8-I-Peramalan - Decline Curve PDF
8-I-Peramalan - Decline Curve PDF
Metode analisis yang digunakan dalam melakukan analisis kinerja produksi tergantung pada
jenis data, jenis reservoir, dan jenis mekanisme pendorongan. Namun, pada dasarnya metode
yang digunakan untuk melakukan analisis dan kemudian untuk peramalan tersebut adalah
ekstrapolasi kecenderungan (trends) dari data yang diobservasi untuk masa yang akan datang.
Gambar skematik berikut menunjukkan prinsip metode peramalan produksi.
Produksi menurun
(declining)
Sejarah Peramalan
waktu y.a.d.
Waktu
p/z
Oil cut
(%)
Abandon
Ultimate Gp Np
recorvery
Log WOR
GOR
Np Np
c. Atau gunakan rata-rata dalam selang beberapa periode yang sedang berjalan (running
average), biasanya menggunakan selang tiga periode, yaitu:
N p( n −1) + N p( n ) + N p( n +1)
N pr =
3
Running
Waktu Laju alir Jumlah 3 bulan average
(bulan) (bpm) (bbl) (bbl)
1 1500 1500
2 803 3993 1331
3 1690 1095
4 791 1130
5 909 2160 720
6 460 670
7 641 488
8 362 1500 500
9 497 358
10 215
Penyelesaian:
Ketiga sajian data produksi tersebut, yaitu Kolom 2 berupa data mentah, Kolom 3 berupa
jumlah dalam interval tiga bulanan, dan Kolom 4 berupa running average tiga bulanan
kemudian diplot. Hasilnya ditunjukkan oleh gambar berikut. Dari ketiga kurva produksi
tersebut, mana yang merepresentasikan karakteristik penurunan produksi yang benar?
1000
0
0 2 4 6 8 10
Bulan
Jadi, terlihat bahwa loss ratio tidak lain adalah satu per konstanta decline. Dengan demikian,
decline curve jenis eksponensial dicirikan oleh loss ratio yang koanstan. Sedangkan decline
curve jenis hiperbolik dicirikan oleh turunan pertama dari loss ratio yang konstan. Perhatikan
contoh berikut:
yang menunjukkan seberapa banyak perubahan laju produksi setelah suatu periode waktu
tertentu dibandingkan dengan laju produksi sebelum periode waktu tersebut.
Sementara itu, Arps telah mendefinisikan dua persamaan umum untuk menghitung decline
rates, yaitu:
Persamaan dalam bentuk diferensial:
⎡ dq ⎤
⎢ dt ⎥
–D = ⎣ ⎦
q
Persamaan dalam bentuk:
D = K qb
− Dt = ln q 2 − ln q1
Catatan: untuk plot log q vs. t berupa garis lurus, maka berlaku pula
− Dt = ln q i − ln q
Penyelesaian:
50% per tahun; ini disebut dengan effective decline rate (De), atau
69.3% per tahun; ini disebut dengan nominal decline rate (D).
Pada contoh di atas, effective decline rate diperoleh dari definisi umum decline rate:
Hubungan De dan D:
Untuk satu time periode (yaitu t = 1 [bulan/tahun/dan sebagainya])
q = q
q i e −D = q i − q i D e
q i e − D = q i (1 − D e)
e −D = 1 − D e
maka:
D = - ln ( 1 – De )
atau
De = 1 – e-D
Jika hubungan tersebut diplot maka diperoleh gambar sebagai berikut. Terlihat bahwa harga
D dan De hampir sama sampai harganya sekitar 25%. Nominal decline rate akan meningkat
tajam pada harga-harga yang besar.
0.8
Effective Decline (De)
0.6
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Nominal Decline (D)
Penyelesaian:
a. Menggunakan D
100
ln ( )
D= 96 = 0.04082 /bulan
1
sehingga:
q = qi e − D t
= 100 e -0.01082 (12)
= 61.27 BOPD
b. Menggunakan De
100 − 96
De = = 0.04 / bulan
100
Konversi De per bulan ke De per tahun
1 – De(y) = (1 – De(m))12
De(y) = 1 – (1 – 0.04)12 = 0.3873/tahun
Setelah 1 tahun:
q = qi (1 – De)
= 100 (1 – 0.3873)
= 61.27 BOPD
Analisis rate decline menggunakan metode analitik memerlukan pemahaman tentang periode
aliran (yang merupakan pendekatan untuk menyederhanakan formulasi solusi analitik) di
dalam reservoir. Periode aliran tersebut biasa dibagi menjadi tiga kategori, yaitu transient,
pseudosteady state, dan steady state. Berdasarkan hal itu, periode penurunan produksi pada
suatu sumur dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu:
(1) Transient decline (“infinite acting”), yaitu penurunan produksi alamiah yang disebabkan
oleh ekspansi minyak, gas, dan air dalam suatu daerah pengurasan (drainage area) dengan
radius yang berubah (membesar) sehingga volume pengurasan tidak tetap.
(2) Depletion decline (“pseudosteady state”), yaitu penurunan produksi alamiah setelah
transient decline; hal ini terjadi setelah jari-jari pengurasan (drainage radius) telah
Periode transient dicirikan oleh perubahan kondisi aliran yang sangat cepat di sumur. Periode
ini dimulai segera setelah sumur dibuka dan terus berlanjut sampai “gangguan” laju produksi-
dan-tekanan yang terjadi di sumur merambat dan mencapai batas-batas daerah pengurasan.
Ketika batas-batas luar tercapai oleh gangguan tekanan dari sumur dan seluruh reservoir
mulai berkontribusi terhadap produksi, kondisi di sumur mulai stabil, dan periode transient
secara bertahap berubah menjadi periode pseudosteady state. Dengan demikian pseudosteady
state berhubungan dengan periode depletion. Oleh karenanya, pada bagian ini kedua istilah
tersebut digunakan secara bergantian. Reservoir dengan permeabilitas tinggi mempunyai
periode transient yang lebih singkat dibandingkan dengan reservoir yang mempunyai
permeabilitas rendah. Pada kasus yang terakhir, jika reservoir sangat ketat, produksi dapat
berlangsung secara transient selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Analisis decline curve khususnya yang menggunakan metode analitik mempunyai berbagai
kegunaan. Metode ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi kecenderungan penurunan
tingkat produksi suatu sumur atau suatu lapangan sehingga dapat dilakukan peramalan
produksi dengan cara mengekstrapolasi kurva tingkat produksi tersebut untuk waktu yang
akan datang. Metode ini juga dapat digunakan untuk melakukan interpretasi laju penurunan
produksi sehingga dapat diperoleh informasi mengenai sifat fisik reservoir dan sumur,
misalnya untuk menghitung permeabilitas, menentukan faktor skin, dan menentukan ukuran
daerah pengurasan jika diperoleh keselarasan (matching) dengan type curves. Selanjutnya,
metode ini juga dapat digunakan untuk melakukan ekstrapolasi kurva produksi setelah
perubahan yang mendadak, misalnya akibat operasi stimulasi sumur, atau untuk melakukan
penyesuaian-penyesuaian (adjustments) operasional di lapangan, misalnya untuk kasus
terjadinya backpressure di permukaan.
Dalam kaitan dengan metode analitik, pada bagian ini dibahas mengenai dua profil produksi
yaitu untuk sumur yang berproduksi pada tekanan konstan dan sumur yang berproduksi pada
Pada pembahasan analisis rate decline berikut ini, pembahasan utama adalah untuk sumur
yang berproduksi pada tekanan kepala sumur konstan. Produksi dengan tekanan kepala sumur
konstan sangat cocok untuk sumur-sumur yang mempunyai produktivitas rendah yang harus
berproduksi dengan tekanan separator atau tekanan aliran di pipa konstan sehingga
pengaturannya tidak terbatas dengan jepitan (choke) di kepala sumur. Cara produksi ini juga
cocok untuk sumur-sumur “tua” berlaju produksi tinggi ketika tekanan kepala sumur telah
mencapai tekanan pengiriman (delivery) minimum yang diperlukan untuk menjaga aliran di
permukaan dengan tekanan seperator konstan dan untuk melawan backpressure. Produksi
dengan laju produksi konstan dapat diperlukan untuk lapangan yang tingkat produksinya
terbatas oleh satu atau lebih alasan berikut:
(1) Terbatas oleh kapasitas peralatan pemroses di permukaan
(2) Mempunyai masalah reservoir yang bersifat lokal, misalnya produksi dengan gas atau
water coning
(3) Kontrak penjualan yang mensyaratkan tingkat produksi tertentu
(4) Keterbatasan karena aturan produksi (“kuota”).
Untuk kasus produksi dengan tekanan konstan, rate decline dapat dianalisis dengan
menggunakan type curves, yaitu berupa plot antara laju produksi terhadap waktu dalam
bentuk variabel tak berdimensi. Type curves yang telah ada sekarang ini (yang merupakan
kombinasi solusi analitik dan empirik terhadap aliran fluida di dalam media berpori) dapat
digunakan baik untuk periode aliran transient maupun pseudosteady state serta untuk sumur
yang mengalami stimulasi maupun tidak.
q (konstan) qi
pi pi – pwf(t)
q(t)
pwf(t) pwf (konstan)
t t
Pada periode produksi transient dikenal dua macam keadaan produksi di sumur yaitu: sumur
yang diproduksi dengan laju produksi konstan dan dan sumur yang diproduksi dengan
tekanan alir sumur konstan seperti ditunjukkan oleh gambar skematik di atas. Dalam literatur,
solusi pendekatan persamaan difusivitas untuk periode transient jika sumur berproduksi pada
laju produksi konstan telah tersedia. Pada bagian ini, akan disampaikan solusi persamaan
difusivitas jika sumur berproduksi pada tekanan konstan. Perhitungan penurunan laju
produksi untuk kasus sumur berproduksi pada tekanan konstan mengikuti cara yang sama
dengan perhitungan penurunan tekanan sumur untuk kasus sumur berproduksi pada laju
produksi konstan. Dalam buku mereka, Golan and Whitson menulis bahwa untuk kasus ini,
untuk menggambarkan laju produksi terhadap waktu, digunakan prinsip bahwa produksi
transient merupakan suatu serial produksi “steady state” dengan jari-jari pengurasan yang
membesar. Dengan demikian, dengan menuliskan persamaan aliran satu fasa radial periode
steady state untuk drawdown tekanan konstan (yaitu pwf konstan) dan jari-jari pengurasan
yang membesar diperoleh:
r1 r2 r3
p qi Radius pengurasan
no-flow
mengembang
pwf (konstan)
r re
Laju
• produksi
rw
t •
Waktu
•
r1 r2 r3
dimana:
q = laju alir, STB/day
B = faktor volume formasi, bbl/STB
μ = viskositas, cp
k = permeabilitas, md
h = ketebalan formasi, ft
pi = tekanan awal, psia
pwf = tekanan alir dasar sumur, psia
maka dapat disimpulkan bahwa hubungan jari-jari pengurasan transient dengan qD adalah:
r e ( t ) = r wa exp(1 / q D)
Selanjutnya, dengan menggunakan definisi qD di atas dan tD seperti berikut:
atau
0.006327kt
tD = jika t dalam hari
φμ c t r wa 2
dimana
φ = porositas, fraksi
ct = kompresibilitas total, psi-1
rwa = apparent wellbore radius, ft
maka solusi terhadap persamaan difusivitas untuk kondisi batas tertentu telah diperoleh dan
telah terdokumentasi dalam literatur. Untuk kasus laju produksi konstan, solusi persamaan
difusivitas menghasilkan penurunan tekanan sumur sebagai fungsi dari waktu dan/atau jari-
jari pengurasan sebagai:
141.2qBμ ⎡ r e ( t ) ⎤
p wf ( t ) = p i − ln ⎢ ⎥
kh ⎣ r wa ⎦
atau jika digabungkan dengan definisi pD, maka dapat ditulis:
141.2qBμ
p wf ( t ) = p i − pD
kh
Dengan demikian, tergantung kondisi produksi di sumur, analisis rate decline dapat dilakukan
dengan menggunakan solusi untuk pD atau qD. Gambar berikut yang berupa plot log qD vs.
log tD adalah contoh kurva penurunan produksi dari Earlougher (1977) berdasarkan data dari
Jacob dan Lohman (1952) yang merupakan solusi umum untuk kondisi transient (infinite
acting). Jenis plot seperti itu disebut type curve yang menggambarkan karakter sumur selama
periode transient. Earlougher telah melakukan studi untuk menentukan akhir dari periode
transient (atau awal periode pseudosteady state). Ia menyatakan bahwa dengan menghitung
variabel waktu tak berdimensi maka dapat diperkirakan awal terjadinya periode pseudosteady
state. Untuk sumur yang terletak ditengah-tengah suatu reservoir silindris, waktu tersebut
adalah:
t DApss = 0.1
atau
2
⎛ re ⎞
t Dpss = 0.1π ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ r wa ⎠
atau dalam variabel nyata dapat ditulis
Seperti telah dijelaskan di muka bahwa analisis rate decline tidak hanya dapat digunakan
untuk memperkirakan profil laju produksi sumur tetapi juga dapat digunakan untuk
menentukan parameter reservoir dan memprediksi profil laju produksi di masa yang akan
datang. Hal ini dapat dilakukan jika terdapat data produksi yang cukup dan dapat diselaraskan
(matched) dengan type curves. Proses ini disebut dengan type curve matching yang membuat
kita dapat menghubungkan variabel tak berdimensi dengan variabel nyata. Hubungan tersebut
adalah logaritma real sama dengan logaritma tak berdimensi ditambah dengan suatu
konstanta. Hal ini diperoleh dengan mengambil logaritma dari definisi laju produksi tak
berdimensi dan waktu tak berdimensi di atas, yaitu:
⎡ 141.2qBμ ⎤
log q D = log ⎢ ⎥
⎣⎢ kh (p i − p wf )⎦⎥
⎡ 0.0002637 kt ⎤
log t D = log ⎢ ⎥
⎢⎣ φμ c t r wa 2 ⎥⎦
⎡ 0.0002637k ⎤
log t D = log ⎢ ⎥ + log t
⎣⎢ φμ c t r wa ⎦⎥
2
Dengan demikian dua plot log qD vs log tD dan log q vs. log t hanya dibedakan oleh suatu
harga konstanta yang sifatnya additive (dalam plot sifatnya linier). Dengan cara membuat
plot antara q vs. t pada kertas dengan skala log-log yang sama dengan type curve, yaitu plot
solusi umum qD(tD), dan kemudian menempatkannya di atas type curve maka dapat diperoleh
‘match” dengan cara menggeser-geser kurva tersebut secara horizontal atau vertical dengan
tetap menjaga sumbu-sumbu kedua plot parallel satu sama lain. Titik match yang diperoleh
menunjukkan bahwa:
⎡qD⎤ 141.2μB
⎢ ⎥ =
⎣ q ⎦ match kh (p i − p wf )
⎡tD⎤ 0.0002637 k
⎢ t ⎥ =
⎣ ⎦ match φμ c t r 2wa
Dengan memilih titik match pada type curve secara bebas (dipilih secara sembarang),
biasanya diambil qD = 1 dan tD = 1, maka dapat dihitung permeabilitas dan skin factor (dari
definisi rwa) dengan menggunakan kedua persamaan di atas, yaitu:
Dari titik match laju produksi:
141.2μB ⎡ q ⎤
k= ⎢ ⎥
h (p i − p wf ) ⎣⎢ q D ⎦⎥
match
0.0002637 k ⎡ t ⎤
r 2wa = ⎢ ⎥
φμ c t ⎣ t D ⎦ match
sehingga
⎛r ⎞
s = − ln⎜⎜ wa ⎟⎟
⎝ rw ⎠
p ∂p p
pr =C
dt
rw Radius re rw Radius re
Dengan volume pengurasan yang konstan dari undersaturated reservoir, maka material
balance yang menghubungkan penurunan tekanan reservoir (pi – pr) dengan produksi
kumulatif minyak (Np) berikut berlaku:
N p B o = V p c t (p i − p r )
= Ahφ c t (p i − p r )
dimana
Vp = volume pori
ct = kompresibilitas total
A = luas daerah pengurasan (reservoir)
pi = tekanan awal reservoir
pr = tekanan reservoir setelah terproduksi Np
Dengan demikian untuk kasus constant rate depletion, dengan volume pengurasan konstan,
dan laju produksi konstan sehingga Np = q t, maka tekanan rata-rata reservoir menurun
terhadap waktu mengikuti persamaan berikut:
qBt
p r = pi −
Ahφ c t
dimana cta adalah apparent total compressibility dari sistem yang tergantung pada pe(t).
Untuk kasus saturated reservoir, persamaan material balance dari Tarner (1944) atau Tracy
(1955) mungkin dapat digunakan. Namun hal itu bukan merupakan tujuan pembahasan dalam
bab ini.
Selanjutnya, solusi analitik baik untuk depletion laju produksi konstan, yaitu untuk kasus
aliran radial periode pseudosteady-state, constant rate production dari sumur silindris pada
reservoir tertutup maupun untuk kasus depletion tekanan sumur konstan telah tersedia dalam
literatur. Menurut Golan dan Whitson, untuk kasus tertentu dalam hal ini kondisi batas luar
no-flow dan kondisi batas dalam constant pressure, Fetkovich (1980) berdasarkan solusi
berbentuk tabulasi dari Tsarevich dan Kuranov (1966) telah membuat type curves, seperti
ditunjukkan pada gambar berikut. Seperti ditunjukkan pada gambar tersebut, perubahan dari
periode transient menjadi pseudosteady state adalah sesaat (instantaneous) untuk kasus
bentuk reservoir circular. Perubahan ini terjadi pada tpss seperti dinyatakan oleh persamaan di
atas dan ditunjukkan pada gambar berikut sebagai tanda asterisk (*).
Solusi umum untuk penurunan produksi periode pseudosteady state untuk constant pressure
production secara analitik dapat dinyatakan oleh (yang merupakan inversi Laplace space
solution):
q D = A e −B t D
dimana A dan B adalah konstanta yang didefinisikan sebagai rasio re/rwa. Fetkovich kemudian
mengembangkan persamaan untuk A dan B tersebut seperti ditunjukkan oleh persamaan di
bawah ini.
Kurva penurunan produksi secara eksponensial seperti ditunjukkan oleh solusi analitik di atas
didukung oleh berbagai observasi di lapangan. Salah satu hasil observasi yang sangat terkenal
Sehubungan dengan persamaan tersebut di atas, Arps mengelompokkan tiga jenis decline
masing-masing disebut sebagai eksponensial, hiperbolik, dan harmonik. Arps menemukan
bahwa kurva data produksi dapat dimodelkan oleh persamaan di atas dengan qi, D, dan
koefisien b tertentu. Ketiga jenis decline dibedakan oleh harga b masing-masing sebagai
berikut:
(1) decline eksponensial: b = 0
(2) decline hiperbolik: 0 < b < 1
(3) decline harmonik: b = 1.
Sehingga:
Untuk decline eksponensial:
q = q i e − Dt
Jika data produksi tidak tersedia, maka diperlukan metodologi lain untuk memprediksi laju
produksi. Fetkovich telah memodifikasi persamaan Arps untuk decline eksponensial di atas
dan menuliskan qi dan D sebagai fungsi variabel reservoir, yaitu:
kh (p i − p wf )
qi =
141.2μB[ln(r e / r wa ) − 0.5]
2(0.000264)k
D=
φμ c t (r e2 − r 2wa )[ln(r e / r wa ) − 0.5]
Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua sumur memperlihatkan kurva laju produksi yang
bersifat eksponensial selama periode depletion. Dalam banyak kasus, decline hiperbolik yang
lebih ”gradual” lebih banyak ditemui. Decline hiperbolik ini seringkali ditunjukkan oleh
sumur yang mempunyai energi alamiah maupun buatan yang memperlambat penurunan
tekanan dibandingkan dengan energi yang diakibatkan oleh ekspansi fluida (minyak) saja.
Tepatnya, decline hiperbolik ditunjukkan oleh reservoir yang mempunyai mekanisme
pendorongan solution-gas, ekspansi gas cap, atau water drive. Juga ditunjukkan oleh reservoir
yang mengalami injeksi air atau gas. Pada kasus-kasus tersebut yang terjadi adalah
peningkatan kompresibilitas total. Jika diplot pada kertas semilog, maka log laju produksi
terhadap waktu menunjukkan bentuk seperti terlihat pada gambar berikut.
Persamaan Arps untuk decline hiperbolik dapat pula dituliskan dalam bentuk variabel tak
berdimensi dan koefisien decline analitik A dan B, yaitu:
A
q Dd =
(1+ bB t D)1 / b
Persamaan ini dapat diplot untuk menggambarkan decline eksponensial, harmonik, dan
hiperbolik dalam satu type curve (satu buah kurva) dengan mendefinisikan qDd dan tDd
dimana, menurut Fetkovich, adalah:
q q
q Dd = atau q Dd = D
qi A
Hiperbolik:
1
q Dd =
(1+ b t Dd)1 / b
Plot dari kedua persamaan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut untuk b = 0 sampai b =
1. Jika dilakukan matching, dengan type curve ini kita dapat menentukan qi, D, dan eksponen
decline b jika data produksi diketahui.
Telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa transisi dari periode transient dan
pseudosteady state secara praktis terjadi sesaat (instantaneous) sehingga seringkali sulit
menentukan jenis type curve yang harus digunakan jika type curve untuk kedua periode
tersebut dibuat terpisah. Oleh karena itu, akan lebih mudah jika digunakan satu grafik yang
menggabungkan kedua periode tersebut. Fetkovich telah membuat grafik semacam itu seperti
diperlihatkan oleh gambar berikut.
Untuk mendapatkan type curve yang lebih umum lagi yang menggunakan unit variables,
Fetkovich memasukkan kurva hiperbolik dan harmonik Arps seperti ditunjukkan oleh gambar
berikut. Penggunaan type curve yang lebih umum dapat digunakan untuk analisis laju
produksi vs. waktu yang menunjukkan decline periode transient dan depletion (pseudosteady
D = K qb (2)
dimana b umumnya berharga antara 0 dan 1, tapi dapat pula lebih besar dari 1 (Chierici,
1995).
Untuk sumur atau reservoir tertentu, K dan b tidak akan berubah sepanjang kondisi produksi
tidak berubah, seperti dijelaskan sebelumnya. Kecuali untuk kasus dimana b = 0, sehingga D
bervariasi sepanjang hidup reservoir sebagai pangkat laju produksi instantaneous.
(
1 −b −b
q − qi = Kt
b t
) (4)
Laju penurunan awal (initial decline rate), Di, pada t = 0 didefinisikan sebagai:
Di = K q i
b
Untuk b ≠ 0.
Untuk kasus dimana b = 0, maka Pers. (2) menjadi
D = K = konstant (6)
dan jika diintegrasikan Pers. (3) menjadi
qt t
1
− ∫ dq = ∫ Ddt
qq i0
q
ln i = Dt (7)
qt
atau
q t = q i e − Dt (8)
Pers. (8) dapat digunakan untuk menghitung laju produksi pada suatu waktu t untuk kasus-
kasus b ≠ 0 dan b = 0.
sehingga
qi − q t
Np = (9)
D
Untuk kasus b ≠ 0 dan b ≠ 1, kita dapatkan
t t
N p = ∫ q tdt = q i ∫ (1+ b D i t )
−1 / b
dt
0 0
=
qi
(b − 1) D
[(1+ b D t )
i
i
( b −1) / b
]
−1
qi⎡⎛ q ⎞ b −1 ⎤
Np = ⎢⎜ i ⎟ − 1⎥ (10)
(b − 1) D i ⎢⎜⎝ q t ⎟⎠ ⎥
⎣ ⎦
Terlihat bahwa, dalam hal b = 1, Pers. (10) tidak terdefinisi. Untuk itu kita kembali ke definis
Np dan kita gunakan Pers. (5) dengan b = 1, sehingga jika diintegrasikan kita peroleh:
t t
N p = ∫ q tdt = q i ∫ (1+ D i t ) dt
−1
0 0
qi
= ln(1 + D i t )
Di
Dan kembali gunakan Pers. (5) dengan b = 1, akan dihasilkan:
qi q
Np = ln i (11)
Di q t
Perlu dicatat bahwa dalam perhitungan produksi kumulatif qi adalah harga laju produksi
sekarang, dan qt adalah suatu harga laju produksi di masa yang akan datang, biasanya diambil
sebagai laju produksi minimum yang masih ekonomis.
Penentuan b dan Di (atau D). Secara historis, kita punya tiga jenis kurva penuruanan laju
produksi, yaitu:
(1) Eksponensial (persentasi penurunan laju produksi konstan), dicirikan oleh b = 0 dan D =
konstan,
1 1 Di
− = t b =1
q t qi qi
Persamaan-persamaan yang digunakan untuk perhitungan qt dan Np untuk ketiga jenis decline
ditunjukkan pada tabel berikut.
[(1+ b D t ) ]
N p (t)
Np =
qi
D
(
1 − e − Dt ) Np =
qi
(b − 1) D
i
( b −1) / b
−1 Np =
qi
Di
ln(1 + D i t )
i
N p (q )
⎡⎛ q ⎞ b −1 ⎤ qi q
qi − q t qi ⎢⎜ i ⎟ Np = ln i
Np = Np = − 1⎥ Di q t
D (b − 1) D i ⎢⎜⎝ q t ⎟⎠ ⎥
⎣ ⎦
10
qo x 10 6 (ST B/T ahun)
0
0 4 8 12 16 20 24 28
6
Np x 10 (ST B)
Penyelesaian:
(a) Harmonik, yaitu Np ∼ f(ln q)
Persamaan-persamaan yang digunakan:
qi
q
Np = ln i
Di q t
qi
Np = ln(1 + D i t )
Di
dimana Di = initial decline rate pada t = 0. Secara definisi D berubah terhadap waktu.
(b) D pada Np = 13.6x106 STB
dari grafik di atas terbaca:
qi = 5.1x106 STB/tahun pada Np = 4x106 STB
qt = 2.35x106 STB/tahun pada Np = 13.6x106 STB
Sehingga
qi
q
Np = ln i atau
Di q t
(c) Dengan menganggap D konstan seperti terhitung pada (b), maka remaining reserve
(artinya recoverable reserve, yaitu Np setelah pengamatan terakhir sampai dengan qecon)
1.35x 10 6
12.09 x 10 6 = ln (1 + 0.2905 t )
0.2905
atau t = 42.99 tahun.
Aplikasi Praktis. Jika kita menginginkan untuk melakukan peramalan produksi suatu
reservoir atau sumur, kita harus mempunyai data produksi yang cukup panjang. Selanjutnya,
kita harus yakin bahwa kondisi produksi tidak berubah selama periode produksi yang
bersangkutan sehingga hasil analisis rate decline dapat dipercaya. Di samping harus dicatat
pula bahwa hasil peramalan juga mengasumsi secara tidak langsung bahwa kondisi produksi
juga tidak berubah.
• •
qi •
q •
• Slope = Di
•
•
•
Waktu
Pengembangan Lanjut
Konsep dan metodologi perhitungan dalam melakukan analisis rate decline telah
dikembangkan untuk berbagai macam kondisi produksi. Perkembangan tersebut menjadi
semakin pesat sejak publikasi mengenai metode analisis decline curve menggunakan type
curve oleh Fetkovich pada 1980. Misalnya penggunaan type curve untuk analisis rate
decline untuk sumur-sumur yang mengalami stimulasi (acidizing dan/atau hydraulic
fracturing). Bahkan berbagai type curve untuk kondisi produksi yang lebih khusus juga telah
Dengan demikian, metode ini hanya memberikan hasil yang baik dan benar jika kondisi
produksi tidak terganggu selama periode produksi yang sedang dianalisis. Dalam hal ini,