Anda di halaman 1dari 18

TEORI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN (UNCERTAINTY

REDUCTION THEORY)

Disusun Oleh :

Delia Novi Anjely


NIM 2310246577

Dosen Pengampu
Dr. Yasir, M. Si

PROGRAM STUDI MEGISTER ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi sangat penting dalam kehidupan kita di era informasi yang
berkembang pesat seperti saat ini. Komunikasi adalah alat yang memungkinkan kita
untuk berbagi informasi, ide, emosi, dan nilai-nilai dengan orang lain. Kita
melakukannya setiap hari melalui berbagai cara, seperti percakapan langsung,
pesan teks, media sosial, atau bahkan media massa. Namun, ketidakpastian adalah
masalah yang sering kita abaikan selama proses komunikasi ini.

Ketidakpastian adalah konsep yang muncul secara alami dalam komunikasi


dan merujuk pada ketidakjelasan, keraguan, atau ketidaktahuan yang mungkin kita
alami saat berkomunikasi dengan orang lain apalagi saat pertama kali bertemu.
Situasi yang dapat menyebabkan ketidakpastian termasuk mencoba memahami
maksud pesan yang ambigu, menghadapi komunikasi antarbudaya, atau mencari
informasi yang relevan dalam banjir informasi media saat ini.

Teori pengurangan ketidakpastian menjadi kerangka kerja penting dalam ilmu


komunikasi untuk mengatasi ketidakpastian ini. Teori ini membahas bagaimana
individu dan kelompok mengelola dan mengurangi ketidakpastian dalam komunikasi
mereka. Ini berkaitan dengan bagaimana kita mencari informasi, membuat strategi
komunikasi, dan beradaptasi dengan situasi yang penuh dengan ketidakpastian.

Dalam makalah ini, diharapkan kita akan mempelajari teori pengurangan


ketidakpastian. Penulis akan menjelaskan sejarahnya, asumsi-asumsi dasar, dan
konsep-konsep utama yang relevan, serta menggambarkan bagaimana teori ini
diterapkan dalam berbagai situasi komunikasi. Dengan memahami teori ini dengan
baik, kita sebagai komunikator akan dapat memahami bagaimana kita dapat
mengelola ketidakpastian dengan lebih baik, sehingga memunkan kita untuk
berkomunikasi dengan lebih baik dan bermakna dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu teori pengurangan ketidakpastian dalam ilmu komunikasi?
2. Bagaimana sejarah perkembangan teori ini?
3. Apa saja konsep dasar dari teori ini?
4. Apa asumsi-asumsi yang mendasari teori pengurangan ketidakpastian?
5. Bagaimana strategi untuk mengurangi ketidakpastian?
6. Apa saja contoh penerapan teori ini dalam kehidupan sehari-hari?
7. Apa contoh penelitian terbaru pada teori ini?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan utama makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang
mendalam tentang teori pengurangan ketidakpastian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Pengurangan Ketidakpastian
Teori pengurangan ketidakpastian, juga dikenal sebagai teori pengurangan
ketidakjelasan atau Uncertainty Reduction Theory (URT), adalah salah satu
kerangka kerja konseptual yang sangat penting dalam ilmu komunikasi. Dalam buku
Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 5 tahun 2017 Teori ini
pertama kali dikembangkan oleh Charles Berger dan Richard Calabrese pada tahun
1975 sebagai tanggapan terhadap ketidakpastian yang sering muncul dalam
komunikasi antarpribadi.

Teori pengurangan ketidakpastian atau uncertainty reduction theory adalah


sebuah teori yang berakar dari perspektif sosial psikologi yang menitikberatkan pada
proses-proses dasar bagaimana kita menambah pengetahuan kita tentang orang
lain. Menurut teori pengurangan ketidakpastian, kita ingin dapat memprediksi
perilaku orang lain dan oleh karenanya kita akan termotivasi untuk mencari
informasi tentang orang lain.

Pada dasarnya, teori ini mengatakan bahwa orang memiliki kecenderungan


alami untuk mengurangi ketidakpastian yang muncul dalam interaksi mereka
dengan orang lain dalam situasi komunikasi. Ketidakpastian ini merujuk pada
ketidakjelasan tentang informasi, tujuan, dan harapan yang terlibat dalam
komunikasi. Teori ini juga memahami bagaimana manusia berusaha mengatasi
ketidakpastian tersebut.

Menurut teori pengurangan ketidakpastian, ketika seseorang bertemu orang


asing, fokus mereka adalah untuk mengurangi tingkat ketidakpastian yang mereka
miliki. Tentang satu sama lain, tentang hubungan mereka, dan tentang bagaimana
hubungan berkembang sebagai hasil dari mengurangi ketidakpastian.

2.2 Sejarah Teori Pengurangan Ketidakpastian


Pada tahun 1975, Charles Berger dan Richard Calabrese mengembangkan
teori pengurangan ketidakpastian untuk menjelaskan bagaimana komunikasi
digunakan untuk mengurangi ketidakpastian antara dua orang asing yang terlibat
dalam percakapan pertamanya. Para peneliti sebelumnya telah merumuskan
sebuah pendekatan dalam komunikasi interpersonal melalui perspektif empiris.
Berbagai hipotesis telah dibangun dari teori-teori psikologi sosial. Namun kurangnya
perhatian pada proses komunikasi interpersonal memotivasi Berger dan Calabrese
untuk merumuskan hipotesis-hipotesis yang secara langsung melibatkan perilaku
komunikasi.

Dalam merumuskan teori pengurangan ketidakpastian, Charles Berger dan


Richard Calabrese dipengaruhi oleh beberapa teoris lainnya seperti Leon Festinger
(pencetus teori disonansi kognitif dan teori perbandingan sosial), Fritz Heider
(pencetus teori-teori konsistensi kognitif), serta Claude E. Shannon dan Warren
Weaver (pencetus teori informasi). Teori disonansi kognitif menjelaskan bagaimana
sebuah keseimbangan diantara kognisi-kognisi dapat berdampak pada seorang
individu.

Menurut teori disonansi kognitif, tiga macam hubungan dapat terjadi diantara
kognisi-kognisi yaitu hubungan konsonan dimana kognisi berada dalam
keseimbangan satu sama lain; hubungan disonan dimana kognisi-kognisi saling
berkompetisi satu sama lain; dan hubungan tidak relevan dimana kognisi tidak
berdampak terhadap satu sama lain. Sebagaimana ketidakpastian, disonansi
kognitif memiliki elemen atau unsur keinginan seseorang untuk mengurangi
ketidaknyaman.

Sementara itu, teori perbandingan sosial menyatakan bahwa setiap individu


melihat umpan balik yang diberikan orang lain untuk mengevaluasi penampilan dan
kemampuan mereka. Untuk mengevaluasi dirinya, individu biasanya akan mencari
pendapat orang lain yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kebutuhan
perbandingan sosial dapat menghasilkan tekanan konformitas. Charles Berger dan
Richard Calabrese mengaitkan perbandingan sosial dengan teori pengurangan
ketidakpastian dengan menyatakan bahwa Festinger telah menyarankan bahwa
seseorang mencari kesamaan orang lain yang terdekat ketika mereka mengalami
tingkat ketidakpastian yang tinggi berdasarkan kesesuaian perilaku dan/atau
pendapat mereka dala Teori lain yang mempengaruhi teori pengurangan
ketidakpastian adalah teori-teori konsistensi kognitif yang dirumuskan oleh Fritz
Heider. Teori-teori konsistensi kognitif berpendapat bahwa setiap individu lebih suka
ketika kognisi mereka berada dalam kesepakatan dengan orang lain. Dalam
mengembangkan teori pengurangan ketidakpastian Heider menyatakan bahwa
setiap orang akan mencari informasi secara aktif untuk dapat memprediksi dan
menjelaskan tindakan yang dilakukan oleh orang lain.

Teori selanjutnya yang turut mempengaruhi perkembangan teori


pengurangan ketidakpastian adalah teori informasi yang dikemukakan oleh Claude
E. Shannon dan Warren Weaver. Mereka berpendapat bahwa ketika orang saling
berinteraksi satu sama lain untuk pertama kalinya, terdapat berbagai ketidakpastian
khususnya ketika probabilitas bagi berbagai alternatif situasi sangat tinggi dan
kemungkinan terjadinya juga sama tinggnya. Mereka mengasumsikan bahwa
ketidakpastian dapat dikurangi ketika sejumlah alternatif adalah terbatas dan/atau
berbagai alternatif yang dipilih cenderung berulang.

Itulah latar belakang sejarah teori pengurangan ketidakpastian yang disertai


dengan berbagai teori dari para ahli psikologi sosial lainnya yang mempengaruhinya
situasi tertentu.

2.3 Konsep Teori Pengurangan Ketidakpastian


Dalam buku Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 3 Teori
pengurangan ketidakpastian (Unsertainty Reduction Theory) kadangkala disebut
dengan teori interaksi awal (Intial Interaction Theory) yang dipelopori oleh Charles
berger dan Richard Calabrase pada tahun 1975. tujuan mereka dalam menyusun
Teori ini adalah untuk menjelaskan Bagaimana komunikasi digunakan untuk untuk
mengurangi ketidakpastian diantara orang asing yang terlibat dalam pembicaraan
satu sama lain untuk pertama kali. Berger dan Calabrase yakin bahwa ketika orang
asing pertama kali bertemu utamanya mereka tertarik untuk meningkatkan
preditabilitas dalam usaha untuk memahami pengalaman-pengalaman komunikasi
mereka seperti yang didiskusikan.

Sebagai peneliti, Berger dan Calabrase termotivasi untuk memprediksi


maupun menjelaskan apa yang terjadi dalam perjumpaan-perjumpaan pada saat
pertama kali. Dua hal itulah yang menjadi konsep dalam menyusun dua subproses
utama dari pengurangan ketidakpastian:

1. Prediksi (prediction), merupakan kemampuan untuk memperkirakan pilihan-


pilihan perilaku yang mungkin dipilih dari sejumlah kemungkinan pilihan yang
ada bagi diri sendiri atau bagi pasangan dalam suatu hubungan.
2. Penjelasan (Explanation), merupakan usaha untuk menginterpretasikan makana
dari tindakan yang dilakukan di masa lalu dalam sebuah hubungan.

Berger dan Calabrese berpendapat bahwa komunikasi merupakan sarana


yang digunakan orang untuk mengurangi ketidakpastian mereka mengenai satu
sama lain. Meski demikian, pengurangan ketidakpastian mampu menciptakan
kondisi yang sangat baik untuk pengembangan hubungan interpersonal. Oleh
Berger dan Calabrese, teori ini kemudian sedikit diperjelas hingga muncul versi baru
dari teori ini yang menjelaskan bahwa terdapat dua tipe ketidakpastian dari
perjumpaan awal, yaitu :

1. Kognitif, merujuk pada keyakinan dan sikap yang kita anut. Oleh karenanya,
ketidakpastian kognitif (cognitive uncertainty), merujuk pada tingkat
ketidakpastian yang dihubungkan dengan keyakinan dan sikap tersebut.
2. Ketidakpastian perilaku (behavioral uncertainty), merupakan batasan sampai
mana perilaku dapat diprediksi dalam sebuah situasi tertentu.

Lebih lanjut dari Berger dan Calabrese mengenai pengurangan ketidakpastian.


Terdapat dua proses dalam pengurangan ketidakpastian, yaitu:

1. Pengurangan ketidakpastian proaktif, yang terjadi ketika seseorang berpikir


mengenai pilihan-pilihan komunikasi sebelum benar-benar melakukannya
dengan orang lain.
2. Pengurangan ketidakpastian retroaktif, yang terdiri atas usaha-usaha untuk
menjelaskan perilaku setelah perjumpaan itu sendiri.

2.4 Asumsi-asumsi Teori Pengurangan Ketidakpastian


Dalam buku Dalam buku Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi oleh
Ricahard West dan Lynnn H. Turner teori sering didasarkan pada asumsi yang
mencceriman pandangan dunia ahli teori. Berikut asumsi-asumsi yang membingkai
teori ini beserta contohnya :

1. Orang mengalami ketidakpastian dalam latar personal.

Ketika seseorang bertemu orang lain yang baru mereka kenal, mereka
cenderung merasakan ketidakpastian atau bahkan cemas. Sebagaimana
dikatakan Berger&Calabrese (1975), “Ketika orang tidak mampu untuk
memahami lingkungannya, mereka biasanya menjadi cemas.”

Misalnya, Karin sedang terburu-buru untuk berangkat kerja shift malam dan
dia memilih naik ojek agar cepat sampai, Una pasti merasa cemas karena
berboncengan dengan tukang ojek yang belum dia kenal sebelumnya.

2. Ketidakpastian merupakan keadaan yang tidak mengenakkan menimbulkan


stess secara kognitif.

Hal ini sama seperti yang biasanya dirasakan orang ketika berada di
lingkungan kerja yang baru, mereka sering kali mengalami stres jenis ini.
Sehingga, untuk berada di dalam ketidakpastian membutuhkan energi emosional
dan psikologis yang tidak sedikit.

3. Ketika orang asing bertemu, perhatian utama mereka adalah untuk mengurangi
ketidakpastian mereka, atau meningkatkan prediktabilitas.

Untuk mengurangi ketidakpastian orang akan mencari informasi dengan


mengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk memperoleh prekdibilitas.
Misalnya, politikus yang sering kali bertanya ketika bertemu dengan
konstituennya. Mereka mengahabiskan waktu dengan para pemberi suara di
distrik mereka dan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui kebutuhan
mereka.

4. Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses perkembangan yang terjadi


melalui tahapan-tahapan.

Terdapat tiga tahapan dalam komunikasi interpersonal :

1. Fase awal (entry phase) : tahap awal interaksi antara orang asing, dalam
tahap ini biasanya komunikasi hanya meliputi umum seperti nama, jenis
kelamin, usia, dan lainnya. Dalam tahap ini langkah yang ditempuh sebagian
besar bersifat normatif dan dikenndalikan oleh aturan-aturan komunikasi.
2. Fase personal: tahap di mana partisipan mulai berkomunikasi dengan lebih
spontan dan membuka lebih banyak informasi pribadinya. Fase ini
berlangsung akrab dan berbagi mengenai keyakinan,.pendapat, nilai dan
lebih banyak data pribadi.
3. Fase akhir (exit phase), tahap di mana individu membuat keputusan setelah
mendapatkan data-data, apakah interaksi dalam suatu hubungan tersebut
dilajut atau dihentikan.

5. Komunikasi interpersonal adalah alat yang utama untuk mengurangi


ketidakpastian.

Karena dalam komunikasi interpersonal mensyaratkan beberapa kondisi,


yaitu kemampuan mendengar, tanda respons nonverbal, dan bahasa yang sama.
Jika hal tersebut tidak terpenuhi, maka akan mempengaruhi proses pengurangan
ketidakpastian serta pengembangan hubungan.

6. Kuantitas dan sifat informasi yang dibagi oleh orang lain akan berubah seiring
berjalannya waktu.

Misalnya ketika Dio bertemu Hanif pertama kalinya, awalnya mereka tidak
saling kenal. Namun semakin lama waktu pertemuan mereka semakin
mendalam antara mereka akhirnya mereka jadi semakin mengerti perilaku
masing – masing, karena mereka juga saling bertukar informasi.

7. Sangat mungkin menduga perilaku orang dengan menggunakan cara seperti


hukum.

Misalnya Oki ingin menabung di Bank, saat sedang di Bank Oki disapa dan
diberi senyum oleh petugas bank tersebut. Kemudian Oki memprediksi arti dari
senyuman dari petugas bank tersebut. Prediksi Oki berupa senyum menggoda
atau senyum tuntutan pekerjaan dan lain-lain. Lalu akhirnya Oki menentukan
satu penjelasan dari prediksinya itu yaitu senyum tuntutan pekerjaan.

2.5 Aksioma Teori Pengurangan Ketidakpastian

Ada delapan Aksioma yang dikemukakan oleh Berger dan Calabrase yang
menjelaskan teori pengurangan ketidakpastian, yaitu: komunikasi verbal,
kehangatan nonverbal, pencarian informasi, pengungkapan diri, timbal balik,
kesamaan, kesukaan, dan jaringan Bersama.

Aksioma 1 Komunikasi Verbal : Mengingat tingginya tingkat ketidakpastian yang


terjadi pada awal fase masuk, saat jumlah komunikasi verbal antara orang asing
meningkat, tingkat staindakpastian untuk setiap orang dalam hubungan menurun.
Saat ketidakpastian lebih jauh berkurang, jumlah komunikasi verbal meningkat. Ini
menegaskan hubungan terbalik atau negatif antara ketidakpastian dan komunikasi
verbal.

Semakin tinggi jumlah komunikasi verbal yang terjadi antara interaktan


komunikasi maka tingkat ketidakpastian bagi masing-masing interaktan komunikasi
akan mengalami pengurangan.

Aksioma 2 Ekspresi Affliasi Nonverbal : Saat ekspresi nonverbal afiliatif meningkat,


tingkat ketidakpastian menurun dalam situasi awal. Selain itu, penurunan tingkat
ketidakpastian akan menuebabkan peningkatan ekspresi nonverbal afiliatif. Ini
adalah hubungan negatif lainnya.
Yang termasuk dalam ekspresi afiliasi nonverbal adalah kontak mata, anggukan
kepala, gesture tangan, dan jarak fisik antara interaktan komunikasi. Semakin
bertambah ekspresi afiliasi nonverbal maka tingkatan ketidakpastian akan berkurang
dalam situasi awal. Pengurangan tingkatan ketidakpastian dapat menyebabkan
peningkatan dalam ekspresi afiliasi nonverbal.

Aksioma 3 Pencarian Informasi : Tingginya kadar ketidakpastian menyebabkan


peningkatan prilaku untuk mencari informasi. Ketika tingkat ketidakpastian menurun,
perilaku mencari informasi menurun. Aksioma ini menetapkan hubungan positif
antara dua konsep.

Tingginya tingkatan ketidakpastiaan dapat menyebabkan meningkatnya


pencarian informasi perilaku. Semakin menurun tingkat ketidakpastian, maka
pencarian informasi perilaku akan mengalami penurunan.

Aksioma 4 Tingkat Kedekatan Isi Komunikasi : Tingginya kadar ketidakpastian


dalam hubungan menyebabkan penurunan tingkat keintiman dari isi komunikasi.
Rendahnya tingkat ketidakpastian menghasilkan tingkat keintiman tinggi. Aksioma
ini menimbulkan hubungan negatif antara ketidakpastian dan tingkat keintiman.

Tingginya tingkat ketidakpastian dalam suatu hubungan menyebabkan


berkurangnya tingkat kedekatan isi komunikasi. Semakin rendah ketidakpastian,
menghasilkan tingginya tingkat kedekatan.

Aksioma 5 Timbal Balik : Tingkat ketidakpastian yang tinggi menghasilkan tingkat


tinggi timbal balik. Rendahnya tingkat ketidakpastian menghasilkan rendahnya
tingkat timbal balik. Sebuah hubungan yang positif berkembang di sini.

Tingginya tingkat ketidakpastian menghasilkan tingginya timbal balik. Semakin


rendah tingkatan ketidakpastian menghasilkan rendahnya timbal balik. Salah satu
cara palng mudah untuk mengurangi ketidakpastian bersama adalah melalui
pemberian dan penerimaan informasi yang sama pada tingkat pertukaran yang
sama. Dengan berkurangnya ketidakpastian maka pertukaran informasi simetris di
tingkat yang cepat tidak diperlukan.
Aksioma 6 Kesamaan : Persamaan antara orang-orang mengurangi ketidakpastian
sedangkan ketidakmiripan meningkatkan ketidakpastian. Aksioma ini menegaskan
hubungan negatif.

Kesamaan yang terjadi antara interaktan mengurangi ketidakpastian, sementara


itu ketidaksamaan menghasilkan peningkatan ketidakpastian. Perbedaan
ketidaksamaan antara interaktan akan meningkatkan ketidakpastian karena jumlah
penjelasan alternative bagi perilaku juga mengalami peningkatan.

Aksioma 7 Kesukaan : Peningkatan tingkat ketidakpastian menghasilkan


penurunan keinginan; penurunan ketidakpastian menghasilkan peningkata
keinginan. Hubungan negatif lainnya dikemukakan dalam aksioma ini.

Meningkatanya tingkat ketidakpastian menghasilkan penurunan dalam


kesukaan, sebaliknya menurunnya ketidakpastian menghasilkan peningkatan
kesukaan. Beberapa ahli teori telah menyajikan berbagai bukti yang menunjukkan
bahwa ada hubungan positif antara kesamaan dan keinginan. Dalam pandangan
Aksioma 6, kecenderungan yang dicari orang adalah kesamaan dengan orang lain
dalam rangka untuk mengurangi ketidakpastian yang cenderung harus
menghasilkan kesukaan.

Aksioma 8 Jaringan Bersama : Ketidakpastian berhubungan negatif dengan


interaksi dengan jaringan sosial. Semakin banyak orang berinteraksi dengan teman-
teman dan anggota keluarga dari pasangan relasional mereka, semakin sedikit
ketidakpastian yang mereka alami .

Jaringan komunikasi bersama mengurangi ketidakpastian, sementara itu


kurangnya berbagi jaringan dapat meningktakan ketidakpastian. Aksioma ini
didasarkan pada penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Berger dan William B.
Gudykunst pada tahun 1991.

2.5 Strategi untuk Mengurangi Ketidakpastian


Charles Berger dan James Bradac mengidentifikasi tiga strategi utama untuk
mengurangi ketidakpastian yaitu strategi pasif, aktif dan interaktif.
1. Strategi Pasif
Bila kita mengamati seseorang tanpa orang itu sadar sedang kita amati, kita
menerapkan strategi pasif. Yang paling bermanfaat dalam observasi pasif ini
adalah mengamati seseorang dalam tugas aktif tertentu, misalnya dalam
interaksinya dengan orang lain dalam situasi sosial informal.
2. Strategi Aktif
Bila anda secara aktif mencari informasi tentang seseorang dengan cara
apapun selain berinteraksi dengan orang itu, anda menerapkan strategi aktif.
Sebagai contoh, anda dapat bertanya kepada orang lain tentang orang itu. Kita
juga memanipulasi lingkungan dengan cara tertentu sehingga kita dapat
mengamati seseorang secara lebih spesifik dan jelas. Wawancara lamaran
pekerjaan, menonton teater, atau mengajar mahasiswa merupakan contoh-
contoh cara dimana orang memanipulasi situasi untuk melihat bagaimana
seseorang mungkin beraksi dan bereaksi.
3. Strategi Interaktif
Bila kita sendiri berinteraksi dengan seseorang, kita menerapkan strategi
interaktif. Sebagai contoh, kita dapat mengajukan pertanyaan (“Apakah anda
senag memasak?” “Bagaimana pendapat anda mengenai mata kuliah ilmu
komunikasi itu?”) Kita juga mendapatkan pengetahuan tentang orang lain
dengan mengungkapkan informasi tentang diri kita sendiri. Pengungkapan diri
menciptakan lingkungan yang santai yang mendorong pengungkapan dan orang
yang ingin lebih kita kenal.

Ketiga strategi ini bermanfaat untuk mengurangi ketidakpastian. Sayangnya


banyak orang merasa bahwa mereka sudah cukup mengenal seseorang setelah
menerapkan hanya strategi pasif. Strategi aktif lebih bersifat mengungkapkan, dan
strategi interaktif lebih banyak lagi mengungkapkan. Menerapkan ketiga macam
strategi ini akan membuat persepsi anda seakurat mungkin.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Teori Pengurangan Ketidakpastian


Menurut Riley Beard (2015), teori pengurangan ketidakpastian memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu :
a. Kelebihan teori pengurangan ketidakpastian
 Teori pengurangan ketidakpastian masih digunakan secara luas hingga kini
walau telah terjadi pergeseran budaya.
 Teori pengurangan ketidakpastian telah diuji dan didukung dalam berbagai
konteks.
 Teori pengurangan ketidakpastian memberikan wawasan dan prediksi yang
berharga tentang hubungan interpersonal.

b. Kekurangan teori pengurangan ketidakpastian


 Teori pengurangan ketidakpastian terlalu eropasentris yang berimplikasi
pada penguatan praktek-praktek ideology dan budaya Barat yang dominan,
devaluasi budaya lain, dan mengabaikan cara lain mengurangi
ketidakpastian.
 Sebagian besar penerapan teori pengurangan ketidakpastian
menggunakan metode penelitian kuantitatif yang berimplikasi pada
generalisasi yang mengacu pada stereotype, tidak memberikan kedalaman
informasi, dan mengabaikan pengalaman pribadi.
 Teori pengurangan ketidakpastian dikembangkan hanya untuk konteks
interaksi awal, komunikasi tatap muka, dan budaya Barat. Implikasinya
adalah hasil dalam konteks lain mungkin tidak valid, dan menguatkan teori
tetapi tidak memberikan wawasan yang benar dalam konteks yang spesifik.

2.7 Penerapan Teori Pengurangan Ketidakpastian dalam Kehidupan Sehari-hari


Secara tidak sadar setiap hari kita menerapkan teori ini. Jika kita berpergian
menggunakan kendaraan umum kita sering merasakan cemas dan merasa tidak
pasti dengan orang yang duduk di sebelah kita, apa orang tersebut adalah orang
yang baik atau tidak. Dan saat kita masuk ke sekolah atau tempat kerja baru kita
seringkali merasakan kecemasan, oleh sebab itu kita bertanya agar ketidakpastian
tersebut berkurang.
Dalam konteks akademis teori pengurangan ketidakpastian bisa diteliti, misalnya
saat kita menjadi mahasiswa baru bagaimana cara kita secara tidak sadar dalam
mengurangi ketidakpastian dan kecemasan.

2.8 Contoh Penelitian Terbaru Teori Pengurangan Ketidakpastian


Contoh penelitian terbaru yang penulis ambil adalah penelitian yang diteliti oleh
Pradnya Paramita 2019 yang berjudul Pengurangan Ketidakpastian Pengungkapan
Perasaan Pasangan Yang Terlibat Dalam Cyber Romantic Relationship (CRR).
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan pengurangan ketidakpastian digunakan
pasangan yang awal perkenalannya melalui internet (online dating). Topik ini
menarik untuk diteliti karena dewasa ini, hubungan berpacaran diawali dengan
perkenalan yang lazim atau secara langsung (real life). Namun, lain halnya jika
hubungan diawal perkenalannya berawal dari internet atau media sosial (Cyber
Romantic Relationship) sehingga ketidakpastian yang timbul pada pasangan dalam
hubungan dari awal perkenalan tinggi dan harus dikurangi.

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif data kualitatif dengan


metode penelitian studi kasus pada individu yang terlibat dalam hubungan jarak jauh
yang diawali dari perkenalan di internet (media sosial) pada individu dewasa muda
usia 20-35 tahun. Teori yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam
penelitian ini ialah pengurangan ketidakpastian.

Fokus penelitian terdapat pada pengungkapan perasaan yang didapatkan


melalui interaksi dari individu dalam chatting, telpon atau video call, dari perilakunya,
dari sikap dan lainnya tanpa melakukan pertemuan tatap muka. hal tersebut untuk
memastikan jadi atau tidaknya hubungan tersebut berlanjut ke tahap berpacaran.
Sehingga, ada tiga cara atau strategi yang digunakan untuk mengurangi
ketidakpastian yaitu cara atau strategi pasif, aktif dan interaktif.

Peneliti telah menjabarkan bagaimana delapan informan mengobrol melalui


cyber, mengenal melalui cyber, bagaimana kepercayaan atau kenyamanan tumbuh,
bagaimana perilaku atau sikap antara satu sama lain. Ketidakpastian dapat muncul
karena beberapa alasan yakni, perbedaan cara berpikir, latar belakang keluarga
dapat berupa keadaan keluarga seperti anak ke berapa, jumlah saudara, keadaan
orang tua (bercerai atau tidak), harmonis atau tidaknya keluarga, ekonomi keluarga.
Selanjutnya, masa lalu dari individu selain dari keluarga yakni seperti apa hubungan
dengan pacar yang dahulu, lingkungan pertemanan yang mendukung, perbedaan
prinsip.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori pengurangan ketidakpastian (Uncertainty Reduction Theory)
membicarakan proses awal dimana seorang mendapatkan pengetahuan menimpa
orang lain yang dimana teori ini dicetuskan oleh Charles Berger serta Ricard
Calabresse pada tahun 1975. Teori tersebut memaparkan serta memprediksi kapan,
kenapa, serta bagaimana manusia memakai komunikasi buat kurangi ketidakpastian
dikala berhubungan dengan orang lain. Teori pengurangan ketidakpastian memakai
komunikasi menjadi suatu hal untuk mengurangi ketidakpastian, semacam
menanyakan dengan cara langsung ataupun paham arti dari pesan non verbal saat
datang. Sebagian anggapan timbul saat teori pengurangan ketidakpastian. Butuh
ilmu dari pengetahuan diri sendiri yaitu sebagian kemampuan dari cara memahami
diri serta area sebagai mengurangkan ketidakpastian tersebut .

3.2 Saran
Sebenarnya teori pengurangan ketidakpastian sampai saat ini masih
digunakan meskipun banyak orang yang tidak sadar telah menggunakan teori ini.
Teori ini dinilai kurang memiliki kegunaan karena mengurangi ketidakpastian
mengenai diri sendiri dan orang lain dalam sejumlah perjumpaan awal bukanlah
tujuan utama, yang menjadi tujuan utamanya adalah memaksimalkan hasil suatu
hubungan.

DAFTAR PUSTAKA

Griffin, Emory. 2003. A First Look at Communication Theory 5th ed. New York: McGraw-
Hill.
West, Ricard & Lynn H. Turner. 2017. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi.
Terjemahan dari Introducing Communication Theory:Analysis and Application.Edisi 5
Jakarta: Salemba Humanika.
Littlejohn, Stephen W. dan Foss, Karen A. Teori Komunikasi (terj. Theories of human
Communication oleh:Muhammad Yusuf Hamdan), Jakarta: Salemba Humanika,
2009.2009
Mukaram, Zainal 2020, Teori-teori Komunikasi, Bandung, Jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati.

Devito, Joseph, 2016, The Interpersonal Communication Book, United States of


America: Courier Kendallville

Pradnya Aisyah Paramita, 071511533090 (2019) Pengurangan Ketidakpastian


Pengungkapan Perasaan Pasangan Yang Terlibat Dalam Cyber Romantic Relationship
(Crr). Skripsi Thesis, Universitas Airlangga.
http://nugasmelulu.blogspot.com/2016/12/teori-komunikasi-teori-pengurangan.html?
m=1
https://pakarkomunikasi.com/teori-pengurangan-ketidakpastian

Anda mungkin juga menyukai