Anda di halaman 1dari 31

Besarnya peran pendidikan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya faktor siswa dan faktor guru. Faktor siswa, keberhasilan menguasai pelajaran
tercermin dari prestasi yang dicapai oleh siswa yang memiliki potensi. Faktor guru
profesionalitas tidak hanya dari penguasaan materi yang dimiliki tetapi kreativitas guru juga akan
mempengaruhi proses belajar mengajar. Bahan ajar yang dibuat harus mampu membangkitkaan
rasa ingin tahu siswa. Bahan ajar membantu siswa berinteraksi dengan guru dan membantu siswa
memahami materi pembelajaran. Kemampuan setiap peserta didik memiliki tingkatan yang
berbeda. Berdasarkan uraian tersebut keterampilan guru sangat berperan dalam menciptakan
bahan ajar yang sesuai untuk siswa.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa bahan
tertulis maupun tidak tertulis. Salah satu bahan ajar yang tertulis, yaitu modul. Modul merupakan
baham ajar atau alat pembelajaran yang beris materi, metode, batasan-batasan dan cara
mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untk mencapai kompetensi yang
diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya (Dharma, 2008). Pembelajaran dengan
menggunakan modul mampu memberikan kesempataan bagi siswa untuk membangun konsep
sesuai dengan keceptan belajar masing-masing sehingga dengan menggunakan modul ini dapat
membantu siswa dalam belajar mandiri.
Kemandirian siswa dalam proses belajar dapat dibantu dengan adanya modul sehingga
siswa dapat lebih memahami isi materi. Tidak hanya proses pembelajaran reguler saja yang
memerlukan bahan ajar berupa modul untuk belajar mandiri siswa. Proses pembelajaran remedial
pun juga memerlukan bahan ajar yang dapat digunakan siswa secara mandiri seperti modul.
Modul untuk pembelajaran remedial pada dasarnya merupakan bentuk penyederhanaan dari
pembelajaran regular, agar siswa lebih mudah dalam memahami konsep-konsep, hal tersebut
dikemukakan oleh Arsyad (2005). Pembelajaran remedial memiliki beberapa kendala dalam
pelaksanaannya.
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) merupakan kriteria yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran ,dan kondisi satuan pendidikan
(Permendikbud No 23 tahun 2016). KKM yang ditentukan setiap sekolah tidak selalu sama
dikarenakan disesuaikan dengan keadaan siswa dan lingkungan sekolah. Penetapan KKM yang
harus dicapai oleh peserta didik melalui rapat dewan pendidik Hasil belajar dinyatakan tuntas
jika nilai yang diperoleh minimal mencapai KKM. Untuk siswa yang sudah mencapai KKM
mengikuti pengayaan, sedangkan hasil belajar tidak mencapai atau kurang dari KKM
dilaksanakan pembelajaran remedial.
Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang dilaksanakan jika hasil belajar siswa
dibawah KKM. Pembelajaran remedi diperlukan agar setiap siswa dapat mencapai standar
ketuntasan minimal (KKM). Dengan adanya pembelajaran remedial akan membantu siswa untuk
mencapai KKM. Hal ini dikarenakan kemampuan setiap individu siswa tidak sama dalam
memahami materi. Berdasarkan Permendikbud No. 22 Tahun 2017, hasil penilaian otentik
digunakan guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial). Pembelajaran remedi sangat
penting dilakukan guru karena menjadi salah satu point dalam pesyaratan akreditasi sekolah,
sesuai yang tercantum dalam perangkat akreditasi SMA/MA
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Murnilawati, dkk., (2015) dan
penelitian yang dilaksanakan oleh Sariyah (2017) pelaksanaan pembelajaran remedi yang
dilaksanakan oleh guru tidak sesuai dengan teori juknis karena pembelajaran remidi hanya
dilaksanakan di akhir semester dan pembelajaran remedi diberikan kepada seluruh siswa baik
yang sudah mencapai KKM maupun belum mencapai KKM. Materi biologi sel merupakan
materi KD 3.1, yaitu mendeskripsikan komponen kimiawi penyusun sel, ciri hidup pada sel yang
ditunjukkan oleh struktur, fungsi dan proses yang berlangsung di dalam sel sebagai unit terkecil
kehidupan. Untuk memenuhi KKM siswa harus diberi kesempatan mengikuti pembelajaran
remedial.
Berdasarkan observasi selama KPL di SMAN 7 Malang, pelaksanaan remedi hanya
dilakukan dengan pemberian tugas atau dengan mengerjakan soal ulang terhadap siswa yang
memperoleh nilai dibawah KKM. Tanggal 8 Nopember 2017 dilakukan wawancara terhadap
guru Biologi kelas XI dan 10 siswa kelas XI yang mengikuti pembelajaran remedi sel di SMAN
7 Malang. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi sekitar 40% persen siswa yang
mengikuti remedi sel, pelaksanaan remedi yang dilaksanakan oleh guru, yaitu dengan memberi
soal kembali atau penugasan, guru Biologi tersebut juga mengatakan bahwa perlunya modul
remedial untuk membantu belajar siswa. Hasil wawancara terhadap siswa kelas XI yang
mengikuti remedial rata-rata siswa yang mengikuti pembelajaran remedial dikarenakan materi
yang sulit dipahami dan mereka memerlukan bahan ajar yang lebih mudah dipahami. Modul
remedial yang akan dikembangan disajikan berbeda dari modul biasa. Modul remedial disajikan
soal latihan pada setiap indikator sehingga memudahkan siswa mengukur kemampuannya.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti menetapkan penelitian pengembangan dengan
judul “Pengembangan Modul Remedial Biologi Materi Sel Kelas XI di SMAN 7 Malang”

1.1 Tujuan Penelitian dan Pengembangan


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Menghasilkan modul remedial Biologi materi sel kelas XI di SMAN 7 Malang
2. Menguji materi modul remedial Biologi materi sel kelas XI di SMAN 7 Malang
3. Menguji kepraktisan modul remedial Biologi materi sel kelas XI di SMAN 7 Malang
4. Menguji keterbacaan modul remedial Biologi materi sel kelas XI di SMAN 7 Malang
1.2 Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Produk yang dihasilkan berupa modul remedial biologi materi sel dengan spesifikasi
sebagai berikut.
1. Materi yang dibahas pada modul berisi tentang sel KD 3.1 , yaitu Memahami tentang
komponen kimiawi penyusun sel, ciri hidup pada sel yang ditunjukkan oleh struktur, fungsi
dan proses yang berlangsung di dalam sel sebagai unit terkecil kehidupan dan KD 4.1, yaitu
menyajikan model/charta/gambar/ yang merepresentasikan pemahamannya tentang struktur
dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.
2. Produk yang dihasilkan, yaitu modul untuk pembelajaran remedial bagi siswa yang mengikuti
pembelajaran remedial
3. Modul terdiri dari tiga bagian utama, yaitu 1) bagian pendahuluan yang terdiri dari cover, kata
pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan modul, KD, indikator dan tujuan pembelajaran, 2)
bagian isi yang terdiri dari uraian materi yang dikemas dengan bahasa yang komunikatif, 3)
bagian penutup terdiri atas rangkumaan, umpan balik, glosarium dan daftar pustaka.
4. Bahasa yang digunakan dalam modul adalah Bahasa Indonesia dengan tujuan materi mudah
dipahami oleh siswa.
1.3 Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
Pentingnya penelitian dan pengembangan modul remedial Biologi materi sel kelas XI di
SMAN 7 Malang sebagai berikut.
1. Bagi siswa
Modul remedial materi sel dapat membantu pemahaman siswa yang mengikuti
pembelajaran remedial sel dari materi yang disajikan dari bahasa yang kurang komunikatif
menjadi bahasa yang lebih komunikatif.
2. Bagi guru
Memberikan pedoman bagi guru sebagai salah satu bahan ajar untuk pembelajaran
remedial dan juga dapat digunakan sebagai bahan ajar yang nanti dapat mebantu proses
belajar mengajar di kelas.
3. Bagi peneliti
Melatih peneliti dalam pembuatan modul remedial untuk meningkatkan kreatifitas
peneliti.

1.4 Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan


Keterbatasan pada penelitian dan pengembangan modul remedial Biologi sebagai berikut.
1. Modul Biologi yang dikembangkan merupakan modul remedial Biologi materi sel untuk
kelas XI.
2. Materi yang dibahas di dalam modul yaitu hanya materi KD 3.
3. Pengembangan modul remedial divalidasi oleh ahli pendidikan dan ahli materi dari
Universitas Negeri Malang, guru Biologi SMAN 7 Malang dan siswa kelas XI SMAN 7
Malang.
4. Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif
merupakan penilaian kelayakan modul remedial yang dikembangkan, sedangkan data
kualitatif berupa saran-saran penilaian modul oleh validator.
2 Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran dalam penelitian dan pengembangan ini maka
peneliti mendefinisikan beberapa istilah sebagai berikut.

1. Pengembangan modul adalah proses sistematis untuk menghasilkan modul serta


melakukan revisis berdasarkan saran dan komentar para validator, sehingga menghasilkan
modul yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
2. Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang dilaksanakan ketika siswa tidak
mencapai KKM dalam pembelajaran tersebut
3. Modul remedial Biologi adalah bahan ajar yang disajikan kepada siswa yang mengikuti
pembelajaran remedial agar siswa mampu belajar secara mandiri dengan bahasa yang
lebih komuniatif.
4. Modul remedial Biologi sel adalah modul yang digunakan sebagai bahan ajar remedial
materi KD 3.1
5. Penilaian modul dengan pelaksanaan validasi terhadap modul untuk mengukur kelayakan
isi modul. Penilaian dilakukan oleh validator ahli pendidikan, ahli materi, guru dan siswa.
6. Validitas adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menunjukkan tingkat kesahihan
2.1 Definisi Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial merupakan program pengajaran perbaikan yang khusus diberikan
guru kepada siswa (individu/kelompok) karena siswa tersebut memiliki masalah dalam belajar
(kurang/tidak menguasai materi belajar) (Darwansyah, 2009). Menurut Dr. Suharsimi Arikunto
(1988), remedial adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa yang belum menguasai bahan
pelajaran yang diberikan oleh guru, dengan maksud meningkatkan penguasaan terhadap bahan
pelajaran tersebut. Remediasi mempunyai padanan remediation dalam bahasa Inggris. Kata ini
berakar kata ‘toremedy’ yang bermakna menyembuhkan. Remediasi merujuk pada proses
penyembuhan. Remedial merupakan kata sifat. Karena itu dalam bahasa Inggris selalu bersama
dengan kata benda, misalnya ‘remedial work’, yaitu pekerjaan penyembuhan, ‘remedial
teaching’ – pengajaran penyembuhan. Pembelajaran remedial ditujukan kepada siswa yang
mengalami hambatan dalam proses belajar mengajar dan bersifat menyembuhkan dan
membetulkan anak yang mengalami berkesulitan belajar menjadi lebih baik.
Pembelajaran remedial dimulai dari identifikasi kebutuhan siswa yang bersangkutan.
Kebutuhan siswa ini dapat ditentukan dengan cara menganalisis kesulitan belajar dalam
memahami konsep-konsep tertentu. Pada dasarnya pembelajaran berulang secara generik seperti
pembelajaran regular, tetapi perbedaannya terletak pada pembelajaran beranjak dari kesulitan
yang dialami siswa tentang konsep yang sulit dipahaminya dan proses pembangunan
pengetahuan pada diri siswa disesuaikan dengan kebutuhan individual siswa. Penyusunan
remidial yang baik merupakan salah satu komponen akreditasi sekolah.
Pengajaran remedial merupakan upaya guru untuk menciptakan suatu situasi yang
memungkinkan siswa tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin
sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan melalui suatu proses
interaksi yang berencana, terorganisasi, terarah, terkoordinasi dan terkontrol. Pembelajaran
remedial merupakan kelanjutan dari pembelajaran regular di kelas, perbedaan hanya terletak
pada siswa yang masih memerlukan pembelajaran tambahan. Dengan pembelajaran remedial,
siswa yang lambat dalam belajar akan dibantu dengan menyiapkan kegiatan belajar dan
pengalaman langsung sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Di samping itu, perlu
dirancang pembelajaran secara individual untuk membangun konsep dasar, meningkatkan
kepercayaan diri, dan menguatkan efektifitas belajar. ( Fakihudin, 2007).
Pembelajaran remedial merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan,
selama dalam proses pendidikan itu terdapat standar yang harus dicapai oleh peserta didik.
Pembelajaran remedial harus disediakan karena pada hakikatnya pembelajaran remedial
merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menolong peserta didik meningkatkan prestasi
belajarnya sehingga peserta didik mampu mencapai suatu standar yang telah di tetapkan. Karena
setiap individu dilahirkan unik begitupula dalam proses pendidikan dan pembelajaran setiap
masing-masing individu memunyai kemampuan yang berbeda masing-masing memunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing hal inilah yang menyebabkan perbedaan hasil yang
dicapai dalam proses pembelajaran ( Sasmedi, 2011).
2.2 Modul
Modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh siswa, sesuai usia dan tingkat pengetahuan mereka agar mereka dapat belajar
secara mandiri dengan bimbingan minimal dari pendidik (Andi Prastowo, 2012). Penggunaan
modul dalam pembelajaran bertujuan agar siswa dapat belajar mandiri tanpa atau dengan
minimal dari guru. Di dalam pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator. hal-hal penting dalam
mendefinisikan modul yaitu bahan belajar mandiri, membantu siswa menguasai tujuan
belajarnya, dan paket program yang disusun dan didesain sedemikian rupa untuk kepentingan
belajar siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa modul merupakan paket program yang disusun dan
didesain sedemikian rupa sebagai bahan belajar mandiri untuk membantu siswa menguasai
tujuan belajarnya. Oleh karena itu, siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-
masing
Menurut Dharma (2008) modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancanng dapat
dipelajari secara mandiri oleh siswa. Pembaca dapat melakukan kegiata belajar tanpa kehadiran
pengajar secara langsung. Bahasa, pola, dan sifat kelengkapan lainnya yang terdapat dalam
modul diatur sehingga seolah-olah merupakan bahasa pengajar. Modul merupakan alat atau
sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
dirancang secara sistematis dan menarik. Menurut Dharma (2008) sebuah modul bisa dikatakan
baik dan menarik apabila terdapatkarakteristik sebagai berikut.
2.3 Pembelajaran dengan Modul
Proses pembelajaran merupakan proses penyampaian informasi terhadap peserta didik.
Informasi yang disampaikan berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengamatan, dst. Informasi
tersebut dikemas dalam bahan ajar. Bahan ajar merupakan seperangkat materi atau substansi
pelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan kompetensi secara utuh yang akan
dikuasai oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu bahan ajar tersebut, yaitu
modul. Dengan adanya modul dapat memacu siswa menguasai kompetensi secara runtut dan
sistematis sehingga peserta didik mampu menguasai kometensi sesuai dengan tujuan kompetensi.
Proses pembelajaran menggunakan modul merupakan salah satu upaya pembelajaran secara
mandiri untuk mencapai tujuan kompetensi. Dengan menggunakan modul dapat dipelajari oleh
peserta didik dengan waktu tertentu sesuai dengan potensi dan kondisinya. Menurut Dharma
(2008) belajar mandiri adalah proses dimana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa
bantuan orang lain untuk mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan atau
menentukan tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber-sumber belajar, memilih dan
melaksanakan strategi belajranya dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. Melalui proses
belajar tersebut siswa akan menjadi leih mandiri dalam belajar, sehingga pembelajaran yang
berfokus pada siswa (student center) dapat terlaksana dengan baik.
Belajar mandiri memberikan kebebasan, tanggungjawab dan kewenangan lebih besar
kepada pesserta didik. Menurut Dharma (2008) pembelajaran menggunakan modul bermanfaat
untuk hal-hal sebagai berikut.
1. Meningkatkan efektivitas pembelajara tanpa harus melalui tatap muka secara teratur karena
kondisi geografis, sosial ekonomi, dan situasi masyarakat
2. Menentukan dan menetapkan waktu belajar yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan belajar peserta didik
3. Secara tegas mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik secara bertahap melalui kriteria
yang telah ditetapkan dalam modul
4. Mengetahui kelemahan dan kompetensi yang belum dicapai peserta didik bedasarakan kriteria
yang ditetapkan dalam modul sehingga tutor membantu peserta didik untuk memperbaiki
belajarnya sserta melakukan remediasi.
Manfaat modul tersebut sangat penting untuk peningkatan proses belajar ang dilakukan oeh
peserta didik terutama bahasa yang diggunakan dalam modul bersiat komunikatif.
Mengoptimalkan bahan ajar dengan memberikan peluang terhadap siswa untuk belajar
mandiri dalam mengendalikan kegiatan belajar peserta didik. Dalam hal ini peran guru sebagai
fasilitator belajar dengan menyediakan berbagai sumber belajar yang dibutuhkan oleh peserta
didik. Oleh karena itu dibutuhkan modul sebagai sumber belajar siswa dalam kegiatan belajar
untuk mencapai tujuan kompetensi yang diharapkan.
2.4 Materi Sel
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, yang berarti sel mampu atau tetap hidup
tanpa kehadiran sel yang lain. Sel juga merupakan struktur terkecil yang mampu melakukan
pertumbuhan dan reproduksi (Sumardi dan Marianti, 2007). Sel tubuh  manusia adalah sel
mikroskopik yang berdiameter 10 sampai dengan 30 µm (Setiadi, 2007).. Sel hewan berukuran
sangat kecil, tetapi ada juga yang dapat dilihat oleh mata tanpa bentuan alat. Salah satunya
adalah sel telur katak yang berdiameter 1 milimeter (mm) ada yang mencapai mikrometer ,
bagian dalam sel dan makromolekul lebih kecil dari mikrometer yang satuannya dikenal dengan
nanometer (nm). Bentuk sel hewan relatif tidak tetap dan biasa berubah (George, 2006).
Sel hewan dan sel tumbuhan termasuk sel eukariotik yang memiliki selaput inti, namun
secara umum sel hewan dan sel tumbuhan tidak memiliki perbedaan yang mendasar, hanya saja
perbedaan pada bagian struktur atau organ-organ tertentu. Sel tumbuhan memiliki dinding sel,
membran sel, inti sel, sitoplasma, kutikula, dan epidermis, sedangkan sel hewan memiliki
vakuola retikulum endoplasma dan membran sel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sumadi
(2007). Bahwa sel hewan dan sel tumbuhan memiliki perbedaan pada organ tertentu. Sel
tumbuhan memiliki membran sel, sitoplasma, retikulum endoplasma, inti sel (nukleus),
mitokondria, ribosom, plastida dan vakuola. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan terletak pada
sentriol, sentrosom, lisosom dan flagel/silia.
Sistem endomemban merupakan berbagai jenis membran dari organel-organel yang
dihubungkan melalui sambungan fisik secara langsung dihubungakn melalui segmen-segmen
membran berupa vesikula-vesikula. Interaksi sel, baikdenga sel lainnya maupun dengan
lingkungannya, sangat dibutuhkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel tersebut.
Interaksi seldilakukan dengan cara transport melalui membran plasma.transpor zat melalui
membran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu transpor pasif dan transpor aktif. Transpor pasif
merupkan transport sel yang dilakukan melalui membrane tanpa membutuhkan energi. Tranpor
aktif adalah transport ion yang melawan gradien konsentrasi, sehingga memerlukan energi
( Irnaningtyas, 2017).
Transpor pasif meliputi difusi, difusi terfasilitasi dan osmosis. Difusi adalah proses
pergerakan partikel, molekul, ion, gas atau cairan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang
lebih rendah hingga tercapai keseimbangan. Difusi terfasilitasi dapat dipermudah oleh protein
spesifik yang membentuk saluran protein dan protein transport pada membran sel. Osmosis
adalah proses bergeraknya molekul pelarut (air) dari larutan dengan konsentrasi rendah
( hipotonik ) kelarutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi (hipertonik) melalui selaput selektif
permeabel. Transport akif adalah transpor zat melalui membran yang melawan gradien
konsentrasi sehingga memerlukan energi.transpor aktif meliputi pompa ion, kotranspor dan
endositosis-eksositosis. Pompa ion adalah transport ion melalui membrane dengan cara
melakukan pertukaran ion dari dalam ssel dengan ion di luar sel. Kotranspor adalah transport
aktif dari zat tertentu yang dapat menginisiasi transport zat terlarut lainnya. Eksositosis-
endosistosis adlah transport partikel dan molekul besar melalui pelipatan membran plasma atau
pembentukan vesikula.
2.5 Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis karakter dan kompetensi. Kurikulum 2013
dikembangkan dari Kurikulum 2006 (KTSP) yang dilandasi pemikiran tentang tantangan masa
depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, kompetensi masa depan,
dan fenomena negatif yang mengemuka (Pedoman Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013).

3.1 Model Penelitian dan Pengembangan


Model pengembangan yang digunakan peneliti pada penelitian kali ini adalah model 4-D
dari. Model 4-D ini dipilih dengan alasan karena pada model 4-D ini telah tersusun secara
terpogram dengan urut-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar
yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa dan pada model 4-D ini khusus digunakan
untuk pengembangan bahan ajar bukan rancangan pembelajaran. Pengembangan model 4-D ini
terdiri dari 4 tahap, yaitu pendefinisian (define) , perancangan (design), pengembangan
(develop), dan penyebaran (disseminate). Penelitian ini dibatasi pada tahap pengembangan
(develope). Tahap pengembangan, modul yang sudah melalui tahap revisi diuji cobakan kepada
siswa dengan cara uji keterbacaan dan selanjutnya dilakukan analisis.
3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Prosedur penelitian penembangan yang digunakan, yaitu menggunakan model sistem
pembelajaran 4D. Ada beberapa tahapan dalam model 4D sebagai berikut.
3.2.1 Tahap Define (Pendefinisian)
Tahap pendefinisian berguna untuk menentukan dan mendefinisikan kebutuhan-
kebutuhan di dalam proses pembelajaran serta mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan
dengan produk yang akan dikembangkan. Dalam tahap ini dibagi menjadi beberapa langkah
yaitu:
a. Analisis Ujung Depan (front-end analysis)
Analisis awal dilakukan untuk mengetahui permasalahan dasar dalam pengembangan
modul remedial. Analisis ujung depan yang dilakukan, yaitu wawancara dan observasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI di SMAN 7 Malang siswa yang
mengikuti remedial sel mencapai sekitar 40%. Tahap ini memunculkan fakta materi yang sulit
dipahami sehingga banyak siswa yang mengikuti remedial dan bagaimana pelaksanaan
pembelajran remedial
di SMAN 7 Malang. Hal ini untuk mempermudah menentukan langkah pengembangan modul
remedial.
b. Analisis Siswa (learner analysis)
Analisis peserta didik sangat penting dilakukan pada awal perencanaan. Analisis peserta
didik dilakukan dengan cara mengamati karakteristik peserta didik kelas XI di SMAN 7 Malang.
Analisis ini dilakukan dengan cara wawancara tertulis untuk mengetahui kemampuan dan
karaketeristik peserta didik. Hasil dari wawancara dengan siswa mereka membutuhkan bahan
ajar berupa modul remedial untuk membantu pelaksanaan pembelajaran remedial. Berdasarkan
hasil observasi Selama KPL, siswa masih kesulitan memahami materi yang abstrak seperti sel.
c. Analisi konsep (concept analysis)
Analisis konsep betujuan untuk menetukan isi materi yang akan dikembangkan dalam
modul remedial. Analisis konsep dibuat dalam peta konsep dari materi yang akan dikembangkan
dalam modul remedial dengan cara mengidentifikasi dan menyusun secara sistematis bagian-
bagian utama materi sel dalam pembelajaran.
d. Analisis Tugas (task analysis)
Analisis tugas bertujuan untuk mengidentifikasi tugas-tugas utama yang akan dilakukan
oleh peserta didik. Analisis tugas terdiri dari analisis terhadap Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD), indikator, dan tujuan pembelajaran yang dicapai terkait materi yang
akan dikembangkan melalui modul remedial. Tujuan pembelajaran merupakan acuan untuk
merancang modul remedial. Analisis tugas pada penelitian ini, dilakukan dengan dengan
menganalisis tugas yang akan diberikan didalam modul. Materi yang akan dikembangkan dalam
modul adalah materi sel. Materi sel mempelajari struktur, fungsi dan bioproses sel. Latihan soal
dibuat semenarik mungkin dan petunjuk yang jelas untuk memudahkan siswa.
e. Perumusan Tujuan Pembelajaran (specifying instructional objectives)
Analisis tujuan pembelajaran dilakukan untuk menentukan indikator pencapaian
pembelajaran yang didasarkan atas analisis materi dan analisis kurikulum. Dengan menuliskan
tujuan pembelajaran, peneliti dapat mengetahui kajian apa saja yang akan ditampilkan dalam
modul remedial materi sel. Kompetensi dasar, indikator dan tujuan materi sel terdapat pada di
bawah ini.

Kompetensi Dasar Indikator Tujuan


3.1 Memahami tentang 3.1.1 Menjelaskan konsep sel 3.1.1.1 Siswa dapat
komponen kimiawi sebagai unit terkecil menjelaskan konsep sel
penyusun sel, ciri hidup kehidupan sebagai unit terkecil
pada sel yang ditunjukkan 3.1.2 Menjelaskan perbedaan kehidupan
oleh struktur, fungsi dan tipe sel 3.1.1.2 Siswa dapat
proses yang berlangsung di 3.1.3 Menjelaskan tentang menganalisis konsep
dalam sel sebagai unit komponen kimiawi sel sel sebagai unit
terkecil kehidupan mulai dari unsur, senyawa, struktural
mikromolekul molekul, 3.1.1.3 Siswa dapat
makro molekul, supra menganalisis konsep
molekul/organella sel sel sebagai unit
sampai sel fungsional
3.1.4 menjelaskan struktur dan 3.1.1.4 Siswa
fungsi organela yang 3.1.1.4 Siswa dapat
dimiliki oleh sel hewan menjelaskan tentang
3.1.5 menjelaskan struktur dan komponen kimiawi sel
fungsi organela yang mulai dari unsur,
dimiliki oleh sel tumbuhan senyawa,
3.1.6 menjelaskan perbedaan mikromolekul molekul,
struktur sel hewan dan sel makro molekul, s upra
tumbuhan molekul/organella sel sampai
31.7 Menjelaskan mekanisme sel
transpor dalam sel 3.1.1.5 Siswa dapat
menjelaskan struktur
dan fungsi organela
yang dimiliki oleh sel
hewan
3.1.1.6 Siswa dapat
menjelaskan struktur
dan fungsi organela
yang dimiliki oleh sel
tumbuhan
3.1.1.7 Siswa dapat
menjelaskan perbedaan
struktur sel hewan dan
sel tumbuhan
3.1.1.8 Siswa dapat
menjelaskan tentang
komponen kimiawi
penyusun membran sel
3.1.1.9 Siswa dapat
menjelaskan proses
transport pasif pada sel
3.1.1.10 Siswa dapat
menjelaskan transport
aktif pada sel
4.1.1 Membuat 4.1.1.1 Siswa dapat membuat
model/charta/gambar model/charta/gambar
tentang struktur dan tentang struktur dan
fungsi sel sebagai unit fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan terkecil kehidupan
4.1 Menyajikan (menggunakan bahan (menggunakan bahan
model/charta/gambar/ daur ulang) daur ulang)
yang
merepresentasikan
pemahamannya
Lanjutan Tabel 3.1

tentang struktur dan


fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan

3.2.2 Tahap Design (Perancangan)


Tahap design (pernacangan) dilakukan setelah mendapatkan permasalahan dari tahap
pendefinisian, selanjutnya dilakukan tahap perancangan. Tahap perancangan ini bertujuan untuk
merancang suatu modul remedial yang dapat digunakan dalam pembelajaran remedial Biologi
kelas XI materi sel, tahap perancangan ini meliputi:
a. Penyusunan tes acuan patokan (constructing criterion-referenced test)
Penyusunan tes instrumen berdasarkan penyusunan tujuan pembelajaran yang menjadi
tolak ukur kemampuan peserta didik. Tes penyusunan acuan patokan berdasarkan hasil belajar
siswa sebelumnya yang kemudian dikembangkan dalam modul remedial.
b. Pemilihan Media (media selection)
Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media pembelajaran yang relevan
dengan karakteristik materi dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Berdasarkan hasil
wawancara, siswa kelas XI di SMAN 7 Malang yang mengikuti remedial sel membutuhkan
modul remedial untuk membantu pemahaman mereka terhadap materi sel dikarenakan
pembelajaran remedial yan dilaksanakan hanya pemberian ujian ulang atau pemberian tugas.
Modul remedial berguna untuk membantu peserta didik dalam pencapaian kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang diharapkan.
c. Pemilihan Format
Pemilihan format dilakukan pada langkah awal. Pemilihan format dilakukan agar format
yang dipilih sesuai dengan materi pembelajaran sel. Pemilihan bentuk penyajian disesuaikan
dengan media pembelajaran yang digunakan. Pemilihan format dalam isi pembelajaran,
pemilihan pendekatan, dan sumber belajar, mengorganisasikan dan merancang isi modul
remedial materi sel. Pembuatan desain modul remedial meliputi desain gambar, tulisan ,dan
layout.

d. Rancangan Awal ( initial design )


Desain awal (initial design) yaitu rancangan modul remedial yang
telah dibuat oleh peneliti kemudian diberi masukan oleh dosen pembimbing, membaca teks dan
wawancara. Masukan dari dosen pembimbing akan digunakan untuk memperbaiki modul
remedial sebelum dilakukan produksi, kemudian melakukan revisi setelah mendapatkan saran
perbaikan modul remedial dari dosen pembimbing dan nantinya rancangan ini akan dilakukan
tahap validasi
3.2.3 Tahap Develop ( pengembangan)
Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan modul remedial
yang sudah direvisi berdasarkan masukan ahli dan uji coba kepada peserta didik. Terdapat dua
langkah dalam tahapan ini yaitu sebagai berikut
a. Validasi Ahli (expert appraisal)
Validasi ahli dalam modul remedial ada tiga, yaitu validasi ahli materi, validasi ahli
pendidikan dan guru Biologi. Validasi ahli berfungsi untuk memvalidkan modul remedial dan
selanjutnya dilakukan revisi.
1. Validasi Ahli Materi
Validasi ahli materi dalam pengembangan modul remedial, yaitu dosen pengampu mata
kuliah Biologi Sel Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang untuk menguji kevalidan materi
sel yang akan dikembangan dalam modul remedial dan menuliskan hasil validasi di lembar
validasi. Dosen validator berlatar belakang pendidikan minimal S-2 pendidikan biologi/ biologi
dan telah berpengalaman mengampu Mata Kuliah Biologi Sel. Dosen validator yang akan
memvalidasi, yaitu Ibu Umi Lestari
2. Validasi Ahli Pembelajaran
Validasi ahli media dalam pengembangan modul remedial, yaitu dosen pengampu mata
kuliah media pembelajaran Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang untuk menguji kevalidan
modul yang akan dikembangkan sudah sesuai atau belum untuk dikembangkan dan menuliskan
hasil validasi di lembar validasi. Dosen validator berlatar belakang pendidikan minimal S-2
pendidikan biologi dan berpengalaman dalam mengampu mata kuliah pengembangan bahan ajar.
Dosen validator yang akan memvalidasi, yaitu Ibu Sunarmi
3. Praktisi Lapangan
Praktisi lapangan dalam pengembangan modul remedial, yaitu guru Biologi kelas XI
SMAN 7 Malang. Guru Biologi tersebut menguji kevalidan modul remedial yang akan
dikembangkan sesuai atau tidak dikembangkan di SMAN 7 Malang dan menuliskan hasil
validasi di lembar validasi. Praktisi lapangan yang dituju, yaitu guru Biologi yang berlatar
belakang pendidikan minimal S1 Pendidikan Biologi.
b. Uji Coba Pengembangan (developmental testing)
Uji coba lapangan dilakukan untuk memperoleh masukan langsung berupa respon, reaksi,
komentar siswa, dan para pengamat terhadap modul yang telah disusun untuk mengetahui modul
remedial tersebut layak dikembangkan atau tidak. Uji coba produk skala terbatas pada siswa
dilakukan kepada 10 orang siswa
4 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas XI SMAN 7 Malang. SMAN 7 Malang bertempat di
Jalan Cengger Ayam 14, Kota Malang. Penelitian dilaksanakan Pebruari – Maret 2018
5 Subjek Penelitian
Subjek penelitian pengembangan modul remedial, yaitu siswa kelas XI SMAN 7 Malang
yang berjumlah 10 orang untuk uji skala terbatas. Siswa akan mengisi angket pemahaman
terhadap isi modul
6 Teknik Analisa Data
Teknik analisis yang digunakan dalam modul remedial, yaitu secara kuantitatif dan
kualitatif
a. Kuantitatif

Berdasarkan hasil perhitungan yang menggunakan rumus, untuk menentukan kualifikasi


validitas/ kelayakan modul yang dikembangkan, digunakan ketentuan pada di bawah ini.
Presentase Validasi
b. Kualitatif
Analisis data secara kualitatif merupakan kritik dan saran dari validator ahli yang
digunakan untuk memperbaiki modul yang akan dikembangkan, ssedangkan dari siswa berupa
kritik dan saran mengenai modul yang telah direvisi yang mencakup bahasa yang diguakan
dalam modul, menarik atau tidaknya modul dan pemahaman siswa terhadap modul remedial

Hasil pengembangan modul remedial berupa data yang diperoleh dari uji coba media baik
oleh ahli materi, ahli pengembangan, praktisi lapangan dan juga siswa. Uraian tentang hasil
pengembangan media terdiri atas (a) penyajian data uji coba, (b) analisis data, (c) revisi produk
hasil validasi.
4.1 Penyajian Data Uji Coba
4.1.1 Deskripsi Produk
Modul cetak yang dikembangkan merupakan modul pembelajaran remedi materi sel untuk
siswa kelas XI. Modul terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian
penutup.
a. Bagian Pendahuluan
Pendahuluan modul didalamnya terdapat penjelasan umum mengenai modul yang
terdiri dari halaman sampul, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, petunjuk penggunaan
modul, kompetensi dasar, tujuan, indikator, dan peta konsep Deskripsi masing-masing
komponen sebagai berikut.
1. Halaman Sampul
Bagian halaman sampul terdapat identitas modul yang dikembangkan meliputi: (1)
jenis bahan ajar, yaitu modul pe,belajaran remedial, (2) materi yang disajikan, yaitu materi
sel, (3) sasaran modul, yaitu siswa kelas XI, (4) nama penyusun, (5) identitas Instansi.
Selain identitas pada bagian halaman sampul juga disajikan beberapa gambar yang relevan
dengan materi. Adapun tampilan halaman sampul modul sebagai berikut.
Gambar 4.1 Halaman Sampul Modul
2. Kata Pengantar
Kata pengantar berisis uraian singkat mengenai modul, ucapan terimakasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian modul, dan harapan terhadap
siswa setelah mempelajari modul.
3. Daftar Isi
Daftar isi memuat kandungan kandungan modul secara keseluruhan. Daftar isi
dilengkapi dengan nomor halaman untuk memudahkan pembaca menemukan halaman
yang dicari terkait isi modul.
4. Daftar Gambar
Daftar gambar berisi informasi gambar-gambar yang ada di dalam modul beserta
halamannya.
5. Petunjuk Penggunaan Modul
Petunjuk penggunaan modul berisi informasi bagaimana siswa mempelajari modul
secara berurutan dengan mudah. Petunjuk penggunaan modul menggunakan bahasa yang
sederhana agar mudah dipahami oleh siswa.
6. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar modul remedial ini, yaitu KD 3.1
Indikator
Indikator yang diturunkan dari Kompetensi Dasar pada modul remedial ini sebagai
berikut.
1. Mendeskripsikan komponen kimiawi penyusun sel
2. Mendeskripsikan struktur sel prokariot dan sel eukariot
3. Mendeskripsikan struktur sel hewan dan sel tumbuhan
4. Menjelaskan fungsi organela yang dimiliki oleh sel tumbuhan dan sel hewan
5. Menjelaskan perbedaan struktur sel hewan dan sel tumbuhan
6. Menjelaskan bioproses dalam sel

7. Tujuan
Tujuan berisi tujuan yang harus dicapai oleh siswa dan disesuaikan dengan KD
serta indikator pembelajaran. Tujuan pembelajaran modul remedial materi sel sebagai
berikut.
1. Melalui modul remedial siswa dapat mendeskripsikan komponen kimiawi penyusun sel
2. Melalui modul remedial siswa dapat mendeskripsikan struktur sel prokariot dan sel
eukariot
3. Melalui modul remedial siswa dapat mendeskripsikan struktur sel hewan dan sel
tumbuhan
4. Melalui modul remedial siswa dapat menjelaskan fungsi organela yang dimiliki oleh sel
tumbuhan dan sel hewan
5. Melalui modul remedial siswa dapat menjelaskan bioproses dalam sel
6. Melalui modul remedial siswa dapat menjelaskan perbedaan struktur sel hewan dan sel
tumbuhan
8. Peta Konsep
Peta konsep berisi pokok-pokok materi yang terdapat didalam modul remedial, peta
konsep bertujuan pembaca mempermudah memahami materi apa saja yang akan dipelajari.
b. Bagian Inti

Bagian inti merupakan inti dari modul yang memuat uraian materi, uji pemahaman,
rangkuman, dan kunci jawaban. Penjelasan masing-masing komponen sebagai berikut.
1. Uraian Materi
Materi yang disajikan dalam modul remedial mengenai struktur dan fungsi sel.
Materi yang disajikan dalam modul remedial dibagi menjadi empat bagian, yaitu
pengertian sel, komponen kimiawi penyusun sel, transpor zat, struktur dan fungsi sel.
2. Uji Pemahaman
Uji pemahaman berisi soal latihan. Uji pemahaman diletakkan dibagian akhir
setiap bagian materi agar siswa mampu mengukur kemampuannya pada setiap bagian
materi. Selain itu uji pemahaman diletakkan di akhir bagian materi dikarenakan tidak
semua siswa mengalami kesulitan pada semua materi, sehingga mereka dapat berlatih
dimateri yang kurang dipahami. Soal uji pemahaman berupa soal uaraian yang sudah
disesuaikan dengan indikator.
3. Rangkuman
Rangkuman merupakan komponen modul yang menyajikan ide pokok isi
pembelajaran modul, sebagai tinjauan ulang serta pendalaman terhadap materi
pembelajaran yang telah dipelajari siswa.
4. Kunci Jawaban
Kunci jawaban berisi jawaban dari soal latihan uji pemahaman. Kunci jawaban
berfungsi sebagai panduan siswa terhadap jawaban soal.
c. Bagian Penutup
Bagian penutup terdiri dari daftar pustaka dan glosarium.
1. Daftar Pustaka
Daftar pustka berisi daftar buku, artikel, dokumen dan berbagai sumber literatur
yang dirujuk dalam pembuatan modul
2. Glosarium
Glosarium berisi penjelasan istilah yang terkait dengan materi yang disajikan dalam
modul, glosarium bertujuan mempermudah siswa memahami materi modul.
4.1.2 Data Hasil Validasi
Data yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan merupakan data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari lembar komentar dan saran yang disampaikan oleh
ahli/pakar. Data kuantitatif diperoleh dari skala linkert 1-4. Modul akan diuji tingkat validitas
dan kelayakannya berdasarkan angket validasi oleh ahli/pakar dan juga siswa. Data yang
didapatkan dari hasil uji coba sebagai berikut.
a. Ahli Materi
Saran dan komentar dari ahli materi menyatakan bahwa,

Hasil validasi modul remedial oleh ahli media/pembelajaran. Hasil data ahli
media/pembelajaran yang telah dianalisis. Berdasarkan data yang telah dianalisis, ringkasan data
hasil analisis. Komentar dan saran dari ahli materi, yaitu Perlu ditambahkan kalimat yang
mengarah pada aspek motivasi belajar siswa
Hasil validasi modul remedial oleh ahli lapangan. Hasil data ahli lapangan yang telah
dianalisis. Berdasarkan data yang telah dianalisis, ringkasan data hasil analisis dipaparkan pada.

Komentar dan saran dari ahli materi dipaparkan


d. Uji Keterbacaan Siswa
Hasil uji keterbacaan oleh siswa kelas XI di SMAN 7 Malang. Hasil uji keterbacaan yang
telah dianalisis. Berdasarkan data yang telah dianalisis, ringkasan data hasil analisis.
4.2 Analisis Data
a. Ahli Materi
Ahli materi terdiri dari satu validator, yaitu dosen biologi Universitas Negeri Malang
yang ahli pada bidang Biologi Sel. Validator ahli materi, yaitu Dr. Umie Lestari, MSi. Data uji coba
yang dikembangkan ditinjau dari beberapa aspek, yaitu sel, tipe sel, komponen kimiawi sel,
struktur dan fungsi sel, perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan dan mekanisme transpor
membran. modul remedial yang dikembangkan telah memenuhi kriteria, yaitu sebesar 97,62%
yang menyatakan bahwa modul remedial yang dikembangkan sangat valid atau dapat digunakan
tanpa revisi. Tabel 4.2 berisi komentar dan saran yang harus diperhatikan. Ada revisi yang harus
dilakukan karena adanya kesalahan pada penulisan. Revisi pada materi bertujuan agar siswa
lebih mudah memahmai materi pada modul remedial.
b. Ahli Media/Pembelajaran
Ahli media/pembelajaran terdiri dari satu validator, yaitu dosen biologi Universitas
Negeri Malang yang ahli pada bidang pengembangan media pembelajaran, yaitu Dr. Endang
Suarsini, M.Ked. Data uji coba yang dikembangkan ditinjau dari beberapa aspek, yaitu halaman
sampul (cover), kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, petunjuk penggunaan modul, peta
konsep, rangkuman, latihan soal, daftar pustaka, glosarium, tampilan dan keterbacaan. modul
remedial yang dikembangkan telah memenuhi kriteria, yaitu sebesar 95,07% berdasarkan kriteria
validasi menyatakan modul remedial yang dikembangkan sangat valid atau dapat digunakan
tanpa revisi. berisi komentar dan saran yang harus diperhatikan. perlu ditambahkan kalimat yang
mengarah pada aspek motivasi belajar siswa. modul harus mengandung motivasi belajar siswa
agar siswa tetap termotivasi untuik melakukan pembelajaran secara mandiri dengan
menggunakan modul.
c. Ahli Lapangan
Ahli lapangan terdiri dari satu validator, yaitu guru biologi SMAN 7 Malang, yaitu Dra.
Hj. Elly Udiarti, M.Si. Data uji coba yang dikembangkan ditinjau dari beberapa aspek, yaitu
tampilan , keterbacaan, sajian, penyajian materi, latihan soal dan penilaian. modul remedial yang
dikembangkan telah memenuhi kriteria, yaitu sebesar 97,43% . Berdasarkan kriteria validasi
menyatakan modul remedial yang dikembangkan sangat valid atau dapat digunakan tanpa revisi.
Tabel 4.6 berisi komentar dan saran yang harus diperhatikan. sebaiknya modul disusun lebih
menarik lagi agar siswa lebih bersemangat dalam mempelajari modul remedial. penampilan
modul remedial yang dikembangkan disusun lebih menarik dengan gambar yang jelas,
penyusunan kalimat yang komunikatif dan pemilihan warna desain modul yang menarik.
d. Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan dilakukan kepada 10 siswa kelas XI di SMAN 7 Malang yang mengikuti
pembelajaran remedial pada materi sel. modul remedial yang dikembangkan telah memenuhi
kriteria, yaitu 91,03% bedasrkan kriteria validasi menyatakan modul remedial yang
dikembangkan sangat valid atau dapat digunakan tanpa revisi.
4.3 Revisi Produk
Revisi produk bertujuan untuk memperbaiki media yang telah dikembangkan agar media
yang dikembangkan lebih optimal digunakan dalam pembelajaran remedial. Hasil revisi prosuk
dapat berdasarkan saran dan komentar yang diberikan oleh validator ahli materi, ahli
media/pembelajaran, ahli lapangan serta siswa. Hasil produk yang telah dikembangkan berupa
modul remedial materi sel.
Tabel 4.8 Tampilan Revisi Produk sebelum dan Sesudah
Konten Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Cover
Uji
Pemahama
n
Materi
Komponen
Kimiawi Sel

Produk yang dikembangkan dari media pembelajaran ini merupakan modul remedial materi
sel untuk kelas XI di SMAN 7 Malang. Modul ini dikembangkan atas dasar permasalahan yang
ada di lapangan, yaitu kurang optimalnya pembelajaran remedial yang dilakukan di SMAN 7
Malang. Pembelajaran remedial di SMAN 7 Malang hanya dilakukan dengan pemberian tugas
dan mengerjakan ulang soal ujian. Modul remedial ini diharapkan dapat mebantu belajar siswa
yang mendapatkan nilai dibawah KKM terutama materi sel. Penggunaan modul dapat membantu
siswa belajar secara mandiri. Hal ini sejalan dengan pernyataan Andi (2012) bahwa penggunaan
modul dalam pembelajaran bertujuan agar peserta didik dapat belajar mandiri tanpa atau dengan
minimal dari pendidik, di dalam pembelajaran, pendidikhanya sebagai fasilitator.
Modul yang dikembangkan sebatas pada KD 3.1 Komponen dari modul terdiri dari tiga
bagian, yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Bagian pendahuluan terdiri dari cover, kata
pengantar, daftar isi, daftar gambar, petunjuk penggunaan modul, peta konsep, Kompetensi
Dasar, indikator dan tujuan. Bagian isi terdiri dari materi sel, uji pemahaman yang terdiri dari
soal pilihan ganda dan soal uraian, rangkuman, dan umpan balik. Bagian penutup terdiri dari
daftar pustaka dan glosarium. Setiap uji pemahaman terdapat umpan balik yang bertujuan unuk
memotivasi dan mengukur kemampuan siswa.
Media yang diekmbangkan divalidasi oleh ahli materi, ahli media/pengembangan dan ahli
lapangan. Hasil validasi menunjukkan bahwa media yang dikembangkan layak digunakan
sebagai salah satu media altermatif dalam pembelajaran remedial biologi. Berdasarkan hasil
validasi ahli materi didapatkan hasil sebesar 97,92%, hasil validasi dari ahli media/pembelajaran
sebesar 95,07%, dan hasil validasi dari ahli lapangan sebesar 97,43%, dari hasil yang didapatkan
menurut Akbar (2013) tingkat kevalidan produk tersebut didapatkan kriteria dengan keterangan
sangat valid, dan sangat baik untuk digunakan.
Media yang dikembangkan setelah melalui tahap validasi kemudian diuji cobakan kepada
siswa kelas XI untuk uji keterbacaan. Uji keterbacaan yang diberikan kepada siswa meliputi
pemahaman siswa terhadap modul, kemenarikan modul, dan kemudahan siswa dalam memahami
modul. Uji keterbacaan diujikan kepada 10 siswa kelas XI. Jenis data dalam uji keterbacaan
siswa berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Hasil data kuantitatif uji keterbacaan siswa
sebesar 91,03%, berdasarkan hasil keterbacaan tersebut modul remedial yang dikembangkan
layak untuk dikembangkan. Daa kualitatif berisi kritik dan saran untuk modul yang
dikembangkan.
Data kualitatif didapatkan dari kritik dan saran pada lembar validasi para ahli maupun
disampaikan secara langsung oleh para ahli yang bersangkutan yang selanjutnya digunakan
untuk mengevaluasi dan merevisi produk. Revisi produk dilakukan untuk memperbaiki
kesalahan atau kekurangan pada materi pelajaran dan membuat tampilan lebih menarik. Media
yang dikembangkan sesuai hasil validasi dan uji coba produk memiliki kelebihan dan
kekurangan antara lain sebagai berikut.
5.1.1 Kelebihan Modul Remedial Materi Sel
1. Memberikan kemudahan kepada siswa yang mengikuti pembelajaran remedial dalam
memahami materi sel.
2. Modul didesain semenarik mungkin untuk membelajari biologi.
3. Bahasa yang disajikan lebih mudah untuk dipahami oleh siswa.
4. Gambar yang disajikan lebih jelas dan mudah dipahami.
5. Modul remedial bisa digunakan pula oleh siswa yang tidak mengikuti pembelajaran
remedial.
6. Modul remedial dapat membantu belajar siswa secara mandiri.
7. Gambar yang disajikan dalam modul dibuat sejelas mungkin.
8. Setiap uji pemahaman, siswa dapat mengukur kemampuannya masing-masing secara
mandiri.
9. Modul bias digunakan sebagai buku pegangan untuk guru terutama materi sel.
5.1.2 Kekurangan Modul Remedial Materi Sel
1. Materi dalam modul hanya sebatas materi sel.
2. Modul hanya dikembangkan di SMAN 7 Malang berdasarkan analisis kebutuhan
5.2 Saran Pemanfaatan, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut
Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk berupa media pembelajaran berupa
modul remedial materi sel, adapun beberapa saran yang diberikan pada produk hasil
pengembangan ini meliputi saran pemanfaatan dan saran pengembangan produk lebih lanjut.
5.2.1 Saran Pemanfaatan
Modul remedial yang dikembangkan ini dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran
remedial materi sel oleh guru dan siswa. Dalam menggunakan modul, siswa disarankan
mempelajari modul sesuai dengan petunjuk penggunaan dan sistematika penyajian materi
memdudahkan siswa dalam memahami dan mendapatkan konsep yang utuh. Selain dapat
dimanfaatkan untuk siswa yang mengikuti pembelajaran remedial materi sel, modul ini juga
dapat digunakan sebagai bahan ajar dan buku pegangan baik untu guru maupun siswa. Dengan
adanya modul ini siswa yang mengikuti pembelajaran remedial terutama materi sel dapat
mempelajari secara mandiri bagian yang belum mereka pahami dan dapat mengukur secara
langsung kemampuannya.
5.2.2 Saran Pengembangan Lebih Lanjut
a. Hasil pengembangan modul terbukti bahwa modul layak untuk dikembangkan, oleh karena
itu perlu di lakukan penelitian lebih lanjut mengenai hasil belajar siswa yang mengikuti
pembelajaran remedial terutama materi sel.
b. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan melaksanakan penelitian eksperimen
sehingga dapat lebih mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar.
c. Penelitian lebih lanjut dapat mengembangan modul remedial untuk materi biologi lainnya.
d. Penelitian lebih lanjut dapat meneruskan penelitian sampai tahap selanjutnya, yaitu tahap
penyebaran (disseminate).

Anda mungkin juga menyukai