Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

BATU GINJAL

Oleh

Nama :Azharia syafira

Nim :181211382

Kelas :1A

Dosen Fasilitator

Ises reni,SKp.M.Kep

SEKOLAH ILMU TINGGI KESEHATAN

MERCUBAKTIJAYA PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang
telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Asuhan keperawatan gangguan sistem urinaria BATU GINJAL” tepat pada
waktunya.
Makalah ini sengaja disusun guna melengkapi tugas salah satu mata kuliah yakni mata
kuliah “Konsep Dasar Keperawatab II” serta agar selanjutnya makalah ini dapat menjadi
pedoman atau dapat dipelajari dengan mudah oleh mahasiswa. Maka kami menyusun
makalah ini agar dapat lebih mempermudah pembaca dalam memahami tentang materi ini.

Padang, 26 juni 2019

Azharia syafira

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang...............................................................................................................

B.Tujan penulisan..............................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A.KONSEP DASAR PENYAKIT

1.definisi ......................................................................................................................

2.Etiologi......................................................................................................................

3.Anatomi fisiologi.......................................................................................................

4.patofisiologi...............................................................................................................

5.Tanda dan gejala........................................................................................................

6.manifestasi klinik.......................................................................................................

7.pemeriksaan diagnostik...............................................................................................

8.penatalaksanaan.........................................................................................................

9.komplikasi..................................................................................................................

B.KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1.pengkajian..................................................................................................................

a.Identitas Pasien.........................................................................................................

b.Keluhan Utama.........................................................................................................

c.riwayat sekarang........................................................................................................

a)riwayat kesehatan sekarang

b)riwayat kesehatan dahulu

c)riwayat kesehatan keluarga

d.pemerikasaan fisik.......................................................................................................

e.pola kebiasaan sehari-hari...........................................................................................

f.pemeriksaan penunjang................................................................................................

g.penatalaksanaan...........................................................................................................

2.diagnosa keperawatan.........................................................................................................

3.intervensi keperawatan.......................................................................................................
4.implementasi keperaatan...................................................................................................

5.evaluasi keperawatan........................................................................................................

BAB III LAPORAN KASUS

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Nefrolitiasis (batu ginjal) merupakan salah satu penyakit ginjal, dimana ditemukannya batu
yang mengandung komponen kristal dan matriks organik yang merupakan penyebab
terbanyak kelainan saluran kemih.1Lokasi batu ginjal khas dijumpai di kaliks, atau pelvis dan
bila keluar akan terhenti dan menyumbat pada daerah ureter (batu ureter) dan kandung kemih
(batu kandung kemih). Batu ginjal dapat terbentuk dari kalsium, batu oksalat, kalsium
oksalat, atau kalsium fosfat. Namun yang paling sering terjadi pada batu ginjal adalah batu
kalsium.Penyebab pasti yang membentuk batu ginjal belum diketahui, oleh karena banyak
faktor yang dilibatkannya. Diduga dua proses yang terlibat dalam batu ginjal yakni
supersaturasi dan nukleasi. Supersaturasi terjadi jika substansi yang menyusun batu terdapat
dalam jumlah besar dalam urin, yaitu ketika volume urin dan kimia urin yang menekan
pembentukan batu menurun. Pada proses nukleasi, natrium hidrogen urat, asam urat dan
kristal hidroksipatit membentuk inti. Ion kalsium dan oksalat kemudian merekat (adhesi) di
inti untuk membentuk campuran batu. Proses ini dinamakan nukleasi heterogen.Prevalensi
penyakit ini diperkirakan sebesar 7% pada perempuan dewasa dan 13% pada laki-laki
dewasa. Empat dari lima pasien adalah laki-laki

B.Tujuan Penulisan

1.tujuan umum

Mengetahui dan memahami konsep darsar BatuGinjal dan Asuhan Keperawatan


gangguan Batu Ginjal Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian batu ginjal
di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2010 - Desember 2012, serta
mengetahui gambaran distribusi berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur, letak batu,
komplikasi, dan penanganan yang diberikan

2.tujuan khusus

a.Untuk mengetahui definisi Batu Ginjal

b.Untuk mengetahui etiologi penyakit Batu Ginjal

c.Untuk mengetahui klasifikasi Batu Ginjal

d. Untuk mengetahui manifestasi klinis Batu Ginjal

e. Untuk mengetahui komplikasi Batu Ginjal

f. Untuk mengetahui patofisiologi Batu Ginjal

g. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Batu Ginjal


h. Untuk mengetahui penatalaksanaan Batu Ginjal

i. Untuk mengetahui asuhan keperawatan teori Batu Ginjal


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.KONSEP DASAR PENYAKIT

1.Definisi
Batu ginjal atau nefrolithiasis adalah suatu keadaan dimana terdapat satu atau lebih
batu di dalam pelvis atau kaliks dari ginjal dan merupakan penyebab terbanyak kelainan di
saluran kemih. Batu Ginjal merupakan keadaan tidak normal dalam ginjal, yang mengandung
komponen kristal dan matriks organik Penyebab terbentuknya batu belum diketahui secara
pasti, namun penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia dan bervariasi
tergantung umur, jenis kelamin, ras, lokasi geografis dan tingkat kemajuan suatu bangsa

2.Etiologi
Faktor intrinsik, meliputi :
1.Umur; paling sering didapatkan pada usia 51-65ahun.
2.Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita. Berdasarkan
hasil penelitian, didapatkan jumlah penderita laki-laki sebanyak 21 penderita (60%) dan
perempuan sebanyak 14 penderita (40%).

Faktor ekstrinsik, meliputi:


1.Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat meningkatkan
insiden batu ginjal
2.Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu ginjal.
3.Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau
kurang aktivitas fisik
penyebab lain seperti infeksi saluran kemih.stasis obtruksi urine.suhu.idopatik

3.Anatomi fisiologi

a.Ginjal
Ginjal memiliki bagian-bagian yang tersusun secara rumit dimana bagiannya memiliki fungsi
masing-masing. Ginjal terdiri atas tiga lapisan yaitu korteks renalis (korteks), medula renalis
(medula) dan pelvis renalis dimana unit fungsional terkecil dari ginjal disebut nefron. Nefron
terletak pada korteks renalis dan medula renalis, disini bisa terdapat sekitar ± 1 juta nefron.
Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat gambar di bawah ini.
Gambar. Bagian-Bagian Ginjal (Sumber: rifdatulhusna.blogspot.com)

Nefron terdiri atas bagian-bagian berikut ini.

1) Badan malphigi yang meliputi kapsul Bowman dan glomerulus. Glomerulus (tempat darah
disaring) merupakan anyaman kapiler yang terletak di dalam kapsula bowman. Kapiler yang
membentuk glomerulus merupakan percabangan dari arteriol aferen.

2) Tubulus kontortus yang meliputi tubulus proksimal, Henle, tubulus distal dan tubulus
pengumpul. Tubulus proksimal mempunyai bentuk berkelok-kelok dari korteks sampai
medula dan berhubungan langsung dengan kapsula bowman. Ansa henle memiliki bentuk
lurus dan tebal. Tubulus distal merupakan bagian tubulus yang berkelokkelok dimana
letaknya jauh dari kapsul bowman.

Fungsi ginjal

-Menyaring dan membersihkan darah.

-. Mengatur volume darah.

-Mendaur Ulang Air, Mineral, Glukosa dan Gizi

-. Mengatur Keseimbangan Kandungan Kimia Darah

-Menjaga Darah agar Tidak Terlalu Asam

.-. Penghasil hormon

-. Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan keseimbangan ion dalam plasma.

Bagaimana proses pembentukan urine?

Ada beberapa tahap dalam pembentukan urin yaitu tahap filtrasi (penyaringan), reabsorpsi
(penyerapan kembali) dan augmentasi (pengeluaran zat).

1.Tahap Filtrasi
Pada tahap ini akan dilakukan penyaringan zat beracun yang terjadi di badan malpighi. Pada
badan malpighi ini, kapsul Bowman menyaring zat-zat dari darah yang ada di glomerulus.
Darah itu masih banyak mengandung air, garam, gula, urea dan lain-lain. Setelah mengalami
penyaringan, terbentuklah filtrat glomerulus. Filtrat ini disebut sebagai urin primer. Di dalam
urin primer ini masih terkandung banyak zat yang diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini antara
lain yakni glukosa, garam-garam urea, asam amino, asam urat kecuali protein tidak
ditemukan di sini. Sebanyak sekitar 99% filtrat glomerulus ini nantinya masih akan diserap
kembali (Endang Sri Lestari, Hal.264).

2. Tahap Reabsorpsi
Urin primer dari glomerulus selanjutnya dialirkan menuju tubulus proksimal. Di sini, urin
primer ini mengalami penyerapan kembali zat-zat yang masih digunakan oleh tubuh antara
lain glukosa, asam amino dan air. Zat-zat yang diserap kembali akan dikembalikan ke dalam
darah melewati kapiler darah di sekitar tubulus juga terjadi penyerapan natrium di lengkung
Henle, sisanya akan membentuk urin sekunder. Di dalam urin sekunder tidak terdapat zat
yang berguna. Di sini ditemukan kadar urea yang tinggi (Endang Sri Lestari, Hal.264).

3. Tahap Augmentasi
Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan memasuki tubulus pengumpul. Di tubulus
ini, masih terjadi penyerapan kembali air, garam NaCl dan urea sehingga terbentuk urine
yang harus dibuang dari tubuh. Dari tubulus pengumpul, urine memasuki pelvis renalis, lalu
mengalir menuju ureter menuju kandung kemih (vesika urinaria). Ketika kandung kemih
penuh, orang akan merasakan keinginan untuk buang air kecil (Fictor Ferdinand, Hal.140).
Urin normal akan mengandung air, urea, garam dapur, zat warna empedu (urin berwarna
kuning), obat-obatan atau hormon.

b.ureter
Ureter merupakan bagian dari sistem urinarius yaitu sistem tubuh yang berperan dalam proses
pembentukan dan pembuangan sisa metabolisme dan kelebihan cairan dalam bentuk urin
disebut juga sistem perkemihan. Sebelum mengetahui fungsi ureter, sebaiknya kita
mengetahui embriologi serta anatomi ureter. Secara embriologi sistem urinarius berasal dari
metanefros yang terdiri dari bagian dorsal mesonefros dan tonjol ureter. Metanefros ini
kemudian membentuk kaliks ginjal, jaringan parenkim ginjal, pielum, dan ureter. Struktur ini
kemudian naik ke arah dorsokranial selama perkembangannya pada saat minggu ke delapan
dan menyatu dengan blastema dan mengalami rotasi sehinga akhirnya pielum dan hilus ginjal
akan terletak di sebelah medial. Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder
atau pipa yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.

Fungsi ureter
Ureter memiliki fungsi yang penting yaitu menghantarkan urin dari ginjal menuju kandung
kemih. Lapisan dinding ureter yang terdiri dari otot - otot polos sirkuler dan longitudinal
menimbulkan gerakan - gerakan peristaltik (berkontraksi) setiap 5 menit sekali guna
mendorong air kemih kemudian disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum
uretralis masuk ke dalam kandung kemih. Sewaktu masuk kandung kemih dinding atas dan
dinding bawah ureter akan tertutup dan pada saat kandung kemih penuh akan terbentuk katup
(valvula) yang mencegah kembalinya urin dari kandung kemih.
c.kandung kemih
Kandung kemih, adalah organ tubuh yang mengumpulkan air kencing yang dikeluarkan oleh
ginjal sebelum dibuang. Air kencing memasuki kandung kemih lewat ureter dan keluar lewat
uretra. Kandung kemih atau buli-buli merupakan organ berongga yang terdiri atas 3 lapisan
otot detrusor yang saling beranyaman. Ia terletak tepat di belakang pubis di dalam rongga
pelvis. Kandung kemih dapat menyimpan urin orang dewasa pada umumnya kurang lebih
500 ml.[1] Secara anatomi kandung kemih terdiri atas 3 permukaan, yaitu permukaan superior,
permukaan inferiolateral dan permukaan posterior. Kandung kemih yang kosong pada orang
dewasa terletak di dalam pelvis, bila kandung kemih terisi maka dinding atasnya masuk ke
daerah abdomen (hipogastrium).

d.uretra
Dalam anatomi, uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan
luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih atau
ekskresi dan sistem seksual. Pada pria, berfungsi juga dalam sistem reproduksi sebagai
saluran pengeluaran air mani.

4.patofisiologi

Mekanisme pembentukan batu ginjal atau saluran kemih tidak diketahui secara pasti, akan
tetapi beberapa buku menyebutkan proses terjadinya batu dapat disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut:
a.Adanya presipitasi garam-garam yang larut dalam air seni, dimana apabila air seni jenuh
akan terjadi pengendapan.
b.Adanya inti ( nidus ). Misalnya ada infeksi kemudian terjadi tukak, dimana tukak ini
menjadi inti pembentukan batu, sebagai tempat menempelnya partikel-partikel batu pada inti
tersebut.

c.Perubahan pH atau adanya koloid lain di dalam air seni akan menetralkan muatan dan
meyebabkan terjadinya pengendapan.

Teori Terbentuknya Batu Saluran Kemih: .


1.Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk batu
(nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan mengendap di
dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu dapat berupa kristal atau
benda asing saluran kemih.
2Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan
mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu. .
3.Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk
kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar
salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam
saluran kemih. Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi
saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi urine
atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat
menyebabkan hidroureter atau hidrinefrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih
dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal
permanen (gagal ginjal)

5.Tanda dan gejala


berbagai gejala batu ginjal pada wanita dan pria berikut ini muncul:

 Nyeri atau sakit saat buang air kecil.


 Rasa sakit yang munculnya tiba-tiba dan semakin parah seiring berjalannya waktu di
bagian punggung, tubuh bagian samping, di bawah tulang rusuk, perut, pangkal paha,
atau alat kelamin.
 Merasa sakit perut, mual, dan muntah.
 Ada darah dalam urine (warna urine terlihat berwarna pink, merah, atau cokelat),
mungkin disebabkan oleh batu ginjal yang menggesek ginjal atau ureter.
 Merasa gelisah dan tidak dapat berbaring diam.
 Frekuensi buang air kecil lebih sering dari biasanya.
 Urine terlihat keruh atau berbau busuk.
 Urine yang keluar sedikit.
 Disertai demam dan menggigil, jika ada infeksi

Penyebab batu ginjal


Batu ginjal dapat disebabkan oleh makanan atau masalah kesehatan lain, namun berdasarkan
jenisnya batu ginjal dibagi menjadi:

 Batu kalsium.
 Batu asam urat.
 Batu struvit.
 Batu sistin.

6.manifestasi klinis

Obstruksi
- Peningkatan tekanan hidrostatik
-Distensi pelvis ginjal.
-Rasa panas dan terbakar di pinggang.
-Kolik Peningkatan suhu (demam).
-Hematuri. Gejala gastrointestinal; mual, muntah, diare. Nyeri hebat

Batu pada pelvis renalis


a. Nyeri yang dalam, terus menerus pada area CVA
b.Pada wanita ke arah kandung kemih, pada laki-laki kearah testis
c.Hematuria, piuria
d.Kolik renal : nyeri tekan seluruh CVA, mual dan muntah

2. Batu yang terjebak pada uretera.


a.Gelombang nyeri luar biasa, akut dan kolik menyebar ke paha dan genetalia kolik ureteral
b.Merasa ingin berkemih keluar sedikit dan darah
3. Batu yang terjebak pada kandung kemih
a.Gejala iritasi
b.Infeksi traktus urinarius
c.Hematuria
d.retensi urined.
e.Obstruksi

7.pemeriksaan diagostik

Radiologi
-ct scan dan usg
urine
-ph lebih dari 7,6
–sediment sel darah merah 90%
-eksresi kalisum fosfor
darah
-hb turun
–leukositosis
–urium kreatinin

8.penatalaksaan

Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui
tindakan endo-urologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka.

a.ESWL/ LithotripsiAdalah prosedur non-invasif yang digunakan untuk menghancurkan batu


di khalik ginjal. Setelah batu tersebut pecah menjadi bagian yang kecil seperti pasir sisa-sisa
batu tersebut dikeluarkan secara spontan.

b.Metode Endourologi Pengangkatan Batu Ini merupakan gabungan antara radiology dan
urologi untuk mengangkat batu renal tanpa pembedahan mayor.

c.Nefrostomi Perkutan adalah pemasangan sebuah selang melalui kulit ke dalam pelvis
ginjal. Tindakan ini dilakukan untuk drainase eksternal urin dari kateter yang tersumbat,
menghancurkan batu ginjal, melebarkan striktur.

d.Ureteruskopi mencakup visualisasi dan akses ureter dengan memasukkan suatu alat
Ureteroskop melalui sistoskop. Batu dapat dihancurkan dengan menggunakan laser,
lithotripsy elektrohidraulik, atau ultrasound lalu diangkat. Larutan Batu. Nefrostomi Perkutan
dilakukan, dan cairan pengirigasi yang hangat dialirkan secara terus-menerus ke batu. Cairan
pengirigasi memasuki duktus kolekdiktus ginjal melalui ureter atau selang nefrostomi.
.
e.Pengangkatan Bedah Nefrolitotomi. Insisi pada ginjal untuk mengangkat batu. Dilakukan
jika batu terletak di dalam ginjal.

f.teapi medis dan sistomatik : menegeluarkan batu atau melarutkan batu yang dapat
dilarutkan dalam batu asam urat dilarutkan dengan pelarut solutin G
g.Pielolitotomi. Dilakukan jika batu terletak di dalam piala ginjal. Tindakan-tindakan khusus
pada berbagai jenis batu
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah penderita yang mendapat penanganan dengan
pielolitotomi adalah 12 penderita (34,3%), penanganan dengan extended pielolitotomi adalah
5 penderita (14,3%), penanganan dengan ESWL adalah 1 penderita (2,9%), penanganan
dengan bivalve adalah 2 penderita(5,7%), dan yang tidak mendapat penanganan adalah 15
penderita (42,8%). (tabel 6)

9.komplikasi
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah penderita dengan komplikasi hidronefrosis adalah
24 penderita (68,6%), sedangkan penderita tanpa komplikasi adalah 11 penderita (31,4%).
Komplikasi yang umum nya seperti
-sumbatan: akibat pecahan batu
- infeksi: akibat diseminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi
.-kerusakan fungsi ginjal: akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan dan pengangkatan
batu ginjal

B.KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1.Pengkajian

a)identitas pasien

meliputi umur,jenis kelamin.alamat.agama dan lain nya yang berhubungan dengan identitas
klien

b)keluhan utama

biasanya jika klien mengalami batu ginjal keluahan klien biasa nya berupa rasa sakit atau
nyeri di pinggang.dan di sertai mual dan muntah.dan ada perubahan warna di urine

c)riwayat kesehatan

- Riwayat sekarang

P(provokatif) : kaji penyebab keluhan nyeri

Q(quality/kualits):kaji seberapa sering marasakan nyeri

R(reliqion):kaji dimana lokasi nyeri yang di rasakan

S(saverity):kaji berapa skala nyeri yang dirasakan pasien


T(time): kaji kapan keluhan terjadi

-Riwayat Kesehatan Dahulu

Tanyakan kepada klien apakah mempunyai penyakit penyakit DM.atau riwayatpenyakit


bedah usus halus, bedah abdomen sebelumnya,hiperparatiroidisme, penggunaan antibiotika,
anti hipertensi, natrium,bikarbonat, alupurinol, pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin D

-Riwayat kesehatan keluarga

Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang sama
seperti yang di derita klien saat sekarang ini?

d)pemeriksaan fisik

1)tingkat kesadaran

2)pemeriksaan TTV

3)mata :kaji penglihatan.bentuk.visus.warna dan pergerekan bola mata

4)hidung :kaji bentuk hidung.apakah terdapat gangguan fungsi atau tidak

5)telinga :kaji pendengaran.terdapat gangguan fungsi atau tidak.apakah ada tofi atau tidak

6)thorax :kaji kesimetrisan dada kiri dan kanan.raba jika ada benjolan.apakah saat di perkusi
bunyi normal atau abnormal.bunyi napas nomal atau abnormal

7)jantung:kaji area aorta dan pulmonal mengetahui apa atau tidak nya pulpasi

8)abdomen:kaji abdomen dengarkan dengan stetoskop.perkusi jika adanya suara timpani


atau tidak

e)pola kebiasaan sehari –hari

1.pola eliminasi : kaji frekuensi.konsistensi warna

2.pola makan dan minum :kaji frekuensi.jenis.jumlah

3.pola aktivitas : kaji kemampuan perawatan diri.kebesihan diri.alat bantu.olahraga.keluhan


otot

4.pola istirahat :kaji waktu tidur dan jumlah tidur

f)pemeriksaan penunjang
- ct scan-usg
dan ditambah dengan pemeriksaan labor seperti urinalisa:warna kuning.coklat gelap.berdarah
secara umum menunjukan.SDM.SDP.kristal
urine(24 jam) kreatinin.asam urat.kalsium.fosfat.atau sistin mungkin meningkat
hitung darah lengkap :SDP mungkin meningkat menunjukan infeksi/septicemia
g)penatalaksanaan

-Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL,


melalui tindakan endo-urologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka.
- teapi medis dan sistomatik : menegeluarkan batu atau melarutkan batu yang dapat
dilarutkan dalam batu asam urat dilarutkan dengan pelarut solutin G

2.diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia(status kesehatan dan resiko perubahan pola)dari individu maupun kelompok dimana
perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi kan dan memberikan intervensi secara
pasti. Untuk menjaga status kesehatan menurun.membatasi mencegah dan merubah.dalam
kasus diagnosa keperawatan gangguan pada saluran kemih dan pinggang. pasien mengatakan
rasa sakit dan nyeri di pinggang .dan mual dan muntah. .dan ada perubahan warna di urine
keruh dan demam .diagnosa keperawatan ada nya gangguan yang berkaitan dengan batu
ginjal

3.intervensi keperawatan
Intervensi merupakan tindakan semua tindakan yang di lakukan oleh perawat untuk
membantu perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke status
kesehatan yang diuraikan dalam hasil yang di tuju.dan di harapkan.membantu aktivitias klien
apabila klien tidak mampu.seperti membantu klien ke toilet.dan pantau lah konsistensi dan
warna urine.dan pantau efek obat untuk pasien.dan perawat harus berpikir kritis bagaiman
mambantu mengurangi nyeri pada pasien

4.implementasi keperawatan
Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan di mulai setelah rencana tindakan di susun dan tujukan pada
nursung orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang di harapkan.oleh karena itu
Rencana tindakan spesifik di laksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
memprngaruhi masalah klien.dalam kasus perawat mengukur tanda-tanda vital pada
pasien.memberikan posisi dan lingkungan yang nyaman pada pasien.dan melakukan
pemerikaan alergi pada obat.dan membantu aktivitas klien apabila klien tidak mampu

5.evaluasi keperawatan
Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
perawat.keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut.sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya

Terdapat 3 kemungkinan evaluasi :


-tujuan tercapai : apabila klien telah menunjukan perbaikan sesuai hasil dan tujuan yang di
harapkan
-tujuan tercapai sebagian : apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal sehingga perlu di
cari penyebab cara mengatasi nya
-tujuan tidaktercapai : apabila klien tidak menunjukan perbaikan perubahan atau perbaikan
sama sekali.sehingga perlu dilakukan pengkajian ulang

Hasil evaluasi dalam kasus :


S:pasien mengatakan nyeri sudah berkurang.tidak mual dan muntah lagi
O:TD 110/80
Pernapasan :20x/i
Nadi:80x/i
Suhu:39 C
A : masalah teratasi sebagian
P :Intervensi di lanjutkan
Memberikan posisi nyaman pada pasien untuk mengurangi rasa nyeri seperti posisi sim
Membuat jadwal aktivitas pasien dan membantu keluhan pasien
BAB III
LAPORAN KASUS
Kasus

Seorang permpuan Az umur 20 tahun di antar oleh keluarga nya pada tanggal 24 juni 2019
dengan no MR 124762 .saat peawat melakukan pengkajian pada tanggal 24 juni 2019 pasien
mearasa kan nyeri selama 2 bulan megeluhkan merasakan nyeri di pinggang kanan dan
merasa mual dan muntah dan demam.pasien mengatakan muntah 5 kali sehari BAB dan BAK
lancar dan pasien mengatakan air kencing berdarah dan berkeruh .urine berbau tidak
sedap,nyeri berkurang apabila meminum obat .apabila obat sudah habis.nyeri timbul kembali
. walaupun sudah meminum obat nyeri tetap saja belum hilang .dan minum obat hanya
meredakan nyeri saja .apabila nyeri kambuh lagi pasien mengatakan merasakan nyeri dengan
skala 6.. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan kondisi klien gelisah dan tampak meringis.TD
110/80.Suhu :38 C.HB =13gr/dl. leukosit :13.000/mm3.ureum 24gr/dl.kreatinin 2,5 mg/dl.
RR =20X/menit .HR =100X/mnt nadi = 80x/ipada pemeriksaan penunjang CT SCAN
menunjukan hidroneforosis dextra dan terdapat gambaran batu

1.pengkajian

Nama : Az
MR :124762
Umur :20 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Status perkawinan : tidak kawin
Alamat : jln pengambiran
Pendidikan : mahasiswa

b.keluhan utama
klien mengatakan.nyeri pinggang.mual dan muntah.urine keruh dan berdarah

c.Riwayat sekarang
p(provokatif) :nyeri di rasakan akibat batu ginjal
q(quality) : nyeri di rasakan timbul kembali apabila obat sudah habis

R(reliqion) : lokasi nyeri di rasakan di pinggang kanan


S(saverity : skala nyeri di rasakan 6
T(time) :nyeri datang apabila obat sudah habis

-Riwayat kesehatan dahulu


Tidak ada

-Riwayat kesehatan keluarga


tidak ada
Pemeriksaan fisik
-tingkat kesadaran : waras
-pemeriksaan TTV : TD =110/80 mmhg
RR=20x/i
Nadi=80x/i
Suhu =38 C

-mata :konjungtiva anemis.pupil sama besarnya antara kiri dan kanan.kornea


Bening tidak ikterik.kemampuan penglihatan baik.lensa mata tidak keruh.namun terdapat
kantong mata di bawah mata yang berwarna agak kehitaman.dan tatapan terlihat lemah dan
sayu

-hidung :normal.simetris tidak ada pembengkakan.tidak ada secret hidung


bersih

-telinga :telinga simetis fungsi pendengaran baik.serumen minimal.dan tidak


terdapat nyeri

-thoraks :
I : dada simetris kiri dan kanan.pergerakan dada sama.pernapasan cepat dan dangkal.tidak
ada penonjolan rusuk
Pa : normal.tulang rusuk lengkap.tidak ada nyeri tekanan dan nyeri lepas serta edema atau
massa.tractil fremitus positif kiri dan kanan
Pe : suara dulness pada daerah payudara.dan suara resonan pada intercosta
Au :normal.tidak terdengar suara tambah pada pernapan(ronchi.whezing)

-jantung :jantung normal.teraba pulasasi pada daerah jantung klien pada


intercosta 2 dan pada intercosta 3-5 tidak teraba.pada garis mid klavikula teraba vibrasi
lembut ketukan jantung.suara jantung s1 dan s2 terdengar dan seimbang intercosta ke 3 dan
pada intercosta ke 5 bunyi s1 lebih dominan dari pada s2

-abdomen :
I :perut rata tidak ada pembeseran hepar yang di tandai dengan perut
buncit.tidak ada pembuluh darah yang menonjol pada abdomen
Au :bising usus terdengar
Pa :tidak ada nyeri di bagian abdomen
Pe :bunyi nada timpani

-genitalia : normal

d).pola kehidupan sehari –hari


-BAB
Frekuensi : 2 kali
Warna :coklat
Konsistensi : padat
-BAK
Frekuensi :3 kali
Warna : air kencing keruh dan berdarah
Jumlah :800ml/hari

Pola makan dan minum


-Makan
Frekuensi : 3 kali sehari
Pantangan alergi :udang
Makanan di sukai : ikan
-Minuman
Frekuensi :5 kali
Jenis :air putih
Jumlah : 1,9 liter

Pola aktivitas
Kaji kemampuan perawatan diri: bisa melakukan sendiri
kebersihan diri : bisa melakukan sendiri
alat bantu :tidak ada
olahraga :2 kali seminggu
keluhan oto :tidak ada

Pola istirahat tidur


Waktu tidur :siang 13.30wib
Malam 22.00 wib
Jumlah jam tidur :7 jam

Pemeriksaan penunjang :CT SCAN

Penatalaksanaan :
-Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL,
melalui tindakan endo-urologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka.
- teapi medis dan sistomatik : menegeluarkan batu atau melarutkan batu yang dapat
dilarutkan dalam batu asam urat dilarutkan dengan pelarut solutin G
2.diagnosa keperawatan

No Data Masalah etiologi


1 DS : pasien mengatakan nyeri di Nyeri akut -Perubahan pada
pinggang kanan. parameter
-Dan selama 2 bulan mengeluhkan nyeri fisiologis
dan nyeri dirasakan hilang apabila di beri -agen cedra
obat oleh dokter.apabila obat habis nyeri biologis
timbul kembali
-skala nyeri dirasakan 6

D0:klien tampak gelisah dan meringis


TD 110/80mmh
Suhu 80 C
RR 20X/menit
Nadi 80x/i
2 DS: pasien mengeluh mual dan muntah 5 Resiko Obsturksi
kali sehari ketidakseimbangan intestinal
-pasien mengatakan air kencing keruh cairan
dan berdarah

DO:CT SCAN menunjukan


hidroneforosis dextra dan terdapat
gambaran batu
3 DS : Pasien mengeluhkan demam Hipertermia -Kulit terasa
D0 :suhu 38 C hangat
-penyakit

3.intervensi keperawatan

No Diagnosa Noc Nic


1 Nyeri akut Kontrol nyeri Pemberian
Kriteria hasil : analgesik
-Secara konsisten Aktivitas
menunujukan kapan -tentukan
nyeri terjadi lokasi.karakteristik
-secara konsisten kualitas dan
mengenali apa yang keparahan nyeri
terkait dengan gejala sebelum
nyeri mengobati pasien
-sering menunjukan -cek peintah
faktor penyebab pengobatan
nyeri meliputi obat,dosis
-menggunakan -monitor TTV
analgesik yang di sebelum dan
rekomendasikan sesudah pemberian
analgesik
Tingkat nyeri -berikan kebutuhan
Kriteria hasil kenyamanan dan
-tidak ada aktivitas lain yang
ketegangangan otot dapat membantu
-tidak ada mondar relaksasi
mandir penurunan nyeri
-tidak ada
berkeringat Manajemen nyeri
berlebihan Aktivitas
-berikan informasi
mengenai nyeri
seperti penyebab
nyeri.berapa lama
nyeri yang akan di
rasakan.
-kurangi atau
eliminasi faktor
faktor yang dapat
mencetuskan atau
meningkatkan
nyeri misal
kelelahan
-ajarkan metode
farmakologi untuk
menurunkan nyeri
-berikan individu
penurunan nyeri
yang optimal
dengan
pengresepan
analgesik
2 resiko ketidakseimabangan cairan Hidrasi -monitor cairan
Kriteri hasil Aktivitas
-sangat terganggu -monitor kadar
warna urin keruh serum dan
elektrolit urin
Fungsi ginjal -monitor tekanan
Kriteria hasil darah
-sangat terganggu jantung.pernapasan
warna urin -monitor kadar
-cukup berat serum dan
pembentukan batu osmolalitas urin
ginjal -monitor warna
-cukup berat merasa .kuantitas dan
mual berat jenis urin
-catat dengan
akurat asupan dan
pengeluaran
-cek grafik asupan
dan pengeluaran
secara berkala
untuk memastikan
pemberian layanan
yang baik
3 Hipertermia Termoregulasi Perawatan demam
Kriteria hasil Aktivitas
-peningkatan suhu -pantau suhu dan
kulit cukup tanda-tanda vital
terganggu -dorong pasien
konsumsi cairan
Status neurologi -berikan obat
Kriteia hasil cairan atau cairan
-tidak terganggu iv
tekanan nadi -pauntau
-cukup teganggu kompolikasi yang
hipertermia berhubungan
-tidak terganggu dengan demam
tekanan nadi serta tanda dan
-tidak terganggu gejala dan
kesadaran penyebab

Tingkat Prngaturan suhu


ketidaknyamanan Aktivitas
Kriteria hasil -tingkatkan cairan
-tidak ada depresi dan nutrisi adekuat
-tidak ada sesak -sesuaikan suhu
napas lingkungan untuk
-tidak ada mengigil kebutuhan pasien
Pasien tampak -berikan
meringis pengobatan
-tidak ada diare antipiretik sesuai
- kebutuhan
-informasikan
pasien mengenai
indikasi adanya
kelelahan akibat
panas dan
penanganan
emergensi yang
tepat,sesuai
kebutuhan
4.implementasi keperawatan

No Hari/tgl/jam No dx implementasi Evaluasi Paraf


1 25 juni 2019 1 -Mengukur S=Pasien TTD
tanda tanda vital mengatakan
pada pasien nyeri di Azharia
-memberikan pinggang syafira
kebutuhan
posisi yang -pasien
membuat pasien terlihat tidur
nyaman seperti nyenyak saat
misalkan bantal diajarkan
menyokong leher teknik
) persendian relaksasi dan
diluruskan, serta perawat
otot-otot tidak memberikan
tertarik dan kenyamanan
memberikan pada pasien
posisi yang seperti
disukai pasien mengajarkan
seperti posisi posisi tidur
sim dan posisi yang
terlentang nyaman.dan
-apabila pasien pasien
merasa mengatakan
nyeri.ajarkan merasakan
pasien teknik lebih nyaman
relaksasi seperti dan membaik
pasien menarik
nafas dalam 0=TD 110/80
-dan RR =20x/i
memberikan Suhu= 38 C
teknik distraksi Nadi =80 x/i
metode untuk
menghilangkan A=masalah
nyeri dengan teratasi
cara sebagian
mengalihkan
perhatian pasien P=Intervensi
pada hal-hal lain lanjutkan
sehingga pasien -memberikan
akan lupa posisi yang
terhadap nyeri nyaman untuk
yg dialami pasien
-memberikan
-dan teknik
memberikan relaksasi dan
obat analgetik teknik
distraksi
untuk
mengurangi
nyeri pasien

-pemberian
analgetik
untuk
mengurangi
rasa nyeri
yang
dirasakan
penderita
2 25 juni 2019 1 -memonitor S=pasien TTD
konsistensi urin. mengatakan Azharia
- monitor cairan warna urine syafira
dan masih keruh
memperingati
pasien kurangi -pasien
aktivitas terlihat tidak
-memberikan mual lagi
pelayanan yang
baik seperti O=adanya
mengatur posisi hidroneforosis
dan memberikan dextra dan
kebutuhan terdapat
nutrisi klien gambaran
batu ginjal
-berikan obat
antibiobiotik A=masalah
sesuai anjuran teratasi
dokter untuk sebagian
pasien yang P=intervensi
menderita di lanjutkan
kencing keruh
dan berdarah Kolaborasikan
pada dokter
- mengukur kondisi pasien
pemasukan dan kalau urine
pengeluaran pasien belum
dengan akurat ada
-memberikan kemajuan.dan
cairan yang tindakan dan
diizinkan sesuai obatan apa
dengan program yang tepat di
pengobatan berikan pada
-memberikan sesuai dengan
cairan bagi pasien keluhan dan
yang muntah kondisi pasien
untuk untuk tidak
hidrasi.dan
memberikan obat
muntah bagi
pasien sesuai
kebutuhan

-memberikan
3.hipertermia 26 juni 2019 1 S=Pasien TTD
obat cairan atau
teraba tidak Azharia
cairan IV(misal
panas lagi syafira
anti
bakteri.antipiretik
0=suhu 37,5
-pantau suhu
C
pasien.
-apabila pasien
A=masalah
masih
teratasi
panas.kompres
pasien dengan
handuk dingin P=intervensi
untuk panas dihentikan
pasien
-tutup pasien
dengan selimut
yang ringan yang
membuat pasien
nyaman
tergantung
dengan kondisi
pasien
-lembabkan bibir
dan mukosa
hidung apabila
mukosa dan
hidung pasien
kering
-dorong pasien
untuk
memperbanyak
minum air.untuk
murunkan
demam

5.evaluasi keperawatan
Suhu pasien sudah turun
Pasien tidak terlihat muntah lagi
Pasien mengatakan posisi tidur sudah nyaman
DAFTAR PUSTAKA

Muhsin. 2009. Gagal Ginjal Kronik.http://www. PPPI. Depkes.go.id. diakses pada


tanggal 15 Mei 20121.Muttaqin Arif, Sari Kumala.

2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba
Medika.Price, Sylvia A. 2005.

Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ahli Bahasa: Brahm U. Pendit.


Editor: Huriawati Hartanto. Edisi VI. Jakarta: EGC.

Profil Kesehatan Jawa Tengah. 2009. Gagal Ginjal di Jawa tengah. Diunduh dari
http://www. Profil Kesehatan Jawa Tengah.go.id/dokumen/profil 2009/htn. Diakses pada
tanggal 20 Mei 2012

Anda mungkin juga menyukai