingin.
Peran Indonesia dalam GNB (Gerakan Non-Blok)
Peran Indonesia dalam GNB (Gerakan Non-Blok) yakni sebagai berikut:
1. Salah satu pemrakarsa GNB (Gerakan Non-Blok)
Indonesia menjadi salah satu negara yang memprakarsai pendirian Gerakan
Non-Blok. Hal tersebut diwakili oleh Presiden Soekarno selaku pemimpin
negara pada saat itu. Selain Indonesia, terdapat empat negara lainnya yang
mempelopori pendirian GNB. Keempat negara tersbeut adalah Mesir (Gamal
Abdul Nasser), Yugoslavia (Josip Broz Tito), India (Pandit Jawaharlal
Nehru), dan Ghana (Kwame Nkrumah). Para pemimpin negara tersebut
melaksanakan pertemuan di Kota Belgrade, Yugoslavia pada tahun 1961.
Pertemuan ini meresmikan didirikannya Gerakan Non Blok. Pemimpin
pertama GNB ini diberikan kepada Presiden Yugoslavia, yakni Josip Broz
Tito.
2. Pemimpin Gerakan Non-Blok pada tahun 1992-1995

Indonesia mendapat kepercayaan menjadi pemimin organisasi GNB pada


tahun 1992-1995. Selama tiga tahun dipimpin indonesia Presiden Soekarno
selaku Presiden RI saat itu terpilih menjadi ketua GNB, banyak kalangan
menyebut GNB berhasil memainkan peran penting dalam percaturan poitik
global.

3. Penyelenggara KTT X Gerakan Non-Blok


Pada saat Indonesia menjabat pemimpin GNB, Indonesia berhasil
menyelenggarakan KTT X GNB. KTT tersebut bertempat di Jakarta,
Indonesia dan dihadiri oleh 106 negara. KTT X GNB dilaksanakan pada
tanggal 1 – 7 September 1992 dengan Ketua Presiden Soeharto. Terdapat
beberapa isu yang muncul dalam KTT X GNB di Jakarta, yakni sebagai
berikut:
 GNB mendukung perjuangan Palestina yang perumusannya terdapat dalam
Pesan Jakarta atau Jakarta Message.
 GNB menyesalkan tindakan Amerika Serikat yang membantu Israel dalam
melakukan pembangunan permukiman Yahudi di wilayah milik Palestina.
 Kegagalan dalam memasukkan masalah sanksi PBB kepada Irak & Libia
menunjukkan masih lemahnya GNB dalam mengatasi perbedaan pendapat di
kalangan anggota.
Para pemimpin dari negara-negara anggota Gerakan Non Blok (GNB)
mengakhiri KTT ini dengan melahirkan sebuah “Jakarta Message” (Pesan
Jakarta). Pokok-pokok penting dari Pesan Jakarta adalah:
 GNB berhasil membantu memperbaiki iklim politik internasional pada akhir
Perang Dingin, yakni dengan mempertahankan “validitas dan relevansi” Non-
Blok. Dialog dan kerja sama akan memproyeksikan gerakan sebagAi sebuah
semangat, komponen yang saling bergantung yang konstruktif dan sungguh-
sungguh dari arus hubungan internasional.
 Dunia masih menghadapi berbagai rintangan yang berbahaya untuk
menyeleraskan hal-hal seperti konflik kekerasan, agresi, pencaplokan negara
lain, perselisihan antar etnik, rasisme dalam bentuk baru, ketidaktoleransian
agama, dan nasionalisme yang diartikan dengan sempit.
 GNB akan membentuk kelompok untuk memainkan peran penting dalam
membangkitkan kembali reinstrukturisasi, dan demokratisasi PBB. Para
anggota mendesak agar anggota tetap Dewan Keamanan PBB membuang hak
veto. Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa keanggotaan DK PBB harus
didefinisikan kembali supaya mencerminkan perubahan setelah berakhirnya
Perang Dingin.
 Menyatakan perang terhadap keadaan di bawah perkembangan, kebodohan,
dan kemiskinan. Mereka harus menghancurkan beban utang (luar negeri),
proteksionisme, rendahnya harga-harga komoditas, dan mengecilkan
gangguan arus uang negara-negara miskin.
 Hal tersebut melahirkan kekhawatiran tentang kegagalan dalam
menyelesaikan perundingan perdagangan multilateral dan menyerukan
negara-negara maju untuk menguatkan penyelesaian yang memuaskan
Putaran Uruguay.
 Dalam rangka meningkatkan kerja sama Selatan-Selatan, GNB mendesak
kerja sama yang konkrit dan praktis dalam produksi makanan, penduduk,
perdagangan, dan investasi demi memahami rasa percaya diri bersama-sama.
 Koordinasi dari upaya dan strategi dengan kelompok 77 (forum ekonomi
negara-negara berkembang) berkaitan dengan kepentingan yang mendesak
melalui komite koordinasi gabungan yang mantap.
 Selain itu, GNB juga menyerukan “Persekutuan-persekutuan Global yang
baru dalam menyeimbangkan sumber keuangan bagi negara-negara miskin
dan alih teknologi lingkungan lebih besar.”
 Pernyataan dukungan yang pantang mundur kepada rakyaT Palestina untuk
berusaha menentukan nasib sendiri dan mengakhiri diskriminasi rasial di
Afrika Selatan.
 Melarang setiap negara dalam menggunakan kekuatannya untuk memaksakan
konsep-konsep demokrasi dan hak-hak asasi manusia yang dianutnya kepada
negara lain atau menerapkannya sebagai syarat (pemberian bantuan).
 Berjanji untuk memegang teguh komitmen dalam rangka mengupayakan
sebuah dunia yang bebas nuklir. Pernyataan keprihatinan yang dalam perihal
pemakaian dana secara besar-besaran untuk persenjataan, padahal dana
tersebut dapat disalurkan untuk pembangunan.

4. Memecahkan masalah-masalah dunia berdasar pada asas keadilan


Indonesia menjadi negara yang juga ikut memecahkan masalah-masalah
dunia berdasarkan perdamaian dunia. Selain itu, Indonesia juga
memperjuangkan Hak Asasi Manusia, dan tata ekonomi dunia yang
berdasarkan pada asas keadilan.

Berikut ini terdapat beberapa pelaksanaan KTT gerakan non blok,


antara lain:

1. KTT I GNB (1-6 September 1961) di Beograd, Yugoslavia, Pelaksanaan


KTT I GNB ini didorong oleh adanya krisis Kuba. Konferensi ini dihadiri
oleh 25 negara dan menghasilkan Deklarasi Beograd yang intinya
menyerukan untuk menghentikan perang dingin dan mendamaikan antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet.
2. Keputusan KTT I GNB ini melalui Presiden Soekarno dan Presiden Medibo
Keita (dari Mali) disampaikan kepada Presiden F. Kennedy (Presiden
Amerika Serikat). Sedangkan PM Nehru (India) dan Presiden Kwame
Nkrumah (Ghana) menyampaikan kepada PM. Kruschev (Perdana Menteri
Uni Soviet).
3. KTT II GNB (5-10 Oktober 1964) di Kairo Mesir. Pada KTT II GNB ini
diikuti oleh 47 Negara peserta serta 10 peninjau lainnya antara lain Sekretaris
Jenderal Organisasi Persatuan Afrika dan Liga Arab. Masalah perkembangan
dan kerjasama ekonomi juga mendapat perhatian pada KTT II GNB ini.
4. KTT III GNB (8-10 September 1970) di Lusaka, Zambia. Negara peserta
yang hadir ada 53 negara. Hasil terpenting KTT kali ini adalah perlunya
upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran negara berkembang.
5. KTT IV GNB (5-9 September 1973) di Algiers, Aljazair. KTT IV GNB ini
membahas tentang peningkatan kerjasama dan saling pengertian antara
negara-negara yang sedang berkembang serta berusaha meredakan
ketegangan di Timur Tengah pergolakan di Rhodesia, dan bagian-bagian
Afrika lainnya.
6. KTT V GNB (16-19 September 1976) di Kolombo, Srilangka pada KTT V
GNB ini membahas tentang penyelamatan dunia dari ancaman perang nuklir
dan berusaha memajukan negara-negara Non Blok.
7. KTT VI GNB (3-9 September 1979) di Havana, Kuba. KTT bertujuan
memperjuangkan bantuan ekonomi bagi negara-negara Non Blok dan
menggiatkan peran PBB dalam tata ekonomi dunia baru.
8. KTT VII GNB (7-12 Maret 1983) di New Delhi, India. KTT menghasilkan
seruan dilaksanakannya demokrasi tata ekonomi yakni dihapuskannya
proteksionesme oleh negara maju.
9. KTT VIII GNB (1-6 September 1986) di Harane, Zimbabue. KTT kali ini
menghasilkan seruan dihapuskannya politik Apartheid di Afrika Selatan serta
membahas sengketa Irak-Iran.
10.KTT IX (4-7 September 1989) di Beograd, Yugoslavia. KTT yang dihadiri
oleh 102 negara ini berhasil membahas kerja sama Selatan-Selatan
(antarnegara berkembang).
11.KTT X GNB (1-7 September 1992) di Jakarta, Indonesia. KTT yang dihadiri
oleh 108 negara ini berhasil merumuskan “Pesan Jakarta” (Jakarta Message)
antara lain berusaha menggalang kerja sama Selatan-Selatan dan Utara-
Selatan.
12.KTT XI GNB (16-22 Oktober 1995) di Cartagena, Kolombia. KTT ini
dihadiri oleh 113 negara yang bertujuan memperjuangkan restrukturisasi dan
demokratisasi di PBB.
13.KTT XII GNB (1-6 September 1998) di Durban, Afrika Selatan. KTT ini
dihadiri oleh 113 negara, bertujuan memperjuangkan demokratisasi dalam
hubungan internasional.
14.KTT XIII GNB (Februari 2003) di Kuala Lumpur, Malaysia.
15.KTT XIV GNB (2006) di Havana, Kuba.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan

Peran Indonesia Dalam gerakan non blok atau GNB adalah Indonesia tidak
mengikuti dalam kegiatan Gerakan Blok Timur maupun Blok Barat. bahkan
Indonesialah yang memprakarsai berdirinya GNB untuk meredakan
ketegangan atau ancaman perang dengan cara menghindari pertikaian
bersenjata yang dilakukan antara Blok Timur dan Blok Barat untuk menuju
perdamaian dan keamanan dunia dan juga berusaha memajukan
pembangunan ekonomi sosial budaya dan politik agar tidak tertinggal dari
negara maju .

Anda mungkin juga menyukai