Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT dan KELAMIN

REFLEKSI KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN
AGUSTUS 2022
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DERMATITIS KONTAK IRITAN


RSUD HAJI

Dokter Pendidik Klinik: Dr. dr. Fanny Iskandar, Sp.KK(K)


Identitas Pasien

◦ Nama : Ny. Indo


◦ No. RM : 295508
◦ Jenis Kelamin : Wanita
◦ Usia : 46 tahun
◦ Pekerjaan : IRT
◦ Alamat : Jl. Kumala
Anamnesis

◦ Keluhan Utama : Gatal pada sela-sela jari tangan


◦ Seorang Wanita datang ke poliklinik kulit kelamin dengan keluhan
gatal gatal yang dirasakan sejak sebulan yang lalu, disertai rasa
panas/pedis/perih pada sela-sela jari tangan pasien, keluhan ini
timbul setelah pasien mencuci baju memakai deterjen b***. Sejak
keluhan dirasakan pasien belum berobat.
PEMERIKSAAN FISIK

01 Keadaan Umum 02 Kesadaran


◦Compos Mentis (GCS E4M6V5)
◦Sakit Ringan

03 Tanda-tanda Vital
◦Tekanan Darah : 110/60mmHg
◦Nadi : 71x/menit
PEMERIKSAAN FISIK Dermatologis
Lokasi
◦Interdigiti Manus Dextra et Sinistra

Distribusi
◦Regional

Bentuk
◦Ireguler dan berbatas tegas

Effloresensi
◦Skuama
01 Diagnosis 02 Diagnosis Banding
Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Alergi

TATALAKSANA
01 Non-Farmakologi 02 Farmakologi
1. Menghentikan memakai bahan 1. Cetirizine 10mg 1x1
yang dicurigai menimbulkan
gejala 2. Desoximethason Cr.
2. Memakai alat pelindung diri 2x1 (pagi dan malam)
(APD) misalnya sarung tangan
apron
Sekian dan Terima Kasih
DISKUSI
DEFINISI

Dermatitis kontak iritan (DKI) adalah inflamasi pada kulit, akibat


respons terhadap pajanan bahan iritan, fisik, atau biologis yang
kontak pada kulit, tanpa dimediasi oleh respons imunologis

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta:
PERDOSKI; 2017.
ETIOLOGI
– Pajanan dengan bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, deterjen, minyak
pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu.
– Faktor individu juga turut berpengaruh pada DKI, misalnya :
• Perbedaan ketebalan kulit diberbagai tempat menyebabkan perbedaan
permeabilitas.
• Usia (anak di bawah 8 tahun dan usia lanjut lebih mudah teriritasi).
• Ras ( kulit hitam lebih tahan dibandingkan dengan kulit putih).
• Penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan
iritan menurun), misalnya dermatitis atopik.

Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke 7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2016.
EPIDEMIOLOGI
Dermatitis Kontak Iritan dapat dialami oleh semua orang dari berbagai
golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Jumlah orang yang mengalami
DKI cukup banyak, terutama yang berhubungan dengan pekerjaan
(DKI akibat kerja)

Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke 7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2016.
KLASIFIKASI DKI
1. Subjective irritancy
2. Irritant reaction
3. Suberythematous irritation
4. DKI akut
5. Delayed acute irritancy
6. DKI kronik (kumulatif)
7. Frictional dermatitis
8. Traumatic reactions
9. Pustular/acneiform reactions
10. Asteatotic irritant eczema

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta:
PERDOSKI; 2017.
KRITERIA DIAGNOSTIK
Klinis
◦ Terdapat riwayat pajanan dan hubungan temporal dengan bahan iritan.
◦ Tangan adalah lokasi tersering, diikuti wajah dan kaki.
◦ Gejala subyektif berupa rasa gatal, terbakar/nyeri.
◦ Biasanya disertai kulit kering atau gangguan sawar kulit.
◦ Bila pajanan dihentikan maka lesi membaik.
◦ Seringkali berhubungan dengan pekerjaan/lingkungan pekerjaan

- Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta:
PERDOSKI; 2017.
- Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke 7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2016.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Uji tempel bila tidak dapat dibedakan dengan dermatitis kontak
alergi.
2. Open test.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta:
PERDOSKI; 2017.
DIAGNOSIS BANDING
1. Dermatitis Kontak Alergi
2. Dermatitis Numularis
3. Dermatitis Seboroik (bila di kepala)
4. Dermatitis Statis

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta:
PERDOSKI; 2017.
PENATALAKSANAAN
Nonmedikamentosa
1. Identifikasi dan penghindaran terhadap bahan iritan.
2. Menggunakan alat pelindung diri (APD), misalnya sarung tangan apron, sepatu
bot.

Medikamentosa
1. Sistemik : sistematis, sesuai gejala dan sajian klinis.
Derajat sakit berat : dapat diberikan kortikosteroid oral setara dengan prednison
20 mg/hari dalam jangka pendek (3 hari)

- Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta:
PERDOSKI; 2017.
- Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke 7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2016.
Lanjutan
2. Topikal :
Sesuai klinis :
◦ Basah (madidans) : beri kompres terbuka (2-3 lapis kain kasa) dengan larutan
NaCl 0,9%
◦ Kering : beri krim kortikosteroid potensi sedang, misalnya flusinolon asetoid.
◦ Bila dermatitis berjalan kronis dapat diberikan mometason fluorate intermiten.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta:
PERDOSKI; 2017.
PROGNOSIS
Bila bahan iritan yang menjadi penyebab dermatitis tersebut tidak
dapat disingkirkan dengan sempurna, maka prognosisnya kurang baik.
Keadaan ini sering terjadi pada DKI kronis dengan penyebab multi
faktor dan juga pada pasien atopik.

Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke 7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2016.
DAFTAR PUSTAKA
1. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta: PERDOSKI; 2017.
2. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke 7. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI; 2016.

Anda mungkin juga menyukai