Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

ASMA

OLEH : kelompok 4
1. Agnes Nindi A S
2. Agustina Yossi R
3. Alifatul Fitriana
4. Ambar Asmawati
5. Anis Masfuah
6. Dian Naeli Sa’adah
7. Diyah Ayu Darwati

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEGATAN


CENDEKIA UTAMA KUDUS
TAHUN AJARAN 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Study : Keperawatan Gawat Darurat


Topik : Asma
Sub topik : Penanganan Awal Asma
Sasaran : Keluarga Pasien
Tempat :
Hari/Tanggal :
Waktu : 1 x 30 menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Pada akhir proses penyuluhan, keluarga klien dapat menyebutkan pengertian tanda-
tanda dan penanganan asma

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan keluarga klien dapat :
1. Menyebutkan pengertian Asma
2. Menyebutkan Penyebab Asma
3. Menyebutkan Tanda dan gejala Asma
4. Menyebutkan Penatalakanaan pada Asma

III. SASARAN
Masyarakat Ds. Luhursari

IV. MATERI (Terlampir)

V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

VI. MEDIA
 Leaflet
 PPT

VII. KRITERIA EVALUASI


Evaluasi Struktur
 Peserta hadir ditempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ds Luhursari
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
Evaluasi Proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
Evaluasi Hasil
 Peserta penyuluhan mengetahui tentang Asma

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN


No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 3 Pembukaan :
menit  Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang akan
 Memperhatikan
diberikan
 Menanyakan sekilas tentang
pengetahuan keluarga Pasien
mengenai Asma

2. 15 Pelaksanaan :
menit  Menjelaskan tentang pengertian  Memperhatikan
Asma
 Menjelaskan tentang penyebab  Memperhatikan
Asma
 Menjelaskan tentang tanda dan
 Memperhatika
gejala Asma
 Menjelaskan tentang
 Memperhatikan
penatalaksanaan Asma
 Memberi kesempatan kepada
 Bertanya dan
peserta untuk bertanya
menjawab
pertanyaan yang
diajukan
3. 10 Evaluasi :
menit  Menanyakan kepada peserta  Menjawab
tentang materi yang telah pertanyaan
diberikan, dan reinforcement
kepada ibu yang dapat menjawab
pertanyaan.
4. 2 Terminasi :
menit  Menyimpulkan materi yang telah  Mendengarkan
disampaikan
 Mengucapkan terimakasih atas  Menjawab salam
peran serta peserta.
 Mengucapkan salam penutup

IX. PENGORGANISASIAN
Moderator : Diyah Ayu Darwati
Notulen : Agnes Nindi A S
Pembicara : Anis Masfuah dan Ambar Asmawati
Operator : Agustina Yossi
Observer : Dian Naeli Sa’adah
Fasilitator : Alifatul Fitriana

MATERI PENYULUHAN
2.1 Definisi
Asma adalah suatu kadaan klinik yang ditandai oleh terjadinya penyempitan bronkus
yang berulang namun reversibel, dan diantara episode penyempitan bronkus tersebut terdapat
keadaan ventilasi yang lebih normal. Keadaan ini pada orang-orang yang rentan terkena asma
mudah ditimbulkan oleh berbagai rangsangan, yang menandakan suatu keadaan hipere aktivitas
bronkus yang khas.Penyakit asma adalah penyakit yang terjadi akibat adanya penyempitan
saluran pernapasan sementara waktu sehingga sulit bernapas. Asma terjadi ketika ada kepekaan
yang meningkat terhadap rangsangan dari lingkungan sebagai pemicunya. Diantaranya adalah
dikarenakan gangguan emosi, kelelahan jasmani,perubahan cuaca, temperatur, debu, asap,
bau-bauan yang merangsang, infeksisaluran napas, faktor makanan dan reaksi alergi.
Penyakit asma bronkial di masyarakat sering disebut sebagai bengek, asma, mengi,
ampek, sasak angok, dan berbagai istilah lokal lainnya. Asma merupakan suatu penyakit
gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya
periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan
yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.
Orang yang menderita asma memiliki ketidak mampuan mendasar dalam mencapai
angka aliran udara normal selama pernapasan (terutama pada ekspirasi). Ketidak mampuan
ini tercermin dengan rendahnya volume udara yang dihasilkan sewaktu melakukan usaha eksirasi
paksa pada detik pertama. Karena banyak saluran udara yang menyempit tidak dapat dialiri dan
dikosongkan secara cepat,tidak terjadi aerasi paru dan hilangnya ruang penyesuaian normal
antara ventilasidan aliran darah paru. Turbulensi arus udara dan getaran mukus bronkus
mengakibatkan suara mengi yang terdengar jelas selama serangan asma, namun tanda fisik
ini juga terlihat mencolok pada masalah saluran napas obstruktif.Diantara serangan asma,
pasien bebas dari mengi dan gejala, walaupun reaktivitas bronkus meningkat dan kelainan
pada ventilasi tetap berlanjut. Namun, pada asmakronik, masa tanpa serangan dapat menghilang,
sehingga mengakibatkan keadaan asma yang terus-menenrus yang sering disertai infeksi bakteri
sekunder.

2.2 Penyebab

Sampai saat ini penyebab dari asma bronchial belum diketahui. Berbagai teori sudah
diajukan, akan tetapi yang paling disepakati adalah adanya gangguan parasimpatis
(hiperaktivitas saraf kolinergik), gangguan simpatis (blok pada reseptor beta adrenergic dan
hiperaktifitas reseptor alfa adrenergik).
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :
     1. Ekstrinsik (alergik).
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang
spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan
spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik
terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang
disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.
2. Intrinsik (non alergik).
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak
spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya
infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering
sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan
emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk
alergik dan non-alergik.
Berdasarkan Keparahan Penyakitnya :
a. Asma intermiten
           Gejala muncul < 1 kali dalam 1 minggu, eksaserbasi ringan dalam beberapa jam atau
hari, gejala asma malam hari terjadi < 2 kali dalam 1 bulan, fungsi paru normal dan
asimtomatik di antara waktu serangan, Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced Expiratory
Value in 1 second (PEV1) > 80%
b. Asma ringan
           Gejala muncul > 1 kali dalam 1 minggu tetapi < 1 kali dalam 1 hari, eksaserbasi
mengganggu aktifitas atau tidur, gejala asma malam hari terjadi > 2 kali dalam 1 bulan, PEF
dan PEV1 > 80%
c. Asma sedang (moderate)
           Gejala muncul tiap hari, eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur, gejala asma
malam hari terjadi >1 kali dalam 1 minggu, menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat
dalam keseharian, PEF dan PEV1 >60% dan < 80%
d. Asma parah (severe)
         Gejala terus menerus terjadi, eksaserbasi sering terjadi, gejala asma malam hari sering
terjadi, aktifitas fisik terganggu oleh gejala asma, PEF dan PEV1 < 60%
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan
asma bronchial:
1. Faktor predisposisi
a.  Genetik
     Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana
cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai
keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita
sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain
itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
2. Faktor presipitasi
a.  Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1.  Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi
2.  Ingestan, yang masuk melalui mulut
ex: makanan dan obat-obatan
3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
ex: perhiasan, logam dan jam tangan

3. Perubahan cuaca
      Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir
yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang
serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga.
Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
4. Stress
      Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus
segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat
untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala
asmanya belum bisa diobati.
5. Lingkungan kerja
      Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini
berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan,
industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
      Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani
atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan
asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.

2.4 Tanda dan Gejala


Keluhan utama penderita asma ialah sesak napas mendadak, disertai fase inspirasi
yang lebih pendek dibandingkan dengan fase ekspirasi, dan diikuti bunyi mengi (wheezing),
batuk yang disertai serangn napas yang kumat-kumatan. Pada beberapa penderita asma,
keluhan tersebut dapat ringan, sedang atau berat dan sesak napas penderita timbul mendadak,
dirasakan makin lama makin meningkat atau tiba-tiba menjadi lebih berat.
Wheezing terutama terdengar saat ekspirasi. Berat ringannya wheezing tergantung
cepat atau lambatnya aliran udara yang keluar masuk paru. Bila dijumpai obstruksi ringan
atau kelelahan otot pernapasan, wheezing akan terdengar lebih lemah atau tidak terdengar
sama sekali. Batuk hamper selalu ada, bahkan seringkali diikuti dengan dahak putih berbuih.
Selain itu, makin kental dahak, maka keluhan sesak akan semakin berat.
Dalam keadaan sesak napas hebat, penderita lebih menyukai posisi duduk
membungkuk dengan kedua telapak tangan memegang kedua lutut. Posisi ini didapati juga
pada pasien dengan Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Tanda lain yang
menyertai sesak napas adalah pernapasan cuping hidung yang sesuai dengan irama
pernapasan. Frekuensi pernapasan terlihat meningkat (takipneu), otot Bantu pernapasan ikut
aktif, dan penderita tampak gelisah. Pada fase permulaan, sesak napas akan diikuti dengan
penurunan PaO2 dan PaCO2, tetapi pH normal atau sedikit naik. Hipoventilasi yang terjadi
kemudian akan memperberat sesak napas, karena menyebabkan penurunan PaO2 dan pH
serta meningkatkan PaCO2 darah. Selain itu, terjadi kenaikan tekanan darah dan denyut nadi
sampai 110-130/menit, karena peningkatan konsentrasi katekolamin dalam darah akibat
respons hipoksemia.

2.4 Penatalaksan
aan

Penatalaksanaan asma terdiri dari 6 Pengetahuan


Asma (enam) tahapan Memberikan
a.Pengendalian yaitu sebagai pengetahuan
asma Manajemen berikut: kepada penderita
pengendalian 1) asma tentang
keadaan mengurangi gejala atau leukotrien.
penyakitnya dan asma adalah Dan untuk asma
mekanisme menhindari faktor moderate
pengobatan yang pencetus yang persisten
akan dapat , menggunakan
dijalaninya meningkatkan pilihan obat β
kedepan (GINA, gejala asma. -agonist inhalsi
2005). Faktor resiko ini dikombinasikan
2) dapat berupa dengan
Monitor makanan, obat- glukokortikoid
Memonitor asma obatan, polusi, dan inhalasi, teofiline
secara teratur sebagainya (GINA, atau leukotrien.
kepada tim medis 2005). Untuk asma
yang b. severe persisten
menangani Pengobatan Medis , β2
penyakit asma. Jangka Panjang -
Memonitor Pengoba agonist inhalasi
perkembangan tan jangka panjang dikombinasikan
gejala, hal- terhadap penderita dengan
hal apa saja yang asma, dilakukan glukokortikosteroid
mungkin terjadi berdasarkan inhalasi,
terhadap penderita tingkat keparahan teofiline dan
asma dengan terhadap gejala leukotrien atau
Efektifitas Latihan Nafas..., asma tersebut. menggunakan
Dodi Rohman, Fikes UMP,
2015 Pada obat β2 agonist
24 penderita asma oral
kondisi gejala intermitten (GINA, 2005).
yang dialaminya , tidak ada Berikut penjelasan
beserta memonitor pengobatan tentang ob
perkembangan jangka panjang. at-obat pengontrol
fungsi paru (GINA, Pada asma
2005). penderita asma (
3) mild intermitten Controller
Menghindari , menggunakan ):
Faktor Resiko pilihan obat 1)
Hal yang paling glukokortikosteroid Glukokortikosteroi
mungkin dilakukan inhalasi dan d Inhalasi
penderita asma didukung oleh Efektifitas Latihan Nafas...,
Dodi Rohman, Fikes UMP,
dalam Teofilin, kromones, 2015
25
Jenis obat ini obat ini sama atau leukotrien.
digunakan selama dengan obat Untuk
satu bulan atau kortikosteroid asma
lebih untuk inhalasil. Obat ini severe persisten
mengurangi gejala dapat , β2
inflamasi asma. menimbulkan -agonist inhalasi
Obat ini dapat hipertensi, dikombinasikan
meningkatkan diabetes, dengan
fungsi paru, penekanan kerja glukokortikosteroid
mengurangi hipothalamus- inhalasi, teofiline
hiperresponsive pituitary dan dan leukotrien
dan mengurangi adrenal, atau
gejala katarak, glukoma, menggunakan
asma dan obaesitas dan obat β2 agonist
meningkatkan kelemahan (GINA, oral (GINA, 2005).
kualitas hidup 2005). imun
(GINA, 2005). 3) nonspecific
Obat ini Kromones . Obat ini dapat
dapat (Sodium menimbulkan
menimbulkan Cromogycate dan batuk-batuk pada
kandidiasis Nedocromyl saat
orofaringeal Sodium) pemakaian
, menimbulkan Obat ini dapat dengan bentuk
iritasi menurunkan formulasi powder
pada bagian jumlah eosin (GINA, 2005).
saluran napas atas bronchial pada Efektifitas Latihan Nafas...,
Dodi Rohman, Fikes UMP,
dan dapat gejala asma. Obat 2015
memberikan efek ini dapat 26
sistemik, menekan menurunkan 4)
kerja adrenal atau gejala dan Β2
mengurangi menurunkan -Agioinst Inhalasi
aktivitas reaksi Obat in berfungsi
osteoblast hiperresponsive sebagai
(GINA, 2005). pada 2-agonist bronkodilator
2) inhalsi selama 12 jam
Glukokortikosteroi dikombinasikan setelah
d Oral dengan pemakaian. Obat
Mekanisme kerja glukokortikoid ini dapat
obat dan fungsi inhalasi, teofiline mengurangi gejala
asma pada
waktu malam, merelaksasi Efektifitas Latihan Nafas...,
Dodi Rohman, Fikes UMP,
meningkatkan secara langsung 2015
fungsi paru. Obat otot polos bronki 27
ini dapat dan pembuluh Berikut penjelasan
menimbulkan darah tentang obat-obat
tremor pada pulmonal meringankan (
bagian . Obat ini dapat Reliever
musculoskeletal menyebabkan efek )
, menstimulasi samping berupa asma:
kerja mual, muntah, a)
cardiovascular dan diare, sakit β2
hipokalemia kepala, insomnia - Agoinst Inhalasi
(GINA, 2005). dan Obat ini bekerja
5) iritabilitas sebagai
B2 . Pada level yang bronkodilator.
-Agonist Oral lebih dari 35 Obat ini
Obat ini sebagai mcg/mL digunakan untuk
bronkodilator dan menyebabkan mengontrol gejala
dapat mengontrol hperglisemia, asma,
gejala hipotensi, aritmia variabilitas peak
asma pada waktu jantung, flow
malam. Obat ini takikardi, , hiperresponsive
dapat kerusakan otak jalan napas. Obat
menimbulkan dan kematian ini dapat
anxietas, (Depkes RI, 2007). menstimulasi
meningkatkan 7) kerja jantung,
kerja jantung, dan Leukotriens tremor otot
menimbulkan Obat ini berfungsi skeletal
tremor pada sebagai anti dan hipokalemia
bagian inflamasi. Obat ini (GINA,
muskuloskeletal berfungsi 2005).
(GINA, 2005). untuk mengurangi b)
6) gejala termasuk Β2
Teofiline batuk, - Agionst Oral
Obat ini digunakan meningkatkan Obat ini sebagai
untuk fungsi bronkodilator.
menghilangkan paru dan Obat ini dapat
gejala atau menurunkan menstimulasi kerja
pencegahan asma gejala asma jantung, tremor
bronkial dengan (GINA, 2005). otot
skeletal gejala yang dalam
dan ditimbulkan pelaksanaan
hipokalemia asma. latihan pasien
(GINA, 2005). Buteyko melakukan nafas
c) ini merupakan dalam dengan
Antikolinergic tehnik bernapas frekuensi kurang
Obat ini sebagai yang dirancang dari atau sama
bronkodilator. khusus dengan 10 kali
Obat ini dapat Efektifitas Latihan Nafas..., permenit. Latihan
Dodi Rohman, Fikes UMP,
meningkatkan 2015 napas dalam dan
fungsi paru. Obat 28 lambat secara
ini dapat untuk penderita teratur akan
menyebabkan asma dengan meningkatkan
mulut prinsip latihan respons
kering dan tehnik bernapas saraf parasimpatis
pengeluaran dangkal dan penurunan
mucus (GINA, (GINA, 2005). aktivitas saraf
2005). Slow deep simpatik,
c. breathing meningkatkan
Metode adalah metode fungsi pernafasan
Pengobatan bernapas yang dan
Alternative frekuensi kardiovaskuler,
Metode pe bernapas kurang mengurangi efek
ngobatan dari 10 kali stres, dan
alternative permenit dengan meningkatkan
ini sebagian besar fase ekshalasi kesehatan fisik
masih dalam yang dan mental
penelitian. Buteyko panjang (Velkumary &
merupakan salah (Breathesy, 2007). Madanmohan,
satu pengobatan Slow deep 2004; Kiran,
alternative breathing Behari,
yang adalah gabungan Venugopal,
terbukti dapat dari Vivekanandhan &
menurunkan metode nafas Pandey, 2005;
ventilasi alveolar dalam ( Larson & Jane,
terhadap deep 2004)
hiperventilasi breathing .
paru penderita ) dan napas Penelitian Telles
asma, selain itu lambat sehingga dan Desiraju
memperbaiki (1991)
menunjukkan
bahwa
pengaturan
pernapasan dalam
dan lambat
menyebabkan
penurunan
secara signifikan
konsumsi oksigen.
Teknik
pernapasan
dengan pola
yang teratur juga
dapat dilakukan
untuk relaksasi,
manajemen stres,
kontrol
psikofisiologis dan
meningkatkan
fungsi organ (Ritz
& Roth,
2003;
Kwekkeboom,
2005; Lane &
Arcinesgas, 2007;
Geng & Ikiz,
2009)

Anda mungkin juga menyukai