NEFROLITHIASIS
OLEH :
Anjani Berliana Alitu
11120212031
PEMBIMBING :
dr. Lidya Cristina P., Sp.Rad.
Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena berkat limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya maka telaah jurnal ini
dapat diselesaikan dengan baik. Salam dan salawat semoga selalu tercurah
pada baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat-
sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti ajaran beliau hingga akhir zaman.
Referat yang berjudul “Nefrolithiasis” ini disusun sebagai persyaratan
untuk memenuhi kelengkapan bagian. Penulis mengucapkan rasa terimakasih
sebesar- besarnya atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara
langsung maupun tidak langsung selama penyusunan referat ini hingga selesai.
Secara khusus rasa terimakasih tersebut penulis sampaikan kepada dokter
pembimbing klinik saya yaitu dr. Lidya Cristina P., Sp.Rad. sebagai
pembimbing dalam penulisan referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini belum sempurna, untuk saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan penulisan
referat ini. Terakhir penulis berharap, semoga referat ini dapat memberikan hal
yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi
penulis juga.
Penulis
DAFTAR ISI
BAGIAN RADIOLOGI REFERAT............................................................................................ 1
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................................................2
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................3
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................4
BAB I ..........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN ........................................................................................................................5
1.1. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 5
BAB II .........................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................................................8
2.1 DEFINISI .....................................................................................................................8
2.2 EPIDEMIOLOGI ..........................................................................................................8
2.3 ETIOLOGI dan PATOFISIOLOGI ...............................................................................9
2.4 KLASIFIKASI ...............................................................................................................9
2.5 MANIFESTASI KLINIS ..............................................................................................11
2.6 DIAGNOSA................................................................................................................12
2.7 PENATALAKSANAAN ..............................................................................................21
2.8 KOMPLIKASI .............................................................................................................24
2.9 PROGNOSIS .............................................................................................................27
BAB III ......................................................................................................................................28
KESIMPULAN ..........................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................29
4
BAB I
PENDAHULUAN
Ginjal adalah organ penyaringan tubuh. Ginjal terletak di sisi perut yang
berfungsi untuk filtrasi darah melalui nefron, dan menghasilkan urin (air ekstra
yang mengandung urea, ion, amonia beracun, karbon dioksida, natrium) sebagai
produk buangan. Dengan lebih sedikit cairan dalam tubuh, ion, dan produk limbah
lainnya mengendapkan massa keras di ginjal yang dikenal sebagai batu ginjal.
Batu urinarius dapat di temukan dimana saja pada saluran kemih. Nefrolitiasis
atau Kalkulus Ginjal adalah istilah ilmiah untuk batu ginjal. Dalam dunia medis,
Batu ginjal dapat terjadi pada kelompok usia 20 sampai 50 tahun atau pada
bayi prematur. Meskipun setiap orang dapat menghadapi masalah batu ginjal, ada
beberapa kondisi yang meningkatkan terjadinya batu ginjal seperti asupan air
yang tidak mencukupi, konsumsi makanan yang kaya natrium, gula, dan protein,
faktor genetik (riwayat penyakit batu dalam keluarga), kelebihan berat badan,
Gejala batu ginjal berkaitan dengan lokasi dari batu tersebut, di ginjal, ureter,
atau kandung kemih. Nefrolitiasis adalah batu yang terbentuk dari endapan
gejala apapun. Ketika batu kandung kemih menyumbat saluran kemih, maka akan
timbul gejala berupa kesulitan dan nyeri saat buang air kecil, kencing berdarah
(hematuria), kolik ginjal (nyeri kram hebat), nyeri flank, obstruktif system urinarius
5
(penyakit saluran kemih), infeksi saluran kemih, penyumbatan saluran urinarius,
dan hidronefrosis (dilatasi ginjal). Kondisi ini juga dapat menyebabkan mual dan
muntah. Nefrolitiasis dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Namun,
penyakit ini lebih sering terjadi pada pria berusia di atas 52 tahun, dan risiko
prostat.(2,3)
Diagnosis awal untuk nefrolitiasis yaitu foto polos KUB (kidney ureter bladder).
digunakan untuk memvisualisasikan banyak batu tetapi batu jenis sistein sering
kurang terlihat dibandingkan dengan asam urat dan batu campuran tidak terlihat
sama sekali. Untuk mengatasi masalah ini, biasanya radiografi polos abdomen
usus dan feses dapat menyembunyikan kalkulus. Foto polos KUB tidak dapat
polos. Namun, pada beberapa pasien, foto polos KUB sudah cukup untuk
mendiagnosis bentuk, lokasi, dan ukuran kalkulus yang tepat. Keuntungan utama
foto polos KUB adalah pemeriksaan ini berguna untuk follow-up kalkulus radiopak
yang diketahui dan membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk dilakukan foto
6
dalam deteksi baru, terutama pada pasien dengan kolik ginjal. IVU hanya dapat
dapat digunakan untuk diagnosis batu ginjal, bahkan untuk batu dengan
batu, dan lebih baik daripada IVU dalam merencanakan nefrolitotomi perkutan.(5)
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
kemih. Ketika batu kandung kemih menyumbat saluran kemih, maka akan timbul
keluhan berupa kesulitan dan nyeri saat buang air kecil, bahkan kencing
berdarah (hematuria). Nefrolitiasis dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-
anak. Namun, penyakit ini lebih sering terjadi pada pria berusia di atas 52 tahun,
dan risiko terkena batu kandung kemih meningkat jika pria mengalami
pembesaran prostat.(2)
2.2 EPIDEMIOLOGI
sekitar 12% dari populasi dunia pada tahap tertentu dalam hidup mereka. Batu
ginjal mempengaruhi semua usia, jenis kelamin, dan ras, tetapi lebih sering
pembentukan batu sekunder diperkirakan 10-23% per tahun, 50% dalam 5-10
tahun, dan 75% dalam 20 tahun. Namun, tingkat kekambuhan seumur hidup
lebih tinggi pada laki-laki, meskipun kejadian nefrolitiasis juga terjadi pada
mengelola urolitiasis.(3)
Dengan IMT yang lebih tinggi dan kenaikan berat badan 35 pon atau 15 kg
atau lebih sejak awal masa dewasa secara signifikan meningkatkan risiko
8
terkena batu ginjal. Riwayat diabetes melitus tipe 2 juga meningkatkan risiko
perkembangan batu ginjal. Ada beberapa faktor risiko nondietary lainnya yaitu
riwayat keluarga, dengan adanya riwayat keluarga meningkatkan risiko 2,5 kali
kalsium oksalat dipertahankan di ginjal dan membentuk batu ginjal masih belum
sepenuhnya dipahami.(7)
juga tergantung pada pH urin, kekuatan ion, konsentrasi zat terlarut dalam urin
dan komplikasi. Ada tiga kondisi yang harus terjadi bersamaan dalam
1) Ph alkalin urin,
2.4 KLASIFIKASI
Ada empat jenis utama batu yang mengendap di ginjal yaitu kalsium (75-
85%), struvit (2-15%), asam urat (6-10%) dan batu sistin (1-2%). Distribusi dan
frekuensi batu-batu ini tergantung pada lokasi geografis makhluk hidup dan
9
populasi yang diteliti. Meskipun jarang ditemukan penggunaan obat jangka
A) Batu kalsium
Batu kalsium oksalat, kalsium urat dan kalsium fosfat berhubungan dengan
B) Batu struvit
Struvit terdiri dari batu magnesium amonium fosfat yang mengisi sistem
karena infeksi saluran kemih kronis yang disebabkan oleh bakteri baccilus Gram-
Pembentukan batu asam urat tergantung pada asupan obat purin yang tinggi
atau pergantian sel yang tinggi (misalnya keganasan) yang banyak ditemukan
pada penderita asam urat. Batu asam urat sebagian besar terbentuk dalam urin
yang sedikit asam (pH 5,5). Batu asam urat tampak radiolusen pada gambaran
foto polos.
D) Batu sistin
belerang yang tinggi. Pada batu yang diinduksi obat, beberapa obat dapat
10
menyebabkan pembentukan batu ginjal.
Beberapa obat juga ikut serta dalam pembentukan batu ginjal yang dapat
triamterene, silikat (antasida) dan sulfa. Batu-batu ini jarang ditemukan dan
Gejala yang paling umum dari nephrolithiasis adalah onset mendadak, kolik
ginjal akut muncul sebagai kram dan nyeri perut dan nyeri flank intermiten saat
batu ginjal berjalan melalui ureter dari ginjal ke vesica urinaria. Rasa sakit
bertambah dan berkurang pada fase akut dan pasien sering tidak dapat
menemukan posisi yang nyaman. Nyeri sering disertai mual, muntah, dan
Rasa sakit atau nyeri juga bisa menjadi tekanan tumpul atau sensasi yang
akan obstruksi yang lebih parah. Awalnya, rasa sakit sering menjalar ke inguinal.
Saat batu turun, rasa sakit bisa terlokalisasi ke perut. Saat batu mendekati
menyebabkan disuria (rasa nyeri atau tidak nyaman saat berkemih) dan
batu. Lebih dari 10% dari penyakit batu terbukti telah ditemukan tanpa
11
hematuria.(6)
Takikardia dan hipertensi dapat terlihat dan sekunder terhadap nyeri. Pasien
lanjut usia lebih cenderung memiliki gejala yang atipikal. Dalam satu penelitian
yang melibatkan lebih dari 1500 pasien yang simptomatik, bertambahnya usia
dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih besar untuk muncul dengan gejala
atipikal atau tanpa nyeri, demam, gejala gastrointestinal, piuria, dan ISK.
Bertambahnya usia juga dikaitkan dengan diameter batu yang lebih besar dan
2.6 DIAGNOSA
lainnya(7)
2) Tes urin: Tes pengumpulan urin 24 jam dapat menunjukkan bahwa ginjal
mengeluarkan terlalu banyak mineral pembentuk batu atau terlalu sedikit zat
pencegah batu. Untuk tes ini, dokter dapat meminta setidaknya melakukan
energi ganda yang menangkap bahkan batu kecil. Pilihan pencitraan lainnya
12
urogram) saat pewarna berjalan melalui ginjal dan kandung kemih.(7)
saluran kemih. Batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio-
opak dan paling umum di antara jenis batu lainnya. Berikut urutan
opak, MAP semi opak, asam urat non opak. Foto polos memiliki
tahun untuk diagnosis batu ginjal. Namun, gas usus, tulang, dan
batas ginjal. Selain itu, banyak struktur lain seperti kalsifikasi arteri,
13
Foto Polos Abdomen(9)
Pada gambar ini didapatkan adanya batu radiopak di ginjal kiri
setinggi lumbal 2
Selain itu, IVU dapat mendeteksi batu semi-opak dan non-opak. Jika
14
retrograde. Kontraindikasi IVU pada pasien yang alergi terhadap
bahan kontras, penurunan fungsi ginjal, dan wanita hamil. Batu asam
ginjal dan pasien harus dipuasakan. Film yang diambil sesaat setelah
prosedur IVP kurang sesuai pada kondisi gawat darurat. Zat kontras
15
mieloma.(11)
Foto IVP(12)
Didapatkan adanya gambaran radiopak pada ginjal kiri dengan
bentuk staghorn calculi
Foto IVP(13)
Menunjukkan adanya gambaran batu radiopak pada ginjal kiri
16
Foto IVP(13)
Adanya gambaran batu staghorn radiopak pada ginjal kanan
C. USG Urologi
memvisualisasikan batu yang lebih kecil dari 3 mm, USG juga dapat
17
batu ureter ukuran apa pun. (13) (15)
mendeteksi batu ginjal yang terletak di ureter bagian atas atau distal
18
USG Longitudinal Abdomen menunjukkan gambaran batu hiperehoic
pada ginjal dengan ukuran 0,51 cm.(14)
D. CT Scan
sensitivitas dan spesifisitas lebih dari 95%, yang jauh lebih baik
relevan seperti jarak antara kulit dan batu, dan karakteristik kepadatan
Jika pasien pertama kali terkena penyakit batu ginjal, CT scan spiral
pada foto polos abdomen. Hanya sekitar 50% dari batu ginjal terlihat
akurat.(17)
19
A B
20
2.7 PENATALAKSANAAN
Ada berbagai pilihan perawatan yang tersedia tergantung pada ukuran dan
jenis batu.(15)
A) Batu kecil
tanpa perawatan yang berarti. Asupan air yang cukup (4-5 lts sehari)
urin dengan jumlah asupan air yang cukup. Untuk menghilangkan rasa
ginjal lebih cepat dan dengan nyeri yang ringan. Diuretik, obat yang
karena obat ini dilaporkan meningkatkan aliran urin. Batu berukuran <5
21
diberikan kepada pasien untuk menyaring urin mereka untuk
itu, pemantauan pH yang cermat harus dilakukan pada pasien ini. Jalur
mungkin dan tidak manjur; Oleh karena itu, untuk mencegah batu sistin,
B) Batu besar
Ekskresi batu besar keluar dari tubuh dengan sendirinya tidak dapat
22
Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL): Batu ginjal
Fragmen kecil dapat dikeluarkan melalui buang air kecil. Di era saat ini,
Perawatan bedah
ditemukan batu besar di dalam atau di sekitar ginjal. Untuk prosedur ini,
dengan lebar <4 mm lewat secara naluriah dan dengan lebar lebih dari
terutama pada pasien kurus. Prosedur ini digunakan pada pasien yang
23
2.8 KOMPLIKASI
atas. Jika tidak ditangani dengan baik, obstruksi ini dapat menyebabkan
merusak struktur papila dan calyx ginjal. Pada keadaan normal, calyx minor
adalah kedua tepi kaliks menjadi tumpul, kaliks menjadi rata (kecekungan
pada sistem kemih bagian atas, yaitu penurunan produksi urin hingga
kurang dari 200 ml dalam 24 jam. Anuria obstruktif ini terjadi bila terdapat
24
2) Cedera Ginjal Akut (AKI)(2)
Cedera ginjal akut (AKI) adalah penurunan tajam fungsi filtrasi ginjal,
kreatinin serum, yang mungkin disertai dengan output urin normal, oliguria,
atau anuria.
prerenal adalah kasus yang paling umum (60% kasus). Penurunan ringan
pada kinerja ginjal tidak mempengaruhi laju filtrasi glomerulus (GFR) karena
ginjal tetap utuh dan fungsi normal dapat dipulihkan dengan penggantian
membran mukosa kering. Pada AKI prarenal rasio BUN (Blood Urea
peningkatan reabsorpsi.
adalah penyebab paling umum. ATN terjadi dengan adanya iskemia ginjal
25
berat atau kerusakan toksik langsung pada tubulus ginjal karena toksin
gips epitel tubulus. Pada GN gips sel darah merah ditampilkan. AIN (Acute
interstitial nephritis) memperoleh gips sel darah putih. Selain itu, didapatkan
riwayat output urin yang lemah atau pengosongan urin yang tidak lengkap.
atau prostat (pada pria). Pada urinalisis, sel darah merah ditemukan pada
kasus nefrolitiasis.
menunjukkan obstruksi total, atau obstruksi parsial pada urin output yang
26
2.9 PROGNOSIS
Batu ginjal yang tidak lewat bisa menjadi obstruktif dan selanjutnya bisa
menyebabkan gagal ginjal akut, atau bisa juga menjadi nidus infeksi yang
ekstrarenal.(16)
27
BAB III
KESIMPULAN
Batu ginjal bisa terjadi pada semua usia, jenis kelamin, tetapi lebih sering pada pria
dalam usia 20-49 tahun. Saat batu menyumbat kandung kemih yaitu ginjal maka akan
terjadi nyeri abdomen, nyeri flank dan 90% kasus disertai hematuria. Pemeriksaan
memberikan gambaran densitas dari batu saluran kemih tersebut. Apabila batu
berukuran kecil maka dapat keluar dengan sendirinya dibantu dengan farmakologi
28
DAFTAR PUSTAKA
29
13. Tao J, Sheng L, Zhang H jie, Chen R, Sun Z quan, Qian W qing. Acute
Abdominal Compartment Syndrome as a Complication of Percutaneous
Nephrolithotomy: Two Cases Reports and Literature Review. Urology Case
Reports. 2016 Sep 1;8:12–4.
14. Sim KC. Ultrasonography of acute flank paina focus on renal stones and acute
pyelonephritis. Ultrasonography. 2018 Oct 1;37(4):345–54.
15. Mettler FA. Essentials of Radiology E-Book [Internet]. Elsevier Health Sciences;
2018. Available from: https://books.google.co.id/books?id=ga5mDwAAQBAJ
16. Brisbane W, Bailey MR, Sorensen MD. An overview of kidney stone imaging
techniques. Vol. 13, Nature Reviews Urology. Nature Publishing Group; 2016.
p. 654–62.
17. Mettler FA. Essentials of Radiology E-Book [Internet]. Elsevier Health Sciences;
2018. Available from: https://books.google.co.id/books?id=ga5mDwAAQBAJ
18. Akram M. Nephrolithiasis; Prevalence, Risk factors and Therapeutic Strategies:
A Review. Madridge Journal of Internal and Emergency Medicine. 2019 Jan
3;3(1):90–5.
19. Nojaba L, Guzman N. Nephrolithiasis. StatPearls [Internet]. 2021 Aug 11 [cited
2022 Feb 13]; Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559227/
30