Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/337540445

POTENSI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU SEBAGAI APLIKASI


EDIBLE FILM YANG RAMAH LINGKUNGAN

Conference Paper · June 2019

CITATIONS READS

0 35

2 authors, including:

Rina rina Mirdayanti


University of Abulyatama
8 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Material Polimer View project

All content following this page was uploaded by Rina rina Mirdayanti on 26 November 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Prosiding Seminar Nasional, ISBN : 978-602-52982-1-9
Inovasi Teknologi Untuk Masyarakat, Banda Aceh, 20 Juni 2019

POTENSI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU SEBAGAI


APLIKASI EDIBLE FILM YANG RAMAH LINGKUNGAN

Rina Mirdayanti 1) dan Amalia 2)


1)
Staf Pengajar Fakultas FKIP, Staf Pengajar Fakultas Teknik2)
Universitas Abulyatama, Aceh Besar Jl. Blang Bintang Lama
Km 8,5 Lampoh Keude Aceh Besar
e-mail: rinamirdani_fisika@abulyatama.ac.id

PENDAHULUAN
Plastik merupakan bahan baru yang semakin berkembang. Plastik banyak di
gunakan untuk berbagai macam bahan dasar. Jenis plastik yang beredar di
masyarakat merupakan plastik sintetik dari bahan baku minyak bumi yang terbatas
jumlahnya dan tidak dapat diperbaharui. Plastik jenis ini tidak dapat terdegradasi
oleh mikroorganisme atau sukar dirombak secara hayati dilingkungan, karena
mikroorganisme tidak mampu mengubah dan mensintesis enzim yang khusus untuk
mendegradasi polimer berbahan dasar petrokimia (Widyaningsih, S ,2012).
Sehingga limbah plastik berbahan petroleum menjadi permasalahan tersendiri untuk
diselesaikan. Berkenaan dengan limbah di Indonesia, tidak hanya berbicara tentang
limbah plastik saja, banyak sekali limbah yang dihasilkan dari industri-industri
makanan baik skala besar maupun kecil. Salah satunya adalah industri pembuatan
tahu yang bermukim di pedesaan maupun dikota besar. Industri pengolahan tahu ini
akan menghasilkan limbah cair yang dapat mencemari lingkungan jika tidak teratasi
dengan benar. Pencemaran akibat limbah cair tahu dapat berupa: oksigen terlarut
rendah, air menjadi kotor, dan bau yang menyengat (Ratnani, R. D, At all, 2013).
Dimana limbah ini merupakan buangan dari pengolahan dan proses produksi baik
di rumah tangga maupun pada industri skala besar. Kebanyakan limbah akan
menjadi sampah sehingga dapat merusak kelestarian lingkungan hidup.
Permasalahan pencemaran limbah yang tidak dikelola dengan baik, lama
kelamaan akan menjadi permasalahan baru yang harus segera dicari solusinya.
Dikhawatirkan limbah yang tidak terolah dengan benar akan mempengaruhi
lingkungan hidup. Dalam beberapa kurun waktu tertentu sudah banyak yang
memanfaatkan limbah menjadi bahan baru yang bisa berdaya guna dimasa yang
akan datang. Salah satunya adalah dalam pembuatan plastik kemasan layak makan
Prosiding Seminar Nasional, ISBN : 978-602-52982-1-9
Inovasi Teknologi Untuk Masyarakat, Banda Aceh, 20 Juni 2019

yang bisa digunakan sebagai pengganti plastik konvensional. Dimana plastik


konvensional sangat berpotensi merusak lingkungan hidup baik didarat maupun
dilaut. Salah satu jenis kemasan yang bersifat ramah lingkungan adalah kemasan
layak makan dimana kemasan ini banyak memiliki keunggulan. Salah satu
keunggulannya adalah dapat melindungi produk pangan, penampakan asli produk
dapat dipertahankan, serta aman bagi lingkungan. Kemasan layak makan dapat
dibuat dari berbagai bahan baku yang memiliki komposisi pati yang cukup tinggi
dan memberikan alternatif bahan pengemas yang dapat diperbaharui dan harganya
relatif murah. Beragam teknik penangganan limbahpun banyak dilakukan baik dari
skala besar maupun skala kecil. Salah satu kajian yang penulis lakukan adalah
mengolah limbah cair industri tahu menjadi isolat protein dengan metode ekstraksi
sentrifugasi. Pada makalah ini penulis memaparkan pengolahan limbah cair dari
proses industri tahu menjadi isolat protein yang berpotensi dijadikan bahan penguat
dalam pembuatan edible film. Untuk menganalisis ketahanan film terhadap tarikan
dan kemuluran dilakukan pengujian sifat mekanik.

TUNJAUAN PUSTAKA

Limbah Tahu

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun dosmetik (rumah tangga). Limbah tidak dikehendaki oleh
lingkungan sekitar dan banyak mengandung bahan polutan. Limbah yang
mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya dikenal dengan
limbah B-3 (berbahaya, bau dan beracun) yang dinyatakan sebagai bahan yang
dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingungan hidup.
Limbah cair tahu ini dapat menimbulkan pemcemaran yang cukup berat jika tidak
dilakukan pengolahan sebelum dibuang, karena mengandung polutan organik yang
cukup tinggi. Pulutan organik yang dibuang jika dibiarkan akan menimbulkan bau
busuk, bau tersebut berasal dari bau hidrogen sulfida dan amonia yang berasal dari
proses pembusukan protein serta bahan organik lainnya. Dan dapat mengganggu
kesehatan terutama pada organ penciuman (Samsuddin W, dkk 2018)
Prosiding Seminar Nasional, ISBN : 978-602-52982-1-9
Inovasi Teknologi Untuk Masyarakat, Banda Aceh, 20 Juni 2019

Kemasan Layak Makan (Edible Film)

Edible film adalah lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat dimakan,
dibentuk di atas komponen makanan yang berfungsi sebagai penghambat transfer
massa (misalnya kelembaban, oksigen, lemak, dan zat terlarut) dan atau sebagai
carrier bahan makanan atau aditif. Edible film harus mempunyai sifat-sifat yang
sama dengan film kemasan seperti plastik, yaitu harus memiliki sifat menahan air
sehingga dapat mencegah kehilangan kelembaban produk, memiliki permeabilitas
selektif terhadap gas tertentu, mengendalikan perpindahan padatan terlarut untuk
mempertahankan warna, pigmen alami dan gizi, serta menjadi pembawa bahan aditif
seperti pewarna, pengawet dan penambah aroma yang memperbaiki mutu bahan
pangan. (Sarmedi S, 2011). Edible film terbuat dari komponen polisakarida, lipid
dan protein. Edible film yang terbuat dari hidrokoloid menjadi barrier yang baik
terhadap transfer oksigen, karbohidrat dan lipid.

Isolat Protein

Isolat protein adalah sejenis bubuk protein yang telah diproses lebih dari
konsentrat. Langkah- langkah pemrosesan umumnya hanya memasak sederhana,
menyaring, dan menguraikan lemak dan bagian protein lain yang lebih rendah untuk
memisahkan dan mengumpulkan fraksi protein paling murni (Chikpro, 2017). Isolat
protein kedelai merupakan produk dari protein bebas lemak, berlemak rendah yang
diolah sedemikian rupa sehingga kandungan proteinnya utuh. Isolat protein kedelai
merupakan bentuk protein kedelai yang paling murni, karena kadar protein pada
isolat minimum 95 %.dalam berat kering. Produk ini hampir bebas dari karbohidrat,
serat dan lemak sehingga sifat fungsionalnya jauh lebih baik dibandingkan dengan
konsentrat dan tepung kedelai. Isolat protein kedelai biasanya digunakan sebagai
bahan campuran dalam makanan olahan daging dan susu. Prospeknya sangat luas,
bukan hanya sebagai campuran tetapi juga bahan utama dalam industri makanan.
Isolat protein kedelai baik sekali digunakan dalam formulasi berbagai produk
makanan, juga sebagai bahan pengikat dan pengemulsi dalam produk-produk daging
(Eka cahya prima, 2012).
Prosiding Seminar Nasional, ISBN : 978-602-52982-1-9
Inovasi Teknologi Untuk Masyarakat, Banda Aceh, 20 Juni 2019

Gambar : 1 Isolat Protein (sumber: Food Science and Technologi, 2017)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Film Plastik Secara Visual

Lapisan film yang dihasilkan dari kajian ini dibuat dari bahan dasar pati jagung
dengan pemblastis sorbitol dengan menvariasikan konsentrasi pengisi berupa isolat
protein yang diektraksi dari limbah industri pengolahan tahu. Dari Hasil komposisi
bahan tersebut diperoleh 5 lembar edible film. Hasil film tersebut dianalisis dengan
menguji sifat mekanik berupa kekuatan tarik dan kemulurannya. Secara visual
terlihat bahwa variasi konsetrasi 0 % isolat protein film yang dihasilkan bertekstur
halus dan sedikit sulit dilepaskan dari cetakan. Isolat protein dengan variasi 5%
menghasilkan film dengan tekstur yang halus dan ringan sehingga mengindikasikan
partikel-partikel campuran dari isolat protein tersebar secara merata. Sementara
dengan isolat protein variasi 3 dan 7 % menghasilkan film yang sedikit kaku,
sedangkan dengan variasi isolat protein 9 % menghasilkan film dengan sebaran
partikel isolat protein yang sedikit menggumpal dengan penyebaran yang tidak
merata dan menghasilkan film dengan tekstur yang kasar. Hal ini sebabkan oleh
penambahan isolat protein menyebabkan nilai kelarutan protein rendah (Awwaly,
K. A., 2010).

Gambar 2.. Lapisan Film dengan Variasi Konsentrasi Isolat Protein


Prosiding Seminar Nasional, ISBN : 978-602-52982-1-9
Inovasi Teknologi Untuk Masyarakat, Banda Aceh, 20 Juni 2019

Analisis Uji Sifat Mekanik Edible Film

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sifat mekanik film


yang terbentuk dengan variasi penguat isolat protein dalam persen.
Pengujian ini mengacu pada ASTM D638. Sifat mekanik yang diuji meliputi
kekuatan tarik (Tensile Strenght) dan kemuluran (Elongation).

Gambar 1. Spesimen Uji Kekuatan Tarik

Campuran komposisi film dengan variasi isolat protein yang berbeda


merupakan faktor penting untuk menentukan sifat mekanis dari suatu bahan. Hasil
dari pengujian didapat berupa load dan stroke dalam satuan kgf dan mm2. Hasil
pengujian ini dianalisis kembali untuk mendapatkan nilai kuat tarik dan kemuluran.
Nilai kekuatan tarik diperoleh sebagai berikut:

o= FMakc = 7,8 kgf = 52 kgf /NN 2 = 509, 946 MPa


Æ O,15O

Tabel 2. Hasil Variasi Isolat Protein Terhadap Sifat Mekanik Film


No Pati Sorbitol Variasi Isolat Kekuatan Kemuluran
Jagung (gr) Protein Tarik (%)
(gr) (gr) (MPa)

1. 3 2,5 IP 0 0 484,84 MPa 36,28


2. 3 2,5 IP 3 0,3 388,93 MPa 27,44
3. 3 2,5 IP 5 0,5 509,95 MPa 38,4
4. 3 2,5 IP 7 0,7 373,73 MPa 18
5. 3 2,5 IP 9 0,9 406,38 MPa 19,25

60
Sifat Mekanik Bahan

50
40
30
20
10

Variasi Isolat Protein (gr)


Isolat Protein (gr) Kekuatan Tarik (MPa) Kemuluran (%)

Gambar 2. Variasi Isolat Protein Terhadap Sifat Mekanik Film


Prosiding Seminar Nasional, ISBN : 978-602-52982-1-9
Inovasi Teknologi Untuk Masyarakat, Banda Aceh, 20 Juni 2019

Nilai kuat tarik dan kemuluran film dengan variasi konsentrasi isolat protein
dihasilkan dari 5 sampel yang berbeda. Dari grafik menunjukkan bahwa kuat tarik
dan kemuluran tertinggi berada pada variasi ke 5 % isolat protein dengan nilai kuat
tarik sebesar 52,16 Mpa dan kemuluran maksimum juga berada pada variasi ke 5 %
isolat protein dengan nilai sebesar 38,4 %. Perubahan sifat mekanik ini berhubungan
dengan konsentrasi isolat protein dengan pati jagung dan pembalastis sorbitol.
Komposisi di 5 % isolat protein merupakan komposisi yang paling sesuai dengan
meningkatkan kekuatan tarik dan kemuluran dengan nilai maksimum.

SIMPULAN

Penelitian ini menyimpulkan bahwa isolat protein dapat diekstraksi dari


limbah pengolahan tahu yang dapat digunakan sebagai penguat dalam pembuatan
edible film. Hasil analisis sifat mekanik yang optimum berada pada variasi 5 %
isolat protein, baik dari hasil uji tarik maupun kemulurannya dengan nilai sebesar
509,95 Mpa dan 38,4 %. Jika dibandingkan dengan sifat plastik konvensional yang
sesuai dengan standar SNI maka diperoleh kekuatan tarik sebesar 24,7-302 Mpa
dan persen kemuluran sebesar 21-220 dengan presentase hidrofobisitasnya
mencapai 99 %. Sifat hidrofobisitas inilah yang menyebabkan plastik konvensional
tidak dapat terdegradasi secara alami. Dengan demikian penggunaan isolat protein
dengan campuran pati dan plastiziser sangat berpotensi dalam pembuatan plastik
ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Awwaly, K. A., Manab, A., & Wahyuni, E. (2010). Pembuatan edible film protein
whey: kajian rasio protein dan gliserol terhadap sifat fisik dan kimia.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, 5(1), 45-56.
Chikpro, (2017). What Is a Protein Isolate pada https://www.chikpro.com/what-is-
a-protein-isolate/(online) di akses 24 Juli 2018.
Eka cahya prima, (2012). Isolat Protein Kedelai Merupakan Produk Dari Protein
BebasLemak, pada 22. https://id.scribd.com/doc/67979307/Isolat-
Protein-Kedelai-Merupakan-Produk- Dari-Protein-Bebas-Lemak/(online)
di akses 24 Juli 2018.
Ratnani, R. D., Hartati, I., & Kurniasari, L. (2013). Pemanfaatan Eceng Gondok
(Eichornia Crassipes) Untuk Menurunkan Kandungan COD (Chemical
Oxygen Demond), Ph, Bau, Dan Warna Pada Limbah Cair Tahu. Laporan
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
Prosiding Seminar Nasional, ISBN : 978-602-52982-1-9
Inovasi Teknologi Untuk Masyarakat, Banda Aceh, 20 Juni 2019

Sarmedi S, (2011) Kemasan Edible Buah Perkembangan Teknologi yang Luar


Biasa padahttp://majarimagazine.com/2011/07/kemasan-edible-
buahperkembangan-teknologiyang-luar-biasa/(online) diakses 24 Juli
2018.
Samsudin, W., Selomo, M., & Natsir, M. F. (2019). Pengolahan Limbah Cair
Industri Tahu Menjadi Pupuk Organik Cair dengan Penambahan Effektive
Mikroorganisme-4 (EM-4). Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan, 1(2).
Widyaningsih, S., Kartika, D., & Nurhayati, Y. T. (2012). Pengaruh Penambahan
Sorbitol Dan Kalsium Karbonat Terhadap Karakteristik Dan Sifat
Biodegradasi Film Dari Pati Kulit Pisang. Molekul, 7(1), 69-81.

LAMPIRAN

Hasil ekstrak Isolat Protein Hasil Isolat protein setelah dihaluskan


secara sentrifugasi Dari 150 mesh
limbah pengolahan tahu

Hasil Uji Sampel Edible Film Sifat Mekani


Prosiding Seminar Nasional, ISBN : 978-602-52982-1-9
Inovasi Teknologi Untuk Masyarakat, Banda Aceh, 20 Juni 2019

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai