KELOMPOK 3
ANGGOTA :
-TIARA FEBRIANTI
GURU PEMBIMBING
YENI ANGGRAINI
SMA N 1 BATANGHARI
Di sela-sela puing kehancuran akibat Perang Dunia II, muncullah dua negara
adidaya yang saling berhadapan. Mereka berebut pengaruh terhadap
negaranegara yang sedang berkembang agar menjadi sekutunya. Dua negara
adidaya itu ialah Amerika Serikat dan Uni Soviet. Persaingan kekuatan di antara
dua blok itu mengakibatkan terjadinya Perang Dingin (the Cold War). Mereka
saling berhadapan, bersaing, dan saling memperkuat sistem persenjataan. Setiap
kelompok telah mengarahkan kekuatan bomnya ke negara lawan. Akibatnya,
situasi dunia tercekam oleh ketakutan akan meletusnya Perang Dunia III atau
Perang Nuklir yang jauh lebih mengerikan dibandingkan Perang Dunia I dan
Perang Dunia II. Menghadapi situasi dunia yang penuh konflik tersebut,
Indonesia menentukan sistem politik luar negeri bebas aktif. Prinsip
kebijaksanaan politik luar negeri Indonesia tersebut ternyata juga sesuai dengan
sikap negara-negara sedang berkembang lainnya. Oleh karena itu, mereka
sepakat untuk membentuk suatu kelompok baru yang netral, tidak memihak
Blok Barat ataupun Blok Timur. Kelompok inilah yang nantinya disebut
kelompok negara negara Non Blok.
1) Munculnya dua blok, yaitu blok Barat dan blok Timur yang saling
memperebutkan pengaruh didunia sehingga menimbulkan The Cold
War(Perang Dingin).
Dengan adanya asas ini, Mia adiharapkan antara negara yang satu dengan
negara yang lainnya akan menjadi lebih damai. Jika asas ini dilanggar, maka
negara yang melanggar akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Ada kalanya suatu negara mencampuri urusan dalam negeri dari negara
lainnya. Namun, hal ini boleh terjadi selama negara yang memiliki urusan
dalam negeri tersebut memberikan izin bagi negara lain untuk melakukan
pertimbangan atas urusan dalam negeri dari negaranya.
Salah satu contoh kerja sama di bidang militer dalam rangka menjaga
perdamaian yaitu ketika Indonesia mengirimkan pasukan garuda ke perang
Vietnam. Selain itu, upaya menjaga perdamaian juga dilakukan dengan tidak
bergabung ke dalam blok mana pun dalam perang dingin. Saat ini memang
perang dingin sudah berakhir. Namun karena tujuan baik dari adanya
Gerakan Non Blok, maka gerakan ini masih tetap ada dengan tujuan
utamanya, yaitu menjaga perdamaian dunia
2.4 Prinsip Dasar GNB
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dari lima negara yang dilaksanakan di
Beogard tahun 1961 berhasil meletakan prinsip-prinsip dasar dan tujuan
pokok Gerakan Non Blok. Para anggota sepakat untuk menghormati,
menjunjung tinggi, dan melaksanakan prinsip-prinsip dasar yang meliputi:
Gerakan Non Blok lahir pada tanggal 1 September 1962. GNB muncul
setelah dilaksanaknnya Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung,
Indonesia. Hal ini diawali saat Perdana Menteri Negara India, Jawaharlal
Nehru, memperkenalkan istilah Non Blok. Saat itu ia sedang berpidato yang
bertempatkan di Kota Colombo, Sri Lanka pada tahun 1954. Jawaharlal
Nehru pada pidatonya mengemukakan 5 poin yang menjadi landasan dasar
hubungan kerja sama Sino-India. Kelima poin tersebut kemudian diberi
julukan Panchsheel atau bisa diartikan sebagai 5 pengendali.
GNB bukanlah sebuah organisasi yang berwujud lembaga, sepertihalnya PBB
atau ASEAN. Satu-satunya pengurus dalam GNB adalah seorang ketua yang
dijabat oleh kepala negara/ pemerintah yang menjadi tuan rumah Konferensi
Tingkat Tinggi GNB (KTT GNB). KTT GNB dilaksanakan setiap 3 tahu
sekali. Negara manapun dapat diterima menjadi anggota GNB dengan syarat
sebagai berikut:
Negara tersebut menganut politik bebas dan berdasarkan hidup berdampingan
secara damai.
Negara tersebut mendukung berbagai gerakan kemerdekaan nasional.
Bukan merupakan anggota salah satu pakta militer yang dibentuk oleh kedua
Blok dalam Perang Dingin.
Peran Indonesia dalam GNB (Gerakan Non-Blok)
Peran Indonesia dalam GNB (Gerakan Non-Blok) yakni sebagai berikut:
1. Salah satu pemrakarsa GNB (Gerakan Non-Blok)
Indonesia menjadi salah satu negara yang memprakarsai pendirian Gerakan
Non-Blok. Hal tersebut diwakili oleh Presiden Soekarno selaku pemimpin
negara pada saat itu. Selain Indonesia, terdapat empat negara lainnya yang
mempelopori pendirian GNB. Keempat negara tersbeut adalah Mesir (Gamal
Abdul Nasser), Yugoslavia (Josip Broz Tito), India (Pandit Jawaharlal
Nehru), dan Ghana (Kwame Nkrumah). Para pemimpin negara tersebut
melaksanakan pertemuan di Kota Belgrade, Yugoslavia pada tahun 1961.
Pertemuan ini meresmikan didirikannya Gerakan Non Blok. Pemimpin
pertama GNB ini diberikan kepada Presiden Yugoslavia, yakni Josip Broz
Tito.
2. Pemimpin Gerakan Non-Blok pada tahun 1992-1995
Peran Indonesia Dalam gerakan non blok atau GNB adalah Indonesia tidak
mengikuti dalam kegiatan Gerakan Blok Timur maupun Blok Barat. bahkan
Indonesialah yang memprakarsai berdirinya GNB untuk meredakan
ketegangan atau ancaman perang dengan cara menghindari pertikaian
bersenjata yang dilakukan antara Blok Timur dan Blok Barat untuk menuju
perdamaian dan keamanan dunia dan juga berusaha memajukan
pembangunan ekonomi sosial budaya dan politik agar tidak tertinggal dari
negara maju .