Laporan Kasus
Laporan Kasus
BATU GINJAL
Oleh
Nim :181211382
Kelas :1A
Dosen Fasilitator
Ises reni,SKp.M.Kep
MERCUBAKTIJAYA PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang
telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Asuhan keperawatan gangguan sistem urinaria BATU GINJAL” tepat pada
waktunya.
Makalah ini sengaja disusun guna melengkapi tugas salah satu mata kuliah yakni mata
kuliah “Konsep Dasar Keperawatab II” serta agar selanjutnya makalah ini dapat menjadi
pedoman atau dapat dipelajari dengan mudah oleh mahasiswa. Maka kami menyusun
makalah ini agar dapat lebih mempermudah pembaca dalam memahami tentang materi ini.
Azharia syafira
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang...............................................................................................................
B.Tujan penulisan..............................................................................................................
1.definisi ......................................................................................................................
2.Etiologi......................................................................................................................
3.Anatomi fisiologi.......................................................................................................
4.patofisiologi...............................................................................................................
6.manifestasi klinik.......................................................................................................
7.pemeriksaan diagnostik...............................................................................................
8.penatalaksanaan.........................................................................................................
9.komplikasi..................................................................................................................
1.pengkajian..................................................................................................................
a.Identitas Pasien.........................................................................................................
b.Keluhan Utama.........................................................................................................
c.riwayat sekarang........................................................................................................
d.pemerikasaan fisik.......................................................................................................
f.pemeriksaan penunjang................................................................................................
g.penatalaksanaan...........................................................................................................
2.diagnosa keperawatan.........................................................................................................
3.intervensi keperawatan.......................................................................................................
4.implementasi keperaatan...................................................................................................
5.evaluasi keperawatan........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Nefrolitiasis (batu ginjal) merupakan salah satu penyakit ginjal, dimana ditemukannya batu
yang mengandung komponen kristal dan matriks organik yang merupakan penyebab
terbanyak kelainan saluran kemih.1Lokasi batu ginjal khas dijumpai di kaliks, atau pelvis dan
bila keluar akan terhenti dan menyumbat pada daerah ureter (batu ureter) dan kandung kemih
(batu kandung kemih). Batu ginjal dapat terbentuk dari kalsium, batu oksalat, kalsium
oksalat, atau kalsium fosfat. Namun yang paling sering terjadi pada batu ginjal adalah batu
kalsium.Penyebab pasti yang membentuk batu ginjal belum diketahui, oleh karena banyak
faktor yang dilibatkannya. Diduga dua proses yang terlibat dalam batu ginjal yakni
supersaturasi dan nukleasi. Supersaturasi terjadi jika substansi yang menyusun batu terdapat
dalam jumlah besar dalam urin, yaitu ketika volume urin dan kimia urin yang menekan
pembentukan batu menurun. Pada proses nukleasi, natrium hidrogen urat, asam urat dan
kristal hidroksipatit membentuk inti. Ion kalsium dan oksalat kemudian merekat (adhesi) di
inti untuk membentuk campuran batu. Proses ini dinamakan nukleasi heterogen.Prevalensi
penyakit ini diperkirakan sebesar 7% pada perempuan dewasa dan 13% pada laki-laki
dewasa. Empat dari lima pasien adalah laki-laki
B.Tujuan Penulisan
1.tujuan umum
2.tujuan khusus
TINJAUAN TEORITIS
1.Definisi
Batu ginjal atau nefrolithiasis adalah suatu keadaan dimana terdapat satu atau lebih
batu di dalam pelvis atau kaliks dari ginjal dan merupakan penyebab terbanyak kelainan di
saluran kemih. Batu Ginjal merupakan keadaan tidak normal dalam ginjal, yang mengandung
komponen kristal dan matriks organik Penyebab terbentuknya batu belum diketahui secara
pasti, namun penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia dan bervariasi
tergantung umur, jenis kelamin, ras, lokasi geografis dan tingkat kemajuan suatu bangsa
2.Etiologi
Faktor intrinsik, meliputi :
1.Umur; paling sering didapatkan pada usia 51-65ahun.
2.Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita. Berdasarkan
hasil penelitian, didapatkan jumlah penderita laki-laki sebanyak 21 penderita (60%) dan
perempuan sebanyak 14 penderita (40%).
3.Anatomi fisiologi
a.Ginjal
Ginjal memiliki bagian-bagian yang tersusun secara rumit dimana bagiannya memiliki fungsi
masing-masing. Ginjal terdiri atas tiga lapisan yaitu korteks renalis (korteks), medula renalis
(medula) dan pelvis renalis dimana unit fungsional terkecil dari ginjal disebut nefron. Nefron
terletak pada korteks renalis dan medula renalis, disini bisa terdapat sekitar ± 1 juta nefron.
Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat gambar di bawah ini.
Gambar. Bagian-Bagian Ginjal (Sumber: rifdatulhusna.blogspot.com)
1) Badan malphigi yang meliputi kapsul Bowman dan glomerulus. Glomerulus (tempat darah
disaring) merupakan anyaman kapiler yang terletak di dalam kapsula bowman. Kapiler yang
membentuk glomerulus merupakan percabangan dari arteriol aferen.
2) Tubulus kontortus yang meliputi tubulus proksimal, Henle, tubulus distal dan tubulus
pengumpul. Tubulus proksimal mempunyai bentuk berkelok-kelok dari korteks sampai
medula dan berhubungan langsung dengan kapsula bowman. Ansa henle memiliki bentuk
lurus dan tebal. Tubulus distal merupakan bagian tubulus yang berkelokkelok dimana
letaknya jauh dari kapsul bowman.
Fungsi ginjal
Ada beberapa tahap dalam pembentukan urin yaitu tahap filtrasi (penyaringan), reabsorpsi
(penyerapan kembali) dan augmentasi (pengeluaran zat).
1.Tahap Filtrasi
Pada tahap ini akan dilakukan penyaringan zat beracun yang terjadi di badan malpighi. Pada
badan malpighi ini, kapsul Bowman menyaring zat-zat dari darah yang ada di glomerulus.
Darah itu masih banyak mengandung air, garam, gula, urea dan lain-lain. Setelah mengalami
penyaringan, terbentuklah filtrat glomerulus. Filtrat ini disebut sebagai urin primer. Di dalam
urin primer ini masih terkandung banyak zat yang diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini antara
lain yakni glukosa, garam-garam urea, asam amino, asam urat kecuali protein tidak
ditemukan di sini. Sebanyak sekitar 99% filtrat glomerulus ini nantinya masih akan diserap
kembali (Endang Sri Lestari, Hal.264).
2. Tahap Reabsorpsi
Urin primer dari glomerulus selanjutnya dialirkan menuju tubulus proksimal. Di sini, urin
primer ini mengalami penyerapan kembali zat-zat yang masih digunakan oleh tubuh antara
lain glukosa, asam amino dan air. Zat-zat yang diserap kembali akan dikembalikan ke dalam
darah melewati kapiler darah di sekitar tubulus juga terjadi penyerapan natrium di lengkung
Henle, sisanya akan membentuk urin sekunder. Di dalam urin sekunder tidak terdapat zat
yang berguna. Di sini ditemukan kadar urea yang tinggi (Endang Sri Lestari, Hal.264).
3. Tahap Augmentasi
Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan memasuki tubulus pengumpul. Di tubulus
ini, masih terjadi penyerapan kembali air, garam NaCl dan urea sehingga terbentuk urine
yang harus dibuang dari tubuh. Dari tubulus pengumpul, urine memasuki pelvis renalis, lalu
mengalir menuju ureter menuju kandung kemih (vesika urinaria). Ketika kandung kemih
penuh, orang akan merasakan keinginan untuk buang air kecil (Fictor Ferdinand, Hal.140).
Urin normal akan mengandung air, urea, garam dapur, zat warna empedu (urin berwarna
kuning), obat-obatan atau hormon.
b.ureter
Ureter merupakan bagian dari sistem urinarius yaitu sistem tubuh yang berperan dalam proses
pembentukan dan pembuangan sisa metabolisme dan kelebihan cairan dalam bentuk urin
disebut juga sistem perkemihan. Sebelum mengetahui fungsi ureter, sebaiknya kita
mengetahui embriologi serta anatomi ureter. Secara embriologi sistem urinarius berasal dari
metanefros yang terdiri dari bagian dorsal mesonefros dan tonjol ureter. Metanefros ini
kemudian membentuk kaliks ginjal, jaringan parenkim ginjal, pielum, dan ureter. Struktur ini
kemudian naik ke arah dorsokranial selama perkembangannya pada saat minggu ke delapan
dan menyatu dengan blastema dan mengalami rotasi sehinga akhirnya pielum dan hilus ginjal
akan terletak di sebelah medial. Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder
atau pipa yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Fungsi ureter
Ureter memiliki fungsi yang penting yaitu menghantarkan urin dari ginjal menuju kandung
kemih. Lapisan dinding ureter yang terdiri dari otot - otot polos sirkuler dan longitudinal
menimbulkan gerakan - gerakan peristaltik (berkontraksi) setiap 5 menit sekali guna
mendorong air kemih kemudian disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum
uretralis masuk ke dalam kandung kemih. Sewaktu masuk kandung kemih dinding atas dan
dinding bawah ureter akan tertutup dan pada saat kandung kemih penuh akan terbentuk katup
(valvula) yang mencegah kembalinya urin dari kandung kemih.
c.kandung kemih
Kandung kemih, adalah organ tubuh yang mengumpulkan air kencing yang dikeluarkan oleh
ginjal sebelum dibuang. Air kencing memasuki kandung kemih lewat ureter dan keluar lewat
uretra. Kandung kemih atau buli-buli merupakan organ berongga yang terdiri atas 3 lapisan
otot detrusor yang saling beranyaman. Ia terletak tepat di belakang pubis di dalam rongga
pelvis. Kandung kemih dapat menyimpan urin orang dewasa pada umumnya kurang lebih
500 ml.[1] Secara anatomi kandung kemih terdiri atas 3 permukaan, yaitu permukaan superior,
permukaan inferiolateral dan permukaan posterior. Kandung kemih yang kosong pada orang
dewasa terletak di dalam pelvis, bila kandung kemih terisi maka dinding atasnya masuk ke
daerah abdomen (hipogastrium).
d.uretra
Dalam anatomi, uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan
luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih atau
ekskresi dan sistem seksual. Pada pria, berfungsi juga dalam sistem reproduksi sebagai
saluran pengeluaran air mani.
4.patofisiologi
Mekanisme pembentukan batu ginjal atau saluran kemih tidak diketahui secara pasti, akan
tetapi beberapa buku menyebutkan proses terjadinya batu dapat disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut:
a.Adanya presipitasi garam-garam yang larut dalam air seni, dimana apabila air seni jenuh
akan terjadi pengendapan.
b.Adanya inti ( nidus ). Misalnya ada infeksi kemudian terjadi tukak, dimana tukak ini
menjadi inti pembentukan batu, sebagai tempat menempelnya partikel-partikel batu pada inti
tersebut.
c.Perubahan pH atau adanya koloid lain di dalam air seni akan menetralkan muatan dan
meyebabkan terjadinya pengendapan.
Batu kalsium.
Batu asam urat.
Batu struvit.
Batu sistin.
6.manifestasi klinis
Obstruksi
- Peningkatan tekanan hidrostatik
-Distensi pelvis ginjal.
-Rasa panas dan terbakar di pinggang.
-Kolik Peningkatan suhu (demam).
-Hematuri. Gejala gastrointestinal; mual, muntah, diare. Nyeri hebat
7.pemeriksaan diagostik
Radiologi
-ct scan dan usg
urine
-ph lebih dari 7,6
–sediment sel darah merah 90%
-eksresi kalisum fosfor
darah
-hb turun
–leukositosis
–urium kreatinin
8.penatalaksaan
Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui
tindakan endo-urologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka.
b.Metode Endourologi Pengangkatan Batu Ini merupakan gabungan antara radiology dan
urologi untuk mengangkat batu renal tanpa pembedahan mayor.
c.Nefrostomi Perkutan adalah pemasangan sebuah selang melalui kulit ke dalam pelvis
ginjal. Tindakan ini dilakukan untuk drainase eksternal urin dari kateter yang tersumbat,
menghancurkan batu ginjal, melebarkan striktur.
d.Ureteruskopi mencakup visualisasi dan akses ureter dengan memasukkan suatu alat
Ureteroskop melalui sistoskop. Batu dapat dihancurkan dengan menggunakan laser,
lithotripsy elektrohidraulik, atau ultrasound lalu diangkat. Larutan Batu. Nefrostomi Perkutan
dilakukan, dan cairan pengirigasi yang hangat dialirkan secara terus-menerus ke batu. Cairan
pengirigasi memasuki duktus kolekdiktus ginjal melalui ureter atau selang nefrostomi.
.
e.Pengangkatan Bedah Nefrolitotomi. Insisi pada ginjal untuk mengangkat batu. Dilakukan
jika batu terletak di dalam ginjal.
f.teapi medis dan sistomatik : menegeluarkan batu atau melarutkan batu yang dapat
dilarutkan dalam batu asam urat dilarutkan dengan pelarut solutin G
g.Pielolitotomi. Dilakukan jika batu terletak di dalam piala ginjal. Tindakan-tindakan khusus
pada berbagai jenis batu
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah penderita yang mendapat penanganan dengan
pielolitotomi adalah 12 penderita (34,3%), penanganan dengan extended pielolitotomi adalah
5 penderita (14,3%), penanganan dengan ESWL adalah 1 penderita (2,9%), penanganan
dengan bivalve adalah 2 penderita(5,7%), dan yang tidak mendapat penanganan adalah 15
penderita (42,8%). (tabel 6)
9.komplikasi
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah penderita dengan komplikasi hidronefrosis adalah
24 penderita (68,6%), sedangkan penderita tanpa komplikasi adalah 11 penderita (31,4%).
Komplikasi yang umum nya seperti
-sumbatan: akibat pecahan batu
- infeksi: akibat diseminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi
.-kerusakan fungsi ginjal: akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan dan pengangkatan
batu ginjal
1.Pengkajian
a)identitas pasien
meliputi umur,jenis kelamin.alamat.agama dan lain nya yang berhubungan dengan identitas
klien
b)keluhan utama
biasanya jika klien mengalami batu ginjal keluahan klien biasa nya berupa rasa sakit atau
nyeri di pinggang.dan di sertai mual dan muntah.dan ada perubahan warna di urine
c)riwayat kesehatan
- Riwayat sekarang
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang sama
seperti yang di derita klien saat sekarang ini?
d)pemeriksaan fisik
1)tingkat kesadaran
2)pemeriksaan TTV
5)telinga :kaji pendengaran.terdapat gangguan fungsi atau tidak.apakah ada tofi atau tidak
6)thorax :kaji kesimetrisan dada kiri dan kanan.raba jika ada benjolan.apakah saat di perkusi
bunyi normal atau abnormal.bunyi napas nomal atau abnormal
7)jantung:kaji area aorta dan pulmonal mengetahui apa atau tidak nya pulpasi
f)pemeriksaan penunjang
- ct scan-usg
dan ditambah dengan pemeriksaan labor seperti urinalisa:warna kuning.coklat gelap.berdarah
secara umum menunjukan.SDM.SDP.kristal
urine(24 jam) kreatinin.asam urat.kalsium.fosfat.atau sistin mungkin meningkat
hitung darah lengkap :SDP mungkin meningkat menunjukan infeksi/septicemia
g)penatalaksanaan
2.diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia(status kesehatan dan resiko perubahan pola)dari individu maupun kelompok dimana
perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi kan dan memberikan intervensi secara
pasti. Untuk menjaga status kesehatan menurun.membatasi mencegah dan merubah.dalam
kasus diagnosa keperawatan gangguan pada saluran kemih dan pinggang. pasien mengatakan
rasa sakit dan nyeri di pinggang .dan mual dan muntah. .dan ada perubahan warna di urine
keruh dan demam .diagnosa keperawatan ada nya gangguan yang berkaitan dengan batu
ginjal
3.intervensi keperawatan
Intervensi merupakan tindakan semua tindakan yang di lakukan oleh perawat untuk
membantu perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke status
kesehatan yang diuraikan dalam hasil yang di tuju.dan di harapkan.membantu aktivitias klien
apabila klien tidak mampu.seperti membantu klien ke toilet.dan pantau lah konsistensi dan
warna urine.dan pantau efek obat untuk pasien.dan perawat harus berpikir kritis bagaiman
mambantu mengurangi nyeri pada pasien
4.implementasi keperawatan
Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan di mulai setelah rencana tindakan di susun dan tujukan pada
nursung orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang di harapkan.oleh karena itu
Rencana tindakan spesifik di laksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
memprngaruhi masalah klien.dalam kasus perawat mengukur tanda-tanda vital pada
pasien.memberikan posisi dan lingkungan yang nyaman pada pasien.dan melakukan
pemerikaan alergi pada obat.dan membantu aktivitas klien apabila klien tidak mampu
5.evaluasi keperawatan
Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
perawat.keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut.sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya
Seorang permpuan Az umur 20 tahun di antar oleh keluarga nya pada tanggal 24 juni 2019
dengan no MR 124762 .saat peawat melakukan pengkajian pada tanggal 24 juni 2019 pasien
mearasa kan nyeri selama 2 bulan megeluhkan merasakan nyeri di pinggang kanan dan
merasa mual dan muntah dan demam.pasien mengatakan muntah 5 kali sehari BAB dan BAK
lancar dan pasien mengatakan air kencing berdarah dan berkeruh .urine berbau tidak
sedap,nyeri berkurang apabila meminum obat .apabila obat sudah habis.nyeri timbul kembali
. walaupun sudah meminum obat nyeri tetap saja belum hilang .dan minum obat hanya
meredakan nyeri saja .apabila nyeri kambuh lagi pasien mengatakan merasakan nyeri dengan
skala 6.. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan kondisi klien gelisah dan tampak meringis.TD
110/80.Suhu :38 C.HB =13gr/dl. leukosit :13.000/mm3.ureum 24gr/dl.kreatinin 2,5 mg/dl.
RR =20X/menit .HR =100X/mnt nadi = 80x/ipada pemeriksaan penunjang CT SCAN
menunjukan hidroneforosis dextra dan terdapat gambaran batu
1.pengkajian
Nama : Az
MR :124762
Umur :20 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Status perkawinan : tidak kawin
Alamat : jln pengambiran
Pendidikan : mahasiswa
b.keluhan utama
klien mengatakan.nyeri pinggang.mual dan muntah.urine keruh dan berdarah
c.Riwayat sekarang
p(provokatif) :nyeri di rasakan akibat batu ginjal
q(quality) : nyeri di rasakan timbul kembali apabila obat sudah habis
-thoraks :
I : dada simetris kiri dan kanan.pergerakan dada sama.pernapasan cepat dan dangkal.tidak
ada penonjolan rusuk
Pa : normal.tulang rusuk lengkap.tidak ada nyeri tekanan dan nyeri lepas serta edema atau
massa.tractil fremitus positif kiri dan kanan
Pe : suara dulness pada daerah payudara.dan suara resonan pada intercosta
Au :normal.tidak terdengar suara tambah pada pernapan(ronchi.whezing)
-abdomen :
I :perut rata tidak ada pembeseran hepar yang di tandai dengan perut
buncit.tidak ada pembuluh darah yang menonjol pada abdomen
Au :bising usus terdengar
Pa :tidak ada nyeri di bagian abdomen
Pe :bunyi nada timpani
-genitalia : normal
Pola aktivitas
Kaji kemampuan perawatan diri: bisa melakukan sendiri
kebersihan diri : bisa melakukan sendiri
alat bantu :tidak ada
olahraga :2 kali seminggu
keluhan oto :tidak ada
Penatalaksanaan :
-Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL,
melalui tindakan endo-urologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka.
- teapi medis dan sistomatik : menegeluarkan batu atau melarutkan batu yang dapat
dilarutkan dalam batu asam urat dilarutkan dengan pelarut solutin G
2.diagnosa keperawatan
3.intervensi keperawatan
-pemberian
analgetik
untuk
mengurangi
rasa nyeri
yang
dirasakan
penderita
2 25 juni 2019 1 -memonitor S=pasien TTD
konsistensi urin. mengatakan Azharia
- monitor cairan warna urine syafira
dan masih keruh
memperingati
pasien kurangi -pasien
aktivitas terlihat tidak
-memberikan mual lagi
pelayanan yang
baik seperti O=adanya
mengatur posisi hidroneforosis
dan memberikan dextra dan
kebutuhan terdapat
nutrisi klien gambaran
batu ginjal
-berikan obat
antibiobiotik A=masalah
sesuai anjuran teratasi
dokter untuk sebagian
pasien yang P=intervensi
menderita di lanjutkan
kencing keruh
dan berdarah Kolaborasikan
pada dokter
- mengukur kondisi pasien
pemasukan dan kalau urine
pengeluaran pasien belum
dengan akurat ada
-memberikan kemajuan.dan
cairan yang tindakan dan
diizinkan sesuai obatan apa
dengan program yang tepat di
pengobatan berikan pada
-memberikan sesuai dengan
cairan bagi pasien keluhan dan
yang muntah kondisi pasien
untuk untuk tidak
hidrasi.dan
memberikan obat
muntah bagi
pasien sesuai
kebutuhan
-memberikan
3.hipertermia 26 juni 2019 1 S=Pasien TTD
obat cairan atau
teraba tidak Azharia
cairan IV(misal
panas lagi syafira
anti
bakteri.antipiretik
0=suhu 37,5
-pantau suhu
C
pasien.
-apabila pasien
A=masalah
masih
teratasi
panas.kompres
pasien dengan
handuk dingin P=intervensi
untuk panas dihentikan
pasien
-tutup pasien
dengan selimut
yang ringan yang
membuat pasien
nyaman
tergantung
dengan kondisi
pasien
-lembabkan bibir
dan mukosa
hidung apabila
mukosa dan
hidung pasien
kering
-dorong pasien
untuk
memperbanyak
minum air.untuk
murunkan
demam
5.evaluasi keperawatan
Suhu pasien sudah turun
Pasien tidak terlihat muntah lagi
Pasien mengatakan posisi tidur sudah nyaman
DAFTAR PUSTAKA
2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba
Medika.Price, Sylvia A. 2005.
Profil Kesehatan Jawa Tengah. 2009. Gagal Ginjal di Jawa tengah. Diunduh dari
http://www. Profil Kesehatan Jawa Tengah.go.id/dokumen/profil 2009/htn. Diakses pada
tanggal 20 Mei 2012