Anda di halaman 1dari 21

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Media Pembelajaran Kimia

Di dalam penelitian dan pengembangan, penelitian dilaksanakan melalui


beberapa tahapan, meliputi: tahap pengumpulan informasi, tahap perencanaan,
tahap validasi dan revisi, uji coba lapangan skala kecil, revisi hasil uji coba
lapangan skala kecil, uji coba lapangan skala besar.

1. Tahap Pengumpulan Informasi


Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap kendala yang dialami guru
dan siswa selama proses pembelajaran kimia khususnya materi larutan penyangga
(buffer) dan karakteristik materi larutan penyangga (buffer). Langkah ini diambil
untuk menentukan jenis media yang akan dikembangkan sehingga benar-benar
penting untuk digunakan, sesuai dengan kebutuhan maupun karakteristik materi
yang dimuat dalam media tersebut. Selain itu juga perlu dipertimbangkan
mengenai potensi yang dimiliki oleh sekolah seperti fasilitas maupun kemampuan
pengembang, peralatan serta biaya yang dibutuhkan. Berdasarkan pelaksanaan
penelitian dan pengumpulan masalah dapat diketahui bahwa:
a. Hasil Analisis Kebutuhan Guru Mata Pelajaran Kimia
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA di SMA
N 1 Boyolali dan SMA N 1 Teras bahwa guru sudah menggunakan metode
pembelajaran KTSP sejak lama dan mempunyai buku pegangan yang sesuai
kurikulum yang dirujuk. Buku pegangan yang dimiliki oleh siswa adalah buku
teks XI IPA dari penerbit. Guru menginginkan sumber belajar atau media
pembelajaran seperti LKS yang dapat membuat siswa aktif khususnya saat
praktikum, dikarenakan saat praktikum siswa diatur secara berkelompok sehingga
hanya sebagian siswa saja yang aktif melaksanakan praktikum.
Berdasarkan hasil wawancara guru mata pelajaran kimia di SMA N 1
Boyolali menyatakan bahwa saat commit
ini gurutosudah
user membuat LKS praktikum dalam

65
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id

2 lembar kertas untuk materi praktikum yang tidak tercantum dalam buku teks
siswa dikarenakan waktu yang guru miliki terbatas, tetapi berbeda tanggapan
dengan guru mata pelajaran SMA N 1 Teras bahwa buku pegangan yang dimilikki
sebagian besar siswa adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) , dan hanya sebagian
siswa yang memiliki buku teks. Adapun LKS yang dimiliki siswa tidak
mendorong siswa aktif, hal ini terlihat dari keaktifan siswa saat mengerjakan dan
mengumpulkan tugas yang berasal dari LKS tersebut. Sehingga guru
menginginkan sumber belajar atau media pembelajaran berupa LKS yang
menarik, khususnya saat praktikum dikarenakan di SMA N 1 Teras ini sama
sekali belum pernah menggunakan LKS praktikum. Hasil wawancara dengan guru
kimia kelas XI IPA di kedua sekolah tersebut dapat dilihat pada Lampiran 5.
Kegiatan penelitian pengembangan pada tahap ini yaitu analisis
kebutuhan terhadap LKS pada pembelajaran kimia. Analisis kebutuhan dilakukan
untuk mengumpulkan informasi tentang kebutuhan belajar siswa dan karekteristik
LKS pada pembelajaran kimia yang dibutuhkan sebagai sumber bealajar
alternatif. Kisi – kisi instrument dan angket analisis kebutuhan untuk guru dan
siswa dapat dilihat pada lampiran 3.
Analisis kebutuhan ini dilakukan menggunakan angket yang melibatkan
1 guru kimia di SMA N 1 Boyolali dan SMA N 1 Teras serta 20 siswa dari kelas
XI IPA 1 SMA N 1 Boyolali dan 20 siswa dari SMA N 1 Teras.

b. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa Kelas XI IPA


Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa dapat diketahui bahwa
sebagian besar siswa kesulitan mempelajari materi larutan penyangga.
Penggunaan media pembelajaran praktikum di sekolah masih sangat jarang
diberikan, selain faktor yang menyebabkan hal ini adalah penyajian buku teks
yang siswa miliki monoton dan verbalistik sehingga mereka kesulitan dan kurang
termotivasi untuk mempelajarinya.
c. Studi Pustaka
Kegiatan studi
pustaka dilakukan dengan menganalisis media
commit
pembelajaran yang memuat materi larutantopenyangga
user yang telah ada sebelumnya
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id

seperti LKS praktikum yang dibuat di sekolah dan LKS yang memuat petunjuk-
petunjuk praktikum di dalamnya. Buku-buku teks pelajaran kimia kelas XI
semester 2 khususnya yang membahas materi larutan penyangga kebanyakan
hanya memberikan prosedur kerja dan tabel hasil data sehingga siswa kurang
memahami dengan baik materi tersebut jika tidak menambah dengan media
bahan ajar penunjang lainnya.
Hasil studi pustaka yaitu menganalisis KD yang memungkinkan untuk
dipilih sebagai acuan pengembangan LKS praktikum dan model pembelajaran
yang sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan di sekolah serta materi kimia
kelas XI semester 2 yang dianggap sulit. Berdasarkan hasil analisis terhadap
beberapa sumber mengenai LKS praktikum di pasaran masih sangat jarang
digunakan di sekolah.
Studi pustaka juga dilakukan mengenai model pembelajaran inkuiri
terbimbing. Pengintegrasian model pembelajaran inkuiri terbimbing ke dalam
LKS praktikum yang akan dikembangkan karena model pembelajaran ini dapat
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehinga mereka dapat
merumuskan sendiri pemahaman konsep ilmiah.

2. Tahap Perencanaan
Perencanaan diawali dengan menetapkan materi pembelajaran yang akan
dimasukkan ke dalam media. Materi tersebut adalah larutan penyangga untuk
siswa SMA kelas XI IPA semester 1. Selanjutnya merencanakan pengembangan
produk awal LKS praktikum pada pembelajaran kimia yang dapat menjawab
setiap kendala tersebut.Tahap perencanaan dilaksanakan bertujuan agar LKS
praktikum yang dikembangkan dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.
Materi dalam bahan ajar yang akan dikembangkan adalah materi tentang
larutan penyangga untuk kelas XI SMA semester ganjil yang disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang
commituntuk
Standar Isi Mata Pelajaran Kimia to user
Sekolah Menengah Atas (SMA).
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id

Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk materi larutan penyangga


tersebut disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1. KD dan Indikator Materi Larutan Penyangga
Kompetensi Dasar Indikator
Mendeskripsikan sifat 1) Peserta didik dapat mengamati dan
larutan penyangga dan mengidentifikasi sifat-sifat larutan
peranan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari
penyangga dalam tubuh melalui percobaan dengan benar.
makhluk hidup 2) Menganalisis larutan penyangga dan
bukan penyangga melalui percobaan
3) Menghitung pH atau pOH larutan
penyangga dengan teliti.
4) Menghitung pH larutan penyangga
dengan penambahan sedikit asam atau
sedikit basa atau dengan pengencaran
secara teliti.
5) Menjelaskan fungsi larutan
penyangga dalam tubuh makhluk hidup
dengan teliti.

Materi larutan penyangga dipilih karena pada materi ini dianggap sulit oleh
siswa sehingga tepat untuk memperkuat konsep siswa dalam memahami materi
melalui LKS praktikum.

3. Pengembangan Produk Awal


Dalam penelitian ini produk yang dihasilkan adalah LKS praktikum
dengan pokok bahasan larutan penyangga berbasis inkuiri terbimbing. Oleh
karena itu, setelah dilakukan optimasi terhadap prosedur praktikum yang telah
dibuat, kemudian dilakukan tahap informasi dan analisis kebutuhan dibuatlah
penyusunan produk yaitu berupa LKS berbasis inkuiri yang akan dikembangkan.
Salah satu ciri dari inkuiri terbimbing adalah dengan adanya masalah yang diteliti.
Berangkat dari masalah tersebut maka selanjutnya siswa diarahkan untuk
menemukan jawaban dari permasalahan yang dihadapi dengan adanya
pertanyaan-pertanyaan yang tertuang dalam LKS. Komponen-komponen LKS ini
mengacu pada tahap-tahap inkuiri yaitu orientasi (dalam bentuk fenomena),
commit
merumuskan masalah, merumuskan to user mengumpulkan data, menguji
hipotesis,
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id

hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. Masing-masing langkah disajikan dalam


bentuk arahan berupa pertanyaan-pertanyaan.
a. Komponen-komponen LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing
yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
1) Judul
Judul pada LKS bertujuan untuk mengetahui atau menjadi
identitas terhadap percobaan yang akan dilakukan siswa atau
terkait dengan materi percobaan yang akan dilakukan. Judul yang
dibuat merupakan gambaran jelas dari praktikum yang akan
dilakukan dan mempertimbangkan ciri dari inkuiri sehingga judul
dari praktikum ini adalah “LKS Mini Lab Larutan Penyangga”.
2) Fenomena
Fenomena berisi suatu gambaran dari suatu
situasi/permasalahan yang dapat mengarahkan siswa pada suatu
pertanyaan mengenai permasalahan yang harus diselesaikan
melalui praktikum yang akan dilakukan. Selain itu, pada fenomena
pun terdapat informasi-informasi yang terkait dengan praktikum
yang akan dilakukan sehingga selanjutnya dapat membantu siswa
dalam mengerjakan tugas-tugas sesuai dengan tahap-tahap inkuiri.
Fenomena yang tersaji dalam LKS yang dikembangkan terdapat
pada Gambar 4.11.
3) Arahan dalam merumuskan masalah
Arahan pada bagian ini menuntun siswa agar merumuskan
masalah dalam bentuk pertanyaan dari fenomena yang sebelumnya
telah dibaca. Arahan dalam merumuskan masalah pada LKS
praktikum yang dikembangkan pada penelitian ini adalah
“Berdasarkan fenomena di atas, rumuskan masalah apa yang
dihadapi peneliti.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.11. Rumusan Masalah LKS Praktikum

4) Arahan dalam membuat hipotesis


Arahan pada bagian ini menuntun siswa agar membuat
jawaban sementara (hipotesis) dari rumusan masalah yang
sebelumnya telah dibuat sesuai dengan konsep/pengetahuan yang
mereka ketahui. Arahan dalam membuat hipotesis pada LKS
praktikum yang dikembangkan pada penelitian ini adalah “Buatlah
hipotesis (jawaban sementara) dari rumusan masalah yang
dibuat!”.
5) Arahan mengumpulkan data dari percobaan
Pertanyaan-pertanyaan untuk desain percobaan
Arahan prosedur mengenai alat dan bahan yang dibuat
commit
bertujuan agar to user gambaran pada siswa dalam
memberi
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id

menentukan alat dan bahan yang dipilih serta merancang


percobaan yang akan dilakukan.
6) Arahan analisis data
Arahan analisis data berisi pertanyaan-pertanyaan yang
menuntun siswa untuk memuat hubungan antara data yang
diperoleh siswa dari percobaan dengan konsep-konsep yang
telah dimiliki siswa. Sehingga dengan adanya analisis data ini
akan mempermudah siswa dalam membuat kesimpulan.
7) Arahan membuktikan hipotesis
Arahan pada bagian ini menuntun siswa untuk
membuktikan kesesuian hipotesis yang sebelumnya telah
dibuat dengan hasil percobaan yang telah didapatkan. Siswa
diarahkan untuk membandingkan antara jawaban sementara
(hipotesis) yang telah siswa buat dengan hasil praktikum yang
dilakukan siswa.
8) Arahan membuat kesimpulan
Arahan pada bagian ini menuntun siswa untuk membuat
kesimpulan dari percobaan yang dilakukan. LKS yang
dikembangkan seperti ini akan membuat kegiatan praktikum
yang dilakukan berpusat pada siswa dan dapat meningkatkan
kemampuan kerja ilmiah siswa. Siswa diarahkan untuk
membuat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.
Arahan dalam membuat kesimpulan.

b. Validasi Tim Ahli


Proses selanjutnya merupakan proses validasi oleh pakar atau ahli
dengan memberikan skor penilaian pada media tutorial dari beberapa
aspek penilaian. Validator terdiri dari ahli media, ahli materi dan ahli
pembelajaran (Saowakon & Sumalee, 2012: 412). Berikut merupakan
deskripsi analisis hasil validasi dari beberapa ahli :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id

1. Validasi oleh Ahli Materi


Secara umum Ahli Materi menyatakan bahwa bahan ajar
yang dikembangkan penulis sudah baik namun masih perlu
diperbaiki untuk hasil yang lebih baik. Validasi materi yang
dilakukan oleh ahli materi yaitu memberikan informasi bahwa:
a. LKS sebaiknya ditambahkan kata pengantar
b. LKS sebaiknya ditambahkan Kompetensi Dasar dan
Indikator.
Dari catatan tersebut dilakukan revisi seperti yang disarankan oleh Ahli
Materi.

Gambar 4.12.Tampilan Revisi Materi (penambahan kata pengantar dan


KD serta indikator)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan validasi ahli materi juga diperoleh data kuantitatif mengenai


penilaian ahli materi terhadap persentase keidealan aspek-aspek pada materi
bahan ajar LKS praktikum. Pada aspek akurat dan up to date ahli materi
memberikan penilaian dengan skor total 17 (skor total maksimum adalah 20) dan
skor ini termasuk dalam kriteria baik dengan persentase keidealan 85%, aspek
kerasionalan 16 (skor total maksimum adalah 20) dan skor ini termasuk dalam
kriteria baik dengan persentase keidealan 80%, aspek kemudahan 20 (skor total
maksimum adalah 25) dan skor ini termasuk dalam kriteria baik dengan
persentase keidealan 80%, aspek keberhasilan 16 (skor total maksimum adalah
25) dan skor ini termasuk dalam kriteria baik dengan persentase keidealan 80%.
Pada aspek yang terakhir yaitu dengan akor 4 aspek kepraktisan (skor total
maksimum adalah 5) dan skor ini termasuk dalam kriteria baik dengan persentase
keidealan 80. Deskripsi tentang penilaian ahli materi disajikan pada Lampiran 9.
Persentase keidealan penilaian kualitas media pembelajaran oleh ahli materi
dapat dilihat pada Gambar 4.13.

86
84
Skor (%)

82
80
78
76
Akurat Rasional Mudah Berhasil Praktis
Aspek Penilaian

Gambar 4.13. Diagram Persentase Keidealan Penilaian Kualitas oleh Ahli Materi

Selanjutnya media pembelajaran ini mendapatkan rekomendasi dari


validator ahli materi untuk dapat diujicobakan kepada siswa karena media
pembelajaran sudah memperoleh skor baik sehingga layak digunakan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id

2) Validasi oleh Ahli Media


Secara umum Ahli media menyatakan bahwa media pembelajaran
yang dikembangkan penulis sudah sangat baik namun masih perlu
diperbaiki untuk hasil yang lebih baik. Validasi produk media yang
pertama dilakukan kepada ahli media dan memberikan informasi bahwa
pada kesesuaian ukuran LKS praktikum.

Sebelum Revisi

Setelah Revisi
commit to user
Gambar 4.14.Tampilan Revisi Media (Ukuran LKS Praktikum)
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan validasi ahli media juga diperoleh data kuantitatif mengenai


penilaian ahli media terhadap aspek-aspek kesesuaian bahan ajar pada LKS
praktikum diantaranya ukuran LKS praktikum, desain kulit, desain isi. Pada aspek
ukuran LKS praktikum ahli media memberikan penilaian dengan skor total 8
(skor total maksimum adalah 10) dan skor ini termasuk dalam kriteria baik
dengan persentase keidealan 80%, aspek desain kulit dengan skor total 40 (skor
total maksimum adalah 45) dan skor ini termasuk dalam criteria sangat baik
dengan persentase keidealan 88,9%. Sedangkan pada aspek terakhir yaitu aspek
desain isi dengan skor total 84 (skor total maksimum adalah 95) dan skor ini
termasuk dalam criteria sangat baik dengan persentase keidealan 88,42%.
Persentase keidealan penilaian kualitas media pembelajaran oleh ahli media dapat
dilihat pada Gambar 4.15.

90

85

80

75
Ukuran LKS Desain Kulit Desain Isi

Gambar 4.15. Diagram Persentase Keidealan Penilaian Kualitas oleh Ahli Media

Selanjutnya media pembelajaran ini mendapatkan rekomendasi dari


validator ahli media untuk dapat diujicobakan kepada siswa karena media
pembelajaran sudah memperoleh skor sangat baik sehingga layak digunakan.

3) Validasi dari Reviewer


Reviewer bertugas untuk memberikan penilaian mengenai aspek
commit to aspek
kelayakan isi, aspek kebahasaan, user sajian, dan aspek kegrafisan.
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id

Aspek yang dinilai cukup banyak mengingat guru adalah bagian dari
sasaran pengguna bahan ajar pembelajaran ini, jadi dengan penilaian yang
menyeluruh, maka akan menghasilkan media pembelajaran yang layak
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Rangkuman skor penilaian dari kelima reviewer dapat dilihat pada Tabel
4.2.
Tabel 4.2. Rangkuman Skor Penilaian Bahan Ajar Pembelajaran oleh
Reviewer
Aspek Penilaian Reviewer
(Skor Maksimum tiap Aspek) I II

Kelayakan Isi (25) 25 20


Kebahasaan (20) 17 17
Sajian (25) 25 25
Kegrafisan (20) 19 19

Sedangkan rangkuman persentase keidealan dari ketujuh aspek yang


dinilai oleh 5 reviewer dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Rangkuman Persentase Keidealan Media Pembelajaran yang


dinilai oleh Reviewer
Aspek Penilaian Persentasi (%)
Kelayakan Isi 90
Kebahasaan 85
Sajian 100
Kegrafisan 95

Dari keempat aspek penilaian, persentase keidealan yang paling rendah


adalah persentase keidealan pada aspek kebahasaan, yaitu hanya 85% saja
commit
sehingga mendapatkan kriteria baik. Hal toiniuser
mungkin disebabkan karena penulis
perpustakaan.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id

memiliki kekeliruan penulisan yang tidak disengaja yang biasa disebut “typo”
misalnya pada penulisan (A+) yang seharusnya (A+). Jadi saran oleh guru
mengenai simbol penulisan yang kurang tepat, kalimat dalam bahan ajar ini tidak
dimasukkan ke dalam kegiatan revisi karena tidak semua komentar harus
dimasukkan dalam revisi. Pertimbangan lain adalah dari segi perolehan skor,
masing-masing aspek penilaian memperoleh skor yang termasuk dalam kategori
sangat baik. Syarat revisi adalah ketika bahan ajar pembelajaran memperoleh skor
yang termasuk dalam kategori cukup.

4) Validasi oleh Peer Reviewer


Rangkuman skor penilaian dari ketiga peer reviewer dapat
dilihat pada Tabel 4.4. Sedangkan rangkuman persentase keidealan dari
ketujuh aspek yang dinilai oleh 3 peer reviewer dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.4. Tabel Rangkuman Skor Penilaian Media Pembelajaran oleh Peer
Reviewer
Aspek Penilaian Peer Reviewer
(Skor Maksimum)
I II III
Kelayakan Isi (25) 20 19 20
Kebahasaan (20) 20 19 20
Sajian (25) 20 21 20
Kegrafisan (20) 20 19 20

Tabel 4.5. Tabel Rangkuman Persentase Keidealan Media Pembelajaran


yang dinilai oleh Peer Reviewer
Aspek Penilaian Persentasi (%)
Kelayakan Isi 76,68
Kebahasaan 78,35
Sajian 81,2
Kegrafisan 78,35
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id

Dari keempat aspek penilaian, persentase keidealan yang paling rendah


adalah persentase keidealan pada aspek kebahasaan dan kegrafisan, yaitu hanya
78,35% saja sehingga mendapatkan kriteria baik. Hal ini mungkin disebabkan
karena penulis disebabkan karena penulis memiliki kekeliruan penulisan yang
tidak disengaja yang biasa disebut “typo” dan pada aspek kegrafisan salah satu
peer reviewer pada bagian cover LKS menyarankan untuk diberikan pelindung
kertas mika agar tidak mudahnya terjadi kerusakan pada bagian cover. Penulis
mengganti kertas pada bagian cover menggunakan hard cover atau kertas yang
tebal pada bagian cover saja. Komentar ini tidak dimasukkan ke dalam kegiatan
revisi karena tidak semua komentar harus dimasukkan dalam revisi. Pertimbangan
lain adalah dari segi perolehan skor, masing-masing aspek penilaian memperoleh
skor yang termasuk dalam kategori baik. Syarat revisi adalah ketika bahan ajar
pembelajaran memperoleh skor yang termasuk dalam kategori cukup.
Hasil penilaian media oleh reviewer dan peer reviewer didukung oleh
data yang diperoleh dari masing-masing aspek dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Aspek Kelayakan isi
Hasil validasi bahan ajar dalam aspek ini termasuk dalam kriteria
baik. Pada reviewer memberikan nilai lebih tinggi dibandingkan peer
reviewer dengan persentase keidealan sebesar untuk reviewer 90%
sedangkan peer reviewer sebesar 76,68%. Data ini menunjukkan bahwa
materi yang ada dalam bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
praktikum yang terdapat dalam LKS praktikum ini sesuai dengan
indikator pembelajaran.

b. Aspek Kebahasaan
Hasil validasi bahan ajar dalam aspek ini termasuk dalam kriteria
yang baik. Reviewer dan peer reviewer memberikan keidealan persentase
pada aspek kebahasaan ini tidak jauh terpaut angka yaitu 85% dan
78,35%. Indikator dalam aspek kebahasaan ini yang memiliki skor
rendah yaitu paada indikator dengan kesesuain kaedah Bahasa Indonesia,
misalnya pada kata “masukan”
commit to yang
user seharusnya “masukkan”. Pada
perpustakaan.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id

indikator ini , rata-rata validator memberikan penilaian dengan skor 4


atau baik. Ketidakberhasilan indikator kesesuaian dengan kaedah Bahasa
Indonesia mendapatkan nilai atau skor sempurna yaitu 5 (sangat baik)
karena validator menganggap bahwa ketidaksesuaian kaedah yang
digunakan dalam bahan ajar ini kurang sempurna.Tetapi pada hakekatnya
reviewer masih mentoleransi pada kesalahan penulisan yang tidak begitu
berarti pada pelaksanaan pembelajaran maupun pemahaman konsep yang
digunakan.

c. Aspek Sajian
Perolehan skor pada aspek ini cukup tinggi karena rata-rata para
validator memberikan skor 5 (sangat baik) pada tiap indikator yang ada
dalam aspek ini.Indikator dalam aspek ini adalah kejelasan langkah kerja,
urutan penyajian LKS, pemberian motivasi agar menimbulkan rasa ingin
tahu, interaktivitas, kelengkapan informasi. Dari tiap indikator tersebut
reviewer memberikan nilai sempurna yaitu degan total skor 25 dan
persentase keidealan 100% sertapeer reviewer memberikan persentase
keidealan 85%. Hal ini menunjukkan bahwa peran bahan ajar ini sebagai
penunjang atau pelengkap sumber belajar guru maupun siswa dapat
dikatakan sangat baik.

d. Aspek Kegrafisan
Aspek ini memperoleh skor tyang terpaut berbeda antara reviewer
dan peer reviewer. Indikator dalam aspek ini adalah: penggunaan font,
layout tata letak, ilustrasi dan grafis, serta desain tampilan..
Pemberian skor 5 (sangat baik) oleh validator tidak asal dan dapat
dipertanggung jawabkan karena sebelum di ajukan untuk kegiatan
validasi, media pembelajaran ini telah melalui proses self evaluation atau
koreksi diri yaitu kegiatan dimana penulis benar-benar merinci desain
tampilan kulit luar (cover)dan tampilan isi supaya kelihatan begitu bagus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id

dan menarik, jadi sebelum di validasi sudah melewati quality control


oleh penulis sendiri.

4. Uji Coba Lapangan Awal dan Revisi Produk Utama


Hasil uji coba lapangan skala kecil dapat diketahui dari angket yang
disebarkan kepada 12 orang siswa yang terdiri dari 6 orang siswa SMA N 1
Boyolali dan 6 orang siswa SMA N 1 Teras. Siswa tersebut diberikan angket
berisi 18 item pernyataan yang mengacu pada aspek kelayakan isi, aspek
kebahasaan, aspek sajian dan aspek kegrafisan media. Uji coba ini dilakukan
untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap bahan ajar. Hasil dari angket respon
siswa terhadap LKS praktikum yang dapat dikembangkan dapat dilihat pada Tabel
4.6.
Tabel 4.6. Hasil Angket Respon Siswa pada Uji Lapangan Awal
Aspek Persentasi Kategori
Skor (%)
Kelayakan isi 82 Baik
Kebahasaan 81,25 Baik
Sajian 82,68 Baik
Kegrafisan 86,35 Sangat Baik

Tabel diatas menunjukan bahwa persentasi skor angket respon siswa dari
semua aspek pada uji lapangan awal dalam kategori “Baik” dengan persentasi
skor masing-masing aspek adalah 82% pada aspek kelayakan isi, 81,25% pada
aspek kebahasaan, 82,68% pada aspek sajian isi, dan memperoleh persentase skor
86,35 dengan kategori “ Sangat Baik” pada aspek kegrafisan.
Analisis mengapa dalam indikator ini para siswa enggan memberikan
skor 5 adalah karena mereka terbiasa menggunakan LKS praktikum berbasis cook
book, siswa hanya dituntut untuk mengikuti prosedur praktikum dan menuliskan
hasil data penelitian tanpa membuat hipotesis dan mendiskusikan hasil penelitian
untuk memperkuat konsep bahkan siswa parktikum hanya mendapat panduan dari
guru saja tanpa menggunakan buku panduan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id

Pada uji coba lapangan kecil ini evaluator hanya mengomentari bahan
ajar LKS praktikum ini bagus dan diminta hanya menambahkan gambar-gambar
menarik.

Skor (%) 88
86
84
82
80
78

Aspek Penilaian

Gambar 4.16. Diagram Persentase Keidealan tiap Aspek pada Uji Coba Lapangan
Awal.
5. Uji Coba Lapangan Utama dan Revisi Produk Operasional
Hasil uji coba lapangan skala lapangan utama dapat diketahui dari angket
yang disebarkan kepada 15 orang siswa SMA N 1 Boyolali dan 15 orang siswa
SMA N 1 Teras. Siswa tersebut diberikan angket berisi 18 item pernyataan yang
mengacu pada aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek sajian dan aspek
kegrafisan media. Hasil dari angket respon siswa terhadap LKS praktikum yang
dapat dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Hasil Angket Respon Siswa pada Uji Produk Utama
Aspek Persentasi Kategori
Skor (%)
Kelayakan isi 85,32 Sangat Baik
Kebahasaan 84,7 Sangat Baik
Sajian 86,92 Sangat Baik
Kegrafisan 91 Sangat Baik

Tabel diatas menunjukan bahwa persentasi skor angket respon siswa dari
semua aspek pada uji lapangan utama dalam kategori “Sangat Baik” dengan
commit to user
persentasi skor masing-masing aspek adalah 85,32% pada aspek kelayakan isi,
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id

84,7% pada aspek kebahasaan, 86,92% pada aspek sajian isi, dan memperoleh
persentase skor 91% pada aspek kegrafisan..
Pada uji coba lapangan utama ini evaluator hanya mengomentari bahan
ajar LKS praktikum ini bagus dan diminta hanya menambahkan gambar-gambar
menarik sehingga media pembelajaran dapat digunakan untuk uji tahap
selanjutnya yaitu dengan jumlah responden uji lebih banyak. Diagram persentase
uji lapangan utama dapat dilihat pada Gambar 4.17 dibawah ini.

92
90
Skor (%)

88
86
84
82
80
Kelayakan Kebahasaan Sajian Kegrafisan
Isi
Aspek Penilaian

Gambar 4.17. Diagram Persentase Keidealan tiap Aspek pada Uji Coba Lapangan
Utama.

6. Uji Coba Lapangan Operasional


Hasil ujicoba lapangan skala besar dapat diketahui dari angket yang
disebarkan kepada 60 siswa dari 2 sekolah yaitu 30 siswa dari SMA N 1 Boyolali
dan 30 siswa dari SMAN 1 Teras. Skor total yang diperoleh untuk aspek
kelayakan isi adalah 24,53. Skor tertinggi pada aspek ini adalah 25 sehingga pada
aspek ini, media yang peneliti kembangkan termasuk dalam kategori sangat baik
karena berada pada rentang skor X > 20,99 yang mempunyai kategori sangat baik
dengan persentase keidealan sebesar 98,13%. Aspek kebahasaan siswa
memperoleh skor total 19 dari skor tertingginya adalah 20 sehingga untuk aspek
ini, mediabahan ajar ini mempunyai kategori sangat baik dengan persentase
commit to
keidealan sebesar 95%. Aspek penyajian user memperoleh skor total 24,52 dari
media
perpustakaan.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id

skor tertingginya adalah 25 sehingga untuk aspek ini, media pembelajaran juga
mempunyai kategori sangat baik dengan persentase keidealan sebesar 98,08%.
Sedangkan aspek terakhir, yaitu aspek kegrafisan mendapatkan skor 19,77 dari
skor tertinggi 20 sehingga untuk aspek ini, media yang dikembangkan juga
termasuk dalam kategori sangat baik dengan persentase keidealan sebesar
98,85%. Persentase keidealan media pada uji coba lapangan skala besar ini dapat
dilihat dalam Gambar 4.18.

99
98
Skor (%)

97
96
95
94
93
Kelayakan Kebahasaan Sajian Kegrafisan
Isi
Aspek Penilaian

Gambar 4.18. Diagram Persentase Keidealan tiap Aspek pada Uji Coba Lapangan
Operasional.

Komentar yang ditulis oleh siswa untuk media pembelajaran yang


peneliti kembangkan, di dominasi dengan komentar positif. Namun tidak semua
siswa memberikan komentar positif, ada yang bilang bahwa menggunakan media
bahan ajar LKS praktikum itu merepotkan. Tidak semua komentar yang
dikemukakan siswa dijadikan referensi untuk revisi, karena mengenai soal
evaluasi tersebut sudah disesuaikan dengan indikator pembelajaran. Jadi, setelah
dilakukan uji coba lapangan skala besar ini tidak dilaksanakan proses revisi
karena media pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti telah memperoleh
skor dan presentase keidealan yang memenuhi kriteria sangat baik sehingga dapat
dikatakan layak jika digunakan dalam kegiatan pembelajaran individual siswa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id

B. Hasil Penelitian
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk
media pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing menggunakan LKS praktikum
materi larutan penyangga (buffer), yang layak digunakan guru sebagai bahan ajar
di kelas dan juga sebagai sumber belajar dalam kegiatan praktikum siswa.
Penelitian dan Pengembangan yang dilakukan penulis mengacu pada model
pengembangan Borg dan Gall (2007). Produk yang dihasilkan telah memenuhi
prosedur yang ditetapkan dengan revisi yang memperhatikan saran dan komentar
dari para validator dan siswa.Hasil akhir produk penelitian ini adalah media
pembelajaran dalam bentuk LKS praktikum.
Setelah melalui berbagai tahap pengembangan maka dihasilkan sebuah
media pembelajaran untuk materi larutan penyangga (buffer) dapat digunakan
sebagai sumber bahan ajar yang digunaka saat praktikum di laboratorium. Dalam
media pembelajaran ini menggunakan sintaks inkuiri diantaranya fenomena,
rumusan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis
dan merumuskan kesimpulan.
Produk media pembelajaran yang dihasilkan selanjutnya divalidasi oleh
ahli materi, ahli media, reviewer dan peer reviewer yang bertujuan untuk
mendapatkan masukan dan saran serta untuk mendapatkan rekomendasi agar
media pembelajaran dapat diujicobakan kepada siswa. Beberapa catatan
dihasilkan dari kegiatan validasi tersebut.
Pada tahap uji coba lapangan skala kecil, media pembelajaran
diperlihatkan kepada 12 orang siswa. Hasil angket kualitas media menunjukkan
bahwa media pembelajaran yang dikembangkan peneliti termasuk dalam kategori
baik dengan persentase keidealan pada keseluruhan aspek penilaian sebesar
83%.Selanjutnya adalah ujicoba lapangan skala besar, media pembelajaran
diperlihatkan kepada 60 orang siswa. Hasil angket kualitas media menunjukkan
bahwa bahan ajar yang dikembangkan peneliti termasuk dalam kategori sangat
baik dengan persentase keidealan pada keseluruhan aspek penilaian sebesar
97,58%. Angka persentase ini menunjukkan bahwa siswa-siswi tersebut merasa
commit tokonsep
tertarik dan terbantu dalam pemahaman user menggunakan LKS praktikum
perpustakaan.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id

yang dikembangkan oleh peneliti. Mereka menjumpai hal baru dari media ini,
ternyata materi kimia yang mereka anggap abstak dapat dipahami dengan mudah .
Hasil tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran untuk larutan
penyangga (buffer) ini layak digunakan guru sebagai bahan ajar pada saat
praktikum sebagai sumber belajar siswa.Produk media pembelajaran yang berisi
percobaan di laboratorium materi untuk larutan penyangga (buffer) pada lampiran
23.
Media yang telah dibuat memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan
dan keterbatasan media ini adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan
a. LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang dibuat penuh warna
meningkatkan minat siswa dalam mempelajari pelajaran kimia.
b. LKS praktikum inkuiri terbimbing pada bahasan pokok larutan penyangga
yang dikembangkan mampu membuat siswa aktif terlibat langsung dalam
proses pembelajaran sampai siswa dapat menemukan konsep sendiri.
c. LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan larutan
penyangga yang dikembangkan, dapat mendorong rasa ingin tahu siswa
karena penyajian materi dalam LKS praktikum tidak secara instan tapi
melalui tahapan inkuiri.
2. Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian dan pengembangan LKS praktikum
berbasis inkuiri terbimbing pada pokom bahasan larutan penyangga adalah:
1. LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan hanya pada
materi larutan penyangga
2. Waktu yang terbatas pada materi praktikum larutan penyangga sehingga
hanya diberi kesempatan untuk satu kali tatap muka setiap uji coba
lapangan.
3. Siswa yang mempunyai kemampuan akademik rendah, mengalami kesulitan
dalam merumuskan hipotesis, dan menjawab pertanyaan analisis

commit to user

Anda mungkin juga menyukai