PENDAHULUAN FARMAKOLOGI
FARMAKOKINETIK
FARMAKODINAMIK
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI HUBUNGAN DOSIS
DAN EFEK OBAT
PENGOLONGAN OBAT
BENTUK SEDIAAN, CARA DAN RUTE
PEMBERIAN OBAT
MATERI
PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT
PERAN KOLABORATIF PERAWAT DALAM
PELAKSANAAN PRINSIP FARMAKOLOGI
OBAT SISTEM PERNAPASAN
OBAT SISTEM SALURAN CERNA
OBAT SISTEM ENDOKRIN
OBAT SISTEM KARDIOVASKULER
OBAT SISTEM NEUROLOGIS DAN
NEUROMUSKULER
OBAT KONDISI KHUSUS
2019
CAPAIAN / TUJUAN
PEMBELAJARAN
• TIU / Standar Kompetensi :
Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa mampu memahami dan
mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar penggunaan/pemberian obat kepada
pasien.
• TIK / Kompetensi Dasar :
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan Pengertian Penggunaan Obat,
Prinsip-prinsip Pemberian Obat dan konsep Penggunaan Obat Rasional (POR),
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan konsep Prinsip 6 Benar plus 2 hak
pasien atau 12 benar,
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan konsep Prinsip 7 T + 1 C +1 W,
Memahami dan menjelaskan cara penggunaan dan pengaplikasian Obat Yang Baik
dan Benar,
Memahami dan menjelaskan mampu menerapkan prinsip farmakologi dan
mengubah bentuk sediaan dan menyiapkan obat dalam melaksanakan peran
kolaboratif saat melaksanakan upaya asuhan keperawatan.
Latar Belakang
Tepat Obat ,
Indikasi,
Peresepan
Obat Rasional
Dosis,
Pasien,
waspada efek
samping obat
Efek Samping
Peresepan Obat &
tidak rasional Ketidakpercayaan
Meningkatkan
Pasien
Kepuasaan Pasien
& Meningkatkan
kepercayaan pasien
Latar Belakang
Obat adalah salah satu faktor Pada tahun 1993, peresepan di
penting dalam pelayanan Indonesia masih dikategorikan
kesehatan. Akan tetapi, World tidak rasional. Masalah yang
Health Organization (WHO) terjadi adalah tingginya tingkat
memperkirakan terdapat polifarmasi (3,5 obat per pasien),
sekitar 50% tidak tepat penggunaan antibiotik yang
peresepan, berlebihan (43%), serta injeksi
penyiapan/peracikan & yang tidak tepat dan berlebihan
penjualan (10-80%)
Biaya rendah
Extravagant Prescribing
Efek Samping
Irrational Overprescribing
DRP
prescribing
Incorrect Prescribing
Multiple Prescribing
Underprescribing
OBAT
•OBAT adalah setiap
zat kimia yang dapat
mempengaruhi
PROSES HIDUP.
OBAT adalah
• setiap substansi/zat kimia (alami maupun sintetik)
selain makanan yang mempunyai pengaruh (dapat
mengubah proses biologis: fisik atau psikis) atau
dapat menimbulkan efek secara spesifik, reversibel
pada organisme hidup dalam keadaan sehat atau sakit,
baik efek psikologis, fisiologis, maupun biokimiawi-WHO-
.
?
- - - Dosis +++
REGIMEN = ƩDOSIS, WAKTU minum, Interval/JARAK WAKTU antar DOSIS, LAMA pemakaian, Rute Administratif
Pengertian Penggunaan Obat
Penggunaan Obat
=
Upaya pengaplikasian/penerapan
suatu zat/formulasi sebagai obat
dari suatu bentuk sediaannya
untuk tujuan tertentu.
Atau ADR
(Efek Terapi)
TANPA OBAT
GABUNGAN
(Non farmakoterapi)
Jantung SEHAT
-Radioterapi
S= Seimbangkan gizi
-Hidroterapi
E= Enyahkan rokok
-Fisioterapi
H= Hindari stress
-Operasi
A= Awasi tekanan darah
-Diet
T= teratur olahraga
Proses terapi??
• Proses ilmiah profesional bukan
proses yg berlangsung secara
otomatis dan intuitif
Bekal??
- simtomatologi (gejala)
- Patofisiologi
- Cara terapi
- Analisis setiap temuan
- Komunikasi
- Sifat farmakologik (F’dinamik &
F’kinetik Obat)
TUJUAN FARMAKOTERAPI
DIAGNOSTIK
KURATIF
PREVENTIF
PROSES FARMAKOTERAPI
DIAGNOSIS EFEK
CARA PENYEMBUHAN
PENGGUNAAN OBAT
DRUG THERAPY
PENYERAHAN OBAT
PEMILIHAN OBAT
• Ketepatan diagnosis
• Ketepatan pemilihan obat
• Ketepatan aturan dosis
• Mutu obat
• Keparahan penyakit
• Perlakuan pasien dalam
memperlakukan obat
FAKTOR YG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PASIEN
1. PASIEN
• Tidak mampu memahami tuj
terapi
• Tidak mampu memahami intruksi
pemakaian obat
• Khawatir ketergantungan
• Status
• Kepercayaan terhadap dokter
• Ekonomi
FAKTOR YG MEMPENGARUHI KEPATUHAN
PASIEN
2. OBAT
• Jumlah jenis obat
• Frekuensi penggunaan
• Durasi
• Bentuk sediaan
• Bau & rasa
• Takaran obat
• Timbulnya efek samping
FAKTOR YG MEMPENGARUHI
KEPATUHAN PASIEN
3. PENYAKIT
• Jenis penyakit
• Berkurangnya/hilangnya
gejala
4. DOKTER
• Perilaku dokter
Rosenberg: Kegagalan terapi karena 3 faktor
1. MEDIK
- Penyakit belum ada obatnya
- Proses penyakit sudah lanjut
2. KLINIK : komplikasi
3. PENDIDIKAN:
- Pasien tdk taat menggunakan obat
- Pasien tdk taat pantangan (makanan,
minuman, kegiatan fisik)
KERASIONALAN PENGOBATAN
SIKLUS
TERAPI
RASIONAL
5. Penjelasan tentang obat,
2. Tentukan tujuan terapi
cara pakai dan peringatan
3. Teliti
kecocokan terapi
4. Mulai pengobatan
pasien (Melmilih
obat yg tepat)
33
Cara Pemilihan & Penggunaan
Obat yang Rasional
• Artinya: penggunaan obat yg rasional adalah penggunaan obat yg sesuai dgn kebutuhan klinis
pasien dlm jumlah dan untuk waktu yg memadai, dgn biaya yg terendah
Kriteria penggunaan obat yang rasional, jika memenuhi kriteria:
• Sesuai dgn indikasi/gejala/keluhan penyakit dan tidak ada interaksi merugikan
• Memperhatikan kondisi khusus pasien : hamil, menyusui, bayi, lansia, penyakit pemberat
• Pengalaman alergi / reaksi yg tidak diinginkan thd obat ttt
• Tersedia setiap saat dgn harga terjangkau
• Cara pemberian dgn interval waktu pemberian yg tepat
• Lama pemberian yg tepat
• Obat yg diberikan harus efektif, dgn mutu terjamin dan aman
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan obat:
• Efikasi/Efektivitas (efficacy)
• Keamanan (safety)
• Kecocokan dengan pasien (Suitability)
• Resiko pengobatan yg paling kecil dan seimbang dgn manfaat dan keamanan yg sama dan
terjangkau oleh pasien (affordable)
• Pertimbangan kinetika dan dinamik obat dan kondisi fisiologis tertentu
• Kesesuaian harga/biaya (cost)
• RUANG LINGKUP OBAT YANG TERPILIH
Penulisan obat terpilih hrs meliputi:
1. NAMA farmakologi atau generic (misalnya
kodein, amoksilin, dan parasetamol).
2. BENTUK SEDIAAN (misalnya tablet, sirup, atau
injeksi).
3. DOSIS (5 mg/kgBB atau 350 mg utk org dewasa).
4. LAMA PEMBERIAN (3 hari, sampai sembuh, atau
jika perlu/prn = pro renata)
Kriteria Penggunaan Obat Rasional
• Tepat diagnosis, obat diberikan sesuai dengan
diagnosis. Apabila diagnosis tidak ditegakkan
dengan benar maka pemilihan obat akan salah.
• Tepat indikasi penyakit, obat yang diberikan
harus yang tepat bagi suatu penyakit.
• Tepat pemilihan obat, Obat yang dipilih harus
memiliki efek terapi sesuai dengan penyakit.
• Tepat dosis, dosis, jumlah, cara, waktu dan lama
pemberian obat harus tepat. Apabila salah satu
dari empat hal tersebut tidak dipenuhi
menyebabkan efek terapi tidak tercapai.
Kriteria Penggunaan Obat Rasional
• Tepat penilaian kondisi pasien, penggunaan obat disesuaikan
dengan kondisi pasien, antara lain harus memperhatikan:
kontraindikasi obat, komplikasi, kehamilan, menyusui, lanjut usia
atau bayi.
• Waspada terhadap efek samping, obat dapat menimbulkan efek
samping, yaitu efek tidak diinginkan yang timbul pada pemberian
obat dengan dosis terapi, seperti timbulya mual, muntah, gatal-
gatal, dan lain sebagainya.
• Efektif, aman, mutu terjamin, tersedia setiap saat, dan harga
terjangkau, untuk mencapai kriteria ini obat dibeli melalui jalur
resmi.
• Tepat tindak lanjut (follow up), apabila pengobatan sendiri telah
dilakukan, bila sakit berlanjut konsultasikan ke dokter.
Kriteria Penggunaan Obat Rasional
• Tepat penyerahan obat (dispensing), penggunaan obat rasional
melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen.
Resep yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di
Puskesmas akan dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada
pasien dengan informasi yang tepat.
• Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan,
ketidakpatuhan minum obat terjadi pada keadaan berikut :
– Jenis sediaan obat beragam
– Jumlah obat terlalu banyak
– Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering
– Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi
– Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara
menggunakan obat
– Timbulnya efek samping
Aspek legal pemberian obat :
a. Obat yang diberikan ke pasien
atas order/permintaan dokter
(penulisan resep)
b. Perawat bertanggung jawab
atas sampainya obat ke
pasien
c. Hak asasi pasien harus
diperhatikan.
CARA PEMBERIAN OBAT
Paramedis mempunyai tanggung jawab yang
besar berkaitan dengan pemberian obat yaitu
untuk:
A. Mengecek
-Perintah (baik melalui telepon, resep, catatan
medik).
-Frekuensi pemberian (jika perlu [prn], 1x1
atau 4x1, indikasi, dosis, dan jalur pemberian.
B. Memastikan Pemberian mengikuti 6 benar
(tepat) atau 12 benar atau 7T+1C+1W atau
memenuhi “Prinsip Farmakoterapi
Rasional” :
AGAR tercapai tujuan
pengobatan dengan Memilih
Obat yang Sesuai Berdasarkan
pada KEMANJURAN/EFEKTIF
(Efficacy),
KEAMANAN (Safety),
KENYAMANAN (Quality)
Kecocokan, Kepraktisan,
Tersedia dan
Biaya/EKONOMIS.
Agar tercapai Tujuan Pengobatan yang EFEKTIF,
AMAN dan EKONOMIS maka pemberian obat harus
memenuhi PRINSIP-PRINSIP
FARMAKOTERAPI sbb:
a. Tepat Indikasi
b. Tepat Kondisi Pasien
c. Tepat Obat
d. Tepat Dosis dan Cara Pemberian Obat
e. Tepat Evaluasi & Tindak Lanjut
KRITERIA OBAT :
I. Safety (Aman) Takaran PAS
II. Efficacy (Manjur/berkhasiat)
III. Quality (Bermutu/
Karakteristik)
Pengobatan
RASIONAL
(4T + 1W) :
- tepat INDIKASI
- tepat PASIEN
- tepat REGIMEN DOSIS
- tepat JENIS OBAT
+ Waspada : EFEK SAMPING
REGIMEN = ƩDOSIS, WAKTU minum, Interval/JARAK WAKTU antar DOSIS, LAMA pemakaian, Rute Administratif
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT YANG RASIONAL
MENURUT WHO, Memenuhi Kriteria :
7T+1W +1C
(7 TEPAT – 1 WASPADA - 1 COST )
TEPAT :
1. DIAGNOSIS
2. INDIKASI, OBAT YG DIBERIKAN HARUS SESUAI INDIKASI PENYAKIT.
3. PEMILIHAN OBAT
4. DOSIS, CARA/JALUR, DURASI/LAMA PEMBERIAN,
INTERVAL WAKTU PEMBERIAN. OBAT DIBERIKAN DGN DOSIS TEPAT. LAMA
PEMBERIAN YG TEPAT. INTERVAL WAKTU PEMBERIAN YG TEPAT.
5. KONDISI PASIEN.
6. INFORMASI.
7. TINDAK LANJUT/EVALUASI, TERSEDIA SETIAP SAAT DGN
HARGA TERJANGKAU, EFEKTIF, DGN MUTU TERJAMIN DAN AMAN.
PRINSIP 12 BENAR
Peran Penting Perawat Dalam
Pengelolaan & Pemberian Obat
Supaya dapat tercapainya pemberian obat yang AMAN,
seorang perawat harus melakukan 6 HAL YANG BENAR :
1. klien/pasien yang benar,
2. obat yang benar,
3. dosis obat yang benar,
4. waktu pemberian yang benar,
5. cara/rute yang benar, dan
6. dokumentasi yang benar.
PLUS
2 hal tambahan yang hubungannya dengan
HAK PASIEN dalam pemberian obat :
1. Hak klien untuk mengetahui alasan pemberian obat,
2. Hak klien untuk menolak penggunaan sebuah obat.
Hal2 yg perlu diperhatikan dalam
pemberian obat :
1. Benar Klien / Pasien
Sebelum memberikan obat cek kembali identitas pasien.
Tepat dalam menilai kondisi pasien dengan pertimbangan:
- Penyakit yg menyertai (ggn. Ginjal, hati,dll)
- Kondisi khusus: hamil, menyusui (laktasi), lansia (geriatric), balita
(pediatric)
- Riwayat alergi, psikologis
Utk mengurangi kejadian tidak tepat pasien dpt dilakukan :
a. Pastikan pasien yg akan menerima obat
Tanya nama pasien/klien. “Siapa namanya?” bukan : ”namanya
Bapak Hadi?” jika tdk bs verbal isyarat / respon non-verbal seperti
mengangguk
b. Cek identitas pasien dalam bracelet (gelang), Medical Record
number, dan
c. Cek pasien pada papan nama di tempat tidur, dan di pintu
Pemberian obat tidak tepat pasien dapat terjadi seperti pada saat ordernya
lewat telepon, pasien yang masuk bersamaan, kasus penyakitnya sama, suasana
sedang kusut atau adanya pindahan pasien dari ruang satu ke ruang lainnya.
RIWAYAT PENGOBATAN
1. Obat apa yang diterima saat ini / terakhir kali.
- Obat dokter (dengan resep dokter) ?
- Obat bebas / warung ?
- Obat terlarang ?
2. Riwayat alergi obat
- Tanyakan pada pasien, apakah ada riwayat alergi
terhadap obat tertentu.
- Kemungkinannya : pasien mengetahui/ tdk
3. Kaji kemungkinan ketergantungan obat
2. Benar Obat
Periksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah serta ketahui alasan klien
menerima obat. Pilihlah obat sesuai dengan keluhan yang dirasakannya dan
mengetahui kegunaan obat yang diminum.
Pastikan obat yang akan diberikan
(Baca label/etiket : nama obat, sediaan, konsentrasi, cara pemberian, expired date).
Sebelum memberikan obat kepada pasien, label (nama obat dan tanggal kadaluarsa)
pada botol atau kemasan harus di periksa minimal 3 kali :
I. saat melihat botol/kemasan (saat m’baca p’mintaan obatnya & botolnya diambil dr
tempat obat,
II. sebelum menuang (label botol dibandingkan dg obat yg diminta),
III.setelah menuang/mengisap obat (saat dikembalikan di rak / tempat obat).
Kesalahan pemberian obat sering terjadi jika perawat memberikan obat yg disiapkan
oleh perawat lain atau pemberian obat melalui wadah (spuit) tanpa identitas atau
label yang jelas. Harus diusahakan menyiapkan sendiri obat yang akan diberikan.
3. Benar Dosis
Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa/menghitung dosis obat dengan hati-hati
dan teliti/akurat (mempertimbangkan tersedianya obat dan dosis obat yg diresepkan, BB klien
(mg/kgBB/hari), rasio dan proporsi, luas permukaan tubuh) jika ragu perawat harus
berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum di lanjutkan ke pasien.
Gunakan obat secara benar meliputi cara pemakaian, aturan pakai dan jumlah obat
yang digunakan
Pastikan dosis yang harus diterima. Dosis yang tdk tepat dpt menyebabkan kegagalan
terapi atau timbul efek berbahaya. Kesalahan dosis sering terjadi pd pasien ANAK-ANAK,
LANSIA atau pd org OBESITAS. Pada org tsb paramedic harus mengerti cara mengkonversi dosis
dari org dewasa normal. Perhitungan dosis scr cermat hrs dilakukan jg pd obat yg diberikan
melalui infus, termasuk perhitungan kecepatan tetesan per menitnya.
(Jika salah Gagal terapi/timbul efek berbahaya). Px. Pediatrik, Geriatrik, dll)
Sebelum makan : utk memperoleh kadar yg diperlukan diberi 1 jam sbl makan atau
perut kosong 2 jam setelah makan
Setelah makan : utk menghindari iritasi >>> pd lambung
Obat yg diberi bersama makan yg berlemak : agar diperoleh kadar darah yg > tinggi
FREKUENSI
berpa kali obat diberikan. Misalnya: pd kasus gawat
darurat henti jantung, EPINEFRIN di berikan setiap
3-5 menit, jika tidak dipatuhi akan menghasilkan kadar
obat yg tidak sesuai.
INTERVAL
Jeda waktu/Kecepatan pemberian obat melalui injeksi
(bolus atau lambat) atau pemberian melalui infus. Contoh
DOPAMIN 2-10 µg/kg/menit; ATROPIN injeksi IV
bolus (cepat). Pemberian dopamine scr bolus =
kematian sementara pemberian atropine scr lambat
memperparah bradikardi (perlambatan denyut
jantung). ADENOSIN yg mempunyai waktu paruh (t1/2)
sgt pendek hrs diberikan dg cepat supaya efektif.
FREKUENSI DAN INTERVAL
PEMBERIAN OBAT
• FREKUENSI Pemberian Obat
BERAPA KALI Obat hrs diberikan dlm sehari atau setiap bbrp jam sgt tergantung
dari sifat kimia-fisika obat, besar dosis, dan tujuan pengobatan.
Pemberian obat dpt setiap bulan sekali (injeksi kontrasepsi hormonal), setiap 5
menit (bbrp obat emergensi), terus menerus (infus), sekali sehari, dan bbrp kali
sehari. Itu semua dipengaruhi oleh TUJUAN PEMBERIAN, KINETIKA, t1/2,
ONSET, dan DURASI Obat.
LAMA PEMBERIAN Obat jg bervariasi, mulai hanya sekali, sehari, seminggu, 6
bulan atau bahkan ada yg seumur hidup (obat DM, AIDS, dan Hipertensi).
Jika obat digunakan dlm waktu lama, frekuensi pemakaian yg terllu sering akan
menyebabkan kepatuhan (Adherence) berkurang. Oleh karena itu, Industri
Farmasi berupaya membuat sediaan long acting terutama utk penyakit kronis
supaya pasien tetap patuh dlm meminum obat.
FREKUENSI DAN INTERVAL
PEMBERIAN OBAT
5. Benar Rute/Cara
Metode/cara atau jalur pemberian/route administrasi adalah jalur
obat masuk ke dalam tubuh. Jalur pemberian yg salah dpt
berakibat fatal atau minimal obat yg diberikan tidak efektif.
Banyak rute/cara dalam memberikan obat, perawat harus teliti dan berhati-hati agar
tidak terjadi kesalahan pemberian obat. Perhatikan kemampuan klien dalam menelan
obat oral, menggunakan teknik aseptic saat memberikan obat rute parenteral,
memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama klien sampai obat oral
telah ditelan.
Contoh: EPINEFRIN diberikan SC pd pasien asma krn diabsorbsi scr lambat
dan dpt berefek kira-kira 20 menit. Jika diberikan scr IM akn menyebabkan
NEKROSIS JARINGAN krn terjd vasokonstriksi berlebihan selain pasien jg
tdk akan mendptkan manfaat dr cara pemberian ini. Jk dmnta mmberikn scr
SC namun diberikan injeksi IV dpt menimbulkan efek detrimental pd pasien
dewasa krn peningkatn kebutuhan oksigen di jantung. Sebaliknya pemberian
obat scr SC utk pengurang rasa sakit yg seharusnya injeksi IV akn
menyebabkn perlmbtan efek atau obat kurang efektif.
TEPAT :
1. DIAGNOSIS
2. INDIKASI, OBAT YG DIBERIKAN HARUS SESUAI INDIKASI PENYAKIT.
3. PEMILIHAN OBAT
4. DOSIS, CARA/JALUR, DURASI/LAMA PEMBERIAN,
INTERVAL WAKTU PEMBERIAN. OBAT DIBERIKAN DGN DOSIS TEPAT. LAMA
PEMBERIAN YG TEPAT. INTERVAL WAKTU PEMBERIAN YG TEPAT.
5. KONDISI PASIEN.
6. INFORMASI.
7. TINDAK LANJUT/EVALUASI, TERSEDIA SETIAP SAAT DGN
HARGA TERJANGKAU, EFEKTIF, DGN MUTU TERJAMIN DAN AMAN.
TEPAT DOSIS
Dosis yang diberikan harus sesuai untuk mendapatkan efek terapi yang
diinginkan.
• Tepat Obat
Obat disesuaikan dgn keadaan px dan penyakitnya
Ex: utk infeksi perut diberikan antibiotik golongan cotrimoxsazol
• Tepat dalam memilih obat dengan mempertimbangkan:
- Kelas terapi (efek terapi yg diperlukan)
- Jenis obat (jumlah dan jenis yg sedikit, obat yg paling mudah
didapat, cocok utk pasien)
- Kemanfaatan dan keamanan telah terbukti (ESO dan KI)
• Tepat obat juga regimen obat tepat dosis, frekuensi,
interval, saat/waktu pemberian, lama pemakaian,
rute/cara pemberian, dan bentuk sediaan
• Dlm penentuan dosis, dipengaruhi oleh faktor : kondisi
fisiologis, genetik, jenis kelamin, umur
• Lama pemberian : antibiotik 3-7 hari, insulin seumur
hidup utk px DM
• Bentuk sediaan: kondisi px, jenis penyakit
(lokal/sistemik), kondisi akut atau kronis
Tepat pemberian, dosis, dan lama pemberian:
• Profil farmakokinetik dan farmakodinamik obat serta
kondisi pasien dosis, frekuensi, rute jumlah obat di
tubuh pada range terapi
• akut/kronik/kambuh/berulang lama pemberian
• Tepat Pasien
Obat yg dipilih utk tiap px tidak sama
Ex: obat utk px yg sedang hamil atau tidak hamil berbeda
Maka tepat pasien :
- Kondisi fisiologis (anak-anak, wanita hamil, lansia, dewasa)
- Kondisi patologis (penyakit yg diderita)
• Tepat Informasi
Sifat informasi: jelas, tidak bias, relevan, akurat
Isi informasi:
- Tentang obat yg digunakan,
- Serta informasi lainnya yg menunjang perbaikan pengobatan
Pemberian edukatif pd px yg dipengaruhi oleh kepatuhan px,
diberikan dlm btk brosur & etiket
• Waspada ESO
- mengetahui efek samping yang timbul pada
penggunaan obat sehingga dapat mengambil
tindakan pencegahan serta mewaspadainya
- Efek samping tdk terjadi pd setiap px
- Jika efek samping berbahaya maka obat dihentikan
Ex: Amoxicillin dpt menyebabkan shock anafilaksis pd px
tttpemberian harus dihentikan
• Tepat Biaya
Memilih obat dengan biaya pengobatan atau harga obat yang efektif,
terjangkau
71
Ciri-ciri penggunaan obat irasional
• Pemakaian obat dgn indikasi pemakaian yg samar-samar
• Pemilihan obat yg salah untuk indikasi penyakit tertentu
• Cara pemakaian, dosis, frekuensi, dan lama pemberian yg tdk sesuai
• Pemakaian jenis obat dgn potensi toksisitas atau ESO yg lebih besar dibandingkan
dgn obat lain yg sama efikasinya namun ESO nya lebih rendah
• Tdk memberikan terapi yg telah diketahui dan diterima kemanfaatannya dan
keamanannya (established efficacy and safety)
• Memberikan pengobatan yg kemanfaatan dan keamanan yg msh diragukan
• Pemakaian obat semata-mata didasarkan pengalaman individual, bukan sumber
informasi ilmiah
• Pemakaian berdasarkan insting dan intuisi tanpa melohat fakta dan kebenaran
ilmiah
Other type of Irrational prescribing:
•Overprescribing
•Underprescribing
•Polifarmasi
•Extravagant prescribing
• Penggunaan obat yang tidak rasional sering dijumpai dalam praktek
sehari-hari.
• Identifikasi Berbagai Masalah Penggunaan Obat Yang Tidak
Rasional: Peresepan obat tanpa indikasi yang jelas; penentuan
dosis, cara, dan lama pemberian yang keliru, serta peresepan obat
yang mahal merupakan sebagian contoh dari ketidakrasionalan
peresepan.
• Penggunaan suatu obat dikatakan tidak rasional jika kemungkinan
dampak negatif yang diterima oleh pasien lebih besar dibanding
manfaatnya. Dampak negatif di sini dapat berupa:
• a. Dampak klinik (misalnya terjadinya efek samping dan
resistensi kuman),
• b. Dampak ekonomi (biaya tidak terjangkau)
Dampak negatif penggunaan
obat yang tidak rasional
• Sulitnya mendapatkan obat dan dosis yg tdk tepat menyebabkan kejadian
morbiditas dan mortalitas serius.
• Terutama pada penyakit infeksi pada anak dan penyakit kronik (hipertensi,
diabetes, epilepsi, dan gangguan mental)
• Penggunaan obat yang tidak tepat dan berlebihan dpt menyebabkan
pemborosan sumber obat (terutama vital) dan keuangan, outcome yg
buruk, dan ADR
• Penggunaan antibiotik yg berlebihan menyebabkan peningkatan kejadian
resitensi antimikroba
• Penggunaan injeksi non-steril meningkatkan resiko transmisi hepatitis,
HIV/AIDS, dan penyakit yg ditularkan melalui darah lainnya
• Pd akhirnya, penggunaan obat yg Irasional dan berlebihan dapat
menstimulasi peningkatan permintaan obat (yg tdk tepat) dan mengurangi
kunjungan pasien, kepercayaan thdp sistem kesehatan
• Dampak psikososial: pasien mulai percaya “a pill for every ill” increased
demand
74
Dampak Negatif Penggunaan
Obat/Pemberian Resep IRRASIONAL
5 Dampak psikososial
Dampak Pada Mutu Pengobatan Dan Pelayanan
Penggunaan obat tanpa indikasi yang jelas, atau pemberian obat untuk
keadaan yang sama sekali tidak memerlukan terapi obat, jelas
merupakan pemborosan dan sangat membebani pasien. Di sini termasuk
pula peresepan obat yang mahal, padahal alternatif obat yang lain
dengan manfaat dan keamanan sama dengan harga lebih terjangkau
telah tersedia.
Peresepan antibiotika bukannya keliru, tetapi memprioritaskan
pemberiannya untuk penyakit-penyakit yang memang memerlukannya
(yang jelas terbukti sebagai infeksi bakteri) akan sangat berarti dalam
menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit infeksi. Oleh sebab itu
jika pemberiannya sangat selektif, maka pemborosan anggaran dapat
dicegah dan dapat direalokasikan untuk penyakit atau intervensi lain
yang lebih prioritas. Dengan demikian mutu pelayanan kesehatan dapat
dijamin.
Dampak Terhadap Kemungkinan Efek Samping Dan Efek Lain
yang Tidak Diharapkan
Sebagian besar dokter masih cenderung meresepkan antibiotika untuk keluhan batuk dan
pilek. Akibatnya kebutuhan antibiotika menjadi sangat tinggi, padahal diketahui bahwa
sebagian besar batuk pilek disebabkan oleh virus dan antibiotika tidak diperlukan.
Dari praktek pengobatan tersebut tidaklah mengherankan apabila yang umumnya
dikeluhkan oleh Puskesmas adalah tidak cukupnya ketersediaan antibiotik. Akibatnya jika
suatu saat ditemukan pasien yang benar-benar menderita infeksi bakteri, antibiotik yang
dibutuhkan sudah tidak tersedia lagi. Yang terjadi selanjutnya adalah pasien terpaksa
diberikan antibiotik lain yang bukan pilihan utama obat pilihan (drug of choice) dari infeksi
tersebut.
Di sini terdapat 2 masalah utama:
1. seolah-olah mutu ketersediaan obat sangat jauh dari memadai. Padahal yang terjadi
adalah antibiotik telah dibagi rata ke semua pasien yang sebenarnya tidak memerlukan.
2. dengan mengganti jenis antibiotik akan berdampak pada tidak sembuhnya pasien (karena
antibiotik yang diberikan mungkin tidak memiliki spektrum antibakteri untuk penyakit
tersebut, misalnya pneumonia diberi metronidazol). Atau penyakit menjadi lebih parah dan
pasien kemudian meninggal.
Dampak psikososial (Injeksi)
Pemberian substitusi terapi pada diare. Dengan
memasyarakatnya penanganan diare di rumah tangga,
petugas kesehatan seolah dihinggapi keengganan (keraguan)
untuk tetap memberikan Oralit tanpa disertai obat lain pada
pasien dengan diare akut non spesifik. Oleh sebab itu tidak
mengherankan apabila sebagian besar penderita diare akut
non spesifik masih saja mendapat injeksi maupun antibiotik,
yang sebenarnya tidak diperlukan. Sementara Oralit yang
menjadi terapi utama justru sering tidak diberikan.
Memberikan roboransia pada anak dengan dalih untuk
merangsang nafsu makan sangatlah keliru apabila tidak
disertai upaya untuk memotivasi orang tua agar memberikan
makanan yang bergizi, apalagi pada saat anak sakit.
FARMAKOTERAPI IRRASIONAL
90
Hal-hal yg melatarbelakangi
penggunaan obat irasional (cont’d)
• TEMPAT KERJA •REGULASI OBAT
- Beban kerja berat (heavy -Tidak tersedia obat
patient load) esensial
- Tekanan dalam merespkan -Kurang nya pelaksanaan
- Kapasitas laboratoriun terbatas peraturan
- Jumlah staf tdk cukup •INDUSTRI
- Motivasi terhadap profit -Promosi
• KETERSEDIAAN OBAT -Kesalahan klaim
PENYEBAB LAINNYA:
- Sistem penyediaan obat tdk
• Informasi independen (medical and
ada pharmaceutical journal, refference books,
- Obat kurang software, training)
- Obat kadaluarsa • Ketersediaan obat yang dibatasi
• Pekerjaan nakes yg berlebihan (overwork)
• Promosi obat yg tidak tepat
• Motivasi thdp profit
91
• Unsur sosial budaya masyarakat
RANTAI PELAYANAN OBAT
Pabrik
Penulisan
resep
Pemesanan
apotik Penerimaan
Identifikasi
resep
Penerimaan DRP
Penyimpanan Screening
di gudang resep
Distribusi Penyimpanan
Status &
di Apotik
data pasien
94
PTO / DRP dan penyebabnya
Problem Terapi Obat (PTO) Penyebab PTO
Terapi obat yang tidak diperlukan -Tidak ada indikasi medis
- Obat yg adiktif/obat rekreasional
[Tidak tepat seleksi obat (improper drug - Terapi non obat lebih sesuai
selection) : Ada obat, tidak ada indikasi, atau - Terapi duplikasi
obat tidak efektif bahkan racun]. - terapi thdp ADR yg dpt dihindari
[Penggunaan obat tanpa indikasi yang jelas
(Drug use without indication)]
Pemilihan obat yang tidak tepat/tidak - Bentuk sediaan obat yg tidak sesuai
memperoleh obat - Adanya kontraindikasi
- Obat tidak diindikasikan utk kondisi
[Tidak tepat indikasi (untreated tertentu pd pasien/indikasi tidak jelas
indications) : Ada indikasi, tidak ada - Ada obat yg lebih efektif
terapi].
97
AGAR TERHINDAR DARI
BAHAYA OBAT
1. Dapatkan Obat Dengan Benar
2. Gunakan Obat Dengan Benar
3. Simpan Obat Dengan Benar
4. Buang Obat Dengan Benar
DA GU SI BU
MA KAN IN DO M iE
Perhatikan dosis
Perhatikan frekuensi
Perhatikan cara
misal : tablet salut jangan ditumbuk,dosis bisa meningkat
Perhatikan fisik obat
PERHATIKAN
KOTRIMOKSAZOL 2 X SEHARI
METRONIDAZOL 3 X SEHARI
AMOKSISILIN 3 X SEHARI
AMPISILIN 4 X SEHARI
KLORAMFENIKOL 4 X SEHARI
ERITROMISIN 4 X SEHARI
PENISILLIN 4 X SEHARI
TETRASIKLIN 4 X SEHARI
ANALGETIKA
ASETOSAL
PARASETAMOL
ANTALGIN
AMATI :
- WADAH / KEMASAN OBAT
- SECARA VISUAL ( FISIK OBAT)
- EXPIRED DATE ( TGL KADALUARSA )
BEBERAPA HAL YG PERLU DI INGAT :
1. Minumlah obat SESUAI ANJURAN : • 3 X SEHARI
( SETIAP 8 JAM )
- JUMLAH ( DOSIS /TAKARAN)
•1 SENDOK MAKAN
1 SENDOK TEH
- WAKTU YG TEPAT 1 SENDOK BUBUR
UKURAN PIPET
- JANGKA WAKTU
(SESUAI ATURAN) SEBELUM MAKAN
( ½ jam – 1 jam )
SESUDAH MAKAN
- CARA PEMAKAIAN ( 1 jam – 2 jam )
Yang baik & benar
Sesungguhnya
Namun Hanya
Selamat Belajar !!
Pertemuan KE-2
PERAN KOLABORATIF
PERAWAT
DALAM
PELAKSANAAN
PRINSIP FARMAKOLOGI
TUGAS KELOMPOK
• Bagi kelas menjadi 6 Kelompok dan buat
powerpoint presentasi sebaik mungkin dan
menarik dengan topik masing-masing:
OBAT SISTEM PERNAPASAN
OBAT SISTEM SALURAN CERNA
OBAT SISTEM ENDOKRIN
OBAT SISTEM KARDIOVASKULER
OBAT SISTEM NEUROLOGIS DAN
NEUROMUSKULER
OBAT KONDISI KHUSUS
TUGAS KELOMPOK
Deskripsi isi slide presentasi kurang lebih memuat : (NB. TULISKAN DAFTAR PUSTAKA)
1. Judul Presentasi dan nama kelompok
2. Pengertian & Sejarah
3. Fisiologis & biokimiawi normal
4. Patofisiologis
5. Kelompok/Golongan obat serta Macam-macam obatnya
6. Mekanisme aksi/cara kerja masing- masing kelompok/golongan obat
7. Aspek Farmakokinetika & farmakodinamika masing- masing obat berdasarkan
kelompok :
Indikasi
Kontra Indikasi
Dosis
Peringatan
Interaksi (makanan / Obat lain)
Efek samping & cara mengatasinya
Resiko Kehamilan & menyusui
Catatan penting
8. Rangkuman/Ringkasan obat dalam table / bagan contohnya sebagai berikut:
RESIKO
NAMA / DOSIS
KONTRA KETERANGAN
NO KELOMPOK DAN INTERAKSI
HAMIL MENYUSUI INDIKASI PENTING LAINNYA
OBAT INDIKASI
1
2
HASIL AKHIR TUGAS KELOMPOK
BERUPA :
1. SOFT COPY POWER POINT PRESENTASI (PPT)
2. 10 SOAL MULTIPEL CHOICE & 5 SOAL ESSAI SESUAI
DENGAN ISI PRESENTASI MASING-MASING TOPIK
BESERTA JAWABAN (DIKETIK DIBAGIAN BELAKANG
SLIDE PRESENTASI MASING-MASING) .
• POIN 1 DAN 2 DI ATAS DIKUMPULKAN KE PJ MATA
KULIAH FARMAKOLOGI DAN DIKIRIMKAN 1 FOLDER
LENGKAP SEMUA KELOMPOK KE EMAIL:
hadi.kurniawan@pharm.untan.ac.id
• Deadline : PALING LAMBAT 23 maret 2019 pukul
23.59 WIB