MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis 2
dosen pengampu N. Nina Putri Calisanie, S.Kep.,Ners.,M.Kep
Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allat SWT atas berkah dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan Kegawatdaruratan Kolik
Ginjal” dengan baik dan benar.
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen pengajar
mata kuliah Gadar Kritis 2 yang telah memberikan tanggung jawab kepada kami untuk
menyelesaikan makalah ini sebagai bentuk pemenuhan tugas yang diberikan.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan kritik serta saran dari
dosen dan para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................4
1.4 Manfaat........................................................................................................................................4
BAB II
TINJAU PUSTAKA........................................................................................................................6
2.1 Definisi........................................................................................................................................6
2.2 Etologi.........................................................................................................................................6
2.3 Patofisiologi.................................................................................................................................7
2.4 Manifestasi klinis.........................................................................................................................8
2.5 Klasifikasi Komposisi Batu.........................................................................................................9
2.6 Komplikasi................................................................................................................................12
2.7 Pemeriksaan Diagnostik............................................................................................................12
2.8 Penatalaksanaan Medis.............................................................................................................13
2.9 Pencegahan................................................................................................................................13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN SYOK................................................15
BAB IV
PENUTUP..........................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................24
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengatahui bagaimana konsep penyakit kolik ginjal
2. Untuk menganalisa bagaimana asuhan kegawatdaruratan pada penyakit kolik ginjal
1.4 Manfaat
1. Bagi Peneliti
Merupakan latihan dalam makala dan upaya untuk memperoleh ilmu pengetahuan,
penelitian ini memberikan informasi tentang penyakit kolik ginjal
3. Bagi Masyarakat
Memberi informasi kepada masyarakat tentang penyakit kolik ginjal sehingga dapat
meminimalkan dampak negatif pada pasien nefrolitiasis dan vesicolitiasis.
4. Bagi Mahasiswa
i. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi batu ginjal.
ii. Mahasiswa mampu menjelaskan patogenesis batu ginjal.
iii. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dan mekanisme timbulnya
nyeri pada batu ginjal.
iv. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dan mekanisme timbulnya
kencing berpasir pada batu ginjal.
v. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dan mekanisme timbunya
urine bercampur darah pada batu ginjal.
vi. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya
nokturia pada batu ginjal.
vii. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada klien yang
mengalami batu ginjal.
BAB II
TINJAU PUSTAKA
2.1 Definisi
Batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu
yangterbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan,
penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalamginjal (batu ginjal)
maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih).Proses pembentukan batu ini disebut
urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis). Batu salurankemih adalah adanya batu di traktus
urinarius. (ginjal, ureter, atau kandung kemih,uretra) yang membentuk kristal; kalsium,
oksalat, fosfat, kalsium urat, asam urat danmagnesium.(Brunner & Suddath,2002)
2.2 Etologi
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih sampai saat ini belum diketahui pasti,tetapi
ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu pada saluran kemih yaitu:
1. Infeksi Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal danakan
menjadi inti pembentukan batu saluran kemih . Infeksi bakteri akan memecahureum
dan membentuk amonium yang akan mengubah pH urine menjadi alkali.
2. Stasis dan Obstruksi urine Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah
pembentukan batu saluran kemih.
3. RasPada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih tinggi
daripadadaerah lain, Daerah seperti di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit
batusaluran kemih.
4. Keturunan
5. Kegemukan
6. Air minum Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akanmengurangi
kemungkinan terbentuknya batu ,sedangkan kurang minummenyebabkan kadar semua
substansi dalam urine meningkat
7. Pekerjaan Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinanterbentuknya
batu daripada pekerja yang lebih banyak duduk.
8. Suhu Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan
keringatsedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air
minummeningkatkan insiden batu saluran kemih
9. Makanan Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani
angkamorbiditasbatu saluran kemih berkurang. Penduduk yang vegetarian yang
kurangmakan putih telur lebih sering menderita batu saluran kemih ( buli-buli dan
Urethra).
Nyeri kolik ginjal muncul ketika sebuah batu bersarang di saluran kemih Anda, pada
kebanyakan kasus, nyeri kolik ginjal berasal dari dalam ureter (saluran kemih dari
ginjal menuju kandung kemih). Batu yang tersangkut melebarkan ureter sehingga
menyebabkan rasa nyeri yang hebat.
2.3 Patofisiologi
Batu saluran kemih biasanya timbul akibat rusaknya keseimbangan antara
kelarutan dan pengendapan garam. Ginjal berfungsi untuk mempertahankan air,
namun ginjal juga harus mengeluarkan bahan yang mempunyai kelarutan rendah.
Kedua keadaan yang berlawanan ini haruslah seimbang dalam proses adaptasi
terhadap diet, iklim, dan aktivitas. Sesungguhnya tubuh mempunyai pertahanan dalam
mengatasi terbentuknya batu saluran kemih, di dalam urin mengandung substansi
yang dapat mencegah terjadinya kristalisasi, tetapi mekanisme tersebut tidaklah
sepenuhnya sempurna. Ketika urin mengalami supersaturasi dengan bahan yang
mempunyai kelarutan yang rendah karena ekskresi berlebih ataupun kebutuhan air
yang ekstrim, kristal mulai tumbuh dan beragregasi membentuk batu (Asplin, 2008).
2.4 Manifestasi klinis
1. Nyeri
Nyeri pada ginjal dapat menimbulkan dua jenis nyeri yaitu nyeri kolik dan non kolik.
Nyeri kolik terjadi karena adanya stagnansi batu pada saluran kemih sehingga terjadi
resistensi dan iritabilitas pada jaringan sekitar (Brooker, 2009). Nyeri non kolik terjadi
akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau infeksi pada ginjal
(Purnomo, 2012) sehingga menyebabkan nyeri hebat dengan peningkatan produksi
prostglandin E2 ginjal (O’Callaghan, 2009).
2. Gangguan miksi
Adanya obstruksi pada saluran kemih, maka aliran urin (urine flow)
mengalami penurunan sehingga sulit sekali untuk miksi secara spontan.
3. Hematuria
Batu yang terperangkap di dalam ureter (kolik ureter) sering mengalami
desakan berkemih, tetapi hanya sedikit urin yang keluar. Keadaan ini akan
menimbulkan gesekan yang disebabkan oleh batu sehingga urin yang dikeluarkan
bercampur dengan darah (hematuria) (Brunner & Suddart, 2015).
4. Mual dan muntah
Kondisi ini merupakan efek samping dari kondisi ketidaknyamanan pada
pasien karena nyeri yang sangat hebat sehingga pasien mengalami stress yang tinggi
dan memacu sekresi HCl pada lambung (Brooker, 2009).
5. Demam
Demam terjadi karena adanya kuman yang menyebar ke tempat lain. Tanda
demam yang disertai dengan hipotensi, palpitasi, vasodilatasi pembuluh darah di kulit
merupakan tanda terjadinya urosepsis.
2.9 Pencegahan
Tindakan selanjutnya yang tidak kala penting setelah batu dikeluarkan dari saluran
kemih adalah pencegahan atau menghindari terjadinya kekambuhan. Angka kekambuhan
batu saluran kemih rata-rata 7% per tahun atau kurang lebih 50% tahun dalam 10 tahun
(Purnomo, 2012). Pencegahan dilakukan berdasarkan kandungan dan unsur yang menyusun
batu saluran kemih dimana hasil ini didapat dari analisis batu (Lotan, et al., 2013). Tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan dengan pengaturan diet makanan, cairan dan aktivitas serta
perawatan pasca operasi untuk mencegah terjadinya komplikasi pasca operasi. Beberapa
tindakan gaya hidup yang dapat dimodifikasi dalam upaya pencegahan kekambuhan
urolithiasis adalah:
1. Cairan
Strategi pengobatan yang umum digunakan pada urolithiasis yang bukan disebabkan
karena infeksi bakteri adalah dengan meningkatkan konsumsi air. Peningkatan konsumsi
air setiap hari dapat mengencerkan urin dan membuat konsentrasi pembentuk urolithiasis
berkurang.
2. Makanan
a. Konsumsi makanan seperti ikan dan kurangi konsumsi oksalat (seperti daging) untuk
menurunkan oksalat dalam urin dan resiko pembentukan batu oksalat (Maalouf, et al.,
2010).
b. Mengurangi diet protein hewani dan purin lainnya untuk menurunkan kadar asam urat
dalam urin dan resiko pembentukan batu asam urat (Maalouf, et al., 2010).
c. Mengurangi makanan yang mengandung tinggi kadar garam karena dapat
meningkatkan rasa haus, selain itu garam akan mengambil banyak air dari dalam tubuh
sehingga tubuh akan mengalami dehidrasi tanpa disadari. Disarankan jika terlalu
banyak mengkonsumsi garam hendaknya anda imbangi dengan mengkonsumsi banyak
air yang berfungsi untuk melarutkan garam yang ada di dalam tubuh (Maalouf, et al.,
2010).
d. Meningkatkan diet kalsium untuk mengikat oksalat di usus dan dengan demikian akan
menurunkan kadar oksalat dalam urin
3. Aktivitas
1. Pengkajian
1. Pengkjian Primer
a. Airway
1) Jalan napas bersih
2) Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi
3) Tidak ada jejas badan daerah dada
b. Breathing
1) Peningkatan frekunsi napas
2) Napas dangkal
3) Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu, retraksi
4) Menggunakan otot-otot pernapasan
5) Kesulitan bernapas : sianosis
c. Sirkulasi dan kontrol perdarahan
Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardi
d. Disability – Pemeriksaan Neurologis
Kesadaran : composmentis
2. Pengkajian Sekunder
a. Identitas pasien
Pada pengkajian anamnesis data yang diperoleh yakni identitas klien dan
identitas penanggung jawab, identitas klien yang meliputi nama, usia, jenis
kelamin, pekerjaan, serta diagnosa medis. Untuk pengkajian identitas
penanggung jawab data yang didapatkan yakni meliputi nama, umur,
pekerjaan, hubungan dengan penderita.
b. Keluhan utama
Klien dengan kolik ginjal mengeluh sulit bernafas, mengeluh muntah dan
mual, nyeri pada bagian abdomen
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Riwayat penyakit ginjal akut dan kronik.
2) Riwayat infeksi saluran kemih.
3) Pajanan lingkungan: zat-zat kimia.
4) Keturunan.
5) Alkoholik, merokok
d. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien sebelumnya pernah mengalami penyakit yang sama
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah keluarga ada yang pernah mengalami sakit yang sama seperti klien
sebelumnya.
a. Pemeriksaan Fisik
1) Aktivitas/istirahat :
Gejala :
a) Riwayat pekerjaan monoton, aktivitas fisik rendah, lebih banyak
duduk
b) Riwayat bekerja pada lingkungan bersuhu tinggi
c) Keterbatasan mobilitas fisik akibat penyakit sistemik lainnya (cedera
serebrovaskuler, tirah baring lama)
2) Sirkulasi
Tanda :
a) Penurunan TD, HR (nyeri, asidosis, gagal ginjal)
b) Kulit dingin atau pucat
3) Eliminasi
Gejala :
a) Riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya
b) Penurunan volume urine
c) Rasa terbakar, dorongan berkemih
d) Diare
Tanda :
a) Oliguria, hematuria, piouria
b) Perubahan pola berkemih
4) Makanan dan cairan
Gejala :
a) Mual/muntah, nyeri tekan abdomen
b) Riwayat diet tinggi purin, kalsium oksalat dan atau fosfat
c) Hidrasi yang tidak adekuat, tidak minum air yang dengan cukup
Tanda :
a) Distensi abdomen, penurunan/tidak ada bising usus
b) Muntah
5) Nyeri dan kenyamanan
Gejala : Nyeri hebat pada fase akut (nyeri kolik) lokasi nyeri tergantung
lokasi batu (batu ginjal menimbulkan nyeri dangkal konstan)
Tanda :
a) Perilaku berhati-hati, perilaku distraksi
b) Nyeri tekan pada area ginjal yang sakit
6) Keamanan
Gejala :
a) Pengguna alkohol
b) Demam/menggigil
7) Penyuluhan
Gejala :
a) Riwayat batu saluran kemih dalam keluarga, penyakit ginjal,
hipertensi, gout, ISK kronis
b) Riwayat penyakit usus halus, beda abdomen sebelumnya,
hiperparatiroidisme
c) Pengguna antibiotika, antihipertensi, natrium biakrbonat, fosfat tiazid,
pemasukan berlebihan kalsium dan vitamin
c. Pemeriksaan Penunjang
Urinalisa : warna mungkin kuning ,coklat gelap,berdarah,secara umum
menunjukan SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), pH asam
(meningkatkan sistin dan batu asam urat) alkali ( meningkatkan magnesium,
fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat), urine 24 jam :kreatinin, asam urat
kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urine
menunjukan ISK, BUN/kreatinin serum dan urine; abnormal (tinggi pada
serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada
ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.
d. Discharge planning
a. Mengubah pola berkemih; hindari menahan BAK.
b. Mengubah pola minum:
1) Minum banyak > 2000 cc/hari.
2) Hindari minuman yang mengandung tinggi kalsium( susu, air yang
mengandung kapur).
c. Mengubah pola makan: mengurangi makanan yang menyebabkan batu:
1) Tinggi kalsium ( keju, coklat).
2) Tinggi purin (ikan,unggas, daging).
3) Tinggi oksalat (bayem, sledri, kopi).
d. Mengurangi konsumsi obat-obatan bebas yang dapat menimbulkan batu
saluran kemih.
e. Memberitahu tentang tanda dan gejala komplikasi yaitu demam.
Pengeluaran urin yang sedikit, nyeri pada saat BAK.
f. Jelaskan teknik higiene personal yang benar.
g. Libatkan keluarga dalam pengelolaan diet dan pola makan.
Diagnonsa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Defisien Volume Cairan
3. Nyeri Akut
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Ketidakefektifan pola n NOC : NIC :
afas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Posisikan pasien untuk mem
dengan Hiperventilasi keperawatan selama 3x24 aksimalkan ventilasi
DS : jam dapat menunjukkan : 2. Posisikan untuk meringanka
Mengatakan 1. Status pernafasan n sesak nafas
kesulitan ber 2. Keparahan respirasi a 3. Monitor pola nafas (misalny
nafas sidosis akut a, bradipneu, takipneu, hiper
DO : dengan kriteria hasil : ventilasi, dll.)
Dispnea 1. Frekuensi pernapasan 4. Periksa kecenderungan hub
Takipnea normal ketika ungan serum pH dengan kec
beraktivitas enderungan PaCO2 dan HC
2. Gangguan kesadaran O3 untuk menentukan apaka
tidak ada h asidosis atau alkalosis terk
3. Penurunan pH plasm ompensasi atau tidak terkom
a darah menjadi norm pensasi
al 5. Monitor kadar serum dan el
4. Peningkatan tekanan ektrolit urin
parsial serum karbon
dioksida arteri menja 1.
di normal
2. Defisien volume Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor adanya tanda-tanda
cairan berhubungan keperawatan selama 3x24 dehidrasi (misalnya, turgor
dengan jam pasien dapat kulit buruk, capillary refill
Kehilangan menunjukkan terlambat, nadi lemah, sangat
cairan aktif 1. Keseimbangan haus, membrane mukosa
Gangguan ya cairan kering, dan penurunan urin
ng memengar 2. Hidrasi output)
uhi absorpsi dengan kriteria hasil : 2. Monitor adanya sumber-
cairna 1. Tekanan darah sumber kehilangan cairan
Kehilangan c normal (misalnya, perdarahan,
airan hebat m 2. Denyut nadi radial muntah, diare, keringat yang
elalui rute no normal berlebihan, dan takipnea).
rmal 3. Keseimbangan 3. Monitor asupan dan
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA