kelompok 3
1. Siti Nursyamsia Nabi
2. Agus Tholani
3. Michelle Marsya karisa Wala
Mari kita mulai
presentasinya
jangan ngantuk yaa!
MATERI PEMBAHASAN
Mengelola Ketidakpastiaan & Kecemasan
Akomodasi & Adaptasi
M
\ akna Interaksi
Analisis Percakapan
Budaya ( Teori Negosiasi Wajah )
1. Mengelola Ketidakpastiaan & Kecemasan
Ketidakpastian merupakan ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi atau menjelaskan
perilaku, perasaan, sikap, atau nilai-nilai orang lain.
Sedangkan Kecemasan merujuk pada perasaan gelisah, tegang, khawatir, atau cemas
terhadap sesuatu yang akan terjadi .
3 Strategi yang
2 Pasif
bisa dilakukan !
3 Interaktif
Teori Pengelolahan Kecemasan dan
Ketidakpastian
Secara resmi teori ini diperkenalkan dengan label AUM pada tahun 1993. Pada
perkembangannya teori ini berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses penyesuaian diri
seseorang dalam konteks komunikasi antarbudaya.
Konsep Dasar Pengelolahan Kecemasan dan
Ketidakpastian
Teori Konvergensi Simbolis (symbolic convergence theory) atau sering juga disebut dengan analisis
tema fantasi (fantasy-theme analysis), yang dikembangkan oleh Ernest Bormann dan rekan
membahas bagaimana penggunaan naratif atau cerita dalam komunikasi.
4. Analisis Percakapan (1)
Teori Aturan Percakapan, Paul Grice mengemukakan seperangkat asumsi umum yang harus dimiliki
setiap percakapan untuk dapat mengahasilkan percakapan yang koheren. Menurut Grice, kerjasama
dalam percakapan dapat meliputi empat aturan yaitu:
(1). Perkataan berkuatitas (quatity maxim).
(2). Perkataan berkualitas (quality maxim).
(3). Perkataan relevan (relevancy maxim).
(4). Perkataan berperilaku ( Manner Maxim).
Teori Urutan Percakapan (sequencing theories), ide dibalik teori-teori ini adalah bahwa percakapan
terdiri atas urutan (sequence) atau serangkain tindakan bicara (speech acts) yang dikontrol oleh
sejumlah aturan, dan suatu percakapan yang koheren dapat dicapai dengan cara memastikan bahwa
setiap tindakan adalah hasil tanggapan yang sesuai dengan tindakan sebelumnya.
4. Analisis Percakapan (2)
Teori Pendekatan Rasional, ini sering kali dikaitkan dengan dua orang, yaitu Sally Jackson dan
Scott Jacobs yang keduanya dikenal menggunakan pendekatan global dalam menganalisis percakapan.
Jackson dan Jacobs menetapkan dua macam aturan global yang dibutuhkan untuk menghasilkan
percakapan yang koheren yaitu “aturan validitas” (validy rules) dan “aturan alasan” (reason rules).
Teori Pengelolaan Makna yang terkoodinasi (the theory of the coordinated management of
meaning) dan disingkat dengan CMM ini merupakan teori mengenai interaksi sosial yang
komprehensif membahas cara-cara bagaimana berbagai makna yang dimiliki seseorang atau
dikoordinasikan dalam percakapan. Walaupun percakapan menjadi fokus perhatian CMM, namun teori
yang dikembangkan Barnett Pearce dan Vernon Cronen inimemiliki kekuatan untuk menunjukkan
bagaimana perkapan menghasilkan makna baik dalam hubungan antar individu (relationship) tetapi
juga dalam konteks budaya.
4. Analisis Percakapan (3)
Teori Bahasa Dalam Budaya, Teori perspektik bahasa dalam budaya yang dikemukakan Fern
Johnson, menjadikan studi mengenai linguistik budaya (cultural linguistic) memberikan peran dan
pengaruhnya pada isu-isu mengenai keragaman budaya pada masyarakat multibudaya seperti di
Amerika Serikat (AS).
Teori Retorika Undangan (invitational rhetoric), Teori yang dikemukakan oleh Sonja Fross dan
Cindy Griffin ini menuntut adanya bentuk interaksi yang berbeda dari persuasi. Teori retorika
undangan menggunakan ide adannya undangan atau ajakan, dalam pengertian harfiah ataupun
metaforis, sebagai satu cara atau gaya (mode) dalam percakapan.
5. Budaya (Teori Negosiasi Wajah )
Menurut Stella Ting-Toomey sebagaimana di kutip Littlejohn “Face negotiation theory provides a basis
for predicting how people will accomplish facework in different cultures”. Kerja-muka atau facework
didefinisikan sebagai, “ The communication behaviors people use to build and protect their own face