Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENGELOLAAN BISNIS INTERNASIONAL

STUDI KASUS PT NESTLE

Diaajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Bisnis Internasional

Dosen Pengampu : Drs. Ketut Indraningrat,M.SI.

Disusun Oleh:

Yusuf Fidi Aidia Erlangga 170810301302

Moch Chafif Bagus Setiawan 170810301303

Citra Karunia Putri 180810301109

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perusahaan besar di dunia yang memasuki pasar internasional secara umum telah memiliki

departemen R & D dan Quality Control secara profesional begitu pula perusahaan yang memasuki

industri formula bayi sangat diwajibkan memiliki departemen research and development (R & D)

ini dan seharusnya pula melakukan riset-riset detail bersama ahli-ahli gizi untuk melakukan

pengembangan produk secara berkelanjutan dan semakin baik berdasar pada permintaan

konsumen serta persayratan yang berlaku.

Dalam industri formula bayi ini, perusahaan diwajibkan mempunyai ijin-ijin lengkap sesuai

dengan persayaratan dari organisasi internasional khususnya yang menangani di bidang kesehatan

dan menitikberatkan pada kesehatan bayi. Selain itu dukungan sarana lengkap baik departemen R

& D beserta peralatan risetnya maupun departemen quality controlnya. Dimana kedua departemen

ini sangat menentukan output produk khususnya formula bayi yang benar-benar higienis dan bebas

kontaminasi. Penggunaan dan pemakaian produk formula bayi memiliki resiko efek secara jangka

panjang dan tidak kecil. Sehingga adanya tuntutan persayaratan yang tinggi dari organisasi

internasional maupun pemerintah lokal sangat dikedepankan mengingat terjadinya kegagalan

produk mempunyai resiko kehilangan nyawa atau kematian pada sasaran pemakainya yaitu bayi.

Peranan organisasi kesehatan baik internasional maupun lokal dan pemerintah lokal sangat

menentukan kesuksesan atau kegagalan dari produk formula bayi ini.


Research and Development ( R & D ) Department pada Nestle juga telah melakukan riset-

riset penting dan pengembangan produk secara berkala disesuikan dengan permintaan pasar

dengan tetap mengikuti aturan dan persyaratan yang berlaku. Kegiatan ini berlangsung terus-

menerus dengan tanpa melupakan evaluasi-evaluasi tindakan untuk menemukan solusi serta

pembuatan produk-produk inovasi terbaru yang paling tepat sasaran dan benar dalam rangka

mengembangkan produk formula bayi secara jangka panjang.

Quality Control ( QC ) Department pada Nestle juga telah melakukan kontrol kualitas

terhadap mutu dan higienitas produk formula bayi khususnya susu bubuk sebagai nutrisi tambahan

pada bayi. Ketepatan dan disiplin kontrol sangat menentukan hasil produk hingga layak konsumsi

terutama untuk bayi.

Sasaran utama Nestle pada dasarnya adalah memasarkan produk formula bayi berupa susu

bubuk ke dunia internasional mulai negara maju, negara berkembang, hingga ke negara dunia

ketiga. Perbedaan budaya dari berbagai negara ini dapat menentukan keputusan memakai atau

tidak serta kemampuan daya beli dari berbagai segmen sangat mempengaruhi penggunaan atau

pemakaian susu bubuk produksi dari Nestle ini.

Nestle Adalah salah satu perusahaan besar dan berkelas internasional yang berkantor pusat

di Switzerland dan pada tahun 1866 yang lebih dari 100 tahun yang lalu yang pada saat ini juga

telah dikenal perusahaan yang bergerak dalam industri formula bayi. Nestle pada tahun 1974-an

mulai memasuki dan memasarkan produk formula bayinya di dunia ketiga seperti negara-negara

di afrika selatan, pedalaman meksiko, dan philipina.


Berjalan seiring waktu dalam pemasaran susu bubuk produksi Nestle pada negara-negara

dunia ketiga, mereka Nestle mendapat kecaman dari berbagai pihak yang berkepentingan seperti

ibu-ibu bayi, organisasi kesehatan lokal negara, dan pemerintah lokal karena produk susu bayinya

diindikasikan telah terkontaminasi dan malnutrisi untuk bayi yang mengakibatkan kematian pada

bayi. Susu bubuk yang beredar di negara mereka yang diproduksi oleh Nestle dianggap merupakan

hasil produksi untuk percobaan penggunaan pemakaian pada bayi guna menemukan solusi terbaik

dan evaluasi untuk produk-produk baru selanjutnya. Banyak pendapat khususnya di negara dunia

ketiga ini mengatakan Nestle membunuh bayi generasi muda mereka dan Nestle tidak mempunyai

etika dan berperilaku tidak bermoral.

Dengan berjalannya waktu, Nestle melakukan riset dan lobi internasional dengan pihak-

pihak yang berkepentingan untuk diskusi pemecahan masalah yang terjadi guna diambil solusi

yang tepat, salah satunya dengan WHO dan UNICEF. Jalan ini ditempuh Nestle untuk jangka

panjang karena dapat digunakan sebagai acuan atau dasar pemakaian produk Nestle serta dapat

diberikan jaminan aman. Dengan penggunaan WHO Code sebagai standarisasi serta requirement

utama, maka Nestle berpegang pada aturan ini.

Kesalahan dan kelalaian persepsi dalam pemakaian produk formula bayi khususnya susu

bubuk oleh personal atau pemakainya merupakan salah satu faktor penyebab bisa terjadinya

kematian pada bayi usia 1 – 2 tahun, karena dapat terjadi kontaminasi buatan serta kurangnya

pengetahuan mendasar pentingnya air susu ibu. Dimana ibu-ibu di negara dunia ketiga ini

menganggap bahwa susu bubuk formula dapat membuat bayi terlihat lebih tumbuh dan bersinar

adalah kurang tepat menurut Nestle. Dikatakan oleh Nestle bahwa air susu ibu tetaplah yang utama

dan tidak dapat tergantikan oleh susu bubuk formula apapun.


Dari uraian latar belakang masalah diatas mengenai penggunaan susu bubuk formula pada

bayi usia 1 – 2 tahun khususnya dalam pemasarannya di negara-negara dunia ketiga yang

mendapatkan kecaman dari pihak-pihak yang berkepentingan maka dalam studi kasus ini akan

diambil langkah-langkah solusi terbaik mengingat adanya permasalahan baru terkait dengan

adanya perubahan budaya dan perilaku beberapa manusia dalam cara-cara pemasaran susu bubuk

formula bayi dan peranan dari Nestle dalam kegiatannya melawan HIV dan AIDS pada negara-

negara berkembang.

Pengelolaan bisnis internasional menjadi sesuatu yang sangat penting apabila perusahaan

ingin unggul dalam kompetisi global, dengan pengelolaan yang baik akan menyebabkan

keunggulan perusahaan meningkat. Pengelolaan ini dimulai dari analisis pasar luar negeri lalu

dilanjutkan dengan menetapkan strategi untuk memasuki pasar lua negeri. Setelah itu dilakukan

barulah perusahaan menentukan aktivitas yang akan dilakukan untuk masuk ke pasar global.

Analisis Pasar Luar Negeri

Analisis pasar luar negeri merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh

perusahaan yang ingin berkecimpung dalam kegiatan bisnis internasional. Analisis pasar ini terdiri

dari beberapa kegiatan, diantaranya adalah :

a) Penyaringan Pasar, dimana metode analisis dan penilaian pasar yang memungkinkan

manajemen untuk mengidentifikasikan sejumlah kecil pasar yang diinginkan dengan

mengeliminasi pasar-pasar yang dianggap kurang menarik.

b) Riset Pasar, kegiatan yang dilakukan untuk menentukan potensi kebutuhan pasar.

c) Pemindaian Lingkungan, perusahaan memindai dunia untuk mengamati perubahan

kekuatan-kekutan lingkungan yang akan mempengaruhi eksistensi perusahaan tersebut.


Kegiatan di atas akan membantu manajemen menyediakan informasi mengenai berbagai

ancaman dan peluang di dunia.

Penyaringan pasar dapat membantu dua pihak perusahaan yaitu perusahaan yang sepenuhnya

menjual di pasar domestik tetapi yakin dapat meningkatkan

penjualannya dengan melakukan ekspansi ke pasar-pasar luar negeri dan perusahaan

multinasional tetapi ingin memastikan bahwa kondisi yang berubah tidak akan menciptakan pasar-

pasar yang disadari oleh manajemen perusahaan. Dalam penyaringan pasar dilakukan jenis yaitu :

a) Penyaringan Negara, yaitu penggunaan negara sebagai dasar untuk seleksi pasar

b) Penyaringan Segmen, yaitu penggunaan segmen pasar sebagai dasar untuk seleksi pasar

Dalam kegatan penyaringan pasar dilakukan beberapa proses sebagai berikut :

a) Proses Penyaringan Pertama

Dalam proses penyaringan pertama ini di nilai potensi kebutuhan dasar dimana jika tidak ada

kebutuhan maka tidak ada satupun pengorbanan usaha dan uang yang secara wajar akan

memungkinkan perusahaan itu untuk memasarkan barang dan jasanya, selain itu perdagangan dan

investasi luar negeri berdasar pada penerbitan beragam data perdagangan industri, dimana banyak

diantaranya dipublikasikan dalam situs internet perusahaan tersebut. Dari penyaringan pertama ini

kita dapat ketahui bahwa impor tidak sepenuhnya mengukur potensi pasar. Hal ini disebabkan

karena kurangnya valuta asing, terjadinya pajak dan markup harga proyek dan tekanan politik.
b) Proses Penyaringan Kedua

1. Bidang Keuangan, seperti tingkat inflasi, nilai tukar, suku bunga, ketersediaan

pinjaman, kebiasaan membayar konsumen dan tingkat pengembalian dari investasi

serupa

2. Indikator Pasar, dimana data-data ekonomi berfungsi sebagai tolok ukur untuk

mengukur kekuatan relatif dari pasar di berbagai wilayah geografis.

3. Faktor Pasar yang cenderung memiliki korelasi yang tinggi untuk suatu produk

tertentu.

4. Analisis Tren teknis statistik atau rata-rata aritmatik dimana observasi berikutnya

dari suatu variabel dengan interval waktu yang teratur dianalisis untuk memperoleh

pola teratur yang digunakan untuk memprediksikan masa depan.

5. Analisis Kelompok dan Teknik-teknik Lainnya dimana para pemasar meng-

gunakan analisis kelompok untuk mengidentifikasi sekelompok pasar dimana satu

pendekatan promosi dapat digunakan.

6. Pemtakhiran Berkala. Jika estimasi tersebut berubah cukup besar dalam

pemutakhiran berkala yang dilakukan terhadap seluruh prediksi jangka panjang,

maka manajemen dapat mengubah sejauhmana perusahaan akan terlibat sejalan

dengan estimasi baru.

c) Proses Penyaringan Ketiga

Proses penyaringan ketiga ini menggunakan kekuatan politik dan hukum seperti danya

pembatasan kuota impor yang akan bernilai positif apabila manajemen sedang mempertimbangkan

untuk mendirikan pabrik di luar negeri dan bernilai negatif apabila manajemen ingin melakukan
ekspor. Pertimbangan manajemen dalam berinvestasi ke luar negeri nyaitu hambatan pengiriman

laba dan stabilitas kebijakan.

d) Proses Penyaringan Keempat

Pada proses penyaringan keempat dilakukan terhadap para kandidat yang tersisa berdasarkan

faktor sosiokultural, hal ini menjadi sangat sulit karena sosiokultural sangat subjektif dan data sulit

untuk dikumpulkan dari jarak jauh. Yang sesungguhnya ingin diketahui pihak manajemen adalah

manakah dari negara tersebut yang akan menjadi prospek terbaik bagi produk perusahaan.

e) Proses Penyaringan Kelima

Proses penyaringan kelima inii mencakup :

a. Jumlah, ukuran dan kekuatan keuangan para pesaing

b. Pangsa pasar

c. Strategi pemasaran

d. Efektivitas yang terlihat dari program-program promosi

e. Tingkat kualitas dari lini-lini produk

f. Sumber dari produk-produk mereka diimpor atau diproduksi secara lokal

g.Kebijakan penetapan harga

h.Tingkat layanan purna jual

i. Saluran distribusi

j. Lingkup pasar
STRATEGI MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI

Ekspor – Impor

Ekspor adalah sebuah kegiatan menjual produk-produk yang dibuat di negara sendiri untuk

digunakan atau dijual kembali ke negara-negara yang lain. Sedangkan impor adalah membeli

produk-produk yang dibuat di negara-negara lain untuk digunakan atau dijual kembali di negara

sendiri.

Dalam ekspor impor ada dua jenis produk yang diperdagangkan yaitu barang dan jasa.

Perbedaan antara barang dan jasa itu sendiri sudah pasti terletak pada tangible dan intangible

sebuah produk.

Investasi Internasional

Investasi internasional adalah modal yang dipasok oleh penduduk suatu negara ke penduduk

negara lainnya. Ada dua macam kategori dari investasi internasional ini, yaitu:

a) Foreign Direct Investment/Penanaman Modal Asing Langsung. Investasi yang dilakukan

untuk tujuan secara aktif mengendalikan kekayaan, aset, atau perusahaan-perusahaan yang

terdapat di negara-negara tujuan. Negara dimana terdapat kantor pusat induk disebut

negara asal (home country) dan setiap negara lainnya di mana perusahaan tersebut

beroperasi disebut negara tujuan (host country).

b) Portofolio Investment/Investasi Portofolio. Investasi Portofolio adalah pembelian aset-

aset keuangan asing (saham, obligasi, sertifikat deposito) untuk tujuan


di luar pengendalian. Yang menjadi tujuan dari portofolio investment ini hanyalah

keuntungan finansial belaka, bukan untuk memegang penuh kendali atas sebuah perusahaan atau

bisnis di negara tujuan.

Bentuk Lain Perdagangan Internasional yaitu:

Lisensi, adalah kesepakatan kontrak dimana suatu perusahaan di suatu negara memberikan

lisensi penggunaan hal kekayaan intelektualnya (paten, merek dagang, nama merek, hak cipta, atau

rahasia dagang) kepada suatu perusahaan di negara kedua dengan mendapatkan pembayaran

royalti. Contoh : Coca Cola, Aqua, Gitar Fender.

Franchise (Waralaba), adalah suatu bentuk khusus lisensi , terjadi apabila suatu perusahaan

di suatu negara (pemberi waralaba) memberikan wewenang kepada suatu perusahaan di negara

kedua (pemegang waralaba) untuk menggunakan sistem pengoperasiannya dan juga nama merek,

merek dagang, dan logo dengan mendapatkan pembayaran royalti. Contoh: Mc Donald, Pizza Hut,

Burger King.

Kontrak Manajemen, Kontrak manajemen adalah kesepakatan dimana suatu perusahaan di

suatu negara setuju untuk mengoperasikan fasilitas atau memeberikan jasa manajemen lainnya

kepada perusahaan di negara lain dengan mendapatkan imbalan yang telah disepakati.

Turnkey project, Perjanjian kontrak dimana suatu perusahaan menyetujui untuk

mengerjakan desain keseluruhan, mengerjakan konstruksi, dan membangun fasilitas yang

kemudian diserahkan kepada pembeli jika sudah siap untuk dioperasikan.

Patungan (joint ventures), Perjanjian antara dua atau lebih perusahaan untuk bekerjasama

dan membangun kepemilikan bersama yang terpisah dari perusahaan induknya.


Lisensi Internasional

Lisensi adalah pemberian beberapa hak (intangible rights) kepada perusahaan asing, yang

meliputi pemberian hak untuk memproses, hak paten, program, merek, hak cipta, atau keahlian.

Ada beberapa keuntungan ketika perusahaan melakukan lisensi :

a) Pemberi lisensi menerima tambahan keuntungan dibanding hanya terpaku pada suatu

proses atau metode di dalam negeri

b) Dapat memperluas siklus hidup produk perusahaan

c) Pemberi lisensi mengalami peningkatan penjualan atas pergantian suku cadang di luar

negeri

d) Penerima lisensi akan mendapatkan hak memproses dan teknologi sehingga mengurangi

biaya riset dan pengembangan.

Sedangkan beberapa kerugian yang mungkin terjadi akibat penerapan lisensi adalah :

a) Penerima lisensi dapat menjadi pesaing dagang

b) Penjuaa barang atas merek tidak terkontrol dengan baik

c) Banyak terdapat barang palsu

d) Mutu produk yang dihasilkan penerima lisensi buruk.

Dengan perjanjian pemberian lisensi sebuah perusahaan pemegang lisensi akan memberikan

kepada perusahaan lain hak untuk menggunakan suatu jenis keahlian dan penerima lisensi

membayarkan suatu royalti selama masa kontrak.

Waralaba Internasional
Waralaba internasional adalah cara yang strategis untuk mengurangi ketergantungan pada

permintaan domestik dan tumbuh baru, pusat pendapatan dan laba masa depan di seluruh dunia.

Memperluas merek global melalui waralaba melibatkan risiko rendah, membutuhkan investasi

minimal dan menawarkan potensi upside yang sangat besar pada peningkatan kemampuan. Di sini

saya melihat apa yang waralaba internasional, manfaatnya, contoh perusahaan yang telah berhasil

waralaba internasional, bagaimana untuk memulai waralaba dan di mana untuk mencari bantuan

tambahan.

Waralaba adalah penyatuan sumber daya dan kemampuan untuk mencapai pemasaran

strategis, distribusi dan penjualan tujuan untuk sebuah perusahaan. Ini biasanya melibatkan

franchisor yang memberikan kepada individu atau perusahaan (franchisee), hak untuk

menjalankan bisnis menjual produk atau layanan di bawah model bisnis waralaba sukses dan

diidentifikasi oleh merek dagang franchisor atau merek.

Franchisor meminta biaya di muka awal untuk franchisee, terhutang pada saat

penandatanganan perjanjian waralaba. Biaya lain seperti pemasaran, iklan atau royalti, dapat

diterapkan dan sebagian besar didasarkan pada bagaimana kontrak dinegosiasikan dan setup. Iklan,

pelatihan dan dukungan lainnya jasa yang disediakan oleh pemilik waralaba. Selain memasuki

pasar luar negeri baru dengan pelanggan tambahan, waralaba internasional juga dapat menawarkan

apa yang disebut pemilik master franchisee asing. Orang-orang ini biasanya berasal dari negara

dan memahami masalah-masalah politik dan birokrasi di negaranya jauh lebih baik daripada orang

luar.

Master asing pemilik waralaba membayar biaya di muka yang besar dan kuat untuk

memperoleh wilayah geografis yang ditunjuk atau, dalam beberapa kasus, seluruh negara di mana

mereka beroperasi sebagai mini atau sub-waralaba perusahaan, menjual waralaba, mengumpulkan
royalti, pelatihan pemilik dan mengawasi semua hal-hal terkait lainnya. Mereka bahkan bisa

membuka unit sendiri. Secara umum,

jumlah tertentu waralaba harus diuraikan untuk hak eksklusif untuk menggunakan model

bisnis di seluruh negeri. Domino Pizza International Inc mulai melayani konsumen di luar Amerika

Serikat pada tahun 1983 ketika toko pertama dibuka di Winnipeg, Kanada. Sejak saat itu, Domino

Pizza International telah memperluas jangkauan global untuk menyertakan lebih dari 55 pasar

internasional dilayani oleh lebih dari 3.230 toko. Keberhasilan Domino Pizza di luar AS adalah

karena hubungan kolaboratif antara franchisee yang luar biasa dan tim perusahaan yang

mendukung mereka. Bersama-sama, kami terus berusaha untuk mendukung kebijakan 'Satu

Merek-satu Sistem' untuk menjadi yang terbaik perusahaan pengiriman pizza di dunia.
STUDI KASUS

Dalam studi kasus Nestle : Kontroversi Formula Bayi ditemukan beberapa rumusan masalah

dari permasalahan yang terjadi. Dalam bab ini dibahas berdasar korelasi dengan landasan teori

yang diambil.

Dalam permasalahan yang pertama ditemukan ” Bagaimana strategi Nestle meyakinkan

konsumen untuk tetap menggunakan produk susu bubuk fomula bayi khususnya pada negara-

negara dunia ketiga dengan tanpa menimbulkan permasalahan baru ? “ . Untuk mengatasi

permasalahan ini maka Nestle sebaiknya menggunakan pemilahan dalam Kriteria Segementasi

pasar yang sebelumnya harus dilakukan penelitian mengenai ekonomi makro dan mikro dari

sebagian negara-negara dunia ketiga seperti melakukan survei dan observasi lingkungan

demografi, ekonomi negara, perilaku, budaya, gaya hidup serta politiknya. Dengan melalui

tahapan-tahapan survei dan observasi sesuai keperluan pemasaran formula bayi dalam bentuk susu

bubuk sebagai nutrisi bayi, dapat dipastikan Nestle akan diterima konsumen di negara-negara

dunia ketiga ini. Education pada ibu-ibu bayi tentang tetap pentingnya air susu ibu yang tidak dapat

tergantikan akan sangat mempengaruhi perilaku konsumsi formula bayi dari Nestle ini. Serta
Penyertaan petunjuk penggunaan formula bayi secara baik dan benar sebagai contoh mencuci botol

dengan air mengalir sampai bersih lalu direbus hingga mendidih dengan tujuan menghilangkan

bakteri seminim mungkin untuk menghindari kontaminasi pada botol-botol susu formula sebagai

nutrisi tambahan pada bayi usia dini khususnya pada usia 1 – 2 tahun. Berdasar pengamatan Nestle,

penduduk di negara dunia ketiga masih kurangnya pendidikan mengenai kesehatan, maka secara

bersamaan Nestle juga melakukan riset dan diskusi bersama organisasi-organisasi lokal maupun

internasional dalam rangka mensukseskan pemasaran formula bayinya.

Serta berdasar permasalahan yang berikutnya yaitu : “Bagaimana Nestle melakukan aktifitas

dan perubahan cara pemasaran dalam rangka memasarkan produk formula bayi terkait adanya

perubahan budaya masyarakat dan perilaku konsumen ? “ . Untuk melakukan dan merealisasikan

pemasaran formula bayi khususnya di negara-negara dunia ketiga, telah diambil langkah oleh

Nestle dengan cara melobi organisasi lokal dan internasional sebagai partner kerja sama sehingga

terbentuk kolaborasi yang saling mempengaruhi. Nestle mengimplementasikan Strategi Adaptasi

dan Komunikasi dengan menggunakan Dual Adaptation dan Product Invention dimana berusahaa

mengkomunikasikan secara bersama dengan diskusi dengan pihak-pihak terkait sebagai

pengontrol maupun partner pemasaran produknya.

Sebagai pengontrol kualitas produk, Nestle bekerja bersama WHO dengan menggunakan

syarat dan requirement berdasar kode-kode WHO yang telah ditetapkan sehingga formula bayi

yang dikonsumsi telah dijamin layak konsumsi oleh bayi. Begitu pula dengan organisasi UNESCO

sebagai pihak kontroler peredaran produk formula bayi dimana penertiban industri formula bayi

haruslah memenuhi standarisasi-standarisasi tertentu untuk mencapai hasil produk yang paling

aman dan terjamin sehingga resiko kematian bayi dapat dihilangkan atau seminim mungkin.
Kecaman dan perlawanan dari organisasi kesehatan lokal dan pemerintah setelah adanya

statement Neslte membunuh bayi di negara dunia ketiga yang disebabkan kurangnya edukasi atau

pendidikan betapa pentingnya air susu ibu sebagai nutrisi utama sangatlah kurang. Mereka

menganggap bahwa nutrisi dari formula bayi produk Nestle adalah yang terbaik di satu sisi, akan

tetapi di sisi lain pihak Nestle tidak mengeluarkan statement seperti mereka. Yang pada akhirnya

diputuskan oleh Nestle untuk merubah cara pemasaran melalui beberapa rumah sakit bersalin

sebagai partner pemasaran produk, selain dapat memberikan masukan edukasi pada masyarakat

lokal juga dapat memberikan nilai benefit bagi Nestle. Cara pemasaran yang tepat sasaran sangat

dipengaruhi oleh perubahan perilaku konsumen serta budaya masyarakat lokal sehingga Nestle

juga perlu mengkomunikasikan secara berkala dengan pihak terkait seperti organisasi lokal,

pemerintah, serta partner pemasaran lokalnya.


PEMECAHAN MASALAH

Dari pembahasan diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan seperti dan saran sebagai

berikut ini :

1. Nestle dapat menggunakan strategi pemasaran secara berkala dan berkolaborasi dengan

partner lokal seperti organisasi maupun pemerintah melalui program edukasi berkelanjutan

secara jangka panjang dalam memasarkan inovasi-inovasi produk formula bayi.

2. Nestle tetap memeberikan produk sampling berupa pemakaian gratis melalui rumah sakit

– rumah sakit lokal dengan tidak meninggalkan etika dan moral.

3. Nestle dapat memberikan produk paket dengan non formula bayi dalam arti produk luar

seperti bedak, sabun, dan sebagainya sebagai bentuk kepedulian terhadap bayi dan ibu bayi

yang tidak beresiko tinggi seperti kehilangan nyawa.

4. Produk formula bayi sangat dipengaruhi oleh budaya masyarakat khususnya ibu bayi, maka

Nestle dapat melakukan pemasaran produk formula bayinya melalui produk-produk

pendukung yang digunakan oleh ibu bayi secara langsung seperti susu bubuk khusus ibu

hamil yang telah direkomendasikan oleh organisasi kesehatan.


5. Nestle melakukan survei dan observasi mengenai segemntasi pasar berdasar budaya

masyarakat dan perlikau konsumen tiap negara di bagian negara dunia ketiga sehingga

pemasaran formula bayi akan tepat sasaran.

Sedangkan saran yang dapat dikemukakan pada studi kasus ini adalah sebagai berikut :

1. Tetap melakukan pendekatan edukasi pada ibu bayi sebagai pelaku pemakai formula bayi

dalam rangka memberikan formula bayi tersebut pada bayi-bayinya.

2. Memberikan kontribusi yang signifikan selain benefit atau keuntungan secara profit seperti

mendanai program-program kesehatan dan imunisasi.

3. Mengedepankan promosi dalam bentuk sponsor dalam kegiatan peduli terhadap

permasalahan yang beredar di masyarakat seperti sponsor dan bantuan dalam

menanggulangi atau memerangi HIV dan AIDS dengan ikut mensupport kegiatan anti

AIDS.

Anda mungkin juga menyukai