Anda di halaman 1dari 10

TEORI KOMUNIKASI

PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
OLEH CHARLES BERGER DAN RICHARD CALABRESE
MATA KULIAH TEORI KOMUNIKASI
Dosen : Pupi Indriati Z,S.Sos,M.Si

Disusun oleh : Arinda Berlianty


NPM : 3112197015

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
BANDUNG
2019
0
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teori pengurangan ketidakpastian merupakan salah satu teori komunikasi


yang membahas mengenai strategi untuk mengurangi ketidakpastian kognitif dan
perilaku dengan pencarian informasi melalui komunikasi dengan orang lain.
Ketidakpastian kognitif merujuk kepada tingkat ketidakpastian yang dihubungkan
dengan keyakinan dan sikap tersebut. Ketidakpastian perilaku merujuk kepada tingkat
ketidakpastian yang dihubungkan dengan perilaku. Teori ini kadang kali disebut
sebagai teori interaksi awal atau biasa kita sebut sebagai teori perkenalan.
Teori ini mengungkapkan bahwa dua orang yang tampak pertama kali bertemu dan
memulai sebuah percakapan singkat atau obrolan pertama kali akan memunculkan
sebuah pertanyaan, pernyataan dan penilaian subjektif kepada seseorang yang
berkomunikasi dengannya. Tujuan Charles Berger dan Richard Calabrese
menciptakan ini adalah untuk menjelaskan bagaimana suatu komunikasi itu
digunakan sebagai alat untuk mengurangi suatu ketidakpastian diantara orang asing
yang saling berkomunikasi pertama kali diawal perjumpaan

Sebagaimana teori-teori komunikasi antar pribadi atau teori komunikasi


interpersonal lainnya seperti teori interaksi simbolik, teori penetrasi sosial, teori
akomodasi komunikasi, teori pertukaran sosial, teori perbandingan sosial, teori
disonansi kognitif, dan teori atribusi yang telah dikembangkan oleh para ahli, maka
teori pengurangan ketidakpastian pun dikembangkan dengan tujuan untuk
memungkinkan kemampuan komunikator dalam melakukan prediksi dan menjelaskan
interaksi awal.

Teori pengurangan ketidakpastian atau uncertainty reduction theory adalah


sebuah teori yang berakar dari perspektif sosial psikologi yang menitikberatkan pada
proses-proses dasar bagaimana kita menambah pengetahuan kita tentang orang lain.
Menurut teori pengurangan ketidakpastian, kita ingin dapat memprediksi perilaku
orang lain dan oleh karenanya kita akan termotivasi untuk mencari informasi tentang
orang lain.

Teori pengurangan ketidakpastian dikembangkan oleh Charles


Berger dan Richard Calabrese untuk menggambarkan saling keterhubungan antara
tujuh faktor penting dalam proses pertukaran secara diadik atau komunikasi secara
dua arah ( two way communication) yaitu komunikasi verbal, ekspresi afiliasi
nonverbal, perilaku pencarian informasi, kedekatan, timbal balik atau pertukaran,
kesamaan, dan kesukaan. Dari faktor-faktor inilah, para peneliti kemudian
mengenalkan sekumpulan aksioma atau proposisi yang mendukung penelitian
tentang ketidakpastian sebelumnya. Masing-masing aksioma menyatakan sebuah
1
hubungan antara konsep komunikasi dan ketidakpastian. Dari dasar aksioma ini, para
teoris dapat menggunakan logika deduktif untuk merumuskan 21 teorema yang
melingkupi teori pengurangan ketidakpastian.

Dilihat dari segi psikologi komunikasi, hubungan interpersonal merupakan


salah satu hal penting yang harus dipahami dalam sistem komunikasi interpersonal.
Hal ini dikarenakan dalam proses komunikasi interpersonal tidak hanya
melibatkan komponen-komponen komunikasi atau elemen-elemen komunikasi,
faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi, tahap-tahap
komunikasi serta hambatan-hambatan komunikasi yang sangat penting dalam
mewujudkan komunikasi yang efektif namun juga menekankan pada hubungan
interpersonal yang tak kalah pentingnya. Untuk itu, dalam teori komunikasi
interpersonal, teori pengurangan ketidakpastian dimasukkan ke dalam teori-teori
tentang motivasi dalam hubungan interpersonal. Selain komunikasi komunikasi
interpersonal, teori pengurangan ketidakpastian juga diaplikasikan dalam komunikasi
organisasi.

Dalam teori pengurangan ketidakpastian fokus utamanya adalah bagaimana


cara-cara individu memperhatikan lingkungan sosial mereka dan lebih mengenal diri
mereka juga orang lain melalui sebuah interaksi. Pada saat pertemuan awal dengan
orang asing akan muncul rasa tertarik dan akan berusaha untuk memahami
pengalaman komunikasi mereka. Setelah rasa ketertarikan muncul maka akan ada
proses pengumpulan informasi yang terjadi karena ketidakpastian tergantung pada
apa yang kita ketahui tentang seseorang. Pada perjumpaan awal, anda mengenal
seseorang, dan berlanjut dengan hubungan yang lebih baik dan anda telah
mengetahui informasi-informasi yang benar tentang dia, maka tingkat kecemasan
anda terhadap ketidakpastian akan berkurang, dan sebaliknya saat anda sama sekali
belum atau kurang mengetahui informasi tentang seseorang yang anda kenal maka
tingkat kecemasan dan ketidakpastian anda akan tinggi, karena kurangnya informasi
yang kita terima membuat kita akan merasa tidak nyaman dengan orang tersebut.
Dan jika tingkat kecemasan anda terlalu tinggi, maka anda dapat menghindari semua
komunikasi. Anda akan cenderung untuk menutup diri kepada seseorang yang belum
anda kenal dengan baik.

Pada prinsipnya, teori Pengurangan Ketidakpastian ini lebih sering digunakan


untuk menganalisis perilaku komunikasi dalam konteks komunikasi interpersonal,
khususnya komunikasi yang dilakukan oleh dua individu. Berger dan Calabrese (1975)
memberikan definisi ketidakpastian sebagai “sejumlah alternative yang dapat terjadi
antara individu yang saling berinteraksi”. Tingkatan ketidakpastian tertinggi pada
suatu situasi, sedangkan tingkatan terendah dan harapan individu dapat memprediksi
tingkah laku seseorang dan berbagai kemungkinan yang akan terjadi dari interaksi
tersebut.

Teori Pengurangan Ketidakpastian ini berguna untuk membantu kita dalam


menganalisis orang yang baru kita temui pertamakali agar tidak adanya salah persepsi
dan membuat kita lebih mudah untuk melakukan sesuatu kepada orang yang baru kita
temui itu. Umumnya ada 2 (dua) tahap yang kita lakukan setelah berjumpa pertama
2
kali dengan orang lain yaitu memprediksi maupun menjelaskan apa yang terjadi dalam
perjumpaan kita diawal. Prediksi adalah sebuah kemampuan untuk memperkirakan
pilihan perilaku diri sendiri dengan orang lain. Penjelasan adalah sebuah kemampuan
untuk menginterprestasikan makna dari pilihan pilihan perilaku

B. ALASAN PENELITIAN

Adapun alasan dari pembuatan paper penelitian ini, yaitu :

1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Komunikasi;


2. Untuk mengetahui lebih luas mengenai teori komunikasi pengurangan
ketidakpastian;
3. Untuk mengetahui lebih luas profil, teori dan metode pakar ilmu komunikasi
Charles Berger.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

Charles R. Berger adalah seorang profesor komunikasi emeritus Amerika di


University of California, Davis . Berger meninggal pada 25 September 2018, karena
komplikasi kesehatan yang timbul akibat kanker. Berger menerima
gelar BS dalam Psikologi dari Pennsylvania State University . Setelah menyelesaikan
studi sarjana, ia kuliah di Michigan State University di mana ia menerima
gelar MA dan Ph.D. dalam Komunikasi. Dia adalah seorang Rekan dan mantan
presiden Asosiasi Komunikasi Internasional . Berger terkenal karena formulasinya
tentang teori reduksi ketidakpastian. Minat penelitiannya meliputi proses produksi
pesan dan pemprosesan pesan terkait ancaman oleh sistem intuitif dan rasional. Dia
adalah mantan editor Human Communication Research dan co-editor (dengan
Sandra Ball Rokeach) dari Communication Research . Dia adalah anggota dari
beberapa dewan editorial jurnal komunikasi. Dia juga seorang editor area
untuk International Encyclopedia of Communication . Dia adalah seorang Rekan dan
Presiden Masa Lalu dari Asosiasi Komunikasi Internasional . Dia adalah penerima
bersama (bersama Judee Burgoon ) dari NCA's Mark Knapp Award. Berger tinggal di
Davis, California bersama istrinya. Berger telah menerbitkan lebih dari 100 artikel dan
bab buku. Dia mengedit edisi pertama Buku Pegangan Ilmu Komunikasi dengan
Steven H. Chaffee. Dia menyunting edisi kedua dari Buku Pegangan Ilmu Komunikasi
dengan Michael Roloff dan David R. Ewoldsen

Teori Pengurangan Ketidakpastian dipelopori oleh Charles Berger dan Richard


Calabrese pada tahun 1975. Tujuan mereka dalam menyusun teori ini adalah untuk
menjelaskan bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian di
antara orang asing yang terlibat dalam pembicaraan satu sama lain untuk pertama
kali. Charles Berger dan Richard Calabrese yakin bahwa ketika orang asing pertama
kali bertemu, utamanya mereka tertarik untuk meningkatkan prediktabilitas dalam
usaha untuk memahami pengalaman komunikasi mereka. Kadang kala teori ini
disebut sebagai Teori Interaksi Awal (Initial Interaction Theory).

Charles Berger dan Richard Calabrese berpikir bahwa kita termotivasi baik
untuk memprediksi maupun untuk menjelaskan apa yang terjadi dalam perjumpaan-
perjumpaan awal. Prediksi (prediction) dapat didefinisikan sebagai kemampuan
untuk memperkirakan pilihan-pilihan perilaku yang mungkin dipilih dari sejumlah
kemungkinan pilihan yang ada bagi diri sendiri atau bagi pasangan dalam suatu
hubungan. Penjelasan (explanation) merujuk kepada usaha atau kemampuan untuk
menginterpretasikan makna dari tindakan yang dilakukan dalam sebuah hubungan.
Kedua konsep ini-prediksi dan penjelasan-menyusun dua subproses utama dari
pengurangan ketidakpastian.

4
Setelah Berger dan Calabrese mengemukakan teori ini (1975), teori ini kemudian
sedikit diperjelas (Berger, 1979; Berger & Bradac, 1982). Versi terbaru dari teori ini
menyarankan bahwa terdapat dua tipe ketidakpastian dari perjumpaan awal: kognitif
dan perilaku. Kognitif kita merujuk pada keyakinan dan sikap yang kita dan orang lain
anut. Oleh karenanya, ketidakpastian kognitif (cognitive uncertainty), merujuk
kepada tingkat ketidakpastian yang dihubungkan dengan keyakinan dan sikap
tersebut.

Teori mengurangi ketidak pastian ini membahas proses dasar bagaimana kita
memeperoleh pengetahuan mengenai orang lain. Ketika kita bertemu dengan orang
yang belum kita kenal maka biasanya banyak pertanyaan yang muncul di kepala kita,
siapa dia? Mau apa? Bagaimana siafatnya, dan seterusnya?. Kita tidak memiliki
jawaban pasti dan kita mengalami ketidakpastian, dan kita mencoba untuk
mengurangi ketidakpastian ini.

Menurut Berger, orang mengalami periode yang sulit ketika menerima


ketidakpastian sehingga ia cenderung memperkirakan perilaku orang lain, dan
karenanya ia akan termotivasi untuk mencari informasi mengenai orang lain itu.
Namun sebenarnya, upaya untuk mengurangi ketidakpastian inilah yang menjadi
salah satu dimensi penting dalam membangun hubungan (relationship) dengan orang
lain.

Ketika kita berkomunikasi, menurut Berger, kita membuat rencana untuk


mencapai tujuan kita, kita merumuskan rencana bagi komunikasi yang akan kita
lakukan denga orang lain berdasarkan atas tujuan dan informasi atau data yang telah
kita miliki. Semakin besar ketika pastian maka kita akan semakin berhati-hati, kita
akan semakin mengandalkan pada data yang kita miliki. Jika ketidak pastian itu
semakin besar, maka kita akan semakin cermat dalam merencanakan apa yang akan
kita lakukan. Pada saat kita merasa sangat tidak pasti mengenai orang lain maka kita
mulai mengalami krisis kepercayaan terhadap rencana kita sendiri dan kita mulai
memuat rencana cadangan atau rencana alternatif lainnya dalam hal kita memberikan
respons pada orang lain.

Berger dan Calabrese yakin bahwa ketika orang -orang asing pertama kali
bertemu, mereka mula-mula meningkatkan kemampuan untuk bisa memprediksi
dalam usaha untuk mengeluarkan perasaan dari pengalaman komunikasi mereka.
Prediksi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk forecast pilihan perilaku yang
mungkin bisa dipilih dari kemungkinan pilihan yang tersedia bagi diri sendiri atau bagi
partner relasi. Explanation (keterangan) digunakan untuk menafsirkan makna dari
perbuatan masa lalu dari sebuah hubungan. Prediksi dan explanation merupakan dua
konsep awal dari dua subproses utama pengurangan ketidakpastian (uncertainty
reduction).

5
Terdapat tujuh kebenaran yang ditarik dari penelitian sebelumnya dari teori
mengurangi ketidak pastian.

1. Dengan adanya tingkat ketidakpastian yang tinggi pada permulaan fase awal, ketika
jumlah komunikasi verbal antara dua orang asing meningkat, tingkat ketidakpastian
untuk tiap partisipan dalam suatu hubungan akan menurun. Jika ketidakpastian
menurun, jumlah komunikasi verbal akan meningkat. Hal ini menyatakan adanya
kebalikan atau hubungan negative antara ketidakpastian dan komunikasi verbal.

2. Ketika ekspresi afiliatif nonverbal meningkat, tingkat ketidakpastian menurun dalam


situasi interaksi awal. Selain itu, penurunan tingkat ketidakpastian akan menyebabkan
peningkatan keekspresifan afiliatif nonverbal. Hal ini merupakan salah satu hubungan
yang bersifat negative.

3. Tingkat ketidakpastian yang tinggi menyebabkan meningkatnya perilaku pencarian


informasi. Ketika tingkat ketidakpastian menurun, perilaku pencarian informasi juga
menurun. Aksioma ini menunjukkan hubungan yang positif antara dua konsep
tersebut.

4. Tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam sebuah hubungan menyebabkan penurunan


tingkat keintiman dari isi komunikasi. Tingkat ketidakpastian yang rendah
menghasilkan tingkat keintiman yang tinggi. Aksioma ini memperlihatkan hubungan
yang negative antara ketidakpastian dan tingkat keintiman.

5. Ketidakpastian yang tingkat tinggi menghasilkan tingkat resiprositas yang tinggi.


Tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkat resiprositas yang rendah
pula. Hubungan yang positif terjadi disini.

6. Kemiripan di antara orang akan mengurangi ketidakpastian, sementara


ketidakmiripan akan meningkatkan ketidakpastian. Aksioma ini menyatakan sebuah
hubungan yang negative.

7. Peningkatan ketidakpastian akan menghasilkan penurunan dalam kesukaan;


penurunan dalam ketidakpastian menghasilkan peningkatan dalam kesukaan. Ini
merupakan hubungan negative.

Dalam upaya mengurangi ketidakpastian terhadap orang lain. Maka Berger


mengatakan, orang dapat menempuh berbagai cara dalam mendapat informasi
mengenai diri orang lain guna mengurangi ketidak pastian. Namun secara umum
berbagai cara itu dapat disederhanakan menjadi tiga strategi, yaitu: (1) strategi pasif;
(2) strategi aktif; (3) strategi interaktif. Kita menjalankan strategi pasif jika kita hanya
melakukan pengamatan saja, sebaliknya jika kita secara aktif mencari informasi, maka

6
kita melakukan strategi aktif. Strategi interaktif mengandalakan komunikasi secara
langsung dengan orang lain tersebut.

Manusia akan memberikan perhatian kepada orang di waktu pertama kali


berinteraksi dengan orang baru, sehingga ia tertarik untuk meningkatkan
kemampuannya untuk mengumpalkan informasi mengenai orang lain. Dan ketika rasa
ketidak pastiannya semakin tinggi manusia akan membuat rencana cadangan dalam
mengurangi rasa ketidak pastiannya. Apa bila informasi terhdapat orang lain sudah
didapatkannya maka ia akan menentukan keputusan terhadap seseorang. Dan
kemudian dia akan menentukan tindakan yang tepat dalam melakukan hubungan
dengan orang yang baru ia kenal.

HASIL ANALISIS
Analisis dari sebuah teori ketidakpastian, di sebuah perpustakaan pada
perjumpaan awal percapakan antara Adi dan Nia yang berlatar belakang dari jurusan
yang berbeda. Adi dari jurusan teknik dan Nia dari jurusan filsafat. Adi berkata, “Hai,
apakah jurusan filsafat sangat menyenangkan untuk dipelajari? Saya tidak yakin akan
mengerti apa yang diajarkan di dalam kelas filsafat. Kadang saya berpikir mungkin
sebaiknya saya belajar catur saja.” Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpastian Nia
akan meningkat. Nia akan bertanya-tanya apakah Adi sedang merendahkan jurusan
pilihannya atau memang Adi hanya sekedar bertanya tentang jurusan pilihannya. Ia
mengalami ketidakpastian kognitif. Sedangkan Ketidakpastian perilaku (behavioral
uncertainty), merujuk kepada tingkat ketidakpastian yang berhubungan dengan
perilaku. Karena kita memiliki ritual budaya untuk percakapan ringan, maka pada
contoh Adi dan Nia tadi kemungkinan tahu bagaimana berperilaku selama
pembicaraan mereka yang singkat. Jika salah satu dari mereka melanggar ritual
budaya tersebut dengan melakukan pembukaan diri (self-disclosure) secara tidak
sesuai (membuka informasi mengenai diri sendiri kepada orang lain) atau benar-benar
tidak mengindahkan pasangan bicaranya, ketidakpastian perilaku mereka akan
meningkat.

7
BAB III

RANGKUMAN

Berdasarkan uraian yang saya jelaskan diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa teori mengurangi ketidakpastian (Uncertainty reduction theory) dapat
dikatakan sebagai teori yang sah dan bukan asumsi. Ketidakpastian timbul dari
ketidakmampuan sesorang untuk memahami lingkungan dan situasi di sekitarnya
sehingga menimbulkan sebuah tingkat kecemasan, tingkat kecemasan yang tinggi
menyebabkan ketidakpastian akan semakin meningkat, dan sebaliknya jika tingkat
kecemasan rendah maka ketidakpastian akan menurun dan menciptakan kondisi
yang nyaman seperti apa yang diharapkan.

Ketidakpastian muncul pada dua orang yang belum saling mengenal. Teori
Pengurangan Ketidakpastian menggunakan komunikasi sebagai alat pengurang
ketidakpastian, seperti bertanya secara langsung atau mengerti maksud dari pesan
non-verbal yang muncul. Beberapa asumsi muncul dalam Teori Pengurangan
Ketidakpastian. Perlu membekali diri dengan beberapa keahlian dalam menguasai diri
dan lingkungan untuk meminimalkan ketidakpastian. Tahapan dalam hubungan
dimulai dari tahap awal, tahap personal, dan tahap akhir.

Kelebihan teori ini adalah salah satu teori yang lintas bidang ilmu (heurisme),
memiliki nilai konsistensi logis yang tinggi, dan dapat digunakan untuk kajian masa
kini maupun masa depan. Sedangkan, kekurangannya teori ini dinilai kurang
memiliki kegunaan karena mengurangi ketidakpastian mengenai diri sendiri dan
orang lain dalam sejumlah perjumpaan awal bukanlah tujuan utama, yang menjadi
tujuan utamanya adalah memaksimalkan hasil suatu hubungan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Simbiosa Rekatama Media, Edisi Revisi.


Antoni, Riuhnya persimpangan itu, Tiga serangkai.
Morrisan & Andy Corry Wardhany, Teori Komunikasi, Tentang komunikator, pesan,
percakapan, dan hubungan, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2009.

Anda mungkin juga menyukai